bab 3

14
BAB 3 METODE STUDI KASUS Bab ini menjelaskan metode karya tulis ilmiah yang digunakan dalam pengambilan data maupun analisis data karya tulis ilmiah. Metode karya tulis ilmiah antara lain meliputi: rancangan karya tulis ilmiah, sumber data, lokasi dan waktu, etika, pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, analisis data serta keabsahan data. 3.1. Rancangan Studi Kasus Menurut Setiadi (2007: 301) yang dikutip dari Nursalam dan Siti Pariani (2001: 63), rancangan karya tulis ilmiah merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Rancangan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus. Studi kasus dilaksanakan dengan cara mempelajari suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri 36

Upload: valkyrie-cain

Post on 18-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 3

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3

BAB 3

METODE STUDI KASUS

Bab ini menjelaskan metode karya tulis ilmiah yang digunakan dalam

pengambilan data maupun analisis data karya tulis ilmiah. Metode karya tulis

ilmiah antara lain meliputi: rancangan karya tulis ilmiah, sumber data, lokasi dan

waktu, etika, pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, analisis data serta

keabsahan data.

1.1. Rancangan Studi Kasus

Menurut Setiadi (2007: 301) yang dikutip dari Nursalam dan Siti Pariani

(2001: 63), rancangan karya tulis ilmiah merupakan suatu strategi untuk mencapai

tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Rancangan yang digunakan

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus.

Studi kasus dilaksanakan dengan cara mempelajari suatu permasalahan

melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang menjadi masalah

tersebut secara mendalam dianalisa baik dari segi yang berhubungan dengan

kasusnya sendiri, faktor risiko, yang mempengaruhi, kejadian yang berhubungan

dengan kasus maupun tindakan dan reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan

atau pemaparan tertentu. Meskipun yang diteliti dalam kasus tersebut hanya

berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam (Setiadi, 2007:132).

Studi kasus ini dilakukan pada pasien dengan masalah pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman bebas dari rasa nyeri pada penderita Penyakit Jantung Koroner dengan

proses asuhan keperawatan.

36

Page 2: BAB 3

37

1.2. Sumber Data

Menurut Setiadi (2007), sumber data dalam studi kasus ini dapat diperoleh

dari data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data pada pengumpul data sedangkan sumber data sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.

Data primer yaitu, Data primer yaitu data pasien dengan Penyakit Jantung

Koroner dalam asuhan keperawatan di rumah sakit melalui pemeriksaan fisik dan

anamesa pasien. Data sekunder didapat dari keluarga pasien, dan perawat ruangan.

Data dari studi dokumentasi berupa dokumen yang relevan seperti, status pasien,

hasil pemeriksaan penunjang, serta dokumentasi kesehatan pasien. Subyek data

yang dipilih dalam studi kasus ini adalah individu yang memiliki karakteristik:

pasien penderita Penyakit Jantung Koroner yang baru rawat inap dengan nyeri

dada dengan skala nyeri sedang sampai berat (skala 4-8).

1.3. Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian dilakukan di RSUD Dr. Soedono Madiun. Waktu

penelitian studi kasus dimulai bulan Maret sampai Agustus 2014

1.4. Etika

Dalam melakukan studi kasus ini, penulis mendapatkan rekomendasi

dari Akper Dr. Soedono Madiun dan permintaan ijin ke Direktur RSUD Dr.

Soedono Madiun. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan studi

kasus dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

1) Informed Consent (lembar persetujuan menjadi informan)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada informan yang

akan di teliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul studi kasus dan

Page 3: BAB 3

38

manfaat studi kasus. Bila informan/klien menolak maka penulis tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak informan/klien. Selain itu, dapat

digunakan sebagai bukti bila pasien atau keluarganya menuntut penulis

bila terjadi hal yang tidak diinginkan pada pasien.

2) Anomity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas informan/klien, penulis tidak akan

mencantumkan nama informan, tetapi lembar tersebut diberikan kode

tertentu.

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi informan dijamin penulis, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil studi kasus.

1.5. Pengumpulan Data

1.5.1. Bahan/Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data perlu suatu metode pengumpulan data agar data

yang diperoleh mempunyai kualitas dan validitas yang cukup tinggi. Menurut

Arikunto (2010: 203), metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data. Sedangkan bahan/instrumen pengumpulan data adalah

alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah format pengkajian

asuhan keperawatan pada bagian pemeriksaan fisik. Bahan pengumpulan datanya

antara lain buku catatan, alat tulis, pengukuran pada pasien dengan alat misalnya

termometer (mengukur suhu), jam tangan (menghitung frekuensi napas dan

Page 4: BAB 3

39

denyut nadi), stethoscope (mendengarkan bunyi jantung atau suara napas),

penlight, manometer ( mengukur tekanan darah), EKG (melihat aktivitas elektrik

jantung), dan lain-lain. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan

dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

1) Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan responden. Pengumpulan data dengan teknik ini dapat digunakan

untuk memperoleh data yang bersifat fakta, misalnya umur, pekerjaan, dapat

pula digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat, dan pengalaman.

(Setiadi,2007:170). Dalam studi kasus ini wawancara yang digunakan adalah

wawancara terstruktur, yang dapat digunakan untuk menggali data subjektif

dari pasien, kepada perawat ruangan, dokter, keluarga dan orang lain yang

berhubungan langsung dengan pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan

nyeri pada pasien Penyakit Jantung Koroner.

2) Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan

pasien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan pasien. Observasi

yang dilakukan mencangkup aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual yang

meliputi kegiatan sight (kelainan fisik, perdarahan, ekspresi, dan lain-lain),

smell (feses, urin, obat-obatan), hearing (tekanan darah, batuk, denyut dan

ritme jantung), feeling (perasaan yang dirasakan oleh pasien (Nursalam,

2009). Dalam menggunakan metode observasi agar observasi menjadi efektif

penulis melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai

Page 5: BAB 3

40

instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau

tingkah laku yang digambarkan akan terjadi ( Arikunto, 2010:272).

3) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk

memperoleh data objektif dari pasien yang bertujuan menentukan status

kesehatn pasien dan mengidentifikasi masalah kesehatan (Nursalam, 2009).

Pendekatan pemeriksaan fisik dalam karya tulis ini menggunakan pemeriksaan

per sistem dengan menggunakan empat teknik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi yang digunakan untuk menenetukan diagnosa keperawatan

pada pasien, menegakkan diagnosa medis dari penyakit pasien, mengetahui

perkembangan keadaan pasien selama perawatan, serta untuk mengetahui ada

atau tidaknya komplikasi yang timbul selama perawatan.

4) Metode Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 240), studi dokumentasi merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin

tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumentasi. Instrumen yang

digunakan dalam studi dokumentasi antara lain dokumen rawat inap pasien

(status pasien), hasil EKG, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan

rontgen, dan pemeriksaan lain yang tersedia.

1.5.2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data menguraikan tentang proses pengumpulan

data mulai dari ijin sampai dengan data selesai diambil. Prosedur pengumpulan

data pada karya tulis ilmiah ini adalah

Page 6: BAB 3

41

1) Penyelesaian ijin dari:

a) Institusi pendidikan : Akadaemi Keperawatan Dr. Soedono Madiun

b) Lokasi penulisan :Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soedono

Madiun.

c) Informan : Pasien

2) Prosedur pengumpulan data dimulai dengan wawancara kepada pasien,

observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Alat-alat yang digunakan

dalam pengumpulan data adalah alat tulis, buku check list, alat pemeriksaan

fisik (nursing kit).

2.5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain

(Sugiyono, 2007).

1) Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara mendokumentasikan data hasil

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Keempat

data tersebut ditata dan disimpan dikomputer, flash disk dan CD (compact

disk) untuk menghindari kehilangan data.

2) Metode analisis data

Dalam penulisan analisis studi kasus yang merupakan jenis penelitian

kualitatif adalah proses mencari, menyusun dan menganalisa secara sistematis

Page 7: BAB 3

42

kesenjangan data antara teori dengan fakta yang diperoleh melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, maupun studi dokumentasi selama melakukan asuhan

keperawatan. Kesenjangan dapat dilakukan dengan cara membandingkan

antara teori dan fakta dalam suatu tabel dan kemudian diinterpretasikan secara

jelas sehingga mudah difahami temuannya dan dapat diinformasikan ke orang

lain (Sugiyono, 2007).

Tabel 3.1

Analisa Data

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Bebas dari Nyeri

Pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner

Karakteristik Nyeri Dada

Sebelum Tindakan

Karakteristik Nyeri Dada

Sesudah TindakanAnalisis

………………….. ……………………. ………………..

Dalam tabel analisa data, peneliti mendiskripsikan karakteristik

masalah sebelum dilakukan tindakan penatalaksanaan nyeri dada pada

Penyakit Jantung Koroner. Karakteristik ini didasarkan pada kasus yang

diambil di ruangan perawatan. Kemudian, setelah dilakukan tindakan

keperawatan, mengkaji kembali karakteristik masalah nyeri dada yang

dirasakan pasien. Dari data sebelum tindakan dan sesudah tindakan dapat

dianalisa dan dibandingkan dengan teori dalam penatalaksanaan masalah

untuk mengetahui adakah perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan,

dan apa faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, juga untuk menganalisa

adakah perbedaan antara teori dan fakta pada pasien, dan adakah persamaan

atau perbedaan, serta hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan

persamaan/perbedaan tersebut.

Page 8: BAB 3

43

2.6. Keabsahan Data

Keabsahan data pada karya tulis ilmiah didasarkan pada derajat

kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), kebergantungan

(Dependability) dan kepastian (Confirmability) (Moleong, 2004; Sugiyono, 2007).

1) Kepercayaan (Credibility)

Bermakna kebenaran atau kepercayaan hasil yang mengindikasikan

kenyataan yang sesungguhnya.

2) Keteralihan (Transferability)

Sejauh mana hasil penerapan suatu studi kasus pada suatu subyek studi

kasus dapat diterapkan pada subyek penulisan lain (Moleong, 2004). Artinya

apakah asuhan keperawatan yang dilaksanakan ini dapat diterapkan pada

pasien lain dengan fenomena keperawatan yang sesuai dan dapat dijadikan

sebagai perbandingan oleh penulis yang lain atau studi kasus lain yang sesuai.

3) Kebergantungan (Dependability)

Kesesuaian metode yang dipergunakan untuk menjawab pokok

permasalahan dan mencapai tujuan penulisan yang diinginkan (Sugiono,

2007)

4) Kepastian (Confirmability)

Mengandung makna bahwa sesuatu itu obyektif jika mendapatkan

persetujuan dari pihak-pihak lain terhadap pandangan, pendapat dan

penemuan seseorang. Kondisi ini dapat diperoleh melalui proses bimbingan

yang telah mencapai kesepakatan antara pembimbing I, II dan mahasiswa,

ujian proposal untuk mendapatkan kritikan dan masukkan. Prinsip ini juga

Page 9: BAB 3

44

dapat diperoleh melalui upaya validasi data pasien pada saat melakukan

asuhan keperawatan.