bab-3

4
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian. Serta pengujian dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember 3.2Bahan dan Alat Penelitin Bahan yang digunakan antara lain sabut kelapa, molase, urine sapi, air cucian beras, dan air. Alat yang digunakan antara lain Tangki reaktor, gelas ukur, timbangan, timba. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Preparasi alat dan Bahan Preparasi alat dan baham dilakukan dengan menyiapkan sabut kelapa sebanyak 25 kg. Sabut kelapa dibersihkan dulu dari tanah sebelum penimbangan. Sabut kelapa digunakan untuk menambah kandungan unsur hara Kalium. Menurut Hidayati,dkk (2011), kalium digunakan oleh mikroorganisme dalam bahan substrat sebagai katalisator, dengan kehadiran bakteri dan aktivitasnya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan kalium. Setelah itu disiapkan bahan-bahan lain sebagai

Upload: andi-kicau-mania

Post on 07-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tepung

TRANSCRIPT

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian. Serta pengujian dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember 3.2Bahan dan Alat Penelitin Bahan yang digunakan antara lain sabut kelapa, molase, urine sapi, air cucian beras, dan air. Alat yang digunakan antara lain Tangki reaktor, gelas ukur, timbangan, timba. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Preparasi alat dan BahanPreparasi alat dan baham dilakukan dengan menyiapkan sabut kelapa sebanyak 25 kg. Sabut kelapa dibersihkan dulu dari tanah sebelum penimbangan. Sabut kelapa digunakan untuk menambah kandungan unsur hara Kalium. Menurut Hidayati,dkk (2011), kalium digunakan oleh mikroorganisme dalam bahan substrat sebagai katalisator, dengan kehadiran bakteri dan aktivitasnya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kandungan kalium. Setelah itu disiapkan bahan-bahan lain sebagai bahan baku pupuk organik lengkap. Air cucian beras 500 ml, Larutan feses sapi 500 ml, dan molase 250 ml, dan air 20 L.3.2.2 Fermentasi anaerob sabut kelapaFermentasi dilakukan secara anaerob atau tertutup. Fermentasi dilakukan dengan memasukan sabut kelapa terlebih dahulu kedalam tanki reaktor berupa drum. Kemudian dimasukan bahan lain air cucian beras 500 ml, larutan feses sapi 500 ml, dan molase 250 ml, dan air 20 L. Setelah bahan sudah dimasukan semua tangki reaktor ditutup rapat dengan plastik dengan cara diikat melingkar. Lalu dibiarkan selama 14 hari sampai air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut kelapa.3.2.3 Pemanenan hasil fermentasi sabut kelapa berupa pupuk NPK cairPembuatan sabun cair dengan memanaskan minyak jelantah murni pada suhu 600c tekanan 1 atm kemudian ditambahkan KOH 40% didalam reaktor berpengaduk dengan suhu 700c maka akan terjadi reaksi saponifikasi, setelah reaksi selesai dimasukkan dalam seperator yang akan didapatkan gliserol dan sabun. Kemudian sabun dipompa ke tangki pencampuran dan ditambahkan EDTA 8%, gliserin 8%, ekstrak polifenol dari kulit kakao 10%, pewangi 2% dan pewarna 2%. Setelah tercampur secara homogen di masukan dalam botol packaging sabun cair. (Wijana. 2010) 3.4 Prosedur Analisa 3.4.1 Pengujian pH Pengujian pH dari sabun transparan dengan cara pengambilan sample sekitar 4 gram untuk dilarutkan dalam air dan pengukuran pH menggunakan pH digital agar mudah terbaca skala tingkat keasamannya. pH yang diharapakn dan bisa diklaim sesuai standart jika mencapai pH 9-10, sesuai SNI sabun mandi dari BSN. (Hernani.2010) 3.4.2 Uji Kefektifan polifenol sebagai pengganti Tryclosan Didalam pengujian keefektifan polifenol sebagai pengganti Tryclosan dengan menggunakan dua kali pengujian, yang pertama sebelum tangan di menggunakan sabun cair antiseptik dan setelah menggunakan sabun cair antiseptik. Pengujian dilakukan dengan mengusap / swab pada telapak tangan menggunakan kapas steril yang telah dibasahi dengan Nacl 0,9%. Swab kapas kemudian diusapkan pada media Nutrient Agar secara merata lalu diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Kemudian hitung jumlah koloni pada pengujian sebelum dan sesudah menggunakan sabun cair antiseptik, jika koloni semakin berkurang mengidikasikan bahwa polifenol dari kulit kakao mampu menjadi pengganti tryclosan. (Maksum. 2007) 3.4.3 Stabilitas Busa Timbang sample sebanyak 1 g, kemudian dimasukkan ke dalam tabung ulir. Tambahkan 9 ml aquades kedalamnya, kemudian kocok menggunakan vortex selama 1 menit. Hitung tinggi busa setelah pengocokan, diamkan selama 1 jam dan hitung tinggi busa akhir setelah didiamkan