bab 3
TRANSCRIPT
1
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI KEGIATAN
3.1 Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa
(PKMD) yaitu di Puskesmas kampung Harapan Distrik Sentani Timur
Kabupaten Jayapura.
3.2 Waktu Pelaksanaan
Sesuai kalender akademik tahun 2014/2015 D-III Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu- Ilmu kesehatan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura
(USTJ), maka pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Desa
(PKMD) Di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura
dilaksanakan pada tanggal 07 s/d 21 Oktober 2014, hari kedua sampai hari ke
dua belas merupakan pelaksanaan kegiatan.
3.3 Keadaan Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Disrrik Sentani Timur
Kabupaten Jayapura, jumlah laki-laki 4.007 jiwa, jumlah perempuan 3.870
jiwa, dan jumlah Kepala keluarga adalah 1.969 jiwa.
2
Tabel 3.3.1 Data Penduduk Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura
No NAMA
KAMPUNG
RW RT PENDUDUK JUMLAH
KKL P L + P
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NOLOKLA
NENDALI
ITAKIWA
ASEI BESAR
ASEI KECIL
PUAY
YOKIWA
5
3
3
2
4
2
2
10
6
9
2
7
4
4
1.577
623
735
200
823
225
278
1.586
526
567
180
1.055
299
214
3.163
1.149
1.302
380
1.920
524
492
805
247
246
92
349
112
118
JUMLAH 21 42 4.007 3.870 7.877 1.969
Sumber : Kantor Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura 2014
Tabel 3.3.2 Data Kunjungan dan Kasus Pasien di Puskesmas Harapan
Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura Tahun 2014
No Bulan Total Kunjungan (Jiwa)
1 Januari 659
2 Februari 894
3 Maret 942
4 April 746
5 Mei 857
6 Juni 851
7 Juli 875
8 Agustus 778
3
9 September 845
10 Oktober 170
Total 7617 Jiwa
Sumber : Puskesmas Harapan Tahun 2014
1.4 Masalah Kesehatan Penduduk
Berdasarkan kondisi lingkungan, kebersihan lingkungan Distrik
Sentani Timur Kabupaten Jayapura memiliki lingkungan yang bersih, tidak
terdapat sampah-sampah yang berserakan baik di permukaan tanah maupun
di lahan perkebunan.
Pada Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura penyakit yang
menjadi endemik yaitu penyakit Malaria, karena aktifitas penduduk dimulai
pada dini hari hingga sore hari. Malaria termasuk endemik karena mata
pencaharian masyarakat Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura adalah
bertani dan nelayan, sehingga sering kontak langsung dengan vektor nyamuk
pembawa malaria.
4
Tabel 3.3.3 Data 10 Besar Penyakit di Puskesmas Harapan
No PenyakitJenis Kelamin
∑Perempuan Laki-laki
1.
Infeksi Saluran
Pernapasan Akut
(ISPA)
1.463 1.237 2.700
2. Malaria Tropika 383 369 752
3.Penyakit Infeksi
Kulit 361 297 658
4.Penyakit Sistem Otot
& Jaringan 355 170 505
5. Penyakit Lain-lain 212 129 341
6. Gastritis (magh) 168 102 270
7. Diare 108 83 191
8. Malaria Tersiana 82 64 146
9.
Penyakit Pupa di
Jaringan Periatikal 59 42 101
10. Hipertensi 52 30 82
Sumber : Puskesmas Harapan Distrik Sentani Timur 2014
5
3.5 Kegiatan Pemeriksaan
3.5.1 Pemeriksaan DDR
a. Metode Pemeriksaan : Giemsa
b. Prinsip : Setetes darah dibuat sediaan darah tebal
dan diwarnai dengan larutan Giemsa 1:3.
Selama ± 5 menit dan dikeringkan
kemudian dilihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x menggunkan
minyak imersi.
c. Tujuan : Untuk mengetahui morfologi dari parasit
malaria
d. Instrumen Pemeriksaan :
1. Alat :
- Mikroskop
- Hair dryer
- Lancet
- Slide
- Pipet Tetes
- Jembatan Pengecatan
6
2. Bahan :
- Darah kapiler
- Kapas
- Tissue
- Alkohol 70%
3. Reagen :
- Giemsa
- Oil imersi
4. Prosedur Kerja
1. Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% dan
dibiarkan sesaat agar mengering.
2. Ditusuk dengan cepat menggunakan lancet steril sedalam ±2
µm.
3. Dihapus tetes darah pertama yang keluar dari ujung jari
dengan menggunakan tisu, lalu tetesan berikutnya diambil
dengan menggunakan objek gelas kemudian diratakan.
4. Dikeringkan sampel tersebut dengan mnggunakan hair dryer
5. Diwarnai sampel dengan menggunakan larutan giemsa
dengan perbandingan 3 : 1 ( 3 tetes giemsa ditambah 1ml
aquades ) dan dibiarkan selama 15 menit.
7
6. Dicuci sampel dengan cara dicelupkan kedalam air, sampel
bersih kemudian dikeringkan.
7. Diamati preparat dibawah mikroskop dengan menggunakan
pembesaran 100x dengan menggunakan oil imersi.
5. Interpretasi hasil malaria menurut WHO :
- : Tidak ditemukan parasit pada lapangan pandang
+ : 1-10 parasit per 100 lapangan pandang
++ : > 11 parasit per 100 lapangan pandang
+++ : 1-10 parasit per 1 lapangan pandang
++++ : > 11 parasit per 1 lapangan pandang
3.5.2. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
a. Metode: Ziehl-Neelsen
b. Prinsip : Basil tahan asam bila diwarnai dengan Carbol Fuchsin
sulit dihilangkan, warna merah tetap bertahan walaupun dicuci
dengan asam alkohol. Methylen Blue merupakan counter stai
(warna dasar).
c. Tujuan : Untuk mengidentifikasi ada tidaknya Bakteri Tahan Asam
(BTA) di dalam sampel.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Slide
b. Lampu bunsen
c. Lidi
8
d. Stopwatch
e. Pipet tetes
f. Rak pengecatan
g. Botol semprot
h. Mikroskop
i. Hairdayer
j. Tissue
k. Pot dahak
l. Korek api
m. Botol desinfektan
n. Rak pengering
o. Minyak imersi
p. Larutan desinfektan
d. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai Sampel
dahak/sputum untuk pemeriksaan BTA paru (TBC)
e. Reagen:
Reagen yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Zat warna Carbol Fuchsin 0,3%
b. Asam Alkohol 3%
c. Zat warna Methylen Blue 0,3%
9
f. Prosedur kerja
a. Disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan
digunakan.
b. Pembuatan sediaan BTA paru
1. Lampu bunsen dinyalakan, diletakkan dekat dengan pot
dahak .
2. Nomor identitas pasien (nomor sediaan dan waktu
pengumpulan dahak) dicatat/ditulis di kertas label
menggunakan bolpoin dan ditempel pada bagian ujung
kaca slide.
3. Dilalukan slide di atas nyala api agar slide bebas dari
lemak.
4. Dipilih bagian dahak yang purulen (kental) yang berwarna
kuning kehijauan dengan menggunakan lidi yang ujungnya
dipipihkan dan diletakkan di atas slide ± 1 µl-2 µl.
5. Sediaan diratakan dengan membuat spiral-spiral kecil
sewaktu apusan setengah kering dengan menggunakan lidi
lancip sehingga didapat sediaan leukosit lebih rata dan
area baca lebih homogen. Besar sediaan adalah 2 cm x 3
cm. Sediaan tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis.
6. Lidi yang telah digunakan dicelupkan ke dalam botol pasir
desinfektan.
10
7. Sediaan dikeringkan di udara, lalu difiksasi dengan cara
dilewatkan di atas api sebanyak 3 kali masing-masing 1
detik.
c. Pewarnaan
1. Sediaan diletakkan di atas rak dengan bagian apusan
menghadap ke atas.
2. Seluruh permukaan apusan digenangi dengan carbol
fuchsin.
3. Sediaan dipanasi dari bawah dengan menggunakan sulut
api hingga keluar uap, tidak sampai mendidih.
4. Didiamkan selama 5 menit. Waktu yang lebih lama juga
boleh.
5. Sediaan dibilas dengan hati-hati menggunakan air
mengalir.
6. Sediaan digenangi dengan asam alkohol hingga tidak
tampak warna merah Carbol Fuchsin. Setelah itu sediaan
dibilas lagi dengan air mengalir pelan.
7. Sediaan digenangi dengan Methylen Blue selama 10 – 20
detik. Khusus untuk sediaan MH, diperlukan waktu yang
lebih lama dalam pewarnaan methylen blue ini karena
ditinjau dari latar belakang dari sediaan yang lebih sulit
diwarnai.
8. Dibilas dengan air mengalir.
11
9. Sediaan dikeringkan di rak pengering atau dimasukkan ke
dalam hairdayer.
d. Pengamatan mikroskop
1. Periksa di bawah mikroskop dengan lensa obyek diputar
pada pembesaran 100x dan minyak imersi diteteskan di
atas sediaan.
2. Fokus disesuaikan dengan hati-hati sampai sel-sel terlihat
di bawah mikroskop.
3. Dicek dan dihitung jumlah BTA yang terlihat, minimal
dalam 100 lapangan pandang.
g. Interprestasi hasil:
BTA paru (Tuberculosis)Sesuai dengan IUATLD
(International Unit Against Tuberculosis and Lung Diseases)
dan WH
12
Tabel 3.3 Skala positif pemeriksaan TBC
Yang terlihat Yang dilaporkan
Tidak ditemukan BTA minimal
dalam 100 lapang pandang
BTA negative
1 – 9 BTA dalam 100 lapangan
pandang
+n (dituliskan jumlah BTA yang
ditemukan, misalnya +1, +2,
+3, ..., +9)
10 – 99 BTA dalam 100
lapangan pandang 1+
1 – 10 BTA dalam 1 lapangan
pandang, periksa minimal 50
lapang pandang
2+
Lebih dari 10 BTA dalam 1
lapangan pandang3+
13
3.5.2 Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS)
A. Prinsip Pemeriksaan Sediaan Basah
Sekret vagina atau eksudat dapat langsung diperiksa untuk
mengetahui ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis atau clue cells
dengan menggunakan sediaan basah saline (Stamm, 1988).
Sedangkan preparat KOH digunakan untuk melarutkan mukus dan
jaringan dari bahan pemeriksaan untuk mempermudah pemeriksaan
yeast atau elemen dari jamur/candida. Sebagai tambahan, bau amine
dapat diobservasi untuk pasien dengan bakterial vaginosis dan T.
vaginalis ketika sediaan ditetesi dengan KOH 10%. pH vagina lebih
dari 4.5 juga mengindikasikan adanya bakterial vaginosis dan T.
vaginalis.
1. Bahan Pemeriksaan
Sekret vagina atau bahan lainnya yang sesuai diambil dengan
kapas sengkelit. Jika kemudian kapas sengkelit tersebut
dimasukan kedalam 1 mL saline dalam sebuah tabung kecil, maka
saline tersebut dapat digunakan untuk sediaan basah saline dan
KOH. Untuk pemeriksaan pH vagina, oleskan kertas pH pada
dinding vagina atau duh tubuh vagina pada spekulum. Hindari
kontak dengan mukus di serviks karena memiliki pH tinggi.
2. Peralatan :
- Mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x
- Pipet tetes
14
- Cover glass (Kaca Penutup)
3. Reagen :
a. KOH 10 %
b. NaCl 0,9 %
c. Hipocloride 0.05%
4. Cara Kerja :
a. Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen
- Sediaan harus diterima bersama dengan formulir catatan
medisnya
- Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode di
catatan medis
- Sediaan berisi 2 hapusan
b. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9 % pada salah satu hapusan, aduk
dengan ujung kaca penutup (cover glass).
c. Tutup menggunakan kaca penutup dengan menempelkan
salah satu sisi kaca penutup pada sediaan dan menutupnya
secara perlahan.
d. Teteskan 1 tetes KOH 10 % pada hapusan yang lainnya,
cium ada tidaknya bau amis, aduk dengan kaca penutup
(cover glass) kemudian tutup dengan kaca penutup.
e. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah mikroskop
dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya
Trichomonas vaginalis dan Clue cell.
15
f.Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan lensa
objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya bentuk-bentuk
Kandida.
g. Masukan sediaan yang sudah diperiksa kedalam campuran
hipocloride 0.5% 8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan
medis dan buku register laboratorium IMS.
h. Berikan lembar catatan medis pada ruangan konseling dan
pengobatan
5. Cara Membaca Preparat Sediaan Basah dan Interpretasi hasil
a. Trichomonas hanya terlihat pada sediaan basah saline
(hancur dengan KOH). Berbentuk amoboid (umumnya oval),
lebih besar dari lekosit PMN dan dalam sediaan segar dapat
dikenali dari gerakannya yang menghentak-hentak. Diagnosa
ditegakkan dengan ditemukannya Trichomonas walaupun
hanya satu.
b. Beberapa Clue cells dan sedikit atau tidak adanya PMN
adalah indikasi bakterial vaginosis. Clue cells adalah sel
epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina
sehingga memberikan gambaran granular dengan batas sel
yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau kokus
yang kecil. Clue cells hanya terlihat pada sediaan basah
saline. Bakterial Vaginosis (BV) didiagnosis dari kriteria
berikut :
16
- DTV (Duh Tubuh Vagina)
- Clue Cells
- Odor/Whiff tes
- pH > 4.5
- BV Positif jika 3 dari 4 kriteria diatas positif.
c. Yeast mungkin tertutupi oleh epitel pada preparat saline
oleh karena itu penambahan KOH 10% sangat membantu
dalam menemukan pseudo hyphae dan yeast pada preparat
basah.
B. Pemeriksaan Sediaan Kering
1. Bahan Pemeriksaan
- Hapusan Uretral
Pasien sebaiknya tidak buang air kecil sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan
- Hapusan Servikal
Bersihkan serviks sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan untuk mengurangi jumlah bakteri vagina
dan sel pada sediaan
- Hapusan Rektal
Gunakan anuskopi untuk pengambilan bahan
pemeriksaan
17
2. Pewarnaan Gram
a. Pengertian dan pemeriksaan gram
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan yang paling
sering dilakukan dalam bakteriologi. Pewarnaan ini
dikategorikan sebagai differential stain dan berfungsi
untuk membedakan antara bakteri negatif Gram dan
positif Gram. Pada laboratorium sederhana klinik IMS,
pewarnaan Gram digunakan untuk membantu diagnosis
Gonore, Kandida, Uretritis Non Spesifik dengan
didasarkan atas jumlah lekosit PMN dan mikrobiologi
yang ditemukan dan Clue Cells untuk diagnosa
Bakterial Vaginosis(Stamm, 1988)
b. Reagen :
- Reagen Gram
- Minyak emersi dalam xylene
- Spirtus
c. Prosedur Kerja :
- Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen
Sediaan harus diterima bersama dengan formulir
catatan medisnya
Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode
di catatan medis
Sediaan berisi satu hapusan
18
- Keringkan sediaan diudara
- Fiksasi dengan melewatkannya diatas api sebanyak 7
kali
- Genangi/Tetesi sediaan dengan Kristal Violet selama
1 menit
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
- Genangi/Tetesi sediaan dengan Larutan Iodine selama
1 menit
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik
- Lakukan decolorisasi dengan meneteskan etanol
sampai warna biru hilang (Langkah ini sangat penting
dalam pewarnaan Gram)
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik 10.
Genangi/Tetesi sediaan dengan Safranin / Carbol
Fuchsin selama 1 menit
- Cuci dengan air mengalir selama 5 detik 12.
Keringkan sediaan
- Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan lensa
objektif 100x menggunakan minyak imersi untuk
melihat adanya lekosit PMN dan diplokokus
intraseluler.
- Periksa seluruh sediaan mulai dari sediaan tebal lalu
sediaan tipis.
19
- Setelah selesai melakukan pemeriksaan ambil
preparat letakkan diatas tissue halus dengan posisi
yang terkena minyak emersi menempel ditissue.
- Catat hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku
register laboratorium IMS.
3. Cara membaca sediaan kering dan interpretasi hasil
Membaca sediaan dengan pewarnaan Gram/Metilen blue :
- Hapusan Uretra (Pria)
Pasien sebaiknya tidak buang air kecil sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan
Hasil : PMN + bila ditemukan > 5 PMN/lpb
Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus
intrasel
- Hapusan Servikal
Bersihkan serviks sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan untuk mengurangi jumlah bakteri
vagina dan sel pada sediaan
Hasil : PMN + bila ditemukan > 30 PMN/lpb
Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus
intrasel
- Hapusan Rektal
Gunakan anuskopi untuk pengambilan bahan
pemeriksaan
20
Hasil : PMN + bila ditemukan > 5 PMN/lpb
Diplokokus + bila ditemukan >= 1 Diplokokus
intrasel
3.5.3 Pemeriksaan Golongan Darah
a. Metode Pemeriksaan : Aglutinasi
b. Prinsip : Setetes antisera dicampur dengan setetes
darah sehingga menimbulkan
terjadinya aglutinasi
c. Tujuan :Untuk mengetahui golongan darah
seseorang
d. Instrumen Pemeriksaan :
1. Alat
- Lancet
- Objek Glass
- Batang Pengaduk
2. Bahan
- Darah Kapiler
- Kapas Alkohol 70%
3. Reagen
- Anti-A
- Anti-B
- Anti-AB
21
4. Prosedur Kerja
1. Dibersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70%.
2. Ditusuk dengan cepat menggunakan lancet steril sedalam 2
µm.
3. Dihapus tetes darah pertama yang keluar menggunakan
tissue.
4. Diambil tetes darah berikutnya lalu dibuat 2 tetes darah pada
sebuah slide yang telah disiapkan.
5. Ditambahkan 1 tetes anti serum A pada tetesan darah
pertama, satu tetes anti serum B pada tetes.
6. Dicampur dengan baik masing-masing tetesan tadi dengan
menggunakan batang pengaduk.
7. Dibaca hasil golongan darah setelah 1 menit.