bab 3
TRANSCRIPT
III. METODE PELAKSANAAN
III.1 WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Universitas
Trunojoyo Madura, Laboratorium Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya selama
3 bulan April-Juni 2012.
III.2 ALAT DAN BAHAN
1. Pembuatan Tepung Uwi Ungu
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung adalah uwi ungu. Peralatan yang
digunakan meliputi oven, blender kering dan ayakan 80 mesh.
2. Pembuatan Roti Tawar
Bahan yang digunakan dalam pembuatan roti tawar adalah tepung terigu, tepung uwi
ungu, telur, shortening, susu, ragi, improver, gula, garam, dan CMC. Peralatan yang digunakan
meliputi oven, mixer, fermentor dan loyang.
III.3 TAHAPAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan yaitu: pembuatan tepung uwi
ungu, pembuatan roti tawar berdasarkan desain penelitian, pengujian roti tawar berdasarkan
parameter yang ditentukan yaitu sifat tekstural (hardneess, cohesiveness, springiness,
gumminess, chewiness), porositas dan volume roti. Untuk formula perbandingan dan desain
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
13
Tabel 3.1 Perbandingan Formula Desain Penelitian
No
Perbandingan tepung uwi ungu dan
CMC
FaktorTepung Uwi
(gram)CMC (gram)
1 1,414 100 52 1 75 43 0 50 34 -1 25 25 -1,414 0 1
Tabel 3.2 Desain Penelitian Yang Akan Dilaksanakan
Run
FaktorX1 X2 Tepung uwi
(gram)CMC (gram
)
Tepung terigu (gram)
1 -1 -1 25 2 752 -1 1 25 4 753 1 -1 75 2 254 1 1 75 4 255 0 0 50 3 506 0 0 50 3 507 0 0 50 3 508 0 0 50 3 509 0 0 50 3 5010 1,414 0 100 3 011 -1,414 0 0 3 10012 0 1,414 50 5 5013 0 -1,414 50 1 50
III.4 PARAMETER PENELITIAN
Parameter yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian tekstural
(hardness, cohesiveness, springiness, gumminess, chewiness), porositas dan volume roti. Tekstur
roti tawar diuji dengan metode yang mengacu pada penelitian Huang et al. (2010). Tekstur diuji
dengan Texture Profile Analysis (TPA) menggunakan texture analyzer (TA-XT), Stable Micro
System). Bahan uji diletakkan di piring metal datar kemudian di tekan dua kali hingga 70% tinggi
bahan menggunakan cylinder probe berdiameter 3 mm dengan kecepatan 2 mm/detik.
Berdasarkan kurva TPA, dapat ditentukan hardness, cohesiveness, springiness, gumminess, dan
14
chewiness). Untuk volume pengembangan roti dapat diukur dengan menggunakan metode biji
(seed volume displacement).
Untuk analisis tektural roti menggunakan modifikasi metode AACC 74-09 dengan cara
memotong roti dengan ketebalan 10 mm dan diletakkan dalam probe silindris dengan diameter
36 mm (P36), beban 5kg. Sedangkan untuk porositas pengujiannya dilakukan dengan
pengeringan roti pada suhu kamar selama 24 jam, lalu roti dipotong berbentuk kubus ukuran 4,5
x 4,5 x 4 cm (V1) dan dioven pada suhu 500C selama 12 jam. Roti yang telah kering ditimbang
(W1), lalu dihancurkan. Sampel rotinyang telah hancur lalu diayak dengan ayakan 100 mesh, dan
bagian yang melewati ayakan ditimbang (W2). Bagian yang lolos dari ayakan tersebut kemudian
dimasukkann dalam gelas ukur bervolume 20 cm2, lalu ditepuk-tepuk untuk memadatkan sampel.
Volume sampel dalam gelas ukur lalu dicatat (V2), kemudian dihitung dengan rumus :
Crumb density, ρc = W1/V1
Solid density, ρs =V2/W2
Porositas, ɛc = 1- ρc / ρs
15