bab 3

Upload: christison-grecson

Post on 06-Jul-2015

310 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah cara memecahkan masalah menurut metode keilmuan. Pada bab ini akan disajikan antara lain desain penliti, kerangka kerja, populasi, sampel, teknik sampling, identifikasi variabel, devesini operasional, pengumpulan data, keterbatasan dan etika penelitian.

3.1 Desain peneliti Desain peneliti adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian. ( Nursalam, 2002 : 136 ) Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan ( memaparkan ) peristiwa peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini. Deskriptif peristiwa dilakukan secara sistimatik dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan ( nursalam. 2003 : 85 ).

3.2 Kerangka kerja Kerangka kerja merupakan bagan terhadap rancangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan meliputi siapa yang akan diteliti (subyek penelitian) dan variabel yang akan diteliti.

27

28

Kerangka kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Papulasi target : Para penderita kusta di dinas sosial UPTD Liponsos babat jerawat Populasi Terjangkau : Penderita kusta yang memenuhi criteria inklusi: 40 orang 1) Para penderita kusta yang belum mengalami cacat 2) Bersedia menjadi responden 3) Usia Dewasa muda 18 25 tahun

Purposive sampling ` Besar Sampel 40 Diberikan surat persetujuan menjadi peserta responden

Pemberian kuesioner pengetahuan tentang pencegahan cacat kusta Editing Scoring Coding Tabulating Analisa Statistik deskriptif Proporsi Presentase Hasil Gambar 3.1 Kerangka Kerja Kesimpulan

29

3.3

Identifikasi Variabel Variabel adalah suatu perilaku atau karakteristik yang memberi nilai

beda terhadap suatu (benda, manusia).

3.4

Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek (Hidayat, 2003) Table 3.1 Defenisi Operasional Definisi operasional Tingkat Pengetahuan pengetahuan adalah para pemahaman penderita /segala sesuatu cacat kusta yang diketahui tentang oleh seseorang pencegahan tentang cacat kusta pencegahan cacat kusta Variabel Indikator Alat ukur Skala Ordinal Skore Skor jawaban benar Bila jawaban sesuai kunci = 1 Bila jawaban tidak sesuai kunci jawaban = 0 Penilaian: n = - 100 N Keterangan : n = jumlah nilai yang diperoleh oleh responden N= jumlah nilai maksimal yang diharapakan. Jawaban : 1) Baik, jika dapat menjawab benar 76 100 (Kode 2) 2) Cukup, jika menjawab benar 56 75 (Kode 1) 3) Kurang, jika dapat menjawab benar 0 55 (Kode 0)

Pencegahan Kuesioner pada 1. Cacat primer (1). Cacat pada fungsi saraf (2). Infiltrasi kuman pada kulit (3). Cacat pada jaringan 2. Cacat Sekunder (1). Derajat kusta (2). Pencegahan cacat pada kusta (3). Upaya pencegahan cacat kusta

30

3.5

Populasi, Sampel dan Sampling

3.5.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu: 3.5.1.1 Populasi Target Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target dalam penelitian adalah semua warga penderita kusta di dinas sosial UPTD Liponsos babat jerawat. Populasi target dalam penelitian ini adalah berjumlah 40 orang. 3.5.1.2 Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah suatu populasi yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua warga penderita kusta di wilayah dinas sosial UPTD Liponsos babat jerawat yang sudah memenuhi criteria inklusi sebagai berikut : 1) Para penderita yang belum mengalami cacat 2) Bersedia menjadi responden. 3). Usia 18 25 Tahun Dengan jumlah populasi 40 orang. 3.5.2 Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah semua penderita kusta dinas sosial UPTD Liponsos babat jerawat yang memenuhi kriteria inklusi.

31

3.5.3

Sampling

Sampling adalah proses penyeleksian porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling. Cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh, apabila mencari sampel pada orang yang dilakukan pemasangan katetr pertama kali, maka sampel yang dicari adalah sampel yang dipasang kateter pertama kali, bukan kedua, ketiga, dan seterusnya.

3.6

Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.6.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada suatu objek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2009). Data dikumpulkan dengan cara memberikan kuesioner kepada penderita kusta. 3.6.1.1 Proses Pengumpulan data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003:115 ). Setelah menadapatkan izin dari dinas sosial UPTD

Liponsos babat jerawat, peneliti mengadakan pendekatan pada penderita cacat kusta yang memenuhi kriteria inklusi untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden penelitian. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, setelah data terkumpul dilakukan editing (pengkajian dan meliti kembali data yang telah terkumpul) setelah itu dilakukan skoring, dengan menggunakan rumus

32

Keterangan : n = Jumlah skor yang diperoleh responden N = Jumlah skor yang diharapkan Selanjutnya hasil di atas dikelompokan ke dalam skor pengetahuan sebagai berikut : 1) Pengetahuan baik bila mampu menjawab benar 75 100 % ( kode 2 ) 2) Pengetahuan cukup bila mampu menjawab benar 65 74 % ( kode 1 ) 3) Pengetahuan kurang bila mampu menjawab benar 0 55 % (kode 0 ) Kemudian data dan tabulasi dengan analisis static diskripsi proporsi prosentase

Keterangan : x

: Angka kejadian tertentu

x + y : Jumlah kejadian seluruhnya K : konstanta.

3.6.1.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah suatu alat pengumpulan data untuk memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian

(Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini menggunakan angket berupa kuesioner. Jenis pertanyaan tertutup ya dan tidak untuk variabel dukungan keluarga dan kepatuhan. Peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2003). Menurut Notoatmodjo (2005) pertanyaan dibentuk dari 4 bagian yaitu: introduksi, pertanyaan pemanas, pertanyaan demografi, dan pertanyaan pokok. Dalam penelitian menggunakan 3 bagian saja yaitu introduksi yang dibuka dengan judul penelitian, dilanjutkan dengan kalimat pengantar yang menjelaskan kepada responden tentang maksud dan tujuan penelitian juga

33

tentang identitas responden (Notoatmodjo, 2005). Pertanyaan demografi yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan umur, status pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Pertanyaan pokok dimana sebab tujuan penelitian atau data data yang akan diperoleh akan tercakup di dalam pertanyaan-pertanyaan ini (Notoatmodjo, 2005). 3.6.1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian 1) Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 11 Mei 2011 tentang studi tingkat penderita cacat kusta tentang pencegahan cacat kusta 2) Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di dinas UPTD liponsos babat jerawat 3.6.2 Analisa Data Analisa data menjelaskan tentang metode statistik yang digunakan dalam menganalisis hasil penelitian (Hidayat, 2009). Dari hasil pengisisan kuesioner, data yang dikumpulkan kemudian dilakukan editing, scoring, coding, dan tabulating. 3.6.2.1 Editing Menurut Natzir (2003) editing adalah kerja memperbaiki data serta mengilangkan keraguan data. Editing merupakan upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Setelah pengumpulan data peneliti akan mengecek kelengkapan data dan memastikan pertanyaan telah terisi semua oleh responden.

34

3.6.2.2 Scoring Cara menghitung skore untuk dukungan sosial, pada setiap soal bila jawabannya sesuai kunci jawaban mendapat skore = 1, sedangkan bila jawaban tidak sesuai kunci jawaban mendapat skore = 0 (Nursalam, 2003). Sedangkan untuk scoring penderita kusta dalam pencegahan cacat kusta dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Bila sesuai kunci jawaban dinilai 1 dan bila tidak sesuai kunci jawaban dinilai 0. 3.6.2.3 Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data mengguanakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuata juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variable. 3.6.2.4 Tabulating Tabulating adalah memasukan data ke dalam table-tabel dan

mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori (Natzir, 2003): 3.6.2.5 Proporsi Presentasi Data di scoring, kemudian di tabulasi dan didata, dianalisa, dengan menggunakan proporsi presentase. Rumus proporsi :

35

Keterangan : p x : Proporsi : Angka kejadian tertentu

x+y : Jumlah kejadian seluruhnya 100 : Konstanta (Purwanto, 1994)

3.7 1)

Etika Penelitian Informed Consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden di

mana peneliti akan memberikan lembaran persetujuan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi sebelum penelitian dilakukan. Tujuannya adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian peneliti, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia harus menandatangani lembaran persetujuan, dan bila responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak klien. 2) Anonimity (Tanpa nama) Peneliti tidak memberi atau mencantumkan nama responden hanya menuliskan kode pada lembar penelitian yang akan disajikan. 3) Confedentialy (Kerahasiaan) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tetentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti.

36

DAFTAR PUSTAKA Alimul H, Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Departemen kesehatan Republik indonesia direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyakit dan penyehatan lingkunan (2007). Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta Dinas kesehatan. http://metrotvnews.com/read/news/2011/02/02/41438/ Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ( 2003 ) Kusta Jakarta: balai penerbit FKUI Hidayat, Aziz Alimun. (2003) Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmia. Jakarta:salemba medika Notoatmojo,Soekidjo.(2003). rineka cipta Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Notoatmojo, Soekidjo (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Nursalam, (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,Thesis dan Istrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam (2001) Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV infomedika Purwanto Heri 2000 Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keparawatan Jakarta: ECG

37

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN STUDI TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG CACAT KUSTA

Oleh: CHRISTISON GRECSON RAHANSAMAR NIM. 200801013 Saya mahasiswa DIII keperawatan STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya, akan melaksanakan penelitian dalam rangka memenuhi salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir program pendidikan keperawatan DIII keperawatan STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah mendapat gambaran tentang tingakat pengetahuan para penderita kusta tentang cacat kusta. Saya mengharapkan tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa di pengaruhi orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan di gunakan untuk pengembangan ilmu pendidikan dan tidak akan di pergunakan untuk maksud lain. Atas partisipasi saudara dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Tanggal

:

No. Responsi : Tanda tangan :

38

Lapiran 2 KUESIONER PENCEGAHAN CACAT KUSTA PADA PENDERITA KUSTA DI DINAS UPTD LIPOSNSOS BABAT JERAWAT Petunjuk pengisian : 1. bacalah baik-baik setiap pertanyaan yang pililah alternatif jawaban yang paling sesuai. 2. Berilah tanda cek () pada kolon yang disediakan yang di sediakan di sebelah kiri jawaban untuk setiap jawaban yang dipilih 3. Harap semua pertanyaan yang telah tersedia dijawab dengan jujur 4. Kolon kode sebelah kanan tidak perlu diisi DATA DEMOGRAFI 1. Jenis kelamin : Laki Perempuan 2. Berapa usia anda ? =_____Tahun 3. Apakah pendidikan terakhir saudara ? Tidak tamat SD SD SMP SMA Perguruan tinggi : :

39

4. Apa pekerjaan saudara ? PNS Swasta Wiraswasta Tidak bekerja

5. Informasi cacat kusta yang pernah didapat Puskesmas jerawat Di dinas UPTD liponsos babat

TV

Buku

40

KUESIONER PENDERITA KUSTA TENTANG CARA PENCEGAHAN KUSTA DI DINAS UPTD LIPONSOS BABAT JERAWAT

Jawablah dengan mengguanakan tanda cek () pada pilihan yang anda anggap tepat ! No 1. 2. 3. 4. Pertanyaan Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi. Cacat yang timbul pada kusta dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu kelompok cacat primer dan sekunder Pada kelompok cacat sekunder dan primer terjadi akibat kerusakan. Upaya pencegahan cacat primer yaitu 1. Pengobatan secara teratur dan adekuat 2. Mengetahui secara dini gejala serta diagnosa dini Upaya untuk mencegah cacat sekunder yaitu dengan 1. Perawatan diri sendiri 2. Latihan fisioterapi pada otot yng mengalami kelumpuhan untuk mencegah kontraktur Pada kelompok sekunder, kelumpuham motorik dapat menyebabkan kontrakur sehingga dapat mengakibatkan gangguan menggenggam Bola mata kering, kelumpuhan pada saraf menyebabkan kulit kering dan elastisitas berkurang. Semua tanda di atas termasuk kelompok sekunder Ada tiga tingkat kecacatan yaitu pada mata, tangan dan kaki Tujuan pencegahan cacat kusta adalah mencegah agar cacat yang terjadi jangan menjadi lebih berat Cacat kusta dapat dicegah dengan cara operasi Ya Tidak

5.

6

7

8 9 10

41

11

Untuk mencegah cacat kusta terjadi lebih berat perlu dilakukan 1) Menjaga dan melindungi tangan, kaki yang terkena cacat 2) Melindungi mata dari kerusakan dan menjaga penglihatan. Untuk penderita kusta yang kakinya pecah atau terbelah dianjurkan agar selalu memakai sepatu atau sandal untuk melindungi kaki. Untuk penderita yang kaki dengan luka tidak berair dianjurkan agar balut luka dengan kain bersih. cara membersihkan luka berair pada kaki yaitu dengan cara bilas dengan air bersih Untuk tangan kering dan pecah atau terbelah dilakuakan perawatan dengan merendam tangan dalam air setiap hari selama 20 menit serata olesi minyak atau hand body secara teratur Untuk mengetahui kecacatan pada mata yaitu dengan memeriksa,melindungi dan merawat mata. Memeriksa untuk melihat apakah ada kemerahan atau benda yang masuh ke mata Untuk mata dari cacat yaitu dengan Melindungi mata dengan cara memakai kacamata. Pencegahan cacat kusta dapat dicegah apabila perawatan serta penangannya dilakukan secara dini. Organ tubuh yang paling rawan mengalami cacat kusta adalah mata, kaki dan tangan

12

13 14 15

16 17 18 19 20

42

Lapiran 3 Lembaran jawaban

1. Ya 2. ya 3. Ya 4. Ya 5. ya 6. Ya 7. Ya 8. Ya 9. ya 10. Tidak 11. Ya 12. Ya 13. Ya 14. Tidak 15. Ya 16. Ya 17. Ya 18. Ya 19. Ya 20. Ya