bab 2 tinjauan literatur 2.1. kerangka konseptual …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125865-t...
TRANSCRIPT
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
2.1. Kerangka Konseptual
2.1.1 Pengertian Asuransi dan Asuransi Syariah
Salah satu perbedaan yang mendasar antara asuransi konvensional dengan asuransi
syariah adalah pada pengakuan pendapatan premi. Pada asuransi konvensional,
pendapatan premi merupakan milik perusahaan sedangkan pada asuransi syariah,
pendapatan premi yang dikenal dengan istilah kontribusi peserta, merupakan milik
dari seluruh peserta dan hanya dapat digunakan untuk keperluan para peserta apabila
terjadi musibah.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
yang dimaksud dengan asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pemegang polis/tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Jika melihat definisi di atas, menurut Firdaus (hal 17, 2005) ada tiga unsur yang
ada dalam asuransi, yaitu bahaya yang dipertanggungkan, premi pertanggungan dan
sejumlah uang ganti rugi pertanggungan. Menurut Iqbal (hal 4, 2006), asuransi
konvensional adalah sebuah mekanisme perpindahan resiko yang oleh suatu
organisasi dapat diubah dari tidak pasti menjadi pasti. Ketidakpastian mencakup
faktor-faktor antara lain apakah kerugian akan muncul, kapan terjadinya dan seberapa
besar dampaknya dan berapa kali kemungkinannya terjadi dalam setahun. Asuransi
memberikan peluang untuk menukar kerugian yang tidak pasti ini menjadi suatu
kerugian yang pasti yaitu premi asuransi. Perpindahan kerugian tidak pasti dengan
kerugian pasti dalam asuransi konvensional masuk dalam ruang lingkup gharar.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
15
Dalam asuransi syariah, praktek bisnis yang mengandung gharar tidak diperbolehkan,
karena asuransi syariah bertumpu pada konsep tolong menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaan serta perlindungan menjadikan semua peserta menjadi keluarga besar yang
saling menanggung satu sama lain. Sistem ini meniadakan tiga unsur yang
diharamkan dalam Islam, yaitu ketidakpastian (gharar),judi (maisir) dan riba.
Konsekuensi dari adanya gharar dalam suatu akad adalah tidak sahnya akad tersebut
secara hukum syariah, disamping itu akad yang mengandung gharar merupakan akad
yang diharamkan untuk dilakukan. Menurut Maulan (hal 9, 2009), dalam praktek
asuransi, gharar terjadi dalam empat hal, yaitu :
1. Gharar dalam wujud
Yaitu ketidakjelasan ada atau tidak adanya klaim / pertanggungan atau manfaat
yang akan diperoleh nasabah dari perusahaan asuransi. Karena keberadaan klaim /
pertanggungan tersebut terkait dengan ada atau tidaknya resiko. Jika resiko terjadi
maka, klaim didapatkan, dan jika resiko tidak terjadi maka klaim tidak akan
didapatkan. Hal ini seperti pada jual beli hewan dalam kandungan sebelum
induknya mengandung. Meskipun si induk memiliki kemungkinan mengandung.
2. Gharar dalam Husul (Merealisasikan / Memperoleh)
Yaitu ketidak jelasan dalam memperoleh klaim / pertanggungan, kendatipun
wujud atau keberadaan klaim tersebut bisa diperkirakan namun dalam
mendapatkannya terdapat ketidakjelasan. Seperti seorang peserta, ia tidak
mengetahui apakah bisa mendapatkan klaim atau tidak tergantung dari resiko
yang menimpanya. Hal ini seperti yang terdapat dalam jual beli ikan di laut.
Wujudnya ada, tetapi memperolehnya belum tentu bisa.
3. Gharar dalam Miqdar (jumlah pembayaran)
Yaitu ketidakjelasan dari jumlah, baik premi yang dibayar oleh nasabah, maupun
klaim yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Misalnya dalam asuransi
jiwa bisa jadi seseorang membayar 17 kali, namun tidak klaim sama sekali,
sedangkan nasabah lain, baru bayar sekali namun mendapatkan klaim 50 juta.
Demikian juga bagi perusahaan asuransi, dimana perusahaan asuransi juga tidak
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
16
tahu seberapa besar seorang nasabah membayar premi dan seberapa ia akan
menerima klaim.
4. Gharar dalam Ajal (Waktu)
Yaitu ketidakjelasan seberapa lama nasabah membayar premi. Karena bisa jadi
seoramg nasabah baru satu kali membayar premi kemudian mendapat klaim, bisa
juga terjadi seorang nasabah belasan kali membayar premi namun tidak
memperoleh apapun dari pembayarannya tersebut. Bahkan dalam asuransi jiwa
(kematian), klaim sangat tergantung dengan ajal. Dan ajal hanya Allah SWT saja
yang mengetahuinya.
Sedangkan praktek maisir dalam asuransi adalah dari sisi nasabah , nasabah wajib
membayar premi kepada pihak asuransi. Sementara pihak asuransi belum tentu
memberikan klaim kepada nasabah tersebut, karena klaim sangat tergantung dengan
resiko yang terjadi. Sedangkan resiko ada kemungkinan terjadi dan kemungkinan
tidak terjadi. Sehingga dalam asuransi terjadi adanya keharusan/ kepastian membayar
premi untuk klaim yang belum tentu terjadi. Jika resiko terjadi, maka klaim
dibayarkan namun jika tidak ada resiko maka klaim tidak dibayarkan. Demikian juga
dari sisi perusahaan, dimana perusahaan memiliki kewajiban membayar klaim
sebagai kompensasi jika resiko terjadi pada nasabahnya. Sementara resiko sifatnya
tidak pasti, bisa terjadi bisa juga tidak terjadi. Sehingga perusahaan bisa untung besar
nasabah yang klaim jumlahnya sedikit, namun bisa juga perusahaan rugi besar
apabila banyak nasabah yang klaim. Dan penyebab adanya klaim adalah sesuatu yang
tidak pasti, yaitu resiko. Sebagaimana gharar, maisir juga memiliki dampak hukum
dalam transaksi yang dilakukan yaitu haramnya transaksi tersebut dan tidak sahnya
transaksi yang dilakukan. Dampak hukum ini berdasarkan firman Allah SWT surat
Al Maidah ayat 90, .
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
17
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
Menurut Sula (hal 145, 2004) Dari sisi riba, praktek asuransi yang mengandung unsur
riba :
1. Adanya pertukaran antara uang dengan uang dengan jumlah yang tidak sama,
yaitu di satu sisi premi yang dibayarkan oleh nasabah dan di sisi lain, klaim
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Jumlah premi yang dibayarkan
pun tidak sama dengan jumlah premi yang diterima, sehingga dalam hal ini
terjadilah pertukaran uang dengan uang (barang sejenis) dengan jumlah yang
tidak sama (riba fadhl).
2. Serah terima uangnya pun antara premi yang dibayarkan dengan klaim yang
yang diterima tidak dalam waktu yang bersamaan melainkan setelah waktu
tertentu, sementara pertukaran barang sejenis dengan waktu yang tidak
bersamaan adalah masuk dalam kategori riba nasi’ah.
3. Investasi dari dana yang terkumpul yang bersumber dari pembayaran pemi
peserta diinvestasikan pada tempat-tempat yang ribawi.
Dalam istilah arab, asuransi dikenal dengan beberapa padanan yaitu takaful,
ta’miin dan tadhamun. Ketiga istilah tersebut mengandung makna saling
menanggung,saling melindungi dan saling menolong. Kemudian Dewan Syariah
Nasional – MUI menetapkan pengertian asuransi syariah (ta’miin,takaful dan
tadhamun ) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang/pihak melalui dana investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan syariah.
DSN-MUI sebagai lembaga yang berfungsi mendorong penerapan ajaran Islam
dalam kehidupan ekonomi dan berperan secara pro aktif dalam menanggapi
perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis dalam bidang ekonomi dan
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
18
keuangan telah mengeluarkan beberapa fatwa yang mengatur tentang perasuransian
syariah, yaitu :
1. Fatwa DSN nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
2. Fatwa DSN nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah
Musyarakah Pada Asuransi Syariah.
3. Fatwa DSN nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada
Asuransi dan Reasuransi Syariah.
4. Fatwa DSN nomor 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru Pada Asuransi
dan Reasuransi Syariah
Ke empat fatwa inilah yang dijadikan acuan bagi perusahaan asuransi syariah
menjalankan roda operasional perusahaan. Adapun prinsip yang menjadi landasan
dasar asuransi syariah adalah sebagai berikut :
Landasan Pertama :
Perintah Allah untuk saling menolong dan bekerja sama, yaitu tolong menolong
dalam kebaikan seperti tercantum dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 2, yang
berbunyi sebagai berikut :
”... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.
Ayat ini memuat perintah tolong menolong antar sesama manusia. Dalam
asuransi, nilai ini terlihat dalam praktek keridhan peserta perusahaan asuransi untuk
menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana tabarru. Dana tabarru ini
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
19
berbentuk rekening tabarru dan difungsikan untuk menolong sesama peserta yang
mengalami musibah.
Landasan Kedua :
Perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan, terdapat pada Firman Allah SWT.
QS. Al-Hasyr : 18 dan QS. Yusuf : 46 - 49 .
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. ( QS. Al-Hasyr:18)
dan firman Allah SWT QS. Yusuf : 46 — 49 :
46. (setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf Dia berseru): "Yusuf, Hai orang
yang Amat dipercaya, Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina
yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan
tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali
kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya."
47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana
biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit
untuk kamu makan.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
20
48. kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali
sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
49. kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan
(dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."
Ayat di atas memberikan pelajaran berharga bagi manusia pada saat ini yang
secara ekonomi dituntut agar mengadakan persiapan secara matang menghadapi
masa-masa sulit jikalau menimpanya di masa yang akan datang. Dalam praktik
asuransi adalah dengan melakukan pembayaran premi maka berarti secara tidak
langsung mengamalkan perilaku proteksi tersebut seperti yang telah oleh nabi Yusuf.
Landasan Ketiga
Perintah Allah untuk mempersiapkan masa depan (kesejahteraan) keturunan manusia.
Firman Allah SWT QS. Annisa : 9
dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
Landasan Keempat
Hadist tentang anjuran meninggalkan ahli waris yang kaya.
Hadits Riwayat Imam Bukhari :
Dan Sa'd bin Abi Waqas ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "...
Sesungguhnya engkau jika meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan kaya
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
21
(berkecukupan) adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka
dalam kondisi miskin meminta-minta pada manusia. Dan sesungguhnya tidaklah
engkau memberikan nafkah kepada keluargamu dengan tujuan
mengharap kendhaan Allah SWT, melainkan akan Allah berikan
pahala atasnya, bahkan suapan yang engkau suapkan ke mulut istrimu..."
(HR. Bukhari)
Rasulullah SAW sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di
masa datang dengan cara mempersiapkan sejak dini bekal yang diperlukan
untuk kehidupan dan keturunan (ahli waris) nya di masa mendatang.
Meninggalkan keluarga yangberkecukupan secara materi sangatlah baik
daripada meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar yang harus meminta-
minta kepada orang lain. Dalam pelaksanaan operasional asuransi dengan
membayar kontribusi yang digunakan sebagai tabungan dan dapat
dikembalikan kepada ahli warisnya jika pada suatu saat terjadi peristiwa yang
merugikan atau
Landasan Kelima
Hadist tentang anjuran menghilangkan kesulitan seseorang.
Hadits Riwayat Imam Muslim :
Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah-SAW bersabda, "Barang siapa
yang membantu menghilangkan kesulitan dunia seorang muslim, maka Allah akan
menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat. Dan barang
siapa yang memudahkan urusan seorang muslim, maka Allah akan memudahkan
urusannya pada hari kiamat.(HR. Muslim)
Dalam hadist tersebut tersirat adanya anjuran untuk saling membantu antara
sesama manusia dengan menghilangkan kesulitan seseorang atau mempermudah
urusan duniawinya, nisscaya Allah SWT akan mempermudah segala urusan
dunia dan akhirat. Dalam perusahaan asuransi, kandungan hadist tersebut terlihat
dalam bentuk pembayaran kontribusi yang mengandung dana tabarru yang sejak
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
22
awal diikhlaskan dananya untuk kepentingan membantu dan mempermudah
urusan saudaranya yang mendapat musibah
Landasan Keenam
Hadist tentang perjanjian
Hadits riwayat Turmudzi dan Abu Daud : Dari Amru bin Auf Al-Nuzani ra
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, " Kaum muslimin itu terikat dengan syarat
yang mereka sepakati, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram." (HR. Turmudzi)
Hadist ini menjelaskan tentang prinsip umum dalam melakukan transaksi atau akad.
Dalam asuransi, akad yang disepakati antara peserta asuransi dengan pengelola
(perusahaan asuransi) harus berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan bersama. Jika
syarat-syarat tersebut telah disepakati maka kedua belah pihak terikat dalam satu
ikatan yang harus dipenuhi bersama.
Landasan Ketujuh
Hadist yang mendasari prinsip saling menanggung,saling melindungi dan saling
menolong antar muslim salah satu nya adalah Hadits Riwayat Imam Muslim :
Dari Nu'man bin Basyir-ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta, kasih sayang dan
kelemah lembutan diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Jika salah satu
anggota tubuh ada yang sakit, maka anggota tubuh lainnya juga turut
merasakannya, (seperti) ketika tidak bisa tidur dan demam." (HR. Muslim)
Landasan Kedelapan
Hadist tentang menghindari resiko.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bertanya seorang kepada Rasulullah
SAW,tentang (untanya) : “Apa (unta) ini saya ikat saja atau langsung saya
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
23
bertawakal pada Allah ? “bersabda Rasulullah:”pertama ikatlah unta itu kemudian
bertaqwalah kepada Allah SWT.”(HR. Turmudzi).
Hadist di atas mengandung nilai implisit agar selalu menghindar dari resiko
yangmembawa kerugian baik itu kerugian materi maupun berkaitan langsung
dengan diri manusia. Praktek asuransi adalah bisnis yang bertumpu pada
bagaimana mengelola resiko agar dapat diminimalisasi pada tingkat serendah
mungkin. Resiko kerugian akan terasa ringan jika ditanggung secara bersama-
sama oleh seluruh perserta asuransi dan sebaliknya jika resiko tersebut hanya
ditanggung oleh pemiliknya, maka akan terasa berat bagi pemilik resiko tersebut
Landasan kesembilan
Kaidah Ushuliyah
“Hukum asal dalam muamalat adalah mubah,kecuali jika ada dalil yang
mengharamkannya”.
Landasan Kesepuluh
Fatwa Majma' AI-Filth Ad-Dauly, No 9 (2/9) Tentang "bolehnya" asuransi ta'awuni
Bahwasanya akad alternatif yang menjunjung tinggi dasar-dasar muamalat dalam
Islam adalah akad asuransi ta'awuni yang dibangun atas pondasi tabarru (derma)
dengan prinsip saling tolong menolong.
2.1.2 Konsep Tabarru dalam Asuransi Syariah
Tabarru berasal dari kata tabarra’a- yatabarru’u– tabarru’an artinya sumbangan,
hibah, dana kebajikan, atau derma. Jumhur ulama mendefinisikan tabarru’ dengan
akad yang mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang dilakukan
seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara sukarela. Niat tabarru’ dana
kebajikan dalam asuransi syariah adalah alternatif yang sah yang dibenarkan oleh
syara’ dalam melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah SWT.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
24
Dalam al-Quran kata tabarru’ tidak ditemukan. Akan tetapi tabarru’ dalam arti dana
kebajikan barasal dari kata al-birr ‘kebajikan’ dapat ditemukan dalam Al-Qur’an.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan.
Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan
pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta, serta (memerdekakan) hamba
sahaya” (al_Baqarah:177).
Menurut Sula (hal 35, 2004), Dalam kontek akad asuransi syariah, tabarru’
bermaksud memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk saling membantu
diantara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila diantaranya mendapat
musibah. Dana klaim yang diberikan diambil dari rekening dana tabarru’ yang sudah
diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syariah, untuk
kepentingan dana kebajikan atau dana tolong menolong. Karena itu dalam akad
tabarru’ pihak yang memberi dengan ikhlas memberikan sesuatu tanpa ada keinginan
untuk menerima apapun dari orang yang menerima, kecuali kebaikan dari dari Allah
SWT. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan
kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Dalam akad
tabarru’ ‘hibah’, peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong
peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan prusahaan hanya bertindak sebagai
pengelola.
Sumanto, et al (hal 71, 2009) Dana tabarru hanya boleh digunakan untuk segala
hal yang berkaitan dengan kepentingan peserta seperti klaim, cadangan tabarru dan
reasuransi syariah. Sebaliknya dana tijari (dana pengelola) boleh dialokasikan untuk
dana tabarru jika perusahaan mengikhlaskannya untuk tabarru nasabah.Dana tabarru
adalah dana milik peserta yang dibayarkan oleh peserta melalui kontribusi. Dana ini
khusus diperuntukan bagi peserta yang mendapat musibah sehingga disimpan dalam
akun secara khusus. Ketika diinvestasikan, hasil investasinya pun masuk kembali
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
25
akan masuk kembali ke akun tabarru kemudian apabila terdapat surplus tabbaru
(yaitu apabila total dana tabarru yang terkumpul lebih besar dari total dana klaim dan
biaya yang dibebankan atas dana tersebut dalam satu periode) surplus tersebut dapat
dibagikan dengan cara sebagian dikembalikan kepada peserta,sebagian dicadangkan
dalam cadangan tabarru dan sebagian lainnya dialokasikan untuk perusahaan asuransi
(pengelola), pembagian surplus seperti ini mengikuti Fatwa DSN nomor 53/DSN-
MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.
2.1.3 Konsep Wakalah bil Ujrah
Ditinjau dari segi bahasa, wakalah (perwakilan) berarti memelihara, menjaga,
menjamin,menyerahkan dan mengganti. Menurut Rahmadji et al (hal 90 ,2009), dari
segi istilah wakalah adalah sebagai berikut :
a. Penyerahan dari seseorang kepada orang lain untuk megerjakan sesuatu.
Perwakilan berlaku selama yangmewakilkanmasih hidup.
b. Akad penyerahan kekuasaan, dalam akad tersebut seseorang menunjuk orang lain
sebagai gantinya untuk bertindak.
Akad wakalah merupakan akad yang memiliki dasar hukum, baik dari Al Quran
maupun AS-Sunnah, diantaranya sebagi berikut :
1. Firman Allah dalam surat Al- Kahfi ayat 19
“ …. Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini.” (QS Al Kahfi (18):19)
2. Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 35
“…. Maka kirimlah seorang utusan dari keluarga laki-laki dan utusan dari
keluarga wanita….” (QS An-NIsa (4):35
3. Rasulullah bersabda : Dari Jabir ra berkata, aku keluar hendak ke Khaibar, lalu
aku datang kepada Rasulullah SAW, kemudian bersabda,” Bila engkau datang
pada wakilku di Khaibar, maka ambillah darinya 15 wasaq.(HR Abu Daud).
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
26
Menurut Alshodiq et al. (hal 64, 2005), terdapat rukun dalam akad wakalah yang
apabila salah satu dari rukun tersebut tidak ada, akad wakalah dapat menjadi batal .
Adapun rukun akad wakalah adalah sebagai berikut :
1. Muwakil atau yang mewakilkan
Yaitu seseorang atau badan hukum yangmemberikan hak perwakilan kepada
pihak lain, untuk melakukan suatu urusan/pekerjaan tertentu. Dalam asuransi
syariah, muwakil adalah peserta asuransi yang mewakilkan kepada perusahaan
asuransi syariah untuk mengelola kontribusinya.
2. Wakil
Yaitu seseorang atau badan hukum yang menerima hak perwakilan dari muwakil
(yang mewakilkan) untuk melakukan sustu urusan/pekerjaan tertentu. Dalam
asuransi syariah, perusahaan asuransi bertindak atas nama wakil peserta.
3. Muwakkal Fiih atau sesuatu yang diwakilkan
Yaitu sesuatu yang diwakilkan untuk dikerjakan, baik berupa urusan atau
pekerjaan tertentu seperti membelikan barang dan mengerjakab proyek tertentu.
Dalam asuransi syariah, yang diwakilkan adalah pengelolaan tabarru apabila
terjadi suatu musibah atau resiko.
4. Shigat atau lafadz mewakilkan
Yaitu lafadz yang menunjukan adanya perwakilan, dari muwakil
(yangmewakilkan) kepada wakil. Shigat ini seperti ijab qabul dalam jual beli.
2.1.4 Jenis-Jenis Wakalah
Menurut Sumanto et al.(hal 93, 2005), akad wakalah memiliki beberapa jenis yaitu :
Jenis Pertama : Wakalah Ammah dan Wakalah Khasah
Wakalah Ammah adalah mewakilkan suatu urusan secara umum
selama tidak bertentangan dengan syariat sedangkan wakalah khasah
adalah mewakilkan suatu urusan secara khusus hanya pada urusan
yangdiwakilkan.
Jenis Kedua : Wakalah Mutlaqah dan Wakalah Muqayyadah
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
27
Wakalah Mutlaqah adalah wakalah yang tidak terikat dengan ikatan
waktu, ikatan tempat atau ikatan-ikatan lainnya sedangkan wakalah
muqayyadah adalah wakalah yang terikat dengan ikatan waktu, ikatan
tempat atau ikatan-ikatan lainnya.
Jenis Ketiga : Wakalah bil Ujrah dan Wakalah bidunil Ujrah
Wakalah bil ujrah adalah mewakilkan untuk mengerjakan sesuatu
dengan memberikan ujrah (fee) kepada wakil yangmengerjakannya,
wakil harus melaksanakan tugasnya dengan baik, dan tidak boleh
membatalkan sepihak. Perusahaan asuransi syariah dalam
menjalankan usahanya, umumnya menggunakan akad wakalah bil
ujrah. Sedangkan wakalah bidunil ujrah adalah mewakilkana untuk
mengerjakan sesuatu tanpa dengan sukarela tanpa memberikan ujrah
tertentu kepada wakil. Wakil boleh melepaskan diri dari tugas secara
sepihak.
2.1.5 Penerapan Akad Wakalah bil Ujroh Pada Asuransi Kerugian Syariah
Akad wakalah bil ujroh merupakan pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan
asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujroh (fee). Alur akad
wakalah bil ujroh pada perusahaan asuransi syariah dimulai dari kontribusi peserta .
Kontribusi peserta yang diterima langsung dipisahkan antara dana tabarru dan dana
pengelola yang berasal dari ujroh. Total dana tabarru yang terkumpul digunakan
untuk tujuan kebaikan tolong menolong antar peserta dan juga diinvestasikan pada
instrumen investasi yang berbasis syariah. Dalam praktiknya, dana tabarru digunakan
untuk biaya klaim, biaya reasuransi dan cadangan yang dipersyaratkan sesuai
ketentuan yang berlaku. Gambar 2.1 adalah skema dari akad wakalah bil ujrah yang
diterapkan di PT Asuransi Takaful Umum seperti di bawah ini :
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
28
Gambar 2.1 Penerapam Akad Wakalah Bil Ujrah
Penerapan Akad Wakalah Bil Ujrah
UJRAH
TABARRU’
KONTRIBUSI
PESERTA
HASIL
INVTS
Total Dana
Tabarru’ Peserta
Total Dana
Tabarru’ + Hasil
Investasi+
Surplus Tabarru’
Reas
BebanTabarru’:
Reas, Klaim,
Cadangan
…%Operator
…%Cad Tabr
INVESTASI
PT ATU (Dana Pemegang Saham)
Ujrah Bagi Hasil Surplus TabarruT
Pendapatan Perusahaan
+ +Beban Operasional
Keuntungan PT. ABC
QardhHasan
JikaDefisit
Tabarru’
JikaSurplusTabarru’
1 2 3
4 5
6 7 8 10
Surplus/ DefisitTabarru’
9
…%Peserta
sumber : PT ATU
Sumber pendapatan dari pengelola selain berasal dari ujrah juga dapat berasal dari
pendapatan pengelolaan portofolio investasi dana peserta, pendapatan pembagian
surplus underwriting dan pendapatan investasi. Apabila terjadi defisit tabarru atas
dana tabarru maka pengelola (perusahaan asuransi) wajib menanggulangi
kekurangan tersebut dalam bentuk Qardh. Jika mengalami surplus underwriting atas
dana tabarru , maka Fatwa DSN nomor 53/DSN- MUI/III/2006 tentang Akad
Tabarru Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah memberika peluang bagi pengelola
untuk memilih beberapa alternatif yaitu :
a. Diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru.
b. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainnya
kepada peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen resiko.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
29
c. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian
lainnya kepada perusahaan asuransi dan reasuransi dan para peserta sepanjang
disepakati oleh para peserta.
Pilihan atas alternatif tersebut harus disetujui dahulu oleh peserta. Dalam praktiknya,
pilihan tersebut akan terlihat di ikhtisar polis yang mencatumkan hal tersebut secara
detail. Jika mengacu pada PSAK 108, maka akan terlihat pada Laporan Surplus
Defisit Undewriting Dana Tabarru dan Laporan Laba Rugi Perusahaan.
2.1.6 Akuntansi Syariah
Secara normatif, masyarakat muslim mempraktikkan akuntansi berdasarkan pada
perintah Allah dalam surat Al Baqarah ayat 282
“ Wahai orang-orang yang beriman, Apabila kamu melakukan utang piutang untuk
waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar, ……..”(QS 2:282) . Menurut
Triyuwono (hal 19, 2006), perintah ini sesungguhnya bersifat universal dalam arti
bahwa praktik pencatatan harus dilakukan dengan benar atas transaksi yang
dilakukan seseorang dengan orang lain. Substansi dari perintah ini adalah praktik
pencatatan harus dilakukan dengan benar, adil dan jujur. Menurut Nurhayati (hal 2,
2008), akuntansi syariah adalah proses akuntansi atas transaksi – transaksi yang
sesuia dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Akuntansi syariah
diperlukan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan sesuai syariah, karena tidak
mungkin dapat menerapkan akuntansi yang sesuai dengan syariah jika transaksi
yang dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai syariah. Asas transaksi
syariah berasaskan pada prinsip :
a. Persaudaraan (ukhuwah)
b. Keadilan (‘adalah)
c. Kemaslahatan
d. Keseimbangan
e. Universalisme
Sedangkan implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi
syariah harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
30
a. Transaksi dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
b. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang obyeknya halal dan baik
c. Uang berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
d. Tidak mengandung unsur riba
e. Tidak mengandung unsur maysir
f. Tidak mengandung unsur gharar
g. Tidak mengandung unsur haram
h. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang
i. Transaksi dilakukan berdasarkan sustu perjanjian yang jelas dan benar serta
untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak
diperkenankan menggunakan standar ganda untuk satu akad serta tidak
menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan dalam satu akad.
j. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan maupun rekayasa
penawaran
k. Tidak mengandung unsur kolusi.
2.1.7 Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 108
Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah,
dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi , disamping itu tujuan lainnya adalah :
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah serta informasi asset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila
ada dan bagaimana perolehannya dan penggunaannya.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
31
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yanglayak dan
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana syrkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,infak,
sedekah dan wakaf.
PSAK 108 merupakan PSAK yang mengatur akuntansi transaksi asuransi syariah.
Penyusunan PSAK ini diperlukan untuk mendukung transaksi asuransi syariah
oleh entitas syariah yang semakin kompleks dan diterapkan untuk transaksi yang
dilakukan oleh entitas asuransi syariah sedangkan yang dimaksud dengan entitas
asuransi syariah meliputi :
1. Asuransi umum syariah
2. Asuransi jiwa syariah
3. Reasuransi syariah
4. Unit Usaha Syariah dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional
Pengertian umum asuransi syariah menurut PSAK 108 adalah sistem menyeluruh
yang pesertanya mendonasikan sebagaian atau seluruh kontribusinya yang
digunakan untuk membayar klaim atas kerugian sebagian peserta yang lain. Donasi
tersebut merupakan donasi bersyarat yang harus dipertanggungjawabkan oleh entitas
asuransi syariah. Peranan entitas asuransi syariah dibatasi hanya mengelola operasi
asuransi dan menginvestasikan dana peserta,
Akad yang digunakan adalah akad tabarru di antara para peserta dan akad tijari
digunakan antara peserta dengan entitas asuransi syariah. Dana tabarru dibentuk dari
akumulasi surplus underwriting yang nerupakan milik peserta secara kolektif yang
dikelola oleh entitas asuransi syariah. PSAK 108 juga mengatur pengungkapan
terkait dengan dana investasi, meliputi :
a. Kebijakan akuntansi pengelolaan dana investasi yang berasal dari peserta
b. Rincian jumlah dana investasi yang berdasarkan akad yang digunakan dalam
pengumpulan dan pengelolaan dana investasi.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
32
Laporan Keuangan yang wajib disajikan adalah sebagai berikut :
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru
3. Laporan Laba rugi
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan dana tabarru
6. Laporan arus kas
7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
9. Catatan atas laporan keuangan
Dari 9 laporan keuangan yang wajib disajikan, 3 laporan keuangan tersebut berkaitan
erat dengan total investasi dan hasil investasi, yaitu :
Laporan posisi keuangan
Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru
Laporan Laba Rugi
Dengan belum diterapkannya PSAK 108, akan mempunyai dampak sebagai
berikut :
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
33
Tabel 2.1 Dampak Belum Diterapkannya PSAK 108
Keterangan Kondisi Real Dampak
Perpektif syariah Dalam upaya melakukan proses pemisahan pengelolaan dana tabarru dan dana pengelola sesuai dengan fatwa DSN dan PSAK 108
Tercampurnya dua akad yang berbeda , akad tabarru dan akad tijari sehingga akan berakibat rusaknya akad berasuransi syariah
Perspektif Regulator
Regulator pada dasarnya mengharuskan perusahaan asuransi memiliki catatan yang terpisah untuk kelompok rekening dana tabarru.
Regulator akan memberikan sanksi berupa denda, surat peringatan sampai pencabutan surat ijin usaha bagi perusahaan yang tidak mengikuti peraturan.
Portofolio Investasi Masih tercampur portofolio investasi antara dana tabarru dan portofolio dana pengelola
Kesulitan menentukan tujuan dan strategi investasi.
Tujuan & Strategi Investasi
Tercampurnya tujuan investasi
Tercampur antara strategi aktif dan strategi pasif.
Tujuan investasi sangat mempengaruhi strategi dalam melakukan investasi. Kesalahan dalam melakukan strategi investasi dapat berdampak pada kesulitan likuiditas atau return investasi yang belum optimal.
Hasil Investasi Masih tercampur hasil investasi antara dana tabarru dan dana pengelola
Kesulitan menghitung :
1.pengembalian dana tabarru kepada peserta secara akurat2 laba perusahaan sebagai pengelola dan evaluasi kinerja baik evaluasi pengelolaan resiko dan evaluasi pengelolaan operasional.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
34
2.1.8 Proses Keputusan Investasi
Menurut Tandelilin (hal8,2001), proses keputusan investasi merupakan proses
keputusan yang berkesinambungan, terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan
secara terus menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap
keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu :
1. Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan
investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa
berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan kebijakan investasi
Tahap kedua merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan
investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan
alokasi asset. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas asset yang tersedia seperti saham, obligasi atau reksadana. Investor
juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan
investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana
tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.
3.Pemilihan strategi portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada
dua strategi yang dapat dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi
portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi penggunaan informasi
yangtersedia dan teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi
portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi
investasi pada portofolio yangseiring dengan kinerja indeks pasar.
4.Pemilihan asset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan asset
yang akan dimasukan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian
setiap sekuritas yang ingin dimasukan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah
mencari kombinasi portofolio yang efisien yaitu portofolio yang menawarkan
return yang diharapkan tertinggi dengan tingkat resiko terendah.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
35
5.Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Proses
keputusan merupakan proses yang berkesinambungan dan terus menerus, artinya
jika tahap pengukuran dan evelaui kinerja telah dilewati dan hasilnya kurang baik,
maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama , demikian
seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.Tahap
pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio lainnya
melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan
terhadap indeks portfolio pasar untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio
yang telah ditentukan disbanding kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
2.1.9 Teori Portofolio
Menurut Tandelilin (hal 47, 2001), investasi merupakan komitmen sejumlah dana
untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan di masa
datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko terkait dengan
investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut
sering di sebut sebagai return. Disamping return dalam investasi juga dikenal adanya
konsep risiko yaitu kemungkinan terjadinya perbedaan antara return actual dengan
return yang diharapkan.
Menurut Tandelilin dalam Huda dan Nasutin (hal 15, 2007), dalam analisis
tradisional, resiko total dari berbagai asset keuangan bersumber dari :
a. Interest Rate Risk. Resiko yang berasal dari variabilitas return akibat
perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga berpengaruh
negative terhadap harga sekuritas,
b. Market Risk. Resiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi
dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada semua sekuritas.
c. Inflation Risk . Suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah
purchasing power risk. Jika suku bunga naik maka inflasi akan meningkat.
d. Business Risk. Resiko yang ada karena melakukan bisnis pada indutri tertentu.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
36
e. Financial Risk. Resiko yang timbul karena penggunaan leverage financial
oleh perusahaan.
f. Liquidity Risk . Resiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu di
mana sekuritas diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat dibeli dan dijual
dengan cepat tanpa perubahan harga yang significant maka investasi tersebut
dikatakan likuid, begitu pula sebaliknya.
g. Exchange Rate Risk . Resiko yang berasal dari variabilitas return sekuritas
karena fluktuasi kurs currency.
h. Country Risk. Resiko ini menyangkut politik suatu Negara sehingga mengarah
pada political risk.
Disamping berbagai sumber resiko di atas, dalam manajemen investasi modern
juga dikenal pembagian resiko total investasi ke dalam dua jenis resiko, yaitu resiko
sistematis dan resiko tidak sistematis. Resiko sistematis atau dikenal dengan resiko
pasar berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi,
sedangkan resiko tidak sistematis atau dikenal dengan resiko spesifik (resiko
perusahaan) adalah resiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara
keseluruhan. Resiko perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi
pada sekian banyak jenis sekuritas.
2.1.10 Estimasi Return dan Resiko Portofolio
Menurut Tandelilin (hal 48, 2001), mengestimasi return dan resiko portofolio berarti
menghitung return yang diharapkan dan resiko suatu kumpulan asset individual
yang dikombinasikan dalam suatu portofolio asset.
Return yang diharapkan dari suatu portofolio bisa diestimasi dengan menghitung
rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan dari masing-masing asset yang ada
dalam portofolio. Menurut Tandelilin (hal 52, 2001), return yang diharapkan dari
portofolio adalah sebagai berikut :
E(Rp) =
n
iRiWiE
1)( ………………………………….….. (2.1)
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
37
dimana :
E(Rp) = return yang diharapkan dari portfolio
Wi = bobot portofolio sekuritas ke i
E(Ri) = return yang diharapkan dari sekuritas ke i
n = jumlah sekuritas yang ada dalam portofolio
Resiko portofolio tidak bisa dihitung hanya dengan menjumlahkan resiko
masing-masing sekuritas yang ada dalam portofolio, ada tiga hal yang perlu
ditentukan yaitu :
a. Varians setiap sekuritas
b. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya
c. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas
Menurut Tandelilin (hal 56, 2001), rumus untuk menghitung risiko n sekuritas adalah
sebagai berikut :
ijj
n
i
n
jii
n
iip WWjW
1 1
2
1
22 …… ……………………..(2.2)
dimana : 2p = varians return portofolio
2i = varians return sekuritas i
ij = kovarians antara return sekuritas I dan j
Wi = bobot dana yang diinvestasikan pada sekuritas i
n
i
n
j1 1
=tanda pejumlahan ganda
Untuk melihat bagaimana performance suatu portofolio dibandingkan dengan
portofolio lainnya, digunakan indeks Sharpe yang dikembangkan oleh William
Sharpe dan sering juga disebut dengan reward to variability ratio. Indeks Sharpe
mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line)
sebagai patok duga yaitu dengan cara membagi premi resiko portofolio dengan
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
38
standar deviasinya. Dengan demikian indeks sharpe akan bisa dipakai untuk
mengukur premi resiko untuk setiap unit resiko pada portofolio tersebut. Untuk
menhitung indeks Sharpe menggunakan persamaan sebagai berikut :
^S p =
TR
p RFR
…………………………………(2.3)
dimana :
^S p = indeks sharpe portofolio
Rp = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
RF = rata-rata return tingkat return bebas resiko selama periode
pengamatan
TR = standar deviasi return portofolio p selama peride pengamatan
2.1.11 Pemilihan Portofolio
Menurut Tandelilin (hal 64, 2001), ada tiga konsep yang perlu diketahui sebagai
dasar untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu
a. Portofolio efisien dan portofolio optimal
Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return
yang diharapkan dengan tingkat resiko tertentu yang bersedia ditanggungnya
atau mencari portofolio yang menawarkan resiko terendah dengan tingkat return
tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang
efisien. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang
investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien,
tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio sesuai dengan
preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap resiko yang
bersedia ditanggungnya.
b. Fungsi utilitas dan kurva indeferen
Fungsi utilitas menunjukan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan
investasi dengan masing-masing resiko dan tingkat return yang diharapkan.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
39
c. Aset beresiko dan aset bebas resiko
Aset beresiko adalah aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian sedangkan asset bebas beresiko merupakan asset
yang tingkat returnnya di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini.
2.1.12 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz
Pendekatan Markowitz dalam menyusun portofolio optimal berangkat dari
asumsi bahwa pada dasarnya setiap investor adalah risk averse. Oleh karena itu
pada umumnya investor selalu berusaha untuk miminimalkan risiko dalam setiap
kegiatan investasinya.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka titik minimal dari risiko berdasarkan asumsi
ini diperoleh dengan cara menetapkan fungsi obyektifnya terlebih dahulu, kemudian
fungsi tersebut diminimumkan dengan menetapkan kendala-kendala tertentu.
Cara ini tidak lain adalah merupakan cara penyelesaian minimisasi dengan
menggunakan metode optimasi non linear programming. Asas pendekatan
Markowitz adalah menggunakan perubahan atau variabeliti keuntungan sebagai
taksiran untuk risiko investasi. Konsep yang digunakan adalah konsep statistik
yang varians. Teori portofolio dibentuk apabila tahap risiko investor telah
ditetapkan. Model teoritikal dengan komputer boleh digunakan sebagai asas
pilihan sistematik portfolio optimum yang dapat memaksimalkan tingkat
keuntungan.
Menurut Bodie (hal 308, 2006),Model portofolio Markowitz adalah berdasarkan
empat faktor:
1. Ciri relevan portfolio investasi adalah keuntungan yang diharapkan dan
risiko
2. Investor rasional akan memilih portfolio yang efisien dengan
memaksimumkan keuntungan pada tahap risiko tertentu dan
meminimumkan risiko pada keuntungan yang diharapkan tertentu
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
40
3. Secara teori ada kemungkinan untuk mendapatkan port folio yang berkesan
dengan menganalis setiap sekuritas berdasarkan keuntungan yang
diharapkan, varians keuntungan, dan koefisien korelasi antara keuntungan
setiap sekuritas dalam portfolio tersebut.
4. Program komputer tertentu dapat menggunankan informasiyang
menunjukkan satu kedudukan portfolio yang efisien sebagai Efficient
Frontier. Program ini dapat memaksimumkan keuntungan pada tahap
risiko tertentu atau meminimumkan risiko pada keuntungan diharapkan
tertentu.
Yogiyanto (hal 204, 2007), menjelaskan bahwa fungsi obyektif yang akan
diminimumkan tersebut adalah varian dari portofolio.Sebagai kendala
yang pertama adalah total proporsi yang diinvestasikan dalam masing-
masing sekuritas adalah sama dengan 1 (dana yang diinvestasikan seluruhnya
100%). Kendala yang kedua adalah proporsi dari masing-masing sekuritas
(Xi) tidak boleh bernilai negatif. Kendala yang ketiga adalah, jumlah rata-rata
dari seluruh return masing-masing sekuritas (Ri) sama dengan return
portofolio (Rp). Dengan melakukan serangkaian penyelesaian dari persamaan
tersebut dengan kendala-kendala yang ada serta kendala expected return
portofolio yang diharapkan, maka dapat tersusun serangkaian kombinasi
portofolio yang dapat dipilih oleh investor sesuai dengan preferensinya.
2.1.13 Instrumen Investasi
Dalam industry asuransi, instrument investasi yang diperbolehkan mengacu pada
Kebijakan Pemerintah KMK 424/KMK.06/2003 dan Peraturan Ketua Bapepam dan
Lembaga Keuangan Nomor PER-02?BL/2009 Tentang Perhitungan Batas Tingkat
Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi.
Kebijakan Pemerintah KMK 424/KMK.06/2003 , bagian kedua pasal 16 sampai
18 mengatur jenis investasi yang dipekenankan untuk perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah meliputi :
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
41
a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito pada Bank termasuk deposit on call
dan deposito yang berjangka waktu kurang dari sama dengan 1 bulan.
b. Saham yangtercatat di bursa efek
c. Obligasi dan medium term note dengan peringkat paling rendah A atau yang
setara pada saat penempatan
d. Surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank
Indonesia.
e. Unit penyertaan reksadana
f. Penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek)
g. Bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan untuk investasi
h. Pinjaman polis
i. Pembiayaan kepemilikan tanah atau bangunan, kendaraan bermotor dan barang
modal dengan skema murabahah (jula beli dengan pembayaran ditangguhkan).
j. Pembiayaan modal kerja dengan skema mudharabah (bagi hasil).
Jenis investasi yang diatur dalam KMK tersebut, sangat mempengaruhi tingkat
solvabilitas bagi perusahaan asuransi, sehingga proses pemilihan intrumen investasi
bagi perusahaan asuransi baik konvensioanal maupun syariah selalu berpatokan pada
ketentuan di atas.
2.1.13.1 Reksadana Syariah
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No 8 tahun 1995, Pasal 1 ayat 27, reksadana
adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager
investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam. Reksadana dapat terdiri dari
berbagai instrumen surat berharga seperti saham,obligasi,intrumen pasar uang atau
campuran dari instrumen tersebut. Menurut Firdaus(hal 8, 2005), reksadana syariah
memiliki pengertian yang sama dengan dengan reksadana konvensional. Hanya saja
cara pengelolaan dan kebijakan investasinya harus berdasarkan syariat Islam, baik
dari segi akad,pelaksanaan investasi maupun dari segi pembagian keuntungan.
Menurut Fatwa Dewan Syariah (DSN) no 20/DSN-MUI/IV/2001, reksadana syariah
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
42
adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik
dalam bnetuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (Shabibul Mal rabbal-mal)
dengan manager investasi sebagaimaupun antara manager wakil shahibulmaal denga
pengguna investasi.
Menurut Pratomo (hal 171, 2009), ada dua macam transaksi dalam bertransaksi
dalam berinvestasi pada reksadana yaitu transaksi cost averaging dan value
averaging. cost averaging adalah pendekatan dalam berinvestasi jangka panjang
dengan menempatkan dana rutin setiap periode tertentu. Dengan jumlah yang sama
yang diinvestasikan secara rutin, maka pada saat harga harga unit penyertaan sedang
naik akan menerima unit penyertaan yang lebih sedikit begitu pula sebaliknya. Cara
lain melakukan transaksi adalah dengan value averaging, yaitu pada saat kondisi
harga sedang turun akan berinvestasi lebih banyak sementara pada harga sedang akan
berinvestasi lebih sedikit. Value averaging mengandung resiko dalam memperediksi
kondisi pasar serta memerlukan keberanian ekstra untuk berinvestasi lebih banyak
pada saat harga sedang turun,
2.13.2 Sukuk (Obligasi syariah)
Menurut Huda (hal 87, 2007) obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh
emiten yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi. Investasi
pada obligasi memiliki potensial keuntungan lebih besar daripada produk perbankan.
Keuntungan berinvestasi di obliges adalahmemperleh bunga dan kemungkinan
adanya capital gain. Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional syariah,
semenjak adanya konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrument
yang mempunyai komponen bunga ini keluar dari daftar investasi halal.
Menurut Fatwa DSN No 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi syariah adalah suatu
surat utang berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
43
2.1.13.3 Surat Berharga Syariah Negara
Surat Berharga Syariah Negara merupakan salah satu instrument investasi yang
dianjurkan oleh regulator untuk dimanfaatkan sebagai salah satu instrument investasi
pada industry asuransi terutama industri asuransi syariah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 19 tahun 2009, Surat Berharga Syariah
Negara selanjutnya disingkat SBSB atau dapat juga disebut sukuk negara merupakan
surat berharga negara yang diterbitkan oleh pemerintah republik Indonesia
berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asset
SBSN baik dalam mata uang rupiah maupun dollar. Tujuan penerbitan SBSN adalah
sebagai salah satu sumber pembiayaan negara dimana ketentuannya diatur dalam
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008, dimana UU tersebut memberikan landasan
hukum bagi pemerintah melalui menteri keuangan untuk melakukan penerbitan dan
pengelolaan SBSN. Menurut Waluyanto (2008),manfaat penerbitan SBSN adalah :
1. Memperluas basis pembiayaan anggaran Negara
a. Memperkaya instrument pembiayaan fiscal
b. Memperluas dan mendiversifikasi basis investor SBSN
2. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di dalam
negeri.
a. Mengembangkan alternative instrument investasi
b. Menciptakan benchmark pasar keuangan syariah
Keuntungan berinvestasi di SBSN adalah
1. Pembayaran imbalan dan nilai nominal dijamin oleh Negara berdasarkan undang-
undang SBSN dan APBN setiap tahunnya, sehingga resiko SBSN tidak
mempunyai resiko gagal bayar.
2. Imbalan dengan jumlah tetap sampai pada tanggal jatuh tempo.
3. Berpotensi memperoleh capital gain apabila SBSN dijual pada harga yang lebih
tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di pasar
sekunder.
4. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme bursa efek atau
transaksi di luar bursa efek (over the counter) pada harga pasar.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
44
5. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung
pembiayaan pembangunan nasional.
6. Memberikan akses kepada investor untuk berpartisipasi dalam aktifitas pasar
keuangan dengan cara dan metode yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
Market risk merupakan potensi kerugian bagi investor apabila terjadi kenaikan
tingkat bunga yangmenyebabkan penurunan harga SBSN di pasar sekunder. Kerugian
capital loss dapat terjadi apabila investor menjual SBSN di pasar sekunder sebelum
jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Liquidity risk juag
merupakan potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo pemegang SBSN
memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual SBSN di pasar sekunder
pada tingkat harga pasar yang wajar.
Tandelilin (176, 2001), dalam strategi pengelolaan obligasi menyebutkan ada jenis 3
pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan pasif
2. Pendekatan aktif
3. Pendekatan kombinasi
Pemilihan strategi yang mana akan digunakan sangat tergantung kepada preferensi
risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai
oleh investor.
Strategi Pengelolaan Pasif dipilih untuk kondisi pasar yang efisien, dimana harga-
harga sekuritas dipasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya.
Return dan risiko yang dhasilkan oleh strategi pasif relatif lebih kecil dibandingkan
dengan strategi aktif. Adapun yang termasuk dalam strategi ini adalah sbb.:
1. Strategi beli dan simpan, pada strategi ini investor tidak aktif melakukan
perdagangan. Sehingga obligasi yang dipilih dalam pembentukan portofolio harus
sangat hati-hati.
2. Strategi mengikui indeks pasar, pada strategi ini investor tidak akan memperoleh
keuntungan abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan informasi yang
sudah ada.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
45
Strategi aktif, pada strategi ini investor berkesempatan mendapatkan return yang
lebih besar (capital gain) dengan cara mengidentifikasi berbagai obligasi yang harganya
tidak sesuai dengan nilai intrinsik yang sebenarnya (undervalued atau overvalued).
Adapun faktor yang menjadi indikator utama dalam pemilihan strategi ini adalah :
1. Mengestimasi perubahan tingkat bunga, dimana perubahan bunga akan
mempengaruhi harga obligasi dengan arah yang terbalik, artinya tingkat bunga
mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan, begitu juga
sebaliknya. Sensitivitas perubahan harga obligasi terhadap tingkat bunga akan
dipengaruhi oleh tingkat kupon dan maturitas obligasi.
2. Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi, pada strategi ini
manager portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang
terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu
strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkatkan tingkat return
portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga
pada suatu obligasi di pasar.
Strategi Pengelolaan Campuran (Strategi Imunisasi) adalah strategi yang berusaha
untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling
meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko
reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang timablik
balik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga
maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko reinvestasi merupakan
risiko yang beasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi tehadap pendapatan
kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang.
2.2 Perbedaan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian yang akan Dilakukan
Dengan disyahkannya PSAK 108 tentang akuntansi untuk transaksi akuntansi
asuransi syariah, memicu peneliti untuk mengetahui dampak dari penerapan PSAK
tersebut terhadap strategi investasi bagi perusahaan asuransi kerugian syariah.
Penelitian diawali dengan pemisahan portofolio investasi perusahaan menjadi
portofolio investasi dana tabarru dan portofolio investasi dana pengelola. Hal ini yang
merupakan salah satu perbedaan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
46
Selanjutnya batasan investasi digunakan Kebijakan Kebijakan Pemerintah KMK
424/KMK.06/2003 juga menggunakan batasan investasi yang baru dikeluarkan tahun
2009 oleh Peraturan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor PER-
02.BL/2009 Tentang Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi
Perusahaan Asuransi. Peraturan ini dikeluarkan tanggal 21 Januari 2009 dalam
mengantisipasi dampak dari kondisi krisis keuangan global saat ini serta dilakukan
penyesuaian faktor resiko dalam rangka penghitungan batas tingkat solvabilitas
minimum bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat pada tabel 2.1 di
halaman berikut :
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009
Universitas Indonesia
47
Tabel 2.2 Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan Aspek Penelitian Isfandayani (2004) Sumanto (2004) Febriyanti (2008) Penelitian ini (2009)
Judul Penelitian Strategi Investasi Syariah
pada PT Asuransi Takaful
Keluarga
Analisis Investasi dalam
Asuransi Syariah (studi
kasus pada PT Asuransi
Takaful Keluarga
Optimasi Portoflio
Investasi Dana
Syariah, studi
kasus pada PT
Asuransi ABC
Dampak Penerapan
PSAK 108 Pada
Strategi Investasi
pada Asuransi
Kerugian Syariah
(studi kasus pada PT
Asuransi Kerugian
Syariah ABC)
Jenis Industri Asuransi Jiwa Syariah Asuransi Jiwa Syariah Asuransi Kerugian
Unit Syariah
Asuransi Kerugian
Syariah
Instrumen
Investasi
Deposito,Saham,Obligasi,
Reksadana dan
Pembiayaan Murabahah
Deposito,Saham,Obligasi,
Reksadana dan
Pembiayaan Murabahah
Deposito,Saham.
Obligasi dan
Reksadana
Deposito,
Obligasi,Reksadana
dan Pembiayaan
Murabahah
Batasan Investasi Kebijakan Pemerintah
KMK 424/KMK.06/2003
Likuiditas,perpajakan,kebi
jakan pemerintah,keadaan
khusus
Kebijakan
Pemerintah KMK
424/KMK.06/2003
Kebijakan .
Pemerintah KMK
424/KMK.06/2003,
LKKeuangan Nomor
PER-02?BL/2009
Tentang Perhitungan
Batas Tingkat
Solvabilitas
Minimum Bagi
Perusahaan Asuransi
Sumber : Dari penelitian sebelumnya
Dampak Penerapan..., Dara Dewisinta Anggraini, Program Pascasarjana UI, 2009