bab 2 library cafe

59
BAB 2 TINJAUAN UMUM 2. 1 Tinjauan Tentang Perpustakaan 2.1.1 Definisi Perpustakaan Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata dasar pustaka ditambah awalan “per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku (bahan bacaan, dsb).” Dalam bahasa Inggris disebut “library” yang berarti perpustakaan. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Menurut IFIA (International Federation of Library Associationsand Institutions) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan 9

Upload: pasha-praditha

Post on 09-Aug-2015

213 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

desain interior : perancangan library cafe

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 library cafe

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2. 1 Tinjauan Tentang Perpustakaan

2.1.1 Definisi Perpustakaan

Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata

dasar pustaka ditambah awalan “per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum

Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku (bahan

bacaan, dsb).”

Dalam bahasa Inggris disebut “library” yang berarti perpustakaan.

Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan, Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya

cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi

para pemustaka.

Menurut IFIA (International Federation of Library Associationsand

Institutions) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak

dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk

kepentingan pengguna.”

Menurut Sutarno NS, M. Si “Perpustakaan adalah suatu ruangan,

bagian dari gedung/bangunan atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku

koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan

dipergunkan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca.”

9

Page 2: Bab 2 library cafe

Menurut C. Larasati Milburga, dkk “Perpustakaan adalah suatu unit

kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara

sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh

penggunanya sebagai sumber informasi.”

Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan

Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan

terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan

intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan

majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun

perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan

dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat

yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk

menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat

penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm,

mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas

umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang

bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan

kebutuhan hakiki manusia.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

pengertian perpustakaan secara umum adalah suatu unit kerja yang berupa tempat

mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi pustaka baik buku-buku

ataupun bacaan lainnya yang diatur, diorganisasikan dan diadministrasikan

dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan digunakan secara kontinu

oleh penggunanya sebagai informasi.

10

Page 3: Bab 2 library cafe

Perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat

untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan

dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini

selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada

dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan

komputer).

2.1.2 Peran Perpustakaan

Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan

efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir

secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat

memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat

perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan

dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa

dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.[1]

2.1.3 Tujuan Perpustakaan

Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam

segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melelui

jasa pelayanan perpustakaan agar mereka:

a. Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan;

b. Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan,

kehidupan sosial dan politik;

c. Dapat memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi

anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik;

d. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat

menggunakan kemempuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya

manusia;

e. Dapat meningkatkan tarap kehidupan seharihari dan lapangan pekerjaannya;

11

Page 4: Bab 2 library cafe

f. Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif

dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar

bangsa;

g. Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi

kehidupan pribadi dan sosial.[2]

sumber :

1. Sinaga, Dian Mengelola Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kreasi Media Utama,

2007) hlm. 15

2. Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita Perpustakaan (Bandung: PT

Puri Pustaka 2008) hlm 41,42

2.1.4 Jenis-jenis Perpustakaan

Dalam lampiran keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tertanggal 11 Maret No. 0103/0/1981 jenis-jenis perpustakaan meliputi:

a.   Perpustakaan Nasional

Berkedudukan di ibukota negara, berfungsi sebagai perpustakaan defosit nasional

dan terbitan asing dalam ilmu pengetahuan sebagai koleksi nasional, menjadi

pusat bibiografi nasional, pusat informasi dan referensi serta penelitian, pusat

kerjasama antar perpustakaan di dalam dan di luar negeri.

b.   Perpustakan Wilayah Berkedudukan di ibukota provinsi, sebagi pusat kerja

sama antar perpustakaan di wilayah provinsi, menyimpan koleksi bahan pustaka

yang menyangkut provinsi,semua terbitan di wilayah, pusat penyelenggaraan

pelayanan referensi, informasi dan penelitian dalam wilayah provinsi menjadi unit

pelaksana teknis pusat pembinaan perpustakaan.

c.   Perpustakaan Umum Menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi,

penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan maysrakat.

12

Page 5: Bab 2 library cafe

d.   Perpustakaan Keliling Berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani

masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum.

e.   Perpustakaan Sekolah Berfungsi sebagi pusat kegiatan kegiatan belajar-

mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat baca, guna menambah ilmu

pengetahuan dan rekreasi.

f.    Perpustakaan Perguruan Tinggi Berfungsi sebagai sarana kegiatan belajar-

mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

g.   Perpustakaan Khusus/Dinas Berfungsi sebagai pusat referensi dan penelitian

serta sarana untuk memperlancar tugas pelaksanaan instansi/lembaga yang

bersangkutan.

2.1.5 Pengertian Ilmu Perpustakaan (library science)

Ilmu perpustakaan adalah bidang interdisipliner yang menggabungkan

ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu terapan untuk mempelajari topik yang

berkaitan dengan perpustakaan. Ilmu perpustakaan ini mempelajari mengenai cara

pengumpulan, pengorganisasian, pengawetan, dan penyebarluasan sumber

informasi yang ada di suatu perpustakaan, serta berkaitan dengan nilai ekonomi

dan politis dari informasi pada umumnya.

Pada mulanya ilmu perpustakaan lebih membahas mengenai ilmu

pengarsipan. Hal ini berkaitan dengan cara penataan sumber informasi dengan

sistem klasifikasi perpustakaan dan teknologi untuk mendukung maksud ini.

Topik ini juga berkaitan dengan bagaimana pengguna jasa informasi ini

mengakses, menelusuri, dan memanfaatkan informasi. Dan satu aspek lagi yang

tidak kalah penting adalah etika dalam penataan dan pelayanan informasi, serta

status legal dari suatu perpustakaan sebagai sumber informasi.

13

Page 6: Bab 2 library cafe

2.1.6 Pengertian Perpustakaan Digital (digital library atau electronic

library atau virtual library)

Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi

buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan

komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional

yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche),

ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada

dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di

lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan

computer. Istilah perpustakaan digital pertama kali diperkenalkan lewat

proyek NSF/DARPA/NASA: Digital Libraries Initiative pada tahun 1994.

Sedangkan mengenai perpustakaan digital atau digital library, seperti

yang dikatakan oleh Zainal A. Hasibuan (2005), digital library atau sistem

perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi

informasi dalam menajemen perpustakaan. Sedangkan menurut Ismail Fahmi

(2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang terdiri

dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staff pengelola,

pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan

berbagai jenis teknologi informasi. Pengembangan perpustakaan digital atau e-

library bagi tenaga pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di

perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses

pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi sistem otomasi

perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi

layanan secara otomatis/terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan

dapat membantu mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan

menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun

internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan pun dan di mana

pun ia berada.

14

Page 7: Bab 2 library cafe

Menurut Zainal A. Hasibuan (2005) dalam makalahnya

“Pengembangan Perpustakaan Digital”, metodologi untuk membangun sistem

perpustakaan digital mengikuti langkah-langkah yang disebut dengan istilah Fast

Methodology yang meliputi 6 (enam) fase yaitu :

- Requirement analysis phase

- Decision analysis phase

- Design phase

- Construction phase

- Implementation phase, dan

- Operation and support phase.

Sedangkan menurut Ikhwan Arif (2004) dalam makalahnya “Konsep

dan Perancangan dalam Otomasi Perpustakaan”, tahapan membangun sistem

otomasi perpustakaan terbagi dalam 7 (tujuh) tahap, yaitu :

- Persiapan

- Survei

- Desain

- Pembangunan

- Uji coba

- Training, dan

- Operasional.

2.1.7 Staff Perpustakaan

Staff perpustakaan harus memberikan layanan yang baik kepada para

pengguna. Sangat dibutuhkan kecakapan, ketangkasan (skill), sikap bersahabat

dan menyenangkan (layanan dengan iringan senyum) dari staff dalam menyambut

dan memberikan bantuan kepada client perpustakaan. Profesionalisme staff

perpustakaan harus diarahkan pada standar kompetensi yang dimiliki atau yang

disyaratkan oleh perpustakaan universitas yang telah memiliki standar

15

Page 8: Bab 2 library cafe

internasional . Karena, staff perpustakaan yang akan menyediakan dan melakukan

tugas-tugas pelayanan dan menyediakan bahan pustaka untuk digunakan oleh

pengguna perpustakaan. Keterampilan terhadap teknologi (technology skills),

keterampilan antar-perseorangan (interpersonal skills), dan kepemimpinan

(leadership).

Pengelolaan perpustakaan haruslah dilengkapi minimal tiga orang,

yang terdiri dari satu tenaga adminstrasi dan dua pustakawan. Hal ini penting

diterapkan sekaligus berbagi peran, administrasi mengurusi segala kelengkapan

buku, pendaftaran anggota, dan inventaris. Sedangkan pustakawan lebih fokus

melayani pengunjung.

16

Page 9: Bab 2 library cafe

2.1.8 Kajian Ilmu Perpustakaan : Literatur Primer, Sekunder, Tersier

Koleksi perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi koleksi primer,

koleksi sekunder, dan koleksi tersier. Koleksi sekunder sering disebut dengan

bahan rujukan umum, sedangkan koleksi tersier disebut dengan sarana bibliografi

dari bibliografi. Dalam perpustakaan, ketiga jenis koleksi ini ditempatkan dalam

ruang referens. Dan pustakawan yang melayaninya disebut dengan pustakawan

rujukan.

Bahan rujukan umum atau reference source disebut juga koleksi

referensi. Dalam American Library Assocation Glossary of Library Terms

disebutkan disebutkan dua definisi untuk bahan rujukan, yaitu : (a) sebuah buku

yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber

menemukan informasi tertentu dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan ; dan (b)

sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung perpustakaan.

Sementara itu dalam Harrod’s Librarians Glossary memberikan

pengertian sebagai berikut : (a) buku rujukan adalah buku-buku yang di susun

untuk memberikan informasi seperti kamus, ensiklopedia, kamus ilmu bumi, buku

tahunan, buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak. Kesemuanya disusun guna

memberikan informasi tertentu dan lebih dimaksudkan sebagai sekedar sumber

acuan dari pada untuk dibaca secara keseluruhan ; (b) buku rujukan adalah buku

yang disimpan unuk dijadikan sumber informasi yang digunakan di dalam gedung

perpustakaan saja.

Irawati Singarimbun menambahkan bahwa fakta-fakta dalam bahan

rujukan dikumpulkan dari berbagai sumber dengan susunan khusus sehingga

dapat digunakan dengan mudah dan cepat. Kemudian dia mengelompokkan bahan

rujukan umum menjadi dua jenis, yaitu : (a) jenis bahan rujukan yang

memberikan informasi langsung seperti ensiklopedi, kamus, direktori, alamak,

sumber biografi, sumber geografi atau peta, buku statistik, sedangkan (b) jenis

bahan rujukan yang memberikan petunjuk kepada suatu sumber informasi seperti

17

Page 10: Bab 2 library cafe

katalog, bibliografi, indeks, dan abstrak. Bagian ini disebut dengan istilah sarana

bibliografi.

Sarana bibliografi atau bibliographic tools adalah alat atau sarana

untuk menemukan bibliografi. Bibliografi adalah semua daftar terbitan, baik yang

tercetak atau yang terekam. Semua karya tulis secara konseptual dimaksudkan

untuk dibaca oleh orang lain. Kumpulan dari karya tulis yang terbaca tersebut

dapat membentuk akumulasi suatu pengetahuan. Karena itu, semakin banyak

karya tulis yag terbaca, akan semakin kuat pula akumulasi pengetahuan itu.

Pengetahuan itupun semakin tersebar sejalan dengan tersebarnya karya tulis.

Sarana bibliografi berusaha untuk mencatat semua bahan pustaka yang

pernah diterbitkan. Di manapun penerbitan dilakukan, dalam bentuk apapun

diterbitkan, hendaknya ada catatan tertulis mengenai sesuatu karya yang pernah

diterbitkan. Seorang yang bekerja dalam bidang bibliografi akan berkutat dengan

berbagai jenis terbitan dan tidak boleh membedakan kapan bahan pustaka itu

diterbitkan.

Ada sarana bibliografi yang mencatat bahan-bahan pustaka kuno,

sebaliknya ada pula sarana bibliografi yang hanya mencatat bahan-bahan pustaka

yang baru diterbitkan. Ada pula pembatasan bibliografi berdasarkan wilayah atau

daerah dan ada pula bibliografi yang membatasi pada tahun terbit.

18

Page 11: Bab 2 library cafe

Manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan koleksi sekunder dan koleksi

tersier adalah :

• memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu

hal yang

ingin diketahui untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap pengertian masalah

tertentu,

• menambahkan perbendaharaan kata yang dimiliki ; bukan hanya mengetahui

suatu kata

atau istilah, bahkan dapat mengetahui keterangan dasarnya, baik mengenai asal

kata/istilah, penggunaannya, pengucapannya, sejarah, padanan kata, lawan kata

dan

sebagainya,

• dapat digunakan untuk mengetahui seluk beluk serta keadaan suatu negara atau

tempat

lain di dunia, bahkan mengenai tempat yang belum pernah dikunjungi,

• menggambarkan riwayat hidup tokoh-tokoh terkemuka dan terkenal, termasuk

karyakarya,

penghargaan yang diterima, pengalaman mereka kiat-kiat suksesnya,

• meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam menggunakan sumber

informasi

dasar,

• menunjang kegiatan penelitian,

• membantu para pustakawan dan juga pemakai lain dalam melakukan

penelusuran

informasi.

19

Page 12: Bab 2 library cafe

Jenis-jenis Koleksi Primer

1. Ensiklopedi

Ensiklopedi dapat didefinisikan sebagai: “Sebuah karya ilmiah berisi informasi

yang sangat luas, dalam berbagai bidang pengetahuan, dan biasanya disusun

secara alphabetis subyek atau nama”. Istilah “sangat luas” bukan berarti

semuanya. Istilah tersebut hanyalah menggambarkan sebagai sesuatu yang sangat

luar biasa, seperti dengan istilah yang digunakan oleh Diderot, bahwa sebuah

ensiklopedi memiliki nilai yang bersifat mistisius. Bukan mistik yang berarti tidak

nyata, namun mendekati itu karena sangat luar biasa.

Setiap ensiklopedi yang diterbitkan, biasanya menguraikan banyak artikel secara

detail, seringkali pula disertai daftar bacaan pada setiap bagian atau sub-

bagiannya; ada uraian singkat dan ada uraian yang panjang disertai informasi

tentang berbagai data seperti tanggal lahir dan kematian para ilmuwan terkenal,

lokasi geografis dan peristiwa-peristiwa bersejarah. Cakupan ini menyebabkan

ensiklopedi sangat ideal untuk dikatakan sebagai bahan rujukan. Dan ensiklopedi

yang besar seringkali menjadi tumpuan pustakawan untuk memberikan jawaban

terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai perpustakaan

ataupun pencari informasi lainnya.

Bahan pustaka yang tertulis pada bagian bawah artikel membantu pembaca untuk

dapat menemukan informasi tambahan yang diperlukan untuk memperkaya

wawasan keilmuan atau khazanah keilmuan, ataupun untuk memperoleh

penjelasan yang dianggap kurang komplit ketika membaca artikel yang ada dalam

sebuah ensiklopedi. Artikel dalam ensiklopedi merupakan sebuah rangkuman dari

konsep yang sangat panjang, bukan hanya sekedar sebuah potongan atau bagian

dari konsep tersebut.

Hugh Kenner secara cerdik meringkas isi dan tujuan ensiklopedi sebagai berikut:

“Ensiklopedi membuat kita seperti melompat dari suatu masa yang sangat

20

Page 13: Bab 2 library cafe

panjang, dan ensiklopedi merupakan suatu yang tak mungkin ditulis hanya oleh

seseorang, dan setiap orang hendaknya membacanya”.

Bukannya tidak mungkin terjadi kritikan terhadap sebuah ensiklopedi. Jika ini ada

mungkin disebabkan karena penyusunan sebuah ensiklopedi memerlukan waktu

yang cukup lama sehingga begitu selesai penyusunannya, mungkin pengetahuan

yang dicakupnya sudah bergerak maju dan berkembang, sehingga apa yang

diuraikan dalam ensiklopedi dapat dikatakan ketinggalan.

Saat ini berbagai ensiklopedi disusun dengan bebagai tujuan pula. Tetapi intinya

adalah untuk mengumpulkan dan mengorganisir pengetahuan yang tersebar di

berbagai belahan dunia, atau untuk memenuhi kebutuhan informasi para pembaca.

Hampir semua bidang pengetahuan dan informasi dikupas, dirinci dan dijelaskan

melalui berbagai artikel yang disusun secara detail dan didukung oleh fakta-fakta

yang akurat.

2. Kamus

Kamus berisi daftar kata dasar suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus

yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda baca, fungsi, asal-

usul atau sejarah kata,arti, sinonim, antonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata.

Ada kamus yang memuat semua keterangan tersebut secara lengkap, dan ada

kamus yang hanya memuat beberapa bagian saja. Istilah lain dari kamus adalah;

daftar kata/istilah, takarir, glosari, leksikon, dan mu’jam.

3. Almanak Dan Buku Tahunan

Almanak adalah buku yang memuat informasi tentang data atau statistik yang

berkaitan dengan negara, kejadian, pejabat, subjek dan kehidupannya. Banyak

almanak subyek yang diterbitkan secara tahunan atau tengah tahunan, yang

kadang-kadang disebut dengan Yearbook atau Annuals atau buku tahunan.

21

Page 14: Bab 2 library cafe

Biasanya almanak memiliki bahasan yang lebih umum dibanding dengan buku

tahunan.

Ada almanak yang disusun secara kronologis, berdasarkan waktu yang umumnya

memuat informasi mengenai ramalan-ramalan cuaca, data statistik organisasi atau

lembaga, dan catatan-catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang nyata dan

bersifat mutakhir. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain; The Hammond

Almanac, The People’s Almanac, The Reader’s Digest Almanac and yearbook,

Whitaker’s Almanac, The World Almanac and book of facts, The Guinness book of

world records terbitan Bantam books di New York, berisi hal-hal yang bersifat

paling. Seperti paling besar dan paling kecil, paling tinggi dan paling rendah,

paling panjang dan paling pendek, dsb. Dari berbagai almanak tersebut yang

paling banyak digunakan adalah The World Almanac and book of facts, kemudian

Information Please Almanac, dan kemudian Whitaker’s Almanac.

Buku tahunan adalah bahan rujukan yang memuat informasi mengenai catatan

kejadian, perkembangan suatu masalah atau subjek dalam satu tahun terakhir.

Buku ini banyak digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan.

Ada buku tahunan yang cakupannya sangat luas dan umum, yang bertujuan untuk

memberikan informasi mutakhir yang dimuat oleh ensiklopedi. Jenis ini sering

disebut dengan suplemen ensiklopedi. Dan ada pula buku tahunan yang membatasi

muatannya pada informasi dan fakta yang berkembang dan terjadi dalam kurun

waktu satu tahun, membatasi subjeknya, atau tempat kejadiannya. Buku tahunan

sangat berguna untuk penelitian sejarah karena disajikan secara lengkap dan

diterbitkan segera setelah terjadi suatu peristiwa tertentu.

Buku yang berjudul Fact on file yearbook, The annual register of world events

masuk dalam kategori buku tahunan umum. Buku jenis ini juga dapat menjadi

bahan rujukan cepat. Kedua buku tersebut sering digunakan untuk meneliti data,

peristiwa, dan orang-orang terkenal dalam tahun penerbitannya. Fact on file

yearbook merupakan kumpulan data dari Fact on file yang tebit secara mingguan.

22

Page 15: Bab 2 library cafe

Di Indonesia kita mengenal adanya Almanak Polri yang diterbitkan oleh

Kepolisian Negara RI. Almanak ini berisi informasi mengenai kejadian,

peningkatan kedisiplinan dan kinerja yang berkaitan dengan Polri dalam

menjalankan tugasnya dan pengabdiannya kepada masyarakat. Juga buku

Rekaman Peristiwa yang diterbikan oleh penerbit Sinar Harapan. Buku ini berisi

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia yang sebelumnya telah

dimuat dalam harian Sinar Harapan yang sekarang berubah nama menjadi Suara

Pembaharuan.

4. Buku Pegangan Dan Manual

Antara buku pegangan dan manual sulit untuk dibedakan, keduanya seringkali

dianggap sebagai sinonim, atau karena kesulitan untuk memberikan difinisi

sehingga keduanya disebut kompendium.

Buku pegangan (handbook) berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi

suatu masalah secara mendasar. Buku ini banyak memuat keterangan dan

informasi yang berupa tabel-tabel, simbol, formula dan istilah yang berkaitan

dengan suatu subjek yang dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku

pegangan dan manual adalah sebagai bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau

cabang pengetahuan. Penekanannya lebih berat pada keberadaan pengetahuan

dibanding perkembangan baru. Buku pegangan ilmiah didukung oleh batang

tubuh pengetahuan pada subjek yang berkaitan.

5. Biografi

The Concise Oxford Dictionary dengan ringkas memberikan definisi biografi

sebagai penulisan tentang kehidupan seseorang. Lebih lengkap lagi biografi dapat

dijelaskan sebagai penulisan kehidupan seseorang yang diperoleh dari ingatan,

dari bahan tertulis atau secara lisan.

23

Page 16: Bab 2 library cafe

Sementara itu Harold Nicolson memberikan definisi yang dapat diterapkan bagi

karya rujukan; biografi dapat menjadi bahan “sejarah”, dalam pandangan ini

biografi harus disusun dengan teliti dan mampu menggambarkan seseorang dalam

hubungannya dengan situasi yang ada saat orang itu hidup. Biografi harus

menggambarkan seseorang atau individu, semua karakter kemanusiaan yang

dimiliki, tidak hanya menyajikan kebaikannya saja tetapi juga kejelekannya.

Biografi hendaknya ditulis dalam bahasa yang baik dan dengan gaya tuturan yang

menyentuh perasaan.

Tujuan penulisan biografi menurut Sir Sydney Lee, editor dari Dictionary of

National Biography, adalah untuk menguraikan kehidupan pribadi seseorang yang

dihormati atau yang dapat diteladani. Karena itu biografi yang ideal dapat

mengungkapkan berbagai kejadian yang dialami seseorang secara langsung atau

tidak langsung. Demikian juga dengan sisi-sisi kepribadiannya dan hasil-hasil

yang dicapainya dalam kehidupannya. Biografi hendaknya disusun secara

obyektif, tepat dan seimbang. Virginia Wolf, seorang penulis biografi terkenal

menyatakan bahwa pada dasarnya penulis biografi menulis dan memilih serta

mengorganisir informasi yang diperolehnya kemudian menguraikannya

dengan sedemikian rupa sehingga terasa hidup.

Ada dua daya tarik biografi bagi pengguna, yaitu untuk memenuhi rasa ingin tahu

kita terhadap pribadi seseorang dan untuk mendapatkan pengetahuan secara riil

melalui orang lain. Dengan kata lain untuk mengetahui apa yang sesungguhnya

telah terjadi melalui pengalaman orang lain.

6. Sumber Geografi

Sumber geografi adalah bahan pustaka yang memuat informasi mengenai tempat,

gunung, sungai, batas negara, batas wilayah, dan sebagainya yang berkaitan

dengan lokasi. Berbagai jenis bahan pustaka yang termasuk dalam kelompok

sumber geografi adalah sebagai berikut :

24

Page 17: Bab 2 library cafe

• Peta, seperti Peta Kotamadya Malang;

• Atlas seperti Atlas Indonesia. Bandung, 1977;

• Globe;

• Gazetir, seperti Daftar nama-nama pulau di Indonesia (List Island Names).

Disusun oleh Dinas Hidrologi Angkatan Laut. Diterbitkan oleh Pusat

Dokumentasi

Ilmiah Nasional - LIPI, 1975;

• Buku petunjuk perjalanan , seperti Business and pleasure in Jakarta: an official

tourist guide book for metropolitan city of Jakarta. Jakarta, 1973.

Jenis-jenis Koleksi Sekunder

1. Bibliografi

Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang atau subyek tertentu, di mana

hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku tersebut tidak dibatasi pada satu

perpustakaan tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurud abjad pengarang atau

kronologis atau subyek. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi dan

disebut dengan bibliografi beranotasi.

Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai mengetahui eksistensi sebuah

dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan pustaka lain sesuai

dengan keperluannya.

2. Katalog

Katalog dalam istilah perpustakaan adalah sarana yang mendaftar seluruh koleksi

perpustakaan.

25

Page 18: Bab 2 library cafe

3. Indeks

Indeks adalah sarana fisik yang mengacu ke bagian koleksi dokumen yang secara

potensial relevan dengan permintaan informasi. Ada indeks yang menyatu dengan

sebuah buku dan ada indeks yang terpisah dengan bahan pustaka yang

diindeksnya.

4. Abstrak

Yang dimaksud dengan abstrak disini adalah majalah abstrak, yaitu terbitan

berseri dengan frekuensi teratur yang berisi sari karangan atau abstrak dari artikel

penting dalam subyek tertentu yang terbit dalam majalah primer. Dapat juga

abstrak ini berasal dari sari karangan monograf berisi hasil penelitian, laporan

penelitian, paten, serta sumber primer lain dalam bidang tertentu.

Majalah abstrak berfungsi juga sebagai indeks sehingga dapat digunakan sebagai

sarana temu balik informasi serta memberikan gambaran singkat mengenai

penelitian yang sedang berlangsung.

26

Page 19: Bab 2 library cafe

Jenis-jenis Koleksi Tersier

1. Bibliografi Dari Bibliografi

Tujuan literatur tersier untuk mengetahui atau menelusur informasi sekunder:

Contoh:

Leeson, Ida. 1954. A Bliography of Bibliographies of the South Pacific.

London: Oxford University Press, 1954.

Kemp, Herman C. Annotated bibliography of bibliographies on

Indonesia. Leiden: KITLV Press, 1990.

Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bibliografi tentang

bibliografi Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan –

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.

2. Direktori

Direktori berasal dari kata direct yang berarti menunjuk. Direktori adalah suatu

bahan rujukan yang memuat daftar organisasi atau perorangan, disusun secara

alphabetis atau kadang-kadang secara sistematis. Jadi direktori hanya memberi

informasi penunjukan, bukan memberi informasi secara langsung.

Ada direktori perseorangan yang memuat alamat, profesi, kantor atau informasi

penting lainnya yang menyangkut orang tersebut. Dan ada juga direktori lembaga

atau organisasi biasanya memuat informasi seperti alamat, pejabat-pejabatnya,

fungsi dan keterangan lain yang berkaitan dengan organisasi itu. Dengan demikian

direktori adalah semua bahan pustaka atau dokumen yang memungkinkan kita

untuk menemukan dan mengetahui informasi tentang organisasi atau perorangan.

27

Page 20: Bab 2 library cafe

2.1.9 SARANA DAN PRASARANA

1. Gedung dan ruang

- Perpustakaan harus memiliki gedung sendiri, atau sekurangkurangnya memiliki

ruangan sendiri secara terpisah dari ruang

kegiatan non Perpustakaan.

- Perpustakaan harus memiliki ruangan yang sekurang-kurangnya dapat

menampung koleksi bahan perpustakaan, ruang baca yang berkapasitas minimal

10 orang pembaca, ruang jasa/sirkulasi dan ruang kegiatan operasional stat

perpustakaan.

- Lokasi dan posisi ruang perpustakaan harus mudah diketahui dan dijangkau

penggunanya serta memperoleh pencahayaan

dan sirkulasi udara yang cukup efektif dan nyaman.

- Ruang perpustakaan harus memiliki lantai yang mampu mendukung beban

minimal 300kg per meter persegi.

- Perpustakaan perlu memiliki ruangan khusus untuk menunjang operasional

teknologi.

- Denah tata ruang (layout) perpustakaan perlu dipaparkan pada tempat yang

mudah terlihat oleh pengunjung perpustakaan.

2. Perlengkapan

- Perpustakaan harus memiliki perlengkapan meja dan kursi kerja, meja dan kursi

baca, rak untuk buku, rak majalah dan surat kabar, lemari buku serta meja pejasa

yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Semua perlengkapan di atas harus

memenuhi standar baik konstruksi maupun jumlahnya.

28

Page 21: Bab 2 library cafe

- Fasilitas rak harus mengikuti standar dan dapat menampung jumlah dan jenis

koleksi yang dimiiiki.

- Perpustakaan juga harus memiliki perlengkapan pendukung minimal 1 buah

zice (kursi tamu), alat pengolah data mesin ketik atau komputer dan kendaraan

operasional.

- Fasilitas baca harus dapat menampung jumlah pengunjung rata-rata perhari dan

memenuhi standar yang berlaku.

3. Alat Komunikasi

- Perpustakaan harus memiliki alat komunikasi minimal pesawat telephon,

faximile.

- Bagi perpustakaan yang sudah berkembang minimal mempunyai jaringan

internet.

29

Page 22: Bab 2 library cafe

2.1.10 Koleksi Dan Pengolahan

- Jumlah koleksi perpustakaan diacu pada SK Menpan 33 tahun 1998 yaitu 1000

judul/2000 eksemplar.

- Perpustakaan harus mempunyai program pengembangan koleksi tahunan yang

menunjang "isi dan misi, tugas pokok dan fungsi, program serta pemakai

potensialnya”.

- Koleksi perpustakaan minimal 10 % dari jumlah koleksinya merupakan koleksi

mutakhir yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan yang di layani bidang

perpustakaan.

- Perpustakaan harus memiliki program penyiangan untuk seluruh koleksi

perpustakaan yang minimal disiangi setiap 5 tahun sekali.

- Perpustakaan minimal harus melanggan 1 (satu) judul majalah yang berkaitan

dengan kekhususan misinya untuk setiap tahunnya.

- Setiap koleksi yang ada di perpustakaan harus dideskripsikan untuk memenuhi

system simpan dan temu kembali, minimal menggunakan AACRII.

- Setiap koleksi diklasifikasi menggunakan Dewey Decimal Classification (DOC)

atau klasifikasi lain yang berlaku internasional, regional atau nasional sesuai

kebutuhan perpustakaan.

- Katalog subyek minimal menggunakan salah satu dari acuan tersebut dibawah

ini:

-Daftar tajuk Subyek

-Library of Congress Subyect Heading (LCSH)

-Tesaurus yang berlaku secara internasional, regional atau

nasional sesuai cakupan bidang perpustakaan atau jenis

30

Page 23: Bab 2 library cafe

perpustakaan khusus

- Dalam hal perpustakaan berkehendak melakukan kerjasama jasa secara one line

(terpasang) wajib merujuk pada standar INDOMARC atau standar MARC yang

berlaku ditingkat internasional atau regional sesuai kebutuhan sistem kerjasama

jaringan yang dibangun.

- Perpustakaan harus mempunyai program pelestarian bahan perpustakaan

minimal satu kali setahun

- Penempatan buku di rak dijajar secara sistematis dengan memperhatikan

kenyamanan dan kesehatan pengguna dan kemudahan akses dalam upaya

pemeliharaan bahan pustaka.

- Koleksi perpustakaan juga mencakup dokumen/literature/bahan perpustakaan

cetak, multimedia dan digital.

31

Page 24: Bab 2 library cafe

2. 2 Tinjauan Tentang Cafe

Kafe berasal dari bahasa Perancis café. Arti harafiahnya sebetulnya adalah

(minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minum-

minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia, kafe berarti

semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makan-

makanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung.

Café adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan

pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan makananya di atas baki yang

diambil di atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan.

(Marsum, 2000:8-11).

Café dikaitkan dengan kepariwisataan termasuk salah satu jenis restoran, artinya

usaha komersial yang ruang lingkup dan kegiatannya menyediakan hidangan

makanan dan minuman.

( Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2)

Café menurut Dictionary of English Language and Culture oleh Longman adalah

restaurant kecil yang melayani/ menjual makanan ringan dan minuman, café

biasanya digunakan oleh orang- orang untuk menghabiskan waktu/ istirahat

sejenak.

Café adalah tempat yang paling menyenangkan, dan yang mana satu menemukan

segala macam orang karakter yang berbeda.

(Broudy, E. 1986:43)

2.2.1 Sejarah Singkat Cafe

Café pertama kali didirikan di Constantinopel pada tahun 1950, kemudian pada

tahun 1672 seorang yang bernama Pascal menjual minuman kopi dalam sebuah

kedai pameran Saint-Germani, Paris. Dari situ ia memperkenalkan dan

32

Page 25: Bab 2 library cafe

meneruskan usahanya ke berbagai negara di Eropa. Eksistensi cafe terus

berkembang sehingga pengertian café menjadi berubah. Palais-Royal, Grands

Boulevard, Left Bank dan Bougant adalah cafe-cafe yang dibuat dalam nafas

modern mengikuti perkembangan jaman.

(Cole, 1998:71).

Café selanjutnya berkembang di Eropa terutama di Paris. Cafe terletak di pinggir

jalan biasanya berada di luar ruangan. Seiring perkembangan jaman, cafe akhirnya

memperhatikan interior dalam sistem pelayanannya.

Café dengan cepat menjadi bagian integral dari budaya Perancis dari pemunculan

pertamanya, berawal dari pembukaan Café Procope di tepi kiri tahun 1689 dan

café Régence di Palais Royal setahun kemudian. Café di kebun beberapa distrik

menjadi populer pada abad ke-18, dan dapat dianggap sebagai café teras pertama

di Perancis, ini tidak akan terkenal hingga trotoar dan jalan boulevard mulai

muncul pada pertengahan abad ke-19. Café adalah perhentian penting dalam

perjalanan menuju atau dari kantor bagi banyak warga Perancis, dan khususnya

saat makan siang.

(Porter, 2010:144).

2.2.2 Macam-macam Tipe Cafe

Industri pelayanan makanan di Perancis terus berkembang dengan pesat seiring

kebutuhan serta tingkatan hidup masyarakatnya yang semakin meningkat.

Bermacam-macam jenis restoran dan cafe bermunculan dari yang paling

sederhana sampai mewah. Kesemuanya dibedakan menurut jenis makanan yang

dijualnya atau cara pelayanannya.

a. Boulangerie pattiserie adalah menyediakan berbagai macam jenis roti dan kue-

kue manis.

33

Page 26: Bab 2 library cafe

b. Brassserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake

(kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak

menjual minuman yang beralkohol.

c. Bistro Seringkali lebih kecil dari sebuah restoran dan sering kali menggunakan

papan kapur atau menu verbal. Banyak fitur masakan daerah. hidangan terkenal

dan menawarkan berbagai jenis minuman beralkohol.

d. Bouchon Ditemukan di Lyon , mereka menghasilkan Lyonnaise masakan

tradisional, seperti sosis, pate bebek atau babi panggang. Sangat berorientasi pada

daging. Ada sekitar dua puluh tradisional bouchons bersertifikat resmi.

e. Salon de the adalah mirip dengan kafe di seluruh dunia. Seringkali disebut

Tearooms ini sering menawarkan pilihan kue dan tidak menawarkan minuman

beralkohol. Banyak menawarkan makanan ringan sederhana seperti salad dan

sandwich, teh, cokelat panas, dan chocolat à l'ancienne (minuman cokelat

populer) yang ditawarkan juga. tempat ini sering bersebelahan dan menjadi satu

dengan toko roti buka hanya sebelum tengah hari untuk makan siang dan

kemudian tutup sore hari.

f. Estaminet adalah restoran yang digunakan untuk menjadi tempat pusat bagi

petani, pekerja tambang, atau tekstil untuk bertemu dan bersosialisasi. Bersamaan

dengan minuman biasa (bir dan minuman keras), orang bisa memesan masakan

daerah dasar, serta bermain game berbagai indoor. Estaminets ini hampir hilang,

tetapi sekarang dianggap sebagai bagian dari sejarah Nord-Pas-de-Calais, dan

karena itu harus dijaga dan dikembangkan. (Porter, 2010:25).

2.2.3 Sistem Pelayanan Pada Cafe

Pelayanan harus mampu memberikan servis kepada konsumen dengan baik

sehingga konsumen merasa puas secara fisik dan psikologis yang berbeda dengan

34

Page 27: Bab 2 library cafe

cafe lain. Hal yang paling terpenting dalam pemberian kepuasan bagi para tamu

yaitu pelayanan. Adapun sistem yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

a. Table Service

Table Service adalah sistem pelayanan , dimana para tamu duduk di kursi

menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman

diantarkan, disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan

makanan dan minuman adalah waiter/waitress.

b. Counter Service

Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran bagi para tamu yang

datang langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman yang

dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter.

Petugas yang menyajikan makanan dan minuman bisa waiter/ waitress atau

langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini lebih praktis, hemat tenaga

dan waktu. Counter di sini memiliki pengertian meja panjang yang membatasi dua

ruangan ruang dapur dengan ruangan restoran.

c. Carry Out Service

Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu pelayanan

restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan yang telah siap

atau yang disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks atau kotak untuk

dibawa pergi, jadi makanan dan minuman tidak dinikmati.

d. Self Service

Self Service atau kadang-kadang disebut juga Buffet Service ialah suatu sistem

pelayanan restoran yang menghidangkan semua makanan secara lengkap (dari

hidangan pembuka, hidangan utama, hidangan penutup dan sebagainya) telah

ditata dan diatur dengan rapi di atas meja hidang atau meja prasmanan. Para tamu

secara bebas mengambil sendiri hidangannya sesuai dengan selera maupun

kesukaannya. Sedangkan untuk minuman panas, seperti teh atau kopi, pada

umumnya disajikan kepada para tamu oleh petugas.

35

Page 28: Bab 2 library cafe

2.2.4 Program Ruang Cafe Secara Umum

Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant Planning &

Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya dirancang dan

dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruangan

sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah

kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut

memerlukan ruangan yang memadai. Oleh karena itu, persyaratan ruangan Café

dibedakan menjadi dua yaitu ;

a. Ruangan depan (Front Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi

dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan,

seperti ruang makan, bar, cocktail lounge, ruang parker tempat ibadah dan lain

sebagainya. Persyaratan ruangan Cafe :

1) Luas area memenuhi standar

2) Penyekat antara Café dan dapur harus tahan terhadap api

3) Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat

4) Selalu terpasang alat deteksi kebakaran

5) Pintu keluar masuk pelanggan dan pegawai harus terpisah

6) Cukup penerangan

7) Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengatur suhu udara

8) Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan)

9) Kualitas bahan bangunan memenuhi standar

10) Lay out ruangan yang tercipta mudah dirubah

11) Mudah untuk dibersihkan dan dirawat.

b. Ruangan Belakang (Back Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai

fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan produk

makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan

cafe dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk masuk ke dalamnya

36

Page 29: Bab 2 library cafe

seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steaward area dan lain

sebagainya. Sehingga syarat-syarat back area ;

1) Cukup Penerangan

2) Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya

3) Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang

memadai dan lancar

4) Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur saluran air

bersih lancar dan mencukupi

37

Page 30: Bab 2 library cafe

2.3 Tinjauan Tentang Library Cafe

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Library café adalah suatu café

yang menyediakan menu berisi makanan dan minuman, tata ruang dan interior

yang di tata sedemikian rupa, nyaman, aman, sejuk, fasilitas free WI-FI dan

menyediakan berbagai macam buku-buku yang bebas dibaca oleh para

pengunjung.

Ide perpustakaan dengan atmosfir kafe ternyata sudah mulai sejak beberapa tahun

yang lalu, entah di daerah tertentu di Indonesia juga di luar negri. Suasana kafe

ternyata memang menarik orang untuk datang dan merasa nyaman. Budaya

perpustakaan yang harus sunyi senyap tanpa minuman dan makanan sudah

selayaknya ditinjau ulang sesuai dengan kebutuhan. Berdirinya perpustakaan–

perpustakaan kafe yang marak di kota-kota besar di Indonesia seperti di Bandung

ini dapat dianggap sebagai upaya kepedulian terhadap literasi informasi di

masyarakat. Modifikasi layanan dengan menghadirkan menu-menu makanan dan

minuman khas kafe di perpustakaan kafe ini, juga dapat dianggap sebagai upaya

membangun kesenangan kenyamanan dan rasa santai dalam belajar untuk

menambah pengetahuan.

Ada banyak orang yang mendapati belajar dengan iringan musik membantunya

lebih cepat mengerti. Beberapa yang lain menikmati snack ringan dan belajar

adalah gaya belajarnya. Sementara yang lain lebih suka belajar dengan rekan-

rekannya dalam sebuah diskusi. Dalam suatu artikel tentang konsep

perpustakaan yang modern, juga disebutkan bahwa salah satu infrastruktur yang

menunjang layanan perpustakaan adalah adanya cafe di perpustakaan. Dengan

demikian layaklah jika perpustakaan melengkapi diri dengan berbagai fasilitas

untuk sebisa mungkin mengakomodasi gaya belajar para penggunanya.

38

Page 31: Bab 2 library cafe

2.3.1 Klasifikasi Restoran Menurut Marsum (2000, p. 7-11)

Ada tujuh tipe klasifikasi restoran :

1. A La Carte Restaurant

Adalah restoran yang telah mendapatkan ijin penuh untuk menjual

makanan, lengkap dengan banyak variasi. Dimana konsumen bebas

memilih makan yang mereka kehendaki. Tiap-tiap makanan yang tersedia

di restoran jenis ini memiliki harga tersendiri.

2. Table D’hote Restaurant

Adalah restoran yang khusus menjual menu yang lengkap (dari hidangan

pembuka sampai hidangan penutup), dan tertentu, dengan harga yang telah

di tentukan pula.

3. Cafetaria atau cafe

Adalah restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue, roti isi, kopi dan

teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman ber alkohol.

4. Inn Tavern

Adalah restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau, yang di kelola

oleh perorangan di tepi kota. Suasana dibuat sangat dekat dan ramah

dengan konsumennya serta menyediakan hidangan yang lezat.

5. Snack Bar atau Milk Bar

Adalah restoran dengan tempat yang tidak terlalu luas yang sifatnya tidak

resmi dengan pelayanan yang cepat, dimana konsumen mengumpulkan

makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas counter (meja panjang

yang membatasi dua ruangan) kemudian membawanya sendiri ke meja

makan. Konsumen bebas memilih makanan yang di sukai, disini lebih

dikenal dengan nama restoran cepat sajii (fast food). Makanan yang

39

Page 32: Bab 2 library cafe

tersedia umumnya hamburger, roti isi, kentang goreng, ayam goreng, nasi

dan mie.

6. Specialty Restaurant

Adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesaikan dengan

tipe khas makanan yang di sajikan atau temanya. Restoran-restoran

semacam ini menyediakan masakan Eropa, China, Jepang, India dan

sebagainya. Pelayanan sedikit banyak berdasarkan tata cara negara asal

makanan spesial tersebut.

7. Family Type Restaurant

Adalah restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman

dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Terutama disediakan

untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.

Dari keterangan di atas Library Cafe dapat di golongkan sebagai Cafetaria

atau cafe.

40

Page 33: Bab 2 library cafe

2.4 Tinjauan Penggayaan Mediterania

Mediterania adalah sebutan bagi wilayahwilayah yang mengelilingi Laut Tengah.

Wilayah-wilayah yang mengelilingi laut yang cukup luas ini meliputi tiga benua

sekaligus. Mediterania sendiri merupakan sebutan bagi kawasan yang berada di

sekitar untaian pantai yang bercuaca panas. Dari benua Eropah yang termasuk

wilayah Mediterania adalah Spanyol, Perancis Selatan, Italia dan Yunani,

sedangkan dari benua Asia adalah Turki dan Timur Tengah. Dari benua Afrika

yang termasuk dalam wilayah Mediterania adalah Mesir dan seluruh negara di

Afrika Utara yang memiliki pantai yang menghadap ke Laut Tengah; mereka

umumnya disebut sebagai negara-negara Maghribi yaitu Marokko, Aljazair,

Tunisia dan Libya.

Dengan demikian, arsitektur di sekitar kawasan Mediterania sangat beragam

coraknya. Kata ‘Mediterania’ memberi kesan suasana langit yang biru dengan

kehangatan sinar matahari (Speck 1985:5). Ciri-ciri bangunan Mediterania

memang sesuai bagi daerah-daerah yang beriklim panas (Medial Syukur 1995,

Sukada 1995 Cerwinske 1990:1,33-34, Speck 1985:5); iklim di kawasan

Mediterania sendiri memang cenderung bersifat demikian.

(Sumber : DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 27, No. 1, Juli 1999 : 48 –

55)

2.4.1 Ciri Gaya Arsitektur Mediterania Menurut Catherine Haig dalam

buku Mediterranean Style

Sulit menunjuk satu bentuk baku arsitekturnya. Setiap wilayah di Mediterania,

mempunyai perjalanan sejarah dan keunikan budaya lokal tersendiri. Namun ada

beberapa hal yang kerap dijumpai, sehingga dapat dianggap karakter umum

arsitektur Mediterania, seperti :

41

Page 34: Bab 2 library cafe

Kolom

Kolom dan unsur lengkung yang berakar pada arsitektur klasik Yunani- Romawi

pada jendela, pintu dan portico. Spanyol, dengan mixed-history-nya, memilki

sejumlah bentuk kolom dan penyangga (pier). Kolom pendukung yang sering

digunakan adalah kolom yang terbuat dari batubata, sebagai bagian dari kolonade

biasanya mengelilingi patio, kolom satu dengan yang lain dihubungkan dengan

balok berbentuk semi sirkular (arches) dilengkapi dengan mahkota dan alas kolom

sederhana.

Teras

Teras, selasar lebar ataupun court yard yang dilengkapi fountain menjadi cara

untuk membuat suhu tetap nyaman. Ruang luar merupakan perluasan dari ruang

dalam. Dimanfaatkan sebagai ‘ruang duduk’ atau ‘ruang makan’. Kehadiran unsur

air dan taman dalam Arsitektur Mediterania merupakan pengaruh Bangsa Moor

ketika menguasai Spanyol. Bagi bangsa Moor taman merupakan ‘earthy

paradise’.

Atap

Bangunan yang berarsitektur Mediterania menggunalan atap miring. Kuda-kuda

kayu dengan penutup genteng "mission" yang berwarna merah digunakan saat

gaya arsitektur ini berkembang didaerah California. Bentuk atap yang biasa

digunakan adalah bentuk atap pelana, meskipun disana-sini ditemukan bentuk

atap perisai. Dan kebanyakan bangunan menggunakan tritisan yang dalam (deep

eaves). Genteng yang menutup bagian atas listplank masih menyisakan listplank

dibagian bawahnya.

Dinding

Bahan dinding yang menjadi ciri khas bangunan Mediterania adalah tanah liat

yang dibakar (adobe), yang tiap kali disegarkan kembali dengan dicampur cat

kapur (whitewasher). Di Amerika dinding batubata yang dibakar merupakan

bahan bangunan pilihan dan penggunaan batu alam lebih banyak dipakai

(terutama Mexico, Texas, California, dan juga NewYork). Penggunaan bahan-

42

Page 35: Bab 2 library cafe

bahan alam diselesaikan tanpa finishing. Apabila dinding tersebut diselesaikan,

maka plesteran dibuat tidak rata sehingga menimbulkan karakter tekstur yang

kasar. Karakter dinding yang berat hadir dengan adanya konstruksi dinding tebal.

Pada awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania, memiliki citra polos dan

sederhana. Ada yang menyebut bangunan asal Spanyol ini berwajah bleak and

blare, kemudian terpengaruh warna-warna cerah Karibia. Kesan hangat bahkan

panas akhirnya dihadirkan pula pada dinding bangunan dengan gaya arsitektur

Mediterania ini. Permainan warna menghadirkan perbedaan pada rumah kalangan

atas (yang cenderung memilih warna-warna pastel) dan kalangan bawah (yang

lebih berani bermain-main dengan komposisi warna).

Jendela

Jendela-jendela biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk persegi panjang

atau kotak-kotak kecil. Kadang-kadang dengan ujung bagian atas berbentuk

lengkungan. Jendela biasanya dilengkapi dengan kisi-kisi yang terbuat dari kayu

atau besi tempa. Angin-angin yang berbentuk lingkaran banyak juga menjadi

bagian dari penampilan wajah bangunan berarsitektur Mediterania. Lubang pada

dinding untuk keperluan jendela biasanya berupa bukaan relatif lebar, dihadirkan

kotak-kotak persegi kecil sebagai pembagi. Angin-angin yang berbentuk

lingkaran sering digunakan sebagai penghawaan pada atap dipasang pada bagian

geuvel dekat dengan ujung atap bagian atas.

Pintu Masuk Utama

pintu masuk utama (doorway) memiliki bentukan terutama karena pengaruh-

pengaruh Bizantium, Spanish Gotthic dan bentuk pintu masuk yang paling sering

digunakan adalah bentuk Spanish Renaissance. Perkembangan selanjutnya

menunjukkan bahwa pintu masuk utama berbentuk persegi empat biasa dengan

angin-angin berbentuk semi-sirkular atau persegi empat. Pertemuan antar dinding

dengan kusen, atau bagian akhir dari dinding yang bertemu dengan kusen,

merupakan penebalan dari dinding sekeliling batasan dinding dengan kusen.

Bentuk penebalan ini seperti sebuah bingkai pada lukisan. Bingkai atau frame

43

Page 36: Bab 2 library cafe

pada lubang pintu ini tidak hanya pada pintu masuk utama saja, tetapi berlaku

untuk semua pintu dan bahkan jendela.

Balkon

Balkon tipe continous biasanya ditemukan pada bagian patios atau courts, balkon

ini biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang menghubungkan dua sayap

bangunan.

Alam

Alam menjadi inspirasi pemilihan material finishing lantai, dinding dan plafon.

Dinding dibuat dengan tesktur kasar, terkesan alami. Iklim panas ,kering, sering

tanpa hujan membuat penggunaan atap datar atau atap miring nyaris tanpa teritis.

Sinar matahari ‘kuat’ di kawasan Laut Mediterania diimbangi dengan penggunaan

warna tegas. Yunani, mempunyai ciri paduan biru dan putih. Terinspirasi dari

birunya laut Mediterania, dan putihnya awan diatasnya. Afrika Utara, mempunyai

ciri warna yang terinspirasi dari warna padang pasir ataupun warna tanah di Delta

Sungai Nil. Dan ada wilayah yang terinspirasi oleh warna landscape di

Mediterania, seperti merahnya anggur, kuningnya bunga matahari, dan hijaunya

pohon cypress. Bertemunya aneka budaya membuat wilayah ini memberi

pengaruh estetis pada arsitektur dan interior. Diantaranya, Spanyol yang kaya

akan hasil besi, sangat menonjol kreasi decorative metal nya pada railing balkon,

lampu, teralis ataupun furniture. Demikian juga halnya dengan seni keramik.

Dipengaruhi budaya Islam, warna, pola penataan dan motif keramik di Spanyol

pun sangat menarik. Sedangkan, Maroko, sangat terkenal dengan rugs.

(Sumber : Haig, Catherine, Mediterranean Style – Relaxed Living Inspired by

Strong Colour and Natural Material, Conran Octopus, London, 1999)

2.4.2

44

Page 37: Bab 2 library cafe

2.5 Study Banding : “Reading Lights”

Nama Perusahaan : Reading Lights

Alamat : Jl. Siliwangi No. 16, Bandung.

Waktu Operasional : Selasa, Rabu, Minggu : 12.00-20.00

Kamis, Jumat, Sabtu : 10.00-21.00

Senin : Tutup

Profile Perusahaan : Didirikan pada tahun 2006, dengan keyword “coffee

corner & books”. Buku tidak di pinjamkan, hanya

menjual buku bekas berbahasa Inggris, namun di

perbolehkan membaca di tempat. Apabila ingin

membaca di tempat harus membeli makanan atau

minuman.

Struktur Organisasi : - Manager in chief (1 orang)

Book Division

- Store Manager (1 orang)

- Book Assistant (1 orang)

Kitchen Division

- Chef (1 orang)

- Chef Assistant (1 orang)

- Waiter (2 orang)

Staff

- Administration (1 orang)

- Cashier (1 orang)

House Keeper

- Chief House Keeper (1 orang)

- Assistant House Keeper (1 orang)

45

Page 38: Bab 2 library cafe

Tipe Manajerial : Casual

Produk : - Buku

- Berbagai minuman berbahan dasar kopi asal

Indonesia

- Berbagai makanan ringan (snack)

- Accessories

Fasilitas : - Area Baca

- Area Koleksi

- Bar

- Lounge

- Toilet

Jumlah Koleksi : 7000 Buah Buku

Genre Koleksi : Fiksi dan Non Fiksi

Fiksi : - Action, Thriller, Suspense

- Romance, Drama, Chicklit

- Fantasy, Scifi

- Classic Litteratur

Non Fiksi : - Hobby

- Self Help

- Medical, Psichology

- History

- Economy & Management

- City & Nation, Travel

- General Science, Design & Architecture

46

Page 39: Bab 2 library cafe

Koleksi Lainnya : Favorit, New Arrival, Recommended, Children.

Ukuran Koleksi Terkecil : 7x5cm

Ukuran Koleksi Terbesar : 32x21cm

Perawatan Buku : Di bersihkan dengan cara di lap menggunakan lap

kering

Sistem Peminjaman : Tidak ada peminjaman selain membaca di tempat.

Apabila ingin di bawa pulang harus di lakukan

pembelian

47