Download - Bab 2 library cafe
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2. 1 Tinjauan Tentang Perpustakaan
2.1.1 Definisi Perpustakaan
Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata
dasar pustaka ditambah awalan “per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku (bahan
bacaan, dsb).”
Dalam bahasa Inggris disebut “library” yang berarti perpustakaan.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan, Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka.
Menurut IFIA (International Federation of Library Associationsand
Institutions) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak
dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk
kepentingan pengguna.”
Menurut Sutarno NS, M. Si “Perpustakaan adalah suatu ruangan,
bagian dari gedung/bangunan atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku
koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan
dipergunkan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca.”
9
Menurut C. Larasati Milburga, dkk “Perpustakaan adalah suatu unit
kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara
sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh
penggunanya sebagai sumber informasi.”
Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan
Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan
terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan
intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan
majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan
dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat
yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk
menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat
penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm,
mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang
bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
kebutuhan hakiki manusia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
pengertian perpustakaan secara umum adalah suatu unit kerja yang berupa tempat
mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi pustaka baik buku-buku
ataupun bacaan lainnya yang diatur, diorganisasikan dan diadministrasikan
dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan digunakan secara kontinu
oleh penggunanya sebagai informasi.
10
Perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat
untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan
dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini
selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada
dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan
komputer).
2.1.2 Peran Perpustakaan
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisir
secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat
memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat
perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan
dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa
dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.[1]
2.1.3 Tujuan Perpustakaan
Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam
segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melelui
jasa pelayanan perpustakaan agar mereka:
a. Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan;
b. Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan,
kehidupan sosial dan politik;
c. Dapat memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi
anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik;
d. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat
menggunakan kemempuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya
manusia;
e. Dapat meningkatkan tarap kehidupan seharihari dan lapangan pekerjaannya;
11
f. Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif
dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar
bangsa;
g. Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan sosial.[2]
sumber :
1. Sinaga, Dian Mengelola Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kreasi Media Utama,
2007) hlm. 15
2. Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita Perpustakaan (Bandung: PT
Puri Pustaka 2008) hlm 41,42
2.1.4 Jenis-jenis Perpustakaan
Dalam lampiran keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tertanggal 11 Maret No. 0103/0/1981 jenis-jenis perpustakaan meliputi:
a. Perpustakaan Nasional
Berkedudukan di ibukota negara, berfungsi sebagai perpustakaan defosit nasional
dan terbitan asing dalam ilmu pengetahuan sebagai koleksi nasional, menjadi
pusat bibiografi nasional, pusat informasi dan referensi serta penelitian, pusat
kerjasama antar perpustakaan di dalam dan di luar negeri.
b. Perpustakan Wilayah Berkedudukan di ibukota provinsi, sebagi pusat kerja
sama antar perpustakaan di wilayah provinsi, menyimpan koleksi bahan pustaka
yang menyangkut provinsi,semua terbitan di wilayah, pusat penyelenggaraan
pelayanan referensi, informasi dan penelitian dalam wilayah provinsi menjadi unit
pelaksana teknis pusat pembinaan perpustakaan.
c. Perpustakaan Umum Menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi,
penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan maysrakat.
12
d. Perpustakaan Keliling Berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani
masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum.
e. Perpustakaan Sekolah Berfungsi sebagi pusat kegiatan kegiatan belajar-
mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat baca, guna menambah ilmu
pengetahuan dan rekreasi.
f. Perpustakaan Perguruan Tinggi Berfungsi sebagai sarana kegiatan belajar-
mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
g. Perpustakaan Khusus/Dinas Berfungsi sebagai pusat referensi dan penelitian
serta sarana untuk memperlancar tugas pelaksanaan instansi/lembaga yang
bersangkutan.
2.1.5 Pengertian Ilmu Perpustakaan (library science)
Ilmu perpustakaan adalah bidang interdisipliner yang menggabungkan
ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu terapan untuk mempelajari topik yang
berkaitan dengan perpustakaan. Ilmu perpustakaan ini mempelajari mengenai cara
pengumpulan, pengorganisasian, pengawetan, dan penyebarluasan sumber
informasi yang ada di suatu perpustakaan, serta berkaitan dengan nilai ekonomi
dan politis dari informasi pada umumnya.
Pada mulanya ilmu perpustakaan lebih membahas mengenai ilmu
pengarsipan. Hal ini berkaitan dengan cara penataan sumber informasi dengan
sistem klasifikasi perpustakaan dan teknologi untuk mendukung maksud ini.
Topik ini juga berkaitan dengan bagaimana pengguna jasa informasi ini
mengakses, menelusuri, dan memanfaatkan informasi. Dan satu aspek lagi yang
tidak kalah penting adalah etika dalam penataan dan pelayanan informasi, serta
status legal dari suatu perpustakaan sebagai sumber informasi.
13
2.1.6 Pengertian Perpustakaan Digital (digital library atau electronic
library atau virtual library)
Perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi
buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan
komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional
yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche),
ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada
dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di
lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan
computer. Istilah perpustakaan digital pertama kali diperkenalkan lewat
proyek NSF/DARPA/NASA: Digital Libraries Initiative pada tahun 1994.
Sedangkan mengenai perpustakaan digital atau digital library, seperti
yang dikatakan oleh Zainal A. Hasibuan (2005), digital library atau sistem
perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi
informasi dalam menajemen perpustakaan. Sedangkan menurut Ismail Fahmi
(2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang terdiri
dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staff pengelola,
pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan
berbagai jenis teknologi informasi. Pengembangan perpustakaan digital atau e-
library bagi tenaga pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di
perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses
pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi sistem otomasi
perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi
layanan secara otomatis/terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan
dapat membantu mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan
menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun
internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan pun dan di mana
pun ia berada.
14
Menurut Zainal A. Hasibuan (2005) dalam makalahnya
“Pengembangan Perpustakaan Digital”, metodologi untuk membangun sistem
perpustakaan digital mengikuti langkah-langkah yang disebut dengan istilah Fast
Methodology yang meliputi 6 (enam) fase yaitu :
- Requirement analysis phase
- Decision analysis phase
- Design phase
- Construction phase
- Implementation phase, dan
- Operation and support phase.
Sedangkan menurut Ikhwan Arif (2004) dalam makalahnya “Konsep
dan Perancangan dalam Otomasi Perpustakaan”, tahapan membangun sistem
otomasi perpustakaan terbagi dalam 7 (tujuh) tahap, yaitu :
- Persiapan
- Survei
- Desain
- Pembangunan
- Uji coba
- Training, dan
- Operasional.
2.1.7 Staff Perpustakaan
Staff perpustakaan harus memberikan layanan yang baik kepada para
pengguna. Sangat dibutuhkan kecakapan, ketangkasan (skill), sikap bersahabat
dan menyenangkan (layanan dengan iringan senyum) dari staff dalam menyambut
dan memberikan bantuan kepada client perpustakaan. Profesionalisme staff
perpustakaan harus diarahkan pada standar kompetensi yang dimiliki atau yang
disyaratkan oleh perpustakaan universitas yang telah memiliki standar
15
internasional . Karena, staff perpustakaan yang akan menyediakan dan melakukan
tugas-tugas pelayanan dan menyediakan bahan pustaka untuk digunakan oleh
pengguna perpustakaan. Keterampilan terhadap teknologi (technology skills),
keterampilan antar-perseorangan (interpersonal skills), dan kepemimpinan
(leadership).
Pengelolaan perpustakaan haruslah dilengkapi minimal tiga orang,
yang terdiri dari satu tenaga adminstrasi dan dua pustakawan. Hal ini penting
diterapkan sekaligus berbagi peran, administrasi mengurusi segala kelengkapan
buku, pendaftaran anggota, dan inventaris. Sedangkan pustakawan lebih fokus
melayani pengunjung.
16
2.1.8 Kajian Ilmu Perpustakaan : Literatur Primer, Sekunder, Tersier
Koleksi perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi koleksi primer,
koleksi sekunder, dan koleksi tersier. Koleksi sekunder sering disebut dengan
bahan rujukan umum, sedangkan koleksi tersier disebut dengan sarana bibliografi
dari bibliografi. Dalam perpustakaan, ketiga jenis koleksi ini ditempatkan dalam
ruang referens. Dan pustakawan yang melayaninya disebut dengan pustakawan
rujukan.
Bahan rujukan umum atau reference source disebut juga koleksi
referensi. Dalam American Library Assocation Glossary of Library Terms
disebutkan disebutkan dua definisi untuk bahan rujukan, yaitu : (a) sebuah buku
yang disusun dan diolah sedemikian rupa untuk digunakan sebagai sumber
menemukan informasi tertentu dan tidak untuk dibaca secara keseluruhan ; dan (b)
sebuah buku yang penggunaannya terbatas dalam gedung perpustakaan.
Sementara itu dalam Harrod’s Librarians Glossary memberikan
pengertian sebagai berikut : (a) buku rujukan adalah buku-buku yang di susun
untuk memberikan informasi seperti kamus, ensiklopedia, kamus ilmu bumi, buku
tahunan, buku petunjuk, bibliografi, dan abstrak. Kesemuanya disusun guna
memberikan informasi tertentu dan lebih dimaksudkan sebagai sekedar sumber
acuan dari pada untuk dibaca secara keseluruhan ; (b) buku rujukan adalah buku
yang disimpan unuk dijadikan sumber informasi yang digunakan di dalam gedung
perpustakaan saja.
Irawati Singarimbun menambahkan bahwa fakta-fakta dalam bahan
rujukan dikumpulkan dari berbagai sumber dengan susunan khusus sehingga
dapat digunakan dengan mudah dan cepat. Kemudian dia mengelompokkan bahan
rujukan umum menjadi dua jenis, yaitu : (a) jenis bahan rujukan yang
memberikan informasi langsung seperti ensiklopedi, kamus, direktori, alamak,
sumber biografi, sumber geografi atau peta, buku statistik, sedangkan (b) jenis
bahan rujukan yang memberikan petunjuk kepada suatu sumber informasi seperti
17
katalog, bibliografi, indeks, dan abstrak. Bagian ini disebut dengan istilah sarana
bibliografi.
Sarana bibliografi atau bibliographic tools adalah alat atau sarana
untuk menemukan bibliografi. Bibliografi adalah semua daftar terbitan, baik yang
tercetak atau yang terekam. Semua karya tulis secara konseptual dimaksudkan
untuk dibaca oleh orang lain. Kumpulan dari karya tulis yang terbaca tersebut
dapat membentuk akumulasi suatu pengetahuan. Karena itu, semakin banyak
karya tulis yag terbaca, akan semakin kuat pula akumulasi pengetahuan itu.
Pengetahuan itupun semakin tersebar sejalan dengan tersebarnya karya tulis.
Sarana bibliografi berusaha untuk mencatat semua bahan pustaka yang
pernah diterbitkan. Di manapun penerbitan dilakukan, dalam bentuk apapun
diterbitkan, hendaknya ada catatan tertulis mengenai sesuatu karya yang pernah
diterbitkan. Seorang yang bekerja dalam bidang bibliografi akan berkutat dengan
berbagai jenis terbitan dan tidak boleh membedakan kapan bahan pustaka itu
diterbitkan.
Ada sarana bibliografi yang mencatat bahan-bahan pustaka kuno,
sebaliknya ada pula sarana bibliografi yang hanya mencatat bahan-bahan pustaka
yang baru diterbitkan. Ada pula pembatasan bibliografi berdasarkan wilayah atau
daerah dan ada pula bibliografi yang membatasi pada tahun terbit.
18
Manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan koleksi sekunder dan koleksi
tersier adalah :
• memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu
hal yang
ingin diketahui untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap pengertian masalah
tertentu,
• menambahkan perbendaharaan kata yang dimiliki ; bukan hanya mengetahui
suatu kata
atau istilah, bahkan dapat mengetahui keterangan dasarnya, baik mengenai asal
kata/istilah, penggunaannya, pengucapannya, sejarah, padanan kata, lawan kata
dan
sebagainya,
• dapat digunakan untuk mengetahui seluk beluk serta keadaan suatu negara atau
tempat
lain di dunia, bahkan mengenai tempat yang belum pernah dikunjungi,
• menggambarkan riwayat hidup tokoh-tokoh terkemuka dan terkenal, termasuk
karyakarya,
penghargaan yang diterima, pengalaman mereka kiat-kiat suksesnya,
• meningkatkan ketrampilan dan kemampuan dalam menggunakan sumber
informasi
dasar,
• menunjang kegiatan penelitian,
• membantu para pustakawan dan juga pemakai lain dalam melakukan
penelusuran
informasi.
19
Jenis-jenis Koleksi Primer
1. Ensiklopedi
Ensiklopedi dapat didefinisikan sebagai: “Sebuah karya ilmiah berisi informasi
yang sangat luas, dalam berbagai bidang pengetahuan, dan biasanya disusun
secara alphabetis subyek atau nama”. Istilah “sangat luas” bukan berarti
semuanya. Istilah tersebut hanyalah menggambarkan sebagai sesuatu yang sangat
luar biasa, seperti dengan istilah yang digunakan oleh Diderot, bahwa sebuah
ensiklopedi memiliki nilai yang bersifat mistisius. Bukan mistik yang berarti tidak
nyata, namun mendekati itu karena sangat luar biasa.
Setiap ensiklopedi yang diterbitkan, biasanya menguraikan banyak artikel secara
detail, seringkali pula disertai daftar bacaan pada setiap bagian atau sub-
bagiannya; ada uraian singkat dan ada uraian yang panjang disertai informasi
tentang berbagai data seperti tanggal lahir dan kematian para ilmuwan terkenal,
lokasi geografis dan peristiwa-peristiwa bersejarah. Cakupan ini menyebabkan
ensiklopedi sangat ideal untuk dikatakan sebagai bahan rujukan. Dan ensiklopedi
yang besar seringkali menjadi tumpuan pustakawan untuk memberikan jawaban
terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para pemakai perpustakaan
ataupun pencari informasi lainnya.
Bahan pustaka yang tertulis pada bagian bawah artikel membantu pembaca untuk
dapat menemukan informasi tambahan yang diperlukan untuk memperkaya
wawasan keilmuan atau khazanah keilmuan, ataupun untuk memperoleh
penjelasan yang dianggap kurang komplit ketika membaca artikel yang ada dalam
sebuah ensiklopedi. Artikel dalam ensiklopedi merupakan sebuah rangkuman dari
konsep yang sangat panjang, bukan hanya sekedar sebuah potongan atau bagian
dari konsep tersebut.
Hugh Kenner secara cerdik meringkas isi dan tujuan ensiklopedi sebagai berikut:
“Ensiklopedi membuat kita seperti melompat dari suatu masa yang sangat
20
panjang, dan ensiklopedi merupakan suatu yang tak mungkin ditulis hanya oleh
seseorang, dan setiap orang hendaknya membacanya”.
Bukannya tidak mungkin terjadi kritikan terhadap sebuah ensiklopedi. Jika ini ada
mungkin disebabkan karena penyusunan sebuah ensiklopedi memerlukan waktu
yang cukup lama sehingga begitu selesai penyusunannya, mungkin pengetahuan
yang dicakupnya sudah bergerak maju dan berkembang, sehingga apa yang
diuraikan dalam ensiklopedi dapat dikatakan ketinggalan.
Saat ini berbagai ensiklopedi disusun dengan bebagai tujuan pula. Tetapi intinya
adalah untuk mengumpulkan dan mengorganisir pengetahuan yang tersebar di
berbagai belahan dunia, atau untuk memenuhi kebutuhan informasi para pembaca.
Hampir semua bidang pengetahuan dan informasi dikupas, dirinci dan dijelaskan
melalui berbagai artikel yang disusun secara detail dan didukung oleh fakta-fakta
yang akurat.
2. Kamus
Kamus berisi daftar kata dasar suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus
yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda baca, fungsi, asal-
usul atau sejarah kata,arti, sinonim, antonim, sintaksis dan ungkapan tiap kata.
Ada kamus yang memuat semua keterangan tersebut secara lengkap, dan ada
kamus yang hanya memuat beberapa bagian saja. Istilah lain dari kamus adalah;
daftar kata/istilah, takarir, glosari, leksikon, dan mu’jam.
3. Almanak Dan Buku Tahunan
Almanak adalah buku yang memuat informasi tentang data atau statistik yang
berkaitan dengan negara, kejadian, pejabat, subjek dan kehidupannya. Banyak
almanak subyek yang diterbitkan secara tahunan atau tengah tahunan, yang
kadang-kadang disebut dengan Yearbook atau Annuals atau buku tahunan.
21
Biasanya almanak memiliki bahasan yang lebih umum dibanding dengan buku
tahunan.
Ada almanak yang disusun secara kronologis, berdasarkan waktu yang umumnya
memuat informasi mengenai ramalan-ramalan cuaca, data statistik organisasi atau
lembaga, dan catatan-catatan mengenai kejadian atau peristiwa yang nyata dan
bersifat mutakhir. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain; The Hammond
Almanac, The People’s Almanac, The Reader’s Digest Almanac and yearbook,
Whitaker’s Almanac, The World Almanac and book of facts, The Guinness book of
world records terbitan Bantam books di New York, berisi hal-hal yang bersifat
paling. Seperti paling besar dan paling kecil, paling tinggi dan paling rendah,
paling panjang dan paling pendek, dsb. Dari berbagai almanak tersebut yang
paling banyak digunakan adalah The World Almanac and book of facts, kemudian
Information Please Almanac, dan kemudian Whitaker’s Almanac.
Buku tahunan adalah bahan rujukan yang memuat informasi mengenai catatan
kejadian, perkembangan suatu masalah atau subjek dalam satu tahun terakhir.
Buku ini banyak digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan.
Ada buku tahunan yang cakupannya sangat luas dan umum, yang bertujuan untuk
memberikan informasi mutakhir yang dimuat oleh ensiklopedi. Jenis ini sering
disebut dengan suplemen ensiklopedi. Dan ada pula buku tahunan yang membatasi
muatannya pada informasi dan fakta yang berkembang dan terjadi dalam kurun
waktu satu tahun, membatasi subjeknya, atau tempat kejadiannya. Buku tahunan
sangat berguna untuk penelitian sejarah karena disajikan secara lengkap dan
diterbitkan segera setelah terjadi suatu peristiwa tertentu.
Buku yang berjudul Fact on file yearbook, The annual register of world events
masuk dalam kategori buku tahunan umum. Buku jenis ini juga dapat menjadi
bahan rujukan cepat. Kedua buku tersebut sering digunakan untuk meneliti data,
peristiwa, dan orang-orang terkenal dalam tahun penerbitannya. Fact on file
yearbook merupakan kumpulan data dari Fact on file yang tebit secara mingguan.
22
Di Indonesia kita mengenal adanya Almanak Polri yang diterbitkan oleh
Kepolisian Negara RI. Almanak ini berisi informasi mengenai kejadian,
peningkatan kedisiplinan dan kinerja yang berkaitan dengan Polri dalam
menjalankan tugasnya dan pengabdiannya kepada masyarakat. Juga buku
Rekaman Peristiwa yang diterbikan oleh penerbit Sinar Harapan. Buku ini berisi
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia yang sebelumnya telah
dimuat dalam harian Sinar Harapan yang sekarang berubah nama menjadi Suara
Pembaharuan.
4. Buku Pegangan Dan Manual
Antara buku pegangan dan manual sulit untuk dibedakan, keduanya seringkali
dianggap sebagai sinonim, atau karena kesulitan untuk memberikan difinisi
sehingga keduanya disebut kompendium.
Buku pegangan (handbook) berisi informasi mengenai petunjuk dan identifikasi
suatu masalah secara mendasar. Buku ini banyak memuat keterangan dan
informasi yang berupa tabel-tabel, simbol, formula dan istilah yang berkaitan
dengan suatu subjek yang dibahasnya. Tujuan utama dari penulisan buku
pegangan dan manual adalah sebagai bahan rujukan cepat dalam satu bidang atau
cabang pengetahuan. Penekanannya lebih berat pada keberadaan pengetahuan
dibanding perkembangan baru. Buku pegangan ilmiah didukung oleh batang
tubuh pengetahuan pada subjek yang berkaitan.
5. Biografi
The Concise Oxford Dictionary dengan ringkas memberikan definisi biografi
sebagai penulisan tentang kehidupan seseorang. Lebih lengkap lagi biografi dapat
dijelaskan sebagai penulisan kehidupan seseorang yang diperoleh dari ingatan,
dari bahan tertulis atau secara lisan.
23
Sementara itu Harold Nicolson memberikan definisi yang dapat diterapkan bagi
karya rujukan; biografi dapat menjadi bahan “sejarah”, dalam pandangan ini
biografi harus disusun dengan teliti dan mampu menggambarkan seseorang dalam
hubungannya dengan situasi yang ada saat orang itu hidup. Biografi harus
menggambarkan seseorang atau individu, semua karakter kemanusiaan yang
dimiliki, tidak hanya menyajikan kebaikannya saja tetapi juga kejelekannya.
Biografi hendaknya ditulis dalam bahasa yang baik dan dengan gaya tuturan yang
menyentuh perasaan.
Tujuan penulisan biografi menurut Sir Sydney Lee, editor dari Dictionary of
National Biography, adalah untuk menguraikan kehidupan pribadi seseorang yang
dihormati atau yang dapat diteladani. Karena itu biografi yang ideal dapat
mengungkapkan berbagai kejadian yang dialami seseorang secara langsung atau
tidak langsung. Demikian juga dengan sisi-sisi kepribadiannya dan hasil-hasil
yang dicapainya dalam kehidupannya. Biografi hendaknya disusun secara
obyektif, tepat dan seimbang. Virginia Wolf, seorang penulis biografi terkenal
menyatakan bahwa pada dasarnya penulis biografi menulis dan memilih serta
mengorganisir informasi yang diperolehnya kemudian menguraikannya
dengan sedemikian rupa sehingga terasa hidup.
Ada dua daya tarik biografi bagi pengguna, yaitu untuk memenuhi rasa ingin tahu
kita terhadap pribadi seseorang dan untuk mendapatkan pengetahuan secara riil
melalui orang lain. Dengan kata lain untuk mengetahui apa yang sesungguhnya
telah terjadi melalui pengalaman orang lain.
6. Sumber Geografi
Sumber geografi adalah bahan pustaka yang memuat informasi mengenai tempat,
gunung, sungai, batas negara, batas wilayah, dan sebagainya yang berkaitan
dengan lokasi. Berbagai jenis bahan pustaka yang termasuk dalam kelompok
sumber geografi adalah sebagai berikut :
24
• Peta, seperti Peta Kotamadya Malang;
• Atlas seperti Atlas Indonesia. Bandung, 1977;
• Globe;
• Gazetir, seperti Daftar nama-nama pulau di Indonesia (List Island Names).
Disusun oleh Dinas Hidrologi Angkatan Laut. Diterbitkan oleh Pusat
Dokumentasi
Ilmiah Nasional - LIPI, 1975;
• Buku petunjuk perjalanan , seperti Business and pleasure in Jakarta: an official
tourist guide book for metropolitan city of Jakarta. Jakarta, 1973.
Jenis-jenis Koleksi Sekunder
1. Bibliografi
Bibliografi adalah daftar buku-buku dalam bidang atau subyek tertentu, di mana
hakekat keberadaan (lokasi) buku-buku tersebut tidak dibatasi pada satu
perpustakaan tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurud abjad pengarang atau
kronologis atau subyek. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi dan
disebut dengan bibliografi beranotasi.
Tujuan bibliografi adalah membantu pemakai mengetahui eksistensi sebuah
dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan pustaka lain sesuai
dengan keperluannya.
2. Katalog
Katalog dalam istilah perpustakaan adalah sarana yang mendaftar seluruh koleksi
perpustakaan.
25
3. Indeks
Indeks adalah sarana fisik yang mengacu ke bagian koleksi dokumen yang secara
potensial relevan dengan permintaan informasi. Ada indeks yang menyatu dengan
sebuah buku dan ada indeks yang terpisah dengan bahan pustaka yang
diindeksnya.
4. Abstrak
Yang dimaksud dengan abstrak disini adalah majalah abstrak, yaitu terbitan
berseri dengan frekuensi teratur yang berisi sari karangan atau abstrak dari artikel
penting dalam subyek tertentu yang terbit dalam majalah primer. Dapat juga
abstrak ini berasal dari sari karangan monograf berisi hasil penelitian, laporan
penelitian, paten, serta sumber primer lain dalam bidang tertentu.
Majalah abstrak berfungsi juga sebagai indeks sehingga dapat digunakan sebagai
sarana temu balik informasi serta memberikan gambaran singkat mengenai
penelitian yang sedang berlangsung.
26
Jenis-jenis Koleksi Tersier
1. Bibliografi Dari Bibliografi
Tujuan literatur tersier untuk mengetahui atau menelusur informasi sekunder:
Contoh:
Leeson, Ida. 1954. A Bliography of Bibliographies of the South Pacific.
London: Oxford University Press, 1954.
Kemp, Herman C. Annotated bibliography of bibliographies on
Indonesia. Leiden: KITLV Press, 1990.
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bibliografi tentang
bibliografi Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan –
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.
2. Direktori
Direktori berasal dari kata direct yang berarti menunjuk. Direktori adalah suatu
bahan rujukan yang memuat daftar organisasi atau perorangan, disusun secara
alphabetis atau kadang-kadang secara sistematis. Jadi direktori hanya memberi
informasi penunjukan, bukan memberi informasi secara langsung.
Ada direktori perseorangan yang memuat alamat, profesi, kantor atau informasi
penting lainnya yang menyangkut orang tersebut. Dan ada juga direktori lembaga
atau organisasi biasanya memuat informasi seperti alamat, pejabat-pejabatnya,
fungsi dan keterangan lain yang berkaitan dengan organisasi itu. Dengan demikian
direktori adalah semua bahan pustaka atau dokumen yang memungkinkan kita
untuk menemukan dan mengetahui informasi tentang organisasi atau perorangan.
27
2.1.9 SARANA DAN PRASARANA
1. Gedung dan ruang
- Perpustakaan harus memiliki gedung sendiri, atau sekurangkurangnya memiliki
ruangan sendiri secara terpisah dari ruang
kegiatan non Perpustakaan.
- Perpustakaan harus memiliki ruangan yang sekurang-kurangnya dapat
menampung koleksi bahan perpustakaan, ruang baca yang berkapasitas minimal
10 orang pembaca, ruang jasa/sirkulasi dan ruang kegiatan operasional stat
perpustakaan.
- Lokasi dan posisi ruang perpustakaan harus mudah diketahui dan dijangkau
penggunanya serta memperoleh pencahayaan
dan sirkulasi udara yang cukup efektif dan nyaman.
- Ruang perpustakaan harus memiliki lantai yang mampu mendukung beban
minimal 300kg per meter persegi.
- Perpustakaan perlu memiliki ruangan khusus untuk menunjang operasional
teknologi.
- Denah tata ruang (layout) perpustakaan perlu dipaparkan pada tempat yang
mudah terlihat oleh pengunjung perpustakaan.
2. Perlengkapan
- Perpustakaan harus memiliki perlengkapan meja dan kursi kerja, meja dan kursi
baca, rak untuk buku, rak majalah dan surat kabar, lemari buku serta meja pejasa
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Semua perlengkapan di atas harus
memenuhi standar baik konstruksi maupun jumlahnya.
28
- Fasilitas rak harus mengikuti standar dan dapat menampung jumlah dan jenis
koleksi yang dimiiiki.
- Perpustakaan juga harus memiliki perlengkapan pendukung minimal 1 buah
zice (kursi tamu), alat pengolah data mesin ketik atau komputer dan kendaraan
operasional.
- Fasilitas baca harus dapat menampung jumlah pengunjung rata-rata perhari dan
memenuhi standar yang berlaku.
3. Alat Komunikasi
- Perpustakaan harus memiliki alat komunikasi minimal pesawat telephon,
faximile.
- Bagi perpustakaan yang sudah berkembang minimal mempunyai jaringan
internet.
29
2.1.10 Koleksi Dan Pengolahan
- Jumlah koleksi perpustakaan diacu pada SK Menpan 33 tahun 1998 yaitu 1000
judul/2000 eksemplar.
- Perpustakaan harus mempunyai program pengembangan koleksi tahunan yang
menunjang "isi dan misi, tugas pokok dan fungsi, program serta pemakai
potensialnya”.
- Koleksi perpustakaan minimal 10 % dari jumlah koleksinya merupakan koleksi
mutakhir yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan yang di layani bidang
perpustakaan.
- Perpustakaan harus memiliki program penyiangan untuk seluruh koleksi
perpustakaan yang minimal disiangi setiap 5 tahun sekali.
- Perpustakaan minimal harus melanggan 1 (satu) judul majalah yang berkaitan
dengan kekhususan misinya untuk setiap tahunnya.
- Setiap koleksi yang ada di perpustakaan harus dideskripsikan untuk memenuhi
system simpan dan temu kembali, minimal menggunakan AACRII.
- Setiap koleksi diklasifikasi menggunakan Dewey Decimal Classification (DOC)
atau klasifikasi lain yang berlaku internasional, regional atau nasional sesuai
kebutuhan perpustakaan.
- Katalog subyek minimal menggunakan salah satu dari acuan tersebut dibawah
ini:
-Daftar tajuk Subyek
-Library of Congress Subyect Heading (LCSH)
-Tesaurus yang berlaku secara internasional, regional atau
nasional sesuai cakupan bidang perpustakaan atau jenis
30
perpustakaan khusus
- Dalam hal perpustakaan berkehendak melakukan kerjasama jasa secara one line
(terpasang) wajib merujuk pada standar INDOMARC atau standar MARC yang
berlaku ditingkat internasional atau regional sesuai kebutuhan sistem kerjasama
jaringan yang dibangun.
- Perpustakaan harus mempunyai program pelestarian bahan perpustakaan
minimal satu kali setahun
- Penempatan buku di rak dijajar secara sistematis dengan memperhatikan
kenyamanan dan kesehatan pengguna dan kemudahan akses dalam upaya
pemeliharaan bahan pustaka.
- Koleksi perpustakaan juga mencakup dokumen/literature/bahan perpustakaan
cetak, multimedia dan digital.
31
2. 2 Tinjauan Tentang Cafe
Kafe berasal dari bahasa Perancis café. Arti harafiahnya sebetulnya adalah
(minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minum-
minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia, kafe berarti
semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makan-
makanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung.
Café adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan
pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan makananya di atas baki yang
diambil di atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan.
(Marsum, 2000:8-11).
Café dikaitkan dengan kepariwisataan termasuk salah satu jenis restoran, artinya
usaha komersial yang ruang lingkup dan kegiatannya menyediakan hidangan
makanan dan minuman.
( Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2)
Café menurut Dictionary of English Language and Culture oleh Longman adalah
restaurant kecil yang melayani/ menjual makanan ringan dan minuman, café
biasanya digunakan oleh orang- orang untuk menghabiskan waktu/ istirahat
sejenak.
Café adalah tempat yang paling menyenangkan, dan yang mana satu menemukan
segala macam orang karakter yang berbeda.
(Broudy, E. 1986:43)
2.2.1 Sejarah Singkat Cafe
Café pertama kali didirikan di Constantinopel pada tahun 1950, kemudian pada
tahun 1672 seorang yang bernama Pascal menjual minuman kopi dalam sebuah
kedai pameran Saint-Germani, Paris. Dari situ ia memperkenalkan dan
32
meneruskan usahanya ke berbagai negara di Eropa. Eksistensi cafe terus
berkembang sehingga pengertian café menjadi berubah. Palais-Royal, Grands
Boulevard, Left Bank dan Bougant adalah cafe-cafe yang dibuat dalam nafas
modern mengikuti perkembangan jaman.
(Cole, 1998:71).
Café selanjutnya berkembang di Eropa terutama di Paris. Cafe terletak di pinggir
jalan biasanya berada di luar ruangan. Seiring perkembangan jaman, cafe akhirnya
memperhatikan interior dalam sistem pelayanannya.
Café dengan cepat menjadi bagian integral dari budaya Perancis dari pemunculan
pertamanya, berawal dari pembukaan Café Procope di tepi kiri tahun 1689 dan
café Régence di Palais Royal setahun kemudian. Café di kebun beberapa distrik
menjadi populer pada abad ke-18, dan dapat dianggap sebagai café teras pertama
di Perancis, ini tidak akan terkenal hingga trotoar dan jalan boulevard mulai
muncul pada pertengahan abad ke-19. Café adalah perhentian penting dalam
perjalanan menuju atau dari kantor bagi banyak warga Perancis, dan khususnya
saat makan siang.
(Porter, 2010:144).
2.2.2 Macam-macam Tipe Cafe
Industri pelayanan makanan di Perancis terus berkembang dengan pesat seiring
kebutuhan serta tingkatan hidup masyarakatnya yang semakin meningkat.
Bermacam-macam jenis restoran dan cafe bermunculan dari yang paling
sederhana sampai mewah. Kesemuanya dibedakan menurut jenis makanan yang
dijualnya atau cara pelayanannya.
a. Boulangerie pattiserie adalah menyediakan berbagai macam jenis roti dan kue-
kue manis.
33
b. Brassserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake
(kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak
menjual minuman yang beralkohol.
c. Bistro Seringkali lebih kecil dari sebuah restoran dan sering kali menggunakan
papan kapur atau menu verbal. Banyak fitur masakan daerah. hidangan terkenal
dan menawarkan berbagai jenis minuman beralkohol.
d. Bouchon Ditemukan di Lyon , mereka menghasilkan Lyonnaise masakan
tradisional, seperti sosis, pate bebek atau babi panggang. Sangat berorientasi pada
daging. Ada sekitar dua puluh tradisional bouchons bersertifikat resmi.
e. Salon de the adalah mirip dengan kafe di seluruh dunia. Seringkali disebut
Tearooms ini sering menawarkan pilihan kue dan tidak menawarkan minuman
beralkohol. Banyak menawarkan makanan ringan sederhana seperti salad dan
sandwich, teh, cokelat panas, dan chocolat à l'ancienne (minuman cokelat
populer) yang ditawarkan juga. tempat ini sering bersebelahan dan menjadi satu
dengan toko roti buka hanya sebelum tengah hari untuk makan siang dan
kemudian tutup sore hari.
f. Estaminet adalah restoran yang digunakan untuk menjadi tempat pusat bagi
petani, pekerja tambang, atau tekstil untuk bertemu dan bersosialisasi. Bersamaan
dengan minuman biasa (bir dan minuman keras), orang bisa memesan masakan
daerah dasar, serta bermain game berbagai indoor. Estaminets ini hampir hilang,
tetapi sekarang dianggap sebagai bagian dari sejarah Nord-Pas-de-Calais, dan
karena itu harus dijaga dan dikembangkan. (Porter, 2010:25).
2.2.3 Sistem Pelayanan Pada Cafe
Pelayanan harus mampu memberikan servis kepada konsumen dengan baik
sehingga konsumen merasa puas secara fisik dan psikologis yang berbeda dengan
34
cafe lain. Hal yang paling terpenting dalam pemberian kepuasan bagi para tamu
yaitu pelayanan. Adapun sistem yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
a. Table Service
Table Service adalah sistem pelayanan , dimana para tamu duduk di kursi
menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman
diantarkan, disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan
makanan dan minuman adalah waiter/waitress.
b. Counter Service
Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran bagi para tamu yang
datang langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman yang
dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter.
Petugas yang menyajikan makanan dan minuman bisa waiter/ waitress atau
langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini lebih praktis, hemat tenaga
dan waktu. Counter di sini memiliki pengertian meja panjang yang membatasi dua
ruangan ruang dapur dengan ruangan restoran.
c. Carry Out Service
Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu pelayanan
restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan yang telah siap
atau yang disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks atau kotak untuk
dibawa pergi, jadi makanan dan minuman tidak dinikmati.
d. Self Service
Self Service atau kadang-kadang disebut juga Buffet Service ialah suatu sistem
pelayanan restoran yang menghidangkan semua makanan secara lengkap (dari
hidangan pembuka, hidangan utama, hidangan penutup dan sebagainya) telah
ditata dan diatur dengan rapi di atas meja hidang atau meja prasmanan. Para tamu
secara bebas mengambil sendiri hidangannya sesuai dengan selera maupun
kesukaannya. Sedangkan untuk minuman panas, seperti teh atau kopi, pada
umumnya disajikan kepada para tamu oleh petugas.
35
2.2.4 Program Ruang Cafe Secara Umum
Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant Planning &
Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya dirancang dan
dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruangan
sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah
kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut
memerlukan ruangan yang memadai. Oleh karena itu, persyaratan ruangan Café
dibedakan menjadi dua yaitu ;
a. Ruangan depan (Front Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi
dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan,
seperti ruang makan, bar, cocktail lounge, ruang parker tempat ibadah dan lain
sebagainya. Persyaratan ruangan Cafe :
1) Luas area memenuhi standar
2) Penyekat antara Café dan dapur harus tahan terhadap api
3) Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat
4) Selalu terpasang alat deteksi kebakaran
5) Pintu keluar masuk pelanggan dan pegawai harus terpisah
6) Cukup penerangan
7) Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengatur suhu udara
8) Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan)
9) Kualitas bahan bangunan memenuhi standar
10) Lay out ruangan yang tercipta mudah dirubah
11) Mudah untuk dibersihkan dan dirawat.
b. Ruangan Belakang (Back Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai
fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan produk
makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan
cafe dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk masuk ke dalamnya
36
seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steaward area dan lain
sebagainya. Sehingga syarat-syarat back area ;
1) Cukup Penerangan
2) Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya
3) Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang
memadai dan lancar
4) Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur saluran air
bersih lancar dan mencukupi
37
2.3 Tinjauan Tentang Library Cafe
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Library café adalah suatu café
yang menyediakan menu berisi makanan dan minuman, tata ruang dan interior
yang di tata sedemikian rupa, nyaman, aman, sejuk, fasilitas free WI-FI dan
menyediakan berbagai macam buku-buku yang bebas dibaca oleh para
pengunjung.
Ide perpustakaan dengan atmosfir kafe ternyata sudah mulai sejak beberapa tahun
yang lalu, entah di daerah tertentu di Indonesia juga di luar negri. Suasana kafe
ternyata memang menarik orang untuk datang dan merasa nyaman. Budaya
perpustakaan yang harus sunyi senyap tanpa minuman dan makanan sudah
selayaknya ditinjau ulang sesuai dengan kebutuhan. Berdirinya perpustakaan–
perpustakaan kafe yang marak di kota-kota besar di Indonesia seperti di Bandung
ini dapat dianggap sebagai upaya kepedulian terhadap literasi informasi di
masyarakat. Modifikasi layanan dengan menghadirkan menu-menu makanan dan
minuman khas kafe di perpustakaan kafe ini, juga dapat dianggap sebagai upaya
membangun kesenangan kenyamanan dan rasa santai dalam belajar untuk
menambah pengetahuan.
Ada banyak orang yang mendapati belajar dengan iringan musik membantunya
lebih cepat mengerti. Beberapa yang lain menikmati snack ringan dan belajar
adalah gaya belajarnya. Sementara yang lain lebih suka belajar dengan rekan-
rekannya dalam sebuah diskusi. Dalam suatu artikel tentang konsep
perpustakaan yang modern, juga disebutkan bahwa salah satu infrastruktur yang
menunjang layanan perpustakaan adalah adanya cafe di perpustakaan. Dengan
demikian layaklah jika perpustakaan melengkapi diri dengan berbagai fasilitas
untuk sebisa mungkin mengakomodasi gaya belajar para penggunanya.
38
2.3.1 Klasifikasi Restoran Menurut Marsum (2000, p. 7-11)
Ada tujuh tipe klasifikasi restoran :
1. A La Carte Restaurant
Adalah restoran yang telah mendapatkan ijin penuh untuk menjual
makanan, lengkap dengan banyak variasi. Dimana konsumen bebas
memilih makan yang mereka kehendaki. Tiap-tiap makanan yang tersedia
di restoran jenis ini memiliki harga tersendiri.
2. Table D’hote Restaurant
Adalah restoran yang khusus menjual menu yang lengkap (dari hidangan
pembuka sampai hidangan penutup), dan tertentu, dengan harga yang telah
di tentukan pula.
3. Cafetaria atau cafe
Adalah restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue, roti isi, kopi dan
teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman ber alkohol.
4. Inn Tavern
Adalah restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau, yang di kelola
oleh perorangan di tepi kota. Suasana dibuat sangat dekat dan ramah
dengan konsumennya serta menyediakan hidangan yang lezat.
5. Snack Bar atau Milk Bar
Adalah restoran dengan tempat yang tidak terlalu luas yang sifatnya tidak
resmi dengan pelayanan yang cepat, dimana konsumen mengumpulkan
makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas counter (meja panjang
yang membatasi dua ruangan) kemudian membawanya sendiri ke meja
makan. Konsumen bebas memilih makanan yang di sukai, disini lebih
dikenal dengan nama restoran cepat sajii (fast food). Makanan yang
39
tersedia umumnya hamburger, roti isi, kentang goreng, ayam goreng, nasi
dan mie.
6. Specialty Restaurant
Adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesaikan dengan
tipe khas makanan yang di sajikan atau temanya. Restoran-restoran
semacam ini menyediakan masakan Eropa, China, Jepang, India dan
sebagainya. Pelayanan sedikit banyak berdasarkan tata cara negara asal
makanan spesial tersebut.
7. Family Type Restaurant
Adalah restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman
dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Terutama disediakan
untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
Dari keterangan di atas Library Cafe dapat di golongkan sebagai Cafetaria
atau cafe.
40
2.4 Tinjauan Penggayaan Mediterania
Mediterania adalah sebutan bagi wilayahwilayah yang mengelilingi Laut Tengah.
Wilayah-wilayah yang mengelilingi laut yang cukup luas ini meliputi tiga benua
sekaligus. Mediterania sendiri merupakan sebutan bagi kawasan yang berada di
sekitar untaian pantai yang bercuaca panas. Dari benua Eropah yang termasuk
wilayah Mediterania adalah Spanyol, Perancis Selatan, Italia dan Yunani,
sedangkan dari benua Asia adalah Turki dan Timur Tengah. Dari benua Afrika
yang termasuk dalam wilayah Mediterania adalah Mesir dan seluruh negara di
Afrika Utara yang memiliki pantai yang menghadap ke Laut Tengah; mereka
umumnya disebut sebagai negara-negara Maghribi yaitu Marokko, Aljazair,
Tunisia dan Libya.
Dengan demikian, arsitektur di sekitar kawasan Mediterania sangat beragam
coraknya. Kata ‘Mediterania’ memberi kesan suasana langit yang biru dengan
kehangatan sinar matahari (Speck 1985:5). Ciri-ciri bangunan Mediterania
memang sesuai bagi daerah-daerah yang beriklim panas (Medial Syukur 1995,
Sukada 1995 Cerwinske 1990:1,33-34, Speck 1985:5); iklim di kawasan
Mediterania sendiri memang cenderung bersifat demikian.
(Sumber : DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 27, No. 1, Juli 1999 : 48 –
55)
2.4.1 Ciri Gaya Arsitektur Mediterania Menurut Catherine Haig dalam
buku Mediterranean Style
Sulit menunjuk satu bentuk baku arsitekturnya. Setiap wilayah di Mediterania,
mempunyai perjalanan sejarah dan keunikan budaya lokal tersendiri. Namun ada
beberapa hal yang kerap dijumpai, sehingga dapat dianggap karakter umum
arsitektur Mediterania, seperti :
41
Kolom
Kolom dan unsur lengkung yang berakar pada arsitektur klasik Yunani- Romawi
pada jendela, pintu dan portico. Spanyol, dengan mixed-history-nya, memilki
sejumlah bentuk kolom dan penyangga (pier). Kolom pendukung yang sering
digunakan adalah kolom yang terbuat dari batubata, sebagai bagian dari kolonade
biasanya mengelilingi patio, kolom satu dengan yang lain dihubungkan dengan
balok berbentuk semi sirkular (arches) dilengkapi dengan mahkota dan alas kolom
sederhana.
Teras
Teras, selasar lebar ataupun court yard yang dilengkapi fountain menjadi cara
untuk membuat suhu tetap nyaman. Ruang luar merupakan perluasan dari ruang
dalam. Dimanfaatkan sebagai ‘ruang duduk’ atau ‘ruang makan’. Kehadiran unsur
air dan taman dalam Arsitektur Mediterania merupakan pengaruh Bangsa Moor
ketika menguasai Spanyol. Bagi bangsa Moor taman merupakan ‘earthy
paradise’.
Atap
Bangunan yang berarsitektur Mediterania menggunalan atap miring. Kuda-kuda
kayu dengan penutup genteng "mission" yang berwarna merah digunakan saat
gaya arsitektur ini berkembang didaerah California. Bentuk atap yang biasa
digunakan adalah bentuk atap pelana, meskipun disana-sini ditemukan bentuk
atap perisai. Dan kebanyakan bangunan menggunakan tritisan yang dalam (deep
eaves). Genteng yang menutup bagian atas listplank masih menyisakan listplank
dibagian bawahnya.
Dinding
Bahan dinding yang menjadi ciri khas bangunan Mediterania adalah tanah liat
yang dibakar (adobe), yang tiap kali disegarkan kembali dengan dicampur cat
kapur (whitewasher). Di Amerika dinding batubata yang dibakar merupakan
bahan bangunan pilihan dan penggunaan batu alam lebih banyak dipakai
(terutama Mexico, Texas, California, dan juga NewYork). Penggunaan bahan-
42
bahan alam diselesaikan tanpa finishing. Apabila dinding tersebut diselesaikan,
maka plesteran dibuat tidak rata sehingga menimbulkan karakter tekstur yang
kasar. Karakter dinding yang berat hadir dengan adanya konstruksi dinding tebal.
Pada awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania, memiliki citra polos dan
sederhana. Ada yang menyebut bangunan asal Spanyol ini berwajah bleak and
blare, kemudian terpengaruh warna-warna cerah Karibia. Kesan hangat bahkan
panas akhirnya dihadirkan pula pada dinding bangunan dengan gaya arsitektur
Mediterania ini. Permainan warna menghadirkan perbedaan pada rumah kalangan
atas (yang cenderung memilih warna-warna pastel) dan kalangan bawah (yang
lebih berani bermain-main dengan komposisi warna).
Jendela
Jendela-jendela biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk persegi panjang
atau kotak-kotak kecil. Kadang-kadang dengan ujung bagian atas berbentuk
lengkungan. Jendela biasanya dilengkapi dengan kisi-kisi yang terbuat dari kayu
atau besi tempa. Angin-angin yang berbentuk lingkaran banyak juga menjadi
bagian dari penampilan wajah bangunan berarsitektur Mediterania. Lubang pada
dinding untuk keperluan jendela biasanya berupa bukaan relatif lebar, dihadirkan
kotak-kotak persegi kecil sebagai pembagi. Angin-angin yang berbentuk
lingkaran sering digunakan sebagai penghawaan pada atap dipasang pada bagian
geuvel dekat dengan ujung atap bagian atas.
Pintu Masuk Utama
pintu masuk utama (doorway) memiliki bentukan terutama karena pengaruh-
pengaruh Bizantium, Spanish Gotthic dan bentuk pintu masuk yang paling sering
digunakan adalah bentuk Spanish Renaissance. Perkembangan selanjutnya
menunjukkan bahwa pintu masuk utama berbentuk persegi empat biasa dengan
angin-angin berbentuk semi-sirkular atau persegi empat. Pertemuan antar dinding
dengan kusen, atau bagian akhir dari dinding yang bertemu dengan kusen,
merupakan penebalan dari dinding sekeliling batasan dinding dengan kusen.
Bentuk penebalan ini seperti sebuah bingkai pada lukisan. Bingkai atau frame
43
pada lubang pintu ini tidak hanya pada pintu masuk utama saja, tetapi berlaku
untuk semua pintu dan bahkan jendela.
Balkon
Balkon tipe continous biasanya ditemukan pada bagian patios atau courts, balkon
ini biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang menghubungkan dua sayap
bangunan.
Alam
Alam menjadi inspirasi pemilihan material finishing lantai, dinding dan plafon.
Dinding dibuat dengan tesktur kasar, terkesan alami. Iklim panas ,kering, sering
tanpa hujan membuat penggunaan atap datar atau atap miring nyaris tanpa teritis.
Sinar matahari ‘kuat’ di kawasan Laut Mediterania diimbangi dengan penggunaan
warna tegas. Yunani, mempunyai ciri paduan biru dan putih. Terinspirasi dari
birunya laut Mediterania, dan putihnya awan diatasnya. Afrika Utara, mempunyai
ciri warna yang terinspirasi dari warna padang pasir ataupun warna tanah di Delta
Sungai Nil. Dan ada wilayah yang terinspirasi oleh warna landscape di
Mediterania, seperti merahnya anggur, kuningnya bunga matahari, dan hijaunya
pohon cypress. Bertemunya aneka budaya membuat wilayah ini memberi
pengaruh estetis pada arsitektur dan interior. Diantaranya, Spanyol yang kaya
akan hasil besi, sangat menonjol kreasi decorative metal nya pada railing balkon,
lampu, teralis ataupun furniture. Demikian juga halnya dengan seni keramik.
Dipengaruhi budaya Islam, warna, pola penataan dan motif keramik di Spanyol
pun sangat menarik. Sedangkan, Maroko, sangat terkenal dengan rugs.
(Sumber : Haig, Catherine, Mediterranean Style – Relaxed Living Inspired by
Strong Colour and Natural Material, Conran Octopus, London, 1999)
2.4.2
44
2.5 Study Banding : “Reading Lights”
Nama Perusahaan : Reading Lights
Alamat : Jl. Siliwangi No. 16, Bandung.
Waktu Operasional : Selasa, Rabu, Minggu : 12.00-20.00
Kamis, Jumat, Sabtu : 10.00-21.00
Senin : Tutup
Profile Perusahaan : Didirikan pada tahun 2006, dengan keyword “coffee
corner & books”. Buku tidak di pinjamkan, hanya
menjual buku bekas berbahasa Inggris, namun di
perbolehkan membaca di tempat. Apabila ingin
membaca di tempat harus membeli makanan atau
minuman.
Struktur Organisasi : - Manager in chief (1 orang)
Book Division
- Store Manager (1 orang)
- Book Assistant (1 orang)
Kitchen Division
- Chef (1 orang)
- Chef Assistant (1 orang)
- Waiter (2 orang)
Staff
- Administration (1 orang)
- Cashier (1 orang)
House Keeper
- Chief House Keeper (1 orang)
- Assistant House Keeper (1 orang)
45
Tipe Manajerial : Casual
Produk : - Buku
- Berbagai minuman berbahan dasar kopi asal
Indonesia
- Berbagai makanan ringan (snack)
- Accessories
Fasilitas : - Area Baca
- Area Koleksi
- Bar
- Lounge
- Toilet
Jumlah Koleksi : 7000 Buah Buku
Genre Koleksi : Fiksi dan Non Fiksi
Fiksi : - Action, Thriller, Suspense
- Romance, Drama, Chicklit
- Fantasy, Scifi
- Classic Litteratur
Non Fiksi : - Hobby
- Self Help
- Medical, Psichology
- History
- Economy & Management
- City & Nation, Travel
- General Science, Design & Architecture
46
Koleksi Lainnya : Favorit, New Arrival, Recommended, Children.
Ukuran Koleksi Terkecil : 7x5cm
Ukuran Koleksi Terbesar : 32x21cm
Perawatan Buku : Di bersihkan dengan cara di lap menggunakan lap
kering
Sistem Peminjaman : Tidak ada peminjaman selain membaca di tempat.
Apabila ingin di bawa pulang harus di lakukan
pembelian
47