bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-2-01228-ar...

20
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Panti Rumah; tempat (kediaman); - asuhan, tempat memelihara anak yatim (piatu); - derma, rumah tempat merawat yatim piatu (orang tua dsb). Poerwadarminta, W. J.S. (1003) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rumah; tempat kediaman; asuhan, rumah, tempat memelihara dan merawat anak yatim piatu; derma rumah tempat memelihara dan merawat orang jompo atau anak terlantar, werda tempat memelihara atau merawat orang jompo. Sugono, D. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. 2.1.1 Definisi Jompo Fisik yang sudah lemah sehingga tidak mampu mencari nafkah sendiri; tua renta; uzur. Sugono, D. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. 2.1.2 Definisi Panti Jompo Pengertian panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung panti jompo dan perda No. 15 Tahun 2002, mengenai perubahan atas perda N0. 15 Tahun 2000, tentang dinas daerah, maka Panti Sosial Tresna Werdha berganti nama menjadi Balai Perlindungan Tresna Werdha. Tempat dimana berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya. Dimana beberapa tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah baik pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya seperti yang tercantum dalam UU No. 12 Tahun 1996. Jadi dapat disimpulkan panti jompo adalah sarana yang disediakan untuk manula sebagai tempat tinggal alternatif dengan kebutuhan khusus yang memberikan pelayanan dan perawatan serta berbagai aktifitas yang dapat dimanfaatkan manula untuk mengatasi kemunduran fisik dan mental secara bersama-sama dalam komunitas.

Upload: lykiet

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Panti

• Rumah; tempat (kediaman); - asuhan, tempat memelihara anak yatim (piatu); -

derma, rumah tempat merawat yatim piatu (orang tua dsb). Poerwadarminta, W.

J.S. (1003) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

• Rumah; tempat kediaman; asuhan, rumah, tempat memelihara dan merawat anak

yatim piatu; derma rumah tempat memelihara dan merawat orang jompo atau

anak terlantar, werda tempat memelihara atau merawat orang jompo. Sugono, D.

(2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

2.1.1 Definisi Jompo

• Fisik yang sudah lemah sehingga tidak mampu mencari nafkah sendiri; tua

renta; uzur. Sugono, D. (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

2.1.2 Definisi Panti Jompo

Pengertian panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti

jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung panti jompo dan perda No.

15 Tahun 2002, mengenai perubahan atas perda N0. 15 Tahun 2000, tentang dinas

daerah, maka Panti Sosial Tresna Werdha berganti nama menjadi Balai Perlindungan

Tresna Werdha. Tempat dimana berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik

secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala

keperluannya. Dimana beberapa tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah baik

pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban negara untuk menjaga dan

memelihara setiap warga negaranya seperti yang tercantum dalam UU No. 12 Tahun

1996. Jadi dapat disimpulkan panti jompo adalah sarana yang disediakan untuk

manula sebagai tempat tinggal alternatif dengan kebutuhan khusus yang memberikan

pelayanan dan perawatan serta berbagai aktifitas yang dapat dimanfaatkan manula

untuk mengatasi kemunduran fisik dan mental secara bersama-sama dalam

komunitas.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

10

2.1.3 Fungsi Panti Jompo

Fungsi panti jompo adalah sebagai tempat untuk menampung manusia lanjut

usia yang menyediakan fasilitas dan aktifitas khusus untuk manula yang dijaga dan

dirawat oleh suster atau pekerja sosial.

2.1.4 Tujuan Panti Jompo

Tujuan utama panti jompo adalah untuk menampung lansia dalam kondisi

sehat dan mandiri yang tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga atau yang

memiliki keluarga namun dititipkan karena ketidak mampuan keluarga untuk

merawat lansia.

2.1.5 Prinsip Perancangan Panti jompo

Dalam artikel “Pynos dan Regnier” (1991) tertulis tentang 12 macam prinsip

yang diterapkan pada lingkungan dalam fasilitas lansia untuk membantu dalam

kegiatan-kegiatan lansia. Kedua belas itu dikelompokan dalam aspek fisiologis dan

psikologis, yaitu sebagai berikut:

1. Aspek fisiologis

a) Keselamatan dan keamanan, yaitu penyediaan lingkungan yang

memastikan setiap penggunanya tidak mengalami bahaya, karena lansia

mengalami permasalahan fisik seperti kesulitan mengatur keseimbangan,

kekuatan kaki berkurang, gangguan pengelihatan, radang persendiaan yang

mengakibatkan lansia mudah terjatuh. Permasalahan fisik ini menyebabkan

tingginya kejadian kecelakaan pada lansia.

b) Signage/ orientation/ wayfindings, keberadaan penunjuk arah di lingkungan

dapat mengurangi kebingungan dan memudahkan menemukan fasilitas yang

tersedia. Lansia yang mengalami kehilangan memori lebih mudah mengalami

kehilangan arah pada gedung dengan rancangan ruangan-ruangan yang serupa

(sama) dan tidak memiliki petunjuk arah.

c) Aksesibilitas dan fungsi, tata letak dan aksesibilitas merupakan syarat

mendasar untuk lingkungan yang fungsional. Aksesibilitas adalah kemudahan

untuk memperoleh dan menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas bagi

lanjut usia untuk memperlancar mobilitas lanjut usia.

d) Adaptabilitas, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Lingkungan harus di rancang sesuai dengan pemakainya,

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

11

termasuk yang menggunakan kursi roda maupun tongkat penyangga. Kamar

mandi dan dapur merupakan ruangan dimana aktivitas banyak dilakukan dan

keamanan harus menjadi pertimbangan utama.

2. Aspek psikologis

a) Privasi, yaitu kesempatan bagi lansia untuk mendapat ruang / tempat

mengasingkan diri dari orang lain atau pengamatan orang lain sehingga bebas

dari gangguan yang tak dikenal.

b) Interaksi sosial, yaitu kesempatan untuk melakukan interaksi dan bertukar

pikiran dengan lingkungan sekitar (sekelilingnya). Interaksi sosial

mengurangi terjadinya depresi pada lansia dengan memberikan lansia

kesempatan untuk berbagi masalah, pengalaman dan kehidupan sehari-hari

mereka.estetika atau

c) Kemandirian, yaitu kesempatan yang diberikan untuk melakukan

aktivitasnya sendiri tanpa atau sedikit bantuan dari tenaga kerja panti werdha.

Kemandirian dapat menimbulkan rasa kepuasan tersendiri karena lansia dapat

melakukan kegiatannya sehari-hari tanpa bantuan orang lain.

d) Dorongan/ tantangan, yaitu memberikan lingkungan yang merangsang rasa

aman tetapi menantang. Lingkungannya yang mendorong lansia untuk

beraktifitas di dapat dari warna, keanekaragaman ruang, pola-pola visual dan

kontras.

e) Aspek panca indera, kemunduran fisik dalam hal penglihatan, pendengaran,

pemciuman yang harus diperhitungkan di dalam lingkungan. Indera

penciuman, peraba, penglihatan, pendengaran, dan perasaan mengalami

kemunduran sejalan dengan bertambah tuanya seseorang. Rancangan dengan

memperhatikan stimulus panca indera dapat digunakan unutk membuat

rancangan yang lebih merangsang atau menarik.

f) Ketidak asingan/ keakraban, lingkungan yang aman dan nyaman secara

tidak langsung dapat memberikan perasaan akrab pada lansia terhadap

lingungannya. Tinggal dalam lingkungan rumah yang baru adalah

pengalaman yang membingungkan untuk sebagian lansia. Menciptakan

keakraban dengan para lansia melalui lingkungan baru dapat mengurangi

kebingungan karena perubahan yang ada.

g) Estetika/ penampilan, yaitu suatu rancangan lingkungan yang tampak

menarik. Keseluruhan dari penampilan lingkungan mengirimkan suatu pesan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

12

simbolik atau persepsi tertentu kepada pengunjung, teman, dan keluarga

tentang kehidupan dan kondisi lansia sehari-hari.

h) Personalisasi, yaitu menciptakan kesempatan untuk menciptakan lingkungan

yang pribadi dan menandainya sebagai”milik” seseorang individu. Tempat

tinggal lansia harus dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk

mengungkapkan ekspresi diri sendiri dan pribadi.

2.2 Definisi Lansia

Pengertian secara umum seseorang dikatan lansia apabila berumur 65 tahun

keatas,batasan umur seseorang yang dikategorikan lansia diantaranya adalah 60

tahun (UU No.13 tahun 1998) dan 60-74 tahun (WHO).Lansia adalah suatu keadaan

yang ditandai oleh gagalnya seseorang dalam mempertahankan kesetimbangan

terhadap kesehatan dan kondisi stres fisioligis.Selain pengertian secara umum

diatas,ada beberapa pengertian lansia menurut ahli,sebagai berikut :

• Pengertian lansia menurut Smith (1999) : lansia terbagi menjadi 3, yaitu

young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old-old (85 tahun).

• Pengertian lansia menurut Setyonegoro : lansia adalah orang yang berusia

lebih dari 65 tahun. Dan terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun

(old); dan lebih dari 80 tahun (very old).

• Pengertian lansia menurut UU No.13 tahun 1998 : lansia adalah seseorang

yang mencapai usia 60 tahun keatas.

• Pengertian lansia menurut WHO : lansia adalah pria dan wanita yang telah

mencapai usia 60-74 tahun.

• Pengertian lansia menurut Sumiati AM: seseorang dikatakan lansia apabila

usianya sudah mencapai 65 tahun keatas.

2.2.1 Kategori dan Kondisi Lansia

Berdasarkan tingkat keaktifannya lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu go

go’s yang bersifat aktif bergerak tanpa bantuan orang lain, slow go’s yang bersifat

semi aktif dan no go’s yaitu memiliki cacat fisik dan sangat bergantung terhadap

orang lain. Cooper dan Francis megelompokan lansia menjadi tiga bagian

berdasarkan usia.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

13

Tabel 1. Pengelompokan Lansia Berdasarkan Usia. Young old Old Old-old

Usia Antara usia 55-70 tahun Antara usia 70-80

tahun

80 tahun keatas

Kemampuan Mandiri dalam bergerak Cukup mandiri dalam

bergerak

Kurang mandiri,memiliki

keterbatasan dalam gerak

dan membutuhkan

perawatan lebih

Aktifitas

Inisiatif, sendiri, santai,

rekreasi, bersosialisasi,

berhubungan dengan

kesehatan

Inisiatif sendiri dan

berkelompok, kurang

bergerak,

bersosialisasi,

berhubungan dengan

kesehatan

Inisiatif terbatas,jarang

berpindah, bersosialisasi,

terapi

Sumber: Tinjauan Umum Lansia, Panti Werdha dan Healing Environment

Semua lansia mengalami kemunduran fisik dan psikologis tetapi kemunduran

itu memiliki jenis yang berbeda-beda tergantung dari pertambahan umur dan kondisi

kesehatannya. Kemunduran fisik yang dialami yaitu:

• Dalam hal visual kemunduran ketajaman dan luas pandangan,selain itu mata

kurang peka dalam melihat cahaya dengan intensitas cahaya yang terlalu

tinggi,lebih sensitive terhadap sesuatu yang menyilaukan serta kurang mampu

membedakan warna

• Dalam hal pendengaran lansia kurang mampu menangkap suara dengan frekuensi

suara yang besar dan kecil dalam waktu yang bersamaan.

• Dalam hal indra perasa lansia kurang peka terhadap rasa, bau dan perubahan suhu.

• Dalam kemampuan gerak lansia melakukan mobilisasi lebih pasif.

• Kekurangan lainnya lansia kurang memiliki konsentrasi, lambatnya kemampuan

kognitif dan kerja saraf.

Masalah psikologis yang dialami lansia biasanya lansia merasa terasingkan,

lansia merasa tidak berdaya, kurang percaya diri, ketergantungan, keterlantaran

terutama bagi lansia yang berada di kalangan menengah kebawah.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

14

2.3 Jenis-jenis Terapi Untuk Lansia

1. Program Fisioterapi

Dalam penanganan terapi latihan untuk lansia dimulai dari aktivitas fisik yang

paling ringan kemudian bertahap hingga maksimal yang bisa dicapai oleh

individu tersebut, misalnya aktivitas di tempat tidur seperti positioning, alih

barang, latihan pasif dan aktif lingkup gerak sendi, mobilisasi yaitu latihan

bangun sendiri, duduk, transfer dari tempat tidur ke kursi, berdiri, jalan dan

melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Program Okupasiterapi

Latihan ditujukan untuk mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan

memberikan latihan dalam bentuk aktivitas, permainan, atau langsung pada

aktivitas yang diinginkan.

3. Program Psikologi

Dalam menghadapi lansia sering kali harus memperhatikan keadaan

emosionalnya, yang mempunyai cirri-ciri yang khas pada lansia, misalnya

apakah seseorang tipe agresif, atau konstruktif. Juga untuk memberikan motivasi

agar lansia mau melakukan latihan, mau berkomunikasi, sosialisasi dan

sebagainya. Hal ini diperlukan pula dalam pelaksanaan program lain sehingga

hasilnya bisa lebih baik.

4. Terapi Berkebun

Terapi berkebun bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan dan untuk

memanfaatkan waktu luang yang dimiliki lansia.

2.4 Healing Environment

Pendekatan desain sebuah fasilitas kesehatan yang terbaru adalah tidak hanya

bertujuan untuk menyembuhkan (curing) namun juga bertujuan untuk memulihkan

(healing). Konsep yang digunakan adalah “melembutkan” lingkungan kesehatan dan

membuatnya lebih “hangat” dan lebih terlihat menyambut pasien yang datang,

pendekatan semacam ini dapat dilakukan dengan menempatkan petunjuk orientasi

dan lokasi serta peralatan yang memudahkan dan mempercepat pelayanan media

bagi pasien. Bentuk pendekatan yang lain adalah dengan memberi keleluasan bagi

pasien untuk mengatur keadaan melalui desain ruang dalam, contohnya dalam

mengatur posisi furniture, pencahayaan, dan aliran udara di kamar periksa maupun

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

15

ruang tunggu pasien. Desain kamar juga harus diperhatikan sehingga dapat

menunjang proses penyembuhan serta tetap memperhatikan privasi bagi para pasien.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

mengembangkan healing environment, yaitu:

• Kualitas udara: meliputi udara segar, jauh dari polusi udara.

• Kenyamanan suhu udara: meliputi kelembaban, kontrol suhu udara kamar,

sirkulasi udara.

• Privasi: meliputi kemampuan untuk mengontrol pandangan ke luar, interaksi

sosial, tempat untuk menyimpan barang-barang pribadi.

• Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak silau di kamar pasien, cahaya yang

cukup terang untuk membaca, dan lain-lain.

• Komunikasi: meliputi kemampuan pasien untuk menghubungi karyawan jika

dibutuhkan, tempat yang nyaman untuk pengunjung, fasilitas pendukung sesuai

kebutuhan.

• Pemandangan: memberikan pemandangan yang baik untuk pasien seperti ke

taman, gunung, laut atau pandangan ke hall panti werdha

• Tekstur: dapat diberikan variasi tekstur di permukaan dinding, lantai, plafon,

furniture.

• Warna: digunakan untuk menciptakan suasana, meningkatkan semangat, dan

membuat ruangan lebih berwarna.

Menurut Knecht (2010), healing environment adalah pengaturan fisik dan

dukungan budaya yang memelihara fisik, intelektual, sosial dan kesejahteraan

spiritual pasien, keluarga dan staf serta membantu mereka untuk mengatasi stres

terhadap penyakit dan rawat inap. Menurut Malkin (2005) dalam Montague (2009),

healing environment adalah pengaturan fisik yang mendukung pasien dan keluarga

untuk menghilangkan stres yang disebabkan oleh penyakit. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa healing environment merupakan suatu desain lingkungan terapi

yang dirancang untuk membantu proses pemulihan pasien secara psikologis.

Menurut Murphy (2008), ada tiga pendekatan yang digunakan dalam healing

environment,yaitu:

• Alam

Alam adalah alat yang mudah diakses dan melibatkan panca indera. Alam

memliki efek restoratif seperti menurunkan tekanan darah, memberikan kontribusi

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

16

bagi keadaan emosi yang positif, menurunkan kadar hormon stres dan

meningkatkan energi. Unsur alam yang ditempatkan ke dalam pengobatan pasien

dapat membantu menghilangkan stres yang diderita pasien. Menurut Kochnitzki

(2011), ada beberapa jenis taman di dalam rumah sakit, yaitu contemplative

garden, restorative garden, healing garden, enabling garden, dan therapeutic

garden. Contemplative garden bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan

memperbaiki semangat, Restorative garden bermanfaat untuk kesehatan dan

membuat perasaan orang yang sakit menjadi lebih baik, Healing garden mengacu

pada berbagai fitur taman yang memiliki kesamaan dalam mendorong pemulihan

stress dan memiliki pengaruh positif pada pasien, pengunjung dan staf rumah

sakit. Enabling garden merupakan taman yang memungkinkan semua orang dari

berbagai usia serta kemampuan dapat menikmati dan berinteraksi. Therapeutic

garden merupakan sebuah taman yang mencoba meningkatkan terapi medis

lingkungan di dalam kondisi pengobatan medis.

• Indra

Indra meliputi pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman dan perasa.

a) Indra pendengaran

Suara yang menyenangkan dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung

sehingga menciptakan sensasi kenikmatan yang mempengaruhi sistem saraf.

Suara yang dapat menenangkan pikiran, anatara lain:

− Suara musik, digunakan untuk mengobati depresi, menenangkan dan

bersantai bagi anak-anak autis dan pasien kejiwaan.

− Suara hujan, angin, laut, air yang bergerak dan burung dapat membuat

suasana tenang dan menciptakan rasa kesejahteraan.

− Suara air mancur dapat memberikan energi spiritual dan membangkitkan

perasaan yang dekat dengan suasana pegunungan dan air terjun.

b) Indra penglihatan

Sesuatu yang dapat membuat mata menjadi santai seperti pemandangan,

cahaya alami, karya seni, dan penggunaan warna tertentu.

c) Indra peraba

Sentuhan merupakan mekanisme dasar dalam menjelajahi dunia selama masa

kanak-kanak karena sentuhan menegaskan apa yang mereka lihat, cium, rasa

dan dengar.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

17

d) Indra penciuman

Bau yang menyenangkan dapat menurunkan tekanan darah dan detak jantung,

sedangkan bau yang tidak menyenangkan dapat meningkatkan detak jantung

dan pernapasan.

e) Indra perasa

Indra perasa menjadi terganggu pada saat pasien mengalami sakit ataupun

menerima pengobatan. Hal ini biasanya ditunjukan dengan berubahnya rasa

makanan maupun minuman saat dikonsumsi. Karena itu, kualitas makanan dan

minuman yang ditawarkan harus diperhatikan.

• Psikologis

Secara psikologis, healing environment membantu proses pemulihan pasien

menjadi lebih cepat, mengurangi rasa sakit dan stres. Perawatan pasien yang

diberikan memperhatikan terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai yang

menuntun pada keputusan klinis pasien. Ada enam dimensi untuk perawatan

pasien, antara lain (Departement of Healthm2011):

− Rasa kasih saying, empati dan tanggapan terhadap kebutuhan

− Koordinasi dan integrasi

− Informasi dan komunikasi

− Kenyamanan fisik

− Dukungan emosional

− Keterlibatan keluarga dan teman-teman.

2.4.1 Prinsip Penerapan Healing Environment

Prinsip user-centered design dalam konsep healing environment, tidak hanya

diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata

ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep ini adalah membangun suasana melalui

penyesuaian semua elemen desain untuk dapat memberikan rangsangan positif bagi

kelima panca indera manusia. Prinsip-prinsip penerapan konsep tersebut sebagai

berikut (Subekti, 2007):

− Desainnya harus mampu mendukung proses pemulihan baik fisik maupun psikis

seseorang.

− Akses alam.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

18

− Adanya kegiatan-kegiatan outdoor yang berhubungan langsung dengan alam.

− Desainnya diarahkan pada penciptaan kualitas ruang agar suasana terasa aman,

nyaman, tidak menimbulkan stress.

2.4.2 Elemen Tata Ruang Healing Environment

Elemen tata ruang luar dari konsep healing environment yang paling menonjol

adalah ruang hijau yang diwujudkan melalui keberadaan healing garden atau taman

penyembuh, yaitu taman yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membuat

orang merasa lebih baik (Eckerling, 1996). Tujuan dari taman penyembuh adalah

membuat orang merasa aman, relaks, nyaman dan semangat. Keberadaan taman ini

juga sebagai sarana terapi alam bagi pasien karena taman dapat menghadirkan

elemen-elemen alam sehingga memungkinkan manusia untuk berinteraksi langsung

dengan alam.

Healing Garden dalam konsep Healing Environment membuktikan bahwa

arsitektur tidak melulu tentang bangunan fisik tetapi juga memperhatikan kebutuhan

dasar manusia untuk mencari arti spiritual dalam lingkungan yang menekan.

Manfaatkan vegetasi berupa pohon yang bertekstur, baik daun, dahan dan batangnya.

Bunga-bungaan seperti kamboja, melati, maupun tanaman wangi lainnya yang dapat

merangsang indra penciuman. Penambahan elemen lansekap lain, khususnya air

karena air mempunyai efek menenangkan bagi manusia. Transisi dari area publik

menuju area privat juga perlu diperhatikan.

Manfaat Healing Garden pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti yang

dimuat dalam buku Healing Garden antaralain:

− Mengurangi stress pada pengunjung dan staf.

− Mengurangi tingkat depresi pada pasien, terlebih jika dihubungkan

dengan aktifitas-aktifitas fisik.

− Menambah kualitas hidup.

− Mengurangi rasa sakit, penggunaan obata-obatan dan lama waktu rawat

inap.

− Menambah kepuasaan pasien dan staf

− Menambah ruang gerak bagi pasien.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

19

2.5 Kriteria Healing Garden

Marcus dan Banes (1999) menyatakan beberapa prinsip desain healing garden,

yaitu sebagai berikut:

1. Menyediakan keragaman ruang

Ruang untuk berkumpul dan ruang untuk menyendiri. Dengan tersedianya pilihan

atas beberapa ruang, akan menciptakan rasa pengendalian pengguna terhadap

sekelilingnya yang akan menurunkan tingkat stress. Ruang untuk menyendiri

tersedia bagi mereka yang ingin menjauh dari lingkungan rumah sakit. Sedangkan

ruang untuk kelompok kecil (seperti anggota keluarga atau penunjang)

menyediakan dukungan sosial kepada pasien.

2. Meratanya tanaman

Material keras dikurangi dan material tanaman mendominasi taman. Tujuannya

adalah untuk meminimalisasi pengguna dari material keras menjadi sepertiga dari

keseluruhan taman. Melalui tanaman yang terdapat pada lanskap sekitarnya,

pasien dapat merasakan kemajuan pada kesehatannya.

3. Mendukung aktivitas

Taman yang mendukung untuk aktivitas berjalan sebagai bentuk latihan yang

berkaitan dengan penurunan tingkat depresi.

4. Menyediakan pengalihan yang positif

Pengalihan yang alami seperti tanaman, bunga, water features menurunkan

tingkat stres. Kegiatan lainnya seperti bekerja dengan tanaman dan berkebun juga

dapat menyediakan pengalihan yang positif di taman.

5. Meminimalisasi gangguan

Faktor-faktor yang negatif seperti kebisingan kota, asap dan cahaya buatan

diminimalisasi di taman. Pencahayaan yang alami dan bunyi merupakan tambahan

dari efek positif pada taman.

6. Meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu)

Lingkungan yang abstrak (seperti tempat-tempat yang misterius dan rumit) dapat

menarik dan menantang bagi orang yang sehat, tetapi tidak kepada orang yang

sakit. Sejumlah studi menunjukan bahwa keabstrakan sebuah desain tidak dapat

diterima oleh orang yang sakit atau stres. Fitur-fitur dan elemen taman yang dapat

diidentifikasi haruslah terdapat pada desain taman.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

20

Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002), sebuah healing garden memiliki

kriteria sebagai berikut:

1. Mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya;

2. Menstimulasi kelima panca indra;

3. Mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif;

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan pengguna melalui cara yang

suportif dan positif;

5. Memiliki akses yang mudah dicapai.

McDowwel (1998) menyatakan bahwa elemen desain pada healing garden

adalah:

1. Pembuatan pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak pengunjung

ke taman;

2. Peneydiaan elemen air untuk efek psikologis, spiritual, dan fisik;

3. Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif (dapat dengan tanaman atau

cahaya buatan) untuk mendatangkan emosi, ketenangan dan kekaguman

kepada pengunjung;

4. Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, seperti penggunaan material

batu, kayu, pagar alami, atau angin, suara, dan lain-lain

5. Penggabungan dengan seni untuk meningkatkan keseluruhan nilai taman;

6. Penggunaan elemen pada taman yang menarik binatang liar dan menyediakan

habitat bagi keanekaragaman jenis binatang tersebut.

Kriteria design suatu taman terapi atau healing garden yang dikemukakan oleh

para ahli dan semua kriteria tersebut beserta fokusnya dapat disimpulkan dalam

skema berikut:

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

21

Gambar 1. Skema Kriteria Perancangan Healing Garden. Sumber: thesis Healing Garden: Creating Places for Restoration, Meditation, and Sanctuary

tahun 2002

2.5.1 Tata Ruang Healing Garden

Penataan ruang pada tapak dikembangkan menjadi tiga bagian, yaitu area aktif,

area pasif serta area private, dan jalur sirkulasi. Area aktif berfungsi sebagai tempat

untuk melakukan aktivitas dan bersosialisasi. Area pasif dan area private berfungsi

sebagai tempat untuk duduk-duduk, berkumpul, bersosialisasi serta menikmati

pemandangan hijau, dalam ruang bersantai ditanami tanaman estetika serta tanaman

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

22

peneduh yang telah disediakan dalam tapak dan fitur air yang dapat menurunkan

tingkat stres (Marcus dan Barnes,1999). Dalam ruang bersantai di sediakan juga

ruang bersantai privat dengan fasilitas tambahan seperti kursi taman ukuran

perseorangan.

Jalur sirkulasi yang terbentuk membentuk ruang baru yang berfungsi sebagai

tempat untuk melakukan aktivitas berjalan. Jalur sirkulasi juga ditanami tanaman

pengarah serta tanaman estetika yang memberikan pemandangan yang

menyenangkan saat berjalan.

2.5.2 Aktivitas Pada Healing Garden

Pada area aktif, lansia dapat melakukan kegiatan seperti berkebun serta

bersosialisasi dengan lansia lainnya. Pada area pasif dan private lansia dapat

bersantai, beristirahat sambil bersosialisasi dengan lansia lainnya ataupun

menyendiri. Pada jalur sirkulasi, pasien dapat melakukan kegiatan berjalan sekaligus

melatih panca indera dan menikmati tanaman yang ada pada tapak.

2.5.3 Tata Hijau Pada Healing Garden

Tata hijau yang direncanakan dan dirancang terdiri dari tata hijau peneduh, tata

hijau estetika dan pengarah, serta tata hijau untuk berkebun. Pada tata hijau peneduh,

vegetasi yang digunakan adalah pohon yang memiliki tinggi 4 sampai 6 meter

dengan kanopi yang cukup lebar untuk naungan kepada pasien disekitarnya. Pohon

tidak ditanam pada ruang berkebun untuk memaksimalkan cahaya matahri dengan

tujuan selain untuk meminimalisasi gangguan (cahaya buatan) yang dapat menambah

efek positif pada taman (Marcus dan Barnes,1999). Pohon yang dipilih merupakan

pohon yang berbunga sehingga dapat mengundang satwa dan dapat menegluarkan

aroma bunga yang wangi. Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002), salah satu kriteria

pedoman desain taman terapi adalah dapat menstimulasi panca indera penciuman,

penglihatan, peraba, perasa, dan pendengaran.

Tata hijau estetika dan pengarah adalah tanaman yang memiliki bentuk indah,

berbunga serta ditanam untuk mengarahkan lansia atau pengunjung taman kepada

ruang berkebun dan ruang bersantai. Menurut Carpenter et al (1975) karakteristik

vegetasi yang digunakan pada tata hijau estetis adalah tanaman yang mempunyai

warna, daun, bunga, dan bentuk yang menarik. Tanaman, bunga serta kegiatan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

23

berkebun merupakan pengalihan yang alami serta positif dalam taman (Marcus dan

Barnes,1999).

2.6 Elemen-elemen Pada Healing Garden

Elemen-elemen yang ada pada desain healing garden ada dua yaitu soft material

dan hard material.

2.6.1 Hard Material

1. Kolam

Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi gedung atau merupakan bagian

taman yang memiliki estetika sendiri, taman dengan kolam akan mampu

meningkatkan kelembaban lingkungan sehingga dapat berfungsi sebagai penyejuk

lingkungan.

2. Gazebo

Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang berfungsi

sebagai tempat beristirahat menikmati taman. Sedangkan bangku taman adalah

bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya dan ditempatkan di

gazebo atau tempat-tempat teduh untuk beristirahat sambil menikmati taman.

3. Jalan Setapak (Stepping Stone)

Jalan setapak atau stepping stone dibuat agar dalam pemeliharan taman tidak

merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur

variasi elemen penunjang taman.

4. Perkerasan

Perkerasan pada taman berupa tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahan lainnya,

tujuan perkerasan adalah untuk para pejalan kaki atau sebagai pembatas.

5. Lampu Taman

Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan dipergunakan untuk

menunjang suasana di malam hari. Lampu berfungsi sebagai penerang taman dan

sebagai nilai eksentrik pada taman.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

24

2.6.2 Soft Material

1. Perdu

Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang cukup berkayu tetapi

kurang tegak dan kurang kokoh, yang termasuk dalam jenis perdu adalah

bougenville, kol banda, kembang sepatu dan lainnya.

2. Semak

Tanaman yang agak kecil dan rendah, tumbuhnya melebar atau merambat

3. Tanaman Penutup Tanah

Tanaman yang lebih tinggi rumputnya, berdaun, dan berbunga indah, yang

termasuk dalam jenis ini adalah krokot, nanas hias dan lainnya.

4. Rumput

Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang perisi berada diatas tanah, yang

termasuk dalam jenis ini adalah rumput jepang, rumput gajah dan lainnya.

2.7 Gerakan Lansia

Menurut Frida Sianita Nur Af’idah dalam jurnal tentang Studi Risiko Jatuh

Melalui Pemeriksaan Dynamic Gait Index (DGI) Pada Lansia Di Panti Werdha

Hargodedali Surabaya. Penelitian yang dilakukan pada panti werdha Hargodedali

berdasarkan kecepatan berjalan sebagian besar lansia memiliki kecepatan berjalan <1

m/detik, kecepatan normal lansia berjalan adalah 1m/detik. Hasil pemeriksaan

terhadap kecepatan lansia berjalan menunjukan sebagian besar lansia dip anti werdha

Hargodedali mengalami penurunan kecepatan berjalan dimana sebagian besar lansia

memiliki kecepatan berjalan <1m/detik. Leiper (2001) menyatakan bahwa kecepatan

rata-rata sehat berusia >75 tahun adalah 1m/detik. Hasil penelitian terhadap panjang

langkah berjalan lansia dip anti werdha Hargodedali Surabaya bahwa lansia dip anti

tersebut memiliki panjang langkah yang lebih pendek dari panjang langkah yang

didapatkan oleh Elble dkk (2004) pada pengujian 19 lansia usia rata-rata 76 tahun

yaitu 0,25m/langkah.

2.8 Studi Banding Healing Garden

Berikut adalah hasil studi banding taman terapi yang ada pada PSTW Budi

Mulia 1 dan PSTW Budi Mulia 4.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

25

Tabel 2. Studi Banding Healing Garden. Kriteria PSTW Budi Mulia 4 PSTW Budi Mulia 1

Taman

Pengguna harus

dilibatkan dalam

proses desain

Pada taman di PSTW Budi

Mulia 4 terdapat fasilitas

terapi untuk lansia seperti

Pada taman di PSTW Budi Mulia 1

terdapat beberapa fasilitas, yaitu adanya

jalan berbatu, kursi taman dan handrails

jalan berbatu untuk terapi

dan melatih indera lansia

Taman harus

menstimulasi

Taman yang ada pada

PSTW Budi Mulia 4

Taman yang terdapat pada PSTW Budi

Mulia 1, untuk merangsang indera peraba

panca indera

penggunanya

terdapat jalan yang berbatu

untuk merangsang indera

peraba, warna pada taman

tidak terlalu bervariasi

sehingga warna tanaman

cendrung berwarna hijau

sehingga cukup tenang,

suara burung yang berada

di sekitar taman dapat

merangsang indera

pendengaran, aroma

tersendiri, tidak ada

tanaman yang dapat

dikonsumsi.

terdapat jalan berbatu, warna pada taman

ini cenderung berwarna hijau sehingga

kurang untuk melatih indera penglihatan,

tidak ada suara burung, suara air atau

dedaunan karena tidak ada pohon yang

berdaun rindang di taman ini, aroma pada

tanaman dan jenis tanaman yang dapat

dikonsumsi juga tidak terdapat

Pemilihan jenis

tanaman

Warna tanaman pada

taman ini cendrung.

Warna tanaman pada taman ini berwarna

hijau dan tidak ada variasi warna pada

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

26

Kriteria PSTW Budi Mulia 4 PSTW Budi Mulia 1

monoton berwarna hijau taman ini, kondisi fisik pada tanaman

kondisi fisik tanaman

tersebut terbilang baik

karena tanaman masih

dapat dirawat, pada

tanaman disekitar taman

tidak ada yang

menimbulkan aroma khas

dari tanaman itu sendiri.

masih terawat, meskipun tanaman terawat

tetapi tidak ada yang mengeluarkan aroma

khas dari tanaman tersebut.

Bersentuhan

dengan alam,

Pada taman di PSTW Budi

Mulia 4 taman di desain

untuk lansia lebih dekat

dengan alam, karena

Pada taman di PSTW Budi Mulia taman

yang di desain hanya untuk taman yang

dapat melatih gerak lansia saja, sehingga

suasana taman seperti taman biasanya dan

mendukung

ekosistem,

mengundang

satwa-satwa

setempat

terdapat pohon-pohonan,

tanaman hias, dan

terdengar suara burung

tidak ada yang mendukung ekosistem,

tidak ada tanaman atau pohon yang dapat

mengundnag satwa setempat

Kebebasan untuk

memilih ruang

bagi pengguna

berkaitan dengan

kegiatan dan

privasi

Pada taman ini hanya

terdapat zoning taman

untuk untuk melakukan

terapi berjalan, tidak

adanya ruang privasi dan

ruang sosialisasi.

Pada taman ini terdapat zoning untuk

melakukan berjalan dan ruang

bersosialisasi seperti santai, mengobrol,

tetapi tidak ada ruang privasi untuk

melakukan kegiatan.

Pergerakan

didalam

taman/kebebasan

bergerak didalam

taman

Pada taman yang ada di

PSTW Budi Mulia 4 alur

sirkulasi jalan berbatu

dapat di lewati 2 arah lebar

jalur sekitar 1,5 meter,

tidak adanya penunjuk

arah, dan tidak adanya

akses jalan untuk pengguna

kursi roda

Pada taman PSTW Budi Mulia 1 alur

sirkulasi taman 2 arah dan dapat dilalui 2

orang, tidak ada penunjuk arah, bagi

pengguna kursi roda ini hanya dapat di

lalui 1 kursi roda dan memiliki akses

untuk masuk ketaman tersebut

Memberikan rasa Pada taman di PSTW Budi Pada taman PSTW Budi Mulia 1 taman

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

27

Kriteria PSTW Budi Mulia 4 PSTW Budi Mulia 1

lega dan bebas Mulia 4 taman terasa lega terasa sempit karena adanya dinding

stress pada para

penggunanya

karena pada taman tidak

ada ruang pembatas,

banyak pohon-pohon

rindang yang berwarna

hijau

pembatas dan kurang pohon-pohon yang

rindang, sehingga suasana di taman ini

tidak bebas

Taman bersifat

menyambut

(welcoming)

Pada taman ini tidak ada

tanaman yang bersifat

menyambut pengunjung

atau pengguna taman ini

Pada taman ini tidak ada tanaman yang

bersifat menyambut pengunjung maupun

penggunanya

Sumber: Olahan Pribadi

Kesimpulan dari analisa diatas pada kedua taman belum memenuhi kriteria

healing garden, karena belum terdapat warna, tanaman dan pohon-pohonan yang

dapat merangsang panca indera, belum adanya sirkulasi yang jelas, belum adanya

ruangan yang publik dan privat pada taman.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01228-AR Bab2001.… · Program Fisioterapi ... • Cahaya: meliputi pencahayaan yang tidak

28

2.8 Kerangka Berpikir

Gambar 2. Kerangka Berpikir. Sumber: Olahan Pribadi