bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-00651-mc...

35
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan topik yang sering kali diperbincangkan, bukan hanya di kalangan ilmuwan komunikasi tetapi juga di kalangan awam sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki banyak arti yang berlainan. Tidak hanya itu saja, komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Melalui berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari- hari di rumah tangga, di tempat bekerja, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin yaitu communis yang berarti “sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupaka akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. (Deddy Mulyana, 2007:46). Selain itu, kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tanpa komunikasi maka tidak akan ada komunitas karena komunikasi menunjukan kebersamaan itu. Definisi komunikasi juga diungkapkan menurut Hovland, Janis, dan Kelley yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli sosiolog Amerika,

Upload: ngoduong

Post on 13-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan topik yang sering kali diperbincangkan, bukan

hanya di kalangan ilmuwan komunikasi tetapi juga di kalangan awam sehingga

kata komunikasi itu sendiri memiliki banyak arti yang berlainan. Tidak hanya itu

saja, komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Melalui berkomunikasi,

manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-

hari di rumah tangga, di tempat bekerja, dalam masyarakat atau dimana saja

manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata Latin yaitu communis yang berarti “sama” (to make common). Istilah

pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang

merupaka akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. (Deddy Mulyana,

2007:46). Selain itu, kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas

(community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas

adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai

tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa tanpa komunikasi maka tidak akan ada komunitas karena

komunikasi menunjukan kebersamaan itu.

Definisi komunikasi juga diungkapkan menurut Hovland, Janis, dan

Kelley yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli sosiolog Amerika,

12

mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual

transmits stimuly (usually verbal) to modify the behaviour of ohter individuals”.

Dalam kata lain, komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang

biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada

definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai

sesuatu hal (Arni Muhammad, 2004:2). Dari dua pernyataan di atas maka dapat

disimpukan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses yang terjadi baik

dalam bentuk verbal yang berfungsi untuk mengubah tingkah laku orang lain.

Selain itu dapat dikatakan pula bahwa komunikasi juga termasuk salah satu cara

untuk mempengaruhi orang lain.

Tidak ada yang benar dan salah apabila berbicara tentang definisi

komunikasi. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “Komunikasi

adalah penyampaian pesan melalui media elektronik” atau terlalu luas, misalnya

“Komunikasi adalah interaksi antara dua mahluk hidup atau lebih.” Namun pada

dasarnya, hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia.

Sebenarnya dua definisi di atas apabila disimpulkan akan ditemukan definsi

sederhananya yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan.

2.1.1.1 Fungsi Komunikasi

Seperti yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana mengenai empat

fungsi komunikasi yang diciptakan oleh William I. Gorden, adalah

sebagai berikut (Deddy Mulyana, 2007:5-38):

1. Komunikasi Sosial

13

Fungsi ini mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk

membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan

hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan

ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan

memupuk hubungan dengan orang lain. Di sisi lain, komunikasi

merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya

masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada

masyarakat lainnya, ataupun secara vertical, dari suatu generasi ke

generasi berikutnya. Pada sisi lain, budaya menetapkan norma-norma

(komunikasi) yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok.

2. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang

lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi

instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-

pesan non-verbal.

3. Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas

sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan

sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of

passage. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi

komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga

sebagai pengabdian kepada kelompok.

4. Komunikasi Instrumental

14

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan

keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan

juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat

disebut membujuk (bersifat persuasif).

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia

(Wiryanto, 2004:67). Komunikasi massa lahir seiring dengan penggunaan alat-

alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.

Sebenarnya jika semua definisi komunikasi massa ditelaah lebih dalam maka

dari sekian banyak definisi yang ada memiliki kesamaan atau benang merah

yang sama. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan

melalui media massa baik cetak maupun elektronik (Nurudin, 2007:4). Hal ini

telah memberikan dari gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi

massa. Secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui

pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi

lainnya.

Melalui definisi itu pula maka dapat diketahui karakteristik dari komunikasi

massa. Karakter komunikasi massa tersebut adalah sebagai (Elvinaro, Lukiati,

Siti Karlina, 2007:6):

1. Komunikator terlembagakan

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

15

baik media cetak maupun eletronik. Menurut Wright, komunikasi massa

itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi

yang kompleks. Secara kronologis proses penyusunan pesan oleh

komunikator dan pesan tersebut diterima oleh komunikan. Apabila pesan

tersebut disampaikan melalui media cetak, maka proses dimulai dari

komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan

tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik kemudian diserahkan

kepada redaksi untuk diperiksa layak atau tidaknya pesan tersebut

disampaikan kepada masyarakat. Begitu pula di media elektronik, apabila

media yang digunakan adalah televisi, tentu akan lebih banyak lagi orang

yang terlibat, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor

manager, dan lain-lain. Tidak hanya itu, peralatan yang digunakan lebih

banyak serta dana yang diperlukan lebih besar.

2. Pesan Bersifat Umum

Terbuka adalah sifat dari komunikasi massa, artinya komunikasi massa

itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan oleh sekelompok

orang tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasi massa bersifat umum.

Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Akan

tetapi tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi dapat dimuat dalam

media massa. Pesan komunikasi massa harus dikemas dalam bentuk

apapun yang memenuhi kriteria penting atau menarik, penting sekaligus

menarik, bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada

16

komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya

dan mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam komunikasi massa,

komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena

komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Selain

anonim, komunikan komunikasi massa besifat heterogen, karena terdiri

dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat

dikelompokan bedasarkan beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat

ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,

adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif

banyak dan tidak terbatas. Mengartikan keserempakan media massa itu

sebagai keserempakan memperoleh pesan yang sama pada waktu yang

bersamaan, dalam jarak yang dari komunikator dan individu satu sama

lainnya dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi Mengutamkan Isi Ketimbang Hubungan

Pada komunikasi ada dua dimensi yang dilibatkan, yaitu dimensi isi dan

dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi

yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan

bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana

hubungan para peserta komunikasi itu. Dalam komunikasi antarpersonal

yang diutamakan adalah dimensi hubungan. Semakin makin mengenal

antarpelaku komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif.

17

6. Komunikasi Massa Besifat Satu Arah

Komunikasi massa memiliki kelemahan. Karena komunikasinya melalui

media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak melakukan

kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

komunikanpun aktif menerima pesan namun diantara keduanya tidak

dapat melakukan dialog sebagaimana yang terjadi pada komunikasi

antarpersonal. Maka dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu

arah.

7. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Pada komunikasi antarpersonal dengan sifatnya yang bertatap muka,

maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan

dapat diginakan secara maksimal. Keduannya dapat melihat, mendengar

secara langsung bahkan mungkin merasa. Sedangkan dalam komunikasi

massa, stimuliali alat indra bergantung pada jenis media massa.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)

Komponen umpan balik (feedback) merupakan faktor penting dalam

komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

Efektifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang

disampaikan oleh komunikan. Umpan balik sebagai respon mempunyai

volume yang tidak terbatas pada komunikasi antarpersonal. Apabila

seorang komunikator memberikan pesan pada komunikan secara tatap

muka, komunikan akan memperhatikan bukan saja ucapan tapi juga

gerakan lain yang dilakukan komunikator. Umpan balik ini bersifat

langsung (direct) atau segera (immediate). Sedangkan dalam proses

18

komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan

tertunda (delayed) yang artinya komunikator komunikasi massa tidak

dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap

pesan yang disampaikannya.

Intinya sederhana saja yaitu, apabila pada proses komunikasi massa

umpan balik bersifat indirect dan delayed. Sedangkan pada komunikasi

tatap muka umpan balik bersifat direct dan immediate. Hal ini

dipengaruhi karena faktor reaksi dari komunikan.

2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa

Tidak jauh berbeda antara fungsi komunkasi massa dengan fungsi

media massa, karena media massa merupakan unsur terpenting dalam

proses komunikasi massa. Menurut Dominick (2001) pada buku

Komunikasi Massa Suatu Penghantar dari Elvinaro dkk, fungsi

komunikasi massa terdiri dari :

1. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama

yaitu fungsi pengawasan peringatan dan fungsi pengawassn

intstrumental. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media

massa menginformasikan tentang ancaman bencana, kondisi yang

memperihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.

Seringkali sebuah peringatan bisa dengan mudah menjadi sebuah

ancaman. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan atau

ancaman bserius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak

19

pula orang yang tidak mengetahui ancaman itu.

Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau

penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu

khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang

sedang tayang di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa

efek, produk-produk baru dan sebagainya adalah contoh pengawasaan

instrumental.

2. Interpretation (Penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga

memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.

Organisasi atau industri media adalah pihak yang memilih dan

memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.

Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat dalam tajuk rencana atau

editorial surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar atau opini

yang ditujukan kepada pembaca, serta dilengkapi perspektif atau sudut

pandangan terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya.

Tidak hanya di media cetak, media elektronik seperti televisi pun

memiliki fungsi penafsiran. Tujuan penafsiran media adalah untuk

mengajak atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan

membahasanya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau

komunikasi kelompok.

3. Linkage (Pertalian)

Media massa berfungsi dalam menyatukan anggota masyarakat yang

beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan

20

kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu hal atau masalah.

4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi penyebaran nilai disebutjuga dengan socialization (sosialisai).

Sosialisai mengacu kepada cara dimana individu mengadipsi perilaku

dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran

masyarakat itu ditonton dan dibaca. Diantara semua media massa,

televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran

nilai-nilai) khususnya pada anak muda. Sebagai contoh maraknya

tayangan kekerasan pada televisi dapat membentuk sosialisasi bagi

anak muda yang menontonnya, sehingga berpikir bahwa metode

kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup.

5. Entertainment ((Hiburan)

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada kenyataannya hampir semua

media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang

mengutamakan sajian hiburan. Begitupun radio siaran, siarannya

banyak memuat acara hiburan. Demikian pula halnya dengan majalah.

Tetapi, dari sekian banyak media massa yang mengutamakan hiburan

namun sebagian ada pula yang mengutamakan tayangan berita.

Tujuan dari fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada

lain adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. Hal ini

dikarenakan dengan membaca berita-berita ringan atau tayangan

hiburan di televisi maka dapat membuat pikiran khalayak segar

kembali.

21

2.1.3 Media Massa

Berbicara mengenai pengertian media massa yang pasti terlintas dalam

pikiran adalah bahwa media massa merupakan alat utama dalam proses

komunikasi massa. Media massa adalah alat-alat komunikasi yang bisa

menyebarkan pesan secara cepat kepada audience yang luas dan heterogen dan

mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas

(Nurudin, 2007: 9). Media massa terdiri dari media cetak yaitu surat kabar dan

majalah serta media elektronik seperti televisi, radio dan media on-line

(internet).

Dennis McQuail (1987) diterjemahkan oleh Nurudin (2007:34) pernah

menyodorkan beberapa asumsi pokok seperti berikut :

1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan

lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang

terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan

dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan

masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur

oleh masyarakat.

2. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen, dan

inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti

kekuatan atau sumber daya lainnya.

3. Media merupakan lokasi (norma) yang semakin berperan, untuk

menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf

nasional maupun internasional.

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,

22

bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi

juga dalam pengertian pengembangan tatacara, mode, gaya hidup, dan

norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat

dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan

penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

Tidak dapat dipungkiri kehadiran media massa yang terus berkembang

membuat akses informasi bagi masyarakat menjadi semakin mudah. Masyarakat

kini lebih mudah mendapatkan informasi dengan hadirnya media massa yang

ada. Masyarakat dapat memilih media massa mana yang mereka inginkan yang

sesuai norma-norma yang mereka anut dan kebutuhan mereka akan informasi.

2.1.4 Televisi

Televisi berasal dari bahasa Yunani yaitu “tele” yang berarti jauh dan

”vision” yang berarti penglihatan. Televisi merupakan media komunikasi jarak

jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat

maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. Televisi ibarat sebuah kotak ajaib

yang dapat memberikan suatu tayangannya dengan suara dan gambar yang

menarik mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar akan apa yang

ditayangkannya. Selain itu televisi merupakan media massa yang mudah diakses

dan paling berpengaruh. Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya

tariknya dibanding dengan media massa lainnya. Unsur-unsur itu berupa

kata,musik, sound effect serta unsur visual berupa gambar hidup yang mampun

23

menimbulkan kesan yang mendalam kepada pemirsanya.

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling

berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan

audiovisual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap

dan kepribadian masyarakat secara luas (Fred Wibowo, 2009:17). Sekarang ini

hampir di setiap rumah hingga warung kecil sekalipun memiliki televisi, betapa

televisi tersebut sudah menjadi suatu bagian dari kehidupan sehari-hari

masyarakat.

2.1.4.1 Karakteristik Televisi

Sebagai media massa yang terbilang cukup memenuhi kebutuhan

informasi dalam bentuk suara maupun gambar, tentunya televisi memiliki

karakteristik. Televisi memiliki beberapa karakteristik antara lain (Elvinaro,

Elvinaro, Lukiati, Siti Karlina, 2007:137) :

1. Audiovisual

Audiovisual merupakan kelebihan televisi yakni dapat didengar sekaligus

dapat dilihat. Baik suara maupun gambar, keduanya harus ada keseuaian

secara harmonis untuk menghasilkan suatu tayangan menarik. Karena

sifatnya yang audiovisual itu pula maka siaran televisi harus dilengkapi

dengan gambar baik, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still

picture) maupun film berita yakni rekaman perisitiwa yang menjadi topik

berita.

2. Berpikir Dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam berpikir dalam gambar. Pertama,

24

adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap

kedua dari prosesberpikir dalam gambar adalah penggambaran

(pictuarization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual

sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan media massa lainnya, pengoperasian siaran televisi

lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Selain orang atau kru

yang bertugas diperlukan banyak, perlatan yang digunakannya pun lebih

banyak dan untuk mengopersikannya lebih rumit dan harus dilakukan

oleh orang yang terampil dan terlatih.

2.1.4.2 Jenis Program Televisi

Pada dasarnya apapun dijadikan program untuk ditayangkan di

televisi selama program itu menarik dan disukai oleh audience atau

pemirsa dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan

juga peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran khususnya

televisi dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk

menghasilkan berbagai program yang menarik bahkan unik.

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua

bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu Program informasi (berita) dan

hiburan (entertainment). Program informasi dibagi menjadi dua jenis

yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini

yang harus segera disiarkan dan berita ringan atau lunak (soft news)

25

yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara

program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama,

permainan (game show), dan pertunjukan. (Morissan, 2008:218)

Selain pembagian jenis program dengan skema di atas, terdapat

pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program ini bersifat

faktual (factual) atau fiktif (fictional). Program berita, dokumenter, atau

reality show termasuk jenis program faktual. Sedangkan drama dan

komedi termasuk jenis program yang fiktif. Berikut penjelasan jenis

program televisi secarai rinci :

1. Program Jurnalistik / Program Informasi

Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk

memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.

Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang ‘dijual’

kepada audien. Program informasi dibagi dua, yaitu: (Morrisan, 2011: 217-

223)

A. Berita Keras / Hardnews

Berita keras atau hardnews adalah segala informasi penting dan/atau

menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena

sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak

audien secepatnya. Berita keras / hardnews dibagi lagi kedalam

beberapa bentuk berita, yaitu:

1) Straight News

Berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yng

singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting

26

saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how)

terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat

waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat

disampaikan.

2) Feature

Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian ‘menarik

disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan

kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini

dapat dikatakan sebagai soft news karena tida terlalu terikat dengan

waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima

menit) dan ia menjadi bagian dari program berita, maka feature masuk

ke dalam kategor hard news.

3) Infotainment

Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai

kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dank

arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan, seperti

pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya, maka berita mengenai

mereka disebut juga dengan infotainment.

B. Berita Lunak / soft news

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan

menarik yang disampaikn secara mendalam (in-dept) namun tidak

bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini

ditayangkan pada satu program tersendiri diluar program berita

27

program yang termasuk dalam kategori berita lunak ini adalah Curent

Affair, Magazine, Dokumenter, dan Talk Show.

Program informasi dalam kategori berita keras atau hardnews dapat

dibedakan dengan berita lunak atau soft news berdasarkan sifatnya

sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 2.1. (Morrisan, 2011: 222)

Tabel 2.1 Perbedaan Hard News dan Soft News

Hard News Soft News

Harus ada peristiwa terlebih dahulu Tidak harus ada peristiwa terlebih dahulu

Peristiwa harus aktual (baru terjadi) Tidak harus aktual

Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera (timeless)

Mengutakamakan informasi terpenting

saja

Menekankan pada detail

Tidak menekankan sisi human interest Sangat menekankan segi human interest

2. Program Artistik / Program Hiburan

Program artistik atau hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan

untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan juga

permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama,

permainan (game), musik, dan pertunjukan.

28

2.1.4.3 Format Televisi

Selain jenis program, televisi juga memiliki formatnya sendiri. Seperti

yang ditulis oleh Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program

Televisi mengatakan bahwa format program televisi terbagi menjadi:

1. Program Seni Budaya dan Hiburan Pop

Program seni budaya termasuk produksi karya artistic dalam produksi

program televisi. Ada berbagai macam materi produksi seni budaya.

Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi dua, yaitu

seni pertunjukan dan seni pameran.

2. Program Talkshow

Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program,

meliputi banyak format, antara lain, voxpop, kuis, interview (wawancara)

baik dalam studio maupun diluar studio dan diskusi panel di televisi.

Program ini tampil dalam bentuk sajian mengetengahkan pembicaraan

seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat

dibicarakan masyarakat, atau tanya-jawab persoalan dengan hadiah, yang

disebut kuis.

3. Program Berita

Program news atau program berita berarti suatu sajian laporan berupa

fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial)

dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta

dan kejadian di dalam berita bersifat objektif.

29

4. Program Dokumenter

Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan

berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan

eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan

situasi nyata. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai.jadi,

biarpun banyak catatan, foto, atau meteri lain yang berisi rekaman

peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua materi itu memiliki

nilai documenter. Hanya materi yang sungguh bermakna bagi suatu

lingkungan yang boleh disebut bernilai dokumenter.

5. Program Feature

Feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu

tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi,

mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format.

Dalam satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan

merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara

(interview), show, vox-pop, puisi, music, nyanyian, sandiwara pendek,

atau fragmen.

6. Program Magazine

Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya kalau

program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek

dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine

bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan satu bidang

kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan

dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.

30

7. Program Spot

Spot adalah suatu program yang ingin memengaruhi dan mendorong

penonton televisi atau pendengar radio untuk tujuan-tujuan tertentu. Spot

merupakan program yang sangat pendek. Durasi suatu spot berkisar

antara 10 detik sampai paling panjang 1,5 menit.

8. Program Doku-Drama

Doku-drama kependekan dari documenter drama. Maksudnya,

documenter yang didramakan. Suatu kejadian yang pernah terjadi

sungguh-sungguh, terdapat peninggalan-peninggalan dan bekas-bekasnya

secara faktual, beberapa tokohnya masih hidup, tetapi kejadiannya sudah

lampau.

9. Program Sinetron

Di negara lain disebut dengan opera sabun (soap opera atau daytime

serial) namun di Indonesia lebih populer dengan sebutan sinetron.

Sinetron merupakan dram yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh

secara bersamaan. (Morrisan, 2011:225).

2.1.5 Program Dokumenter

Memahami arti dokumenter maka ada dua hal yang dihadapkan, yaitu

sesuatu yang nyata, faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai,atau memiliki

makna. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai (Fred Wibowo,

2009:145). Biarpun banyak catatan, foto atau materi lain yang berisi rekaman

peristiwa dan kejadian-kejadian nyata namun semua materi itu tidak memiliki

31

nilai dokumenter. Hal ini disebabkan karena hanya materi yang sungguh

bermakna bagi suatu lingkungan yang boleh disebut dokumenter.

Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan

berdasarkan pada objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya

menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata (Fred Wibowo,

2009:146). Dalam program dokumenter ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu

(Anton Mabruri K.N, 2010:89) :

1. Menentukan ide atau tema

2. Membuat sinopsis

3. Membuat treatment atau storyline

Tiga tahapan di atas akan dikembangkan melalui riset yang dilakukan oleh tim

kreatifnya. Riset tersebut mutlak adanya sebagai pendukung fakta dan aktualitas

program dokumenter yang dibuat.

Selain itu, Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang

kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau

visual terdiri dari berbagai materi, antara lain (Fred Wibowo, 2009:149)

a. Rangkaian kejadian, seperti : suatu peristiwa, atau kegiatan dari suatu

lembaga.

b. Kepustakaan, seperti : potongan arsip, majalah atau mikrofilm.

c. Pernyataan, seperti : individu yang berbicara secara sadar di muka

kamera.

d. Wawancara, seperti : pewawancara boleh kelihatan atau tidak kelihatan.

e. Foto Still, seperti : foto-foto bersejarah.

32

f. Dokumen, seperti : gambar, grafik, kartun.

g. Pembicaraan, suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan orang.

h. Layar kosong/silhoutte, seperti : untuk memberi perhatian pada sound

atau silhoutte karena pribadi yang berbicara dibahayakan keselamatannya

andaikata wajahnya kelihatan.

Melalui kesimpulan di atas maka dokumenter erat kaitannya dengan

sesuatu yang fakta dan benar-benar ada atau terjadi. Apabila nilai faktual tersebut

disentuh sedikit saja oleh rekayasa, tentunya hal tersebut akan mengurangi nilai

dokumenternya. Oleh karena itu program dokumenter biasanya memiliki cara

tersendiri agar isinya padat berisi menonjolkan sisi kebenaran sebenarnya, seperti

dengan menghadirkan informan yang diwawancara terkait dengan hal yang

diangkat sebagai dokumenter.

Dokumenter adalah program informasi yang berujuan untuk

pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya

program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau

sejarah seorang tokoh atau kehidupan, atau sejarah suatu masyarakat (misalnya

suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. Gaya

dalam menyajikan dokumenter sangat beragam dalam hal teknik pengambilan

gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya mulai dari yang sederhana

hingga yang tersullit. Suatu program dokumenter ada kalanya dibuat seperti

membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter.

Dokumenter pada televisi mengarah pada suatu daya tarik dan suatu

kesetiaan atas aktualitas. Sebuah program dokumenter yang benar berarti bukan

33

program dokumenter yang terlalu berlebihan dalam menguras emosi seperti

membanjirkan airmata pemirsanya serta bukan pula program untuk

mempromosikan suatu barang produksi atau mendorong aksi sosial. Program

dokumenter juga bukan program yang hanya berkepentingan menyajikan

objektivitas suatu peristiwa.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antarpribadi (interpersonal comunication) adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

ataupun nonverbal (Deddy Mulyana, 2007:81). Pada komunikasi ini,

keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi.

Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada

jenis-jenis pesan atau rspons non-verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata

yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat.

Pengertian lain dari komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran

informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau

biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (Arni

Muhammad, 2004:159). Ada bermacam-macam nama dalam komunikasi

interpersonal antara lain, komunikasi diadik, dialog, wawancara, percakapan,

dan komunikasi tatap muka.

Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan sempurna, komunikasi

34

interpersonal berperan penting sampai kapanpun, selama manusia masih

memiliki emosi. Pada kenyataannya, komunikasi tatap muka ini membuat

manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi

lewat media. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari adanya

komunikasi interpersonal ini.

2.2.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

organisasi (Wiryanto, 2004:54). Komunikasi formal adalah komunikasi yang

disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan

organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan

berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Menurut Goldhaber (1986) yang diterjemahkan dari (Arni Muhammad

2004:67) memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses menciptakan

dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung

satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu

berubah-ubah.

Selain itu ada pula persepsi dari beberapa ahli seperti, Zelko dan Dance

mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling

tergantung yang mencakup komunikasi intenal dan komunikasi eksternal (Arni

Muhammad, 2004:66). Komunikasi Internal adalah komunikasi dalam

organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan,

komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang

35

sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang

dilakukan organisasi terhadap limgkungan luarnya, seperti komunikasi dalam

penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat

umum.

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang terjadi dalam suatu

organisasi baik itu dalam organisasi kecil maupun perusahaan. Komunikasi

organisasi sangat berperan penting dalam menciptakan keefektifan peran

masing-masing anggota organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya.

Komunikasi yang terjalin baik antara bawahan dan atasan maupun sebaliknya

merupakan salah satu contoh bahwa komunikasi organisasi pada organisasi atau

perusahan tersebut berjalan cukup baik.

2.2.3 Produksi Program Televisi

Dalam merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang

produser profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang perlu

pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya

produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan

produksi (Fred Wibowo, 2009:23). Selain itu, seorang produser profesional juga

harus membuat manajemen produksi program acara televisi dengan semua

aktifitas atau proses pembuatan produksi program acara televisi sesuai dengan

rancangan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisisen atau tindakan

memikirkan dan mencapai hasil yang diinginkan melalui usaha team work

(kerabat kerja) yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia

dan sumber daya manusia ( Anton Mabruri KN, 2010:22)

36

Dalam memproduksi program televisi ada beberapa tahapan yang harus

dilewati. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahapan

selanjutnya agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Tahapan produksi

terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standard Operation

Procedure (SOP) seperti berikut (Fred Wibowo, 2009:39) :

1. Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)

Tahap ini merupakan tahap awal yang sangat penting, sebab jika tahap ini

dilaksanakan dengan rinci dan baik,maka sebagian pekerjaan dari produksi

yang direncanakan sudah beres. Tahapan pra-produksi meliputi tiga bagian,

sebagai berikut :

a. Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,

membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah

mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),

penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi

biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari

perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-

menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan

melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik

diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah

37

ditetapkan.

2. Produksi

Setelah perencanaan dan persiapan selesai, maka pelaksanaan produksi

dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba

mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting

script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Pada

pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan

diambil di dalam adegan (scene) dan biasanya sutradara mempersiapkan

suatu shoot list dari setiap adegan. Sering terjadi satu kalimat dalam skenario

dipecah menjadi empat shoot atau lebih.

Intinya pada tahap produksi adalah dilakukannya proses shooting dengan

segala persiapan yang telah disiapkan pada saat pra-produksi. Kelancaran

proses produksi ini juga didukung oleh sejauh mana proses persiapan

dipersiapkan dengan matang mulai dari konsep hingga ke peralatan. Pada

proses produksi inilah hampir semua tim biasanya terlibat.

3. Pasca-Produksi

Ada tiga langkah utama dalam pasca-produksi, antara lain editing offline,

editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat tiga dua macam tehnik

editing, yaitu: Pertama yang disebut editing dengan teknik analog atau

linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau non linier dengan

komputer.

a. Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu

mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting

38

dan gambar. Di dalam logging time code (yang berupa digit frame,

detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil

pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian dibuatlah editing kasar

yang disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam

sinopsis dan treatment. Setelah itu materi hasil shooting dipilih dan

disambungkan dalam pita VHS.

Hasil editing kasarnya dilihat dengan seksama dalam screening dan

dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Apabila dirasa pas dan

memuaskan barulah dibuat editing script. Gambar dan nomor kode

waktu, tertulis jelas untuk mempermudahkan editor pada naskah editing.

Hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk

dibuat editing online dan kaset VHS hasil editing offline digunakan

sebagai pedoman oleh editor dengan kualitas broadcast standart.

b. Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli.

Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat

berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula

sound asli dimasukkan engan level yang seimbang dan sempurna.

Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

c. Mixing (pencampuran gambar dengan suara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah

direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan

petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.

Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik

39

harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan

terdengar jelas. Setelah mixing dapat dikatakan bagian yang penting

proses post production sudah selesai. Secara keseluruhan produksi juga

sudah selessai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview.

Dalam preview tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua

sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan.

d. Editing offline dengan teknik digital atau non-linier

Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan

komputer dengan peralatan khusus untuk editing, misalnya: Pinacle,

Matrox, Canupus, dan lain-lain yang dapat digunakan berbagai macam

program editing berdasarkan kebutuhan, seperti: Adobe Premiere, Three

D Max, After Effect, dan banyak program lainnya.

Tahapan pertama yang dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil

shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke

dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu

mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan

dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan

sutradara. Pada editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan

tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog.

Setelah tersusun baik barulah diurutkan kemudian dipersatukan agar

shoot-shoot yang sudah disambung dapat dipilih secara utuh, proses ini

disebut render. Setelah render yang dapat dilakukan adalah screening

Apabila dalam screening masih perlu dilakukan koreksi, maka koreksi

dapat dikerjakan dengan mengurangi, menambah atau menyisipkan

40

shoot yang diperlukan. Setelah semuanya memuaskan boleh dikatakan

editing offline selesai. Bahan offline dalam komputer langsung dibuat

menjadi online.

e. Editing online dengan teknik digital

Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan

hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik

ilustrasi atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan

suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Jika semua itu

sudah sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file

menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas

broadcast standard. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan

pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di

stasiun televisi.

2.2.4 Analisa SWOT

Dari berbagai literatur yang menjelaskan tentang SWOT, sekiranya

dapat ditarik suatu benang merah, bahwa sebenarnya analisis SWOT merupakan

suatu penyempurnaan pemikiran dari berbagai kerangka kerja dan rencana strategi

(framework and strategic planning) yang pernah diterapkan baik ketika di medang

perang maupun bisnis. SWOT adalah singkatan dari strenghts (kekuatan),

weaknesses (kelemahan), opportunity (peluang) dan threats (ancaman). SWOT ini

dijadikan sebagai suatu model dalam menganilisis suatu organisasi yang

berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan

organisasi tersebut secara lebih komprehensif (Irham Fahmi, 2011:212).

41

Sedangkan menurut pendapat Stephen P. Robbins dan Mary Coulter mengatakan

bahwa “Sebuah analisis SWOT dapat merupakan alat yang bermanfaat untuk

memeriksa keterampilan, kemampuan, pilihan karir, dan peluang-peluang karir

anda sendiri.”

Maka dilihat dari dua definisi tersebut disimpulkan bahwa analisis

SWOT dapat digunakan sebagai tolak ukur sebuah perusahaan berhasil atau

tidaknya sebuah rencana yang direncanakan dengan peluang serta segala kendala

atau hambatan yang ada. Melakukan analisis SWOT dengan pendekatan SWOT

memang memiliki kelebihan dan kelemahannya. Namun setidaknya telah

diperoleh gambaran membuat seseorang bisa menilai serta memutuskan langkah-

langkah apa yang bisa dikerjakan di kemudian hari. Penerapan SWOT pada suatu

perusahaan bertujuan pula untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan

menjadi lebih fokus, sehingga dengam penempatan analisa SWOT tersebut

nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang,

baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin

bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

Secara lebih tegas mengapa SWOT memungkinkan untuk dipergunakan

sebagai model analisis, ini sebagaimana yang dikatakan oleh Nuranisak Sugesti S.

Dan Achmad Holil Noor Ali bahwa, “Analisa SWOT dilakukan dalam dengan

mengindentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal

organisasi; kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal organisasi;

kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal; peluang atau kesempatan dan

keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman atau resiko.....” (Irham Fahmi,

2011:217)

42

Peneliti menggunakan analisa SWOT dalam penelitian ini sebagai acuan

dalam menganilisis apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman dalam produksi program Tanah Air ini khususnya pada strategi tim

kreatifnya dalam memproduksi program ini. Strategi tim kreatif menjadi fokus

utama pada penelitian ini karena keunikan penempatan tim kreatif pada program

dokumenter sehingga peneliti ingin mengkaji lebih dalam dari berbagai sisi.

Selain digunakan untuk menganalisis sebuah strategi tim kreatif pada program

Tanah Air ini, SWOT juga bisa memberi gambaran bagaimana strategi itu bekerja

dan seperti apa naik turun atau kemajuannya dari berbagai aspek baik dari sumber

daya manusianya maupun hal-hal lain yang menayangkut produksi program

tersebut.

2.3 Definisi Konsep

2.3.1 Strategi

Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan

organisasi dalam pelaksanaan misi (Morissan, 2009:136). Strategi mencakup

pula cara bagaimana sebuah organisasi , perusahaan atau stasiun televisi dalam

menjalankan misinya untuk membuat sebuah produk yang sesuai dengan tujuan,

menarik hingga bisa bersaing dengan pesaing yang ada. Strategi meliputi pula

bagaimana sebuah ide atau gagasan dari sebuah tim yang terlibat bekerja dan

diaplikasikan sebagai bentuk upaya dalam menghasilkan sebuah produk atau

kemasan yang berbeda dengan lainnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007:1092),

43

strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah rencana dan bagaimana

cara mewujudkan rencana tersebut agar sebuah tujuan dapat terwujud sesuai

dengan keinginan serta gagasan yang tercipta. Strategi adalah ilmu dan seni

menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara efektif

yang terbaik.

2.3.1.1. Strategi Program

Mengulang definisi strategi menurut Morrisan (2009:136) yang

menyatakan strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-

tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Maka kata “program” dalam

definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar, dan rasional

yang dimainkan oleh manager, executive producer atau produser yang

berperan yaitu dalam perumusan strategi memberikan pengarahan

terpadu dan memberikan pedoman pemanfaatan sumber daya organisasi

yang dalam hal ini adalah tim kreatif maupun kru yang bertugas yang

digunakan untuk mencapai tujuan.

Strategi program pada setiap stasiun televisi sudah tentu berbeda-

beda. Ada stasiun televisi yang mengincar rating share, timing, audiens,

ada pula yang hanya mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas atau

bahkan hanya memikirkan kepuasan penonton saja dan tidak mencari

keuntungan. Atas dasar perbedaaan itulah maka stasiun televisi tentunya

memiliki strategi perusahaannya sendiri baik dari segi manajemen

perusahaannya hingga sumber daya manusianya yaitu tim kerjanya.

44

2.3.2 Tim Kreatif

Di dalam suatu organisasi khususnya di stasiun televisi, tim kreatif

merupakan sekelompok individu yang mengeksplorasi ide kreatif mereka yang

dapat dituangkan dan diproduksi secara bagus dan menarik. Peranan tim kreatif

cukup besar dan penting dalam mengelola suatu informasi atau tayangan-

tayangan dalam media elektronik agar dapat menarik untuk dinikmati oleh

penontonnya, dan menghasilkan suatu program acara yang menarik sehingga

dapat tampil beda dan mampu bersaing dengan acara atau program lainnya.

Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi

yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu

proses dalam organisasi (Deddy Mulyana, 2005:310). Sedangkan definisi kreatif

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memiliki daya cipta, memiliki

kemampuan untuk menciptakan. Maka apabila digabungkan, tim kreatif merupakan

sekelompok indivisi yang memiliki daya cipta yang bertanggung jawab terhadap

pembentukan produk, apabila dalam dunia pertelevisian maka produk itu adalah

sebuah tayangan atau program acara.

Tim kreatif secara jelas bisa dikatakan terbagi dua, yaitu tim kreatif pada

program entertainment dan dokumenter. Perbedaan keduanya terletak pada cara

kerja masing-masing. Pada program entertainment kerja tim kreatifnya jauh lebih

jelas dan cepat, misalnya membuat konsep program dan menyelesaikannya pada

produksi setelah itu pekerjaannya beres. Berbeda dengan tim kreatif di dokumenter

yang memiliki banyak peran yang harus dikerjakannya. Tim kreatif di dokumenter

mencakup banyak hal seperti membuat konsep alur ceritanya, treatment dan

segmentasi, menjadi reporter, menulis naskah hingga terkadang harus membantu

45

pula pada proses editing.

Pada penelitian ini tim kreatif merupakan bagian yang cukup menarik untuk

dianalisis. Hal ini dikarenakan keberadaan tim kreatif pada program ini memiliki

peranan yang sangat penting dari mulai proses pra produksi, produksi hingga pasca

produksi. Pada program dokumenter sendiri sebutan tim kreatif memang dirasa

kurang pas mengingat tim kreatif adalah tim yang mengkreasikan suatu acara,

memiliki ide baru atau membuat program baru sedangkan di dokumenter tidak. Tim

kreatif pada dokumenter lebih mencakup ke dalam banyak hal yang dapat

dikerjakannya dan itulah yang menjadikan tim kreatif menjadi suatu bagian

terpenting di sini dan beda dengan tim kreatif pada umumnya.

2.4 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

SWOT

Program

Tanah Air

Secara

Umum