bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00651-mc bab3001.pdf · nonfiksi...

32
46 BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kompas Gramedia KOMPAS GRAMEDIA merupakan salah satu perusahaan yang terkemuka di Indonesia memiliki peristiwa-peristiwa penting yang menjadi tonggak perjalanan perusahaan dari sejak berdiri sampai perkembangannya saat ini. Kompas Gramedia berkembang dari tahun ke tahun mengikuti perubahan zaman yang kian semakin modern. Nama Kompas Gramedia tidak asing bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta karena sudah lebih 30 tahun Kompas Gramedia menemani pembaca setianya melalui Harian Kompas. Sejarah Kompas Gramedia bermula pada tahun 1963 dengan terbitnya majalah bulanan Intisari pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius (PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati SH. Majalah bulanan Intisari bertujuan memberikan bacaan untuk membuka cakrawala bagi masyarakat Indonesia. Pada saat itu, Intisari terbit dengan tampilan hitam putih, tanpa sampul, berukuran 14 x 17,5 cm. Majalah dengan tebal 128 halaman ini mendapat sambutan baik dari pembaca dan mencapai oplah 11.000 eksemplar. Mendekati tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965, Surat Kabar KOMPAS diterbitkan. Ide awal menerbitkan koran tersebut untuk

Upload: dodien

Post on 10-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

46

BAB 3

INTI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kompas Gramedia

KOMPAS GRAMEDIA merupakan salah satu perusahaan yang

terkemuka di Indonesia memiliki peristiwa-peristiwa penting yang menjadi

tonggak perjalanan perusahaan dari sejak berdiri sampai perkembangannya saat

ini. Kompas Gramedia berkembang dari tahun ke tahun mengikuti perubahan

zaman yang kian semakin modern. Nama Kompas Gramedia tidak asing bagi

masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta karena sudah lebih 30 tahun

Kompas Gramedia menemani pembaca setianya melalui Harian Kompas.

Sejarah Kompas Gramedia bermula pada tahun 1963 dengan terbitnya

majalah bulanan Intisari pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius

(PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati SH.

Majalah bulanan Intisari bertujuan memberikan bacaan untuk membuka

cakrawala bagi masyarakat Indonesia. Pada saat itu, Intisari terbit dengan

tampilan hitam putih, tanpa sampul, berukuran 14 x 17,5 cm. Majalah dengan

tebal 128 halaman ini mendapat sambutan baik dari pembaca dan mencapai

oplah 11.000 eksemplar.

Mendekati tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965,

Surat Kabar KOMPAS diterbitkan. Ide awal menerbitkan koran tersebut untuk

47

melawan pers komunis. Pada mulanya KOMPAS terbit sebagai surat kabar

mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun

waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan

oplah mencapai 30.650 eksemplar.

Seiring berjalannya waktu dan melihat perkembangan usaha yang sangat

baik, dan dengan semangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui pembukaan lapangan kerja baru, PK Ojong mulai melakukan

diversifikasi usaha. Pada tanggal 2 Februari 1970 didirikanlah Toko Buku

Gramedia untuk memperkuat penyebaran produk dan menjual buku-buku yang

berasal dari luar negeri. Sebagai permulaan atau langkah awal, dibuka sebuah

toko kecil berukuran 25 m2, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.

Awalnya harian KOMPAS dicetak di percetakan PT Keng Po. Namun

seiring perkembangan oplah yang semakin meningkat dan agar dapat menjamin

KOMPAS dapat terbit pagi hari, maka dipandang perlu saat itu untuk memiliki

usaha percetakan sendiri. Kemudian pada tahun 1971 perusahaan mendirikan

Percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada

bulan Agustus 1972 dan diresmikan pada 25 November 1972 oleh Ali Sadikin,

selaku Gubernur DKI Jakarta saat itu. Dalam perkembangannya, pada tahun

1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan

baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi koran harian KOMPAS

di daerah. Sistem cetak jarak jauh yang pertama kali didirikan pada tahun 1997

di Bawen, dan dilanjutkan dengan kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober

1998), Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003),

48

Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), Bandung II (Januari

2007), Bali (Maret 2009).

Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan dengan mulai beroperasinya

Percetakan Gramedia, di tahun yang sama didirikanlah unit bisnis Radio Sonora

yang berkedudukan di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Didirikan oleh para

pendiri Kompas Gramedia, Radio Sonora hadir untuk memberikan layanan

informasi bagi masyarakat melalui media elektronik, selain melalui media

tertulis. Usaha di bidang majalah ini kemudian semakin berkembang dan

merambah ke segmen remaja, wanita, pria, otomotif, pengetahuan, teknologi dan

umum, yang semuanya tergabung dalam unit bisnis Kelompok Majalah.

PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) sebagai penerbit buku umum

diterbitkan pada tahun 1974. Novel Karmila karya Marga T adalah buku

pertama yang diterbitkan, yang sebelumnya merupakan cerita bersambung di

Harian KOMPAS. Masyarakat memberikan respon yang positif pada produk

penerbitan buku GPU, oleh karena itu usaha penerbitan buku merambah ke

berbagai segmen, seperti buku anak-anak, novel, buku resep makanan, buku

nonfiksi seperti buku seri manajemen, budaya, filsafat, sains, buku perguruan

tinggi, dan lain sebagainya.

Tidak hanya dalam hal penerbitan buku, perusahaan juga melakukan

diversifikasi usaha di luar core business dengan membangun unit bisnis

perhotelan, yang dimulai dengan didirikannya PT Grahawita Santika (PT GWS)

pada tanggal 22 Agustus 1981. PT GWS pertama kali membeli Hotel Soeti di Jl.

49

Sumatera, Bandung, yang kemudian direnovasi dan diganti menjadi Hotel

Santika Bandung hingga saat ini. Usaha di bidang perhotelan berkembang sangat

pesat dan Hotel Santika telah hadir di berbagai kota besar di Indonesia.

Kompas Gramedia kembali mengembangkan produk yang dimilikinya

dengan menerbitkan rubrik BOLA pada tanggal 3 Maret 1984 sebagai sisipan

harian KOMPAS setiap hari Jumat. Rubrik BOLA dicetak pertama kali

sebanyak 412.000 eksemplar sesuai dengan oplah KOMPAS pada waktu itu dan

mendapat respon yang sangat baik dari para pembaca dan pemasang iklan. Atas

gagasan Jakob Oetama, selaku Pemimpin Redaksi KOMPAS pada waktu itu,

bahwa setiap rubrik KOMPAS yang digemari pembaca dapat dikembangkan

menjadi terbitan tersendiri, maka 4 tahun kemudian tepatnya pada bulan April

1988, BOLA dilepas oleh KOMPAS untuk berdiri sendiri menjadi Tabloid

BOLA. Dalam perkembangannya, BOLA menambah bauran produk dalam

bentuk buku dan majalah. Tidak hanya terpaku pada dunia olahraga, BOLA

merambah juga ke bidang kesehatan, dengan diterbitkannya Tabloid SENIOR,

dan kemudian berubah menjadi Tabloid Gaya Hidup Sehat.

Berbagai terbitan majalah, koran dan buku yang semakin beragam dari

Kompas Gramedia maka untuk memenuhi serta menjawab kebutuhan

masyarakat yang terus berkembang terkait dengan hal tersebut, pada tanggal 15

Januari 1985 didirikan unit usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku

elektronik, buku komputer, yang kemudian juga merambah ke buku-buku komik

yaitu PT Elex Media Komputindo. Khusus untuk buku-buku pembelajaran,

khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah, pada 20 September 1990

50

didirikan penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), dan

kemudian pada 1 Juni 1996 juga didirikan Kepustakaan Populer Gramedia

(KPG), kemudian Penerbit Buku Kompas, yang antara lain mendaur ulang

tulisan-tulisan yang pernah dimuat di harian KOMPAS.

Kompas Gramedia mengambil-alih kepemilikan perusahaan penerbitan

harian Sriwijaya Post di Palembang pada tahun 1987. Pada masa itu ada

himbauan dari Menteri Penerangan RI agar koran-koran besar membantu koran-

koran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan

Pers). Maka pada akhir 1987 didirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah

(Persda) yang tugas awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang

membutuhkan pertolongan. Pada tahun berikutnya yaitu 1988, Kompas

Gramedia mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Swadesi yang namanya

diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, Kompas

Gramedia mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada

tahun 1994 mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Banjarmasin Post.

Pada perkembangan selanjutnya, Persda memperkuat bisnisnya dengan

mendirikan sendiri koran daerah di hampir seluruh propinsi dengan brand

Tribun.

Kompas Gramedia kembali melakukan diversifikasi usaha dengan

pendirian PT Graha Kerindo Utama (GKU) pada tahun 1988 sebagai perusahaan

converting tissue berkualitas dengan brand Tessa dan Multi. Melihat persaingan

yang semakin ketat, GKU menginginkan jaminan kesediaan pasokan bahan baku

kertas agar produksi bisa stabil, oleh karena itu didirikanlah pabrik pembuatan

51

kertas tissue (paper mill). Pada tahun yang bersamaan dengan berdirinya GKU,

Kompas Gramedia mengambil-alih surat kabar mingguan Surya, yang didirikan

oleh perusahaan penerbitan koran Pos Kota pada tahun 1986, dan kemudian

diubah menjadi Harian Pagi Surya.

Seiring dengan perkembangan perekonomian dan dunia bisnis di

Indonesia, pada tahun 1996 Kompas Gramedia mendirikan PT. Grahanusa

Mediatama yang menerbitkan Tabloid KONTAN, yang terbit pertama kali pada

tanggal 27 September 1996. Selain itu, untuk menjawab kebutuhan pembaca

maka diterbitkan pula pada edisi khusus bulanan KONTAN pada Januari 2006

dan pada 27 September 2007 diterbitkan harian bisnis dan investasi KONTAN.

Tidak berhenti pada media cetak ssaja, perjalanan bisnis Kompas

Gramedia tiba pada perkembangan tren di masyarakat yang menunjukkan

fenomena meningkatnya penggunaan jaringan internet untuk mendapatkan

informasi, maka Harian KOMPAS membuat versi online dari harian KOMPAS

cetak yang disebut Kompas Online dengan alamat http://www.kompas.com.

Pada tahun 1998, Kompas Online berkembang menjadi unit bisnis tersendiri

dibawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM). Saat ini masyarakat dapat

membaca Kompas Online melalui situsnya yang diubah menjadi Kompas.com.

Atas dasar tujuan memberikan informasi yang lebih khas bagi warga

Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), diterbitkanlah

Harian Warta Kota, tepatnya pada tanggal 3 Mei 1999. Diawali dari koran 12

halaman, Warta Kota terbit setiap hari Senin sampai Sabtu. Dengan

52

mempertimbangkan respon yang baik dari para pembaca, pada tahun 2001

diterbitkan pula Warta Kota edisi hari Minggu.

Bisnis Kompas Gramedia semakin dikembangkan dan melebarkan

sayapnya dengan didirikannya PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, tepatnya

pada tanggal 22 Maret 2000, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan TV7.

Pada perkembangannya TV7 resmi berubah nama menjadi Trans7 pada 15

Desember 2006 dengan masuknya PT Trans Corporation dalam kepemilikan

saham.

Pada tanggal 25 November 2005, upaya diversifikasi kembali dilakukan

dengan Yayasan Media Informasi Kompas Gramedia. UMN merupakan sebuah

lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai

dasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pada awalnya, sebagai tempat

belajar mengajar, UMN menyewa gedung BNI 46 di Jl. Jend. Sudirman,

Jakarta. Pada tahun 2009 UMN membangun gedung sendiri dan diresmikan

pada 2 Desember 2009, bertempat di Gading Serpong, Summarecon, Tangerang.

Semakin berkembangnya teknologi dan situasi lingkungan bisnis di

media, bisnis media cetak diarahkan untuk melakukan transformasi menuju era

digital. Atas dasar itulah sosok media selanjutnya ditampilkan melalui multi

media, multi channel, dan multiplatform (MMM). Maka pada awal tahun 2009

media televisi mulai dijajagi kembali. KOMPAS TELEVISION (KOMPAS TV)

menjadi kendaraan perusahaan untuk menjalankan bisnis di televisi yang

dimulai dengan pembentukan proyek Kompas Gramedia TV pada awal Oktober

53

2009. Proyek ini memulai kegiatannya dengan membentuk KOMPAS

GRAMEDIA PRODUCTION (KG PRODUCTION) yang diberi tugas untuk

memproduksi program acara yang memberikan value added kepada pemirsa,

sehingga program-program yang akan ditayangkan mengandung nilai-nilai

kemanusiaan, nilai sosial dan pendidikan. Proyek KGTV sekaligus juga

mempersiapkan terbentuknya KOMPAS TV NETWORK, KOMPAS

CHANNEL, KOMPAS VISION, dan KOMPAS TV DIGITAL. Berikut di

bawah ini Dewan Direksi KOMPAS INSPIRASI INDONESIA :

BIMO SETIAWAN

(GROUP DIRECTOR & EXECUTIVE DIRECTOR KOMPAS TV NETWORK)

INDRA YUDHISTIRA RAMADHON

(DIRECTOR OF CONTENT & EXECUTIVE DIRECTOR KG PRODUCTION)

54

TAUFIK H MIHARJA

(DIRECTOR OF NEWS & EDITOR IN CHIEF KG PRODUCTION)

Gambar 3.1 Dewan Direksi Kompas Inspirasi Indonesia

3.1.2 VISI, MISI DAN VALUES KOMPAS GRAMEDIA

A. Visi dan Misi Kompas Gramedia

"Menjadi Perusahaan yang terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di

Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan

masyarakat tedidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan dan adil

sejahtera."

B. Values Kompas Gramedia

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kompas Gramedia, dibutuhkan

manusia KG yang memahami dan menghayati nilai-nilai luhur

sebagaimana telah diwariskan oleh para pendiri, yakni 5C (Caring,

Credible, Competent, Competitive, dan Customer Delight).

55

3.1.3 BISNIS UNIT KOMPAS GRAMEDIA

Gambar 3.2 Bisnis Unit Kompas Gramedia

3.1.4 PROFIL UMUM DAN PERKEMBANGAN KOMPAS INSPIRASI

INDONESIA

Berawal dari Proyek KG TV dilaksanakan dengan mendirikan PT

Gramedia Media Nusantara dengan brand name KOMPAS INSPIRASI

INDONESIA. Kompas Inspirasi Indonesia merupakan sebuah perusahaan media

yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk

keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, Kompas Inspirasi

56

Indonesia mengemas program tayangan news, adventure & knowledge,

entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program tayangan Kompas

Inspirasi Indonesia menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam,

khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi.

Tidak hanya program tayangan televisinya saja, tersedia pula produksi

film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta seni berbakat

Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah Lima Elang dan

Garuda Di Dadaku (2 karya Rudi Soedjarwo), serta sebuah film animasi berjudul

Si Geboy. Kehadiran film Indonesia tersebut juga menambah semarak dunia

perfilman Indonesia yang turut dimeriahkan oleh Kompas Inspirasi Indonesia.

Melalui kerjasama operasi dan manajemen, Kompas Inspirasi Indonesia

memasok program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di

berbagai kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerja sama. Stasiun

televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi Kompas

Inspirasi Indonesia dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun

televisi lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan stasiun televisi nasional,

tentunya dengan keunggulan kearifan lokal daerah masing-masing.

Selain itu, Kompas Inspirasi Indonesia juga menyediakan kanal televisi

berbayar pertama di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD).

Kualitas High Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga

pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih

tajam. KOMPAS INSPIRASI INDONESIA sebagai pionir kualitas High

57

Definition juga tengah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang

lazim digunakan secara internasional.

Kompas Inspirasi Indonesia sangat memperhatikan kualitas program

tayangan yang ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan

persaingan yang sangat ketat, Kompas Inspirasi Indonesia berusaha untuk tetap

berada pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram

tayangan inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga

Indonesia. Hal tersebut menjadi pedoman Kompas Inspirasi Indonesia yang

merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut

membentuk moral bangsa.

Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari

Kompas Gramedia Group yang memiliki motto Enlightening People, Kompas

Inspirasi Indonesia didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan

berdedikasi tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan

menjadi Inspirasi Indonesia.

Sejauh ini Kompas Inspirasi Indonesia masih berada di bawah Kompas

TV Network dan tetap setia memberikan program-program berkualitas dan

mendidik sesuai dengan visi dan misinya.

3.1.5 VISI DAN MISI KOMPAS INSPIRASI INDONESIA

“To be the most creative organization in southeast asia to enlight

people's live with programmes and services that inform, education and

58

entertaint and to engange our audiences with an independent, distinctive and

appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform

service.”

Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara dalam

mencerahkan kehidupan manusia dengan program-program dan layanan-layanan

yang bersifat informatif, edukatif dan menghibur; serta mengikat para penonton

dengan paduan program dan konten yang mandiri, khusus namun memikat yang

disuguhkan melalui layanan multiplatform.

3.1.6 KOMPAS INSPIRASI INDONESIA GROUP UNIT

59

Gambar 3.3 Kompas Inspirasi Indonesia Group Unit

3.1.7 LOGO KOMPAS INSPIRASI INDONESIA

Gambar 3.4 Logo Kompas Inspirasi Indonesia

60

Logo Kompas Inspirasi Indonesia diciptakan dengan semangat dari

pencitraan brand parent yaitu KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah

begitu kuat. Dasar visual adalah jarum kompas yang disederhanakan menjadi

bentuk geneometrik segitiga.

Untuk menyesuaikan dengan semangat Inspirasi Indonesia maka riset

logo menemukan sebuah gagasan nan abadi tentang Indonesia, untuk

menggambarkan beraneka ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda

dalam satu kesatuan. Menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya pada

mimpi yang sama yaitu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu

terintegrasi secara harmoni menjadi satu kesatuan. Terciptalah logogram dari

inisial Kompas (huruf K) yang terdiri dari 9 warna terpilih. Warna-warna

yang mencitrakan Indonesia, mewakili keaneka ragaman dalam filosofi (secara

fisik dalam kehidupan nyata mungkin ada jutaan warna di sekitar kita) Warna--

warna tersebut diambil dari sample pixel, ratusan materi fotografi Indonesia

yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna bunga anggrek, laut, sawah yang

menguning, sampai tonal pigmen kulit orang Indonesia.

Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan

istimewa bagi masyarakat Indonesia. Sembilan kepingan segitiga saling terkait,

saling bahu membahu, menjadi perwujudan bentuk dari kesatuan kepingan K.

Integrasi keaneka ragaman untuk citra yang kokoh dan bersatu, sebuah

inspirasi bersama untuk kekuatan yang lebih baik.

61

3.2 PROFIL UMUM TANAH AIR

TANAH AIR merupakan sebuah program dokumenter yang diproduksi oleh

Kompas Inspirasi Indonesia. Konten Tanah Air sendiri adalah mengangkat upacara

maupun festival adat yang ada di Indonesia. Kompas Inspirasi Indonesia memiliki jam-

jam khusus untuk program dokumenternya, yaitu dari pukul 19.00 hingga 23.00 malam.

Sejak 14 September 2011 Tanah Air ditayangkan pada pukul 22.00 – 23.00 WIB setiap

hari Rabu.

Program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia tayang perdana pada 14

September 2011 dengan episode pertamanya “Ngaben” (Saat Sang Raja Menggapai

Nirwana). Saat ini tim kreatif program Tanah Air masih dalam produksi episode-

episode baru Tanah Air. Segala hal dipersiapkan dengan matang untuk menyuguhkan

program dokumenter yang terbaik kepada penonton.

Konsep awalnya, program Tanah Air ini merupakan sebuah hasil adaptasi dari

media cetak KOMPAS yang memiliki satu rubrik bernama sama yaitu Tanah Air.

Selain dengan nama yang sama pula, Tanah Air pun ada di Kompas.com dengan konten

yang sama yaitu festival tradisional dan upacara adat. Kendati demikian, walaupun

ketiganya menyajikan informasi dengan konten serta nama yang sama, akan tetapi dari

segi jenis media massa yang digunakan berbeda, sehingga masing-masing memiliki

kelebihan dan kelemahannya sendiri.

Program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia ini sangat dokumenter.

Masyarakat yang menonton program ini kemungkinan besar akan merasakan betapa

sangat dokumenternya Tanah Air ini. Hal ini dapat dilihat dari kemasan program Tanah

62

Air yang sangat detail dalam menceritakan sesuatu yang diangkatnya, karena tidak

hanya mengangkat festival adatnya saja tetapi hal-hal kecil yang mengelilingi festival

tersebut seperti masyarakat sekitarnya, dampaknya, budaya, dan seni yang berkaitan

dengan festival tersebut.

Tanah Air juga berbeda dengan program yang serupa di stasiun televisi lain.

Tanah Air menggali informasi dengan sangat dalam. Perbedaannya adalah Tanah Air

menggali informasi dengan menggunakan dan menghadirkan narasumber yakni human

interest dan human examples yang sangat dekat, sedangkan di televisi lainnya hanya

memeberikan profil upacara atau festival adat tersebut. Alasan Tanah Air menggunakan

serta menghadirkan narasumber pada programnya adalah untuk memperdalam informasi

terkait tema atau hal yang diangkat, sehingga menambah kepercayaan masyarakat yang

menonton bahwa benar program Tanah Air terjun langsung dan tidak sembarang

memberi informasi.

Selain itu yang memberikan rasa dokumenter pada program Tanah Air ini kian

terasa adalah dengan tidak digunakannya host atau pembawa acara melainkan hanya

menggunakan voice over atau pengisi suara dalam membawakan alur cerita. Program

dengan target utama penonton SES ABC ini memang sangat recomended sekali

khususnya bagi masyarakat yang menyukai dokumenter dan mau belajar dikarenakan

program ini sangat berwawasan dan mempunyai nilai edukatif yang baik.

63

3.3 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan penulis maka penelitian ini termasuk

pada penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode triangulasi

data yaitu berupa pencarian data pendukung menggunakan wawancara mendalam dan

observasi. Ada beberapa pengertian tentang penelitian kualitatif ini. Bogdan dan Taylor

mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Sedangkan menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk

menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,

persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Lexy J Moeleong, 2006:4)

Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mererka

yang diteliti rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Penelitian

kualitatif juga dapat didefinisikaan sebagai penelitian yang tidak menggunakan prosedur

analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pendekatan kualitatif memberi otonomi

sebesar-besarnya kepada peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang

terjadi antara peneliti dan objek penelitian. Peneliti kualitatif adalah peneliti yang

memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam semua proses penelitian (Bungin, 2008:5).

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan

penelitian jenis lainnya. Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut ( Lexy J

Moleong, 2006:8) :

1. Latar ilmiah

Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada

konteks dari suatu keutuhan (entity). Menurut Lincoln dan Guba, hal ini

64

dilakukan karena ontologi menghendaki adanya kenyataan-kenyataan

sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

Menurut mereka hal tersebut didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu : 1)

Tindakan pengamatan mempengatuhi apa yang dilihat; 2) Konteks sangat

menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti

bagi konteks yang lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti

dalam keseluruhan pengaruh lapangan; 3) Sebagian struktu nilai kontekstual

bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.

2. Manusia sebagai alat instrumen

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, hanya

manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau

objek lainnya, dan hanya manusialah yang dapat memahami kaitan

kenyataan-kenyataan di lapangan.

3. Metode kualitatif

Penelitian Kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,

wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan karena

beberapa pertimbangan, yaitu :

a) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

dengan kenyataan jamak.

b) Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dengan responden.

65

c) Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan

banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi.

4. Analisis data secara induktif

Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan, yaitu:

a) Proses induktif lebih dapat memenukan kenyataan-kenyataan jamak

sebagai yang terdapat dalam data.

b) Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden

menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.

c) Analisis ini lebih dapat mengguraikan latar secara penuh dan dapat

membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan

pada suatu latar lainnya.

d) Analisis ini lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang

mempertajam hubungan-hubungan.

e) Analisis induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit

sebagai bagian dari struktur analitik.

5. Deskriptif

Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-

angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap

apa yang sudah diteliti.

6. Lebih mementingkan proses daripada hasil

66

Hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila

diamati dalam proses. Dengan kata lain peranan suatu proses dalam

penelitian kualitatif besar sekali.

7. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

Penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksu antara

peneliti dan yang diteliti. Penetapan fokus penelitian penting artinya dalam

usaha menemukan batas atau cakupan penelitian.

8. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data

Peneleti kualitatif mendefinisikan validitas, reabilitas, dan objektivitas

dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam

penelitian klasik. Oleh karena itu, maka pemeriksaan keabsahan data ada

kriteria khususnya.

9. Desain yang bersifat sementara

Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus

disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain

yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi.

10. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang

diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai

sumber berita.

Peneliti menggunakan metode kualitatif adalah karena peneliti ingin mengetahui

strategi tim kreatif pada program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia dalam

67

menyajikan informasi faktual. Penggunaan metode ini karena peneliti melakukan

pengamatan, wawancara serta penelaah dokumen.

3.4 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini jika dilihat dari pendekatan dan tujuan penelitian ini, maka

termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang

hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesis atau membuat prediksi (Jalaludin Rakhmat, 2004:24).

Penelitian deskriptif memiliki ciri yaitu penelitian ini mencari teori bukan

menguji teori menguji teori, metode ini mentitik beratkan pada observasi dan suasana

alamiah (naturalistis setting), selain itu metode ini juga sangat berguna untuk

melahirkan teori-teori tentatif (Jalaludin Rakhmat, 2004:25). Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang

ada.

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang

berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang

sama dan belajar dari pengalam mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.

68

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif ini dalam upaya untuk

mendeskripsikan secara jelas mengenai strategi tim kreatif pada program “Tanah Air”

di Kompas Inspirasi Indonesia dalam menyajikan informasi faktual secara jelas,

lengkap dan mendalam.

3.5 Metode Penelitian

3.5.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat

dipisahkan dari sebuah penelitian. Sedangakan objek penelitian kualitatif adalah

seluruh bidang aspek manusia, yakni segala sesuatu yang dipengaruhi oleh

manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam

segala keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek

atau bidang kehidupannya yang disebut ekonomi, hukum, komunikasi, dan

sebagainya.

Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang

pengolahannya dilakukan dengan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat

kritik, analitik atau sintetik dan tuntas. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya

adalah program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia.

3.5.2 Tim Kreatif program “Tanah Air” Kompas Inspirasi In donesia

Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi

yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu

proses dalam organisasi (Deddy Mulyana, 2005:310). Sedangkan tim kreatif

69

sesuai dengan definisi konsep yang sudah diurai oleh peneliti adalah sekelompok

orang yang memiliki daya cipta serta bertanggung jawab dalam menghasilkan

sebuah produk. Produk dalam hal ini adalah program acara yang dipegang oleh

tim kreatif tersebut.

Walaupun sebutan tim kreatif pada dokumenter dirasa kurang cocok,

akan tetapi peneliti merasa bahwa justru inilah yang menjadi sesuatu hal yang

menarik terkait bagaimana sebuah tim kreatif di dokumenter bisa ada dan

memiliki peranan yang penting dalam sebuah produksi program dokumenter.

Tim kreatif program Tanah Air” merupakan objek dari penelitian ini. Peneliti

mewawancarai langsung secara mendalam dengan mereka guna untuk mencari

data dan informasi seputar strategi yang mereka gunakan pada program Tanah

Air. Selain tim kreatif program Tanah Air”, peneliti juga mewawancarai

beberapa kerabat kerja lain yang bertugas seperti production assistant atau

assisten produksi dan eksekutif produksi guna mendalami penelitian.

3.5.3 Informan

Dalam penelitian ini informan adalah orang dalam pada latar penelitian.

Secara lebih jelasnya, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian atau dengan

kata lain informan adalah bagian dari tim kreatif maupun tim produksi yang ikut

terlibat. Informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.

Informan berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian

walaupun hanya bersifat informal. Sebagai seorang tim, dia harus memberikan

70

pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan

kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut (Lexy J Moleong, 2006:132).

Informan yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

individu dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Tim kreatif “Tanah Air” Kompas Inspirasi Indonesia

2. Asisten Produksi (Production Assistant) “Tanah Air” Kompas

Inspirasi Indonesia

3. Executive Producer + Manager Knowledge and Science Production

“Tanah Air” Kompas Inspirasi Indonesia

Jumlah informan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

sebanyak 4 orang yaitu 2 orang tim kreatif, 1 orang production assistant dan 1

orang produser eksekutif sekaligus manager knowledge and science production.

Penambahan informan selain tim kreatif dilakukan oleh peneliti untuk

menambah kekuatan serta kedalaman informasi terkait program Tanah Air ini

untuk memberikan data-data yang dapat dipercaya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Data Primer

Data primer adalah data utama dalam penelitian. Data primer diambil

langsung di lapangan dengan wawancara mendalam (indepth reporting) terhadap

informan yaitu karyawan yang dipilih berdasarkan karakterisitik yang ada.

Metode wawancara mendalam (indepth interview) adalah sama seperti metode

wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran

71

informan, dan cara melakukan wawamcara yang berbeda dengan wawancara

pada umumnya (Bungin, 2007:108). Instrumen yang digunakan adalah daftar

daftar atau panduan pertanyaan yang akan dibuat sebelum turun ke lapangan.

Pengertian wawancara itu sendiri adalah percakapan antara dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) untuk mendapatkan

keterangan secara llisan dengan maksud tertentu secara bertatap muka (Lexy J

Moleong, 2006:186). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu

yaitu handphone dan camera digital untuk memudahkan peneliti dalam

mewawancarai informan.

Metode wawancara seperti ini diharapkan dapat memberikan kesempatan

bagi informan untuk mendefinisikan sendiri jawaban atas pertanyaan yang

diajukan dengan menggunakan istilah-istilah mereka sendiri. Informan juga

dapat mengungkapkan realitas yang sesungguhnya dari sudut pandang mereka.

Sedangkan daftar pernyataan yang dibuat hanya digunakan sebagai panduan

dalam wawancara, oleh karena itu pada saat wawancara berlangsung tidak harus

mengikuti susunan pertanyaan dengan ketat atau terstruktur dan pertanyaan bisa

berkembang sesuai dengan kondisi atau perkembangan yang terjadi di lapangan,

bahkan jika ada jawaban yang sebenarnya itu termasuk ke dalam jawaban untuk

pertanyaan berikutnya maka pewawancara tidak perlu menanyakannya kembali.

Oleh karena itulah diharapkan data mengenai strategi tim kreatif pada program

Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia akan bisa diperoleh dengan mendalam.

Selain wawancara, penulis juga melakukan observasi. Metode observasi

adalah penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan

72

langsung terhadap obyek penelitian. Beberapa bentuk observasi yang dapat

terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur (Bungin, 2007:115). Dalam

metode observasi, peneliti menggunakan observasi partisipasi (participant

observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana

peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Data yang didapatkan

dari hasil observasi menunjukkan bahwa yang dilihat oleh penulis selama

pengamatan dengan hasil wawancara yang dilakukan secara keseluruhan sama.

3.6.2 Data Sekunder

Selain data primer, terdapat pula data sekunder yang digunakan. Data

sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan metode, studi literature. Studi

literature digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku panduan,

atau internet untuk mendapatkan data yang terkait dengan permasalahan pada

penelitian ini. Seperti hal-hal mengenai media, televisi, dokumenter, strategi dan

sebagainya. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk

yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di

berbagai organisasi atau perusahaan.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori, dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

73

hipotesis kerja (yang dalam penelitian kualitatif meupakan asumsi-asumsi) seperti yang

disarankan oleh data (Lexy J Moleong, 2006: 280). Analisis data dilakukan sepanjang

proses penelitian, mulai sejak awal atau pada saat pengumpulan data dilakukan dan

dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi, foto atau gambar, dan sebagainya. Setelah dibaca,

dipelajari, dan ditelaah, langkah selanjutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan

jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

pernyataan-pernyataan yang penting. Langkah berikutnya adalah menyusunnya ke dalam

satuan-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.

Kategori-kategori ini dibuat sambil melakukan coding. Ada beberapa model analisis

kualitatif seperti yang dikembangkan Straus dan Corbin yang dibagi atas tiga langkah

yaitu :

1) Open coding ialah berupaya selengkap dan sebanyak mungkin menemukan

variasi data yang ada.

2) Axial coding ialah data yang diperoleh dari proses open coding diorganisasi

kembali berdasarkan kategori untuk dikembangkan ke arah proposisi, dan pada

tahap ini berlaku hubungan antar kategori.

3) Selective coding yaitu menggolongkan kategori menjadi kriteria inti dan

pendukung, dan mengaitkan anatara kategori inti dan pendukungnya.

74

Tahap terakhir ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini

selesai, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori

substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu (Lexy J Moleong, 2006:247).

3.8 Unit Analisis Data

Unit atau satuan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil

interview dengan objek penelitian, meliputi semua jawaban dari tim kreatif yang

bersangkutan. Unit ini kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan. Unit analisis data

ini dilakukan guna mengungkap dan memahami strategi apa yang digunakan oleh tim

kreatif dalam menyajikan informasi faktual.

3.9 Keabsahan Penelitian

Pada dasarnya pemeriksaan terhadap keabsahan data selain digunakan untuk

menyanggah balik apa yang “dituduhkan” pada penelitian kualitatif yang mengatakan

tidak ilmiah, juga sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari pengetahuan penelitian

kualitatif. Apabila peneliti melakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara

cermat, maka jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan dari segala segi (Lexy J Moleong, 2006:320).

Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi (Lexy J Moleong,

2006:321), seperti sebagai berikut :

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar.

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.

75

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari

prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Sedangkan untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu, yaitu (Lexy J Moleong, 2006:324)

1. Credibility (kepercayaan)

Penerapan kriteria kepercayaan ini berfungsi sebagai melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai

dan mempertunjukan derajat kepecayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedam diteleti. Pada

penelitian ini kuallitas dari aspek credibility dicapai melalui wawancara

mendalam untuk melihat fenomena yang ada dari perspektif informan

dengan menyajkan jawaban dan kutipan-kutipan untuk memeperkuat

kesimpulan.

2. Transferability (keteralihan)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara

konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut

seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris

tentang kesamaan konteks. Oleh karena itu peneliti harus menyediakan dara

deskriptif secukupnya. Dalam penelitian ini, kualitas transferability dicapai

dengan cara menyediakan data deskriptif melalui latar belakang informan,

penilaian terhadap dokumenter dan tim kreatif di mata informan serta lain

sebagainya.

76

3. Confirmability (kepastian)

Kriteria kepastian berasal dari konsep objektivitas pada non kualitatif.

Scriven menyatakan, terdapat unsur kualitas yang melekat pada konsep

objektivitas. Maksudnya bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat

dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Terkait dengan itu, subjektif berarti

tidak dapat dipercaya atau melenceng. Pengertian inilah yang dijadikan

tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi kriteria

kepastian. Dalam penelitian ini kualitas confirmability dicapai dengan

menunjuk secara jelas atas fenomena dan informan yang ada sehingga bisa

dilakukan cross-chek ulang dengan informan tersebut, serta menyajikan data

yang lengkap.

3.10 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini tentu ada kelemahan dan keterbatasannya.

Adapun kelemahan dan keterbasannya antara lain sebagai berikut :

1. Dalam penelitian kualitatif tidak ada teknik standar yang diakui bersama,

sehingga dapat mengakibatkan peneliti kesulitan menyusun kesimpulan

penelitian.

2. Adanya kesulitan dalam analisa, karena data yang ada cukup banyak sehingga

peneliti kadang bersifat subyektif dalam menginterpretasikan dan

mengintegrasikan materia yang ada.

3. Pengambilan data melalui wawancara mendalam dapat memungkinkan informan

berkata tidak sejujurnya atau memberikan jawaban berlebihan atau menyimpang

77

dari apa yang ditanyakan. Sehingga cross-check atas jawaban informan untuk

melihat konsistensi menjadi sesuatu hal yang penting.