bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2015-1-00709-si...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
2.1.1. Data
Data sangat penting didalam suatu perusahaan untuk pengambilan
suatu keputusan. Menurut Laudon & Laudon (2012, p. 15), data adalah
fakta mentah yang mewakili kejadian didalam suatu organisasi atau
lingkungan fisik sebelum kejadian tersebut diatur dan disusun ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh orang lain.
Sedangkan menurut O’Brien & Marakas (2010), data adalah fakta -
fakta mentah atau observasi, umumnya mengenai transaksi bisnis.
Dapat ditarik kesimpulan menurut kedua pendapat ahli diatas data
adalah fakta mentah atau observasi yang ada dalam suatu organisasi atau
lingkungan fisik yang pada umumnya adalah transaksi bisnis yang dapat
diolah dan disusun serta dapat digunakan oleh orang lain.
2.1.2. Sistem
Sistem memiliki arti yang luas, banyak para ahli yang saling
mengemukakan pengertian dari sistem, seperti menurut Stair dan Reynolds
(2010, p. 8), sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan atau goal.
Sedangkan menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009, p. 6), sistem
adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau elemen yang saling
berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai goal atau tujuan yang ingin
dicapai.
2.1.3. Informasi
Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diorganisir
dengan cara tertentu sehingga memiliki arti bagi penerima. Menurut
10
O’Brian & Marakas (2010, p. 34), informasi adalah data yang telah diubah
menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir
tertentu.
Sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2010, p. 35), informasi
adalah sekumpulan fakta - fakta yang diolah dengan sedemikian caranya
sehingga memiliki nilai tambah dibalik nilai dari fakta individu itu sendiri.
Menurut kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah suatu data - data yang telah diolah dan berubah menjadi data yang
memiliki arti dan fungsi, serta data tersebut memiliki kegunaan bagi yang
membutuhkan.
2.1.4. Sistem Informasi
Kombinasi dari teknologi informasi dan aktifitas orang yang
menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan majemen disebut
sebagai sisten informasi. Menurut O’Brian & Marakas (2010, p. 4), sistem
informasi adalah kombinasi teratur dari orang - orang, hardware, software,
jaringan komunikasi, sumber daya data, kebijakan dan prosedur yang
menyimpan, mengubah, dan menyebarkan informasi didalam suatu
organisasi. Setiap orang bergantung pada sistem informasi yang modern
untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan berbagai macam alat fisik (hardware), jaringan komunikasi
(network), dan data yang disimpan (data resource).
Sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2010, p. 10), sistem
informasi adalah seperangkat komponen – komponen yang
mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarluaskan data
dan informasi dan menyediakan metode umpan balik untuk bertemu
dengan objektif atau sasaran.
Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi adalah sebuah sistem yang memiliki komponen -
komponen yang berfungsi untuk memanipulasi, menyimpan, dan
menyebarluaskan data dan informasi untuk mencapai suatu tujuan atau
sasaran dengan menggunakan berbagai macam alat fisik (hardware),
jaringan komunikasi (network), dan data yang disimpan (data resource).
11
2.1.5. Business Process
Kumpulan aktifitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait
disebut proses bisnis. Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), business
process atau proses bisnis adalah kumpulan dari aktifitas yang
berhubungan dan menghasilkan sebuah produk atau jasa kepada
organisasi, seperti pengembangan produk dimana melibatkan rancangan,
engineering, manufacturing, pemasaran dan distribusi. Proses lainnya
meliputi hanya satu area fungsional.
Kemudian menurut Considine et al. (2012), business process
diartikan sebagai salah satu kunci dari bagaimana suatu organisasi
mencapai tujuannya. Proses bisnis menggambarkan rangkaian dari aktifitas
ketika disatukan, memberikan suatu nilai kepada pelanggan baik secara
internal maupun secara eksternal.
Dapat diambil kesimpulan dari kedua pendapat diatas business
process adalah kumpulan dari kegiatan - kegiatan atau aktifitas yang saling
terhubung yang menghasilkan sebuah produk atau jasa guna memberikan
manfaat, nilai dan tujuan dalam suatu organisasi.
2.1.6. Evaluasi
Evaluasi menggunakan pengukuran berdasarkan efektivitas strategi
yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Menurut Zikmund
(2010, p. 9), evaluasi adalah bentuk formal dari sebuah pengukuran dan
penilaian atas sebuah aktifitas, proyek, ataupun program yang telah
mencapai tujuannya. Setelah untuk mengukur program yang sedang
digunakan, evaluasi juga memberikan informasi tentang faktor utama yang
mempengaruhi tingkat kinerja sistem yang diamati.
Menurut Arikunto & Jabar (2010, p. 1), pada buku evaluasi program
pendidikan oleh Arikunto dan Jabar, evaluasi adalah sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai dalam beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Berdasarkan kedua ahli diatas dapat disimpulan evaluasi adalah
sebuah pengukuran dan penilaian dari sebuah aktifitas ataupun program
12
yang telah mencapai tujuan yang berguna untuk mempengaruhi tingkat
kinjerja sistem yang diamati.
Menurut jurnal Falahah dan Rijayana (2011), evaluasi perlu dilakukan
pada setiap sistem yang telah dilaksanakan karena perlu adanya penilaian
atau evaluasi terkait kinerja sistem tersebut untuk melihat sejauh mana
keberhasilannya dalam mencapai tujuan dan sasaran awal yang ditetapkan.
Periode evaluasi tergantung dari kebutuhan dan kebijakan management.
2.1.7. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, pada evaluasi ini penulis akan
menggunakan metode survei, yaitu suatu teknik atau metode pengumpulan
data dengan mengajukan atau memberikan pertanyaan kepada user atau
responden yang ditujukan untuk mendapatkan informasi spesifik terkait
dengan hal yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian. (Malhotra,
2009). Sedangkan menurut Sugiyono, survei merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
(Sugiyono, 2011, p. 142)
Dari kedua pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa survei
adalah suatu metode pengumpulan data dengan memberikan kuisioner
berupa pertanyaan dan peryataan terkait dengan informasi yang ingin
didapatkan dari responden, untuk mendapatkan hasil yang spesifik sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
Karena itu, pada evaluasi ini akan mengumpulkan dan mencari data
dari para user atau pengguna sistem IFS yang berada di PT. PARIT
PADANG GLOBAL dari seluruh bagian yang terdapat dalam perusahaan.
Melalui survey, penulis dapat mengambil data berupa seberapa puas user
dalam menggunakan sistem IFS dan seberapa besar pengaruh sistem IFS
terhadap keefektifan dan efisiensi kerja dari para penggunanya.
Dalam penelitian ini, kuisioner akan dibuat kedalam bentuk
pertanyaan - pertanyaan yang meliputi system quality, information quality,
dan service quality. Pertanyaan pada system quality terdiri dari Accessible,
Usability, Functionality, Responsiveness, Reliability, dan Flexibility.
Pertanyaan pada information quality terdiri dari Relevance of Content,
13
Accuracy of Content, Content is Understandable, dan Content is Complete.
Serta Pertanyaan service quality terdiri dari Desired Service, Fullfilment of
Needs and Expectation, Behavioral and Interntions, dan User Experience.
Proses penyampaian pada user akan disampaikan secara langsung,
berdasarkan pengertian pendekatan langsung menurut Malhotra (2009),
yaitu pendekatan langsung pada responden tanpa menyembunyikan tujuan
dari penelitian dan menyampaikan langsung pada responden maksud dari
penelitian tersebut secara jelas. Kuisioner yang telah dibuat nantinya akan
diberikan langsung pada responden dalam bentuk pertanyaan yang akan
dijawab langsung oleh responden.
2.2. Teori Khusus
2.2.1. ERP (Enterprise Resource Planning)
2.2.1.1. ERP
ERP merupakan sebuah sistem informasi perusahaan yang
dirancang untuk mengkoordinir semua sumber daya, informasi
dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis secara
menyeluruh. Menurut Laudon & Laudon (2012, p. 51), ERP
adalah sistem yang mengintegrasikan proses bisnis dalam
kegiatan manufaktur dan produksi, finance dan accounting, sales,
marketing, dan human resource ke sebuah software. Informasi
yang sebelumnya terbagi ke dalam beberapa sistem disimpan
disebuah media penyimpanan yang dapat digunakan disetiap
bagian dalam perusahaan.
Sedangkan menurut O’Brien et al. (2010, p. 272), ERP
adalah sebuah sistem lintas fungsi perusahaan yang didukung oleh
sekumpulan modul software yang terintegrasi dan berfungsi untuk
mendukung proses bisnis internal yang mendasar didalam
perusahaan. Sebagai contoh, software ERP untuk perusahaan
manufaktur akan mengolah dan melacak data - data terkait dengan
penjualan, inventory, pengiriman, penagihan, dan juga perkiraan
menggunakan raw material dan kebutuhan sumber daya manusia.
Dapat ditarik kesimpulan dari kedua ahli diatas, ERP adalah
suatu sistem yang terintegrasi dari berbagai department seperti
14
accounting, sales, human resource, logistic dan sebagainya
didalam satu software yang berfungsi untuk mendukung proses
bisnis yang ada dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Menurut jurnal Wahyu Agus Winarno (2010), ERP sebagai
sistem piranti lunak bisnis yang memungkinkan sebuah
perusahaan untuk mengelola secara efektif dan efisien
penggunaan dari sumber daya yang dimiliki (material, sumber
daya manusia, keuangan, dan sebagainya) dengan menyediakan
sebuah total solusi yang terintegrasi untuk kebutuhan - kebutuhan
pemrosesan informasi pada perusahaan. Ada beberapa atribut
yang dianggap penting pada ERP yaitu :
• Mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses bisnis
perusahaan.
• Berbagi data dan praktik diseluruh perusahaan.
• Menghasilkan dan mengakses informasi dalam lingkungan
real-time.
2.2.1.2. Sejarah Perkembangan Sistem ERP
ERP terus berkembang dan memeliki beberapa tahapan,
menurut pendapat Wijaya dan Darudiato (2009, p. 15),
perkembangan sistem ERP terdiri dari 5 tahap, yaitu :
- Tahap I : Material Requirement Planning (MRP) atau
perencanaan kebutuhan material, yang merupakan
kebutuhan material, yang merupakan kelanjutan dari proses
pengolahan bill of material (BOM) atau daftar kebutuhan
material yang harus disediakan untuk prsoes suatu produk
tertentu.
- Tahap II : Close - Loop MRP
Sistem ini dirancang untuk membantu menjalankan rencana
pekerjaan diberbagai lokasi pabrik, penjadwalan inventory,
internal dan eksternal (pemasok).
15
- Tahap III : Manufacturing Resource Planning (MRP II)
MRP II sama seperti Close - Loop MRP, hanya ada
penambahan elemen sebagai berikut:
1. Perencanaan penjualan dan operasi, proses yang
digunakan untuk menyeimbangkan antara permintaan,
dan persediaan, sehingga management dapat melakukan
control terhadap aspek operasional bisnis.
2. Antarmuka keuangan, kemampuan menerjemahkan
rencana operasional (satuan bentuk pieces, kg, gallon,
satuan lainnya menjadi satuan biaya dalam mata uang
tertentu).
3. Simulasi kemampuan melakukan analisis “what if”
untuk mendapatkan jawaban yang mungkin diterapkan,
baik dalam satuan unit maupun dalam jumlah uang.
- Tahap IV : Enterprise Resource Planing
Dasar ERP yang diturunkan dari MRP II, tetapi bisnis
prosesnya diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada
kondisi perusahaan yang memiliki beberapa unit bisnis.
- Tahap V : Extended ERP (ERP II)
Sistem Extended ERP (ERP II) mulai diluncurkan sekitar
tahun 2000an. Sistem ERP II ini disebut extended ERP,
karena merupakan perluasan dari fungsi - fungsi yang ada
pada sistem ERP, yaitu mencangkup fungsi - fungsi yang
dapat menjembatani komunikasi supplier dengan
konsumen.
16
Gambar 2.1: Evolusi ERP
Sumber: (Wijaya & Darudianto, 2009, p. 15)
2.2.1.3. Manfaat ERP
Dengan memusatkan tempat penyimpanan data pada suatu
tempat, maka tercipta kemudahan untuk mendapatkan berbagai
data. Menurut Verdi (2013), keuntungan implementasi ERP bagi
setiap perusahaan adalah:
a. ERP membantu memperlancar proses bisnis dan membuatnya
menjadi lebih mudah, murah, cepat, dan efisien.
b. Mengurangi biaya - biaya berupa penghematan biaya
operasional perusahaan. Hal ini disebabkan karena sistem
ERP sudah didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mengurangi dan menghilangkan duplikasi data.
c. Pengambilan keputusan, sistem ERP yang merupakan sistem
yang mengintegrasikan seluruh data dan informasi sangat
membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan,
terutama apabila akan muncul masalah dalam perusahaan
maka dengan cepat mereka dapat mengetahuinya dan segera
mencari dan mengambil keputusan guna memecahkan
masalah tersebut.
d. Meningkatkan etos kerja karyawan, karena proses kerja
tersusun sesuai dengan standar operasi perusahaan yang
sudah dibakukan.
e. Meningkatkan jumlah penjualan, karena sistem ERP ini
membantu dalam keluar masuknya arus barang.
17
f. Menambah daya saing perusahaan, karena ERP membantu
dalam distribusi produk yang dihasilkan perusahaan dengan
memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi konsumen.
g. Mengurangi kecurangan dan biaya dengan menghapuskan
aktifitas yang tidak memiliki nilai tambah.
2.2.2. IFS (Industrial and Financial Systems)
Seperti yang terdapat pada website www.ifsworld.com, IFS
(Industrial and Financial Systems) merupakan perusahaan yang didirikan
pada tahun 1983 dan saat ini memiliki lebih dari 2700 karyawan. IFS
mendukung lebih dari 2400 pelanggan yang ada diseluruh dunia. IFS
merupakan suatu aplikasi bisnis ERP yang diakui secara global dalam
mengembangkan dan memberikan software untuk perusahaan dalam
perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen aset perusahaan, dan
manajemen pelayanan perusahaan.
Aplikasi IFS saat ini memiliki lebih dari 1.000.000
pengguna. Filosofi bisnis dan arsitektur IFS memberikan solusi yang lebih
mudah untuk menerapkan, menjalankan, dan upgrade. Aplikasi IFS
memberikan peningkatan fungsi ERP, CRM, SCM, PLM (Product life
cycle manajemen), CPM (Critical Path Method), manajemen aset
perusahaan dan kemampuan MRO (Maintenance, Repair and Operation).
Aplikasi IFS memungkinkan untuk dapat menghandle 4 inti proses
yaitu:
- Service & Asset Management
- Manufacturing
- Projects
- Supply Chain Management
2.2.3. Skala Pengukuran Likert
Skala pengukuran yang akan digunakan dalam evaluasi ini adalah
Skala Likert, dimana menurut Sugiyono (Sugiyono, 2012) yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala
Likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel
18
dijabarkan lagi menjadi indikator - indikator yang dapat diukur. Akhirnya
indikator - indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk
membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang
perlu dijawab oleh responden. Menurut Bertram (20120, Skala 5 poin
pemberian nilai pada suatu skala, biasanya dimulai dari “Sangat Tidak
Setuju” atau pernyataan paling negatif dalam salah satu ujung rating scale
dan pernyataan “Sangat Setuju” atau paling positif pada sisi lain rating
scale dengan pernyataan “Baik Setuju atau Tidak Setuju” ditengah. Namun
beberapa praktisi menganjurkan penggunaan skala 7 dan 9 titik yang
menambah perincian tambahan agar lebih memiliki banyak variasi. Dalam
beberapa kasus, dapat diberikan 4 titik skala (atau skala genap lainnya)
yang dapat membentuk suatu pilihan pasti dan lebih terarah. Setiap tingkat
pada skala diberi nilai numerik atau pengkodean, biasanya dimulai dari 1
dan bertambah satu untuk setiap tingkat ke pernyataan yang lebih positif
dengan nilai yang lebih besar. Bentuk kuesioner ini adalah semi tertutup
yaitu berupa pertanyaan tertutup yang jawabannya harus dipilih responden
berdasarkan pilihan yang disediakan. Dalam menjawab skala likert ini,
responden hanya memberi tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada
jawaban yang dipilih sesuai pernyataan. Menurut Sugiyono (Sugiyono,
2012) kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran
berdasarkan jawaban yang dipilih oleh responden. Jawaban yang
berindikasi positif diberikan nilai yang semakin besar, sedangkan yang
berindikasi negatif diberikan nilai yang lebih kecil. Berikut ini merupakan
bobot penilaian pada skala Likert.
Tabel 2.1: Contoh Penilaian Skala Likert
19
Dalam pembuatan kuesioner ini, seluruh kegiatan atau aktivitas yang
terdapat pada proses bisnis PT. PARIT PADANG GLOBAL menjadi
acuan dalam pembuatan pertanyaan, dimana pertanyaan disesuaikan
dengan apa yang akan diteliti dan dievaluasi, dan terdiri dari item yang
cukup jelas pengartiannya sehingga dapat dipahami dengan baik oleh user
dimana user atau responden yang dipilih merupakan orang - orang yang
terlibat dalam sistem IFS yang sehari - hari bekerja dengan mengandalkan
sistem IFS yang berada pada tiga bagian sesuai ruang lingkup penelitian,
yaitu CSSA, Logistik, dan Inkaso. Kemudian item - item itu dicoba kepada
sekelompok responden berdasarkan bagian yang sebelumnya disebutkan
yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti.
Parameter yang diteliti dalam penulisan ini adalah Ranking
Requirement dan Degree of Fit pada sistem IFS yang digunakan pada PT.
PARIT PADANG GLOBAL, dalam hal ini Ranking Requirement
menggambarkan tingkat kepentingan suatu aktivitas yang terdapat pada
suatu proses di perusahaan, apakah aktivitas tersebut termasuk aktivitas
yang kurang penting (Low), cukup penting (Medium), atau sangat penting
(High). Sedangkan Degree of Fit akan menggambarkan apakah sistem IFS
yang berjalan saat ini telah memenuhi kebutuhan pengguna atau belum,
dimana akan diwakilkan dalam tiga kategori yaitu, sistem belum
memenuhi kebutuhan, sistem sudah memenuhi kebutuhan namun belum
maksimal, dan sistem telah memenuhi kebutuhan secara maksimal.
Parameter yang telah ditentukan diambil berdasarkan data yang
dibutuhkan pada analisa Fit / Gap Analysis dimana sesuai yang dijelaskan
diatas, terdiri dari Rangking Requirement dan Degree of Fit.
Responden akan diberikan pertanyaan seputar sistem IFS yang saat
ini berjalan dan mereka gunakan. Responden akan diminta menentukan
pilihan dengan skala 1 - 3 pada parameter Rangking Requirement dan
Degree of Fit dimana jawaban responden akan menentukan suatu aktivitas
memeiliki kepentingan yang high, medium, atau low dan apakah sudah
memenuhi kebutuhan secara maksimal, belum maksimal, atau bahkan
belum memenuhi sama sekali. Berikut merupakan contoh table kuesioner
yang akan digunakan.
20
Tabel 2.2: Contoh tabel Ranking Requirement dan Degree of Fit
No Aktivitas Ranking Requirement Degree of Fit
1 2 3 1 2 3
Respon yang telah diberikan dari seluruh responden akan
dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi positif diberi skor
tertinggi, sementara jawaban yang mengindikasikan negatif akan diberikan
skor yang lebih rendah. Pada kuesioner ini, skor akan disesuaikan dengan
skala yang ada, dimana skor tertinggi adalah 3, dan terendah adalah 1.
Skala yang akan digunakan sebagai berikut:
21
• Ranking Requirement :
o 1 : Kurang dibutuhkan (Low)
o 2 : Cukup dibutuhkan (Medium)
o 3 : Sangat Dibutuhkan (High)
• Degree of Fit :
o 1 : Belum memenuhi kebutuhan (Gap)
o 2 : Sudah memenuhi kebutuhan, namun belum maksimal
(Partial Fit)
o 3 : Sudah memenuhi kebutuhan secara maksimal (Fit)
Berikutnya, jawaban skor dari seluruh responden per pertanyaan atau
aktivitas, akan dijumlah sesuai dengan banyaknya jawaban, dan akan
disesuaikan dengan dengan rataan yang akan dibagi untuk menentukan
apakan pertanyaan atau aktivitas tersebut termasuk kedalam high, medium,
atau low pada Ranking Requirement dan apakah sudah memenuhi
kebutuhan secara maksimal, belum maksimal, atau bahkan belum
memenuhi sama sekali. Pertanyaan akan dibagi perbagian yaitu CSSA,
Logistik dan Inkaso. Hal ini ditujukan agar jawaban yang diperoleh lebih
valid karena ditujukan langsung ke bagian yang memang melakukan
aktivitas tersebut sehingga diharapkan responden yang mengisi kuesioner
mengetahui persis proses yang ada dan yang responden kerjakan.
Dalam menghitung rataan, untuk menentukan jawaban dari setiap
aktivitas atau pertanyaan, akan digunakan perhitungan sebagai berikut:
a. Rataan pada bagian CSSA
o Nilai tertinggi x jumlah responden per bagian = rataan tertinggi
3 x 8 = 24
o Nilai terendah x jumlah responden per bagian = rataan
terendah
1 x 8 = 8
o (Rataan tertinggi + rataan terendah) / 2 = rataan tengah
(24 + 8) / 2 = 16
22
Gambar 2.2: Rataan pada Bagian CSSA
b. Rataan pada bagian Logistik
o Nilai tertinggi x jumlah responden per bagian = rataan tertinggi
3 x 5 = 15
o Nilai terendah x jumlah responden per bagian = rataan
terendah
1 x 5 = 5
o (Rataan tertinggi + rataan terendah) / 2 = rataan tengah
(15 + 5) / 2 = 10
Gambar 2.3: Rataan pada Bagian Logistik
• Rataan pada bagian Inkaso
o Nilai tertinggi x jumlah responden per bagian = rataan tertinggi
3 x 7 = 21
o Nilai terendah x jumlah responden per bagian = rataan
terendah
1 x 7 = 7
o (Rataan tertinggi + rataan terendah) / 2 = rataan tengah
21 + 7 / 2 = 14
Gambar 2.4: Rataan pada Bagian Inkaso
Berdasarkan perhitungan rataan di atas, dapat diketahui kesimpulan
jawaban dari setiap aktivitas yang telah dijawab oleh responden. Hasil
0- 5 (Low &
Gap)
6-10 (Medium &
Partial)
11-15 (High
& Fit)
0-7 (Low &
Gap)
8-14 (Medium &
Partial)
15-21 (High
& Fit)
0-8 (Low &
Gap)
9-16 (Medium &
Partial)
17-24 (High
& Fit)
23
kuesioner tersebut akan dimasukkan ke dalam table Fit / Gap Analysis
untuk selanjutnya dianalisa kepentingan dan kemampuan sistem
memenuhi kebutuhan berdasarkan setiap aktivitasnya yang didapat dari
seluruh proses bisnis PT. PARIT PADANG GLOBAL.
2.2.4. Fit / Gap Analysis
2.2.4.1. Fit / Gap Analysis
Fit / Gap Analysis digunakan untuk mengidentifikasi
apakah sistem yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan atau
belum memenuhi kebutuhan. Menurut Pol dan Paturkar (2011),
Fit / Gap analysis adalah metodologi yang digunakan oleh
perusahaan untuk membandingkan proses bisnis perusahaan dan
fungsi sistem, mengevaluasi, dan mencatat fungsi - fungsi yang
sesuai (fit) dan tidak sesuai (gap). Tujuan dari analisa ini adalah
tidak untuk memberikan solusi maupun rancangan terhadap
sistem.
Kemudian Gap analysis adalah teknik yang digunakan oleh
perusahaan untuk menentukan langkah apa yang harus diambil
untuk beralih dari kondisi sekarang ke kondisi yang akan datang
yang nantinya akan digunakan. Gap analysis juga biasa dikenal
dengan need-gap analysis, need analysis, dan need assessment.
Dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan Fit / Gap
Analysis adalah suatu metode yang digunakan perusahaan untuk
mengevaluasi kegiatan proses bisnis yang ada di dalamnya dan
membandingkannya untuk perpindahan dari kondisi sekarang ke
yang akan datang.
2.2.4.2. Tujuan Fit / Gap Analysis
Fit / Gap Analysis bertujuan untuk:
a. Mengumpulkan requirement dari perusahaan.
b. Sebagai langkah awal untuk menentukan penyesuaian
yang perlu dilakukan.
c. Memastikan bahwa sistem yang baru memenuhi
kebutuhan proses bisnis perusahaan.
24
d. Memastikan bahwa proses bisnis akan menjadi “best
practice”.
e. Mengidentifikasi permasalahan yang membutuhkan
perubahan kebijakan.
Fit / Gap Analysis digunakan untuk mengevaluasi
kebutuhan user terhadap sistem dan mengidentifikasi mengenai
Fit dan Gap antara kebutuhan pengguna dengan sistem. Fit berarti
requirement telah dipenuhi oleh sistem, sedangkan Gap berarti
requirement tidak dipenuhi oleh sistem.
2.2.4.3. Metode Fit / Gap Analysis
Menurut Pol dan Paturkar (2011), terdapat 4 metode yang
dapat digunakan dalam melakukan Fit / Gap Analysis, yaitu:
1. Simulation Based
Gambar 2.5: Tahapan Fit / Gap Analysis Metode Simulation
Based
Sumber: (Pol & Paturkar, 2011).
a. Plan: Perencanaan Fit - Gap untuk kegiatan sehari -
hari, daftar partisipan dan agenda detail yang
dipersiapkan berdasarkan hasil bisnis blue print dan
kebutuhan analisa dasar.
25
b. Implement: Sistem diimplementasikan dalam uji
simulasi atau sandbox.
c. Analyze: Analisa sistem dilakukan untuk
membandingkan fungsi - fungsi yang ada dengan
kebutuhan perusahaan.
d. Capture: Menemukan Fit dan Gap sistem serta
mendokumentasikannya.
2. Brainstorming Discussion Based
Gambar 2.6: Tahapan Fit / Gap Analysis Metode
Brainstorming Discussion Based
Sumber: (Pol & Paturkar, 2011).
a. Schedule: Merupakan jadwal detail untuk
diinformasikan. Jadwal beserta topik yang akan
didiskusikan dan dipersiapkan.
b. Discuss: Pembawa materi menjelaskan tentang fitur -
fitur sistem pada detail fungsi dan stakeholder
menyampaikan mengenai apa yang mereka butuhkan.
c. Capture: Menemukan perbedaan antara kebutuhan
dengan fungsi.
d. Analyze : Fit and Gap dianalisa dan didokumentasikan.
26
3. Questionnaire Based
Gambar 2.7: Tahapan Fit/ Gap Analysis Metode
Questionnaire Based
Sumber: (Pol & Paturkar, 2011).
a. Analyze: kebutuhan perusahaan pertama kali dianalisa
berdasarkan bisnis blue print dan kebutuhan analisa
dasar.
b. Formulate: Pertanyaan detail daftar fit dan gap yang
dipersiapkan berdasarkan kebutuhan analisa.
c. Answer: Jawaban pertanyaan - pertanyaan diisi oleh
seseorang yang ahli dibidangnya dalam perusahaan.
d. Extract: Jawaban dicocokan dengan fungsi sistem
berdasarkan daftar Fit dan Gap.
27
4. Hybrid Based
Gambar 2.8: Tahapan Fit / Gap Analysis Metode Hybrid
Based
Sumber: (Pol & Paturkar, 2011).
a. Plan & Schedule: Perencanaan Fit dan Gap untuk
jadwal sehari - hari, daftar partisipan dan detail agenda
dipersiapkan. Detail jadwal untuk diskusi disampaikan.
b. Discuss & Formulate: Diskusi antara konsultan sistem
dan stakeholder pertanyaan diformulasikan dan
diberikan kepada seseorang yang ahli dibidangnya
untuk dijawab.
c. Answer & Analyze: inti diskusi dianalisa berikut juga
dengan jawaban yang telah diisi oleh para ahli dalam
perusahaan.
d. Extract & Captrure: Analisis dan jawaban
dibandingkan dengan fungsi sistem untuk daftar Fit dan
Gap.
2.2.4.4. Langkah - Langkah Fit / Gap Analysis
Langkah - langkah yang dilakukan dalam Fit / Gap Analysis
adalah sebagai berikut:
28
2.2.4.4.1. Ranking Requirements
Tahapan ini mendukung tim proyek dan sponsor
proyek untuk memastikan proses bisnis dapat
diakomodasi oleh sistem yang sudah
diimplementasikan. Selain itu, berfungsi untuk
memastikan tim proyek berfokus pada era yang paling
penting bagi perusahaan supaya functionality yang baru
dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam
meningkatkan proses bisnis.
Requirement harus diindentifikasi sesuai dengan
tingkat prioritasnya. Tingkat prioritasnya akan
dijelaskan dalam table berikut.
Tabel 2.3: Tingkat Prioritas dalam Fit/ Gap Analysis
Adapun requirement tersebut akan
dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori, yaitu:
a. Operasional
b. Strategis
2.2.4.4.2. Degree of Fit
Menentukan sejauh mana kebutuhan dapat
diakomodir oleh sistem yang sudah diimplementasikan.
Degree of Fit terdiri dari tiga kategori, yaitu: fit, gap,
dan partial fit.
29
Tabel 2.4: Degree of Fit dalam Fit / Gap Analysis
2.2.4.4.3. Gap Resolution
Dalam proses Fit / Gap Analysis akan ditemukan
sebuah gap. Pada saat gap ditemukan, tim penulis akan
menentukan alternatif dan rekomendasi solusi untuk
mengatasi gap tersebut. Terdapat beberapa jalan dalam
menyelesaikan gap yaitu dengan gap resolution.
Beberapa metode yang digunakan gap resolution antara
lain:
a. Package work - around
Pertama kali tim akan mengidentifikasi
jalan alternatif untuk mencapai kebutuhan proses
yang ada.
b. Membuat bisnis sesuai dengan package.
Apabila metode package work - around
tidak dapat diterapkan, tim akan
merekomendasikan perubahan potensial pada
proses bisnis untuk dilakukan penyesuaian.
Penyesuaian dilakukan pada proses bisnis yang
ada untuk mengeliminasi gap yang terjadi.
30
2.2.5. Flowchart
2.2.5.1. Pengertian Flowchart
Bagan yang menunjukan alur (flow) didalam program atau
prosedur sistem secara logika disebut sebagai flowchart. Menurut
Romney (2009, p. 163) , flowchart merupakan teknik analisa yang
digunakan untuk menggambarkan beberapa aspek dari sistem
informasi dengan cara yang jelas, ringkas, dan logis. Flowchart
menggunakan sekumpulan standar dari simbol untuk
menggambarkan prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan
perusahaan dan aliran data dalam sistem.
Sedangkan menurut Considine et al. (2012, p. 249),
flowchart menggambarkan kombinasi antara DFD (Data Flow
Diagram) logikal dan fisikal karena menyediakan detail dari
proses yang dilakukan seperti sumber daya fisik yang digunakan
untuk melakukan hal tersebut (sudut pandang fisikal).
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan flowchart
merupakan gambaran secara detail, jelas, ringkas, dan logis dari
suatu prosedur pemroses atau aliran data dalam sistem dengan
menggunakan sekumpulan standar simbol.
2.2.5.2. Simbol Flowchart
Berikut merupakan simbol dan keterangan dari system
flowchart:
31
Tabel 2.5: Simbol dan Keterangan System Flowchart (1)
Sumber: (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012,
p. 249)
32
Tabel 2.6: Simbol dan Keterangan System Flowchart (2)
Sumber: (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012,
p. 249)
33
Tabel 2.7: Simbol dan Keterangan System Flowchart (3)
Sumber: (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, p. 249)
1.2.5.3. Jenis Flowchart
Flowchart memiliki beberapa jenis yang memiliki fungsi
yang berbeda. Menurut Romney (2009, p. 165), terdapat beberapa
jenis flowchart sesuai dengan penggunaan dan fungsinya, yaitu:
a. Document Flowchart
Document flowchart mengilustrasikan aliran dari
dokumen dan informasi antara area tanggung jawab dalam
organisasi. Document flowchart menunjukan dimana setiap
dokumen berasal, distribusi dari dokumen, tujuan dokumen
34
tersebut, penempatan terakhir dari dokumen, dan segala hal
yang terjadi selama dokumen mengalir dalam sistem.
Document flowchart berguna untuk menganalisa
cukupnya prosedur kontrol dalam sistem, seperti internal
check dan pemisahan fungsi. Document flowchart dapat
mengungkapkan kelemahan atau inefisiensi dalam sistem
seperti aliran komunikasi yang tidak memadai,
kompleksitas yang tidak penting dalam aliran dokumen,
atau prosedur yang menyebabkan keterlambatan.
b. System Flowchart
System flowchart menggambarkan hubungan antara
input, proses dan output. System flowchart dimulai dengan
mengidentifikasi baik input yang masuk ke sistem dan asal
dari input tersebut. Input dapat berupa data baru yang
dimasukan ke dalam sistem, data yang disimpan untuk
penggunaan yang akan datang atau keduanya. Input diikuti
dengan pemrosesan dalam flowchart, yang merupakan
tahapan yang dilakukan terhadap data. Logika yang
digunakan komputer untuk melaksanakan pemrosesan
ditampilkan pada program flowchart. Informasi baru yang
dihasilkan adalah komponen output, yang dapat disimpan
untuk penggunaan yang akan datang, ditampilkan dalam
layar, atau dicetak pada kertas.
c. Program Flowchart
Program flowchart mengilustrasikan tahapan operasi logis,
yang dijalankan dengan komputer dengan cara
mengeksekusi sebuah program. Setelah program flowchart
didesain dan disetujui, program flowchart berfungsi sebagai
blueprint untuk coding program komputer.