bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-01703-mc bab2001.pdf ·...

26
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. (Nurudin, 2007) Sejarah komunikasi massa bermula pada tahun 1450 dimana Johannes gutenberg menemukan perangkat percetakan pertama dan manusia memasuki masa jurnalistik dengan media massa mesin cetak. Hasil dari media massa yang pertama ini berupa surat kabar, majalah, serta buku – buku. Pada massa tersebut kemudian muncul istilah publisistik yang memiliki arti yang sama dengan komunikasi massa. Pada tahun 1940- an, Amerika Serikat baru memulai penelitian terhadap komunikasi massa sebagai sebuah ilmu dan pada awal abad 20 dimana radio dan televisi telah ditemukan, penelitian terhadap komunikasi massa semakin meluas dan berbagai model komunikasi baru diciptakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi komunikasi massa ini. Pada masa ini istilah publisistik mulai diganti dengan mass communication dimana kata mass sebenarnya merupakan singkatan dari mass media dan mengandung makna bahwa komunikasi dengan menggunakan media massa. Istilah mass communication ini masih popular dan terus digunakan hingga kini.

Upload: lykhanh

Post on 14-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang

dihasilkan, pembaca / pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya

terhadap mereka. (Nurudin, 2007)

Sejarah komunikasi massa bermula pada tahun 1450 dimana Johannes gutenberg

menemukan perangkat percetakan pertama dan manusia memasuki masa jurnalistik

dengan media massa mesin cetak. Hasil dari media massa yang pertama ini berupa surat

kabar, majalah, serta buku – buku. Pada massa tersebut kemudian muncul istilah

publisistik yang memiliki arti yang sama dengan komunikasi massa. Pada tahun 1940-

an, Amerika Serikat baru memulai penelitian terhadap komunikasi massa sebagai sebuah

ilmu dan pada awal abad 20 dimana radio dan televisi telah ditemukan, penelitian

terhadap komunikasi massa semakin meluas dan berbagai model komunikasi baru

diciptakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi komunikasi massa ini.

Pada masa ini istilah publisistik mulai diganti dengan mass communication dimana kata

mass sebenarnya merupakan singkatan dari mass media dan mengandung makna bahwa

komunikasi dengan menggunakan media massa. Istilah mass communication ini masih

popular dan terus digunakan hingga kini.

9

2.1.1 Unsur – Unsur dalam Komunikasi Massa

Unsur – unsur yang terkandung pada komunikasi massa tidak berbeda

dengan unsur pada komunikasi secara umumnnya. Dalam komunikasi massa

juga terkandung unsur source atau komunikator, audience / komunikan dan

pesan. Adapun unsur pada komunikasi massa yang berbeda dengan unsur pada

komunikasi pada umumnya antara lain ;

1. Komunikator

Dalam konteks ini merupakan lembaga, organisasi atau perusahaan yang

memiliki peralatan pemancar dan mampu menyebarkan informasi secara massal.

Lembaga yang memiliki akses terhadap media massa antara lain : perusahaan

surat kabar, stasiun radio, serta stasiun televisi. Dan didalam lembaga media

massa tersebut juga terdapat orang – orang yang memiliki akses terhadap isi

pesan yang akan disampaikan kepada komunikan konsumen media massa seperti

redaktur yang bertugas untuk menyaring isi berita dan berbagai hal baik yang

layak maupun tidak layak untuk disebarkan melalui media massa. Yang berperan

sebagai komunikator lainnya dalam komunikasi massa juga dipengaruhi oleh

kepemilikan terhadap media massa yakni dari pihak swasta atau pihak

pemerintah.

2. Pesan

Pesan yang disampaikan melalui media massa memiliki sifat yang berbeda dari

isi pesan pada komunikasi umumnya. Pesan yang disampaikan melalui media

10

massa menjangkau audiens secara luas dalam konteks kawasan geografis, isi

pesan bersifat umum atau sama bagi semua kalangan tanpa terkecuali serta pesan

terkirim pada saat yang bersamaan. Menurut Charles Wright ( 1997 ) terdapat

tiga karakteristik pesan dari komunikasi massa yakni :

a. Publicy

Isi pesan tidak ditujukan kepada perorangan tertentu saja secara ekslusif

namun bersifat terbuka untuk umum dan publik. Semua audiens menerima

pesan yang sama tanpa pengecualian/

b. Rapid

Pengiriman pesan melalui media massa bersifat luas dalam konteks geografis

dimana dapat menjangkau audiens yang tidak berada pada lokasi yang sama

dan tersebar secara geografis namun dapat menerima pesan selama memiliki

gadget penerima dan pengiriman pesan bersifat cepat serta sampai pada saat

yang bersamaan.

c. Transient

Pesan yang dikirimkan oleh media massa bersifat sekali pakai saja karena

hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pada saat tersebut saja

seperti pada berita televisi yang menyajikan informasi hanya khusus untuk

kejadian pada satu hari saja dan bukan untuk tujuan permanen. Terdapat

pengecualian untuk media massa buku dimana buku memiliki informasi yang

dapat diakses secara berulang – ulang.

11

3. Media yang Digunakan

Channel atau media dalam komunikasi massa merupakan segala perangkat

elektronik yang mampu untuk menghasilkan produk informasi dimana isi pesan

dapat dilipat gandakan dan dikirimkan pada saat yang bersamaan pula. Media

memiliki kemampuan tersebut antara lain media cetak, radio, serta televisi.

4. Komunikan

Target audiens dari komunikasi massa adalah para pengguna media massa yakni

para pendengar radio, para pembaca Koran, dan para pemirsa televisi yang

mengakses media massa tersebut. Adapun sifat komunikan media massa menurut

Charles Wright antara lain :

a. Large

Komunikan dari media massa cenderung besar. Besar secara wilayah, tidak

terikat antara satu sama lain dan tersebar luas atau tidak berada pada lokasi

yang sama. Serta besar secara jumlah atau mencangkup wilayah yang mampu

dijangkau oleh media massa tersebut. Media massa tidak melayani secara

perorangan namun secara publik.

b. Heterogen

Komunikan media massa mencangkup orang yang berbeda – beda. Berbeda

dari segi tingkat pendidikan, gender, status ekonomi, gender, serta wilayah.

Heterogen yang bermakna bahwa seluruh jenis masyarakat.

12

c. Anonim

Komunikan pada media massa umumnya tidak saling mengenal satu sama

lain. Komunikan juga tidak mengenal komunikator secara pribadi.

5. Umpan Balik

Karena sifatnya yang massal, media massa juga mendapat feedback secara

massal. Namun feedback hanya diperoleh berdasarkan pada keinginan dari

komunikator sendiri. Feedback melalui media massa terjadi umumnya seperti

pada televisi yang menggunakan sarana telepon interaktif ketika acara

berlangsung dimana komunikator yang memberikan kesempatan kepada audiens

untuk memberikan feedback. Jadi feedback pada media massa lebih bersifat pasif

namun efek yang ditimbulkan dapat beragam. Pemilik media massa memiliki

akses terhadap lingkungan sosial yang luas dan dapat mempengaruhi secara

masal pula. Permisalan ketika terdapat informasi kenaikan harga bahan bakar

minyak, media massa telah menimbulkan feedback demonstrasi yang dilakukan

oleh audiensnya

6. Gangguan / Noise

Dalam komunikasi massa, media yang digunakan untuk berkomunikasi karena

berbentuk perangkat elektronik maka akan sering menemukan gangguan dalam

proses pengiriman pesannya atau yang lebih dikenal dengan noise. Noise dapat

berupa gangguan pada sinyal yang menyebabkan isi pesan yang disampaikan

mengalami kendala sehingga tidak dapat di tafsirkan oleh audience seperti

gangguan pada sinyal radio yang membuat suara penyiar radio terputus – putus.

13

7. Gate Keeper

Dalam pengiriman isi pesannya, media komunikasi massa telah mengalami

penyaringan terhadap isi pesan sehingga isi pesan sesuai dengan etika penyiaran.

Adapun orang yang bertugas sebagai gate keeper seperti redaktur pada surat

kabar yang bertugas untuk menambah dan mengurangi segala jenis kata – kata

yang disusun oleh reporter agar sesuai dengan etika.

8. Pengatur

Berbeda dengan gate keeper yang merupakan penyaring dari perusahaan pemilik

media massa, pengatur dalam komunikasi massa adalah pihak yang

menggunakan media massa dan mendapatkan manfaat dari media massa yaitu

pemerintah dan masyarakat. Pemerintah bertugas untuk mengawasi segala pesan

yang disiarkan oleh media massa agar sesuai dengan etika dan tidak

membahayakan kepentingan publik. Jadi penyaringan terhadap isi pesan

komunikasi massa terjadi dua kali dan dari dua pihak agar kestabilan dari

komunikasi massa dapat terjaga dan tidak berat sebelah.

Adapun ciri khas dari media massa adalah melembaga dalam arti yang

melakukan kegiatan pengelolaan terhadap media massa terdiri dari banyak orang,

bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis mekanis dan bersifat

terbuka (Cangara, 2003, p. 134)

14

2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki fungsi yang luas pada kehidupan sosial

masyarakat. Media massa sebagai media pelaku komunikasi massa memiliki

akses yang besar dalam berkomunikasi pada ruang publik serta tanggung jawab

sosial yang besar terhadap publik pula. Fungsi sosial yang ditawarkan oleh media

massa antara lain fungsi untuk mendidik / educate, fungsi menyediakan

informasi sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat / to inform serta fungsi untuk

menghibur audiens / to entertain.

Adapun pendapat beberapa para ahli komunikasi mengenai fungsi komunikasi

massa

Menurut Jay Black dan Frederick C.Whitney ( 1988 ), media massa memiliki

empat tujuan sederhana yaitu :

1. To inform / memberikan informasi dari komunikatornya media massa kepada

komunikan.

2. To entertain / untuk memberikan hiburan bagi komunikannya. Berperan sebagai

sarana pelepas ketegangan setelah beraktivitas sehari – hari.

3. To persuade / untuk membujuk agar komunikan memiliki pemikiran yang sama

dengan yang ingin disampaikan oleh media massa.

4. Transmission of the culture / berperan dalam transmisi budaya komunikator

kepada komunikannnya. Transmisi budaya berperan jika media massa

mengambil budaya asing dalam penyiarannya dan mempengaruhi kebudayaan

masyarakat dimana terjadi pergeseran nilai di sesuaikan dengan budaya asing.

15

Sedangkan menurut JohnVivian ( 1991 ), media massa memiliki tujuan yang

sama dengan Jay Black seperti :

1. Providing information / sebagai media massa yang berpengaruh luah wajib untuk

menyediakan informasi yang diperlukan bagi komunikannya.

2. Providing entertainment / sebagai media massa, harus menyajikan tayangan yang

dapat menghibur komunikannya.

3. Helping to persuade / dalam konteks ini membantu pengiklan untuk membujuk

komunikannya melalui media massa agar sepaham dengan keinginan pengiklan.

Namun terdapat perbedaan dalam butir keempat fungsi komunikasi massa

menurut John Vivian yakni :

1. Contributing to social cohesion / media massa memiliki tanggung jawab untuk

berkontribusi dalam perubahan social dan dalam konteks ini berbeda dengan

perubahan budaya yang mempengaruhi secara keseluruhan tantanan social

masyarakat. Media massa juga bertugas untuk menjaga tantanan social yang

sudah ada yang perlu untuk dilestarikan.

Dan menurut Schramm, fungsi komunikasi massa terdapat tiga yaitu :

1. Surveillance of the environment

Media massa bertugas sebagai pengamat lingkungan dimana media massa

disebut juga sebagai the watcher yang bertugas untuk mengawasi berbagai

perubahan yang terjadi pada lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan

masyarakat.

16

2. Correlation of the parts of society in responding to the environment

Media massa bertugas untuk menghubungkan bagian – bagian dari masyarakat

agar sesuai dengan lingkungan.

3. Transmission of the social heritage from one generation to the next

Media massa bertugas untuk mewariskan lingkungan sosial dari satu generasi ke

generasi selanjutnya.

2.2 Sejarah Broadcasting

Broadcasting atau disebut juga dengan penyiaran adalah kegiatan menggunakan

media massa untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan bersama dari sebuah organisasi

atau lembaga yang dipimpin oleh pemilik media massa. Broadcasting dalam

menjalankan kegiatannya dibagi berdasarkan pada media yang digunakan untuk

menyiarkan pesan mereka. Media massa terbagi menjadi media cetak, media radio dan

media televisi.

Penemuan media massa bermula dari penemuan mesin cetak oleh Johannes

Gutenberg pada tahun 1450-an. Johannes Gutenberg adalah seorang tukang emas yang

pekerjaan sehari – harinya melelehkan emas dan mengubahnya menjadi bentuk lain

sesuai dengan keinginan dari pelanggannya. Ia pertama kali menemukan mesin cetak

ketika sedang membuat acuan huruf logam dengan menggunakan timah hitam untuk

membentuk tulisan aksara latin. Pada mulanya Gutenberg membuat hampir 300 bentuk

huruf untuk meniru bentuk tulisan tangan yang berbentuk tegak – bersambung. Dari sana

17

lah kemudian ia mengembangkan mesin cetak dan hasil dari percetakan pertama oleh

mesin ciptaan Gutenberg ini berbentuk bible atau kitab suci umat kristiani.

Seiring berkembangannya jaman, ketika mesin cetak telah mendominasi sebagai

media massa pertama di dunia, pada tahun 1895 seorang ahli mesin italia bernama

Guglielmo Marconi menemukan teknologi komunikasi telegraf pertama. Dan pada 20

tahun kemudian dari telegraf ini dikembangkan menjadi radio dan pada tahun 1919 –

1921, radio mulai digunakan di eropa untuk keperluan publik. Radio sebagai media

massa memiliki karakteristik antara lain :

1. Hanya Suara / Audio

Media massa radio dalam penyiarannya hanya menggunakan gelombang yang

dapat diterjemahkan secara audio saja sehingga menghasilkan produk berbentuk

suara yang diperuntukan hanya bagi indera pendengaran.

2. Selintas Tanpa Pengulangan

Berbeda dengan media cetak yang dapat dibaca berulang kali, radio dalam

penyiarannya hanya berjalan satu kali dan ketika sudah disiarkan tidak dapat

diulang kembali karena sifat radio yang terbatas dari segi durasi. Hasil dari radio

dapat diulang jika ada proses perekaman yang dilakukan oleh pihak pendengar

saja.

18

3. Theater of Mind

Radio dalam penyiarannya karena hanya memanfaatkan sarana audio harus

pandai dalam membangun imajinasi dari pendengarnya. Radio dengan

menggunakan berbagai sound efek dan pengaturan vocal mampu membangun

dan mengarahkan imajinasi dari pendengarnya. Namun hal tersebut juga menjadi

kekurangan dari media radio ketika penafsiran dari suatu suara dapat bermakna

ganda.

4. Komunikasi Berjalan Secara Searah

Komunikasi pada radio bersifat satu arah dimana pesan dikirimkan melalui

frekuensi gelombang dan diterima oleh perangkat radio milik pendengar.

Pendengar tidak dapat mengirimkan feedback langsung ke komunikator.

Feedback hanya dapat terjadi bila komunikator membuka lowongan telepon

interaktif.

5. Komunikasi bersifat serempak

Komunikasi pada radio berjalan secara serempak dimana pesan yang dikirimkan

melalui gelombang radio akan diterima secara serempak oleh alat penerima radio

milik pendengar.

Dan memasuki tahun 1920 ketika saat itu radio juga sudah mulai memasuki

media massa, pada tahun 1925 John Logie Baird berhasil menemukan cara

pemancaran gambar bayangan yang bergerak dengan menggunakan cakram

pemindai dan menghasilkan gambar beresolusi 30 baris pertama yang kemudian

19

menjadi awal dari penemuan media televisi. Kotak televisi elektromekanik

pertama mulai dijual secara komersial pada tahun 1928 hingga 1934 di Inggris,

Amerika Serikat, dan Rusia. Beberapa karakteristik pada media televisi sama

dengan media radio yakni hasil dari penyiaran tidak dapat diulang namun

terdapat beberapa perbedaan karakteristik yakni :

1. audio visual

televisi berbeda dengan radio, walaupun sama – sama menggunakan

gelombang dalam penyampaian isi pesannya namun hasil produk dari televisi

kini telah dapat dikonsumsi secara audio dan visual. Hasil dari siaran televisi

berbentuk acara yang dapat dinikmati oleh dua indera manusia yaitu

penglihatan dan pendengaran dan bersifat lebih efektif dalam pengantaran

pesan dan penyerapan pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2. Komunikasi bersifat satu arah

Sama dengan karakteristik radio, komunikasi pada televisi juga terjadi secara

searah. Televisi mengirimkan pesan melalui gelombang yang dapat

diterjemahkan menjadi gambar dan suara yang dapat diterima oleh perangkat

televisi milik audience.

3. Komunikasi bersifat serempak

Komunikasi pada televisi juga berjalan secara serempak. Sama dengan radio,

pesan yang dikirimkan oleh media massa televisi diterima secara serempak

oleh perangkat televisi miliki audience.

20

2.2.1 Televisi

Pada permulaan abad ke 20, masyarakat barat mulai gencar melakukan

percobaan untuk mengembangkan teknologi salah satunya pada bagian teknik

komunikasi. Hasil dari perkembangan teknologi ini akhirnya melahirkan telegraf

yang merupakan dasar dari penemuan radio. Hasilnya pada tahun 1920- an

peradaban manusia memasuki era komunikasi massa yang dipimpin oleh media

cetak dan media radio.

Penemuan televisi terjadi pada tahun 1925 oleh John Logie Baird yang

berhasil menemukan cara untuk memancarkan gambar bayangan yang bergerak

dengan menggunakan sistem cakram pemindai dan menghasilkan gambar

beresolusi 30 baris pertama yang kemudian menjadi awal dari penemuan media

televisi. Pada tahun 1934 televisi mulai dijual secara komersial di inggris,

Amerika Serikat, dan Rusia dan manusia memasuki era komunikasi massa.

2.2.2 Ciri – ciri Televisi

Sebagai salah satu media komunikasi massa, televisi memiliki sifat yang

sama dengan media massa lainnya yaitu bersifat satu arah, menggunakan

perangkat khusus, terjadi secara serempak, menjangkau kawasan secara luas, dan

memiliki berbagai sifat lainnya. Untuk memperjelasnya maka dijabarkan

karakteristik televisi sebagai berikut :

1. Audio Visual

Televisi sebagai media komunikasi massa menyajikan isi pesan dengan

mengirimkan gelombang yang diterima oleh perangkat televisi pemirsa dan

21

berupa gambar dan suara yang dapat dikonsumsi oleh pemirsanya. merupakan

perkembangan dari radio dimana televisi menyajikan informasi yang dapat

menyita perhatian dan focus dari pemirsanya dengan memadukan visual dan

audio dan memberikan hasil maksimal dalam proses penafsiran isi pesannya oleh

komunikan.

2. Komunikasi Bersifat Satu Arah

Komunikasi yang terjadi pada televisi sama dengan komunikasi pada media

massa pada umumnya dimana pemirsa sebagai komunikan tidak dapat secara

langsung memberikan feedback ketika televisi sedang menayangkan program

acaranya. Feed back dapat terjadi jika pihak televisi memberikan kesempatan

sendiri kepada pemirsa melalui telepon interaktif.

3. Komunikasi Bersifat Serempak

Televisi bekerja secara serempak dalam proses pengiriman pesannya. Serempak

yang dimaksud adalah pesan oleh audience berupa tontonan program acara

secara audio dan visual yang diterima pada saat bersamaan oleh seluruh

audiencenya walaupun audience berada di lokasi yang berbeda – beda.

4. Komunikan Tidak Saling Mengenal

Salah satu karakteristik dari televisi adalah menghasilkan komunikan yang

anonim dan tidak saling mengenal satu sama lain. Audience hanya

mengkonsumsi televisi tanpa mengenal siapa komunikatornya dan juga tidak

mengenal siapa komunikan lainnya yang juga sedang mengkonsumsi televisi.

22

5. Pesan Bersifat Umum

Isi pesan yang ditayangkan oleh televisi berlaku bagi publik dan bersifat

menyeluruh tanpa terkecuali. Komunikan dimana pun dia berada, jika

mengkonsumsi media televisi akan memperoleh isi pesan yang sama. Missal

pada pukul tujuh malam sedang ada acara bola pada channel televisi A. maka

seluruh penonton channel televisi A pada pukul 7 akan menonton acara bola

yang sama.

6. Televisi Memerlukan Peralatan Khusus

Untuk bisa mengirimkan pesan, televisi memerlukan peralatan khusus seperti

camera yang dihubungkan melalui satelit dan dikirimkan dalam bentuk

gelombang khusus agar dapat di terima oleh audiencenya. Sebagai audience pun

jika ingin menikmati isi pesan yang dikirimkan oleh televisi harus memiliki

gadget televisi yang mampu menerima gelombang yang sama seperti yang

dikirimkan dari studio televisi.

2.2.3 Manfaat Televisi

Sebagai salah satu media massa, televisi memiliki fungsi yang sama

dengan media massa lainnya yaitu to inform, to educate, to entertaint, serta

fungsi lainnya seperti fungsi persuasi, fungsi penjaga / watch dog bagi

lingkungan baik pemerintah maupun environment / lingkungan asli manusia.

untuk memperjelas maka akan dijabarkan manfaat televisi lebih lanjut antara lain

:

23

1. Informasi

Televisi sebagai media massa yang mampu mengirimkan isi pesan secara

luas dimanfaatkan untuk mengirimkan informasi kepada masyarakat.

Informasi yang di siarkan melalui televisi umumnya merupakan segala

informasi yang perlu untuk diketahui oleh masyarakat seperti perkembangan

politik, sosial, dan ekonomi.

2. Hiburan

Selain memiliki fungsi menyebarkan informasi, televisi juga memiliki fungsi

menghibur yaitu melalui program acara hiburan yang disiarkan dan

disesuaikan dengan waktu luang masyarakat pada umumnya. Missal pada

waktu isitirahat siang dan waktu berkumpul keluarga pada malam hari.

3. Pendidikan

Sebagai media yang mampu menjangkau masyarakat luas dan memiliki

dampak pada kehidupan sosial masyarakat televisi memiliki tanggung jawab

untuk mendidik pemirsanya melalui berbagai program acaranya. Televisi

memiliki tanggung jawab untuk menyediakan tayangan yang bermanfaat bagi

masyarakat seperti program edukasi tentang kehidupan alam liar / wild life

dan program pendidikan seperti proses pembuatan berbagai produk konsumsi

masyarakat.

24

4. Fungsi Persuasi

Agar dapat bertahan, pemilik televisi memerlukan dana untuk perawatan

terhadap stasiun televisi miliknya. Berbagai keuntungan dana ini diperoleh

stasiun televisi dari fungsi persuasinya dengan menyiarkan iklan produk dan

memiliki fungsi persuasi agar mendorong penonton ikut membeli produk

yang disiarkan. Dengan demikian televisi memberi keuntungan bagi

pengiklan dan juga bagi penonton yang ingin memperoleh informasi

mengenai suatu produk.

5. Fungsi Pengawas

Sebagai media komunikasi massa, televisi membantu masyarakat Manfaat

bagi masyarakat yaitu untuk mengawasi pemerintah melalui segala

pemberitaan kehidupan politik dalam dan luar negeri. Misal berita tentang

korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah sehingga menimbulkan

respon bagi masyarakat untuk lebih berhati – hati dalam memilih wakil

rakyat saat akan melakukan pemilu.

2.3 Program Televisi

Program pada televisi dibagi menjadi dua jenis yaitu news dan entertainment.

Program news dibagi menjadi 2 yaitu hard news dan soft news. hard news dibagi

menjadi :

25

• Straight news atau berita langsung.

• Depth news report atau berita yang dibahas lebih mendalam dengan

mengali fakta lain dibalik sebuah kasus sebagai informasi tambahan.

sedang soft news dibagi menjadi :

• feature atau berita ringan yang diangkat berdasarkan pada unsur human

interest.

• Interpretative report atau berita yang berfokus pada suatu isu, masalah,

atau kasus yang controversial.

Sedang pada program entertainment terdiri dari berbagai program hiburan

berupa:

• film drama

• quiz

• variety show

• program edukasi

2.4 Feature

Feature merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta peristiwa actual, tetapi

materinya diseleksi dengan lebih menekankan segi human interest (F.Rahardi, 2006).

Sedang berdasarkan kamus bahasa inggris, feature diartikan sebagai tulisan khas

(dengan karakter yang kuat ) yang dimuat secara reguler di surat kabar atau majalah.

26

Feature adalah jenis tulisan yang umumnya digunakan oleh wartawan dalam

penulisan naskah berita dimana berita tersebut bersifat bebas namun tetap

mengutamakan segi fakta. Sifat bebas dari penulisan feature bermaksud bahwa

wartawan selaku penulis bebas dalam menentukan sudut penulisan berita atau angle

berita dan biasanya ditekankan pada segi human interest untuk menarik perhatian

pemirsanya dan menaikkan nilai jual berita.

Jenis – jenis feature terbagi berdasarkan pada jenis tema yang diangkat seperti

documenter, sejarah manusia, kehidupan alam liar, manusia atau figur publik, serta tema

lainnya. Sedang feature berdasarkan bidang / sector kehidupan dapat diangkat bidang

sosial, politik, budaya, ekonomi, dan bidang lainnya.

Berdasarkan tema penelitian dari penulis mengenai reportase investigasi,

reportase investigasi termasuk jenis feature yang membahas tentang bidang sosial

masyarakat dimana reportase ini bersifat investigative dan mendalam namun

pembahasan dilakukan berdasarkan sudut pandang tertentu dan berpusat pada human

interest.

Pada program feature, untuk meningkatkan nilai jual dari content acara,

menekankan pada segi packagingnya yang meliputi:

• Pengambilan gamrbar

• Editing

• Narasi

• Sound efek

27

2.5 Teori Uses and Effect

Teori Uses and Effect ini ditemukan oleh Sven Windahl pada tahun 1981 dan

merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori Uses and Gratification. Menurut

Windahl teori Uses and Gratification masih kurang tepat dalam menjelaskan tentang

sikap audience terhadap media massa sehingga Windahl membuat teori baru hasil

gabungan antara Uses and Gratification dan teori tradisional mengenai efek.

The Uses and Effect model states that mass media use may mean two things : exposure and content consumption (Windahl, 1979). An exposure is merely the act of perceiving Content consumption on the other hand, is described in term of the amount of content used, the type of content used, the relations to media used, and the way of using it (Windahl, 1979).

Menurut Windahl, karakteristik individu, ekspekstasi, serta persepsi terhadap

media, dan tingkat rutinitas mengakses media akan mengarahkan audience pada suatu

keputusan apakah akan atau tidak akan menggunakan isi dari media massa yang

dikonsumsinya (Windahl, 1979).

Berdasarkan teori ini maka dapat dijabarkan antara lain :

1. Karakteristik Individu

Karakteristik individu sebagai audience dipengaruhi oleh pola pikir audience

yang kita ketahui dipengaruhi oleh berbagai factor terutama lingkungan sosial

audience itu sendiri. lingkungan sosial seperti keluarga, pergaulan, dan tingkat

ekonomi serta pola konsumsi mempengaruhi sikap audience ketika

mengkonsumsi media massa. Audience akan berusaha untuk mencari saluran

televisi ( media massa ) yang sesuai dengan karakteristik mereka.

28

2. Ekspektasi Media

Ekspekstasi terhadap media juga mempengaruhi tingkat konsumsi media massa

dari audience. Ekspektasi yang dimaksud adalah harapan mengenai jenis

program yang memenuhi kebutuhan audience pada saat itu. Misal kebutuhan

audience akan informasi dipenuhi melalui program acara berita.

3. Persepsi Media

Persepsi terhadap media itu sendiri juga mempengaruhi keinginan audience

dalam mengkonsumsi media massa. Audience cenderung mengkonsumsi media

yang memiliki nama baik, terpercaya, dan bermanfaat bagi audience sendiri.

Audience tidak akan percaya pada media massa yang memiliki nama buruk atau

skandal. Misal audience tidak akan mengakses media massa yang menyebarkan

isu bohong dan tidak bermanfaat bagi audience sendiri.

4. Rutinitas Mengakses Media

rutinitas mengakses sebuah media akan sebuah kebiasaan yang menguntungkan

bagi media massa. Kebiasaan ini tercipta hasil dari kepercayaan audience dan

manfaat yang diperoleh audience ketika mengakses media massa. Kebiasaan ini

akan mempengaruhi pula media mana yang akan diakses ketika audience

memerlukan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka diantara begitu

banyak media massa yang ada. Misal anak – anak yang sering menonton channel

acara space toon akan tahu bahwa space toon merupakan channel televisi khusus

untuk mereka dan akan diakses oleh para anak – anak ketika ingin menonton

sebuah kartun.

29

2.6 Persepsi

Persepsi mengacu pada proses seleksi, organisir, dan interpretasi dari informasi

yang kita kumpulkan dari alat indera kita. Apa yang kita lihat, kita raba, kita dengar, kita

hirup, dan kita kecap akan menghasilkan data sensorik yang dapat kita pilih, kita

organisir, kita interpretasikan dan mempengaruhi cara komunikasi kita. (Jess K. Alberts,

Thomas K. Nakayama, Judith N. Martin, 2009).

Untuk menjelaskan proses munculnya persepsi ini maka dibagi menjadi tiga

sesuai dengan teori persepsi dari buku Human Communication in Society karya Jess K.

Alberts, Thomas K. Nakayama, dan Judith N. Martin. Persepsi dibagi menjadi :

1. Selection

Informasi yang ada ditangkap oleh panca indera kita dan mengalami proses

pemilihan atau disebut juga dengan selective attention. Pada proses ini individu

akan memilih untuk menangkap jenis informasi yang berhubungan dengan diri

mereka, bermanfaat bagi mereka, dan juga menarik perhatian mereka.

2. Organization

Organisasi dalam konteks ini bermakna kegiatan mengolah pesan. Setelah pesan

diterima oleh panca indera, pesan akan mengalami proses organisir dimana

pikirian menangkap pesan dan menciptakan sebuah gambaran yang dikenali oleh

diri mereka masing – masing. Gambaran tercipta berdasarkan pengalaman

individu dalam kehidupan sehari – hari mereka.

30

3. Interpretation

Proses interpretasi terjadi setelah pesan di organisir dan individu akan mengenali

bentuk dan makna dari rangsangan yang diterimanya. Dari rangsangan yang

diterima ditarik kesimpulan dan menciptakan gambaran akhir mengenai makna

dari rangsangan di dalam pikiran individu. Dapat diibaratkan menafsirkan suatu

hal dari sudut pandang kita sendiri.

2.7 Model Analisis

Tabel 2.1

Variabel X Variabel Y

2.8 Definisi dan Operasional Konsep

Untuk menjelaskan mengenai konsep dari pembuatan skripsi ini, maka penulis

membuat desain konsep dan operasional konsep dari topic skripsi penulis yaitu pengaruh

program reportase investigasi di Trans TV terhadap persepsi mahasiswa Binus

University khususnya pada episode siomay – bataagor berbalut pemicu kanker. Konsep

dibagi menjadi :

Program Reportase Investigasi

Episode ( Siomay – Batagor berbalut pemicu kanker )

Persepsi Mahasiswa Binus University tentang konsumsi

Siomay - Batagor

31

a. Definisi konsep :

Variabel X : Program Reportase Investigasi di Trans TV : episode

siomay – batagor berbalut pemicu kanker.

Dimensi Variabel X : Gambar, Editing, Narasi, Sound efek.

Variabel Y : Persepsi Mahasiswa Binus University

Dimensi Variabel Y : Selection, Organization, Interpretation.

b. Operasional Konsep

Tabel 2.2

Konsep / Variabel Dimensi Indikator

Program Acara

Reportase

Investigasi di

Trans TV episode

siomay – batagor

berbalut pemicu

kanker

Gambar Gambar yang ditayangkan pada acara

Reportase Investigasi memiliki pesan yang

kuat.

Gambar yang ditayangkan pada acara

Reportase Investigasi adalah nyata dan tanpa

rekayasa.

Gambar yang ditayangkan pada acara

Reportase Investigasi mampu menarik

perhatian untuk ikut menyimak.

Editing Teknik editing pada acara Reportase

Investigasi mampu memperkuat isi pesan

yang disampaikan.

32

Teknik editing pada acara Reportase

Investigasi mampu menarik minat audience

untuk ikut menyimak.

Hasil editing pada program Reportase

Investigasi mampu mengubah persepsi

audience sesuai dengan topik yang diangkat.

Narasi Narasi pada program Reportase Investigasi

memperkuat isi pesan yang disampaikan.

Narasi pada program Reportase Investigasi

mampu mengarahkan persepsi audience.

Sound efek Sound efek yang digunakan pada program

Reportase Investigasi memberikan penekanan

terhadap isi pesan yang dikirimkan kepada

audience.

Sound efek yang digunakan pada program

Reportase Investigasi mendukung gambar

yang ditayangkan dan berpengaruh pada

perubahan persepsi audience.

33

Konsep / Variabel Dimensi Indikator

Persepsi

Mahasiswa Binus

University

Selection Topik acara menarik perhatian audience

untuk menyimak program acara Reportase

Investigasi.

Audience mengetahui topik Reportase

Investigasi episode siomay – batagor

berbalut pemicu kanker.

Audience sering menonton program acara

Reportase Investigasi.

Organization Audience mengetahui siomay dan batagor

mengandung zat kimia berbahaya setelah

menonton Reportase Investigasi.

Audience setuju bahwa siomay dan batagor

berbahaya untuk dikonsumsi.

Interpretation Audience percaya masih ada pedagang

siomay dan batagor yang jujur.

Audience tetap akan mengkonsumsi siomay

dan batagor.