bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1 bussiness...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Bussiness Aplication System Development
Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p461),
pengembangan sistem adalah serangkaian aktivitas yang
diperlukan untuk membangun sebuah solusi sistem informasi
untuk sebuah masalah atau kesempatan bisnis.
Menurut Turban et al. (2003, p463), Siklus Hidup
Pengembangan Sistem (SHPS) adalah kerangka kerja terstruktur,
terdiri atas proses yang berurutan yang mana sistem informasi
tersebut dibangun.
Berdasarkan Turban et al. (2003, p464), Siklus Hidup
Pengembangan Sistem (SHPS) dibagi menjadi delapan tahapan
yaitu :
1. Investigasi Sistem
Tugas yang paling penting dalam tahap ini adalah
belajar.Belajar dapat menentukan suksesnya proyek sistem
perkembangan dan memperkirakan proyek teknikal,
ekonomi dan bertingkah laku. Belajar dapat mencegah
organisasi berbuat kesalahan yang besar.
2. Analisa Sistem
Sistem analysist adalah pemeriksaan masalah bisnis yang
direncanakan organisasi agar dapat diselesaikan oleh
organisasi. Tahap ini menjelaskan masalah bisnis,
mengidentifikasi penyebabnya, memspesifikasi solusi dan
mengidentifikasi syarat informasi yang solusinya harus
memuaskan.
3. Desain Sistem
Sistem Design menggambarkan apa yang harus system
lakukan untuk menyelesaikan masalah bsnis dan
menggambarkan system akan menyelesaikan tugasnya.
4. Pemograman Sistem
Sistem perkembangan menggunakan rancangan spesifikasi
untuk memperoleh software yang diberikan untuk sustem
untuk bertemu dengan fungsional objek dan
menyelesaikan masalah bisnis. Jika organisasi
memutuskan membuat software sendiri lalu pemrograman
meliputin penterjemahan dari sistem aplikasi ke kode
komputer. Proses ini cukup panjang dan memakan waktu
yang lama. Dalam sebuah percobaan untuk mengatasi
kelakuan proses pemrograman, programmer menggunakan
tehnik pemrograman terstruktur.
5. Pengujian Sistem
Testing memeriksa apakah kode komputer akan
menghasilkan hasil yang diharapkan dan diinginkan
dengan kondisi tertentu. Testing dirancang untuk
mendeteksi kesalahan pada kode komputer.
6. Implementasi Sistem
Implementation adalah proses merubah sistem lama ke
sistem baru.
7. Operasi Sistem
Operasi sistem digunakan untuk membantu proses bisnis
dan juga memudahkan untuk memperbaiki sistem bila
sistem tidak berjalan dengan baik serta untuk mengetahui
apakah sistem tersebut dapat membantu dalam pencapaian
tujuan utama suatu perusahaan atau organisasi.
8. Maintenance
Sistem memerlukan beberapa tipe dari maintenance. Tipe
pertama adalah dari kesalahan program, proses yang
berlangsung seluruhnya dari siastem. Tipe kedua adalah
memperbaharui sistem untuk membuat perubahan dalam
kondisi bisnis. Tipe ketiga meliputi menambah
keuntungan baru sistem tanpa mengganggu sistem operasi
2.1.2 Aplication Control
Menurut Jones dan Rama (2006, p123), Tipe-tipe dari
aplikasi kontrol terdiri dari :
1. Kontrol Workflow (Workflows Controls)
Kontrol Workflow adalah kontrol yang mengendalikan
proses ketika bergerak dari satu event ke event berikutnya.
Kontrol Workflow mengeksploitasi hubungan antar event
dan berfokus pada tanggungjawab pada event, urutan event
dan alur informasi antar event dalam suatu proses bisnis.
Kontrol-kontrol yang termasuk dalam Kontrol Workflow
antara lain :
a. Pembagian tugas
Pembagian tugas antara internal agent merupakan
konsep utama dalam merancang aktivitas kontrol
internal. Control internal menjadi lebih kuat ketika
individu yang terpisah ditempatkan pada otorisasi,
eksekusi dan pencatatan transaksi.
b. Penggunaan informasi dari event sebelumnya
untuk mengontrol aktivitas
Informasi dari aktivitas sebelumnya sering
digunakan untuk mengontrol aktivitas bisnis.
Dengan memanggil kembali informasi dari
aktivitas sebelumnya, secara otomatis system dapat
menjalankan beberapa aktivitas peninjauan.
c. Kebutuhan event yang berurutan
Secara khusus, urutan di mana file maintenance
dan event lainnya terjadi penting untuk
dipertimbangkan dalam merancang sebuah system
informasi akuntansi. Dalam menghindari
pembelian yang tidak sah, prosedur pemeliharaan
supplier yang tepat harus digunakan untuk
menyediakan supplier yang sah untuk organisasi.
Kemudian kontrol dalam event selanjutnya dapat
digunakan untuk memastikan pembelian berasal
dari supplier yang sah.
d. Follow up atas event
Sebuah organisasi seharusnya memiliki cara yang
otomatis atau manual untuk melihat kembali
transaksi yang belum selesai. Ketika sebuah event
terjadi, biasanya akan memberikan harapan event
lainnya pada masa mendatang. Sebagai contoh,
ketika pemesan menyerahkan daftar permintaan,
kita mengharapkan adanya event persetujuan, yang
diikuti oleh pencatatan daftar permintaan. Proses
ini dapat dirancang untuk membantu karyawan
mengawasi apakah event yang diharapkan telah
terjadi dan menindaklanjuti berdasarkan event yang
diharapkan.
e. Pre-Numbered documents
Pre-numbered documents menyediakan
kesempatan untuk mengkontrol event. Memeriksa
urutan dokumen bernomor dapat membantu
memastikan semua event dijalankan dan dicatat
dengan tepat.
f. Merekam agen internal yang memproses event
Internal agent ditunjuk bertanggungjawab pada
kebanyakan event. Sehingga dengan mencatat
internal agent yang bertanggungjawab atas sebuah
event, dapat diketahui agent yang terlibat dalam
event dan melihat apakah tanggung jawab tersebut
dipelihara untuk individu tersebut. Sebagai
contohnya activity diagram menunjukkan
pemesan, sekretaris dan pengawas yang terlibat
dalam memutuskan, menyetujui dan mencatat
pesanan.
g. Batasan akses atas aset dan informasi
Langkah penting untuk melindungi asset, seperti
kas, persediaan, perlengkapan dan data adalah
dengan membatasi akses hanya pada karyawan
yang memerlukannya untuk tugas-tugas mereka.
Activity diagram dapat digunakan sebagai media
untuk menganalisa dan mengontrol akses ke
informasi. Sebagai contoh kita dapat
mengidentifikasi user yang melakukan activity
yang membutuhkan informasi dari file tertentu, dan
membuat atau menggunakan dokumen atau
laporan. Control terhadap asset dapat mengurangi
kemungkunan karyawan memasuki system dan
memasukkan pesanan yang tidak sah.
h. Rekonsiliasi record dengan aset fisik
Perhitungan fisik secara berkala pada persediaan
adalah control yang penting yang digunakan oleh
organisasi. Control tersebut penting untuk
memastikan jumlah persediaan yang tercatat
berdasarkan tanda terima, penjualan dan data
persediaan lainnya sama dengan persediaan yang
sesungguhnya tersedia.
2. Kontrol Input (Input Controls)
Kontrol Input adalah kontrol yang digunakan untuk
mengendalikan input data ke system komputer. Kontrol
Input terdiri dari :
a. Drop Down dan Look-Up Menu
b. Record Checking
c. Konfirmasi data dengan menampilkan data yang
berhubungan dengan data yang dimasukkan user.
d. Referental Integrity Control untuk memastikan
event record terhubung dengan master record yang
tepat
e. Aturan validasi untuk membatasi data yang bisa
dimasukkan pada nilai tertentu.
f. Penggunaan default sebelum data dimasukkan
g. Computer Generated Values
h. Batch Control total sebelum data entry
dibandingkan dengan print out setelah data entry
i. Review report yang diedit sebelum diposting
j. Exception report dimana mendaftar kasus dimana
default diganti dengan nilai yang tidak biasa
3. Kontrol Umum (General Controls)
Kontrol umum terbagi dalam emap kategori yang terdiri
dari :
a. Perencanaan Sistem Informasi
b. Pengorganisasian fungsi IT
c. Mengidentifikasikan dan membangun solusi IT
d. Mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem
akuntansi
4. Review Kinerja (Performance Review)
Review kinerja dibagi dalam empat kategori yaitu :
a. Mereview anggaran, peramalan masa depan,
standar, atau hasil sebelumnya melalui file
maintenance.
b. Menggunakan report untuk membandingkan
dengan hasil dari anggaran, peramalan masa depan,
standar dan hasil sebelumnya.
c. Aksi pengoreksian jika diperlukan untuk
meningkatkan kinerja atau mengubah tabel master.
2.1.3 Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut www.wikipedia.org, sistem informasi rumah sakit
atau dapat disebut juga clinical information system (CIS) adalah
sebuah sistem informasi terintegrasi yang didesain untuk
menangani semua kegiatan administratif dan finansial dari rumah
sakit. Sistem ini mencakup semua pemrosesan informasi. Tujuan
dari sistem informasi rumah sakit adalah untuk memaksimalkan
pelayanan administrasi pasien dengan menggunakan electronic
data processing (EDP).
Menurut Hario Kusnanto dalam makalahnya yang
disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996 menyatakan bahwa
sistem informasi rumah sakit amat berperan dalam memasukan
berbagai kepentingan dari berbagai pelanggan rumah sakit. Sistem
Informasi Rumah Sakit dapat berfungsi memadukan kepentingan
pelanggan dalam derap bersama mencapai visi dan misi rumah
sakit. Informasi merupakan sarana potensial untuk
memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu rumah
sakit.
2.1.4 Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama ( 2006, p5 ), Accounting
Information System is a subsystem of an MIS that provide
accounting and financial information as well as other information
obtained in the rutine processing of accounting transaction yang
berarti Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem
informasi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan
akuntansi seperti informasi lainnya yang didapat dari kegiatan
rutin transaksi akuntansi.
Menurut George H.Bodnar dan William S.Hopwood
(2001, p1), Sistem Informasi Akuntansi adalah sekumpulan
sumber daya seperti manusia dan perlengkapan yang dirancang
untuk mengubah data keuaangan dan data lainnya ke dalam
informasi.
Menurut Romney dan Steinbart (2003, p691), Sistem
Informasi Akuntansi adalah manusia dan sumber daya modal di
dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan
keuangan dan informasiyang didapat dari pengumpulan dan
proses transaksi penjualan.
Menurut Weygandt et al. (2000, p276), Sistem Informasi
Akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan dan
memproses data-data transaksi dan menyebarkan informasi
keuangan ke bagian-bagian yang membutuhkan.
Menurut Jones dan Rama ( 2006, p18 ), Siklus Sistem
Informasi Akuntansi terdiri dari 3 siklus, yaitu :
1. Acquisition (purchasing) Cycle
Merupakan proses pembelian barang dan jasa, juga
pengeluaran kas. Proses ini melibatkan pihak perusahaan
dengan para pemasok (supplier).
2. Conversion Cycle
Siklus ini dapat disebut juga sebagai Production Cycle.
Siklus ini merupakan proses produksi atau mengubah
sumber daya yang dibeli menjadi barang dan jasa. Selain
proses produksi, juga melibatkan inventory atau
persediaan barang. Conversion cycle sangat kompleks, dan
bervariasi sesuai dengan industrinya tidak seperti revenue
dan purchasing cycle.
3. Revenue Cycle
Merupakan proses menyediakan barang dan jasa kepada
customer dan penerimaan kas.
2.1.5 Analisis Sistem
Menurut Jogiyanto (1999, p129), Analisis Sistem dapat
didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-
permasalahan , kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Menurut Jogiyanto (1999, p130), di dalam tahap analisis
sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh
analisis sistem yaitu :
1. Identify yaitu mengidentifikasikan masalah
2. Understand yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3. Analyze yaitu menganalisis sistem
4. Report yaitu membuat laporan hasil analisis
Menurut McLeod (2001, p128), Analisis sistem adalah
penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk
merancang sistem baru atau diperbarui.
Menurut Whitten (2001, p38), analisis sistem adalah
penelitian mengenai problem domain dari suatu bisnis untuk
menemukan kebutuhan bisnis dan peningkatan yang dapat
dilakukan atas sistem serta prioritas dari solusi yang ditemukan.
Menurut Jones dan Rama (2006, p568), Analisis sistem
adalah tahap lanjutan pada pembangunan sistem. Tugas dalam
analisis sistem sama dengan investigasi sistem. Tetapi, tahap
analisis lebih detail dan membutuhkan informasi yang lebih
banyak.
Menurut James O’Brien (2003, p408), Analisis sistem
adalah penelitian secara mendalam mengenai kebutuhan informasi
pengguna yang menghasilkan functional requirements yang
digunakan sebagai dasar dalam mendesain sistem informasi.
Analisis sistem biasanya mempelajari beberapa hal berikut:
Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pengguna,
Aktifitas, sumber daya, dan produk yang dihasilkan oleh
sistem yang sedang berjalan,
Kemampuan sistem informasi yang harus dimiliki agar
dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dan
stakeholder lain yang menggunakan sistem.
2.1.6 Perancangan Sistem
Menurut Jogiyanto (1999, p197), Perancangan sistem
adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem;
pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungisional; persiapan
untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana
suatu sistem dibentuk; yang dapat berupa penggambaran,
perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah dalam satu kesatuanyang utuh dan berfungsi
termasuk menyangkut memgkonfigurasi dari komponen-
komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
Menurut Jogiyanto (1999, p197), Tahap perancangan
sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang
bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan
ahli tehnik lainnya yang terlibat
Menurut McLeod (2001,p192), rancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika
sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan
spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
Menurut Whitten (2001, p39), perancangan sistem adalah
spesifikasi atau konstruksi dari solusi teknikal dan berbasiskan
komputer untuk kebutuhan bisnis yang diidentifikasikan pada
kegiatan analisis sistem.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan
sistem adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi
ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan
pada pemakai informasi untuk dipertimbangkan.
2.1.7 Analisis Critical Success Factor
Menurut Olson (2004, p10), “Critical Success Factor is
an element that has to be done well in order for the activity to
succeed.” Yang berarti adalah suatu hal yang harus dikerjakan
dengan baik agar aktivitas yang dilakukan dapat berhasil.
2.1.8 Konsep Analisis dan Perancangan Sistem Infortmasi
2.1.8.1 Rich Picture
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000, p26-27), Rich Picture adalah suatu gambar yang
informal yang melukiskan pemahaman penggambar
akan suatu situasi. Digunakan semasa pemilihan sistem
untuk menggambarkan gambaran menyeluruh dari tugas
yang menghadapi proyek pengembangan sistem. Rich
picture secara umum menggambarakan permasalahan
sistem dan application domain. Rich picture tidak
memiliki notasi khusus. Namun seharusnya melalui
beberapa persetujuan di antara proyek sebagaimana
aspek tertentu digambarkan.
2.1.8.2 Event Table
Menurut Jones dan Rama (2006,p19), Event adalah
sesuatu yang terjadi pada waktu tertentu.
Menurut Jones dan Rama (2006,p24), untuk
mengidentifikasi event maka perlu membuat tabel dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Identifikasi event pertama dalam sebuah proses
serta seseorang atau departemen dalam organisasi
ikasyang bertanggung jawab pada aktivitas
tersebut.
Abaikan aktivitas yang tidak memerlukan artiipasi
dari Internal Agent.
Identifikasi event baru dimana ada tanggung jawab
yang ditransfer dari satu Internal Agent ke yang
lain.
Identifikasi event baru dimana proses diinterupsi
atau akan dilaksanakan kemudian oleh Internal
Agent yang sama.
Gunakan nama event dan deskripsi yang
merefleksikan proses yang terjadi dalam event
tersebut.
2.1.8.3 Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2006, p84), Workflow
Table adalah sebuah tabel dengan dua kolom yang
mengidentifikasikan semua aktor dan aktivitas yang
dilakukan dalam sebuah proses. Aktor yang melakukan
aktivitas diletakkan di kolom sebelah kiri dan aktivitas
yang dilakukan diletakkan di kolom sebeah kanan.
2.1.8.4 Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), UML
activity diagram mempunyai peranan penting dari suatu
“peta (map)” di dalam memahami proses bisnis dengan
menunjukkan urutan aktivitas pada proses. UML activity
diagram and maps mempunyai beberapa karakteristik
umum yang membuatnya berguna:
Baik maps maupun activity diagram menyediakan
representasi grafis dari informasi yang lebih mudah
untuk dimengerti daripada deskripsi naratif.
Maps menggunakan simbol standar untuk
menyampaikan informasi. (contohnya: nama jalan
raya, jarak, dan daerah parkir). Hampir sama,
activity diagram menggunakan simbol standar
untuk merepresentasikan berbagai elemen dari
suatu proses bisnis. (contoh: event, agen, dokumen,
dan file).
Maps dan activity diagram disiapkan oleh ahli
tetapi dapat dibaca oleh semua users dengan
sedikit pelatihan. Penggunaan yang konsisten dari
rangkaian kecil simbol relatif pada maps dan
activity diagram membuat leboh mudah dibaca
untuk dipahami.
Baik maps maupun activity diagram dapat
menyediakan pandangan high-level sama baiknya
dengan low-level. Turis mungkin menggunakan
suatu peta high-level untuk mengerti rute antar kota
dan suatu peta yang lebih detil untuk melihat jalan-
jalan di dalam kota tujuan. Serupa, activity
diagram dapat dibuat untuk menunjukkan overview
dari suatu proses. Jika dibutuhkan untuk melihat
event individu dengan lebih dekat, sebuah detailed
activity diagram dapat dibuat untuk satu event.
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), terdapat 2
tipe activity diagram, yaitu :
1. Overview activity diagram mempresentasikan
gambaran secara umum dari proses bisnis dengan
mendokumentasikan event kunci, urutan dari
event-event ini, dan arus informasi di antara event-
event.
2. Detailed activity diagram hampir sama dengan
suatu peta dari sebuah kota. Menyediakan
reperesentasi yang lebih terperinci dari aktivitas
yang berhubungan dengan satu atau dua event yang
ditampilkan pada overview diagram.
2.1.8.5 UML Class Diagram
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000, p69-70) UML class diagram adalah gambaran
mengenai sekumpulan class dan hubungan antar class
yang terstruktur. UML class diagram adalah pusat
penggambaran dari analisis dan disain berorientasi
objek. Selama masa analisis, biasanya cukup untuk
menggambarkan class dengan namanya.
Menurut Jones dan Rama (2006, p407), UML
Class Diagram adalah sebuah diagram yang digunakan
untuk mendokumentasikan tabel-tabel database dalam
sebuah sistem informasi akuntansi (SIA), hubungtan
antar tabel-tabel tersebut dan atribut yang ada di dalam
tabel.
2.1.8.6 Use Case Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006,p267), Use Case
adalah urutan langkah-langkah yang terjadi jika seorang
aktor berinteaksi dengan sistem dengan tujuan tertentu.
Menurut Mathiassen (2000, p19), Use Case
Diagram adalah suatu pola interaksi antara sistem dan
aktor dalam aplication domain.
Menurut Whitten (2001, p655), Use Case Diagram
adalah serangkaian langkah-langkah yang saling
berhubungan baik secara otomatisataupun manual
dengan tujuan untuk menyelesaikan kegiatan bisnis
tunggal.
Menurut Jones dan Rama (2006, p267), Use Case
Diagram adalah presentasi grafis yang meliputi daftar
lam aplikasi.dari use case yang ada di das
2.1.8.7 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000, p343), Navigation diagram adalah jenis khusus
dari statechart diagram yang berfokus pada dinamika
keseluruhan dari tampilan layar. Diagram ini
menunjukkan window-window yang bersangkutan dan
perpindahan di antara mereka. Sebuah window
ditunjukkan sebagai sebuah state. State memiliki sebuah
nama dan sebuah icon. Pergantian state sesuai dengan
pergantian di antara dua window.
2.1.8.8 Rancangan Database
Menurut Jones dan Rama (2006, p241), Database
Management System adalah koleksi program yang
memungkinkan kita untuk memasukkan,
mengorganisasikan, dan memilih informasi dari sebuah
database.
Menurut Jogiyanto (1999, p217), Database
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar
komputerdan digunakan perangkat lunak tertentu untuk
memanipulasinya.
Menurut Jogiyanto (1999, p218), Database
dibentuk dari kumpulan file. File di dalam pemrosesan
aplikasi dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe ,
yaitu :
1. File Induk (Master File)
Di dalam aplikasi,file ini merupakan file yang
penting. File ini akan tetap terus ada selama hidup
dari sistem informasi. File induk dapat dibedakan
menjadi :
File induk acuan (reference master file) yaitu
file induk yang recordnya relatif statis,jarang
berubah nilainya.
File induk dinamik (dynamic master file)
yaitu file induk yang nilai dari record-
recordnya sering berubah atau sering
dimutakhirkan sebagai akibat dari suatu
transaksi.
2. File Transaksi (transaction file)
File transaksi disebut juga dengan nama file input.
File ini digunakan untuk merekam data hasil dari
suatu transaksi yang terjadi.
3. File Laporan (report file)
File ini disebut juga dengan nama file output yaitu
file yang berisi informasi yang akan ditampilkan.
File ini dibuat untuk mempersiapkan pembuatan
suatu laporan dan biasanya dilakukan bila printer
belum siap atau masih digunakan.
4. File Sejarah (history file)
File sejarah disebut juga dengan nama file arsip
yaitu file yang berisi data masa lalu yang tidak
aktif tetapi masih diperlukan untuk keperluan
mendatang.
5. File Pelindung (backup file)
File pelindung merupakan salinan dari file-file
yang masih aktif pada saat tertentu.File ini
digunakan sebagai cadangan bila file database
yang aktif rusak atau hilang.
6. File Kerja (Working file)
File kerja disebut juga dengan file sementara.File
ini dibuat oleh suatu prosesprogram secara
sementara karena memori komputer tidak
mencukupi atau untuk menghemat memori selama
proses dan dihapus bila proses telah selesai.
2.1.8.9 Rancangan Formulir
Menurut Mulyadi (2001, p75), formulir adalah
secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Formulir
sering pula disebut dengan dokumen.
Menurut Jones dan Rama (2006, p288), formulir
adalah sebuah dokumen yang berisikan field yang kosong
dimana user dapat mengisinya dengan data.
Jenis-jenis formulir input (Jones dan Rama (2006,
p262-264)), yaitu :
1. Single-record entry form
Hanya menunjukkan satu record pada satu waktu,
digunakan untuk menambah, menghapus atau
modifikasi data dalam record tunggal dalam tabel
tertentu dan biasanya digunakan untuk memelihara
file master.
2. Tabular entry form
Digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi
beberapa record dalam tabel tunggal dan untuk
mencatat sekumpulan event.
3. Multi-table entry form
Digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi
record dalam dua atau lebih tabel yang
berhubungan.
Menurut Jones dan Rama (2006, p319), data bisa
dimasukkan ke dalam form melalui empat cara yaitu :
1. Seorang internal agent mengetik data
2. Seorang internal agent memilih data yang ingin
dimasukkan dengan menggunakan look-up
table,radio button atau check box.
3. Seorang internal agent melakukan scan barcode
dari sebuah kartu identifikasi dokumen
4. Seorang user memasukkan data dengan
mnggunakan form pada website perusahaan
2.1.8.10 Rancangan Layar
Menurut Jones dan Rama (2006, p271-272), form
interface elements adalah objek pada form yang digunakan
untuk memasukkan informasi atau melakukan tindakan.
Berikut ini adalah beberapa elemen yang biasa ada pada
tampilan layar:
Text Box
Text Box adalah tempat kosong di dalam form yang
digunakan untuk memasukkan informasi yang akan
dimasukkan ke dalam tabel atau tempat untuk
menampilkan informasi yang diambil dari tabel.
Label
Label berfungsi membantu user untuk mengetahui
informasi yang harus dimasukkan.
Look-Up Feature
Look-Up Feature biasanya ditambahkan pada text box
yang digunakan untuk memasukkan foreign key.
Command Button
Command Button digunakan untuk mengeksekusi
sebuah tindakan.
Radio Button
Radio Button digunakan user untuk memilih salah satu
dari beberapa pilihan yang disediakan.
Check Box
Check Box hampir sama dengan radio button, namun
dengan check box, user dapat memilih lebih dari satu.
Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p151)
mengatakan bahwa interface adalah fasilitas-fasilitas yang
membuat model dan fungsi sistem tersedia bagi actor.
2.1.8.11 Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p238), laporan
adalah sebuah presentasi data yang telah terformat dan
terorganisasi dengan baik.
Menurut Jones dan Rama (2006, p212), tipe-tipe
laporan terdiri dari :
1. Simple List
Yaitu laporan yang menampilkan tampilan yang
sederhana dari sebuah transaksi yang terjadi
selama periode waktu tertentu, tanpa adanya suatu
pengelompokkan.
2. Grouped Detail Report.
Yaitu laporan yang menampilkan event yang
terjadi selama periode tertentu dengan
pengelompokkan atas produk, layanan, ataupun
agent.
3. Summary Report.
Yaitu laporan yang mengelompokkan event
berdasarkan parameter yang bervariasi. Contohnya:
bulan, customer.
4. Single Entity Report.
Yaitu laporan yang memberikan detail tentang
suatu event tertentu. Contohnya: laporan faktur dan
PO (purchase order).
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut situs http://en.wikipedia.org/wiki/rumah_sakit,
Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan
kesehatan professional yang pelayanannya di sediakan oleh
dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Menurut surat keputusan menteri kesehatan RI
No.983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa Rumah Sakit
Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan sub-spesialistik.
Rumah sakit mempunyai misi untuk memberikan pelayanan
kesehatan bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas Rumah Sakit
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan, serta terdapat upaya peningkatan
dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Jenis-jenis rumah sakit terdiri dari :
a. Rumah bersalin
Rumah sakit yang khusus melayani pemeriksaan ibu hamil
yang akan melahirkan secara normal dengan bantuan bidan,
perawat atau dokter
b. Rumah sakit ibu dan anak
Rumah sakit yang khusus melayani pemeriksaan kesehatan
untuk ibu dan perawatan bayi berikut dengan proses
persalinan normal atau operasi.
c. Rumah sakit bersalin
Rumah sakit yang khusus melayani pemeriksaan ibu hamil
yang akan melahirkan secara normal maupun melalui operasi
d. Rumah sakit kanker
Rumah sakit yang khusus memberikan pelayanan, pengobatan
dan perawatan bagi penderita penyakit kanker.
e. Rumah sakit ketergantungan obat
Rumah sakit yang khusus memberikan pelayanan, pengobatan
dan perawatan penderita yang tergantung pada obat-obat
terlarang.
f. Rumah sakit mata
Rumah sakit yang khusus memberikan pelayanan, pengobatan
dan perawatan bagi penderita penyakit mata.
g. Rumah sakit khusus
Rumah sakit yang khusus memberikan pelayanan, pengobatan
dan perawatan pada satu macam penyakit.
h. Rumah sakit umum
Rumah sakit yang khusus memberikan pelayanan, pengobatan
dan perawatan bagi penderita berbagai penyakit yang
dilengkapi dengan dokter ahli dan akan melayani berbagai
pasien yang mengidap penyakit yang beraneka ragam
Untuk memenuhi kebutuhan itu Rumah Sakit umum perlu
mempunyai fungsi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan
dan asuhan keperawatan, rujukan, pendidikan dan pelatihan,
Penelitian dan pengembangan serta menyelenggarakan
administrasi umum dan keuangan. Rumah sakit setidaknya
memiliki lima fungsi :
1. Harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnanastik
dan terapeutik. Berbagai jenis spesialisasi baik bedah maupun
non-bedah, harus tersedia pelayanan inap ini meliputi
pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium dan
pelayanan diagnostik serta terapeutik lainnya.
2. Rumah Sakit harus memiliki fasilitas rawat jalan.
3. Rumah Sakit memiliki tugas untuk melakukan pendidikan dan
latihan
4. Rumah Sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran
dan kesehatan dan keberadan pasien di Rumah Sakit
merupakan modal dasar untuk penelitian ini.
5. Rumah Sakit juga mempunyai tangguing jawab untuk
program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan
bagi populasi sekitarnya.
2.2.2 Pengertian Billing System
Menurut Cambridge Advanced Learner's Dictionary
(2003, p113), Bill adalah a request for payment of money owed, or
the piece of paper on which it is written (noun); to give or send
someone a bill asking for money that they owe for a product or
service (verb). Dalam bahasa Indonesia, Bill berarti permintaan
untuk membayar sejumlah uang yang diutang, atau sebuah kertas
yang ditulis (kata benda); untuk memberi atau mengirim
seseorang sebuah permintaan tagihan untuk membayar sejumlah
uang yang diutang untuk barang atau jasa (kata kerja).
Jadi, billing system adalah suatu kesatuan yang berasal
dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan bekerjasama
dalam mencapai suatu tujuan yaitu permintaan terhadap seseorang
untuk membayar sejumlah uang yang diutang untuk barang atau
jasa. Dengan adanya billing system ini, akan membantu pemakai
untuk mengontrol dan memonitor operasionalnya.
Billing System rumah sakit adalah sebuah sistem yang
terintegrasi dengan database pasien yang berfungsi membantu
staf administrasi dalam menangani transaksi pembayaran tagihan
rumah sakit. Billing System akan memudahkan dalam
pengontrolan kegiatan administrasi keuangan Rumah Sakit.
2.2.3 Manfaat Billing System
Manfaat menggunakan Billing System adalah sebagai
berikut :
1. Set up Billing Codes
Nomor kuitansi yang dihasilkan secara otomatis oleh
sistem (autogenerate) sehingga mengurangi tingkat
kecurangan.
2. Set up recurring Charge Shedules
Dengan menggunakan billing system dapat dengan
mudah melakukan perubahan pada jadwal penagihan
iuran seperti penagihan setiap bulan, setiap
caturwulan, setiap semester atau setiap tahun.
3. Late-fee Assesment
Prosedur ini digunakan untuk mengetahui dengan
cepat pasien yang belum membnayar biaya rumah
sakit sehingga monitoring dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
4. Statements
Billing System akan mencetak beberapa jenis billing
statement yang berisi rekapitulasi mengenai
pembayaran masa lalu. Dengan ini rumah sakit dapat
mengurus tagihan rumah sakit sesuai dengan tahun
kalender.
5. Payment Method
Billing system mendukung metode akuntansi secara
tunai dengan pembayaran di muka (accrual).
2.2.4 Tahapan Billing System
Tahapan billing system adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Monitor
4. Evaluasi
2.2.5 Training untuk staff
Pembagian tugas sesuai dengan keahlian masing-masing
staf, kemudian memberikan training untuk setiap peranan. Staff
Billing yang terlatih dengan baik akan dapat melakukan
pembuatan laporan, pembuatan duplikasi dokumen, serta
mengatur tagihan-tagihan dengan teratur. Tiga jenis training yang
harus dilakukan yaitu :
Training mengenai prosedur penagihan
Pengaturan dan tatacara untuk memperlakukan
pelanggan
Keahlian teknis untuk menggunakan billing system
2.2.6 Penggunaan Elektronik
Dianjurkan untuk selalu melakukan perbandingan antara
penggunaan elektronik dalam billing system dengan billing system
manual. System manual terlihat jauh lebih murah bila
dibandingkan dengan penggunaan elektronik akan tetapi
memakan biaya dan waktu yang dapat membawa kegiatan
operasional menjadi tidak efisien.