bab 2 landasan teori 2.1. sistem informasi akuntansithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-1-00010-aksi...

44
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2006, p5), Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p3-4), Sistem Informasi adalah “the use of computer technology in an organization to provide information to users. A computer used information systems is a collection of computer hardware and software designed to transform data into useful information.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan Sistem Informasi adalah mengorganisasikan sumber daya manusia, perangkat keras dan piranti lunak komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi di mana dapat berguna bagi pihak manajemen. 2.1.2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan yang mempekerjakan sumber-sumber fisik dan komponen lain untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi dari beragam pemakai.

Upload: domien

Post on 07-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2006, p5), Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi

teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan

sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi

dalam sebuah organisasi.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p3-4), Sistem Informasi adalah “the

use of computer technology in an organization to provide information to users. A

computer used information systems is a collection of computer hardware and

software designed to transform data into useful information.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan Sistem Informasi

adalah mengorganisasikan sumber daya manusia, perangkat keras dan piranti lunak

komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi di mana dapat

berguna bagi pihak manajemen.

2.1.2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson et al. (2000, p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah

kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan yang mempekerjakan

sumber-sumber fisik dan komponen lain untuk mengubah data ekonomi ke dalam

informasi akuntansi, dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi dari beragam

pemakai.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

8

Menurut Gelinas, Sutton, Hunton (2005, p15), Sistem Informasi Akuntansi

adalah sebuah spesialisasi subsistem dari sistem informasi, tujuannya untuk

mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap

aspek keuangan dari kegiatan bisnis, di mana terintegrasi dengan sistem informasi

dan tidak dapat membedakan sebagai pemisah subsistem.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan Sistem Informasi

Akuntansi adalah spesialisasi dari subsistem dari sistem informasi dengan tujuan

untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi, demi memenuhi

kebutuhan informasi dari pemakai.

2.1.3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000, p8), tujuan dan kegunaan Sistem

Informasi Akuntansi adalah:

1. Mendukung operasional sehari-hari.

2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal.

3. Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan

jabatannya.

Sedangkan menurut pendapat Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p109),

tujuan dan kegunaan Sistem Informasi Akuntansi adalah:

1. Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi dengan biaya-biaya

klerikal seminimal mungkin dan menyediakan informasi (information value

added mechanism) bagi pihak intern untuk pengelolaan kegiatan usaha

(managers) serta para pihak terkait (stockholders/stakeholders).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

9

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem di mana sudah

ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian dan struktur informasinya.

3. Untuk menerapkan (implementasi) sistem pengendalian intern memperbaiki

kinerja dan tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban

(akuntanbilitas).

4. Menjaga atau meningkatkan perlindungan kekayaan perusahaan.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p8-9), sebuah Sistem Informasi

Akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal-hal berikut ini:

1. Meningkatkan kinerja dan menurunkan biaya dari barang dan jasa.

2. Meningkatkan efisiensi.

3. Meningkatkan pengambilan keputusan.

4. Membagi pengetahuan.

2.1.4. Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut pendapat Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p112), Sistem

Informasi Akuntansi terdiri dari dari unsur-unsur atau komponen yaitu:

1. Business Operations

Suatu organisasi melakukan berbagai aktivitas (business processes) seperti

perekrutan karyawan, pembelian barang persediaan dan penerimaan kas dari

pelanggan. Input Sistem Informasi Akuntansi disiapkan oleh bagian

operasional dan output yang digunakan untuk mengatur kegiatan operasional.

2. Transaction Processing

Transaksi yang dilakukan perusahaan lazimnya ialah penjulan, produksi,

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

10

(bila perusahaan industri) dan pembelian.

3. Management Decision Making

Informasi diharapkan memberikan dasar/kriteria/knowledge yang diperlukan

untuk bahan pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan pihak

manajemen.

4. Reporting

Dalam menyusun laporan berdasarkan sistem informasi, penyusun sistem

(system designer) harus mengetahui output yang dibutuhkan/diinginkan.

5. System Development and Operation

Sistem informasi harus dirancang, diimplementasikan dan dioperasikan

secara efektif.

6. Database

Untuk memperoleh database yang baik, perlu dipahami sungguh-sungguh

proses pengumpulan dan penyimpanan data dan juga jenis database software.

7. Technology

Dukungan TI sudah sampai pada tingkatan sedemikian rupa sehingga

prosedur operasional tradisional yang dulu dilaksanakan secara manual, kini

sudah menjadi otomatisasi.

8. Controls

Dalam menyusun sistem pengendalian intern harus dipertimbangkan

tingkatan kompleksitas Sistem Informasi serta perkembangan teknologi.

9. Interpersonal/Communication Skill

Untuk mempresentasikan hasil kerja secara efektif, sistem desainer harus

memiliki kemampuan komunikasi yang baik secara lisan mau pun tulisan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

11

10. Accounting and Auditing Princples

Untuk menyusun dan mengoperasikan Sistem Informasi Akuntansi, seorang

akuntan harus mengetahui prosedur akuntansi dan memahami audit terhadap

sistem informasi.

2.1.5. Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem

Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006, p30), siklus pemrosesan

transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan

dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga

penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi kedalam

lima subsistem yaitu:

1. Revenue Cycle (Siklus Pendapatan), yang terdiri dari transaksi pembelian dan

penerimaan kas.

2. Expenditure Cycle (Siklus Pengeluaran), yang terdiri dari peristiwa

pembelian dan pengeluaran kas.

3. Human Resource/Payroll Cycle (Siklus Sumber Daya Manusia), terdiri dari

peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga

kerja.

4. Production Cycle (Siklus Produksi), terdiri dari peristiwa yang berhubungan

dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa siap dipasarkan.

5. Financing Cycle (Siklus Keuangan Perusahaan), terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

12

2.2. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha

2.2.1. Pengertian Penjualan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004, PSAK no.23.1), Penjualan

barang meliputi barang diproduksi atau dibeli perusahaan untuk dijual, sedangkan

penjualan jasa menyangkut pelaksanaan tugas secara kontraktual yang telah

disepakati oleh perusahaan untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. Jasa

tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau lebih dari satu periode.

Menurut Gelinas, Sutton, Hunton (2005, p350), proses penjualan adalah

pertimbangan sebuah struktur interaksi dari people, peralatan, metode-metode, dan

kendali-kendali yang didesain untuk memperoleh tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan penjualan adalah

barang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang dibeli untuk dijual kembali

pada pelanggan yang akan dibebankan sejumlah tertentu berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan demi mencapai tujuan tertentu.

2.2.2. Tujuan/Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000,p416), tujuan sistem informasi

akuntansi penjualan adalah:

1. Mencatat order penjualan secara akurat dan cepat.

2. Mengidentifikasi pelanggan yang layak mendapat kredit.

3. Mengirimkan produk atau melakukan pelayanan pada waktu yang tepat.

4. Menagih piutang ke pelanggan pada waktunya.

5. Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara cepat dan akurat.

6. Melakukan posting penjualan dan penerimaan kas ke account yang

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

13

berhubungan ke dalam buku besar piutang.

7. Mengamankan produk sampai pengiriman.

8. Mengamankan kas sampai dideposit.

2.2.3. Dokumen-Dokumen yang Berhubungan dengan Sistem Penjualan

Menurut Wilkinson et al. (2000, p419) dokumen yang di input dalam

aplikasi sistem penjualan adalah:

1. Customer order

Adalah purchase order diterima dari pelanggan atau form yang dipersiapkan

oleh karyawan penjualan dari perusahaan penjual.

2. Sales order

Adalah form formal memiliki banyak copy yang disiapkan dari customer order.

3. Picking list

Adalah copy dari sales order, dokumen terpisah dikirim ke gudang dan dalam

pengambilan barang yang dipesan.

4. Packing slip

Adalah copy dari sales order atau picking list yang ditempelkan bersama

barang ketika dipersipakan untuk pengiriman.

5. Shipping notice

Biasanya merupakan copy dari sales order atau dokumen pengiriman terpisah

yang berfungsi sebagi bukti bahwa barang telah dikirimkan.

6. Sales invoice

Adalah dokumen yang dikirimkan ke pelanggan untuk menyatakan berapa

jumlah penjualan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

14

7. Remitance advice

Adalah dokumen yang menunjukkan jumlah penerimaan kas dari pelanggan.

8. Deposit slip

Adalah dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank.

9. Back order

Adalah dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan tidak

mencukupi sales order.

10. Credit memo

Adalah dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk

pengembalian penjualan/penyisihan penjualan.

11. Credit application

Adalah sebuah form dipersiapkan ketika pelanggan baru mengajukan kredit.

12. Sales person call report

Adalah form yang dibuat oleh sales person pada pelanggan potensial guna

untuk menggambarkan panggilan, dan mengidentifikasi hasil panggilan

tersebut.

13. Delinquent notice

Adalah catatan dikirimkan pada pelanggan yang melewati batas saldo kredit.

14. Write-off notice

Adalah dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika account

dinyatakan tidak dapat ditagih.

15. Cash register receipt

Adalah form digunakan oleh retailer untuk mencerminkan kas yang diterima.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

15

16. Bill of Lading

Adalah dokumen pengiriman digunakan untuk delivery company yang akan

mengirimkan produk.

2.2.4. File/Catatan yang Digunakan dalam Aplikasi Sistem Penjualan

Menurut Wilkinson et al. (2000, p444) file atau catatan yang digunakan

dalam aplikasi sistem penjualan adalah:

1. File Master: Master Pelanggan, Persediaan, Piutang.

2. File Transaksi: File Sales Order, Shipping, Sales Invoice, Billing, General

Ledger.

3. File Reference: Shipping Reference, Pricing Reference, Sales History.

4. Jurnal Memo Kredit, Jurnal Penerimaan Kas, Buku Besar Pembantu Piutang.

2.2.5. Fungsi-fungsi yang Terkait

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p265-268, p321), dapat disimpulkan

bahwa fungsi yang terkait dalam siklus penjualan meliputi:

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini antara lain bertugas menerima pesanan pelanggan, meminta otorisasi

kredit, mengisi faktur penjualan tunai, serta menentukan tanggal dan tujuan

pengiriman.

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini antara lain bertugas meneliti status kredit pelanggan dan memberikan

otorisasi kredit pada pelanggan.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

16

3. Fungsi Gudang

Fungsi ini antara lain bertugas menyimpan dan menyiapkan barang yang

dipesan pelanggan.

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini antara lain bertugas menyerahkan barang atas dasar surat pesanan

penjualan yang diterimanya dari fungsi penjualan.

5. Fungsi Penagihan

Fungsi ini antara lain bertugas melakukan verifikasi pesanan berdasarkan

dokumen-dokumen pesanan yang diterimanya kemudian membuat dan

mengirimkan faktur pada pelanggan.

6. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini antara lain bertugas membuat pencatatan transaksi penjualan,

piutang, serta penerimaan kas secara periodik.

7. Fungsi Kas

Fungsi ini antara lain bertugas sebagai penerima kas dari hasil penjualan untuk

diteruskan ke bank.

8. Fungsi Pemeriksa atau Audit Internal

Fungsi ini antara lain bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan

kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik, serta bertanggung jawab

dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas

terhadap fungsi akuntansi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

17

2.2.6. Prosedur-prosedur dalam Siklus Penjualan

Pada gambar di bawah ini akan menjelaskan mengenai siklus penjualan.

Menurut pendapat Wilkinson et al. (200, p422), prosedur penjualan meliputi tiga

proses yaitu:

Customer

1.0Receive andenter sales

order

2.0Ship goods to

customer

3.0Bill

customer

4.0prepare accounting

analysesand reports

Accountants,managers, and

director

order

Acknowledgment

Approved order

Shippingdocument

Analyses and reports

Salesdata

Customer

Sales invoice

Customer data

Order data

Credit data

Inventory data

Saleshistory

Request for check

Credit approval

Ordered product nos..,quantity on hand,

wharehouse.locations

Open order

Customer numberand other data

Shippingdata

Inventorydata

Shipped goods(with packing slip)

Rates,routing,carrier

shippedquantities

Billedquantities

Pricingdata

Orderdata

Quantities ordered

Open invoice

Product prices

Salessummaries

Salesdata

Receivabledata

Customerdata

General ledgeraccount data

Accountant balances

Amount of sale

Address, terms, etc

Invoiced amount

Gambar 2.1 Data Flow Diagram Siklus Penjualan dan Piutang

(Sumber: Wilkinson et al.)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

18

1. Order Entry

Setiap pesanan dari pelanggan dimasukkan ke dalam sebuah form penjualan

berdasarkan order atau pesanan dari telepon oleh pelanggan. Langkah awal

yang dilakukan dalam memasukkan pesanan adalah pengecekan apakah jumlah

barang dipesan sudah tersedia. Apabila jumlah barang ada tidak mencukupi,

dilakukan proses back order dengan form back order tersebut dikirim pada

pemasok terpilih untuk memesan barang dibutuhkan. Kemudian dilakukan

pengecekan status kredit pelanggan. Apabila semua kebijakan kredit telah

terpenuhi maka dibuat customer order acknowledgment dan picking list bagian

gudang.

2. Shipping

Apabila barang yang dipesan telah disiapkan oleh bagian gudang, maka proses

selanjutnya adalah pengiriman. Dalam pengiriman barang, perlu diperhatikan

beberapa dokumen pengapalan seperti packing slip, bill of lading, dan shipping

notice.

3. Billing

Setelah shipping notice diterima, pada hari itu juga, (1) dibuat sales invoice, (2)

pendebetan piutang pelanggan di mana sejumlah tertagih, (3) jumlah

persediaan berkurang sejumlah barang yang telah dikirim, (4) sales order

ditutup ke sales history file, (5) record baru dibuat dalam sales invoice file, (6)

jumlah penjualan dan piutang diposting ke buku besar bersangkutan. Sales

invoice akan dibuat dan dikirim pada pelanggan sebagai tagihan atau piutang.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

19

2.2.7. Sasaran dari Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut Wilkinson et al. (2000, p469) sasaran utama dari sistem penjualan

untuk memfasilitasi pertukaran barang atau jasa dengan sejumlah uang tertentu

dari pelanggan. Berikut ini sasaran secara umum:

1. Untuk mencatat pesanan pelanggan secara cepat dan tepat.

2. Untuk melakukan verifikasi bahwa pelanggan layak mendapatkan kredit.

3. Untuk mengirimkan produk pada tanggal telah disetujui.

4. Untuk melakukan penagihan atas produk atau jasa secara tepat waktu dengan

prosedur benar.

5. Untuk mencatat dan mengklarifikasikan penerimaan kas secara cepat dan tepat.

6. Untuk posting penjualan dan penerimaan kas ke account pelanggan yang tepat

dalam jurnal khusus penjualan dan penerimaan kas.

7. Untuk mengamankan produk sampai dikirim.

8. Untuk mengamankan kas sampai disetor.

2.2.8. Laporan yang Diperlukan pada Akhir Periode dalam Sistem Informasi

Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha

Menurut Wilkinson et al. (2000, p428) laporan yang diperlukan pada akhir

periode adalah:

1. Laporan Penjualan

Adalah laporan yang berisikan ringkasan dari transaksi penjualan dalam satu

periode.

2. Laporan Penerimaan Kas

Adalah laporan di mana berisikan ringkasan penerimaan kas atas berbagai

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

20

transaksi yang terjadi dalam satu periode.

3. Accounts Receivable Summary

Adalah ringkasan dari perubahan saldo piutang dari masing-masing pelanggan

dalam satu periode.

4. Accounts Receivable Aging Schedule

Adalah ringkasan analisis umur piutang dari masing-masing pelanggan yang

berguna untuk proses penagihan.

2.3. Periklanan

2.3.1. Definisi

Menurut Lee dan Johnson (2007, p3), periklanan adalah komunikasi

komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang

ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti

televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar

ruang, atau kendaraan umum.

2.3.2. Klasifikasi Periklanan

Menurut Lee dan Johnson (2007, p4), periklanan diklasifikasikan menjadi

beberapa jenis sebagai berikut:

1. Periklanan Produk

Porsi pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produk: presentasi dan

promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada dan produk-produk hasil

revisi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

21

2. Periklanan Eceran

Periklanan eceran bersifat lokal dan berfokus pada toko, tempat di mana

beragam produk dapat dibeli atau di mana satu jasa ditawarkan. Periklanan

eceran memberikan tekanan pada harga, kertsediaan, lokasi, dan jam-jam

operasi.

3. Periklanan Korporasi

Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk

mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.

4. Periklanan Bisnis-ke-Bisnis

Istilah ini berkaitan dengan periklana yang ditujukan kepada para pelaku

industri (ban yang diiklankan kepada manufaktur mobil), para pedagang

perantara (pedagang partai besar dan pengecer), serta para profesional (seperti

pengacara dan akuntan).

5. Periklanan Politik

Periklanan politik sering kali digunakan para politisi untuk membujuk orang

untuk memilih mereka; dan karenanya, iklan jenis ini merupakan bagian penting

dari proses politik di negara-negara demokrasi yang memperbolehkan iklan para

kandidat.

6. Periklanan Direktori

Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah

produk atau jasa.

7. Periklanan Respon Langsung

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara pengiklan

dan konsumen.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

22

8. Periklanan Layanan Masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk beroperasi demi kepentingan

masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

9. Periklanan Advokasi

Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan

kalrifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.

2.3.3. Fungsi-Fungsi Periklanan

Menurut Lee dan Johnson (2007, p4), fungsi-fungsi periklanan sebagai

berikut:

1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; ia mengkomunikasikan

informasi produk, ciri-ciri, dan alokasi penjualannya. Ia memberitahu

konsumen tentang produk-produk baru.

2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”; ia mencoba membujuk

para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap

mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”; terus-menerus

mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan

tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek

pesaingnya.

2.4. Pengendalian Internal

2.4.1. Pengertian

Menurut Gelinas, Sutton, Hunton (2005, p237) pengendalian internal

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

23

adalah sebuah sistem dari elemen-elemen terintegrasi, bertindak bersama-sama

untuk menindaklanjuti jaminan yang layak untuk sebuah hasil dari organisasi atas

tujuan proses bisnis.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p195), pengendalian internal adalah

perencanaan organisasi dan metode sebuah bisnis guna untuk mengamankan dan

melindungi aset, menyediakan informasi secara akurat dan andal, meningkatkan

efektivitas dan efisiensi operasi dan mendukung ketaatan terhadap kebijakan

manajemen yang berlaku.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa

pengendalian internal adalah suatu pengendalian terdiri dari beberapa elemen-

elemen yang berpengaruh pada manajemen dalam melindungi kekayaan

perusahaan, mengecek keakuratan dan keandalan data, dan diperoleh informasi

keuangan, dan memastikan segala kebijakan dan peraturan perusahaan dipatuhi

demi mencapai tujuan dari proses bisnis.

2.4.2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p144), tujuan dari pengendalian

internal adalah untuk melindungi harta milik perusahaan, memeriksa kecermatan

dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong

ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan:

1. Menyajikan data yang dapat dipercaya.

2. Mengamankan aktiva dan pembukuan.

3. Meningkatkan efisiensi operasional.

4. Mendorong pelaksanaan kebijaksanaan yang ada.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

24

2.4.3. Komponen-komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p196) berdasarkan Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), terdapat lima

komponen yang saling berhubungan dalam sistem pengendalian internal sebagai

berikut:

1. Control Environment

Inti dari semua bisnis adalah orangnya – sifat masing-masing individu,

termasuk integritas, nilai etika, dan kemampuan dan lingkungan yang dapat

beroperasi. Itu adalah alat yang mengendalikan organisasi dan merupakan

dasar dari segala sesuatu.

2. Control Activities

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan dijalankan untuk

membantu meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen

untuk menanggulangi risiko dan mencapai tujuan organisasi terlihat efektif.

3. Risk Assessment

Perusahaan harus berhati-hati terhadap risiko yang dihadapi. Perusahaan harus

membentuk suatu tujuan, yang digabungkan dengan penjualan, produksi,

pemasaran, keuangan, dan aktivitas lainnya, sehingga perusahaan dapat

beroperasi secara baik. Perusahaan juga harus menyusun sebuah mekanisme

untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengatur risiko-risiko yang

berhubungan dengan setiap bagian.

4. Information and Communication

Yang mengelilingi aktivitas pengendalian adalah sistem informasi dan

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

25

komunikasi, serta memungkinkan orang-orang dari perusahaan menerima dan

saling bertukar informasi - dibutuhkan untuk memimpin, mengatur, dan

mengontrol operasi di mana telah tersedia.

5. Monitoring

Keseluruhan proses harus diawasi dan melakukan perubahan bila diperlukan.

Cara lainnya adalah sistem dapat bereaksi dengan lebih dinamis, berubah

sesuai kondisi yang ada.

2.4.4. Sistem Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut Wilkinson et al. (2000, p448), risiko dari Sistem Informasi

Akuntansi adalah terjadinya lapping pada saaat pencatatan piutang. Lapping

merupakan satu bentuk penyalahgunaan dana hasil penagihan dari pelanggan dan

keterlambatan pencatatan atau pemasukkan untuk pelunasan piutang usaha.

Sedangkan tujuan dari sistem pengendalian internal pada siklus penjualan adalah

tercapainya suatu sistem pengendalian yang dapat diandalkan. Berikut ini adalah

berapa hal penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengendalian internal

siklus akuntansi:

1. Semua pelanggan yang diberikan kredit harus memenuhi syarat.

2. Semua barang yang dijual dan telah dikirim atau telah memakai jasa, maka

harus dicatat pada tanggal terjadinya.

3. Semua barang yang dikirim harus telah diotorisasi dan ditagih secara akurat

sesuai dengan periode akuntansi.

4. Semua retur penjualan dan discount/pengurangan harus diotorisasi dan dicatat

secara akurat dan berdasarkan retur barang yang sesungguhnya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

26

5. Semua penerimaan kas dicatat dengan lengkap dan akurat.

6. Semua transaksi penjualan kredit dan penerimaan kas di posting ke sesuai

account pelanggan ke dalam jurnal piutang.

7. Semua pencatatan akuntansi, persediaan barang dan kas terjamin

keandalannya.

2.5. Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek

2.5.1. Pengertian Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek

Menurut Whitten, Bently, Ditmann (2001, p97), object-oriented analysis

dan design (OOA&D) berusaha untuk menggabungkan data dan proses menjadi

suatu gagasan tunggal yang disebut objects. OOA&D memperkenalkan objects

diagrams yang mendokumentasikan sistem dipandang dari segi objek dan

interaksinya.

Menurut Mathiassen et al (2000, p4), “Objek adalah kesatuan dengan

identity, state dan behaviour.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan metode analisis dan desain berorientasi objek adalah panggabungan

data dan proses menjadi suatu gagasan tunggal atau yang dikenal dengan objek.

2.5.2. Rich Picture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p26), rich picture adalah sebuah

gambaran formal digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan

pemahaman user terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich

picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi

komunikasi baik antara pengguna dalam sistem.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

27

Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut,

ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan di

mana melihat bagaimana perusahaan tersebut beroperasi, berbicara dengan banyak

orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan

mungkin melakukan beberapa wawancara formal.

2.5.3. System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p37), system definition adalah deskripsi

ringkas dari sistem terkomputerisasi yang diekspresikan dalam bahasa natural.

Tujuan system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan

dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan mengklarifikasikan interpretasi,

kemungkinan dan konsekuensi dari beberapa solusi alternatif secara sistematis.

Saran yang dapat membantu dalam membuat system definition berguna:

1. Menggunakan general term dan memfokuskan pada emergent properties.

2. Memfokuskan ide dari pada mendeskripsikan situasi saat itu.

3. Membuat definisi yang ringkas dan tepat.

4. Bereksperimen dengan beberapa system definition.

5. Melaju pada jalan berpikir diluar kebiasaan.

6. Menggunakan proses seleksi untuk menemukan tambahan properti yang

relevan.

2.5.4. FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen et al. (2000, p39), FACTOR Criterion terdiri dari

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

28

enam elemen:

1. Functionality

Fungsi-fungsi sistem yang mendukung tugas application domain.

2. Application Domain

Bagian-bagian dalam organisasi yang melakukan administrasi, memonitor, atau

mengendalikan sebuah problem domain.

3. Conditions

Kondisi-kondisi yang di bawah sistem akan dikembangkan dan digunakan.

4. Technology

Teknologi guna untuk mengembangkan sistem yang akan dijalankan.

5. Objects

Objek-objek utama dari problem domain.

6. Responsibility

Tanggung jawab keseluruhan sistem yang berkaitan dengan konteksnya.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p40), FACTOR Criterion dapat digunakan

dalam dua cara. Pertama, dapat digunakan mendukung pengembangan system

definition, dengan seksama mempertimbangkan masing-masing dari keenam

elemen yang seharusnya diformulasikan. Atau kedua, dapat memulai system

definition dengan cara mendeskripsikan sistem dan menggunakan kriteria tersebut

untuk dapat melihat bagaimana kemampuan sistem mendefinisikan keenam faktor

tersebut. Secara prinsip tergantung pada permulaan kerjanya.

2.5.5. Analisis Problem Domain

Menurut Mathiassen et al. (2000, p45), problem domain adalah bagian

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

29

konteks yang diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem

domain memfokuskan pada informasi, di mana harus ditangani oleh sistem dan

menghasilkan sebuah model berupa gambaran dari class, objek, struktur dan

perilaku (behaviour) yang ada dalam problem domain.

Analisis problem domain dibagi menjadi tiga kegiatan seperti tampak pada

tabel di bawah ini:

Kegiatan Isi Konsep

Class Objek dan event yang mana merupakan bagian dari problem domain? Class, objek, event

Structure Bagaimana class dan objek saling terkait satu sama lain secara konseptual?

Generalisasi, agregasi, asosiasi, dan cluster

Behaviour

Properti dinamik mana yang dimiliki oleh objek?

Event trace, behavioural pattern, dan atribut

Tabel 2.1 Kerangka Analisis Problem Domain(Sumber: Lars Mathiassen)

2.5.5.1. Class

Menurut Mathiassen et al. (2000, p49), class adalah sekumpulan objek

yang membagikan struktur, behavioral pattern, dan atribut. Kegiatan class

merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa tugas

utama dalam kegiatan ini, yaitu: abstraksi fenomena dari problem domain dalam

objek dan event; klasifikasi objek dan event; seleksi class dan event yang akan

dipelihara informasinya oleh sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p51), object adalah sebuah entitas yang

memiliki identitas, status, dan perlaku (behavior). Event adalah kejadian secara

terus menerus yang melibatkan satu atau lebih objek.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

30

Pemilihan class tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi

problem domain. Sementara pemilihan kumpulan event yang dialami atau

dilakukan oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas

dalam problem domain.

Kegiatan class akan menghasilkan sebuah Event Tabel. Seperti terlihat

pada contoh tabel di bawah.

Event ClassCustomer Assistant Apprentice Appointment Plan

Reserved √ √ √ √Cancelled √ √ √Treated √ √

Employed √ √Resigned √ √Graduated √

Agreed √ √ √

Tabel 2.2 Contoh Event Table(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada table di atas, dimensi horizontal berisi class-class terpilih dan vertikal

berisi event-event terpilih. Sebuah tanda cek digunakan untuk mengindikasikan

objek-objek dari class yang berhubungan dalam event tertentu.

Evaluate and seleectsystematically

Find candidates for eventsFind Candidatesfor classes

Event TableEvent Table

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

31

Gambar 2.2 Subactivity dalam Pemilihan Class dan Event Problem Domain

(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada gambar di atas ini, dimulai dengan mengidentifikasi, objek, dan

kemudian melakukan abstraksi dan klasifikasi, mengembangkan susunan class

yang relevan dan potensial untuk model problem domain. Dalam aktivitas secara

paralel, di identifikasi dan dikembangkan serupa dengan beberapa event.

Kemudian secara sistematik dievaluasi banyak kandidat dan memilih beberapa

class dan event yang relatif meliputi model problem domain. Pada akhirnya

menaruh event ke class.

2.5.5.2. Structure

Menurut Mathiassen et al. (2000, p69) kegiatan kedua dalam analisis

problem-domain ini bertujuan untuk mencari hubungan struktural yang abstrak dan

umum antara class-class serta mencari hubungan konkrit dan spesifik antara objek-

objek dalam problem-domain.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p72-77) objected-oriented structure bisa

dibagi menjadi:

1. Structure antara class, terdiri dari:

a. Generalization adalah hubungan antara dua atau lebih class yang lebih spesialisasi

(sub kelas) dengan sebuah class lebih umum (super kelas). Hubungan spesialisasi

tersebut dapat dinyatakan dengan rumus “is-a”.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

32

Passenger Car

Private CarTaxi

Gambar 2.3 Generalization Structure

(Sumber: Lars Mathiassen)

b. Cluster adalah kumpulan class yang saling berkaitan. Cluster digambarkan dengan

notasi file folder yang mencakup class-class di dalamnya. Class dalam cluster

sama dihubungkan dengan generalization atau pun aggregation, sedangkan class

yang berada pada cluster berbeda dihubungkan dengan association.

Car

Passenger CarEngine

CarCylinder

Clerk

Owner

1*

1*

Gambar 2.4 Cluster Structure

(Sumber: Lars Mathiassen)

<<cluster>>Cars

<<cluster>>People

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

33

2. Stucture antara objek, terdiri dari:

a. Aggregation adalah objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah objek

inferior (bagian). Hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus “has-a” atau “is-

part-of”.

Car

W heelBody

Car Cylinder

1

1

12..*

Engine

1

4..*

1

1

11..*

Gambar 2.5 Aggregation Structure

(Sumber: Lars Mathiassen)

Whole-Part merupakan penjumlahan dari objek inferior, jika objek inferior

tersebut ditambah atau dihilangkan, akan mengubah total objek superior.

Container-Content adalah container untuk objek inferior. Objek superior tidak

akan berubah jika terjadi penambahan atau penghapusan objek inferior.

Union-Member merupakan kesatuan dari anggota-anggota (objek inferior). Objek

superior tidak akan berubah jika terjadi penambahan atau penghapusan objek

inferior, namun tetap memiliki batasan.

b. Association adalah hubungan antara sejumlah objek di mana memiliki arti dan

yang saling berhubungan tersebut bukan merupakan bagian dari objek lainnya.

Car Person0..* 1..*

Gambar 2.6 Association Structure

(Sumber: Lars Mathiassen)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

34

Hasil dari kegiatan struktur ini adalah class diagram, yakni ringkasan

model problem-domain yang jelas dengan menggambarkan semua struktur

hubungan statik antar class dan objek dalam model dari sistem berubah-ubah.

2.5.5.3. Behaviour

Menurut Mathiassen et al. (2000, p89-93) kegiatan behaviour adalah

kegiatan terakhir pada analisis problem domain di mana bertujuan untuk

memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem

sepanjang waktu. Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola

perilaku (behavioral pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini

adalah statechart diagram yang dapat dilihat:

Open

-name-address-balance

Customer

/ account opened

/ account closed

/ amount deposited

/ amount withdrawn

Gambar 2.7 Contoh “State Chart”

(Sumber: Lars Mathiassen)

Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan event-event (event trace)

yang harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Sebagai

contohnya adalah kelas “pelanggan” harus melalui event trace: account opened –

amount deposited – amount withdrawn – amount deposited – account closed

sepanjang masa hidupnya.

Tiga jenis notasi untuk behavioral pattern yaitu:

1. Sequence, di mana event muncul satu per satu secara berurutan.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

35

2. Selection adalah pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul.

3. Iteration adalah sebuah event yang muncul sebanyak nol atau beberapa kali.

2.5.6. Analisis Application Domain

Menurut Mathiassen et al. (2000, p115), application domain adalah

organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain.

Analisis application domain memfokuskan pada bagaimana target sistem akan

digunakan dengan menentukan kebutuhan function dan antar muka sistem.

Analisis application-domain memiliki tiga kegiatan yaitu:

Kegiatan Isi Konsep

UsageBagaimana sistem berinteraksi dengan orang lain dan dengan sistem lain dalam konteks?

Use case dan actor

Function Bagaimana kemampuan sistem dalam memproses informasi? Function

Interfaces Apa kebutuhan antar muka dari sistem target?

Interface, user interface, dan sistem interface

Tabel 2.3 Kerangka Analisis Application Domain

(Sumber: Lars Mathiassen)

Berikut ini merupakan jalur kegiatan dalam analisis application-domain:

F u n c t i o n s

I n t e r f a c e s

U s a g e

Sy s t e m D e f i n i t i o n

R e q u i r e me n t s

Gambar 2.8 Application-Domain Analysis

(Sumber: Lars Mathiassen)

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

36

Pada gambar di atas, dimulai dengan mendefinisikan sistem yang

dibutuhkan oleh user. Dalam hal ini, kerja sama antara pengembang dan pengguna

sangat dibutuhkan. Ketentuan yang dibutuhkan pada usage, functions, dan

interface harus dievaluasikan. Pada akhir dari kegiatan analisis ini menghasilkan

prasyarat-prasyarat yang dibutuhkan untuk mendefinisi sistem.

2.5.6.1. Usage

Menurut Mathiassen et al. (2000, p119), kegiatan usage merupakan

kegiatan pertama dalam analisis applicatin domain bertujuan untuk menentukan

bagaimana aktor-aktor merupakan pengguna atau sistem lain berinterkasi dengan

sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam

use case. Adapun use case dapat dimulai oleh aktor atau oleh sistem target. Hasil

dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan

aktor yang ada.

Menurut Dennis dan Wixom (2003), cara untuk mengidentifikasi aktor

adalah dengan mengetahui alasan aktor menggunakan sistem.

Aktor dapat digambarkan dalam spesifikasi aktor yang memiliki tiga

bagian yaitu: tujuan, karakteristik, dan contoh dari aktor tersebut. Tujuan

merupakan peran dari aktor dalam sistem target. Sementara karakteristik

menggambarkan aspek-aspek yang penting dari aktor.

Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case, di

mana use case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai dengan

keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut atau

dengan diagram statechart, karena use case adalah sebuah fenomena dinamik.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

37

Manurut Bennett, McRobb, Farmer (2002), mengungkapkan use case

diagram mempunyai dua jenis hubungan (relationship) yaitu: extend dan include.

Hubungan extend digunakan ketika ingin menunjukkan bahwa sebuah use case

menyediakan fungsi tambahan yang mungkin digunakan oleh use case lain.

Sedangkan hubungan include berguna ketika sering kali terdapat urutan behaviour

digunakan oleh sejumlah use case dan ingin dihindari pengkopian deskripsi sama

ke setiap use case yang akan menggunakan perilaku tersebut.

Manurut Bennett, McRobb, Farmer (2002), sequence diagram membantu

kebutuhan seorang analisis dalam mengidentifikasi rincian dari kegiatan yang

dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada suatu

sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah

kemungkinan sequence diagram, dapat lebih atau kurang memenuhi kebutuhan

dari use case.

Menurut Whitten, Bently, Ditmann (2001), sequence menggambarkan

bagaimana pesan atau message dikirim dan diterima antar objek dalam sequence

tertentu.

2.5.6.2. Function

Menurut Mathiassen (2000, p137) kegiatan function merupakan kegiatan

kedua dalam analisis application domain. Function memfokuskan pada bagaimana

cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan pekerjaannya.

Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem

memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar fungsi untuk

merinci fungsi-fungsi yang kompleks. Daftar fungsi harus lengkap, menyatakan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

38

kebutuhan kolektif dari pelanggan dan aktor dan harus konsisten dengan use case.

Function memiliki empat tipe yang berbeda yaitu:

1. Update, fungsi yang diaktifkan dengan event problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam model state tersebut.

2. Signal, fungsi di mana diaktifkan dengan perubahan keadaan dari model yang

dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan bagi

aktor di application domain, atau intervensi langsung di problem domain.

3. Read, fungsi yang diaktifkan dengan kebutuhan akan informasi dalam

pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian di mana

berhubungan dengan model.

4. Compute, fungsi yang diaktifkan dengan kebutuhan akan informasi dalam

pekerjaan aktor dan berisi perhitungan di mana melibatkan informasi dan

disediakan oleh aktor atau model. Hasil dari function ini adalah tampilan dari

komputasi.

Cara untuk mengidentifikasikan function adalah dengan melihat deskripsi

problem domain ditampilkan oleh class dan event, dan melihat deskripsi

application domain yang ditampilkan dalam use case. Class dapat menyebabkan

munculnya function baca dan update. Event memungkinkan munculnya kebutuhan

terhadap function update. Sementara use case dapat menyebabkan munculnya

semua jenis function.

2.5.6.3. Interface

Menurut Mathiassen (2000) interface digunakan oleh aktor untuk

berinteraksi dengan sistem. Kegiatan interface memiliki tiga konsep yaitu:

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

39

1. Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi-fungsi dapat

digunakan oleh aktor.

2. User Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan pengguna dengan

sistem.

3. System Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan sistem satu dengan

sistem lain.

Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan

dan pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user interface ditentukan oleh

kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung

dengan siapa yang menggunakan dan situasi pada saat sistem tersebut digunakan.

Oleh sebab itu, usability bukan sebuah ukuran yang pasti dan objektif.

Terdapat empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan user

interface yaitu:

1. Menu-selection yang menampilkan pilihan-pilihan menu dalam user

interface.

2. Form fill in yang merupakan pola klasik untuk memasukkan data

berdasarkan terminal karakter.

3. Command-language yang berguna bagi pengguna untuk memasukkan dan

mengaktifkan format perintah sendiri.

4. Direct manipulation di mana pengguna memilih objek dan melaksanakan

fungsi-fungsi atas objek dan melihat hasil dari interaksi diri.

Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan

analisis lainnya, yaitu model problem domain, kebutuhan functional dan use case.

Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen user interface dan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

40

system interface yang lengkap, di mana kelengkapan menunjukkan pemenuhan

kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa form presentasi dan

dialogue style, diagram window terpilih, dan diagram navigasi. Sedangkan hasil

dari system interface berupa class diagram untuk peralatan dan protocol ekternal

untuk berinteraksi dengan sistem yang lain.

2.5.7. Architecture Design

Menurut Mathiassen et al. (2000), keberhasilan suatu sistem ditentukan

oleh kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan

fungsi sistem tersebut dan memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur juga

berfungsi sebagai kerangka untuk kegiatan pengembangan yang selanjutnya.

Sebuah arsitektur di mana tidak jelas akan menghasilkan banyak pekerjaan yang

sia-sia. Rancangan arsitektural memiliki tiga aktivitas yaitu:

Kegiatan Isi Konsep

Kriteria Kondisi dan kriteria apa untuk perancangan? Criterion

Komponen Bagaimana struktur sistem menjadi komponen-komponen? Arsitektur komponen

Proses Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasikan? Arsitektur proses

Tabel 2.4 Kerangka Architecture Design

(Sumber: Lars Mathiassen)

2.5.7.1. Criteria

Karena tidak ada cara-cara tertentu atau mudah untuk menghasilkan suatu

desain yang baik, banyak perusahaan menciptakan suatu standard dan prosedur

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

41

untuk memberikan jaminan terhadap kualitas sistem. Di sinilah kegiatan kriteria

dapat membantu dengan menetapkan prioritas desain untuk setiap proyek tertentu.

Menurut Mathiassen (2000, p177-179) sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri-

ciri yaitu:

1. Tidak memiliki kelemahan.

Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas

berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan prioritas

dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan perancangan. Beberapa

kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain berorientasi objek

tampak seperti di bawah ini:

Criterion Ukuran dari

Usable Adaptasi sistem dengan organisasi, bekerja saling berhubungan, dan konteks teknikal.

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas.

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.

Correct Pemenuhan dari kebutuhan.

Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi.

Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fungsi diinginkan.

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk.

Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem.

Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain yang berhubungan.

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda.

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain.

Tabel 2.5 Kriteria Umum(Sumber: Lars Mathiassen)

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

42

2. Menyeimbangkan beberapa kriteria.

Konflik sering terjadi antar kriteria, oleh sebab itu digunakan pmilihan pada

kriteria mana yang akan diutamakan. Cara untuk menyeimbangkan dengan

kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.

3. Usable, flexible, dan comprehensible.

Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek

pengembangan sistem.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p184) untuk menciptakan sebuah

rancangan yang baik diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari

setiap proyek di mana dapat mempengaruhi kegiatan perancangan yaitu:

1. Technical, terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan

sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan

penggabungan pola-pola umum dan komponen telah ada terhadap arsitektur

dan kemungkinan pembelian komponen standard.

2. Organizational, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana

untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.

3. Human, terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang di mana

terlibat kegiatan pengembangan dengan sistem serupa dan platform teknis yang

akan dirancang.

2.5.7.2. Component Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p190) component architecture adalah

sebuah struktur sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.

Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti,

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

43

menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini

dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem.

Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur:

1. Layered-Architecture Pattern

Merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Contoh dari pola ini

adalah model OSI yang sudah menjadi ISO untuk model jaringan.

Gambar 2.9 Layered Architecture Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen dibentuk menjadi

lapisan-lapisan di mana lapisan berada di atas bergantung ke pada lapisan di

bawahnya. Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi

lapisan di atasnya.

2. Generic-Architecture Pattern

Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar terdiri dari komponen interface,

finction, dan model. Di mana komponen model terletak pada lapisan yang

paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer, dan paling atasnya

<<component>>Layer i+1

<<component>>Layer i

<<component>>Layer i-1

Upwards Interface

Downwards Interface

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

44

komponen interface.

Gambar 2.10 Generic Architecture Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

Pada model arsitektur ini, komponen model terletak pada lapisan yang paling

bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer, dan paling atasnya

komponen interface.

3. Client-Server Architecture Pattern

Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah sistem terdistribusi

di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis. Komponen pada

arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab server

adalah untuk menyediakan database dan resource yang dapat disebarkan

<<component>>Interface

<<component>>User Interface

<<component>>System Interface

<<component>>Interface

<<component>>UIS

<<component>>NS

<<component>>Function

<<component>>Model

<<component>>DBS

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

45

kepada client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab

untuk menyediakan interface lokal untuk setiap penggunanya. Identifikasi

komponen, didalam perancangan sistem atau subsistem, umumnya diawali

dengan layer architecture dan client server architecture di mana keduanya

merupakan dua layer yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

Gambar 2.11 Client-Server Architecture Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

Berikut adalah tabel jenis form distribusi pada arsitektur client-server:

Tabel 2.6 Jenis Arsitektur Client-Server

(Sumber: Lars Mathiassen)

Beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server di mana U (User

Interface), F (Function), M (Model) menghasilkan lima karakteristik komponen

dengan berbagai macam derajat distribusi.

Client Server ArchitectureU U+F+M Distributed presentationU F+M Local presentationU+F F+M Distributed functionalityU+F M Centralized dataU+F+M M Distributed data

<<component>>Client 1

<<component>>Client 2

<<component>>Client n

<<component>>Server

….

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

46

2.5.7.3. Process Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p209) process architecture adalah

struktur dari eksekusi sistem terdiri dari proses-proses yang saling bergantung.

Hasil berupa sebuah deployment diagram.

Terdapat tiga jenis pola distribusi yaitu:

1. Centralized Pattern

Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa melihat

user interface saja. Keuntungannya adalah dapat diimplementasikan pada

client secara murah, semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat,

strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringan

moderat.

Gambar 2.12 Centralized Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

2. Distributed Pattern

Semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan

model yang telah di update di antara client. Keuntungannya adalah waktu akses

yang rendah kenerja lebih maksimal, dan back-up data banyak. Kerugiannya

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

47

adalah redundansi data sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan

tinggi, arsitektur sulit dipahami dan diimplementasikan.

Gambar 2.13 Distributed Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

3. Decentralized Pattern

Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Di sini client memiliki data

tersendiri sehingga data umum hanya berada pada server. Komputer Server

menyimpan data umum dan fungsi atas data tersebut, sedangkan client

menyimpan data milik application domain client. Keuntungannya adalah

konsistensi data, tidak ada duplikasi data, lalu lintas jaringan jarang karena

jaringan hanya digunakan data umum di server di update. Kekurangannya

adalah semua prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan

memelihara model dalam jumlah besar, sehingga meningkatkan biaya

hardware.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

48

Gambar 2.14 Decentralized Pattern

(Sumber: Lars Mathiassen)

2.5.8. Component Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p231), tujuan dari component design

adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan dari component design:

Kegiatan Isi Konsep

Model Component

Bagaimana suatu model digambarkan sebagai kelas dalam sebuah sistem? Model komponen

Function Component

Bagaimana suatu fungsi diimplementasikan?

Komponen fungsi dan operasi

Connecting Component

Bagaimana komponen-komponen dihubungkan?

Komponen dan penghubung

Tabel 2.7 Kerangka Component Design

(Sumber: Lars Mathiassen)

Dari tabel diatas, kegiatan component design bermula dari spesifikasi

arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

49

spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan.

2.5.8.1. Model Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p236), komponen model adalah bagian

dari sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Hasil dari

kegiatan komponen model adalah revisi class diagram dari kegiatan analisis yang

terdiri atas kegiatan penambahan class, atribut dan struktur baru di mana mewakili

event.

Revisi class dapat terjadi pada:

Generalization

Jika terdapat dua class dengan atribut yang sama maka dapat dibentuk class

baru (revised class).

Association

Jika terdapat hubungan many-to-many.

Embedded iterations

Merupakan embedded di dalam statechart diagram. Misalnya jika sebuah class

terdapat statechart diagram yang mempunyai tiga iterated events, maka dapat

membentuk tiga class didalam perancangan model.

2.5.8.2. Function Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p252), function component adalah bagian

dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari

function component adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00010-AKSI Bab 2.pdf · Menurut ’ (2006, p5), Sistem ... software, jaringan komunikasi, dan

50

komponen sistem lainnya ke model sehingga menunjukkan pengimplementasian

dari function. Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram dengan operation

dan spesification dari operation yang kompleks.

Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan operasi di mana dapat

mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan dalam analysis

problem domain dan function list.

1. Merancang function sebagai operation.

2. Menelusuri pola yang dapat membantu dalam implementasi function sebagai

operation.

3. Spesifikasi operasi yang kompleks.