bab 2 landasan teori 2.1 auditing - · pdf filepemeriksaan umum yang dilakukan ... b. standar...

22
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Pemeriksaan (Auditing) Berikut ini adalah beberapa definisi-definisi pengauditan yang diambil dari beberapa sumber yaitu: 1. Menurut Agoes (2012:4) dalam bukunya yang berjudul Auditing menyatakan bahwa, “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” 2. Menurut Arens, Elder dan Beasley (2015:24) dalam bukunya yang berjudul Auditing and Assurance Services menyatakan bahwa, Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Dari beberapa definisi beberapa pengarang di atas, dapat penulis simpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang didapat dari suatu entitas secara objektif dan dilakukan oleh pihak independen dengan tujuan untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. 2.1.2 Jenis-jenis Audit Menurut Agoes (2012:11), audit bisa dibedakan atas: 1. Audit Operasional (Operational Audit) Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Upload: dinhkhanh

Post on 03-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Auditing

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan (Auditing)

Berikut ini adalah beberapa definisi-definisi pengauditan yang diambil dari

beberapa sumber yaitu:

1. Menurut Agoes (2012:4) dalam bukunya yang berjudul Auditing menyatakan

bahwa, “Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

2. Menurut Arens, Elder dan Beasley (2015:24) dalam bukunya yang berjudul

Auditing and Assurance Services menyatakan bahwa,

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between the information

and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent

person.”

Dari beberapa definisi beberapa pengarang di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa auditing merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan dan

mengevaluasi bukti yang didapat dari suatu entitas secara objektif dan dilakukan oleh

pihak independen dengan tujuan untuk menentukan dan melaporkan tingkat

kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Jenis-jenis Audit

Menurut Agoes (2012:11), audit bisa dibedakan atas:

1. Audit Operasional (Operational Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk

kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah

dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

10

2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah

mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang

ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris),

maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bepepam, Bank Indonesia, Direktorat

Jenderal Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan oleh KAP maupun

bagian internal audit.

3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik

terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan

terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Pemeriksaan umum

yang dilakukan internal auditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan

pemeriksaan umum yang dilakukan KAP.

4. Audit Terkomputerisasi (Computer Audit)

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data

akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) sistem.

2.1.3Standar Auditing

Menurut PSAP 01 (2011: 150.1-150.2) Standar auditing yang ditetapkan dan

disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia terdiri atas sepuluh standar yang

dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam

sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan .

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

11

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

2.2 Audit Operasional

2.2.1 Pengertian Audit Operasional

Menurut Boynton dan Johnson (2006:991) menyatakan bahwa,

“Operational auditing is a systematic process of evaluating an organization’s

effectiveness, efficiency, and economy of operations under management’s

control and reporting to appropriate persons the result of the evaluation along

with recommendations for improvements.”

Menurut Agoes (2012:11) menyatakan bahwa, “Audit operasional adalah suatu

pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan

akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk

mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah berjalan efektif, efisien, dan

ekonomis.”

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa audit

operasional adalah suatu proses sistematis untuk mengevaluasi kegiatan operasi suatu

organisasi dalam menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi suatu kegiatan

operasi dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi dan melaporkan hasil dari

evaluasi kepada orang-orang yang tepat beserta rekomendasi untuk perbaikan.

2.2.2 Tujuan Audit Operasional

Menurut Tunggal(2012:40),tujuan dari audit operasionalantaralain:

1. Mengungkapkankekurangandanketidakberesandalamsetiapunsuryangdiujioleh

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

12

auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang

dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang

bersangkutan.

2. Untukmembantumanajemenmencapaiadministrasi operasi yang paling efisien.

3. Untukmembantumengusulkankepadamanajemen cara-cara dan alat-alat untuk

mencapaitujuanapabilamanajemenorganisasi sendiri

kurangpengetahuantentang pengelolaan yang efisien.

4. Untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan.

5. Untukmembantumanajemen,auditoperasionalberhubungandengansetiapfasedar

i aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.

6. Untukmembantumanajemenpadasetiaptingkatdalampelaksanaanyangefektif

dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.

2.2.3 Manfaat Audit Operasional

Menurut Tunggal (2012:96), manfaat audit operasional adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya dan alternatif solusi

perbaikannya.

2. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisien biaya.

3. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan.

4. Mengidentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan, dan prosedur organisasi yang

belum ditentukan.

5. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan

organisasi.

6. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi.

7. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.

8. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi,

sasaran, kebijakan dan prosedur.

9. Menguji adanya tindakan – tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau

ketidaksesuaian lainnya.

10. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian.

11. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen.

12. Memberikan penilaian yang independen dan objektif atas suatu organisasi.

2.2.4 Karakteristik Audit Operasional

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

13

Menurut Tunggal(2012:37), karakteristik audit operasional adalah sebagai

berikut:

1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.

2. Mencakup semua aspek perusahaan.

3. Yangdiauditadalahseluruhperusahaanatausalahsatuunitnya(bagianpenjualan,

bagian perencanaan, produksi, dan sebagainya) atau suatu fungsi, atau salah

satu subklasifikasinya (pengendalian persediaan, sistem pelaporan, pembinaan

pegawai, dan sebagainya).

4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan, unit, atau

fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung jawab, dan tugasnya.

5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti atau data dan standar.

6. Tujuan utamaaudit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan

tentang efektif–tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi.

2.2.5 Tahap-tahap Audit Operasional

Menurut Bayangkara (2015:11),secara garis besar ada beberapa tahapan yang

harus dilakukan dalam audit operasional, yaitu:

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang

terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan

penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan terkait

dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah

diperoleh untuk mengidentifikasi hal–hal yang potensialmengandung

kelemahan pada perusahaan yang diaudit.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian

manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari

hasilpengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku

padaobyek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-

potensiterjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.

3. Audit Terinci

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

14

Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup

dankompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada

tahapini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan

antara satu temuan dengan temuan lain dalam menguji permasalahan yang

berkaitandengan tujuan audit.

4. Pelaporan

Pelaporan bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk

rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal

ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit

dan mendorong pihak – pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan

terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.

5. Monitoring Tindak Lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mendorong dan memastikan pihak – pihak yang

berwenang telahmelaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang

diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit

seharusnya sudahmerupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang

berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut.

2.2.6 Temuan Hasil Audit

Menurut Bayangkara (2015:5), terdapat 3 elemen pokok dalam melaksanakan

temuan audit:

1. Kondisi (Condition)

Kondisi adalah keadaan yang menggambarkan kenyataan yang terjadi di

perusahaan. Audit operasional memerlukan temuan fakta awal dalam tahap

pekerjaan lapangan (fieldwork).

2. Kriteria (Criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu atau

kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.

3. Penyebab (Cause)

Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu

atau kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program

atau aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih

tinggiatau sebaliknya bersifat negatif, program atau aktivitas berjalan dengan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

15

tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah

ditetapkan.

4. Akibat (Effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang

berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program

atau aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari

kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa

program atau aktivitas telah terselenggara secara baik dengan tingkat

pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.

5. Rekomendasi (Recommendation)

Rekomendasi menjelaskan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi

kelemahan masalah yang dikemukakan dalam temuan. Rekomendasi haruslah

masuk akal diikuti dengan sebuah penjelasan mengapa kondisi ini terjadi,

penyebabnya, dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berulangnya hal

tersebut.

2.2.7 Pengertian Efisiensi, Efektivitas, dan Ekonomisasi

Dari berbagai uraian sebelumnya terdapat tiga istilah yang berhubungan

dengan inti persoalan dari kegiatan audit operasional, yaitu efisiensi, efektivitas,dan

ekonomisasi.Menurut Bayangkara (2015:14), pengertian efisien, efektif dan

ekonomis adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi(efficient)

Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,

sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki.Efisiensi

berhubungan dengan metode kerja (operasi).

2. Efektivitas (effective)

Efektivitas yaitu tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai

tujuannya.Efektivitas merupakan ukuran dari output.

3. Ekonomisasi (economic)

Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan

sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Ekonomisasi

merupakan ukuran input yang digunakan dalam berbagai program yang

dikelola.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

16

2.2.8 Hubungan Ekonomisasi, Efisiensi, Efektivitas

Berikut ini disajikan diagram yang menjelaskan hubungan antara

ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa, peningkatan customer realization menuntut

kemampuan perusahaan untuk selalu berinovasi dalam meningkatkan kemampuan

(daya guna) produk dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Sementara di sisi lain,

upaya memperkecil pengorbanan pelanggan menuntut perusahaan untuk mampu

beroperasi secara ekonomis dan efisien. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan harus

melibatkan aktivitas-aktivitas yang menambah nilai (value added activity) dalam

operasinya. Pembahasan mengenai hubungan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas

lebih menekankan pada bagaimana perusahaan memperkecil pengorbanan pelanggan

dalam meningkatkan customer value, karena hal ini lebih mudah dihubungkan

dengan topik pada bab ini tentang bagaimana perusahaan memperbaiki berbagai

kelemahan yang terjadi melalui meningkatkan efisiensi proses dalam operasinya dan

efektivitas pencapaian tujuan.

Gambar 2.1 Hubungan Ekonomisasi-Efisiesi-Efektivitas

Sumber : Bayangkara

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

17

Ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna)

merupakan tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan yang harus dicapai

perusahaan dalam meningkatkan kemampuan bersaingnya. Operasi yang berjalan

hemat dan berdaya guna tanpa mengabaikan pencapaian tujuan perusahaan (hasil

guna) akan mampu menghasilkan produk dengan harga pokok yang relative rendah

dengan kualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang dihasilkan

dengan harga yang lebih rendah dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

memaksimalkan nilai pelanggan melalui pengorbanan yang lebih kecil, karena dalam

hal ini perusahaan dapat menjualan produknya dengan harga relative lebih rendah

daripada harga pesaing tanpa mengganggu keuntungan yang diharapkan.

2.3 Pengendalian Internal (Internal Control)

2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Krismiaji (2010:218), menyatakan bahwa, ”pengendalian internal

adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau

melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya,

memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.”

Menurut IAPI (2011:319.2) menyatakan bahwa, “Pengendalian internal adalah

suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain

entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian

tujuan.”

Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan untuk melindungi

kekayaan organisasi, mewujudkan efisiensi dan efektivitas operasi, dan memberikan

kepastian mengenai kepatuhan terhadap peraturan, kebijakan, dan prosedur yang

ditetapkan perusahaan.

2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Suhayati dan Rahayu (2010:221), tujuan pengendalian internal adalah

untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga kategori

berikut ini:

1. Keandalan pelaporan keuangan

Pengendalian yang dimaksudkan untuk menyediakan keyakinan yang memadai

bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen untuk pemakai

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

18

eksternal telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Pengendalian yang dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa prosedur

dan peraturan yang telah ditetapkan manajemen dalam pencapaian tujuan

diikuti oleh seluruh karyawan perusahaan.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi

Pengendalian yang dimaksudkan untuk mendorong kemanfaatan sumber daya

secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pengendalian internal dapat mencegah kerugian atau pemborosan dalam

pengeloaan sumber daya perusahaan dan menyediakan informasi mengenai kinerja

perusahaan serta pedoman bagi manajemen perusahaan dalam menetapkan

perencanaan bagi perusahaan. Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk

memahami pengendalian internal yang ditujukan untuk memberikan keyakinan yang

memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2.3.3 Hubungan Audit Operasional dengan Pengendalian Internal

Mengacu pada Tunggal(2012:21), dijelaskan bahwa pengendalian internal

dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk membantu dalam pencapaian

tujuannya. Dengan adanya internal control yang baik maka pengendalian sample

untuk diaudit dapat dibatasi. Sebaiknya semakin lemah sistem Internal Control maka

semakin banyak sample yang diambil.

1. Internal Control yang sangat lemah, tidak menghalangi auditor dalam

memberikan pendapat. Auditor menolak memberikan pendapat, apabila ruang

lingkupnya dibatasi.

2. Menentukan program pemeriksaan, jumlah sampel, jenis sampel, dan waktu

pengujian yang harus dilaksanakan. Karena pertimbangan faktor biaya dan

hasil pemeriksaan, maka tidak dapat dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan

dari pos-pos neraca laba rugi, disamping pemeriksaan seluruhnya tidak

menjamin bahwa pembukuan sudah benar.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

19

2.4 Fungsi Penjualan, Penerimaan Kas, dan Piutang

2.4.1 Pengertian Penjualan

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2015:462) menyatakan bahwa, “Penjualan

merupakan proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan

jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan”.

Menurut Romney dan Steinbart (2008:15), penjualan adalah

rangkaianaktivitasbisnisdankegiatanpemrosesaninformasiterkait yang

terusberulangdenganmenyediakanbarangdanjasake para

pelanggandanmenagihkassebagaipembayarandaripenjualan–penjualantersebut.

Secara umum, penjualan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Penjualan Tunai

Penjualan tunai adalah sistem yang diberlakukan oleh perusahaan dalam

menjual barang dengan cara mewajibkan pembeli untuk melakukan

pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli.

2. Penjualan Kredit

Penjualan kredit adalah sistem penjualan dimana pembayarannya dilakukan

setelah barang diterima pembeli dengan jumlah dan jatuh tempo pembayaran

yang disepakati oleh kedua pihak.

2.4.2 Pengendalian Internal Penjualan

Menurut Agoes (2012:193) beberapa internal control yang baik adalah:

a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan

penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi

atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan.

b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered)

c. Digunakannya price list (daftar harga jual) dan setiap penyimpangan dari price

list atau setiap discount yang diberikan kepada pelanggan harus disetujui oleh

pejabat perusahaan yang berwenang.

d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (accounts receivable

subledger card) untuk masing-masing pelanggan yang selalu diupdate.

e. Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur piutang).

f. Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing pelanggan

dibandingkan dengan jumlah saldo piutang menurut buku besar.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

20

g. Setiap akhir bulan dikirim monthly statement of account kepada masing-

masing pelanggan.

h. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam

jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan harinya.

i. Mutasi kredit diperkirakan piutang yang berasal dari retur penjualan dan

penghapusan piutang harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang

berwewenang.

j. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham,

dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang

berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dijelaskan dikenakan

bunga atau tidak.

2.4.3 Siklus Penjualan

Menurut Arens, Elder dan Beasley(2015:462), terdapat beberapa siklus

penjualan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemrosesan pesanan pelanggan

Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal keseluruhan siklus.

Penerimaan order pelanggan akan menghasilkan order penjualan.

2. Persetujuan penjualan secara kredit

Sebelum barang dikirim, seseorang berwenang dalam perusahaan harus

menyetujui penjualan secara kredit ke pelanggan atas penjualan kredit tersebut.

Praktik yang lemah dalam persetujuan penjualan secara kredit seringkali

menyebabkan besarnya piutang tak tertagih cukup besar dan piutang usaha

menjadi tidak tertagih.

3. Pengiriman barang

Kebanyakan perusahaan mengakui penjualan saat barang dikirimkan. Nota

pengiriman disiapkan pada saat pengiriman dan dokumen pengiriman

diperlukan untuk kepastian untuk penagihan atas pengiriman ke pelanggan.

4. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan

Aspek terpenting dari penagihan adalah meyakinkan bahwa seluruh pengiriman

diperlukan untuk kepantasan penagihan atas pengiriman ke pelanggan

mencakup pembuatan faktur penjualan rangkap dan secara simultan

memuktahirkan berkas transaksi penjualan dan berkas induk piutang usaha.

5. Pemrosesan dan pencatatan retur penjualan dan pengurangan harga penjualan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

21

Jika pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang diterimanya, bagian

penjualan sering kali menerima pengembalian barang dan kemudian diberikan

pengurangan harga retur dan pengurangan harga penjualan dan berkas induk

piutang usaha.

6. Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas

Dalam pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas, perhatian utama adalah

memungkinkan dicuri sebelum penerimaan kas dicatat. Pertimbangan utama

dalam penerapan penerimaan kas adalah seluruh kas disetor ke bank dalam

jumlah yang benar dengan tepat waktu dan dicatat diberkas termasuk

penerimaan kas, yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas

memperbaharui berkas induk piutang usaha.

7. Penghapusan piutang tak tertagih

Penghapusan piutang tak tertagih terjadi ketika perusahaan berkesimpulan

bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, maka jumlah tersebut harus

dihapuskan dan biasa ini terjadi setelah pelanggan pailit dan piutang dialihkan

ke agen penagihan.

8. Penyisihan piutang tak tertagih

Penagihan piutang tak tertagih merupakan gambaran dari penjualan periode

sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan.

2.4.4 Tujuan Audit Operasional Atas Fungsi Penjualan

Menurut Arens, Elder & Beasley(2015:470), tujuan audit operasional atas

fungsi penjualan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman aktual yang dilakukan

kepadapelanggan non fiktif (keberadaan).

2. Penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan).

3. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih

serta dicatat dengan benar (akurasi).

4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas (klasifikasi).

5. Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat (tepat waktu).

6. Transaksi penjualan dimasukan dengan pantas dalam berkas induk dan

diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran).

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

22

2.4.5 Pengertian Kas

Kas merupakan aktiva lancar, dimana dapat dipakai sebagai alatpembayaran

yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.Kas

diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun mengadakan

investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam kelangsungan

aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus karena pengelolaan kas

yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam kas.Kas disajikan pada

urutan pertama dari aktiva.

Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik

sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi

dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, menurut

Dunia (2008:125) menyatakan bahwa, “Kas (cash) adalah asset perusahaan yang

paling likuid dank arena itu dicantumkan pada urutan asset yang pertama dalam

kelompok asset lancar”. Yang dimaksud dengan kas adalah uang kas yang ada di

perusahaan dan uang yang disimpan di bank, yang siap dan bebas dipergunakan

untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Unsur-unsur yang dapat di anggap sebagai kas adalah:

a. Rekening giro di bank

b. Cek-cek tunai yang diterima

c. Pos wesel

d. Traveler’s check

e. Uang kas perusahaan (rupiah dan koin)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kas merupakan pos aktivadalam neraca

yang paling likuid, maksudnya dapat dengan mudah dipergunakan sebagai alat

pertukaran dan menunjukkan daya beli secara umum, dimana dalam berbagai bentuk

dinyatakan dengan nilai sekarang yang jelas dan pasti dapat ditetapkan. Dan kas

sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan.Jadi suatu

perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk

mengetahui defisit dan surplus kas.Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat

dibelikan surat-surat berharga yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen.

2.4.6 Pengertian Penerimaan Kas

Menurut Hery (2013:173) penerimaan kas berasal dari hasil kegiatan

normalbisnis perusahaan melalui penjualan tunai baik untuk perusahaan dagang

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

23

maupunperusahaan jasa, ataupun sebagian hasil penagihan piutang usaha dari

pelanggan.Sedangkan penerimaan kas lain timbul dari kegiatan non – operasional

perusahaan.

Menurut Sucipto, Moelayati dan Sumardi (2011:3), Prosedurpengawasan

penerimaan kas dapat dilakukan dengan cara berikut ini :

1. Adakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan danpengiriman

kas.

2. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan segera dicatat

kemudian disetorkan ke bank.

3. Bedakan fungsi pengelolaan kas dan fungsi penerimaan kas.

4. Buat laporan kas setiap hari.

5. Secara internal, tanpa pemberitahuan dulu adakan pemeriksaan kas.

2.4.7 Prosedur Penerimaan Kas

Menurut Krismiaji (2010:331) kas dapat dengan mudah dicuri, maka kasperlu

memperoleh perlindungan yang memadai. Perlindungan untuk penerimaan kasmasuk

memiliki prosedur. Berikut adalah prosedur penerimaan kas :

1. Bagian Surat Masuk

a. Departemen ini menerima surat pelunasan dari pelanggan, kemudian

petugasmembuka dan mengeluarkan cek beserta bukti kas masuk.

b. Setelah dilakukan pemeriksaan visual, departemen ini akan mengesahkan

cek dengan membubuhkan tanda tangan di balik lembar cek, dan membuat

daftar penerimaan kas sebanyak 3 lembar.

c. Departemen ini pula mendistribusikan daftar penerimaan kas sebagai

berikut Lembar ke – 1 diserahkan ke bagian kasir yang akan digunakan

untuk menyiapkan setoran ke bank.Lembar ke – 2 diserahkan ke bagian

internal audit yang akan digunakan untuk membuat rekonsiliasi bank setiap

bulan.Lembar ke – 3 diserhkan ke bagian piutang untuk digunakan sebagai

dasar memutakhirkan catatan piutang.

2. Bagian Piutang

Bagian ini mula – mula menerima daftar penerimaan kas dan bukti kas masuk,

kemudian memasukkan data penerimaan kas ke komputer dan mengarsipkan

dokumen tersebut urut tanggal.

3. Bagian Pengolahan Data

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

24

Setelah komputer menerima data penerimaan kas, departemen ini menjalankan

program edit untuk memverifikasi akurasi entry data, sebagai berikut :

a. Cek validitas terhadap nomor pelanggan dan nomor faktur.

b. Closed-loop verification untuk menjamin bahwa rekening yang dikreditkan

telah tepat. Setelah petugas memasukkan nomor rekening pelanggan, sistem

menayangkan nama pelanggan yang berhubungan dengan nomor tersebut

dan menanyakan untuk konfirmasi bahwa nama yang ditayangkan telah

benar.

c. Cek field data untuk menjamin bahwa hanya nilai numerik yang

dimasukkan untuk field nilai pembayaran.

d. Penjumlahan seluruh nilai yang dimasukkan dan pembandingan total

tersebut dengan total batch yang telah dimasukkan sebelumnya oleh

petugas. Departemen ini akan menjalankan program pembaruan piutang

untuk mengkredit file induk pelanggan sebesar nilai pelunasan, mencap

lunas faktur dan mencatatnya, mencatat seluruh kas yang diterima file

penerimaan kas. Selanjutnya, komputer akan mencetak bukti setor bank

sebanyak 2 lembar dan diserahkan kepada kasir.

4. Kasir

Bagian ini mula – mula menerima daftar penerimaan kas dan cek dari petugas

penanganan surat masuk. Selanjutnya bagian ini menerima 2 lembar bukti setor

bank dan membandingkan bukti setor bank dengan cek dan daftar penerimaan

kas, setelah memverifikasi dokumen-dokumen tersebut. Selanjutnya, kasir

menyetorkan kas dan bukti setor bank ke bank dan mengarsipkan daftar

penerimaan kas urut tanggal.

5. Bagian Piutang

Setiap bulan, bagian ini akan membuat dan mencetak laporan pelanggan

bulanan dan mengirimkannya kepada setiap pelanggan.

2.4.8 Tujuan Audit Operasional Atas Fungsi Penerimaan Kas

Menurut Agoes (2012:167), tujuan diadakannya audit operasional atas fungsi

penerimaan kas adalah sebagai berikut:

1. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian internal yang cukup baik atas

kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

25

2. Untuk memeriksa apakah saldo kas yang ada di neraca per tanggal neraca

betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.

3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas.

4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah saldo

tersebut di konversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI

pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau

dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan standar akuntansi

keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

2.4.9 Pengendalian Internal atas Transaksi Penerimaan Kas

Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas.Sebagai contoh, kas

diterima dari hasil transaksi penjualan, pinjaman jangka pendek atau jangkapanjang,

serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada penerimaan kas daripenjualan

tunai dan penagihan dari pelanggan atas penjualan kredit.

Menurut Agoes (2012:167), pengendalian internal yang baik atas penerimaan

kas adalah sebagai berikut:

a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan

mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisasi

atas pengeluaran dan penerimaan kas.

b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang

mengerjakan buku bank.

c. Digunakan imprest fund system untuk mengelola kas kecil.

d. Penerimaan kas, check, dan giro harus disetorkan ke bank dalam jumlah

seutuhnya (intact)paling lambat keesokan harinya.

e. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman, misalnya di cash box,

brangkas atau di bank.

f. Uang kas harus dikelola dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan

menganggur atau terlalu banyak disimpan di rekening giro, karena tidak

memberikan hasil yang optimal.

g. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak

disalahgunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan check dalam

bentuk blanko.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

26

h. Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani

oleh 2 orang untuk menghindari penyalahgunaan.

i. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan,

untuk back up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang

dilakukan oleh kasir.

j. Digunakan kwitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered).

2.4.10 Pengertian Piutang

Dalam bukunya yang berjudul Accounting Principles, Kieso (2011:398)

menyatakan bahwa,

“Accounts receivables are amounts owed by customers on account. They result from

the sale of goods and services. Companies generally expect to collect these

receivables within 30 to 60 days. Accounts receivables are the most significant type

of claim held by a company.”

Dari definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa piutang merupakan

suatu substansi penting dalam perusahaan dimana akan berpengaruh pada aktiva

perusahaan. Piutang yang memiliki jangka waktu kurang dari dua bulan atau lebih

dari dua bulan tetapi kurang dari satu tahun, maka piutang tersebut akan

diklasifikasikan ke dalam aktiva lancar. Namun ketika piutang diperkirakan akan

dibayar dengan jangka waktu lebih dari satu tahun, maka aktiva tersebut harus

dikalsifikasikan sebagai aktiva tidak lancar, karena akan ada kemungkinan piutang

tersebut tidak dapat dibayar oleh pelanggan.

Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Piutang Lancar dan Piutang Tidak Lancar

Piutang lancar merupakan piutang yang dapat ditagih sebelm tanggal jatuh

tempo yang telah ditetapkan perusahaan, sedangkan piutang tidak lancer

merupakan piutang yang dibayarkan setelah jatuh tempo yang telah

ditetapkan perusahaan.

b. Piutang Dagang dan Piutang Non-dagang

Piutang dagang adalah jumlah terhutang oleh pelanggan untuk barang dan

jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang

dagang biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan, bisa

disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha

adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

27

Piutang usaha biasanya dapat ditagih dalam waktu 30-60 hari. Wesel tagih

adalah kontrak tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal

tertentu dimasa depan. Wesel tagih dapat bersifat jangka pendek atau jangka

panjang. Piutang Non-dagang berasal dari berbagai transaksi dan dapat

berupa kontrak tertulis untuk membayar untuk mengirimkan sesuatu.

2.4.11 Pengendalian internal atas Piutang Usaha

Menurut Agoes (2012:94), dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang

usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan, auditor melakukan 6

prosedur audit, antara lain:

1. Unsur saldo piutang usaha yang tercantum dineraca ke saldo akun piutang

usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.

2. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.

3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting

dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang.

4. Unsur saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang ke

kertas kerja tahun yang lalu.

5. Usur posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang

bersangkutan.

6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku

pembantu piutang usaha.

2.5 Flowchart

2.5.1 Pengertian Flowchart

Menurut Wiratna (2014), Flowchart atau diagram alir adalah diagram yang

menggambarkan aliran proses dari suatu sitem. Flowchart juga dapat

menggambarkan proses terjadinya suatu kegiatan perusahaan terjadi.

Simbol-simbol utama yang digunakan dalam Flowchart:

Terminal

Proses

Pertanyaan/ keputusan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

28

Input/ output (pada layar)

Output/ input (dalam bentuk file)

Penjelasan:

1. Terminal: menyatakan awal atau akhir dari suatu proses

2. Proses: menggambarkan proses atau aktifitas yang dilakukan, atau suatu

proses kalkulasi

3. Pertanyaan/ keputusan: menggambarkan suatu pertanyaan dengan jawaban

“Ya” atau “Tidak”

4. Input/ output: menggambarkan input data dari luar sistem dan output pada

layar

5. Output: menggambarkan hasil yang ditampilkan dalam bentuk file

2.5.2 State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram (STD) merupakan suatu modelling tool yang

menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem.

Pada mulanya STD hanya digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang

memiliki sifat real-time, seperti process control, telephone switching system, high

speed data acquisition system, millitary command and control system, dan lainnya.

Notasi yang digunakan pada STD adalah:

State

Perubahan State

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun STD, yaitu:

1. State awal (initial state) hanya boleh ada satu

2. State akhir (final state) boleh lebih dari satu

2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah jurnal nasional dan internasional terkait dengan penelitian

yang telah dilakukan:

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

29

1. Penelitian yang dilakukan oleh Julian Susanto (2013) dengan judul Audit

Operasional Atas Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT. Aritma Mandiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas,

menganalisis setiap kelemahan yang ada, mengetahui dan memberikan

rekomendasi bagaimana cara perusahaan mengatasi kelemahan yang terdapat

pada kegiatan operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT.

Aritma Mandiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode studi pustaka dan studi lapangan. Berdasarkan hasil

penelitian, diperoleh bahwa fungsi penjualan dan penerimaan kas secara

keseluruhan sudah terlaksana cukup baik, namun masih terdapat beberapa

kelemahan dalam kegiatan operasional perusahaan yang masih harus

diperhatikan dan perusahaan perlu melakukan perbaikan dari kelemahan-

kelemahan atas fungsi penjualan dan penerimaan kas, agar kegiatan

operasional perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2012) dengan judul Audit Operasional

Atas Fungsi Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT. Bumi Maestroayu.

Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dengan pihak yang

terkait, observasi, penelusuran dokumen yang terkait dengan fungsi penjualan

dan penerimaan kas, membuat kuesioner yang berkaitan dengan pengendalian

intern, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini secara umum aktivitas fungsi

penjualan dan penerimaan kas telah dilaksanakan dengan cukup baik sesuai

tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yaitu perusahaan tidak menetapkan

prosedur dan kebijakan penjualan dan penerimaan kas secara tertulis, tidak

memiliki bagian personalia.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Alireza Khalili dan Reza Tehrani (2012) yang

berjudul Prioritizing the Factors Influencing the Development of Operational

Audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentu pengembangan audit

operasional didasarkan oleh 3 perspektif, yaitu individu, lingkungan dan

organisasi. Ketiga perspektif tersebut ternyata merupakan faktor yang sangat

berpengaruh dalam pengembangan audit operasional. Penelitian ini memiliki

tujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan faktor penentu dalam

pengembangan audit operasional.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Hussein Abdi (2013) yang berjudul Internal

AuditingPractices and Internal Control System in Somali Remittance Firms.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Auditing - · PDF filePemeriksaan umum yang dilakukan ... b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. ... Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu

30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal perusahaan remittance di

Somalia memiliki situasi yang menguntungkan. Berarti bahwa perusahaan

remittance di Somalia mendirikan audit internal yang efektif, mereka

menggunakan audit internal untuk meninjau dan mengontrol kegiatan mereka,

dan juga auditing mengukur kinerja manajemen sesuai dengan sistem

pengendalian. Untuk dapat bertahan dan menjadi sukses maka perusahaan

remittance harus mempertahankan sistem pengendalian internalnya.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Weixing Wang (2010) pada jurnal yang

berjudul The Establishment of the Internal Control Frame System of Colleges.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam membangun system kerangka

pengendalian internal pada perguruan tinggi adalah dengan mengkonfirmasi

faktor dan target pengendalian internal. Faktor pengendalian internal terdiri

dari lingkungan pengendalian, sistem kontrol, pengawasan, dan evaluasi.

Target pengendalian internal terdiri dari efektivitas dan efisiensi sekolah,

keamanan, dan integritas asset, informasi manajemen dan akuntansi yang

sesuai fakta, lengkap, berguna, dan mengikuti hokum dan peraturan nasional.