bab 2 landasan teori 2. 1 inventory...

24
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan) Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggannya (Freddy Rangkuti, 1998, hal 1). Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tidak akan terlepas dari masalah persediaan. Persentase persediaan terhadap total harta (assets) keseluruhan dari perusahaan adalah relatif cukup tinggi. Oleh karena itu, persediaan yang ada di perusahaan perlu dikelola sebaik-baiknya, persediaan harus direncanakan dan dikendalikan secara efektif dan efisien. Pengadaan persediaan harus diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi (Agus Ristono, 2008, hal 2). Universitas Sumatera Utara

Upload: dinhdiep

Post on 16-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

BAB 2

LANDASAN TEORI

2. 1 Inventory (Persediaan)

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu

memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko

bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggannya (Freddy

Rangkuti, 1998, hal 1).

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tidak akan terlepas dari

masalah persediaan. Persentase persediaan terhadap total harta (assets) keseluruhan dari

perusahaan adalah relatif cukup tinggi. Oleh karena itu, persediaan yang ada di perusahaan perlu

dikelola sebaik-baiknya, persediaan harus direncanakan dan dikendalikan secara efektif dan

efisien.

Pengadaan persediaan harus diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang

harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang

ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan

mengakibatkan perusahaan menanggung resiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi

disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat

terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi

keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan

dapat memperlancar jalannya proses produksi (Agus Ristono, 2008, hal 2).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menarik minat pelanggan. Salah

satunya adalah dengan memberikan sistim diskon pada pembeli yang juga dapat menurunkan

biaya-biaya persediaan pada perusahaan. Telah banyak dikembangkan penelitian model

persediaan yang mempertimbangkan diskon dan waktu kadaluarsa yang bertujuan untuk

meminimalkan biaya total persediaan yang ada.

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Persediaan

Pengertian mengenai persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-

barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau

persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan

bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan

merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses

yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang

disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu (Freddy

Rangkuti, 1998, hal 1).

Berbagai rumusan tentang definisi persediaan telah banyak dikemukan oleh para ahli,

diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Starr dan Miller yang menyatakan bahwa persediaan

adalah suatu sumber daya yang menggangur (idle resources), akan tetapi sumber daya tersebut

mempunyai nilai ekonomis. Nilai ekonomis persediaan timbul karena sumber daya tersebut

diperoleh dengan suatu pengorbanan dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang

akan datang.

Definisi lain menyatakan bahwa pada dasarnya persediaan adalah suatu sumber daya

menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih

lanjut di sini dapat berupa kegiatan produksi seperti yang dijumpai pada sistim industri, kegiatan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

pemasaran seperti dijumpai pada sistim distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai

pada sistim rumah tangga (Arman Hakim, 2008, hal 1).

Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu

memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga

persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk

persediaan tersebut. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan tersebut adalah (Agus

Ristono, 2008):

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat

(memuaskan konsumen).

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami

kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini

dikarenakan alasan:

a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga

sulit untuk diperoleh.

b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.

3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba

perusahaan .

4. Menjaga agar pembeli yang menbeli dalam jumlah yang kecil dapat dihindari, karena

dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar.

5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak menumpuk, karena akan

mengakibatkan biaya menjadi lebih besar.

Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat dipahami bahwa tujuan

pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan. Ada

dua macam kelompok bahan baku yaitu:

a. Bahan baku langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk dan merupakan

bagian dari barang jadi yang biayanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel, artinya sangat tergantung

atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output.

b. Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang dipakai dalam

proses produksi, tetapi sulit menelusuri biayanya pada setiap barang jadi.

2.1.2 Fungsi Persediaan

Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan

distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga

terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan

fungsinya sebagai berikut :

a. Persediaan dalam Lot Size.

Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment)

kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari

permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya

setup, biaya persiapan produksi atau pembelian dan biaya transportasi.

b. Persediaan cadangan.

Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan permintaan

konsumen biasanya disertai kesalahan peramalan. Waktu siklus produksi (lead time)

mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak (reject) hanya

bisa diprediksi dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan mencapai

permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.

c. Persediaan antisipasi

Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan

kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahan dapat memelihara persediaan dalam

rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja.

d. Persediaan pipeline

Sistim persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point) dengan

aliran diantara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri dari

pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan terakumulasi di tempat

persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau

perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi

(work in process). Jika suatu produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan

dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut

persediaan transportasi. Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan transportasi

disebut persediaan pipeline. Persediaan pipeline merupakan total investasi perubahan dan

harus dikendalikan.

e. Persediaan Lebih .

Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang

terjadi.

Terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan yaitu (Zulian

Yamit, 2005):

a. Faktor waktu

Menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai ke

tangan konsumen. Waktu diperlukan untuk membuat jadwal produksi, memotong bahan

baku, pengiriman bahan baku, dan pengiriman barang jadi ke pedagang besar konsumen.

Persediaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

b. Faktor ketidakpastian waktu

Datang dari supplier menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan, agar tidak

menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman terhadap konsumen.

Persediaan bahan baku terikat pada supplier, persedian barang dalam proses terikat pada

departemen produksi, dan persediaan barang jadi terikat pada konsumen. Ketidakpastian

waktu datang mengharuskan perusahaan membuat jadwal operasi lebih teliti pada setiap level.

c. Faktor ketidakpastiaan pengguna

Faktor ketidakpastiaan pengguna dari dalam perusahaan disebabkan oleh kesalahan dalam

peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat dan berbagai

kondisi lain. Persediaan dilakukan untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan akibat

lainya tersebut.

d. Faktor Ekonomis

Terjadi karena adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah

dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang paling

ekonomis. Pembelian dalam jumlah besar memungkinkan perusahaan mendapatkan

potongan harga. Selain itu pengiriman dalam jumlah besar menyebabkan biaya

transportasi lebih rendah sehingga menurunkan biaya. Persedian diperlukan untuk

menjaga stabilitas produksi dan fluktuasi bisnis.

2.1.3 Jenis-Jenis Persediaan

Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan

tujuan. Berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu (Agus

Ristono, 2009):

1. Persediaan bahan baku dan penolong.

2. Persediaan bahan setengah jadi.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

3. Persediaan barang jadi.

Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari

1. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman (safety stock) adalah persedian yang dilakukan untuk

mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan

pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan

persediaan (stock out).

Faktor-faktor yang menentukan safety stock:

a. Penggunaan bahan baku rata-rata

Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode

tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan

baku pada masa sebelumnya.

b. Faktor waktu atau lead time (procurement time)

Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan

sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang

persedian. Lamanya waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan

yang lain, tetapi bervariasi.

2. Persediaan antisipasi

Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang

dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan

sebelumnya.

3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)

Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang masih

dalam pengiriman, yaitu:

a. Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

b. Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau

menunggu sebelum dipindahkan.

2.1.4 Biaya-Biaya dalam Persediaan

Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya sistim persediaan adalah semua pengeluaran dan

kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistim persediaan terdiri dari biaya

pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan, dan biaya kekurangan persediaan. Berikut ini akan

diuraikan secara singkat masing-masing komponen biaya di atas (Arman Hakim, 2008).

1. Biaya Pembelian (Purchasing Cost = 𝑃𝑐 )

Biaya pembelian (purchase cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang.

Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan

barang. Biaya pembelian menjadi faktor yang penting ketika harga barang yang dibeli

tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity discount

atau price break di mana harga barang per-unit akan turun bila jumlah barang yang dibeli

meningkat. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak

dimasukkan ke dalam total biaya pembelian untuk periode tertentu (misalnya satu tahun)

konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal tentang berapa banyak

barang yang harus dipesan.

2. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal–usul barang, yaitu biaya pemesanan

(ordering cost) bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya

pembuatan (setup cost) bila barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.

a. Biaya Pemesanan (Ordering Cost = 𝑂𝑐)

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang

dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok (supplier), pengetikan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan dan sebagainya.

Biaya ini asumsikan konstan untuk setiap kali pesan.

b. Biaya Pembuatan (Setup Cost = 𝑆𝑐𝑜 )

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk persiapan

memproduksi barang. Ongkos ini biasanya timbul di dalam pabrik yang meliputi biaya

menyusun peralatan produksi, ongkos menyetel mesin, ongkos mempersiapkan

gambar benda kerja, dan sebagainya.

Karena kedua ongkos tersebut diatas mempunyai peran yang sama, yaitu pengadaan, maka di

dalam sistim persediaan ongkos tersebut sering disebut sebagai ongkos pengadaan (procurement

cost).

3. Biaya Penyimpanan (holding Cost/Carrying Cost = 𝐻𝑐)

Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan barang. Biaya

ini meliputi:

a. Biaya Memiliki Persediaan (biaya modal).

Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, di mana modal perusahaan

mempunyai ongkos (expense) yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Oleh

karena itu, biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan harus diperhitungkan

dalam biaya sistim persediaan. Biaya memiliki persediaan diukur sebagai persentasi

nilai persediaan untuk periode tertentu.

b. Biaya Gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya

gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya merupakan

biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang

merupakan biaya depresi.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

c. Biaya Kerusakan dan Penyusutan.

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena beratnya

berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan

penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.

d. Biaya Kadaluarsa (absolence).

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan teknologi

dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa biasanya diukur

dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

e. Biaya Asuransi.

Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan,

seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung pada jenis barang yang diasuransikan

dan perjanjian yang dilakukan dengan perusahaan asuransi.

f. Biaya Administrasi dan Pemindahan.

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan barang yang ada, baik

pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun penyimpanannya dan biaya untuk

memindahkan barang dari dan ke dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh

dan peralatan handling.

Dalam manajemen persediaan, terutama yang berhubungan dengan masalah kuantitatif, biaya

simpan per–unit diasumsikan linier terhadap jumlah barang yang disimpan (misalnya :

Rp/unit/tahun).

4. Biaya Kekurangan Persediaan (shortage cost = 𝑆𝑐)

Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka akan terjadi keadaan

kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugiaan karena proses produksi

akan terganggu dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan atau

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

kehilangan konsumen pelanggan karena kecewa sehingga beralih ke tempat lain. Biaya

kekurangan persediaan dapat diukur dari:

a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi

Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi

permintaan atau kerugian akibat terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan

sebagai biaya penalty (p) atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan

misalnya: Rp/unit.

b. Waktu pemenuhan

Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau lamanya

perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu menggangur tersebut

dapat diartikan sebagai uang yang hilang. Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan

waktu yang diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan misalnya: Rp/unit.

c. Biaya pengadaan darurat

Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang

biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan normal. Kelebihan

biaya dibandingkan pengadaan normal ini dapat dijadikan ukuran untuk menentukan

biaya kekurangan persediaan dengan satuan misalnya: Rp/unit.

Kadang-kadang biaya ini disebut juga biaya kesempatan (opportunity cost). Ada perbedaan

pengertian antara biaya persediaan aktual yang dihitung secara akutansi dengan biaya persediaan

yang digunakan dalam menentukan kebijaksanaan persediaan. Biaya persediaan yang

diperhitungkan dalam penentuan kebijaksanaan hanyalah biaya-biaya yang bersifat variabel

(incremental discount), sedangkan biaya-biaya yang bersifat fixed seperti biaya pembelian tidak

akan mempengaruhi hasil optimal yang diperoleh sehingga tidak perlu diperhitungkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

2.1.5 Model-Model Sistim Persediaan

Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu :

1. Berapa (how many) jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu?

2. Kapan (when) waktu yang optimal untuk memesan barang tersebut kembali sehingga

persediaan dapat mencapai titik optimal kembali?

Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk

memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen

persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik dan

permintaan probabilisti (Hamdy A. Taha (1992).

Gambar 2.1 Klasifikasi Permintaan dalam Model Persediaan

1. Permintaan Deterministik

Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui

secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Statis deterministik

Pada model ini tingkat konsumsi tetap dan konstan setiap waktu.

b. Dinamik deterministik

Permintaan

DeterministikStatis

Dinamis

ProbabilistikStasioner

Nonstasioner

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat

permintaannya bervariasi dari periode ke periode.

Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi

mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan, lead time.

Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap sistim

persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-biaya persediaan

diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena

semua parameter bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan persediaan.

Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat

diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model

probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun,

model deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak

merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan.

2. Permintaan probabilistik.

Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter

persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataan, sering terjadi

parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti dan sifatnya hanya

estimasi atau perkiraan saja. Parameter-parameter seperti permintaan, lead time, biaya

penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya

sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan

parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan

lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman

(safety stock). Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Stasioner probabilistik

Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah

sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan

dalam model.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

b. Non stationer probabilistik

Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke

waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.

Walaupun jenis permintaan adalah faktor utama dalam perancangan model persediaan,

faktor-faktor berikut ini dapat juga mempengaruhi cara perumusan model yang bersangkutan

seperti yang dijelaskan Hamdy A. Taha (1992), yaitu:

a. Tenggang waktu pengiriman (lag atau lead time)

Ketika sebuah pesanan diajukan, pesanan itu dapat dikirim dengan segera atau

kemungkinan memerlukan beberapa waktu sebelum pengiriman dilakukan. Tenggang

waktu pengiriman dapat bersifat deterministik atau probabilistik.

b. Pengisian kembali persediaan

Walaupun sistim persediaan dapat beroperasi dengan tenggang waktu pengiriman,

pengisian kembali persediaan dapat terjadi dengan segera atau dengan seragam. Pengisian

kembali yang segera terjadi ketika persediaan dibeli dari sumber-sumber luar. Pengisian

kembali yang seragam terjadi ketika sebuah produk dibuat secara lokal dalam organisasi.

Secara umum, sebuah sistim persediaan dapat beroperasi dengan tenggang waktu positif

dan juga dengan pengisian persediaan yang seragam.

c. Rentang perencanaan

Rentang perencanaan mendefinisikan periode di mana tingkat persediaan dikendalikan.

Rentang perencanaan ini dapat terbatas atau tidak terbatas, bergantung pada periode

waktu mana permintaan dapat diramalkan.

d. Jumlah tingkat penawaran

Sebuah sistim persediaan dapat terdiri dari beberapa titik pengisian persediaan (bukan

hanya satu). Dalam beberapa kasus, titik-titik pengisian persediaan ini diorganisasikan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

sedemikian rupa sehingga satu titik bertindak sebagai titik penawaran untuk titik-titik

lainnya. Jenis operasi ini dapat berulang di tingkat yang berbeda sehingga satu titik

permintaan dapat sekali lagi menjadi titik penawaran yang baru.

e. Jumlah jenis barang

Sebuah sistim persediaan dapat melibatkan lebih dari satu barang. Kasus ini sangat

menarik terutama jika terdapat sejenis interaksi tertentu di antara barang-barang yang

berbeda.

2.2 Model Persediaan Deterministik EOQ Sederhana

Salah satu model yang sangat populer di dalam sistim deterministik adalah model Wilson. Model

ini dipublikasikan oleh Ford W. Harris tahun 1915 dan masih digunakan banyak organisasi saat

ini. Model Wilson ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode–metode persediaan.

Model EOQ tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut

(Zulian Yamit, 2005)

1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus.

2. Tenggang waktu pemesanan dapat dilakukan dan relatif tetap.

3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah kebutuhan dan

tengang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti kekurangan persediaan dapat

dihindari.

4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan.

5. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa memperhatikan

jumlah yang dipesan. Biaya simpan adalah berdasarkan fungsi liniar terhadap rata-rata

persediaan, dan harga beli atau biaya pembelian per-unit adalah konstan (tidak ada

potongan).

6. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan.

7. Pembelian adalah satu jenis item.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

Dari asumsi-asumsi di atas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada sistim manufaktur

seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistim non manufaktur. Tujuan model ini

adalah untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga biaya total

persediaan dapat diminimalkan. Situasi pada model ini dapat disajikan secara grafik sebagai

berikut (P. Siagian, 2006):

Persediaan

Q Q Q

0 1 2 Waktu

t t

Gambar 2.2 Model Persediaan EOQ Sederhana

Ada dua macam biaya yang dipertimbangkan, yaitu:

1. Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan pertahun merupakan perkalian antara rata-rata persediaan pertahun

dengan biaya simpan perunit pertahun. Jika rata-rata persediaan pertahun = 𝑄

2, di mana Q

adalah ukuran pemesanan, dan biaya simpan perunit pertahun adalah h, maka: Total biaya

penyimpanan pertahun= 𝑇𝐻𝑐 = ℎ𝑄

2

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

2. Biaya pemesanan dan pembelian

Biaya pembelian pertahun (annual purchase cost) merupakan total harga yang

dikeluarkan untuk membeli suatu barang, yaitu perkalian antara harga barang perunit (C)

dengan banyaknya barang yang dibeli sepanjang tahun, yaitu sebesar demand (D). Total

biaya pembelian pertahun= 𝑇𝑃𝑐 = DC

Sedangkan total biaya pemesanan pertahun merupakan perkalian antara biaya per

pemesanan (A) dikalikan banyaknya pemesanan dalam satu tahun 𝑫

𝑸, di mana D adalah banyaknya

kebutuhan selama satu tahun. Total biaya pemesanan pertahun = 𝑇𝑂𝑐 = 𝑨𝑫

𝑸

Sehingga: Total Biaya Per Tahun (TIC) = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan per

tahun + biaya penyimpanan per tahun.

𝑻𝑰𝑪 = 𝑫𝑪 + 𝑨𝑫

𝑸+ 𝒉

𝑸

𝟐 (2.1)

Dengan menurunkan persamaan 2.1 terhadap Q, diperolehlah persamaan untuk mencari Q

optimal sebagai berikut.

𝑑(𝑇𝐼𝐶)

𝑑𝑄=

2− 𝐴

𝐷

𝑄2= 0

2 = 𝐴

𝐷

𝑄2

𝑄2 =2𝐴𝐷

𝑄 = 2𝐴𝐷

ℎ (2.2)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

2.3 Potongan Harga (Quantity Discount)

Untuk mendapatkan, memikat, dan mengikat pelanggan, perusahaan termasuk perusahaan

supplier melakukan berbagai kiat. Salah satu diantaranya yang paling umum adalah pemberian

potongan harga pada jumlah pembelian yang relatif besar. Keuntungan bagi penjual adalah

penjualan dalam jumlah yang banyak akan mengurangi biaya produksi tiap unitnya. Keuntungan

bagi pembeli bila membeli dalam jumlah yang besar adalah turunnya harga beli per-unit, biaya

perpindahan dan pengiriman yang lebih rendah, penurunan biaya pemesanan, dan kemungkinan

kekurangan persediaan sangat kecil. Akan tetapi, disisi lain pembelian dalam jumlah besar

mengakibatkan kerugian di mana biaya investasi (modal) yang tertanam pada persediaan terlalu

besar, biaya penyimpanan dalam gudang membengkak, dan kesempatan barang yang disimpan

menjadi rusak dan susut sangat besar karena penyimpanan yang terlalu lama.

Secara umum ada dua jenis potongan harga karena kuantitas barang pesanan yang

ditawarkan oleh penyalur, yakni potongan harga all-units (absolute quantity discount) dan

potongan incremental. Dengan adanya potongan all-units, pembelian dalam jumlah yang besar

mengakibatkan adanya suatu harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket

pemesanan. Pada potongan incremental menerapkan atau memberlakukan harga per satuan yang

lebih rendah hanya untuk membeli unit di atas suatu kuantitas tertentu saja sesuai yang diterapkan

perusahaan secara berjenjang. Oleh karena itu, all-units mengakibatkan harga per satuan akan

sama per tiap-tiap item di dalam paket pemesanan, sedangkan potongan harga incremental dapat

mengakibatkan berbagai harga per satuan bagi satu item tertentu di dalam paket pemesanan yang

sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

2.3.1 All-Units Discount

Potongan all-units diberikan pada pembelian dalam jumlah yang besar yang mengakibatkan harga

tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket pemesanan. Asumsi dasar dalam model

EOQ adalah harga per-unit konstan.

Dengan potongan all-units karena kuantitas, pembeli diperkenalkan oleh penyalur dengan

suatu harga yang terdiri dari j kuantitas mencakup beberapa harga satuan, di mana jika jumlah

pesanan berada dalam satu range antara suatu jumlah tertentu (misalkan 𝑈0 sampai titik tertentu

yang lain (misalkan 𝑈1), maka harga per unitnya sebesar 𝑃0. Akan tetapi, jika jumlah pesanan

mulai dari 𝑈1 sampai dengan 𝑈2, maka harganya menjadi 𝑃1, di mana sudah pasti 𝑃0 > 𝑃1.

Demikian seterusnya sampai jumlah 𝑈𝑗+1. Penjelasan potongan tersebut di atas dapat di

gambarkan sebagai berikut (Agus Ristono, 2009):

𝑃𝑖 =

𝑃0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈0 ≤ 𝑄 ≤ 𝑈1

𝑃1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈1 ≤ 𝑄 ≤ 𝑈2

.

.

.𝑃𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈𝑗 ≤ 𝑄 ≤ 𝑈𝑗+1

Di mana:

𝑈1 < 𝑈2 < ⋯ < 𝑈𝑗 : Urutan bilangan bulat di mana price break terjadi.

𝑈0 = kuantitas minimum yang dapat dibeli (pada umumnya satu)

𝑈𝑗 = kuantitas yang maksimum (pada umumnya tak terbatas)

𝑃𝑖 = harga untuk ukuran lot (kelompok) tertentu yang ada di dalam interval 𝑈𝑗 ke 𝑈𝑗+1 dengan

𝑃0 > 𝑃1 > ⋯ > 𝑃𝑗 .

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

Langkah-langkah berikut ini menunjukkan bagaimana cara memperoleh jumlah

pemesanan dengan biaya minimum apabila terdapat satu atau lebih unit diskon (Zulian Yamit,

2005).

1. Dimulai dengan unit biaya terendah, hitung EOQ setiap unit biaya sehingga diperoleh

EOQ yang benar atau tepat.

2. Hitung total biaya untuk EOQ yang benar, jika total biayanya lebih rendah, maka unit

pembelian dengan harga diskon dapat diterima atau lebih menguntungkan.

3. Pilih jumlah pembelian yang memiliki total biaya yang paling rendah dalam langkah 2 di

atas.

All unit discount adalah potongan harga yang memiliki struktur seperti pada tabel 2.1 di

bawah ini.

Tabel 2.1. Contoh struktur all units discount

Kisaran jumlah

pesanan

Harga per unit Total harga pada pesanan n unit

pada kisaran yang sesuai

1 – (a-1)

a – (b-1)

b

x

y

z

nx

ny

nz

Potongan harga all units discount adalah potongan harga yang dipakai pada permasalahan dalam

tulisan ini. Selanjutnya akan disebut sebagai potongan harga saja.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

2.3.2 Incremental Discount

Incremental discount atau potongan harga bertahap dimaksudkan untuk mendorong pembeli

untuk meningkatkan jumlah pembeliannya. Dalam situasi ini penjual menawarkan beberapa harga

dengan interval tertentu. Dalam model potongan harga bertahap ini semua unit harganya tidaklah

sama karena ada penjadwalan potongan harga yang menyebabkan biaya pembelian unit tidak

konstan. Struktur potongan harga bertahap (incremental discount) dapat ditunjukan pada tabel 2.2

di bawah ini.

Tabel 2.2 Contoh struktur incremental quantity discount

Kisaran jumlah

pesanan

Harga per unit Total harga pada pesanan n unit pada

kisaran yang sesuai

1 – (a-1)

a – (b-1)

b

x

x untuk (a-1) unit, y

untuk sisanya

x untuk (a-1) unit, y

untuk (b-a) unit, z

untuk sisanya

nx

(a-1) x + (n-a+1) y

(a-1) x + (b-a) y + (n-b+1) z

Secara matematik bentuk potongan harga per unit diperlihatkan sebagai berikut (Agus

Ristono, 2009):

𝑃𝑖 =

𝑃0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑈0 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈1 − 1𝑃1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑈1 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈2 − 1

.

.

.𝑃𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑈𝑗 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑈𝑗+1

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

Di mana:

1. 𝑈1 < 𝑈2 < ⋯ < 𝑈𝑗 : urutan bilangan bulat jumlah dimana price break terjadi.

2. 𝑃0 > 𝑃1 > ⋯ > 𝑃𝑗 .

3. Dengan bentuk potongan tersebut, biaya pembelian unit tidak konstan untuk semua

kuantitas Q yang berada pada interval 𝑈𝑗 < Q < 𝑈𝑗+1

Prosedur untuk menentukan pemesanan optimum atau jumlah optimal ukuran lot dengan

incremental discount adalah sebagai berikut:

1. Kalkulasi EOQ untuk pembelian unit masing-masing harga.

2. Tentukan EOQ yang sah.

3. Kalkulasikan total biaya untuk masing-masing EOQ yang sah.

4. Pilih EOQ dengan total biaya yang paling rendah.

2.4 Proses Pengadaan Persediaan

Replenishment atau pengadaan ulang ialah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan

pemesanan ke penyalur yang bertujuan untuk menyimpan persediaan. Dalam sebuah proses

pengadaan dengan biaya produksi cekung, untuk meningkatkan penjualan, banyak penyalur

menawarkan diskon bagi pelanggannya, yang dikenal dengan quantity discount. Pihak

perusahaan harus memutuskan kapan dan berapa banyak pemesanan yang harus dilakukan.

Dengan adanya diskon, perusahaan mungkin tergoda untuk memesan jumlah produk yang

mendapat diskon terbesar karena biaya produksinya menurun, tetapi biaya penyimpanan akan

meningkat akibat pesanan yang lebih besar. Pada kasus lain perusahaan dapat mengurangi biaya

dengan mengurangi tingkat persediaan, sebaliknya konsumen akan merasa tidak puas bila suatu

produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi

persediaan dan tingkat layanan konsumen. Perusahaan sebaiknya tidak melakukan tindakan

pembelian item dalam jumlah banyak.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan harus melakukan pengadaan, antara lain:

1. Mengatasi adanya permintaan dari customer yang tidak terduga.

2. Menghadapi adanya kenaikan harga barang persediaan itu sendiri.

3. Memanfaatkan adanya quantity discounts untuk pembelian dalam jumlah tertentu (misal:

perusahaan akan mendapatkan potongan harga 10 % jika pembelian 100 unit, dan akan

bertambah terhadap kelipatan pembeliannya).

2.5 Pengadaan Persediaan Multi Item Gabungan

Joint replenishment atau pengadaan gabungan dapat terjadi apabila sebuah perusahaan membeli

sejumlah barang dari pemasok atau memproduksi sendiri barang tersebut. Sekelompok barang

yang berjenis sama mungkin memerlukan perlengkapan yang sama dan perlakuan yang khusus

untuk setiap itemnya. Maka, dalam beberapa hal akan terjadi kemungkinan jika beberapa jenis

barang tertentu memiliki biaya tetap yang sama sekaligus perlengkapan dan pengadaan yang

sama juga. Misalnya, jika sebuah barang dikemas setelah diproduksi menjadi lebih dari satu

ukuran, penghematan dapat diperkirakan jika barang-barang ini diproduksi bersamaan dan

dikemas masing-masing. Dengan menggabungkan jumlah pemesanan dari beberapa barang,

sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya transportasi, mendapat potongan harga dari

pembelian barang, atau keduanya.

Umumnya, biaya tetap gabungan dari pembelian beberapa barang dari sebuah perusahaan

bergantung pada jumlah barang yang dibeli sesuai pesanan. Dengan mengelompokkan barang

sesuai jenisnya biaya yang mungkin akan dihabiskan untuk beberapa pemesanan yang tidak

penting dapat dihemat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memutuskan berapa banyak barang

yang harus diproduksi (dibeli) selama masa penyusunan (pemesanan). Baik dalam situasi

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Inventory (Persediaan)repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30095/3/Chapter II.pdf · dan model seperti barang – barang elektronik. Biaya kadaluarsa

pembelian ataupun produksi barang, variabel keputusan yang harus dibuat adalah sama, yaitu

(Narasimhan dkk., 1985):

1. Nilai atau kuantitas barang tiap item yang diproduksi atau sedang dipesan setiap siklus.

2. Total biaya atau kuantitas barang semua unit yang diproduksi ataupun yang sedang

dipesan setiap siklusnya.

3. Frekuensi terhadap barang yang dipesan ataupun yang diproduksi.

Asumsi yang digunakan sama dengan model EOQ yaitu diasumsikan permintaan, lead

time (waktu tenggang), biaya, dan persentase persediaan untuk semua jenis barang yang diberikan

adalah tetap dan dapat ditentukan. Pertama, tentukan model pengadaan gabungan semua jenis

barang yang dipesan dalam satu siklus pemesanan. Selanjutnya, kembangkan solusi dengan

mengembangkan model pengadaan persediaan setiap jenis barang ke dalam kelompok. Dalam

hal ini, setiap item dapat atau tidak dapat dipesan. Setelah itu, tunjukkan model kuantitas

produksi gabungan untuk menentukan jumlah dari masing-masing item di dalam kelompok

barang yang diproduksi. Notasi-notasi yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

TIC = biaya total pengadaan persediaan selama satu periode,

F = frekuensi pemesanan per periode,

C = biaya pesan tetap setiap kali pesan,

ci = biaya pesan untuk pemesanan item i,

Hi = biaya penyimpanan item i per unit per periode,

Qi = jumlah unit item i setiap kali pesan,

Pi = harga item i per unit, dan

Di = kebutuhan unit item i per periode.

Dk = kebutuhan unit item k per periode,

Qk = jumlah unit item k setiap kali pesan.

Universitas Sumatera Utara