bab 2 landasan perancangan -...
TRANSCRIPT
3
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
Dalam memenuhi kebutuhan informasi, bab ini terbagi menjadi 2 bagian penting
yaitu tinjauan umum mengenai landasan perancangan komunikasi visual publikasi
“THE SECRET OF TAMIL WEDDING”, serta tinjauan khusus mengenai landasan
perancangan dari keilmuwan Desain Komunikasi Visual. Penulis menggunakan
metode pencarian data sebagai berikut :
1. Studi pustaka
2. Studi website
3. Wawancara
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Kebudayaan
2.1.1.1 Pengertian Kebudayaan
Dalam buku “Filsafat Kebudayaan” oleh Muhammad Alfan,
M.Ag. (Alfan, 2013) kebudayaan didefinisikan sebagai sistem
simbol dan makna dalam masyarakat manusia yang di dalamnya
terdapat norma dan nilai tentang hubungan sosial dan perilaku yang
menjadi identitas dari masyarakat bersangkutan. Secara lebih jelas,
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan
dihasilkan manusia meliputi kebudayaan materiil dan
kebudayaan nonmateril.
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generative, tetapi hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (Alfan, 2013) kebudayaan adalah cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Dengan demikian, kebudayaan merupakan pedoman
4
bagi anggota-anggota masyarakat untuk berperilaku sosial yang
baik atau pantas dan sebagai penafsiran bagi perilaku orang lain.
2.1.1.2 Pentingnya Kebudayaan
Fungsi kebudayaan mengatur agar manusia dapat memahami
cara bertindak, berbuat, menentukan sikap saat berhubungan dengan
orang lain. Ralp Linton (Alfan, 2013) menyebutnya dengan design
for living (garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Artinya,
kebudayaan adalah garis pokok tentang perilaku (blueprint for
behavior) yang menetapkan peraturan mengenai hal-hal yang harus
dilakukan, hal-hal yang dilarang, dan sebagainya.
Kebudayaan sebagai identitas suatu bangsa menunjukkan
betapa kebudayaan adalah aspek yang sangat penting bagi suatu
bangsa. Hal ini karena, kebudayaan merupakan jati diri bangsa atau
sering disebut kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional
bersumber pada puncak kebudayaan lokal atau kebudayaan daerah.
Adapun kebudayaan nasional adalah gabungan dari kebudayaan
daerah yang ada di Negara tersebut yang memiliki keselarasan
dalam hal norma dan nilai satu dengan yang lain. Kebudayaan
daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang
diwariskan secara turun-temurun oleh generasi terdahulu pada
generasi berikutnya di ruang lingkup daerah tersebut.
Konsep kebudayaan membantu manusia untuk menjawab
segala pertanyaan yang tidak ada habisnya mengenai pemahaman
dirinya dan kelakuannya, serta prinsip yang bisa diciptakan bagi
konsep kebudayaan akan membantu dalam melakukan prediksi
kelakuan manusia. Bukan hanya itu, pengetahuan kebudayaan juga
akan memungkinkan untuk melakukan prediksi terhadap kelakuan
manusia (Sugiartha, 2011)
5
2.1.1.3 Perubahan Kebudayaan
Ada tiga sebab terjadinya perubahan (Alfan, 2013). Pertama,
sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri. Kedua,
sebab perubahan lingkungan dan alam dan fisik tempat manusia
hidup. Ketiga, adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan
baru, khususnya teknologi dan inovasi. Setiap praktik kebudayaan
harus bersifat fungsional. Jika tidak, kebudayaan akan hilang. Setiap
kebudayaan adalah pengendapan sejarah. Sejarah merupakan
saringan untuk menghasilkan kebudayaan-kebudayaan yang
nantinya digunakan pada masa yang akan datang.
2.1.2 Sejarah India
Menurut bukunya Judith E Walsh, A Brief History Of India adalah
India berasal dari kata yunani Indoi yang berarti bangsa yang mendiami
daerah yang digenangi sungai indus, atau sindu dalam bangsa sangsekerta
yang sekarang berada didaerah Pakistan. Orang india sering menggunakan
nama Hindustan atau Sind yang berasal dari bahasa daerah yang berarti
lembah sungai Sindhu. Banyak pula yang menggunakan sebutan
Baharataverta yang berarti menyebutkan menempati india dari keluarga
Bharata. Nama Aryaverta dipergunakan untuk menyebut india (negeri orang-
orang Arya).
India yang dimaksudkan meliputi kawasan India, Pakistan,
Banglades, Srilangka, yang secara geografis merupakan kawasan tunggal
karena berada dalam sub anak benua atau sub kontinen India ,yang oleh
ahli ilmu bumi kuno menyatakan daerah ini sebagai Chatuhsamsthana
Samsthitam( terbentuk dari empat lekukan atau lekukan).sub continen
india yang terbentang dari Himalaya sampai laut, dikela orang hindu
sebagai Bharata-Versha atau tanah Bharata yakni seorang raja yang
terkenal dalam cerita Purna. Daerah ini termasuk bagian kesatuan Jambu
Dwipa yaitu daerah yang dipandang sebagai daerah yang terletak paling
dalam dari tujuh benua –pulau menurut faham ahli ilmu perbintangan
hindhu.
6
2.1.2.1 Bangsa Arya
Bangsa Arya atau Indo Arya mendiami kawasan di sebelah
timur sungai Indus: Diantara sungai Sutlej dan Yamuna. Arya
adalah bangsa pengembara. Mereka memiliki kemampuan bersyair
yang tinggi walau tidak mengenal bahasa tulis. Tradisi lisan ini
merupakan transisi masa prasejarah dan sejarah. Diduga bahwa
syair-syair yang dibuat oleh bangsa Arya dibuat setelah kebudayaan
Harappa dan Mohenjodaro runtuh, sekitar 1500-1000 SM.
Kedatangannya di India harus menyingkirkan terlebih dulu
masyarakat sebelumnya, yakni masyarakat pendukung kebudayaan
Mohenjodaro dan Harappa. Ciri masyarakat itu adalah berbahasa
Dravida, dan tidak berhidung (menurut kitab Veda), bibir tebal,
kulit hitam, dan menyembah dewa phallus (dewa kejantanan).
Bangsa Arya sangat menghargai wanita. Hal itu terbukti ketika para
wanita dipercayakan untuk mengatur rumah tangga, membangi
kurban, mengatur para budak dan anggota keluarga yang lain.
Wanita juga ditugaskan menggiling gandum, mencuci alat-alat
dapur, dan melahirkan anak (laki-laki). Budaya Arya sangat
mendambakan anak-anak laki-laki, jika tidak diperoleh maka istri
bisa dicerai. Begitupula ketika suami meninggal, maka sang istri
harus menaiki pancake, tempat pembakaran jenazah suami dan ikut
terbakar bersama suami. Abu jenazah serta tulang belulang dicuci
dan disimpan dalam guci.
Kebiasaan lain bangsa Arya yaitu gemar melakukan lomba perang-
perangan atau lomba memanah. Tari-tarian dilakukan dengan
gembira yg diiringi dengan musik. Mereka juga punya kebiasaan
bermain judi (permainan dadu). Perkawinan hanya terjadi pada
wanita dewasa dan tidak dikenal poligami, kecuali para kepala suku.
Bagi mereka perkawinan adalah sesuatu yang suci. Hal itu dapat
dilihat dalam kitab veda: “Saya menggandeng tanganmu untuk
kebahagiaan dan kebesaranmu sampai ke hari tua dengan saya
suamimu”.
7
2.1.2.2 Bangsa Dravida
Dalam bukunya megenal budaya masyarakat tamil di kota
medan ( Dr.Muhammad Takari ) , yang menjelaskan Asal usul
Berdasarkan kajian–kajian historis, orang Tamil merupakan
rumpun bangsa Dravida. Disebutkan bahwa bangsa Dravida
mendiami negeri India kira-kira 100 tahun M. Kulit mereka
berwarna gelap (hitam). Kemudian kurang lebih 3.500 tahun yang
lampau negeri itu kedatangan bangsa dari Persia yang disebut
bangsa Aria Kedatangan mereka diperkirakan melalui Barat Laut
India, yaitu melalui Selat Khaibar. Bangsa Aria ini berkulit putih
dan berbahasa Sanskerta. Kemudian bangsa Aria menyerang bangsa
Dravida dan berhasil menaklukkan bangsa Dravida sehingga
akhirnya bangsa Dravida terdesak ke sebelah selatan India.Dari
adanya ras berkulit putih yaitu Aria dan berkulit hitam Dravida,
maka penduduk India sampai sekarang ini adalah hasil percampuran
keduanya. Warna kulit ini selanjutnya dijadikan dasar penggolongan
masyarakat yang disebut kasta. Semakin terang warna kulitnya
maka semakin tinggi kastanya, demikian pula sebaliknya. Mengapa
rumpun bangsa Dravida dan satu lagi Wedda (di Pulau Sailan)
berkulit hitam, masih menjadi misteri bagi para ilmuwan
antropologi fisik (ragawi) dan terus dipelajari asal-usulnya. Pada
masa sekarang terdapat empat negara bagian di India Selatan yang
penduduknya mayoritas termasuk ke dalam rumpun bangsa
Dravida. Keempat negara bagian itu masing-masing memiliki
kebudayaan yang khas, termasuk bahasa dan aksara. Namun agama
mereka umumnya Hindu. Keempat negara bagian itu adalah:
(1) Tamil Nadu, bahasa yang digunakan adalah bahasa Tamil
(2) Andhra Pradesh, bahasa yang dipakai adalah bahasa Telugu
(3) Karnataka, bahasa yang dipakai adalah bahasa Kannada atau
Kanaresse
(4) Kerala, bahasa yang dipakai adalah bahasa Malayalam
8
2.1.2.3 Masuknya Suku Tamil ke Indonesia
Data berikut diperoleh dari buku “ Mengenal Budaya
Masyarakat Tamil di Kota Medan” (Dr. Muhammad Takari 2008).
datangnya bangsa India ke Deli Serdang sebenarnya sudah terjadi.
Menurut sejarah, ekspansi Raja Iskandar Zulkarnain dari Masedonia
ke India pada tahun 334-326 Seb.M., mengakibatkan bangsa India
cerai-berai dan banyak yang melarikan diri karena ketakutan.
Penduduk di daerah sungai Indus lari ke bagian selatan India, dan
banyak yang terus lari ke Nikobar, Andaman, dan pulau
Sumatera.Pada dasarnya keterangan tersebut tidak menjelaskan
mengenai bangsa India beretnik Tamil. Namun yang pasti kedatangan
mereka ke ke pulau Sumatera banyak mempengaruhi budaya setempat
seperti adat istiadat, religi, bahasa, dan kesenian. Dari keterangan
tersebut di atas dapat diduga bahwa kedatangan bangsa India dan
masuknya agama yang mereka anut yaitu Hindu di Sumatera Timur
sudah terjadi pada abad keempat Masehi.
Sejarah mengenai kedatangan orang Tamil ke Deli Serdang
dapat dipastikan pada abad pertama M. Keterangan tersebut didapati
dari buku tua yang berjudul Manimegelei karangan pujangga Sitenar
yang aslinya terbit Pada abad pertama Masehi dan sangat populer di
India. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa orang-orang India
beretnik Tamil bersama rombongannya di sebuah kampung yang
bernama Haru.
Dari beberapa kutipan sejarah,mengenai gelombang
kedatangan orang Tamil di Sumatera Utara, hanya gelombang
terakhirlah yang menyebutkan bagaimna proses kedatangan
masyarakat Tamil ke Kota Medan. Gelombang terakhir kedatangan
orang Tamil ke Deli Serdang yaitu pada tahun 1872 sebagai kuli
kontrak perkebunan bersamaan dengan orang-orang Jawa yang
dipekerjakan waktu itu sekitar ratusan orang jumlahnya dengan
penghasilan rata-rata 96 dolar per bulan. Mereka ini didatangkan dari
India Selatan, Malaysia, dan Singapura untuk menutupi kekurangan
9
tenaga kerja pada perkebunan-perkebunan milik Belanda. Sebahagian
orang Tamil yang bekerja di perkebunan banyak melarikan diri ke
Medan untuk mencari perlindungan di kala Jepang berkuasa.
Kemudian tahun 1946 sebahagian orang-orang Tamil kembali ke
Negara asalnya.Bagi orang-orang Tamil yang sudah menetap di
Sumatera Utara, khususnya Medan, mereka tetap menjalankan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budayanya. Untuk
melaksanakan kegiatan keagamaannya, orang-orang Tamil kemudian
mendirikan Perhimpunan Shri Mariamman Kuil sebagai kuil yang
pertama di Kota Medan. Pada masa sekarang ini jumlah kuil yang
tersebar di Kota Medan ada sekitar 30-an.Hubungan antara orang-
orang Tamil dengan berbagai etnik di Sumatera Utrara telah
berlangsung sejak abad ketiga Masehi. Menurut Luckman Sinar
kedatangan berbagai etnik dari India ke pantai timur dan barat
Sumatera Utarasudah berlangsung sebelum abad pertama Masehi.
Mereka ini membawa agama Hindu dan kemudian agama Budha.
Kedatangan orang-orang India ke kawasan ini terutama terjadi ketika
terjadinya arus angin dari India ke Baruspada bulan November dan
Desember.
2.1.3 Hindu
Buku yang menjelaskan tentang A Concise Encyclopedia of
Hinduism , (Klaus K.Klostermaier 2003) bahwa orang Tamil
umumnya beragama Hindu, namun ada pula yang beragama Islam,
Budha, dan Kristen. Kata Hindu berasal dari sebutan orang Persia 17
yang datang ke India. Mereka menyebut sungai Sindhu yang mengalir
dari daerah Barat India sampai sungai Hindu. Ketika agama Islam
masuk ke ndia, kata Hindu muncul kembali dalam bentuk istilah
Hindustan. Untuk orang-orang India yang memeluk agama asalnya
mereka disebut orang Hindu. Jadi perkataan Hindu muncul dari
perkataan orang-orang asing untuk menamakan bangsa Dharma atau
Thirta. Bagi agama Hindu, baik Hindu Tamil, Hindu Bali, Hindu
10
Jawa, dan Hindu Karo,sumber dari agama mereka adalah Kitab Suci
Weda.
Weda berasal dari bahasa India yang berarti pengetahuan suci.
Menurut agama Hindu, kitab suci Weda merupakan Wahyu Sang
Hyang Wasa (Tuhan Yang maha Esa) kepada para Maharesi lebih dari
4.000 tahun yang lalu (Cudamani, 1990:1). Kitab Suci Weda memiliki
empat bahagian:
(1) Rig Weda,
(2) Sama Weda,
(3) Yajur Weda,
(4) Atharva Weda.
Tanpa adanya matahari maka sinarnya tidak mungkin ada. Dari
ratusan jumlah dewa dalam kepercayaan Hindu, maka ada tiga dewa
yang terpenting, yaitu:
(i) Dewa Brahma, bertugas sebagai pencipta alam semesta;
(ii) Dewa Wisnu bertugas sebagai pemelihara alam semesta
(iii) Dewa Ciwa (Syiwa) bertugas sebagai pelebur alam semesta.
Dalam menjalankan tugasnya Dewa-dewa tersebut dibantu oleh
masing-masing pasangannya yang diasosiasikan sebagai istrinya.
Pasangannya disebut Dewi atau Sakhti. Pasangan untuk masing-
masing Dewa Brahma, wisnu, dan Syiwa adalah Shri Saraswathi, Shri
Mahalecemi, dan Shri Parwathi. Kehidupan para dewa dan dewi ini
dilukiskan seperti kehiduan manusia. Mereka juga memiliki
keturunan. Ketiga dewa ini disimbolkan dengan tiga aksara. Dewa
Brahma disimbolkan dengan huruf A, Wisnu U, dan Syiwa M. Jika
digabung menjadi AUM, yang mengandung arti keesaan Tuhan yang
disebut dalam nama ketiga dewa. Pada dinding atas kuil Hindu Tamil,
selalu tertera simbol AUM dalam aksara Tamil. Di antara ketiga tiga
dewa dan tiga sakthi tersebut terdapat dua dewa lagi yaitu Dewa
Murughen dan Ganesha. Dewa Murugen merupakan simbol cahaya
11
dan Ganesha simbol suara. Dengan suara AUM inilah maka alam
semesta terjadi, dan cahaya memberi kehidupan terpelihara. Di antara
upacara-upacara Hindu Tamil adalah Ciwaratri yaitu malam
penyembahan kepada Dewa Syiwa. Kemudian ada juga upacara
Adhimasem yaitu arti harfiahnya bulan panas. Upacara ini dilakukan
pada bulan Juli sampai Agustus setiap tahunnya. Dewi Parwethi
(Sakthi Dewa Syiwa). Lambang Naga Linggam,ini menunjukkan
bahwa umat Hindu Tamil sangat mengagumi figur seorang ibu yang
memiliki kasih sayang yang begitu agung.
2.1.3.1 Ide Dasar Hindu
Berdasarkan Oxford ensiklopedi pelajar ( halaman 148-149)
Umat hindu berpendapat bahwa mengajarkan dharma, yaitu
kebenaran atas segala sesuatu, kepada orang lain itu penting.
Dharma adalah kata yang juga berarti tugas seseorang, sesuai
dengan umur dan kedudukannya dalam masyarakat.
Semua makhluk hidup memiliki sukma yang abadi (
atman). Sukma ini dilahirkan kembali berkali-kali, baik dalam
bentuk hewan maupun dalam bentuk manusia. Kelahiran
kembali sesorang bergantung kepada lakunya (karma) dalam
hidup. Karma benar-benar adil, Tak ada apapun yang
terbuang. Orang menanam apa yang dituai dan menuai apa
yang ditanamnya. Istilah untuk perputaran tetap kelahiran
kembali ini disebut samsara ( reinkarnasi ) Sukma kita
masing-masing menjadi bagian dari sukma-abadi yaitu Tuhan.
Seolah-olah tuhan sendiri merasuk ke bumi melalui
ciptaanNya. Hal ini berarti bahwa kita merupakan bagian dari
tuhan dan sebaliknya. Oleh semua makhluk ingin untuk bebas
dari lingkaran kelahiran kembali dan pulang ke hadirat Tuhan.
Umat Hindu menyebutnya pembebasan (Moksha). Ini
mungkin merupakan tingkat kasih sayang dalam masyarakat
sukma, atau mungkin merupakan kepulangan ke sumber
sukma, seperti sungai mengalir ke laut.
12
2.1.3.2 Kasta
Menurut bukunya A History of India ( Peter Robb )
menjelaskan bahwa umunya perdaban india diidentifikasikan
oleh bentu-bentuk khas organisasi social, Khususnya, dengan
“ kasta “: terpisah, tertutup, dan kelompok perigkat masing-
masing dengan perilaku social. Pengaturan kasta pernah
dianggap telah ad, peraturan nya tidak pernah berubah dari
zaman dahulu.
Di india, seharusya orang peringkat permanen,
mengakuisisi status tidak bisa diubah melalui kelahiran dan
pekerjaan tradisional, dan terutama ide-ide kemurnian (
pekerjaan, perilaku, wawasan) kasta dikatakan institusi paling
khas india dalam arti hal itu ditentukan dari perilaku social-
pernikahan, pekerjaan, ekonomi, politik, social.
1. Golongan Brahmana
Di dalam masyarakat Hindu dikenal adanya tingkatan-
tingkatan kelas yang disebut dengan kasta. Terdapat empat
kasta dalam masyarakat Hindu, yaitu Brahmana, Ksatria,
Waisya, dan Sudra. Dari keempat kasta tersebut yang tertinggi
adalah Brahmana, karena dalam buku ke-10 Rig-Veda tertulis:
“golongan Brahmana keluar dari mulut Dewa Brahmana,
golongan Ksatria dari tanganya, Waisya dari paha atau
perutnya, Sudra keluar dari telapak kakinya”.
Arti kiasan yang mengatakan bahwa golongan Brahmana
keluar dari mulut Dewa Brahma adalah bahwa golongan
Brahmana adalah guru rakyat, karena bukankah mulut itu
saluran buah pikiran? Oleh karena itu golongan Brahmana
merupakan kasta tertinggi yang suaranya harus didengar dan
ditaati. Golongan ini terdiri atas para pendeta dan pemimpin
agama. Tugasnya menjalankan upacara-upacara keagamaan.
13
2. Golongan Ksatria
Golongan Ksatria yang dikatakan keluar dari tangan
Brahma berarti, berarti bahwa golongan Ksatria menjadi
golongan pemerintah, karena tangan diperlukan untuk
memanggul senjata pada saat peperangan menahan serangan
musuh. Golongan Ksatria terdiri dari raja, bangwasan, dan
prajurit. Tugasnya menjalankan pemerintahan.
3. Golongan Waisya
Kasta Waisya keluar dari perut atau paha Dewa
Brahma. Paha berfungsi membawa tubuh dari suatu
tempat ke tempat lain. Oleh karena itu, Kasta Waisya
terdiri dari pada pedagang yang membawa dagangan ke
berbagai tempat. Dengan kata lain kasta Waisya bertugas
menjalankan roda perekonomian.
4. Golongan Sudra
Kasta Sudra keluar dari telapak kaki Dewa
Brahma. Kaki adalah bagian tubuh yang paling di bawah,
maka kasta Sudra menjadi kasta yang paling rendah
kedudukannya dan harus melayani kasta-kasta yang ada di
atasnya.
5 . Golongan Paria
Selain keempat kasta tersebut, masih terdapat
golongan yang lebih rendah dari Sudra disebut kasta
Paria. Mereka sering disebut outcast (di luar kasta) atau
untouchable (tidak boleh disentuh). Mereka adalah
golongan terbuang berasal dari bangsa Dravida yang
mendapat perlakuan diskriminasi oleh bangsa Arya
karena mereka berkulit hitam dan berhidung pesek
14
2.1.3.3 Tamil termasuk golongan kasta
Berdasarkan buku mengenal budaya masyarakat tamil
di kota medan bahwa terlihat jelas mereka melakukan
perdagangan dan dijelaskan pada bukunya Peter Robb, bahwa
golongan kasta waisya terdiri dari para pedagang yang
membawa dagangan ke tempat-tempat dan juga mengatur roda
perokonomian.
2.1.3.4 Pernikahan berdasarkan kasta
Pernikahan dilakukan berdasarkan adanya persamaan
perilaku social- pernikahan, pekerjaan, ekonomi, politik, social
, A History of India ( Peter Robb ) biasanya india mencari
pasangannya berdasarkan hal-hal yang disebutkan tadi, tamil
termasuk dalam golongan waisya mereka juga akan mencari
pasangan nya yang berdasarkan dari golongan waisya
sehingga nanti bisa dilihat kedudukan nya sama dan
mensejahterakan satu dengan yang lainnya.
2.1.4 Pernikahan
2.1.4.1 Pengertian
Menurut KBBI, pernikahan adalah hal (perbuatan ) nikah,
nikah adalah ikatan (akad) perkawinan yg dilakukan sesuai
dengan ketentuan hukum dan ajaran agama: hidup sbg suami
istri tanpa -- merupakan pelanggaran terhadap agama.
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang
dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud
meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma
hukum dan norma social. Upacara pernikahan memiliki
banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama,
budaya maupun kelas social. Penggunaan adat atau aturan
tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum
agama tertentu pula.
15
2.1.4.2 Pernikahan Adat Tamil
Etnik Tamil dalam rangka mengisi kehidupannya memiliki
serangkaian upacara yang khas. Upacara ini umumnya
berhubungan dengan tingkat kedudukan seseorang dalam
masyarakat. Upacara tersebut pada prinsipnya berfungsi untuk
mengejewantahkan system nilaidan filsafat hidup sebagai
kearifan lokal etnik Tamil yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran Hindu dan budaya Tamil. Pelaksanaan berbagai upacara
sepanjang siklus hidup mereka tersebut, mengalami berbagai
macam perubahan seiring zaman dan ruang di mana mereka
berada.
Contohnya dapat dilihat pada pesta perkawinan. Adanya suatu
kebiasaan yang dilakukan para leluhur mereka yaitu dengan
menempatkan si pengantin dan kerabat dekat para undangan
lainnya pada tikar. Selepas itu ketika acara makan mereka
tidak menggunakan piring, tetapi menggunakan daun pisang.
Keadaan adat seperti itu, menurut mereka sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman. Akhirnya mereka
menyesuaikan upacara ini sesuai dengan perkembangan
zaman. Kedua mempelai diberikan tempat duduk khusus yaitu
berupa pelaminan. Para undangan dapatdengan tenang duduk
dikursi disediakan dan mereka pun tidak perlu harus repot lagi
menyantap hidangan yang beralaskan daun pisang itu, karena
telah disediakan piring. Papan bunga ini adalah sebagai
ekspresi ucapan selamat kepada kedua mempelai dan
keluarganya. Fungsinya adalah meningkatkan hubungan sosial
antara yang diundang dengan mempelai dan kerabatnya.
2.1.4.3 Beberapa Unsur Kecocokan
Idealnya sebuah perkawinan Hindu Tamil, ( A.S Kobalen)
menjelaskan bahwa ketentuan dalam perkawinan Hindu tidak
boleh dilanggar. Penganut agama Hindu hanya menikah satu
kalu untuk seumur hidup. Perceraian tidak dikenal dalam
16
konsep Hindu. Karena itu ikatan perkawinan harus dilakukan
hanya individu yang serasi/ cocok ( porutham). Seorang pria
dan seorang wanita yang bermaksud menikah akan ditentukan
sesudah mempertimbangkan 21 faktor tersendiri. Dari ke 21
faktor ini maka yang sepuluh berikut ini di anggap paling
utama dan penting antara lain:
1. Thina Porutham (Kecocokan dalam Bintang).
2. Kana Porutham .
3. Mahendra Porutham ( Kecocokan untuk memperoleh
anak).
4. Shry Theerka Porutham
5. Yoni Porutham
6. Raasi Porutham
7. Raasi Athipathi Porutham
8. Vasiya Porutham
9. Ratchu Porutham
10. Vethai Porutham
2.1.4.4 Pakaian Adat di dalam Pernikahan
Tradisional pakaian di India sangat bervariasi di berbagai
negara dan sangat dipengaruhi oleh budaya lokal, geografi dan
iklim. Gaya populer pakaian termasuk pakaian Adat Tamil
seperti sari untuk wanita dan dhoti atau lungi untuk pria.
Di India, status sosial seseorang adalah dianggap
dilambangkan dengan nya atau pakaian nya. Etiket berpakaian
India menghambat keterpaparan kulit dan mengenakan
pakaian transparan atau ketat. pakaian India Kebanyakan
terbuat dari katun yang sangat ideal untuk cuaca panas
dikawasan itu. Karena cuaca India sebagian besar panas dan
hujan, sebagian orang India memakai sandal .
2.1.4.5 Mehendi pada tangan pengantin
Kata Henna berasal dari bahasa latin untuk tanaman
Lawsonia dari mehendi sulit dikatakan karena seni ini telah
17
berusia hampir 5000 tahun. Beberapa sejarahwan mengatakan
bahwa bangsa Mogul lah yg membawa mehendi ke India
tetapi sejarahwan lain mengatakan bahwa asal mula mehndi
adalah India, sedang yang lain mengatakan bahwa asal mula
mehndi adalah Timur Tengah atau Afrika Utara.
Mehendi diracik dari daun tanaman yang disebut Henna atau
Lawsonia Inermis. Henna bisa di pakai pada bagian tubuh
dengan membuat pola dan desain yang indah.
Henna juga dikenal khasiatnya untuk penyembuhan dan terapi.
Sejak jaman dahulu, henna dipakai untuk menyehatkan rambut
agar makin mengkilap, berfungsi sebagai kondisioner rambut
dan baik untuk kulit kepala.
Di India, mehndi merupakan salah satu cara mempercantik diri
selain memakai make up atau perhiasan. Bisa dipakai sehari-
hari, atau memegang peran penting dalam acara khusus seperti
pernikahan. 2 atau 3 hari sebelum pernikahan dilangsungkan,
mempelai perempuan akan menghadiri pesta mehndi yang
diselenggarakan bersama keluarga dan teman.
Tangan mempelai perempuan akan dihias mehndi dari ujung
jari sampai siku, dan di kaki dari ujung kaki sampai lutut.
Nama mempelai laki-laki akan dituliskan secara tersembunyi
di sela-sela mehndi yang dipasang dan akan dijadikan
permainan kuis pencarian nama calonnya.
Pada saat sebelum pernikahan dimulai diadakan permainan
dimana mempelai laki-laki harus menemukan lebih dahulu
diamana tulisan namanya disembunyikan,
Kadang mempelai laki-laki pun dihiasi dengan mehndi.
2.1.4.6 Tanda Merah di dahi Wanita
Dikenakan oleh perempuan di dahi mereka, bindi
dianggap tanda yang sangat menguntungkan dalam agama
Hindu. Secara tradisional, bindi merah ( sindoor ) hanya
dipakai oleh wanita Hindu menikah, tetapi sekarang telah
18
menjadi bagian dari mode perempuan. Beberapa tradisi India
menganggap bindi untuk menjadi wakil dari mata ketiga .
2.1.4.7 Upacara Pernikahan Tamil
Mengenal budaya masyarakat tamil, dijelaskan bahwa
didalam pernikahan adat tamil terdapat tahapan-tahapan yang
harus diikuti secara umum bagi masyarakat tamil, tahapan-
tahapan yang harus dilakukannya antara lain :
1. Upacara Melamar (Niscchayam)
Pihak laki-laki mendatangi ke rumah pihak
perempuan untuk meminta perempuan tersebut
dijadikan menantu, jika pihak perempuan setuju
maka pihak laki-laki akan melakukan proses
selanjutnya kepada pihak perempuan.
2. Upacara Tunangan ( Parisam )
Intisari dari upacara parisam adalah penyerahan
mas kawin dan pengumuman kepada para kerabat
mengenai pelaksanaan upacara puncak.Upacara ini
bisa dilangsung dikuil ataupun dirumah.
3. Upacara Perkawinan (Thirumanam)
Pihak laki laki dan perempuan mengucapkan janji
suci pernikahan di hadapan pendeta dan upacara ini
dilakukan dikuil. Jika kedua belah pihak telah sah
menjadi sepasang suami istri maka dari kedua
belah pihak akan diperbicangkan lagi ingin
mengadakan resepsi atau tidak.
2.1.5 Wawancara Narasumber
Penulis mewawancarai pendeta india yang bergerak di dalam
pelayanan umat Hindu. Untuk mendukung kepastian dan keaslian data
dalam pembuatan buku publikasi ini, penulis telah melakukan
wawancara langsung bersama Tayarajabal yang telah dilaksanakan
pada :
19
Hari, Tanggal : Senin, 29 Maret 2015
Pukul : 19.00 WIB
Lokasi : Kuil Ganesher , Kompas
2.1.6 Pendeta
Nama Lengkap : Wametheva siwam siwa sri Tayarajabal
Gurrukal
Nama Panggilan : Taya
Tanggal lahir : 12 Maret 1974
Merupakan seorang pendeta india asal Indonesia yang dikenal
melalui pelayanan-pelayan umat hindu di kuil-kuil yang ada di
indonesia. Ia memulai karirnya sebagai seorang pendeta dari tahun
2006 hingga sekarang ini . Ia mendalami kehidupan yang rohani
karena dorongan hati yang dapat membantu umat hindu khusunya
masyarakat Tamil yang beragama Hindu, dan juga ia senang untuk
membina umatnya menjadi yang lebih baik lagi. Ia menjalani Tugas
pelayanan secara khusus di hal pernikahan untuk membantu
melaksanakan upacara yang akan berlangsung, tapi disamping itu ia
juga dapat membantu dalam hal pelayanan kepada Tuhan. Menurut ia
pernikahan tamil merupakan pernikahan yang sakral kare na di budaya
tamil tidak ada yang namanya perceraian , semua dilaksanakan
berdasarkan kecocokan antara kedua calon mempelai. Khususnya
kecocokan dari hal Bintang ( raasi ) , jika kedua calon dilihat
bintangnya masing-masing lebih dari 5 bintang, tandanya calon
mempelai dapat meneruskan ke jenjang ikatan perkawinan. Didalam
pernikahan tamil terdapat tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan
dimulai dari Upacara Melamar (Niscchayam), Upacara Tunangan
(Parisam), Upacara Perkawinan (Thirumanam ) dan juga resepsi.
Resepsi boleh dilaksanakan atau tidak, jika calon mempelai ingin
melaksanakan bisa dirundingkan antara kedua belah pihak.
20
2.1.7 Biodata Sastrawan
Untuk membantu penulis dalam menyusun kalimat dan isi dari
buku publikasi ini, penulis dibantu oleh seorang sastrawan:
Nama : Sagita Wani
TTL : Jakarta, July 19, 1989
Status : Single
Gender : Female
Alamat : Jl. Syeh Quro blok D, No.4 perum Johar Indah
Telepon : 082116760269
E-mail : [email protected]
2.1.8 Konsep Perwujudan
Isi keseluruhan buku publikasi The Secret Of Tamil Wedding
direncanakan akan berjumlah 150 halaman belum termasuk cover dan
halaman pelengkap seperti kata pengantar dan daftar isi. Isi utama dari
buku ini akan dibagi menjadi 8 bagian, yaitu :
• Bagian 1 : Perkawinan Tamil
• Bagian 2 : Pernikahan Hindu berdasarkan Unsur Kecocokan
• Bagian 3 : Upacara Melamar ( Niscchayam).
Upacara Tunangan ( Parisam).
• Bagian 4 : Upacara Perkawinan ( Thirumanam) .
• Bagian 5 : Resepsi.
2.2.9 Analisa SWOT buku yang pernah ada
Gambar 2.1 Contoh buku Pernikahan India
21
Strength (Kekuatan)
- Desain telah dilengkapi dengan elemen pendukung berupa
Fotografi yang dikemas dalam bentuk Hard Cover book dan visual
yang menarik
Weakness (Kelemahan)
- Tidak terlihat moment-moment pernikahannya
Opportunity (Kesempatan)
- Perkembangan dunia dengan Fotografi yang pesat bisa menjadikan
buku tersebut berkembang dikalangan masyarakat.
Threat (Ancaman)
- zaman sekarang lebih menyukai pengaksesan informasi melalui
media sosial internet dibandingkan dengan membaca buku.
2.1.10 Analisa SWOT
1. Strength
- Budaya Tamil sebagai bagian kecil unsur kebudayaan yang
berperan dalam pemberian identitas bangsa.
- Budaya Tamil dapat mengajarkan unsur-unsur budayanya yang ada
kepada masyarakat.
2. Weakness
- Masyarakat belum mengenal budaya Tamil secara lebih mendalam.
- Masyarakat yang belum mengetahui Pernikahan Tamil lebih banyak
daripada masyarakat yang sudah mengetahui.
3. Opportunity
- Masih ada generasi muda yang peduli dan ingin mengetahui lebih
dalam mengenai Pernikahan Tamil.
- Masih adanya Komunitas masyarakat Tamil.
- Budaya Tamil masih dapat dikenal di dalam group komunitas yang
ada.
22
4. Threat
- Masih melekatnya anggapan bahwa kebudayaan lainnya adalah hal
yang tidak menarik di beberapa kalangan masyarakat.
- Kepedulian budaya tergeser dengan modernisasi sekarang ini.
2.1.11 Target Sasaran
Demografis
• Seks : Pria dan Wanita
• Umur : 23-30
• Pendidikan : S1
• Status Sosial : A
• Penghasilan per bulan : Rp 3.500.000,-
Geografis
• Primer : Tinggal di perkotaan besar dan berkembang seperti
Jakarta
• Sekunder : Kota-kota berkembang seluruh Indonesia.
Psikografis
• Personality :
- Mengapresiasi budaya.
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
- Berpikiran terbuka.
- Kreatif.
- Senang mencoba hal baru
- Mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
- Sadar desain.
• Behavior :
- Senang membaca buku.
- Senang berdiskusi.
- Tertarik mengenal budaya lain
- Menikmati desain.
• Lifestyle :
-Ketertarikan mengunjungi moment perayaan yang ada.
23
- Gemar mengoleksi barang-barang unik dan mempunyai nilai
keindahan.
- Aktif dalam kegiatan sosial, seni, dan budaya
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Teori Desain Komunikasi Visual
Diambil menurut buku “Desain Komunikasi Visual Terpadu” oleh
Yongky Safanayong (Safanayong, 2006). Berawal dari kebutuhan
manusia seperti yang dikatakan pada teori kebutuhan manusia oleh
Maslow, bahwa manusia juga memiliki kebutuhan emosional dan
pribadi, termasuk keinginan untuk mencari makna atau arti, kepuasan,
pemenuhan diri dan keamanan dalam tingkatan kehidupan tertentu.
Desain memberi kepuasan atau mengisi kebutuhan, desain akan lebih
bermakna apabila dalam penggunaannya, mencakup masalah-masalah
yang ada. Desain adalah suatu studi yang bersifat disiplin silang karena
kreatifitas dan evaluasi desain pada umumnya didasari oleh disiplin
lainnya.
Desain komunikasi visual tidak hanya berfungsi mekanikal tetapi
ada fungsi lainnya, yaitu memberi inspirasi, informasi dan
menggerakkan manusia untuk beraksi. Berikut ini adalah fungsi desain
komunikasi visual:
1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform), mencakup:
menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.
2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup : membuka
pikiran dan menguraikan.
3. Untuk membujuk (to persuade), mencakup : menganjurkan
(umumnya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk
kepercayaan, logika dan daya tarik.
4. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan
dan kantong belanja.
Di dalam desain komunikasi visual, upaya nilai tambah (value-
added) dapat menghasilkan nilai beda dan nilai baru. Pendekatan nilai
tambah dapat dicapai dengan hal-hal berikut:
24
1. Lintas budaya (cross-cultural), citra lokal (local content) dikombinasikan
dengan citra internasional atau penekanannya pada local content yang
visualisasinya diselaraskan dengan pendekatan kekinian atau pendekatan
baru.
2. Melibatkan lebih dari satu indra (synesthesia), tidak hanya visual, tetapi
juga raba atau cium atau dengar.
3. Berani melakukan eksperimen melalui pendekatan terobosan (yang tidak
umum) secara kreatif.
Dalam proyek tugas akhir ini, penulis akan menggunakan fungsi
desain komunikasi visual untuk memberikan informasi, menerangkan,
membujuk/menganjurkan, serta melindungi pada pembahasan mengenai
The Secret of Tamil Wedding. Penulis juga mencoba untuk melakukan
pendekatan nilai tambah yaitu dengan pengalaman lintas budaya dimana
konten lokal akan disandingkan dengan pemecahan visual desain yang
kekinian. Upaya melibatkan lebih dari satu indra akan dicapai dengan
penggunaan media buku sebagai media publikasi The Secret of Tamil
Wedding.
2.2.2 Teori Desain Buku
Diserap dari buku “New Book Design” oleh Roger Fawcett Tang
(Fawcett-Tang, 2004). Dengan semakin banyaknya penerbit baru, maka
jumlah buku yang di produksi pun semakin banyak. Dalam hal ini, maka
desain untuk menarik minat para konsumen sangat penting, pengamatan
awal konsumen akan jatuh kepada cover dan packaging yang menarik dari
suatu buku barulah masuk kepada apa yang mereka tuju yaitu isi dan
informasi yang diberikan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
desain buku adalah :
• Navigation
Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasi yang
ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik. Misalkan
diperjelas dengan tambahan perbedaan gaya penempatan pada
penempatan text.
25
• Structure
Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid dan
image. Dalam penggunaannya setiap penempatan text, grid dan image
harus dipertimbangkan struktur keseimbangannya pada saat orang
membaca buku tersebut agar tidak mudah jenuh dan lebih menarik.
Menurut Yongky Safanayong (Safanayong, 2006) anatomi dalam
pembuatan buku secara umum dapat dibagi menjadi seperti berikut:
• Cover
Hardcover dan softcover
� Jaket Buku (untuk hardcover)
� Cover depan / muka
- Judul, subjudul, pengarang / penulis / editor
- Logo penerbit, judul seri
� Punggung (tulisan dibaca dari atas ke bawah)
- Judul, penulis
- Logo penerbit
� Cover belakang
- Biografi penulis dan blurb
- Barcode dan ISBN / ISSN
� Flap jaket
- Uraian singkat atau teaser copy (pada flap depan)
- Biografi penulis dan potret (pada flap belakang)
- ISBN
� Endpaper dan inside cover depan dan belakang
• Halaman-halaman pendahuluan (preliminary)
� Preliminary blank
� Half title
- Judul (biasanya ditempatkan setelah endpaper)
- Review, uraian singkat penulis atau teaser copy
� Frontispiece (contoh : left of title page)
- Sebuah gambar dengan keterangan (caption)
26
- Setelah half title
� Judul halaman (title page)
- Judul, subjudul, judul seri dan penulis
- Penerbit, tempat publikasi
� Hal imprint (verso of title page)
- Detail produksi, seperti nama-nama : editor, desainer, manajer
produksi, percetakan
� Dedikasi atau kuotasi
� Daftar isi (diawali dengan angka romawi pada halaman isi)
� Kata pengantar (disampaikan oleh penulis atau penulis tamu mengapa
buku ini eksis)
� Introduksi (biasanya oleh penulis)
� Glosari (apabila singkat, umumnya dibagian belakang setelah teks
selesai)
� Daftar singkatan yang digunakan dalam teks.
• Teks
• The endmatter
� Informasi tambahan (supplement)
� Appendix
� Referensi (atau pada akhir tiap bab)
� Glosari
� Bibliografi
� Indeks
Yang tertulis pada preliminary, teks dan the endmatter, penerapannya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan desain.
2.2.3 Teori Tipografi
Menurut Danton Sihombing, MFA dalam bukunya berjudul “Tipografi
dalam Desain Grafis” (Sihombing, 2001), Huruf merupakan bagian
terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk
membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata
atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu
kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan
27
untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki
nilai fungsional dan juga nilai estetik. Dalam bukunya “Making and
Breaking the Grid”, Timothy Samara (Samara, 2007) menyebutkan bahwa
setiap kalimat dan kata adalah gambaran emosional atau pernyataan
psikologis yang memiliki kekuatan dalam komposisi visual.
Legibilitas memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atau naskah
dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Legibilitas dapat diatur lewat
pemilihan font, pengaturan kerning (jarak antar huruf), tracking (jarak antar
kata), dan leading (jarak antar baris).
Tugas perancang grafis adalah menarik perhatian penglihatan dengan
menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara cepat dapat
menstimulasi penglihatan lewat pokok penekanan (focal point). Focal point
ini dapat dicapai lewat berbagai macam cara contohnya lewat kontras dari
warna, size, bentuk, atau dengan mengisolasi peletakan pada layout.
Dalam proyek tugas akhir ini, tipografi yang mampu memberikan
kesan visual atau citra serta memberi nilai estetik merupakan hal yang
penulis perhatikan dalam pengolahannya, sehingga fungsi tipografi tidak
hanya sebagai teks yang memberikan nilai estetis sehingga menimbulkan
kesan visual yang dapat membangun mood pembaca. Pengaturan leading
dan kerning akan disesuaikan dengan kebutuhan penyampaian kesan yang
ingin diberikan pada tiap halamannya.
Sebagai dasar landasan perancangan layout publikasi ini, penulis
mengutip kutipan dari Wolfgang Weingart dalam presentai oleh Jennifer
Fidler (Fidler),
“Weingart called for typography to be both functional and
noteworthy. Designers should ignore the "traditional" rules of layout and
feel free to experiment with how type interacts with the rest of the
composition.”
28
2.2.4 Grid
Grid adalah sebuah alat untuk mengatur ruang/layout dari
sebuah halaman dan membantu desainer untuk membuat keputusan
yang tepat dalam mengomposisikan serta mengurutkan konten
dalam suatu layout. Grid digunakan untuk menetapkan sebuah
struktur yang kuat dibalik sebuah desain. Dengan grid seorang
desainer memegang kendali, membuat kesinambungan visual dan
menyatukan sebuah desain.
Dalam proyek Tugas Akhir ini, penulis menggunakan grid
Modular sebagai perangkat bantu namun pada konten tertentu
kebutuhan terhadap komposisi diluar grid akan dilakukan untuk
membangun emosi yang tidak tersampaikan dengan struktur grid
pada layout.
Modular grid membagi halaman menjadi bagian-bagian
vertical dan horizontal yang disebut modul, dimana bagian tersebut
menjadi bagian yang digunakan untuk dikomposisikan dengan
elemen-elemen desain. Kolom yang tercipta dari grid ini
meningkatkan fleksibilitas desainer dalam membuat layout.
2.2.5 Teori Warna
Dimanapun kita berada dibumi ini kita akan selalu melihat
warna. Di dalam industri grafika dewasa ini, hubungan desainer
dengan produksi cetak dalam hal warna sangatlah erat. Karena warna
termasuk salah satu bagian penting dalam suksesnya desain tersebut.
Warna bersangkut paut dengan persepsi dan interpretasi subyektif.
Pengungkapan secara verbal dari warna sangat sulit dan rumit apabila
harus diterjemahkan dalam bahasa reproduksi grafika. Bagaimanapun,
jika ada metode standar dimana warna dapat secara tepat dungkapkan
dan dimengerti oleh siapapun, komunikasi warna akan lebih mudah.
Menurut buku Color Basic yang dibuat oleh Anne Dameria,
Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur
yaitu cahaya, objek dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat
29
ukur). Di dalam ruang yang gelap, kita tidak dapat mengenali warna.
Begitu juga apabila tidak ada objek yang kita lihat maka kitapun tidak
dapat mengenali warna.
Didalam proses pembuatan, penulis menggunakan warna-warna
tradisional dan juga warna dasar yang ada didalam pernikahan india
antara lain :
� Merah mengartikan penuh energy, sangat ekspresif dan
dinamis dalam merepresentasikan cinta dan kehidupan. Dalam
pembuatan penulis menggunakan warna merah sebagai
background dan juga sebagai warna dasar yang ada di saat
proses pernikahan berlangsung.
� Kuning mengartikan terang, kehangatan secara psikologis
warna kuning sangatlah diterapkan untuk menaikan mood dan
juga memberikan semangat. Dalam pembuatan penulis
menggunakan warna kuning merupakan salah satu warna yang
memang dasarnya sudah ada dipernikahan tersebut.
� Coklat mengartikan warna yang mencerminkan tradisi dan
segala sesuatu yang berbau kebudayaan. Penggunaan warna
coklat dalam proses pembuatan buku ini karena ingin
memberikan nuansa sejarah yang bercerita tentang
kebudayaan.
� Putih mengartikan warna yang melambangkan kesucian,
karena itulah warna putih sering digunakan untuk acara-acara
bersifat sakral seperti pernikahan dan ibadah keagamaan.
Penggunaan warna putih agar terlihat lebih formal.
� Hitam mengartikan warna yang abadi, selalu terlihat modern
dan gaya. Penggunaan warna hitam juga sangat digemari
sekaligus menampilkan kesan elegant dan mewah.
2.2.6 Teori Layout
Dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya, Surianto Rustan menyebut
layout sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam
media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. (Rustan,
30
2009) Dalam membuat desain layout suatu buku, diperlukan kemampuan
dalam mengombinasikan seluruh elemen desain secara bersamaan, meliputi
warna, bentuk, ilustrasi, dan juga tipografi menjadi sebuah layout. Prinsip-
prinsip desain yang diaplikasikan sesuai dengan fungsi tata letak sendiri,
antara lain : (Rustan, 2009, h. 74-86)
2.2.6.1 Sequence
Istilah lainnya adalah urutan perhatian, atau disebut juga
dengan istilah hierarki/ flow/ aliran. Ini merupakan urutan prioritas
dari elemen-elemen yang harus dibaca dari pertama sampai yang
terakhir. Sequence diperlukan karena bila semua informasi yang
ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan menangkap
pesannya. Dengan adanya sequence, akan membuat pembaca secara
otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang ingin
disampaikan.
2.2.6.2 Emphasis
Penekanan suatu elemen visual dalam suatu komposisi sebagai
obyek pertama yang dilihat adalah emphasis. Emphasis dapat
diciptakan melalui berbagai cara, yaitu:
1. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan
elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut.
2. Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar
belakang dan elemen lainnya.
3. Letakkan di posisi yang strategis atau yang menarik
perhatian. Menggunakan bentuk atau style sehingga
tampilannya berbeda dengan sekitarnya.
2.2.6.3 Balance
Merupakan pembagian yang merata pada suatu bidang
layout. Pembagian yang merata ini bukan berarti seluruh
bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi lebih
pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan
elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakannya pada
31
tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak tetapi
juga ukuran, arah, warna, dan elemen-elemen lainnya. Ada
2 macam balance dari suatu layout, yaitu: keseimbangan
yang simetris keseimbagan yang tidak simetris.
Dalam Penggunaannya penulis membuat layout
dengan keseimbangan yang tidak simetris karena
penempatan image yang tidak selalu sama sehingga sulit
untuk menggunakan keseimbangan yang simetris
walaupun begitu penulis tetap menggunakan tingkat
balance yang ada sehingga pembaca masih teratrik untuk
membacanya.
2.2.6.4 Unity
Merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen desain
dalam layout. Elemen-elemen seperti teks, gambar, warna,
ukuran, posisi, style, dan lainnya harus saling berkaitan
dan disusun secara tepat. Semua elemen harus saling
berkaitan dan disusun secara tepat. Tidak hanya dalam hal
penampilan, unity disini juga mencakup selarasnya
elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang
ingin disampaikan.
Penulis menggunakan element-element ornament India
dan font yang berciri khas India sebagai pendukung
nuansa buku tersebut dan juga penggunaan warna yang
didukung didalam sebuah acara pernikahan India sehingga
dapat terlihat kesatuan yang saling melengkapi.
2.2.7 Teori Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari
kata Yunani yaitu “photos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.)
adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya.
Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka
32
cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah
kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip
fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium
yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan
menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki
medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
(sekolavida.wordpress.com, 2012).
Dalam pengunaannya penulis memotret foto wedding, secara
karakteristik tidak ada yang spesial. Hanya mendokumentasikan
momen perikahan seseorang. Hal yang paling menarik bukan muncul
dari karakteristiknya tetapi dari fotografer itu sendiri. Bagaimana
pedekatan visual dari fotografer tersebut dalam menangkap momen,
itulah yang menarik dalam wacana wedding fotografi. Fotografer
yang memiliki pendekatan fashion akan menampilkan fotografi
wedding secara fashion. Sedangkan yang berlatar belakang jurnalisme
kuat, mungkin akan menampilkan visual lebih kuat pada momen dan
juga peristiwa. Pendekatan visual yang berbeda ini akan
menghasilkan gambar yang berbeda nanti pada akhir hasilnya.
(Fotografi untuk pemula dan orang awam secara otodidak, Rangga
Aditiawan )