bab 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-1-00469-tisi-bab 2.pdf · gambar...

48
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknik Industri 2.1.1 Peramalan Peramalan atau forecasting adalah seni dan ilmu untuk memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan. Peramalan merupakan perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang (Sumayang, 2003, p24). Peramalan adalah sebuah teknik yang menggunakan data historis untuk memperkirakan proyek yang akan datang (Chapman, 2006, p17). Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa model matematis. Bisa jadi berupa prediksi subjektif atau intuitif tentang masa depan. Menurut Render (2001, p46), terdapat tiga kategori yang bermanfaat untuk manajer operasi, yaitu: a. Peramalan jangka pendek. Rentang waktunya mencapai satu tahun tetapi umumnya dari satu hingga tiga bulan. Untuk merencanakan pembelian, jadwal kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan dan tingkat produksi. b. Peramalan jangka menengah. Peramalan jangka menengah biasanya berjangka tiga bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini sangat bermanfaat untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan produksi, penganggaran kas, dan analisa rencana operasi.

Upload: buihanh

Post on 16-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teknik Industri

2.1.1 Peramalan

Peramalan atau forecasting adalah seni dan ilmu untuk memprediksi peristiwa-peristiwa

masa depan. Peramalan merupakan perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan

data-data masa lalu untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang (Sumayang,

2003, p24). Peramalan adalah sebuah teknik yang menggunakan data historis untuk

memperkirakan proyek yang akan datang (Chapman, 2006, p17).

Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

depan dengan beberapa model matematis. Bisa jadi berupa prediksi subjektif atau intuitif

tentang masa depan.

Menurut Render (2001, p46), terdapat tiga kategori yang bermanfaat untuk manajer

operasi, yaitu:

a. Peramalan jangka pendek.

Rentang waktunya mencapai satu tahun tetapi umumnya dari satu hingga tiga bulan.

Untuk merencanakan pembelian, jadwal kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan dan

tingkat produksi.

b. Peramalan jangka menengah.

Peramalan jangka menengah biasanya berjangka tiga bulan hingga tiga tahun.

Peramalan ini sangat bermanfaat untuk perencanaan penjualan, perencanaan dan

produksi, penganggaran kas, dan analisa rencana operasi.

Page 2: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

30

c. Peramalan jangka panjang.

Rentang waktunya biasa untuk tiga tahun lebih. Biasanya untuk merencanakan

produk baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas, ekspansi bisnis, penelitian dan

pengembangan.

Terdapat empat tahap utama dalam siklus hidup suatu produk, yaitu tahap pertama yaitu

perkenalan, tahap kedua yaitu pertumbuhan, tahap ketiga yaitu dewasa, dan tahap

keempat yaitu penurunan. Peramalan berguna dalam memproyeksikan tingkat penetapan

karyawan yang berbeda, tingkat persediaan, dan kapasitas produksi ketika produksi

bergerak dari tahap pertama kepada tahap terakhir.

Pendekatan peramalan dapat dilakukan dengan cara kualitatif yaitu dengan

memanfaatkan faktor-faktor seperti intuisi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai

pengambilan keputusan dan untuk peramalan jangka panjang. Sedangkan cara yang

berikutnya yaitu dengan cara kuantitatif menggunakan berbagai model matematis yang

menggunakan data historis dan atau variabel-variabel kausal untuk meramalkan

permintaan.

Dasar-dasar pertimbangan dalam rangka pemilihan metode peramalan yang akan

digunakan sebagai berikut :

1. Pengguna atau pelaku dan kecanggihan metode.

2. Waktu peramalan dan sumber daya yang tersedia.

3. Tergantung pada tujuan penggunaan dan karakteristik keputusan manajemen.

Page 3: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

31

Didalam peramalan kuantitatif dapat dibagi menjadi peramalan seri waktu dan model

kausal. Dalam metode seri waktu memiliki empat komponen yang digambarkan pada

Gambar 3.1, antara lain:

1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke bawah secara berangsur-angsur dari data

sepanjang waktu.

2. Musim adalah pola data yang berulang setelah periode harian, mingguan, bulanan,

atau kuartalan.

3. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus biasanya

dikaitkan dengan siklus bisnis dan merupakan hal yang sangat penting dalam

analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek.

4. Variasi acak adalah ”tanda” dalam data yang disebabkan oleh peluang dan situasi

yang tidak biasa; variabel acak mengikuti pola yang tidak dapat dilihat. Sering

dihapus dengan menghilangkan periode waktu yang jelas-jelas menyimpang.

Gambar 2.1 Pola Data Permintaan

Untuk pola data Trend, dapat menggunakan metode peramalan regresi linear ataupun

double exponential smoothing satu parameter Brown (Baroto, 2002, p32). Setelah itu,

akan dibandingkan antara kedua metode, yang mana yang lebih baik untuk digunakan.

Page 4: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

32

Metode ini dibandingkan dengan melihat kepada Mean Absolute Percentage Error dan

Mean Square Error. Hal ini dikarenakan metode peramalan harus dapat dipercaya

sehingga semakin kecil nilai eror, maka semakin mulus pula peramalannya. Metode

yang akan digunakan dalam meramalkan permintaan untuk pola data Trend adalah:

1. Metode Penghalusan Exponential (Double Exponential Smooting)

Metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing) dengan

menambahkan parameter α dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman.

Biasanya yang sering digunakan adalah Double Exponential Smoothing satu

parameter supaya peramalan dapat menghasilkan hasil yang mulus.

Dasar pemikirannya serupa dengan rata – rata bergerak linier yang secara

matematis dapat ditunjukan dengan rumus :

( )

mbaF

SSb

SSa

SSS

SXS

ttmt

ttt

ttt

ttt

ttt

+=

−−

=

−=

−+=

−+=

+

)(1

2

)1(.

1.

'''

'''

'')1(

'''

)1('

αα

αα

αα

Dimana: tX = Data penerimaan pada periode t

a = Faktor atau konstanta pemulusan

mtF + = Perkiraan untuk periode t

Berbeda dengan metode rata-rata bergerak yang hanya menggunakan N data

periode terakhir dalam melakukan perkiraan, metode pemulusan eksponensial

tunggal mengikutsertakan semua periode. Setiap data pengamatan mempunyai

Page 5: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

33

kontribusi dalam penentuan nilai perkiraan periode sesudahnya. Namun dalam

perhitungannya cukup diwakili oleh data pengamatan dan hasil perkiraan terakhir,

karena nilai perkiraan periode sebelumnya sudah mengandung nilai-nilai

pengamatan sebelumnya.

2. Metode Asosiatif (Linier Regresion)

Model asosiatif bergantung kepada pengenalan variabel yang dapat dikaitkan dan

dapat digunakan untuk meramalkan nilai variabel yang menjadi perhatian kita.

Metode utama yang dikenal dan digunakan secara luas dalam metode ini adalah

regresi.

Berikut ini rumus – rumus regresi linear sederhana :

( )tbya

ttn

yttynb

bay tt

−=

−=

+=

∑ ∑∑ ∑ ∑

22

Dimana:

y = nilai peramalan

a = konstanta y

b = nilai kemiringan

n = jumlah data

t =indeks penunjuk waktu (dimulai dari 0 dan terus berlanjut untuk periode yang

diramalkan).

Page 6: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

34

Satu cara untuk mengevaluasi keefektifan peramalan yaitu dengan menggunakan

MAPE, MSE dan MAD. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tentang sejauh mana

ramalan memprediksi nilai aktual dengan baik. Semakin kecil nilai MAPE, MSE

dan MAD yang diperoleh berarti memiliki tingkat kesalahan yang semakin kecil.

Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan :

n

PE=MAPE∑

n

1=tt

n

e=MSE∑

n

1=t

2i

∑ rata-ratai X-Xn1

=MAD

2.1.2 Fungsi Persediaan

Persediaan memiliki beberapa fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari suatu

perusahaan. Fungsi persediaan menurut Render dan Heizer (2001, p314), yaitu:

1. Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi permintaan

yang diantisipasi akan timbul dari konsumen.

2. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Misalnya bila permintaan

hanya tinggi pada musim panas, persediaan dapat diadakan selama musim dingin

untuk menghindari biaya kehabisan stok.

3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga dalam jumlah besar.

Page 7: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

35

4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.

5. Untuk menghindari kekurangan stok akibat kejadian tidak terduga.

6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dengan

menggunakan barang-barang dalam proses dalam persediaannya.

2.1.3 Biaya-Biaya Persediaan

Biaya persediaan adalah keseluruhan biaya operasi atas sistem persediaan. Menurut

Handoko (2000, p333) berikut ini adalah jenis – jenis biaya persediaan, yaitu :

1. Biaya penyimpanan

Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) adalah biaya yang

dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun

investasi saran, fisik untuk menyimpan persediaan yang besarnya bervariasi

secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per

periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin

banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi.

Biaya-biaya ini adalah variabel bila bervariasi dengan tingkat persediaan.

Bila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi tetap, maka

tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit.

2. Biaya pemesanan (pembelian)

Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan

(order costs atau procurement costs). Biaya pemesanan adalah biaya yang

berasal dari pembelian pesanan dari supplier. Biaya pemesanan seperti biaya

membuat daftar permintaan, menganalisis supplier, membuat pesanan

Page 8: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

36

pembelian, penerimaan bahan, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses

transaksi. Secara normal, biaya per pesanan (di luar biaya bahan dan

potongan kuantitas) tidak naik bila kuantitas pesanan bertambah besar.

3. Biaya penyiapan (manufacturing).

Bila perusahaan memproduksi sendiri bahan-bahan “dalam pabrik”,

perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi

komponen tertentu. Biaya persiapan seperti biaya yang dikeluarkan akibat

perubahan proses produksi, pembuatan jadwal kerja, persiapan sebelum

produksi, dan pengecekan kualiatas. Karena konsep biaya ini analog dengan

biaya pemesanan, maka untuk selanjutnya akan digunakan istilah “biaya

pemesanan” yang dapat berarti keduanya.

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (stock-out cost)

Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya

kekurangan bahan adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul

bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan.

Kekurangan bahan bisa dari luar maupun dari dalam perusahaan.

Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat

dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen

tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen lain maupun penundaan

pengiriman maupun idle kapasitas. Biaya kekurangan dari pihak luar dapat

berupa biaya back order, biaya kehilangan kesempatan penjualan, dan biaya

kehilangan kesempatan menerima keuntungan.

Page 9: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

37

2.1.4 Safety stock

Safety stock merupakan jumlah dari persediaan barang jadi, yang juga disebut

sebagai “buffer stock”, yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan ketika

terjadi hal yang tiba-tiba.

Rumus untuk menghitung safety stock (Greene, 1997, p309) adalah:

Safety stock = Safety Factor * Standar Deviasi

Standar deviasi merupakan hasil perhitungan yang menggunakan data permintaan

selama periode yang bersangkutan.

Rumus untuk menghitung standar deviasi (S) adalah: S = 2(x-x)

n∑

Dengan x = jumlah permintaan dalam periode yang bersangkutan,

x = rata-rata permintaan selama periode yang bersangkutan,

n = jumlah periode data permintaan.

2.1.5 Penjadwalan Produksi

Penjadwalan adalah mengatur pendayagunaan kapasitas dan sumber daya yang

tersedia melalui suatu aktivitas atas tugas (Sumayang, 2003, p183). Penjadwalan

mempunyai tujuan untuk mencapai beberapa hal seperti:

2.1 Efisiensi yang tinggi.

2.2 Persediaan atau inventori sedikit.

2.3 Kepuasan pelanggan.

Penjadwalan dapat dibedakan berdasarkan jenis proses produksi, yaitu:

Page 10: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

38

• Penjadwalan proses yang terus-menerus atau line process scheduling.

Penjadwalan proses lini digunakan pada jalur proses perakitan atau assembly

line dan pada proses pengolahan. Penjadwalan tergantung pada rancang

bangun proses tersebut terutama untuk satu jenis produk. Tetapi apabila

bermacam-macam jenis produk maka perlu diadakan perubahan pada proses

dan jadwal produksi.

Perubahan ini mungkin saja sederhana tetapi dapat juga rumit sehingga

memerlukan perubahan mendasar pada peralatan dan pada pusat kerja.

Kemampuan mengikuti perubahan proses yang cepat akan memberikan suatu

keunggulan fleksibilitas untuk assembly line.

Apabila jenis produk banyak maka terjadi perubahan proses produksi, untuk

itu perlu menghitung besar persediaan yang paling ekonomis.

• Penjadwalan proses yang terputus-putus atau intermittent process scheduling.

Akan ditemukan istilah-istilah seperti shop atau tempat kerja, job, dan work

center.

Job berarti pelanggan, pasien, bahan baku, produk dalam prosesn, atau

apapun yang mengalir melalui jadwal proses.

Work center adalah pusat kerja yang berarti ruangan kantor, fasilitas, atau

keahlian khusus.

Berbeda dengan penjadwalan di proses line maka penjadwalan di proses ini

masing-masing job mengalir melalui pergerakan yang tidak teratur dan penuh

dengan jadwal mulai dan berhenti.

Aliran yang tidak teratur disebabkan karena pusat kerja dikelompokkan

berdasarkan jenis mesin dan keterampilan pekerja yang sama, sehingga job

Page 11: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

39

atau pelanggan akan mengalir dari satu pusat kerja ke pusat kerja yang lain

sesuai dengan jadwal dan tahapan kerja yang telah ditentukan.

Karena aliran dan jalur pekerjaan tidak beraturan maka penjadwalan kadang-

kadang menjadi rumit dan penuh dengan menunggu giliran masuk atau

antrian ke pusat-pusat kerja.

Antrian job akan terjadi pada setiap work center yang menunggu giliran

proses sebagai tahapan untuk dapat meneruskan ke proses berikutnya.

Penjadwalan proses intermittent mempunyai hubungan sangat erat dengan

beberapa hal berikut ini:

Analisis pemasukan dan pengeluaran atau input-output analysis.

Pemuatan atau loading.

Tahapan atau sequencing.

Pengiriman atau dispatching.

• Penjadwalan proses proyek yang menggunakan Gantt Chart.

Beberapa alat bantu yang digunakan dalam perencanaan proses yaitu:

1) Struktur Produk

Struktur Produk adalah suatu susunan hirarki dari komponen-komponen

pembentuk suatu produk akhir. Biasanya produk akhir ditempatkan di level 0 dan

komponen pembentuk berikutnya adalah ditempatkan di level 1, dan seterusnya.

Pada umumnya produk akhir disebut juga induk atau parent dan komponen

pembentuknya disebut juga anak atau child.

Manfaat Struktur Produk adalah :

1. Mengetahui berapa jumlah item penyusunan suatu produk akhir.

Page 12: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

40

2. Memberikan rincian mengenai komponen apa saja yang dibutuhkan untuk

menghasilkan suatu produk.

Dalam Struktur Produk ada dua teknik yang digunakan yaitu :

1. Explosion

Suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai dari

induk sampai komponen pada level paling bawah

2. Implosion

Suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai dari

komponen sampai induk atau level atas.

Berikut adalah contoh struktur produk dari pulpen:

Gambar 2.2 Struktur Produk Pulpen

Page 13: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

41

Keterangan:

Nilai x menunjukkan no komponen, y menunjukkan kuantitas komponen yang

diperlukan untuk menyusun produk benda

2) Bill Of Material (BOM)

Bill of Material (BOM) merupakan rangkaian struktur semua komponen yang

digunakan untuk memproduksi barang jadi sesuai dengan Master Production

Scheduling. Bill Of Material (BOM) adalah daftar (list) dari bahan, material atau

komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau mebuat produk akhir.

Menurut Render dan Heizer Bill Of Material dibagi menjadi:

1. Bill Of Material yang berupa modul (modular bills)

Bill Of Material dapat diatur di seputar modul produk. Modul bukan

merupakan produk akhir yang akan dijual, tapi merupakan komponen yang

dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Modul-modul ini

mungkin merupakan komponen inti dari suatu produk akhir atau pilihan

produk. Bill Of Material untuk modul-modul tersebut disebut modular bill.

2. Bill untuk perencanaan dan Phantom Bills

Ada lagi jenis Bill Of Material yang lain. Yaitu meliputi bill untuk

perencanaan dan Phantom Bills. Bill untuk perencanaan diciptakan agar

dapat menugaskan induk buatan kepada Bill Of Materialnya. Bill untuk

perencanaan mungkin juga dikenal sebagai sebutan pseudo bill atau angka

peralatan. Phantom Bill Of Material adalah Bill Of Material untuk

komponen, biasanya sub-sub perakitan yang hanya ada sementara waktu. Bill

ini langsung bergerak ke perakitan lainnya. Sehingga bill ini diberi kode agar

Page 14: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

42

diperlakukan secara khusus; lead timenya nol dan ditangani sebagai bahan

integral dari bahan induknya. Phantom bill tidak pernah dimasukkan kedalam

persediaan.

Ada beberapa format dari Bill of Material (BOM) yaitu:

1. Single-Level BOM

BOM yang menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-

komponen pembentuknya.

2. Multi-Level BOM

BOM yang menggambarkan struktur produk lengkap dari level 0 sampai level

paling bawah.

3. Indented BOM

BOM yang dilengkapi dengan informasi level setiap komponen.

4. Summarized BOM

BOM yang dilengkapi dengan jumlah total tiap komponen yang dibutuhkan.

2.1.6 Master Production Schedule (MPS)

Aktifitas Master Production Schedule (MPS) pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana

menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (Master Production

Schedule/MPS), memproses transaksi MPS, memelihara catatan-catatan MPS,

mengevaluasi efektifitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode

waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik tinjauan ulang.

Page 15: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

43

Fungsi MPS adalah :

1. Menjadwalkan jumlah end item yang akan diproduksi.

2. Memberikan input bagi MRP.

3. Sebagai dasar dari pembuatan perencanaan sumber daya.

4. Merupakan dasar untuk menetapkan janji pengiriman pada konsumen.

Tujuan MPS adalah :

1. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen.

2. Efisiensi penggunaan sumber daya produksi.

3. Mencapai target tingkat produksi tertentu.

Lingkungan manufaktur sangat menetukan proses penjadwalan MPS, lingkungan yang

umum dipertimbangkan ketika akan mendesain MPS (Chapman, 2006, p78) adalah:

• Make To Stock

Biasanya akan dikirim secara langsung dari gudang produk akhir dan harus ada

stok sebelum pesanan pelanggan tiba. Produk akhir harus dibuat dan diselesaikan

terlebih dahulu sebelum menerima pesanan dari pelanggan.

• Make To Order

Biasanya dikerjakan setelah menerima pesanan dari pelanggan. Seringkali

komponen-komponen memiliki waktu tunggu yang panjang (long lead time)

direncanakan atau dibuat lebih awal guna mengurangi waktu tunggu penyerahan

kepada pelanggan.

• Assembly To Order

Page 16: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

44

Pada dasarnya seperti Make To Order, dimana semua komponen yang digunakan

dalam assembly atau proses akhir direncanakan atau dibuat lebih awal, kemudian

disimpan dalam stock guna mengantisipasi pesanan pelanggan.

Menurut Gaspersz (1998, p141-144) pada dasarnya jadwal produksi induk

(Master Production Schedulling = MPS) merupakan suatu pernyataan tentang

produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan

industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan

kuantitas dan periode waktu.

Tabel 2.1 Contoh Tabel MPS

Item No.Lead TimeOn Hand

Periode Past Due 1 2 3 4 5ForecastActual OrderProject Available BalanceAvailable to PromiseMaster ScheduleKapasitas Produksi Terpasang

DescriptionSafety StockDemand Time FencesPlanning Time Fences

Penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam tabel 3.2 MPS

adalah sebagai berikut :

a) Item No menyatakan kode produk yang akan diproduksi.

b) Lead time menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk me-release atau memanufaktur

suatu produk.

c) On hand menyatakan jumlah produk yang ada di gudang sebagai sisa periode

sebelumnya.

d) Description menyatakan deskripsi produk secara umum.

Page 17: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

45

e) Safety stock merupakan stok pengaman yang harus ada di tangan sebagai antisipasi

terhadap kebutuhan di masa akan datang.

f) Demand Time Fences (DTF) adalah periode mendatang dari MPS di mana dalam

periode ini perubahan terhadap MPS tidak diijinkan atau tidak diterima karena akan

menimbulkan kerugian biaya yang besar akibat ketidaksesuaian atau kekacauan

jadwal.

g) Planning Time Fences (PTF) merupakan batas waktu penyesuaian pesanan di mana

permintaan masih boleh berubah. Perubahan masih akan dilayani sepanjang material

dan kapasitas masih tersedia.

h) Forecast merupakan rencana penjualan atau peramalan penjualan untuk item yang

dijadwalkan itu.

i) Actual Order (AO) merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti.

j) Projected Available Balance (PAB) merupakan perkiraan jumlah sisa produk pada

akhir periode. PAB dihitung dengan menggunakan rumus:

PAB t < DTF = PABt-1 + MSt – AO

PAB DTF < t < PTF = PABt-1 + MSt – AO atau Ft (pilih yang besar)

k) Available to Promise memberikan informasi tentang berapa banyak item atau produk

tertentu yang dijadwalkan pada periode waktu itu tersedia untuk pesanan pelanggan,

sehingga berdasarkan informasi ini bagian pemasaran dapat membuat janji yang

tepat bagi pelanggan.

ATPt = ATPt-1 + MSt – AOt

l) Master Schedule merupakan jadwal produksi atau manufakturing yang diantisipasi

untuk produk atau item tertentu.

Page 18: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

46

2.1.7 Metode Petersen Silver

Metode ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui kemulusan data,

sehingga dapat diketahui metode lot size yang tepat untuk digunakan. Jika data yang

diteliti menunjukkan adanya kemulusan (hasil perhitungan lebih kecil dari 0.25) maka

akan dipergunakan metode statik sedangkan bila tidak (hasil perhitungan lebih besar dari

0.25) maka akan digunakan metode dinamik.

Untuk metode Petersen silver rumus yang akan digunakan yaitu :

V = 1

D

Dn

2n

1tt

n

1t

2t

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛∑

=

=

Dimana data untuk Dt didapatkan dari data permintaan per periode

2.1.8 Material Requirement Planning (MRP)

2.1.8.1 Pengertian MRP

MRP merupakan suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik

transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk

produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item. Sistem MRP dikembangkan

untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan akan item-item dependent

secara lebih baik dan efisien.

Menurut Schoeder (2000, p368) persediaan untuk independent demand

didefinisikan sebagai persediaan yang dipengaruhi atau tunduk pada kondisi-kondisi

pasar dan bebas dari operasi misalnya : persediaan barang jadi dan suku cadang pada

suatu perusahaan manufaktur yang digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen

Page 19: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

47

pada suatu perusahaan persediaan ini harus dikelola dengan metoda titik pemesanan.

Sebaliknya untuk dependent demand tidak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi pasar dan

hanya tergantung pada permintaan suku cadang ditingkat atasnya. Beberapa ciri-ciri

dependent demand adalah :

- Ada hubungan matematis antara kebutuhan suatu item dengan item yang lain yang

berada pada level yang lebih tinggi

- Kebutuhan diturunkan dari pemakaian item dalam pembuatan item lain

- Misal kebutuhan akan bahan baku, komponen atau su assembly dalam pembuatan

suatu produk jadi

- Item perlu ada hanya pada saat dibutuhkan

- Diperlukan MRP untuk menjadwalkan seluruh komponen dependent yang

diperlukan dalam rencana MPS/JIP

2.1.8.2 Tujuan dan Manfaat Sistem MRP

Sistem MRP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi

yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat (pembatalan pesanan, pesan ulang, dan

penjadwalan ulang). Tindakan ini juga merupakan dasar untuk membuat keputusan baru

mengenai pembelian atau produksi yang merupakan perbaikan atas keputusan yang telah

dibuat sebelumnya.

Ada empat tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat

Page 20: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

48

Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai (atau meterial harus

tersedia) untuk memenuhi permintaan atas produk akhir yang sudah

direncanakan dalam jadwal induk produksi (JIP).

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item

Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara

tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal

setiap item.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan

Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus

dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada pabrik

sendiri.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah

direncanakan

Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan

pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat memberikan indikasi

untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan

prioritas pesanan yang realistik. Jika penjadwalan ulang ini masih tidak

memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan atas suatu pesanan

harus dilakukan.

Page 21: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

49

2.1.8.3 Mekanisme Dasar dari Proses MRP

Tabel 2.2 Contoh Tabel MRP

Part no : Description:

BOM UOM : On hand :

Lead time : Order policy :

Safety stock : Lot size :

period Past due 1 2 3 4 5 6 7 8

gross requirement

scheduled receipts

projected available balance 1

net requirement

planned order receipts

planned order release

projected available balance 2

Penjelasan mengenai tabel sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Part no menyatakan kode komponen atau material yang akan dirakit

2. BOM (Bill of Materials) UOM (Unit of Material) menyatakan satuan komponen

atau material yang akan dirakit

3. Lead time menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk merilis atau mengirim

suatu komponen.

4. Safety stock menyatakan cadangan material yang harus ada sebagai antisipasi

kebutuhan dimasa yang akan datang.

Page 22: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

50

5. Description menyatakan deskripsi material secara umum.

6. On Hand menyatakan jumlah material yang ada di tangan sebagai sisa periode

sebelumnya.

7. Order Policy menyatakan jenis pendekatan yang digunakan untuk menentukan

ukuran lot yang dibutuhkan saat memesan barang.

8. Lot Size menyatakan penentuan ukuran lot saat memesan barang.

9. Gross Requirement menyatakan jumlah yang akan diproduksi atau dipakai pada

setiap periode. Untuk item akhir (produk jadi), kuantitas gross requirement sama

dengan MPS (Master Production Schedule). Untuk komponen, kuantitas gross

requirement diturunkan dari Planned Order Release induknya.

10. Scheduled Receipts menyatakan material yang dipesan dan akan diterima pada

periode tertentu.

11. Projected Available Balance I ( PAB I ) menyatakan kuantitas material yang ada

di tangan sebagai persediaan pada awal periode. PAB I dapat dihitung dengan

menambahkan material on hand periode sebelumnya dengan Scheduled Receipts

pada periode itu dan menguranginya dengan Gross Requirement pada periode

yang sama. Atau jika dimasukkan pada rumus adalah sebagai berikut :

PAB I = (PAB II)t-1 - (Gross Requirement)t + (Scheduled Receipts)t

12. Net Requirements menyatakan jumlah bersih (netto) dari setiap komponen yang

harus disediakan untuk memenuhi induk komponennya atau untuk memenuhi

Master Production Scheduled. Net Requirements sama dengan nol jika Projected

Available Balance I lebih besar dari nol dan sama dengan minus jika Projected

Available Balance I kurang sama dengan dari nol.

Net Requirement = -(PAB I)t + Safety stock

Page 23: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

51

13. Planned Order Receipts menyatakan kuantitas pemesanan yang dibutuhkan pada

suatu periode. Planned Order Receipts muncul pada saat yang sama dengan Net

Requirements, akan tetapi ukuran pemesanannya (lot sizing) bergantung kepada

Order Policy-nya. Selain itu juga harus mempertimbangkan Safety stock juga.

14. Planned Order Release menyatakan kapan suatu pesanan sudah harus dilakukan

atau dimanufaktur sehingga komponen ini tersedia ketika dibutuhkan oleh induk

itemnya. Kapan suatu pesanan harus dilakukan ditetapkan dengan periode Lead

time sebelum dibutuhkan.

15. Projected Available Balance II ( PAB II ) menyatakan kuantitas material yang

ada di tanagn sebagai persediaan pada akhir periode. PAB II dapat dihitung

dengan cara mengurangkan Planned Order Receipts pada Net Requirements.

PAB II = (PAB II) t-1 + (Schedule receipt) t – (Gross Requirement) t +

(Planned Order Receipt) t

atau dapat disingkat :

PAB II = (PAB I)t + (Planned Order Receipt)

2.1.8.4 Prosedur Sistem MRP

Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang selanjutnya keempat langkah

ini harus diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

- Netting : Perhitungan kebutuhan bersih.

- Lotting : Penentuan ukuran lot.

- Offsetting : Penetapan besarnya lead time.

- Explosion : Perhitungan selanjutnya untuk item level di bawahnya.

Page 24: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

52

2.1.8.4.1 Netting

Netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan

bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaaan

persediaan ( yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). Data yang diperlukan

dalam proses perhitungan kebutuhan bersih ini adalah :

1. Kebutuhan kotor untuk setiap periode.

2. Persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan.

3. Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan.

2.1.8.4.2 Lotting

Untuk menjamin bahwa semua kebutuhan-kebutuhan akan dipenuhi, pesanan

akan dijadwalkan untuk penyelesaian pada awal periode dimana ada kebutuhan bersih

yang positif. Ukuran dari pesanan dapat mungkin sama dengan kebutuhan bersih di

periode yang bersangkutan, atau mungkin saja lebih besar yang meliputi kebutuhan

bersih di periode mendatang untuk memanfaatkan skala ekonominya.

Lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan

optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan

bersih yang telah dilakukan. Ukuran lot menentukan besarnya jumlah komponen yang

diterima setiap kali pesan. Penentuan ukuran lot ini sangat tergantung pada besarnya

biaya-biaya persediaan, seperti biaya pesan, biaya simpan, biaya modal, dan harga

barang itu sendiri. Ada banyak alternatif metode untuk menentukan ukuran lot. Beberapa

teknik diarahkan untuk meminimalkan total ongkos set-up dan ongkos simpan. Teknik-

teknik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Economic Order Quantity (EOQ)

Page 25: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

53

Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Penentuan lot berdasarkan biaya

pesan dan biaya simpan, dengan formula seperti berikut :

HADEOQ 2

=

dimana :

EOQ = jumlah pemesanan yang ekonomis

D = Demand rata-rata per horison

A = biaya pesan bahan baku

H = biaya simpan bahan baku dalam suatu periode

Metode EOQ ini biasanya dipakai untuk horizon perencanaan selama satu tahun

sebesar dua belas bulan. Metode EOQ baik digunakan bila semua data konstan dan

perbandingan biaya pesan dan simpan sangat besar.

2. Period Order Quantity (POQ)

Teknik POQ disebut juga dengan Economic Time CycIe. Teknik

POQ ini digunakan untuk menentukan interval waktu order (Economic

Order Interval) dengan formula seperti berikut :

D

EOQ=POQ

dimana :

POQ = Total Periode dalam melakukan pemesanan

EOQ = jumlah pemesanan yang ekonomis

D = Demand rata-rata per horison

Page 26: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

54

Keuntungan menggunakan teknik POQ adalah dapat

menghasilkan lot size order yang berbeda dalam memenuhi net

requirement dengan mengkalkulasikan kebutuhan dari beberapa periode. Teknik

POQ ini akan lebih baik kemampuannya jika

digunakan pada saat biaya setup tiap tahun sama tetapi biaya carrying-nya

lebih rendah.

3. Lot-For-Lot (LFL)

Teknik penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar pesanan diskrit. Di samping itu,

teknik ini merupakan cara paling sederhana dari semua teknik ukuran lot yang ada.

Teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali (bersifat dinamis) terutama

apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan teknik ini bertujuan

untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan

menjadi nol. Oleh karena itu sering digunakan untuk item-item yang mempunyai

biaya simpan per unit sangat mahal.

2.2. Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan pengaturan orang, data, proses, dan teknologi

informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi. (Whitten dan

Bentley, 2004, p12).

Pemain yang terlibat dalam suatu sistem adalah:

• System analyst: merupakan fasilitator atau pelatih yang menjembatani jurang

komunikasi yang biasanya berkembang di antara sistem non-teknis (owner dan

user) dengan sistem teknis (designer dan builder).

Page 27: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

55

• System owner: biasanya mempunyai jabatan manajemen dan lebih tertarik pada

inti sistem, berapa biaya yang dikeluarkan dan apakah keuntungan yang dapat

diberikan pada perusahaan.

• System user: lebih memperhatikan bagaimana fungsi sistem berpengaruh pada

pekerjaan mereka. Apakah memberikan kemudahan, mudah digunakan, dan

mudah dimengerti.

• System designer: spesialis dari sistem informasi. Tertarik pada teknologi

informasi yang dipilih dan rancangan sistem yang menggunakan teknologi.

Bertindak sebagai penerjemah kebutuhan bisnis dari keinginan user dengan

merancang database, input, output, layar, jaringan, dan software.

• System builder: spesialis teknik yang membangun sistem informasi dan

komponennya berdasarkan pada spesifikasi rancangan yang dibuat oleh system

designer.

Terdapat beberapa keuntungan dengan menggunakan sistem informasi (Whitten dan

Bentley, 2004, p14), yaitu:

• Meningkatkan keuntungan bisnis.

• Mengurangi biaya yang dikeluarkan.

• Menaikkan nilai saham di pasar.

• Memperbaiki hubungan dengan konsumen.

• Menghemat biaya pada sistem.

• Meningkatkan efisiensi.

• Memperbaiki pengambilan keputusan.

• Tingkat kesalahan menjadi semakin kecil.

Page 28: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

56

• Memiliki pemahaman dan pengertian yang sesuai dengan peraturan.

• Memperbaiki keamanan.

• Meningkatkan kapasitas.

Dalam menerapkan sistem informasi diperlukan analisa dan perancangan sistem

yang tepat dan akurat agar dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada, mengingat

membutuhkan biaya yang cukup besar didalam perancangan dan penerapannya.

Analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem

menjadi komponen-komponen untuk dipelajari apakah sistem tersebut bekerja dan

berinteraksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Whitten dan Bentley, 2004, p186).

Perancangan sistem adalah rancangan yang dapat mewakili komponen-

komponen dari sistem dan menyatukannya kembali menjadi sistem yang utuh dan

diharapkan menjadi sistem yang lebih baik dari yang sebelumnya. Aktifitas di dalamnya

dapat berupa penambahan, pengurangan, atau perubahan komponen pada sistem awal.

Menggunakan metode Object Oriented Analysis & Design (OOAD) yang

bertujuan agar semua data tersedia untuk semua fungsi (Mathiassen, 2000, p4).

Beberapa keuntungan yang didapatkan dari OOAD adalah:

- Merupakan konsep yang umum yang dapat digunakan untuk memodel hampir

semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language).

– Noun menjadi object atau class

– Verb menjadi behaviour

– Adjective menjadi attributes

– Membuat perubahan menjadi lokal, tidak bepengaruh pada modul yang lainnya.

Page 29: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

57

Gambar 2.3 Konteks Sistem

Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3, konteks sistem dapat dilihat dari dua

pandangan perspektif: sistem memodelkan sesuatu (problem domain) dan sistem

dioperasikan oleh user (application domain) (Mathiassen, 2000, p6). Problem domain

merupakan bagian dari sebuah konteks yang diatur, diawasi, atau dikendalikan oleh

sebuah sistem. Sedangkan application domain adalah suatu organisasi yang mengatur,

mengawasi, atau mengendalikan problem domain. Problem domain mendeskripsikan

tujuan sistem, dan juga bagian dari realitas mengenai sistem yang akan mendukung

pengaturan, pengawasan, dan pengendalian. Sedangkan application domain merupakan

suatu bagian dari organisasi user.

user

System

Application Domain Problem Domain

Page 30: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

58

Gambar 2.4 Siklus Pengembangan dengan OOAD

OOA&D mencakupi empat perspektif melalui empat aktifitas utama, seperti

pada Gambar 2.4 (Mathiassen, 2000, p14). Hubungan keempat aktifitas yang penting

dan bertahap dapat berubah dari satu proyek ke proyek lainnya. Sebagai notasi, akan

digunakan Unified Modeling Language (UML). Terdapat dua keuntungan dengan

menggunakan UML, yaitu UML dapat membangun suatu divisi di antara proses dan

notasi dan UML memberikan akses kepada pasar yang lebih luas dalam

pengembangannya. Langkah awal yaitu dengan memilih sistem.

ComponentDesign

ArchitecturalDesign

ApplicationDomain Analysis

Problem Domain Analysis

Specifications of components

Model

Requirementsfor use

Specifications of architecture

Page 31: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

59

Gambar 2.5Aktifitas dalam Memilih Sistem

Pada Gambar 2.5 pemilihan sistem didasarkan pada tiga aktifitas (Mathiassen,

2000, p25). Aktifitas pertama berfokus pada tantangan: untuk mendapatkan kilasan

mengenai situasi dan cara orang dalam menginterpretasikan tantangan tersebut. Yang

kedua, membuat dan mengevaluasi ide untuk perancangan sistem. Yang ketiga, definisi

sistem diformulasikan dan dipilih. Situasi didefinisikan melalui rich picture. Rich

picture sebuah penggambaran proses bisnis . Ide mendeskripsikan bagian dari solusi

yang dapat diringkas menjadi satu atau beberapa definisi. Dan tujuan mendefinisikan

sistem adalah untuk memilih sistem yang akan dkembangkan.

Situation

Ideas

Systems System Definition

Page 32: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

60

Sistem definisi secara FACTOR adalah:

• Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas application-domain.

• Application domain: Bagian dari suatu organisasi yang berhubungan dengan

administrasi, monitor, atau mengendalikan problem domain.

• Conditions: Dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

• Technology: Semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan

menjalankan sistem.

• Objects: object yang utama didalam problem domain.

• Responsibility: tanggung jawab sistem (kegunaan) secara keseluruhan dalam

hubungannya dengan konteks sistem.

2.2.1 Analisa Problem Domain

Terdapat 3 kegiatan yang terjadi dalam analisa problem domain seperti yang

diperlihatkan pada Gambar 2.6 (Mathiassen. 2000. p46):

• Mencari elemen dari Problem Domain yaitu objects, classes, dan events

• Buat model berdasarkan hubungan strutural antara class dan objects yang dipilih.

• Interaksi antar object dan class serta behaviour dari object dan class.

Page 33: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

61

Gambar 2.6 Aktifitas dalam Analisa Problem Domain

• System definition adalah suatu uraian ringkas dari suatu sistem terkomputerisasi

yang dinyatakan dalam bahasa alami.

• Class adalah objek atau event yang merupakan bagian dari sistem.

• Structure adalah hubungan antara class dan objek.

• Behaviour adalah properti yang bersifat dinamis yang dimiliki oleh objek.

Tujuan dalam pemilihan sistem adalah untuk menentukan (menyepakati)

karakteristik sistem secara menyeluruh.. Prinsip dalam memilih system adalah:

• Memahami situasi.

• Menumbuhkan gagasan baru.

• Menggambarkan alternative sistem.

System Definition

Classes

Behaviour

Structure Model

Iterate

Page 34: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

62

Class seperti pada Gambar 2.7 (Mathiassen, 2000, p55):

• Prinsip: Klasifikasikan object didalam problem domain.

– Object: suatu entitas yang mempunyai identitas, state dan behavior.

– Class: adalah deskripsi dari kumpulan object yang mempunyai struktur,

behavior pattern dan attribute yang sama.

• Prinsip : Object diberi karakter sesuai dengan eventnya.

– Event: insiden yang terjadi seketika yang melibatkan satu atau lebih object.

Gambar 2.7 Aktifitas dalam Memilih Class dan Event

Cara menentukan class adalah:

• Cari calon.

– Jangan membuang terlalu cepat, lebih baik dievaluasi dengan teliti.

• Model baru atau perbaiki situasi tidak hanya seperti apa adanya

• Bagaimana menemukan candidate untuk class.

– Kata benda didalam keterangan atau pembicaraan.

– Daftar dari tipical object.

Find candidates for classes

Find candidates for events

Evaluate and select systematically

Event table

Page 35: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

63

– Cari persamaan dengan sistem komputer.

– Literatur teknis didalam problem domain.

• Beri nama class secara hati hati.

– Sederhana, mudah dibaca, tepat, tidak membingungkan, seperti yang

digunakan di problem domain.

Cara menentukan event adalah:

• Cari event didalam problem domain, bukan didalam sistem komputer

• Jika event tidak instantaneous harus dipecah menjadi event yang lebih kecil

• Dimana menemukan candidate events :

– Kata kerja didalam penjelasan atau wawancara

– Daftar event yang umum atau tipikal type dari event

– Sistem komputer yang sejenis

– Literatur teknis didalam problem domain

Cara menentukan structure adalah sebagai berikut:

• Dimulai dengan class dan event yang ada pada event table.

• Tentukan struktur object dan struktur class.

• Hubungkan antar class.

• Hasilnya adalah class diagram.

Hubungan yang terjadi antara class dalam structure adalah:

Page 36: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

64

• Asosiasi: hubungan yang dinyatakan dengan angka dan melambangkan kaitan

antara satu class dengan class yang lain (Gambar 2.8).

Gambar 2.8 Hubungan Asosiasi

• Agregasi: hubungan yang menyatakan suatu class merupakan suatu bagian dari

class yang lain (Gambar 2.9).

Gambar 2.9 Hubungan Agregasi

Car Person 0..*

1..* Ownership Owned By Used By

Name is optional, but recommended

Anywhere from zero to many

Anywhere from one to many

4..*

1..* 1

1 1 1 1

1

Body Motor Wheel

Cam Shaft Cylinder

Car

1 2..*

Assembly side Component side (min and max)

One and only one Body is Owned by Car

Anywhere from four to many

A car has

Page 37: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

65

• Generalisasi: hubungan yang menyatakan bahwa beberapa class berada dalam

satu grup dengan atribut utama yang sama (Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Hubungan Generalisasi

Behaviour pada sistem adalah: apa yang dilakukan oleh class tersebut dan

digambarkan melalui statechart diagram. Event yang terjadi dalam statechart ini

memiliki tiga tipe, yaitu: sequence: event yang berurutan, selection: event yang hanya

dilakukan berdasarkan pilihan, dan iteration: event yang dilakukan nol hingga berulang-

ulang (Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Struktur pada Statechart Diagram

Passenger Car

Private CarTaxi

Account

LoanChecking Bank book

Service Person

EmployeeCustomer

Group under one generalisation

Multiple inheritance

Class without objects

Taxi “is a” passenger car or Taxis are a subset of passenger cars

Page 38: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

66

2.2.2 Analisa Application Domain

Aktifitas utama pada analisa application domain digambarkan pada gambar di bawah

ini:

Gambar 2.12 Aktifitas dalam Analisa Application Domain

Yang dilakukan dalam tahap usage adalah (Gambar 2.13 ):

Gambar 2.13 Aktifitas dalam Tahap Usage

System Definitionand model

Usage Interfaces

Functions Requirements

Iterate

Evaluate systematically

Find actors and use cases

System definitionUse casesand actors

Explorepatterns

Page 39: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

67

• Actor: abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem.

- Actors adalah orang yang mengerjakan pekerjaan.

• Use case: pola interaksi antara sistem dan aktor didalam application domain.

- Ikuti proses bagaimana pekerjaan akan dilakukan

Cara menentukan Actor dan Use Case adalah sebagai berikut:

• Berdasarkan pekerjaan dan pembagian pekerja.

• Identifikasikan actors.

• Jelaskan use cases.

Yang dilakukan dalam tahap Function adalah (Gambar 2.14):

Gambar 2.14 Aktifitas dalam Tahap Function

• Temukan function dalam use case.

Specifycomplexfunctions

Find functions

Evaluate critically

System Definition

Function listUse Cases

Page 40: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

68

• Tentukan tipe function

• Tentukan spesifikasi function

Terdapat 4 tipe function (Mathiassen. 2000, p140),yaitu:

• Update; diaktivasi karena adanya konsekuens event pada PD (Problem Domain)

yang menghasilkan terjadinya perubahan dalam status model.

Update*

I F MAD

PD

*

Gambar 2.15 Fungsi: Update

• Read; diaktivasi karena aktor membutuhkan suatu informasi dan sebagai

hasilnya, komputer menampilkan bagian yang diperlukan kepada aktor.

Read

*

I F MAD

PD

Gambar 2.16 Fungsi: Read

• Compute; diaktivasi karena aktor membutuhkan suatu informasi secara

matematis dan sebagai hasilnya, sistem akan menghitung dan menampilkan

hasilnya pada aktor.

Page 41: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

69

Compute

*I F M

AD

PD

Gambar 2.17 Fungsi: Compute

• Signal; diaktivasi karena terjadinya perubahan pada status dalam model yang

terkait dan sebagai hasilnya, sistem akan menampilkan sinyal balik kepada aktor.

Signal

*

I F MAD

PD

Gambar 2.18 Fungsi: Signal

Spesifikasi dari function adalah:

• Simple: function yang mudah dilakukan, misalnya membuat data baru.

• Medium: function yang memerlukan keterjelasan data, misalnya membuat janji.

• Complex: function yang membutuhkan data yang lengkap dan detail, misalnya

memberikan daftar janji yang mungkin dilakukan.

• Very complex: function yang mempunyai beberapa function di dalamnya,

misalnya membuat jadwal.

Interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan function dapat berinteraksi

dengan actors, yang dilakukan dalam tahap Interface adalah (Gambar 2.19):

Page 42: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

70

Gambar 2.19 Aktifitas dalam Tahap Interface

• User interface harus dapat mewakili hubungan model dan function dengan user

secara jelsa dan mudah dimengerti.

• Interface yang baik dilandaskan akan kebutuhan user dan bagaimana sistem akan

digunakan.

• Analisis harus dilakukan berdasarkan deskripsi yang jelas tentang user dengan

elemen-elemen yang terkait.

2.2.3 Desain Arsitektur

Terdapat dua bagian yang terjadi dalam desain arsitektur, yaitu:

• Component architecture: struktur sistem yang terdiri dari komponen yang saling

terkoneksi.

Function list

Class diagram Explore

patterns

Describe interfaceelements

Determine interface elements

Description ofinterfaces

Use cases Evaluate interface

elements

Page 43: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

71

• Process architecture: struktur eksekusi sistem yang terdiri dari proses yang saling

bergantungan (interdependent).

Aktifitas yang dilakukan pada desain arsitektur akan diperlihatkan pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Aktifitas dalam Desain Arsitektur

Beberapa kualitas desain yang baik adalah:

• Sistem memodel bagian dari problem domain yang sudah disetujui bersama

dengan user

• Fungsi dari sistem correspond pada requirement dari application domain

• Interface merupakan implementasi dari interaksi yang telah di terangkan.

• Platform teknis digunakan secara efektif

• Sistem dapat diadaptasi terhadap requirement baru dan kebutuhan.

a. Kriteria

Aktifitas yang terdapat pada penentuan criteria adalah:

Page 44: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

72

Gambar 2.21 Aktifitas dalam Menentukan Kriteria

Tujuan dari criteria adalah untuk mengatur prioritas perancangan (Mathiassen, 2000,

p177). Terdapat 12 jenis kriteria software :

1. Usable adalah kemampuan sistem untuk beradapatasi dengan situasi organisasi,

tugas dan hal – hal teknis.

2. Secure adalah kemampuan untuk melakukan pencegahan terhadap akses yang

tidak berwenang.

3. Efficient adalah penggunaan secara ekonomis terhadap fasilitas technical

platform.

4. Correct adalah sesuai dengan kebutuhan.,

5. Reliable adalah ketepatan dalam melakukan suatu fungsi.

6. Maintainable adalah kemampuan untuk perbaikan sistem yang rusak.

7. Testable adalah penempatan biaya untuk memastikan sistem bekerja sesuai

dengan yang diinginkan.

8. Flexible adalah kemampuan untuk modifikasi sistem yang berjalan.

Page 45: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

73

9. Comprehensible adalah usaha yang diperlukan untuk memperoleh

pengertian akan suatu sistem.

10. Reusable adalah potensi untuk menggunakan sistem pada bagian sistem lain

yang saling berhubungan.

11. Portable adalah kemampuan sistem untuk dapat dipindahkan ke technical

platform yang lain.

12. Interoperable adalah kemampuan untuk merangkai sistem ke dalam sistem yang

lain.

Tabel 2.3 Prioritas Kriteria

Kriteria Very Important Important Less Important Irrelevant Easily FulfilledUsable Secure Efficient ...

b. Component

Menurut Mathiassen et al. (2000, p189), tujuan dari components adalah untuk

menciptakan sistem yang comprehensible dan flexible. Component architecture adalah

sebuah struktur sistem dari components yang saling berhubungan. Aktifitas yang terjadi

ditunjukkan pada Gambar 2.22.

Page 46: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

74

Gambar 2.22 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Component

• Komponen adalah server dan beberapa dari client.

• Server memberikan kumpulan dari operation (atau services) pada client.

• Client menggunakan server secara independent.

• Arsitektur yang baik untuk mendistribusikan system secara geografis.

• Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan server.

Dimana dengan distribusi client dan server data-data umumnya disimpan pada

server, dan dapat diakses oleh bagian lain yang memiliki autorisasi kedalamnya.

Selain itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan perlu dilakukan

back-up dari data-data yang disimpan terutama dengan pola centralized data.

Page 47: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

75

Pada Tabel 2.4 akan diperlihatkan macam-macam distribusi untuk Client/Server.

Tabel 2.4 Lima Macam Distribusi Client/Server

Client Server Arsitektur U U + F + M Distributed Presentation U F + M Local Presentation

U + F F + M Distributed Functionality U + F M Centralised Data

U + F + M M Distributed Data

c. Process

Menurut Mathiassen et al. (2000, p209), tujuan process adalah untuk mendefinisikan

struktur program secara fisik. Aktifitas yang dilakukan diperlihatkan pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Process

• Komponen yang berbeda perlu ditempatkan pada prosesor yang berbeda.

• Pertama, pisahkan objek yang aktif dari komponen program yang pasif.

• Kedua, tentukan prosesor yang tersedia.

Class diagram and component specifications

Deployment diagram

Distribute program

Identify shared

Select coordination mechanisms

Explore distribution patterns

Explore coordination patterns

Page 48: BAB 2 fixed - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00469-TISI-Bab 2.pdf · Gambar 3.1, antara lain: 1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke ... dari satu pusat kerja

76

• Distribusikan komponen program dan objek aktif kepada prosesor tersebut.

2.2.4 Komponen Model

Komponen model adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan model

dari problem domain. Analisis : model dijelaskan dengan menggunakan class diagram

dan statechart diagram, model juga digunakan sebagai dasar untuk mendesain

komponen model yang berorientasi object.

Tujuan dari komponen model adalah untuk memberikan data yang sekarang dan

data historis ke user dan sistem yang lainnya. Informasi yang di simpan berhubungan

dengan sistem yang ada didalam problem domain. Hasil dari aktifitas komponen model

adalah class diagram dari aktivitas analisis yang direvisi. Yang akan direvisi adalah

model class yang mempunyai hubungan many-to-many sehingga akan menambah class

baru di antaranya.

Database merupakan kumpulan dari class-class yang tersedia dalam class

diagram. Sehingga class yang ada didalamnya akan dihubungkan melalui database

beserta hubungan yang terkait (McLeod, 2001, p179).