bab 2 data dan analisa -...

34
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Data Literatur Buku “Pertempuran Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946” disusun oleh Drs. Yoseph Iskandar, Drs. Dedi Kusnadi, Drs. Jajang Suryani. 2.1.2 Data Video Metro Files: Peristiwa Bojong Kokosan yang Terlupakan (dokumentasi MetroTV 2009) 2.1.3 Artikel 2.1.3.1 Artikel Media Elektronik http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=453&lang=id http://pertempurandijawabarat.blogspot.com http://akubacabuku.blogspot.com/2008/10/palagan-sukabumi-cianjur.html 2.1.4 Kuisioner Kuisioner dibuat dengan aplikasi media google docs dan disebarkan secara online di forum-forum internet dan media sosial.

Upload: truongtuyen

Post on 09-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

2.1.1 Data Literatur

Buku “Pertempuran Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946” disusun oleh Drs. Yoseph Iskandar, Drs. Dedi Kusnadi, Drs. Jajang Suryani.

2.1.2 Data Video

Metro Files: Peristiwa Bojong Kokosan yang Terlupakan (dokumentasi MetroTV 2009)

2.1.3 Artikel

2.1.3.1 Artikel Media Elektronik

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=453&lang=id

http://pertempurandijawabarat.blogspot.com

http://akubacabuku.blogspot.com/2008/10/palagan-sukabumi-cianjur.html

2.1.4 Kuisioner

Kuisioner dibuat dengan aplikasi media google docs dan disebarkan secara online di forum-forum internet dan media sosial.

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

4

2.1.4.1 Hasil Kuisioner

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

5

Gambar 2.1.4.1.1 Hasil Kuisioner di google docs

Dari kuisioner di atas dapat disimpulkan bahwa:

a. Lebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting.

b. 68% responden tidak tahu mengenai Peristiwa Bojongkokosan.

c. 82% responden tidak tahu bahwa Peristiwa Bojongkokosan merupakan salah satu faktor terjadinya Peristiwa Bandung Lautan Api.

d. Kurang dari 20 responden yang tahu dan pernah mengunjungi situs Palagan Bojongkokosan.

e. Sebagian besar responden (56%) berumur 17-23 tahun.

f. Sebagian besar responden adalah mahasiswa (52%) dan karyawan (39%).

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

6

2.1.5 Wawancara

Gambar 2.1.5.1 Foto Penulis bersama Pak Suwandi

Penulis melakukan wawancara dengan Pak Suwandi, pemandu Museum Palagan Bojongkokosan 1945.

2.1.5.1 Kesimpulan Wawancara

Kesimpulan yang bisa diambil dari wawancara kali ini diantaranya:

a. Semua pergerakan atau peristiwa pasca Proklamasi Kemerdakaan yang dilakukan pejuang Indonesia di daerah manapun di Indonesia sama pentingnya dan memiliki satu tujuan yang sama yaitu kedaulatan.

b. Peristiwa Bojongkokosan itu sendiri merupakan peristiwa yang mempengaruhi peristiwa lainnya, salah satunya adalah Peristiwa Bandung Lautan Api. Karena Belanda berfikir bahwa jika ingin menguasai Indonesia maka kuasailah Jakarta, jika ingin menguasai Jakarta kuasailah Jawa Barat (Bandung).

c. Pak Suwandi sendiri merasakan betapa heroiknya Peristiwa Bojongkokosan karena Ayahnya juga salah satu pejuang ketika persitiwa ini terjadi. Hal ini juga menjadi salah satu faktor beliau untuk bersedia menjadi pemandu situs Palagan Bojongkokosan.

d. Alasan mengapa banyak yang belum tahu Peristiwa Bojongkokosan ini adalah karena pengkajian sejarah tersebut baru dikaji pada tahun 1992 dan dinilai terlambat. Selain itu cara penyebaran atau pengedukasikan sejarah ini ke khalayak terutama kepada generasi muda dinilai kurang optimal. Sehingga dibutuhkan cara baru untuk menyebarkan sejarah tersebut.

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

7

2.2 Pembahasan

2.2.1 Prolog: Republik Indonesia Merdeka!

Dari hasil perjuangan heroik diplomatik, pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di jalan Pegangsaan Timur Jakarta, bendera Merah Putih dikibarkan. Lagu Indonesia Raya dikumandangkan dengan penuh semangat. Ir. Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia didampingi Drs. Moh Hatta dan disaksikan oleh para perintis kemerdekaan. Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan atas hasil perjuangan sendiri, bukan pemberian Jepang bahkan tanpa bantuan negara lain.

Setelah meraih kemerdekaan, bangsa Indonesia mengadakan pengambil alih kekuasaan dari tangan Pemerintahan Militer Jepang diantaranya: bidang Pemerintahan, bidang Kemiliteran dan bidang Kepolisian. Republik Indonesia semakin mengukuhkan bentuk kedaulatannya, menampakkan jati diri persatuan dan kesatuan bangsanya, tahap demi tahap mengadakan pembenahan diri.

***

2.2.2 Bagian 1 : Misi Internasional

2.2.2.1 Ada Belanda Di Balik Sekutu

Pada saat berkecamuknya Perang Dunia II di Eropa, banyak orang-orang Belanda yang mengungsi ke Inggris. Mereka mendaftarkan diri menjadi sukarelawan untuk dilatih sebagai satuan tempur, dengan tujuan kelak dapat merebut kembali negerinya yang sedang dijajah Nazi Jerman. Namun ketika mendengar keadaan Indonesia sudah berubah, Pemerintah Belanda menjadi bimbang, mereka sangat berhasrat untuk membuktikan dongeng-dongeng tentang Negeri Permata Rempah-Rempah Khatulistiwa yang telah 350 tahun dinikmati para leluhurnya.

Memperhatikan perkembangan Hindia Belanda yang sudah menjadi Republik Indonesia, Pemerintah Kerajaan Belanda berusaha keras bersandar pada “budi baik” Kerajaan Inggris. Pemerintah Belanda memohon diadakan pertemuan resmi dengan Pemerintah Inggris.

Pada tanggal 24 Agustus 1945 ditanda tanganilah Civil Affairs Agreement (CAA) oleh Belanda dan Inggris di Chequers, tempat kediaman resmi Pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris berjanji, akan membantu mengembalikan kekuasaan Belanda atas wilayah Hindia Belanda.

Sebagaimana yang dijanjikan CAA, Letnan Jendral Sir Philip Christison pimpinan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies), yang mengurusi tawanan di Hindia Belanda mengikutsertakan beberapa perwira dari Markas Besar Angkatan Perang Belanda. Di balik keikut-sertaannya dengan pendaratan Inggris yang mengatasnamakan Sekutu, Belanda mempunyai kepentingan tersendiri terhadap Indonesia. Yang kemudian dibentuk NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

8

mempunyai misi untuk mewujudkan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda di Indonesia.

2.2.2.2 Pelucutan Senjata

Di Gedung Societeit, terkumpullah beberapa ribu masa pejuang, terdiri dari: BKR, Hisbullah, Banteng, Sabilillah, dan badan perjuangan lainnya. Dengan penuh semangat mereka sepakat mengadakan gerakan perebutan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang.

Sasaran pertama, Kantor Kempetai. Sambil mengibar-ngibarkan Merah-Putih, meneriakkan pekik “Merdeka”, masa bergerak menyerbu Kantor Kempetai.

Sungguhpun militer Jepang masih memiliki kekuatan, melihat serbuan masa sedemikian banyaknya, akhirnya menyerah kepada para pejuang Sukabumi.

Kibaran Merah-Putih marak di setiap penjuru kota. Aksi perlucutan senjata merebak ke setiap wilayah otonomi Sukabumi.

Untuk mengisi kekosongan pimpinan BKR (Badan Keamanan Rakyat) Sukabumi, KNID Sukabumi mengangkat Chudanco Eddie Soekardi menjadi wakil kepala BKR Sukabumi.

Setelah dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945, melalui pemilihan demokratis oleh bekas anggota Peta dan Heiho disepakati bersama bahwa Chudanco Eddie Soekardi terpilih menjadi Komandan Resimen TKR Sukabumi.

Resimen TKR Sukabumi terdiri dari 4 Batalyon, antara lain:

1. Batalyon I di bawah pimpinan Mayor Yahya Bahram Rangkuti, markasnya berkedudukan di jalan Benteng.

2. Batalyon II di bawah pimpinan Mayor Harry Soekardi (adiknya Eddie Soekardi), juga berkedudukan di jalan Benteng.

3. Batalyon III di bawah pimpinan Mayor Yunus yang kemudian diganti oleh Kapten Anwar markasnya berkedudukan di Cianjur.

4. Dan Batalyon IV di bawah pimpinan Mayor Abdulrachman markasnya berkedudukan di daerah Cipoho.

Bagian persenjataan Resimen dipercayakan kepada Kapten Saleh Norman, berkedudukan di Pabrik Mesin Braat.

Pabrik tersebut awalnya berfungsi sebagai pembuat alat-alat mesin untuk kebutuhan pabrik the dan Onderneming Belanda. Kemudian direbut oleh balatentara Jepang dijadikan pabrik senjata. Oleh resimen TKR Sukabumi difungsikan untuk kebutuhan bersama.

Adanya perintah dari Panglima Komandemen I TKR Jawa Barat untuk melucuti senjata militer Jepang di Sukabumi, ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Sebab di daerah Sukabumi masih banyak

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

9

kelompok militer Jepang yang sangat mematuhi status Quo sebagaimana yang diperintahkan oleh Sekutu.

Pada suatu malam, setelah Isya, rumah Eddie Soekardi di jalan Baros dikunjungi Butaicho, seorang Perwira Militer Jepang, mantan Komandan Pendudukan Jepang di Sukabumi. Kunjungannya disertai ajudannya.

Disertai rasa curiga, tamu Butaicho dan ajudannya itu diterima secara khusus di ruang paviliun. Ketika terjadi pembicaraan serius, perwira Jepang ini ternyata menampilkan sikap bersahabat.

Kepada Eddie, Perwira Jepang itu berterus terang bahwa ia sangat mengerti perjuangan bangsa Indonesia. Sebenarnya, ia tidak menghendaki pertempuran dengan pihak Indonesia. Tapi karena adanya tekanan dari pihak Sekutu, ia tidak cukup berani menyerahkan persenjataan kepada TKR.

Eddie dan Butaicho sama-sama berfikir mencari jalan keluarnya. Akhirnya disepakati suatu cara bijak tanpa harus dicurigai pihak Sekutu.

Pada suatu malam, Butaicho mengerahkan anak buahnya yang menyandang perlengkapan berbagai jenis senjata. Begitu pula Eddie Soekardi mengirimkan beberapa puluh anak buahnya.

Di suatu tempat yang sudah dijanjikan, dibuatkah “sandiwara perang” antara Jepang melawan Resimen TKR Sukabumi. Kontak senjata hanya terjadi beberapa saat saja. Tak lama kemudian pimpinan tentara Jepang Butaicho memberikan perintah supaya semua anak buahnya menyerah.

Agar Sekutu memercayai “sandiwara” itu, Butaicho terpaksa mengorbankan seorang prajuritnya ditembak oleh temannya sendiri.

Peristiwa itu benar-benar dilaporkan kepada pihak Sekutu, dilengkapi rincian kapitulasi pertempuran yang dapat dimengerti oleh akal. Dari “sandiwara” itulah Resimen TKR Sukabumi mendapatkan tambahan beberapa puluh senjata.

***

2.2.2.3 Konvoi-Konvoi Sekutu

Berbeda dengan niat pihak Belanda yang ingin menguasai kembali Hindia Belanda (Indonesia), tujuan sebenarnya pihak Inggris (sekutu) datang ke Indonesia adalah untuk melaksanakan misi menangani APWI (Allied Prisoners of War and Internees) yaitu mengurus tahanan-tahanan sekutu dan warga negara Belanda tawanan Jepang. Dalam hal ini, Indonesia yang diwakili oleh Haji Agoes Salim dan pihak Inggris yang diwakili oleh Brigadier I.C.A. Lauder menyatakan untuk bersedia membantu pengurusan tahanan-tahanan tersebut dengan mengutus TKR (Tentara keamanan Rakyat) yang disebar di 13 wilayah di Jawa Barat.

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

10

Diperkirakan di wilayah Jawa Barat saja, tersebar 15.000 tentara Jepang, 16.000 tawanan Jepang dan interniran. Mereka harus diurus perbekalannya, dipulangkan ke negerinya masing-masing dalam keadaan selamat. Mereka kebanyakan berada di Bandung dan lokasi-lokasi terpencil di sekitarnya.

Untuk mengurus tawanan perang dan interniran, tidak begitu sulit, hanya memerlukan pengiriman perbekalannya dan kendaraan untuk mengangkutnya. Mereka berada dalam komplek rumah-rumah tawanan, sudah siap diangkut setiap saat. Tapi untuk mengurus tentara Jepang, persenjataan mereka harus dilucuti dulu dari markas-markasnya, baru diangkut, kemudian dikirimkan ke pelabuhan-pelabuhan, untuk selanjutnya ditampung di pulau Galang.

Lalu lintas pengiriman perbekalan maupun pengangkutan tentara Jepang dan APWI, dari Jakarta-Bandung, Bandung-Jakarta jalur yang memungkinkan untuk dilalui hanya Cikampek, Puncak dan Sukabumi.

Namun sayangnya berita yang tersiar dari Kantor Penghubung TKR Jakarta disinyalir bahwa TKR tidak dilibatkan dalam misi internasional tersebut dengan tentara sekutu. Komandan Resimen TKR Sukabumi, Eddie Soekardi juga menyadari hal yang sama setelah mendengar berita dari TKR Bandung.

Untuk meyakinkan analisisnya, Eddie Soekardi segera menempatkan prajurit-prajurit penyidiknya. Ditugaskan untuk mengamati lebih cermat iring-iringan kendaraan konvoi sekutu yang melewati jalur Ciawi-Bogor-Sukabumi-Padalarang menuju ke arah Bandung. Dan ternyata terbukti, prajurit-prajurit tersebut melaporkan bahwa mereka tidak melihat anggota TKR diikutsertakan oleh sekutu untuk mengawal perbekalan APWI Bandung.

Selain itu, Sukabumi dulunya merupakan wilayah strategi ekonomi Hindia Belanda. Eddie Soekardi berpendapat bahwa dalam hal ini tidak menutup kemungkinan sekutu berambisi menduduki Sukabumi.

Ketika hasil analisisnya dikemukakan kepada Walikotapraja Sukabumi Mr. Syamsudin, ternyata beliau mempunyai prediksi yang sama dengan Eddie Soekardi. Karena banyaknya kesamaan pandangan, Eddie Soekardi sering bertukar pikiran dengan Mr. Syamsudin.

Akhirnya dari keduanya dicapai kesepakatan bahwa Resimen TKR Sukabumi harus bertindak memberi pelajaran kepada sekutu yang melanggar dengan menghadang setiap kehadiran konvoi-konvoi sekutu tersebut.

***

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

11

2.2.3 Bagian 2: Peristiwa Bojongkokosan

2.2.3.1 Mengepung Ular Berbisa

Karena sangat suka kepada bumi tempat kelahirannya, Komandan Resimen Letnan Kolonel Eddie Soekardi merasa terpanggil oleh rasa tanggung jawab cinta kepada tanah airnya. Antara siap dan tidak siap, ia harus segera menyusun kekuatan, kemudian mengerahkan seluruh jajaran pasukan Resimen TKR Sukabumi.

Komandan Resimen Eddie Soekardi, segera mengundang Perwira Staf dan Komandan Batalyon bawahannya. Perwira-Perwira muda, antara 19-22 tahun menyimak kata demi kata pengarahan dari Komandan Resimen. Di pundak perwira-perwira muda usia itu terpikul beban tanggung jawab sebagai pemimpin bagi anak buahnya yang banyaknya kurang lebih 3000 personal, tersebar di seluruh wilayah Kotamdya Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.

“Saudara-saudara Batalyon Komandan dan Staf Resimen…Kita sudah cukup bersabar, menahan diri agar tidak merasa terganggu oleh konvoi- konvoi sekutu. Tetapi, sebagaimana yang kita lihat dan kita rasakan, lewatnya konvoi - konvoi ke wilayah kita semakin mencurigakan!” Tutur Komandan Resimen dengan nada kesal. “Kini tibalah saatnya untuk unjuk kekuatan, untuk memberi pelajaran kepada konvoi - konvoi sekutu itu!”

“Akibat seringnya lewat konvoi - konvoi sekutu, secara umum, dislokasi pasukan telah lama kita lakukan. Karena keadaannya sudah semakin gawat, mulai hari ini kita nyatakan dalam keadaan darurat perang! Untuk itu perlu kiranya mengadakan herdislokasi (pemantapan penempatan) pasukan yang telah saudara-saudara tempatkan!” tutur Komandan Resimen.

Selanjutnya Komandan Resimen menjelaskan taktik strategi, bahwa konvoi - konvoi itu diibaratkan sebagai seekor ular berbisa yang berbahaya. Menurut logika Komandan Resimen, untuk melumpuhkkan ular berbisa dan berbahaya, yang harus terlebih dahulu dipukul adalah bagian tengkuknya kemudian barulah seluruh tubuhnya. Komandan Resimen juga memerintahkan untuk menggunakan taktik Hit and Run, ketika sudah menyerang segera mundur, kemudian serangan digantikan oleh pasukan lain bergantian.

Dari keempat Batalyon Resimen TKR Sukabumi disebar sama rata dan ditempatkan sama pentingnya. Seluruh jajaran Batalyon I pimpinan Mayor Yahya Bahram Rangkuti, ditugaskan bersiaga penuh di sepanjang jalan raya Ciawi-Cigombong-Cibadak. Pasukan mereka lah yang harus pertama kali memukul tengkuk ular berbisa itu.

Batalyon II pimpinan Mayor Harry Soekardi (adik dari Komandan Resimen Eddie Soekardi) ditugaskan bersiaga penuh di sepanjang jalan raya Cibadak sampai dengan kota Sukabumi bagian barat. Jika ular berbisa

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

12

itu berani menjalar memasuki kota Sukabumi, pasukan mereka sebagai pemukul kedua.

Batalyon III pimpinan Kapten Anwar harus bersiaga penuh dimulai dari Gekbrong sampai dengan jalan raya Ciranjang-Cianjur.

Batalyon IV pimpinan Mayor Abdulrachman ditugaskan bersiaga penuh di sepanjang jalan raya kota Sukabumi bagian timur sampai dengan lokasi jalan raya Gekbrong. Pasukan mereka tidak boleh membiarkan ular berbisa itu dapat lolos merayap ke luar wilayah Sukabumi. Harus memukulnya terus, hingga ular berbisa itu tidak berdaya.

Setiap TKR bersenjatakan senapan Steyer, Karabyn, Beaumont, Kierop, Sten Gun, Lewis, Keiki, Cuplis, Pistol Parabellum, Colt, senapan laras panjang bekas infantri Jepang dan Molotov Cocktail (Keimbing). Senjata mereka yang utama adalah granat-granat tangan buatan pabrik Braat di Sukabumi.

Bantuan dari barisan perjuangan kelaskaran rakyat seperti Barisan Pesindo, Barisan Sabilillah, Barisan Banteng RI, Barisan Pemuda, Barisan Pemuda Proletar, Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) bersenjatakan panah, tombak, golok, bambu runcing dan ketepel. Mereka siaga penuh di bawah koordinasi perwira pasukan TKR setempat.

Bermacam tingkah mereka lakukan. Ada yang khusuk berdo’a, memohon perlindungan Tuhan. Ada pula yang bersenda gurau untuk sekedar menepiskan perasaan cemas. Kapten Achmad Kosasih menggunakan Panser Wagon hasil perbaikan pabrik Braat untuk berkeliling ke setiap pos penghadangan dari Cigombong sampai Gekbrong. Mengontrol herdislokasi pasukan. Kapten Achmad Kosasih sangat puas karena mulai herdislokasi Batalyon I-IV siang-malam tetap siaga. Mereka nampak sudah tidak sabar lagi ingin segera berhadapan dengan konvoi sekutu.

***

Hari Minggu 9 Desember 1945, Komandan Resimen Eddie Soekardi sudah berada di Markas Resimen jalan Kerkhof. Di markasnya hadir Kapten Achmad Kosasih, Kopral Yunum dan 60 personal TKR Detasemen Pengawal Resimen. Setiap malam mereka berjaga-jaga dan menginap di Markas Resimen.

Matahari mulai terik, pukul 11.00 telepon kantor Resimen berdering, Kapten Achmad Kosasih menyambut telepon, dilaporkan bahwa dua Tank Sherman konvoi sekutu sudah memasuki Cigombong.

Setelah laporan tersebut disampaikan kepada Komandan Resimen dan Komandan Batalyon lain. Mereka langsung bergegas ke lokasi Batalyonnya masing-masing. Berjaga-jaga untuk mempersiapkan penghadangan.

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

13

Tidak lama kemudian telepon berdering kembali, Komandan Resimen Eddie Soekardi mendapat informasi kembali dari pos Cigombong, ternyata yang muncul tidak hanya tank melainkan 150 truk bersama kendaraan bersenjata lainnya. Komandan Resimen Eddie meminta untuk menunggu penyerangan bagian kepala konvoi dari Bojongkokosan dan meminta pos-pos penyerangan lain untuk menahan diri.

Didahului oleh pengawalan Tank Sherman, Panser Wagon, Brencarrier dan iring-iringan 150 buah truk pengangkut perbekalan APWI, konvoi sekutu meliuk-liuk menelusuri celah-celah pegunungan, menuju Bandung lewat Bogor-Sukabumi.

Konvoi sekutu sepanjang 12 kilometer tersebut dikawal tentara 5/9 Jats dari Divisi ke-23 India. Mereka adalah tentara elite bayaran, merupakan bagian dari Angkatan Perang Inggris. Mereka adalah tentara andalan berpengalaman dalam pertempuran perang Asia Timur Raya sebagai pemenang Perang Dunia II. Sebagai kepalanya: Tank Sherman, tengkuknya: Panser Wagon, badan sampai ekornya: truk-truk dan diperkuat oleh ruas-ruas tulangnya: Brencarrier. Itulah “ular berbisa” yang sering disebut-sebut Komandan Resimen Eddie.

Sepanjang kiri-kanan jalan raya Bojongkokosan, nampak lengang. Di lubang-lubang persembunyian, di balik tebing-tebing dan pohon-pohon, senjata laras panjang sudah mengincar dan mengancam ke bagian belokan jalan. Tepat diantara dua tebing jalan raya Bojongkokosan sudah silang-melintang batang-batang pohon perintang jalan.

Betapa terkejutnya konvoi sekutu. Tepat di antara dua tebing jalan raya Bojongkokosan sudah silang-melintang batang-batang pohon perintang jalan. Sebuah Tank Sherman paling depan berusaha untuk menyingkirkan barikade-barikade tersebut. Namun di luar dugaan ternyata roda depan tank itu terperosok ke lubang perangkap dan diikuti oleh ranjau darat, hancur terburailah roda depan tank itu.

Serdadu di dalamnya panik, memaksa keluar lewat pintu-pintunya. Tank Sherman di belakangnya menabrak tebing dan tersungkur ke selokan, sementara itu kendaraan-kendaraan di belakangnya tersentak saling menabrak dan terhenti.

Mendadak, dari balik tebing sebelah kiri dan kanan jalan raya Bojongkokosan terdengar dua kali tembakan pistol yang menandakan serangan dimulai! Rentetan senjata-senjata pejuang Sukabumi menghujani kepala konvoi dari balik kedua tebing itu.

Seluruh tentara sekutu yang berada di atas truk-truk berlompatan turun dan mencoba menyusun formasi tempur, namun tetap dihujani molotov cocktail dan granat-granat tangan. Ledakan dan kebakaran bersamaan menghancurkan truk-truk yang dikawalnya.

Konvoi-konvoi jauh di belakang sebelum jalan raya Bojongkokosan beruntun mundur dan langsung mendapat serangan senapan, granat dan

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

14

molotov dari pos Cicurug dan Cibadak. Bagian tengah dan ekor konvoi tertahan, konvoi di belakagnya terpaksa mundur lagi, terpenggal hingga ekornya harus mundur kembali ke jalan raya Cigombong.

Di sepanjangan jalan raya Cigombong-Cicurug, bagian badan dan ekor konvoi diserang dari kiri-kanan jalan. Konvoi sepanjang 12 kilometer itu terpenggal-penggal dan semakin tercecer ke belakang. Mobil-mobil ambulan sekutu membunyikan sirinenya, simpang siur menolong tentara sekutu batalyon Jats yang terluka dan tewas.

Di antara tebing jalan raya Bojongkokosan, perwira-perwira tentara sekutu batalyon Jats tercengang melihat penyerang-penyerangnya yang berseragam dan berpangkat turun dari tebing. Dari jarak 10 sampai 12 meter tentara pejuang Sukabumi tak henti-hentinya melemparkan granat. Mereka bukan sedang berhadapan dengan laskar-laskar liar yang biasa mereka sebut ekstrimis, mereka sedang berhadapan dengan tentara Resmi Republik Indonesia!

Seorang kapten yang tertembak kakinya, sambil terpincang-pincang berteriak memberikan komando supaya konvoi tetap bergerak maju.

Tank Sherman milik tentara sekutu menembaki tebing-tebing di sekitarnya hingga longsor. Dua belas tentara yang bertahan di lubang persembunyian dihantam ledakan meriam Tank Sherman, tergusur longsor dan gugur bersamaan.

Tentara batalyon Jats terus menyerang dengan serempak, medan tempur semakin terbuka, pihak lawan mulai terdesak. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Dari bagian utara dan selatan tebing terdengar perintah “Munduuuur! Munduuuur! Munduuuur!”. Serangan dari pihak pejuang mendadak mereda. Namun tentara sekutu masih mengejar dan menyerang.

Tapi, tiba-tiba petir dan guntur menggelegar di langit, disusul oleh hujan yang sangat deras seperti ditumpahkan dari langit. Tentara batalyon Jats berhenti sejenak, mereka memikul temannya yang cedera dan menyeret temannya yang tewas. Perwira-perwira Jats memberikan komando agar tenatara-tentaranya kembali ke truk-truknya masing-masing.

Pertempuran di lokasi jalan raya Bojongkokosan berhenti total. Tak ada satupun letusan senjata terdengar, yang ada hanya hujan yang deras. Tank Sherman dan Panser Wagon yang dapat diselamatkan mulai bergerak merayap, hanya beberapa puluh truk saja yang dapat berjalan beriringan, sedangkan konvoi dibelakangnya tercecer di jalan raya Benda, Cigombong dan Cicurug.

Eventually the way was cleared and the journey resumed, but the convoy was far from safe. Snipers lay siege to the road for miles ahead and

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

15

sometimes a bullet founds to its mark; on one such occasion, when a driveless vehicle blocked the road, a naik in the next lorry dashed through intense fire and restarted the first vehicle. So the convoy limped into Soekaboemi near midnight with the rearguard company still fighting miles back on the road. The Jat officer commanding this party fought the enemy for four and half hours and it was 02.00 hours…

(The Fighting Cock oleh A.J.F. Doulton, 1951)

Setelah jalan bersih dan dianggap aman, perjalanan dilanjutkan, tetapi keberadaan konvoi masih jauh dari keadaan aman. Penembak-penembak jitu dari tempat persembunyiannya yang tersebar di sepanjang perjalanan seringkali tepat mengenai sasaran. Dalam peristiwa seperti itu, kendaraan akan kehilangan pengemudinya dan menghalangi perjalanan sehingga kendaraan di belakangnya berusaha mendorong kendaraan di depannya yang terbakar agar kendaraan pendahulunya dapat melanjutkan perjalanan. Selanjutnya konvoi-konvoi perlahan-lahan memasuki kota Sukabumi sampai hampir tengah malam. Sedangkan kompi pengawal beberapa mil di belakang masih bertempur. Perwira Jats yang memimpin konvoi bertempur dengan musuh selama 4,5 jam hingga pukul 02.00 dini hari.

Kota Sukabumi terasa begitu sepi. Batalyon Jats sudah tidak berdaya, resah, bingung, lapar, ngantuk, cemas, sedih , galau dalam pikiran masing-masing. Selama menjadi bagian dari tentara sekutu, untuk pertama kalinya mereka mengalami kecemasan pertempuran berkepanjangan seperti itu. Terkadang mereka berfikir “Untuk apa memerangi bangsa Indonesia?”.

Setelah perwira Komandan Batalyon Jats berdiskusi melalui radio penghubung, akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu dan beristirahat di jalan raya kota Sukabumi. Tank Sherman, Panser Wagon, Brencarrier dan sebagian truk-truk pengangkut perlahan-lahan berhenti di depan Hotel Victoria, pusat jalan raya kota Sukabumi.

Shubuh, terdengar kumandan adzan dari Mesjid Agung Sukabumi. Mentari di ufuk timur perlahan terbit. Penghuni kota mulai berani keluar satu per satu dari rumah-rumah. Mereka bukan tidak tahu tentang peristiwa pertempuran di wilayahnya. Mereka telah mengetahuinya dari berbagai sumber informasi. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana perkasanya konvoi tentara sekutu beruntun dari tengah kota sampai Cikukulu. Tetapi jauh di lubuk hati penduduk Sukabumi, mereka begitu kagum “Betapa beraninya pejuang putera daerah Sukabumi!”.

***

2.2.3.2 Pembombardiran Cibadak

Tanggal 10 Desember 1945, Komandan Resimen TKR Sukabumi, Eddie Soekardi mendapat informasi dari Dokter Hasan Sadikin bahwa para korban yang gugur dalam pertempuran Bojongkokosan disemayamkan

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

16

terlebih dahulu di Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak. Setelah sholat Shubuh, Komandan Resimen Eddie Soekardi, Kapten Achmad Kosasih, Letnan Muda Tomet Mansyur berangkat menuju Cibadak dengan mobil sedan Ford tua yang dikemudikan oleh sopir Resimen, Kopral Yunum.

Kopral Yunum dengan hati-hati mengemudikan mobil melalui jalan alternatif yaitu melewati perkebunan yang sepi, karena dikabarkan masih ada konvoi sekutu yang tersisa di jalan Cikukulu sekitarnya. Jarak menuju Rumah Sakit Sekarwangi menjadi lebih jauh dan melelahkan.

2 jam kemudian, mobil memasuki kota Cibadak. Tiba-tiba di angkasa terdengar raungan pesawat tempur RAF (Royal Air Force) Inggris. Eddie Soekardi dan staf lainnya merasa penasaran, mobil dihentikan sejenak, mereka keluar untuk memperhatikan pesawat tempur tersebut. Nampak sejumlah RAF terbang rendah dalam formasi-formasi tempur. Tak lama kemudian terdengar siulan-siulan disusul oleh bunyi gelegar dentuman-dentuman bombardir.

Eddie soekardi segera meminta staf-stafnya untuk segera masuk ke mobil. “Menghindar Yun! Jangan sampai mobil kita terlihat dari udara! Jauhi Cibadak!!!” perintah Komandan Resimen Eddie Soekardi. Dengan terampil, Kopral Yunum banting stir, berbalik arah, tancap gas, berusaha menjauhi wilayah kota Cibadak. Di belakangnya, dentuman bom semakin gencar, mobil sedan Ford tua itu bergetar. Setelah diperkirakan jauh, Kopral Yunum banting stir kembali membelok ke perkebunan, berlindung di bawah rimbun pepohonan. Dari jauh tak henti-hentinya pesawat tempur RAF menghujani Cibadak dan sekitarnya.

Serangan udara RAF mulai mereda sekitar jam 16.00 sore. Komandan Resimen Eddie Soekardi bersama staf kembali melanjutkan perjalanan.

“Mereka balas dendam!” gumam Komandan Resimen Eddie Soekardi sambil menerawang jauh ke angkasa Cibadak.

“Mengapa Cibadak yang jadi sasaran?” tanya kapten Achmad Kosasih.

“Dapat dimengerti, Kos. Lokasi Cibadak berada di antara Bojongkokosan-Cikukulu. di dua lokasi itulah mereka mendapat serangan gencar, mungkin mereka menderita banyak korban disana. Mungkin menurut mereka, lokasi Cibadak merupakan basis pertahanan utama kita ” jelas Komandan Resimen Eddie Soekardi.

“Untunglah rakyat Cibadak sudah diungsikan jauh beberapa hari sebelumnya” tutr Kapten Achmad Kosasih.

“Ayo Yun, sudah aman…” kata Komandan Resimen kepada Kopral Yunum.

Perlahan-lahan mobil sedan Ford keluar dari persembunyiannya, bergerak hati-hati menelurusi jalan perkampungan menuju Cibadak. Komandan Resimen Eddie Soekardi beserta stafnya terkejut melihat kota

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

17

Cobadak yang hangus porak-poranda, menjadi lubang-lubang dan reruntuhan berserakan. Dentuman mengerikan itu sudah berlalu. Pesawat tempur RAF sudah kembali ke markasnya di Jakarta.

…on December 10th before the fury of the attacks lessened sufficiently for him to close up the rear vehicles; at dawn he went on his way, driving the leading vehicle himself until he reached Soekaboemi, where the convoy spent the day while the R.A.F. delivered the heaviest air strike of the java “war”.

(The Fighting Cock oleh A.J.F. Doulton, 1951)

…pada tanggal 10 Desember setelah keberingasan serangan mulai cukup mereda sehingga dia bisa menyatukan kembali truk-truk yang di belakang. Pada waktu matahari terbit, dia meneruskan perjalanannya dengan mengemudikan sendiri kendaraan komando sampai mencapai Sukabumi di mana seluruh konvoi berada pada hari itu, sementara RAF (Royal Air Force) melakukan serangan udara yang paling dahsyat dalam “perang” di Pulau Jawa.

Komandan Resimen Eddie Soekardi bersama stafnya sampai di halaman Rumah Sakit Sekarwangi. Di halaman Rumah Sakit, beberapa keluarga pelayat menyambut kedatangan Komandan Resimen Eddie Soekardi beserta staf. Dengan rasa hormat mereka menepi memberi jalan. Dokter Hasan Sadikin menyambut dan menyalami Komandan Resimen.

“Di mana mereka, Dokter?” tanya Komandan Resimen dengan langkah tergesa.

“Di ruang belakang, Komandan…” jawab Dokter Hasan Sadikin.

Komandan Resimen terkejut ketika melihat kurang lebih 40 orang prajuritnya berjajar tergeletak di bangku-bangku rumah sakit. Melihat seragam berwarna coklat khaki yang bermandikan darah, Komandan Resimen Eddie Soekardi tak sanggup menahan haru.

Seandainya ia bukan seorang Komandan Resimen dalam usia 29 tahun, rasanya tidak sanggup harus dihadpkan pada kenyataan yang mengenaskan seperti itu. Betapa iba, menyaksikan prajurit-prajuritnya yang rata-rata berusia 19-22 tahun harus gugur mendahuluinya.

Sebelum para korban dikebumikan di belakang Rumah Sakit Sekarwangi, sebelum do’a penutup dibacakan, Komandan Resimen sempat berbicara “Saya yakin, mereka akan diberi tempat di sisi Tuhan Yang maha Kuasa. Suatu tempat yang indah. Tempat yang akan dinikmati oleh mereka…”

“Amiiin…” sahut semua yang hadir dalam upacara pemakaman korban Peristiwa Bojongkokosan.

***

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

18

2.2.3.3 Cease Fire

Diskusi alot melalui radio perhubungan antara pihak tentara Batalyon Jats di Sukabumi dengan Markas Besar Sekutu di Jakarta tidak menghasilkan suatu keputusan. Tentara Batalyon Jats menyatakan tidak sanggup melanjutkan perjalanan konvoinya. Mereka melaporkan terntang adanya ancaman batalyon TKR yang siap menghadang dan bertempur dengan mereka.

Markas besar sekutu merasa bingung karena serangan udara besar-besaran oleh RAF merupakan pekerjaan yang sia-sia. TKR Sukabumi tidak terpengaruh, bahkan siap melakukan penyerangan balasan. Markas Besar Sekutu di Jakarta memaklumi kekhawatiran tentara Batalyon Jats yang tertahan di tengah kota Sukabumi. Akhirnya mereka memutuskan untuk menangguhkan pemberangkatan konvoi dari Sukabumi menuju Bandung.

Staf diplomatik Markas Besar Sekutu mencoba menghubungi Perdana Menteri Sutan Syahrir. Akan tetapi Perdana Menteri Sutan Syahrir tetap pada pendiriannya bahwa Pemerinta Republik Indonesia akan membantu misi internasional Sekutu, dengan catatan, jika tidak ingin diganggu Sekutu harus berpegang teguh pada perjanjian yang sudah disepakati, yaitu dengan melibatkan TKR dalam setiap pengiriman perbekalan tawanan ke Bandung.

Untuk menetralisir keadaan, Markas Besar Sekutu Jakarta mengutus Mayor Rawin Singh dari Markas Brigade Inggris di Bogor ke Sukabumi untuk berunding dengan Resimen TKR dan Walikotapraja Sukabumi. Mayor Rawin Singh berangkat ke Sukabumi malam itu juga dikawal oleh tentara khusus dan Jeep dengan bendera putih di bagian depan Jeep-nya agar tidak diganggu selama perjalanan.

Setelah melewati bekas-bekas lubang dan rintangan, akhirnya pada pukul 02.30 dini hari, utusan Sekutu itu sampai di rumah Walikotapraja Sukabumi, Mr. Syamsudin di dekat Alun-alun Sukabumi. Mayor Rawin Singh diterima baik-baik, saling bersalaman dan dipersilahkan menempati kursi yang sudah tersedia. Mr. Syamsudin mengungkapkan protesnya mengenai pelanggaran Sekutu yang tidak melibatkan TKR dalam mengantarkan konvoi untuk APWI ke Bandung.

Di rumah Mr. Syamsudin telah hadir dr. Abu Hanifah, Didi Soekardi (Ayah dari Komandan Resimen Eddie Soekardi), Bupati Kota Sukabumi Mr. Harun dan Komandan Resimen Eddie Soekardi serta Mayor Abdulrachman yang diundang atas permintaan Mr. Syamsudin.

“Bagi kami, sebagai pejabat Pemerintah Sipil, pada prinsipnya, masih tetap konsekuen atas perjanjian yang telah disepakati oleh pihak Indonesia dengan pihak Sekutu. Adapun kejadian di lapangan, sebaiknya Tuan tanyakan kepada Tuan pribadi, mengapa hal itu bisa terjadi? Seandainya pihak Tuan konsekuen terhadap misi internasional sebagaimana janji pihak

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

19

Tuan, tentu penyerangan konvoi ini tidak akan terjadi” tutur Mr. Syamsudin secara diplomatis.

“Pendapat Tuan Walikotapraja akan saya sampaikan kepada atasan Sekutu di Batavia. Tapi pada saat ini konvoi yang dikawal oleh tentara kami, mohon diijinkan untuk melanjutkan perjalanan serta tidak mendapat gangguan dari pihak tentara Tuan…” pinta mayor Rawin Singh dengan sopan. “Kami sangat bersimpati terhadap perjuangan bangsa Tuan dalam mempertahankan kemerdekaan…” lanjut Mayor Rawin Singh membuka pembicaraannya.

“Maaf Tuan Mayor. Siapa yang dimaksud dengan ‘kami’ itu?” potong Komandan Resimen Eddie Soekardi.

“Bangsa India, Tuan Kolonel…”

“Tetapi kenapa tentara bangsa Tuan turut memerangi bangsa kami?”

“Maaf Tuan Kolonel, kami hanya menjalankan tugas dari atasan…”

“Menjalankan tugas? Mengembalikan Belanda untuk menjajah bangsa kami?”

“Sebenarnya kami tidak bermaksud begitu, Tuan Kolonel. Justru kedatangan kami ke sini diutus oleh pihak Markas Besar Batavia untuk mengingatkan kembali perjanjian yang telah disepakati oleh Pemerintah Indonesia dengan pihak Sekutu, Tuan Kolonel…”

“Begitu? Lalu apa maksud pemboman besar-besaran siang tadi di Cibadak?”

“Maaf, Tuan Kolonel. Saya pribadi tidak berwenang membahas kejadian di Cibadak. Itu urusan atasan kami. Saya hanya diijinkan berbicara mengenai konvoi perbekalan untuk APWI Bandung yang tertahan disini. Kami memohon kebijaksanaan Tuan Kolonel agar konvoi kami dapat melanjutkan perjalanan ke Bandung tanpa mendapat gangguan dari pasukan Tuan…” pinta Mayor Rawin Singh dengan santun.

“Baiklah Tuan Mayor. Pada prinsipnya, TKR masih tetap menaati kebijakan Pemerintah Pusat di Jakarta. Tapi semua itu sangat tergantung pada konsekuensi janji Sekutu itu sendiri. Kali ini mungkin kami masih dapat memaklumi. Tetapi, jika besok atau lusa konvoi perbekalan APWI tanpa melibatkan pengawalan TKR, kami akan tetap menghadang dan menyerang konvoi-konvoi Tuan!” jawab Komandan Resimen.

“Kebijaksanaan Tuan Kolonel akan kami sampaikan kepada pihak kami. Tetap, kami memohon jaminan keselamatan di perjalanan, Tuan Kolonel…”

“Itu tergantung kepada tingkah laku pasukan Tuan sendiri. Seandainya tidak memperlihatkan persahabatan, konvoi Tuan akan berhadapan dengan pasukan Batalyon Mayor Abdurrachman! Bukan begitu kan, Mayor?”

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

20

ancam Komandan Resimen Eddie Soekardi sambil menepuk paha Mayor Abdulrachman yang duduk di sampingnya.

Mayor Abdulrachman mengangguk, sambil tetap menatap tajam kepada Mayor Rawin Singh. Mayor Rawin Singh menatap dengan cemas kepada Mayor Abdulrachman yang sedang mengangguk-angguk dan menatapnya dengan tajam.

“Betulkah Tuan Mayor?” tanya Mayor Rawin Singh kepada Mayor Abdurrachman.

“Benar, Tuan Mayor Rawin Singh! Tentara Tuan yang dilengkapi senjata modern akan berhadapan dengan pasukan Batalyon saya yang punya keberanian untuk membinasakan pasukan Tuan!” ancam Mayor Abdulrachman.

Mayor Rawin Singh dan pendampingnya menutup kecemasan dengan mengangguk-angguk paham.

“Terima kasih atas kebijaksanaan Tuan-Tuan…” kata Mayor Rawin Singh sambil menyalami Komandan Resimen Eddie Soekardi dan Kolonel Mayor Abdulrachman.

Sambil berdiri, Mayor Rawin Singh dan pendampingnya menyalami Mr. Syamsudin, dr. Abu Hanifah, Didi Soekardi dan terakhir Mr. Harun.

Mayor Rawin Singh meninggalkan ruang tamu kemudian menghormat secara milliter kepada Komandan Resimen Eddie Soekardi. Komandan Resimen membalas hormat secara militer pula.

Mayor Rawin Singh memohon diri untuk meninggalkan rumah Walikotapraja Sukabumi Mr. Syamsudin. Mayor Rawin Singh dan pendampingnya naik ke mobil Jeep melaju perlahan meninggalkan halaman kemudian berlalu memasuki jalan raya.

***

Berdasarkan penekanan peristiwa pertempuran Bojongkokosan 9 Desember 1945 kepada pihak Sekutu, maka dimulailah penanganan urusan pengiriman perbekalan untuk APWI Bandung. Maka pada tanggal 11 Desember 1945, Perwira Operasi Komandemen TKR I Jawa Barat ditugaskan untuk mengurus pemberangkatkan kereta api perbekalan APWI yang pertama dari Jakarta ke Bandung, dengan dikawal oleh sepasukan Taruna Akademi Militer Tangerang yang dipimpin Mayor Daan Mogot.

Pemberangkatan perbekalan APWI yang dikawal TKR ini hampir bersamaan dengan peristiwa Bojongkokosan dan penghadangan di wilayah Gekbrong-Cianjur-Ciranjang. Ini dilakukan sebagai strategi Komandemen TKR I Jawa Barat dalam menghadapi Sekutu. Komandemen I TKR Jawa Barat memanfaatkan dua strategi, agar tugas kerjasama diplomatis yang pertama dengan Sekutu berjalan dengan baik, sedangkan di pihak lain

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

21

Resimen TKR Sukabumi diberi kepercayaan untuk menyerang konvoi perbekalan Sekutu. Keadaan ini disebut dengan “No War No Peace”

Setelah misi pengiriman APWI pertama berhasil, pada tanggal 14 Desember 1945 dilakukan pemulangan rombongan APWI yang pertama dari Cirebon ke Jakarta yang dikawal oleh Jenderal Mayor Didi Kartasasmita dari TKR.

Pertemuan demi pertemuan dilakukan pihak Markas Besar Sekutu dengan pihak Pemerintah Republik Indonesia. Pertemuan tersebut membicarakan mengenai evaluasi bantuna Pemerintah Republik Indonesia kepada Sekutu dalam melaksanakan operasi pemulangan tentara Jepang dan evakuasi APWI.

Beberapa kesepakan positif dicapai kedua belah pihak. Bahkan TKR mendapat bantuan persenjataan dari Markas Besar Sekutu sebanyak 2000 pucuk senapan Lee Enfield untuk tugas mengawal misi internasional itu.

Suatu Iklim kerjasama Republik Indonesia dengan pihak Sekutu mengenai pemulangan tentara Jepang dan evakuasi APWI dapat terlaksana dengan baik. Di pihak lain, pertempuran antara Sekutu dengan TKR serta pejuang rakyat Indonesia masih tetap berlangsung kondisi “No War No Peace” itu cukup membingungkan pihak Sekutu.

Momentum pertempuran Bojongkokosan tanggal 9 Desember 1945 adalah peristiwa penting monumental yang mengawali suatu Kemenangan Strategi Perang TKR, sekaligus merupakan suatu Kemenangan Moral Diplomatik Internasional baik de facto Pemerintah Republik Indonesia.

2.2.4 Bagian 3: Pertempuran Konvoi Sukabumi-Cianjur

2.2.4.1 Belanda Belum Jera

Melalui Ketetapan Presiden Republik Indonesia tertanggal 7 Januari 1946, TKR yang semula merupakan singkatan dari Tentara Keamanan Rakyat, diganti menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Tak lama kemudian, pada tanggal 24 Januari 1946, sebutan itu diganti lagi dengan Tentara Republik Indonesia, yang disingkat TRI.

Menghadapi kenyataan seperti itu, dr. van Mook pemimpin NICA yang dibentuk untuk mewujudkan kembali pemerintahan sipil Hindia Belanda, merasa cemas. Jelas sudah, yang akan ia hadapi bukan hanya sekedar tentara yang berfungsi sebagai penjaga “keamanan” dan

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

22

“keselamatan” rakyat semata. Tetapi akan berhadapan dengan Tentara Republik yang siap berkorban demi nusa, bangsa dan negara Republik Indonesia.

Apapun yang terjadi, Belanda tidak pernah mengurungkan ambisinya untuk merebut kembali wilayah “Hindia Belanda” dari tangan Pemerintah Republik Indonesia.

Van Mook dengan NICA-nya berusaha memperkeruh dan memutar balikkan fakta Mengenai keberhasilan kerjasama Internasional pihak Sekutu dengan pihak Komandemen I TKR/TRI Jawa Barat.

Sejak semula, Belanda sebenarnya tidak setuju dengan Sekutu (Inggris) yang menyerahkan tugas pemulangan tentara Jepang dan APWI kepada TKR Indonesia karena hal itu dianggap sebagai pemberian pengakuan terhadap Republik Indonesia. Di negeri belanda sendiri sengaja disebarkan isu bahwa “gerombolan ekstrimis Indonesia” ini sangat agresif dan menyerang tentara Jepang dan tentara Sekutu, dan juga “merampok” logistik dan merampas persenjataan. Ribuan tawanan perang dan interniran, wanita dan anak-anak Belanda “disiksa”, “dibantai” dan “dibinasakan dengan kejam”.

Masyarakat Belanda menjadi resah dan cemas. Dengan alasan itulah, mereka memutuskan untuk mengirim pasukan Belanda sebanyak mungkin untuk menumpas “gerombolan ekstrimis” di wilayah “Hindia Belanda” yang dilanda “kerusuhan”.

Secara bilateral, Inggris dan Belanda terikat oleh Civil Affairs Agreement (CAA) sehingga Inggris tidak ada alasan lagi untuk melarang Belanda mendatangkan pasukannya ke Indonesia. Selain itu dikabarkan juga bahwa Bandung akan dijadikan pemusatan kekuaan militer Sekutu. Tentara Ingris sebagai Sekutu sudah tidak mengindahkkan lagi perjanjian Atlantic Charter, perjanjian Konferensi Postdam dan perjanjian Konferensi Yalta yang berisi tentang perdamaian dan kemerdekaan bagi segala bangsa.

Masalah itu sudah diperkirakan oleh jajaran Komandemen I TRI Jawa Barat dan sering dibicarakan. Dalam suatu briefing untuk Komandan Divisi dan Komandan Resimen se-Jawa Barat di Purwakarta, Komandan Divisi III TRI Kolonel A.H. Nasution mempertanyakan tentang kebjiaksanaan politik Perdana Menteri Sutan Syahrir di Jakarta. Serta bagaimana hubungan dengan perjanjian kerjasama Internasional antara Komandemen TRI I Jawa Barat dengan sekutu dalam urusan pemulangan tentara jepang dan APWI yang masih berlangsung.

Jawaban Panglima Komandemen TRI Jawa Barat, R Didi Kartasasmita sangat tegas.

“Bertempurlah sesuai dengan keadaan, dan saya akan menemui kalian!”

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

23

Dengan jawaban seperti itu, berarti jajaran Komandemen TRI Jawa Barat jelas harus melaksanakan dua tugas sekaligus: Diplomasi sambil bertempur atau bertempur sambil diplomasi!

***

2.2.4.2 Membinasakan ular berbisa

Menurut bagian penyelidikan Kapten Jusuf dan bagian siasat Kapten Achmad Kosasih, keberadaan konvoi-konvoi Sekutu yang melewati Sukabumi selama 3 bulan sudah ada 20 konvoi yang lewat dengan rata-rata terdiri dari 200 kendaraan. Didata juga tentang perkiraan jumlah pasukan dan asal-usul suku bangsa yang diangkut, jenis senjata yang disandangnya, dan kemungkinan adanya bantuan senjata yang dikirim ke Bandung.

Komandan Resimen TRI Sukabumi, Eddie Soekardi, mengadakan pertemuan di Markas Resimen TRI Sukabumi. Dihadiri oleh para Perwira Staf dan para Komandan Batalyon bawahannya.

“Berdasarkan pengamatan Panglima Komandemen I TRI Jawa Barat dan Komandan Divisi III TRI Keresidenan Priangan, keberadaan Sekutu di tanah air kita ini bukan hanya sekedar mengurus pemulangan tentara Jepang dan APWI saja. Tetapi di balik semua itu Sekutu yang menggendong NICA untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Bagi kita, tidak ada pilihan lain, Inggris atau Belanda, keduanya sama saja. Kita bukan lagi bangsa yang bisa dibohongi dan dikhianati. Kita harus kembali berperang melawan mereka!” Komandan Resimen mengawali pengarahannya.

“Jika Bandung sudah mereka kuasai sepenuhnya, tentu Sukabumi pun akan mereka duduki. Oleh karena itu, kita tidak akan berdiam diri lagi membiarkan konvoi-konvoi Sekutu sering melewati wilayah kita. Jelas konvoi-konvoi itu dipoerasikan bukan lagi untuk kepentingan APWI. Kini, Bandung sudah mereka gunakan sebagai pusat kekuatan militer Inggris dan Belanda. Oleh karena itu, kita harus segera bertindak kembali untuk menghambat, mengganggu dan menyerang konvoi Sekutu menuju Bandung!” seru Komandan Resimen.

“Jadi kita akan kepung lagi itu ular berbisa, Komandan?” tanya Mayor Yahya Bahram Rangkuti.

“Lebih dari itu! Sekarang kita harus membinasakannya!” jawab Komandan Resimen.

Komandan Resimen kemudian menjelaskan strategi-strategi untuk menghadang konvoi-konvoi. Seluruh kekuatan Resimen dipusatkan di kota Sukabumi, sedangkan sebagian kecil kekuatan dari kumpulan laskar-laskar perjuangan dan rakyat-rakyat ditempatkan di tempat-tempat lain dengan maksud menjatuhkan mental Sekutu dan untuk memberi kesan bahwa penghadang ada dimana-mana.

Page 22: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

24

Penempatan pasukan kembali dilakukan. Selain taktik Hit and Run, Komandan Resimen mengombinasikan taktik Kirikumi yaitu dengan memanfaatkan pelempar granat untuk menyerang dari jarak dekat dan dibantu dengan tembakan jarak jauh di belakangnya. Dan penyerangan frontal kepada konvoi-konvoi yang terpisah dengan menggunakan senjata tajam, bekerjasama dengan laskar perjuangan rakyat.

Tiga hari dari sejak pengarahan terakhir di Makas Resimen, setiap Batalyon, Kompi, Peleton dan seluruh TRI Sukabumi segera menjalankan tugasnya masing-masing. Rakyat-rakyat Sukabumi mulai membuat perintang jalan, lubang jebakan dan memasang ranjau-ranjau darat.

Sukabumi kembali menjadi genting dan dinyatakan dalam keadaan darurat perang. Koordinasi antara Komandan-Komandan Batalyon dengan Kompi-Kompinya dilaksanakan seefektif mungkin agar strategi penyerangan terhadap konvoi-konvoi sekutu lebih terencana.

Berdasarkan informasi resmi ataupun tidak resmi, telah membenarkan adanya pendaratan pasukan-pasukan Belanda di Jakarta. Bahkan sebagian besar sudah diangkut menggunakan pesawat udara dan didaratkan di kota Banudng.

Informasi-informasi tersebut dijadikan suatu kepastian bahwa tentara Sekutu benar-benar sudah menyimpang dari tugas Internasionalnya dan mengkhianati kesepakatan yang sudah ditetapkan dengan Pemerintah Republik Indonesia. Berita-berita itu tidak membuat mereka gentar. Bahkan sebaliknya, mereka sudah berjaga-jaga dan siap tempur di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan.

***

Pada tanggal 10 Maret 1946 sekitar pukul 15.00 sore, tersiar kabar melalui kontak telepon dari stasiun kereta api Cigombong bahwa sejumlah besar konvoi Sekutu sudah memasuki wilayahnya.

Sesuai rencana, satuan-satuan kecil TRI yang dibantu oleh laskar perjuangan rakyat yaitu: barisan Hisbullah, Sabilillah, Banteng, Pesindo dan barisan perjuangan lainnya mulai mengadakan penghadangan. Gema takbir, letusan senapan, anak panah, peluru ketapel, dan senjata tradisional lainnya menyerang dari balik bukit, dari lubang persembunyian dan dari tebing kiri-kanan jalan raya.

Serangan beruntun itu mengejutkan konvoi Sekutu yang dibawa oleh tentara Batalyon Patiala. Mereka tidak mengira jalur jalan raya Sukabumi yang sudah dinyatakan aman sejak tanggal 13 Desember 1945 ternyata kembali menjadi jalur penyebar maut.

Para penghadang menyerang dengan taktik Hit and Run, menyerang serempak beberapa saat dan berhenti pula secara serempak. Penyerangan ini sulit untuk dibalas konvoi tentara Patiala, sehingga mereka tetap berjalan sambil membalas menembak dari atas konvoi.

Page 23: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

25

Tank-tank Sherman pengawal diikuti Panser Wagon dan Brencarrier sudah dihambat terus menerus sepanjang perjalanan memasuki wilayah Cikukulu. Jauh sebelumnya, tentara Batalyon Patiala sudah mendapat informasi bahwa disitulah penyerangan habis-habisan dilakukan kepada para tentara Batalyon Jats. Tiba-tiba Tank Sherman terdepan berhenti karena barikade pohon-pohon. Komandan Batalyon Patiala segera memerintahkan tentaranya untuk menyusun formasi tempur, sambil memerintahkan tank terdepan untuk mendorong barikade pohon. Namun sayangnya tiba-tiba tank itu terperosok ke dalam lubang jebakan.

Tentara Patiala kebingungan dan juga panik karena ketika mereka siaga, mereka tidak mendapatkan tanda-tanda penyerangan dari pihak lawan. Konvoi-konvoi ini terus dihadang dan dijebak selama 1 jam lebih, hal yang sama juga terjadi ketika konvoi-konvoi memasuki wilayah Cisaat. Lagi-lagi terhalang barikade dan tidak ada serangan sama sekali.

Pada pukul 18.30 malam ketika memasuki Cipelang, gerbang kota Sukabumi, mereka kembali khawatir. Komandan Batalyon Patiala, Letnan Kolonel Bikram Dev Singh Gill sibuk mengadakan kontak radio dengan perwira-perwira konvoi di belakangnya.

Dua buah Tank Sherman terdepan berusaha kembali mendesak barikade dan kali ini tank itu masuk ke lubang jebakan diiringi dengan ledakan ranjau darat. Semakin paniklah Komandan Batalyon Patiala mereka kembali menyusun formasi tempur.

Komandan Batalyon II Harry Soekardi yang didampingi stafnya menembakkan pistolnya ke langit, memberikan komando penyerangan. Disusul rentetan gencar berbagai jenis senjata, regu pelempar granat dan molotov yang menggempur Tank Sherman, Panser Wagon dan Brencarrier. Konvoi bagian tengah dan belakang pun tercecer dan terpaksa mundur ke belakang sampai wilayah Cikukulu. Serangan pun serempak dilakukan oleh Batalyon I dan II. Para perwira Batalyon Patiala Panik, mereka hanya membalas serangan di sepanjnag ruas jalan raya. Mereka tidak berani terlalu jauh mengejar lawan yang terlindung bukit-bukit dan kegelapan malam.

Sementara iring-iringan pendahulu konvoi yang baru sampai kota Sukabumi tidak diberi istirahat. Mereka langsung diserang oleh 3 peleton Batalyon II, 2 peleton Batalon I dan 2 peleton Batalon IV.

Di pusat kota Sukabumi, malam menjadi marak oleh benderangnya pijar-pijar api pertempuran yang diletuskan dan diledakkan berbagai jenis senjata.

Tentara Batalyon Patiala yang sudah dalam keadaan stres berupaya menyusun formasi tempur sebaik mungkin. Tapi mentalnya sudah sangat terpuruk ketika mendapat serangan-serangan gencar yang sulit diantisipasi, sehingga formasi yang ada jadi kalang-kabut.

Page 24: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

26

Fajar mulai muncul menampakkan sinar dari ufuk timur diiringi kumandang adzan Shubuh dari mesjid-mesjid di Sukabumi. Setiap Komandan Batalyon dan Kompi TRI Sukabumi secara bersamaan menghentikan serangan-serangannya. Mereka menarik mundur pasukan dan kembali ke pos komandonya masing-masing. Setiap Komandan Batalyon melaporkan hasil penyerangan terhadap konvoi Sekutu di setiap wilayahnya masing-masing.

Komandan Resimen Eddie Soekardi untuk sementara lepas dari berbagai ketegangan. Ia berjalan menuju ruang kerja Kapten Achmad Kosasih yang sedang mengamati peta dislokasi pasukan Resimen TKR Sukabumi.

“Gimana Kos, hasil keseluruhannya?” tanya Komandan Resimen.

“Alhamdulillah Kang. Konvoi Sekutu dalam keadaan babak belur, sebagian besar sedang beristirahat di tengah kota. Tetapi ekornya masih tercecer di Cikukulu” jawab Kapten Achmad Kosasih.

“Baguslah kalau begitu. Strategi serangan selanjutnya harus diprioritaskan ke tengah kota, Kos…”

“Baik. Akan saya perintahkan pasukan Pengawal Resimen menghubungi tiap Kompi yang berada di sekitar kota untuk persiapan penyerangan nanti malam”

Bagian penyelidikan memerintahkan anak buahnya untuk menyamar menjadi rakyat biasa untuk menyelidiki keberadaan konvoi Sekutu yang berada di tengah kota dan yang tercecer di jalan raya Cipelang dan Cikukulu.

Sementara itu langit Sukabumi terdengar sebuah kapal udara Sekutu meraung-raung, berputar sambil menyebarkan pamflet :

“Jika penyerangan tidak dihentikan pada 1 jam dari sekarang, maka kita akan mempergunakan tank, pesawat tempur udara, meriam dan senjata perang lain untuk menggempur tanpa ampun lagi!.”

Melihat pamflet itu, Komandan Resimen Eddie Soekardi mengontak Komandan Batalyon III Kapten Anwar untuk bersiaga, menjaga kemungkinan datangnya bala bantuan Sekutu dari Bandung. Komandan Resimen kembali menyusun dislokasi Batalyon-Batalyon di wilayah Cikukulu sampai Cipelang untuk berjaga-jaga jika bala bantuan Sekutu datang dari arah Bogor.

***

Pada hari Senin siang tanggal 11 Maret 1946, anggota Resimen TRI Sukabumi yang malam harinya bertempur diistirahatkan secara total. Komandan Resimen beserta Staf sibuk mengatur strategi untuk serangan malam Kirikumi (serangan gerilya) dan menghubungi Komandan-Komandan Batalyon agar strategi berjalan dengan baik.

Page 25: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

27

Suatu keberuntungan bagi Resimen TRI Sukabumi, tentara Batalyon Patiala yang terpenggal-penggal antara Cikukulu, Cisaat, Cipelang dan kota Sukabumi tidak melakukan operasi militer. Kebanyakan dari mereka memperbaiki truk-truk yang rusak, tidur di kolong-kolong truk dan tenda-tenda darurat di pinggir jalan.

Begitu pula penduduk-penduduk, mereka diinstruksikan walikotapraja Mr. Syamsudin untuk tidak mendekati konvoi Sekutu dan diam di rumah masing-masing.

Komandan Batalyon Patiala nampak cemas dan putus asa. Seperti Tentara Bataylon Jats, mereka menyatakan kepada Markas Besar Sekutu Jakarta bahwa mereka tidak sanggup untuk meneruskan perjalanan karena mental pasukannya sudah ambruk.

Sebaliknya, di pihak Resimen TRI Sukabumi semangat tempurnya sangat tinggi. Setelah cukup beristirahat, mereka mempersiapkan diri untuk bertempur kembali melawan tentara-tentara sewaan Sekutu yang terkenal hebat pada Perang Dunia II itu. Sementara di pesantren-pesantren, para Kiai sibuk membekali santri-santrinya dengan do’a-do’a sugestif untuk keberanian dan keselamatan dan membubuhi do’a-do’a pada setiap senjata-senjata yang akan dipakai barisan Hisbullah dan Sabilillah.

***

Pada hari Senin tanggal 11 Maret 1946 pukul 20.00 malam, lampu-lampu listrik di seluruh kota Sukabumi sengaja dipadamkan oleh pihak GBO (sekarang PLN). Satuan-satuan pasukan Resimen TRI Sukabumi bersama barisan perjuangan rakyat mulai bergerak mengepung konvoi tentara Batalyon Patiala secara bergantian. Satuan-satuan kecil pelempar granat yang terdiri dari 3-4 orang mengendap-endap mendekati konvoi diikuti oleh tim lainnya di belakang.

Dengan isyarat tertentu, serempak granat-granat beterbangan, tepat jatuh di setiap lokasi tentara Batalyon Patiala. Ledakan-ledakan granat, terbakarnya truk-truk, letusan pijar-pijar api menerangi tepi barat kota Sukabumi. Begitu pula di wilayah barat kota Sukabumi, pasukan Batalyon II melakukan penyerangan yang sama.

Pada pukul 23.00, serangan dihentikan secara serempak sesuai dengan rencana. Ini membuat tentara Batalyon Patiala kebingungan dan mengehntikan serangannya. Mereka segera mundur dan fokus menolong korban dan memadamkan api di konvoi-konvoi mereka. Pada pukul 01.00 dini hari mereka akhirnya beristirahat.

Pukul 03.00 dini hari satuan-satuan Kirikumi dari Batalyon II yang dipimpin Mayor Harry Soekardi bergerak dari arah barat sampai selatan. Dan Batalyon IV yng dipimpin Mayor Abdulrachman bergerak ke arah timur sampai utara.

Page 26: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

28

Di bagian lain satuan-satuan pasukan Kirikumi TRI dengan keberaniannya bergerak cepat menuju truk-truk dan merampas berbagai jenis senjata. Penyerangan dilakukan bergantian hingga Shubuh berkumandang. Saat itu juga, pasukan Kirikumi dengan isyarat tertentu memberikan perintah secara estafet untuk segera mundur ke pos komandonya masing-masing, penyerangan berhenti total. Tentara Batalyon Patiala kehilangan jumlah pasukan, begitu juga jumlah senjata yang dirampas pasukan Kirikumi TRI saat itu.

***

Pagi hari pada tanggal 12 Maret 1946 seluruh pasukan Kirikumi TRI yang melakukan penyerangan semalam, seusai makan pagi, menyempatkan diri untuk beristirahat.

Sekitar pukul 10.00 Komandan Resimen Eddie Soekardi mendapat telepon dari Cigombong, bahwa bala bantuan Sekutu dari Bogor sudah memasuki wilayahnya. Ia segera menyiagakan Batalyon I dan II di Cikukulu sampai Cipelang.

Pada pukul 15.00, terdengar deru mesin Tank Sherman dari Squadron 13 Lancer yang dkawal pasukan Grenadier bergerak memasuki wilayah Cikukulu. Aba-aba pistol yang ditembakkan sebanyak tiga kali oleh Kompi Batalyon Cikukulu langsung mengenai prajurit Grenadier yang dibidiknya, disusul ledakan-ledakan granat yang dilempar anggota pasukannya menghantam Tank-Tank Squadron 13 Lancer itu. Tank Sherman terdepan berusaha melarikan diri, namun sayangnya terkena ranjau darat, meledak dan terbakar.

Komandan Tank Sherman Squadron 13 Lancer melalui radio penghubung memerintahkan sebagian Tank Sherman dan satuan pasukan Grenadier yang telah melewati jembatan untuk terus melanjutkan perjalanan. Pasukan Kompi Batalton Cikukulu tidak mengejarnya, mereka fokus menyerang konvoi yang melewati wilayahnya.

Sementara di depannya, di balik-balik tebing muncul regu-regu pelempar granat kembali menghantam Tank Sherman Squadron 13 Lancer. Komandan Squadron 13 Lancer sibuk mengadakan kontak dengan pihak yang dapat mereka hubungi. Pertempuran semakin sengit, pasukan Grenadier kewalahan.

Tank-tank Sherman Squadron 13 Lancer dan pasukan Grenadier terus diserang di setiap wilayah dislokasi. Hingga akhirnya konvoi penolong ini meminta tolong kepada Batalyon Patiala yang harusnya mereka tolong melalui kontak radio Markas Besar Sekutu di Jakarta. Sambil tertawa getir, Komandan Batalyon Patiala terpaksa memerintahkan perwira bawahannya sebanyak 2 kompi batalyon untuk menjemput penolong-penolong itu. Mereka pun mendapat serangan yang sama di Cipelang.

Setelah strategi Hit and Run dirasa cukup, Mayor Harry Soekardi memerintahkan pasukannya untuk mundur serempak. Konvoi tentara

Page 27: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

29

Batalyon Patiala yang tersisa melata menuju Cikukulu dalam keadaan babak belur.

***

Bersamaan degan diberangkatkannya Tank Sherman 13 Lancer dan Grenadier pengawal dari Bogor, pada hari Selasa 12 Maret 1946, dikirimkan juga bala bantuan Batalyon 5/6 Rajputana Rifles (Rajrif) dari Bandung atas perintah Markas Besar Sekutu Jakarta. Konvoi mereka terdiri dari Tank Sherman, Panser Wagon, Brencarrier dan truk-truk pengangkut. Sebagian menggandeng meriam-meriam artileri berat.

Komandan Batalyon III Kapten Anwar di Cianjur, yang sebelumnya sudah menerima berita tentang pertempuran sepanjang jalan raya Cikukulu sampai pusat kota Sukabumi, sudah menyiapkan pasukannya. Berdasarkan pengalaman, Kapten Anwar sudah memperkirakan akan adanya bala bantuan dari Bandung.

Kapten Anwar memimpin langsung satu pasukannya yang menempati dislokasi Sabandar. Walaupun Komandan Batalyon, ia juga ikut bertempur dengan bersenjatakan senjata mesin Watermantel-nya yang diberi nama “si Ronggeng” hasil rampasan dari pertempuran yang lalu ketika melawan tentara Gurkha Rifles.

Iring-iringan konvoi pendahulu tentara Rajrif perlahan memasuki jembatan Cisokan-Ciranjang. Dengan keberanian penuh, pasukan Kompi di sekitar jembatan Cisokan membuka serangan. Sebuah Tank Sherman yang melewati jembatan terkena ranjau darat dan meledak. Pertempuran berlagsung cukup sengit dan cukup lama, hampir memerlukan 1 jam.

Ketika melewati Cikijing dan jalan raya Belendung, konvoi juga diserang dengan gencar, namun konvoi terus saja bergerak, tidak ada komando untuk turun. Konvoi-konvoi itu mendekati wilayah Kapten Anwar di Sabandar. Tank Sherman dan Brencarrier dibiarkan lewat. Tetapi ketika 3 buah truk nampak beriringan, Kapten Anwar membidikkan Watermantel-nya.

“Tembaaaaaaak!” perintak Kapten Anwar.

Beberapa tentara Rajrif yang berada diatas truk tersentak terkena peluru Watermantel. Disambut oleh serangan anak buah Kapten Anwar yang berlompatan sambil mendekati jalan raya.

Tank Sherman dan Brencarrier pendahulu tergopoh-gopoh memasuki wilayah jalan raya Karang Tengah. Walaupun di daerah persawahan yang terbuka, pemegang senjata meriam Tank Sherman hanya terpaku tak berani melepaskan tembakan. Semua senjata otomatis seakan membisu. Kendaraan di belakangnya berpacu saling mendahului. Tanpa diserang, mereka sudah panik sendiri.

Ketika memasuki jalan raya Gekbrong, mesin Tank Sherman tiba-tiba mati. Memanfaatkan keadaan itu, konvoi langsung diserang granat dan

Page 28: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

30

tembakan-tembakan jitu. Pertempuran di jalan raya Gekbrong berlangsung cukup lama. Pertempuran dihentikan setelah Tank Sherman selesai diperbaiki dan meninggalkan jalan raya Gekbrong.

Konvoi sudah berantakan, sebagian sudah memasuki wilayah kota Sukabumi. Dan disana pun dihadang dan diserang kembali oleh pasukan Batalyon IV Mayor Abdulrachman yang menjaga jalan masuk ke arah pusat kota Sukabumi. Penyerangan berlangsung tidak begitu lama, namun sudah cukup untuk melumpuhkan lawan secara total. Setelah cukup menyerang, penyerangan dihentikan dan konvoi dibiarkan melaju.

***

2.2.4.3 Serangan Umum Kota Sukabumi

Hari Rabu sore, tanggal 13 Maret 1946, penduduk kota Sukabumi yang rumahnya menghadap ke jalan raya, terutama jalan raya yang digunakan sebagai pangkalan konvoi diungsikan ke luar kota secara diam-diam oleh pihak TRI.

Komandan-Komandan Batalyon mengadakan konsolidasi di pos komandonya masing-masing dengan Komandan Kompinya masing-masing. Sesuai dengan perintah Komandan Resimen, mereka membentuk kesatuan-kesatuan Kirikumi terpilih berdasarkan kesanggupan dan kemahiran anggota pasukannya masing-masing, begitu pula dengan laskar-laskar perjuangan rakyat.

Menjelang Maghrib, seluruh kekuatan pasukan khusus Kirikumi TRI Resimen Sukabumi sudah menyebar di basis-basis penyerangan di penjuru kota Sukabumi. Pusat kota Sukabumi senja itu manjadi senyap. Tak seorangpun penduduk yang berani berkeliaran. Mata-mata Sekutu sulit menerka-nerka, dibingungkan oleh berita yang simpang siur.

Berdasarkan perintah Walikotapraja Sukabumi Mr. Syamsudin, semua masyarakat sepakat untuk menutup mulut. Secara sembunyi-sembunyi mereka mengerahkan bantuan berupa dukungan moral maupun material.

Beberapa puluh Tank Sherman, Panser Wagon, Brencarrier dan ratusan truk-truk sudah memenuhi setiap sudut jalan raya pusat kota Sukabumi. Jumlah semuanya kurang lebih ada 350 kendaraan didukung oleh 2000 personel tentara. Akan mampukah pasukan Resimen TRI Sukabumi melawan kekuatan tentara Sekutu yang demikian besar dan memiliki persenjataan modern yang lengkap?

Tiba-tiba lampu pijar Markas Resimen semua padam! Komandan Resimen saat itu juga mendapat kabar dari GBO, bahwa mereka sengaja memadamkan lampu di seluruh kota Sukabumi pada pukul 19.30, untuk persiapan serangan pada pukul 20.00.

Page 29: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

31

Tentara Sekutu yang terdiri dari Batalyon Patiala, Batalyon Rajputana Rifles, Squadron 13 Lancer dan Grenadier, ketika merasakan seluruh penerangan pusat kota Sukabumi padam gelap gulita. Melalui radio penghubung, Komandannya masing-masing memerintahkan agar lampu-lampu sorot konvoi dinyalakan.

Sekitar 25 menit, mereka berjaga-jaga dengan gelisah menunggu datangnya serangan. Tetapi dari pihak lawan belum nampak adanya tanda-tanda yang mencurigakan.

Seluruh satuan Kirikumi mengendap-endap, merayap memasuki formasi-formasi konvoi. Pukul 19.58 semua formasi konvoi yang berada di kota Sukabumi sudah terkepung oleh satuan pasukan Kirikumi. Pasukan Kirikumi pada pukul 20.00 tepat membuka serangan granat dengan sasaran para Perwira Komandan Sekutu. Disusul oleh serempaknya serangan dan sergapan seluruh pasukan Kirikumi yang sudah menyebar di seluruh pelosok kota Sukabumi.

Sekitar pukul 21.30, kombinasi sergapan dan serangan semakin efektif dan agresif. Ketajaman golok, hujan granat, molotov cocktail, anak panah, pleuru kelereng adalah kombinasi serangan yang memporak-porandakan pertahanan satuan-satuan pasukan Sekutu.

Pijar-pijar api dari laras-laras berbagai jenis senjata otomatis Sekutu berdesingan bagaikan pesta kembang api. Kobaran api melahap truk-truk konvoi tanpa ampun.

Bagi tentara sekutu, sulit untuk mengadakan serangan balik. Mereka merasa berada dalam kondisi medan tempur tertutup, dan dalam posisi yang terjepit. Sehingga sangat sulit memperkirakan posisi penyerang, sulit juga untuk membalas menyerang. Mereka melepaskan tembakan-tembakan hanya sekedar mempertahankan diri. Pihak penyerang bagi mereka terkesan misterius. Menyerang, kemudian menghilang! Begitu terus tiada henti.

Di pihak TRI dan barisan perjuangan rakyat, kemenangan sudah diatas angin. Daya juang dan semangat tempurnya semakin menggebu dan berkobar-kobar.

Sebagaimana yang ditargetkan Komandan Resimen, serangan Kirikumi tidak diharuskan menang total. Cukup hanya memberikan pelajaran untuk menjatuhkan mental musuh. Ketika serangan sudah dirasa cukup, para Komandan Batalyon menarik mundur pasukannya agar segera kembali ke basis masing-masing. Pukul 23.00 serangan pasukan TRI Sukabumi berangsur reda dan pada pukul 23.30 serangan berhenti total.

Ketika serangan sudah reda, tentara Batalyon Patalia, Batalyon Rajputana Rifles, tentara Squadron 13 Lancer dan terntara Greandier tetap sibuk oleh dirinya sendiri. Mereka mengurus yang tewas, cedera dan yang lenyap. Kendaraan-kendaraan konvoi yang rusak berat dan senjata yang direbut pihak lawan.

Page 30: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

32

Perwira-perwira Komandan sibuk mengadakan kontak melalui radio penghubung.mereka melaporkan kejadian yang mereka alami.

Dini hari, terasa semakin lamban bagi mereka, mereka khawatir akan diserang lagi. Mereka terdiam, tidak tenang, lelah dan mata yang mengantuk berbaur dengan emosi yang tinggi. Tidak satu perbuatan pun yang tidak menjadikan mereka marah-marah. Tapi marah kepada siapa?

Di anatara tentara India yang berperan sebagai Sekutu, beberapa puluh orang ada yang sudah tidak percaya kepada Inggris. Secara diam-diam mereka menyerahkan diri kepada Pos Komando TRI. Mereka menyadari, kengerian menghadapi maut di negeri orang tidak sepadan dengan imbalannya sebagai tentara sewaan.

Apalagi mereka semakin tahu, bagaimana sikap perjuangan bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Untuk apa memerangi sesama bangsa Asia yang sama-sama pula ingin merdeka? Mungkin itu yang menjadi alasan, kenapa mereka memilih membelot ke pihak Republik Indonesia.

Berita kemenangan diterima oleh Markas Resimen melalui telepon dan laporan kurir-kurir. Untuk sementara Komandan Resimen Eddie Soekardi baru bisa menarik napas lega. Dari Rumah Sakit Bunut Sukabumi, dr. Hasan Sadikin melaporkan bahwa anggota ataupun pejuang rakyat tidak ada yang gugur, yang terluka hanya 12 orang.

Namun Komandan Resimen masih memperingati Kapten Achmad Kosasih untuk terus waspada, kemungkinan penyerangan balasan bisa saja akan datang kembali dari Bandung. Kapten Achmad Kosasih kembali mengontak para Komandan Batalyon agar tetap waspada dan tidak terlena dengan kemenangan yang didapat.

Dini hari, seluruh konvoi-konvoi Sekutu segera melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Dan untuk terakhir kalinya, konvoi-konvoi terpanjang dan terbesar yang terdiri dari 4 kesatuan dan 4 Batalyon ini mendapat serangan dari Batalyon IV oleh Kapten Abdulrachman dan Batalyon III oleh Kapten Anwar. Konvoi-konvoi itu sampai di Bandung dengan keadaan babak belur, dan tentara-tentaranya yang depresi dan kelelahan karena dihadang dan diserang tanpa henti di perjalanan.

***

2.2.4.4 Kita Menang!

Hari kamis tanggal 14 Maret 1946, Pusat kota Sukabumi setelah ditinggalkan oleh konvoi-konvoi Sekutu menjadi kotor. Sampah-sampah hangus sisa terbakar berserakan di sana –sini. Jalan raya menjadi berlubang-lubang akibat ledakan granat dan jejak roda Tank Sherman dan Brencarrier.

Rakyat menonton, berkerumun di tempat-tempat bekas pangkalan konvoi. Berbagai celoteh berkomentar, riuh di sana-sini. Pada umumnya,

Page 31: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

33

mereka memuji-muji keberanian dan keunggulan TRI dan badan perjuangan rakyat.

Di Markas Resimen di jalan Kerkhif, sore itu telah berkumpul para Komandan Batalyon didampingi Komandan Kompinya masing-masing. Di ruang pertemuan, riuhlah obrolan, berbagi pengalaman. Wajah-wajah muda dari usia 17 sampai 27 tahun tampak berseri penuh semangat dan energik.

“Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!” seru komandan Resimen.

“Wa’alaikum salaaam!” sambut seluruh pejuang yang hadir di Markas Resimen.

Komandan Resimen meminta para Komandan Batalyon untuk melaporkan hasil dari pertempuran kemarin.

Mayor Yahya Bahram Rangkuti menjelaskan bahwa ia sangat bergembira karena kesalahan strategi saat Peristiwa Bojongkokosan dapat ditebus di pertempuran kali ini. Selain itu tentara-tentaranya tidak ada yang gugur melainkan hanya terluka karena kecelakaan kecil.

Sedangkan Mayor Harry Soekardi berpendapat bahwa pertempuran melawan sekutu diluar dugaan sangat mudah. Padahal pasukan pasukan India itu terkenal sangat tangguh, namun ketika diserang Kirikumi mereka kocar-kacir, banyak diantara tentara Sekutu itu yang diserang dari jarak dekat dengan memakai golok. Dilaporkan juga bahwa tentara-tentaranya selamat.

Mayor Abdulrachman merasa sedikit kecewa karena tentaranya tidak dipakai untuk strategi Kirikumi. Komandan Resimen berpendapat bahwa semua tentara Mayor Abdulrachman sangat penting untuk menghadang dan menyerang konvoi-konvoi yang memasuki Sukabumi dari arah Bandung. Mayor Abdulrachman meng-iya-kan sambil tersenyum. Menurutnya, peran Kapten Anwar lebih penting lagi karena lebih dahulu menyerang dan menghadang konvoi Sekutu dari Bandung di tengah perjalanan menuju Sukabumi.

Diikuti oleh seluruh yang hadir di Markas Resimen secara bersamaan mengucapkan “Alhamdulillahirrobbil’alamiin…”.

Usai berdo’a, seluruh jajaran perwira Resimen III TRI Sukabumi menyalami Komandan Resimen dengan ucapan “terima kasih, pak!” dan “merdeka, pak”. Komandan Resimen Eddie Soekardi menyambutnya dengan rasa bangga dan haru.

Tiada protokoler, tiada jamuan makan, tiada hiburan, tiada honorarium, tiada penyematan tanda jasa, tiada uang saku transportasi. Mereka pulang ke rumahnya maisng-masing hanya membawa oleh-oleh untuk keluarga, suatu ungkapan bernilai dan mahal harganya, “Kita menang!”.

Page 32: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

34

***

2.2.5 Epilog : Bandung Lautan Api

Ketika kekuatan militer AFNEI (Sekutu) dan tentara Belanda sudah terhimpun di kota Bandung, dan ketika Bandung akan dijadikan pusat kekuatan militer oleh Sekutu dan Belanda, maka pada tanggal 24 Maret 1946 meletuslah peristiwa “Bandung Lautan Api” di kota Bandung yang tersulut oleh percikan Pertempuran Konvoi di Sukabumi-Cianjur pada 10-14 Maret 1946.

2.3 Data Target

2.3.1 Consumer Behavior

Anak muda yang semangat, gemar membaca, mencintai tanah airnya dan sangat menyukai cerita kepahlawanan.

2.3.2 Psikografi

Personality

- Semangat

- Senang akan sejarah

- Senang Membaca

- Nasionalis

2.3.3 Demografi

- Gender : Laki-laki dan Perempuan

- Usia : 17 - 25 tahun

- Kewarganegaraan : Indonesia

- Pekerjaan : Mahasiswa, Karyawan

- Kelas Sosial : A - B

Page 33: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

35

2.3.4 Geografi

Tinggal di seluruh wilayah di kota-kota besar di Indonesia.

2.3.5 Kompetitor

Kompetitor yang dipakai adalah buku-buku sejarah yang sebagian besar menceritakan tokoh kepahlawanan itu sendiri, salah satunya adalah buku “Soedirman : Patriotisme, Gerilya, dan Martabat Bangsa”

Gambar 2.4.1 buku “Soedirman : Patriotisme, Gerilya, dan Martabat Bangsa”

Page 34: BAB 2 DATA DAN ANALISA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01700-DS Bab2001.pdfLebih dari 80% responden menganggap bahwa sejarah itu penting. b

36

2.3.6 Analisa SWOT

Strength : Peristiwa Bojongkokosan merupakan peristiwa yang berpengaruh, heroik dan harus diketahui masyarakat Sukabumi pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Buku yang disajikan dengan dominan ilustrasi dapat menarik perhatian masyarakat khususnya para remaja dalam membaca buku ini.

Weakness : Isi bacaan di dalam buku ini disajikan dengan serius, sehingga memungkinkan pembaca agak merasa bosan.

Opportunity : Dengan dibuatnya publikasi berilustrasi yang menarik dapat dijadikan kesempatan untuk memberitahu masyarakat luas mengenai peristiwa Bojongkokosan.

Threat : Peristiwa Bojongkokosan merupakan peristiwa yang tidak terlalu populer sehingga sebagian besar masyarakat tidak mengetahui sejarahnya.