bab 2 bps klaten

Upload: maulinatayangpindho

Post on 05-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Biro Pusat Statistik Klaten

TRANSCRIPT

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 1 KABUPATEN KLATEN

    BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KLATEN

    Kondisi Umum merupakan gambaran kondisi wilayah Kabupaten Klaten secara keseluruhan.

    Kondisi umum dilihat dari profil geografi, demografi, ekonomi dan profil sosial dan budaya.

    2.1 Geografis, Topografis dan Geohidrologi

    2.1.1 Letak Geografis

    Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 1102614 - 1104833 Bujur TImur dan

    73219 - 74833 Lintang Selatan. Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan

    langsung dengan kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah

    Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata. Wilayah Kabupaten Klaten

    berbatasan dengan beberapa Kabupaten :

    Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

    Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

    Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta)

    Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta)

    Dari sisi bentangan garis katulistiwa, Kabupaten Klaten terletak antara 7032`19 Lintang Selatan

    sampai 7048`33 Lintang Selatan dan antara 110026`14 Bujur Timur sampai 110047`51 Bujur

    Timur.

    2.1.2 Kondisi Topografi

    Kondisi Fisik dasar Kabupaten Klaten digambarkan melalui beberapa kondisi, yang diuraikan

    sebagai berikut :

    a) Kondisi Topografi

    Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan

    Seribu dengan ketinggian antara 76 1.60 m dpl (di atas permukaan laut). Kabupaten Klaten,

    secara geografis terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah, yaitu:

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 2 KABUPATEN KLATEN

    1. Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi Kecamatan

    Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.

    2. Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah kecamatankecamatan

    Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Ngawen,

    Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring,

    Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.

    3. Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya meliputi sebagian

    Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.

    Dari sisi topografi wilayah Kabupaten Klaten, dapat dirinci sebagai berikut:

    1. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan laut (dpl) meliputi

    sebagian dari kecamatan-kecamatan: Juwiring, Karangdowo dan Cawas.

    2. Wilayah dengan ketinggian antara 100 200 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan:

    Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (di bagian barat), Trucuk,

    Kalikotes, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Klaten Utara, Kebonarum (di bagian selatan),

    Ngawen (di bagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (di bagian timur),

    Polanharjo (di bagian timur), Delanggu, Juwiring (di bagian barat) dan Wonosari (di

    bagian barat).

    3. Wilayah dengan ketinggian antara 200 400 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan

    Manisrenggo, Jogonalan (di bagian utara), Karangnongko , Kebonarum (di bagian utara),

    Ngawen (di bagian utara), Jatinom, Karanganom (di bagian barat), Tulung (sebagian

    besar) dan Polanharjo (bagian barat).

    4. Wilayah dengan ketinggian antara 400 1000 m dpl meliputi kecamatan-kecamatan:

    Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom (sebagian kecil) dan

    Tulung (sebagian kecil).

    5. Wilayah dengan ketinggian 1.000 2000 m dpl berada di Kecamatan Kemalang.

    Gambaran Luas Daerah di Kabupaten Klaten berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan

    Laut, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.1 Luas Daerah di Kabupaten Klaten Berdasar Kecamatan dan Ketinggian dari Permukaan Laut (dalam

    Ha dan meter dpl)

    No. Kecamatan

    Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl)

    Jumlah 100

    100-

    200

    200-

    400

    400-

    1000

    1000-

    1500

    1500-

    2000 2000

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    1 Prambanan 0 2.168 275 0 0 0 0 2.443

    2 Gantiwarno 0 2.564 0 0 0 0 0 2.564

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 3 KABUPATEN KLATEN

    No. Kecamatan

    Luas (Ha) Berdasar Ketinggian (meter dpl)

    Jumlah 100

    100-

    200

    200-

    400

    400-

    1000

    1000-

    1500

    1500-

    2000 2000

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    3 Wedi 0 2.438 0 0 0 0 0 2.438

    4 Bayat 0 3.943 0 0 0 0 0 3.943

    5 Cawas 232 1.125 0 0 0 0 0 3.447

    6 Trucuk 62 3.319 0 0 0 0 0 3.381

    7 Kalikotes 0 1.298 0 0 0 0 0 1.298

    8 Kebonarum 0 472 495 0 0 0 0 967

    9 Jogonalan 0 2.240 430 0 0 0 0 2.670

    10 Manisrenggo 0 20 2.318 358 0 0 0 2.696

    11 Karangnongko 0 22 2.224 428 0 0 0 2.674

    12 Ngawen 0 816 881 0 0 0 0 1.697

    13 Ceper 0 2.445 0 0 0 0 0 2.445

    14 Pedan 176 1.741 0 0 0 0 0 1.917

    15 Karangdowo 2.828 95 0 0 0 0 0 2.923

    16 Juwiring 1.042 1.937 0 0 0 0 0 2.979

    17 Wonosari 1.054 2.060 0 0 0 0 0 3.114

    18 Delanggu 0 1.878 0 0 0 0 0 1.878

    19 Polanharjo 0 2.030 354 0 0 0 0 2.384

    20 Karanganom 0 882 1.524 0 0 0 0 2.406

    21 Tulung 0 0 2.612 588 0 0 0 3.200

    22 Jatinom 0 0 2.948 605 0 0 0 3.553

    23 Kemalang 551 0 554 3062 975 325 250 5.166

    24 Klaten Selatan 0 1.407 15 0 0 0 0 1.443

    25 Klaten Tengah 0 892 0 0 0 0 0 892

    26 Klaten Utara 0 1.038 0 0 0 0 0 1.038

    Jumlah 5.945 36.830 14.630 5.041 975 325 250 65.556

    Sumber : Klaten Dalam Angka tahun 2010.

    b) Kondisi Struktur Geologi/Jenis Tanah

    Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten, terdiri dari 5 ( lima) macam, yaitu :

    a. Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah kecamatan Bayat.

    b. Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di kecamatan

    Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko,

    Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu,

    Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 4 KABUPATEN KLATEN

    c. Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di

    Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan.

    d. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk berupa batu kapur napal

    terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan kalikotes sebelah selatan.

    e. Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier

    terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan,

    Gantiwarno, dan Wedi.

    Dari kondisi Kabupaten Klaten wilayahnya dapat ditemui 2 endapan yaitu :

    a. Endapan Vulaknik Gunung Merapi

    Endapan ini merupakan hasil erupsi Gunung Merapi yang menghampar sampai ke

    tenggara Kabupaten Klaten. Ketebalan endapan di bagian puncak berkisar antara 0,1 6,5

    meter, sedangkan pada lerengnya berkisar antara 0,5 1,0 meter. Endapan vuklanik ini

    umumnya berupa pasir, krikil, berangkal dan bongkah-bongkah batuan beku. Daerah

    penyebaran endapan vulkanik ini relative sangat subur.

    b. Endapan Alluvial

    Secara umum endapan ini berupa sungai maupun endapan hasil transportasi yang berasal

    dari pelapukan batu-batuan yang lebih tua. Penyebaran endapan sungai ini terdapat di kali

    Dengkeng dan sekitarnya berupa : lempung, pasir kerikil dan kerakal.

    2.1.3 Hidrologi

    Suplai air tanah maupun air tawar seluruhnya datang dari hujan yang berasal dari penguapan air

    laut, yang merupakan bagian dari proses siklus hidrologi. Hujan yang jatuh akan meresap ke dalam

    tanah, sebagian menjadi air tanah yang mengisi aguifer (formasi tanah yang mengandung dan

    menghantarkan air tanah) dan sebagian besar mengalir di permukaan sebagai run off (surface flow

    dan sub surface flow), dalam kenyatannya siklus hidrologi ini sangat rumit meskipun pada dasarnya

    hidrologi adalah bagian dari ilmu bumi, namun pada hakekatnya hidrologi harus berhubungan

    dengan atmosfir sebagai medium yang meneruskan air ke muka bumi maupun dari muka bumi.

    Wilayah kabupaten Klaten termasuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo yaitu Sub DAS Bengawan

    Solo hulu. Ada beberapa sumber air yang terdapat di Kabupaten Klaten dan sangat bermanfaat

    untuk keperluan rumah tangga, irigasi, industry serta kepentingan-kepentingan lainnya. Sungai-

    sungai besar yang mengalir dari atas/pegunungan menuju dan bermuara di Bengawan Solo

    diantaranya : Kali Dengkeng, Kali Simping, Kali Pusur, Kali Brambang, dan Kali Soko. Sungai-

    sungai tersebut mempunyai beberapa anak sungai pada bagian hulunya. Kecuali pemanfaatan air

    beserta sumber-sumber air tersebut, terutama ditujukan untuk menjaga kelestarian serta mencegah

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 5 KABUPATEN KLATEN

    pencemaran terhadapnya. Dengan adanya banyak sungai (air permukaan) yang mengalir diwilayah

    Kabupaten Klaten tersebut akan membawa manfaat dan pengaruh terhadap kedalaman air tanah.

    Adanya sungai-sungai tersebut merupakan suatu cara untuk menaikkan kedalaman air tanah

    sebagai discharge atau sebagai pengisi yang merupakan suplai air tanah, di samping untuk

    kegiatan pengairan serta kegiatan-kegiatan lainnya.

    2.2 Administratif

    Secara Administrasi, Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 ( dua puluh enam ) Kecamatan, 391 (

    tiga ratus sembilan puluh satu ) desa dan 10 ( sepuluh ) Kelurahan. Jumlah Rukun Tetangga (

    RT ) sebanyak 9.559 RT, dan Rukun Warga ( RW ) sebanyak 3.663 RW .

    Sedangkan berdasarkan luas wilayah Desa/Kelurahan. Pedukuhan , Blok Sensus menurut

    kecamatan pada tahun 2010 dapat dilihat dalam table berikut :

    Tabel. 2.2 Luas Wilayah, Desa / Kalurahan, Pedukuhan, Blok Sensus Menurut Kecamatan

    Di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    No Kecamatan /

    Sub District

    Desa / Village

    Kalurahan Dukuh BS Biasa / Cencus Block

    BS Khusus /Cencus Block

    LuasWilayah ( Km2 ) /

    Area ( Km2 )

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1. Prambanan 16 - 183 147 - 24,43

    2. Gantiwarno 16 - 149 122 - 25,64

    3. Wedi 19 - 178 164 - 24,38

    4. Bayat 18 - 228 174 - 39,43

    5. Cawas 20 - 238 189 - 34,47

    6. Trucuk 18 - 171 239 - 33,81

    7. Kalikotes 7 - 99 99 - 12,98

    8. Kebonarum 7 - 65 61 - 9,67

    9. Jogonalan 18 - 202 160 - 26,70

    10. Manisrenggo 16 - 252 113 - 26,96

    11. Karangnongko 14 - 35 97 - 26,74

    12. Ngawen 13 - 124 121 - 16,97

    13. Ceper 18 - 42 184 - 24,45

    14. Pedan 14 - 151 143 - 19,17

    15. Karangdowo 19 - 161 135 - 29,23

    16. Juwiring 19 - 208 182 - 29,79

    17. Wonosari 18 - 149 175 - 31,14

    18. Delanggu 16 - 37 130 - 18,78

    19. Polanharjo 18 - 44 125 - 23,84

    20. Karanganom 19 - 48 141 - 24,06

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 6 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan /

    Sub District

    Desa / Village

    Kalurahan Dukuh BS Biasa / Cencus Block

    BS Khusus /Cencus Block

    LuasWilayah ( Km2 ) /

    Area ( Km2 )

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    21. Tulung 18 - 185 141 - 32,00

    22. Jatinom 17 1 207 157 - 35,53

    23. Kemalang 13 - 214 105 - 51,66

    24. Klaten Selatan 11 1 112 117 1 14,43

    25. Klaten Tengah 3 6 97 117 1 8,92

    26. Klaten Utara 6 2 124 120 - 10,38

    Jumlah / Total 2010

    391 10 3.703 3.658 2 655,56

    2009 391 10 3.703 3.658 2 655,56

    2008 391 10 3.703 3.192 5 655,56

    2007 391 10 3.703 3.192 5 655,56

    2006 391 10 3.703 3.192 5 655,56

    Sumber: BPS KabupatenKlaten 2010

  • B BBBUKU

    PUT

    IH S

    ANITA

    SI

    UKU

    PUTIH

    SAN

    ITASI

    UK

    U PU

    TIH S

    ANITA

    SI

    UKU

    PUTIH

    SAN

    ITASI

    II - 7

    KABU

    PATE

    N KL

    ATEN

    Gam

    bar

    2.1

    Pet

    a W

    ilaya

    h K

    abupat

    en K

    late

    n

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 8 KABUPATEN KLATEN

    2.3 Kependudukan

    Penduduk Kabupaten Klaten pada tahun 2010 sebesar 1.307.562 jiwa, naik sebesar 3.652 jiwa

    atau 0,28% bila dibandingkan tahun 2009. Kenaikkan penduduk ini, menyebabkan kepadatan

    penduduk di Kabupaten Klaten sebesar 1.995 per Kilo meter persegi. Apabila dilihat dari jenis

    kelamin, penduduk laki laki sebesar 640.187 jiwa, naik sebesar 0,35%, perempuan sebesar

    667.375 jiwa, naik sebesar 0,21 bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Apabila dilihat dari

    kelompok umur, maka kelompok umur 15 - 19 sebesar 134.644 jiwa mendo-minasi penduduk

    Kabupaten Klaten. Jumlah kepala keluarga tahun 2010 sebesar 377.234 kepala keluarga. Keadaan

    ini menyebabkan rata - rata jiwa per keluarga sebesar 3,47 orang per keluarga. Sedangkan jumlah

    penduduk dan laju pertumbuhan penduduk kabupaten Klaten dapat dilihat dalam table berikut :

    Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk

    di Kabupaten Klaten Tahun 1983 - 2010

    Tahun / Year Jumlah Penduduk

    ( Jiwa ) / Populatio ( Person )

    Pertumbuhan Penduduk ( Jiwa ) / Growth of Populati

    ( Person )

    Persentase / Persentage

    (1) (2) (3) (4)

    1983 1.124.869 12.334 1,10

    1984 1.138.542 13.673 1,20

    1985 1.149.171 10.269 0,89

    1986 1.154.788 5.617 0,49

    1987 1.161.255 6.437 0,55

    1988 1.166.618 5.393 0,46

    1989 1.172.976 6.358 0,54

    1990 1.179.047 6.071 0,51

    1991 1.184.619 5.572 0,47

    1992 1.189.964 5.345 0,45

    1993 1.196.501 6.537 0,55

    1994 1.202.742 6.241 0,52

    1995 1.216.009 13.267 1,09

    1996 1.223.439 7.430 0,61

    1997 1.228.640 5.201 0,42

    1998 1.234.113 5.473 0,44

    1999 1.242.711 8.598 0,69

    2000 1.257.682 14.971 1,19

    2001 1.265.295 7.613 0,60

    2002 1.271.530 6.235 0,49

    2003 1.277.297 5.767 0,45

    2004 1.281.786 4.489 0,35

    2005 1.286.058 4.272 0,33

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 9 KABUPATEN KLATEN

    Tahun / Year Jumlah Penduduk

    ( Jiwa ) / Populatio ( Person )

    Pertumbuhan Penduduk ( Jiwa ) / Growth of Populati

    ( Person )

    Persentase / Persentage

    (1) (2) (3) (4)

    2006 1.293.242 7.184 0,56

    2007 1.296.987 3.745 0,29

    2008 1.300.494 3.507 0,27

    2009 1.303.910 3.416 0,26

    2010 1.307.562 3.652 0,28

    Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, 2010

    Jumlah Kepala Keluarga, Penduduk akhir tahun dan rata-rata anggota Kepala Keluarga menurut

    kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2.4. Kepala Keluarga, Penduduk Akhir Tahun dan Rata-rata Anggota Kepala Keluarga Menurut

    Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    No Kecamatan /

    Sub District

    Kepala Keluarga / Head of Family

    Penduduk Akhir Tahun / Last Year

    Population

    Rata-rata Jiwa / KK (%)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Prambanan 17.008 49.393 2,90

    2. Gantiwarno 14.058 41.111 2,92

    3. Wedi 14.382 56.025 3,90

    4. Bayat 20.628 64.214 3,11

    5. Cawas 18.247 66.196 3,63

    6. Trucuk 22.695 82.778 3,65

    7. Kalikotes 10.159 38.003 3,74

    8. Kebonarum 6.791 21.496 3,17

    9. Jogonalan 16.109 58.402 3,63

    10. Manisrenggo 12.938 42.210 3,26

    11. Karangnongko 12.011 37.912 3,16

    12. Ngawen 15.364 44.825 2,92

    13. Ceper 20.611 63.985 3,10

    14. Pedan 13.802 48.989 3,55

    15. Karangdowo 13.792 51.077 3,70

    16. Juwiring 14.997 61.348 4,09

    17. Wonosari 17.372 62.859 3,62

    18. Delanggu 14.364 44.889 3,13

    19. Polanharjo 13.131 46.305 3,53

    20. Karanganom 12.739 49.245 3,87

    21. Tulung 14.328 54.708 3,82

    22. Jatinom 14.930 57.592 3,86

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 10 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan /

    Sub District

    Kepala Keluarga / Head of Family

    Penduduk Akhir Tahun / Last Year

    Population

    Rata-rata Jiwa / KK (%)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    23. Kemalang 11.399 35.106 3,08

    24. Klaten Selatan 11.657 42.204 3,62

    25. Klaten Tengah 13.748 44.045 3,20

    26. Klaten Utara 9.974 42.645 4,28

    Jumlah / Total 2010 377.234 1.307.562 3,47

    2009 367.585 1.303.910 3,55

    2008 352.949 1.300.494 3,68

    2007 336.588 1.293.242 3,84

    2006 340.091 1.286.058 3,78

    Sumber: Klaten dalam angka, 2010

    Sedangkan jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di kabupaten Klaten dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

    di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    No Kecamatan /

    Sub District

    Laki Laki / Male

    Wanita / Female

    Jumlah / Total

    Rasio Jenis Kelamin / Sex Ratio

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Prambanan 23.661 25.732 49.393 91,95

    2. Gantiwarno 19.603 21.508 41.111 91,14

    3. Wedi 27.082 28.943 56.025 93,57

    4. Bayat 31.458 32.756 64.214 96,04

    5. Cawas 32.358 33.838 66.196 95,63

    6. Trucuk 41.081 41.697 82.778 98,52

    7. Kalikotes 18.676 19.327 38.003 96,63

    8. Kebonarum 10.355 11.141 21.496 92,94

    9. Jogonalan 29.178 29.224 58.402 99,84

    10. Manisrenggo 20.367 21.843 42.210 93,24

    11. Karangnongko 18.436 19.476 37.912 94,66

    12. Ngawen 22.299 22.526 44.825 98,99

    13. Ceper 31.472 32.513 63.985 96,80

    14. Pedan 24.198 24.791 48.989 97,61

    15. Karangdowo 25.205 25.872 51.077 97,42

    16. Juwiring 30.063 31.285 61.348 96,09

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 11 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan /

    Sub District

    Laki Laki / Male

    Wanita / Female

    Jumlah / Total

    Rasio Jenis Kelamin / Sex Ratio

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    17. Wonosari 30.230 32.629 62.859 92,65

    18. Delanggu 22.356 22.533 44.889 99,21

    19. Polanharjo 22.715 23.590 46.305 96,29

    20. Karanganom 24.183 25.062 49.245 96,49

    21. Tulung 26.945 27.763 54.708 97,05

    22. Jatinom 28.116 29.476 57.592 95,39

    23. Kemalang 17.328 17.778 35.106 97,47

    24. Klaten Selatan 20.601 21.603 42.204 95,36

    25. Klaten Tengah 21.408 22.637 44.045 94,57

    26. Klaten Utara 20.813 21.832 42.645 95,33

    Jumlah / Total 2010 640.187 667.375 1.307.562 95,93

    2009 637.939 665.971 1.303.910 95.79

    2008 635.528 664.966 1.300.494 95.50

    2007 633.552 663.435 1.296.987 95.50

    2006 631.231 662.011 1.293.242 95.50

    Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, 2010

    Proyeksi Distribusi dan Kepadatan Penduduk

    Berdasarkan data perkembangan penduduk wilayah Kabupaten Klaten 5 tahun terakhir, memiliki

    laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,363 % per tahun, dan proyeksi jumlah penduduk di

    Kabupaten Klaten pada tahun 2010 hingga 2030 dengan menggunakan rumus bunga berganda,

    yaitu sebesar 1.403.361 jiwa, dan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Mendasarkan

    proyeksi penduduk serta penyediaan ruang pengembangan sebesar 429 ha, maka kepadatan

    bruto rata-rata sebesar 21 jiwa/ha dan kepadatan netto sebesar 69 jiwa/ha.

    Tabel 2.6

    Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010-2030

    No Kecamatan 2010 2015 2020 2025 2029

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1 Prambanan 49.636 50.361 51.282 52.220 53.175

    2 Gantiwarno 41.292 41.895 42.662 43.442 44.237

    3 Wedi 55.920 56.737 57.774 58.831 59.907

    4 Bayat 64.317 65.256 66.450 67.665 68.903

    5 Cawas 66.613 67.586 68.822 70.081 71.363

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 12 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan 2010 2015 2020 2025 2029

    6 Trucuk 82.890 84.100 85.639 87.205 88.800

    7 Kalikotes 37.661 38.211 38.910 39.622 40.346

    8 Kebonarum 21.498 21.812 22.211 22.618 23.031

    9 Jogonalan 58.298 59.150 60.232 61.333 62.455

    10 Manisrenggo 42.070 42.684 43.465 44.260 45.070

    11 Karangnongko 38.435 38.996 39.709 40.436 41.175

    12 Ngawen 44.743 45.397 46.227 47.073 47.934

    13 Ceper 64.299 65.239 66.432 67.647 68.884

    14 Pedan 49.218 49.936 50.850 51.780 52.727

    15 Karangdowo 51.391 52.142 53.096 54.067 55.056

    16 Juwiring 61.661 62.562 63.706 64.872 66.058

    17 Wonosari 63.119 64.041 65.212 66.405 67.620

    18 Delanggu 44.840 45.495 46.327 47.174 48.037

    19 Polanharjo 46.382 47.060 47.920 48.797 49.689

    20 Karanganom 49.437 50.159 51.077 52.011 52.962

    21 Tulung 54.973 55.776 56.796 57.835 58.893

    22 Jatinom 57.755 58.599 59.671 60.762 61.873

    23 Kemalang 34.933 35.444 36.092 36.752 37.424

    24 Klaten Selatan 41.829 42.440 43.216 44.007 44.812

    25 Klaten Tengah 44.197 44.843 45.663 46.498 47.349

    26 Klaten Utara 42.548 43.170 43.959 44.763 45.582

    Jumlah 1.309.957 1.329.090 1.353.400 1.378.154 1.403.361

    Sumber: Perda RTRW

    2.4 Pendidikan

    Masalah pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun

    daerah. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarananya merupakan hal utama

    yang harus diperhatikan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang

    sangat berharga bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia sendiri ataupun

    pembangunan ekonomi. Pendidikan ataupun pengetahuan diakui secara luas sebagai unsur

    mendasar dari pembangunan manusia. Data mengenai pendidikan merupakan salah satu

    komponen yang sangat penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat

    pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa komponen yang di antaranya adalah angka

    partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan angka melek huruf.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 13 KABUPATEN KLATEN

    Sebagaimana dikemukakan di muka, aspek pendidikan dapat dilihat dari berbagai faktor,

    diantaranya angka partisipasi sekolah yang ditampilkan dalam kelompok umur, yakni kelompok 7-

    12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24 tahun. Walaupun tidak merupakan sesuatu yang

    mutlak, kelompok partisipasi sekolah 7-12 tahun akan dapat diparalelkan sebagai angka partisipasi

    sekolah untuk SD/MI. Kelompok 13-15 tahun akan mempresentasikan angka partisipasi sekolah

    untuk tingkat SLTP/MTs, kelompok umur 16-18 tahun akan menunjukkan angka partisipasi sekolah

    untuk tingkat SMU/SMK/MA. Sedangkan kelompok umur 19-24 tahun akan menunjukkan angka

    partisipasi sekolah untuk tingkat perguruan tinggi/akademi dengan berbagai jenjang pendidikan S-0

    (D-I, D-II, D-III), D-IV, S-1. Berikut ini adalah beberapa indikator pendidikan di Kabupaten Klaten

    selama tahun 2007-2009.

    Tabel 2.7 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009

    No. Sekolah, Guru dan

    Murud

    2007 2008 2009

    Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    01. Jumlah Sekolah

    a. SD 772 27 769 37 766 40

    b. SMP 65 43 65 41 65 42

    c. SMA 16 15 16 15 16 15

    d. SMK 9 43 9 42 10 42

    02. Jumlah Guru

    a. SD 8.373 334 8.393 449 7.615 460

    b. SMP 3.084 776 3.083 722 3.074 746

    c. SMA 1.017 363 1.039 353 1.042 343

    d. SMK 545 1.410 580 1.382 657 1.352

    03 Jumlah Murid

    a. SD 103.226 4.938 102.244 5.927 102.017 6.446

    b. SMP 41.460 7.958 40.953 7.418

    40.361 7.110

    c. SMA 12.175 2.951 12.147 2.588 12.024 2.053

    d. SMK 6.641 18.980 7.388 18.838 8.476 18.002

    Sumber : Klaten Dalam Angka,2009

    Bila dilihat pada tabel tersebut terjadi penurunan jumlah SD Negeri dari 772 pada Tahun 2007

    menjadi 766 di tahun 2009. sementara disisi lain, terjadi peningkatan SD swasta dari 27 pada

    Tahun 2007 menjadi 40 SD di Tahun 2009. Untuk tingkatan pendidikan menengah, baik SMP

    maupun SMK swasta, terjadi penurunan jumlah sekolah. Jumlah SMP swasta di tahun 2007

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 14 KABUPATEN KLATEN

    sebanyak 43 menjadi 42 pada tahun 2009. Demikian halnya dengan SMK swasta menurun dari

    sebanyak 43 menjadi 42 pada Tahun 2009. Beberapa indikator pendidikan yang lain, dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.8 Beberapa Indikator Pendidikan di Kabupaten Klaten Tahun 20072009

    INDIKATOR PENDIDIKAN 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    Penduduk Usia 7 12 tahun (persen)

    Tidak / Belum Pernah Sekolah

    Masih Sekolah

    Tidak Sekolah Lagi

    0,4

    99,3

    0,3

    0,0

    99,3

    0,7

    0,0

    99,5

    0,5

    Penduduk Usia 13 15 tahun (persen)

    - Tidak / Belum Pernah Sekolah

    Masih Sekolah

    Tidak Sekolah Lagi

    0,6

    96,3

    3,1

    0,0

    96,0

    4,0

    0,4

    91,8

    7,8

    Penduduk Usia 16 18 tahun (persen)

    - Tidak / Belum Pernah Sekolah

    - Masih Sekolah

    - Tidak Sekolah Lagi

    1,2

    71,3

    27,5

    0,8

    70,8

    28,4

    0,4

    73,0

    26,6

    Penduduk Usia 19 24 tahun (persen)

    Tidak / Belum Pernah Sekolah

    Masih Sekolah

    Tidak Sekolah Lagi

    0,4

    12,5

    87,1

    0,0

    11,5

    88,5

    0,3

    14,5

    85,2

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Tabel 2.9

    Angka Putus Sekolah di Kabupaten Klaten Selama Tahun 2007 - 2009

    Sekolah Tingkat Pendidikan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Negeri

    SD

    SMP

    SMU

    SMK

    53

    105

    5

    20

    57

    21

    8

    55

    46

    42

    6

    50

    Jumlah di Negeri 183 141 144

    Swasta SD

    SMP

    SMU

    SMK

    2

    74

    14

    358

    2

    17

    19

    138

    3

    42

    11

    338

    Jumlah di swasta 448 212 394

    Keseluruhan 541 353 538

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Klaten Tahun 2009.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 15 KABUPATEN KLATEN

    Pada Indeks pendidikan seperti yang telah diungkapkan di bagian sebelumnya, terjadi

    sedikit penurunan dari 76,74 di tahun 2008 menjadi 76,33 di tahun 2009. Turunnya Indeks

    Pendidikan ini dipengaruhi oleh Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf dimana

    angka Rata-rata Lama Sekolah sedikit turun dibanding tahun 2008 yaitu dari 7,75 menjadi

    7,38, sedangkan Angka Melek Huruf meningkat dari 89,28 menjadi 89,9 persen. Gambaran

    rerata lama sekolah dan angka melek huruf di Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat

    dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 2.2 Rerata Lama Sekolah di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam tahun)

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Gambar 2.3 Tingkat Melek Huruf Orang Dewasa di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam persen)

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 16 KABUPATEN KLATEN

    2.5 Kesehatan

    Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat

    memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut

    diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, sebagaimana pada

    kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR): tujuan utama dari pembangunan

    adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur

    panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (BPS Kab. Klaten (2010). IPM

    Kabupaten Klaten Tahun 2009). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan

    masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.

    Berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh

    pemerintah Kabupaten Klaten selama ini. Di antaranya dengan memberikan penyuluhan kesehatan

    agar semua anggota keluarga berperilaku hidup sehat, penyediaan berbagai fasilitas umum seperti

    puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta penyediaan fasilitas air bersih.

    Salah satu indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH), dimana Angka

    Harapan Hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir

    pada suatu tahun tertentu. Variabel AHH diharapkan dapat mencerminkan Lama Hidup sekaligus

    Hidup Sehat suatu masyarakat dan estimasi umur yang bisa dicapai oleh bayi yang baru

    dilahirkan. Usia hidup panjang tanpa ditunjang oleh kesehatan tentunya hanya akan menjadi

    beban, sehingga membicarakan masalah usia harapan hidup, tidak dapat dilepaskan dari upaya

    peningkatan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

    AHH di Kabupaten Klaten tahun 2009 adalah 71,40 tahun, lebih tinggi dibanding tahun 2008 yang

    sebesar 71,14 tahun. Angka harapan hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh Angka Kematian

    Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) dimana pada tahun 2009 ini IMR lebih rendah dibanding tahun

    2008 yaitu dari 7,3 / 1000 kelahiran hidup menjadi 6,5 / 1000 kelahiran hidup. Angka ini

    menunjukkan keberhasilan pemerintah menekan angka kematian bayi di Kabupaten Klaten. Faktor

    sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan,

    kepercayaan, nilai-nilai dan kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi

    mortalitas dalam masyarakat. Tingginya kematian ibu melahirkan merupakan cerminan dari

    ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya

    komplikasi kehamilan. Gambaran perkembangan UHH di Kabupaten Klaten selama tahun 2007-

    2009 selengkapanya dapat dilihat pada bagian berikut.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 17 KABUPATEN KLATEN

    Gambar 2.4 Usia/Angka Harapan Hidup (UHH / AHH) di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009 (dalam satuan tahun)

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya

    dapat dilihat dari peningkatan Angka/Usia Harapan Hidup (AHH / UHH) penduduk dari suatu

    wilayah. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya akses terhadap

    pelayanan kesehatan, terpenuhinya kebutuhan gizi dan kalori, kemampuan mempunyai pendidikan

    yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, pada

    gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan

    hidupnya. Dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Klaten, selengkapnya dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.10

    Sarana Kesehatan di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2009

    Sarana Kesehatan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    - Rumah Sakit 7 7 7

    - Rumah sakit jiwa 1 1 1

    - Puskesmas 34 34 34

    - Puskesmas Pembantu 82 86 86

    - Rumah Bersalin Swasta 18 19 19

    - Balai Pengobatan Swasta 6 28 28

    Sumber: Klaten Dalam Angka Tahun 2009

    Selain jumlah fasilitas kesehatan, kualitas kesehatan juga diukur dari jumlah kematian bayi lahir

    dan ibu melahirkan. Selama 3 (tiga) tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah ibu melahirkan. Pada

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 18 KABUPATEN KLATEN

    tahun 2007 sebanyak 17.584 orang, kemudian menjadi 18.932 di Tahun 2008, dan pada Tahun

    2009 meningkat menjadi 19.459. Peningkatan ini tentu menyebabkan jumlah bayi lahir juga

    meningkat. Jumlah kelahiran bayi pada Tahun 2007 sebanyak 17.584 jiwa, kemudian naik di tahun

    2008 menjadi 18.794 jiwa dan pada Tahun 2009 meningkat menjadi 19.334 bayi lahir. Peningkatan

    jumlah kelahiran bayi ini ternyata diimbangi dengan penurunan angka kematian bayi dari 253 di

    tahun 2007, kemudian menurun menjadi 138 bayi meninggal di tahun 2008, dan menurun lagi pada

    Tahun 2009 menjadi sebanyak 125 kematian bayi. Demikian halnya, juga terjadi penurunan

    kematian ibu melahirkan selama 3 tahun terakhir. Pada Tahun 2007 jumlah kematian ibu

    melahirkan sebanyak 23 orang, menurun di tahun 2008 menjadi 7 orang dan pada Tahun 2009

    menjadi 4 orang. Gambaran beberapa indikatir kesehatan di Kabupaten Klaten, selengkapnya

    daoat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.11

    Jumlah Kelahiran, Kematian Bayi, Ibu Melahirkan dan Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Klaten Tahun 2007 2009

    Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten ,2009

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu Bersalin (MMR) turun pada tahun 2009

    dibanding tahun 2008 mengalami penurunan, dari sejumlah 7 kematian menjadi 4 kematian.

    Meskipun demikian, masih adanya kematian ibu bersalin tetap perlu menjadi perhatian, mengingat

    usaha pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi maupun kematian ibu melahirkan

    dihadapkan pada kemampuan mengatasi permasalahan status ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu

    nifas yang sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan dan

    pengetahuan serta status gizi dan pelayanan kesehatan.

    Status gizi berkaitan erat dengan perbaikan gizi masyarakat dengan sasaran: Balita Kekurangan

    Energi Protein (KEP), Balita Kekurangan Vitamin A (KVA), Ibu hamil KEK, Ibu hamil kekurangan

    Zat Besi, Penderita GAKY anak Sekolah, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Wanita

    Usia Subur Anemia.

    Uraian Indikator Kesehatan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    Jumlah Kelahiran

    Jumlah Kematian Bayi

    Jumlah Ibu Melahirkan

    Jumlah Kematian Ibu maternal

    17.515

    253

    17.515

    23

    18.794

    138

    18.932

    7

    19.334

    125

    19.459

    4

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 19 KABUPATEN KLATEN

    2.6 Sosial Masyarakat

    a. Kesejahteraan Masyarakat

    Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap beberapa indikator sosial,

    yang mencakup: (1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM); (2) Tingkat Kemiskinan; dan (3)

    Rasio Penduduk yang Bekerja. Gambaran rincian terhadap fokus kesejahteraan sosial di

    Kabupaten Klaten, secara umum adalah sebagai berikut:

    1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Berbagai program pembangunan khususnya dalam pembangunan manusia yang

    dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Klaten selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup

    baik, salah satunya diukur dari indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM).

    Pemanfaatan IPM sebagai alat pemantauan juga merupakan alat paling penting dalam

    manajemen pembangunan, karena IPM dapat memperlihatkan dampak pembangunan yang

    dilakukan pada periode sebelumnya. IPM sebagai suatu ukuran yang mengkaitkan

    pertumbuhan ekonomi dengan kualitas fisik untuk mengambarkan tingkat kualitas hidup dan

    kesejahteraan rakyat merupakan alat ukur yang sensitif karena juga dapat mengukur dampak

    krisis ekonomi pada kehidupan penduduk.

    IPM merupakan suatu indeks komposit yang disusun dari 3 (tiga) komponen esensial untuk

    kehidupan manusia, yaitu: (i) Usia hidup panjang dan sehat (diukur dengan Angka Harapan

    Hidup ketika lahir), (ii) Pengetahuan (knowledge) yang diukur dengan Angka Melek Huruf

    (literacy rate) dan Rata-rata lama sekolah yang ditempuh oleh penduduk usia 15 tahun ke

    atas (Mean years of schooling), dan (iii) Standar hidup layak yang diukur dengan komsumsi

    perkapita riil yang sesuaikan (PPP Purchasing Power Parity dalam rupiah). Hasil

    penghitungan IPM Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel berikut.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 20 KABUPATEN KLATEN

    Tabel 2.12

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009

    Uraian Komponen Pembentuk IPM Tahun

    2007 2008 2009

    (1) (2) (3) (4)

    Usia Harapan Hidup (Tahun) 70,93 71,15 71,40

    Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,70 7,75 7,38

    Angka Melek Huruf (Persen) 89,28 89,28 89,90

    Pengeluaran Perkapita yang telah disesuaikan (Rupiah) 638.070 641.860 645.700

    Indeks Harapan Hidup (IHH) 76.55 76,92 77,33

    Indeks Pendidikan (IP) 76,63 76,74 76,33

    Indeks Kemampuan Daya Beli (PPP) 64,26 65,13 66,20

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 72,48 72,93 73,29

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Klaten Tahun 2009.

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa IPM di Kabupaten Klaten pada tahun 2009

    secara total mengalami peningkatan, yaitu dari sebesar 72,48 pada tahun 2007; menjadi

    sebesar 72,93 pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi 73,29 pada tahun 2009. Dilihat

    dari 3 (tiga) komponen pendukungnya maka terjadi peningkatan pada beberapa indeks, yaitu

    Indeks Harapan Hidup (IHH) dari sebesar 76,55 pada tahun 2007, menjadi sebesar 76,92 di

    tahun 2008 dan tahun 2009 naik lagi menjadi sebesar 77,33. Indeks Pendidikan (IP) justru

    mengalami penurunan dari 76,74 pada tahun 2008 menjadi sebesar 76,33 pada tahun 2009,

    sedangkan Indeks Daya Beli Masyarakat mengalami peningkatan dari 64,26 pada tahun 2007

    menjadi sebesar 65,13 pada tahun 2008, selanjutnya untuk tahun 2009 meningkat lagi

    menjadi sebesar 66,20.

    2. Tingkat Kemiskinan

    Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan Pembangunan Global atau

    Millenium Development Goals (MDGs). Jika dilihat berdasarkan pentahapan Keluarga

    Sejahtera (KS), menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009 terjadi penurunan keluarga Pra

    Sejahtera dan peningkatan dalam Keluarga Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera III dan

    Keluarga Sejahtera III Plus (KS III dan KS Plus). Jumlah keluarga Pra Sejahtera yang pada

    tahun 2007 sebanyak 89.881 KK turun menjadi 78.179 KK di Tahun 2009. Peningkatan terjadi

    di kelompok jumlah Keluarga Sejahtera I (KS I) yang pada tahun 2007 sebanyak 69.923 KK,

    pada tahun 2009 bertambah menjadi sebesar 72.997 KK. Gambaran selengkapnya dapat

    dilihat pada gambar berikut.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 21 KABUPATEN KLATEN

    0.00

    20,000.00

    40,000.00

    60,000.00

    80,000.00

    100,000.00

    120,000.00

    Pra Sejahtera KS I KS II KS III+III Plus

    Pra Sejahtera 89,881.00 83,723.00 78,179.00

    KS I 69,923.00 71,948.00 72,997.00

    KS II 113,411.00 113,821.00 113,293.00

    KS III+III Plus 57,426.00 69,815.00 78,940.00

    2007 2008 2009

    Gambar 2.5 Perkembangan Jumlah Tahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Klaten Tahun 2007 2009 (dalam satuan Kepala Keluarga / KK)

    Sumber: Klaten Dalam Angka, 2009

    Jumlah Penduduk Miskin, yang biasa diartikan sebagai penjumlahan penduduk dalam kategori

    Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) juga bisa dilihat menurut kecamatan di

    Kabupaten Klaten. Dari Gambar 2.12 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk miskin, untuk

    kategori peringkat 5 besar, masing-masing ada di Kecamatan Bayat, Kecamatan Trucuk,

    Kecamatan Jatinom, Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Cawas. Gambaran selengkapnya

    dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Miskin (Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I) Berdasar Kecamatan

    (dalam satuan KK)

    No Kecamatan Pra

    sejahtera KS I KS II KS III KS II+ Jumlah PS+KSI Ranking

    1. Prambanan 3,222 3,733 3,040 2,188 605 12,788 6,955 6

    2. Gantiwarno 3,571 2,902 2,138 2,563 203 11,377 6,473 9

    3. Wedi 3,212 2,668 3,039 4,634 906 14,459 5,880 13

    4. Bayat 13,574 2,152 623 245 133 16,727 15,726 1

    5. Cawas 4,495 3,161 7,731 1,975 53 17,415 7,656 5

    6. Trucuk 6,034 6,500 5,309 2,027 311 20,181 12,534 2

    7. Kalikotes 2,098 1,918 2,990 1,991 142 9,139 4,016 20

    8. Kebonarum 815 1,463 1,990 1,137 229 5,634 2,278 26

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 22 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan Pra

    sejahtera KS I KS II KS III KS II+ Jumlah PS+KSI Ranking

    9. Jogonalan 2,460 4,434 3,480 4,883 126 15,383 6,894 7

    10. Manisrenggo 3,383 2,734 3,567 945 52 10,681 6,117 12

    11. Karangnongko 2,589 2,181 1,681 3,042 143 9,636 4,770 18

    12. Ngawen 1,883 2,190 4,098 2,119 788 11,078 4,073 19

    13. Ceper 2,374 4,007 6,777 3,162 433 16,753 6,381 11

    14. Pedan 2,166 3,031 4,847 2,720 262 13,026 5,197 15

    15. Karangdowo 4,014 1,213 4,584 3,245 145 13,201 5,227 14

    16. Juwiring 2,879 3,509 6,882 2,349 410 16,029 6,388 10

    17. Wonosari 2,886 3,998 7,125 2,008 224 16,241 6,884 8

    18. Delanggu 1,331 2,192 3,649 3,478 378 11,028 3,523 21

    19. Polanharjo 484 2,624 7,128 734 74 11,044 3,108 23

    20. Karanganom 2,771 2,132 4,114 3,442 243 12,702 4,903 16

    21. Tulung 2,452 2,392 6,307 1,640 104 12,895 4,844 17

    22. Jatinom 6,786 2,121 3,377 1,830 874 14,988 8,907 3

    23. Kemalang 4,825 2,915 1,349 537 2 9,628 7,740 4

    24. Klaten Selatan 1,244 1,563 7,774 1,555 303 12,439 2,807 25

    25. Klaten Tengah 1,104 1,814 5,728 3,248 1,407 13,301 2,918 24

    26. Klaten Utara 1,071 2,401 3,494 2,616 951 10,533 3,472 22

    Jumlah 2008 83,723 71,948 112,821 60,313 9,501 338,306 155,671

    Jumlah 2006 89,881 69,923 113,411 49,278 8,145 330,638 159,804

    Sumber: Klaten Dalam Angka, 2010

    3. Rasio Penduduk yang Bekerja

    Kualitas dan efektifitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai korelasi positif yang

    cukup erat dengan suksesnya program-program pembangunan. Dalam hal ini gambaran

    profil SDM merupakan suatu informasi masukan untuk mengevaluasi pembangunan

    ekonomi pada tahap sebelumnya, dan merencanakan tahapan pembangunan berikutnya.

    Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam

    melakukan perencanaan pembangunan, karena di dalam kelompok angkatan kerja ini

    terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku ekonomi. Karakteristik

    angkatan kerja ini sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan penduduk, terutama jika

    dilihat secara ekonomi makro.

    Semakin besar jumlah tenaga kerja dalam satu negara, maka semakin besar penawaran

    tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja

    (kesempatan kerja) maka pengangguran akan terjadi. Di samping itu, semakin besar

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 23 KABUPATEN KLATEN

    jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang

    penduduk usia tidak produktif, sehingga nilai ratio ketergantungan akan cenderung

    menurun. Namun semua ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

    Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan

    pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Di samping itu, trend indikator ini akan

    menunjukkan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Secara teori,

    penduduk dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu: (i) penduduk usia kerja, dan (ii)

    penduduk bukan usia kerja,

    Gambaran beberapa indikator kependudukan dan ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten

    selama tahun 2007 - 2009, selengkapnya dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

    Tabel 2.14

    Beberapa Indikator Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten Tahun 2007 - 2009

    Indikator Ketenagakerjaan 2007 2008 2009

    (1) (2) (3) 4)

    Jumlah Penduduk Usia Kerja (jiwa/orang) 954.888 954.433 957.307

    Kegiatan utama penduduk usia kerja (%)

    - Bekerja

    - Mencari pekerjaan

    - Sekolah

    - Mengurus rumah tangga

    - Lainnya

    58,89

    2,25

    11,45

    15,67

    11,74

    66,7

    2,2

    6,8

    15,3

    9,0

    59,53

    2,40

    16,26

    14,96

    6,85

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja / TPAK (%) 61,14 68,9 61,93

    Tingkat Pengangguran Terbuka / TPT (%) 3,68 3,19 3,88

    Lapangan Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%)

    - Pertanian

    - Pertambangan dan Penggalian

    - Industri

    - Listrik, Gas dan Air Minum

    - Konstruksi

    - Perdagangan

    - Angkutan

    - Lembaga Keuangan

    - Jasa dan Lainnya

    23,34

    1,06

    24,20

    0,15

    8,13

    23,94

    1,81

    0,72

    16,65

    23,3

    1,8

    22,3

    0,7

    6,5

    22,4

    2,6

    1,1

    19,2

    23,65

    1,38

    22,36

    0,09

    8,09

    24,31

    2,25

    2,06

    15,80

    Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja (%)

    - Berusaha sendiri

    - Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap

    - Berusaha Dibantu Buruh Tetap

    - Buruh/karyawan dan Pekerja Bebas

    - Pekerja Keluarga

    20,04

    20,06

    3,18

    45,63

    11,09

    22,4

    16,3

    2,7

    48,6

    10,0

    23,93

    13,92

    1,99

    48,33

    11,83

    Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klaten Tahun 2009

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 24 KABUPATEN KLATEN

    b. Agama

    Kehidupan keagamaan yang harmonis, sangat didambakan oleh seluruh umat beragama di

    Kabupaten Klaten. 93,19% penduduk Kabupaten Klaten memeluk agama Islam, 3,17%

    memeluk agama Katholik, 2,83% beragama Kristen Protestan, 0,75 beragama Hindu dan

    sebanyak 0,05% beragama Budha.

    Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Klaten, yang bertambah hanya masjid, naik sebesar

    2,53% bila dibandingkan terhadap tahun 2009, sedangkan jumlah sarana ibadah yang lain

    tidak mengalami perubahan.

    Tabel 2.15 Penduduk Menurut Kecamatan dan Pemeluk Agama Di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    No Kecamatan /

    Sub District

    Islam / Moslem

    Katholik /Katholik

    Protestan / Christian

    Hindu Budha Jumlah/Total

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1. Prambanan 46.750 1.172 1.215 88 168 49.393

    2. Gantiwarno 37.280 2.023 1.300 508 - 41.111

    3. Wedi 51.627 2.051 1.630 717 - 56.025

    4. Bayat 62.376 1.440 331 67 - 64.214

    5. Cawas 64.008 1.222 868 98 - 66.196

    6. Trucuk 81.432 432 888 24 2 82.778

    7. Kalikotes 37.003 601 378 14 7 38.003

    8. Kebonarum 15.748 2.838 1.843 1.067 - 21.496

    9. Jogonalan 49.664 4.986 2.022 1.705 25 58.402

    10. Manisrenggo 40.995 287 782 146 - 42.210

    11. Karangnongko 32.653 2.033 1.657 1.569 - 37.912

    12. Ngawen 41.900 1.532 723 670 - 44.825

    13. Ceper 60.166 2.800 923 43 53 63.985

    14. Pedan 46.927 516 1.265 266 15 48.989

    15. Karangdowo 48.142 210 1.887 838 - 51.077

    16. Juwiring

    59.540 849 702 256 1 61.348

    17. Wonosari 59.950 1.194 1.675 26 14 62.859

    18. Delanggu 42.315 643 1.836 66 29 44.889

    19. Polanharjo 45.376 371 512 46 - 46.305

    20. Karanganom 48.423 321 501 - - 49.245

    21. Tulung 54.263 184 261 - - 54.708

    22. Jatinom 55.846 813 314 619 - 57.592

    23. Kemalang 33.707 705 532 162 - 35.106

    24. Klaten Selatan 34.252 3.505 3.951 432 64 42.204

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 25 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan /

    Sub District

    Islam / Moslem

    Katholik /Katholik

    Protestan / Christian

    Hindu Budha Jumlah/Total

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    25. Klaten Tengah 32.618 5.417 5.680 117 213 44.045

    26. Klaten Utara 35.621 3.368 3.368 263 25 42.645

    Jumlah / Total 2010

    1.218.582 41.513 37.044 9.807 616 1.307.562

    2009 1.215.352 41.726 37.044 9.340 448 1.303.910

    2008 1.211.422 42.142 36.756 9.608 567 1.300.494

    2007 1.210.877 37.814 36.104 11.507 684 1.296.987

    2006 1.204.526 41.970 34.989 11.221 536 1.293.242

    Sumber / Source : Departemen Agama Kabupaten Klaten / Diolah Kembali

    Tabel 2.16 Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun 2010

    No Kecamatan /

    Sub District

    Masjid /Moscue

    Surau /Mushola

    Gereja Khatolik / Kapel / Church

    Gereja Kristen

    Ptotestan / Church

    Pure dan Vihara / Vihara

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)

    1. Prambanan 94 92 6 8 2

    2. Gantiwarno 76 45 3 3 3

    3. Wedi 131 49 2 2 3

    4. Bayat 132 103 2 1 2

    5. Cawas 128 130 4 5 1

    6. Trucuk 148 117 6 - -

    7. Kalikotes 74 26 1 - -

    8. Kebonarum 36 39 1 1 -

    9. Jogonalan 100 84 5 8 4

    10. Manisrenggo 86 112 2 - -

    11. Karangnongko 69 90 4 4 1

    12. Ngawen 117 47 2 2 4

    13. Ceper 102 120 3 1 1

    14. Pedan 79 68 9 1 2

    15. Karangdowo 72 87 4 - 6

    16. Juwiring

    118 104 1 3 2

    17. Wonosari 101 86 5 3 -

    18. Delanggu 78 69 5 1 1

    19. Polanharjo 165 101 1 2 1

    20. Karanganom 103 96 3 1 -

    21. Tulung 165 36 4 - -

    22. Jatinom 117 67 4 4 2

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 26 KABUPATEN KLATEN

    No Kecamatan /

    Sub District

    Masjid /Moscue

    Surau /Mushola

    Gereja Khatolik / Kapel / Church

    Gereja Kristen

    Ptotestan / Church

    Pure dan Vihara / Vihara

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (8)

    23. Kemalang 58 54 1 1 1

    24. Klaten Selatan 90 23 6 8 3

    25. Klaten Tengah 62 35 11 7 2

    26. Klaten Utara 97 35 3 2 3

    Jumlah / Total 2010

    2.598 1.915 98 68 44

    2009 2.534 2.101 98 70 44

    2008 2.507 1.892 68 92 41

    2007 2.486 1.770 68 92 49

    2006 2.386 1.847 60 100 49

    Sumber / Source : Departemen Agama Kabupaten Klaten,2010

    2.7 Perekonomian

    2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Klaten selama tahun 2010 dapat dilihat pada pertumbuhan

    Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga konstan 2000 yaitu sebesar 1,73%.

    Dibandingkan tahun 2009, pertumbuhan tahun 2010 lebih rendah, hal ini disebabkan karena

    adanya serangan hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi hingga 4.409 Ha. Cuaca

    ekstrim yang terjadi pada tahun 2010 juga merupakan salah satu penyebab turunnya PDRB di

    sektor Pertanian. Demikian juga, dengan telah diselesaikannya pembangunan infrastruktur pada

    tahun 2010, menyebabkan penurunan di sektor Bangunan / Konstruksi.

    3 ( tiga ) sektor yang pertumbuhannya paling tinggi yairu sektor Jasa jasa sebesar 8,23%, Listrik

    dan Air Minum sebesar 7,89% dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar

    7,30%. Sedangkan 3 ( tiga ) sektor yang mengalami pertumbuhan yang paling kecil yaitu sektor

    Bangunan / Konstruksi sebesar -10,18%, Sektor Pertanian sebesar 9,15% dan Angkutan dan

    Komunikasi sebesar 5,36%.

    Tabel 2.17

    Pertumbuhan ekonomi Agregat Tahun 2000-2010

    Tahun Berlaku Konstan Tahun Dasar 2000

    Nilai (juta Rp) % Pertumbuhan Nilai (juta Rp) % Pertumbuhan

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2000 3.332.343,53 - 3.332.343,53 -

    2001 3.837.399,33 15,16 3.477.045,38 4,34

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 27 KABUPATEN KLATEN

    Tahun Berlaku Konstan Tahun Dasar 2000

    Nilai (juta Rp) % Pertumbuhan Nilai (juta Rp) % Pertumbuhan

    2002 4.404.119,84 14,77 3.612.899,26 3,91

    2003 4.915.533,76 11,61 3.791.474,35 4,94

    2004 5.475.849,75 11,40 3.975.792,87 4,86

    2005 6.520.828,29 19,08 4.158.205,16 4,59

    2006 7.504.499,43 15,09 4.253.788,00 2,30

    2007 8.349.253,36 11.,26 4.394.688,02 3,31

    2008 9.491.601,49 13,68 4.567.200,96 3,93

    2009 10.358.526,02 9,13 4.761.018,67 4,24

    2010 11.272.386,97 8,82 4.843.247,28 1,73

    Sumber : Klaten Dalam Angka, 2010 Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya tahun 2010 dapat dilihat sebagai berikut.

    Tabel 2.18

    Perbandingan PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Solo Raya Tahun 2010 ( Jutaan Rupiah )

    R i n c i a n Berlaku Konstan 2000

    1 2 3

    Propinsi 444.396.468,19 186.995.480,65

    K l a t e n 11.272.386,97 4.843.247,28

    Sukoharjo 9.911.509,17 4.978.263,31

    Surakarta 9.941.136,57 5.103.886,25

    Karanganyar 9.223.851,60 5.452.435,49

    Boyolali 8.101.684,50 4.248.048,20

    Wonogiri 6.302.822,89 2.998.123,41

    Sragen 6.746.779,80 3.068.863,66

    Sumber : Klaten dalam Angka ,2010

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 28 KABUPATEN KLATEN

    2,3

    3,31

    3,934,24

    1,73

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    4,5

    2006 2007 2008 2009 2010

    Gambar 2.6. Pertumbuhan Ekonomi Agregat Tahun 2006 2010

    ( Atas Dasar Harga Konstan 2000 )

    Sumber : Klaten dalam Angka ,2010

    Tabel 2.19. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Klaten Tahun 2009 2010 ( % )

    Lapangan Usaha 2009 2010

    (1) (2) (3)

    1. Pertanian 4,81 9,15

    2. Penggalian 7,19 6,85

    3. Industri Pengolahan 3,30 6,35

    4. Listrik dan Air Minum 7,61 7,89

    5. Bangunan / Konstruksi -2,72 - 10,18

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,82 8,85

    7. Angkutan dan Komu-nikasi 8,63 5,36

    8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

    6,77 7,30

    9. Jasa jasa 8,10 8,23

    PDRB 4,25 1,73

    Sumber : Klaten dalam Angka ,2010

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 29 KABUPATEN KLATEN

    2.7.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten.

    Perekonomian Kabupaten Klaten tahun 2010, menurut Produk Domestik Regional Bruto atas dasar

    harga berlaku didominasi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 26,51%, sektor Industri

    Pengolahan sebesar 20,59% dan sektor Pertanian sebesar 18,30%.

    Sedangkan sektor sektor yang kontribusinya kecil adalah sektor Listrik dan Air Minum sebesar

    1,15%, sektor Penggalian sebesar 1,81% dan sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 3,23%.

    Tabel 2.20.

    Struktur Ekonomi Kabupaten Klaten Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 2010 ( % )

    Lapangan Usaha 2009 2010

    (1) (2) (3)

    1. Pertanian 19,64 18,30

    2. Penggalian 1,75 1,81

    3. Industri Pengolahan 20,05 20,59

    4. Listrik dan Air Minum 1,12 1,15

    5. Bangunan / Konstruksi 8,63 7,46

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,68 26,51

    7. Angkutan dan Komu-nikasi 3,21 3,23

    8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,90 4,05

    9. Jasa jasa 16,02 16,91

    Sumber : Klaten Dalam Angka, 2010

    2.7.3 Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto.

    Inflasi merupakan salah satu alat untuk melihat perubahan harga. Inflasi Produk Domestik Regional

    Bruto tahun 2010 diperoleh dengan membagi antara Indeks Implisit tahun 2010 dan tahun 2009.

    Indeks Implisit merupakan hasil bagi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku

    dengan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000. Indeks Implisit tahun

    2010 sebesar 232,74%, sedang tahun 2009 sebesar 217,57%, jadi inflasi PDRB tahun 2010 =

    6,97%.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 30 KABUPATEN KLATEN

    Tabel 2.21.

    Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klaten

    Tahun 2009 2010 ( % )

    Lapangan Usaha 2009 2010

    (1) (2) (3)

    1. Pertanian 194,51 217,11

    2. Penggalian 278,35 292,19

    3. Industri Pengolahan 225,67 237,05

    4. Listrik dan Air Minum 338,58 349,03

    5. Bangunan / Konstruksi 227,00 238,01

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 201,20 213,54

    7. Angkutan dan Komu-nikasi 241,88 251,16

    8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 226,83 238,63

    9. Jasa jasa 250,01 265,30

    Sumber : Klaten Dalam Angka 2010

    2.7.4 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita.

    Produk Domestik Regional Bruto per Kapita merupakan hasil bagi PDRB dan penduduk

    pertengahan tahun. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita menurut harga berlaku tahun 2010

    sebesar Rp. 8.635.310,07 naik sebesar 8,57% bila dibandingkan terhadap tahun 2009. Sedang jika

    dilihat atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 3.710.211,70 naik sebesar 1,50% bila

    dibandingkan terhadap tahun 2009.

    Tabel 2.22.

    Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 2000 - 2010

    T ahun Berlaku Konstan 2000

    Nilai (Rupiah) % Pertum- buhan Nilai (Rupiah) % Pertum- buhan

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2000 2.656.913,59 - 2.656.913,59 -

    2001 3.040.848,95 14,45 2.755.295,68 3,70

    2002 3.472.177,09 14,18 2.848.384,33 3,38

    2003 3.856.046,44 11,06 2.974.265,23 4,42

    2004 4.279.722,86 10,99 3.107.333,54 4,47

    2005 5.078.862,92 18,67 3.238.691,91 4,23

    2006 5.805.021,37 14,30 3.290.470,00 1,60

    2007 6.444.304,16 11,01 3.392.004,66 3,09

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 31 KABUPATEN KLATEN

    T ahun Berlaku Konstan 2000

    Nilai (Rupiah) % Pertum- buhan Nilai (Rupiah) % Pertum- buhan

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2008 7.380.450,42 14,53 3.516.704,93 3,68

    2009 7.953.322,11 7,76 3.655.531,20 3,95

    2010 8.635.310,07 8,57 3.710.211,70 1,50

    Sumber : Klaten dalam Angka, 2010

    2.8 Visi Dan Misi

    Belajar dari sejarah, dan berangkat dari potensi yang dimiliki, maka visi pembangunan daerah

    Kabupaten Klaten yang dirumuskan dalam RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015

    adalah: Terwujudnya Klaten Yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo. Visi tersebut mengandung

    makna:

    1. Masyarakat Klaten yang TOTO TITI : terwujudnya tatanan kehidupan yang berdasarkan

    Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis, kehidupan perekonomian yang

    dinamis, kehidupan politik yang demokratis dan kondusif serta menjaga kelestarian lingkungan

    hidup dan kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip Tata Pemerintahan yang Baik dan

    Bersih (Good Governance dan Clean Goverment) meliputi: Partisipasi, Penegakan Hukum,

    Transparansi, Kesetaraan, Daya tanggap, Wawasan kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan,

    Efisiensi dan Efektivitas, Profesionalisme.

    2. Masyarakat Klaten yang TENTREM: Klaten yang TENTREM merupakan terwujudnya

    tatanan kehidupan yang aman dan damai sebagai prasyarat bagi berlangsungnya

    pembangunan yang merupakan proses dalam rangka mewujudkan cita-cita masyarakat yang

    adil dan sejahtera.

    3. Masyarakat yang KERTORAHARJO: Klaten yang KERTO RAHARJO merupakan

    terwujudnya tatanan kehidupan yang sejahtera, tercukupinya kebutuhan material dan spiritual

    dalam naungan Rahmat dan Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa.

    Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan dan diindikasikan sebagai berikut :

    1. WAREG dalam arti terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat secara

    menyeluruh.

    2. WARAS dalam arti terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan

    meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Klaten.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 32 KABUPATEN KLATEN

    3. WASIS dalam arti terwujudnya pendidikan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

    kemampuan ekonomi masyarakat sehingga secara signifikan akan mendorong

    terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berwatak.

    4. WUTUH dalam arti terpenuhinya kebutuhan sandang dengan segala manifestasinya

    bagi masyarakat sehingga semakin mampu mewujudkan tingkat peradaban yang baik.

    5. WISMA dalam arti terpenuhinya papan/perumahan yang lebih layak dan semakin

    bermutu serta dapat terjangkau bagi lapisan masyarakat, baik di wilayah perkotaan dan

    pedesaan serta didukung oleh terwujudnya lingkungan yang sehat , tertata dan

    BERSINAR.

    Dengan rumusan visi yang mempunyai jangka menengah dan rumusan misi yang diharapkan

    dapat mewujudkan visi diperlukan suatu arah dan strategi pembangunan daerah, untuk

    mengimplementasikannya dengan menyusun langkah-langkah yang berisikan tujuan, sasaran

    dan program indikatif. Program indikatif tersebut juga dapat dirumuskan dalam suatu agenda

    daerah, yang akan dijabarkan dalam program- kegiatan pembangunan selama 5 (lima) tahun

    ke depan.

    Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai

    berikut:

    1. Misi 1: Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (Wareg, Waras,

    Wasis, Wisma dan Wutuh).

    2. Misi 2: Mengupayakan terpenuhinya sarana prasarana kebutuhan sosial dasar

    masyarakat.

    3. Misi 3: Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan

    materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan

    Yang Maha Esa.

    4. Misi 4: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri

    dalam pembangunan.

    5. Misi 5: Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan

    kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga

    kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi kemiskinan.

    6. Misi 6: Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintahan.

    7. Misi 7: Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 33 KABUPATEN KLATEN

    8. Misi 8: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya yang

    memadai.

    9. Misi 9: Mendorong proses kemandirian desa untuk mampu memenuhi kebutuhan

    pemerintahan, ekonomi, sosial dan budaya.

    2.9 Aspek Strategis Organisasi

    Bersandar pada prinsip prinsip otonomi daerah bahwa pemerintah daerah memiliki hak,

    wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan yang mendukung tugas tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas tugas

    pembantuan lainnya yang terejawantahkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah

    Kabupaten Klaten Nomor .... Tahun ... tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

    Kabupaten Klaten.

    Pemerintah Kabupaten Klaten dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya selalu

    mengedepankan pola pendekatan partisipastif (partisipatory approach) yang diharapkan

    penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan daerah selalu berkembang dinamis dan sejalan

    dengan aspirasi masyarakat, sehingga akan terjadi atau tumbuh timbal balik (feed back) antara

    pemerintah daerah, masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya secara selaras, sinergi

    dan berkesinambungan.

    Pemerintah Daerah terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

    pemerintahan daerah yang meliputi :

    a. Sekretariat Daerah

    b. Staf Ahli

    c. Sekretariat DPRD

    d. Dinas Daerah

    e. Lembaga Teknis Daerah

    f. Satpol PP

    g. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

    h. Kecamatan

    i. Kelurahan

  • B BBBUKU

    PUT

    IH S

    ANITA

    SI

    UKU

    PUTIH

    SAN

    ITASI

    UK

    U PU

    TIH S

    ANITA

    SI

    UKU

    PUTIH

    SAN

    ITASI

    II - 34

    KA

    BUPA

    TEN

    KLAT

    EN

    G

    ambar

    2.7

    Bag

    an S

    OTK

    Pem

    da

    Kla

    ten

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 35 KABUPATEN KLATEN

    Dalam penyelenggaraan urusan sanitasi, berdasarkan SOTK Perangkat Daerah Kabupaten Klaten

    telah terjabarkan pada tugas pokok dan fungsi beberapa SKPD terkait yaitu :

    a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Koordinatif dan Perencanaan Pembangunan adalah Badan

    Perencana Pembangunan Daerah yaitu pada Bidang Fisik Prasarana dan Bidang Sosial dan

    Budaya.

    b. Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Teknis, meliputi :

    1. Dinas Pekerjaan Umum yaitu pada Bidang Cipta Karya dan Bidang Kebersihan dan

    Pertamanan dan Bidang SDA.

    2. Dinas Kesehatan yaitu pada Bidang pengendalian Penyakit, Bidang Kesehatan Keluarga

    dan Masyarakat, dan Bidang Promosi Kesehatan.

    3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana yaitu pada

    bidang Pengembangan SDA, Lingkungan dan TTG.

    4. Dinas Pendidikan terkait dengan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan non formal.

    5. Badan Lingkungan Hidup yaitu pada Seksi pengendalian Kerusakan Lingkungan.

    6. SKPD lainnya yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan program kegiatan sanitasi yaitu

    Bagian Kesra, Bagian Administrasi Pembangunan dan Bagian Perekonomian Setda

    Kabupaten Klaten.

    7. Perangkat Daerah Kewilayahan yang terdiri dari Kecamatan, KeJelurahan dan Desa.

    8. UPTD Puskemas

    9. Jabatan Fungsional yaitu Sanitarian Kecamatan

    10. PDAM Klaten yang melaksanakan tugas pokok dana fungsi penyediaan air minum yang

    mendukung program AMPL.

    Dalam upaya percepatan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) yang

    sejalan dengan kebijakan nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan, di

    Kabupaten Klaten sejak tahun 2007 telah dibentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan para

    pinpinan SKPD terkait penyelenggaraan pembangunan AMPL dan Pokja AMPL yang bertugas

    membantu Tim Koordinasi AMPL yang beranggotakan personil pejabat eselon III, IV dan staf yang

    berasal dari SKPD terkait. Tugas pokok dari Pokja AMPL adalah :

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 36 KABUPATEN KLATEN

    a. Melaksanakan kegiatan dalam rangka penyusunan rencana kerja Operasionalisasi Kebijakan Air

    Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat, termasuk Program Penyediaan

    Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Sanitasi oleh Masyarakat

    (SANIMAS);

    b. Melaksanakan kegiatan sosialisasi, observasi, pengolahan data dan sinkronisasi Operasionalisasi

    Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL);

    c. Memfasilitasi proses penyusunan program, kegiatan dan pemilihan /penentuan desa yang akan

    menerima bantuan;

    d. Memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat bagi terselenggaranya keberlanjutan

    prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat;

    e. Memberikan bantuan teknis pada masyarakat penerima program kegiatan;

    f. melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi hasil program kegiatan.

    2.10 Tata Ruang Wilayah

    2.10.1 Rencana Struktur Ruang

    A. Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten

    Penetapan sistem pusat pelayanan (perkotaan) tersebut dimaksudkan untuk menentukan

    kawasan-kawasan yang berperan sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan sesuai dengan

    jangkauan pelayanannya.

    Sistem pusat kegiatan di Kabupaten Klaten sebagai berikut:

    a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Klaten (Ibukota Kabupaten Klaten)

    yang melayani wilayah Kabupaten Klaten dan wilayah kabupaten sekitarnya, yaitu Kabupaten

    Boyolali, Sukoharjo, Gunungkidul dan sebagian Kabupaten Sleman.

    b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu kawasan perkotaan yang melayani beberapa wilayah

    kecamatan, yaitu:

    1. Kawasan perkotaan Prambanan dan

    2. Kawasan perkotaan Delanggu.

    c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), yaitu kawasan perkotaan yang melayani beberapa

    wilayah kecamatan yang diproyeksikan menjadi Pusat Kegiatan Lokal, yaitu:

    1. Kawasan perkotaan Wedi,

    2. Kawasan perkotaan Pedan dan

    3. Kawasan perkotaan Jatinom

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 37 KABUPATEN KLATEN

    d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu kawasan perkotaan yang melayani kecamatan yang

    bersangkutan serta beberapa kecamatan sekitarnya, meliputi: Kawasan perkotaan

    Gantiwarno, Kawasan perkotaan Bayat, Kawasan perkotaan Trucuk, Kawasan perkotaan

    Kalikotes, Kawasan perkotaan Jogonalan, Kawasan perkotaan Kebonarum, Kawasan

    perkotaan Manisrenggo, Kawasan perkotaan Karangnongko, Kawasan perkotaan Ngawen,

    Kawasan perkotaan Cawas, Kawasan perkotaan Karangdowo, Kawasan perkotaan Juwiring,

    Kawasan perkotaan Wonosari, Kawasan perkotaan Polanharjo, Kawasan perkotaan Ceper,

    Kawasan perkotaan Karanganom, Kawasan perkotaan Tulung, Kawasan perkotaan Kemalang

    B. Rencana Sistem Perdesaan

    Desa dan kelurahan yang yang tidak termasuk dalam sistem perkotaan, akan dikembangkan pusat

    pelayanannya secara berjenjang sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki oleh masing-

    masing desa/kelurahan.

    Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhierarki, meliputi:

    a. Pusat pelayanan lingkungan (PPL) yang melayani beberapa wilayah administrasi desa;

    b. Pusat pelayanan setiap desa;

    c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.

    Hierarki pusat pelayanan desa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    a. Pusat Pelayanan Lingkungan

    Pusat pelayanan lingkungan adalah desa yang memiliki peran selain melayani wilayah

    desanya sendiri juga melayani beberapa desa di sekitarnya.

    Kriteria penetapan desa pusat pertumbuhan adalah:

    1. Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan

    2. Jarak dari kawasan perkotaan > 5 km

    3. Tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana

    4. Memiliki skor/nilai yang relatif lebih tinggi dari desa lainnya, yang diukur dengan

    indikator:

    a) Proporsi penduduk yang bekerja di sektor selain pertanian

    b) Banyaknya jenis fasilitas perkotaan yang dimiliki

    c) Tingkat aksesibilitas

    d) Jumlah dan kepadatan penduduk

    Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas, pusat pelayanan lingkungan di Kabupaten Klaten

    ditetapkan meliputi: Desa Randusari Kecamatan Prambanan, Desa Mutihan Kecamatan

    Gantiwarno, Desa Gentan Kecamatan Gantiwarno, Desa Trotok Kecamatan Wedi, Desa Wiro

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 38 KABUPATEN KLATEN

    Kecamatan Bayat, Desa Ngerangan Kecamatan Bayat, Desa Bogor Kecamatan Cawas, Desa

    Karangasem Kecamatan Cawas, Desa Sajen Kecamatan Trucuk, Desa Jimbung Kecamatan

    Kalikotes, Desa Sapen Kecamatan Manisrenggo, Desa Ngemplak Kecamatan Karangnongko,

    Desa Banyuaeng Kecamatan Karangnongko, Desa Drono Kecamatan Ngawen, Desa Srebegan

    Kecamatan Ceper, Desa Bakungan Kecamatan Karangdowo, Desa Bolopleret Kecamatan

    Juwiring, Desa Serenan Kecamatan Juwiring, Desa Bulan Kecamatan Wonosari, Desa Teloyo

    Kecamatan Wonosari, Desa Tegalgondo Kecamatan Wonosari, Desa Janti Kecamatan Polanharjo,

    Desa Jeblok Kecamatan Karanganom, Desa Pomah Kecamatan Tulung, Desa Kayumas

    Kecamatan Jatinom, Desa Randulanang Kecamatan Jatinom, Desa Somopuro Kecamatan

    Jogonalan, Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang, Desa Temuwangi Kecamatan Pedan, Desa

    Kaligawe Kecamatan Pedan, dan Desa Mendak Kecamatan Delanggu.

    b. Pusat desa biasa

    Yaitu pusat pelayanan yang hanya melayani wilayah desa itu sendiri, dengan kriteria:

    1. Tidak termasuk dalam kawasan perkotaan

    2. Tidak sebagai DPP

    c. Pusat dukuh

    Yaitu pusat pelayanan yang hanya melayani dukuh itu sendiri.

    C. Rencana Sistem Jaringan Prasarana

    Untuk mengembangkan sarana dan prasarana wilayah, maka diprediksikan terlebih dahulu jumlah,

    distribusi dan kepadatan penduduk di kabupaten Klaten hingga akhir tahun rencana, yaitu tahun

    2010 sampai dengan tahun 2029.

    D. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

    Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air di Kabupaten Klaten terdiri

    atas:

    a. Pengembangan sungai, waduk, dan embung, meliputi:

    1. Pengelolaan sumber daya air dalam wilayah Kabupaten sebagai bagian dari pengelolaan

    Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Sebagian Wilayah Sungai Progo-Opak-Serang;

    2. Pengelolaan sumber daya air merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Bengawan

    Solo dan sebagian Daerah Aliran Sungai Progo-Opak-Serang meliputi:

    a) Sub Daerah Aliran Sungai Dengkeng;

    b) Sub Daerah Aliran Sungai Opak; dan

    c) Sub Daerah Aliran Sungai Pusur-Brambang.

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 39 KABUPATEN KLATEN

    3. pengembangan dan pengelolaan waduk adalah Waduk/Rawa Jombor berada di Desa

    Krakitan Kecamatan Bayat;

    4. pelestarian bentuk dan fungsi sungai dan rawa dengan pengawasan ruang sempadan

    secara ketat;

    5. pengembangan embung di beberapa wilayah kecamatan meliputi: Kecamatan Kemalang,

    Kecamatan Karangnongko, Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Gantiwarno,

    Kecamatan Prambanan, Kecamatan Tulung, Kecamatan Jatinom, Kecamatan

    Karanganom,Kecamatan Polanharjo, Kecamatan Wedi, Kecamatan Bayat dan

    Kecamatan Cawas.

    b. Pengembangan jaringan irigasi meliputi:

    1. Peningkatan jaringan irigasi dari sistem setengah teknis dan sederhana ditingkatkan

    menjadi irigasi teknis;

    2. Pembangunan bendung dan cek dam untuk meningkatkan suplai air pada jaringan irigasi;

    3. Meningkatkan elevasi air dan volume tampungan air di sungai-sungai yang belum

    dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi;

    4. Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi dalam Kabupaten terdiri atas:

    a) Daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah

    sebanyak 2 daerah irigasi;

    b) Daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi

    sebanyak 6 daerah irigasi; dan

    c) Daerah irigasi yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah

    Kabupaten sebanyak 476 daerah irigasi.

    5. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi;

    6. Melibatkan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Perkumpulan Petani

    Pemakai Air (GP3A), Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) dalam pengelolaan

    jaringan irigasi;

    7. Rehabilitasi dan pemeliharaan kerusakan jaringan irigasi; dan

    8. Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.

    c. Pengembangan jaringan air minum meliputi:

    1. Pengembangan jaringan air bersih perpipaan pada kawasan perkotaan;

    2. Pengembangan sistem air bersih difokuskan kepada upaya pengelolaan sumber air yang

    ada, pemanfaatan sumber air baru dan peningkatan jaringan distribusi;

    3. Pengembangan jaringan air bersih di wilayah yang rawan kekurangan air bersih meliputi:

    Kecamatan Kemalang, Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Karangnongko, Kecamatan

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 40 KABUPATEN KLATEN

    Jatinom, Kecamatan Gantiwarno, dan Kecamatan Bayat.

    4. pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dengan mengoptimalkan

    pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.

    d. Pengembangan sistem pengendalian banjir meliputi:

    1. Pembangunan tanggul dan talud permanen disepanjang sungai;

    2. Normalisasi sungai;

    3. Pembangunan embung;

    4. Reboisasi kawasan resapan air;

    5. Pengendalian kawasan resapan air; dan

    6. Pengendalian kawasan lindung sempadan sungai.

    E. Sistem Jaringan prasarana lainnya.

    Pengembangan Sistem jaringan prasarana lainnya berupa pengelolaan lingkungan yang terdiri

    atas:

    a. Pengembangan sistem jaringan persampahan meliputi:

    1. Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah berada di Desa Troketon

    Kecamatan Pedan;

    2. Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara meliputi:

    a) Desa Joho Kecamatan Prambanan;

    b) Desa Candirejo Kecamatan Ngawen; dan

    c) Desa Jomboran Kecamatan Klaten Tengah.

    3. pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) berada di sekitar pusat-

    pusat lingkungan yang strategis;

    4. Pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya di

    kawasan perkotaan, serta di sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;

    5. Pengembangan teknologi pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse, Reduce,

    Recycle); dan

    6. Peningkatan jaringan pelayanan sampah berada di seluruh kawasan perkotaan.

    b. Pengembangan sistem pengelolaan limbah meliputi:

    1. Pengelolaan limbah industri kecil dan rumah tangga yang dikembangkan melalui

    pengelolaan hasil limbah yang berupa biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber energi alternatif;

    2. pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, limbah Bahan

    Berbahaya Beracun (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 41 KABUPATEN KLATEN

    terpadu untuk pelayanan skala Kabupaten; dan

    3. Pengembangan instalasi pengelolaan limbah B3 di kawasan peruntukan industri.

    c. Pengembangan sistem jaringan sanitasi meliputi:

    1. Pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing Kepala Keluarga (KK) pada

    wilayah perkotaan dan perdesaan;

    2. Pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat

    berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum;

    3. Pengembangan Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT) di beberapa kecamatan

    meliputi:

    a) Kecamatan Klaten Tengah;

    b) Kecamatan Jogonalan;

    c) Kecamatan Delanggu; dan

    d) Kecamatan Pedan.

    4. Pengembangan instalasi pengolah limbah domestik dan limbah tinja dengan sistem

    perpipaan pada kawasan perkotaan; dan

    5. Mewajibkan pengembang pemukiman baru untuk menyediakan jaringan sanitasi,

    yang terpadu dengan sistem jaringan wilayah.

    d. Pengembangan sistem jaringan drainase meliputi:

    1. Pembangunan sistem drainase secara terpadu dengan Sungai Dengkeng sebagai

    jaringan drainase induk, dan berjenjang sesuai dengan ordo sungai yang ada;

    2. Normalisasi jaringan drainase yang ada;

    3. Mengembangkan sumur resapan pada tiap bangunan;

    4. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang drainase;

    5. Pembangunan saluran drainase memperhatikan kontur dan daerah tangkapan air;

    6. Pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional seperti

    kawasan industri, perdagangan, perkantoran dan pariwisata, yang terhubung ke

    saluran primer tanpa membebani saluran di wilayah permukiman; dan

    7. Mengoptimalkan daya serap air ke dalam tanah untuk mengurangi beban saluran

    drainase dengan penghijauan dan kewajiban pembuatan sumur resapan pada

    kawasan-kawasan tertentu.

    e. Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana terdiri atas:

    1. Ruang evakuasi bencana gempa bumi meliputi:

    a) Lapangan olahraga setempat;

  • BBBBUKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI UKU PUTIH SANITASI II - 42 KABUPATEN KLATEN

    b) Lapangan olahraga dan kantor Kecamatan Pedan dan Kecamatan Juwiring;

    dan

    c) Dodiklatpur Desa Danguran Kecamatan Klaten Selatan, Gedung Olahraga

    Gelarsena Kecamatan Klaten Utara dan pendopo Kabupaten.

    2. Jalur evakuasi bencana gempa bumi meliputi:

    a) Bayat-Cawas-Pedan-Juwiring;

    b) Prambanan-Jogonalan-Klaten Selatan;

    c) Gantiwarno-Jogonalan; dan

    d) Bayat-Wedi-Klaten Selatan.

    3. Ruang evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi meliputi:

    a) Balai Desa Dompol dan Balai Desa Keputran Kecamatan Kemalang;

    b) Bumi Perkemahan Kepurun Kecamatan Manisrenggo;

    c) Dodiklatpur Desa Danguran Kecamatan Klaten Selatan, Gedung Olahraga

    Gelarsena Kecamatan Klaten Utara, dan pendopo Kabupaten; dan

    d) Lapangan sepak bola, sekolahan, kantor kecamatan dan kantor desa di wilayah

    Kecamatan Manisrenggo, Kecamatan Prambanan, Kecamatan Karangnongko,

    dan Kecamatan Jatinom.

    4. jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi meliputi:

    a) Kemalang-Manisrenggo-Prambanan; dan

    b) Kemalang-Karangnongko-Kebonarum-Klaten Selatan.

    5. ruang untuk hunian tetap korban bencana erupsi Gunung Merapi meliputi:

    a) Tanah kas desa di Desa Panggang Kecamatan Kemalang;

    b) Tanah kas desa di Desa Bawukan Kecamatan Kemalang; dan

    c) Tanah kas desa di Desa Kepurun Kecamatan Manisrenggo.

    6. Ruang evakuasi bencana banjir di kantor desa dan sekolahan setempat; dan

    7. Ruang evakuasi bencana tanah longsor di kantor desa dan sekolahan setempat.