bab 2 - bi.go.id · bab 2 - perkembangan ekonomi beberapa negara dan kawasan 17 aktivitas konsumsi...

80
Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect dari pelemahan kinerja pasar keuangan, serta penurunan kepercayaan konsumen akibat ketegangan perdagangan dengan Tiongkok dan kekhawatiran dampak partial government shutdown. Namun, perlambatan pertumbuhan konsumsi tersebut diiringi oleh peningkatan pertumbuhan investasi sehingga secara keseluruhan ekonomi TW4-18 tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks harga konsumen mereda sejalan dengan konsumsi yang cenderung menurun dan pelemahan harga energi. Inflasi headline Desember 2018 menurun ke 1,9% yoy, lebih rendah dari September 2018 (2,3%), sementara inflasi inti stabil pada level 2,2%. Penurunan juga terjadi pada inflasi personal consumption expenditure core yang menjadi salah satu target the Fed dalam menentukan arah kebijakan. PCE core November 2018 tercatat menurun menjadi 1,9%, setelah berhasil mencapai 2% pada September 2018. Perbaikan aktivitas ekonomi dan sektor tenaga kerja melatarbelakangi kebijakan the 2.1. Amerika Serikat Kinerja perekonomian AS kembali mengalami perbaikan di tengah berbagai tantangan yang membayangi perjalanan ekonomi selama triwulan akhir 2018. Ekonomi AS pada TW4-18 mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,1% yoy 1 , membaik dibandingkan 3,0% pada TW3-18. Dengan kinerja tersebut, ekonomi AS selama 2018 tumbuh impresif mencapai 2,9%, dibandingkan 2,2% pada 2017. Performa ekonomi ditopang oleh stimulus fiskal yang bersifat pro-siklikal dan perbaikan pada sektor tenaga kerja. Sementara itu, partial government shutdown di penghujung tahun tidak berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi TW4- 18 terutama dikontribusi oleh aktivitas konsumsi, diikuti oleh investasi tetap dan belanja pemerintah. Sementara kinerja perdagangan (net ekspor) berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan. Meski masih memberikan kontribusi terbesar, 1 First estimate. Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan BAB 2

Upload: dinhdieu

Post on 23-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

17

aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh

melambat, terimbas deselerasi wealth effect

dari pelemahan kinerja pasar keuangan,

serta penurunan kepercayaan konsumen

akibat ketegangan perdagangan dengan

Tiongkok dan kekhawatiran dampak partial

government shutdown. Namun, perlambatan

pertumbuhan konsumsi tersebut diiringi oleh

peningkatan pertumbuhan investasi sehingga

secara keseluruhan ekonomi TW4-18 tumbuh

lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Indeks harga konsumen mereda

sejalan dengan konsumsi yang cenderung

menurun dan pelemahan harga energi. Inflasi

headline Desember 2018 menurun ke 1,9%

yoy, lebih rendah dari September 2018 (2,3%),

sementara inflasi inti stabil pada level 2,2%.

Penurunan juga terjadi pada inflasi personal

consumption expenditure core yang menjadi

salah satu target the Fed dalam menentukan

arah kebijakan. PCE core November 2018

tercatat menurun menjadi 1,9%, setelah

berhasil mencapai 2% pada September 2018.

Perbaikan aktivitas ekonomi dan sektor

tenaga kerja melatarbelakangi kebijakan the

2.1. Amerika Serikat

Kinerja perekonomian AS kembali

mengalami perbaikan di tengah berbagai

tantangan yang membayangi perjalanan

ekonomi selama triwulan akhir 2018. Ekonomi

AS pada TW4-18 mencatatkan pertumbuhan

sebesar 3,1% yoy1, membaik dibandingkan

3,0% pada TW3-18. Dengan kinerja tersebut,

ekonomi AS selama 2018 tumbuh impresif

mencapai 2,9%, dibandingkan 2,2% pada

2017. Performa ekonomi ditopang oleh

stimulus fiskal yang bersifat pro-siklikal

dan perbaikan pada sektor tenaga kerja.

Sementara itu, partial government shutdown

di penghujung tahun tidak berdampak

signifikan terhadap laju pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi TW4-

18 terutama dikontribusi oleh aktivitas

konsumsi, diikuti oleh investasi tetap dan

belanja pemerintah. Sementara kinerja

perdagangan (net ekspor) berkontribusi

negatif terhadap pertumbuhan. Meski

masih memberikan kontribusi terbesar,

1 First estimate.

Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

BAB

2

Page 2: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

18

solid (produktivitas masih rendah, aging

population), ketegangan politik domestik,

dan faktor geopolitik. Respons kebijakan

Pemerintah AS dan the Fed untuk mengatasi

tantangan tersebut akan memengaruhi

perkembangan perekonomian global.

Kinerja ekonomi AS pada kuartal

terakhir mengalami perbaikan, sehingga

pertumbuhan ekonomi selama 2018

terakselerasi signifikan dibandingkan

2017. Sesuai ekspektasi, ekonomi AS TW4-

18 mencatatkan perbaikan pertumbuhan

ekonomi yaitu 3,1% yoy, meningkat dari

3,0% pada TW3-18.2 Dengan kinerja TW4-

18 tersebut, pertumbuhan ekonomi selama

2018 mencapai 2,9% yoy, jauh membaik

dibandingkan 2017 sebesar 2,2%. Kinerja

ekonomi 2018 didorong oleh kebijakan

fiskal easing yang bersifat pro-siklikal melalui

pemangkasan pajak dan peningkatan

pengeluaran pemerintah. Akselerasi

pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh

perbaikan sektor tenaga kerja, yang ditandai

dengan penurunan tingkat pengangguran

dan peningkatan upah sehingga memicu

aktivitas konsumsi. Kendati performa ekonomi

2018 membaik, level pertumbuhan ekonomi

sebesar 2,9% tersebut masih di bawah target

Presiden Trump yaitu 3%.

Pertumbuhan ekonomi TW4-18

terutama dikontribusi oleh aktivitas

konsumsi. Dengan pangsa sekitar 70% dari

PDB, konsumsi swasta menjadi kontributor

utama pertumbuhan yang mencapai

2 Sesuai perkiraan consensus forecast Februari 2019.

Fed untuk tetap melanjutkan normalisasi

kebijakan moneter. Pada Federal Open Market

Committee (FOMC) Desember 2018, the Fed

menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25

bps menjadi 2,25%-2,50% dan melanjutkan

kebijakan pengurangan reinvestasi aset

secara bertahap. Namun tekanan inflasi

yang mulai mereda melatarbelakangi

langkah the Fed untuk lebih bersabar dalam

menempuh langkah kebijakan moneter. The

Fed menggunakan frasa ‘patient’ dan akan

memerhatikan dampak risiko global kepada

ekonomi domestik dalam menetapkan FFR

selanjutnya, yang mengindikasikan laju

kenaikan FFR tidak akan seagresif sebelumnya.

Kinerja ekonomi AS ke depan

diperkirakan tumbuh melambat, sejalan

dengan daya dorong fiskal yang mulai

berkurang. The Fed –dalam Economic

Projection Desember 2018- memprediksi

bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan

melambat ke 2,3% yoy (2019) dan 2,0%

(2020), setelah tumbuh impresif 2,9% pada

2018. IMF juga memprediksi pertumbuhan

PDB akan lebih rendah pada 2019 dan 2020

masing-masing sebesar 2,5% dan 1,8%.

AS menghadapi sejumlah risiko

yang dapat mendorong dan menghambat

pertumbuhan ekonomi. Faktor yang dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu

tekanan inflasi yang mereda dan kebijakan

moneter yang lebih dovish. Namun terdapat

faktor yang dapat menahan pertumbuhan

antara lain ketegangan perdagangan dengan

negara mitra, keterbatasan stimulus fiskal,

sektor tenaga kerja yang belum terlalu

Page 3: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

19

TW4-18 tumbuh melambat menjadi 3,7%

yoy, dari 5,7% pada TW3-18. Penurunan

penjualan ritel terutama terjadi pada Desember

2018 yang diluar dugaan turun hingga 2,3%

yoy, terburuk sejak Agustus 2016. Penurunan

konsumsi pada triwulan akhir 2018 antara

lain dipengaruhi penurunan penjualan on line

meski berlangsung perayaan natal dan tahun

baru. Partial government shutdown terlama

sepanjang sejarah AS yang dimulai sejak 22

Desember 2018 juga memengaruhi aktivitas

1,9%, diikuti oleh investasi tetap dan

belanja pemerintah. Sementara net ekspor

berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi.3 Kendati berkontribusi signifikan

terhadap PDB, pertumbuhan konsumsi pada

TW4-18 relatif melambat menjadi 2,7% yoy

(dari 2,9% pada TW3-18), baik konsumsi

barang maupun jasa. Perlambatan tersebut

antara lain dipengaruhi oleh penurunan

wealth effect dari pelemahan kinerja pasar

keuangan serta penurunan kepercayaan

konsumen akibat ketegangan perdagangan

dengan Tiongkok dan kekhawatiran dampak

shutdown.4 Penurunan pertumbuhan juga

terjadi pada belanja pemerintah dan net

ekspor masih terkontraksi.5 Sebaliknya,

investasi tetap mengalami peningkatan

pertumbuhan menjadi 7% yoy (dari 6,1%

pada TW3-18), terutama didukung investasi

nonresidensial sub sektor intellectual property

right.6

Konsumsi domestik yang tertahan

tercermin dari penjualan ritel yang

menurun. Rerata bulanan penjualan ritel pada

3 Kontribusi konsumsi pada PDB TW4-18 mencapai 1,9%, diikuti oleh investasi (1,3%), konsumsi pemerintah (0,3%) dan net ekspor (-0,4%).

4 Partial Government Shutdown terjadi akibat permintaan anggaran Presiden Trump untuk membangun tembok di perbatasan Meksiko senilai USD5,7 miliar tidak disetujui kongres (terutama dari Partai Demokrat).

5 Pengeluaran pemerintah TW4-18 tumbuh melambat menjadi 1,8% yoy (dari 2,2% pada TW3-18), dan net ekspor TW4-18 masih terkontraksi ke -7,1% (dari -12,3%).

6 Contoh produk Intellectual property right atau hak kekayaan intelektual di AS antara lain copyright (buku, lagu, film, web content), paten (produk atau proses baru), desain (gambar atau model komputer), dan trade marks (tanda, simbol, logo).

Sumber: Bloomberg

% yoy% yoy

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

GDPKonsumsi Swasta, lhsPengeluaran Pemerintah, rhs Investasi, rhs

Ekspor, rhs Impor, rhs

Grafik 2.1 Pertumbuhan PDB

Grafik 2.2 Penjualan Ritel dan Kendaraan

Sumber: Bloomberg

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-10

-5

0

5

10

15

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy % yoy Penjualan Kendaraan, lhs Penjualan Ritel, rhs

Page 4: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

20

Sumber: Bloomberg

65

67

69

71

73

75

77

79

81

83

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% % yoy Produksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs

Grafik 2.3 Aktivitas Produksi

Indeks

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

ISM Manufacturing ISM Non-Manufacturing

Sumber: Institute of Supply Management

Grafik 2.4 Keyakinan Bisnis

Konsumsi domestik yang

melambat memicu pelemahan aktivitas

produksi. Produksi industri pada TW4-

18 menurun cukup jauh ke 4,3% yoy

dibandingkan 5,1% pada TW3-18.

Pelemahan terjadi secara merata pada sektor

manufaktur, pertambangan dan utilitas.

Perlambatan sektor manufaktur terdampak

oleh pelemahan permintaan global, kenaikan

harga bahan baku akibat tarif impor yang

ditetapkan Pemerintah Tiongkok, dan

kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR).

Pelemahan produksi utilitas disebabkan

oleh cuaca yang lebih hangat sehingga

konsumsi.7 Shutdown tersebut berdampak

pada kesejahteraan sejumlah pegawai federal

yang mengalami furlough (cuti sementara) dan

bekerja tanpa dibayar sehingga memengaruhi

aktivitas konsumsi. Sementara itu, benefit

yang diperoleh konsumen dari penurunan

harga gasoline belum mampu meningkatkan

belanja konsumen secara keseluruhan.

Kinerja konsumsi ke depan

diperkirakan akan tertahan, tercermin

dari tren bulanan indeks kepercayaan

konsumen yang menurun. Secara umum,

rerata indeks kepercayaan konsumen (survei

Michigan) relatif stabil di level 98,1 pada

dua kuartal terakhir 2018. Kondisi tersebut

dipengaruhi oleh kepercayaan atas kondisi

saat ini yang naik ke 113,8 dari 113,3, yang

diimbangi oleh perlambatan keyakinan akan

ekspektasi ke depan (88,1 dari 88,3).8 Meski

rerata TW4-18 relatif stabil, tren pergerakan

bulanan indeks kepercayaan konsumen

cenderung menurun yaitu dari 100,1 pada

Oktober 2018, menjadi 98,6 (November)

dan 97,5 (Desember). Penurunan optimisme

konsumen tersebut dipicu peningkatan

volatilitas pasar keuangan, pelemahan data

perumahan, ketegangan perdagangan

dengan Tiongkok, dan government

shutdown. Lebih dari itu, optimisme terhadap

perbaikan sektor tenaga kerja dan prospek

akselerasi pendapatan yang lebih tinggi justru

sedikit memudar.

7 Informasi lebih lengkap tentang shutdown dapat dibaca pada box Partial Government Shutdown.

8 Michigan expectation confidence Desember 2018 turun ke 87,0 dibandingkan November 2018 sebesar 88,1.

Page 5: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

21

miliar, lebih tinggi dibandingkan keseluruhan

2017 (-USD375,6 miliar)11. Pelebaran defisit

neraca perdagangan AS menjadi salah satu

faktor yang mendorong pelebaran defisit

neraca current account.

Sumber: Bloomberg

% yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 112015 2016 2017 2018

Miliar USD Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, lhs

Grafik 2.5 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-250

-200

-150

-100

-50

0

50

100

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Miliar USD

Goods and Services Balance Primary BalancesSecondary Balances Current Account

Grafik 2.6 Current Account

Pemerintah AS berupaya

menurunkan defisit neraca perdagangan

melalui kebijakan yang cenderung

proteksionis, antara lain dengan

menaikkan tarif impor sejumlah produk

dari negara mitra dagang –terutama

Tiongkok. Sejak awal 2019, AS telah

11 Sumber US Census Bureau.

mengurangi kebutuhan konsumsi gas dan

elektrik untuk pemanas. Aktivitas bisnis ke

depan masih ekspansi dengan laju yang

tertahan. Hal tersebut terindikasi dari rerata

indeks ISM manufacturing TW4-18 melambat

ke 56,9 (dari 59,6 pada TW3-18), sementara

ISM services meningkat ke 59,5 (dari 58,8).

Namun perlu dicermati pergerakan bulanan

kedua indeks ISM tersebut yang cenderung

menurun, terdampak pelemahan permintaan

global, sentimen negatif ketidakpastian

perundingan dagang AS-Tiongkok, dan

government shutdown.

Kinerja sektor perdagangan

AS masih belum menggembirakan.

Pertumbuhan ekspor dan impor menurun, dan

defisit neraca perdagangan melebar. Rerata

ekspor AS pada TW4-18 tumbuh melambat

menjadi hanya 5% yoy (dari 6,8% pada TW3-

18). Ekspor produk makanan terkontraksi

(-1,9% pada TW4-18) setelah berakhirnya aksi

front loading ekspor menjelang pemberlakuan

tarif impor oleh Tiongkok khususnya produk

pertanian. Ekspor kedelai bahkan terkontraksi

makin dalam.9 Sementara pertumbuhan

impor turun ke 5,9% (dari 9,2%) terdampak

kenaikan tarif. Dengan kinerja tersebut, total

defisit neraca perdagangan selama TW4-18

melebar ke -USD154,3 miliar, dibandingkan

-USD135,1 miliar pada TW3-18.10 Defisit

neraca perdagangan dengan Tiongkok juga

masih terus meningkat. Sampai dengan

November 2018, defisit mencapai -USD382,3

9 Ekspor kedelai rerata TW4-18 terkontraksi -37,8% yoy, semakin dalam dari -9,2% pada TW3-18.

10 Data perdagangan s/d November 2018.

Page 6: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

22

Sumber: US Bureau of Labor Statistics

0

1

2

3

4

5

6

62

62,2

62,4

62,6

62,8

63

63,2

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% %Unemployment rate, rhs Labor force participation rates, lhs

Grafik 2.7 Sektor Tenaga Kerja

Sumber: Federal Reserves

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

21

22

23

24

25

26

27

28

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy USD Avg hourly earnings (all employees) private nonfarm (USD)-lhsAvg hourly earnings (all employees) private nonfarm (% yoy)-rhs

Grafik 2.8 Average Weekly Earning

Kondisi sektor tenaga kerja AS

dalam tren perbaikan dengan tingkat

pengangguran yang tergolong rendah.

Unemployment rate Desember 2018 sebesar

3,9%, jauh di bawah non-accelerating

inflation rate of unemployment (NAIRU)

yaitu 4,6%. Tingkat pengangguran pada

Desember 2018 sebesar 3,9% tersebut, juga

membaik dari 4,1% pada Desember 2017.

Rerata penyerapan tenaga kerja (non farm

payroll) selama TW4-18 mencapai 231,7

ribu orang, meningkat dari TW3-18 sebesar

189,3 ribu. Tingkat partisipasi tenaga kerja

juga membaik, antara lain didorong kenaikan

mengenakan tambahan tarif impor produk

panel surya, mesin cuci, baja dan aluminium.

Kebijakan tersebut diikuti dengan tambahan

tarif secara khusus kepada Tiongkok. Pada

September 2018, AS mengenakan tambahan

tarif 10% terhadap USD200 miliar produk

Tiongkok, dan berencana meningkatkan

menjadi 25% pada Januari 2019. Kebijakan

AS ini kemudian memicu tindakan balasan

dari Tiongkok yang memberlakukan impor

atas produk AS. Namun, ketegangan

perdagangan sedikit mereda setelah AS –pada

3 Desember 2018– menunda kenaikan tarif

tersebut dan bersedia melakukan negosiasi

dengan Tiongkok.12

Negosiasi perdagangan AS-

Tiongkok menghasilkan kemajuan yang

cukup substansial. Tiongkok berkomitmen

untuk meningkatkan pembelian produk AS

antara lain produk pertanian seperti kedelai.

Negosiasi juga mengerucut pada aspek

perlindungan kekayaan intelektual perusahaan

AS, stabilitas nilai tukar yuan, pengurangan

subsidi Pemerintah Tiongkok kepada

industrinya, pelonggaran perijinan usaha di

Tiongkok, penundaan kenaikan tarif lanjutan,

dan agreement enforcement.13 Pencapaian

tersebut akan didiskusikan lebih lanjut pada

pertemuan tingkat presiden antara Trump dan

Xi Jinping pada akhir Maret 2019.

12 Keputusan penundaan ditetapkan setelah pertemuan Trump dan Xi Jinping pada sidang G20.

13 Agreement enforcement akan mengatur bahwa proses pengenaan dan penghapusan tarif kepada Tiongkok akan didasarkan pada kepatuhan negara tersebut terhadap kesepakatan bersama.

Page 7: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

23

inflasi personal consumption expenditure core

(PCE core) November 2018 tercatat sebesar

1,9% (turun dari 2,0% pada September 2018),

sedikit di bawah target (2%). Penurunan inflasi

didorong meredanya tekanan harga energi,

biaya kesehatan dan rekreasi. Harga energi

selama TW4-18 turun tajam sejalan dengan

oversupply yang dipengaruhi peningkatan

produksi AS, Rusia dan Saudi Arabia di tengah

terjadinya penurunan permintaan global.

Deselerasi harga juga dipicu keringanan sanksi

AS terhadap Iran yang memperbaiki suplai.

Harga minyak WTI di akhir TW4-18 sebesar

USD45,41 per-barel, turun dibandingkan akhir

TW3-18 sebesar USD73,25 per-barel.

Sumber: Federal Reserves

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2015 2016 2017 2018

%

0,25

0,05

1,50

1,75

2,00

2,25

1,25

0,75

1,00

2,50

0,2

0,7

1,2

1,7

2,2

2,7

Grafik 2.11 Fed Fund Rate

Sumber: Federal Reserves

2018 2019 2020

5,0

4,5

4,0

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0,0

Longer Run

Percent

Grafik 2.12 Dot Plot Desember 2018

upah yang meningkatkan minat masyarakat

untuk memasuki dunia kerja.14 Rerata upah

mingguan pada TW4-18 tumbuh sebesar

3,3% yoy, terakselerasi dari TW3-18 (3,0%).

Sumber: Bureau of Labor Statisticcs

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-1,0

-0,5

0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy CPI Core CPI CPI Food CPI Energy, rhs

Grafik 2.9 Inflasi

Sumber: Bureau of Labor Statisticcs

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 112015 2016 2017 2018

% yoy PCE Deflator PCE Core Target PCE Core

Grafik 2.10 Inflasi Personal

Consumption Expenditure (PCE)

Tekanan inflasi mereda sejalan

dengan pelemahan konsumsi dan harga

energi. Indeks harga konsumen (CPI headline)

pada Desember 2018 menurun menjadi 1,9%

yoy (dari 2,3% pada September 2018), dengan

inflasi inti tetap di level 2,2%. Sementara itu,

14 Labor force participation rate Desember 63,1% (naik dari 62,7 pada September 2018).

Page 8: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

24

menyatakan bahwa bank sentral AS akan

lebih patient dalam menetapkan suku bunga

ke depan dan memerhatikan dampak risiko

global kepada ekonomi domestik.16

Pemerintah AS melanjutkan

kebijakan fiskal yang ekspansif untuk

mendorong pertumbuhan. Pengeluaran

pemerintah selama TW4-18 rerata tumbuh

sebesar 9,6% yoy (naik dari 1,05% pada

TW3-18). Akselerasi pengeluaran tersebut

tidak dapat diimbangi dengan penerimaan

yang hanya naik 0,2% -meski membaik

dari kontraksi 2,4%-, imbas dari kebijakan

pemangkasan pajak individu dan perusahaan.

Pengeluaran pemerintah yang lebih besar dari

penerimaan mendorong terjadinya pelebaran

defisit fiskal menjadi -4,5% PDB pada

Desember 2018, dibandingkan -3,8% PDB

pada September 2018. Stimulus fiskal AS ke

depan diperkirakan akan berkurang, sehingga

daya dorong terhadap perekonomian menjadi

lebih rendah.

Sumber: US Treasury

-5

-4,5

-4

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% PDB Miliar USD RevenueExpenditure

Govt Budget BalanceGovt Budget Balance to GDP (rhs)

Grafik 2.13 Anggaran Pemerintah

16 Kalimat tersebut diutarakan pada FOMC Desember 2018.

Perbaikan pada sektor tenaga

kerja dan aktivitas ekonomi yang

membaik mendorong the Fed melakukan

pengetatan kebijakan moneter. Pada

FOMC Desember 2018, FOMC memutuskan

menaikkan FFR sebesar 25 bps menjadi 2,25%-

2,50%. Dengan keputusan tersebut, selama

2018 the Fed telah menaikkan FFR sebanyak

4 kali. Selain itu, the Fed juga melanjutkan

kebijakan pengurangan reinvestasi aset US

treasury note dan mortgage-backed securities

masing-masing sebesar USD30 miliar dan

USD20 miliar.

Sejalan dengan tekanan inflasi

yang mereda, the Fed menurunkan

prakiraan median FFR. The Fed mulai

menekankan flexible approach dan data

dependence dalam estimasi outlook dan

formulasi kebijakan. Dalam proyeksi ekonomi

FOMC Desember 2018, the Fed telah

mengindikasikan kenaikan FFR yang lebih

lambat dari sebelumnya yaitu sebanyak

dua kali pada 2019 (dari tiga kali pada

FOMC September 2018) dengan median

FFR diprediksi mendekati 2,9%. Selanjutnya

FFR diperkirakan masih akan naik satu kali

lagi pada 2020 menjadi di kisaran 3,1%.15

Perubahan median FFR menjadi lebih rendah

tersebut mencerminkan kebijakan the Fed

yang tidak seagresif sebelumnya, sebagaimana

juga tercermin dari dot plot perkiraan FFR

yang lebih rendah dibandingkan September

2018. Chairman the Fed Jerome Powell juga

15 Sementara pada Economic Projection FOMC September 2018, median FFR 2019 sebesar 3,1% dan FFR 2020 sebesar 3,4%.

Page 9: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

25

dunia melatarbelakangi prakiraan

pertumbuhan ekonomi AS yang lebih

rendah. Setelah berhasil tumbuh sebesar

2,9% yoy pada 2018, the Fed pada Desember

2018 memerkirakan pertumbuhan PDB

2019 melambat ke 2,3% –lebih rendah

dibandingkan perkiraan sebelumnya18–

dan berlanjut turun ke 2,0% pada 2020.

Sementara IMF dalam World Economic

Outlook Januari 2019 memerkirakan

pertumbuhan PDB AS 2019 sebesar 2,5%,

dan turun ke 1,8% pada 2020. Sejalan dengan

perkiraan perlambatan ekonomi AS tersebut,

laju pengetatan moneter juga diprediksi

tertahan. Kenaikan FFR diperkirakan lebih

rendah dari prediksi awal, dan balance sheet

reduction akan berakhir pada 2019 dengan

jumlah penurunan yang lebih kecil. Penurunan

balance sheet the Fed yang berkurang dapat

mengurangi keketatan likuiditas global

sehingga berpotensi menahan outflow dari

negara emerging.

18 Sebelumnya pada September 2018, the Fed memprakirakan PDB 2019 tumbuh sebesar 2,5%.

Kinerja ekonomi AS ke depan

diperkirakan tumbuh melambat, sejalan

dengan daya dorong fiskal yang mulai

berkurang. Perekonomian AS yang tumbuh

impresif pada 2018 lebih banyak ditopang

oleh stimulus fiskal berupa peningkatan

pengeluaran dan pemotongan pajak.

Stimulus fiskal pada 2019 diperkirakan

tidak akan seagresif sebelumnya karena

menghadapi tantangan dari makin kuatnya

kubu Partai Demokrat dalam kongres yang

menentukan anggaran pemerintah. Selain

itu, AS juga dihadapkan pada pembahasan

debt ceiling pada Maret 2019 yang berpotensi

memengaruhi kemampuan pemerintah

untuk membiayai pengeluaran. Pemerintah

juga akan dihadapkan pada pembahasan

spending caps tahun 2020 yang diperkirakan

membatasi ruang gerak fiskal.17

Daya dorong fiskal yang berkurang

di tengah terjadinya pelemahan ekonomi

17 Pembahasan diperkirakan berlangsung pada Oktober 2019.

Realisasi

2017 2018 2019 2020 Longer Run 2018 2019 2020

PDB Riil (% yoy) 2,2 3,0 2,3 2,0 1,9 2,9 2,5 1,9Estimasi Sebelumnya 3,1 2,5 2,0 1,8 2,9 2,5 1,8Inflasi PCE (% yoy) 1,8 1,9 1,9 2,1 2,0 N.A. N.A. N.A.Estimasi Sebelumnya 2,1 2,0 2,1 2,0 N.A. N.A. N.A.Inflasi PCE Core (% yoy) 1,6 1,9 2,0 2,0 N.A. 1,9 1,9 2,1Estimasi Sebelumnya 2,0 2,1 2,1 N.A. 1,9 2,0 2,1Inflasi CPI (% yoy) 2,1 N.A. N.A. N.A. N.A. 2,4 1,9 2,2Estimasi Sebelumnya N.A. N.A. N.A. N.A. 2,4 1,9 2,2Tingkat Pengangguran (%) 4,1 3,7 3,5 3,6 4,4 3,9 3,7 3,7Estimasi Sebelumnya 3,7 3,5 3,5 4,5 3,9 3,6 3,6Fed Fund Rate 1,5 2,4 2,9 3,1 2,8 N.A. N.A. N.A.Estimasi Sebelumnya 2,4 3,1 3,4 3,0 N.A. N.A. N.A.

Sumber: Federal Reserves, IMF1. Data the Fed: estimasi sebelumnya adalah September 20182. Consensus Forecast: estimasi sebelumnya adalah Januari 2019

IndikatorThe Fed-FOMC Desember 2018 (Median) Consensus Forecast Februari 2019

Tabel 2.1 Outlook Ekonomi AS

Page 10: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

26

mitra yang telah meningkatkan harga produk

impor; (b) keterbatasan fiskal stimulus;

(c) sektor tenaga kerja yang belum terlalu

solid (produktivitas masih rendah, aging

population); (d) ketegangan politik domestik

sejalan meningkatnya peran Partai Demokrat

pada kongres; dan (e) faktor geopolitik global.

Respons kebijakan Pemerintah AS dan the Fed

untuk mengatasi tantangan tersebut akan

memengaruhi perkembangan perekonomian

global.

Perjalanan ekonomi AS ke depan

dihadapkan pada sejumlah faktor risiko.

Faktor yang dapat mendukung pertumbuhan

(upside risks) antara lain adalah (a) tekanan

harga yang mereda seiring akselerasi suplai

minyak; dan (b) kenaikan FFR yang tidak

seagresif perkiraan sebelumnya diharapkan

dapat mendorong perekonomian dan

mengurangi keketatan likuiditas. Namun juga

terdapat faktor downside risks yang dapat

menahan laju pertumbuhan di antaranya (a)

ketegangan perdagangan dengan negara

BoksPartial Government Shutdown Terlama Sepanjang Sejarah AS

Pemerintahan AS pada

kuartal akhir 2018 menghadapi

tantangan berat karena mengalami

penutupan kegiatan sejumlah

kantor federal (partial government

shutdown) terlama sepanjang

sejarah. Penutupan (shutdown) kali

ini disebabkan oleh penolakan Partai

Demokrat atas permintaan anggaran

pembangunan tembok di perbatasan

Meksiko yang diajukan pemerintah

sebesar USD5,7 miliar. Shutdown

terlama sepanjang sejarah AS tersebut

berlangsung sejak 22 Desember 2018

hingga 25 Januari 2019 (35 hari), lebih

lama dibandingkan rekor shutdown

sebelumnya pada era Presiden Bill

Clinton yang berlangsung selama 21

hari pada 5 Desember 1995 – 6 Januari

1996.

Shutdown berdampak pada

penurunan kesejahteraan pekerja

federal dan terganggunya layanan

publik. Sekitar 380 ribu pekerja federal

harus dirumahkan (furlough) dan

420.000 pegawai lainnya yang bertugas

pada bidang strategis (antara lain

pertahanan dan pengatur penerbangan)

tetap harus bekerja dengan tanpa

digaji. Sejumlah kantor pemerintah

Page 11: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

27

Boks

ditutup di antaranya Homeland Security,

Transportation, Interior, Agriculture,

State and Justice, termasuk museum

dan taman nasional. Rilis data ekonomi

penting juga tertunda seperti data PDB,

perumahan, konsumsi, dan factory

order.

Shutdown berakhir pada 25

Januari 2019 setelah Presiden Trump

dan Kongres mencapai kesepakatan

sementara (temporary spending).

Kesepakatan tersebut tercapai setelah

Pemerintahan Trump tidak memasukkan

anggaran pembangunan tembok

Meksiko dalam pendanaan operasional

Pemerintah AS untuk periode hingga

15 Februari 2019. Meskipun demikian,

Presiden Trump mengindikasikan

shutdown masih berpotensi terjadi

jika pemerintah tidak memperoleh

fair deal dari kongres s.d. 15 Februari

2019, dan akan menetapkan kondisi

darurat nasional untuk memperoleh

tambahan anggaran. Kekhawatiran

berakhir setelah Presiden Trump, pada

15 Februari 2019, menandatangani

spending bill yang disetujui oleh House

dan Senat untuk menghindari shutdown

lanjutan. Pada kesepakatan ini, Presiden

Trump memperoleh dana sekitar

USD1,375 miliar untuk membiayai

anggaran di perbatasan Meksiko.

Meskipun shutdown tersebut

menjadi yang terlama sepanjang sejarah

AS, dampaknya terhadap ekonomi

AS diperkirakan relatif terbatas.

Congressional Budget Office (CBO)

memperkirakan shutdown selama lima

minggu telah menunda pengeluaran

pemerintah sekitar USD18 miliar.

Shutdown juga menurunkan PDB riil

sebesar USD3 miliar pada TW4-18,

dan sekitar USD8 miliar pada TW1-

19. Secara keseluruhan, dampak

shutdown pada ekonomi AS selama

2019 diperkirakan tidak terlalu besar

(-0,02% dari baseline)19 mengingat

loss pada triwulan awal 2019 dapat

terkompensasi oleh kegiatan ekonomi

pasca shutdown berakhir.

19 Sumber: The Effects of the Partial Shutdown Ending in January 2019, Congressional Budget Office.

Page 12: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

28

dunia. Inflasi inti masih di kisaran rendah

(0,9%) yang mencerminkan konsumsi masih

lemah. Ekonomi yang melemah dan tekanan

inflasi yang menurun melatarbelakangi

keputusan ECB untuk mempertahankan

stance kebijakan moneter akomodatif. Suku

bunga kebijakan tetap rendah dan didukung

oleh stimulus program pembelian aset, meski

volume pembelian bulanan menjadi lebih

rendah pada TW4-18.

Pelemahan ekonomi diperkirakan

masih berlanjut pada 2019, seiring rilis data

indikator ekonomi yang terus melemah.

Setelah tumbuh sebesar 1,8% yoy pada 2018,

ECB memperkirakan pertumbuhan ekonomi

pada 2019 melambat ke 1,7% yoy (direvisi

ke bawah dari 1,8%) dan akan stabil di level

1,7% pada 2020. Sejalan dengan ECB, IMF

dalam WEO Januari 2019 juga menurunkan

outlook PDB 2019 menjadi 1,6% (dari 1,9%)

dan mempertahankan proyeksi 2020 pada

1,7%.

Risiko perekonomian Kawasan Euro

bias ke bawah dan memengaruhi sentimen

yang dapat menekan aktivitas ekonomi lebih

lanjut. Konflik perdagangan menjadi risiko

terbesar bagi ekonomi di kawasan, terutama

ancaman tarif oleh AS terhadap impor dari

Uni Eropa. Pelemahan ekonomi Tiongkok

juga berpotensi menahan perdagangan

Kawasan Euro. Sementara itu, ekonomi

negara berkembang dan pasar keuangan

global yang masih terekspos risiko, dapat

berdampak pada ekonomi domestik Kawasan

Euro. Kondisi politik yang tengah bergejolak

di seluruh negara inti menjadi faktor krusial

2.2. Kawasan Euro

Perlambatan ekonomi Kawasan Euro

masih berlanjut pada TW4-18. PDB Kawasan

Euro TW4-18 hanya tumbuh 1,2% yoy,

turun cukup tajam dari 1,6% pada TW3-18.

Perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh

pelemahan aktivitas konsumsi, investasi dan

perdagangan Kawasan Euro, sejalan dengan

sentimen ekonomi yang memburuk akibat

aksi protes di Perancis, kendala produksi

otomotif Eropa, ketidakpastian negosiasi

Brexit, tensi perdagangan dunia dan konflik

pembahasan anggaran fiskal Italia.

Perlambatan ekonomi terjadi pada

hampir seluruh negara inti. PDB Jerman TW4-

18 melambat ke 0,6% yoy (dari 1,1% pada

TW3-18), Perancis 0,9% (dari 1,3%), dan

Italia 0,1% (dari 0,6%). Ekonomi yang cukup

stabil terjadi di Spanyol yaitu 2,4%. Secara

keseluruhan tahun, PDB keempat negara

tersebut mengalami perlambatan yang cukup

dalam. PDB Jerman 2018 melambat ke 1,5%

yoy (dari 2,4% pada 2017), Perancis 1,5%

(dari 2,3%), Italia 0,8% (1,6%), dan Spanyol

2,5% (dari 3,0%). Pelemahan tersebut

berkontribusi dalam menurunkan PDB

Kawasan Euro 2018 menjadi 1,8% yoy (dari

2,5% pada 2017).

Konsumsi yang melemah menahan

laju inflasi sehingga menjauh dari target.

Inflasi Desember 2018 turun ke 1,5% yoy

(dari 2,1% pada September 2018), tidak

lagi dalam kisaran target ECB (di bawah

dan mendekati 2%). Penurunan inflasi juga

dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak

Page 13: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

29

ekonomi Spanyol tumbuh stabil. Ekonomi

Jerman melambat tajam pada TW4-18

menjadi 0,6% yoy, dari TW3-18 sebesar

1,1%. Angka pertumbuhan triwulanan (yoy)

di bawah 1% tersebut juga merupakan

yang pertama sejak 2013. Sebagai ekonomi

terbesar di kawasan, perlambatan Jerman

berkontribusi besar terhadap pelemahan

ekonomi Kawasan Euro selama 2018.

Penurunan kinerja ekonomi Jerman dipicu

oleh penurunan output industri otomotif

yang perlu diwaspadai karena berpotensi

menahan pertumbuhan lebih lanjut. Negosiasi

proses transisi keluarnya Inggris dari Uni Eropa

juga belum terselesaikan sehingga berpotensi

terus menekan sentimen bisnis.

Perlambatan ekonomi Kawasan

Euro masih berlanjut pada TW4-18

dengan angka pertumbuhan yang

semakin rendah. Setelah melemah selama

tiga triwulan berturut-turut sejak mencapai

puncaknya pada semester dua 201720,

perekonomian TW4-18 turun signifikan

menjadi hanya 1,2% yoy (second estimate),

dari TW3-18 sebesar 1,6%. Gejolak politik –

khususnya di Italia dan Perancis– menyebabkan

sentimen terhadap prospek ekonomi

serta kepercayaan konsumen dan pelaku

usaha terus memburuk, mengakibatkan

perlambatan aktivitas konsumsi dan investasi.

Di sisi produksi, kinerja manufaktur masih

menurun signifikan, dipengaruhi oleh

kendala produsen otomotif di kawasan –

terutama Jerman– dalam menyesuaikan

produksinya berdasarkan ketentuan baru uji

emisi. Penurunan produksi juga dipengaruhi

oleh aksi demo buruh di beberapa negara,

terutama Perancis pada akhir 2018. Kinerja

perdagangan masih lemah karena penurunan

permintaan eksternal yang terimbas dari

eskalasi tensi perdagangan.

Pertumbuhan ekonomi melemah

pada Jerman, Perancis, Italia, sedangkan

20 Pertumbuhan ekonomi pada TW3-17 sebesar 2,8% yoy dan 2,7% pada TW4-17.

Grafik 2.14 Pertumbuhan PDB

Grafik 2.15 Pertumbuhan PDB Beberapa

Negara Kawasan Euro

Sumber: Bloomberg

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017 2018

% yoy Kawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol

Sumber: Bloomberg

2,4 2,2

1,6

1,2

0

2

4

6

8

10

12

14

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoy

GDP, lhs Household, rhsGovernment, rhs GFCF, rhsExports, rhs Imports, rhs

Page 14: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

30

menahan aktivitas perdagangan, konsumen

cenderung menahan belanja di luar rumah,

disertai banyak toko ritel memutuskan tutup

sementara –bahkan di musim libur akhir

tahun–. Di sisi produksi, output TW4-18

terkontraksi (rerata -1,4% yoy, dari 0,7%)

sejalan dengan aksi demo yang diikuti oleh

banyak pekerja dan terhambatnya distribusi.

Aksi protes turut memengaruhi sentimen

pasar atas prospek Perancis yang semakin

terpuruk, dan berkontribusi menahan

pertumbuhan investasi menjadi 2,3% yoy

(dari 2,9%). Net ekspor berkontribusi negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi sejalan

dengan permintaan impor yang terakselerasi

lebih tinggi (1,0%, dari -0,4%), dari ekspor

(2,1% yoy, dari 1,9%).

Perekonomian Italia kembali

melemah pada TW4-18, imbas dari

pemburukan sentimen akibat gejolak

politik dalam negeri.22 PDB Italia melambat

lebih dalam menjadi 0,1% yoy (dari 0,7%

pada TW3-18), sebagian disebabkan

penurunan permintaan domestik. Investasi

perusahaan industri dan jasa turut melambat

karena ketidakpastian faktor politik dan

22 Pemerintah Italia yang kini lebih populis, mengajukan rencana anggaran fiskal (pada Oktober 2018) yang jauh lebih ekspansif dibanding pemerintah sebelumnya, di tengah defisit fiskal Italia yang sudah dalam: -2,4% PDB pada 2019 (dari -0,9% pada proposal pemerintah sebelumnya), -2,1% (2020; dari -0,2%), -1,8% (2021). Rencana tersebut mendapat perlawanan keras dari European Commission karena bertentangan dengan Italian Stability Programme (menargetkan defisit fiskal sebesar 0,9% PDB pada 2019). Konflik antara Italia dan EC terus berlangsung sepanjang TW4-18, hingga akhirnya Pemerintah Italia setuju untuk menurunkan rencana defisit 2019 menjadi 2,04% PDB pada 19 Desember 2018.

akibat ketentuan baru mengenai standar

emisi Eropa.21 Perusahaan otomotif Jerman

–khususnya Volkswagen Group– masih

mengalami kendala dalam menyesuaikan

produk otomotifnya terhadap ketentuan

emisi baru yang mulai diimplementasikan

pada September 2018. Isu pada sektor

otomotif juga memengaruhi pelemahan

kinerja konsumsi dan perdagangan Jerman.

Penjualan kendaraan melambat tajam (rerata

-8,0% yoy, dari 2,2%), disertai cuaca buruk

yang menekan permintaan belanja pakaian.

Ekspor (khususnya manufactured goods)

melambat karena penurunan produksi

kendaraan dan masih lemahnya permintaan

global. Sentimen pelaku ekonomi semakin

tergerus karena pesimisme di tengah masih

tingginya ketidakpastian global dan politik

di kawasan, meski sentimen konsumsi masih

terbantu oleh ekspektasi rencana kenaikan

upah pada 2019.

Pertumbuhan ekonomi Perancis

juga melambat cukup signifikan,

terbebani oleh pemburukan sentimen

global dan isu domestik. Aksi protes gilet

jaunes (yellow vest) sepanjang paruh kedua

TW4-18 telah menekan aktivitas ekonomi

dan menyebabkan PDB TW4-18 menjadi

hanya 0,9% yoy, turun tajam dari 1,3% pada

TW3-18. Pertumbuhan konsumsi melambat

menjadi 0,6% yoy (dari sebelumnya 0,8%),

sebagai dampak dari aksi protes besar yang

21 Produksi industri Jerman TW4-18 turun tajam menjadi -2,5% yoy (dari -0,2% pada TW3-18), bahkan mencapai -4,0% yoy pada November dan Desember 2018, produksi terendah sejak Desember 2009.

Page 15: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

31

sempat tertahan karena isu politik Katalonia).

Namun akselerasi konsumsi belum diikuti

perbaikan investasi yang melambat ke 4,6%

yoy (dari 5,5%), seiring sentimen yang

masih terpengaruh oleh prospek pelemahan

ekonomi dan penurunan popularitas

Perdana Menteri Spanyol. Ekspor terindikasi

pulih (1,8% yoy, dari 1,3%), namun impor

masih tumbuh meningkat dan lebih tinggi

dibanding ekspor (3,1% dari 2,5%), sehingga

kontribusi net ekspor terhadap pertumbuhan

tidak berubah.25

Pada Kawasan Euro, konsumsi

tetap menjadi penggerak ekonomi

dengan kontribusi terbesar diantara

komponen lainnya, meski terindikasi

masih lemah pada TW4-18. Penjualan ritel

–leading indicators konsumsi– masih rendah

meski tumbuh meningkat dengan rerata

sebesar 1,7% yoy, dari 1,1% pada TW3-18.

Perbaikan tersebut lebih disebabkan lonjakan

penjualan khususnya makanan dan pakaian

pada Oktober 2018, seiring ekspektasi

konsumen yang sempat membaik terhadap

prospek ekonomi di awal triwulan. Namun

penjualan ritel kembali merosot hingga akhir

tahun karena sentimen konsumen yang

kembali memburuk, seiring perkembangan

ekonomi yang kian melemah dan gejolak

politik di beberapa negara utama.

Kepercayaan konsumen terhadap

prospek ekonomi dan konsumsi telah

menurun signifikan. Consumer confidence

25 Net ekspor TW4-18 berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan, sebesar -0,3%, sama dengan TW3-18.

ekonomi di sepanjang TW4-18, serta tensi

perdagangan global. Pelemahan ekonomi

terkonfirmasi oleh pergerakan indikator Ita-

coin TW4-18 yang rerata negatif (-0,11; dari

0,02).23 Indikasi serupa juga tercermin dari

penurunan indikator Purchasing Managers’

Index (PMI) yang jatuh ke bawah threshold

untuk pertama kalinya sejak 2016.24 Hal ini

mengindikasikan tertahannya ekspansi bisnis

akibat penurunan permintaan dari domestik

dan eksternal (ekspor) yang terjadi sepanjang

TW4-18, khususnya produk otomotif. Kinerja

perdagangan juga memburuk, tercermin

dari pertumbuhan ekspor impor yang terus

melambat hingga akhir tahun.

Ekonomi Spanyol tumbuh stabil

terbantu oleh pemulihan konsumsi.

PDB Spanyol tumbuh 2,4% yoy pada TW4-

18, sama dengan pertumbuhan TW3-18.

Ekonomi Spanyol ditopang oleh perbaikan

konsumsi (2,2% yoy dari 2,1%) dengan

kontribusi yang juga meningkat menjadi

1,2% terhadap PDB (dari 1,1%). Penjualan

ritel juga terbantu oleh pulihnya arus masuk

wisatawan mancanegara (setelah sebelumnya

23 Ita-coin merupakan cyclical coincidental indicator yang dipublikasi Bank of Italy, yang menyediakan estimasi tren aktivitas ekonomi bulanan yang didasarkan dari sejumlah variabel kuantitatif (produksi industri, inflasi, penjualan ritel, arus perdagangan, indeks pasar saham) dan kualitatif (kepercayaan konsumen dan bisnis, PMI).

24 PMI merupakan indikator survei yang mencerminkan kinerja sektor manufaktur dan jasa, yang didasarkan pada perkembangan penjualan, ketenagakerjaan, inventori, dan harga. PMI memiliki indeks threshold pada level 50, dimana indeks di atas 50 menggambarkan bisnis mengalami ekspansi dan sebaliknya. Pada TW4-18, rerata PMI Komposit Italia turun ke 49,5 (rerata triwulanan terendah sejak 2013), mengindikasi ekspansi bisnis yang tertahan.

Page 16: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

32

semakin merosot, dengan rerata sebesar -6,9

pada TW4-18, lebih buruk dibandingkan

TW3-18 sebesar -5,7. Consumer confidence

bahkan sempat mencapai level -8,3 pada

Desember 2018 (terendah sejak Februari

2017), disebabkan pesimisme konsumen yang

semakin dalam terhadap prospek keuangan

dan ekonomi. Konflik perdagangan dunia

yang memanas turut memicu kekhawatiran

konsumen terhadap prospek permintaan

ekspor dan industri domestik. Perekonomian

juga dibayangi ketidakpastian politik di

Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol, sehingga

semakin menekan keyakinan konsumen dan

prospek kondisi keuangan ke depan.26

Sumber: Bloomberg

-12,0

-8,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20,0

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% yoy % yoy

Penjualan Ritel, lhs Cons. Confidence, rhsRetail trade confidence, rhs

Grafik 2.16 Indikator Konsumsi

26 Jerman: perpecahan dalam koalisi partai pemerintahan dan penurunan dukungan terhadap kanselir Merkel. Pada 29 Oktober 2018, Merkel menyatakan mundur dari kursi ketua partai CDU dan dari kandidansi pemilu 2021. Perancis: kekecewaan mayoritas masyarakat terhadap rencana kenaikan pajak karbon dan bahan bakar, kebijakan pemerintah secara keseluruhan, dan standar hidup yang kian menurun, memicu aksi demo besar di Perancis sejak November 2018. Italia: perseteruan pemerintah Italia dan European Commission yang berkelanjutan mengenai proposal anggaran 2019 (defisit fiskal jauh lebih dalam). Spanyol: penurunan popularitas Perdana Menteri Sanchez dan penurunan dukungan dari partai Katalonia.

Sumber: Bloomberg

8,5 8,2

8 7,9

2,1

2,3

2,5

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2,2

2,4

2,6

7,5

8

8,5

9

9,5

10

10,5

11

11,5

12

12,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2014 2015 2016 2017 2018

% Unemployment Rate, lhs Labour Costs, rhs % yoy

Grafik 2.17 Tingkat Pengangguran dan Upah

Sumber: Bloomberg

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

Produksi Industri (% yoy), lhsIndustrial Confidence (Indeks), lhsBusiness Clim. Indicator (Indeks), rhs

Grafik 2.18 Indikator Investasi

Di tengah indikasi pelemahan

konsumsi, tingkat pengangguran dan

upah yang membaik belum mampu

mendorong pemulihan konsumsi. Tingkat

pengangguran terus menurun dan makin

rendah mencapai 7,8% pada Desember 2018,

lebih baik dari September 2018 (8,0%) dan

terendah sejak krisis keuangan 2008. Tingkat

upah masih mengindikasi perbaikan (tumbuh

2,5% yoy pada TW3-18, dari 2,3% pada TW2-

18). Namun demikian, masih terdapat slack

tenaga kerja yang terindikasi dari tingginya

pekerja paruh waktu dan jumlah pekerja

Page 17: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

33

industri.29

Ekspansi bisnis melambat lebih

jauh pada TW4-18, mengonfirmasi

aktivitas ekonomi yang tertahan.

Purchasing Managers Index (PMI) Komposit

TW4-18 turun menjadi 52,3 (rerata), dari 54,3

pada TW3-18, melanjutkan tren pelemahan

sejak awal 2018 sekaligus merupakan

rerata triwulanan terendah sejak TW4-14.

Permintaan ekspor (new export orders) masih

lemah akibat aktivitas perdagangan global

yang lesu. Korporasi cenderung mengurangi

produksi untuk mengatasi dan mengantisipasi

permintaan yang lebih rendah. Hal tersebut

memengaruhi penciptaan lapangan kerja

yang mulai menurun. Pembukaan bisnis

baru turut melambat akibat pesimisme atas

prospek ekonomi. Pada survei Desember

2018, PMI Komposit turun hingga 51,3 dan

memberi indikasi peningkatan concern atas

pelemahan perdagangan dan pertumbuhan

global, ketidakpastian politik dan kesepakatan

Brexit, serta pengetatan kondisi finansial.

Sektor manufaktur berkontribusi

lebih besar terhadap penurunan

aktivitas bisnis dibanding jasa. Rerata

PMI Manufaktur turun hingga 51,7 (dari

54,3 pada TW3-18) terutama disebabkan

oleh hambatan produksi otomotif Eropa,

sedangkan penurunan PMI Jasa lebih moderat

menjadi 52,8 (dari 54,4). Perlambatan

29 Rerata komponen produksi industri TW4-18 dibanding TW3-18: intermediate goods (-2,4% dari -0,2%), energy (-3,6% dari -1,2%), capital goods (-2,1% dari 1,9%), durable goods (-2,5% dari -1,9%), non-durable goods (0,0% dari 1,5%).

yang tidak aktif mencari pekerjaan.27 Selain

itu, risiko tensi perdagangan yang menekan

permintaan eksternal terindikasi mulai

berimbas pada perlambatan penyerapan

tenaga kerja.28

Pelemahan permintaan dan isu

produksi menyebabkan aktivitas produksi

terkontraksi tajam. Rerata produksi industri

TW4-18 terkontraksi sebesar -2,0% yoy, jauh

lebih rendah dari TW3-18 sebesar 0,7%, dan

melanjutkan tren perlambatan sejak awal

2018. Produksi industri mulai terkontraksi

pada November 2018 (-3,0% yoy) dan anjlok

lebih dalam pada Desember 2018 (-4,2%),

terendah dalam tujuh tahun terakhir. Kondisi

tersebut antara lain disebabkan perlambatan

permintaan, baik dari domestik (karena

pelemahan aktivitas ekonomi) dan eksternal

(imbas dari eskalasi tensi perdagangan

dunia). Selain permintaan, proses produksi

juga terhambat oleh aksi protes di Perancis

serta isu produksi otomotif Eropa (produsen

belum dapat sepenuhnya menyesuaikan

produksi kendaraan sesuai dengan ketentuan

uji emisi baru). Penurunan produksi terjadi

pada seluruh komponen (hampir seluruhnya

tumbuh negatif), dengan penurunan terdalam

pada produksi capital goods, menandakan

penurunan aktivitas investasi oleh pelaku

27 Underemployed part-time workers sebesar 3,8% dari total angkatan kerja pada TW3-18, lebih rendah dari TW2-18 (4,2%) namun masih tinggi secara historis. Rasio Persons Available to Work but not Seeking sebesar 3,8% dari active population pada TW3-18, meningkat dari TW2-18 (3,4%).

28 Employment tumbuh melambat pada TW4-18 menjadi 1,2% yoy, dari 1,3% pada TW3-18, sekaligus terendah sejak TW4-15.

Page 18: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

34

Kinerja perdagangan Kawasan

Euro masih lemah, meski surplus neraca

perdagangan melebar. Surplus neraca

perdagangan pada TW4-18 mencapai

EUR51,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan

TW3-18 sebesar EUR40,3 miliar. Namun

pelebaran tersebut lebih disebabkan oleh base

effect kenaikan tinggi surplus perdagangan

pada TW2-18 yang kemudian turun tajam

pada TW3-1831, imbas dari eskalasi konflik

perdagangan AS-Tiongkok. Pada TW4-

18, tensi perdagangan cenderung mereda

dan menyebabkan sedikit peningkatan

permintaan eksternal, terutama pada produk

miscellaneous manufactured articles. Ekspor

minyak juga cenderung membaik seiring

penurunan harga minyak dunia. Namun

ekspor otomotif masih rendah –bahkan

defisit– karena masih terhambat isu produksi

dan moderasi permintaan otomotif Tiongkok.

Secara tahunan, ekspor terdeselerasi cukup

signifikan menjadi 3,6% yoy (dari 4,8%

pada TW3-18). Impor juga melambat namun

masih tumbuh lebih tinggi dari ekspor,

sebesar 6,9% (dari 10,0%). Berdasarkan

negara tujuan, surplus perdagangan dengan

AS dan Tiongkok membaik sejalan dengan

tensi perdagangan yang mereda. Aktivitas

perdagangan dengan Iran juga mulai pulih

setelah sebelumnya sempat tertahan karena

sentimen atas sanksi Iran oleh AS.

Surplus neraca transaksi berjalan

(current account) menyusut dikontribusi

oleh penurunan neraca jasa. Current

31 Sebelumnya, trade surplus TW2-18 mencapai 57,0 miliar, jauh lebih tinggi dari surplus TW3 dan TW4-18.

aktivitas bisnis terjadi pada Jerman, Perancis,

dan Italia. PMI Italia TW4-18 bahkan berada di

bawah threshold, dipengaruhi kondisi politik

yang tengah bergejolak. Sebaliknya, PMI

Spanyol sempat terekspansi pada November

2018 karena peningkatan permintaan jasa

sehingga rerata PMI TW4-18 masih lebih

tinggi dibanding triwulan sebelumnya.30

Sumber: Bloomberg

48

50

52

54

56

58

60

62

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

PMI Composite PMI ManufakturPMI Services

Indeks

Grafik 2.19 Indikator PMI

Sumber: Bloomberg

100

102

104

106

108

110

112

114

116

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

IndeksIndeks

Industrial Confidence, lhsServices Confidence, lhsConsumer Confidence, lhsConstruction Confidence, lhsRetail Trade Confidence, lhsEconomic Sentiment Indicator, rhs

Grafik 2.20 Indikator Keyakinan Ekonomi

30 Jerman TW4-18: PMI Komposit (52,4 dari 55,2), Manufaktur (51,8 dari 55,5), Jasa (53,3 dari 55,0).Perancis TW4-18: PMI Komposit (52,3 dari 54,4), Manufaktur (50,6 dari 53,1), Jasa (53,1 dari 55,0). Italia TW4-18: PMI Komposit (49,5 dari 52,4), Manufaktur (49,0 dari 50,5), Jasa (50,0 dari 53,3).Spanyol TW4-18: PMI Komposit (53,7 dari dari 52,7), Manufaktur (51,8 dari 52,4), Jasa (54,0 dari 52,6).

Page 19: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

35

Tekanan inflasi mereda menjauhi

target seiring penurunan harga minyak

dunia. Inflasi headline melambat, menjadi

1,5% yoy (Desember 2018), dari 2,1%

(September 2018). Inflasi sempat menyentuh

level 2,3% pada Oktober 2018 –di atas target

inflasi ECB sebesar 2%- karena dorongan

harga energi, namun menurun bertahap pada

bulan-bulan selanjutnya seiring pembalikan

tren harga minyak. Kondisi tersebut

mengonfirmasi bahwa pergerakan inflasi

di Kawasan Euro belum struktural karena

lebih dipengaruhi oleh perkembangan harga

minyak dunia. Selain faktor energi (5,5% dari

9,6%), perlambatan inflasi TW4-18 turut

disebabkan oleh penurunan harga makanan

(1,8% dari 2,6%) seiring penjualan makanan

yang melemah sepanjang triwulan. Selain

itu, tekanan dari kenaikan biaya upah belum

tercerminkan pada akselerasi harga domestik

karena ter-offset oleh marjin profit yang lebih

rendah. Harga jasa cenderung masih lemah

(turun tipis ke 1,3% dari 1,4%) sehingga core

inflation juga lebih rendah menjadi 0,9% (dari

1,0%), menunjukkan konsumsi domestik

belum cukup kuat.

Penurunan inflasi headline

terjadi pada seluruh negara inti. Spanyol

mengalami penurunan terdalam ke level

1,2% yoy pada Desember 2018, dari 2,3%

pada September 2018. Jerman dan Perancis

juga melambat masing-masing menjadi 1,6%

dan 1,6% dari sebelumnya 1,9% dan 2,2%.

Perlambatan inflasi Italia lebih moderat,

menjadi 1,1% (dari 1,4%). Tren penurunan

harga energi turut menekan pertumbuhan

account surplus TW4-18 berada pada level

EUR88,6 miliar, sedikit lebih rendah dari

TW3-18 sebesar EUR90,4 miliar. Penyusutan

neraca jasa diantaranya merupakan imbas

dari gejolak kondisi domestik negara anggota

yang menurunkan kinerja sektor pariwisata,

restoran, dan akomodasi. Selain jasa, kinerja

neraca barang dan pendapatan sekunder

turut memburuk. Sebaliknya, neraca

pendapatan primer masih meningkat karena

penerimaan investasi dan bunga utang dari

eksternal pada akhir tahun.

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

EUR Bn % yoy

Trade Balance, rhs Exports, lhs Imports, lhs

Grafik 2.21 Neraca Perdagangan (Nilai)

Sumber: Eurostat

-30

-10

10

30

50

70

90

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

Miliar EUR Barang Jasa Primary IncomeSecondary Income Current Account

Grafik 2.22 Neraca Transaksi Berjalan

Page 20: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

36

tersebut dipengaruhi oleh perlambatan

kredit kepada non-financial counterparties

(NFC), dengan rerata 2,8% yoy pada TW4-

18 (dari 3,0% pada TW3-18), sejalan dengan

aktivitas ekonomi yang sedang melemah.

Pinjaman ke rumah tangga (RT) juga sedikit

termoderasi menjadi 3,1% dari sebelumnya

3,2%. Namun demikian, kredit ke sektor

swasta masih ditopang oleh suku bunga

yang rendah dan stimulus moneter ECB,

perbaikan pasar tenaga kerja, dan pasar

perumahan yang mulai solid. Selain itu,

perbankan juga masih mengalami kemajuan

dalam mengonsolidasikan neraca keuangan,

harga produsen. Producer Price Index (PPI)

tumbuh 3,0% yoy pada Desember 2018, jauh

lebih rendah dari September 2018 sebesar

4,6%, dipengaruhi oleh komponen harga

energi yang turun tajam 7,7% yoy, dari

sebelumnya 12,9%.

Di tengah pelemahan konsumsi

dan perlambatan inflasi, tren pemulihan

pertumbuhan kredit ke sektor swasta

terindikasi mulai tertahan. Tingkat

penyaluran kredit oleh lembaga keuangan

(Monetary Financial Institution/MFI) pada

TW4-18 rerata tumbuh 2,9% yoy, lebih

rendah dari TW3-18 sebesar 3,1%. Kondisi

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% yoy % yoy

Inflasi, lhs Inflasi Inti, lhs Food, lhsServices, lhs Energy, rhs

Sumber: Bloomberg

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% yoy Kawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol

Sumber: Bloomberg

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% yoy % yoy

PPIDurable Cons. GoodsNondurable Consumer GoodsCapital GoodsIntermediate Goods, rhsEnergy, rhs

Sumber: Bloomberg

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% yoy

Loans Made by MFI, lhsLoans to Non-Financial Corporation, lhsLoans to Household, rhs

Grafik 2.23 Inflasi Kawasan Euro

Grafik 2.25 Producer Price Index

Grafik 2.24 Inflasi Headline Negara Inti

Grafik 2.26 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Page 21: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

37

ECB melakukan penyesuaian bahasa

pada naskah siaran pers meeting Desember

2018 yang dinilai pasar masih bersifat

akomodatif, meski stance ECB terindikasi

mulai less-accomodative. Pada naskah

tersebut, kebijakan reinvestasi obligasi yang

sebelumnya disebut akan berlangsung

hingga setelah APP berakhir (akhir Desember

2018), diubah menjadi hingga setelah ECB

mulai menaikkan suku bunga.34 ECB tetap

konsisten dengan keputusannya tersebut

pada Governing Council Meeting 24 Januari

2019 dan akan terus mempertahankan

stance sepanjang rilis data ke depan dapat

mengonfirmasi outlook inflasi jangka

menengah sesuai dengan target ECB.

Sumber: Bloomberg

0

20

40

60

80

100

-0,5

-0,25

0

0,25

0,5

0,75

1

1,25

1,5

Aug

-14

Oct

-14

Dec

-14

Feb-

15A

pr-1

5Ju

n-15

Aug

-15

Oct

-15

Dec

-15

Feb-

16A

pr-1

6Ju

n-16

Aug

-16

Oct

-16

Dec

-16

Feb-

17A

pr-1

7Ju

n-17

Aug

-17

Oct

-17

Dec

-17

Feb-

18A

pr-1

8Ju

n-18

Aug

-18

Oct

-18

Dec

-18

EUR Bil. %

Refinancing Rate (0,00%) Deposit Facility (-0,4%)Marginal Lending Facility (0,25%) Asset Purchase Target, rhs

Grafik 2.27 Suku Bunga ECB

Di sisi fiskal, neraca keuangan

pemerintah secara agregat mencatat

defisit lebih dalam, sejalan dengan

ekspansi fiskal untuk mendorong

34 Perubahan pernyataan tersebut mengindikasi bawah ECB akan menyediakan akomodasi moneter –berupa reinvestasi obligasi– untuk durasi lebih panjang dari sebelumnya.

meningkatkan profitabilitas, dan menekan

kredit bermasalah (Non-Performing Loan/

NPL), meskipun tingkat NPL masih tinggi di

beberapa negara anggota dan memengaruhi

kapasitas intermediasi perbankan.

Merespons berbagai dinamika

tersebut, ECB masih mempertahankan

kebijakan moneter akomodatif untuk

mendorong ekonomi yang melambat.

Pada Governing Council Meeting 25

Oktober dan 13 Desember 2018, ECB

mempertahankan suku bunga rendah, yaitu

main refinancing operations (MRO) di level

0,0%; marginal lending facility rate sebesar

0,25%; dan deposit facility rate sebesar

-0,4%. ECB juga melanjutkan kebijakan

nonkonvensional Asset Purchase Program

(APP), meski dengan nilai pembelian yang

lebih kecil (EUR15 miliar per bulan) mulai

Oktober 2018 dan menghentikannya pada

akhir Desember 2018.32 Selain itu, ECB juga

kembali menegaskan (i) forward guidance

bahwa tingkat suku bunga rendah akan

dipertahankan setidaknya hingga setelah

musim panas 2019; dan (ii) stimulus moneter

akan berasal dari kebijakan reinvesting

maturing debt yang ditujukan untuk

menjaga likuiditas dan kecukupan akomodasi

moneter.33

32 Volume pembelian obligasi di bawah program APP diturunkan dari sebelumnya EUR30 miliar per bulan selama periode Januari-September 2018, menjadi EUR15 miliar selama periode Oktober-Desember 2018.

33 Reinvesting maturing debt merupakan instrumen kebijakan ECB yang me-reinvestasikan aset yang diperoleh dari program pembelian aset (APP) yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan, dengan mengalirkannya kembali ke pasar obligasi, yang ditujukan untuk menjaga tingkat borrowing cost dan likuiditas.

Page 22: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

38

Defisit fiskal diprediksi akan lebih

dalam seiring stance fiskal yang lebih

ekspansif untuk memperbaiki ekonomi,

seperti kenaikan upah minimum di

empat negara inti. Sementara penerimaan

diperkirakan menyusut karena penurunan

kontribusi sosial dan beberapa kebijakan

spesifik per negara, seperti rencana penurunan

pajak di Perancis, Italia, dan Spanyol. Meski

defisit fiskal melebar, rasio utang pemerintah

terhadap PDB sedikit menurun. Utang

pemerintah TW3-18 tercatat sebesar 86,1%

PDB, lebih rendah dari TW2-18 sebesar

86,3%. Yunani, Italia, dan Portugal, menjadi

tiga negara pengutang terbesar dengan rasio

utang terhadap PDB masing-masing sebesar

182,2%, 133,0%, dan 125,0%.

Moderasi pertumbuhan ekonomi

Kawasan Euro diperkirakan berlanjut

seiring ketidakpastian politik domestik

dan perdagangan dunia. Dalam rilis proyeksi

ekonomi ECB Desember 2018, ekonomi

domestik diperkirakan melemah lebih dalam

menjadi 1,7% yoy pada 2019, lebih rendah

dari capaian 2018 (1,9%). Outlook 2019

tersebut juga merupakan revisi ke bawah dari

estimasi ECB sebelumnya 1,8% (September

2018), dengan mempertimbangkan rilis

data makroekonomi yang terus melemah

dan di bawah ekspektasi selama TW4-18.

Ekonomi kemudian diperkirakan tumbuh

stabil 1,7% pada 2020 (angka proyeksi

tidak berubah dibanding estimasi September

2018). Pelemahan aktivitas ekonomi dan

dampak isu temporer (seperti produksi

otomotif) diperkirakan akan berlanjut pada

ekonomi. Belanja pemerintah meningkat

menjadi 3,1% yoy pada TW3-18, cukup

signifikan dibanding TW2-18 (1,6%),

diantaranya disebabkan kenaikan pengeluaran

Pemerintah Jerman pasca ketidakjelasan

formasi pemerintah selama paruh pertama

2018. Sementara itu, penerimaan pemerintah

agregat berbalik melambat, menjadi 3,6%

yoy (dari 4,1%). Dengan kinerja tersebut,

defisit fiskal TW3-18 mengalami pelebaran

menjadi -0,5% terhadap PDB (seasonally

adjusted), dari -0,3% PDB pada TW2-18.

Sumber: Bloomberg

-0,2 -0,3

-0,5

-2,5

-2,0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

43

44

45

46

47

48

49

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2015 2016 2017 2018

% GDP

Govt. Revenue Govt. ExpenditureFiscal Balance (RHS)

% GDP

Grafik 2.28 Rasio Defisit Fiskal

Terhadap PDB

Sumber: Bloomberg

86,9 86,3 86,1

9,2

9,3

9,4

9,5

9,6

9,7

9,8

9,9

10

85

87

89

91

93

95

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2015 2016 2017 2018

EUR Tn

% GDP

Govt Debt, rhs Debt to GDP, lhs

Grafik 2.29 Rasio Utang Publik

Terhadap PDB

Page 23: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

39

pengaruh penurunan harga minyak.

Inflasi diprediksi akan deselerasi ke level 1,6%

yoy pada 2019 seiring proyeksi asumsi harga

minyak dunia yang lebih rendah, dari 1,7%

pada 2018. Angka inflasi 2019 tersebut juga

merupakan revisi ke bawah dari proyeksi ECB

September 2018 (1,7%). Inflasi kemudian

diproyeksi tumbuh meningkat 1,7% pada

2020, sama dengan estimasi sebelumnya.

Underlying inflation akan meningkat secara

bertahap seiring perbaikan tenaga kerja

(khususnya pertumbuhan upah), yang akan

mendorong harga domestik terutama harga

jasa.

Imbangan risiko perekonomian

Kawasan Euro masih bias ke bawah,

memengaruhi sentimen yang dapat

membebani aktivitas ekonomi kedepan.

Downside risks tetap mendominasi terutama

dari sisi eksternal: (i) ketidakpastian

perkembangan konflik perdagangan –meski

sempat mereda– tetap menjadi risiko besar

bagi global. Kawasan Euro perlu mewaspadai

ancaman tarif oleh AS terhadap impor barang

(khususnya otomotif) dari Uni Eropa karena

berpotensi menekan kinerja perdagangan;

(ii) risiko potensi kebijakan fiskal AS yang

dapat diperketat, terutama pada 2020; (iii)

2019, setidaknya hingga pertengahan tahun.

Ekonomi juga akan tertahan oleh long-term

lending rates yang sedikit lebih tinggi, serta

permintaan eksternal yang masih lemah di

tengah ketidakpastian perdagangan global.

Beberapa pelaku ekonomi menilai

outlook ECB untuk 2019 terlalu optimis, dan

memandang proyeksi European Commission

(EC) yang dirilis pada Februari 2019 lebih

mencerminkan outlook yang lebih realistis.

EC memperkirakan ekonomi 2019 tumbuh

1,3% yoy, di bawah estimasi sebelumnya

(1,9%, rilis November 2018) dan cukup jauh

berbeda dari proyeksi ECB. Outlook EC yang

lebih pesimis tersebut mempertimbangkan

perkembangan indikator makroekonomi

yang terus memburuk dalam kurun waktu

dua bulan terakhir. Oleh karena itu, pelaku

ekonomi memprediksi ECB akan kembali

menyesuaikan outlook-nya pada rilis Maret

2019. Sejalan dengan ECB dan EC, IMF

pada rilis World Economic Outlook (WEO)

Januari 2019 juga menurunkan proyeksi

pertumbuhan 2019 menjadi 1,6% yoy (dari

1,9% pada rilis Oktober 2018), dan outlook

2020 dipertahankan pada 1,7%.

Tingkat inflasi juga diperkirakan

lebih rendah dari ekspektasi karena

Tabel 2.2 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi% yoy

2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020

GDP (% yoy) 2,5 1,9 1,7 1,7 1,9 1,3 1,6 1,8 1,6 1,7

Estimasi Sebelumnya 2,0 1,8 1,7 2,1 1,9 1,7 2,0 1,9 1,7

HICP (% yoy) 1,5 1,8 1,6 1,7 1,7 1,4 1,5 - - -

Estimasi Sebelumnya 1,7 1,7 1,7 1,8 1,8 1,6 1,7 1,7 1,8

Ket. estimasi sebelumnya: ECB (September 2018), EC (November 2018), IMF (WEO Oktober 2018)

Estimasi 2017ECB (Desember 2018) EC (Februari 2019) IMF (WEO Januari 2019)

Page 24: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

40

anggaran yang diajukan pemerintah dan

memicu snap election pada April 2019. Selain

faktor politik, risiko juga datang dari potensi

hambatan temporary factors yang dapat

bertahan lebih lama dari perkiraan, serta

ketidakpastian tinggi dalam proses negosiasi

Brexit. Selain itu, masih terdapat beberapa

faktor yang mendukung pemulihan (upside

risks) yaitu: (i) kebijakan fiskal yang berpotensi

lebih ekspansif yang dapat mendorong

investasi dan ekonomi domestik, di tengah

terbatasnya ruang kebijakan moneter ECB,

serta (ii) kelanjutan perbaikan tenaga kerja

yang diantaranya dipicu rencana kenaikan

upah di sejumlah negara anggota yang akan

menopang permintaan domestik ke depan.

pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih

buruk dari ekspektasi; (iv) ekonomi negara

berkembang yang masih rentan terhadap

perubahan sentimen global; dan (v) pasar

keuangan global masih terekspos terhadap

perubahan persepsi prospek pertumbuhan

dunia dan risk appetite investor.

Di sisi domestik, risiko berasal dari

ketidakpastian perkembangan politik di

negara anggota. Pemerintahan Italia yang

kini lebih populis berpotensi menimbulkan

ketegangan politik lebih lanjut dengan Uni

Eropa. Popularitas Presiden Perancis (Macron)

makin menurun pasca protes “yellow vest”

pada akhir 2018. Gejolak politik Spanyol

meningkat pasca parlemen menolak rencana

% yoy

2017 2018 2018 2019 2020 2018 2019 2020 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2Kawasan Euro 2,5 1,9 1,8 1,6 1,7 1,8 1,3 1,4 2,4 2,2 1,6 1,2 1,4 1,4 1,6 1,6 1,5 1,4Jerman 2,4 1,5 1,5 1,3 1,6 1,4 1,2 1,5 2,1 2,0 1,1 0,6 1,3 1,2 1,8 1,7 1,5 1,4Perancis 2,3 1,5 1,5 1,5 1,6 1,5 1,3 1,4 2,2 1,7 1,3 0,9 1,4 1,6 1,6 1,6 1,6 1,5Italia 1,6 0,8 1,0 0,6 0,9 1,0 0,3 0,7 1,4 1,2 0,7 0,1 0,4 0,5 0,8 0,9 0,9 0,8Spanyol 3,0 2,5 2,5 2,2 1,9 2,5 2,2 1,9 2,8 2,5 2,4 2,4 2,3 2,3 2,1 2,0 1,9 1,9Keterangan: cetak miring dan biru merupakan angka proyeksi Consensus Forecast Februari 2019

NegaraIMF WEO

Januari 2019CF

Februari 2019Realisasi/Proyeksi

2018 2019 2020Realisasi

Tabel 2.3 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

2.3. Inggris

Pemulihan ekonomi Inggris tertahan

pada penghujung 2018 akibat kontraksi

investasi dan net ekspor. PDB TW4-18

tumbuh 1,3% yoy, turun dari 1,6% pada

TW3-18. Investasi terkontraksi makin dalam

terimbas ketidakpastian Brexit. Pada saat

yang sama, net ekspor berkontribusi negatif

karena ekspor menurun –akibat pelemahan

demand global– di tengah akselerasi impor

dalam rangka akumulasi stok (stockfiling)

untuk mengantisipasi disrupsi pasokan pasca

Brexit. Kinerja konsumsi rumah tangga dan

belanja pemerintah menjadi penopang utama

ekonomi selama TW4-18. Secara keseluruhan

2018, ekonomi Inggris tumbuh 1,4% yoy –

terendah sejak 2009, dari 1,8% pada 2017.

Berdasarkan sektoral, moderasi

ekonomi karena kontraksi sektor produksi

–khususnya manufaktur– dan perlambatan

sektor konstruksi, yang tidak terkompensasi

oleh peningkatan kinerja sektor jasa.

Page 25: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

41

global, tensi perdagangan AS-Tiongkok,

serta meningkatnya ketidakpastian Brexit.

BoE merevisi ke bawah pertumbuhan outlook

PDB 2019 menjadi 1,2% sementara IMF

mempertahankan estimasi PDB 2019 sebesar

1,5%. Risiko utama yang membayangi

ekonomi Inggris ke depan berasal dari

ketidakpastian negosiasi Brexit yang

memengaruhi aktivitas dan keputusan bisnis,

rumah tangga, dan pelaku pasar keuangan.

Ketegangan perdagangan antara Amerika

Serikat dengan Tiongkok serta berpotensi

menekan aktivitas perdagangan Inggris.

Pemulihan ekonomi Inggris

tertahan akibat kontraksi investasi dan

net ekspor. PDB TW4-18 tumbuh 1,3% yoy

(preliminary data), melambat dari 1,6% pada

TW3-18, dan di bawah ekspektasi (1,4%).35

Perlambatan ekonomi disebabkan kontraksi

investasi (GFCF) yang makin dalam (-1,4%

yoy, dari -0,3% pada TW3-18) terimbas

ketidakpastian negosiasi dan politik terkait

Brexit.36 Kontribusi investasi terhadap PDB

menurun menjadi 0,6%, dari 0,9% pada

TW3-18. Pada saat yang sama, ekspor kembali

terkontraksi (-0,9% yoy, dari -1,7%) akibat

pelemahan demand global, khususnya Uni

Eropa dan Tiongkok. Sementara itu, impor

terakselerasi hingga 1,7% yoy (dari -0,1%)

didorong oleh upaya untuk meningkatkan

35 Perkiraan Consensus Forecast Februari 2019.36 Brexit (British exit) adalah keluarnya Inggris dari Uni

Eropa (UE) yang didasarkan pada hasil referendum 23 Juni 2016. Inggris dijadwalkan akan keluar dari UE pada 29 Maret 2019, yaitu dua tahun sejak Perdana Menteri Theresa May menyampaikan Article 50 kepada UE.

Kontraksi sektor produksi disebabkan: (i)

terjadinya bottleneck seiring implementasi uji

emisi Worldwide Harmonised Light Vehicle

Test Procedure (WLTP), (ii) lemahnya demand

domestik dan demand ekspor, serta (iii)

temporary shutdown perusahaan otomotif

Jaguar Land Rover (JLR). Sementara itu, kinerja

sektor konstruksi tertahan akibat kontraksi

demand properti nonresidensial serta kendala

pasokan material dan tenaga kerja terampil

menjelang Brexit.

Inflasi cenderung melemah, namun

masih di atas target 2%. Inflasi Desember

2018 sebesar 2,1% yoy, turun (dari 2,4%

pada September), disebabkan penurunan

harga bahan bakar. Di sisi ketenagakerjaan,

tingkat pengangguran terus menurun

hingga menyentuh rekor terendah (4,0%),

dikontribusi penyerapan tenaga kerja di

sektor jasa. Kondisi pasar tenaga kerja yang

ketat mendorong kenaikan upah, baik secara

nominal maupun riil.

Merespons perkembangan serta

outlook ekonomi, inflasi, dan ketenagakerjaan,

BOE mempertahankan suku bunga kebijakan

sebesar 0,75% pada pertemuan MPC 31

Oktober dan 19 Desember 2018. Di sisi fiskal,

defisit anggaran pemerintah pada TW4-

18 melebar karena penerimaan menurun

sedangkan belanja pemerintah meningkat.

Arah kebijakan fiskal ke depan juga masih

ekspansif untuk mendorong ekonomi

domestik menjelang Brexit.

Ekonomi Inggris ke depan diprediksi

masih lemah akibat penurunan demand

Page 26: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

42

-0,5% pada TW3-18 karena peningkatan

belanja operasional dan belanja pertahanan.

Belanja pemerintah berkontribusi 0,2%

terhadap PDB TW4-18 (dari -0,1%). Secara

keseluruhan 2018, ekonomi Inggris tumbuh

1,4% yoy –terendah sejak 2009, dari 1,8%

pada 2017.

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy% yoy GDP, lhs Industry, rhs Services, rhsAgriculture, rhs Construction, rhs

Grafik 2.32 Pertumbuhan PDB sektoral

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy %yoy Retail Sales Food Stores Department StoreOnline Stores, rhs Automotive fuel, rhs

Grafik 2.33 Penjualan Ritel

Berdasarkan sektoral, moderasi

PDB pada TW4-18 disebabkan kontraksi

sektor produksi dan perlambatan sektor

konstruksi yang tidak terkompensasi oleh

peningkatan kinerja sektor jasa. Sektor

industri (pangsa 12% PDB) terkontraksi -1,0%

stok (stockpiling) guna mengantisipasi disrupsi

pasokan pasca Brexit, khususnya dari UE.

Seiring perkembangan tersebut, net ekspor

kembali berkontribusi negatif terhadap PDB

(-0,8%, dari -0,5%).

Sumber: Bloomberg

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2013 2014 2015 2016 2017 2018

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0% yoy% yoy

GDP, lhs Household Cons.Government Exp. Gross Fixed Capital Form, rhsExports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.30 Pertumbuhan PDB

Sumber: Bloomberg

-3,0

-1,5

0,0

1,5

3,0

4,5

6,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

% Household Cons Govt ConsGross Fixed Capital Form Exports Imports

GDP

Grafik 2.31 Kontribusi Komponen PDB

Konsumsi rumah tangga dan

belanja pemerintah menjadi penopang

utama kinerja ekonomi selama triwulan

laporan. Konsumsi rumah tangga tumbuh

1,9% yoy, meningkat dari 1,8% pada TW3-

18, dengan kontribusi terhadap PDB stabil

sebesar 1,2%. Belanja pemerintah juga

meningkat 0,8% yoy setelah terkontraksi

Page 27: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

43

pada sebagian besar sub-sektor, terutama

pada real estate, pendidikan dan kesehatan,

keuangan dan asuransi, perdagangan, serta

hotel dan restoran. Aktivitas sektor agrikultur

juga membaik, namun masih di zona kontraksi

(-2,8% dari -3,9% pada TW3-18).

Aktivitas konsumsi secara umum

melemah terimbas ketidakpastian

Brexit dan prospek ekonomi.38 Rerata

penjualan ritel –penyumbang 20% PDB

Inggris– tumbuh 2,5% yoy, melambat dari

3,5% pada TW3-18.39 Penurunan penjualan

terjadi pada makanan, serta furnitur dan floor

coverings (karpet, keramik, dan sejenisnya)

–sejalan dengan moderasi sektor konstruksi.

Pertumbuhan e-commerce juga tertahan

(9,8% yoy dari 13,0%) meski berlangsung

Black Friday dan Cyber Monday (23 dan 26

November), serta Natal dan Tahun Baru 2019.

Perbaikan demand terjadi pada sektor properti

residensial40 yang berhasil tumbuh 1,2% yoy

(dari -2,7%) ditopang ketenagakerjaan yang

robust, suku bunga KPR yang kompetitif,

serta skim help-to-buy bagi pembelian rumah

pertama.41

38 High frequent indicators konsumsi (penjualan ritel, indeks kepercayaan konsumen, dan penjualan kendaraan) menunjukkan pelemahan, sedangkan pada data PDB berdasarkan pengeluaran, konsumsi rumah tangga pada PDB TW4-18 tumbuh solid. Perbedaan tersebut juga diidentifikasi BoE sebagaimana dinyatakan pada Inflation Report Februari 2019, “Consumption growth has been more resilient, ... , although some indicators have weakened recently.”

39 Konsumsi pada TW3-18 turut didorong faktor temporer yaitu perhelatan beberapa event internasional (antara lain Piala Dunia dan Kejuaraan Tenis Wimbledon) dan musim panas.

40 Properti residensial dengan nilai di atas GBP40000.41 Program help-to-buy diluncurkan pada April 2013 dan

akan berakhir pada 2020. Pada program tersebut,

yoy –terendah dalam 22 kuartal– (dari 0,7%

pada TW3-18). Kontraksi tersebut disebabkan

pelemahan subsektor manufaktur, utilitas,

dan water supply.37 Sementara itu, sektor

konstruksi (pangsa 5,6% PDB) hanya tumbuh

0,9% yoy, setelah terakselerasi hingga 1,5%

pada TW3-18. Sebaliknya, sektor jasa (pangsa

71% PDB) berhasil tumbuh 1,9% yoy, dari

1,8% pada TW3-18. Perbaikan kinerja terjadi

37 Subsektor manufaktur terkontraksi -1,5% yoy dari 0,9%, subsektor utilitas terkontraksi -1,7% dari -0,5%, dan subsektor water supply terkontraksi -1,6% dari -1,2%.

Sumber: ONS

-20

-15

-10

-5

0

5

10

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

INDEKS % yoy

New Car Registration (% yoy), rhsGfk Consumer Confidence Index, rhs

Grafik 2.34 Registrasi Mobil Baru dan

Tingkat Kepercayaan Konsumen

Sumber: Bloomberg

-7,0

-3,5

0,0

3,5

7,0

10,5

14,0

-3,0

-1,5

0,0

1,5

3,0

4,5

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy

Industrial ProductionManufacturing ProductionConstruction Output, rhs

Grafik 2.35 Produksi Industri

Page 28: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

44

Aktivitas produksi terkontraksi

akibat lemahnya demand domestik dan

demand ekspor, bottleneck akibat WLTP,

serta temporary shutdown perusahaan

otomotif JLR. Rerata produksi industri

TW4-18 terkoreksi ke level -1,0% yoy (dari

0,7% pada TW3-18), terendah sejak TW2-

13. Output manufaktur (pangsa 72,6%)

terkontraksi sebesar -1,4% yoy (dari 1%)

akibat penurunan output produk logam,

pembangkit listrik, dan kendaraan. Moderasi

produksi energi listrik disebabkan demand

yang menurun seiring temperatur yang lebih

tinggi daripada rata-rata historis.45 Sementara

itu, produksi kendaraan terkontraksi -3,8%

yoy (dari -0,8%) terimbas keputusan Jaguar

Land Rover (JLR) untuk mengurangi jumlah

hari kerja di lini produksi Castle Bromwich

serta menghentikan operasi di lini produksi

Solihull.46

Pertumbuhan sektor konstruksi

tertahan (1,3% yoy dari 1,4%)

karena kontraksi demand properti

pernafasan. NOx juga dinyatakan sebagai penyebab sekitar 23 ribu kematian prematur per tahun di Inggris. Oleh karena itu, UE (termasuk Inggris), beralih dari kendaraan diesel ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan (berbahan bakar bensin, listrik, ataupun hybrid). Perkembangan tersebut menyebabkan penurunan preferensi terhadap mobil diesel.

45 Temperatur selama November dan Desember berkisar 1,1°C dan 1,9°C di atas rata-rata jangka panjang.

46 JLR adalah produsen mobil terbesar di Inggris dan hampir 90% produk JLR bermesin diesel. Kontraksi demand mobil diesel, baik di pasar domestik maupun ekspor –khususnya Tiongkok–, menyebabkan JLR mengalami kerugian yang cukup besar. Merespons hal tersebut, JLR mengurangi jumlah hari kerja di lini produksi Castle Bromwich selama Oktober hingga Natal 2018 dan menghentikan produksi di Solihull selama 2 pekan (22 Oktober – 4 November).

Penjualan kendaraan-baru

menurun dipengaruhi oleh sentimen

konsumsi yang lemah dan berkurangnya

ketersediaan kendaraan-baru akibat

pemberlakuan uji emisi WLTP. Registrasi

mobil-baru terkoreksi signifikan (-3,8% yoy

pada TW4-18, dari 1,3%) seiring melemahnya

kepercayaan konsumen menjelang tenggat

waktu Brexit (29 Maret 2019).42 Penurunan

penjualan juga disebabkan keterbatasan

ketersediaan kendaraan akibat pemberlakuan

uji emisi Worldwide Harmonised Light Vehicle

Test Procedure (WLTP) dan Real Driving

Emissions (RDE) di UE sejak 1 September

2018.43 Faktor lain yang turut menyebabkan

penurunan penjualan kendaraan-baru adalah

meningkatnya ketersediaan mobil bekas,

khususnya kendaraan bermesin diesel.44

pemerintah memberikan pinjaman modal sebesar 20% harga properti kepada pembeli rumah pertama, dengan persyaratan tabungan pembeli sebesar 5% dari harga properti. Kekurangan pendanaan dipenuhi melalui kredit kepemilikan rumah.

42 Rerata tingkat kepercayaan konsumsi turun menjadi -12,3 pada TW4-18 (terendah sejak TW3-13), dari -8,7 pada TW3-18.

43 WLTP diluncurkan di UE pada September 2017 dan semula hanya diberlakukan bagi kendaraan model baru. Sejak 1 September 2018, pengujian wajib dilakukan bagi seluruh kendaraan baru yang akan dijual di kawasan Uni Eropa (UE). WLTP menguji konsumsi bahan bakar serta emisi CO2 dan dilaksanakan di laboratorium. Sementara itu, uji emisi NOx dan emisi partikulat kendaraan dilaksanakan melalui pengujian langsung di berbagai medan jalan (Real Driving Emissions/RDE). Rangkaian tes tersebut memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga leadtime (durasi) produksi menjadi lebih panjang −bahkan beberapa produsen menunda produksi untuk memastikan kesesuaian produk dengan standar emisi baru.

44 Selama ini, mobil diesel mendominasi penjualan di Inggris (pangsa 90%). Namun, tipe kendaraan tersebut menghasilkan emisi gas nitrogen oksida (NOx) yang merusak lapisan ozon serta menyebabkan terjadinya asap kabut (ozone smog) yang berbahaya bagi

Page 29: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

45

Aktivitas perdagangan meningkat,

namun kenaikan impor melebihi ekspor

sehingga defisit neraca perdagangan

melebar. Rerata ekspor pada TW4-18 tumbuh

3,5% yoy, dari 2,3% pada TW3-18. Ekspor

barang (pangsa 54,5%) sedikit meningkat

4,1% yoy dari 3,8% dan mengompensasi

ekspor jasa yang terkontraksi makin dalam

(-1,8% yoy dari -1,3%).47 Kenaikan ekspor

barang terutama terjadi pada minuman dan

rokok, makanan, dan produk kimia. Akselerasi

ekspor terjadi ke Uni Eropa, khususnya ekspor

bahan bakar dan material manufaktur.

Pertumbuhan impor meningkat

dipicu stockpiling menjelang Brexit.

Rerata impor pada TW4-18 tumbuh 6,3%

yoy, tertinggi dalam lima triwulan (dari 4,1%

pada TW3-18), karena kenaikan impor barang

maupun jasa. Peningkatan impor barang

terutama terjadi pada mesin dan peralatan

transportasi –terutama mobil– serta material

manufaktur, khususnya dari UE (3,7%

yoy dari 0,6%). Kalangan usaha berupaya

mengantisipasi terhambatnya pasokan

terutama apabila terjadi no-deal Brexit (lihat

boks). Seiring laju akselerasi impor yang

melebihi ekspor, defisit neraca perdagangan

pada TW4-18 melebar menjadi –GBP9,5

miliar, dari –GBP8,4 miliar pada TW3-18.48

Tekanan inflasi melemah –karena

penurunan karena bahan bakar–, namun

47 Ekspor jasa antara lain meliputi jasa perjalanan, transportasi, perbankan, R&D, dan konsultan.

48 Defisit neraca perdagangan barang melebar menjadi -GBP36,9 miliar dari -GBP34,8 miliar, dan terbantu oleh surplus neraca perdagangan jasa yang meningkat menjadi GBP27,4 miliar dari GBP26,5 miliar.

nonresidensial serta kendala pasokan

material dan tenaga kerja. Penjualan

properti nonresidensial selama TW4-18 masih

terkontraksi -1,3% yoy (dari -1,7% pada TW3-

18). Kondisi tersebut disebabkan penundaan

keputusan pembangunan proyek-proyek

komersial terimbas ketidakpastian Brexit.

Hambatan aktivitas konstruksi juga berasal

dari: (a) kesulitan akses kredit perbankan

khususnya bagi kontraktor berskala kecil

dan menengah, (b) kelangkaan material dan

kenaikan harga material (terutama cat, pipa,

dan semen) akibat maraknya stockpiling,

dan (c) berkurangnya tenaga kerja imigran

terampil menjelang Brexit.

Sumber: Bloomberg

45

50

55

60

65

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2016 2017 2018

Indeks

PMI Composite PMI ManufacturingPMI Services PMI Construction

Grafik 2.36 Purchasing Manager Index

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy Miliar GBP Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.37 Neraca Perdagangan

Page 30: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

46

Pasar tenaga kerja makin ketat.

Tingkat pengangguran pada Desember 2018

turun ke rekor terendah yaitu 4,0%, dari 4,1%

pada September. Penyerapan tenaga kerja

juga meningkat menjadi 75,8%, dari 75,6%,

dikontribusi sektor jasa, terutama sub-sektor

informasi dan komunikasi, perdagangan,

administrasi publik, serta real estate. Ketatnya

pasar tenaga kerja Inggris disebabkan oleh

berkurangnya peningkatan tenaga kerja dari

EU (-2,6% yoy pada TW4-18 dari -5,6% pada

TW3-18). Kondisi pasar tenaga kerja yang

ketat mendorong kenaikan upah. Rerata

upah mingguan pada TW4-18 tumbuh 3,4%

yoy –tertinggi sejak TW2-08 (dari 3,1% pada

TW3-18). Upah riil juga meningkat 1,2% yoy

dari 0,9% –tertinggi dalam sembilan kuartal.

Migrasi tenaga kerja pasca Brexit

akan dipertahankan pada level yang

sustainable. Untuk menjaga stabilitas

ketersediaan tenaga kerja, pemerintah merilis

White Paper mengenai sistem imigrasi pasca

Brexit yang akan mengakhiri preferential

access bagi tenaga kerja berkewarganegaraan

UE dan membatasi entri migran low-

skilled. Mulai Januari 2021 hingga 2025,

tenaga kerja berketerampilan rendah dapat

mengajukan visa kerja dengan masa berlaku

hanya satu tahun. Selain itu, batasan kuota

visa bagi skilled worker (misalnya dokter dan

insinyur) ditiadakan. Pemerintah juga tidak

menetapkan kuota tenaga kerja migran

yang akan diperkenankan bekerja di Inggris,

namun net migrasi tahunan akan diupayakan

berada pada level yang sustainable.

masih di atas target (2%). Inflasi headline

(IHK) pada Desember 2018 sebesar 2,1%

yoy, turun dibandingkan September 2018

(2,4%).49 Penurunan harga terjadi pada

komponen transportasi –terimbas penurunan

harga minyak dunia– dan harga makanan.

Pelemahan IHK juga sejalan dengan inflasi

di tingkat produsen yang turun menjadi

2,4% yoy pada Desember (dari 3,1%

pada September) akibat penurunan harga

komoditas global.

Sumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy % yoy

Food & Non-Alcoholic Beverage, lhsHousing & Household Services, lhsTransport, lhsRestaurants and Hotels, lhsRecreation & Culture, lhsCPI, rhsCore CPI, rhs

Grafik 2.38 Inflasi IHK

Sumber: Bloomberg

-18,0

-12,0

-6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

24,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy

PPI Output Prices, lhsPPI Output Core, lhsPPI Input Prices, rhs

Grafik 2.39 Inflasi PPI

49 Inflasi inti stabil pada level 1,9%, karena penurunan biaya rekreasi dan pakaian dikompensasi oleh kenaikan biaya restoran dan perumahan.

Page 31: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

47

menekankan bahwa arah kebijakan ke depan

akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan

Brexit. Bank sentral juga menegaskan

bahwa respons kebijakan moneter perlu

membedakan antara faktor-faktor jangka

pendek versus faktor-faktor fundamental

yang mempengaruhi dinamika ekonomi dan

inflasi.

Di sisi fiskal, kebijakan fiskal

tetap ekspansif sehingga defisit fiskal

meningkat. Defisit keseimbangan fiskal

pada TW4-18 melebar menjadi –GBP15,6

miliar, dari –GBP2,4 miliar pada TW3-

18. Pendapatan pemerintah termoderasi

menjadi 3,4% yoy (GBP186,0 miliar) dari

6,1% (GBP191,4 miliar) karena moderasi

penerimaan pajak dan penurunan signifikan

penerimaan nonpajak. Sementara itu,

belanja pemerintah tumbuh 5,1% yoy

(GBP201,8 miliar) dari 4,7% (GBP196,2

miliar) dipicu lonjakan belanja modal. Seiring

perkembangan tersebut, utang pemerintah

naik menjadi GBP1,80 triliun (84% GDP), dari

GBP1,79 triliun (83,9% GDP).

Sumber: ONS

81.0

82.0

83.0

84.0

85,0

86,0

87,0

1,4

1,5

1,5

1,6

1,6

1,7

1,7

1,8

1,8

1,9

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% GDPMiliar GBP Utang Pemerintah Net Debt (% GDP), rhs

Grafik 2.42 Utang Pemerintah

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy%

Unemployment Rate, lhsAverage Weekly Earnings (Incl Bonus), rhsReal Wage, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.40 Tingkat Pengangguran dan Upah

Sumber: Bloomberg

330

360

390

420

450

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Miliar GBP % BoE Asset Purchase Target, rhsBoE Corp Bond Purchase Target Bank Rate, lhs

Grafik 2.41 Kebijakan Moneter

Mersepons pasar tenaga kerja

yang makin ketat, tekanan inflasi yang

melebihi target, dan ketidakpastian

prospek ekonomi, BOE mempertahankan

suku bunga kebijakan. Pada pertemuan

Monetary Policy Committee (MPC) 31

Oktober dan 19 Desember 2018, BoE secara

aklamasi mempertahankan Bank Rate sebesar

0,75% dan melanjutkan program pembelian

aset (Asset Purchase Program).50 BoE kembali

50 Program APP BoE terdiri dari: (i) mempertahankan stok pembelian obligasi korporasi nonkeuangan berperingkat kredit layak investasi (investment-grade) pada level GBP10 miliar, dan (ii) mempertahankan stok pembelian obligasi pemerintah sebesar GBP435 miliar.

Page 32: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

48

menjadi 1,5% (revisi ke bawah dari 1,7%).

BoE memperkirakan bahwa volatilitas pasar

keuangan dan makroekonomi dalam jangka

pendek masih meningkat sejalan dengan

perubahan ekspektasi pasar keuangan,

sentimen bisnis dan konsumsi terkait

dinamika Brexit. BoE juga mengingatkan

bahwa ekonomi ke depan akan sangat

diwarnai kelancaran proses keluarnya

Inggris dari Uni Eropa, khususnya dalam hal

kesepakatan hubungan perdagangan pasca

Brexit. Sementara itu, IMF lebih optimis dan

mempertahankan proyeksi PDB Inggris 2019

sebesar 1,5% serta merevisi ke atas proyeksi

2020 menjadi 1,6% dari 1,5%.

Tekanan inflasi dalam jangka

pendek diperkirakan masih menurun

karena berlanjutnya penurunan harga

minyak dunia. BoE memperkirakan tingkat

inflasi pada 2019 sebesar 2%, revisi ke

bawah dari proyeksi November 2018 (2,1%).

Dalam perkembangan selanjutnya, inflasi

diperkirakan meningkat –meski terbatas–

pada 2020 (menjadi 2,1%) dipicu perbaikan

demand domestik seiring kenaikan upah,

berkurangnya pass-through depresiasi

GBP terhadap demand, dan meredanya

ketidakpastian Brexit.

Ekonomi Inggris ke depan masih

dihadapkan pada sejumlah risiko, baik

yang berasal dari domestik maupun

eksternal. Dari sisi domestik, ketidakpastian

negosiasi Brexit yang berkepanjangan antara

Inggris dan UE serta dinamika politik di Inggris

menjadi risiko utama bagi perekonomian.

Dari sisi ketenagakerjaan, terdapat risiko

Sumber: ONS

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy Miliar GBP

Budget Balance Total Revenue, rhs Total Expenditure, rhs

Grafik 2.43 Keseimbangan Fiskal

Prospek ekonomi Inggris diprediksi

masih lemah, akibat penurunan

demand global –khususnya Tiongkok,

tensi perdagangan AS-Tiongkok, serta

meningkatnya ketidakpastian Brexit.

Dalam jangka pendek, konsumsi rumah

tangga diperkirakan tetap resilien ditopang

kenaikan upah seiring pasar tenaga kerja

diprediksi tetap ketat.51 Investasi bisnis dan

properti diperkirakan tetap lemah karena

perusahaan memilih menunda proyek seiring

dengan meningkatnya ketidakpastian Brexit.

Kontribusi net ekspor terhadap PDB diprediksi

masih negatif seiring penurunan ekspor akibat

pelemahan ekonomi global dan peningkatan

impor untuk stockpiling.

Bank sentral Inggris merevisi

ke bawah proyeksi pertumbuhan PDB

2019-2020. BoE memprediksi ekonomi

Inggris pada 2019 tumbuh 1,2% yoy (revisi

ke bawah dari 1,7%), melambat dari 1,4%

pada 2018. Outlook PDB 2020 juga direvisi

51 BoE memprediksi tingkat pengangguran pada 2019 berkisar 4%.

Page 33: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

49

AS, serta kondisi keuangan global yang

lebih ketat dibandingkan 2018. Selain itu,

tantangan ekonomi ke depan juga berasal

dari pergerakan harga minyak dunia dan tensi

geopolitik.

berkurangnya tenaga kerja dari UE, baik

sebelum maupun setelah Brexit. Sedangkan

dari sisi eksternal, faktor-faktor yang menjadi

tantangan adalah perlambatan demand

global, ketegangan perdagangan Tiongkok-

Tabel 2.4 Estimasi Pertumbuhan dan Inflasi

Realisasi

2018 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020Estimasi

Keterangan referensi:Estimasi terkini: IMF-WEO Januari 2019, BoE Inflation Report Februari 2019, EC Winter Forecast 2019, CF Februari 2019Estimasi sebelumnya: IMF-WEO Oktober 2018, BoE Inflation Report November 2018, EC Autumn Forecast 2018, CF Januari 2019

IMF BoE European Commission (EC)

Consensus Forecast (CF)

GDP (%yoy) 1,4 1,5 1,5 1,2 1,5 1,3 1,3 1,4 1,5Estimasi Sebelumnya - 1,5 1,5 1,7 1,7 1,2 1,2 1,5 1,6CPI (%yoy) 2,1 2,2 2,2 2,0 2,1 1,8 2,0 2,0 2,1Estimasi Sebelumnya - 2,2 2,2 2,1 2,1 2,0 1,9 2,0 2,1

Boks

bertugas memastikan implementasi

perjanjian, serta (iv) protokol terkait

Irlandia Utara, Cyprus, dan Gibraltar. UE

dan Inggris juga menyepakati deklarasi

politik framework future relationship

pada 22 November 2018 yang akan

menjadi basis kerja sama ekonomi

kedua pihak. Kedua dokumen disahkan

pada EU Summit (25 November

2018) serta akan dilanjutkan dengan

proses ratifikasi WA oleh parlemen UE

(European Parliament) dan parlemen

Inggris (House of Commons).

Perkembangan Negosiasi Brexit dan Risiko No-Deal Brexit52

52 Disarikan dari KEKG KPw London edisi Februari 2019 dan berbagai sumber lainnya.

Pada 14 November 2018, UE

dan Inggris merilis draft Withdrawal

Agreement yang telah disetujui oleh

pemimpin 27 negara UE bersama

Pemerintah Inggris (Perdana

Menteri Theresa May). Withdrawal

Agreement –yang juga disebut Brexit

deal– merangkum berbagai kesepakatan

yang telah dicapai kedua pihak sejauh

ini, antara lain terkait: (i) periode transisi,

(ii) hubungan transaksi finansial dan

kontribusi Inggris terhadap anggaran UE,

(iii) pembentukan Joint Commitee yang

Page 34: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

50

Boks

alotnya pembahasan di Parlemen

Inggris, UE menekankan bahwa core

dari withdrawal agreement tidak

dapat direnegosiasikan, namun siap

berkoordinasi dengan Pemerintah

Inggris.

Negosiasi Brexit yang

berkepanjangan memunculkan

risiko no-deal55 Brexit yang

akan berdampak negatif bagi

perekonomian Inggris. Pada 28

November 2018 Bank of England

mempublikasikan laporan EU withdrawal

scenarios and monetary and financial

stability yang menganalisis dampak

Brexit berdasarkan dua skenario, yaitu

55 “No-deal” Brexit memiliki implikasi a.l. tidak akan ada periode transisi dua tahun setelah 29 Maret 2019, dan peraturan UE (termasuk single market) tidak berlaku lagi di Inggris.

Pembahasan draft EU

Withdrawal Agreement di parlemen

Inggris diwarnai penolakan dari

mayoritas anggota Parlemen,

khususnya terkait backstop Irlandia

Utara.53 Parlemen memandang bahwa

Brexit deal belum memuat jaminan

terkait jangka waktu penerapan

backstop serta kemampuan Inggris

untuk menghentikan backstop secara

sepihak, sehingga Irlandia Utara

berisiko untuk terikat dalam peraturan

single market UE dalam jangka waktu

yang tidak terbatas.54 Merespons

53 Klausul backstop: menjaga perbatasan Irlandia Utara (yang termasuk wilayah Inggris Raya) dengan Republik Irlandia (UE) tetap open border.

54 Penolakan tersebut berujung dengan kekalahan May dalam pemungutan suara Brexit deal di Parlemen (meaningful vote) pada 15 Januari 2019 dengan jumlah suara 432:202

Sumber: Bank of England

News in level of GDPrelative to May 2016

trend

News in level of GDPrelative to

November IR:

Economic partnership:-1 1/4 to - 3 3/4

No deal, no transition:-7 3/4 to - 10 1/2%

Economic partnership:-1 1/4 to - 3/4%

No deal, no transition:-4 3/4 to - 7 3/4%

120

2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Indices: 2016q2 = 100GDP in EU withdrawal scenarios

May 2016 trend

Economicpartnership

CloseLess Close

Disruptive

Disorderly

No deal, notransition

November IR

115

110

105

100

95

Grafik 2.44 Proyeksi Dampak Brexit terhadap Ekonomi Inggris

Page 35: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

51

2.4. Jepang

Perekonomian Jepang secara umum

masih lemah meski terjadi sedikit perbaikan

pertumbuhan ekonomi pada kuartal akhir

2018. Ekonomi Jepang TW4-18 tumbuh

0,3% yoy, membaik dari level pertumbuhan

yang sangat rendah 0,1% pada TW3-18

akibat bencana alam.

Kinerja ekonomi selama TW4-18

dipicu peningkatan belanja pemerintah dan

investasi, yang mengompensasi moderasi

konsumsi rumah tangga dan kontraksi net

ekspor. Penurunan permintaan dari negara

mitra dagang akibat tensi perdagangan global

menjadi kendala utama aktivitas ekonomi

selama triwulan laporan. Secara keseluruhan

2018, perekonomian Jepang tumbuh 0,8% yoy,

melambat dibanding 1,9% yoy pada 2017.

Di satu sisi, aktivitas konsumsi

cenderung menurun akibat pertumbuhan

pendapatan riil rumah tangga yang masih

lemah. Di sisi lain, penjualan kendaraan

melonjak dipicu promosi dan aktivitas turisme

yang kembali pulih. Kinerja industri manufaktur

juga kembali pulih untuk memenuhi backlog

order serta meningkatkan inventori. Sentimen

bisnis tetap positif, baik di sektor manufaktur

maupun jasa, sehingga investasi-tetap

meningkat. Dukungan pemerintah terhadap

ekonomi juga meningkat dalam rangka

rekonstruksi sarana publik pascabencana.

Tekanan inflasi makin lemah dan

menjauh dari target akibat deflasi pada

harga sayuran dan transportasi –dampak

penurunan harga minyak dunia. Bank of

(i) economic partnership dan (ii) no-deal,

no-transition. Berdasarkan hasil analisa

tersebut disimpulkan bahwa skenario no-

deal, no-transition akan menyebabkan

pertumbuhan ekonomi Inggris pada

2023 turun sebesar 7,75% hingga

10,5% lebih rendah dibandingkan

tren pertumbuhan ekonomi Inggris

sebelum referendum (Mei 2016)56, atau

4,75% hingga 7,75% lebih rendah

dibandingkan proyeksi BoE terkini

pada Inflation Report November 2018.

Sementara itu, untuk skenario economic

partnership sebagaimana kesepakatan

yang diajukan oleh Perdana Menteri

Theresa May, pertumbuhan ekonomi

Inggris diperkirakan 1,25% hingga

3,75% lebih rendah dibandingkan

tren pertumbuhan ekonomi Inggris

sebelum referendum (Mei 2016), atau

-0,75% hingga +1,75% lebih tinggi

dibandingkan proyeksi November 2018.

56 Referendum Brexit terjadi pada 23 Juni 2016.

Boks

Page 36: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

52

Kinerja ekonomi Jepang secara

umum masih relatif lemah, kendati sedikit

mengalami perbaikan pada kuartal akhir

2018. Setelah tumbuh melemah sebesar 0,1%

yoy pada TW3-18, pertumbuhan ekonomi

Jepang pada TW4-18 meningkat menjadi

0,3% yoy, namun di bawah ekspektasi

(0,6%).57 Peningkatan pertumbuhan dipicu

akselerasi belanja pemerintah dan investasi,

yang mengompensasi moderasi konsumsi

rumah tangga dan kontraksi net ekspor.

Secara keseluruhan 2018, ekonomi Jepang

tumbuh 0,8% yoy, jauh melambat dari 1,9%

pada 2017.

Aktivitas ekonomi Jepang

selama TW4-18 terutama ditopang oleh

permintaan domestik, baik dalam rangka

konsumsi maupun investasi. Konsumsi

rumah tangga tumbuh 0,5% yoy selama

TW4-18, menurun dari 0,6% pada TW3-18,

namun kontribusi konsumsi terhadap PDB

cukup stabil sebesar 0,3%. Peningkatan

konsumsi rumah tangga didorong perbaikan

upah, serta meningkatnya aktivitas di

sektor turisme. Perbaikan konsumsi rumah

tangga terutama pada sektor jasa, durable

goods, dan semi-durable goods.58 Investasi

mengalami rebound hingga 0,9% yoy, dari

-0,9% pada TW3-18, dan berkontribusi

sebesar 0,2% (dari -0,2%). Akselerasi

terjadi pada investasi swasta nonresidensial

57 Perkiraan Consensus Forecast, Januari 2019.58 Konsumsi rumah tangga pada sektor jasa tumbuh

1,2% yoy (dari 0,4%), durable goods – seperti mobil, mebel, dan televisi – tumbuh 5% yoy (dari 3,7%), dan semi-durable goods – seperti pakaian, sepatu, dan kain – tumbuh 2% yoy (dari 1,4%).

Japan (BOJ) merespons perkembangan

tersebut dengan mempertahankan stance

kebijakan akomodatif melalui Qualitative

and Quantitative Easing with Yield Curve

Control, disertai forward guidance untuk

mempertahankan tingkat suku bunga rendah.

Aktivitas ekonomi diperkirakan tetap

berada di atas output potensial pada 2019

ditopang kondisi keuangan yang akomodatif

dan persiapan penyelenggaraan Olimpiade

2020. Stimulus fiskal yang akan diluncurkan

pada FY19 untuk mengatasi dampak kenaikan

pajak konsumsi diprediksi menopang ekonomi

ke depan. BOJ memperkirakan ekonomi FY19

tumbuh sebesar 0,9% yoy, revisi ke atas dari

proyeksi Oktober 2018 (0,8%). Sementara

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi

Jepang 2019 mencapai 1,1% yoy –meningkat

dibandingkan 2018 (0,8%), revisi ke atas dari

proyeksi Oktober 2018 (0,9%). BOJ optimis

bahwa perbaikan ekonomi akan berlanjut dan

diprakirakan tumbuh 1,0% yoy pada FY20,

sementara IMF memperkirakan ekonomi

termoderasi ke level 0,5% yoy.

Sejumlah risiko perlu diwaspadai

karena dapat menghambat kinerja ekonomi

Jepang ke depan. Usia penduduk, utang

pemerintah yang tinggi, inflasi yang masih

lemah, dan kenaikan pajak konsumsi,

merupakan faktor risiko yang perlu

diperhatikan dari dalam negeri. Dari sisi

eksternal, risiko yang perlu diantisipasi

adalah dinamika kebijakan ekonomi AS,

tensi perdagangan, pelemahan ekonomi

Tiongkok, tensi geopolitik, serta fluktuasi

harga komoditas dunia.

Page 37: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

53

berkontribusi negatif terhadap PDB sebesar

-0,5% (memburuk dari -0,2% pada TW3-18).

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-1,7

-0,9

0,0

0,9

1,7

2,6

3,4

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy% yoy

GDP, lhsGovernment ConsumptionHousehold Consumption, rhs

GFCF, rhs Exports, rhsImports, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.45 Pertumbuhan PDB

Sumber: Bloomberg

-3,50

-1,75

0,00

1,75

3,50

5,25

7,00

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

%

Household

Government Consumption

Gross Fixed Capital Form

Exports

Imports

GDP

Grafik 2.46 Kontribusi Komponen PDB

Aktivitas konsumsi pada TW4-18

mixed dengan kecenderungan menurun

akibat pertumbuhan pendapatan riil

rumah tangga yang masih lemah. Rerata

belanja rumah tangga terkontraksi -0,2%

yoy (dari 0,5% pada TW3-18) dikontribusi

kontraksi belanja bahan bakar dan makanan,

serta moderasi belanja transportasi dan

komunikasi. Namun demikian, belanja rumah

tangga untuk perumahan melonjak (11,6%

yoy dari 0,6%), dipicu meningkatnya aktivitas

yang tumbuh 3,9% yoy (dari 1,2%) dipicu

kebutuhan teknologi otomasi dan labor-

saving untuk ekspansi kapasitas produksi dan

mengatasi keterbatasan tenaga kerja akibat

aging population.59 Pengeluaran pemerintah

tumbuh 1,3% yoy (dari 0,6% pada TW3-18)

untuk alokasi anggaran keamanan nasional,

proyek pemerintah –antara lain untuk

rekonstruksi pascabencana–, dan belanja

pendidikan.

Net ekspor berkontribusi negatif

pada pertumbuhan ekonomi Jepang

TW4-18. Net ekspor terkontraksi lebih dalam

seiring pelemahan demand global dan tensi

perdagangan dunia. Kinerja ekspor pada

TW4-18 menurun ke level terendah dalam

sebelas triwulan menjadi 0,4% yoy dari

1,6% pada TW3-18. Penurunan permintaan

yang tajam dari Tiongkok, berkontribusi

signifikan terhadap koreksi kinerja ekspor

Jepang. Sementara, pada saat yang sama,

impor meningkat 3,6% yoy dari 2,8%. Impor

liquified natural gas (LNG) dan kerosene

mengalami kenaikan akibat akselerasi harga

minyak yang sempat terjadi pada awal

TW4-18. Selain itu, penutupan sementara

Bandara Kansai, menyebabkan peningkatan

impor pada awal TW4-18, untuk memenuhi

kebutuhan yang sempat tertunda.60

Peningkatan impor yang lebih tinggi dari

ekspor tersebut menyebabkan net ekspor

59 Investasi residensial juga membaik namun masih di zona kontraksi (-2,2% yoy, dari -6,4% pada TW3-18).

60 Bandara Kansai, Osaka merupakan bandara terbesar ke-2 di Jepang. Bandara Kansai sempat ditutup selama 17 hari (5 – 21 September 2018) baik untuk penerbangan komersial maupun kargo internasional akibat terjangan Topan Jebi.

Page 38: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

54

Penjualan kendaraan melonjak

dan sektor turisme kembali pulih

pascabencana. Rerata penjualan mobil

meningkat signifikan pada TW4-18 menjadi

6,5% yoy dari 1,3% pada TW3-18, baik untuk

mobil penumpang maupun mobil komersial,

khususnya tipe non-mini vehicles. Sementara

itu, rerata jumlah wisatawan asing pada

periode liburan akhir tahun (Okt-Des) mulai

pulih dan tumbuh 3,1% yoy. Sebelumnya,

jumlah kedatangan turis hanya tumbuh

1,5% pada TW3-18 –terendah dalam tujuh

tahun terakhir– akibat terjadinya serangkaian

bencana alam.

Kinerja sektor manufaktur dan

investasi kembali pulih pasca bencana

alam, serta sentimen bisnis meningkat.

Produksi industri pada TW4-18 tumbuh

1,3% yoy (dari -0,1% pada TW3-18) untuk

memenuhi backlog order yang sempat

terhambat pada TW3-18, serta untuk

meningkatkan inventori. Peningkatan produksi

terutama terjadi pada alat transportasi,

produk kimia, serta alat elektronik untuk

komunikasi dan informasi. Utilisasi kapasitas

TW4-18 kembali pulih (2% yoy) setelah

terkontraksi pada TW3-18 (-1,1%). Sentimen

bisnis juga membaik meski akselerasi profit

tertahan. Hal tersebut tercermin pada sub-

indeks Software, R&D, and Fixed Investment

excluding Land Purchase pada survei Tankan

TW4-18 yang meningkat signifikan sebesar

15,4% yoy (dari 6%). Sementara itu, net

income manufaktur tumbuh 5% pada paruh

kedua 2018, dari 7% pada Semester I-2018.

Ekspansi output serta optimisme bisnis turut

rekonstruksi pascabencana. Sementara itu,

penjualan ritel tumbuh stabil sebesar 2,1%

yoy (sama dengan TW3-18) –tertinggi dalam

lima kuartal. Peningkatan penjualan terjadi

pada kendaraan, obat-obatan, serta pakaian,

yang mengompensasi penurunan penjualan

makanan dan minuman, serta bahan bakar.

Pelemahan konsumsi terindikasi dari indeks

kepercayaan konsumen yang turun ke level

42,9 dari 43,4. Kinerja konsumsi yang belum

solid disebabkan pertumbuhan pendapatan

riil rumah tangga yang masih terkontraksi

(-0,2% yoy dari -1,3%).

Sumber: Bloomberg

-32,0

-24,0

-16,0

-8,0

0,0

8,0

16,0

-12,0

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy Penj. Ritel Belanja RT Penj. Kendaraan, rhs

Grafik 2.47 Indikator Daya Beli Masyarakat

44

46

48

50

52

54

56

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Indeks% yoy IPIP-ShipmentIP-InventoryPMI Manufaktur, rhs PMI Jasa, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.48 Produksi Industri dan Indeks PMI

Page 39: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

55

18) karena deselerasi ekspor ke sejumlah

mitra dagang utama. Penurunan ekspor

terutama ke Tiongkok, Hong Kong, dan

Taiwan, khususnya produk semikonduktor,

mesin listrik, dan bahan bakar mineral. Pada

saat yang sama, ekspor ke AS pulih (4,9%

yoy) pasca terkontraksi di TW3-18 (-0,1%)

terutama ekspor mobil, semikonduktor, dan

mesin pembangkit listrik.

-30

-20

-10

0

10

20

30

-1.500

-1.000

-500

0

500

1.000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy Miliar JPY Trade Balance Ekspor, rhs Impor, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.50 Neraca Perdagangan

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

JPY Triliun Goods & Services Primary IncomeSecondary Income Current Account

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.51 Neraca Transaksi Berjalan

Impor pada TW4-18 termoderasi

namun masih di level yang relatif tinggi,

sehingga defisit neraca perdagangan

melebar. Impor TW4-18 tumbuh melambat

terkonfirmasi pada indikator PMI Manufaktur

yang rerata TW4-18 meningkat 52,6 (dari

52,4 pada TW3-18).

Sumber: Bloomberg

-24

-17

-10

-3

4

11

18

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

%

Large Manufacturer Medium ManufacturerSmall Manufacturer Large Non-ManufacturerMedium Non-Manufacturer Small Non-Manufacturer

Grafik 2.49 Hasil Survei Tankan TW4-18

Sektor nonmanufaktur (jasa)

tumbuh ekspansif, ditopang peningkatan

permintaan domestik. Sektor jasa tumbuh

1,4% yoy pada TW4-18 dari 0,4% pada

TW3-18, terutama pada sub-sektor penjualan

grosir, layanan kesehatan, dan layanan

transportasi. Sentimen bisnis pada sektor jasa

juga tetap positif, terindikasi pada indeks PMI

jasa dan Business Conditions nonmanufaktur

Tankan TW4-18 yang membaik masing-

masing ke level 51,9 (dari 51) dan 15 (dari

14). Sejalan dengan optimisme usaha, survei

Tankan terkait investasi-tetap pada sektor

nonmanufaktur yang tercermin pada sub-

indeks Software, R&D, and Fixed Investment

excluding Land Purchase TW4-18 meningkat

(8,8% yoy dari 4,8%).

Pertumbuhan ekspor terkoreksi,

akibat penurunan demand global dan

terimbas eskalasi tensi perdagangan AS-

Tiongkok. Ekspor pada TW4-18 tumbuh

1,5% yoy (melambat dari 3,1% pada TW3-

Page 40: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

56

Di tengah meningkatnya tendensi

proteksionisme dan tensi perdagangan

global, agenda liberalisasi perdagangan

Jepang berlanjut. Pada 8 Desember

2018, Parlemen Jepang meratifikasi Japan–

European Union (EU) Economic Partnership

Agreement (EPA) yang sebelumnya telah

ditandatangani Jepang dan EU pada 17 Juli

2018 di Tokyo.62 Japan-EU EPA merupakan

kesepakatan dagang terbesar di dunia karena

mencakup negara dengan pangsa sekitar

30% PDB dunia dan 40% nilai perdagangan

global. Japan-EU EPA akan mulai berlaku pada

1 Februari 2019. Sementara itu, kerja sama

perdagangan Comprehensive and Progressive

Agreement for Trans-Pacific Partnership

(CPTPP) antara Jepang dan 10 negara lainnya

mulai berlaku pada 30 Desember 2018.63

Japan–EU EPA meliberalisasi

sekitar 99% perdagangan bilateral

kedua negara. Jepang akan menghapus

tarif untuk 94% produk yang dipasok EU,

antara lain produk wine, keju, serta produk

tas dan garmen branded. Jepang juga akan

membebaskan tarif terhadap 85% produk

pertanian EU (segera ataupun setelah periode

transisi tertentu), serta menurunkan pajak

dan menyederhanakan regulasi impor untuk

waktu 90 hari untuk menetapkan langkah yang akan ditempuh. Apabila disetujui, maka tarif impor sebesar 20-25% berpotensi diterapkan atas produk otomotif, termasuk impor yang berasal dari Jepang.

62 Ratifikasi Japan-EU EPA oleh Parlemen Uni Eropa terjadi pada 13 Desember 2018.

63 CPTPP adalah kesepakatan perdagangan bebas antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam yang ditandatangani pada 8 Maret 2018 di Santiago.

ke 11,5% yoy, dari 12,4% pada TW3-18

karena penurunan impor petroleum, alat

komunikasi, dan kendaraan. Aktivitas impor

yang masih tinggi di tengah perlambatan

ekspor menyebabkan defisit neraca

perdagangan melebar menjadi JPY1,25 triliun

–terburuk dalam 15 kuartal (dari JPY0,55

triliun pada TW3-18).

Surplus neraca pembayaran

menyempit karena penurunan surplus

current account (CA) dan capital and

financial account (CFA). Surplus CA

menyempit menjadi JPY2,52 triliun (TW4-

18), dari JPY5,71 triliun (TW3-18), karena

pelebaran defisit neraca perdagangan barang

dan jasa dan penurunan pendapatan primer–

khususnya pendapatan investasi di luar

negeri. Surplus CFA turun menjadi JPY2,8

triliun dari JPY4,4 triliun akibat outflow

investasi portfolio. Outflow portofolio dipicu

perilaku search for yield pasca keputusan

BOJ 31 Juli 2018 mengenai berlanjutnya

kebijakan negative interest rate hingga

waktu yang belum ditetapkan. Optimisme

investor terhadap prospek industri di Jepang

juga memudar akibat kinerja ekspor yang

menurun, terimbas konflik dagang AS-

Tiongkok serta rencana penerapan tarif impor

kendaraan oleh AS.61

61 Pada pertengahan Mei 2018, Trump menyatakan rencana pemberlakuan tarif impor otomotif 25% dan memerintahkan Departemen Perdagangan AS untuk melakukan investigasi mengenai apakah tarif ataupun restriksi lainnya dibutuhkan terhadap impor kendaraan. Pada 17 Desember 2018, Departemen Perdagangan AS menindaklanjuti melalui penyampaian “Section 232” national security report kepada Presiden Trump mengenai dampak impor otomotif dan komponen otomotif terhadap national security. Trump memiliki

Page 41: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

57

pekerja paruh waktu naik menjadi 26,9%

pada Desember dari 26,8% pada September.

Upah mengalami kenaikan dengan

akselerasi yang terbatas. Rerata upah

nominal tumbuh 1,5% yoy (dari 0,9% pada

TW3-18) dan upah riil tumbuh 0,5% yoy (dari

-0,4%) –ditopang kenaikan upah dasar (base

pay) dan bonus. Kenaikan upah tersebut

masih jauh di bawah target pemerintah FY18

(3%). Pengusaha enggan menaikkan upah

karena akan berimbas kepada profit dan

ongkos produksi. Oleh karena itu, Pemerintah

Jepang kembali menghimbau kalangan

pengusaha untuk menaikkan upah untuk

mendorong konsumsi dan mengantisipasi

rencana kenaikan pajak konsumsi pada

Oktober 2019.

Guna mengatasi keterbatasan

ketersediaan tenaga kerja, Jepang

membuka akses bagi tenaga kerja asing

semi-terampil. Pada 8 Desember 2018,

Parlemen Jepang menyetujui usulan revisi

Undang-Undang (UU) Pengendalian Imigrasi

mengenai pembentukan dua kategori visa

baru, yaitu bagi tenaga kerja asing semi-

terampil dan terampil. Jepang menargetkan

mendatangkan sekitar 345.000 tenaga

kerja asing semi-terampil dari Kawasan Asia

selama lima tahun ke depan untuk bekerja

pada 14 sektor industri, antara lain pertanian,

keperawatan, restoran, dan manufaktur.

pegawai perusahaan untuk mengisi waktu luang dengan bekerja di perusahaan lain, namun harus atas persetujuan perusahaan utama. Sebelumnya, pemerintah hanya memperkenankan pegawai untuk memiliki satu pekerjaan.

dairy product. Sementara itu, EU menghapus

tarif impor untuk 99% produk Jepang. EU

juga akan menghapus tarif impor mobil dari

Jepang secara bertahap dalam tujuh tahun

dan menurunkan pajak impor komponen

kendaraan dalam waktu yang lebih singkat.

Kedua negara juga akan melakukan kerja

sama liberalisasi investasi dan jasa.64 Ekspor

EU diperkirakan akan meningkat sebesar 34%

dan ekspor Jepang meningkat 29%, ketika

liberalisasi tarif dan perjanjian perdagangan

telah terimplementasi sepenuhnya.65

Pasar ketenagakerjaan tetap ketat,

terindikasi pada rasio jobs-to-applicant

Desember yang tetap tinggi (1,63).66

Kondisi tersebut menimbulkan optimisme di

kalangan pegawai untuk mencari pekerjaan

lain yang lebih baik dan mengundurkan

diri dari pekerjaan yang dimiliki. Akibatnya,

tingkat pengangguran pada Desember naik

menjadi 2,4% dari 2,3% pada September

2018. Sementara itu, terbatasnya jumlah

tenaga kerja yang tersedia serta pelonggaran

aturan batasan jumlah pekerjaan yang dapat

dimiliki pegawai mendorong meningkatnya

jumlah pekerjaan paruh waktu.67 Pangsa

64 Jepang akan memberikan kemudahan akses bagi UE untuk berpartisipasi dalam tender proyek besar Pemerintah, terutama di bidang perkeretaapian, sekolah, dan rumah sakit, serta distribusi listrik.

65 Proyeksi oleh BusinessEurope (Confederation of European Business), kelompok lobi yang mewakili 40 perusahaan yang berasal dari EU dan enam negara non-EU.

66 Rasio jobs-to-applicants tersebut mengindikasikan bahwa terdapat 163 lowongan kerja bagi setiap 100 orang pelamar. Rasio jobs-to-applicants Desember 2018 sedikit menurun dari 1,64 pada September 2018, namun tetap tinggi dibandingkan historis.

67 Sejak Januari 2018, pemerintah memperkenankan

Page 42: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

58

deflasi harga makanan –terutama sayuran68–

dan transportasi –akibat penurunan harga

minyak dunia. Sejalan dengan perlambatan

ekonomi domestik, core inflation (inflasi yang

mengeluarkan fresh food) pada Desember

2018 turun menjadi 0,7% (dari 1% pada

September 2018) dan core core inflation

(mengeluarkan fresh food dan energi) masih

tertahan pada level 0,1% (sama dengan

September 2018).

Penurunan inflasi sejalan dengan

pelemahan tekanan harga di tingkat

produsen. Harga di tingkat produsen (IHP)69

pada TW4-18 turun menjadi 2,3% yoy dari

3% pada TW3-18. Penurunan IHP terutama

terjadi pada kelompok produk minyak dan

batubara, bahan dan produk kimia, serta

produk pertanian dan kehutanan. Penurunan

IHP tersebut ditransmisikan kepada konsumen

secara lebih agresif, sebagaimana tercermin

pada penurunan IHK yang jauh lebih lebar

dibandingkan penurunan IHP. Hal tersebut

mengindikasikan upaya produsen untuk

menjaga daya saing di tengah kompetisi

pasar yang ketat serta deflationary mindset

masyarakat Jepang.

Dengan realisasi inflasi yang

masih undershoot, BOJ mempertahankan

stance kebijakan moneter akomodatif.

BOJ melanjutkan kombinasi kebijakan

Qualitative and Quantitative Easing dan yield

68 Harga sayuran sempat naik signifikan pada TW3-18 akibat pasokan yang terganggu oleh cuaca buruk dan gelombang panas.

69 IHP mencerminkan harga barang yang ditransaksikan antarkorporasi.

Jepang juga menargetkan peningkatan

pasokan tenaga kerja asing terampil (skilled-

worker) di sektor konstruksi dan shipping.

Kebijakan tersebut akan efektif berlaku pada

April 2019.

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

1,0

1,1

1,2

1,4

1,5

1,6

1,7

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Rasio% Unemployment Rate Jobs-to-Applicants Ratio, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.52 Tingkat Pengangguran dan

Jobs-to-Applicants Ratio

-3,75

-3,00

-2,25

-1,50

-0,75

0,00

0,75

1,50

2,25

3,00

3,75

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoyRibu JPY Base PayOvertime Pay

BonusNominal Wage, rhsReal Wage, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.53 Perkembangan Upah

Tekanan inflasi semakin melemah

dan menjauh dari target 2%. Inflasi

headline (IHK) Desember 2018 turun

signifikan 0,3% yoy, dari 1,2% pada

September 2018. Deselerasi inflasi disebabkan

Page 43: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

59

sebesar -0,1%. BOJ melanjutkan pembelian

JGB dalam jumlah yang fleksibel sehingga

yield 10-year JGB tenor berada di kisaran

0%.70 Target kenaikan outstanding JGB

tetap dipertahankan sebesar JPY80 triliun per

tahun. BOJ juga melanjutkan pembelian ETF

dan J-REITS sehingga outstanding ETF dan

J-REITS pada neraca BOJ meningkat masing-

masing sebesar JPY6 triliun dan JPY90 miliar

per tahun. Sementara itu, jumlah outstanding

commercial paper dan corporate bonds tetap

dipertahankan pada level JPY2,2 triliun dan

JPY3,2 triliun.

BOJ tetap berkomitmen mencapai

target inflasi meski target tersebut masih

sulit tercapai. Pada proyeksi terkini (Outlook

Report Januari 2019), BOJ memprediksi target

inflasi 2% kemungkinan belum dapat tercapai

hingga FY2021.71 Namun demikian, BOJ tetap

berkomitmen untuk mencapai target inflasi

dengan mereiterasi forward guidance bahwa

tingkat suku bunga jangka pendek dan jangka

panjang yang rendah akan dipertahankan

dalam jangka waktu yang relatif panjang.72

Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, kembali

menegaskan bahwa exit strategy dari

Negative Interest Rate Policy (NIRP) akan dirilis

70 Yield JGB tenor 10 tahun merepresentasikan suku bunga jangka panjang.

71 Proyeksi tersebut merevisi proyeksi MPM 30-31 Oktober 2018 yang memperkirakan target inflasi dapat dicapai pada FY2020.

72 “The Bank intends to maintain the current extremely low levels of short- and long-term interest rates for an extended period of time, taking into account uncertainties regarding economic activity and prices including the effects of the consumption tax hike scheduled to take place in October 2019.” (Monetary Policy Release BOJ, 20 Desember 2018).

-3,6

-1,8

0,0

1,8

3,6

5,4

7,2

9,0

10,8

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy

CPI excl. Fresh Food CPI excl. Food & EnergyCPI FoodTransport & Communication, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.54 Inflasi

Grafik 2.55 Indeks Harga Produsen

Sumber: Bloomberg

-12,0

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy PPI Input Price PPI Output Price PPI

Sumber: Bloomberg

80,3 78,6

57,9

37,6

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

JPY triliunJPY triliun

Net Pembelian JGB Total Pembelian Tahunan JGB, rhs

Grafik 2.56 Pembelian JGB oleh BOJ

curve control (QQE with YCC) pada Monetary

Policy Meeting (MPM) 30-31 Oktober dan 19-

20 Desember 2018, serta 22-23 Januari 2019.

Suku bunga jangka pendek dipertahankan

Page 44: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

60

bawah target tahunan kenaikan outstanding

JGB BOJ (JPY80 triliun).73 Seiring langkah

tersebut, yield 10-year JGB secara point-

to-point (ptp) turun ke level 0,013% (akhir

Desember 2018) setelah mencapai 0,134%

pada akhir September 2018.74

Sumber: JMOF

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

JPY Triliun Revenue ExpenditureRevenue (% yoy), rhs Expenditure (% yoy), rhs

Grafik 2.59 Penerimaan dan Belanja

Pemerintah

Sumber: CEIC

192

194

196

198

200

202

204

206

9,2

9,4

9,6

9,8

10,0

10,2

10,4

10,6

10,8

11,0

11,2

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

% PDBTriliun JPY

Utang Pemerintah Utang Pemerintah (% PDB), rhs

Grafik 2.60 Utang Pemerintah

73 Meski pembelian JGB BOJ menurun, namun share JGB dalam neraca BOJ tetap meningkat dan mencatat rekor sebesar 82,6% pada akhir Desember, dari 82% pada akhir September 2018. Total kepemilikan obligasi pemerintah oleh BOJ juga tertinggi dibandingkan bank sentral lainnya.

74 Namun demikian, secara rerata yield 10-year JGB naik menjadi 0,104% pada TW4-18 dari 0,093% pada TW3-18.

pada saat inflasi inti (excluding. fresh food)

mencapai target 2%.

Sumber: Bloomberg

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

0

100

200

300

400

500

600

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoyJPY triliun

JGB T-Bills CPCorporate Bonds Pecuniary Stocks ETFsREITs BoJ Balance Sheet Pertumbuhan B/S, rhs

Grafik 2.57 Balance Sheet BOJ

Sumber: Bloomberg

-0,2

-0,18

-0,16

-0,14

-0,12

-0,1

-0,08

-0,06

-0,04

-0,02

0

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0,14

0,16

0,18% 10Y 1Y

Grafik 2.58 Yield JGB 1-year dan 10-year

BOJ melanjutkan ekspansi moneter

dengan laju yang kian melambat. Rerata

laju ekspansi uang beredar (monetary base)

selama TW4-18 termoderasi menjadi 5,9%

yoy, dari 6,9% pada TW3-18. Laju pembelian

JGB oleh BOJ juga melambat menjadi 6,3%

yoy (JPY8,8 triliun), dari 7,3% (JPY12,0

triliun). Total pembelian JGB oleh BOJ selama

2018 sebesar JPY37,6 triliun, jauh di bawah

realisasi selama 2017 (JPY57,9 triliun) dan di

Page 45: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

61

ketersediaan tenaga kerja akibat aging

population–, serta persiapan menjelang

Olimpiade 2020.

BOJ dan IMF merevisi ke atas

proyeksi kinerja ekonomi 2019-2020. BOJ

memperkirakan ekonomi FY1976 tumbuh

sebesar 0,9% yoy, revisi ke bawah dari

proyeksi Oktober 2018 (0,8%). Sementara

IMF memprediksi ekonomi 2019 tumbuh

1,1% yoy, meningkat dibandingkan 2018

(0,8%), dan merupakan revisi ke atas dari

proyeksi Oktober 2018 (0,9%) karena

keyakinan IMF terhadap dampak positif

dari penambahan stimulus fiskal yang telah

disiapkan oleh Pemerintah Jepang. BOJ

optimis bahwa ekonomi pada FY20 semakin

membaik dan tumbuh sebesar 1% didorong

investasi dan konsumsi –seiring perbaikan di

pasar tenaga kerja, dan investasi pemerintah.

Sementara itu, IMF merevisi ke atas proyeksi

pertumbuhan PDB Jepang menjadi 0,5%

pada 2020, dari proyeksi semula 0,3%.

Laju inflasi diprediksi meningkat

secara gradual namun masih di bawah

target 2%. Realisasi inflasi pada akhir 2018

sebesar 0,3% yoy, melambat dari 1,2% pada

September 2018. Tekanan inflasi ke depan

diperkirakan masih terbatas, disebabkan

oleh perusahaan yang masih berhati-hati

untuk menaikkan upah dan harga karena

deflationary mindset masyarakat. Selain

itu, harga minyak yang diprediksi menurun,

menyebabkan BOJ kembali merevisi ke bawah

76 Tahun fiskal Jepang berlangsung selama April tahun berjalan hingga Maret tahun berikutnya.

Respons kebijakan fiskal lebih

ekspansif, seiring upaya rekonstruksi

pascabencana. Belanja pemerintah pada

TW4-18 meningkat 2,2% yoy (dari -2,1%),

terutama untuk alokasi anggaran keamanan

nasional dan anggaran public works untuk

rekonstruksi pascabencana, serta peningkatan

penyaluran bagi hasil pajak dan hibah dana ke

daerah (local government allocation). Defisit

pendapatan menyempit menjadi -2,1%

yoy pada TW4-18, dari -9,4% yoy, seiring

peningkatan penerimaan pajak. Namun

demikian, surplus keseimbangan primer

melebar menjadi -JPY1,1 triliun dari JPY2,2

triliun pada TW3-18. Outstanding utang

pemerintah juga naik ke posisi JPY1.100,5

triliun (200,6% PDB) dari JPY1.091,7 triliun

(198,9% PDB) pada TW3-18.

Ekspansi ekonomi diperkirakan

berlanjut, ditopang kondisi keuangan

yang akomodatif dan pengeluaran

pemerintah. Konsumsi rumah tangga

diperkirakan meningkat, ditopang perbaikan

upah, kondisi keuangan yang masih

akomodatif, serta stimulus fiskal untuk

mengimbangi rencana kenaikan pajak

konsumsi pada Oktober 2019.75 Investasi

swasta diprediksi tetap tumbuh positif

ditopang oleh profit serta kebutuhan

teknologi dan otomasi produksi yang bersifat

labor-saving –untuk meningkatkan kapasitas

produksi dan mengatasi keterbatasan

75 Pada APBN FY19 (disetujui 21 Desember 2018), Pemerintah mengalokasikan stimulus sebesar JPY2 triliun (USD17,7 miliar) untuk mengantisipasi kenaikan pajak konsumsi pada Oktober 2019.

Page 46: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

62

sentimen konsumen akibat kenaikan pajak

konsumsi. Sementara itu, risiko dari sisi

eksternal berasal dari dinamika kebijakan

ekonomi AS dan dampaknya terhadap pasar

keuangan global, tensi perdagangan AS

dan Tiongkok, potensi kenaikan tarif impor

otomotif AS, perlambatan ekonomi Tiongkok,

ketidakpastian negosiasi Brexit, fluktuasi

harga komoditas, serta risiko geopolitik.

proyeksi inflasi, khususnya FY19. Proyeksi

inflasi inti FY18, FY19, dan FY20 turun

menjadi 0,8%, 1,1% dan 1,5%, dari proyeksi

Oktober 2018 (0,9%, 1,6%, dan 1,6%).

Ekonomi ke depan masih

dihadapkan pada sejumlah risiko yang

mengarah pada downside. Risiko domestik

berasal dari permasalahan aging population,

kekhawatiran terkait sustainabilitas fiskal,

inflasi yang masih lemah, serta perubahan

Realisasi

2018Indikator

BoJ(Januari 2019)

FY19 FY20 FY19 FY202019 2020

IMF WEO(Januari 2019)

Consensus Forecast(Februari 2019)

PDB (% yoy) 0,7 0,9 1,0 1,1 0,5 0,9 0,4Forecast sebelumnya - 0,8 0,8 0,9 0,3 1,0 0,4Inflasi (% yoy) 1,0 1,1 1,5 - - 0,8 1,2Forecast sebelumnya - 1,6 1,6 1,3 1,7 0,9 1,3

Sumber: BOJ Outlook for Economic Activity and Prices January 2019, IMF WEO Update January 2019, IMF WEO October 2018. Consensus Forecast Januari 2019 dan Februari 2019.

Tabel 2.5 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan PDB & Inflasi

2.5. Tiongkok

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok

melambat sejalan dengan perlambatan

konsumsi, kontraksi investasi, dan penurunan

ekspor. Berbagai stimulus baik fiskal maupun

moneter yang diluncurkan belum efektif

untuk mendorong ekonomi. Pada TW4-18,

PDB Tiongkok tumbuh melambat menjadi

6,4% yoy, dibandingkan 6,5% pada TW3-18.

Seiring perlambatan tersebut, PDB selama

2018 tumbuh 6,6% yoy, menurun dari 6,8%

pada 2017, namun di atas target pemerintah

(6,5%).

Konsumsi masyarakat terus melemah

akibat pengetatan kredit (deleveraging),

wealth effect dari penurunan harga aset,

dan sentimen negatif konflik perdagangan

dengan AS. Investasi masih lemah seiring

sentimen bisnis yang menurun dan ketatnya

akses perusahaan swasta terhadap kredit

perbankan di tengah menurunnya shadow

banking. Aktivitas ekspor menurun seiring

berakhirnya front-loading, namun impor

menurun lebih dalam akibat demand domestik

yang lemah sehingga secara keseluruhan net

ekspor masih positif. Perkembangan tersebut

berimbas kepada penurunan aktivitas

produksi, profit industri, dan sentimen bisnis,

meski sektor ketenagakerjaan masih tetap

solid.

Tingkat inflasi pada triwulan laporan

juga menurun dan masih di bawah target

pemerintah (3%). Inflasi yang rendah

dipengaruhi pelemahan permintaan serta

Page 47: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

63

Ekonomi ke depan juga dibayangi

sejumlah tantangan, baik dari domestik

maupun eksternal. Dari sisi domestik, risiko

berasal dari aging population, potensi

capital outflows, depresiasi nilai tukar,

utang korporasi tinggi, utang pemerintah

meningkat, sustainabilitas fiskal menurun,

serta reformasi struktural yang tertunda

seiring pergeseran prioritas respons kebijakan

moneter maupun fiskal. Dari sisi eksternal,

risiko bersumber dari tensi perdagangan

dengan AS, dinamika kebijakan ekonomi AS,

serta faktor geopolitik.

Pada triwulan akhir 2018, ekonomi

Tiongkok semakin termoderasi akibat

perlambatan konsumsi, investasi, dan

ekspor. Sesuai ekspektasi77, PDB Tiongkok

pada TW4-18 menurun ke 6,4% yoy,

dari 6,5% pada TW3-18, dan merupakan

pertumbuhan terendah sejak TW1-09.78

Kinerja TW4-18 tersebut menjadikan PDB

selama 2018 tumbuh 6,6% yoy, lebih rendah

dibandingkan 2017 (6,8%), meski masih di

atas target pemerintah (6,5%).

Konsumsi menjadi kontributor

terbesar PDB Tiongkok –meski secara level

menurun. Kontribusi konsumsi (pemerintah

dan rumah tangga) turun menjadi 4,6% (dari

5,0% pada TW3-18). Kontribusi investasi

(GCF) turun menjadi 1,3% dari 2,1% seiring

sentimen investasi yang melemah. Ekspor

selama TW4-18 termoderasi dengan level

77 Consensus Forecast Januari 2019.78 PDB pada TW1-09 sebesar 6,4% yoy.

deflasi harga bahan bakar dan makanan.

Pergerakan inflasi juga sejalan dengan

penurunan harga di tingkat produsen. Secara

keseluruhan 2018, inflasi naik menjadi 2,1%

yoy, dari 1,6% pada 2017, namun masih jauh

di bawah target pemerintah.

Otoritas Tiongkok telah menempuh

sejumlah kebijakan yang menyeimbangkan

antara menjaga likuiditas untuk mendorong

stabilitas pertumbuhan dan deleveraging.

People’s Bank of China (PBC) mempertahankan

suku bunga kebijakan (7-Days Reverse

Repo Rate/7DRRR) pada level 2,55%, dan

menurunkan tingkat Giro Wajib Minimum

(GWM) untuk mengakselerasi penyaluran

kredit kepada UKM dan perusahaan swasta.

Peningkatan likuiditas juga ditempuh

melalui peluncuran fasilitas Targeted

Medium-term Lending Facility (TMLF) bagi

perbankan. Pada saat yang sama, pemerintah

menempuh kebijakan fiskal ekspansif dengan

meningkatkan belanja infrastruktur dan

pemotongan pajak.

Aktivitas ekonomi ke depan

diprediksi masih tertahan. Konsumsi

masyarakat akan lebih konservatif

karena ekonomi masih dihadapkan pada

ketidakpastian konflik perdagangan dengan

AS. Sementara itu, aktivitas investasi diprediksi

membaik karena dukungan stimulus

pemerintah serta pelonggaran deleveraging.

IMF memperkirakan PDB Tiongkok pada 2019

dan 2020 tumbuh melambat masing-masing

menjadi 6,2% yoy, dibandingkan pencapaian

2018 sebesar 6,6%.

Page 48: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

64

-1,5

0,0

1,5

3,0

4,5

6,0

7,5

9,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42015 2016 2017 2018

% Konsumsi

Sumber: Bloomberg

GCF Net Ekspor PDB

Grafik 2.61 Kontribusi PDB

Menurut Pengeluaran

0,0

1,5

3,0

4,5

6,0

7,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42015 2016 2017 2018

% Primer Sekunder Tersier PDB

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.62 Kontribusi PDB

Menurut Sektoral

Konsumsi masyarakat terus

menurun terimbas deleveraging,

penurunan wealth effect dari pelemahan

harga aset, dan sentimen negatif konflik

perdagangan dengan AS. Penjualan ritel

pada TW4-18 tumbuh 8,3% yoy, melambat

dari 9% pada TW3-18, akibat kontraksi

penjualan kendaraan dan alat komunikasi,

serta penurunan penjualan bahan bakar dan

masing sebesar 0,4% dan 2,4% terhadap pertumbuhan PDB TW4-18.

yang lebih mild dari impor, sehingga net

ekspor berkontribusi positif 0,5%, dari

-0,6%. Secara keseluruhan 2018, kontribusi

konsumsi meningkat menjadi 5,0% dari

4,0% pada 201779, kontribusi investasi

stabil sekitar 2,1%. Sebaliknya, net ekspor

berkontribusi negatif (-0,6%, dari 0,6%)

terimbas pelemahan demand global dan

konflik perdagangan dengan AS.

Secara sektoral, perlambatan PDB

TW4-18 disebabkan moderasi aktivitas

sektor tersier (jasa) dan sektor primer

yang tidak terkompensasi oleh perbaikan

sektor sekunder. Sektor tersier tumbuh

melambat ke 7,4% yoy (dari 7,9% pada

TW3-18) –terendah dalam 10 triwulan karena

penurunan kinerja subsektor real estate,

teknologi informasi, dan perdagangan seiring

pelemahan demand.80 Namun demikian,

sektor tersier masih menjadi motor utama

ekonomi Tiongkok dengan kontribusi

sebesar 3,6% terhadap pertumbuhan PDB.

Pertumbuhan sektor primer (pertanian dan

pertambangan) sedikit melemah ke 3,5%

yoy, dari 3,6% pada TW3-18. Sebaliknya,

aktivitas sektor sekunder terakselerasi sebesar

5,8% yoy (dari 5,3%) karena peningkatan

aktivitas konstruksi (6,1% yoy dari 2,5%) yang

mengompensasi moderasi sektor manufaktur

(5,1% yoy dari 6%).81

79 Pangsa konsumsi pada PDB 2018 meningkat signifikan menjadi 76,2% dari 58,8% pada 2017, sejalan dengan proses rebalancing, yaitu mengalihkan sumber pertumbuhan dari investasi yang ditopang utang (debt-fuelled investment) menjadi konsumsi.

80 Pangsa sektor tersier sebesar 49,1%, sektor sekunder 40,7%, dan sektor primer 10,2% dari PDB TW4-18.

81 Sektor primer dan sekunder berkontribusi masing-

Page 49: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

65

tidak kena pajak (PTKP) naik menjadi

RMB5.000/bulan, dari semula RMB3.500/

bulan. Pemerintah juga memperlebar

tax bracket pada kelompok pendapatan

rendah dan menengah. Misalnya, pajak 3%

diberlakukan untuk penghasilan hingga

RMB3.000, (naik dari RMB1.500), dan

pajak 25% diberlakukan untuk rentang

penghasilan RMB25.000-RMB35.000 (naik

dari RMB9.000-RMB35.000). Sementara itu,

penyelenggaraan Golden Week Festival (1-7

Oktober 2018) belum mampu mendongkrak

penjualan. Selama penyelenggaraan festival

tersebut, penjualan harian hanya tumbuh

9,5% yoy, lebih rendah dibandingkan tahun

sebelumnya (10,3%).

Pelemahan konsumsi domestik

dan ekspor berimbas kepada penurunan

aktivitas produksi dan profit industri,

serta sentimen bisnis. Rerata output

industri TW4-18 sedikit terkoreksi (5,7% yoy,

dari 6,0% pada TW3-18), karena moderasi

produksi manufaktur terutama industri

otomotif. Kondisi tersebut menyebabkan

profit industri tertahan (0% dari 9,8%,

terendah dalam 12 kuartal) dan sentimen

bisnis melemah. Rerata PMI manufaktur yang

dirilis pemerintah turun menjadi 49,9 (dari

51,1), sedangkan rilis Caixin turun menjadi

50,0 (dari 50,5).85 Pelemahan ekspansi juga

terjadi pada sektor nonmanufaktur besar

dengan rerata PMI (rilis pemerintah) turun

85 PMI rilis pemerintah didasarkan pada hasil survei terhadap perusahaan besar dan BUMN, sedangkan PMI rilis Caixin berdasarkan survei kepada usaha kecil menengah (UKM).

garmen. Penjualan kendaraan terkontraksi

makin dalam (-12,9% yoy, dari -6,5%).

Penjualan properti residensial juga tumbuh

melambat sebesar 12,3% yoy, setelah

meningkat hingga 17,9% pada TW3-18.

Pelemahan permintaan tersebut disebabkan

perlambatan ekonomi, ketidakpastian pasar

finansial yang memperburuk kinerja saham82

dan pasar properti83 sehingga menurunkan

daya beli masyarakat, serta dampak kebijakan

deleveraging antara lain pengendalian kredit

online (peer-to-peer lending). Sementara

itu, penurunan permintaan kendaraan

turut disebabkan oleh restriksi pembelian

kendaraan berbahan bakar bensin untuk

pengendalian polusi, berakhirnya reduksi

pajak pembelian mobil kecil84, serta

meningkatnya penggunaan jasa car-sharing

dan ride-hailing.

Konsumsi tetap lemah di tengah

upaya Pemerintah untuk mendorong

konsumsi melalui pelonggaran pajak

penghasilan perseorangan dan

penyelenggaraan Golden Week Festival.

Sejak 1 Oktober 2018, threshold penghasilan

82 Indeks harga saham gabungan Shanghai pada TW4-18 melemah 5,9% qtq, dan menyentuh level terendah selama 2018 pada 27 Desember 2018.

83 Sektor properti –yang selama ini menjadi andalan untuk mengamankan nilai kekayaan (store of wealth)– masih lemah, khususnya di Tier 1. Rata-rata harga properti di kota Tier 1 selama TW4-18 hanya meningkat 1,8% yoy (dari 0,8% pada TW3-18), akibat pengetatan persyaratan pembelian properti dan kenaikan uang muka KPR.

84 Mobil kecil adalah mobil dengan kapasitas mesin 1600 cc ke bawah. Sejak 1 Januari 2018, pajak pembelian mobil tersebut kembali ke level normal (10%), dari 7,5% selama 2017. Pada 2017, mobil kelas kecil berkontribusi sebesar 70% dari penjualan kendaraan baru di Tiongkok.

Page 50: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

66

sektor, penurunan investasi terjadi pada sektor

tersier dan sektor primer, yang dikompensasi

oleh berlanjutnya pemulihan FAI di sektor

sekunder.87 Berdasarkan kepemilikan,

investasi BUMN sedikit meningkat dan masih

rendah secara historis (2% yoy ytd dari 1,3%),

sedangkan investasi swasta relatif stabil

(8,7%). Stabilitas investasi swasta tersebut

seiring dukungan Pemerintah melalui:

(a) penurunan VAT sektor manufaktur,

transportasi, konstruksi, telekomunikasi, dan

agrikultur sejak 1 Mei 2018; (b) potongan

pajak perusahaan pada Agustus 2018; (c)

perluasan pemberlakuan tax deductability

sebesar 75% bagi aktivitas penelitian dan

pengembangan pada Juli 2018; serta (d) tax

breaks bagi usaha kecil pada April 2018.

Di sisi eksternal, kinerja

perdagangan menurun secara signifikan

namun surplus neraca perdagangan

melebar karena moderasi ekspor yang

lebih mild dari impor. Ekspor selama TW4-

18 tumbuh 5,5% yoy, turun dari 12,2%,

akibat meredanya front-loading untuk

mengantisipasi kenaikan tarif impor AS

serta tercapainya gencatan tarif (trade truce)

dengan AS pada 1 Desember 2018 (lihat

boks). Penurunan ekspor terjadi pada central

processing unit (CPU), games dan mainan,

serta kendaraan dengan negara tujuan ke

Hong Kong, AS, EU, dan Jepang. Namun,

pelemahan ekspor tertahan oleh stimulus

sebesar 13,1% yoy ytd.87 Pemulihan FAI di sektor sekunder terjadi pada

subsektor pertambangan nonlogam dan manufaktur bahan kimia, namun tertahan oleh kontraksi subsektor konstruksi dan otomotif.

menjadi 53,7 (dari 54,4), sementara di

kalangan UKM nonmanufaktur (rilis Caixin)

sedikit membaik (52,8 dari 52,5).

7,0

8,0

9,0

10,0

11,0

12,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy % yoy Penjualan Properti ResidensialPenjualan Ritel, rhs

Penjualan Kendaraan

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.63 Penjualan Ritel, Kendaraan,

dan Properti Residensial

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

8,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy

% yoy Produksi Industri ManufacturingMining & Quarrying, rhs Prod & Dist of Electiricity, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.64 Produksi Industri

Seiring penurunan sentimen

bisnis, investasi selama TW4-18 masih

tertahan pada level yang rendah secara

historis. Investasi aset-tetap (fixed-asset

investment atau FAI) tumbuh 5,8% yoy ytd,

dari 5,4% pada TW3-18. Meski membaik,

laju pertumbuhan tersebut masih jauh

dibandingkan rerata historis.86 Berdasarkan

86 Rerata bulanan pertumbuhan FAI selama 2013-2017

Page 51: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

67

dari seluruh barang kena pajak/taxable items)

sejak 1 November 2018.89 Penurunan impor

terjadi pada mesin listrik, alat komunikasi,

dan kendaraan dari Korea, AS, Taiwan, dan

Vietnam. Seiring moderasi ekspor yang lebih

minor daripada moderasi impor, surplus

neraca perdagangan melebar menjadi

USD136,7 miliar, dari USD87,6 miliar. Pada

saat yang sama, surplus neraca perdagangan

bilateral Tiongkok dengan AS kembali

mencatat rekor (USD97,2 miliar dari USD93,3

miliar pada TW3-18). Kondisi tersebut akibat

kontraksi impor dari AS yang cukup dalam

(-20,8% dari 4%) di tengah ekspor yang

masih tumbuh positif –meski pada level

yang lebih rendah, seiring berakhirnya front-

loading (6,5% dari 12,8%). Penurunan impor

Tiongkok dari AS terjadi pada bahan bakar

mineral, sayuran, serta mesin dan alat listrik.

Surplus neraca transaksi berjalan

(current account) melebar didorong oleh

peningkatan surplus neraca perdagangan

barang. CA surplus pada TW4-18 meningkat

tajam menjadi USD54,6 miliar dari USD23,3

miliar pada TW3-18. Selain karena

peningkatan surplus perdagangan barang,

kenaikan surplus CA turut disebabkan oleh

penyempitan defisit neraca perdagangan

jasa seiring penurunan impor jasa perjalanan

dan transportasi di tengah peningkatan

ekspor jasa transportasi, konstruksi, dan

telekomunikasi. Secara keseluruhan 2018,

89 Pemerintah menurunkan pajak impor produk logam (8,4% dari 11,5%), mesin dan alat elektronik (8,8% dari 12,2%), produk tekstil dan bahan konstruksi (8,4% dari 11,5%), produk kayu, kertas, mineral, dan batu mulia (5,4% dari 6,6%).

pemerintah berupa kenaikan pengembalian

pajak ekspor (tax rebate) dan percepatan

pembayaran tax rebate sejak 1 November

2018.88

47,6

48,8

50,0

51,2

52,4

53,6

54,8

56,0

-12,0

-6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

24,0

30,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Indeks % yoy

Profit IndustriPMI Manufaktur (Pemerintah), rhsPMI Manufaktur (Caixin), rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.65 Profit Industri dan

PMI Manufaktur

0

8

16

24

32

40

0

5

10

15

20

25

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy ytd% yoy ytd

FAIBUMNSwasta

Primary, rhsSecondary, rhsTertiary, rhs

Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 2.66 Fixed-Asset Investment (FAI)

Aktivitas impor selama TW4-18

juga menurun signifikan pasca lonjakan

pada triwulan sebelumnya. Impor hanya

tumbuh 5,6% yoy, dari 20,5% pada TW3-

18, meski pemerintah menurunkan pajak

impor atas 1.585 barang (atau sekitar 19%

88 Sebelumnya, sejak 15 September 2018, pemerintah telah menaikkan tax rebates 397 produk ekspor, termasuk produk integrated circuits, baja, produk elektronik dan produk kultural.

Page 52: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

68

turun dari September 2018 (2,5%), karena

deflasi harga bahan bakar –seiring penurunan

harga minyak dunia– serta penurunan harga

sayuran segar dan telur. Namun demikian,

inflasi inti meningkat menjadi 1,8% yoy dari

1,7%, karena kenaikan harga kelompok

pakaian dan biaya pendidikan. Secara

keseluruhan 2018, rata-rata inflasi naik

menjadi 2,1% yoy, dari 1,6% pada 2017.

Inflasi masih jauh di bawah target pemerintah

(3%), sehingga bank sentral masih memiliki

ruang untuk menempuh pelonggaran

kebijakan moneter.

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy

CPICore CPIClothing Education Culture & Entertainment

Food, lhs Transportation & Com., rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.69 Inflasi CPI

-0,6

-0,3

0,0

0,3

0,6

0,9

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy % yoy PPI Producer Goods Consumer Goods, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.70Inflasi PPI

CA mencatat surplus USD49,1 miliar (0,39%

PDB) dari USD164,9 miliar (1,35% PDB) pada

2017. Angka tersebut merupakan rekor

terendah sejak 2004 dan sejalan dengan

upaya rebalancing ekonomi Tiongkok

yaitu beralih dari ekonomi yang semula

mengandalkan sektor eksternal menuju

ekonomi yang berbasis permintaan domestik.

-35,0

-17,5

0,0

17,5

35,0

52,5

70,0

-30,0

-15,0

0,0

15,0

30,0

45,0

60,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Miliar USD

% yoy Trade Balance, rhs Impor Ekspor

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.67 Neraca Perdagangan

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

Miliar USD

Neraca Barang Neraca JasaPendapatan Primer

Pendapatan SekunderNeraca Transaksi Berjalan (CA)

Sumber: Bloomberg, CEIC

Grafik 2.68 Neraca Transaksi Berjalan

Konsumsi yang melambat serta

penurunan harga minyak menyebabkan

berkurangnya tekanan inflasi. Inflasi

headline Desember 2018 sebesar 1,9% yoy,

Page 53: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

69

dan melampaui target pemerintah (11 juta).

Rerata surveyed urban unemployment rate

dan urban-registered jobless rate selama

2018 yang masing-masing berkisar antara

4,8%-5,1% dan 3,8%-3,9% juga sesuai

target (5,5% dan 4,5%).

Merespons berbagai dinamika ter-

sebut, Bank Sentral Tiongkok menerapkan

kebijakan yang menyeimbangkan antara

menjaga likuiditas untuk mendorong

stabilitas pertumbuhan dan menurunkan

tingkat utang. Selama TW4-18, People’s

Bank of China (PBC) mempertahankan

suku bunga kebijakan (7-Days Reverse Repo

Rate/7DRRR) pada level 2,55%.92 Sementara

itu, untuk meningkatkan likuiditas perbankan,

pada 7 Oktober 2018, PBC menurunkan

Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 100

bps menjadi 14,5% (dari 15,5%). Kebijakan

tersebut berlaku efektif pada 15 Oktober

2018 dan diperkirakan memberi tambahan

likuiditas sekitar CNY750 miliar. Selanjutnya,

untuk mendorong penyaluran kredit kepada

UKM serta perusahaan swasta, bank sentral

kembali menurunkan GWM sebesar 100 bps

yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu sebesar

50 bps pada 15 Januari 2019, dan 50 bps

mulai 25 Januari 2019.

Pelonggaran likuiditas PBC

belum berdampak signifikan terhadap

pertumbuhan kredit dan likuiditas

perbankan. Monetary Conditions Index

(MCI) secara ptp turun ke level 85,2 pada

92 PBC terakhir kali menaikkan suku bunga operasi moneter 7DRRR sebesar 5 bps pada 22 Maret 2018 sebagai respons terhadap kenaikan FFR.

Pelemahan tekanan harga

konsumen sejalan dengan penurunan

signifikan harga di tingkat produsen.

Indeks harga produsen Desember 2018

turun menjadi sebesar 0,9% yoy, dari 3,6%

pada September 2018 karena penurunan

harga bahan baku dan input produksi

seiring penurunan harga komoditas global.

Pelemahan harga produsen tersebut

dikontribusi oleh menurunnya harga

producer goods, khususnya bahan tambang

dan bahan baku. Sementara harga consumer

goods di tingkat produsen hanya turun

tipis, karena penurunan harga produk daily-

use dikompensasi kenaikan harga produk

pakaian.

Kinerja sektor tenaga kerja masih

relatif terjaga meski ekonomi secara

umum termoderasi. Tingkat pengangguran

(surveyed urban unemployment rate)90

terjaga pada level yang cukup rendah sebesar

4,9% pada Desember 2018, level yang

sama dengan tingkat pengangguran pada

September 2018. Tingkat registered urban

jobless rate juga terus menurun hingga

3,80% (TW4-18) dari 3,82% (TW3-18).91

Selama 2018, pembukaan lapangan kerja

baru di area perkotaan mencapai 13,6 juta,

atau meningkat hingga 100 ribu dari 2017,

90 Surveyed urban unemployment rate adalah indikator yang dirilis oleh Biro Statistik Tiongkok (NBS) sejak April 2018, dan disusun berdasarkan hasil survei kepada pekerja migran dari daerah (rural) yang mencari pekerjaan di kota.

91 Urban-registered jobless rate dirilis oleh Kementerian SDM dan Jaminan Sosial Tiongkok, merupakan indikator yang disusun berdasarkan warga perkotaan yang meregistrasikan diri sebagai pengangguran kepada pemerintah.

Page 54: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

70

makroprudensial serta memberi dukungan

yang kuat bagi ekonomi riil.

Upaya menjaga ketersediaan

likuiditas juga dilakukan oleh PBC dengan

melonggarkan upaya deleveraging. Pada

pernyataan pasca pertemuan 27 Desember

2018, PBC menghapuskan stance kebijakan

“netral”96 dan tidak lagi menyertakan frasa

“kampanye deleveraging” sebagaimana

rilis pertemuan triwulanan sebelumnya. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan

moneter masih akan relatif longgar untuk

mendorong ekonomi di tengah ketidakpastian

konflik perdagangan dengan AS. PBC juga

menyatakan bahwa kebijakan moneter

ke depan akan bersifat forward-looking,

fleksibel, dan targeted.

Dari sisi fiskal, Pemerintah

Tiongkok menempuh kebijakan fiskal

ekspansif melalui stimulus pemerintah

untuk mendorong ekonomi. Rerata belanja

pemerintah pada TW4-18 terakselerasi

hingga 10% yoy dari 6,1%, antara lain

untuk peningkatan belanja publik di sektor

pertanian, jaminan sosial, transportasi, dan

infrastruktur. Sementara itu, penerimaan

pemerintah justru tumbuh negatif -2,2% yoy

dari 4,0% pada TW3-18, akibat kontraksi

penerimaan pajak karena kebijakan tax

cut.97 Seiring perkembangan tersebut, defisit

96 Tiongkok mengadopsi stance kebijakan moneter “appropriately loose” pasca GFC 2008, kemudian berubah menjadi “prudent” pada penghujung 2010, dan menjadi “prudent and neutral” pada akhir 2016 seiring peluncuran deleveraging campaign.

97 Selama 2018 diperkirakan total akumulasi penurunan pajak dan fees mencapai RMB1,3 triliun.

Desember 2018, dari 89,0 pada September

2018,93 namun likuiditas di perekonomian

riil masih ketat. Hal tersebut terindikasi pada

perlambatan jumlah uang beredar (M2) dan

stagnasi kredit lembaga keuangan –karena

perbankan masih enggan menyalurkan

kredit ke sektor swasta yang dipandang

berisiko tinggi. Total social financing (TSF)

−yang mencerminkan kondisi kredit dan

likuiditas secara menyeluruh− juga melambat.

Sementara itu, shadow banking terkontraksi

makin dalam sejalan dengan deleveraging.94

Merespons hal tersebut, PBC

berupaya meningkatkan likuiditas

perbankan melalui peluncuran fasilitas

Targeted Medium-term Lending Facility

(TMLF) bagi perbankan. Pada 19 Desember

2018, PBC meluncurkan fasilitas TMLF yang

mulai berlaku pada akhir Januari 2019.

TMLF merupakan fasilitas pendanaan jangka

panjang PBC95 dengan suku bunga 15 bps

di bawah fasilitas Medium-term Lending

Facility (MLF). Fasilitas tersebut diberikan

bagi lembaga keuangan (bank komersial dan

policy bank) yang memenuhi persyaratan

93 MCI merupakan alat bantu yang digunakan sejumlah bank sentral serta organisasi internasional (misalnya IMF dan OECD) untuk mengukur tingkat kelonggaran atau keketatan kondisi moneter suatu negara. MCI dihitung berdasarkan suku bunga jangka pendek dan nilai tukar. Kenaikan MCI mengindikasikan pengetatan kondisi moneter di perekonomian riil.

94 Rerata pertumbuhan uang beredar (M2) sebesar 8,0% yoy (TW4-18) dari 8,3% (TW3-18). Kredit baru dari sektor perbankan tumbuh stabil 12,7% yoy (sama dengan TW3-18), total social financing (TSF) tumbuh 10% yoy (dari 10,7%), dan shadow banking terkontraksi -8,9% yoy (dari -4,0%).

95 TMLF bertenor satu tahun dan dapat di-roll over hingga dua tahun berikutnya.

Page 55: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

71

-2,0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Triliun RMB% yoy Keseimbangan Primer, rhs Penerimaan FiskalBelanja Fiskal

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.72 Keseimbangan Fiskal

Tren perlambatan ekonomi

diprediksi berlanjut pada 2019,

sejalan dengan proses rebalancing,

pengendalian risiko di sektor keuangan,

serta tensi perdagangan dengan AS.

Di tengah berbagai ketidakpastian dan

pelemahan sentimen, konsumsi masyarakat

diprediksi lebih konservatif. Dampak

pelonggaran pajak penghasilan diperkirakan

tidak signifikan karena pada saat yang

sama ekonomi Tiongkok masih menghadapi

risiko dari konflik perdagangan. Tiongkok

juga berencana meluncurkan stimulus di

beberapa sektor utama, termasuk otomotif

dan peralatan rumah tangga. Tiongkok telah

mengawali dengan menghapus tarif impor

sejumlah bahan makanan mulai 1 Januari

2019 dan menurunkan pajak impor produk

hi-tech.

Investasi diperkirakan membaik

karena dukungan stimulus pemerintah.

Investasi infrastruktur diperkirakan berlanjut

seiring percepatan penerbitan obligasi

pemda. Perlambatan kinerja manufaktur

juga berpotensi tertahan ditopang

keseimbangan primer melebar menjadi

-CNY2,0 triliun, dari -CNY1,0 triliun pada

TW3-18.

Pada 2019, kebijakan fiskal akan

bersifat proaktif, melalui potongan

pajak dan fees secara agresif, serta

peningkatan penerbitan special bonds

pemerintah daerah. Pemerintah akan

memberikan potongan pajak dan fees dengan

total sekitar CNY2 triliun untuk mendorong

profit korporasi, naik dari alokasi selama

2018 (CNY1,3 triliun). Sementara itu, VAT

sektor manufaktur turun menjadi 13% (dari

16%), serta pajak transportasi dan konstruksi

turun menjadi 9% (dari 10%). Pemerintah

juga meningkatkan pendanaan infrastruktur

melalui penerbitan local government

special bonds 2019 sekitar CNY2,15 triliun,

meningkat dari penerbitan selama 2018

(CNY 1,35 triliun). Sejalan dengan berbagai

stimulus tersebut, target defisit anggaran

2019 diperkirakan naik menjadi -2,8% PDB

hingga -3% PDB, dari target 2018 sebesar

-2,6% PDB.

50

60

70

80

90

100

110

-12

-6

0

6

12

18

24

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Indeks % yoy M2 Shadow BankingKredit Perbankan Monetary Conditions Index, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.71 Monetary Condition Index,

M2, Shadow Banking, Kredit Perbankan

Page 56: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

72

depresiasi nilai tukar, (c) leverage (tingkat

utang) korporasi yang masih relatif tinggi serta

imbasnya terhadap stabilitas keuangan, (d)

kenaikan utang pemerintah dan menurunnya

sustainabilitas fiskal seiring berbagai stimulus

yang diluncurkan, serta (e) tertundanya

reformasi struktural yang seharusnya

ditempuh untuk menunjang sustainabilitas

ekonomi dalam jangka panjang. Sementara

risiko dari eksternal antara lain terdiri dari (a)

dinamika negosiasi kesepakatan perdagangan

dengan AS (lihat boks), (b) peningkatan

ketidakpastian global, (c) dinamika kebijakan

ekonomi AS serta dampaknya terhadap pasar

keuangan global, serta (d) risiko geopolitik.

Tensi geopolitik antara lain berasal dari

sengketa perebutan wilayah di Laut China

Selatan, persaingan eksistensi kekuatan

militer di Samudera Pasifik, serta sanksi AS

terhadap Iran dan Venezuela yang termasuk

10 besar pemasok minyak Tiongkok.

Tabel 2.6 Outlook PDB dan Inflasi

(2019-2020)

2019 2020 2019 20206,2 6,2 6,2 6,16,2 6,2 6,2 6,1- - 2,2 2,2

2,4 2,7 2,2 2,2

2018 IMF

6,6

2,1

Consensus Forecast

GDP (%yoy)

CPI (%yoy)Estimasi sebelumnya

Estimasi sebelumnya

Sumber estimasi terkini: IMF-WEO Update Januari 2019, Consensus Forecast Februari 2019.Sumber estimasi sebelumnya: IMF-WEO Oktober 2018, Consensus Forecast Januari 2019.

Keterangan:

penurunan pajak dan fees, tax rebates serta

pelonggaran regulasi. Sementara itu, untuk

menjaga stabilitas sektor tenaga kerja dan

meringankan beban pengusaha, Kabinet

Tiongkok berencana memberikan subsidi bagi

perusahaan yang tidak melakukan pemutusan

hubungan kerja (PHK). Pemerintah juga

berencana memberikan pelonggaran pajak

lebih lanjut serta penurunan iuran jaminan

sosial bagi perusahaan swasta. Di samping

itu, pemerintah juga akan menempuh

pelonggaran aturan antara lain di sektor

properti dan sektor keuangan –sebagaimana

terindikasi pada dihapuskannya kampanye

deleveraging dalam pernyataan PBC.

Pertumbuhan PDB Tiongkok pada

2019-2020 diprediksi turun ke level

terendah dalam hampir tiga dekade.

IMF memprakirakan ekonomi Tiongkok

tumbuh 6,2% pada 2019 dan 2020, turun

dari 6,6% (2018). Sementara itu, Pemerintah

menetapkan target pertumbuhan ekonomi

2019 sebesar 6,0%–6,5% (yoy), dan target

inflasi di bawah 3,0% yoy. Dukungan stimulus

fiskal dan moneter akan berperan penting

dalam mencapai target tersebut.

Ekonomi Tiongkok ke depan

dibayangi sejumlah risiko, baik dari

domestik maupun eksternal. Risiko dari

sisi domestik antara lain berasal dari (a) aging

population, (b) potensi capital outflows dan

Page 57: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

73

Boks

Pembicaraan tersebut menjadi yang

pertama sejak Mei 2018, dengan fokus

utama terkait konflik perdagangan.

Pasca pembicaraan, Trump dan

Jinping menyatakan optimisme untuk

mengatasi konflik perdagangan kedua

negara. Keduanya juga membuka

peluang untuk kembali mendiskusikan

penyelesaian tensi perdagangan disela

pertemuan pemimpin negara G20 di

Argentina.

Pada 1 Desember 2018, Trump

dan Jinping merealisasikan komitmen

untuk bertemu di sela pertemuan G-20

Summit di Buenos Aires, Argentina.

Langkah positif dicapai oleh Trump

dan Jinping yaitu AS dan Tiongkok

bersepakat untuk tidak mengenakan

tambahan tarif selama 90 hari (trade

truce). Sejalan dengan itu, AS tidak

akan memberlakukan tarif terhadap

USD267 miliar produk Tiongkok pada 1

Januari 2019. Sementara itu, Tiongkok

akan meningkatkan pembelian produk

AS dalam jumlah besar –khususnya

agrikultur, industri, dan energi– untuk

mengurangi trade imbalances dengan

Konflik perdagangan Tiongkok-

AS selama TW3-18 telah berujung

pada pemberlakuan tarif impor oleh AS

sebesar 25% terhadap USD50 miliar, dan

10% terhadap USD200 miliar produk

Tiongkok (lihat PEKKI Edisi IV-2018). AS

bahkan mengancam akan menaikkan

tarif 10% tersebut menjadi 25% mulai 1

Januari 2019, serta memberlakukan tarif

terhadap USD267 miliar produk impor

lainnya.98 Sebagai langkah balasan,

Tiongkok memberlakukan tarif masing-

masing sebesar 25% dan 10% terhadap

USD50 miliar dan USD60 miliar produk

AS.

Tensi ketegangan perdagangan

antara dua kekuatan ekonomi terbesar

dunia tersebut mereda pada TW4-18.

Presiden Donald Trump dan Presiden

Xi Jinping pada 1 November 2018

membuka komunikasi melalui telepon

untuk membicarakan hubungan

dagang yang sedang merenggang.

98 Berdasarkan data Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS (www.bea.gov), total impor barang dan jasa AS dari Tiongkok selama 2017 sebesar USD523,7 miliar.

Tensi Perdagangan Menurun Pasca Trade Truce AS-Tiongkok

Page 58: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

74

rekor pembelian gas alam cair (6,3 juta

ton) selama Desember 2018. Selain

itu, Tiongkok mengumumkan akan

menghentikan tambahan tarif sebesar

25% bagi impor kendaraan dan komponen

kendaraan dari AS sejak 1 Januari hingga

31 Maret 2019, sehingga tarif impor

otomotif dari AS sama dengan impor

dari negara lainnya (15%). Meskipun

Tiongkok telah merealisasikan beberapa

komitmennya, pembahasan hubungan

dagang diantara kedua negara masih terus

berlangsung terutama membicarakan

permintaan AS kepada Tiongkok untuk

melakukan reformasi struktural.

Boks

AS. Pencapaian positif lain adalah kedua

negara juga sepakat untuk segera memulai

negosiasi terkait reformasi struktural yang

perlu ditempuh Tiongkok99 dan diharapkan

dapat menghasilkan kesepakatan dalam

waktu 90 hari. Dengan batas waktu ini, AS

dapat menaikkan tarif impor 10% menjadi

25% pada 1 Maret 2019100 apabila

hingga akhir Februari 2019 tidak tercapai

kesepakatan antara AS dan Tiongkok.

Kesepakatan tersebut kemudian

ditindaklanjuti secara intensif melalui

sejumlah pertemuan bilateral serta tele-

konferensi. Tiongkok juga mewujudkan

komitmennya dengan mengimpor lebih

dari 5 juta ton kedelai AS dan mencatat

99 Khususnya terkait pemaksaan transfer teknologi, perlindungan hak cipta (intellectual property), hambatan nontarif (non-tariff barriers), dan peretasan dan pencurian via cyber.

100 Pada 24 Februari 2019, Trump memutuskan menunda kenaikan tarif seiring tercapainya kemajuan yang substansial pada negosiasi intensif pasca trade truce.

Page 59: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

75

energi. Sejalan dengan tekanan inflasi yang

mereda, Reserve Bank of India (RBI) tetap

mempertahankan suku bunga kebijakan,

namun stance berubah dari netral menjadi

calibrated tightening.

Kinerja ekonomi India pada FY18/19

diprediksi membaik dibandingkan tahun

lalu. RBI memproyeksikan ekonomi India

tumbuh sebesar 7,4% yoy pada FY18/19,

sementara IMF memprediksi sebesar 7,3%.

Prediksi tersebut lebih baik dari 6,7% pada

FY17/18. Selanjutnya kinerja ekonomi India

pada FY19/20 diprediksi tumbuh stabil di level

yang tinggi (7,4%, proyeksi RBI). Sementara

inflasi diperkirakan sedikit termoderasi pada

FY18/19, lalu meningkat pada FY19/20. CF

memproyeksikan inflasi sebesar 3,7% pada

FY18/19 dan meningkat menjadi 4,2% pada

FY19/20 –di bawah proyeksi sebelumnya

(masing-masing 3,8% dan 4,5%).

Perekonomian India masih akan

menghadapi sejumlah faktor risiko. Risiko

penghambat antara lain: potensi reformasi

struktural tergantikan oleh kebijakan populis

menjelang Pemilu, instabilitas politik,

volatilitas harga minyak dunia, dan tingkat

GNPA yang masih tinggi. Di sisi lain, terdapat

sejumlah upside risks, antara lain disinflasi

yang persisten berpotensi membuka peluang

bagi RBI untuk menempuh kebijakan moneter

akomodatif, tren peningkatan peringkat

ease of doing business yang dapat menarik

aliran investasi asing, dan program farm loan

waiver yang dapat meningkatkan daya beli

masyarakat rural.

2.6 India

Ekonomi India kembali tumbuh

dengan laju yang tertahan. Laju pertumbuhan

ekonomi pada TW4-18 termoderasi menjadi

6,6% yoy, setelah tumbuh 7,0% pada TW3-

18. Perlambatan pertumbuhan ekonomi

disebabkan oleh pengeluaran pemerintah

dan konsumsi swasta yang termoderasi.

Pelemahan aktivitas konsumsi

tercermin dari kontraksi penjualan kendaraan

pada kawasan rural akibat penurunan daya

beli masyarakat rural. Pelemahan konsumsi

turut dipengaruhi oleh pemburukan sektor

ketenagakerjaan (tingkat pengangguran

meningkat). Sementara itu, belanja

pemerintah turun signifikan sejalan dengan

upaya pemerintah untuk mengerem

belanja sehingga sisa anggaran fiskal dapat

direalokasikan ke program kebijakan populis

menjelang Pemilu Mei 2019. Pelemahan

belanja rumah tangga dan pemerintah turut

menekan pertumbuhan aktivitas industri.

Penurunan aktivitas industri disebabkan

oleh keketatan kondisi finansial domestik,

moderasi ekspor, dan terimbas aturan emisi

yang baru.

Perlambatan kegiatan ekonomi

juga tercermin pada tekanan inflasi yang

terus melemah dan semakin mendekati

batas bawah target inflasi (4%±2%). Inflasi

headline Desember 2018 menurun ke level

2,1% yoy (dari 3,7% pada September 2018)

karena deflasi kelompok makanan dan

minuman, serta penurunan harga BBM dan

Page 60: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

76

sektor pertambangan, di tengah moderasi

kinerja sub-sektor manufaktur dan utilitas.

Sektor konstruksi juga membaik, didorong

oleh proyek pembangunan jalan, tol, dan

infrastruktur rural oleh pemerintah.

7,0 6,6

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1 Q2 Q3 Q3 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoy PDBKonsumsi Swasta, rhs

Belanja Pemerintah, rhs

Sumber: Bloomberg

PMDB, rhs Ekspor, rhsImpor, rhs

Grafik 2.73 PDB Berdasarkan Pengeluaran

7,0 6,6

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy Konsumsi Rumah Tangga PMDBNet Ekspor DisrepanciesBelanja Pemerintah PDB

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.74 Kontribusi PDB

Perlambatan konsumsi tercermin

dari kontraksi penjualan kendaraan pada

kawasan rural. Rerata penjualan kendaraan

komersial (commercial vehicle) melambat

7,6% pada TW4-18 (dari 27,8% pada TW3-

18) dan kendaraan roda tiga (digunakan

di kawasan rural untuk menunjang

sektor pertanian) terkontraksi -7,2% (dari

26,9%). Perlambatan disebabkan daya beli

Pertumbuhan ekonomi India TW4-

18 sedikit termoderasi menjadi 6,6%

yoy (dari 7,0% pada TW3-18). Pencapaian

tersebut di bawah ekspektasi pasar (6,7%)

dan terendah dalam enam triwulan terakhir.

Secara keseluruhan 2018, perekonomian

India tumbuh impresif sebesar 7,3% yoy –

jauh di atas pertumbuhan 6,6% pada 2017

(yang tertahan akibat implementasi GST pada

Juli 2017).

Dari sisi permintaan, perlambatan

ekonomi pada TW4-18 disebabkan oleh

moderasi pengeluaran pemerintah dan

konsumsi swasta. Belanja pemerintah

tumbuh 6,5% yoy, turun signifikan dari

10,8% pada TW3-18. Konsumsi swasta

tumbuh sebesar 8,4% yoy, dari 9,8%.

Sebaliknya, investasi (pembentukan modal

domestik bruto/PMDB) masih tumbuh pesat

hingga 10,6% yoy (dari 10,2%) dipicu oleh

sentimen bisnis yang semakin ekspansif.

Kontraksi net ekspor juga berkurang, seiring

penurunan ekspor yang lebih moderat

dibandingkan dengan penurunan impor.

Berdasarkan sisi penawaran,

deselerasi pertumbuhan PDB pada TW4-

18 disebabkan penurunan kinerja sektor

jasa dan agrikultur. Sektor jasa tumbuh

7,2%, melambat dari 7,4% akibat moderasi

sub-sektor administrasi publik. Sektor

agrikultur hanya tumbuh 2,7% yoy (dari

4,2%), akibat produksi biji-bijian, rami, dan

katun yang terkontraksi pada musim tanam

kharif FY18/19 (karena curah hujan yang

kurang merata). Sebaliknya, sektor industri

membaik ditopang peningkatan aktivitas sub-

Page 61: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

77

dengan gelar sarjana (35%), terutama

pada daerah rural. Pertumbuhan ekonomi

India yang pesat selama beberapa dekade

terakhir, tidak diiringi dengan pembukaan

lapangan kerja non-agrikultur yang cukup

untuk memperkerjakan angkatan kerja

muda –sehingga India berpotensi kehilangan

manfaat dari bonus demografi.101 Secara

keseluruhan 2018, tingkat pengangguran

melonjak hingga 6,1% dari 4,5% pada 2017.

101 India merupakan negara yang memiliki penduduk usia muda (15 hingga 29 tahun) terbanyak di dunia.

masyarakat rural yang menurun akibat harga

jual hasil panen yang rendah, kontraksi luas

lahan penanaman musim dingin FY18/19,

dan perlambatan kredit kendaraan (akibat

keketatan likuiditas di perbankan, kenaikan

suku bunga, dan tingginya beban utang

personal).

-50

-25

0

25

50

75

100

-25

-13

0

13

25

38

50

3 6 9 123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 1220162015 2017 2018

% yoy % yoy

Motor Vehicle Sales

Passenger Vehicle

Two Wheelers

Commercial Veh., rhs

Three Wheelers, rhs

Sumber: CEIC

Grafik 2.75 Penjualan Kendaraan

41

42

43

44

45

46

47

48

49

3

4

5

6

7

8

9

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% % Unemployment Rate Labour Participation Rate, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.76 Ketenagakerjaan

Sektor ketenagakerjaan makin

memburuk menyebabkan konsumsi

melemah. Tingkat pengangguran pada

Desember 2018 meningkat menjadi 7,4% (dari

6,6% pada September) –tertinggi dalam 15

bulan. Secara umum, tingkat pengangguran

tertinggi berada pada kelompok usia pemuda

5,5

6

6,5

7

7,5

8

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

%

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.83 Suku Bunga Kebijakan

Grafik 2.84 Keseimbangan Fiskal

-400

-300

-200

-100

0

100

200

300

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy Miliar INR Keseimbangan Fiskal Receipt Growth, rhsExpenditure Growth, rhs

Sumber: Bloomberg

Page 62: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

78

kontraksi aktivitas industri petroleum, pupuk,

listrik, dan batu bara. Penurunan aktivitas

industri disebabkan keketatan kondisi

finansial domestik, moderasi ekspor, dan

terimbas aturan emisi yang baru. Sementara

itu, produksi refined petroleum terkontraksi

karena penutupan temporer sejumlah

refineries dalam rangka upgrading kualitas

output untuk memenuhi standar emisi Bharat

Stage VI, ekspor tertekan (seiring nilai tukar

Rupee yang menunjukkan tren apresiasi dan

penurunan harga minyak global). 103,104

Walaupun output menurun,

ekspansi bisnis masih berlanjut –baik di

sektor manufaktur maupun jasa. Rerata

Purchasing Manager Index (PMI) komposit

pada TW4-18 meningkat menjadi 53,7 (dari

52,5 pada TW3-18) –rekor PMI tertinggi

dalam sejarah India.105 Akselerasi bisnis

terjadi pada sektor jasa maupun manufaktur,

didukung oleh permintaan (new orders) yang

meningkat signifikan (baik dari pasar domestik

maupun ekspor) –sehingga produksi turut

meningkat. Tekanan inflasi input melandai,

seiring penurunan tajam harga minyak dunia

selama TW4-18. Namun, level permintaan

103 Selama TW4-18 rata-rata nilai tukar rupee terdepresiasi -2,8% qoq average, namun dengan tren apresiatif seiring membaiknya sentimen pelaku pasar keuangan terhadap emerging markets, the Fed yang dovish dan penurunan harga minyak (India adalah net oil importer). Secara ptp, rupee terapresiasi 3,9% pada TW4-18 (setelah terdepresiasi -5,5% pada TW3-18).

104 Pada 4 Oktober 2018, pemerintah menetapkan bahwa seluruh kendaraan baru yang dijual mulai 1 April 2020 harus memenuhi standar emisi Bharat Stage VI yang lebih ramah lingkungan daripada yang selama ini digunakan (Bharat Stage IV).

105 Rata-rata PMI manufaktur dan jasa pada TW3-18 masing-masing sebesar 53,4 dan 53 (dari 52,1 dan 52,2).

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

15

18

21

24

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy % yoyIP Index IP Mining, rhsIP Manufacturing, rhs IP Electricity, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.77 Ketenagakerjaan

44

46

48

50

52

54

56

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 1220172016 2018

Indeks PMI Komposit PMI Manufaktur PMI Jasa

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.78 Purchasing Manager Index

Sejalan dengan pelemahan

konsumsi, aktivitas produksi tumbuh

melambat pada TW4-18. Rerata output

produksi industri tumbuh 3,8% yoy (dari

5,3% pada TW3-18). Berdasarkan sektor,

perlambatan terjadi pada sektor manufaktur

dan kelistrikan.102 Produksi manufaktur

menurun terutama untuk produk batu bara

dan refined petroleum, kendaraan bermotor,

kimia, dan farmasi. Kondisi tersebut turut

terkonfirmasi pada indikator 8 core industries

yang melambat 3,6% (dari 5,4%) akibat

102 Produksi manufaktur (pangsa 78%) tumbuh 3,5% (melambat dari 5,6%) dan produksi kelistrikan tumbuh 6,8% (dari 7,5%).

Page 63: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

79

ilegal oleh Tiongkok), serta penghapusan

fasilitas Generalized System of Preferences

(GSP) atas 50 produk ekspor India oleh AS.106

Perlambatan ekspor terjadi pada engineering

goods, perhiasan dan batu mulia, daging,

benang katun, kimia non-organik, dan obat-

obatan –khususnya ke Bangladesh, Vietnam,

Nepal, Tiongkok, Hong Kong, dan AS.

Impor juga melambat cukup

signifikan akibat demand domestik yang

melemah, pengetatan aturan impor, dan

kenaikan tarif impor sejumlah produk.

Rerata pertumbuhan impor turun signifikan

ke level 6,5% (dari 21,6%) disebabkan

kontraksi impor emas dan mutiara, serta

penurunan impor minyak, produk elektronik,

dan permesinan. Impor emas terkontraksi

-27,6% yoy, setelah melonjak hingga 61,7%

pada TW3-18.107 Kontraksi permintaan emas

disebabkan kenaikan harga emas, nilai tukar

Rupee yang masih lemah secara historis, dan

pengetatan regulasi impor emas bagi beberapa

eksportir.108 Demand terhadap emas untuk

tujuan investasi juga menurun akibat kenaikan

suku bunga dan pengetatan persyaratan

kredit. Sementara itu, moderasi impor minyak

disebabkan harga minyak yang turun tajam.

106 Per 1 November, AS mencabut status GSP bagi 94 jenis produk bagi seluruh negara, 50 diantaranya berdampak bagi India (senilai USD70 juta).

107 Lonjakan impor emas pada TW3-18 dipicu persediaan menjelang India International Jewellery Show (9-13 Agustus 2018), Diwali dan musim pernikahan, serta spekulasi bahwa pemerintah akan menaikkan tarif impor emas untuk mengatasi defisit current account.

108 Mulai Oktober 2018, export houses (nominated agencies) hanya dapat mengimpor emas bebas cukai untuk digunakan sebagai bahan baku produk ekspor ataupun untuk re-ekspor, dan tidak untuk dijual di pasar domestik.

yang tinggi mendorong perusahaan untuk

tetap menaikkan harga jual. Sentimen

bisnis satu tahun ke depan cenderung lebih

positif, meski dibayangi ketidakpastian politik

menjelang Pemilu 2019.

-20

-18

-16

-14

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Miliar USD % yoy Trade Balance, rhs Exports Imports

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.79 Neraca Perdagangan

-25

-20

-15

-10

-5

0

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q32014 2015 2016 2017 2018

Miliar USD % CAD (% of GDP) Current Account Balance

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.80 Current Account (% PDB)

Kinerja net ekspor membaik karena

penurunan kinerja ekspor lebih moderat

daripada penurunan kinerja impor. Ekspor

pada TW4-18 tumbuh melambat menjadi

6,3% yoy (dari 10,5% pada TW3-18), terimbas

penurunan demand global, penurunan ekspor

benang katun dan daging ke Tiongkok

(karena daya saing yang lemah dibandingkan

negara sejenis dan pengetatan impor daging

Page 64: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

80

Rupee, dan net outflow yang menurun.109

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122014 2015 2016 2017 2018

% yoy CPI Food & Bev. Tobacco & AlcoholFuel & Light Housing Clothing Misc.

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.81 Inflasi

63,7

65,2

68,8

72,6

74,4

69,8

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr-1

8

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug-

18

Sep-

18

Oct

-18

Nov-

18

Dec-

18

Rupee/USD

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.82 Pergerakan Nilai Tukar

Perlambatan aktivitas ekonomi

juga tercermin pada tren inflasi yang

terus melemah dan mendekati batas

bawah target inflasi (4%±2%). Inflasi

headline Desember 2018 menurun ke level

2,1% yoy (dari 3,7% pada September 2018)

karena deflasi kelompok makanan dan

minuman, serta penurunan harga BBM dan

energi –karena penurunan harga minyak

109 Net capital outflow selama TW4-18 sebanyak USD2,2 miliar, turun dari USD2,4 miliar pada TW3-18. Penurunan disebabkan harga minyak yang menurun drastis, indikasi the Fed yang lebih akomodatif, dan pelemahan nilai tukar dolar.

Pemerintah pada September 2018

menaikkan pajak impor barang non-esensial,

antara lain batu mulia, penyejuk ruangan,

kulkas, alas kaki, pengeras suara, koper, dan

bahan bakar pesawat. Sementara itu, mulai

12 Oktober, pemerintah memberlakukan

kenaikan tarif alat elektronik dan

telekomunikasi, seperti smart watch, ethernet

switches, serta peralatan Voice over Internet

Protocol (VOIP). Kenaikan tarif ditujukan

untuk meredam impor serta menjaga

stabilitas nilai tukar rupee. Moderasi impor

yang lebih dalam daripada penurunan ekspor

menyebabkan defisit neraca perdagangan

pada TW4-18 menyempit menjadi USD46,9

miliar (dari USD49,4 miliar pada TW3-18).

Defisit neraca transaksi berjalan

(current account) pada TW3-18 melebar.

Data terkini menunjukkan bahwa defisit

CA India meningkat menjadi INR19,1 miliar

(2,9% PDB), dari INR15,8 miliar (2,4%

PDB) pada TW2-18 akibat pelebaran defisit

neraca perdagangan barang dan jasa serta

defisit pendapatan primer. Defisit neraca

perdagangan melebar menjadi USD29,8

miliar (TW3-18), dari USD27,1 miliar (TW2-

18) –akibat kenaikan impor minyak dan

lonjakan impor emas. Sementara itu, defisit

pendapatan primer melebar menjadi -USD8,7

miliar (dari –USD5,9 miliar), karena pelebaran

defisit penerimaan investasi langsung

maupun portofolio –akibat outflow dari

pasar keuangan. Namun, current account

deficit diperkirakan akan menyempit pada

TW4-18, seiring penyempitan defisit neraca

perdagangan pada triwulan laporan, apresiasi

Page 65: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

81

(HRA) pegawai negeri112– serta kelompok

harga pakaian dan alas kaki.

Kebijakan moneter India

mengarah kepada bias ketat (calibrated

tightening) meski tekanan inflasi mulai

mereda. Reserves Bank of India pada

Monetary Policy Committee (MPC) Oktober

2018 mempertahankan suku bunga repo

rate pada level 6,5% dan mengubah stance

dari neutral menjadi calibrated tightening.

Keputusan tersebut di luar prediksi pasar

yang memperkirakan RBI akan menaikkan

suku bunga sebesar 25 bps untuk merespons

pelemahan nilai tukar, peningkatan harga

minyak, dan tekanan defisit current account.

Selanjutnya RBI kembali mempertahankan

repo rate pada MPC 5 Desember 2018, seiring

outlook inflasi yang melandai dan aktivitas

investasi yang membaik. Independensi RBI

112 Pada Juli 2017, pemerintah (melalui 7th Central Pay Commission, CPC) merevisi struktur tunjangan HRA, yang menyebabkan tunjangan naik hingga 105,6%. Pencairan yang bertahap turut menyebabkan inflasi perumahan meningkat dan bertahan di level yang tinggi selama Desember 2017 hingga Juli 2018.

dan tren apresiasi Rupee. Deflasi berlanjut

pada harga sayuran, gula, dan kacang-

kacangan seiring pasokan yang melimpah

didukung curah hujan yang memadai selama

tiga tahun berturut-turut. Stabilitas pasokan

juga menyebabkan harga makanan lainnya

menurun. Sementara itu, pembelian hasil

panen oleh pemerintah dalam kerangka

minimum support price (MSP) masih rendah,

sedangkan harga spot sejumlah komoditas

masih di bawah MSP.110,111 Inflasi inti juga

turun menjadi 5,7% yoy pada Desember

2018, dari 5,8% pada September, karena

moderasi harga perumahan –akibat

meredanya dampak house rent allowance

110 Faktor penyebab lainnya yang juga berkontribusi terhadap menurunnya harga makanan India adalah penurunan harga komoditas global serta implementasi platform online perdagangan komoditas nasional India (National Agriculture Market/e-NAM).

111 MSP merupakan program pemerintah untuk mendukung sektor agrikultur dengan membeli (procure) 22 jenis produk seharga MSP (1,5 kali harga produksi). Namun penerapan MSP terhambat oleh standar kualitas yang tinggi, birokrasi yang rumit, serta keterbatasan Pemda dalam penyediaan logistik, modal kerja, dan SDM untuk procurement.

RealisasiFY17/18 FY18/19 FY19/20 FY18/19 FY19/20 FY18/19 FY19/20 FY18/19 FY19/20

7,4H1: 7,2-7,4

Q3; 7,57,4

H2: 7,2-7,3H1: 3,2-3,4

Q3: 3,9

RBI IMF CF World Bank

PDB (% yoy) 6,7 7,4H2: 7,2-7,3 7,3 7,5 7,3 7,3 7,3 7,5

Estimasi sebelumnya H1: 7,5 7,3 7,4 7,3 7,3 7,4 7,4

Inflasi (% yoy) 3,6 Q4: 2,8 _ _ 3,7 4,2 _

_

_

Estimasi sebelumnya H2: 2,7-3,2 H1: 3,8-4,2 4,7 4,9 3,8 4,5 _

Keterangan: Sumber info: IMF WEO Oktober 2018 dan Januari 2019; Consensus Forecast Januari dan Februari 2019; RBI MPC Desember 2018 dan Februari 2019Periode Fiscal Year (FY) India adalah April-Maret.

% yoy Tabel 2.7 Proyeksi Pertumbuhan PDB dan Inflasi a)

Page 66: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

82

kontraksi belanja modal (-35,2% dari 5,8%).

Pemerintah tengah mengerem belanja

untuk merelokasikan sisa anggaran fiskal

ke program kebijakan populis menjelang

Pemilu Mei 2019, khususnya bagi petani.113

Sementara itu, penerimaan pemerintah

kembali menurun -5,3% yoy (sama dengan

TW3-18) akibat perlambatan penerimaan

bukan pajak dan penerimaan pajak korporasi,

serta penerimaan GST yang di bawah target.114

Seiring perlambatan pengeluaran yang lebih

agresif dibandingkan penurunan penerimaan,

defisit fiskal menyempit menjadi INR1,1 triliun

(dari INR1,7 triliun pada TW3-18).

Target defisit fiskal FY18/19

direvisi ke atas seiring peluncuran

income support bagi petani. Berdasarkan

tahun fiskal FY18/19115, defisit selama April-

Desember 2018 mencapai INR7,0 triliun

(112% dari budgeted target sebesar INR6,2

triliun). Capaian tersebut sedikit lebih rendah

baik dibandingkan dengan periode yang

sama pada FY17/18 (114% dari target).

Defisit fiskal untuk keseluruhan FY18/19

diperkirakan sebesar 3,4% PDB seiring

diluncurkannya income support bagi petani

sebesar INR20.000 crore pada FY18/19 RE

113 Petani merupakan pihak yang sangat dirugikan oleh penurunan harga pertanian di tengah kenaikan biaya produksi. Oleh karena itu, Pemerintah berencana meluncurkan program bantuan langsung tunai dan pembebasan utang bagi petani.

114 Implementasi GST mulai Juli 2017 dinilai menyulitkan UMKM dan pedagang karena pemerintah sering merubah proses pelaporan, pengisian form dan rates (terdapat lima klasifikasi GST rates: 0%, 5%, 12%, 18%, dan 28% -serta pemerintah sering mengganti produk di tiap klasifikasi).

115 Tahun fiskal 2018/19 India berlangsung mulai April 2018 – Maret 2019.

di dalam menetapkan kebijakan moneter

mendapat tantangan yang cukup berat.

Gubernur Urjit Patel pada 11 Desember 2018

mengundurkan diri setelah menjabat sejak 5

September 2016, seiring terjadinya perbedaan

pandangan antara RBI dan pemerintah terkait

arah kebijakan moneter. Shaktikanta Das,

yang sebelumnya menjabat sebagai Economic

Affairs Secretary, ditunjuk menjadi Gubernur

RBI yang baru dengan masa jabatan tiga

tahun.

RBI juga mulai memutuskan untuk

menurunkan statutory liquidity ratio

(SLR) bank sebesar 0,25% per triwulan

mulai Januari 2019 hingga mencapai

rasio 18%. SLR adalah porsi pendanaan

bank yang wajib dipelihara dalam bentuk

tunai, cadangan emas, serta surat berharga

yang disetujui pemerintah. Saat ini, rasio SLR

sebesar 19,50% dan RBI akan menurunkan

rasio tersebut sebesar 25bps per kuartal

selama enam kuartal mendatang hingga

SLR mencapai 18% dari net demand and

time liabilities (NDTL). Langkah tersebut

diharapkan menambah likuiditas perbankan

hingga INR1-1,5 triliun untuk menurunkan

demand terhadap obligasi pemerintah serta

mendorong penyaluran kredit bank kepada

sektor usaha.

Defisit fiskal pada TW4-18

menyempit seiring perlambatan belanja

yang cukup dalam, di tengah kontraksi

penerimaan pemerintah. Rerata belanja

pemerintah turun signifikan dan terkontraksi

-3,4% yoy (dari 20,1%) akibat moderasi

belanja operasional (1,4% dari 25,4%) dan

Page 67: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

83

laju produksi industri dan kinerja ekspor yang

tertahan, serta meningkatnya ketidakpastian

menjelang Pemilu 2019 (terutama demo

nasional selama 2-3 Januari 2019 yang

diikuti setidaknya 200 juta pekerja, atau 16%

populasi India, untuk memprotes pemerintah

yang dinilai tidak mendukung serikat kerja).

Selanjutnya kinerja ekonomi

India pada FY19/20 diprediksi tumbuh

stabil di level yang tinggi. RBI pada

MPC Februari 2019 memprediksi ekonomi

India akan kembali tumbuh 7,4% yoy pada

FY19/20 –yakni 7,2%-7,4% pada semester

pertama dan 7,5% pada triwulan ketiga–

dan mempertahankan status sebagai world’s

fastest growing major economy. Proyeksi IMF

dan World Bank cenderung lebih optimis di

kisaran 7,5%, sedangkan CF di level 7,3%.

Dari sisi harga, inflasi diperkirakan

sedikit termoderasi pada FY18/19,

lalu meningkat pada FY19/20. RBI

memperkirakan inflasi pada Q4-FY18/19

(TW1-19) sebesar 2,8% yoy, sedikit

meningkat dibandingkan rata-rata inflasi

2,6% pada TW4-18. RBI menilai ada

beberapa risiko terkait inflasi, a.l. deflasi

kelompok makanan sayuran berpotensi

untuk berbalik, ketidakpastian arah harga

minyak global, serta peningkatan risiko

geopolitik dan perdagangan akan memicu

perlambatan global, dan volatilitas pasar

keuangan. Sementara CF memproyeksikan

inflasi sebesar 3,7% pada FY18/19 dan

meningkat menjadi 4,2% pada FY19/20 –di

bawah proyeksi sebelumnya (masing-masing

3,8% dan 4,5%).

dan INR75.000 crore pada FY19/20 pada 2

Februari 2019.

Pada Interim Budget FY19/20,

pemerintah merevisi ke atas target defisit

fiskal FY18/19 dan FY19/20. Target untuk

FY18/19 naik menjadi 3,4% PDB (dari semula

3,3% PDB). Target defisit fiskal FY19/20 juga

direvisi menjadi 3,4% PDB, dari semula 3,1%

PDB. Revisi tersebut seiring peningkatan

belanja untuk income support bagi 120 juta

rumah tangga petani, tunjangan pensiun

bagi 100 juta tenaga kerja yang bekerja

di sektor informal, dan pengembalian

pajak penghasilan (tax rebate) bagi 30 juta

pembayar pajak.116

Pertumbuhan PDB pada

keseluruhan FY18/19 diprediksi membaik

dibandingkan FY17/18. RBI memprediksi

pertumbuhan PDB pada FY18/19 sebesar

7,4% yoy, dari 6,7% pada FY17/18.

Sementara Central Statistics Office India

merevisi ke bawah pertumbuhan PDB pada

FY18/19 menjadi 7,0% dari proyeksi semula

(7,2%). Sedangkan IMF, World Bank, dan

survei CF memprediksi pertumbuhan FY18/19

berada di kisaran 7,3%. Secara lebih detail,

RBI memprediksikan pertumbuhan pada

H2-FY18/19 sebesar 7,2%-7,3%, turun dari

realisasi 7,7% pada H1-FY18/19. Faktor

penyebab deselerasi adalah output gap sedikit

melebar (actual output menjauhi potensial),

laju konsumsi pedesaan yang tertahan (petani

terlilit utang akibat harga panen yang anjlok),

116 Sementara itu, pemerintah memperkirakan bahwa komitmen untuk mencapai defisit fiskal 3% baru dapat terwujud pada Maret 2021.

Page 68: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

84

ekonomi Singapura melambat (1,9% dari

2,4%) akibat penurunan konsumsi rumah

tangga dan pengeluaran pemerintah.

Kinerja konsumsi di Thailand, Vietnam,

dan Malaysia tetap solid seiring tekanan

inflasi yang menurun. Sebaliknya, konsumsi

Singapura menurun terimbas ketidakpastian

dan pelemahan ekonomi global, serta

high-base effect. Konsumsi di Filipina juga

termoderasi karena pengetatan kebijakan

moneter. Di sisi produksi, peningkatan aktivitas

terjadi di Malaysia –didorong konsumsi dan

ekspor– dan Thailand –didorong konsumsi

dan produksi rokok pasca IPO BUMN.

Sementara itu, ekspor cenderung melambat

akibat moderasi ekonomi Tiongkok serta tensi

perdagangan Tiongkok-AS yang berdampak

pada penurunan kinerja perdagangan di

ASEAN-5, kecuali Thailand dan Malaysia.

Tingkat inflasi di ASEAN-5 menurun,

bahkan inflasi di beberapa negara berada di

bawah target, akibat penurunan harga minyak

dunia dan makanan. Namun demikian, inflasi

inti ASEAN-5 bergerak variatif. Inflasi inti

Malaysia dan Vietnam meningkat sejalan

dengan perbaikan konsumsi, inflasi inti

Thailand menurun terimbas high-base

effect, sedangkan inflasi inti Filipina stabil.

Di Singapura, inflasi inti meningkat dan

masih berada di level yang tinggi meskipun

konsumsi domestik melemah.

Inflasi yang masih terkendali

memberikan ruang bagi otoritas moneter

Malaysia dan Vietnam untuk mempertahankan

suku bunga kebijakan. Otoritas moneter

Sejumlah risiko membayangi

kinerja ekonomi ke depan. Terdapat

downside risks yaitu: reformasi struktural

tergantikan dengan kebijakan populis

menjelang Pemilu (defisit fiskal berpotensi

melebar); peningkatan ketidakpastian politik

memicu volatilitas di pasar keuangan dan

berpotensi menyebabkan depresiasi Rupee;

volatilitas harga minyak dunia menyulitkan

forecast inflasi, penentuan kebijakan

moneter, dan mengancam pelebaran defisit

perdagangan; serta tingkat GNPA yang masih

tinggi akan menghambat penyaluran kredit

untuk investasi swasta.117 Di sisi lain, terdapat

sejumlah upside risks, a.l. disinflasi yang

persisten membuka peluang untuk kebijakan

moneter akomodatif (untuk mendorong

pertumbuhan dan mengurangi keketatan

likuiditas), tren peningkatan peringkat ease of

doing business akan menarik aliran investasi

asing dan membantu penyempitan CAD, dan

program farm loan waiver akan meningkatkan

daya beli masyarakat rural.

2.7 ASEAN-51

Perekonomian negara ASEAN-5

pada TW4-18 membaik, kecuali ekonomi

Singapura. Akselerasi ekonomi terjadi di

Thailand (3,7% yoy dari 3,2%), diikuti oleh

Vietnam (7,3% dari 6,9%), dan Malaysia

(4,7% dari 4,4%) ditopang konsumsi rumah

tangga. Ekonomi Filipina membaik secara

terbatas (6,1% dari 6,0%), sedangkan

117 Gross non performing asset (GNPA) pada September 2018 sebesar 10,8%, dari 11,5% pada Maret 2018.

Page 69: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

85

Perekonomian negara ASEAN-5

pada TW4-18 membaik, kecuali ekonomi

Singapura. Laju pertumbuhan PDB Malaysia,

Filipina, Thailand dan Vietnam menguat

ditopang konsumsi rumah tangga seiring

tekanan inflasi yang menurun. Secara

keseluruhan 2018, akselerasi ekonomi terjadi

di Vietnam yang berhasil tumbuh 7,1% yoy

(tertinggi sejak GFC 2008 dan sesuai target

6,7%), dari 6,6% pada 2017. Ekonomi

Thailand pada 2018 tumbuh 4,2% yoy dari

4,0%, sesuai dengan target pemerintah

(4,2% - 4,7%). Sebaliknya, ekonomi Filipina

tumbuh 6,2% yoy melambat dari 6,7% pada

2017, dan di bawah target pemerintah (6,5%

- 6,9%). Moderasi ekonomi juga dialami

Singapura (3,3% yoy pada 2018 dari 3,9%)

dan Malaysia (4,8% yoy pada 2018 dari

5,9%), namun sesuai target.118

Akselerasi ekonomi Vietnam

berlanjut pada TW4-18 dan kembali

menjadi top performer di antara ASEAN-5.

PDB Vietnam tumbuh 7,3% yoy, dari 6,9%

pada TW3-18, seiring kinerja yang solid pada

sektor jasa, serta sektor industri.119 Sektor

jasa tumbuh 7,0% yoy (dari 6,8%) terutama

pada subsektor perdagangan dan penjualan

kendaraan, akomodasi, serta keuangan dan

perbankan. Sektor industri tumbuh stabil

8,9% yoy, ditopang subsektor manufaktur

(13,7%, dari 12,1%) dan subsektor konstruksi

(10,3%, dari 9,2%).

118 Target PDB Singapura 2,5% - 3,5% dan target PDB Malaysia 4,5% - 5,5%.

119 Vietnam tidak merilis data PDB berdasarkan pengeluaran.

Filipina memperketat kebijakan untuk

meredam laju inflasi. Monetary Authority

of Singapore (MAS) menaikkan slope laju

apresiasi SGD NEER secara terbatas untuk

merespons apresiasi nilai tukar dan ekspektasi

kenaikan inflasi inti. Bank of Thailand (BoT)

menaikkan suku bunga kebijakan meski

tekanan inflasi menurun dan nilai tukar relatif

terkendali. Langkah tersebut ditempuh untuk

mengatasi risiko instabilitas keuangan -akibat

kebijakan moneter longgar sejak 2011-serta

untuk memperlebar ruang kebijakan ke

depan. BoT juga meluncurkan kebijakan

makroprudensial berupa pengetatan rasio

Loan-to-Value (LTV) KPR.

Pertumbuhan ekonomi ASEAN-5

diprediksi akan termoderasi akibat pelemahan

demand ekspor, tensi perdagangan, serta

meningkatnya ketidakpastian ekonomi

global. Sementara itu, inflasi ASEAN-5

diperkirakan bergerak variatif, seiring

kebijakan domestik yang ditempuh beberapa

negara dan dinamika harga komoditas global.

Tantangan ekonomi ke depan juga semakin

berat. Dari sisi domestik, sumber risiko

berasal dari pengetatan aturan kepemilikan

kendaraan dan kepemilikan rumah Singapura,

potensi ketegangan domestik menjelang

pemilihan umum Thailand, dan tingginya

utang pemerintah Malaysia. Risiko eksternal

berasal dari perlambatan ekonomi global

dan Tiongkok, eskalasi konflik perdagangan,

meningkatnya volatilitas di pasar keuangan,

kondisi keuangan global yang mengetat,

serta tensi geopolitik.

Page 70: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

86

tinggi namun melambat (11,9% yoy dari

14,3%). Sementara itu, sektor eksternal masih

berkontribusi negatif terhadap PDB (-0,8%,

dari -4,0% pada TW3-18).

Kinerja ekonomi Malaysia mulai

pulih pada TW4-18 setelah mengalami

tren perlambatan sejak TW4-17. PDB

Malaysia tumbuh 4,7% yoy dari 4,4% pada

TW3-18, didukung stabilitas konsumsi rumah

tangga (8,5% yoy) dan belanja pemerintah

(4,0% yoy), serta perbaikan net ekspor. Net

ekspor berkontribusi positif terhadap PDB

sebesar 0,8% (dari -0,7% pada TW3-18)

dipicu akselerasi ekspor (1,3% dari -0,8%)

di tengah stagnasi impor (0,2% dari 0,1%).

Sebaliknya, investasi hanya tumbuh 0,3%

yoy, turun signifikan dari 3,2% pada TW3-18.

Pemulihan ekonomi juga dialami

oleh Thailand seiring perbaikan konsumsi

swasta dan investasi. PDB Thailand pada

TW4-18 sebesar 3,7% yoy (dari 3,2% pada

TW3-18). Konsumsi swasta tumbuh 5,3% yoy

(dari 5,2%), ditopang oleh tingkat inflasi yang

rendah dan kebijakan moneter akomodatif.

Investasi meningkat 4,2% yoy (dari

3,9%), khususnya investasi konstruksi dan

permesinan, sedangkan belanja pemerintah

termoderasi (1,4% yoy dari 1,9%). Net ekspor

masih berkontribusi negatif namun membaik

(-3,4% dari -8,1%) ditopang kenaikan ekspor

(0,6% dari -0,9%) dan perlambatan impor

(5,6% dari 11,0%).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy Malaysia

Sumber: WEO October 2018, Bloomber

Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.85 Pertumbuhan PDB Tahunan

Sumber: Bloomber

0,0

1,2

2,4

3,6

4,8

6,0

7,2

8,4

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42013 2014 2015 2016 2017 2018

% yoy % yoyThailand, lhs Malaysia, rhs Filipina, rhsSingapura, rhs Vietnam, rhs

Grafik 2.86 Pertumbuhan PDB

Pertumbuhan ekonomi Filipina

meningkat secara terbatas (6,1% yoy

dari 6,0%), ditopang perbaikan konsumsi

rumah tangga. Konsumsi rumah tangga

menguat (5,4% yoy dari 5,2% yoy) didukung

oleh peningkatan remitansi, pasar tenaga kerja

yang solid, serta tekanan inflasi yang mereda.120

Sebaliknya, investasi hanya tumbuh 5,5% yoy,

turun tajam dari 18,2% pada TW3-18, akibat

moderasi subsektor konstruksi (9,8% yoy dari

17,4%). Dukungan belanja pemerintah tetap

120 Remitansi Filipina pada TW4-18 tumbuh 5,2% yoy dari 2,2% pada TW3-18, dan tingkat pengangguran domestik pada TW4-18 sebesar 5,1% (turun signifikan dari 5,4%).

Page 71: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

87

itu, net ekspor masih berkontribusi positif dan

naik menjadi 2,7% (dari 1,8%).

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

%% Malaysia Thailand SingapuraVietnam Filipina, rhs

Sumber: Bloomber, Tradingeconomics

Grafik 2.89 Tingkat Pengangguran

-4

-2

0

2

4

6

8

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122016 2017 2018

% yoy % yoy Filipina, lhs Singapura, lhs Vietnam, lhsMalaysia, rhs Thailand, rhs

Sumber: Bloomber, Tradingeconomics

Grafik 2.90 Produksi Industri

Kinerja konsumsi di kawasan,

mixed dengan pelemahan konsumsi

terjadi di Singapura. Penjualan ritel

Singapura terkontraksi makin dalam

(-2,4% yoy dari -0,4%) terutama penjualan

kendaraan, aksesoris, pakaian dan alas

kaki, serta bahan bakar. Kondisi tersebut

disebabkan pelemahan sentimen konsumsi

terimbas ketidakpastian dan pelemahan

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q42016 2017 2018

% Malaysia Filipina Singapura, rhs Thailand

Sumber: Bloomber, diolah

Grafik 2.87 Kontribusi Net Ekspor

terhadap PDB

-10

0

5

-5

10

15

20

25

-10

0

5

-5

10

15

20% yoy% yoy Filipina, lhs Singapura, lhs Thailand, rhs

Vietnam, lhs

Sumber: Bloomber, CEIC

Malaysia, rhs

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

Grafik 2.88 Penjualan Ritel

Berbeda dengan ASEAN-5 lainnya,

PDB Singapura tertahan (1,9% yoy, dari

2,4%) akibat penurunan konsumsi rumah

tangga dan pengeluaran pemerintah.

Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat

(1,2% yoy dari 2,7% pada TW3-18),

sedangkan belanja pemerintah hanya tumbuh

0,7% yoy (dari 2,3%). Investasi terkontraksi

namun menyempit (-3,1% yoy dari -7,0%)

akibat kontraksi investasi intellectual property,

konstruksi residensial, dan permesinan

yang dikompensasi oleh investasi konstruksi

nonresidensial dan transportasi. Sementara

Page 72: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

88

sedikit termoderasi –namun masih tumbuh

relatif tinggi–menjadi 12,1% yoy (dari 12,9%

pada TW3-18). Di samping penjualan bahan

bakar, penurunan penjualan terjadi pada alat

rumah tangga terimbas implementasi sales

and service tax (SST) sejak September 2018.126

Aktivitas produksi ASEAN-5 pada

TW4-18 cenderung menguat, kecuali di

Vietnam dan Filipina. Produksi industri

Singapura tumbuh 4,7% yoy (dari 3,5% pada

TW3-18) disumbang produksi farmasi dan

peralatan transportasi lain-lain. Akselerasi

output juga terjadi di Malaysia (3,2% yoy

dari 2,4% pada TW3-18) dipicu produksi

minyak mentah dan gas alam –meski masih

di zona kontraksi (-0,5% yoy dari -5,3%).

Kinerja industri Thailand meningkat tipis

2,6% yoy dari 2,4% dikontribusi produksi

rokok, minuman, kendaraan bermotor,

dan makanan, sejalan dengan peningkatan

permintaan domestik.127 Sebaliknya, output

industri Filipina terkontraksi -1,8% yoy setelah

terakselerasi sebesar 6,2% pada TW3-18,

terimbas pengetatan moneter, pelemahan

konsumsi domestik, dan kontraksi ekspor.

Penurunan output terjadi pada industri

makanan, minyak, dan kimia. Output industri

Vietnam juga menurun (9,6% dari 11,6%),

sejalan dengan kinerja ekspor. Moderasi

output terutama pada industri pengolahan

minyak, kendaraan, dan farmasi.

126 Alat elektronik dikenakan pajak SST sebesar 10%.127 Produksi rokok melonjak hingga 143,6% yoy pasca go-

public BUMN rokok Thailand Tobacco Monopoly (TTM) pada Mei 2018 dan pembukaan lini produksi baru. Sejak Agustus 2018, TOAT memusatkan produksi pada satu pabrik baru di Ayutthaya dengan kapasitas produksi hingga 60 ribu batang rokok per hari.

ekonomi global, serta high-base effect.121

Penurunan penjualan kendaraan juga

disebabkan dihapusnya tax rebate bagi emisi

pollutant matter (PM) dalam skim VES mulai

1 Juli 2018122, serta meningkatnya jasa ride-

hailing dan car-sharing. Moderasi konsumsi

juga terjadi di Filipina, terindikasi pada

perlambatan kredit konsumsi (outstanding

kredit tumbuh 11,5% yoy, dari 13,9%) akibat

pengetatan moneter.123,124

Sebaliknya, kinerja konsumsi

Thailand, Vietnam, dan Malaysia tetap

solid. Penjualan ritel Thailand terakselerasi

hingga 14,8% yoy dari 14,1%. Kenaikan

penjualan terjadi pada kendaraan, seiring

peluncuran low-cost car dan pelonggaran

persyaratan kredit kendaraan. Akselerasi

konsumsi juga sejalan kondisi pasar tenaga

kerja yang makin solid.125 Penjualan ritel

Vietnam selama TW4-18 juga meningkat

13,4 % yoy dari 11,7%, ditopang moderasi

inflasi. Sementara itu, penjualan ritel Malaysia

121 Penjualan ritel pada TW4-17 tumbuh relatif tinggi (3,9% yoy), tertinggi sejak TW4-15, ditopang penjualan kendaraan.

122 Sejak 1 Januari 2018, Singapura memberlakukan Vehicular Emissions Scheme (VES), menggantikan Carbon Emissions-Based Vehicle Scheme (CEVS). VES memperhitungkan emisi polutan hidrokarbon (HC), karbonmonoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan zat partikulat (particulate matter/PM), di samping emisi karbondioksida (CO2).

123 Pelemahan konsumsi Filipina turut terkonfirmasi pada rerata pertumbuhan net sales index –indikator total keuntungan penjualan– yang turun signifikan menjadi 8,2% yoy dari 12,8%.

124Bank sentral Filipina (BSP) telah menaikkan suku bunga sebanyak 175 bps dalam lima pertemuan Monetary Policy Committee (MPC) berturut-turut sejak Mei 2019 untuk meredam inflasi.

125 Tingkat pengangguran pada Desember 2018 sebesar 0,91%, dari 0,97% pada September 2018.

Page 73: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

89

pada TW4-18, dari USD10,8 miliar.

Rerata pertumbuhan ekspor Filipina TW4-18

terkontraksi menjadi -2,3% yoy dari 1,5%

pada TW3-18, terutama pada ekspor produk

elektronik, petroleum, dan emas ke Hong

Kong, Tiongkok, dan Singapura. Pada saat

yang sama, impor terkoreksi cukup signifikan

menjadi 6,3% yoy (dari 22,9%) khususnya

produk elektronik, alat transportasi, dan besi

dan baja.

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Sumber: CEIC

Grafik 2.91 Ekspor

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoyMalaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Sumber: CEIC

Grafik 2.92 Impor

Neraca perdagangan Thailand

pada TW4-18 kembali mencatat defisit,

namun menyempit seiring penurunan

Neraca perdagangan ASEAN-5

menurun, kecuali di Thailand dan

Malaysia, terimbas pelemahan demand

Tiongkok dan tensi perdagangan

Tiongkok-AS. Surplus neraca perdagangan

Singapura turun menjadi SGD9,0 miliar dari

SGD14,4 miliar, terendah dalam 23 triwulan.

Ekspor Singapura terkoreksi menjadi 7,3%

yoy (dari 12,7% pada TW3-18) akibat

berkurangnya ekspor bahan bakar mineral,

bahan dan produk kimia, dan farmasi,

khususnya ke Indonesia, Malaysia, India, dan

Uni Eropa. Sementara itu, ekspor ke Tiongkok

dan Korea masih terkontraksi, namun

menyempit. Impor Singapura juga turun

menjadi 11,6% yoy dari 17,0%, terutama

impor bahan bakar mineral, electronic valves,

serta besi dan baja, dari Tiongkok, Arab

Saudi, dan Jepang.

Surplus neraca perdagangan

Vietnam menyempit menjadi USD111,5

juta, setelah mencatat rekor sebesar

USD3,2 miliar pada TW3-18. Ekspor

Vietnam turun menjadi 6,3% yoy pada TW4-

18 dari 14,3% yoy pada TW3-18 akibat

kontraksi ekspor ke Tiongkok dan Hong Kong,

serta moderasi ekspor ke India, terutama

alat komunikasi, komponen listrik, kamera,

serta besi dan baja. Impor Vietnam juga

turun menjadi 6,3% yoy (dari 14,3%) akibat

penurunan impor yang berasal dari Tiongkok,

AS, Jepang, dan Thailand, khususnya impor

telepon dan komponen telepon, logam dasar,

besi dan baja, serta minyak.

Defisit neraca perdagangan

Filipina melebar menjadi USD11,7 miliar

Page 74: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

90

Kondisi berbeda terjadi di Malaysia,

surplus neraca perdagangan pada TW4-

18 meningkat menjadi MYR34,8 miliar

dari MYR25,2 miliar pada TW3-18. Ekspor

tumbuh 8,2% yoy pada TW4-18 (dari 5,2%)

–ditopang oleh ekspor gas alam cair, minyak,

serta produk elektronik ke Singapura, Jepang,

dan Vietnam. Sementara itu, impor terkoreksi

menjadi 5,7% yoy (dari 6,2%) karena

penurunan impor minyak, permesinan, serta

besi dan baja.

Tekanan inflasi di seluruh negara

ASEAN-5 menurun dikontribusi biaya

bahan bakar dan makanan, bahkan

inflasi di beberapa berada di bawah

target.128 Tekanan inflasi Vietnam turun

menjadi 3% yoy pada Desember 2018 dari

4% pada September karena komponen biaya

transportasi, perumahan, dan makanan.

Inflasi Thailand juga turun relatif tajam

menjadi 0,4% yoy (dari 1,3%) –dipengaruhi

pada biaya transportasi serta high-base effect

harga minuman beralkohol dan rokok akibat

kenaikan cukai.129 Sementara itu, inflasi

Singapura turun menjadi 0,46% yoy pada

Desember (dari 0,72% yoy pada September)

disumbang biaya transportasi dan makanan,

terutama makanan siap saji. Inflasi Malaysia

juga melemah menjadi 0,2% yoy (dari 0,3%)

karena penurunan biaya bahan bakar dan

harga sayuran, serta perubahan kebijakan

128 Pada 2018, target inflasi Malaysia sebesar 1,5%-2,5%, Thailand sebesar 1%-4%, Vietnam 5%, sementara Filipina sebesar 2%-5%.

129 Sejak 16 September 2017, Thailand menaikkan cukai bagi produk tembakau, minuman beralkohol, dan minuman bergula (sugary drinks).

impor yang lebih dalam dibandingkan

ekspor. Total neraca perdagangan pada

TW4-18 sebesar -USD392,4 juta, dari –

USD617,1 juta pada TW3-18. Pertumbuhan

ekspor terkoreksi menjadi 2,0% yoy dari

3,3% pada TW3-18, akibat penurunan ekspor

komponen komputer, kendaraan, minyak,

dan petrokimia, ke Kamboja, Filipina, Uni

Eropa, dan Hong Kong. Impor juga terkoreksi

cukup dalam menjadi 5,9% yoy (dari 14,4%

yoy), terutama impor emas, bahan bakar,

serta bahan baku dan setengah jadi non-

agrikultur.

-3,0

-1,5

0,0

1,5

3,0

4,5

6,0

7,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy Malaysia

Sumber: Bloomberg

Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.93 Inflasi

0,3

0,5

0,7

0,9

1,1

1,3

1,5

1,7

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% yoy% yoy Malaysia Filipina SingapuraVietnam Thailand, rhs

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.94 Inflasi Inti

Page 75: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

91

Inflasi inti ASEAN-5 bergerak

variatif. Inflasi inti Malaysia meningkat (0,4%

yoy pada Desember 2018 dari 0,3% pada

September 2018) terimbas pelemahan nilai

tukar ringgit, berlakunya sales and service tax

(SST) sejak 1 September 2018, serta aktivitas

konsumsi yang cukup solid.134 Kenaikan inflasi

inti juga terjadi di Vietnam (1,7% yoy dari

1,6%) sejalan dengan perbaikan aktivitas

konsumsi. Di Singapura, inflasi inti meningkat

dan masih berada di level yang tinggi meskipun

konsumsi domestik melemah. Inflasi inti

Singapura mencapai 1,9% yoy pada Desember

(dari 1,8% pada September) jauh di atas angka

inflasi headline – terutama disebabkan oleh

kenaikan harga tiket pesawat, belanja liburan,

dan kenaikan harga pakaian. Di sisi lain,

inflasi inti Filipina masih tertahan pada level

yang tinggi (4,7%) dengan kecenderungan

menurun. Inflasi inti Thailand juga turun

menjadi 0,7% yoy dari 0,8%, namun lebih

disebabkan high base-effect.

Pergerakan inflasi yang masih

terkendali memberikan ruang bagi Bank

Sentral Malaysia dan Vietnam untuk

melanjutkan kebijakan akomodatif. Bank

Negara Malaysia (BNM) mempertahankan

suku bunga kebijakan pada level 3,25% pada

pertemuan Monetary Policy Committee (MPC)

8 November 2018, dan tetap dipertahankan

akreditasi dari NFA. AO tersebut juga memerintahkan instansi terkait untuk memprioritaskan pemrosesan impor agrikultur, baik dari sisi bongkar-muat, logistik, transportasi, dan distribusi. Selanjutnya, pada Oktober 2018 pemerintah memerintahkan untuk melaksanakan impor beras tanpa hambatan (unimpeded).

134 Secara rerata, ringgit Malaysia melemah 2,0% selama TW4-18 dibandingkan rerata TW3-18.

harga bahan bakar.130 Tekanan inflasi di

Filipina turun signifikan meski masih berada

di level yang tinggi. Inflasi Desember 2018

turun ke level 5,1% yoy, setelah mencatat

inflasi hingga 6,7% pada September 2018 –

tertinggi sejak Maret 2009. Moderasi inflasi

dikontribusi harga makanan khususnya beras,

biaya transportasi, dan gas.

Harga beras –salah satu

kontributor terbesar inflasi Filipina131–

turun signifikan (6,0% yoy dari 10,4%)

ditopang musim panen dan langkah

kebijakan pemerintah. Rerata stok beras

nasional membaik meski masih di area

kontraksi (-7,0% yoy pada TW4-18 dari

-19,4%). Perbaikan tersebut dipicu panen

raya sejak Oktober 2018 serta lonjakan

impor selama TW3-18.132 Kenaikan impor

berlanjut di TW4-18 seiring serangkaian

kebijakan pemerintah dalam rangka menjaga

ketersediaan bahan pokok dan komoditas

utama pada harga yang reasonable.133

130 Sejak 1 Desember 2018, harga bensin dan diesel RON95 ditetapkan berdasarkan sistem mengambang terkendali (managed float) berdasarkan perkembangan harga minyak dunia. Sebelumnya, harga bahan bakar ditetapkan oleh pemerintah pada level tertentu, sehingga penurunan harga bahan bakar dunia tidak berdampak kepada harga jual di SPBU.

131 Bobot harga beras dalam inflation basket Filipina sebesar 9,6%.

132 Total impor beras selama TW3-18 mencapai 0,8 ton –tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir– untuk mengantisipasi menurunnya produksi akibat bencana alam.

133 Pada 21 September 2018, Presiden Duterte mengesahkan Administrative Order (AO) 13. Melalui AO tersebut, pemerintah: (i) menghapuskan non-tariff barriers impor agrikultur, (ii) menyetujui peningkatan kuata impor beras bagi sektor swasta, (iii) meningkatkan impor perikanan. Sebelumnya, impor beras dimonopoli oleh National Food Authority (NFA), dan pihak swasta hanya dapat melakukan impor sesuai kuota yang ditetapkan NFA setelah mendapat

Page 76: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

92

dari policy band MAS sejak MPC April 2018

serta potensi meningkatnya inflasi inti dipicu

output gap Singapura yang positif –meski

tipis–, serta proyeksi kenaikan harga minyak

dan pangan global.136

Bank of Thailand (BoT) menaikkan

suku bunga kebijakan meski tekanan

inflasi menurun dan nilai tukar relatif

terkendali.137 Suku bunga kebijakan

Thailand naik sebesar 25 bps menjadi

1,75% pada MPC 19 Desember 2018, yang

merupakan kenaikan pertama kalinya sejak

2011. Langkah tersebut ditempuh untuk

mengatasi risiko instabilitas sektor keuangan

−antara lain akibat kebijakan moneter

longgar selama ini− serta untuk memperlebar

ruang kebijakan (policy space), khususnya di

tengah ketidakpastian menjelang pemilihan

umum.138

Di sisi kebijakan makroprudensial,

BoT memperketat aturan loan-to-value

(LTV) kredit pemilikan rumah (KPR).

Kebijakan suku bunga rendah yang telah

cukup lama ditempuh BoT memicu sejumlah

kerentanan di sektor keuangan, antara lain

136 Inflasi inti Singapura adalah inflasi yang tidak memperhitungkan biaya akomodasi dan kendaraan (private road transport). Sementara itu, harga pangan dan harga minyak menjadi salah satu pembentuk inflasi inti. Pada MPC 12 Oktober 2018, MAS memprediksi harga kedua komoditas tersebut akan melanjutkan peningkatan harga yang telah terjadi sejak September 2018.

137 Rerata nilai tukar Baht selama TW4-18 terapresiasi 0,5% dibandingkan TW3-18, ditopang surplus neraca berjalan dan cadangan devisa yang tinggi. Surplus neraca berjalan selama 2018 sebesar USD35,2 miliar (7,0% PDB) dan cadangan devisa per Desember 2018 sebesar USD205,6 miliar (setara 10 bulan impor).

138 Thailand akan melaksanakan pemilu pada Maret 2019, setelah beberapa kali tertunda.

pada pertemuan 24 Januari 2019. State Bank

of Vietnam (SBV) juga melanjutkan kebijakan

akomodatif dengan mempertahankan suku

bunga acuan (refinancing rate) sebesar 6,25%.

Bank sentral Filipina kembali

menempuh pengetatan kebijakan untuk

meredam laju inflasi. Bangko Sentral ng

Pilipinas (BSP) menaikkan suku bunga acuan

sebesar 25 bps menjadi 4,75% pada 15

November 2018, melanjutkan pengetatan

yang ditempuh sejak Mei 2018. Di samping

untuk mengatasi inflasi, langkah kebijakan

tersebut juga ditujukan untuk merespons

dampak normalisasi kebijakan moneter

negara maju dan penguatan USD terhadap

aliran modal dan nilai tukar. Namun demikian,

seiring laju inflasi yang mulai terkendali, BSP

mempertahankan suku bunga kebijakan pada

MPC Desember 2018.

Otoritas moneter Singapura

juga menempuh pengetatan moneter

seiring ekspektasi peningkatan inflasi

inti. Monetary Authority of Singapore

(MAS) menaikkan slope laju apresiasi SGD

NEER secara terbatas (slightly) pada MPC

12 Oktober 2018, namun lebar (width) dari

policy band serta titik tengah policy band

tetap dipertahankan.135 Langkah tersebut

merespons perkembangan nilai tukar yang

terapresiasi dan berada pada upper half

135 MAS menggunakan target NEER (Nominal Effective Exchange Rate) sebagai sasaran operasional kebijakan moneter dan kenaikan slope apresiasi SGD NEER mencerminkan pengetatan kebijakan. Sebelumnya, pada MPC April 2018 MAS mengubah arah kebijakan SGD NEER dari bias netral (yang telah dianut sejak April 2016) menjadi modest and gradual appreciation.

Page 77: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

93

Otoritas Malaysia menargetkan pertumbuhan

PDB 2019 sebesar 4,9%, sementara IMF

memprediksi ekonomi tumbuh 4,6%,

dari 4,8% pada 2018. Pelemahan ekspor

juga akan berimbas kepada ekonomi

Singapura, khususnya terhadap sektor yang

berorientasi ekspor, antara lain perdagangan,

transportasi, keuangan dan asuransi. Otoritas

memperkirakan ekonomi tumbuh 1,5%-

3,5% pada 2019, dengan bias ke bawah.

Sejalan dengan otoritas, IMF memprediksi

ekonomi Singapura tumbuh 2,5%, dari 3,3%

pada 2018.

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122015 2016 2017 2018

% Malaysia

Sumber: Tradingeconomics

Filipina Thailand Vietnam

Grafik 2.95 Suku Bunga Kebijakan

119

121

123

125

127

129

Sumber: Bloomberg dan MAS

Jan-

15M

ar-1

5M

ay-1

5Ju

l-15

Sep-

15N

ov-1

5Ja

n-16

Mar

-16

May

-16

Jul-1

6Se

p-16

Nov

-16

Jan-

17M

ar-1

7M

ay-1

7Ju

l-17

Sep-

17N

ov-1

7Ja

n-18

Mar

-18

May

-18

Jul-1

8Se

p-18

Nov

-18

Indeks

Pelonggaran Jan- 2015: slope S$NEER diubah

Pelonggaran Apr- 2016:slope S$NEER diubah

Pengetatan Apr- 2018:slope S$NEER ditingkatkan

Pelonggaran Okt- 2015:slope S$NEER diubah menjadi 0,5% dari 1%

menjadi 1% dari 2% menjadi netral (0%)

Pengetatan Okt- 2018 :slope S$NEER kembaliditingkatkan

Grafik 2.96 Kebijakan Moneter Singapura

mendorong spekulasi dan perilaku mencari

imbal hasil di pasar properti139, akselerasi

pertumbuhan kredit rumah tangga dan

harga properti, serta meningkatnya non-

performing loan (NPL) pada segmen kredit

properti. Merespons kerentanan tersebut,

BoT menaikkan rasio loan-to-value (LTV) KPR

terutama untuk pembelian rumah kedua dan

seterusnya, efektif per 1 April 2019.

Moderasi pertumbuhan ekonomi

ASEAN-5 diprediksi berlanjut akibat

pelemahan demand ekspor, tensi

perdagangan, serta meningkatnya

ketidakpastian ekonomi global. Demand

domestik (konsumsi dan investasi swasta)

diperkirakan menjadi penopang aktivitas

ekonomi Malaysia pada 2019. Kinerja

konsumsi rumah tangga ditopang stabilitas

pasar tenaga kerja dan kenaikan upah, yang

selanjutnya mendorong investasi swasta,

khususnya di sektor jasa dan manufaktur.

Sebaliknya, konsolidasi dan rasionalisasi

fiskal (pemangkasan belanja dan investasi

publik) tetap berlangsung untuk menurunkan

utang pemerintah di tengah moderasi

penerimaan pemerintah. Sementara itu,

pelemahan ekonomi global dan penurunan

harga komoditas akan menahan kinerja

eksternal seiring tingginya share ekspor

terhadap ekonomi Malaysia (70% PDB).

139 Persaingan pasar yang ketat menyebabkan bank melonggarkan persyaratan KPR. Selama ini, aturan KPR hanya berupa panduan BoT yang tidak bersifat wajib: (i) pembelian rumah dengan nilai di atas 10 juta baht perlu disertai uang muka sedikitnya 20%, dan (ii) uang muka bagi pembelian properti kedua dengan harga di bawah BHT100 juta minimal sebesar 5% bagi low-rise housing dan 10% bagi pembelian kondominium.

Page 78: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

94

(targeted fuel subsidies). Peningkatan inflasi

turut dipengaruhi faktor low-base effect,

yaitu menurunnya inflasi sejak Juni 2018

seiring pemberlakuan pajak 0% menjelang

implementasi SST. Namun demikian,

tekanan tersebut dikompensasi penurunan

harga bahan bakar –sejalan dengan outlook

harga minyak yang melemah dan kebijakan

managed float harga bahan bakar. Kondisi

serupa juga terjadi di Singapura. Di satu sisi,

tekanan harga akan berasal dari pasar tenaga

kerja yang ketat, output gap yang positif meski

tipis, serta rencana kenaikan pajak diesel mulai

18 Februari 2019. Di sisi lain, harga di sektor

telekomunikasi, kelistrikan, dan ritel tertekan

karena kompetisi yang ketat. Tekanan inflasi

Vietnam diperkirakan meningkat dipicu

kenaikan pajak produk petroleum, batubara,

dan kantong plastik mulai 1 Januari 2019,

kenaikan upah minimum sebesar 5,3%

pada 2019, dan rencana kenaikan tarif listrik

untuk mendorong masuknya investasi asing

di sektor kelistrikan. Sebaliknya, proyeksi

inflasi Thailand dan Filipina diperkirakan

menurun seiring penurunan harga minyak

internasional dan meningkatnya pasokan

pangan –baik dari domestik maupun impor–,

terutama di Filipina. Sementara itu, kenaikan

pajak bahan bakar dalam kerangka TRAIN

(Tax Reform for Acceleration and Inclusion)140

140 TRAIN (berdasarkan Republic Act 10963) diterapkan Filipina sejak 1 Januari 2018 dengan tujuan menciptakan sistem pajak yang lebih sederhana, adil, dan efisien, serta meningkatkan penerimaan pajak. Pada kebijakan tersebut, bahan bakar termasuk komoditas dikenai kenaikan pajak tahunan selama 2018 hingga 2020. Apabila rata-rata harga minyak dunia mencapai USD80 per barel dalam tiga bulan menjelang kenaikan pajak periode berikutnya, maka

Ekonomi Vietnam, Filipina,

dan Thailand diprediksi termoderasi

meski dukungan dari sisi domestik

cukup solid. Pelemahan eksternal juga

membayangi ekonomi Vietnam, meski dari

sisi domestik aktivitas ekonomi ditopang

oleh restrukturisasi ekonomi, iklim bisnis

yang mendukung, serta akselerasi konsumsi

seiring meningkatnya jumlah penduduk

kelas menengah. Otoritas memprediksi

PDB 2019 Vietnam di kisaran 6,6%-6,8%,

sedangkan prediksi IMF sebesar 6,5%, dari

7,1% pada 2018. Serupa dengan Vietnam,

ekonomi Filipina diperkirakan tetap tumbuh

solid pada 2019. Konsumsi rumah tangga

ditopang oleh penurunan inflasi dan pasar

tenaga kerja yang ketat. Selain itu, investasi

dan pengeluaran pemerintah dalam kerangka

program “Build, Build, Build” Presiden Duterte

akan mendukung aktivitas ekonomi Filipina.

Otoritas memproyeksi PDB Filipina 2019

sebesar 6,6%, sama dengan prediksi IMF.

Ekonomi Thailand juga diperkirakan didorong

investasi swasta dan konsumsi rumah tangga,

di tengah pelemahan aktivitas eksternal.

Otoritas Thailand memperkirakan ekonomi

tumbuh 4,0% pada 2019, sementara proyeksi

IMF sebesar 3,9%, dari 4,2% pada 2018.

Inflasi ASEAN-5 diperkirakan

bergerak variatif pada 2019, seiring

kebijakan domestik di beberapa negara

dan dinamika harga komoditas global.

Inflasi Malaysia diperkirakan meningkat

secara gradual. Tekanan harga bersumber dari

kenaikan pajak (implementasi SST), depresiasi

ringgit, serta reformasi subsidi bahan bakar

Page 79: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

95

komoditas global. Risiko di sisi eksternal

berasal dari perlambatan ekonomi global

dan ekonomi Tiongkok, eskalasi konflik

perdagangan, meningkatnya volatilitas di

pasar keuangan, kondisi keuangan global

yang mengetat, serta tensi geopolitik.

Tabel 2.8 Proyeksi Pertumbuhan

PDB ASEAN-5 (% yoy)

Tabel 2.9 Proyeksi Inflasi ASEAN-5 (% yoy)

akan diterapkan sesuai jadwal pada 1 Januari

2019 diperkirakan tidak berimbas signifikan

terhadap inflasi Filipina.

Sejumlah risiko eksternal maupun

domestik berpotensi menghambat

perekonomian ASEAN-5 ke depan.

Dari sisi domestik, sumber risiko ekonomi

Singapura berasal dari moderasi kinerja sektor

transportasi dan konstruksi residensial, seiring

pengetatan aturan kepemilikan kendaraan

dan kepemilikan rumah. Di Thailand, risiko

berasal dari potensi ketegangan domestik

menjelang pemilihan umum 24 Maret

2019 serta utang rumah tangga dan non-

performing loan (NPL) yang tinggi. Di Filipina,

peningkatan impor agrikultur berpotensi

menekan harga jual produk pertanian lokal

dan pendapatan petani. Filipina juga akan

melaksanakan pemilu pada 13 Mei 2019.

Ekonomi Malaysia masih dibayangi oleh

utang pemerintah yang tinggi, ketidakpastian

kebijakan pemerintah, serta dinamika harga

kenaikan pajak dapat ditunda. Sebelumnya, pada 14 Oktober 2018 Duterte membatalkan kenaikan pajak per 1 Januari 2019. Namun keputusan tersebut dianulir karena meningkatnya kebutuhan penerimaan pajak untuk mendanai program infrastruktur “Build, Build, Build”.

Page 80: BAB 2 - bi.go.id · Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan 17 aktivitas konsumsi selama TW4-18 tumbuh melambat, terimbas deselerasi wealth effect

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi I 2019

96

Halaman ini sengaja dikosongkan