bab 2 bandara werur 29 10 12

91
Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur Kabupaten Tambrauw II-1 ilayah perencanaan lokasi Bandar Udara Werur berada di Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw, dimana Kabupaten Tambrauw terletak antara 00˚30˚00” – 07˚45’00” LS dan 131˚15’00” – 132˚45’00” BT. Luas wilayah Kabupaten Tambrauw sekitar 6.166,824 Km2 serta luas wilayah laut adalah 211.171,62 Ha. Lokasi rencara pembangunan Bandar Udara Werur akan berada di empat kampung, yaitu Kampung Werur, Kampung Werwaf, Kampung Wertam, dan Kampung Werbes. Berdasarkan hasil desk study wilayah perencanaan menunjukkan bahwa wilayah Kampung Werur, Werwaf, Wertam, dan Werbes yang berada di Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw terletak di dataran rendah sampai dengan perbukitan dengan elevasi berkisar ± 6 m s/d 850 m diatas permukaan laut. Dengan identifikasi karakteristik wilayah kajian sebagai berikut: a. Sebagian besar kondisi bentang alam atau rupabumi di wilayah Kampung Werur, Werwaf, Wertam, dan Werbes di Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw merupakan daerah dataran sampai dengan perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 6 410 m di atas permukaan laut. b. Sebagian besar konsentrasi pusat-pusat permukiman di Kampung Werur, Werwaf, Wertam, dan Werbes di Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw dan sekitarnya 2.1. Status dan Lingkup Rencana Kegiatan W 2 BAB RUANG LINGKUP

Upload: diah-sabatini-sitiningrum

Post on 26-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Kerangka Acuan ANDAL

TRANSCRIPT

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-1

    ilayah perencanaan lokasi Bandar Udara Werur berada di Distrik

    Sausapor, Kabupaten Tambrauw, dimana Kabupaten Tambrauw

    terletak antara 003000 074500 LS dan 1311500

    1324500 BT. Luas wilayah Kabupaten Tambrauw sekitar

    6.166,824 Km2 serta luas wilayah laut adalah 211.171,62 Ha.

    Lokasi rencara pembangunan Bandar Udara Werur akan berada di empat kampung,

    yaitu Kampung Werur, Kampung Werwaf, Kampung Wertam, dan Kampung Werbes.

    Berdasarkan hasil desk study wilayah perencanaan menunjukkan bahwa

    wilayah Kampung Werur, Werwaf, Wertam, dan Werbes yang berada di Distrik

    Sausapor, Kabupaten Tambrauw terletak di dataran rendah sampai dengan perbukitan

    dengan elevasi berkisar 6 m s/d 850 m diatas permukaan laut. Dengan identifikasi

    karakteristik wilayah kajian sebagai berikut:

    a. Sebagian besar kondisi bentang alam atau rupabumi di wilayah Kampung Werur,

    Werwaf, Wertam, dan Werbes di Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw merupakan

    daerah dataran sampai dengan perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian

    berkisar antara 6 410 m di atas permukaan laut.

    b. Sebagian besar konsentrasi pusat-pusat permukiman di Kampung Werur, Werwaf,

    Wertam, dan Werbes di Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw dan sekitarnya

    2.1. Status dan Lingkup Rencana Kegiatan

    W

    2 BAB

    RUANG LINGKUP

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-2

    berada pada wilayah pantai yang terhubungkan oleh jalan tanah dari satu konsentrasi

    permukiman ke permukiman lainnya.

    c. Lahan atau lokasi yang memungkinkan untuk lokasi Bandar Udara Werur, Distrik

    Sausapor, Kabupaten Tambrauw pada umumnya ladang milik penduduk.

    Pada saat dilaksanakan survei awal (Bulan Desember 2011), lokasi sekitar

    rencana pembangunan Bandar Udara Werur berupa kebun penduduk, semak belukar

    dan lahan kosong. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Bakosurtanal skala 1: 50.000 untuk

    lembar-lembar yang terkait serta dengan bantuan gambar citra satelit dari Google Earth

    sehingga dapat menggambarkan lokasi rencana pembangunan Bandar Udara Werur.

    Untuk lebih jelasnya lokasi pembangunan Bandar Udara Werur disajikan pada Gambar

    2.1.

    Gambar 2.1 Peta Lokasi Bandar Udara Werur, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-3

    2.1.1. Status Studi AMDAL

    Pada saat pelaksanaan studi AMDAL ini dilaksanakan (Desember 2011), kondisi lahan

    tapak rencana masih berupa kebun cokelat dan dipenuhi dengan beberapa tanam

    Pada saat studi AMDAL ini dilakukan, status DED (Detailed Engginering Design)

    masih dalam tahap penyelesaian. Sehingga untuk penyusunan dokumen AMDAL ini

    menggunakan dokumen Studi Kelayakan Bandar Udara di Kabupaten Tambrauw dari

    Dinas Perhubungan untuk memperoleh informasi mengenai jenis kegiatan yang akan di

    lakukan dan dampak yang akan muncul dari kegiatan rencana pembangunan Bandar

    Udara Werur tersebut. Pada lokasi rencana pembangunan Bandar Udara Werur tersebut

    telah dibuat ada infrastruktur pendukung kegiatan seperti jalan dari Kabupaten

    Tambrauw menuju lokasi Bandar Udara Werur.

    2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan dengan Tata Ruang Setempat

    Deskripsi lokasi secara administratif lokasi Rencana Pembangunan Bandara

    terletak di Kampung Werur Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw. Titik referensi

    rencana lokasi bandar udara tersebut berada pada posisi S 0 02 50,80 E 131 00 06,8.

    Terdapat 3 lokasi alternatif untuk rencana pembangunan Bandar Udara di

    Kabupaten Tambrauw. Lokasi alternatif 1 terletak di Werur, Werwaf, Wertam, dan

    Kampung Werbes, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw; lokasi alternatif 2 terletak di

    Pulau Dua, Distrik Sausapor; dan lokasi alternatif ke tiga terletak di Distrik Fef,

    Kabupaten Tambrauw.

    Deskripsi kondisi masing-masing alternatif lokasi rencana bandar udara disusun

    berdasarkan hasil survei/peninjauan lapangan dalam rangka mengetahui sejauhmana

    rencana lahan bandar udara ini dapat menampung pengembangan kegiatan Bandar

    udara di masa yang akan datang dipandang dari aspek teknis, aspek operasional dan

    keselamatan penerbangan serta aspek lingkungan.

    1. Lokasi Alternatif 1

    Secara administratif lokasi Alternatif-1 terletak di Desa Werur Distrik Sausapor

    Kabupaten Tambrauw . Titik referensi rencana lokasi bandar udara tersebut berada pada

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-4

    posisi S 0 02 50,80 E 131 00 06,8. Gambaran awal konsep zoning perletakan fasilitas

    bandar udara pada Lokasi Alternatif 1 adalah disajikan pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2. Prakiraan Lokasi Block Plan Fasilitas Bandara Lokasi Alternatif 1

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Deskripsi kondisi rencana bandar udara disusun berdasarkan hasil survei atau

    peninjauan lapangan dalam rangka mengetahui sejauh mana rencana lahan bandar

    udara ini dapat menampung pengembangan kegiatan bandar udara di masa yang akan

    datang dipandang dari aspek teknis, aspek operasional dan keselamatan penerbangan

    serta aspek lingkungan. Deskripsi aspek-aspek teknis, operasional dan lingkungan

    untuk pemilihan lokasi Bandar Udara Werur disajikan pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Aspek-Aspek Teknis, dan Operasional Bandara Alternatif Lokasi 1

    A. Aspek Teknis

    No Kriteria Deskripsi

    1. Kondisi aspek alami: Arah landasan rencana azimuth 60 240

    a. Topografi Topo relatif datar elevasi 6.00 -100.00 msl

    b. Struktur tanah Tanah lapis organik tebal 50cm di bawahnya tanah pasir agak padat CBR < 6%

    c. Hidrologi Kondisi limpasan air di lahan melimpas lancar

    d. Geologi/Fisiografi Termasuk wilayah rawan gempa, zona 1

    2. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Tata guna lahan rencana ladang bekas pembukaan hutan yang telah disiapkan oleh masyarakat untuk

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-5

    perkebunan.

    Belum ada RTRW

    3. Aksesibilitas dari/ke rencana bandara

    Akses relatif mudah, tersedia jalan padat (japad), sarana roda 4, roda 2,jalan kaki

    4. Ketersediaan infrastruktur penunjang bandar udara

    Jaringan jalan berupa jalan japad, telepon hanya ada telepon satelit, listrik menggunakan PLTD, sarana kesehatan terdapat puskesmas di pusat Kampung Werur Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw

    5. Ketersediaan lahan untuk pengembangan yad

    Lahan yang tersedia sepanjang 1.500 m dengan lebar 200 m dapat menampung kebutuhan pengembangan

    6. Pengaruh lokasi bandar udara terhadap pengembangan pusat permukiman

    Jarak dengan pusat permukiman 2,5 km, memiliki pengaruh relatif aman terhadap pengembangan pusat permukiman.

    B. Aspek Operasional dan Keselamatan Penerbangan

    No. Kriteria Deskripsi

    1. Kesesuaian dengan master plan ruang udara

    Ruang udara bebas untuk penerbangan sipil (bukan zone militer)

    Berada dalam kontrol Biak Sector

    2. Kondisi obyek obstacle di kawasan keselamatan operasi penerbangan:

    - Approach surface Tidak ada obstacle alami dan buatan

    - Transitional surface Tidak ada obstacle alami dan buatan

    - Inner horizontal surface

    Ada obstacle alami

    3. Kondisi meteorologi:

    a. Arah dan kecepatan angin

    Arah angin T-B dan U-S, kecuali rendah-calm

    b. Suhu Suhu + 300C

    c.Tekanan dan kelembaban

    Tekanan udara relatif rendah, kelembaban tinggi

    Sumber: Sumber : Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    2. Lokasi Alternatif 2

    Secara administratif lokasi Alternatif-2 terletak di Pulau Dua, Distrik Sausapor

    Kabupaten Tambrauw. Titik referensi rencana lokasi bandar udara tersebut berada pada

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-6

    posisi S 0 02 52,92 E 131 00 07,85. Gambaran awal konsep zoning perletakan

    fasilitas bandar udara pada Lokasi Alternatif 2 adalah sebagaimana disajikan pada

    Gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Prakiraan Lokasi Block Plan Fasilitas Bandara Lokasi Alternatif 2

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Deskripsi aspek-aspek teknis, operasional dan lingkungan untuk alternatif lokasi ini

    disajikan pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Deskripsi Aspek Teknis dan Operasional Bandara Alternatif Lokasi 2

    A. Aspek Teknis

    No Kriteria Deskripsi

    1. Kondisi aspek alami: Arah landasan rencana azimuth 217 37

    a. Topografi Topo relatif datar elevasi 6.00 -100.00 msl

    b. Struktur tanah Tanah lapis organik tebal 50cm di bawahnya tanah pasir agak padat CBR < 6%

    c. Hidrologi Kondisi limpasan air di lahan melimpas lancar

    d. Geologi/Fisiografi Termasuk wilayah rawan gempa, zona 1

    2. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Tata guna lahan rencana ladang bekas pembukaan hutan yang telah disiapkan oleh masyarakat untuk perkebunan.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-7

    Belum ada RTRW

    3. Aksesibilitas dari/ke rencana bandara

    Akses relatif mudah, tersedia jalan padat (japad), sarana roda 4, roda 2,jalan kaki

    4. Ketersediaan infrastruktur penunjang bandar udara

    Jaringan jalan berupa jalan japad, telepon hanya ada telepon satelit, listrik menggunakan PLTD, sarana kesehatan terdapat puskesmas di pusat Kampung Werur Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw

    5. Ketersediaan lahan untuk pengembangan yad

    Lahan yang tersedia sepanjang 1.500 m dengan lebar 200 m dapat menampung kebutuhan pengembangan

    6. Pengaruh lokasi bandar udara terhadap pengembangan pusat permukiman

    Jarak dengan pusat permukiman < 1.0 km, memiliki pengaruh relatif aman terhadap pengembangan pusat permukiman.

    B. Aspek Operasional dan Keselamatan Penerbangan

    No. Kriteria Deskripsi

    1. Kesesuaian dengan master plan ruang udara

    Ruang udara bebas untuk penerbangan sipil (bukan zone militer)

    Berada dalam kontrol Biak Sector

    2. Kondisi obyek obstacle di kawasan keselamatan operasi penerbangan:

    - Approach surface Tidak ada obstacle alami dan buatan

    - Transitional surface Tidak ada obstacle alami dan buatan

    - Inner horizontal surface

    Ada obstacle alami dan buatan

    3. Kondisi meteorologi:

    a. Arah dan kecepatan angin

    Arah angin T-B dan U-S, kecuali rendah-calm

    b. Suhu Suhu + 300C

    c.Tekanan dan kelembaban

    Tekanan udara relatif rendah, kelembaban tinggi

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    3. Lokasi Alternatif 3

    Secara administratif lokasi Alternatif-3 terletak di Distrik FEF dan merupakan Ibu kota

    Kabupaten Tambrauw. Titik referensi rencana lokasi bandar udara tersebut berada pada

    posisi S 0 03 37,31 E 131 00 45.84. Gambaran awal konsep zoning perletakan

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-8

    fasilitas bandar udara pada Lokasi Alternatif 3 adalah sebagaimana disajikan pada

    Gambar 2.4.

    Gambar 2.4. Prakiraan Lokasi Block Plan Fasilitas Bandara Lokasi Alternatif 2

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Tabel 2.3. Deskripsi Aspek Teknis dan Operasional Bandara Alternatif Lokasi 3

    A. Aspek Teknis

    No Kriteria Deskripsi

    1. Kondisi aspek alami: Arah landasan rencana azimuth 181 361

    a. Topografi Topo perbukitan elevasi 30.00 -100.00 msl

    b. Struktur tanah Tanah lapis organik tebal 50cm di bawahnya tanah keras berupa lempung bercampur batu kapur

    c. Hidrologi Kondisi limpasan air di lahan melimpas lancar

    d. Geologi/Fisiografi Termasuk wilayah rawan gempa, zona 1

    2. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Tata guna lahan rencana ladang bekas pembukaan hutan yang telah disiapkan oleh masyarakat untuk perkebunan.

    Belum ada RTRW

    3. Aksesibilitas dari/ke rencana bandara

    Akses relatif berata, tersedia jalan tanah, berjalan kaki menjadi moda transportasi pokok

    4. Ketersediaan infrastruktur penunjang bandar udara

    Jaringan jalan berupa jalam tanah, telepon hanya ada telepon satelit, listrik menggunakan aki atau solar cell, sarana kesehatan terdapat puskesmas di pusat Kampung Werur Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-9

    5. Ketersediaan lahan untuk pengembangan yad

    Lahan yang tersedia sepanjang 1.500m dengan lebar 150 m dapat penampung kebutuhan pengembangan sangat terbatas

    6. Pengaruh lokasi bandar udara terhadap pengembangan pusat permukiman

    Jarak dengan pusat permukiman 15 km, memiliki pengaruh relatif aman terhadap pengembangan pusat permukiman.

    B. Aspek Operasional dan Keselamatan Penerbangan

    No. Kriteria Deskripsi

    1. Kesesuaian dengan master plan ruang udara

    Ruang udara bebas untuk penerbangan sipil (bukan zone militer)

    Berada dalam kontrol Biak Sector

    2. Kondisi obyek obstacle di kawasan keselamatan operasi penerbangan:

    - Approach surface Tidak ada obstacle alami dan buatan

    - Transitional surface Tidak ada obstacle alami dan buatan

    - Inner horizontal surface

    Ada obstacle alami dan buatan

    3. Kondisi meteorologi:

    a. Arah dan kecepatan angin

    Arah angin T-B dan U-S, kecuali rendah-calm

    b. Suhu Suhu + 300C

    c.Tekanan dan kelembaban

    Tekanan udara relatif rendah, kelembaban tinggi

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011. Kajian keseuaian ini dapat dilihat dari adanya Rencana kajian RTRW yang sudah dimiliki

    oleh Kabupaten Tambrauw disajikan pada Gambar 2.5 menjelaskan peta penggunaan

    lahan Tahun 2009 untuk Kabupaten Tambrauw, sedangkan Gambar 2.6 merupakan pola

    struktur ruang dari Kabupaten Tambrauw.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-10

    Gambar 2.5. Peta Penggunaan lahan Tahun 2009

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-11

    Gambar 2.6 Peta Struktur Ruang

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-12

    Meskipun pada Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

    Tambrau yang tercantum di dalam Peta Struktur Ruang, lokasi bandar udara terletak di

    Distrik Fef, akan tetapi lokasi bandar udara di Distrik Sausapor merupakan alternatif

    yang terbaik berdasarkan Studi Kelayakan Bandar Udara di Kabupaten Tambrauw

    berdasarkan aspek teknis, aspek operasional dan keselamatan penerbangan, dan aspek

    lingkungan.

    2.1.3. Uraian Rencana Usaha/Kegiatan

    Secara umum wilayah perencanaan pembangunan Bandara Udara Werur

    terletak di Kampung Werur, Werwaf, Wertam, dan Werbes, Distrik Sausapor, Kabupaten

    Tambrauw. Panjang lintasan Bandar Udara Werur berdasarkan Masterplan yaitu 1400

    m. Rencana Pembangunan Bandar Udara ini memiliki ketinggian antara 6 15 m di atas

    permukaan laut. Arah landas pacu yang tersedia berdasarkan ketersediaan kondisi

    topografi lahan dengan azimuth 060 240. Kondisi tanah dasar berupa lapisan tanah

    organik setebal kurang lebih 50 cm dan lapis di bawahnya berupa pasir halus. Panjang

    lahan tersedia yang relatif memungkinkan untuk perletakan fasilitas landas pacu

    mencapai 2.000 m. Lebar lahan tersedia yang relatif datar sekitar 200 m.

    Kondisi lahan berupa perkebunan warga dan terdapat juga pada kondisi

    eksisting berupa bekas hutan yang beberapa radius sudah dibuka oleh masyarakat.

    Rencana tapak bandar udara tersebut pada saat ini berupa lahan yang telah diserahkan

    kepada masyarakat pemilik hak ulayat yang tinggal di sekitar lokasi rencana Bandar

    Udara Werur.

    Ketinggian titik awal pengukuran 6 m dan titik akhir 15 m pada jarak lurus

    1.500 m yang berimpit pada perletakan rencana landas pacu. Kondisi cuaca pada saat

    survey awal (Bulan Desember 2011), umumnya dengan cuaca yang cerah. Suhu udara

    berkisar antara 24- 34C. Tidak terdapat kendala bentang alam yang menjadi obstacle

    pada ruang udara di bawah rencana kawasan keselamatan operasi penerbangan yang

    dipersyaratkan. Pada arah selatan dengan jarak lurus 10 km dari rencana lokasi terdapat

    pegunungan dengan ketinggian antara 400 m sampai dengan 700 m di atas permukaan

    laut.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-13

    Gambar 2.7 Kondisi Awal Lahan Rencana Tapak Bandara

    Sumber: Survei lapangan, Desember 2011

    Gambar 2.8 Kondisi Awal Lahan Rencana Tapak Bandara

    Sumber: Survei lapangan, Desember 2011

    Konsep awal pembangunan atau pokok pra rencana pengembanagan Bandar

    Udara Werur di Kampung Werur, Kampung Werwaf, Kampung Wertam, dan Kampung

    Werbes, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw selama tinjauan 20 tahun yang akan

    datang dibagi dalam beberapa tahap.

    1. Pembangunan Tahap I (2011-2021)

    Tahap : 10 tahun pertama (2009 -2019)

    Tahun Konstruksi : 3 tahun (2009, 2010, 2011)

    Umur Layanan : 7 tahun (2012 2019)

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-14

    Target : Terbangunnya bandar udara yang mampu melayani kegiatan

    operasional penerbangan pesawat sekelas DHC6 Twin Otter

    yang sejenis berpenumpang 20 orang dengan kondisi fasilitas

    bandar udara memenuhi standar minimal pelayanan.

    Kondisi Fasilitas : - Fasilitas Sisi Udara, tersedianya fasilitas sisi udara dengan

    dimensi memenuhi kebutuhan dasar dan dengan

    konstruksi fasilitas landasan berupa tasirtu (tanah pasir

    batu) yang dipadatkan

    - Fasilitas Sisi Darat, tersedianya bangunan terminal,

    bangunan operasional, gudang kargo/logistik, dan

    bangunan-bangunan lainnya dengan kondisi memenuhi

    standar pelayanan minimal.

    - Fasilitas Alat Bantu Navigasi Udara, tersedianya informasi

    posisi koordinat ARP dan masing-masing THR landas pacu.

    - Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual, tersedia mark

    landas pacu.

    - Fasilitas Komunikasi Penerbangan, tersedia radi

    komunikasi HF-SSB (point to point communication).

    - VHF untuk Air Ground Fasilitas PKP-PK, tersedianya

    peralatan portable PKPPK.

    - Fasilitas utilitas, tersedianya catu daya listrik dengan

    tenaga matahari (solar cell), bak penampung air bersih,

    dan utilitas lainnya.

    - Fasilitas alat bantu pengamatan cuaca berupa Windsock

    2) Pembangunan Tahap II (2021-2031)

    Tahap : 10 tahun kedua (2020 -2030)

    Tahun Konstruksi : 2 tahun (2019, 2021)

    Umur Layanan : 8 tahun (2022 2030)

    Target : Terpeliharanya fasilitas Bandar Udara dan peningkatan

    kemampuan/kualitas yang mampu melayani kegiatan

    operasional penerbangan pesawat sekelas dua DHC 6 Twin

    Otter dan atau Dornier 328, dengan kondisi fasilitas bandar

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-15

    udara memenuhi standar minimal pelayanan selama umur

    pelayanan.

    Kondisi Fasilitas : - Fasilitas Sisi Udara, terpeliharanya fasilitas sisi udara yang

    memenuhi persyaratan teknis dan dengan peningkatan

    kualitas konstruksi fasilitas landasan menjadi aspal

    penetrasi/kolakan.

    - Fasilitas Sisi Darat, terpeliharanya bangunan terminal,

    bangunan operasional, gudang kargo/logistik, dan

    bangunan-bangunan lainnya dengan kondisi memenuhi

    standar pelayanan minimal.

    - Fasilitas Alat Bantu Navigasi Udara, tersedianya informasi

    posisi koordinat ARP dan masing-masing THR landas pacu,

    dengan pilihan tersedianya fasilitas NDB atau sistem lain

    yang menggantikan , dengan fungsi lebih baik, dan yang

    dipersyaratkan oleh Kementerian Perhubungan.

    - Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual, terpeliharanya

    marka landas pacu

    - Fasilitas Komunikasi Penerbangan, terpeliharanya radio

    komunikasi HF-SSB (point to point communication), VHF

    untuk Air Ground.

    - Fasilitas PKP-PK, tersedianya peralatan portable PKP-PK.

    - Fasilitas utilitas, tersedianya catu daya listrik dengan

    tenaga matahari (solar cell), bak penampung air bersih,

    dan utilitas lainnya.

    - Fasilitas alat bantu pengamatan cuaca berupa Windsock

    Rencana pengembangan fasilitas Bandar Udara Werur disajikan pada Tabel 2.4.

    Tabel 2.4 Rencana Pengembangan Fasilitas Bandar Udara

    NO. URAIAN TAHAPAN PENGEMBANGAN

    TAHAP (2009-2019)

    TAHAP (2010-2030)

    KONDISI ULTIMIT (AKHIR)

    I 1. 2.

    FASILITAS SISI UDARA Desain Pesawat Terbesar Landasan Pacu (Runway)

    DHC-6 Twin Otter 900 m x 23 m

    DHC6 dan DO328 1250 x 30

    DHC-6, DO328 1400 x 30 m

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-16

    NO. URAIAN

    TAHAPAN PENGEMBANGAN

    TAHAP (2009-2019)

    TAHAP (2010-2030)

    KONDISI ULTIMIT (AKHIR)

    3. 4. 5. 6.

    7. II

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

    10. 11. 12. 13.

    Konstruksi / Kekuatan landasan Pacu Runway Strip Perpendicular Taxiway Tempat Parkir Pesawat (Apron) Dimensi Luas Kapasitas Parkir Pesawat : M-25 (sekelas DHC-6 Twin Otter) Total FASILITAS SISI DARAT Terminal Penumpang Gudang Kargo/Logistik Bangunan Administrasi Bangunan Operasi Bangunan PKP-PK Bangunan Catu Daya Listrik Gudang Peralatan Bangunan Pengolah Air Bersih Bangunan Pengolah Limbah Cair Bangunan Pengolah Limbah Padat Pos Penjagaan Rumah Dinas Tipe 36 Kebutuhan Air Bersih

    Tasirtu / 12.500 lbs 1020 m x 150 m 1 (75 x 15 m) 70 m x 55 m 3.850 m2

    1 (1) 2 120 m2

    60 m2 20 m2 20 m2 20 m

    2

    15 m2 18 m2 18 m2 20 m2 20 m

    2

    8 m2 2 unit/72 m2 981 L

    Penetrasi / 30.000 lbs 1370 x 150 m 1 (81 x 81 m) 70 m x 55 m 3.850 m2

    1(1) 2 30 m2 40 m2 10 m2 10 m2 30 m

    2

    - 12 m2 6 m2 10 m2 10 m

    2

    8 m2 2 unit/72 m2 1000 L

    Penetrasi / 30.000 lbs 1520 m x 150 m 2 (75 x 15&81 x 81 m) 140 m x 55 m 4.700 m2 2(2) 4 150 m2 100 m2 20 m2 30 m2 50 m

    2

    15 m2 30 m2 24 m2 30 m2 30 m

    2

    16 m2 4 unit/144 m2 2000 L

    III FASILITAS ALAT BANTU NAVIGASI UDARA

    Info Koordinat ARP dan THR Landasan,

    pendekatan GPS

    Pendekatan GPS Visual dan Instrument

    Info Koordinat ARP dan THR Landasan, VOR (optional)

    IV FASILITAS KOMUNIKASI PENERBANGAN

    HF-SSB HF-SSB, VHF HF-SSB, VHF

    V FASILITAS KOMUNIKASI PENERBANGAN

    HF-SSB HF-SSB, VHF HF-SSB, VHF

    VI FASILITAS PKP-PK Portable PKP-PK Rescue Car, Ambulance/Co

    mando Car

    Rescue Car, Ambulance/Comando

    Car

    VII ALAT BANTU PENGAMATAN CUACA Windsock Met Office Met Office

    Sumber : Studi Kelayakan Bandar Udara Tambrauw, Dinas Perhubungan 2011

    Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

    Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) adalah tanah dan/atau

    perairan dan ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk kegiatan

    operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan. Kawasan

    keselamatan operasi penerbangan terdiri dari beberapa bagian sesuai Tabel 2.5 sebagai

    berikut:

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-17

    Tabel 2.5 Persyaratan Approach Runway - ICAO APPROACH RUNWAY Runway Clasification

    Surface and Dimension Non Instrument Instrument

    Code Number Code Number

    1 2 3 4 1,2 3 4

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    CONICAL

    Slope 5% 5% 5% 5% 5% 5% 5%

    Height 35 m 55 m 75 m 100 m 60 m 75 m 100 m

    INNER HORIZONTAL

    Height 45 m 45 m 45 m 45 m 45 m 45 m 45 m

    Radius 2 000 m 2 500 m 4 000 m 4 000 m 3 500 m 4 000 m 4 000 m

    INNER APPROACH

    Width - - - - - - -

    Distance from - - - - - - -

    Length - - - - - - -

    Slope - - - - - - -

    APPROACH

    Length Of Inner edge

    60 m 80 m 150 m 150 m 150 m 300 m 300 m

    Distance From Threshold

    30 m 60 m 60 m 60 m 60 m 60 m 60 m

    Divergence (Each Side)

    10% 10% 10% 10% 15% 15% 15%

    First Section

    Length 1 600 m 2 500 m 3 000 m 3 000 m 2 500 m 3 000 m 3 000 m

    Slope 5% 4% 3.33% 2.5% 3.33% 2% 2%

    Second section

    Length 3 600 mb 3 600 mb

    Total Length 2.5% 2.5%

    Horizontal Section

    Length 8 400 mb 8 400 mb

    Total Length 15 000 m 15 000 m

    TRANSITIONAL

    Slope 20% 20% 14.3% 14.3% 20% 14.3% 14.3%

    INNER TRANSITIONAL

    Slope - - - - - - -

    a. All dimensions are measured horizontally unless specified otherwise. b. Variable length (see 4.2.9 or 4.2.17). c. Distance to the end of strip. d. Or end of runway whichever is less. e. Where the code letter is F (Column (3) of Table 1-1), the width is increased to 155 m

    Sumber : Studi Kelayakan Bandar Udara Tambrauw, Dinas Perhubungan 2011

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-18

    Didalam penilaian kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan model yang akan dipilih

    adalah sesuai dengan kategori 3C penerbangan Instrument, walaupun pada

    pembangunan phase I jenis penerbangan adalah Visual.

    1. Daerah Approach Surface

    Batas ketinggian pada kawasan Pendekatan dan Lepas Landas pada kedua ujung

    landasan ditentukan dengan kemiringan dan jarak melalui perpanjangan sumbu landas

    pacu sebagai berikut:

    a. Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% arah ke atas dan keluar, dimulai dari

    ujung Permukaan Utama pada ketinggian ambang landas pacu sampai pada jarak

    mendatar 3.000 m dengan asumsi tinggi permukaan pada ujung landas pacu + 0,00

    m.

    b. Bagian kedua dengan kemiringan 2,5% sampai dengan jarak mendatar tambahan

    3.600 m.

    c. Bagian ketiga dengan kemiringan 0% sampai dengan jarak mendatar 8.400 m.

    2. Daerah Transitional Surface

    Daerah Permukaan Transisi merupakan permukaan yang berbentuk kerucut, yang dibagi

    menjadi 2 bagian permukaan transisi yaitu Permukaan Transisi Dalam dan Permukaan

    Kerucut.

    a. Batas Ketinggian pada Kawasan Permukaan Transisi Dalam ditentukan oleh

    kemiringan 14,3% arah ke atas dan keluar, dimulai dari sisi panjang dan pada

    ketinggian yang sama seperti Permukaan Utama dan Permukaan Pendekatan serta

    Permukaan Lepas Landas menerus sampai memotong Permukaan Horizontal Dalam

    pada ketinggian +45 m di atas datum yang tingginya +5 m dari ambang permukaan

    landas pacu.

    b. Batas ketinggian pada Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut ditentukan oleh

    kemiringan 5% arah ke atas dan keluar, dimulai dari tepi luar Kawasan di Bawah

    Permukaan Horizontal Dalam pada ketinggian +50 m sampai memotong Permukaan

    Horizontal Luar pada ketinggian +75 m di atas datum yang tingginya +5 m dari

    ambang permukaan landas pacu.

    3. Horizontal Surface

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-19

    Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal dibagi menjadi dua Kawasan yaitu Kawasan

    Permukaan Horizontal Dalam dan Kawasan Permukaan Horizontal Luar.

    a. Daerah Permukaan Horizontal dalam ditentukan +45 m di atas datum yang tingginya

    +5m dari ambang permukaan landas pacu.

    b. Daerah Permukaan Horizontal Dalam ditentukan dengan radius 4000 m dari masing

    titik di masing-masing permukaan utama di ujung masing-masing landasan.,

    selanjutnya dari titik radius ditarik titik paralel dengan landasan hingga pada titik

    radius 4000 m pada ujung landasan lainnya.

    4. Conical Surface

    Kawasan Conical surface adalah kawasan diluar dan berhimpitan dengan

    kawasan Horisontal Surface, yang ditentukan +45m di atas datum yang tingginya +5 m,

    dan mendaki keluar dengan kemiringan 5% hingga mempunyai ketinggian + 120 m di

    atas datum yang tingginya 5 m, atau mempunyai radius 5500m dari masing titik di

    masing2 permukaan utama di ujung masing-masing landasan, selanjutnya dari titik

    radius ditarik titik paralel dengan landasan hingga pada titik radius 4.000 m pada ujung

    landasan lainnya. Wilayah perencanaan dalam hal ini wilayah Werur Distrik Sausapor

    Kabupaten Tambrauw berada di bagian utara dari pulau di Papua Barat. dan berhadapan

    langsung dengan lautan Pasifik.

    5. Prosedur Navigasi Penerbangan Di Bandar Udara

    a. Kategori pesawat terbang yang beroperasi

    Bandar Udara Werur Distrik Sausapor pada tahap awal direncanakan akan beroperasi

    dengan panjang Landasan 950 meter, dan tahap berikutnya adalah dengan panjang

    1100 meter, ultimate dapat lebih dari 1850 meter. Pada Tahap awal pesawat terbang

    yang beroperasi adalah category A dan B, dan pada phase berikutnya adalah category

    pesawat C dan pada ultimate apabila traffic menghendaki adalah kategori pesawat D,

    karena lahan untuk pengembangan mampu untuk menampung pesawat dengan

    kategori D.

    b. Kategori Ruang Udara bandar Udara Werur

    Pada tahap awal ruang udara di bandar Udara Werur adalah mempunyai klasifikasi F,

    dengan pemberian layanan adalah berbentuk Pemberian Informasi Penerbangan.

    Pengoperasian Bandar Udara adalah Visual, namun didalam kajian ini dipersiapkan pula

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-20

    prosedur untuk penerbangan Instrument, walaupun penerbangan ke Sorong dan

    Manokwari kurang dari 30 menit, untuk pesawat terbang sejenis Dornier 328.

    c. Rute Penerbangan dari dan ke Werur

    Rute penerbangan yang mendominasi penerbangan adalah dari dan kearah barat, yaitu

    ke Bandara DEO Sorong, selanjutnya ke Manokwari, Biak dan kearah selatan agak

    Jarang.

    6. Standar Arrival Untuk Landasan Pacu 06 Werur

    a). Penerbangan dari arah barat Sorong dll, untuk penerbangan Visual dapat langsung

    ke Long Final Landasan Pacu 06 Werur, penerbangan dengan ketinggian 4000 Kaki

    keatas, untuk penerbangan instrument dengan referensi terestrial VOR-DME

    terbang pada radial 64 pesawat dari Sorong dan arah barat terbang dengan

    ketinggian paling rendah 9000 Kaki, menuju Holding Point atau langsung ke Long

    Final untuk melakukan pendaratan atau melakukan prosedur kegagalan pendaratan,

    selanjutnya ke titik holding atau sesuai saran Werur Information.

    b). Penerbangan dari Arah Timur, Frans Kaisepo Biak dan atau Rendani Manokwari,

    untuk penerbangan Visual dapat melakukan pendekatan untuk pendaratan melalui ,

    melalui Left Down Wind Landasan Pacu 06-Werur, untuk penerbangan instrument

    melalui Over head Werur, selanjutnya berbelok kekiri sambil melakukan

    penurunan menuju Base Leg Landasan Pacu 06 Werur, pesawat datang melalui

    Radial 283 VOR-DME Manokwari, atau dari Biak melalui Rute W61 pada Radial 283

    BIK VOR-DME pada DME 150 berbelok ke kekiri heading 277 menuju Werur pada

    Jarak 178Nm menuju Overhead atau langsung ke Down Wind Landasan Pacu-06

    Werur.

    c). Penerbangan dari Arah Selatan FEF, adalah penerbangan Visual walaupun jaraknya

    pendek namun pesawat datang pada ketinggian terendah adalag 9500ckaki, karen

    terdapat gunung dengan ketinggian 8400 kaki, menuju overhead Landasan Pacu,

    menuju down wind atau base leg.

    7. Standar Arrival Untuk Landasan Pacu 24 Werur

    a). Penerbangan dari Arah Barat Sorong Radial 064 langsung ke Down Wind Landasan

    Pacu-24 pada ketinggian terendah 2500 Kaki untuk penerbangan Visual, untuk

    penerbangan instrument ketinggian terendah adalah 9000 Kaki, menuju Overhead ,

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-21

    selanjutnya berbelok kekanan menuju Base Leg Landasan Pacu 24 untuk melakukan

    pendaratan atau melakukan prosedur kegagalan pendaratn menuju tempat Holding,

    atau untuk melakukan prosedur pendekatan berikutnya, sesuai yang disarankan

    oleh Werur Information.

    b). Penerbangan dari Arah Timur yaitu Radial 283 Manokwari VORDME, dengan

    ketinggian terendah 9500 kaki menuju Over head atau Straight In menuju Long Final

    Landasan Pacu-24 Werur. Penerbangan dari Biak Melalui Radial 283 BIK VOR-DME

    pada jarak 150DME, berbelok kekiri 277 pada jarak 178NM langsung menuju ke

    Long Final Landasan Pacu-24.

    c). Dari Arah selatan dari ketinggian 9500 Kaki atau lebih menuju Overhead Landasan

    Pacu24 selanjutnya sambil descend menuju Right Down Wind Landasan Pacu 24.

    8. Standard Instrument Departure Landasan Pacu 24 Werur

    a) Keberangkatan Menuju Arah Biak dan Atau Manokwari

    Setelah lepas landas berbelok kekanan menuju heading 090, hingga 50NM GPS

    hingga memotong Radial 283 BIK VOR-DME, ke Biak. Untuk penerbangan ke

    Manokwari setelah berbelok kekanan menuju heading 090 hingga jarak 50NM GPS

    melalui heading 283 hingga 50NM GPS berbelok kekanan pada Radial 299 pada

    jarak 50nm VOR-DME Manokwari.

    b) Keberangkatan Menuju Kearah Barat Sorong dan atau Manado

    Setelah Lepas Landas terbang lurus hingga memotong dan mengikuti Radial 64

    menuju SOG VOR-DME, untuk penerbangan ke Manado Setelah lepas Landas menuju

    titik FASAL 00 01 49,501 LS dan 131 22 36,913 BT.

    c) Keberangkatan Menuju Ke Selatan

    Setelah Lepas Landas berbelok kekanan terbang ke Over head Landasan Pacu 24

    menuju keketinggian 9500 atau lebih menuju ke FEF, Kamina, Babo arah selatan.

    9. Standard Instrument Departure Landasan Pacu 06 Werur

    a). Keberangkatan Menuju Arah Biak dan Atau Manokwari

    Untuk penerbangan menuju Manokwari Setelah Lepas Landas, berbelok kearah

    Heading 90, hingga memotong Radial 283 VOR-DME BIK, terbang pada Radial 283

    setelah 50NM berbelok pada radial 298 jarak 50DME VOR-DME Manokwari. Untuk

    penerbangan kearah Biak setelah lepas landas berbelok ke heading 90 pada jarak

    50NM GPS Distance berbelok kekanan mengikuti Radial 283 menuju ke Biak.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-22

    b). Keberangkatan Menuju Kearah Barat Sorong dan atau Manado

    Untuk tujuan Sorong setelah Lepas Landas berbelok kekiri hingga memotong Radial

    64 SOG VOR-DME , untuk penerbangan ke Manado menuju ke titik FASAL 00 01

    49,501 LS dan 131 22 36,913 BT.

    c). Keberangkatan Menuju Ke Selatan

    Setelah Lepas Landas berbelok kekiri sambil Climb Overhead menuju ketinggian

    diatas 9500 kaki menuju FEF atau Kaimana .

    10.Instrument Approach Procedure

    a). Penerbangan berbasis navigasi terestrial VOR-DME

    Pendekatan berbasis terestrial , memerlukan peralatan Navigasi didarat dengan

    penambahan biaya untuk pemasangan, harga peralatan, lokasi lahan didarat, detail

    akan dibahas didalam Kajian Master Plan Bandara. Didalam Kajian Kelayakan akan

    disampaikan bahwa apabila dipasang peralatan tersebut maka dapat diketahui

    bahwa secara operasional dapat dipakai dan layak. Wewenang pembuatan

    Instrument Approach Procedure adalah Direktorat Navigasi Penerbangan Direktorat

    Jenderal Perhubungan Udara.

    11. Lokasi Alat Bantu Navigasi

    Lokasi VOR-DME akan ditempatkan disebelah sisi selatan landasan berjarak

    sama dengan ujung Landasan Pacu 06 dan 24, dengan jarak dari as landasan

    diperhitungkan agar sudut dengan azimutuh Landasan Pacu diupayakan lebih kecil dari

    03, sehingga tidak mempunyai sudut terlalu besar untuk memudahkan olah gerak

    pesawat terbang yang akan mendarat atau akan melakukan prosedur kegagalan

    pendaratan.

    Pendekatan Landasan Pacu 06

    Azimuth 059 44 44,86,panjang landasan (RIB) 1850 m

    Initial Approach Fix, diletakan 15Nm dari VOR-Dme diperkirakan holding pesawat pada

    ketinggian 4500 kaki, walaupun pada sector tiga dan empat terdapat ketinggian gunung

    hingga 9000 kaki dan 9500 kaki (MSA) 25Nm dari lokasi VOR-DME, sehingga pesawat

    akan lewat diatas VOR-DME sebelum menuju Holding Point East atau Holding Point

    West.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-23

    Karena lokasinya terutama disebelah utara adalah Flat, maka pendekatan

    yang dilakukan adalah Race Track bukan Base Turn. Intermediate Approach Fix

    diletakkan maksimum 10 Nm dari VOR-DME, diperkirakan ketinggian diwalayah tersebut

    adalah 2000 kaki atau lebih memberi (tidak ada obstacle) untuk memberi keleluasaan

    penerbang untuk menyiapakn kegiatan di final sebelum pendaratan.

    Diupayakan Descend gradient adalah 3, dan kategori pesawat terbang adalah pada

    phase awal kategori A dan B (maksimum).

    Final Approach Fix, disiapkan maksimum 5Nm dari VOR DME, diperkirakan

    ketinggian pesawat terbang 1579 kaki atau lebih, ketinggian pesawat sewaktu di

    Threshold disiapkan 15 m atau 49 kaki. Miss Approach Point, disiapkan lebih kurang 1

    Nm sebelum VoR-DME.

    2.1.3.1 Tahap Prakonstruksi

    1. Pembebasan Lahan

    Status kepemilikan tanah yang akan digunakan untuk rencana Pembangunan

    Bandar Udara Werur Tambrauw merupakan tanah milik penduduk setempat dengan hak

    ulayat, dan telah terdapat kesepakatan pemegang hak adat dan hak ulayat untuk

    menghibahkan tanah ini kepada pemerintah untuk kepentingan fasilitas umum. Dimana

    kepemilikan lahan yang akan dibebaskan tersebut dimiliki oleh dua jenis suku yaitu Biak

    dan Karon yang memiliki adat istiadat masing masing. Perencanaan lahan yang akan

    digunakan secara keseluruhan untuk tahapan pembangunan rencana bandara Werur

    adalah 718,250 m2. Dimana total lahan ini merupakan jumlah lahan yang terdiri dari 3

    tahapan pengembangan bandara. Untuk tahap pertama lahan yang digunakan sekitar

    393,759 m2 menuju tahap kedua hingga 417,866 m2.

    2. Relokasi

    Terdapat beberapa pemukiman yang berdekatan lokasinya dengan rencana

    pembangunan Bandara. Hal ini berkaitan dengan yang berbatasanKawasan Keselamatan

    Operasi Penerbangan (KKOP). Sehingga akan dimungkinkan sekali adanya relokasi

    beberapa pemukiman dilokasi terdekat. Jumlah kampung serta penduduk yang akan

    direlokasi adalah 4 kampung/desa yaitu Werwaf, Wertam, Werur, dan Werbes di Distrik

    Sausapor Kabupaten Tambrauw dengan jumlah penduduk 1502 jiwa serta jumlah KK

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-24

    sebanyak 328 KK. Dimana jumlah penduduk di 4 kampung yang terkena dampak

    pembangunan Bandar Udara Werur disajikan pada Tabel 2.5.

    Tabel 2.5. Jumlah Penduduk di Empat Kampung yang Terkena Dampak Pembangunan Bandar Udara Werur

    No Kampung Jumlah

    Jumlah Jumlah KK Laki-laki Perempuan

    1 Werwaf 228 244 472 87

    2 Wertam 184 123 307 84

    3 Werur 196 184 380 87

    4 Werbes 343 70

    1502 328 Sumber : Jumlah Penduduk 4 Kampung Tahun 2012

    Menurut infornasi dari Drs. Maximus Alwer (Dishub Tambrauw) rumah

    masyarakat akan diganti dengan rumah kembali tanpa melihat apakah rumah itu sudah

    rusak, kecil/besar. Pemerintah Kabupaten Tambrauw akan mengganti dengan rumah.

    Selama pembangunan belum selesai maka penduduk/masyarakat yang terkena relokasi

    tidak akan pindah sampai rumah tersebut siap untuk dihuni. Masalah tempat untuk

    relokasi sampai saat ini masih dipilih lokasi yang tepat.

    2.1.3.2. Tahap Konstruksi

    Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini diuraikan sebagai berikut :

    1. Penyiapan Lahan

    Penyiapan lahan yang dimaksud adalah membersihkan lokasi lahan dari tanaman dan

    gangguan lainnya sebelum pengerjaan konstruksi fisik dilaksanakan. Untuk wilayah yang

    akan dibangun Bandar Udara Werur ini, lahan yang akan digunakan merupakan lahan

    yang sebelumnya berupa perkebunan warga, semak belukar, dan lahan kosong. Dengan

    demikian pada saat kegiatan konstruksi akan dilakukan kegiatan pengurugan. Dalam

    kegiatan pengurugan haruslah mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah urugan

    harus cukup baik dan bebas dari vegetasi yang menutupi lapisan tanah atas (top soil).

    Setiap lapisan tanah tersebut dilembabkan terlebih dahulu sebelum dilakukan

    pemadatan yang dilakukan dengan penyiraman.

    2. Mobilisasi Alat Berat dan Material

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-25

    Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material yang dimaksud ini adalah

    mendatangkan peralatan dan material ke lokasi proyek. Dimana material yang dibawa

    seperti pasir beton, pasir pasang, batu split, batu kali, semen, batu merah, kayu,

    multiplek, keramik, cat, truk beton ready Mix, pipa beton dll. Dimana mobilisasi

    pencampaian ke lokasi projek ditempuh melalui dua jalur yaitu jalan darat dan laut.

    3. Mobilisasi Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang akan diserap dalam kegiatan konstruksi ini adalah tenaga yang

    memiliki kualifikasi kompetensi (keahlian) tertentu sesuai jenis pekerjaannya.

    Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk tenaga kasar/pelaksana, menengah dan

    tanaga ahli, serta disesuaikan dengan keahlian dan kebutuhan. Untuk tenaga

    kasar/pelaksana dan tenaga menengah memprioritaskan penduduk sekitar proyek atau

    tenaga kerja lokal sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan dan penerimaannya

    dilakukan secara transparan. Jumlah Tenaga kerja ini adalah merupakan tenaga kerja

    sementara dan bersifat harian lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan tenaga kerja ini

    akan berakhir sejalan dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Perkiraan jumlah

    tenaga kerja pada tahap ini adalah sekitar 32 orang/ hari pada saat masa puncak.

    Dengan asumsi setiap 100m2 dibutuhkan 4 orang.

    4. Konstruksi Fisik

    Kontruksi fisik adalah kegiatan rencana pembangunan Bandar Udara Werur Tambrauw

    ini secara arsitektural ataupun teknis sesuai tahapanya seperti pondasi, ataupun

    langsung menuju kontruksi pembangunan.

    2.1.3.3 Tahap Operasi

    A. Mobilitas Tenaga Kerja dan Pengunjung

    Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja

    Pada saat tahap operasi diprakirakan jumlah tenaga kerja untuk pengelola bandara yaitu

    sebanyak 10 orang. Prakiraan jumlah pegawai jika nantinya Bandar Udara Werur

    Tambrauw ini sudah beroperasi disajikan pada Tabel 2.6.

    Tabel 2.6. Jumlah Pegawai Bandar Udara Werur pada Saat Tahap Operasi

    No Bangunan peruntukan Luas Bangunan (m2) Asumsi Jumlah

    pegawai

    1 Bangunan Adminitrasi phase II 50 5 orang

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-26

    2 Bangunan Operasi phase II 20 2 orang Sumber : Studi Kelayakan Bandar Udara Tambrauw, Dinas Perhubungan 2011

    B. Pengelolaan Limbah Padat

    - Sumber Limbah Padat

    Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasional Bandar Udara diperkirakan

    bersumber dari tenaga kerja yang bekerja di bandar udara Werur Tambrauw ini.

    - Penanganan Limbah Padat

    Penanganan limbah padat yang berasal dari kegiatan bandar udara dikelola dengan cara

    pengumpulan limbah padat dari bin-bin atau tempat sampah yang disediakan di tempat

    tempat yang telah ditentukan kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan

    sementara (TPS).

    - Fasilitas Pengolahan Limbah Padat

    Ukuran bak pengumpul komunal disesuaikan dengan jumlah limbah padat yang

    dihasilkan oleh aktifitas bandara. Perhitungan jumlah limbah padat diasumsikan 25

    kg/1000 m2 (Studi Kelayakan Bandar Udara Tambrauw, Dinas Perhubungan 2011).

    C. Penanganan Limbah Cair

    - Sumber Limbah Cair

    Limbah cair yang dihasilkan oleh Bandar udara dapat dibedakan dalam kategori

    limbah domestik dan non domestik. Limbah cair domestik adalah limbah cair yang

    berasal dari aktifitas kegiatan sehari hari dari manusia yang ada di bandara. Limbah cair

    ini biasanya dari WC dan urinoir yang berupa feces dan urine, serta limbah yang berasal

    dari kamar mandi, tempat cucian dan dapur.

    Limbah cair non domestik adalah limbah cair seperti tumpahan minyak, oli,

    bahan bakar pesawat dan kotoran yang berasal dari aktifitas bandara akan diserahkan

    pihak ke tiga yang memiliki ijin dan harus memiliki TPS B3. Sumber limbah cair dari

    kegiatan perencanaan Bandar Udara Werur Tambrauw dan fasilitas sarana

    penunjang lainya adalah limbah domestil dari kegiatan toilet, MCK dari tenaga

    kerja ataupun pengunjung.

    - Pengelolaan Limbah Cair

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-27

    Sumber limbah cair domestic dari office ini berasal dari kegiatan dapur, mess, toilet, dan

    bangunan office. Jumlah limbah cair yang dihasilkan akan langsung disalurkan di saptic

    tank.

    - Fasilitas Pengolahan Limbah Cair

    Secara umum limbah cair diolah dalam septic tank, kemudian air hasil olahan

    dialirkan ke sistem peresapan. Septic tank juga dilengkapi dengan bak control sehingga

    dapat digunakan untuk memeriksa apabila terjadi sumbatan. Limbah cair dari toilet

    pesawat yang sedang transit dibandara ini juga dibuang ke septic tank yang ada. Adapun

    untuk tahap operasi disajikan pada Gambar 2.9.

    Gambar 2.9. Neraca Air Tahap Operasi

    Sumber : Studi Kelayakan Bandar Udara Tambrauw, Dinas Perhubungan 2011.

    C. Operasional Bandara

    Dengan melihat pergerakan penumpang dan pesawat udara di rencana Bandar

    udara di Werur nantinya ketika sudah beroperasi tergolong masih relative kecil, maka

    status pelayanan lalu lintas udara pada Tahap 1 adalah berstatus sebagai Un-attended

    Aerodrome dan tahap dua berstatus AFIS.

    Septic Tank

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-28

    - Sistem Jaringan Listrik

    Arahan pengembangan sistem energi terutama listrik diarahkan sesuai dengan

    kebutuhan pengembangannya, dalam sistem pengembangan energi listrik nasional

    untuk Propinsi Papua Barat terdiri dari jaringan transmisi tenaga listrik 150 KV yang

    melintas di Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten

    Manokwari, serta Kabupaten Fak-fak. Namun dengan mempertimbangkan kondisi di

    Werur distrik Sausapor yang masih termasuk daerah terpencil, keterbatasan kesediaan

    pasokan BBM, maka tenaga listrik yang direncanakan sebagai sumber listrik utama

    adalah SistemSolar Cell., pada Phase I, namun pada phase II akan disediakan Generator

    Diesel.

    - Telekomunikasi

    Secara umum rencana pengembangan sistem telekomunikasi diterapkan

    dengan jaringan mikro digital yang melintasi seluruh Kabupaten / Kota di Propinsi Papua

    Barat. Rencana pengembangan prasarana sistem telekomunikasi di Kabupaten

    Tambrauw dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Mempertahankan serta memelihara jaringan telekomunikasi dengan sistem

    komunikasi lainnya.

    2. Mengembangkan jaringan komunikasi untuk mendukung pengembangan kota kota

    kawasan prioritas, dengan cara :

    Mengembangkan serta meningkatkan sarana dan prasarana telekomunikasi

    keterkaitan antar wilayah.

    Mengembangkan jaringan telekomunikasi sampai dengan Desa Pusat

    Pertumbuhan (DPP) untuk meningkatkan keterkaitan kota dengan desa.

    - Prasarana Jaringan Air Bersih

    Pada umumnya sumber air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Tambrauw berasal dari

    sumur gali. Ada 3 kriteria pembangunan jaringan air bersih, adalah:

    1. Pembangunan jaringan air bersih dengan sistem per-pipaan yang disesuaikan dengan

    kondisi geografis, yaitu menggunakan sistem pompa.

    2. Penyaluran air bersih dapat melalui sistem per-pipaan di setiap distrik terutama di

    wilayah pusat distrik.

    3. Perlindungan terhadap daerah resapan air bersih sehingga debit air tidak berkurang.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-29

    Perhitungan jumlah kebutuhan air bersih berdasarkan pada beberapa kategori antara

    lain yaitu, jumlah penumpang, pengantar/penjemput, pegawai dan lain lain. Prakiraan

    jumlah kebutuhan air bersih pada saat jam puncak dapat disajikan pada Tabel 2.7.

    Tabel 2.7. Prakiraan Jumlah Kebutuhan Air Bersih pada Saat Jam Puncak

    Penumpang = 25 x 3 Lpoh = 75 L

    Pengantar/penjemput = 2 x 3 Lpoh = 6 L

    Pengelola = 10 x 10 = 100 L

    Rumah Pegawai = 4 x 200 Lpoh = 800 L

    Jumlah kebutuhan air bersih Phase I = 981 L

    Phase II dibutuhkan air bersih tambahan = 1000 L

    Sumber : Studi Kelayakan Bandar Udara Tambrauw, Dinas Perhubungan 2011.

    - Pemeliharaan Fasilitas

    Pemeliharaan fasilitas terus dilakukan selama masa operasi Bandar Udara Werur

    Tambrauw seperti kegiatan cleaning service yang dilakukan secara berkala seperti

    maintainance sarana utilitas maupun fisik bangunan office bandaranya.

    2.1.3. Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi

    Kegiatan lain disekitar Rencana Kegiatan Pembangunan Bandar Udara Werur

    di Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw terdapat jaringan jalan, telepon hanya ada

    telepon satelit, listrik menggunakan PLTD, sedangkan sarana kesehatan terdapat

    puskesmas di Kampung Werur, Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw. Terlebih dengan

    adanya rencana pembangunan bandar udara ini harapanya akan dapat lebih

    mempengaruhi kegiatan lain disekitar sehingga muncul pusat pertumbuhan baru.

    Selebihnya kegiatan disekitar lokasi Bandar udara hanya ada pemukiman yang tergolong

    cukup jauh dari lokasi.

    Uraian singkat rona lingkungan yang akan di bahas pada sub bab ini ditekankan pada

    komponen yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan yang meliputi :

    2.2.1 Ruang dan Lahan

    2.2.1.1 Aspek Tata Ruang dan Lahan

    2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-30

    Mengacu pada RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), diketahui bahwa Kabupaten

    Tambrauw mempunyai fungsi sebagai berikut:

    a. Dalam Rencana Struktur Sistem Pusat-pusat Permukiman, kota-kota di Kabupaten

    Tambrauw tidak memiliki fungsi dan peran dalam lingkup nasional baik itu PKN

    (Pusat Kegiatan Nasional) maupun PKW (Pusat Kegiatan Wilayah).

    b. Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan Kabupaten Tambrauw antara lain:

    Cagar Alam Laut Pantai Laut Sausapor (Distrik Sausapor)

    Cagar Alam Tambrauw Utara

    Cagar Alam Tambrauw Selatan.

    c. Taman Wisata Alam Distrik Abun.

    Merupakan salah satu kabupaten yang termasuk ke dalam Kawasan Andalan

    Sorong dan Sekitarnya, dimana sektor unggulan yang akan dikembangkan adalah

    sektor kehutanan, pertambangan, perikanan laut dan industri.

    Sasaran dari tujuan pemanfaatan ruang Kabupaten Tambrauw yaitu :

    1. Terwujudnya ruang wilayah Kabupaten Tambrauw yang berkualitas, terbuka dan

    efisien

    2. Terwujudnya keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut dan ruang udara,

    termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Kabupaten Tambrauw yang

    mandiri dan sejahtera

    3. Mewujudkan struktur ruang kabupaten yang hirarkis dan seimbang

    4. Mewujudkan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang wilayah

    kabupaten dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak

    negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

    5. Berkembangnya Kabupaten Tambrauw melalui pemanfaatan potensi dan peluang

    pengembangan wilayah untuk mewujudkan Tambrauw yang mandiri dan

    sejahtera

    6. Mengurangi kesenjangan perkembangan wilayah (Regional inequalitie/

    imbalance) di Kabupaten Tambrauw

    7. Meningkatkan perekonomian wilayah melalui optimalisasi pemanfaatan

    sumberdaya secara berkelanjutan

    8. Meningkatkan integrasi wilayah antar distrik

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-31

    9. Terwujudnya keterpaduan penataan ruang wilayah Kabupaten Tambrauw dengan

    wilayah berbatasan

    10. Penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Tambrauw berdasarkan data yang

    diperoleh secara garis besar didominasi oleh hutan. Hutan yang terdapat di

    Kabupaten Tambrauw ini terdiri atas hutan lindung, hutan suaka alam, hutan

    produksi yang terbagi kedalam hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan

    hutan produksi konversi. Sedangkan peruntukan lahan lainnya adalah

    tegalan/perkebunan dan tubuh air, sedangkan perkampungan atau perumahan

    penggunaannya relatif masih kecil.

    Luas dan sebaran penggunaan lahan eksisting di kabupaten tambrauw tahun

    2009 disajikan pada Tabel 2.8. Serta kondisi hutan yang terdapat di Distrik Sausapor

    disajikan pada Gambar 2.10.

    Tabel 2.8 Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan Eksisting di Kabupaten Tambrauw Tahun 2009

    No Distrik Luas Penggunaan Lahan (Ha)

    Luas Distrik (Ha) Kawasan Hutan* Permukiman Perkebunan Tubuh Air*

    1 Sausapor 69.339,56 350,56 223,03 ** 70.497,15

    2 Kwoor 149.251,34 1.346,85 109,29 ** 160.287,70

    3 Abun 83.654,29 1.456,51 8,70 ** 93.267,37

    4 Yembun 139.614,86 1.138,23 0 ** 117.877,86

    5 Fef 59.220,51 503,60 0 ** 62.664,01

    6 Syujak 26.582,45 287,92 0 ** 27.235,64

    7 Miyah 43.444,84 452,95 0 ** 45.818,75

    Total 571.107,86 5.536,62 341,02 662,98 577.648,48

    Sumber: Laporan Antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Gambar 2.10. Kondisi Hutan yang Terdapat Di Distrik Sausapor

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-32

    Sumber: Laporan Antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tambrauw, 2011

    2.2.1.1 Sistem Transportasi

    A. Transportasi Darat

    Berdasarkan kondisi perkerasannya, jaringan jalan di Kabupaten Tambrauw terdiri dari

    jalan setapak pesisir pantai, jalan setapak, jalan tanah, jalan coran/beton dan jalan besar

    perusahaan. Kondisi jaringan jaringan di Kabupaten Tambrauw secara lebih rinci

    disajikan pada Tabel di bawah ini.

    Tabel 2.9. Panjang Jalan Dirinci menurut Kondisi Permukaannya Di Wilayah Pesisir Kabupaten Tambrauw (Distrik Sausapor, Kwoor dan Abun)

    No Rute

    JarakTempuh Satuan Keterangan Dari Ke

    1 Jokte Sausapor 1,75 km

    jalan setapak pesisir pantai

    2 Werur Werbes 2,23 km

    jalan setapak pesisir pantai

    3 Werbes Hopmare 7,1 km

    jalan setapak pesisir pantai

    4 Hopmare Kwoor 9,97 km

    jalan setapak pesisir pantai

    Total Panjang Jalan Setapak Pesisir Pantai

    21,05 km

    5 Werur Bikar 11,11 km jalan setapak

    6 Sukwes Batde Baru 1,02 km jalan setapak

    7 Sukwes Kranfotsu 7,87 km jalan setapak

    8 Kransfotsu Syuwaw 0,74 km jalan setapak

    9 Syuwaw Krisnos 5,82 km jalan setapak

    10 Krisnos Batde Lama 14,36 km jalan setapak

    11 Batde lama Kwesefo 6,35 km jalan setapak

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-33

    No Rute

    JarakTempuh Satuan Keterangan Dari Ke

    12 Kwesefo Syumbab 13,36 km jalan setapak

    13 Kwesefo Banso 23,05 km jalan setapak

    14 Sumbab ujung jalan/km 42

    0,23 km

    jalan setapak

    15 Camp Multi Pesisir

    Saubeba 2,11 km

    jalan setapak

    16 Wau Weyap 0,77 km jalan setapak

    Total Panjang Jalan Setapak 86,02 km

    17 Sausapor Eguwem 0,49 km Jalan Tanah

    18 Sausapor Pelabuhan Sausapor

    0,44 km

    Jalan Tanah

    19 Werur Werwap 0,93 km Jalan Tanah

    20 Werur Wertam 1,01 km Jalan Tanah

    21 Werwaf Wertam 1,47 km Jalan Tanah

    Total Panjang Jalan Tanah 4,34 km

    22 Eguwem Emaos 0,6 km jalan coran/beton

    23 Emaos Sausapor 1,13 km jalan coran/beton

    Total Panjang Jalan Coran/Beton 1,73 km

    24 Ujung Jalan/km 42

    Camp. Induk Multi

    15 km

    Jalan besar perusahaan

    25 Camp induk Multi

    Camp. Multi Pesisir

    27 km

    Jalan besar perusahaan

    Total Panjang Jalan Besar Perusahaan 42 km

    Total Panjang Jalan Keseluruhan 155,14 km

    Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tambrauw, 2011

    Tabel 2.10 Panjang Jalan Dirinci menurut Kondisi Permukaannya di Wilayah Daratan dan Pegunungan Kabupaten Tambrauw

    (meliputi Distrik Yembun, Fef, Syujak dan Miyah)

    No Rute Jarak

    Tempuh Satuan Keterangan

    Dari Ke

    1 Metbesa Sumbekas 15,1 km jalan setapak

    2 Sumbekas Bamus Bama 12,38 km jalan setapak

    3 Jalan Besar Baun 3,24 km jalan setapak

    4 Ujung Jalan Buntut

    Bamus Waiman 3,7

    km jalan setapak

    5 Bamus Waiman Bamus Bama 3,37 km jalan setapak

    6 Bamus Bama Syarwom 1,22 km jalan setapak

    7 Syarwom Syubun 12,44 km jalan setapak

    8 Syubun Kntr Distrik Fef 9,69 km jalan setapak

    9 Kntr Distrik Fef Mawor 0,23 km jalan setapak

    10 Mawor Ases 0,24 km jalan setapak

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-34

    No Rute Jarak

    Tempuh Satuan Keterangan

    Dari Ke

    11 Ases Wayo 0,64 km jalan setapak

    12 Wayo Sikor 0,37 km jalan setapak

    13 Kntr Distrik Fef Bandara 0,53 km jalan setapak

    14 Kntr Distrik Fef Poligon Renc. Kntr Bupati

    0,67 km jalan setapak

    15 Kntr Distrik Fef Lof 11,79 km jalan setapak

    16 Lof Syujak 1,53 km jalan setapak

    17 Syujak Banso 1,9 km jalan setapak

    18 Syujak Frafane 1,41 km jalan setapak

    19 Frafane Soon 17,58 km jalan setapak

    20 Kntr Distrik Fef Tabam Sere 26,66 km jalan setapak

    21 Tabam Sere Pertigaan Jalan Trans

    5,66 km jalan setapak

    22 Ayopokiar Miri 14,31 km jalan setapak

    23 Miri Meis 10,27 km jalan setapak

    Totak Panjang Jalan Setapak 154,93 km

    24 Mega Pertigaan Jalan 28 km jalan besar

    25 Pertigaan Jalan Metbelum 2,41 km jalan besar

    26 Metbelum Metnayam 9,41 km jalan besar

    27 Metnayam Metbesa 1 km jalan besar

    28 Pertigaan Jalan Ujung Jalan Buntut 13,47 km jalan besar

    Totak Panjang Jalan Besar 54,29 km

    29 Pertigaan Jalan Trans

    Yabouw 4,28

    km jalan trans papua

    30 Yabouw Ruvewes 0,96 km jalan trans papua

    31 Ruvewes Ayamane 0,15 km jalan trans papua

    32 Pertigaan Jalan Trans

    Ruf 10,32

    km jalan trans papua

    33 Ruf Ayopkiar 0,64 km jalan trans papua

    34 Ayopokiar ayae 4,38 km jalan trans papua

    35 Ayae Siakwa 7,01 km jalan trans papua

    36 Siakwa Senopi 23,49 km jalan trans papua

    Totak Panjang Jalan Trans Papua 51,23 km

    Totak Panjang Keseluruhan 260,45 km

    Sumber : Laporan Antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Gambar 2.11. Akses Jalan Menuju Distrik Fef

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-35

    Sumber: Laporan Antara Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tambrauw, 2011.

    B. Transportasi Laut

    Pelabuhan laut yang terdapat di Kabupaten Tambrauw, diantaraya yaitu :

    1. Pelabuhan Umum Sausapor, yang terdapat di Distrik Sausapor serta pelabuhan

    di Kampong Waibem Distrik Abun;

    2. Pelabuhan Rakyat, terdapat di Kwoor, yang menghubungkan rute Kwoor-

    Syukwes melalui jalur Sungai Kwoor.

    C. Transportasi Udara

    Prasarana bandara di Kabupaten Tambrauw saat ini terdapat di Distrik Fef dan

    Sausapor. Bandara di Fef dengan jenis pesawat Cessna atau Pylatus Porter dengan

    panjang lintasan kurang lebih 500 m. Sedangkan Bandara di Distrik Sausapor

    tepatnya di Kampung Werur tidak di operasikan, padahal ada 2 lintasan yang

    panjangnya masing-masing 3,2 Km dan 1,9 Km yang berpotensi untuk

    pengembangan prasarana Bandar udara di masa yang akan datang.

    Untuk lebih jelasnya Rencana Jaringan Transportasi Kabupaten Tambrauw

    disajikan pada Gambar 2.12. Peta Jaringan Penerbangan Kabupaten Tambrauw disajikan

    pada Gambar 2.13. Serta Rute Penerbangan disajikan pada Gambar 2.14.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-36

    Gambar 2.12 Rencana Jaringan Transportasi Kab. Tambrauw

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-37

    Gambar 2.13 Jaringan Penerbangan Kabupaten Tambrauw

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-38

    Gambar 2.14 Rute Penerbangan

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-39

    2.2.2 GeoFisik Kimia

    2.2.2.1 Kondisi Klimatologi

    A. Iklim dan Curah Hujan

    Keadaan iklim di Papua Barat sangat dipengaruhi oleh topografi daerah. Pada

    saat musim panas di dataran Asia (bulan Maret dan Oktober) Australia mengalami

    musim dingin, sehingga terjadi tekanan udara dari daerah yang tinggi (Australia) ke

    daerah yang rendah (Asia) melintasi pulau Papua sehingga terjadi musim kering

    terutama Papua bagian selatan (Merauke). Sedikitnya pada saat angin berhembus dari

    Asia ke Australia (bulan Oktober dan Maret) membawa uap air yang menyebabkan

    musim hujan, terutama Papua bagian utara, dibagian selatan tidak mendapat banyak

    hujan karena banyak tertampung di bagian utara. Keadaan iklim di Kabupaten

    Tambrauw termasuk iklim tropis, dengan keadaan curah hujan sangat bervariasi

    terpengaruh oleh lingkungan alam sekitarnya.

    Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

    Stasiun Jefman Sorong, suhu udara rata-rata di Kabupaten Tambrauw adalah 27,23 C.

    Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 74-89%. Curah hujan terendah dalam

    jangka waktu mulai Tahun 2001 hingga 2010 yaitu sebesar 7 mm/bulan yaitu pada Bulan

    Oktober 2006 dan tertinggi yaitu sebesar 912,9 mm/bulan yaitu pada Bulan Juli 2007.

    Sedangkan intensitas penyinaran matahari terendah yaitu 33,5 dan tertinggi yaitu 78,2

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-40

    untuk kurun waktu 10 tahun yaitu 2001 hingga 2010. Untuk lebih jelasnya kondisi Suhu

    Udara, Penyinaran Matahari, Tekanan Udara, dan Kelembaban di Kabupaten Tambrauw

    Tahun 2001 - 2010 disajikan pada Tabel 2.11, serta Data Curah Hujan Kabupaten

    Tambraw Tahun 2001 - 2010 disajikan pada Tabel 2.12.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    Tabel 2.11 Kondisi Suhu Udara, Penyinaran Matahari, Tekanan Udara, dan Kelembaban di Kabupaten Tambrauw Tahun 2001 - 2010

    Bulan

    Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Januari 27,3 54,0 1009,1 85 27,7 55,2 1010,2 83 28,2 65 1011,0 81

    Februari 27,4 37,6 1010,4 85 28,2 70,6 1011,3 79 27,7 51,12 1010,1 82,9

    Maret 27,3 33,5 1009,9 85 27,7 54,8 1010,3 83 27,3 59,6 1011,0 84

    April 27,7 59,2 1009,8 85 27,8 61,4 1010,1 84 27,7 60,6 1010,4 85

    Mei 27,9 50,5 1010,2 84 28,1 74,6 1010,6 84 28,0 69 1010,0 84

    Juni 27,4 40,7 1010,0 84 27,3 57,3 1010,9 85 27,6 81,8 1010,9 83

    Juli 27,2 53,6 1010,9 83 27,7 83,0 1012,1 82 26,6 53,3 1011,1 86

    Agustus 26,9 57,2 1011,1 83 27,5 79,0 1011,7 81 27,1 60 1011,4 84

    September 27,1 64,2 1010,9 85 28,1 78,7 1012,3 80 27,2 51,4 1011,5 84

    Oktober 27,9 67,2 1010,2 84 28,6 70,6 1010,6 79 27,6 64,4 1010,6 84

    November 28,0 60,4 1008,6 84 28,2 53,7 1010,1 82 28,6 73,1 1009,7 81

    Desember 27,5 39,8 1010,7 84 28,3 65,4 1011,0 82 28,2 76 1011,0 82

    Lanjutan Tabel 2.11 Kondisi Suhu Udara, Penyinaran Matahari, Tekanan Udara, dan Kelembaban di Kabupaten Tambrauw Tahun 2001-2010

    Bulan

    Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Januari 27,8 61,1 1010,4 84 27,9 56,0 1009,9 83 27,7 62 1008,9 84

    Februari 27,8 56,2 1009,9 82 28,0 66,3 1010,8 82 27,5 53 1009,7 85

    Maret 28,5 69,9 1009,5 82 28,5 80,4 1011,1 80 28,0 53,2 1009,6 83

    April 28,0 65,5 1919,4 82 27,6 45,3 1011,4 85 28,0 - 1009,4 83

    Mei 28,2 71,3 1010,0 83 27,8 66,1 1010,7 86 27,5 - 1010,2 83

    Juni 27,3 66,3 1011,7 83 27,4 65,4 1010,6 87 27,6 - 1009,7 85

    Juli 26,6 56,0 27,2 55,5 1011,2 74 26,9 - 1009,6 83

    Agustus 26,7 71,6 12,0 82 27,6 60,6 1011,6 83,7 26,4 - 1009,9 85

    September 26,9 54,8 11,9 85 27,8 62,1 1011,3 84,9 26,0 - 1009,9 83

    Oktober 27,9 78,2 11,1 82 27,5 60,6 1010,5 79,4 27,1 - 1010,3 81

    November 28,1 65,5 10,0 84 27,6 50,9 1009,0 84,9 26,6 - 1008,8 82

    Desember 27,9 61,9 9,6 85 27,3 47,3 1009,0 85 28,0 - 1007,9 83

    Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jefman Sorong

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    Lanjutan Tabel 2.11 Kondisi Suhu Udara, Penyinaran Matahari, Tekanan Udara, dan Kelembaban di Kabupaten Tambrauw Tahun 2001-2010

    Bulan

    Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Januari 27,8 - 1008,6 84 27,9 46,9 1008,4 82 27,0 60,0 1008,4 84

    Februari 26,6 - 1008,8 85 27,7 58 1009,9 82 26,8 40,6 1007,8 85

    Maret 27,2 - 1008,8 84 27,6 63,5 1008,4 86 26,8 46,1 1009,2 85

    April 27,5 - 1008,9 85 27,6 51 1009,9 88 26,9 63,0 1008,7 86

    Mei 27,0 - 1009,2 88 27,0 72,2 1011,2 83 27,1 58,3 1008,5 85

    Juni 26,7 - 1007,7 83 26,8 65,3 1010,0 83 26,2 37,7 1009,9 87

    Juli 25,8 - 1009,6 90 25,8 49,6 1009,1 84 25,8 45,5 1009,4 88

    Agustus 25,7 42,0 1009,6 87 24,1 51 1010,0 90 26,2 40,8 1010,7 87

    September 26,4 44,1 1008,7 88 24,2 40 1009,6 87 26,9 57,1 1010,5 86

    Oktober 26,9 52,2 1008,4 88 24,6 40,4 1009,6 87 27,5 71,8 1009,3 83

    November 26,8 46,3 1007,4 89 27,0 55,2 1008,2 87 27,1 66,6 1007,6 83

    Desember 27,9 44,9 1006,6 87 24,6 51,8 1007,6 86 27,3 76,0 1010,0 82

    Lanjutan Tabel 2.11 Kondisi Suhu Udara, Penyinaran Matahari, Tekanan Udara, dan Kelembaban di Kabupaten Tambrauw Tahun 2001-2010

    Bulan

    Tahun 2010

    Suhu Udara Rata-rata (C)

    Penyinaran Matahari (%)

    Tekanan Udara (mb)

    Kelembaban (%)

    Januari 27,0 60,0 1008,4 84

    Februari 26,8 40,6 1007,8 85

    Maret 26,8 46,1 1009,2 85

    April 26,9 63,0 1008,7 86

    Mei 27,1 58,3 1008,5 85

    Juni 26,2 37,7 1009,9 87

    Juli 25,8 45,5 1009,4 88

    Agustus 26,2 40,8 1010,7 87

    September 26,9 57,1 1010,5 86

    Oktober 27,5 71,8 1009,3 83

    November 27,1 66,6 1007,6 83

    Desember 27,3 76,0 1010,0 82

    Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jefman Sorong

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-43

    Tabel 2.12 Data Curah Hujan Kabupaten Tambraw Tahun 2001 - 2010

    Bulan

    Tahun

    2001 2002 2003 2004 2005

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Januari 305 27 248 21 78 7 201 24 55,1 17

    Februari 216 15 71 11 107 14 157 18 60,7 15

    Maret 157 17 157 20 294 25 149 14 132,4 16

    April 114 15 220 19 220 17 272 20 267,8 23

    Mei 325 16 336 15 164 12 142 16 238,5 21

    Juni 343 22 304 22 431 18 93 19 349,3 25

    Juli 26 15 14 10 511 27 189 29 228,4 20

    Agustus 476 7 29 8 314 16 24 8 135,7 14

    September 418 27 18 6 183 17 339 24 112,6 13

    Oktober 134 12 45 5 237 20 64 9 369 29

    November 289 16 126 16 75 9 161 15 188 20

    Desember 110 16 186 12 224 20 257 24 333,2 23 Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jefman Sorong

    Lanjutan Tabel 2.12 Data Curah Hujan Kabupaten Tambraw Tahun 2001 - 2010

    Bulan

    Tahun

    2006 2007 2008 2009 2010

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Curah Hujan

    Hari Hujan

    Januari 254 27 252,5 14 139,8 20 175,8 17 134,2 12

    Februari 156 14 148 14 233,2 20 199,8 22 59 15

    Maret 317 16 260,7 12 336,8 28 175,8 22 60,3 7

    April 190 16 320,6 19 201 26 371 20 195,8 20

    Mei 80 5 328,3 23 430,2 21 125,5 20 365,2 28

    Juni 125 12 538,3 19 404 21 296 18 361 27

    Juli 201 15 912,9 23 597,2 29 390,6 21 194,3 20

    Agustus 224 5 839,4 27 614 29 150,4 18 592,2 27

    September 393 19 287,2 17 417 22 132,8 12 471 26

    Oktober 7 4 450,2 24 378,8 22 86 10 342,8 23

    November 165 12 388,6 19 308,8 29 281,4 14 230,6 21

    Desember 59 11 407,4 20 245,2 19 73,8 20 334,6 21 Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jefman Sorong

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-44

    B. Arah dan Kecepatan Angin

    Berdasarkan analisis arah dan kecepatan angin, besar dan kecilnya kecepatan

    angin dominan akan mempengaruhi penetapan jenis pesawat yang dapat dioperasikan

    di bandar udara tersebut. Mengingat di wilayah Kampung Werur Distrik Sausapor

    Kabupaten Tambrauw belum terdapat pengamatan kondisi meteorologi ataupun stasiun

    meteorologi, maka dalam penentuan arah landas pada rencana bandar udara ini

    dipergunakan pembanding data arah dan kecepatan angin dari stasiun meteorologi yang

    terdekat. Dari tinjauan wilayah, stasiun meteorologi yang terdekat dengan lokasi adalah

    Stasiun Meteorologi di Bandara Data yang tersedia untuk analisis arah dan kecepatan

    angin adalah data harian selama 5 tahun pengamatan dari stasiun BMG yang berjumlah

    1561 data. Data angin tercatat meliputi tahun, bulan, tanggal, arah terhadap Utara dan

    kecepatan dalam satuan knot.

    Prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :

    1) Melakukan evaluasi terhadap kualitas data dan berkonsultasi dengan Instansi BMG

    dalam hal tata cara pencatatan atau pendataannya, untuk mengetahui perilaku dan

    karakteristik data yang akan diolah.

    2) Melakukan pemilihan data yang akan dipakai untuk data terpakai.

    3) Membagi masing-masing data ke dalam beberapa kecepatan sehingga menjadi 6

    (enam) kelompok sesuai ketentuan ICAO, yaitu:

    Kecepatan kurang dari 4 (empat) knot

    Kecepatan antara 4 (empat) hingga 10 (sepuluh) knot

    Kecepatan antara 10 (sepuluh) hingga 13 (tiga belas) knot

    Kecepatan antara 13 (tiga belas) hingga 20 (dua puluh) knot

    Kecepatan antara 20 (dua puluh) hingga 40 (empat puluh) knot, dan

    Kecepatan lebih dari 40 (empat puluh) knot.

    4) Membagi masing-masing data dalam setiap kelompok ke dalam arah angin per 10

    (sepuluh) derajat untuk mengelompokkan data terhadap arah angin.

    5) Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga didapatkan sejumlah

    data untuk masing-masing arah dan kelompok kecepatan tertentu.

    6) Membuat windrose terkait dengan prosentase jumlah data terhadap arah angin yang

    dominan

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-45

    Berdasarkan data dan metode pengolahan tersebut di atas didapatkan

    besarnya prosentase arah angin yang dominan pada kecepatan angin yang telah

    ditentukan serta jumlah frekuensi untuk masing-masing kecepatan tersebut. Dalam hal

    ini untuk kondisi tersebut dilakukan analisis sehingga akan didapatkan gambaran kondisi

    arah dan kecepatan angin maupun usability factor yang terjadi. Prosentase arah dan

    kecepatan angin dari hasil analisis windrose disajikan pada Tabel berikut.

    Tabel 2.13. Analisis Windrose (Berdasarkan Kecepatan Angin Maksimum)

    Arah Kecepatan Angin

    Proaentase 0 - 4 4 - 10 10 - 11 11

    01-19 1,54% 1,54% - - 3,08%

    02-20 1,54% - - - 1,54%

    03-21 1,54% - - - 1,54%

    04-22 6,15% 1,54% - - 7,69%

    05-23 9,23% 1,54% 3,08% - 13,85%

    06-24 12,31% 6,15% 1,54% - 20,00%

    07-25 7,69% 3,08% - - 10,77%

    08-26 - 1,54% - - 1,54%

    09-27 - - - - 0,00%

    10-28 1,54% 1,54% - - 3,08%

    11-29 4,62% 4,62% - - 9,23%

    12-30 6,15% 1,54% - - 7,69%

    13-31 3,08% 7,69% 3,08% - 13,85%

    14-32 - 1,54% - - 1,54%

    15-33 1,54% 1,54% - - 3,08%

    16-34 1,54% - - - 1,54%

    17-35 0,00% - - - 0,00%

    18-36 0,00% - - - 0,00%

    Calm 3,08% - - - 3,08%

    Prosentase 61,54% 33,85% 7,69% 0,00% 103,08% Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Bedasarkan data frekuensi kejadian arah dan kecepatan angin tersebut maka dapat

    dibuat Windrose untuk wilayah perencanaan Bandar Udara Werur seperti yang disajikan

    pada Gambar 2.15.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-46

    Gambar 2.15. Windrose di Kawasan Bandar Udara Werur

    Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Data kecepatan angin yang lebih besar dari 10 knot adalah dari range arah 110,

    160 dan 180 yaitu sebesar 3,08 %. Persentase tersebut masih dibagi kembali dengan

    perhitungan crosswind dengan dibandingkan dengan Gambar 2.15. (Catatan : area >10

    knot seluas adalah 6.4406, angka perbandingan), selanjutnya disajikan pada Tabel 2.14.

    Tabel 2.14. Perhitungan Crosswind Arah Angin

    Perhitungan Crosswind Ara Angin

    Area > 10 Knot Sat

    Area Non Crosswind Sat

    Prosentase Angin

    Prosentase Angin Non Crosswind

    110 6.4406 2.2021 0.55% 0.19%

    130 6.4406 0.5894 0.55% 0.05%

    310 6.4406 1.3464 1.65% 0.34%

    Jumlah 0.58% Sumber: Laporan Akhir Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Kabupaten Tambrauw oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tambrauw, 2011.

    Berdasarkan tabel di atas seluruh angin crosswind adalah 3,08 % dikurangi 0,58% adalah

    = 2,50 %. Wind Coverage Arah landasan 06-24 adalah sebesar 100% - 0,0744% = 99,9255

    %. Nilai tersebut memenuhi persyaratan bahwa nilai crosswind harus lebih besar dari

    95%. Sehingga diketahui bahwa di wilayah perencanaan Bandar Udara Werur arah angin

    bukan merupakan kendala untuk penetapan arah landas pacu. Selanjutnya arah landas

    pacu sangat ditentukan oleh faktor kondisi/situasi ketersediaan lahan yang sesuai

    dengan persyaratan operasional dan keselamatan penerbangan.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-47

    2.2.2.2 Hidrogeologi

    Berdasarkan Peta Hidrogeologi Indonesia sekala 1:1.000.000 yang disusun oleh Hendri

    Setiadi dan Ucu T, bahwa kondisi hidrogeologi Kabupaten Tambrauw terdiri dari 3 (tiga)

    wilayah akuifer, yaitu :

    a. Wilayah Akuifer Produktifitas Sedang

    Wilayah akuifer produktifitas sedang di Kabupaten Tambrauw menempati

    sebagian kecil dari luas wilayah ini (10%) yaitu terdapat di sebelah Barat lembar peta

    atau termasuk wilayah Distrik Sausapor dan Distrik Yembun yang terbentuk oleh Satuan

    Batuan Sedimen lepas atau setengah padu, dimana umumnya berukuran lempung

    hingga kerakal yang mempunyai nilai keterusan (transmisivity) sedang.Wilayah akuifer

    pruduktifitas sedang ini mempunyai kedalaman muka air tanah yang relatif dalam dan

    mempunyai debit mata air beragam, umumnya kurang dari 5 l/det.

    b. Wilayah Akuifer Setempat Produktif (Locally Productive Aquifers)

    Wilayah akuifer setempat produktif mempunyai nilai keterusan sedang dan

    muka air tanah pada umumnya dalam, dimana dapat dijumpai mata air dengan debit

    relatif kecil. Wilayah akuifer ini terdapat secara terpisah yaitu di sebelah Utara, Tengah

    dan Barat Daya lembar peta yang menempati areal 35% dari luas wilayah. Wilayah

    akuifer di bagian utara umumnya terdapat di sekitar pantai yang merupakan Endapan

    Aluvium sungai dan pantai yang terdiri dari material lepas atau setengah padu,

    umumnya berukuran lempung, pasir hingga kerakal yang menempati sebagian kecil

    wilayah.

    Wilayah akuifer setempat produktif yang terletak di bagian Tengah dengan

    arah penyebaran Barat-Timurterdapat di sekitar Pegunungan Tambrauw, dimana

    batuannya adalah merupakan batuan sedimen padu dan gunungapi tua, terdiri dari

    breksi, konglomerat, napal, batupasir, breksi vulkanik, aglomerat dan lava yang telah

    mengalami perlipatan, umumnya mempunyai kelulusan rendah dan setempat

    mempunyai kelulusan sedang. Wilayah akuifer setempat produktif yang terdapat di

    sebelah barat daya lembar peta terdiri dari batuan sedimen padu dan gunungapi tua

    yang disertai dengan batuan sedimen lepas atau setengah padu, umumnya berukuran

    lempung hingga kerakal dengan nilai kelulusan (permeability) antara rendah sampai

    sedang, sedangkan pada material kasar mempunyai nilai kelulusan tinggi.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-48

    c. Wilayah Akuifer Langka/Tidak Berarti.

    Wilayah akuifer langka di Kabupaten Tambrauw terdapat di bagian Utara,

    Tengah dan Selatan lembar peta dengan arah penyebaran relatif Barat-Timur yang

    menempati areal paling luas atau sekitar 55% dari luas wilayah. Wilayah akuifer langka

    yang terdapat di bagian utara lembar peta batuannya terdiri dari batuan sedimen padu

    dan gunungapi tua serta batuan beku atau malihan yang terdiri dari granit, diorit, gabro,

    sekis, batusabak dan kuarsit yang mempunyai nilai kelulusan rendah. Sedangkan di

    bagian tengah dan selatan wilayah akuifer langka ini terjadi pada batuan beku dan

    malihan yang padu dengan nilai kelulusan rendah.

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-49

    Gambar 2.16 Peta Hidrogeologi

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-50

    2.2.2.3 Geologi

    Berdasarkan Peta Geologi Lembar Mar skala 1:250.000 yang disusun oleh U. Hartono,

    CH. Amri dan P.E. Pieterss, 1989. Bahwa Daerah Tambrauw terbentuk dari beberapa

    satuan batuan dan formasi yang diantaranya terdiri dari endapan Aluvium (Qa), Endapan

    Danau (Ql), Aluvium dan endapan undak litoral (Qt), Formasi Opmorai (TQo), Bancuh tak

    terpisahkan di dalam Sistem Sesar Sorong (SFx), Batugamping di dalam Sistem Sesar

    Sorong ( SFl), Batupasir di dalam Sistem Sesar Sorong (SFs), Kalsilutit di dalam Sistem

    Sesar Sorong (SFc), Batuan gunungapi dalam Sistem Sesar Sorong (SFv), Formasi Klasafet

    (Tmk), Batuan Gunungapi Moon (Tmm), Formasi Koor (Tmko), Batugamping Kais (Tmka),

    Formasi Sirga (Toms), Batuan gunungapi Mandi (Temm), Batupasir Amiri (Kua), Formasi

    Tamrau (JKt), Formasi Tipuma (TRjt), Granodiorit Wariki (Rw), Komplek Terobosan

    Netoni (Rn) dan Batulumpur Aifat (Pla). Satuan batuan dan Formasi yang membentuk

    daerah Tambrauw dan sekitarnya berumur tua sampai muda berturut-turut diuraikan

    sebagai berikut:

    1. Batulumpur Aifat (Pla), terbentuk di bagian ujung selatan lembar peta dengan

    penyebaran secara setempat, berumur Permian dan tersusun dari batulumpur

    gampingan, sedikit batunapal, batugamping pasiran dan batupasir kuarsa.

    2. Komplek Terobosan Netoni (TRn), terbentuk di G. Netoni yang terletak di sebelah

    tenggara lembar peta. Batuan terobosan ini berumur Trias, terdiri dari granit, sienit

    kuarsa, monzonit kuarsa, sedikit diorit kuarsa, diorit dan batuan asing yang terdiri

    dari gabro, diorit, retas, urat pegmatit, aplit; setempat ampibolit dan sekis

    hornblenda, dimana penyebarannya secara umum berarah barat-timur dan

    terbentuk memanjang di sebelah utara Sistem Sesar Sorong.

    3. Formasi Tipuma (TRJt), terbentuk di bagian selatan lembar peta yang tersebar

    secara setempat. Formasi ini berumur Trias-Jura bagian bawah, terbentuk dari

    batulumpur dan batupasir berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan dan

    kemerahan sampai kelabu muda yang mengandung sedikit konglomerat.

    4. Formasi Tamrau (JKt), terbentuk di bagian tengah lembar peta atau terbentuk di

    sepanjang Pegunungan Tohkiki atau di bagian selatan Pegunungan Tamrau. Formasi

    ini penyebarannya barat-timur, berumur Yura Atas-Kapur Atas yang terdiri dari

    serpih sampai batusabak, batulanau, batupasir dan jarang konglomerat dan

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-51

    kalsilutit; setempat gampingan dan fosilan. Setempat batusabak berbintik bintik,

    filit, kuarsit, sekis, genes dan granitoid malih.

    5. Batupasir Amiri (Kua), terbentuk di sepanjang Sistem Sesar Sorong atau di bagian

    tengah lembar peta yang penyebarannya secara setempat-setempat. Satuan

    batuan ini berumur kapur atas yang terdiri dari arenit kuarsa.

    6. Batuan Gunungapi Mandi (Temm), terbentuk di bagian utara lembar peta atau

    tersebar di sekitar Pegunungan Tosem. Batuan gunungapi ini berumur Eosen Atas-

    Miosen Tengah yang terdiri dari lava, breksi lava, lava bantal, tufa agglomerat

    bersusunan basal sampai andesit; sedikit batuan klastika gunungapi; jarang

    terdapat batugamping; terdapat sedikit terobosan gabro, dolerit, diorit, andesit

    porfir dan granodiorit.

    7. Formasi Sirga (Toms); terbentuk di bagian tenggara lembar peta secara setempat-

    setempat di atas Formasi Kemum (SDk) yang berumur Silur-Devon secara tidak

    selaras. Formasi Sirga yang berumur Oligosen Atas terdiri dari batupasir kuarsa

    berfeldspar; sedikit mengandung batulumpur serpihan, batupasir gampingan,

    batulumpur gampingan dan batunapal.

    8. Batugamping Kais (Tmka), terbentuk di bagian selatan, barat daya dan tenggara

    lembar peta yang tersebar secara setempat-setempat. Batuan ini berumur Miosen

    Bawah-Miosen Tengah dan terbentuk saling membaji dengan Formasi Klasafet

    (Tmk), terdiri dari biokalkarenit, biokalsilutit, batugamping terumbu, breksi

    batugamping dan konglomerat batugamping.

    9. Formasi Koor (Tmko), terbentuk di bagian utara lembar peta dengan penyebaran

    barat-timur, hampir sepanjang Sistem Sesar Koor. Formasi Koor ini berumur Miosen

    Bawah-Miosen Atas yang terdiri dari biokalsilutit, biokalkarenit setempat

    mengandung bahan klastika kersik dan gunungapi, batulumpur dan batupasir

    bersifat gampingan yang beragam; sedikit mengandung breksi batugamping dan

    konglomerat batugamping, konglomerat aneka bahan, batupasir dan konglomerat

    klastika gunungapi, batugamping terumbu dan breksi peperit.

    10. Batuan Gunungapi Moon (Tmm), terdiri dari tufa, agglomerat, lava dan breksi lava

    bersusunan andesit, sedikit dasit, basal; batuan terobosan diorit dan andesit sampai

    dasit porfir dari magma sejenis; batuan klastika gunungapi dan batuan tufaan;

    jarang terdapat batugamping. Batuan ini berumur Miosen Tengah yang menjadi

  • Rencana Pembangunan Bandar Udara Werur

    Kabupaten Tambrauw

    II-52

    sisipan dan menjemari di bagian tengah dari Formasi Koor (Tmko) dan terbentuk di

    bagian tengah lembar peta dengan penyebaran barat-timur sepanjang Pegunungan

    Tambrau.

    11. Formasi Klasafet (Tmk), terbentuk sebagian besar di sebelah barat daya dan

    sebagian kecil di sebelah tenggara lembar peta dengan penyebaran secara

    setempat, terdiri dari batulumpur gampingan, batunapal; sedikit biokalkarenit dan

    kalsilutit. Formasi Klasafet ini berumur Miosen Tengah-Miosen Atas, dimana pada

    bagian bawahnya saling menjemari dengan Batugamping Kais (Tmka) yang berumur

    Miosen Bawah-Miosen Tengah.

    12. Kalsilutit di dalam Sistem Sesar Sorong (SFc), terbentuk di bagian selatan-tenggara

    lembar peta dengan penyebaran secara setempat. Satuan batuan ini berumur

    Miosen Atas yang terdiri dari kalsilutit; sedikit kalkarenit halus.

    13. Batupasir dalam Sistem Sesar Sorong (SFs), terbentuk di bagian tenggara lembar

    peta secara setempat. Satuan batuan ini berumur Kuarter yang terdiri dari arenit

    kuarsa berfeldspar; jarang terdapat batulempung.

    14. Batugamping di dalam Sistem Sesar Sorong (SFl), terbentuk di sebelah barat daya

    dan tenggara yang tersebar secara setempat-setempat. Satuan batuan ini berumur

    Kuarter yang terdiri dari biokalkarenit; sedikit biokalsilutit; jarang breksi

    batugamping dan konglomerat batugamping.

    15. Bancuh tak terpisahkan di dalam Sistem Sesar Sorong (SFx), terbentuk di sebelah

    selatan lembar peta dengan penyebaran berarah hampir barat-timur. Satuan

    batuan ini berumur Mio-Pliosen yang terdiri dari bancuh tercenanga beragam

    terutama berupa batulumpur gampingan dan tidak gampingan, serpih, batupasir

    dan konglomerat, gampingan dan tidak gampingan dan batugamping; sedikit

    kepingan s