bab 1_pendahuluan 24 jan 2013

10
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah serta sulitnya akses masyarakat terhadap tanah merupakan permasalahan besar yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia. Konsentrasi tanah di sebagian kecil masyarakat di satu sisi dan banyaknya masyarakat yang tidak memiliki tanah di sisi lain membawa dampak pada ekskalasi konflik dan sengketa pertanahan. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI), telah merumuskan 5 (lima) sasaran strategis melalui Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 1 yaitu (1) Terwujudnya jaminan kepastian hukum hak atas tanah; (2) Terkendalinya penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan yang berkelanjutan; (3) Terciptanya pengaturan dan penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara optimal dan berkeadilan; (4) Berkurangnya sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh Indonesia; dan (5) Terpenuhinya infrastruktur pertanahan secara 1 Peraturan Kepala BPN RI No. 6 Tahun 2012 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform 1

Upload: hardiansyah-wikaoliver

Post on 13-Apr-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pendahuluan 24 jan 2013

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan

tanah serta sulitnya akses masyarakat terhadap tanah merupakan

permasalahan besar yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia. Konsentrasi

tanah di sebagian kecil masyarakat di satu sisi dan banyaknya masyarakat

yang tidak memiliki tanah di sisi lain membawa dampak pada ekskalasi

konflik dan sengketa pertanahan.

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah melalui

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI), telah merumuskan

5 (lima) sasaran strategis melalui Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia1 yaitu (1) Terwujudnya jaminan

kepastian hukum hak atas tanah; (2) Terkendalinya penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan yang berkelanjutan; (3) Terciptanya pengaturan dan penataan

penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara optimal

dan berkeadilan; (4) Berkurangnya sengketa, konflik dan perkara pertanahan

di seluruh Indonesia; dan (5) Terpenuhinya infrastruktur pertanahan secara

nasional, regional dan sektoral di seluruh Indonesia. Untuk menjaga kualitas

pelaksanaan kelima sasaran strategis tersebut telah dicanangkan Sapta

Tertib Pertanahan yaitu tertib administrasi, tertib anggaran, tertib

perlengkapan, tertib perkantoran, tertib kepegawaian, tertib disiplin kerja

dan tertib moral.

Untuk mencapai sasaran ketiga yaitu terrciptanya pengaturan dan

penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

secara optimal dan berkeadilan maka dilaksanakan program Redistribusi TOL

yang berdimensi sangat luas bagi kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara

1 Peraturan Kepala BPN RI No. 6 Tahun 2012 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

1

Page 2: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

Indonesia. Oleh karenanya, Redistribusi TOL menuntut komitmen dan

keterlibatan penuh dari semua komponen bangsa, baik pihak pemerintah,

swasta, masyarakat calon penerima tanah itu sendiri dan pihak-pihak terkait

lainnya.

Kegiatan Redistribusi TOL di daerah terdiri dari kegiatan Penegasan

Tanah Obyek Landreform, Redistribusi Tanah (asset reform) dan Bina

Penerima Tanah (access reform).

1.2. Maksud

Maksud disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah untuk menyediakan

pedoman yang didapat dijadikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan

redistribusi TOL

1.3. Tujuan

Tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah agar setiap pelaksana

kegiatan baik di tingkat BPN RI, kanwil BPN provinsi maupun kantor

pertanahan kabupaten/kota mengetahui, mengerti, dan memahami serta

mampu melaksanakan kegiatan Redistribusi TOL sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

1.4. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksananya target kegiatan redistribusi

TOL tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.5. Dasar Hukum

Dasar hukum dari pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah Obyek

Landreform :

1. Tap No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan

Sumber Daya Alam.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

2

Page 3: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1958 tentang Penghapusan Tanah-

tanah Partikelir (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 2).

3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil

(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 2).

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104).

5. Undang-Undang No. 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian

Tanah tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya.

6. Undang-undang Nomor 56 Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah

Pertanian (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 174).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan

Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara

Tahun 1961 Nomor 280).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan dan

Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang

Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian

(Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 112).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59) Jo Peraturan Menteri Negara

Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997

tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah.

10. Peraturan Presiden R.I. Nomor 85 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden R.I. Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan

Pertanahan Nasional.

11. Peraturan Presiden R.I. Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.

12. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1980 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Pelaksanaan Landreform.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

3

Page 4: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

13. Keputusan Presiden No. 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di

Bidang pertanahan.

14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 1981 tentang

Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1980 tentang

Perincian Tugas dan Tata Kerja Pelaksanaan Landreform.

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 1984 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian Tanah Kelebihan

Maksimum dan Guntai (absentee) Obyek Redistribusi Landreform.

16. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 6 Tahun 1996 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin

Redistribusi Tanah Obyek Pengaturan Penguasaan Tanah.

17. Keputusan Menteri Negara Agraria Nomor 4 tahun 1992 tentang

Penyesuaian Harga Ganti Rugi Tanah Kelebihan Maksimum dan

Absentee/Guntai

18. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 11 Tahun 1997 tentang Penertiban Tanah-tanah Obyek

Redistribusi Landreform.

19. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor

4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

20. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas

Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu jo Peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012

tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pelimpahan

Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran

Tanah Tertentu.

21. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional

No. 5 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Sadar Tertib Pertanahan.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

4

Page 5: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

22. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 25 Tahun 2002

tentang Pedoman Pelaksanaan Permohonan Penegasan Tanah Negara

menjadi Obyek Pengaturan Penguasaan Tanah/Landreform.

23. Keputusan Kepala Badan Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tata Naskah

Dinas dan Tata Kearsipan di Lingkungan BPN R.I.

1.6. Prinsip

Pelaksanaan kegiatan Redistribusi TOL harus memenuhi prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Prinsip Keadilan :

a. Tranparansi

Sosialisasi program kegiatan terkait dengan prosedur, persyaratan,

pembiayaan, dan jangka waktu, hak dan kewajiban peserta.

b. Tepat Sasaran

1. Subyek/peserta : penggarap tanah pertanian, berdomisili di

kecamatan letak tanah;

2. Obyek : Tanah Obyek Landreform dan tanah negara yang akan

ditegaskan sebagai Tanah Obyek Landreform

c. Skala Prioritas

1. Subyek penggarap tanah pertanian

2. Obyek : Tanah pertanian yang sudah ditetapkan sebagai Tanah

Obyek Landreform

d. Akuntabel

1. Hasil kegiatan Redistribusi Tanah harus dipastikan benar

prosesnya dan benar substansinya.

2. menjamin kepastian hukum.

2. Prinsip Akses Kepada Masyarakat;

a. Kemudahan berinteraksi secara langsung dengan petugas pelaksana

b. Kemudahan pelayanan pertanahan

c. Kemudahan membentuk kelompok tani

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

5

Page 6: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

d. Kemudahan dalam pelayanan dan informasi mengenai tanah dan

pemanfaatannya

e. Kemudahan mengajukan pengaduan

3. Prinsip Pencegahan Sengketa

a. Keakuratan data subyek dan obyek kegiatan

b. Terpeliharanya warkah secara tertib dan aman.

c. Terpelihara tanda batas bidang tanah;

d. Dimanfaatkannya tanah secara aktif oleh penerima manfaat.

4. Prinsip Kesejahteraan dan Kemakmuran;

a. Terbukanya akses kepada sumber-sumber ekonomi untuk

peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran,

b. Menciptakan sumber-sumber yang ekonomi baru untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran,

c. Optimalisasi penggunaaan dan pemanfaatan tanah.

5. Prinsip Kemandirian

a. Terciptanya kelompok-kelompok tani, unit koperasi dan unit usaha

yang mandiri.

b. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran hukum masyarakat

terutama yang berkaitan dengan pertanahan.

c. Terbuka dan berkembangnya wawasan masyarakat untuk

pemanfaatan potensi ekonomi nilai tanah.

d. Terciptanya kemampuan dan keterampilan individu dan kelompok.

1.7. Pengertian

1. Redistribusi tanah adalah pembagian Tanah Obyek Landreform oleh

pemerintah kepada penggarap yang memenuhi persyaratan.

2. Tanah Negara adalah tanah yang dikuasai langsung oleh Negara.

3. Tanah Obyek Landreform adalah tanah yang terkena ketentuan

landreform (tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, tanah

swapraja dan bekas swapraja) dan tanah negara lainnya yang dikuasai

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

6

Page 7: BAB 1_Pendahuluan 24 Jan 2013

oleh negara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai obyek

landreform yang selanjutnya akan diredistribusi kepada penggarap

yang memenuhi persyaratan.

4. Tanah Kelebihan Maksimum adalah tanah yang melebihi batas

maksimum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 56

Prp. Tahun 1960 dan tanah-tanah yang jatuh pada negara, karena

pemiliknya melanggar ketentuan-ketentuan undang-undang tersebut.

5. Tanah Absentee adalah tanah pertanian yang pemiliknya bertempat

tinggal di luar kecamatan letak tanahnya.

6. Tanah partikelir adalah tanah sebagaimana dimaksud Pasal 1 UU Nomor

1 tahun 1958 tentang Penghapusan Tanah Partikelir.

7. Tanah swapraja dan bekas swapraja adalah tanah sebagaimana dimaksud

pada Diktum Keempat huruf A UU Nomor 5 tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan penjelasan PP Nomor 224

Tahun 1961.

8. Penggarap adalah orang yang mengerjakan tanah yang bersangkutan.

9. Bina penerima tanah (Akses reform) adalah proses fasilitasi tersedianya

akses bagi penerima tanah terhadap sumber-sumber ekonomi dan

politik untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran, seperti:

modal, pasar, teknologi, informasi, manajemen, peningkatan kapasitas

dan kemampuan, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan

tanahnya sebagai sumber kehidupan.

10. Tanah clear and clean adalah tanah yang secara fisik maupun yuridis

tidak ada keberatan atau “claim” dari pihak lain, tidak dalam sengketa

dan konflik serta secara fisik jelas batas-batasnya, tidak tumpang tindih,

tidak berada dalam kawasan hutan dan tidak dilekati oleh suatu hak.

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Redistribusi Tanah Obyek Landreform

7