bab 13.doc
TRANSCRIPT
1
Anggaran Perusahan
ANGGARAN LABA JANGKA PENDEK DAN BREAK EVEN POINT
Nama: Isfan Fazar
No. Reg. : 8335123556
Kelas : S1 Akuntansi Reg A 2012
Mata Kuliah: Anggaran Perusahaan
2
MODUL 13
ANGGARAN LABA JANGKA PENDEK DAN BREAK EVEN POINT
Standar Kompetensi :
Mendefinisikan jenis-jenis biaya dan menyusun breakeven point
Kompetensi Dasar :
- Mahasiswa mampu mengklasifikasikan biaya menggunakan mesin WILEY
dan membuat grafik fungsi biaya, penghasilan dan titik impas
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis biaya dan menyusun breakeven point
Laba
Laba ialah persetansi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan yang
dinyatakan dalam bentuk angka keuangan yaitu selisih positif antara pendapat
dikurangi beban (expense).laba merupakan dasar pengukuran kinerja bagi
kemampuan manajemen dalam nengoperasikan harta perusahaan.laba harus
direncanakan dengan baik agar manajemen dapat mencapainya secara
efektif.sebelum dibuat perencanaan terlebih dahulu dibuat peramalan penjualan
dan peramalan harga.
Peramalan dan klasifikasi biaya
Suatu perusahaan yang sudah mapan pada umumnya mepunyai
perencanaan yang baik.perencanaan yang baik dimulai dari pengolahan data
historis melalui peramalan secara ilmiah dan pada umunya menggunakan metode
time serie moment dan least square
Berdasarkan data diatas dapat dilakukan ramalan penjualan dan ramalan
harga tahun depan (tahun ke enam) secara ilmiah ; ramalan penjualan didasarkan
pada time seri dan least square : ramalan harga didasarkan pada time seri
moment ; klasifikasi COGS didasarkan pada model correlation least square dan
beban usaha diklasifikasi dengan model high low point method ; kemudian
disusun rencana laba operasi tahun ke enam.
3
Perencanaan Laba Jangka Pendek
Berhasil atau tidaknya perusahaan adalah dapat melihat kemungkinan
dan kesempatan dimasa yang akan datang baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Karena itu tugas manajemen untuk membuat perencanaan
yang pada dasarnya kegiatan membentuk masa depan, yang pada intinya
memutuskan berbagai macam alternatif & perumusan kebijakan yang akan
dilaksanakan di masa yang akan datang.
Ukuran yang dipakai untuk melihat berhasil tidaknya manajemen
perusahaan adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan. Laba dipengaruhi
oleh tiga faktor :
a. volume produk yang dijual yang langsung mempengaruhi volume
produksi, volume produksi mempengaruhi laba
b. Harga jual produk yang mempengaruhi volyme penjualan
c. Biaya yang menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang
dikehendaki
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses
penyusunana anggaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran,
manajemen selalu menghadapi pertanyaan “what if’ yaitu pertanyaan apa yang
akan terjadi jika sesuatu dipilih oleh manajemen. Perencanaan laba jangka pendek
dapat dilaksanakan dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi
projeksian, yang disusun berdasarkan metode variable costing.
Oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek, Hubungan antara
biaya, volume & laba memegang peranan penting karena merupakan teknik untuk
menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan & biaya terhadap
laba untuk membantu manajemen dalam proses penyusunan anggaran.
Manajemen mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang berakibat terhadap
4
perubahan harga jual, volume penjualan, biaya variabel dan atau biaya tetap yang
akhirnya akan berdampak terhadap laba bersih. Dampak terhadap laba bersih ini
yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen dalam memutuskan
berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
MODEL LABA JANGKA PENDEK
Yang dimaksud dengan rencana laba jangka pendek adalah program kerja
manejemen untuk memperoleh laba pada setiap transaksi bisnis, bulanan,
triwulanan, semesteran, dan paling lama per satu tahun. Laba jangka pendek dapat
diketahui dengan berbagai cara, yaitu :
1. Titik impas (break even point)
2. Marjinal Keamanan (margin of safety)
3. Titik Penutupan Usaha (shut down point)
4. Tingkat Leverage Operasi (degree of operating Leverage)
5. Marjin Kontribusi per Unit
Titik impas (break even point)
Informasi tentang nilai penjualan yang hanya bisa untuk menutup biaya
variable dan biaya tetap saja, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
menderita kerugian
Marjinal Keamanan (margin of safety)
Informasi tentang jumlah maksimum penurunan nilai penjualan
Titik Penutupan Usaha (shut down point)
Titik penutupan usaha yaitu informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
tentang berapa jumlah nilai penjualan minimum sehingga perusahaan tidak layak
untuk dilanjutkan (atau harus ditutup).
5
Tingkat Leverage Operasi (degree of operating Leverage)
Informasi tentang presentase perubahan laba operasi sebagai dampak
terjadi perubahan sekian persen nilai penjualan.
Marjin Kontribusi per Unit
Informasi tentang selisih harga per unit dengan biaya variabel per unit atau
harga per unit dikurangi biaya variabel per unit.
Tingkat Keamanan (Margin of Safety)
Manajemen membutuhkan informasi tetntang berapa jumlah maksimum
penurunan target penjualan diperkenankan terjadi agar denagn penurunan tersebut
perusahaan tidak menderita kerugian.
Margin of Safety :
Semakin besar margin of safety semakin besar perusahaan memperoleh laba. Jika
penjualan turun diatas 50 %, maka perusahaan akan menderita kerugian.
Titik penutupan Usaha (shut down point)
Titik penutupan usaha yaitu informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
tentang berapa jumlah nilai penjualan minimum sehingga perusahaan tidak layak
untuk dilanjutkan (atau harus ditutup).
Tingat Leverage Operasi (Degree of operating leverage)
Informasi tentang persentase perubahan laba operasi sebagai dampak
terjadi perubahan sekian persen nilai penjualan.
6
Tingkat Leverage Operasi :
Jika penjualan naik 100% maka tambahan laba operasi sebesar 200% atau 2X
Margin Kontribusi Per Unit
1. Informasi tentang selisih harga per unit dengan biaya variable per unit atau
harga per unit dikurangi biaya variable per unit
2. Marjin kontribusi ialah jumlah laba yang tersedia untuk menutup biaya
tetap dan untuk laba
3. Informasi tentang kemampuan berbagai macam produk untuk
menghasilkan laba; manajemen akan memilih produk yang menghasilkan
laba tertinggi
TITIK IMPAS MULTI PRODUK
Perusahaan pada umumnya mempunyai beberapa jenis produk, misalnya
produk A, B, dan C. Masing-masing produk dapat diperhitungkan biaya variable
dan biaya tetapnya sehingga masing-masing produk dapat diketahui sumbangan
labanya terhadap perusahaan. Disamping itu perusahaan juga mempunyai biaya
tetap umum, biasanya adalah biaya overhead kantor pusat.
Dalam menghitung titik impas perusahaan, harus dihitung dahulu bauran
produknya ( product mix ), harga rata-rata, biaya variable rata-rata, dan marjin
kontribusi per unit rata-rata.
Rekayasa Parameter Untuk Perencanaan Laba Jangka Pendek
1. Impas
Impas (break-even) adalah:
a. keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
b. jika jumlah pendapatan ( revenues ) sama dengan jumlah biaya
c. laba kontribusi hanya bisa menutupi biaya tetap saja.
7
d. Suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu
usaha tidak menderita rugi dan laba sama dengan 0
Ada 2 cara untuk menentukan impas :
a.Pendekatan teknik persamaan
b. Pendekatan grafis
a. Pendekatan teknik persamaan
Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan
mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya
ditambah laba.Atau laba adalah sama dengan pendapatan penjualan
dikurangi biaya. Dapat dinyatakan dalam persamaan sbb:
Y=cx-bx-a
Keterangan :
y=laba
c=harga jual persatuan
x=jumlah produk yang dijual
b=biaya variabel persatuan
a=biaya tetap
Jika persamaan tersebut dinyatakan dalam laporan laba rugi metode
variable costing, persamaan tersebut sbb:
Pendapatan penjualan cx
Biaya variabel bx _ _
Laba kontribusi cx-bx
Biaya Tetap a _ _
8
Laba bersih y
Perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan
sama dengan jumlah biaya (laba=0),atau jika dinyatakan dalam
persamaan sbb:
0 = cx - bx
cx = bx + a
Persamaan tersebut diselesaikan sbb:
cx – bx = a
x(c-b) = a
x’ = a / (c-b)
Keterangan :
cx = bx + a Pendapatan penjualan = biaya
cx – bx = a Laba kontribusi = biaya tetap
x’ = a / (c-b) Impas (dalam satuan produk) = biaya tetap dibagi
dengan selisih antara harga jual persatuan dengan
biaya variabel persatuan
X’ adalah kuantitas yang dijual pada keadaan impas
Jadi rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual
adalah :
Impas dlm (Q) = Biaya tetap
Harga jual persatuan – Biaya variabel persatuan
9
Impas dalam rupiah penjual dapat dicari rumusnya dengan cara
mengalikan rumus impas tersebut diatas dengan c, yaitu harga jual
persatuan produk.
Jadi rumus perhitungan impas dalam rupiah penjualan adalah sbb:
Catatan : 1 - b/c disebut marginal income ratio atau contribution
margin ratio. Yaitu hasil bagi laba kontribusi dengan
pendapatan penjualan.
Jadi impas dalam rupiah penjualan dpt dihitung dengan rumus sbb:
Impas (Rp) = Biaya tetap _
Contribution margin ratio
b. Perhitungan Impas dengan pendekatan grafis
Titik pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan
garis biaya merupakan titik impas. Untuk dapat menentukan titik
impas, harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume
penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan
pendapatan.
10
Jika harga jual produk persatuan sebesar c, kuantitas produk yang
dijual sebesar X,biaya tetap sebesar a dan biaya variabel sebesar b
persatuan x, untuk volume penjualan sebesar X maka :
Pendapatan penjualan = cx
Biaya variabel = bx
Biaya tetap = a
2. Margin Of Safety
Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume
penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Jika
angka impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan yang
dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu, akan diperoleh
informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan
penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi.
Selisih antara volume penjualan yang dianggarkan dengan volume
penjualan impas merupakan angka margin of safety.
Angka margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum
volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun, agar
perusahaan tidak menderita rugi atau dengan kata lain angka margin of
safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan volume
penjualan yang direncanakan,yang tidak mengakibatkan kerugian.
Angka margin of safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila
dihubungkan dengan marginal income ratio (profit-volume ratio )
Laba = Profit volume ratio x Margin of safety ratio
Laba = Laba kontribusi x Margin of safety _
11
Pendapatan penjualan Pendapatan penjualan
Margin of safety ( M/S ratio ) dapat pula dihitung dengan rumus :
M/S ratio = Profit ratio _
Profit-volume ratio
3. Titik Penutupan Usaha ( Shut Down Point )
Apabila ditinjau dari sudut biaya, pengambilan keputusan untuk
menutup usaha dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan
penjualan dengan biaya tunai (cash cost atau out atau out of pocket cost
atau biaya keluar dari saku). Biaya tunai adalah biaya-biaya yang
memerlukan pembayaran segera dengan uang kas. Dalam pengambilan
keputusan untuk menutup usaha harus diadakan pembedaan antara biaya
keluar dari saku (out –of pocket cost ) dengan biaya terbenam (sunk cost
), yaitu pengeluaran yang dilakukan pada masa yang lalu, yang
manfatnya masih dinikmati samapai sekarang). Contoh biaya terbenam
adalah biaya depresiasi,amortasi dan deplesi.
Suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak
dapat menutup biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan
berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan mencari
perpotongan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya tunai
dalam grafik impas.
Titik penutupan usaha dapat pula dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini :
Titik penutupan usaha = Biaya tetap tunai _
Contribution margin ratio
4. Degree Of Operating Leverage (DOL)
12
Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu. Dengan parameter ini, manajemen akan dengan cepat
mengetahui dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan.
Degree of operating Leverage dihitung dengan rumus :
DOL = Laba kontribusi
Laba bersih
Karena laba kontribusi berubah sebanding dengan perubahan
pendapatan, dengan demikian setiap perubahan pendapatan penjualan
dapatdiketahui dengan cepat dampak perubahannya terhadap laba bersih
dengan menggunakan degree of operating leverage .
LATIHAN :
PT Mulia
Dalam tahun Juni 2000, Manajemen PT Mulia mengalami tekanan mental yang
sangat berat karena persaingnya memiliki laba operasi terhadap penjualan
(operating margi ratio) sebesar 20%. Setelah dihitung oleh Akuntan Intern,
operating margin ratio PT Mulia hanya 12%. Dalam rapat manajemen, top
eksekutif kurang berkenan dengan tim manajemennya sehingga akan diadakan
reorganisasi besar-besaran. Di samping itu besarnya margin of safety pesaingnya
adalah 40% sama dengan dua kali margin of safety PT Mulia; itu berarti PT Mulia
lebih hebat dalam manajemen biaya sehingga sales BEP-nya relatif lebih rendah
13
dari pada PT Mulia pada tingkat penjualan nyata yang sama. Titik impas PT
Mulia adalah sebesar Rp 180.000.
Dalam bulan juli 2000, kondisi PT Mulia menunjukkan bahwa penjualan
dalam unit sebesar 33.000 unit; ini berkat marketingnya yng baru yng memberi
insentif besar kepada para manajer penjualan dan para tenaga penjual. Setelah di
perhitungkan hanya terjadi kenaikan sales sebesar 10% saja jika dibanding dengan
bulan juni. Kenaikan sales 10% itu kurang memuaskan top eksekutif, karena laba
operasi yang diharapkan dapat mencapai 20% seperti laba operasi pesaingnya,
tetapi kenyataannya laba operasi bulan Juli hanya sebesar Rp 40.500; top
eksekutif mengharapkan laba operasi nominal sebasar antara Rp 49.000 sampai
dengan Rp50.000.
Manajemen berusaha untuk membuat analisis biaya dan laba melalui
data-data yang tersedia diatas, agar bulan-bulan berikutnya dapat dilakukan
perencanaan laba jangka pendek yang lebih akurat dan dapat mengambil
keputusan yang lebih tepat. Di samping itu manajemen minta disajikan laporan
keuangan model marjin kontribusi, bukan model fungsional seperti laporan
keuangan yang disajikan untuk pihak ketiga.
Kepada Saudara sebagai ahli akuntansi manajemen diminta:
Untuk bulan Juni 2000:
1) Menyusun income statement model marjin kontribusi
2) Menghitung titik impas dalam unit
3) Menghitung margin of safety dalam Rupiah dan dalam persentase
4) Menghitun tingkat laverage operasi
Untuk bulan Juli 2000:
1) Menyusun income statement model marjin kontribusi
2) Menghitung tingkat laverage operasi
3) Menghitung margin of safety dalam Rupiah dan dalam persentase
4) Mengapa tingkat operasi dan margin of safety menurun
Untuk bulan Agustus 2000:
1) Menghitung target penjualan, jika diperkirakan bulan Agustus 2000 kondisi
ekonomi dan politik buruk, sehingga menderita kerugian Rp 500. Agar
14
perusahaan tidak rugi dalam bulan Agustus, Saudara diminta untuk memberi
rekomendasi tentang restrukturisasi, terutama biaya tetap, biay tetap yang
mana yang layak harus direstrukturisasi sehingga perusahaan tidak menderita
kerugian?
2) Jika bulan Agustus 2000 kondisi ekonomi dan politik bagus dan PT Mulia
dapat menaikkan harga 20% dari bulan juni dan dapat menghemat biaya tetap
10% dari bulan Juli, apakah ia dapat mengatasi pesaingnya yang laba
operasinya 20%?
PT Agro Bisnis
Data akuntansi dan keuangan PT Agro Bisni selama lima tahun adalah sebagai
berikut;
Tahun Sales
Unit
Price
(Rp)
DMC
(Rp)
DLC
(Rp)
FOH
(Rp)
ME
(Rp)
AE
(Rp)
1 1.200 9,20 1,30 1,80 1.650 3.150 4.900
2 1.600 9,80 1,70 1,90 2.150 3.950 6.100
3 2.400 9,40 1,40 1,70 2.350 4.750 7.250
4 2.800 9,60 1,60 1,95 2.950 5.800 9.100
5 2.500 9,90 1,80 2,05 2.600 5.200
Catatan: DMC = direct material costs; DLC = direct labor costs; FOH = factory
overhead costs; ME = marketing expenses; AE = administrative expenses; biaya-
biaya dalam rupiah.
Permintaan manajemen puncak adalah bahwa data di atas diolah agar menjadi
informasi relevan yaitu informasi masa mendatang untuk mengambil keputusan
tentang perencanaan dana pengendalian.
1) Ramalan penjualan dalam unit dan biaya bahan langsung (direct material
costs) menggunakan metode time serie moment
2) Ramalan harga dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor costs)
menggunakan metode time serie least squares
3) Klasifikasi biaya semi variabel menggunakan model:
15
Biaya overhead pabrik (factory overhead), least squares
Beban pemasaran (marketing expenses), high-low point
Beban administrasi (administrative expenses), least squares
Kepada Saudara diminta untuk menghitung:
1) Laba-rugi tahun keenam
2) Laba-rugi dalam berbagai kondisi ekonomi: (a) buruk, sales volume sebesar
2000 unit, (b) normal, sales volume sebesar 3.000 unit, dan (c) baik, sales
volume 4.000 unit.
3) Titik impas dan margin of safety pada sales volume riil (actual) sebesar
2.500 unit.
4) Laba-rugi mode full costing dan direct costing jika actual produksi 2.600 unit
dan actual sales 2.500 unit.
PT Hero
PT Hero memproduksi dua produks A dan B. Data akuntansi yang tersedia:
Keterangan Produk A
(Rp)
Produk B
(Rp)
Penjualan 1.000.000 1.600.000
Biaya variable 460.000 920.000
Biaya tetap langsung 120.000 180.000
Harga jual per unit 20 40
Keterangan: Biaya tetap umum (common fixed cost) yang meliputi biaya
pemasaran dan biaya umum & administrasi sebesar Rp 210.000. Top Manajemen
menghendaki informasi tentang:
1)BEP perusahaan (bukan BEP per produk) dan unit dan rupiah
2)Jika manajemen memutuskan laba operasi 10% dari net sales, berapa sales
masing-masing produk dalam unit dan Rupiah?
3)Keputusan marketing manajer adalah bahwa ratio sales A:B = 7:3, laba operasi
ditetapkan 10%, berapa sales masing-masing produk.
16
4)Investasi untuk menghasilkan kedua produk tersebut adalah Rp 3.000.000,
leverage factor 70%, bunga 24% per tahun, data akuntansis di atas adalah
salama satu tahun, corporate tax 30% , alokasi common fixed cost dan bunga
berdasar sales value, berapa laba bersih masing-masing produk?
5)Berapa ROA dan ROE perusahaan berdasarkan pertanyaan nomor 4?
6)Pada pertanyaan nomor 4, jika diketahui cost of equity 30% dan bunga
pinjaman dinyatakan sebagai cost of debt, berapa besarnya Residual Income
perusahaan?
7)Jelaskan hubungan ROE dalam pengertian saling hubungan antara Aset
Multiplier, Aset Turn Over, dan Net Profit Margin, dan apa pengaruhnya
ROE perusahaan jika leveragenya naik dari 70% menjadi 90%?
17
DAFTAR PUSTAKA
http://yumniati.staff.jak-stik.ac.id/files/akuntansi-manajemen%5B9%5D.doc
(Mulyadi; Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa; Penerbit
Salemba Empat; edisi 3; 2001) 05/05/2015 18:33:35