bab 1234 k

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia Pertambangan, maka semakin beraneka ragam kebutuhan konsumen terhadap produksi pertambangan. Salah satu diantaranya yang mempuyai potensi untuk dimanfaatkan adalah batubara, karena meningkatnya kebutuhan konsumen permintaan atau pasar, maka semakin banyak pulalah perusahaan yang bergerak dibidang industri tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka PT. Batubara Bandung Pratama yang mempuyai lahan tambang yang terletak di desa Batuah Kecamatan Dusun Temgah Kabupaten Barito Timut Kalimantan Tengah, melakukan penambangan batubara berkerjasama dengan PT. Debbia Logistic yang bertindak sebagai kontraktor penambangan.

Upload: davidatpn

Post on 25-Jun-2015

422 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1234 k

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia

Pertambangan, maka semakin beraneka ragam kebutuhan konsumen terhadap

produksi pertambangan. Salah satu diantaranya yang mempuyai potensi untuk

dimanfaatkan adalah batubara, karena meningkatnya kebutuhan konsumen

permintaan atau pasar, maka semakin banyak pulalah perusahaan yang

bergerak dibidang industri tersebut.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka PT. Batubara Bandung

Pratama yang mempuyai lahan tambang yang terletak di desa Batuah

Kecamatan Dusun Temgah Kabupaten Barito Timut Kalimantan Tengah,

melakukan penambangan batubara berkerjasama dengan PT. Debbia Logistic

yang bertindak sebagai kontraktor penambangan.

Endapan batubara didaerah kuasa pertambangan PT Batubara Bandung

Pratama tersebar dibebera tempat dengan ketebalan batuan penutupnya

bervariasi dari beberapa meter sampai puluhan meter.

Berdasarkan bentuk dan karakteristik endapan batubara serta tanah

penutupnya, maka metode penambangan yang digunakan yang diterapkan

adalah metode tambang terbuka (open pit mine). Batubara pada daerah

tambang Rantau Nangka dan Rantau Bakula terdiri dari lima lapisan (seam)

yaitu seam A, seam B, seam C, seam D up, seam D. Lapisan batubara tersebut

Page 2: bab 1234 k

secara umum mempuyai jurus (strike) utara-selatan dengan kemiringan

lapisan (dip) ke arah barat.

Untuk menunjang dan memperlancar produksi, maka penambangan

batubara PT Debbia Logistic melakukan efisiensi kerja semaksimal mungkin

dengan menambah sarana dan prasarana penunjang kegiatan penambangan

batubara tersebut, sehingga menghasilkan target produksi yang ingin dicapai.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini agar

mahasiswa bisa mengamati secara langsung cara kerja dilapangan yang

berkaitan dalam bidang pertambangan. Juga sebagai bahan perbandingan

dalam memahami teori yang di dapat dibangku perkuliahan sebelumnya

dengan keadaan dilapangan.

Adapun tujuan dari kegiatan Praktek kerja Lapangan ini yaitu :

1. Sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan mencari pengalaman dunia kerja

yang sesungguhnya.

2. Menambah wawasan tentang dunia pertambangan, serta teknik-teknik

yang diterapkan dalam proses penamabangan.

3. Sebagai syarat tugas akhir untuk menyelesaikan study Diploma Tiga (D3)

Jurusan Teknik Pertambangan pada Akademi Teknik Pembangunan

Nasional Banjarbaru.

Laporan ini dibuat berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan

di PT. Debbia Logistic dengan harapan dapat berguna.

Page 3: bab 1234 k

1.3. Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan ini, penulis hanya membahas mengenai

Kegiatan Pengukuran Tambang Terbuka pada PT. Debbia Logistic

Job Site PT. Baturata Bandung Pratama di Desa Batuah Kecamatan

Dusun Tengah Kabupaten Barito selatan Kalimantan Tengah.

1.4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan praktek kerja

lapangan ini dengan mitode antara lain :

1. Metode Literatur

Suatu metode dengan cara mengumpulkan data-data dari

perusahaan berupa buku-buku yang dianggap relevan dalam penyusunan

laporan ini.

2. Metode Observasi

Suatu metode kegiatan kerja lapangan yang dilaksanakan secara

langsung dengan cara mengadakan studi pengamatan dan ikut serta dalam

kegiatan dilapangan.

3. Metode Interview

Metode yang digunakan dengan mengumpulkan data yang telah

dimiliki oleh pihak perusahaan yaitu untuk melengkapi data.

Page 4: bab 1234 k

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Genesa Batubara

Batubara terbentuk akibat adanya rawa dengan kedalaman beberapa

centimeter sampai > 2 meter yang ditumbuhi hutan lebat dengan pepohonan

yang besar-besar. Penirisannya (drainage) yang jelek sehingga proses

penghancuran pepohonan tersebut oleh bakteri anaerobic dapat berjalan

berkesinambungan. Daerah tersebut juga mengalami penurunan secara

perlahan-lahan dan teratur, seibang dengan laju tumbangnya pepohonan.

Dengan ketebalan 6-8 meter tumpukan pepohonan akan membentuk lapisan

batubara setebal 1meter. Adanya daerah yang lebih tinggi memungkinkan

adanya aliran material untuk suatu saat menutup lapisan batubara.

Pembentukan lapisan batubara ini melalui dua tahap yaitu

penggambutan atau peatification dan pembatubaraan atau coalification.

Penggambutan ini merupakan perubahan dari pepohonan gambut melalui

proses biokimia. Pada proses ini bakteri anaerobic menghancurkan tumbuh-

tumbuhan pembentuk batubara menjadi massa yang lembut dan berserat,

kemudian terakumulasi dan dimanfaatkan menjadi gambut. Pembatubaraan

merupakan proses termodinamika, tekanan, temperature, serta waktu

Page 5: bab 1234 k

memegang peranan yang sangat penting. Pada proses ini gambut diubah

menjadi bermacam-macam kelas batubara, tergantung pada intensitas proses

perubahannya. Pada proses pembatubaraan konsentrasi karbon dalam gambut

terus meningkat dengan lepasnya H2O.CH hidrokarbon lainnya. Sampai

terbentuknya grafit yang secara teoritis mempuyai kandungan karbon 100%.

2.2. Sejarah dan Perkembangan PT. BATUBARA BANDUNG PRATAMA

PT. Batubara Bandung Pratama adalah sebuah perusahaan

pertambangan daerah Nasional yang berdiri pada tanggal 2 Agustus 1999 atas

dasar kontrak PKP2B dari Direktorat Jendral Pertambangan Umum

Departemen Pertambangan dan Energi.

Perusahaan ini mengambil lahan bekas tambang PT. Chuang Hua

karena PT. Chuang Hua tidak melakukan eksploitasi maka lahan seluas

± 60.000 Ha dilepas ke PT. Kartika Karya Wisesa (KKW) dan menjadi milik

pemerintah daerah, dan pemerintah daerah berinisiatif untuk mengusahakan

lahan tersebut. Luas lahan PT. Kartika Karya Wisesa (KKW) yang dulunya

seluas ± 60.000 Ha terbagi menjadi enam blok bagian , dimana PD.

Baramarta memperoleh luas lahan sebanyak ± 7.486 Ha. 6 blok tersebut

antara lain : blok Puskopolda dengan luas 510 Ha, blok Adyaksa dengan luas

891 Ha, blok Puskopad dengan luas 975 Ha, blok PT. Bas dengan luas

3008 Ha, blok PT. Rahmat Bara Utama dengan luas 787,50 Ha, dan blok CV.

Gunung Sambung dengan luas 824,59 Ha.

Untuk mengetahui kualitas dan kegunaan batubara maka contoh

batubara yang telah diambil PD. Baramarta dari singkapan ataupun dari inti

Page 6: bab 1234 k

bor di kirim ke laboratorium untuk dianalisa dan hasil analisa menunjukan

bahwa contoh batubara dari areal studi adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Kualitas Batubara Rata-rata

Coal Seam TM (%) IM (%) ASH (%) TS (%) CV (Kcal/Kg)

Seam A 3.00-4.30 2.40-4.00 10.50-18.76 0.26-0.39 6,669-7,278

Seam B 3.20-6.00 12.75-21.01 0.17-0.47 6,415- 7,141

Seam C 4.00-6.00 3.40-4.90 4.18-7.61 0.92-2.66 7.345- 7,532

Seam D up 4.10-8.50 3.10-4.60 9.22-11.58 1.26-3.60 7,474-7.607

Seam D 5.70-7.10 3.40-5.60 10.29-14.68 0.27-0.58 6,881-7,570

(sumber : Engineering PT. Pamapersada Nusantara)

Tabel 2. Tebal Lapisan Batubara

Seam Seam A Seam B Seam C Seam D up Seam D

Tebal (m) 0.30-0.70 0.70-4.20 1.70-2.50 1.00-2.20 2.60-4.00

(sumber : Engineering PT. Pamapersada Nusantara)

Berdasarkan analisa laboratorium terhadap kualitas batubara hasil

pengeboran, dapat diketahui bahwa menurut klasifikasi ASTM, batubara yang

termaksud ke dalam kelas High Volatile B-C Bituminous, dengan ciri sebagai

berikut :

a. Berwarna hitam, padat dan berlapis.

b. Pecahan berbentuk balok.

c. Sifat kekayuannya tidak tampak dengan mata telanjang.

Page 7: bab 1234 k

d. Kedap cahaya, kecuali dalam sayapan tipis.

e. Kilapnya kusam sampai cemerlang.

f. Mudah terbakar.

2.3. Sejarah dan Perkembangan PT. DEBBIA LOGISTIC

PT. Pamapersada Nusantara adalah anak perusahaan dari PT. United

Tractors dan PT. United Tractors sendiri merupakan ASTRA HEAVY

INDUSTRY GROUP dari PT. Astra Internasional.

Seiring dengan berkembanganya PT. United Tractors yang dibarengi

dengan sector jasa kontruksi, pada tahun 1974 dirasa perlu untuk membentuk

satu devisi untuk menunjang laju perusahaan, yaitu Divisi Rental yang

dikenalnya dengan mottonya “ Menyewa Mengurangi Resiko” seperti halnya

divisi-divisi lainnya yang sudah ada (Service Division, Part Division dan

Finanse dan Accounting Division). Rental Division mengalami perubahan

pertumbuhan yang cukup baik. Bila diukur dari prosentasi mengalami

kenaikan sampai 2 digit atau rata-rata diatas 35%. Bisnis seperti ini teryata

banyak diminati pengusaha lainnya sehingga menimbulkan persaingan yang

cukup ramai.

Rental Division semakin dipercaya pelanggan terutama dalam sector

pertambangan Timah dan Nikel serta eksplorasi minyak seperti di Bontang

Kalimantan Timur dan Arun di Loksukon Utara.

Page 8: bab 1234 k

Guna menjaga agar perusahaan tetap exsits dari tahun ketahun Rental

Division berusaha mengadakan Improtaiment, langkah-langkah yang

ditempuh perusahaan diantaranya :

Pada saat system sewa menyewa jam-jaman semakin banyak diikuti

oleh perusahaan lain. Rental Division berani memberikan jaminan

produksi setiap jamnya seperti Jam/m³ dan seterusnya.

Ternyata langkah tersebut tetap diikuti oleh perusahaan lain, kembali

lagi Rental Division harus berani memberikan jaminan namun kali ini

ditingkatkan rupiah/m³ nyaakan tinggi, berarti perusahaan akan rugi.

Pada tahun 1984 dengan kemampuan sumber daya manusia yang

semakin berkembang dan guna mendapatkan pekerjaan jangka panjang

Rental Division mulai menerjuni pekerjaan borongan.

2.4. Lokasi Kesampaian Daerah

Untuk mencapai lokasi penambangan pada PT. Debbia yang berjarak

± 9 km dari ampah yang dapat dilakukan melalui jalan darat melalui

kecamatan Ampah – Desa Janah – Desa Puri. Dari desa Puri perjalanan

menuju lokasi melalui jalan tambang sejauh ± 25 km. dan secara geografis

terletak pada koordinat 115º03´30,00” – 115º03´54,03” BT dan 03º09´37,68”

- 03º09´37,68” - 03º12´47,03” LS. (Suber Laporan Kerja Praktek

Lapangan Pada PT. Pamapersada Nusantara Job Site KCMB, Oleh Gina

Adriana).

Page 9: bab 1234 k

Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk pengambilan data

lapangan didaerah penambangan batubara PT. Debbia Logistic yang terletak

di wilayah Desa Batuah.

Tempat pengolahan data lapangan dikantor PT. Debbia Logistic Job

Site PT. Batubara Bandung Pratama yang terletak di desa Batuah, Kecamatan

Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.

2.5. Topografi dan Iklim

Daerah penyelidikan merupakan morfologi yang relative perbukitan

bergelombang lemah. Sebagian besar daerah tersebut sudah mengalami

perubahan bentuk dari morfologi aslinya, karena adanya kegiatan

penambangan yang dilakukan oleh para penambang terdahulu yaitu PT. Riung

Mitra Lestari berupa gundukan-gundukan tanah yang tidak teratur. Pola aliran

sungai rata-rata mempuyai arah dari selatan ke utara,

Iklim desa Batuah termaksuk daerah beriklim tropis basah karena

letak wilayah geografisnya berada dekat garis khatulistiwa dengan suhu udara

berkisar antara 26,1ºC-27,2ºC, dengan ciri khas curah hujan yang cukup tinggi

dengan penyebaran merata setiap tahunnya. Kelembapan udara relative antara

75%-84% dengan kecepatan angin rata-rata 5,1-6,3 km/jam, bulan basah

umumnya terjadi pada bulan Maret hingga September. (Sumber Laporan

Kerja Praktek Lapangan Pada PT. Pamapersada Nusantara Job Site KCMB ,

Oleh Atihana Herpina).

Page 10: bab 1234 k

2.6. Kegiatan Penambangan Batubara

Kegiatan penambangan batubara dilakukan di Desa Batuah oleh

PT. Batubara bandung Pratama, akan tetapi kegiatan penambangan dilakukan

oleh kontraktor PT. Debbia logistic yaitu dari penambangan batubara.

Kegiatan penambangan dilakukan secara tambang terbuka Open pit

dengan sistem campuran back filling karena lapisan batubara yang digali

relative tebal. Peralatan yang digunakan pada pengupasan tanah penutup

adalah bulldozer serta rangkaian alat muat dan alat angkut. Peralatan

penggalian yang batubara adalah Hydrolic Excavator yang berfungsi

sebagai alat muat, sedangkan alat angkut yang digunakan adalah dump truk

CWB 20 ton.

Page 11: bab 1234 k

BAB III

DASAR TEORI

3.1. Pengertian Pemetaan

Pemetaan adalah suatu proses untuk melakukan pengumpulan data

ukur (pengukuran), pengolahan dan penyajian data sebagai atau seluruh

permukaan bumi.

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi dengan sekala tertentu

yang digambarkan pada bidang datar menggunakan symbol-simbol tertentu

melalui proyeksi peta. Karena obyek dipermukaan bumi sangat banyak dan

kompleks maka dilakukan seleksi dan klasifikasi. Seleksi dan klasifikasi data

sangat tergantung pada tujuan peta dan sekala peta yang digunakan.

Permukaan bumi bukanlah suatu permukaan datar, sehingga hasil pengukuran

obyek dipermukaan bumi tentunya bukan ukuran pada bidang datar. maka

dibuatlah pemodelan bentuk bumi menjadi bentuk matematis.

3.2. Metode Pemetaan

Mitode pemetaan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan

pada umumnya terdiri atas :

Page 12: bab 1234 k

1. Metode Terrestris

Metode ini pada umumnya digunakan sesuai dengan keadaan kondisi

lapangan sebenarnya, proses kegiatannya harus dilihat dari dekat.

2. Metode Satelit

Metode ini menggunakan alat bantu GPS (Global Position System).

3. Metode Fotogrametris

Metode ini pada umumnya digunakan dilakukan dengan media foto atau

foto udara.

4. Metode Radargrametris

Metode ini mengunakan alat bantu media radar yang mampu menembus

awan.

3.3. Fungsi Peta

Berdasarkan fungsinya peta dapat digunakan untuk :

1. Menunjukan posisi atau lokasi suatu obyek.

2. Memperlihatkan jarak atau luas suatu obyek.

3. Memperlihatkan bentuk obyek.

4. Sebagai seleksi data.

3.4. Tujuan Pembuatan Peta

Tujuan pembuatan peta adalah sebagai berikut :

1. Sebagai alat komunikasi.

2. Sebagai penyimpan Informasi.

Page 13: bab 1234 k

3. Bahan perencanaan : Jalan, kontruksi, tata ruang.

4. Analisis spatial : Pencarian bahan mineral.

3.6. Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah proses penggambaran bidang lengkung menjadi

bidang datar atau bidang peta. Tujuan dari proyeksi peta adalah untuk

meminimalkan kesalahan atau distorsi yang berupa kerutan bentuk

permukaan lengkung menjadi datar, upaya untuk meminimalkan distorsi

dilakukan dengan cara :

Membagi daerah menjadi bagian yang mempuyai luasan sempit.

Menggunakan bidang datar atau yang bias didatarkan.

Page 14: bab 1234 k

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Survey Tambang Terbuka

Survey tambang terbuka mempuyai bentuk khusus yang dipengaruhi

oleh teknologi pertambangan, permukaan tambang yang luas, kemajuan yang

cepat dari trap-trap, mekanisasi dari singkapan material dan operasi

penambangan.

Survey dibutuhkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk membentuk dan mengembangkan suatu jaringan titik kontrol dan

titik kerangka survey pemetaan.

2. Untuk melakukan survey secara lebih detail dari objeck pertambangan

(trap-trap dari galian terbuka dan jalan-jalan tambang).

3. Memetakan secara berkala dan membuat gambar-gambar tambang dan

membuat rencana survey selanjutnya.

4. Mengadakan survey khusus dalam kaitannya dengan pengeboran dan

peledakan, drainage, penimbunan material dan sebagainya.

Peta-peta dan gambar tambang hasil survey pengukuran disajikan

dengan maksud untuk :

Page 15: bab 1234 k

1. Kontrol pekerjaan penambangan (operasi) untuk ketepatan dan keamanan

lokasi penambangan.

2. Mengestimasi atau memperkirakan cadangan mineral yang ada, yang telah

ditambang.

3. Kontrol kemajuan kerja dengan selang waktu yang telah ditentukan.

4. Merencanakan operasi penambangan.

5. Mempelajari gerakan dari struktur (lapisan), trap-trap dari galian terbuka

dan efek-efek yang membahayakan yang timbul dari pertambangan.

Obyek-Obyek yang perlu di surfey adalah :

1. Permukaan bumi atau topografi pada lokasi tambang terbuka.

2. Unsur-unsur pertambangan : bagian atas dan bagian bawah dan parit-parit

penggalian.

3. Tempat-tempat lokasi eksplorasi.

4. Jalan tambang.

5. Tempat-tempat penimbunan material tidak terpakai (disposal).

6. Tempat-tempat pengupulan batubara rom dan buffer.

7. Galian-galian dranage

8. Genangan air (sump).

4.2. Kegiatan Pengambilan Data Lapangan

Proses metode pemetaan yang dilakukan pada PT. Debbia LLOgistic

job site PT. Batubara Bandung Pratama dengan menggunakan metode

terrestris yang artinya adalah pemataan yang sesuai dengan kondisi keadaan

Page 16: bab 1234 k

lapangan atau harus dilihat dari dekat. Metode satelit kadang-kadang

dipergunakan metode ini menggunakan alat bantu GPS (Global Position

System), pada umumya metode satelit ini digunakan untuk daearah yang

keadaan lokasinya tidak terjangku contohnya pada saat kegiatan pemasangan

boundery dan pembebasan lahan untuk lokasi KP (Kuasa Pertambangan).

Dalam proses pengambilan data lapangan menggunakan alat bantu theodolite

total station sokkia set 320 K.

Metode pengambilan data lapangan biasa dilakukan secara acak

ataupun beraturan dan berurutan tergantung dari keadaan kondisi dilapangan.

Biasanya data tersebut disimpan dengan media “Memory Card” .

Kegiatan Pengolahan Data

Setelah kegiatan pengambilan data lapangan cukup, hal yang

dilakukan selanjutnya yaitu adalah pengolahan data lapangan, kegiatan ini

dilakukan dengan cara data yang diperoleh dari lapangan ditransfer ke

komputer melalui “Card Reader” atau dari Instrument langsung ke

computer. Proses transfer data lapangan ke komputer menggunakan software

SDR Comm Plus atau Pro link.

Data yang sudah ditransfer dan direduksi kemudian diolah atau

diproses dikomputer dengan mengunakan software SDR Map, 12D Model,

Minescape dan lain-lain. Agar dapat menghasikan peta sesuai dengan

kebutuhan user.

Page 17: bab 1234 k