penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

27
PENUNTUN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH MENENGAH Oleh: MILA ERMILA HENDRIYANI PIPIT MARIANINGSIH JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2013 Nama: Kelas: Kelompok:

Upload: hafeed

Post on 29-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

TRANSCRIPT

Page 1: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

PENUNTUN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH MENENGAH

Oleh: MILA ERMILA HENDRIYANI

PIPIT MARIANINGSIH

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2013

Nama: Kelas: Kelompok:

Page 2: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

1

KATA PENGANTAR

Penuntun Praktikum ini dibuat untuk membantu mahasiswa yang

baru pertama kali mempelajari materi pengelolaan laboratorium sehingga

lebih mudah dalam memahami dan mempraktikannya. Tujuan utamanya

adalah memperkenalkan konsep dasar kerja di laboratorium serta teknik

dan prosedur dasar laboratorium .

Buku penuntun ini bukan merupakan pedoman yang representatif.

Untuk pengembangan wawasan, mahasiswa diharapkan lebih banyak

membaca buku atau majalah yang berkaitan dengan tema praktikum.

Kritik dan saran dari mahasiswa, dosen dan semua pihak sangat

kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan isi penuntun

praktikum ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang terkait dengan

penyusunannya.

Serang, 01 September 2013

Penulis

Page 3: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

2

DAFTAR ISI

Tata tertib dan format laporan praktikum ……………………………. 3

Pengenalan alat-alat laboratorium ……………………………. 4

1. Tujuan ……………………………. 4

2. Materi ……………………………. 4

3. Prosedur kegiatan ……………………………. 8

4. Tugas ……………………………. 9

Mikroskop ……………………………. 10

1. Tujuan ……………………………. 10

2. Materi ……………………………. 10

3. Prosedur kegiatan ……………………………. 11

Bahan kimia ……………………………. 14

1. Tujuan ……………………………. 14

2. Materi ……………………………. 14

3. Prosedur kegiatan ……………………………. 19

4. Tugas …………………………….. 20

Teknik dasar pembuatan larutan kimia ……………………………. 21

1. Tujuan ……………………………. 21

2. Materi ……………………………. 21

3. Prosedur kegiatan ……………………………. 24

4. Tugas …………………………….. 25

Referensi ……………………………. 26

Page 4: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

3

TATA TERTIB LABORATORIUM

1. Menjaga kebersihan selama dan sesudah bekerja di laboratorium

2. Selalu menggunakan jas laboratorium dan sepatu serta peralatan

safety lainnya (misal: sarung tangan, masker, gogle dll) jika diperlukan

3. Bekerja dengan tertib dan tenang selama praktikum berlangsung..

4. Selalu berhati-hati dalam menangani bahan praktikum karena dapat

menimbulkan resiko kesehatan atau mencemarkan lingkungan

5. Dilarang makan, minum atau merokok selama di laboratorium

6. Kembalikan semua peralatan lab ke tempatnya semula dalam

keadaan bersih dan kering setelah dipergunakan

7. Pelihara kebersihan dan kerapihan ruang praktikum. Setiap kelompok

secara bergilir bertanggung jawab atas kebersihan ruang praktikum.

8. Cuci tangan menggunakan sabun antiseptik setelah praktikum selesai.

9. Praktikum harus membuat laporan praktikum yang diserahkan sesuai

dengan persetujuan asisten.

10. Tidak diberikan praktikum susulan bagi yang tidak hadir sesuai jadwal

praktikum, kecuali bagi yang berhalangan karena sakit atau ijin

tertentu, yang dibuktikan dengan surat keterangan.

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

I. Judul

II. Tujuan

III. Tinjauan Pustaka

IV. Alat dan Bahan

V. Hasil Percobaan dan Pembahasan

VI. Simpulan

VII. Daftar Pustaka

Page 5: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

4

PRAKTIKUM I

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM (1)

1. Tujuan

a. Mahasiswa mampu mengenal berbagai jenis alat laboratorium

b. Mahasiswa mampu mengetahui nama, fungsi, dan prinsip kerja alat-

alat laboratorium

c. Mahasiswa dapat memperkirakan potensi bahaya yang ditimbulkan

alat-alat laboratorium

2. Materi

Saat beraktivitas dalam laboratorium, seperti praktikum atau

percobaan, banyak sekali berhubungan dengan berbagai macam

peralatan. Terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui macam-

macam peralatan laboratorium untuk mempermudah pelaksaanaan

kegiatan di laboratorium. Lebih lanjut, sangat penting sekali memahami

karakter dan prinsip alat-alat laboratorium sehingga alat-alat tersebut

dapat digunakan dengan optimal. Apabila penanganan alat tidak baik bisa

jadi alat yang akan atau sedang digunakan mengalami kerusakan.

Pengenalan alat secara baik juga dapat mengurangi resiko kecelakaan

yang dapat disebabkan oleh alat-alat laboratorium.

Alat laboratorium dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria

seperti bahan dan fungsi, serta cara menggunakan dan perawatannya.

Tidak ada aturan baku yang digunakan dalam mengelompokkan alat. Hal

ini disebabkan nama setiap alat biasanya menggambarkan fungsi dan

mekanisme prinsip kerja dari alat tersebut. Setiap alat memiliki nama yang

menunjukkan kegunaan, prinsip kerja atau proses yang terjadi pada alat.

Contohnya antara lain:

� alat yang bersifat mengukur, diakhiri dengan kata meter :

Thermometer, Hygrometer, Spectophotometer (Spektrofotometri),

terdapat juga alat ukur yang disertai dengan tambahan pencatat

Page 6: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

5

(disertai informasi tertulis), diakhiri dengan kata graph : Thermograph.

Tetapi tidak semua alat yang digunakan untuk mengukur mempunyai

nama diakhiri dengan salah satu dari kedua kata tadi.

� alat yang digunakan untuk menganalisis, biasanya menggunakan kata

analyzer, contohnya Chromatography gas analyzer. Alat ini berfungsi

untuk menganalisis bahan berbentuk cair atau gas menjadi gas

kemudian dianalisis kadarnya.

� alat yang berfungsi mengendalikan suatu kondisi yang diinginkan

umumnya disertai dengan kata controller, contohnya pH controller .

� alat yang berperan dalam suatu proses tertentu: Heater, Stirrer,

Recorder, dan Homogenizer.

� alat yang berfungsi untuk menghitung, disertai dengan kata counter,

contohnya Colony counter.

Alat-alat laboratorium, khususnya di laboratorium biologi, umumnya

dikelompokkan menurut jenis alat itu sendiri , seperti pengelompokkan

berikut ini:

a) Alat-alat optik teridiri dari mikroskop dengan pelengkapnya seperti

kaca objek; lup; binokuler; kamera; dan proyektor.

b) Alat-alat dan wadah ari kaca, dari porselen atau dari plastik terdiri

dari gelas kimia, labu erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, tabung

reaksi, mortar dan alu.

c) Alat-alat bantu terdiri dari sumbat karet, gabus, spatula, dan sikat

tabung.

d) Alat-alat bedah dan pengerat terdiri dari panci bedah, jarum,

gunting, pisau, dan pinset.

e) Alat peraga dan model terdiri dari kerangka, torso, kotak genetik, dan

charta.

f) Alat-alat ukur terdiri dari neraca, termometer, stop watch, dan

respirometer.

g) Alat-alat penopang/penumpu terdiri dari statif, kakitiga, kasa, dan

rak tabung reaksi.

Page 7: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

6

h) Alat-alat pemanas terdiri dari spiritus, bunsen, dan kompor gas.

i) Alat-alat untuk kegiatan lapangan terdiri dari kuadrat dan jala

plankton.

Berikut adalah penjelasan alat-alat dasar yang terdapat di laboratorium

secara umum:

1) Tabung reaksi

Digunakan untuk mencampur atau memanaskan larutan dalam jumlah

kecil, dan sebagai wadah dari media padat atau cair. Pada saat

dipanaskan, tabung reaksi harus dimiringkan dengan mulut tabung

menjauhi kita ataupun orang lain.

2) Gelas piala / Beaker gelas

Digunakan sebagai wadah larutan atau zat cair, dapat dipanaskan

(merek tertentu) dan memilki skala volume (ketelitiannya kurang).

3) Labu erlenmeyer

Dapat digunakan untuk membiakkan mikroba. Jika dalam keadaan

steril tutup mulut tabung menggunakan gabus atau kapas yang

dibungkus kain kasa.

4) Gelas ukur

Digunakan untuk mengukur volume larutan atau zat kimia dan jangan

digunakan untuk melarutkan atau mengencerkan. Pilih yang terbuat

dari kaca untuk larutan yang bersifat asam.

5) Pipet tetes

Dipakai untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil (tetes).

6) Pipet volume / pipet ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat cair

7) Pipet gondok

Digunakan untuk mengambil cairan yang volumenya tepat sesuai

dengan volume yang tertera pada pipetnya.

8) Cawan petri / petri dish

Digunakan sebagai tempat media agar atau lempeng agar yang akan

digunakan untuk pembenihan mikroba.

Page 8: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

7

9) Tabung Durham

Digunakan untuk menampung gas yang dihasilkan pada percobaan-

percobaan mikrobiologi.

10) Objek gelas dan gelas penutup

Digunakan untuk meletakkan preparat yang akan dilihat di bawah

mikroskop.

11) Mikroskop

Digunakan untuk mengamati suatu objek yang ukurannya sangat kecil

(mikroskopik) dengan cara memperbesar pandangan sehingga objek

dapat terlihat dengan jelas.

12) Jarum inokulasi dan lup inokulasi

Terbuat dari kawat platina atau nikrom (lebih murah harganya),

digunakan untuk mengambil mikroorganisme yang akan diinokulasikan

(ditanam).

13) Pembakar bunsen

Digunakan untuk memanaskan dan mensterilkan jarum inokulasi,

melarutkan dan mendidihkan medium.

14) Inkubator

Suatu kabinet yang dapat diatur suhunya dan digunakan untuk

menyimpan organisme atau menumbuhkannya pada suhu tertentu

(menyimpan biakan yang akan ditumbuhkan ).

15) Oven

Digunakan untuk sterilisasi kering media dan alat-alat yang tahan

terhadap panas (170oC selama 3 jam).

16) Autoklaf

Digunakan untuk sterilisasi basah media dan alat-alat menggunakan

uap air bertekanan tinggi pada suhu 121oC selama 15 menit.

Page 9: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

8

3. Prosedur kegiatan praktikum

a. Bacalah materi mengenai alat-alat dasar laboratorium

b. Lakukan pengamatan terhadap peralatan laboratorium yang ada di

laboratorium biologi Prodi pendidikan Biologi Untirta.

c. Identifikasilah alat-alat tersebut kemudian buatlah tabel

pengelompokkan alat berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan

asisten saat praktikum:

Tabel identifikasi alat-alat dasar

yang terdapat di Laboratorium Biologi Unirta

No Nama dan Gambar

Alat Fungsi

Keterangan (kondisi alat, bahan

pembuat alat, kuantitas/ukuran alat,

keterangan lain)

1

2

3 Dst

d. Identifikasi dan tempelkan gambar (boleh dengan foto) alat-alat yang

dioperasikan menggunakan sumber daya listrik pada kolom yang

disediakan beri nama dan jelaskan fungsinya !

Gambar 1

Ketrangan

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Gambar 2

Ketrangan

……………………………………

……………………………………

……………………………………

………………………………………

Page 10: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

9

4. Tugas

1. Sebutkanlah macam-macam alat pengukur volume!

2. Kelompokkan alat-alat pengukur volume berdasarkan ketelitian

dalam pengukuran

3. Sebutkan alat-alat laboratorium lainnya yang tidak diperagakan

(dijelaskan) saat praktikum serta sebutkan fungsinya!

4. Jelaskan resiko bahaya yang dapat dirimbulkan oleh alat-alat

laboratorium!

Tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas

pada lembar laporan praktikum

Page 11: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

10

PRAKTIKUM II

MIKROSKOP

1. Tujuan

a. Mahasiswa mampu menyebutkan bagian-bagian mikroskop

b. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi bagian-bagian dari mikroskop

c. Mahasiswa mampu mengoperasikan mikroskop dengan baik

d. Mahasiswa mengetahui cara merawat mikroskop

2. Materi

Salah satu alat penting pada kegiatan praktikum biologi adalah

mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita

dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Berdasarkan

kenampakan obyek yang diamati terdapat dua jenis mikroskop, yaitu

mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi

(mikroskop stereo), sedangkan berdasarkan sumber cahayanya,

mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti

gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan objek yang diperbesar

(Pelczar, 1986).

Terdapat dua jenis mikroskop elektron yaitu mikroskop elektron

transmisi (TEM) dan mikroskop elektron payar (SEM). Transmission

electron microscope digunakan untuk mempelajari ultra struktur objek,

contohnya ultra struktur internal sel. Scanning electron microscope

digunakan untuk melihat permukaan spesimen secara rinci karena

memperlihatkan gambar tiga dimensi (Campbell et al, 2002). Mikroskop

elektron biasanya dipakai untuk kegiatan penelitian terutama kajian

mengenai sel (sitologi). Perbesaran yang dihasilkan mikroskop elektron

sangat tinggi sehingga dapat memperlihatkan struktur yang tidak dapat

dilihat menggunakan mikroskop cahaya, hanya saja objek yang diamati

Page 12: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

11

tentu saja terbatas hanya pada spesimen mati. Sedangkan mikroskop

cahaya dapat digunakan untuk mengamati sel-sel yang hidup.

Menurut Wirjosoemarto dkk (2000) terdapat berbagai jenis

mikroskop cahaya, perbedaan tersebut terletak pada :

• Penggunaan lensa (okuler)

• Kekuatan lensa yang dipakai

• Sumber sinar (dari lampu yang terpasang atau cahaya matahari

yang dikumpulkan oleh cermin)

• Perlengkapan lain, seperti lensa (objektif) kontras fase untuk

melihat objek yang tidak diberi warna, kamera yang dapat

disambungkan dengan monitor TV

Melalui penjelasan sebelumnya maka jenis mikroskop cahaya dapat

digolongkan dalam lima jenis yaitu mikroskop monokuler tabung tegak dan

miring, mikroskop stereo, mikroskop binokuler, dan mikroskop trinokuler.

Mikroskop stereo digunakan untuk melihat benda secara tiga dimensi,

digunakan juga untuk pembedahan. Mikroskop trinokuler dapat dilengkapi

dengan kamera baik gambar diam maupun bergerak (video).

3. Prosedur kegiatan praktikum

a. Baca kembali materi mengenai mikroskop

b. Amati mikroskop yang ada di laboratorium, lengkapi keterangan

gambar di bawah ini dan jelaskan cara kerja mikroskop tersebut!

c. Tuliskan fungsi dari bagian-bagian mikroskop tersebut!

d. Jelaskan bagaimana cara perawatannya!

Page 13: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

12

b. Lengkapi keterangan gambar

Cara kerja:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

c. Fungsi bagian-bagian mikroskop yang ditunjukkan oleh gambar:

No Fungsi

1 ………………………………………………………………………………..

2 ………………………………………………………………………………...

3 ………………………………………………………………………………..

4 ……………………………………………………………………………......

5 ……………………………………………………………………………......

6 ……………………………………………………………………………......

7 ……………………………………………………………………………......

8 ……………………………………………………………………………......

Page 14: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

13

9 ……………………………………………………………………………......

10 ……………………………………………………………………………......

11 ……………………………………………………………………………......

12 ……………………………………………………………………………......

13 ……………………………………………………………………………......

14 ……………………………………………………………………………......

d. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merawat mikroskop:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 15: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

14

PRAKTIKUM III

BAHAN KIMIA

1. Tujuan

a. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar pengelompokan bahan

kimia.

b. Mahasiswa mampu menyebutkan kelompok bahan kimia dan

menjelaskan arti dari simbol-simbol yang menunjukkan sifat bahan

kimia

c. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menangani setiap kelompok

bahan kimia.

2. Materi

Zat (bahan) kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia

tertentu. Saat bekerja di laboratorium seringkali berhubungan dengan

bahan-bahan kimia. kegiatan perawatan dan penangananan bahan kimia

dilakukan agar bahan kimia dilaboratorium tertata dengan baik, teratur

dalam penyimpanannya sehingga bahan kimia siap pakai dan aman.

Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia juga perlu dikuasai oleh orang-

orang bekerja denagn bahan kimia karena hal tersebut akan memudahkan

dalam cara perawatan dan penanganannya.

Langkah yang harus ditempuh dalam penanganan bahan kimia,

terutama bahan kimia berbahaya, salah satunya dengan penyimpanan

yang benar dan pemberian label pada kemasan bahan kimia tersebut.

Terkait dengan penyimpanan bahan kimia, sebaiknya dilakukan

[engelompokkan kan dalam beberapa jenis bedasarkan sifatnya, yaitu:

BAHAN KIMIA BERACUN

Berbahaya terhadap kesehatan apabila terhirup atau kontak dengan kulit

bahkan dapat menyebabkan kematian bila sampai terhirup. Beberapa

Page 16: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

15

contohnya yaitu HCN (asam sianida), Hg (raksa), Pb (timbal), C6H6

(benzen), HgCl2 (sublimat), Iodium, Arsen.

Untuk mencegah dampak negatif atau pengamanannya adalah sebagai

berikut:

1. saat menggunakan harus selalu dalam keadaan tertutup dan

berada di tempat yang berventilasi baik

2. gunakan pelindung seperti sarung tangan dan jas lab

3. bahan harus selalu diberi label dan disimpan dalam lemari terkunci

4. tidak membaui zat kimia secara langsung dan harus segera cuci

tangan setelah pekerjaan selesai

5. apabila sampai tumpah ke lantai maka segera ditutup (ditaburi)

tanah atau pasir hingga terserap kemudian diuapkan dalam oven

BAHAN KOROSIF

Bahan korosif menimbulkan kerusakan apabila terkena jaringan dan

mengakibatkan cacat permanen. Umumnya berupa cairan yang tidak

terbakar, hanya menimbulkan panas dan dapat menyala jika terkena

udara, uap air, dan bahan yang mudah terbakar. Contohnya H2SO4

(asam sulfat), CH3COOH (asam asetat), fenol, formaldehid.

Pengamanannya sebagai berikut:

1. disimpan di tempat yang sesuai dan dilakukan pengontrolan secara

berkala

2. mengikuti aturan pemakaian, pembuangan yang tertera pada label

3. simpan stok dalam jumlah sedikit

4. gunakan pelindung

5. apabila terkena tumpahan dan terjadi kontak dengan kulit segera

cuci dengan air dan sabun

BAHAN MUDAH MELEDAK

zat padat / cair atau campuran keduanya, bereaksi dan menghasilkan gas,

contohnya Na atau K dengan air, nitrat dengan eter, HNO3 (asam nitrat)

dengan Mg atau Zn. Botol bekas pelarut yang kosong lebih mudah

Page 17: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

16

terbakar dan berbahaya dibandingkan saat terisi, penuh karena terjadi

pencampuran dengan uap dan udara. Ledakan dicegah dengan cara :

1. melakukan eksperimen di udara terbuka atau di lemari uap

2. apabila sifat bahan tersebut belum jelas, gunakan terlebih dulu

dalam jumlah kecil dalam penangas air

3. menggunakan masker pelindung saat melakukan pekerjaan

4. gunakan peralatan yang kondisinya baik, contohnya terbuat dari

kaca tebal dan stabil oleh tekanan (tidak mudah pecah)

BAHAN OKSIDATOR

Bahan oksidator dapat menghasilkan O2 (oksigen) sehingga dapat

memicu kebakaran pada bahan lain, contohnya H2O2 (hidrogen

peroksida), KMnO4 (kalium permanganat), KClO3 (kalium klorat).

Terdapat dua jenis oksidator yaitu oksidator organik dan anorganik.

Sifat oksidator organik: menimbulkan ledakan yang dahsyat (peroksida)

Sifat oksidator anorganik: menimbulkan api atau kebakaran, tingkat

bahaya mengalami kenaikan seiring dengan naiknya suhu. Akan sangat

berbahaya apabila tercampur dengan bahan-bahan yang mudah terbakar

seperti kayu, kertas, atau belerang. Sebaiknya disimpan dalam lemari

yang tidak mudah terbakar seperti tembok atau besi.

BAHAN HIGROSKOPIS

Zat kimia yang mudah menangkap uap air di udara, contohnya yaitu soda,

sodium sulfida, timah klorida, amonium asetat, kalsium oksida, kupri sulfat,

kromium sulfat , kalsium oksida, sodium bromida, potassium nitrat, nikel

klorida, mangan nitrat dll.

BAHAN MUDAH TERBAKAR

Mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran bila

terkena panas atau api, contohnya P (fosfor), C2H5C2H5 (eter), C6H6

(benzen), toluen, asetaldehid, asam asetat, etil alkohol. Bahan cair mudah

terbakar bersifat:

Page 18: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

17

1. mudah menguap, dalam kondisi normal uap cairan mudah terbakar

dibandingkan cairannya.

2. kecepatan penguapan setiap jenis zat berbeda sebanding dengan

kenaikan suhu. uap cairan tidak dapat dilihat sehingga sulit

dideteksi kecuali menggunakan indikator untuk gas mudah

terbakar.

3. sebagian besar uap lebih berat dari udara sehingga cenderung

mudah terhisap karena berada di permukaan lantai.

4. mudah berdifusi sehingga mengkontaminasi seluruh ruangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat bekerja dengan bahan ini yaitu:

a. jangan dipanaskan secara langsung pada permukaan panas,

sebaiknya menggunakan penangas air

b. disimpan pada tempat yang ventilasinya baik

c. untuk berjaga-jaga, sediakan alat pemadam kebakaran atau kain

basah atau pasir untuk menangani api yang kecil

d. isi gelas kimia hanya setengah dari kapasitasnya dan gunakan

batu didih untuk menghindari letupan

e. saat penyimpanan tidak disatukan bahkan berdekatan dengan

bahan pengoksidasi atau bahan korosif

f. botol stok (penyimpanan) tidak diisi penuh, sisakan 1/8 bagian

untuk udara. Botol terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar

serta jauhkan dari sumber api

g. untuk bahan berbentuk padat, disimpan di tempat sejuk, jauhkan

dari bahan lembab, air/cairan mudah terbakar, bahan

pengoksidasi, dan asam

Untuk memudahkan pengenalannya maka setiap bahan kimia diberi

simbol bahaya, umumnya simbol tersebut sebagai berikut:

a. eksplosive (mudah meledak), simbolnya kaca pecah

b. oksidator, bersimbol nyala api

c. mudah terbakar, bersimbol nyala api

d. beracun, bersimbol tengkorak

e. korosif, bersimbol benda dan anggota tubuh yang rusak

Page 19: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

18

Gambar-gambar di bawah ini adalah simbol-simbol yang umum

dipakai untuk mengenali jenis-jenis bahan kimia berbahaya.

A B C

D E F

Gambar 1. A. Simbol beracun (toxic), B. Korosif, C. Eksplosive,

D. Berbahaya, E. Oksidator, F. Mudah terbakar

(sumber : www.gcsechemistry.com)

Mengenal sifat dan jenis bahan kimia akan memudahkan dalam

menentukan rusak tidaknya suatu zat kimia di laboratorium. Bahan kimia

yang telah rusak tentu saja akan mempengaruhi keberhasilan reaks-reaksi

kimia yang dilakukan di laboratorium, selain juga akan meningkatkan

resiko bahaya yang timbulkan bahan-baha kimia tersebut. Beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi kerusakan zat kimia

a. Zat kimia dalam bentuk padat adalah:

1. Perubahan wujud/bentuk

Contoh: senyawa Natrium Hidroksida (NaOH) padat, Kalium

Hidroksida (KOH), bila penyimpanannya tidak baik dan wadahnya

tidak tertutup dengan rapat serta ditempatkan pada kondisi yang

Page 20: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

19

tidak kering, zat tersebut mudah menyerap air dari udara dan akan

meleleh kemudian mencair.

2. Perubahan warna

Contoh: Senyawa CuSO4. 5 H2O. pada keadaan yang baik zat

padat tersebut berwarna biru, namun pada kondisi yang sudah rusak

akan berubah warna menjadi putih. Larutan KI yang tidak berwarna

akan berubah menjadi warna kuning.

b. Zat kimia dalam bentuk cair adalah:

1. Terjadi perubahan warna larutan

2. Terbentuk endapan

3. Menimbulkan bau atau menghasilkan gas

4. Bila zat cair dalam laboratorium sudah menimbulkan gejala seperti

itu sebaiknaya zat tersebut dibuang pada tempat yang disarankan,

contohnya bila larutannya encer bisa langsung dibuang di bak pasir.

3. Prosedur kegiatan Praktikum

Tidak ada aturan baku mengenai pengelompokkan bahan kimia.

Umumnya bahan kimia dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Amati

bahan kimia yang ada di laboratorium. Identifikasi bahan-bahan tersebut

dan kelompokkan berdasarkan sifatnya!

Asam

No. Nama bahan kimia (nama dan rumus kimia)

Keterangan (simbol bahaya pada kemasan,

dll.) 1. 2.

Dst.

Basa

No. Nama bahan kimia (nama dan rumus kimia)

Keterangan (simbol bahaya pada kemasan,

dll.) 1. 2. Dst.

Page 21: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

20

Korosif

No. Nama bahan kimia (nama dan rumus kimia)

Keterangan (simbol bahaya pada kemasan,

dll.)

1. 2. Dst.

Oksidator

No. Nama bahan kimia (nama dan rumus kimia)

Keterangan (simbol bahaya pada kemasan,

dll.) 1. 2. Dst.

Karsinogen

No. Nama bahan kimia (nama dan rumus kimia)

Keterangan (simbol bahaya pada kemasan,

dll.) 1. 2. Dst.

4. TUGAS (tulis jawaban pada laporan praktikum)

1. Jelaskan pengertian atom, molekul dan ion!

2. Jelaskan perbedaan istilah-istilah unsur, senyawa, dan campuran.

Berikan contohnya!

3. Carilah simbol-simbol bahaya lainnya dari bahan kimia (yang tidak

terjealskan) di modul ini, jelaskan maksudnya dan berikan contoh-

contoh bahan kimianya!

Page 22: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

21

PRAKTIKUM IV

TEKNIK DASAR PEMBUATAN LARUTAN KIMIA

1. Tujuan

a. Mahasiswa diharapkan mampu dan terampil melakukan prosedur

kerja dasar seperti menimbang bahan padat, mengukur volume bahan

cair, menuang larutan, menyaring, dan memanaskan.

b. Mahaiswa terampil melakukan prosedur kerja pelarutan dan

pengenceran

2. Materi

LARUTAN

Sebagian besar bahan kimia yang digunakan dan reaksi kimia yang

terjadi dalam bentuk larutan. Pembuatan suatu larutan memerlukan zat

pelarut dan zat terlarut. Zat terlarut ataupun pelarut tersebut dapat berupa

zat padat, cair ataupun gas. Ketepatan kualitas maupun kuantitas

pembuatan larutan sangat menentukan keberhasilan reaksi-reaksi kimia

yang dikerjakan di laboratorium. Oleh karena itu, selain pengenalan

bahan-bahan kimia beserta sifatnya, seseorang yang bekerja di

laboratorium juga dituntut untuk memikili keterampilan dalam menimbang

bahan padat, mengukur volume bahan cair, dan menuang larutan, serta

kemampuan dalam menyaring serta memanaskan larutan

Banyak kegiatan praktikum yang menggunakan bahan kimia padat.

Bahan kimia padat mudah terkontaminasi oleh air dan bahan kimia lain.

Oleh karena itu sebaiknya pada botol atau tempat penyimpanan diberi

label yang jelas sehingga sendok atau spatula hanya digunakan untuk

satu jenis bahan kimia saja.

Cara mengambil bahan kimia dalam jumlah sedikit dari botol stok

sebagai berikut:

• ambil bahan kimia dengan menggunakan sendok atau spatula

• tempatkan bahan tersebut pada lembar kertas yang kering

Page 23: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

22

• kemudian lipat bagian tengah kertas

• pindahkan bahan kimia tadi ke tabung reaksi atau mulut botol yang

lebih kecil melalui kertas tadi

• gunakan tabung reaksi yang benar-benar kering

Penimbangan bahan kimia padat menggunakan timbangan yang

jenis timbangannya disesuaikan dengan tingkat ketelitian pengukuran

bahan kimia padat.

Pengambilan bahan kimia cair dari botol larutan stok dapat

dilakukan dengan cara menuang ke dalam botol atau wadah yang telah

disediakan ataupun menggunakan pipet tetes atau mikropipet tergantung

ketelitian volume yanga akan digunakan. Sementara itu, pengukuran

bahan kimia cari dapat mengguanakn gelas-gelas kimia yang memiliki

ukuran (beaker glass. Erlen meyer ataupun gelas ukur) yang tersedia

dalam laboratorium.

PELARUTAN DAN PENGENCERAN

Setiap zat padat, cair ataupun gas memiliki kemampuan melarut

berbeda di dalam suatu pelarut. Perbedaan wujud ini memberi indikasi

bahwa pelarutan harus menggunakan cara-cara tertentu. Proses

pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan dan proses

pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut

pengenceran.

Dalam pembuatan larutan dari padatan, teknik pelarutan yang

harus diperhatikan adalah:

a. Sifat analisis: tetapkan apakah akan melakukan analisis kuantitatif

atau kualitatif (sesuaikan dengan tujuan analisis).

b. Kuantitas larutan (volum, konsentrasi): tetapkan sesuai dengan

kebutuhan.

c. Kuantitas zat padat (rumus, kelarutan, massa): tetapkan rumus zat

padat (kristal), daya larut dan massa padatan yang akan dilarutkan

(dihitung).

d. Sifat zat padat: tetapkan apakah stabil, higroskopis, atau dapat

bereaksi dengan air.

Page 24: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

23

e. Alat ukur massa (neraca): jika kualitatif gunakan neraca T atau Sa

dan jika kuantitatif gunakan neraca T dan neraca A.

f. Alat ukur volum: jika kualitatif gunakan gelas ukur dan jika kuantitatif

gunakan labu takar.

g. Pelarutan

• jika kualitatif pindahkan padatan kedalam gelas kimia dan larutkan

dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan kedalam gelas ukur

dan tuang akuades sampai tanda batas.

• jika kualitatif pindahkan dulu seluruh padatan kedalam gelas kimia

dan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan

seluruhnya secara kuantitatif kedalam labu takar lewat corong;

tambahkan akuades sedemikian; keringkan bagian atas skala; lalu

secara tetes per tetes sampai tanda batas volum; tutup labunya dan

homogenkan.

Pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya

disebut pengenceran. Hubungan pengenceran Molar (M), hubungan

matematis yang diterapkan:

Keterangan: V= volume cairan (L);

M= molaritas (mol/L)

Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volume dan

teknik pelarutan (teknik pencampuran). Teknik pengukuran volume bahan

kimia cair yang pekat harus dilakukan di ruang asam dan pembacaan

skala volumenya harus sesegera mungkin. Selanjutnya terkait teknik

pelarutan, ketika mencampur atau pelarutan, segera alirkan perlahan

cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelas kimia berisi akuades,

yang diikuti dengan penambahan volume akuades sesuai dengan

kekurangan akuades sampai di dapat volume larutan yang diinginkan.

V1 x M1 = V2 x M2

Page 25: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

24

Teknik pengenceran dari larutan tidak terlalu pekat menjadi larutan

yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah dilakukan dan tidak

perlu diruang asam, dengan cara:

� lakukan perhitungan pengenceran

� mengukur larutan pekat dengan gelas ukur, sesuai dengan hasil

hitung (nenuangkan larutan lebih pekatnya kedalam gelas ukur

sampai volumenya mendekati tanda batas volume yang diinginkan,

lalu menambahkan tetes per tetes larutan pekatnya sampai mencapai

volume yang sesuai hasil hitung).

� Tambahkan akuades sampai mencapai volume akhir yang

diharapkan.

3. Prosedur kegiatan praktikum

Lakukanlah prosedur kerja berikut ini:

1. Perhitungan Kimia � Molaritas (M)

M = mol/L mol = gr/mr (Ar)

2. Pengenceran (b/b), (v/v), (b/v)

V1.M1 = V2.M2

Contoh Pembuatan Larutan:

1. Larutan Bromthymol Blue (BTB)

• BTB sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 75 ml etil alkohol 50%

• Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 N sampai berwarna biru cerah

• Selanjutnya ditambahkan kembali etil alkohol 50% hingga

volumenya menjadi 100 ml

2. Larutan NaOH 0,1 N

• NaOH pelet ditambahkan aquades dengan perbandingan 1: 1

kemudian diaduk hingga NaOH larut

• Biarkan hingga 1 hari sampai semua karbonat mengendap

• Dari larutan tadi, untuk membuat konsentrasi 0,1 N maka diambil

sebanyak 5,4 ml lalu ditambahkan aquades hingga 1000 ml

Page 26: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

25

3. Larutan asam nitrat encer

• Asam nitrat sebanyak 100 ml ditambahkan aquades 25 ml

• Kemudian dididihkan hingga tidak berwarna

4. Melakukan pengenceran dari larutan stok yang tersedia di

laboratorium

4. TUGAS (tulis jawaban pada laporan praktikum)

1. Jelaskan bagaimana cara membaca volume larutan menggunakan

gelas ukur!

2. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi zat!

3. Sebutkan dan jelaskan secara lengkap satuan-satuan yang

menyatakan konsentrasi larutan!

Page 27: penuntun prakt.penglab 2013 (bab 1234).pdf

26

Referensi

Adisenjaja, Y.H. (1995). Keterampilan dasar pembuatan larutan.

Makalah ; Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan laboratorium

MIPA LPTK. Bandung.

Adisenjaja, Y.H. (1995). Pengenalan bahan kimia dan penyimpanannya.

Makalah ; Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan laboratorium

MIPA LPTK. Bandung.

Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan

Prosedur dasar Laboratorium. Penerbit PT Gramedia. Jakarta

Mahdi, C., C. Cahyani. 1982. Pengantar Bekerja di Laboratorium Kimia.

Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya. Malang

Pelczar dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. UI-Press.

Jakarta.

Wirjosoemarto, Koesmadji (2000). Teknik Laboratorium. Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung.