bab 12

23
TEORI AKUNTANSI RINGKASAN MATERI BAB 12 PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF O OLEH : KETUT MITHA APRIANI NIM 1214081079 AKUNTANSI PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS

Upload: tamitamita

Post on 25-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teori ak

TRANSCRIPT

TEORI AKUNTANSI

RINGKASAN MATERI BAB 12

PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF

O

OLEH :

KETUT MITHA APRIANINIM 1214081079

AKUNTANSI PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

PENGUNGKAPAN

Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan.

FASB mengidentifikasi lingkup (scope) informasi yang dipandang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit sebagai berikut:

Statemen keuangan (financial statements)

Catatan atas statemen keuangan (notes to financial statemens)

Informasi pelengkap (supplementary informtion)

Sarana pelaporan keuangan lain (other means of financial reporting)

Informasi lain (other information)

Fungsi dan Tujuan Pengungkapan

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.

Pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk :

1. Tujuan melindungi.

Dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naf perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos statement keuangan.

1. Tujuan informatif.

Dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu.

1. Tujuan kebutuhan khusus.

Merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif.

Keluasan dan Kerincian Pengungkapan

Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan. Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan.

Kendala Pengungkapan

Berbagai hal menjadi pertimbangan penyusun standart atau badan pengawas untuk menentukan seberapa banyak informasi harus diungkapkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangkan atau menjadi kendala dalam pengungkapan. Kendala pada umumnya timbul dari kaca mata perusahaan.

Pengungkapan Wajib dan Sukarela

Pengertian :

Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang dwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas

Teori Persignalan (signaling theory) melandasi pengungkapan sukarela. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya akan menarik dan diminati oleh investor dan pemegang saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik (good news)

Penelitian akademik mengungkapkan semakin besar perusahaan semakin banyak pengungkapan sukarela yang disampaikan. Pengungkapan sukarela ini merupakan solusi atas kendala pengungkapan secara penuh

Regulasi Pengungkapan

Beberapa argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi. Alasan tersebut adalah :

1. Penyalahgunaan (abuse)

Semua regulasi diarahkan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dan kecurangan (fraud) oleh para pelaku pasar modal terutama dalam masalah pengungkapan

1. Eksternalitas (externalities)

Eksternalitas merupakan salah satu alasan diperlukannya regulasi. Ekternalitas terjadi Ketika tindakan satu pihak (dalam hal ini pengungkapan informasi) memengaruhi pihak lain yang diuntungkan tanpa menanggung kos atau dirugikan tanpa dikompensasi. Kegagalan pasar dapat diatasi dengan regulasi untuk mendorong pengungkapan informasi sebagai tindakan kolektif (collective action) bukan tindakan individual atau sukarela

1. Asimetri informasi (information asymmetry)

Karena manajemen dan investor/kreditor merupakan pihak yang terpisah dan hubungan kedua pihak tersebut dapat dipandang sebagai hubungan keagenan, dikhawatirkan akan terjadi asimetri informasi antara kedua pihak tersebut dengan manajemen sebagai pihak yang lebih menguasai informasi.

Regulasi yang mewajibkan informasi tertentu diungkap secara public akan mengurangi asimetri informasi baik antara manajemen dan investor maupun antara para investor sendiri

1. Keengganan manajemen (management reluctance)

Karena kepentingan sendiri, manajemen cenderung enggan untuk mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan umum. Regulasi dapat menyeimbangkan kepentingan tersebut

Apa yang Diungkap?

Pengungkapan meliputi statemen keuangan itu sendiri dan semua informasi pelengkap. Penyusun standar dan badan pengawas seperti SEC dan BAPEPAM mengeluarkan ketentuan tentang apa yang harus diungkapkan

SEC mewajibkan perusahaan public untuk menyusun dua laporan tahunan. Satu laporan tahunan harus diserahkan ke SEC untuk memenuhi ketentuan dalam Securities Exchange Act 1934 dan satu laporan tahunan harus disusun untuk keperluan pemegang saham dan pihak eksternal lainnya

Peraturan SEC yang berkaitan dengan pelaporan dan pengungkapan antara lain :

1. Securities Exchange Act 1934 yang harus dipenuhi dengan mengisi Form 10-K. formulir ini berisi jenis-jenis informasi apa yang harus diungkapkan dalam rangka pelaporan ke SEC

PART I

ITEM 1. Description of Business

ITEM 2. Description of Properties

ITEM 3. Legal Proceedings

ITEM 4. Submission of Matters to a Vote of Security holders

PART II

ITEM 5. Market for Registrants Common Equity, Related Stockholder Matters

ITEM 6. Selected Financial Data

ITEM 7. Managements Discussion and Analysis of Financial Condition and Results of Operations

ITEM 8. Financial Statements and Supplementary Data

ITEM 9. Changes in and Disagreements with Accountants on Accounting and Financial Disclosure

PART III

ITEM 10. Directors, Executive Officers of the Registrant and Corporate Governance

ITEM 11. Executive Compensation

ITEM 12. Security Ownership of Certain Beneficial Owners and Management

ITEM 13. Certain Relationships and Related Transactions

PART IV

ITEM 14. Exhibits, Financial Statement Schedules and Reports on Form 8-K

1. Regulation S-X yang berisi ketentuan tentang format, isi, dan persyaratan statemen keuangan. Peraturan ini juga merupakan aturan pelaksanaan Securities act 1933 dalam rangka registrasi

1. Regulation S-K yang memuat ketentuan tentang pengungkapan statemen nonfinansial. Ketentuan ini juga merupakan aturan pelaksanaan Securities Act 1933

Pernyataan standar (SFAS) secara khusus memberi pedoman tentang pengungkapan

SFAS No 1Disclosure of Foreign Currency Translation Information

SFAS No 30Disclosure of Information about Major Customers

SFAS No 36Disclosure of Pension Information

SFAS No 47Disclosure of Long-term Obligation

SFAS No 69Disclosure about Oil and Gas Producing Activities

SFAS No 81Disclosure of Postretirement Health Care and Life Insurance Benefits

SFAS No 105Disclosure of Information about Financial Instruments with Off-Balance-Sheet Risk and Financial Instruments with Concentrations of Credit Risk

SFAS No 107Disclosure about Fair-Value of Financial Instruments

SFAS No 119Disclosure about Derivative Financial Instruments and Fair Value of Financial Instruments

SFAS No 129Disclosure of Information about Capital Structure

SFAS No 131Disclosure about Segments of an Enterprise and Related Information

SFAS No 132Employers Disclosure about Pensions and Other Post Retirement Benefit

Dalam kenyataannya, SEC bekerja sama dengan FASB dan AICPA. Kalau SEC lebih berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran public dan penawaran public perdana

FASB lebih berfokus pada bagaimana mengungkapkan atau format pengungkapan terutama dalam pelaporan keuangan

Adanya dua badan pengatur yang hubungan seperti itu disebut dengan struktur pengaturan ganda (dual regulatory structure). Struktur ini mempunyai beberapa keuntungan bagi SEC, yaitu :

1. Dimungkinkan bagi SEC dengan staf yang terbatas untuk memanfaatkan keahlian dari profesi tanpa harus membayarnya. SEC dapat menggunakan dan mengacu standar profesi sebagai ketentuannya atau tidak memberlakukan

1. Badan penyusun standar (FASB) menjadi perisai terhadap kritik yang akan dilayangkan ke SEC seandainya SEC merupakan autoritas tunggal

1. Keberterimaan (acceptability dan acceptedness) suatu peratutan oleh manajemen dan auditor menjadi lebih besar

Struktur pengaturan di Indonesia kurang lebih sama dengan yang diterapkan di Amerika yaitu struktur pengaturan ganda (IAI dan BAPEPAM). Dalam hal ini, BAPEPAM lebih berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran public dan penawaran public perdana

IAI lebih berfokus pada bagaiman mengungkapkan atau format pengungkapan terutama dalam pelaporan keuangan eksternal. Ketentuan IAI dapat diberlakukan pula untuk perusahaan swasta (nonpublik)

Jenis-jenis informasi yang memerlukan pengungkapan

1. Penjelasan kualitatid atau deskriptif terhadap data kuantitatif yang tertuang dalam statemen keuangan tradisional

1. Prakiraan keuangan (financial forecast)

1. Kebijakan akuntansi (accounting policies)

1. Perubahan akuntansi (accounting changes)

1. Peristiwa pascastatemen (poststatement events)

1. Segmen usaha

Berbagai Proposal

Setelah model inti disarankan dalam symposium di Pennsylvania, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kebermanfaatan pengungkapan akuntansi di Amerika. Hal ini ditandai dengan dibentuknya beberapa komite studi baik oleh profesi (AICPA) maupun oleh badan pengawas (SEC)

AICPA membentuk Komite Jenkins (Jenkins Committee) pada tahun 1991 yang ditugasi untuk mengembangkan model pelaporan yang lebih memenuhi kebutuhan pemakai. Komite Jenkins juga ditugasi untuk mengajukan rekomendasi tentang karakteristik informasi yang harus disediakan oleh manajemen dan batas-bbatas auditor harus mengungkapkan berbagai aspek dari informasi tersebut

Model pelaporan oleh Komite Jenkins

1. Data keuangan dan nonkeuangan

Statemen keuangan dan pengungkapan yang berkaitan

Data operasi level-atas dan pengukur kinerja yang digunakan secara internal oleh manajemen untuk mengelola perusahaan

1. Analisis manajemen terhadap data keuangan dan nonkeuangan

Alasan untuk perubahan dalam data keuangan maupun nonkeuangan, dan jenis (identitas) dan efek masa lalu beberapa trend kunci (key trends)

1. Informasi ke-depan (forward-looking information)

Kesempatan dan risiko, terutama yang berkaitan dengan trend kunci

Rencana manajemen, termasuk factor sukses kritis (critical success factors)

Perbandingan kinerja perusahaan actual (realisasi) dengan kesempatan, risiko, dan rencana yang telah diungkapkan sebelumnya

1. Informasi tentang manajemen dan pemegang saham

Direktur, manajemen, kompensasi, pemegang saham utama, dan transaksi serta hubungan antarpihak berhubungan istimewa

1. Latar belakang tentang perusahaan

Tujuan dan strategi perusahaan

Lingkup dan deskripsi usaha dan kekayaan (properties)

Dampak struktur industry terhadap perusahaan

Komisioner SEC, Steven William, juga mengajak semua yang terlibat dalam pelaporan keuangan untuk memikirkan suatu model pelaporan yang data menjawab tantangan perubahan konstelasi dunia bisnis dan ekonomik, pada tahun 1995

William mengusulkan suatu model pengungkapan yang disebut model pelaporan alternatif lima-lapis (a five-layer alternative reporting model), yaitu :

Lapis pertama : pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan yang sama dengan model yang sekarang berlaku (model statemen keuangan sebagai sentral)

Lapis kedua : pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan tetapi bermasalah dalam hal reliabilitas pengukuran seperti nilai merek dagang

Lapis ketiga : pos-pos yang tidak begitu memenuhi kriteria reliabilitas dan definisi seperti misalnya kepuasan konsumen

Lapis keempat : pos-pos yang memenuhi kriteria pengukuran, keterandalan, dan keberpautan tetapi tidak memenuhi definisi elemen seperti angka sensitivitas-risiko

Lapis kelima : pos-pos yang tidak memenuhi definisi elemen dan juga tidak dapat diukur secara terandalkan seperti kapital intelektual karyawan

Metoda Pengungkapan

Metoda pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi disajikan kepada pemakai dalam satu perangkat pernyataan keuangan beserta informasi lain yang berpaut.

Pos Statement Keuangan

Informasi keuangan dapat diungkapkan melalui statement keuangan dalam bentuk pos atau elemen statement keuangan sesuai dengan standar tentang definisi, pengukuran, penilaian, dan penyajian.

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :

Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan

Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca

Catatan Kaki

Catatan kaki (footnotes) atau catatan atas statement keuangan merupakan metoda pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis atau tidak memenuhi kriteria untuk disajikan dalam bentuk pos atau elemen statement keuangan.

Contoh pengungkapan dengan catatan kaki yang ditunjukkan oleh PSAK No.1 pasal 65 dan 69 sebagai berikut :

65 Perusahaan mengungkapkan dalam laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan ; jumlah dividen per saham yang diumumkan.

69 Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :

Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting

Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas

Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar

Catatan kaki harus digunakan dengan penuh kearifan karena memang ada keunggulan dan kelemahan. Beberapa keunggulan catatan kaki sebagai berikut :

Mengungkapkan informasi nonkuantitatif tanpa harus menganggu penyajian utama dalam statement keuangan.

Mengungkapkan kualifikasi (pengecualian) dan pembatasan pos-pos tertentu dalam statement keuangan

Mengungkapkan rincian pos-pos tertentu yang dianggap penting tanpa mendistraksi jumlah total suatu pos atau tanpa menganggu susunan penyajian pos-pos dalam statement

Mengungkapkan hal-hal yang bersifat kuantitatif atau deskriptif yang tidak memenuhi kriteria pengakuan tetapi untuk disampaikan atau yang mempunyai arti penting sekunder.

Mempertahankan statement keuangan sebagai ciri-ciri central pelaporan keuangan dengan ringkas dan jelas meskipun catatan kaki merupaka bagian integralnya.

Adapun beberapa kelemahan catatan kaki sebagai berikut :

Catatan kaki sering dilewatkan oleh pembaca karena memuat banyak kalimat daripada angka sehingga sulit dibaca.

Catatan kaki kurang menjelaskan sendiri disbanding penyajian pos dalam statement keuangan

Kompleksitas perusahaan cenderung menempatkan catatan kaki menjadi sasaran atau fokus pelaporan daripada statement keuangan itu sendiri

Catatan kaki sering dijadikan substitusi untuk menyajikan suatu informasi sebagai pos statement keuangan

Catatan kaki dapat membingungkan pembaca jika isinya menegasi atau berlawanan dengan apa yang disajikan dalam statement keuangan

Penjelasan dalam Kurung

Penjelasan singkat berbentuk tanda kurung mengikuti suatu pos dapat dijadikan cara untuk mengungkapkan informasi.

Pengungkapan dalam bentuk tanda kurung lebih konvensi daripada sebagai ketentuan standar akuntansi.

Istilah Teknis

Istilah teknis dan strategis merupakan bagian dari pengungkapan.

Bila telah menggunakan standar akuntansi, penyusunan laporan atau auditor tidak harus selalu mengikuti standar jika istilah merasa kurang tepat.

Bila istilah dalam standar telah dirasa tepat, penyusunan laporan tidak perlu memberi uraian deskriptif hanya karena kekhawatiran analis bingung dalam mengenal standar penyusunan laporan.

Lampiran

Menambah tetapi tidak mengganti statemen keuangan pokok.

Dapat berupa penyusunan kembali statemen keuangan pokok dengan format yang berbeda untuk melayani kebutuhan tertentu.

Dapat berisi rincian suatu pos yang tidak dapat disajikan dalam bentuk catatan kaki atau catatan atas statemen keuangan.

Banyak dijumpai dalam laporan tahunan atau laporan ke badan pengawas (BAPEPAM).

Komunikasi Manajemen

Merupakan sarana untuk menyampaikan apa yang menjadi visi, ambisi, dan berbagai gagasan atau penjelasan yang tidak mungkin disampaikan via statemen keuangan. Umumnya disampaikan dalam laporan tahunan (annual report) berupa:

1. Surat ke pemegang saham

Dimuat dalam laporan tahunan yang memuat tanggapan atau penjelasan umum direksi tentang apa yang telah dicapai dan upaya apa saja yang telah dilakukan serta apa yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan visi misi perusahaan

2. Laporan dewan komisaris

Berisi pandangan umum tentang kinerjamanajemen secara keseluruhan juga berisi persetujuan dewan komisaris terhadap statemen keuangan yang disajikan manajemen serta usulan yang berkaitan dengan dividen

3. Laporan direksi

Menjelaskan dan menguraikan perubahan-perubahan penting dalam posisi keuangan dan hasil operasi tahun berjalan dibanding tahun sebelumnya

4. Diskusi dan analisis manajemen/DAM

Berisi:

a. Analisis perubahan hasil operasi terutama laba atau rugi, laba kotor penjualan, dan biaya administrasi/pemasaran

b. Analisis likuiditas, sumber pendanaa, penggunaan pinjaman, serta analisis investasi

c. Harapan manajemen masa datang tentang kondisi politik, sosial, dan ekonomi dan hal-hal yang mungkin terjjadi akibat ketidakpastian kondisi sekarang

d. Tanggapan dan harapan manajemen terhadap kejadian atau perubahan nonfinansial yang memengaruhi operasi manajemen

e. Rencana perubahan kebijakan penting di masa datang

f. Renaca pengeluaran kapital serta riset dan pengembangan

g. Analisis statemen keuangan yang diwujudkan dalam bentuk rasio dan trend beserta interpretasinya

SARANA INTERPRETIF

Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan melalui media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri.

Sarana interpretif adalah upaya-upaya untuk meningkatkan kebermanfaatan rerangka akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk mengatasi kelemahan kos historis sebagai basis penilaian. Terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan teori ini, yaitu dengan berjalannya waktu, nilai berubah sementara kos tidak, dan apakah rerangka akuntansi pokok diganti atau sekadar ditambah sarana interpretif.

Kos dan Nilai

Dalam kondisi yang normal kos yg terjadi dapat dianggap menyatakan nilai pasar (market value) suatu sumber ekonomik pada saat ia dibeli atau diperoleh. Nilai ada;ah persepsi orang terhadap manfaat atau utilitas suatu objek yang dinyatakan dalam satuan pengukur (biasanya unit moneter). Pada awalnya kos dan nilai adalah identik. Dengan berlalunya waktu, nilai suatu sumber ekonomik dapat berubah sebagaimana ditunjukkan oleh kos yg berlaku sekarang (current input cost) atau harga pasar sumber ekonomik yang sama. Bila hal ini terjadi maka kos tercatat (actual cost) yg melekat pada suatu sumber ekonomik menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itulah, timbul gagasan untuk mengganti kos tercatat (recorded cost) dengan basis lain dalam sistem akuntansi.

Argumen Pendukung

Argumen utama pendukung gagasan tersebut adalah keberpautan keputusan sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan manjemen maupun pihak luar. Untuk kepentingan manjemen, perhitungan laba tiap periode hendaknya mencerminkan dengan jelas perubahan ekonomik penting termasuk rugi (losses) dan untung (gains) yg belum terealisasi yg terjadi akibat penurunan dan kenaikan nilai faktor-faktor jasa yg masih belum digunakan.

Argumen Penyanggah

Paton dan Littleton (1970) berpendapat bahwa adanya perubahan nilai tidak berarti bahwa rerangka akuntansi pokok berbasis kos tidak lagi bermanfaat sehingga harus diganti.

Keterandalan Data

Penggantian kos dengan nilai taksiran biasanya akan menghasilkan penyajian angka laba yang kurang dapat dipercaya. Pergeseran kos dengan nilai taksiran akan mengakibatkan statemen laba rugi yg kurang memuaskan dtinjau dari sudut yuridis dibandingkan dengan laporan yang disusun atas kos historis. Maksudnya, auditor tidak mempunyai basis yg kuat untuk menunjukkan bahwa angka akuntansi merupakan angka kesepakatan yg timbul dari berbagai kontrak sebagai bukti audit.

Saling Kompensasi Antarperioda

Karena kompensasi kenaikan atau penurunan kos operasi total akibat penyesuaian kos faktor jasa tertentu (menjadi nilai pengganti) yg dibebankan keperiode sekarang. Penggunaan nilai pengganti akan tidak praktis dan kurang manfaatnya. Penggantian angka kos ini sama sekali percuma ditinjau dari sudut pandangan pengukuran laba bersih periodik, karena dalam jangka panjang penyesuaian ke kos pengganti akan netral. Bila kos pengganti toh tetap akan diterapkan maka hal terbaik yg masih dapat diterima adalah suatu revaluasi faktor-faktor jasa yg belum dikonsumsi pada akhir periode saja bukannya revisi terus-menerus pada tiap terjadi perubahan nilai dalam buku besar. Kalau keadaan memang mendesak sehingga penilaian kembali tersebut jelas-jelas bermanfaat dan diperlukan maka pemecahan yg masuk akal adalah tetap menggunakan akuntansi konvensional dan melengkapinya dengan informasi tambahan yg menunjukkan pengaruh perubahan harga yg melekat pada faktor jasa yg belum dikonsumsi (unexpired).

Fluktuasi Nilai Merupakan Gejala Umum

Paton dan Littleton lebih jauh mengemukakan bahwa kalau perubahan akibat fluktuasi harga harus dimuat dalam statemen keuangan, akan lebih baik kalau pengaruh tersebut diperlakukan sebagai pos khusus atau terpisah (special item) dan bukannya disesuaikan langsung ke data dasar (kos) dalam buku besar tanpa penjelasan apapun.

Nilai Pasar dan Posisi Keuangan

Dalam neraca ditunjukkan bahwa harga pasar dalam sebuah tanda kurung apabila harga pasar tersebut dapat ditentukan secara cukup meyakinkan tanpa harus terus-menerus melakukan revisi terhadap kos tercatat mengikuti fluktuasi harga pasar. Pencatatan kos harus dipertahankan untuk tujuan menentukan laba-rugi dalam hal surat berharga tersebut ditukar atau dijual.

Simpulan

Penekanan pada kos historis atau aktual sebagai dasar pencatatan tidak berarti menolak sama sekali adanya kelayakan dan manfaat untuk mengadakan reorganisasi modal (financial reorganization) dan untuk menyesuaikan kembali aset, kewajiban, dan ekuitas bilamana hal ini diperlukan. Akuntansi konvensional tidak menolak bahwa data selain data kos historis mempunyai arti penting, akan tetapi yg memberatkan adalah revisi kos merupakan bagian rerangka akuntansi pokok. Kalau menggeser nilai kos historis sebagai rerangka akuntansi pokok, hal ini akan berakibat penyembunyian bahkan penghilangan data yg diukur secara paling objektif dan dapat diandalkan yaitu kos yg telah terjadi. Masalah revisi kos yg paling kritis adalah kalau ia dihubungkan dengan sumber ekonomik terutama sediaan dan fasilitas fisis (plant assets).

Revisi Kos Fasilitas Fisis

Dalam beberapa hal khusus, penilaian kembali fasilitas fisis yg berakibat revisi terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberapa hal khusus yg menghendaki penilaian kembali antara lain adalah:

1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau perubahan entitas yg menghendaki pencatatan aset pada nilai perusahaan baru berdiri (fresh start).

2. Kuasi-reorganisasi untuk penyerapan defisit.

3. Penggadaian aset yg menghendaki penilaian untuk menentukan nilai gadai.

4. Peraturan pemerintah yg mengharuskan revaluasi.

5. Terjadinya musibah yang menghendaki penilaian untuk keperluan ganti rugi asuransi.

6. Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset (insurance coverage).

7. Penilaian nilai aset untuk keperluan penetapan pajak.

Tidak semua hal diatas harus diikuti dengan revisi kos atau nilai buku. Revisi kos hanya dilakukan bila penilaian tersebut berkaitan dengan pelaporan aset fisis dalam pelaporan keuangan.

Alasan Pendukung Revisi

Alasan yang mendukung revisi kos aset tetap secaqra umum bersandarkan pada alasan yg dikemukakan dalam akuntansi berbasis nilai. Berikut ini adalah beberapa alasan yg sering diajukan untuk mendukung revisi.

Distorsi Informasi Ekonomik

Hal ini biasanya terjadi ketika kos tercatat menghasilkan biaya yg tidak efektif atau yg secara ekonomik tidak bermanfaat sehingga mendistorsi daya melaba (earning power) yg sesungguhnya.

Distorsi Akumulasi Dana Penggantian

Menurut akuntansi depresiasi atas dasar kos historis selama periode tongkat harga-harga barang menurun akuntansi depresiasi atas dasar kos historis cenderung cenderung menghasilkan dana berlebihan untuk tujuan penggantian (disnilah letak distorsi tersebut). Pemecahan terbaik untuk masalah ini adalah menghitung biaya depresiasi atas dasar nilai pengganti sekarang (current replacement cost).

Alasan penyanggah

Revisi terus menerus tidak praktis

Dalam menentukan praktis atau tidaknya dilakukan penilaian kembali fasilitas fisis terutama jika terdapat ketidakpastian akan jumlah rupiah depresiasi itu sendiri yang akan dibebankan ke perioda tertentu

Hasil penilaian tidak meyakinkan

Nilai pengganti fasilitas fisis yang kompleks akan menghasilkan nilai taksiran yang dalam banyak hal tidak dapat diandalkan

Depresiasi bukan akumulasi dana

Depresiasi harus didasarkan atas nilai pengganti untuk menjamin pengumpulan dana yang cukup untuk mengganti nilai fasilitas fisis pada saat umur ekonomisnya habis.

Pengurangan Nilai Buku Fasilitas Fisis

Pengurangan dapat dilakukan bila suatu kondisi menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan aset untuk mendatangkan laba atau kas di masa datang. Indikasi penurunan kemampuan suatu aset yaitu bila nilai bukunya melebihi dari jumlah rupiah atau jumlah terperoleh kembali.

Konversi Kos ke Rupiah Daya Beli

Karena daya beli dianggap stabil, kerangka akuntansi pokok atas dasar kos historis sering diabaikan manfaatnya. Satuan uang sebagai pengukur bahan olah akuntansi tidak stabil daya belinya. Artinya, kos tercatat yang merupakan jumlah rupiah kesepakatan akan berbeda dalam dua titik waktu yang berbeda kalau dinyatakan dalam tingkat harga umum yang berlaku pada dua waktu tersebut. Sebagai konsekuensi, kos historis yang diukur dengan daya beli pada saat tertentu dapat menyesatkan.

2