bab i_sgd 12 demak
DESCRIPTION
gfTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan
jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Khusus. Berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit
dapat dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit swasta.
Rumah Sakit berdasarkan fungsi penyelenggaraan dibagi menjadi Rumah Sakit
pendidikan dan Rumah Sakit non pendidikan. Dari segi teknis medis rumah sakit
merupakan pusat diagnostik dan terapi serta perawatan bagi institusi kesehatan
yang lebih rendah.
Sebagai pusat diagnostik dan terapi, rumah sakit pada hakekatnya
merupakan institusi yang padat teknologi dan padat modal, seiring dengan
meningkatnya teknologi. Pelayanan jasa di rumah sakit sangat kompleks, karena
adanya keterlibatan sumber kekuasaan dan otonomi dari beberapa kutub. Di
antaranya adalah pemerintah, pemilik rumah sakit, professsional, direksi rumah
sakit, masyarakat dan dunia bisnis. Di samping itu juga terdapat berbagai jenis
disiplin ilmu yang sangat spesialistik, dan penunjang lain yang semuanya
membeuuhkan pengelolaan secara sistematis, efektif dan efisien.
1
2
Sebagai suatu sistem, rumah sakit selalu mengalami perubahan-perubahan
karena dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karenanya diperlukan koordinasi serta
evaluasi kegiatan operasional untuk menjamin keberhasilan dan kesinambungan
rumah sakit. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan
pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan
profesionalisme dibidang medis perawatan, tetapi juga layanan umum yang
dibutuhkan oleh pasien dan keluarganya seperti layanan hiburan, makanan, dan
social. Perkembangan inilah yang menjadikan rumah sakit tergolong sebagai
industri jasa medis.
Institusi perguruan tinggi dibidang medis diharapkan mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang handal, siap pakai, serta inovatif, berbekal
pengetahuan dan kemampan yang telah diolah di perguruan tinggi. Salah stu
upaya untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dibidang manajemen
perumahsakitan adalah kegiatan residensi di rumah sakit. Kegiatan residensi ini
dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman praktis mahasiswa
secaralangsung dan sekaligus sebagai sarana ntuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan kesenjangan yang ada selama ini antara teori dan kenyataan di
lapangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana manajemen dan organisasi RSUD Sunan Kalijaga Demak?
3
1.2.2 Bagaimana manajemen K3 dan Kesehatan Lingkungan RSUD Sunan
Kalijaga Demak?
1.2.3 Bagaimana manajemen pemasaran dan pengembangan SDM RSUD
Sunan Kalijaga Demak?
1.2.4 Bagaimana manajemen TQM dan Renstra RSUD Sunan Kalijaga
Demak?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui, menjelaskan, dan menganalisis sistem perumah sakitan
atau alur proses dalam kegiatan operasional rumah sakit secara langsung
melalui pengamatan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui dan menjelaskan alur proses dalam kegiatan
operasional rumah sakit secara umum di RSUD Sunan Kalijaga
Demak.
1.3.2.2 Untuk mengetahui kegiatan operasional di RSUD Sunan Kalijaga
Demak.
1.3.2.3 Untuk menganalisis masalah-masalah manajerial di RSUD Sunan
Kalijaga Demak pada unit pelayanan tertentu untuk dibahas
alternatif solusinya
4
1.3.2.4 Untuk mengetahui gabungan alur proses kegiatan dari setiap unit
yang saling berinteraksi dalam suatu sistem rumah sakit
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi peserta modul
1.4.1.1 Mengetahui struktur system dan prosedur system kegiatan
operasional rumah sakit
1.4.1.2 Mendapatkan pengalaman serta ketrampilan ilmu dibidang
perumahsakitan
1.4.1.3 Mengasah kemampuan mengkaji masalah-masalah manajerial yang
timbul berdasarkan pendekatan system dan fungsi-fungsi
manajemen di rumah sakit
1.4.2 Bagi Rumah Sakit yang bersangkutan
1.4.2.1 Mengetahui gambaran rumah sakit berdasarkan pendekatan system
yang digambarkan secara visual alur proses pelayanan pada unit
tertentu
1.4.2.2 Mengetahui masalah-masalah manajerial yang ditemukan oleh
peserta modul dari pandangan system dan teori manajemen
1.4.2.3 Memperoleh alternative solusi terhadap masalah-masalah tersebut
dari pandangan peserta modul
1.4.3 Bagi Fakultas Kedokteran Unissula
5
1.4.3.1 Memperkaya konsep-konsep dan teori-teori manajemen yang dapat
diterapkan di rumah sakit
1.4.3.2 Hasil kegiatan residensi akan menjadi umpan balik bagi materi
modul pembelajaran manajemen rumah sakit
1.4.3.3 Memperkaya pengetahuan tenaga pengajar tentang masalah-masalah
nyata di rumah sakit
1.4.3.4 Terbinanya kerjasama dengan rumah sakit mitra sebagai jaringan
yang potensial untuk pengembangan program selanjutnya
6
BAB II
CARA PENGAMATAN
2.1 MATERI PENGAMATAN
Dilakukan pengamatan secara langsung di RSUD Sunan Kalijaga Demak
mengenai struktur organisasi, program, kegiatan, aplikasi, dan kegiatan evaluasi,
dari berbagai bidang manajemen Rumah Sakit antara lain:
1. Manajemen dan organisasi
2. Manajemen K3 dan kesehatan lingkungan
3. Manajemen pemasaran dan pengembangan SDM
4. Manajemen TQM dan renstra
2.2 WAKTU PENGAMATAN
Pengamatan dilakukan pada tanggal :
1. Manajemen dan organisasi pada tanggal 15 Desember 2010 mulai pukul
09.30-10.30 WIB
2. Manajemen K3 dan kesehatan lingkungan pada tanggal 22 Desember
2010 mulai pukul 09.00-10.00 WIB
3. Manajemen pemasaran dan pengembangan SDM pada tanggal 29
Desember 2010 mulai pukul 09.00-10.00 WIB
4. Manajemen TQM dan renstra pada tanggal 04 Januari 2011 mulai pukul
09.00-10.00 WIB
6
7
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Profil RSUD Sunan Kalijaga Demak
Data Umum
1. KELAS : Tipe C
2. STATUS : Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
3. PEMILIK : Pemerintah Kabupaten Demak
4. DIREKTUR RS (PLT) : Dr. Singgih Setyono, MMR
5. ALAMAT : Jl. Sultan Fatah 669/50 Demak
Telp. 0291.685018
Fax.0291. 681609
Email: [email protected].
7. LOKASI : Kelurahan Mangunjiwan
Kecamatan Demak
Kabupaten Demak
Propinsi Jawa Tengah
7
8
Kode Pos 59552
8. JUMLAH TEMPAT TIDUR : Kapasitas 164 Tempat Tidur
(VIP 15 TT, Kelas I 18 TT, Kelas II
30 TT, Kelas III 62 TT)
9. DASAR HUKUM : PERDA NOMOR 7 TAHUN 2008
10. JENIS USAHA : Jasa Pelayanan Kesehatan
B. Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga
Kabupaten Demak terdiri dari :
a. Direktur PLT; Dr. Singgih Setyono, MMR
b. Bagian Tata Usaha; Drs. Umar Surya Suksmana
1. Sub Bagian Program; Targunawan, SKM, M.Si
2. Sub Bagian Keuangan; Siti Ulmi Kulsum
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; Darsono
c. Bidang Pelayanan; Dr. Imam Sanyoto, Sp.B
1. Seksi Pelayanan Medis;Dr. Benny Wijaya
2. Seksi Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis; Dr. Ribekan
d. Bidang Keperawatan; Sumarto, SKM, S.Kep
1. Seksi Asuhan Keperawatan dan Pelayanan Perawatan; Naning
Hendrastuti, S.Kep
2. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Keperawatan; Rahayu
Puji Lestari, AM. Keb
9
e. Bidang Pemasaran dan Rekam Medis; Nani Amrin, SKM
1. Seksi Pemasaran; Sukardjo, SKM, M.Kes
2. Seksi Rekam Medis; Nurkhayati, SH
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
A. MANAJEMEN DAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
1. BIDANG KEPERAWATAN
ANALISIS PERMASALAHAN:
a. Kurangnya tenaga perawat dan medis, jika dibandingkan dengan
jumlah pasien yang ada pada ruang mawar (bagian penyakit dalam)
b. Kurangnya sosialisasi dari tupoksi dan SPO
c. Manajemen keuangan masih menggunakan sistem berdasarkan pada
Peraturan Daerah, sehingga kinerja kurang optimal
d. Di ruag Kenanga adanya SDM yang lulusan SMP (kurang kompeten)
e. Dalam manajemen administrasi masih menggunakan sistem manual,
belum menggunakan billing system, sehingga prosesnya lama
SOLUSI/SARAN:
a. Perlu ditambahkan tenaga kerja perawat dan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam agar dalam melayani pasien menjadi lebih efektif
dan efisien.
10
b. Perlu diadakan pelatihan berkala dan sosialisasi terhadap para
perawat agar profesionalisme lebih terjaga dan lebih baik lagi.
c. Dengan berlakunya sistem manajemen keuangan mandiri
berdasarkan status BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) per 1
Januari 2011, sehingga pengelolaan dana dapat lebih dioptimalkan.
d. Perlu diberikan perhatian khusus, sebaiknya diberikan pelatihan dan
pendidikan khusus sesuai tugasnya di RS
e. Sebaiknya menambah tenaga medis, dan menentukan kebijakan
khusus.
f. Untuk sistem administrasi diusahakan sebaiknya lebih prosesnya lebih
teratur dan cepat
2. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN MEDIS
ANALISIS PERMASALAHAN:
a. Anggaran dana yang terbatas karena status Rumah Sakit yang masih
SKPD sehingga tidak bisa mendapatkan dana dalam keadaan darurat
b. SDM yang kurang dan tidak memadai
c. Sarana dan prasarana yang tidak memadai
d. Banyaknya dokter mitra sehingga tidak standby di rumah sakit
SOLUSI/SARAN:
1. Anggaran dana yang terbatas karena status Rumah Sakit yang masih
SKPD sehingga tidak bisa mendapatkan dana dalam keadaan darurat
11
Menetapkan atau menyimpan dana darurat. Dana darurat diambil dari
dana yang diberikan PerDa per awal tahun yang tidak digunakan untuk
keperluan RS atau dengan kata lain menyisihkan beberapa untuk
ditabung, sehingga sewaktu-waktu dana dapat digunakan darurat.
status SKPD
Sebagai bahan rujukan untuk RS, agar nanti dapat mengelola
kebutuhan dana dengan sebaik-baiknya. Sehingga antara pemasukan
dan pengeluaran seimbang. status BLUD
2. SDM yang kurang dan tidak memadai
Menambahkan staff yang ahli dalam bidangnya. Sehingga efisien
dalam bekerja.
Memberikan pelatihan kepada staff agar lebih kompeten dalam bekerja
3. Sarana dan prasarana yang tidak memadai
Menambahkan dan melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada,
sehingga menunjang pelayanan RS
Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah dimiliki sehingga
didapatkan hasil yang memuaskan
4. Banyaknya dokter mitra sehingga tidak standby di rumah sakit
Merekrut dokter spesialis yang dibutuhkan untuk menjadi dokter tetap
di RSUD SUKA Demak
3. BIDANG PEMASARAN DAN REKAM MEDIS
12
ANALISIS PERMASALAHAN:
a. Pasien sering tidak membawa kartu berobat sehingga memperlambat
proses pelayanan karena harus dicari dulu nomor registrasinya.
b. Pencarian data yang masih menggunakan metode manual sehingga
proses pelayanan menjadi terhambat. Pernah menggunakan sistem
komputerisasi tetapi data yang ada malah hilang.
c. Pengorganisasian yang kurang matang dan tidak ada pembagian tugas
yang jelas. Semua tenaga kerja di bagian rekam medis bekerja
serabutan sehingga sering tumpang tindih yang berefek buruk pada
proses pelayanan (catatan medik sering tertukar antar poliklinik akibat
pekerjaan yang terlalu banyak dalam waktu yang singkat).
d. Jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan
yang harus ditangani.
SOLUSI/SARAN:
a. Masalah pertama berkaitan dengan masalah kedua dimana pencarian data
masih menggunakan metode manual. Sebenarnya, bila pencarian data
menggunakan sistem komputerisasi, maka masalah pertama bisa diatasi
dengan baik. Untuk itu, sebaiknya sistem komputerisasi digunakan
kembali untuk mempermudah pencarian data. Untuk mengantisipasi
hilangnya data dalam komputer, sebaiknya setiap hari, data yang telah
tersimpan di komputer, disimpan di disk sebagai cadangan (back up).
13
b. Untuk masalah organisasi, diperlukan sosialisasi dan pembagian tugas
yang jelas kepada masing-masing tenaga kerja. Tenaga kerja perlu
mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai tugasnya agar setiap
tenaga kerja bisa bekerja sesuai tugas dan fungsi pokoknya.
c. Untuk masalah catatan medis yang sering tertukar, ini berkaitan dengan
pekerjaan yang tidak efektif karena jumlah tenaga kerja yang tidak
sebanding dengan banyaknya pekerjaan yang harus ditangani. Untuk itu,
sebaiknya dilakukan penambahan tenaga kerja yang berkompeten di
bagian rekam medis agar pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien
sehingga risiko tertukar bisa terkurangi dan bahkan tidak terjadi lagi.
4. BIDANG TATA USAHA DAN KEPEGAWAIAN
ANALISIS PERMASALAHAN:
a. Terjadi ketidak seimbangan antara pengeluaran dan pendapatan
b. Belum adanya billing system dan banking
c. Belum adanya SOP
d. Kepuasan pelanggan yang masih kurang yang dapat mempengaruhi
keuangan rumah sakit
e. Belum diterapkannya sanksi di rumah sakit
f. Pada bagian satuan pengamanan, staff dipekerjakan maksimal, akibat
terdapat kekurangan staff pada bagian ini
14
g. Pada bagian satuan pengamanan pengangkatan satpam berdasarkan
senioritas.
h. Pada bagian perencanaan, sering mengeluh keterlambatan data yang
masuk sehingga bagian perencanaan kadang tidak bias sesuai date line.
i. Pada bagian penerimaan, pasien yang tidak mampu diperkenankan
meninggalkan jaminan, tanpa ada usaha dari pihak rumah sakit untuk
menagih hutang pasien yang tidak mampu tersebut.
SOLUSI/SARAN:
1. Terjadi ketidak seimbangan antara pengeluaran dan pendapatan
a. Perlu diadakan evaluasi secara menyeluruh menenai alasan mengapa
pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang
b. Kita harus meningkatkan instalasi yang mempunyai daya jual tinggi,
agar terjadi peningkatan pendapatan.
c. Selain itu, kita tetap perlu meningkatkan kinerja di seluruh bagian
instalasi, dan mempertimbangkan sesuatu yang dapat meningkatkan
pemasukan.
d. Pemerintah daerah perlu memberikan kebijakan mengenai tariff untuk
pengobatan, yang dirasa sudah tidak cocok.
e. Perlu memperbanyak kerja sama bengan pihak ketiga guna
meningkatkan pemasukan.
15
f. Perlu dilakukan promosi kesehatan dan promosi fasilits-fasilitas
rumah sakit, agar tercipta masyarakat sehat yang sekaligus
meningkatkan pemasukan rumah sakit
2. Belum adanya billing system dan banking
a. Perlu dilakukan kerjasama dengan bank, hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah system pembayaran
b. Perlu disediakannya fasilitas bangking, seperti atm, atm bersama,
mesin pembayaran non tunai.
3. Belum adanya SOP
a. Perlu dibuat SOP, hal ini dimaksukan agar kegiatan lebih terstuktur
b. Adanya SOP membuat pekerjaan lebih mudah dikerjakan
4. Kepuasan pelanggan yang masih kurang yang dapat mempengaruhi
keuangan rumah sakit
a. Perlu kebijakan dari Pemerintah daerah mengenai tariff untuk
pengobatan, yang dirasa sudah tidak cocok. Sehingga akan
menimbulkan konsekuesi pada tenaga medis untuk memberikan
pelayanan yang terbaik
b. Perlunya pelatihan dan edukasi untuk tenaga medis, tentang
profesionalisme agar tidak mencampur adukkan masalah.
c. Perlunya pembuatan peraturan yang yang menangani masalah ini.
Bila perlu peraturan bias di masukkan dalam Hospital by law.
5. Belum diterapkannya sanksi di rumah sakit
16
a. Perlunya pengawasan yang konsisten
b. Sanksi harus benar-benar dilaksanakan, dimaksudkan agar para
pegawai lebih menghormati peraturan rumah sakit, sehingga bisa
disiplin waktu.
c. Bila perlu lakukan absensi dengan sidik jari.
6. Pada bagian satuan pengamanan, staff dipekerjakan maksimal, akibat
terdapat kekurangan staff pada bagian ini
a. Tambahkan beberapa staff pada bagian ini, atur jadwal senyaman
mungkin guna terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman
7. Pada bagian satuan pengamanan pengangkatan kasatpam berdasarkan
senioritas.
a. Pengangkatan sebaiknya berdasarkan kemampuan dan prestasi, hal ini
dapat sebagai reward bagi para satpam sehingga mereka dapat
meningkatkan kinerjanya secara otomatis.
8. Pada bagian perencanaan, sering mengeluh keterlambatan data yang
masuk sehingga bagian perencanaan kadang tidak bias sesuai date line.
a. Lakukan manager waktu dengan baik, usahakan semua sesuai rencana
b. Koordinasikan tentang date line perencanaan pada setiap unit di
rumah sakit. Usahakan jangan sampai terlambat mengirim data.
c. Bila perlu berikan sangsi dan reward bagi unit yang dapat
memberikan data tepat waktu dalam kurun 6 bulan.
17
9. Pada bagian penerimaan, pasien yang tidak mampu diperkenankan
meninggalkan jaminan, tanpa ada usaha dari pihak rumah sakit untuk
menagih hutang pasien yang tidak mampu tersebut.
a. Berikan penjelasan sebaikmungkin pada pasien tentang ketentuan di
rumah sakit.
b. Bila ada pasien yang tidak mampu, disamping pasien meninggalkan
jaminan, pasien harus mencicil biaya rumah sakit sampai lunas.
c. Bila perlu, tambahkan staff pada bagian ini yang tugasnya khusus
untuk menagih pasien yang hutang pada rumah sakit.
B. MANAJEMEN K3 DAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT
1. PERSAMPAHAN
ANALISIS PERMASALAHAN:
a. Incenerator sudah tidak layak pakai yang ditunjukkan dengan burning
yang sudah merah (normalnya biru) yang mengakibatkan pembakaran
yang tidak sempurna (contoh, jarum suntik tidak bisa hancur), spray
tidak bisa meredam debu yang dihasilkan dari pembakaran sehingga
asap hitam mengepul dari pipa yang tingginya hanya 7 meter
18
(normalnya 10 meter) dan mengganggu warga di perumahan sekitar
rumah sakit (complain dari masyarakat).
b. Kapasitas incinerator sudah tidak sebanding dengan jumlah rata-rata
sampah yang dihasilkan per harinya (kapasitas = 1,45 m2 untuk ± 48
kg sampah).
c. Residu dari incinerator saat akan dibuang, kadang tercecer di tanah
sehingga bisa menimbulkan kontaminasi bila abunya terhirup.
d. Petugas di bagian incinerator menyepelekan pemakaian APD (alat
proteksi diri) berupa masker dan handscoon dengan alasan sudah
kebal.
e. Pewadahan sampah hanya 2 tempat terpisah, yaitu sampah infeksius
dan sampah non infeksius. Sampah sitotoksik, farmasi dan lainnya
tidak dipisahkan dalam kantong plastik tertentu tetapi dicampur
seluruhnya dalam kantong kuning sampah infeksius.
f. Jumlah tempat sampah telah memenuhi standar bahkan lebih, di setiap
ruangan terdapat 1 atau lebih tempat sampah, tetapi untuk standar letak
belum dipenuhi karena pada radius 10 m/20 m jarang ditemukan
adanya tempat sampah.
g. Petugas cleaning service merupakan tenaga kerja bantu dari PT. Erkas
yang jumlahnya 35 orang dan jumlah tersebut dirasakan belum cukup,
terbukti dengan kuman lantai yang tinggi yang menunjukkan
sanitasinya kurang.
19
h. Petugas pengontrolan sampah di ruangan, hanya ada 2 orang sehingga
petugas merasa kewalahan menangani pekerjaannya.
i. Pengunjung pasien/pasien sendiri kurang paham dalam hal
pembuangan sampah secara terpisah (organik dan anorganik). Sudah
diberikan keterangan yang jelas di setiap tempat sampah, tetapi
pengunjung pasien/pasien sendiri membuang sampahnya masih tetap
dicampur.
j. Belum adanya usaha untuk meminimalisasi sampah dari pihak rumah
sakit sendiri.
SOLUSI/SARAN:
a. Untuk masalah kapasitas dan incinerator yang sudah tidak layak pakai,
sebaiknya segera memperbaiki peralatan yang ada agar proses
pengolahan sampah menjadi maksimal. Menurut sumber, sudah ada
alokasi dana untuk pembelian incinerator tetapi kemungkinan bisa
dipenuhi pada tahun depan saat status rumah sakit sudah berganti
menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Untuk itu, perlu
adanya peningkatan anggaran dana untuk alokasi yang telah
dipersiapkan.
b. Diperlukan pengadaan alat angkut dan bak permanen untuk
pembuangan sisa pembakaran sampah medis, sehingga masalah abu
tercecer tidak akan terjadi lagi dan proses pengolahan sampah menjadi
20
lebih maksimal serta tidak terjadi kontaminasi/pencemaran yang
berakibat buruk bagi orang yang berada di lingkungan rumah sakit.
c. Diperlukan adanya sosialisasi dan pengawasan bagi petugas
incinerator saat bekerja. Sosialisasinya meliputi tujuan pemakaian
APD (alat proteksi diri) dan akibat buruk yang ditimbulkan bila
petugas tidak memakai APD (alat proteksi diri) saat membakar sampah
medis. Diharapkan sosialisasi ini nantinya akan meningkatkan
kesadaran petugas akan pentingnya pemakaian APD (alat proteksi
diri).
d. Berdasarkan teori, ada 5 kategori sampah dan kesemuanya
ditempatkan pada kantong yang berbeda meskipun sama-sama
infeksius. Mohon lebih diperhatikan untuk pewadahan sampah yang
akan berlanjut ke proses akhir dari pengolahan sampah. Sebaiknya
dipisahkan antara jenis sampah yang satu dengan yang lainnya. Untuk
itu, perlu penambahan kantong/tempat sampah berwarna untuk setiap
jenis yang berbeda.
e. Jumlah tempat sampah yang berlebih bisa didistribusikan di tempat-
tempat yang belum terdapat tempat sampah, sehingga bisa memenuhi
criteria yang telah ditetapkan.
f. Diperlukan petugas tambahan agar kebersihan lebih terjamin dan
pekerjaan lebih maksimal karena masing-masing petugas fokus dengan
pekerjaannya masing-masing.
21
g. SDM memang sangat berpengaruh pada proses sosialisasi sampah
organik/anorganik. Mungkin sebaiknya, sebelum diangkut, petugas
kebersihan memilah-milah sampah yang telah dibuang oleh
pengunjung pasien/pasien sendiri dan dipisahkan antara sampah
organik dan anorganik.
h. Kendala pembelian polyethilen yang belum terlaksana, bisa diganti
dengan cara sederhana untuk pembuatan kompos agar ada usaha untuk
meminimalisasi sampah dari pihak rumah sakit.
2. IPAL (INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH)
ANALISA PERMASALAHAN DAN SOLUSI:
a. Tenaga kerja di IPAL.
Tenaga kerja di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) hanya 2
orang wanita yang harus bekerja menjalankan mesin IPAL dan di
Laboratoriumnya.
Solusi: Sehingga perlu ditambah + 2 orang tenaga kerja lagi dan
diutamakan laki-laki karena untuk pengambilan sampel lumpur
untuk pemeriksaan volume lumpur per 1000 ml air untuk media
tumbuh bakteri, tenaga di IPAL harus naik ke atas tank. Dan karena
tenaga kerja yang hanya 2 orang sehingga banyak alat dari IPAL yang
tidak terawat.
b. Perawatan sarana di IPAL
22
Banyak peralatan di IPAL yang kurang terawatt contohnya skin draft
yang seharusnya bisa jadi indicator air tersebut masih kotor atau tidak,
sudah tidak dapat digunakan lagi karena skin draft tersebut juga sudah
tidak layak untuk jadi indicator (sudah kotor). Dan lagi banyak
kotoran hewan (tikus) yang terdapat di IPAL. Solusi: Sehingga perlu
ditambah tenaga di IPAL untuk merawat peralatan dan
mengecek setiap hari dan melaporkan segera ke bagian IPSRS
bila ada kendala.
c. Maintenance dan updating peralatan di IPAL.
Dikarenakan apabila tidak segera dimaintenance apabila ada
kerusakan atau alat yang harusnya di update tiap beberapa waktu akan
berakibat fatal yaitu pengantian dari IPAL yang akan mengakibatkan
pengeluaran dana yang sangat banyak.
Solusi: Sehingga dari bagian IPSRS juga harus melakukan
pengecekan sewaktu- waktu (inspeksi ke lapangan) agar
kerusakan tidak lebih fatal lagi.
3. PENGELOLAAN AIR BERSIH
ANALISIS PERMASALAHAN :
a. Anggaran dana belum terbagi secara terpisah antar program kesehatan
lingkungan yang lainnya, sehingga alokasi penggunaan dana anggaran
kurang jelas.
23
b. Penyediaan debit air bersih yang dibutuhkan terkadang masih kurang,
terutama saat musim kemarau, sehingga harus menggunakan air
hydrant untuk menambah pasokan air bersih.
c. Belum adanya kebijakan khusus kepada petugas dalam menjalankan
tugasnya.
d. Kualitas air bersih PDAM sudah sesuai standar, namun untuk kadar
Zat Organik, Phosphat, dan COD masih di atas nilai normal.
e. Air PDAM cepat kotor dan banyak terdapat endapan pasir.
f. Pengawasan dan pemeriksaan tes lab air bersih tidak berjalan sesuai
program yang ada.
g. Penggunaan air PDAM yang kurang memenuhi standar untuk ruangan
di ICU, ruang IGD, Ruang OK, dan dapur.
h. Pemberian kaporit yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan
pasien dan karyawan yang mengkonsumsinya.
SOLUSI DAN SARAN:
a. Sebaiknya dilakukan perencanaan anggaran dana yang terpisah untuk
masing-masing program kesehatan lingkungan, sehingga penggunaan
dana lebih jelas dan lebih efisien.
b. Untuk penyediaan debit air bersih, dapat dilakukan penambahan pada
tempat penampungan dan reservoar-reservoar. Sehingga tidak perlu
menggunakan air hydrant.
24
c. Pemeriksaan tes lab air bersih tidak hanya dilakukan untuk Air PDAM
tetapi juga air sumur, dan pelaksanaannya sebaiknya dilakukan sesuai
program standar yang ada yalni 3-4 kali dalam setahun.
d. Sebaiknya penggunaan air bersih untuk dapur menggunakan air sumur
artetis saja, karena jauh lebih bagus kualitasnya.
C. MANAJEMEN PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
1. BIDANG PEMASARAN
ANALISA DAN SOLUSI
a. Tenaga kerja berdasarkan tupoksi (Tugas Pokok Fungsi).
Adanya complain dari pasien yang kurang puas terhadap pelayanan
yang bisa disampaikan melalui berbagai cara antara lain melalui
media cetak (Koran), sudah ditanggapi bagian humas dengan cara RS
selalu berlangganan Koran untuk mengetahui ada atau tidak keluhan
atau complain dari pasien yang biasanya ada di kolom surat pembaca
dan bagian humas akan menjawab keluhan tersebut. Tetapi kurangnya
SDM ahli seperti jika berurusan dengan hukum, RS belum
mempunyai sarjana hukum kemudian 1 orang yang banyak
merangkap pekerjaan.
25
Solusi: Sehingga mungkin perlu ditambah SDM ahli yang sesuai
dengan tupoksi dalam bagian pemasaran.
b. Perlengkapan sarana dan prasarana.
Kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di bagian PKMRS
sulit untuk dipenuhi semua karena terbentur biaya, tetapi dengan
bergantinya status RS yang dari SKPD menjadi BLUD maka
diharapkan RS dapat menyediakan anggaran yang cukup untuk
melaksanakan kegiatan PKMRS
c. Kerjasama dengan perusahaan
Kerjasama dengan perusahaan sekitar yang sudah ada dengan adanya
jamsostek mungkin bisa dikembangkan lagi dengan perusahaan lain
yang berupa produk atau barang mungkin seperti dari pabrik susu
yang dapat dimanfaatkan untuk pemberian susu gratis sehingga dapat
menarik pasien.
d. Pemasaran oleh tiap karyawan
Sosialisasi pemasaran hanya dilakukan oleh sie pemasaran, mungkin
untuk ke depannya tiap karyawan bisa melakukan pemasaran ke
masyarakat umum karena tiap karyawan punya rasa memiliki
terhadap RS, jika RS mendapat keuntungan maka karyawan juga
mendapat keuntungan. Sehingga karyawan lebih giat untuk
meningkatkan promosi.
2. BAGIAN REKAM MEDIK
26
MANAJEMEN PEMASARAN:
Menurut hasil wawancara yang telah kami lakukan di bagian Rekam Medik
RSUD Sunan Kalijaga, kegiatan manajemen pemasaran tidak dilakukan oleh
bagian Rekam Medik, karena urusan pemasaran Rumah Sakit semunya telah
diserahkan kepada bagian Pemasaran. Bagian Rekam Medik hanya membantu
bagian Pemasaran dalam hal informasi gambaran umum dalam rekam medik.
a. Perencanaan dan Pengorganisasian kegiatan Pemasaran RS:
Di koordinasi oleh Bidang Pemasaran dan Rekam Medik
Pelaksana kegiatan oleh Kepala Seksi Pemasaran
Anggaran dari APBD Kab. Demak dan sponsor lain yang tidak
mengikat
b. Pergerakan dan Pelaksanaan Pemasaran :
SUKA ( Senyum Untuk Kesembuhan Anda)
Survei kepuasan pelanggan, dll
c. Evaluasi Pemasaran:
Dilakukan oleh bidang Pemasaran dan Direktur
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA:
Berdasarkan hasil wawancara, pengembangan SDM di bagian Rekam Medik
dilakukan melalui program kegiatan pelatihan-pelatihan.
a. Perencanaan
Program
Program pengembangan staf Jangka pendek : satu tahun
27
Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Depkes mengenai
pelatihan Jamkesmas, rutin dalam setahun sebanyak 1-2
kali.
Mengikuti pelatihan sesuai kebutuhan, yang diadakan oleh
pihak luar, dengan menggunakan anggaran biaya RSUD
Sunan Kalijaga.
b. Pengorganisasian
Koordinator Instalasi diklat RS
Bagian Tata Usaha
Masing-masing bidang dan unit masing-masing
Sumber dana APBD,APBN anggaran RSUD Sunan Kalijaga
c. Pelaksanaan:
Kegiatan
Mengirim pelatihan-pelatihan teknis : Jamkesmas, Aplikasi
Software terbaru, Pelaporan, Pencataan, pelatihan Akreditasi, dll.
Pengiriman peserta diklat, baik teknis, fungsional maupun
manajerial
Sosialisasi tentang pendidikan dan latihan kepada
pegawai/karyawan lain.
Aplikasi
Dalam pengaplikasian hasil pelatihan tidak mengalami kesulitan
dan dapat berjalan dengan lancar. Untuk jamkesmas telah
28
dilakukan secara komputerisasi, tetapi untuk data pasien yang
lainnya masih secara manual.
Terbatasnya dana, sehingga diklat masih relatif sangat kurang
Pengiriman peserta pelatihan tidak sesuai rencana dan kebutuhan
Terdapat kesulitan dalam pembacaan dan pembahasaan diagnosa
yang ditulis oleh para dokter, sehingga sulit untuk menmbacanya
dan mencocokkannya dengan panduan ICD 10.
d. Evaluasi
Dilakukan tiap rapat rutin
Complaint/ keluhan pasien: menunggu terlalu lama, karena
pelaksanaan pencarian data rekam medis masih dilakukan secara
manual.
ANALISIS PERMASALAHAN :
a. Pemasaran tidak dilakukan oleh pegawai/karyawan bagian rekam medik,
hal ini menunjukkan tidak adanya kerjasama dari bagian Pemasaran.
b. Kurangnya koordinasi antar karyawan
c. Terbatasnya anggaran dana untuk pelatihan-pelatihan
d. Penyimpanan data rekam medik masih dilakukan secara manual
SOLUSI DAN SARAN:
29
a. Sebaiknya dilakukan koordinasi lebih baik, dengan cara mengadakan rapat
rutin mengenai perencanaan pemasaran rumah sakit kepada seluruh
bagian-bagian atau instalasi.
b. Lebih rutin mengikuti pelatihan-pelatihan
c. Mengalokasikan dana lebih untuk keperluan diklat
d. Mensosialisasikan hasil pelatihan dan melakukan umpan balik ataupun
evaluasi kepada masing-masing karyawan di bagian Rekam Medik
e. Sebaiknya pengelolaan data di Rekam Medis menggunakan sistem yang
lebih teratur dan rapi, misalnya sistem komputerisasi
3. BIDANG KEPERAWATAN
ANALISIS PERMASALAHAN:
a. Tidak ada masalah dalam manajemen pemasaran karena strategi
pemasaran yang diterapkan di Ruang Wijaya Kusuma sudah terlaksana
dengan baik. Setiap tenaga kesehatan yang ada di Ruang Wijaya Kusuma
telah menyadari akan pentingnya keramahan dan senyuman sebagai suatu
bentuk pemasaran pelayanan kesehatan.
b. Kepada ruangan Wijaya Kusuma juga senantiasa memberikan motivasi
pada tenaga kesehatan untuk bekerja lebih baik lagi. Secara tidak
langsung, tindakan ini juga menyebabkan mereka mempunyai rasa
memiliki terhadap RSUD Sunan Kalijaga Demak, terutama Ruangan
Wijaya Kusuma. Pelayanan yang baik ini akan dengan mudah diingat oleh
30
pasien dan keluarganya. Sehingga untuk ke depannya para pasien dapat
mempromosikan Ruangan Wijaya Kusuma kepada para kerabat.
c. Tidak ada masalah signifikan yang dirasakan oleh pasien dan keluarganya
d. Pihak Ruangan Kenanga kurang menekankan keramahan dari tenaga
kesehatan bagi para pasien dan keluarganya. Pihak Ruang Kenanga hanya
menekankan pada promosi tindakan operasi beserta fasilitas-fasilitas yang
dimilikinya. Padahal jika dirunut lebih lanjut, untuk menyediakan
beberapa fasilitas, RSUD Sunan Kalijaga terkadang masih harus
bekerjasama dengan pihak lain.
e. Motto RSUD Sunan Kalijaga Demak yaitu SUKA (Senyum Untuk
Kesembuhan Anda) kurang diterapkan dan dijadikan sebagai sarana
pemasaran pelayanan di Ruang Kenanga
f. Evaluasi-evaluasi yang dilakukan cenderung pada kinerja pelayanan dan
bukan pada strategi pemasaran
g. BOR (Bed Occupancy Rate) masih belum memenuhi standar dari Depkes
RI, yaitu 46,29%.
h. Pasien sering mengeluh mengenai dokter yang terlambat datang untuk
mengunjungi pasien dan lamanya pemberian obat dari instalasi farmasi
SOLUSI DAN SARAN:
a. Strategi pemasaran dari Ruang Kenanga sebaiknya dikaji lebih lanjut lagi
dan ditambahkan mengenai pentingnya segi keramahan dari tenaga
kesehatan bagi pasien dan keluarganya
31
b. Kebersihan dari Ruang Kenanga pun sebaiknya lebih diperhatikan lagi.
Karena secara tidak langsung, keadaan ruangan yang bersih dapat
menjadi salah satu daya tarik bagi pasien dan masyarakat pada umumnya
c. Perlu dibentuk staf tersendiri di masing-masing ruangan yang menangani
tentang pemasaran dari ruangan itu sendiri. Sehingga setiap ruangan
memiliki strategi yang sama dan tidak ada salah satu pihak yang terlihat
“timpang”.
d. Sebaiknya tenaga kesehatan (secara keseluruhan) tidak membedakan
antara pelayanan di Ruang Wijaya Kusuma (yang merupakan ruang VIP)
dan ruang lain, termasuk di antaranya Ruang Kenanga. Karena
bagaimanapun juga semua pasien membutuhkan pelayanan yang sama
dan satu pasien yang merasa dikecewakan oleh pelayanan tenaga medis
akan menyebabkan rusaknya citra pelayanan di rumah sakit yang
bersangkutan dalam masyarakat.
D. MANAJEMEN TOTAL QUALITY MANAJEMEN (TQM) DAN
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RUMAH SAKIT
1. BIDANG KEPERAWATAN
ANALISIS PERMASALAHAN YANG ADA:
a. Kurangnya pelatihan perawat ICU, karena terbatasnya dana
b. Kualitas SDM masih kurang
32
c. Alat sarana dan prasarana masih kurang memadai
d. Adanya bed yang rusak
e. Adanya complain dari pasien visit dokter yang tidak tepat waktu
f. Membutuhkan alat adminitrasi yang otomatis.
g. Membutuhkan peralatan keperawatan.
h. Membutuhkan pelatihan kepada perawat
i. Membutuhkan dokter yang masih muda dan professional.
j. Dari buku kesan dan saran, kami menemukan ada pasien yang
mengeluh mengenai keamanan di R. Wijaya Kusuma karena pernah
ada yang kehilangan barangnya.
k. Program khusus TQM dan Renstra yang tidak dibuat secara khusus
dan tidak didokumentasikan.
l. Kendala dari IPSRS dalam pengadaan sarana prasarana dan kebutuhan
lainnya.
m. Pintu kamar pasien yang tidak sesuai standar akan mengganggu
kenyamanan dari pasien.
n. Rincian data pasien masing menggunakan sistem manual (tulis
tangan).
o. Tenaga administrasi hanya lulusan SMA.
p. Karena Ruang Cempaka adalah ruang kelas 3 dan untuk pasien
jamkesmas dan jamkesda sehingga kurang dipromosikan oleh RS, RS
33
lebih mengutamakan promosi pada kelas 2 ke atas. Sehingga untuk
pelayanan keperawatan masih semu.
q. Kurangnya perawat lulusan S1 sehingga kurangnya pengetahuan
tentang manajemen dalam meningkatkan mutu askep
r. Kurangnya alat-alat penunjang medis
SOLUSI DAN SARAN
1. Sebaiknya kualitas SDM perawat ICU lebih ditingkatkan lagi dengan
mengusulkan anggaran dana lebih untuk mengikuti pelatihan dan
seminar
2. Sebaiknya dilakukan perbaikan alat sarana dan pra sarana yang rusak
3. Sebaiknya perlu dilakukan perbaikan sarana dan pra sarana yang
masih kurang, agar mutu pelayanan lebih meningkat
4. Perlu perhatian khusus untuk mengusahakan dokter tetap rumah sakit,
karena masih ada yang dokter mitra, sehingga pelayanan yang
diberikan kepada pasien kurang optimal.
a. Membutuhkan alat adminitrasi, karena dana rumah sakit terbatas
jadi alat adminitrasi sulit di dapatkan dengan jangka pendek.
b. Membutuhkan peralatan keperawatan, karena ini juga menyangkut
dengan masalah dana jadi pihak rumah sakit memberikan alat yang
terbatas jadi ruang dahlia tetap pinjam ke bagian yang lain.
34
c. Membutuhkan pelatihan, dari dokter ruangan bisa melakukan
pelatihan gratis kepada perawat tapi di luar jam kerja dan perawat
sendiri yang iuran untuk memberi makanan atau uang kepada
dokternya sendiri.
d. Membutuhkan dokter, melakukan pengrekrutan dokter untuk
merawat dan melatih dokter.
5. Perlu perhatian khusus untuk keamanan di ruangan sendiri, misalnya
dengan mempekerjakan Satpam yang khusus berjaga di ruang
perawatan.
6. Program khusus TQM dan Renstra sebaiknya didokumentasikan agar
rencana dan strategi yang ada termanage dan terstruktur dengan baik.
7. Untuk pintu kamar pasien, perlu perhatian khusus juga karena ini
termasuk dalam kepuasan pasien. Adanya kendala dari IPSRS, perlu
ditelusuri hambatannya terletak dimana. Hal ini perlu dibicarakan
dengan bagian-bagian yang berwenang untuk selanjutnya dapat segera
ditindaklanjuti.
8. Untuk tenaga administrasi, bila perlu disekolahkan lagi di jurusan
administrasi agar lebih menguasai apa yang dikerjakannya sehingga
hasil dari pekerjaannya akan lebih maksimal.
9. Rincian data masih menggunakan sistem manual merupakan kendala
yang dikeluhkan oleh petugas. Perlu perhatian khusu terhadap hal ini,
agar kenyamanan petugas bisa terjaga. Tetapi, bila masalahnya ada
35
pada dana, relokasikan untuk pengadaan komputer di bagian stasionair
ruangan untuk mendapat tindakan yang selanjutnya.
10. Melakukan promosi pelayanan keperawatan di RS dengan proporsi
yang sama di semua pelayanan perawatan yang dimiliki RS sehingga
dapat meningkatkan mutu pelayanan perawatan di semua bagian
perawatan RS.
11. Lebih mengutakan perawatan apa yang diberikan sehingga pelanggan
tahu apa yang disediakan di rumah sakit jika pelanggan membutuhkan
12. Melakukan pelatihan, pendidikan dan pengetahuan tentang manajemen
mutu RS.
13. Menambah perawat lulusan S1
14. Menambah alat-alat penunjang medis yang dibuutuhkan pasien
sehingga sesuai dengan jumlah pasien.
36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengamatan dari kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, antara lain:
Anggaran dana
Sumber Daya Manusia
Sarana dan prasarana
Koordinasi antar bidang
4.2 SARAN
1. Diharapkan dalam pengelolaan anggaran dana lebih efektif dan efisien,
lebih memprioritaskan hal- hal yang lebih penting.
2. Diharapkan adanya penambahan jumlah personil tiap-tiap unit agar
tidak terjadi overlapping tugas dan fungsi pokok yang sesuai dengan
kompetensinya.
3. Diharapkan adanya peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan dan
pendidikan.
4. Diharapkan terus dilakukan promosi secara berkelanjutan dengan
menggunakan media cetak, media elektronik dan pemanfaatan kemajuan
36
37
teknologi komunikasi berbasis internet (interaksi tanya jawab, forum
diskusi, misalnya via situs jejaring pertemanan).
5. Diharapkan adanya sistem komputerisasi, terutama pada bagian Rekam
Medik dan billing sistem.