bab 11
TRANSCRIPT
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan
personal terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik
modern yang semuanya terkait bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar, C.J.P,2003).
2. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut unsur pelayanan ketenagaan, fisik dan peralatan dikelompokkan atas :
a) Rumah Sakit Kelas A
Rumah sakit yang mempunyai kapasitas tempat tidur lebih dari 1000 buah,
semua spesialis sudah tersedia dan merupakan tempat pendidikan dokter
dan dokter ahli.
b) Rumah Sakit Kelas B
Rumah sakit yang mempunyai kapasitas tempat tidur 500-1000 buah,
dengan memiliki lebih dari 4 spesialis dan merupakan tempat pendidikan,
dokter dan dokter ahli.
c) Rumah Sakit Kelas C
Rumah sakit ysng mempunyai kapasitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnya 4 spesialis dasar lengkap, yaitu spesialis interna
(dalam), spesialis anak, spesialis obgin/gionekolog (kebidanan/kandungan)
dengan jumlah tempat tidur 100-500.
d) Rumah Sakit Kelas D
Rumah sakit yang khusus melayani dan merawat penyakit tertentu,
misalnya rumah sakit khusus (Siregar,C.J.P,2004)
B. Uraian Rumah Sakit Umum Selayar
1. Sejarah Rumah Sakit Umum Selayar
Rumah sakit umum daerah Selayar adalah rumah sakit umum yang
berada di pinggir
2. Motivasi dan Misi
a. Motto
Kesembuhan anda adalah kebanggaan kami
b. Visi
Mewujudkan rumah sakit umum Selayar sebagai rumah sakit bermutu dan
terjangkau di wilayah Sulawesi Selatan.
c. Misi
a) Memberikan pelayanan yang bermutu, cepat, tepat, akurat dan ramah.
b) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi
segenap masyarakat dengan setuhan kasih sayang.
3. Falsafah dan Tujuan
a. Falsafah
Rumah Sakit Umum Selayar adalah sarana yang menyelenggarakan
kesehatan yang berlandasan perikemanusiaan, adil dan merata yang di jiwai
oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tujuan
a) Mewujudkan Rumsah Sakit Umum Selayar sebagai rumah sakit rujukan
terbaik di wilayah selatan Sulawesi Selatan.
b) Meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit
c) Mengembangkan kegiatan pemasaran produk jasa rumah sakit
d) Memberikan ruang perawatan yang memberikan kenyamanan bagi
penghuni
e) Meningkatkan keakurasian alat medis rumah sakit
4. Tugas Pokok dan Fungsi
A. Tugas
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan
secara terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan upaya
melaksanakan rujukan.
B. Fungsi
a) Penyelenggara pelayanan medik
b) Penyelenggara pelayanan non medik
c) Penyelenggara pelayanan dan asuhan keperawatan
d) Penyelenggara pelayanan rujukan
e) Penyelenggara pendidikan dan pelatihan
f) Penyelenggara penelitian dan pengembangan
g) Penyelenggara administrasi dan keuangan
5. Sasaran
a) Terlayaninya masyarakat yang membutuhkan pelayanan rumah sakit
b) Tersedianya kendaraan operasional rujukan yang memadai
c) Berkurangnya keluhan masyarakat akan pelayanan kesehatan rumah
sakit
d) Meningkatkan jumlah tenaga naik kuantitas maupun kualitas
e) Terwujudnya penambahan / perbaikan secara fisik rumah sakit
f) Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialis
g) Terwujudnya jasa intensif bagi karyawan rumah sakit
h) Terwujudnya kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit
i) Terwujudnya ruang perawatan yang representatif yang disesuikan
dengan klasifikasi tata ruang keperawatan
j) Terwujudnya kepuasan kerja bagi karyawan rumah sakit dengan
berupaya untuk meningkatkan kesejahteraannya
k) Terwujudnya alat ukur medik yang keakurasiannya dapat
dipertanggungjawabkan untuk menunjang penegasan diagnose
l) Terwujudnya pengakuan formal akan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit
C. Uraian Tentang Penyimpanan Obat
1. Pengertian Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan obat dengan
cara menempatkan obat-obat yang diterima pada tempat yang aman dan
memenuhi syarat penyimpanan obat (Republika Online,2013).
2. Tujuan Penyimpanan Obat
a) Memlihara mutu obat (tidak rusak secara fisik maupun kimawia).
b) Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggungjawab
c) Menjaga kelangsungan persediaan
d) Memudahkan pencarian dan pengawasan
3. Kegiatan Penyimpanan Obat
a. Pengaturan tata ruang
Unutuk mendapatkan memudahkan dalam penyimpanan,
penyusunan, pencarian dan pengawasan obat-obatan, maka diperlukan
pengaturan tata ruang gudang obat yang baik.
Faktor yang perlu dikembangkan dalam penyimpanan obat di rumah
sakit adalah sebagai berikut :
1) Kemudahan bergerak
Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran obat-obatan,
ruang obat dapat ditata berdasrkan sistem arah garis lurus. Arus L,
dan arus U.
2) Sirkulasi udara yang baik
Salah satu faktor penting dalam merancang gudang obat adalah
adanya sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan gudang obat.
Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup dari obat
sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang dan memperbaiki
kondisi kerja.
3) Rak dan Pallet
Penggunaan pallet akan memberikan keuntungan :
a. Udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir
b. Peningkatan efisiensi stok
c. Dapat menampung obat lebih banyak
d. Pallet lebih mudah daripada rak
4) Kondisi penyimpanan khusus
a. Vaksin dan suppositoria memerlukan penyimpanan dengan
temperatur khusus, misalnya penyimpanan pada lemari
pendingin.
b. Narkotika dan obat berbahaya harus disimpan dalam lemari
khusus dan selalu terkunci.
c. Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus
dipisah di bangunan yang terpisah
5) Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah
terbakar, seperti dos, karton dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran
harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam
jumlah yang cukup (Dirjen POM,1986).
b. Kondisi Penyimpanan dan kestabilan obat
Kondisi penyimpanan obat perlu diperhatikan untuk
mempertahankan mutu obat. Untuk menjaga kondisi dari kestabilan
obat harus dijaga dan dihindarkan dari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas obat seperti kelembaban, sinar matahari,
temperatur, kerusakan fisik, kontaminasi oleh bakteri dan pengotoran
(dirjen POM, 1986).
c. Penyusunan stok obat
Semua obat-obatan harus disimpan di dalam rak, menurut
bentuk sediaan, urutan abjad, apabila memungkinkan obat yang sejenis
dikelompokkan menjadi satu.
Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Susun obat berjumlah besar di atas pallet atau ganjal dengan kayu
secara rapi
b) Gunakan lemari khusus untuk penyimpanan narkotika dan obat-
obatan yang berjumlah sedikit tetapi mahal harganya.
c) Susunan obat dalam rak dan barikan nomor kode, pisahkan obat
dalam dari obat-obat untuk pemakaian luar.
d) Susunan obat yang dapat dipengaruhi temperatur, udara, cahaya,
dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
e) Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi
f) Apabila gudang tidak mempunyai rak maka dos-dos bekas dapat
dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan.
g) Barang-barang yang banyak memakan tempat seperti kapas dapat
disimpan dalam dos basar, sedangkan dos kecil dapat digunakan
untuk menyimpan obat-obatan dalam kaleng atau botol
h) Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap
dalam box masing-masing, ambil seperlunya untuk disusun dalam
satu dos bersama obst-obatan lainnya. Pada bagian luar dos dapat
dibuat daftar dari obat yang disimpan dalam dos tersebut.
i) Obat-obat yang mempunyai batas waktu pemakaian maka perlu
dilakukan rotasi stok obat agar obat tersebut tidak selalu berada di
belakang yang dapat menyebebkan kadaluarsa.
j) Dalam penyusunan obat pada rak, obat lama diletakkan dan disusun
paling depan , obat baru diletakkan di belakang. Cara ini disebut
FIFO, artinya obat yang lebih awal diterima harus lebih awal
digunakan, sebab umumnya obat yang diterima lebih dahulu
biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluarsa lebih awal
pula. Atau obat yang pertama masuk maka obat tersebut pertama
keluar untuk mencegah obat kadaluarsa (Dirjen POM, 1996).
d. Pengamatan mutu obat
Tanda-tanda perubahan mutu obat adalah sebagai berikut :
1) Tablet : terjadi perubahan warna, kerusakan berupa noda, lubang
dan retak.
2) Kapsul : terjadi perubahan warna pada isi kapsul atau kapsul
terbuka, kosong, rusak, dan melekat satu dengan yang lainnya.
3) Injeksi : terjadi kebocoran wadah atau terdapat partikel asing pada
serbuk injeksi yang mempengaruhi kejenuhan larutan.
4) Salep : terjadi perubahan warna, pot rusak atau bocor.
5) Cairan : cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan, terjadi
perubahan pada kekentalan, warna dan bau (Dirjen POM, 1996).
e. Pencatatan stok obat
Pencatatan stok obat merupakan sarana perhitungan dalam
rangka pertanggung jawaban obat-obatan yang berada dalam gudang.
Pencatatan stok merupakan sarana informasi dalam rangka
pengendalian persediaan. Penyimpanan sediaan farmasi berupa
narkotika menurut Peraturan Menteri RI No.28/Menkes/per/1978
dijelaskan bahwa tentang penyimpanan narkotika pada pasal 7,
ruangan perawatan di rumah sakit, Lembaga dan Puskesmas harus
memiliki tempat untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan
sebagai berikut :
1) Dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat
2) Mempunyai kunci yang kuat
3) Kunci harus dikuasai oleh penanggung jawab atau pegawai lain
yang dikuasakan
4) Tempat penyimpanan harus aman dan tidak terlihat oleh umum
(Depkes, 1998)
f. Sistem penyimpanan obat menurut Farmakope Edisi IV
1) Dingin adalah suhu tidak lebih dari 80 C
2) Lemari pendingin mempunyai suhu antara 20 C dan 80 C,
sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200 C dan -
100 C
3) Suhu adalah suhu antara 80 C dan 150 C, kecuali dinyatakan lain
bahan harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan dalam
lemari pendingin.
4) Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja, suhu kamar terkendali
adalah suhu yang diatur antara 150 C sampai 300 C
5) Hangat adalah suhu antara 300 C sampai 400 C
6) Panas terlebih adalah di atas suhu 400 C
Perlindungan dari pembekuan selain bahaya kerusakan wadah,
pembekuan suatu partikel menyebebkan hilangnya kekuatan atau
potensi atau merusak dan merubah sifat-sifatnya, maka pada etiket
wadah harus tercantum petunjuk melindungi partikel daripembekuan.
Penyimpanan di bawah kndisi tidak khusus jika tidak petunjuk
khusus penyimpanan atau pembatasan dalam monografi, kondisi
penyimpanan termasuk perlindungan terhadap lembab, pembekuan dan
panas berlebih (Depkes, 1995).