bab. 1 teori reseptor

6
TEORI RESEPTOR Bagian tubuh yg berbeda memiliki tekstur yang berbeda pula, ikatan substansinya akan berbeda dasar timbulnya interaksi obat – reseptor (Robert Boyle, 1685). Telah dipublikasikan sebuah teori interaksi obat reseptor mengenai hubungan antara kedudukan reseptor dan respon jaringan, dengan asumsi sederhana (Clarck, 1937) : Respon maksimal suatu obat (Em) merupakan respon maksimal pada jaringan Respon jaringan fraksional (EA/Em) sebanding dengan kedudukan reseptor fraksional ([A.R]/[Rt])

Upload: matuar-umar-ii

Post on 25-Oct-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Power Point

TRANSCRIPT

Page 1: Bab. 1 Teori Reseptor

TEORI RESEPTOR

Bagian tubuh yg berbeda memiliki tekstur yang berbeda pula, ikatan substansinya akan berbeda dasar timbulnya interaksi obat – reseptor (Robert Boyle, 1685).

Telah dipublikasikan sebuah teori interaksi obat reseptor mengenai hubungan antara kedudukan reseptor dan respon jaringan, dengan asumsi sederhana (Clarck, 1937) :Respon maksimal suatu obat (Em) merupakan respon maksimal pada jaringanRespon jaringan fraksional (EA/Em) sebanding dengan kedudukan reseptor fraksional ([A.R]/[Rt])

Page 2: Bab. 1 Teori Reseptor

Persamaan yang menggambarkan respon suatu obat A dalam

jaringan yang dijelaskan oleh Clark:

dimana KA adalah konstanta disosiasi kompleks obat-reseptor

Persamaan tersebut sangatlah terbatas : hubungan kedudukan reseptor oleh obat dan

respon tidak selalu linier

Konsep ini terbatasi karena keterkaitan dengan konsep molekuler yang tidak bisa diuji

secara eksperimental tergantikan oleh konsep pengujian biologis (Bioassay).

Page 3: Bab. 1 Teori Reseptor

PENGUJIAN BIOLOGIS (BIOASSAY).

Prasyarat utama pada pengujian biologis adalah sistem pengukuran yang stabil.

Isolasi jaringan

Organ secara keseluruhan ditempatkan dalam wadah yang telah dipanaskan

Diinkubasi dengan larutan garam fisiologis

Dijaga pada pH fisiologis

dialiri oksigen seperti kondisi dalam tubuh organisme

Page 4: Bab. 1 Teori Reseptor

Gambar 1. Skema sistem pencucian organ untuk isolasi jaringan. Jaringan dicuci dalam heated phisiologic fluid yang mengandung nutrien dan oksigen pada pH yang disyaratkan. Kontraksi dan relaksasi dari jaringan direkam pada alat kymograph.

Page 5: Bab. 1 Teori Reseptor

Pencarian interaksi obat dan reseptor telah berada pada tahapan yang lebih dalam E.J Ariens memperkenalkan faktor proporsionalitas (konstanta ini digunakan untuk memperhitungkan fakta bahwa beberapa agonis menghasilkan respon maksimal yang berada di bawah respons maksimum agonis lainnya). Konstanta ini menunjukan aktivitas intrinsik (α).

Skala untuk α adalah satuan unit, dimana nilai 1 untuk agonis penuh dan 0 untuk antagonis yang tidak menghasilkan respon jaringan secara langsung. Bila nilai α adalah 0,4 berarti bahwa agonis dapat menghasilkan 40% dari respon maksimal jaringan (agonis parsial).

Page 6: Bab. 1 Teori Reseptor

R.P.Stephenson memperkenalkan istilah stimulus dan mengusulkan bahwa obat yang dihasilkan oleh stimulus/rangsangan sesuai dengan persamaan berikut:

Dimana e merupakan konstanta proporsional yang disebut efficacy.

Gambar 2. Hubungan kedudukan reseptor dan respon jaringan yang didefenisikan oleh Stephenson.

Pendudukan reseptor oleh agonis menghasilkan sejumlah stimulus.

Pemisahan ikatan obat reseptor dan hasil respon fisiologis menjadi dasar untuk perkembangan konsep teori reseptor.