arb (angiotensin reseptor blocker)

74
ARB (Angiotensin Reseptor Blocker) Dosen Pengampu : Dr. Danu Lestariyanto Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan II (KDK II) Disusun oleh : 1.Dina Aprilianita P.174.24.212.057 2.Dita Ayu Ardani P.174.24.212.058 3.Elsye Floriska. M P.174.24.212.059 4.Erlina Wijayanti P.174.24.212.060 5.Fathya Nur Arifah P.174.24.212.061 6.Fatima Putri. P P.174.24.212.062 Reguler II – Vanda POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG

Upload: fathya-nur-arifah

Post on 27-Oct-2015

620 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

Dosen Pengampu : Dr. Danu LestariyantoMata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan II (KDK II)

Disusun oleh :1. Dina Aprilianita P.174.24.212.0572. Dita Ayu Ardani P.174.24.212.0583. Elsye Floriska. M P.174.24.212.0594. Erlina Wijayanti P.174.24.212.0605. Fathya Nur Arifah P.174.24.212.0616. Fatima Putri. P P.174.24.212.062

Reguler II – Vanda

POLTEKKES KEMENKES SEMARANGPRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG

Page 2: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

2

ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

Angiotensin receptor blocker (ARB) merupakan salah satu obat anti hipertensi yang bekerja dengan cara menurunkan tekanan darah melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron. ARB mampu menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya, sehingga secara langsung akan menyebabkan vasodilatasi, penurunan produksi vasopresin, dan mengurangi sekresi aldosteron. Ketiga efek ini secara bersama-sama akan menyebabkan penurunan tekanan darah.

Kerjanya sangat mirip kerja inhibitor ACE, yang memblok pembentukan angiotensin II. Namun, ARB tidak menimbulkan batuk. Obat ini efektif untuk menurunkan tekanan darah.

Page 3: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

3

• merupakan kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan cara menginhibisi ikatan angiotensin II dengan reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik.

• Semua kelompok ARB memiliki afinitas yang kuat ribuan bahkan puluhan ribu kali lebih kuat dibanding angiotensin II dalam berikatan dengan reseptor AT1. Akibat penghambatan ini, maka angiotensin II tidak dapat bekerja pada reseptor AT1, yang secara langsung memberikan :– efek vasodilatasi– penurunan vasopressin– penurunan aldosteron– penurunan retensi air dan Na – penurunan aktivitas seluler yang merugikan (misalnya hipertrofi).

• Sedangkan Angiotensin II yang terakumulasi akan bekerja di reseptor AT2 dengan efek berupa vasodilatasi, antiproliferasi. Sehingga pada akhirnya rangsangan reseptor AT2 akan bekerja sinergistik dengan efek hambatan pada reseptor AT1.20

Page 4: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

4

• Indikasi : hipertensi, CHF (gagal jantung kongestif )• Jenis obat :

Page 5: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

5

• ESO : Udem perifer, dizzines, fatigue, abdominal pain, diare, nausea, albuminuria, rhininis, faringitis, bronkhitis, chest pain

• Kontraindikasi : – Hipersensitivitas – Penyakit hepar yang parah – Stenosis arteri renal bilateral – Wanita hamil

• Interaksi obat : – Kontraindikasi : aliskiren – Serius-use alternative : ACEI, litium, potasium fosfat iv – Signifikan-monitor closely : acebutolol, aspirin, atenolol,

bisoprolol, celecoxib, diklofenak, digoksin, furosemid, gentamisin

Page 6: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

6

Penggunaan Angiotensin-Receptor Blocker

Golongan sartan atau ARB digunakan untuk menangani pasien dengan hipertensi, terutama terhadap pasien yang intoleransi dengan terapi ACE inhibitor. Keunggulan ARB dibanding ACE inhibitor adalah ARB tidak menghambat penguraian bradikinin dan kinin lain, sehingga tidak menimbulkan batuk atau angioedem yang dipicu bradikinin. Akhir-akhir ini, mulai dikembangkan penggunaan ARB pada gagal jantung bila terapi menggunakan ACE inhibitor menemui kegagalan, terutama dengan Candesartan. Irbesartan dan losartan juga menunjukkan keuntungan pada pasien hipertensi dengan diabetes tipe II, dan terbukti menghambat secara bermakna progresivitas nefropati diabetik. Candesartan juga telah diuji coba secara klinis dalam mencegah dan mengatasi migrain.

Spesifikasi penggunaan ARB berdasarkan efektivitasnya dalam menghambat ikatan angiotensin II dan reseptornya dapat dijadikan sebagai ukuran untuk mempertimbangkan golongan mana yang dapat dipilih. Terdapat 3 parameter penggunaan ARB, yaitu menurut efek inhibisi dalam 24 jam, tingkat afinitasnya terhadap reseptor AT1 dibanding AT2, dan waktu paruh obat.

Page 7: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

7

a. Efek inhibisi selama 24 jam merupakan ukuran penting terkait dengan jumlah atau besar angiotensin II yang dihambat selama 24 jam. Berdasarkan FDA USA, beberapa ARB dan efek penghambatan terhadap angiotensin, yaitu:• Valsartan 80 mg 30%• Telmisartan 80 mg 40%• Losartan 100 mg 25-40%• Irbesartan 150 mg 40%• Irbesartan 300 mg 60%• Olmesartan 20 mg 61 %• Olmesartan 40 mg 74%

b. Afinitas ARB terhadap reseptor AT1 dibanding AT2 merupakan pertimbangan penting, karena kedua reseptor ini memiliki kerja yang saling berlawanan. Semakin kuat afinitas ARB terhadap AT1 dibanding AT2, maka efek antihipertensi juga akan semakin meningkat. Berdasarkan FDA US, beberapa ARB dan afinitasnya terhadap reseptor AT1 dibanding AT2, yaitu:• Losartan 1000 kali• Telmisartan 3000 kali• Irbesartan 8500 kali• Olmesartan 12500 kali• Valsartan 20000 kali

c. Waktu paruh ARB juga penting dipertimbangkan sebagai dasar terapi. Waktu paruh merupakan indikator seberapa lama obat memiliki efek yang signifikan di dalam tubuh. Beberapa ARB dan waktu paruhnya, yaitu: • Valsartan 6 jam• Losartan 6-9 jam• Irbesartan 11-15 jam• Olmesartan 13 jam• Telmisartan 24 jam

Page 8: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

8

Sebagai obat antihipertensi terbaru, ARB merupakan antihipertensi yang banyak digunakan di Asia, terutama Jepang. Losartan Intervention For Endpoint reduction in hypertension (LIFE) membuktikan bahwa ARB terbukti lebih superior dibandingkan atenolol dalam mengurangi morbiditas kardiovaskular atau stroke (tetapi tidak untuk infark miokard). Manfaat ini didapat di luar efek penurunan tekanan darah. Hasil studi LIFE menujukkan bahwa ARB menjadi pilihan lebih baik dibandingkan beta bloker bagi pasien hipertensi sitolik yang terisolasi berusia > 70 tahun.

Studi lain, yakni VALUE, membuktikan tidak ada perbedaan signifikan pada morbiditas dan mortalitas kardiovakular pada pasien risiko tinggi, baik pada penerima valsartan maupun amlodipine, meskipun ada perbedaan penurunan tekanan darah. Amlodipine lebih besar menurunkan tekanan darah dengan perbedaan 3,2/1,6 mmHg. Hanya penurunan fatal dan non-fatal infark miokard yang berkaitan langsung dengan penurunan tekanan darah.

Studi SCOPE, yakni studi pada pasien hipertensi usia lanjut (> 70 tahun), menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah lebih baik dengan pemberian ARB candesartan dibandingkan plasebo (perbedaan 3,2/1,6 mmHg). Namun perbedaan ini secara statistik dianggap tidak bermakna. Demikian pula dalam hal kematian kardiovaskular dan MI non-fatal

Hasil-hasil studi ELITE II (losartan vs captopril), OPTIMAAL (losartan vs captopril), VALIANT (valsartan vs captopril), dan VaL-HeFT (valsartan vs ACE-inhibitor atau placebo) menunjukkan bahwa ARB sama efektif dengan ACE-inhibitor. Namun kombinasi keduanya lebih superior dibandingkan ACE-inhibitor saja dalam memperbaiki hasil akhir kejadian kardiovaskular. Dalam hal mencegah progresivitas mikroalbuminuria dan meningkatkan hasil akhir terhadap ginjal, beberapa studi komparatif menunjukkan, ARB superior dibandingkan plasebo atau CCB, dan juga ACE-inhibitor. Efek ini bersifat independen dari efek penurunan tekanan darah. Untuk kasus gagal jantung, ARB adalah antihipertensi terbaru yang paling efektif. Hal ini dibuktikan oleh candesartan dan valsartan melalui dua studi besar, yakni ValHeFT dan CHARM.

Page 9: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

9

Macam-macam Angiotensin Reseptor

Blocker (ARB)

Page 10: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

10

1. Candesartan

• Sebagai antihipertensi• Candesartan memiliki rumus kimia C33H34N6O6dengan berat

molekul 440,45 g/mol• Prodruk candesartan dipasarkan dalam bentuk candesartan

cileksil, dengan nama Blopress, Atacand, Amias, dan Ratacand

Page 11: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

11

Farmakokinetik Candesartan• Absorpsi: Setelah pemberian oral, bioavailabilitas candesartan adalah sebesar 15%

hingga 40%. Setelah konsumsi tablet, konsentrasi serum puncak (Cmax) tercapai setelah 3-4 jam. Makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas candesartan setelah pemberian candesartan.• Distribusi: Volume distribusi candesartan adalah 0,13 L / kg. Candesartan sangat terikat

pada protein plasma (> 99%). Pasien diabetic nefropati dengan proteinuria, dan mengalami penurunan kadar protein plasma, beresiko efek toksik apabila diberikan dengan dosis tinggi.• Metabolisme : Candesartan dengan cepat dan lengkap diaktifasi melalui

hidrolisis ester selama absorpsi dari saluran pencernaan. Candesartan mengalami metabolisme minor di hati oleh O-deethylation menjadi bentuk metabolit tidak aktif. Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa sitokrom P450 isoenzim CYP 2C9 terlibat dalam biotransformasi candesartan menjadi metabolit tidak aktif.• Ekskresi: Total klirens plasma candesartan adalah 0,37 mL / menit / kg, dengan klirens

ginjal 0,19 mL / menit / kg. Candesartan terutama diekskresikan tidak berubah dalam urin dan feses (melalui empedu). Ekskresi renal candesartan menurun seiring dengan menurunnya fungsi ginjal. Hal ini menyebabkan perpanjangan waktu paruh obat.

Page 12: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

12

• Karena ARB dapat meningkatkan konsentrasi kalium dalam darah, menggabung kancandesartan dengan obat lain yang dapat meningkatkan konsentrasi kalium dalam darah, seperti hydrodiuril (Dyazide), spironolakton (aldactone), dan suplemen kalium, dapat menyebabkan peningkatan berbahaya pada kalium darah. Menggabungkan candesartan atau ARB lain dengan obat anti-inflammatory drugs (NSAID) pada pasien yang sudah lanjut usia, volume cairan kurang (termasuk yang pada terapi diuretik), atau dengan fungsi ginjal yang buruk dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, termasuk gagal ginjal. Efek ini biasanya reversibel.• Bioavailabilitas candesartan sebesar 15% hingga 40%

candesartan sileksil metabolisme terjadi di dinding intestinal untuk candesartan yang dikatalisasi enzim sitokrom p450 CYP2C9 metabolisme terjadi di hepar

• Waktu paruh candesartan adalah 5,1 sampai 10,5 jam, dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan 67% melalui feses.

Page 13: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

13

Farmakodinamik CandesartanCandesartan menghambat efek angiostensin II tergantung pada

dosis. Setelah pemberian 1 minggu dosis 8 mg candesartan satu kali sehari, efek inhibisinya adalah sekitar 90% pada konsentrasi puncak, dengan inhibisi yang masih bertahan 50% selama 24 jam. Konsentrasi plasma angisotensin I dan angiostensin II dan Plasma Rennin Activity (PRA), meningkat tergantung dari dosis setelah pemberian oral dan pengulangan dosis candesartan pada psubjek sehat, hipertensi, dan gagal jantung. Aktivitas ACE tidak berubah pada subjek sehat setelah pemberian candesartan berulang. Pemberian dosis candesartan satu kali sehari sampai 16 mg pada subjek sehat tidak mempengaruhi konsentrasi aldosteron plasma, tetapi menurunkan konsentrasi plasma aldosteron ketika diberikan pada dosis 32 mg pada pasien hipertensi. Disamping efek candesartan terhadap sekresi aldosteron, sedikit efek terhadap Natirum serum juga ditemukan.

Page 14: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

14

Mekanisme Kerja Candesartan

Candesartan termasuk kelompok Angisotensin Reseptor Bloker (ARB). ARB merupakan kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan cara menginhibisi ikatan angiotensin II dengan reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik. Angiostensin Iidibentuk dari angiostensin I melalui reaksi yang dikatalis oleh angiostensin converting enzyme (ACE, kinase II). Angiotensin II berfungsi sebagai hormon yang meningkatkan tekanan darah dan volume darah dalam beberapa cara. Sebagai contoh, angiotensin II menaikkan tekanan dengan cara menyempitkan arteriola, menurunkan aliran darah ke banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal. Angiotensin II merangsang tubula proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl dan air. Hal tersebut akan mengurangi jumlah garam dan air yang diekskresikan dalam urin dan akibatnya adalah peningkatan volume darah dan tekanan darah.

Page 15: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

15

• Tekanan Darahdosis yang memberikan respon terhadap tekanan darah adalah 2-32 g. dosis umum yang direkomendasikan adalah dimulai dengan dosis 16 mg satu kali sehari ketika diberikan sebagai terapi tunggal pada pasien yang tidak mengalami penurunan volume tubuh. Candesartan bisa diberikan satu atau dua kali sehari dengan total dosis harian 8 sampai 32 mg. dosis yang lebih besar tidak menunjukkan efek yang lebih besar. Kebanyakan efek antihipertensiv diperoleh dalam 2 minggu, dan penurunan tekanan darah maksimal terjadi dalam 4-6 minggu.

• Pediatric Hypertension usia 1 hingga < 17Bisa diberikan satu atau dua dosis terbagi. sesuaikan dosis berdasarkan respon tekanan darah. Untuk pasien yangmengalami penurunan volume tubuh (seperti pasien yang diterapi dengan diuretic, terutama pasien yang mengalami gangguan ginjal) pertimbangkan untuk meberikan dosis yang lebih kecil.

• Anak usia 1 hingga < 6 tahunRange dosis adalah 0.05 sampai 0.4 mg/kg per hari. dosis awal yang direkomendasikan adalah 0.20 mg/kg (suspense oral).

• Anak usia 6 hingga < 17 Untuk anak dengan berat kurang dari 50 kg, range dosisnya aldah 2-16 mg per hari. dosis awal yang dianjurkan 4 sampai 8 mg. untuk yang beratnya lebih dari 50 kg, range dosisnya adalah 4 sampai 32 mg per hari. dosis awal yang direkomendasikan adalah 8 sampai 16 mg. dosis di atas 0.4 mg/kg (1 sampai < 6 tahun) atau 32 mg (6 sampai <17)

Cara Pakai & Dosis Candesartan

Page 16: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

16

INTERAKSI OBAT

• Tidak ada interaksi obat yang signifikan yang dilaporkan pada terapi dengan candesartan cilexetil yang diberikan bersama obat lain seperti glyburide, nifedipine, digoxin, warfarin, hydrochlortiazide dan kontrasepsi oral pada volunteer yang sehat, atau pemberian bersama enalapril pada pasien gagal jantung( NYHA kelas II dan III). Karena candesartan tidak dimetabolisme secara signifikan oleh system enzim cytochrom P450 dan pada konsentrasi terapi tidak memberikan pengaruh pada enzim P450, maka interaksi dengan obat yang menghambat atau dimetabolisme oleh enzim tersebut tidak diharapkan.

• Pada pasien geriatric, kekurangan cairan (termasuk terapi dengan diuretic), pemberian NSIDs termasuk pemberian penghambat COX2 yang selektif, bersama dengan angiostensinII reseptor antagonis, termasuk candesartan, bisa mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, dengan kemungkinan terjadinya gagal ginjal akut, efek ini biasanya bersifat reversible. Monitor secara berkala fungsi ginjal pasien yang menerima candesartan bersama dengan NSID. Efek anti hipertensi angiostensin II reseptor antagonis, termasuk candesartan akan dilemahkan oleh NSID termasuk COX2 selektif.

• Peningkatan kosentrasi serum litium secara reversible dan terjadinya toksisitas dilaporkan selama penggunaan litium besama dengan ACE inhibitor, dan hal yang sama terjadi dengan angiostensin II reseptor antagonis.

Page 17: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

17

Indikasi• Hipertensi.• Pengobatan pada pasien dengan gagal jantung dan

gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri (LVEF =40%) ketika obat penghambat ACE tidak ditoleransi.

Kontra-Indikasi • Pasien yang hipersensitif terhadap candesartan atau

komponen yang terkandung dalam formulasinya.• Wanita hamil dan menyusui.• Gangguan hati yang berat dan/ ketoasidosis.

Page 18: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

18

Efek Samping

• Biasanya menetap dan ringan: Efek CNS (kepeningan); Efek CV (hipotensi orthostatik yang berhubungan dengan dosis, yang mungkin terjadi secara khusus pada pasien yang kekurangan volume); kerusakan ginjal.

• Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema, mengangkat LFTs (liver  function  tests); myalgia.

Page 19: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

19

Perhatian• Toksisitas pada janin (Kategori pada kehamilan )

Penggunaan obat yang bekerja terhadap system rennin angiostensin selama trimester 2 dan 3 kehamilan akan mengurangi fungsi ginjal pada janin dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada janindan bayi baru lahir. Pembentukan oligohydramnios dihubungkan dengan terjadinya hipoplasia pada janin dan deformasi otot. Efek samping yang potensial terjadi pada bayi yang baru lahir adalah hipoplasia, anuria, hipotensi, gagal ginjal dan kematian. Jika kehamilan terdeteksi dianjurkan untuk penghentian konsumsi obat golongan ini.

• Morbiditas pada bayi : Pasien dengan usia dibawah satu tahun tidak boleh diberikan candesartan. Obat yang bekerja langsung pada system rennin angiostensin dapat memberikan efek buruk pada perkembangan ginjalnya.

• Hypotensi : Pada pasien dewasa dan anak-anak dengan pengaktifan system rennin angiostensin atau pasien yang rendah natrium ( pengobatan dengan diuretic) hipotensi simptomayik dapat terjadi.

• Gangguan fungsi hati : Berdasarkan data farmakokinetik, dimana peningkatan secara signifikan AUC (Area Under Curva) Candesartan dan konsentrasi maksimum di dalam darah pada pasien dengan kerusakan hati sedang, maka dosis wal yang lebih rendah harus dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan hati.

• Penurunan fungsi ginjal : Sebagai konsekuensi dari penghambatan system rennin-angiostensin-aldosteron, yaitu perubahan fungsi ginjal, dapat diantisipasi pada beberapa individu dengan pemberian terapi candesartan. Pada pasien yang fungsi ginjalnya bergantung pada aktivitas system rennin-angiostensin-aldosteron (pasien gagal jantung berat), terapi dengan ACE dan angiostensin reseptor antagonis bisa menimbulkan oliguria dan/atau azotemia progresif dan jarang terjadi gagal ginjal akut atau kematian. Dalam kasus yang sama dapat diantisipasi pada pasien dengan pemberian terapi candesartan. Pada pasien gagal jantung yang diterapi dengan kandesartan, peningkatan serum kreatinin mungkin terjadi. Pengurangan dosis, penghentian terapi antidiuretik atau candesartan mungkin diperlukan.

• HiperkalemiaPada pasien gagal jantung yang diterapi dengan candesartan, hiperkalemia mungkin terjadi, khususnya ketika diberikan bersamaan dengan ACE inhibitor atau diuretic hemat kalium seperti spironolakton. Selama terapi dengan candesartan pada pasien yang gagal jantung perlu dievaluasi peningkatan kalium secara periodic.

Page 20: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

20

Sediaan Obat Candesartan

Page 21: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

21

A. Blopress• Kandungan : Candesartan cilexetil 8 mg, 16 mg• Indikasi : Hipertensi, pengobatan pada pasien dengan gagal jantung dan gangguan

fungsi sistolik ventrikel kiri (LVEF < 40%) ketika obat penghambatACE tidak ditolerir.• Kontra Indikasi : Hamil dan laktasi, gangguan ginjal berat (bersihan kreatin lebih kecil

30 mL/menit), gangguan hati berat atau kolestatis, hipokalemia dan hiperkalsemia refrakter, gout.

• Efek Samping : Hipotensi, Hiperkalemia, Gangguan ginjal, terjadi peningkatan kreatinin, urea dan kalium. Dianjurkan pemeriksaan berkala kreatinin serum dan kalium. Leukopenia, neutropenia dan agranulositosis, pusing, sakit kepala, mual, meningkatnya enzim hati, fungsi hati yang abnormal atau hepatitis, angioudem, kulit kemerahan, urtikaria, pruritus. Kelainan muskuloskeletal, Nyeri punggung, artralgia, mialgia.

• Perhatian : Gagal ginjal, gagal jantung. Kehamilan, Laktasi.• Dosis : Hipertensi: awal 4 mg per hari. Dosis dinaikkan sesuai dengan respon

pengobatan sampai maksimum 16 mg sehari.Pasien > 75 tahun dianjurkan diberi dengan dosis awal 2 mg sekali sehari dan dosis dapat ditingkatkan tergantung dari respon. Gagal Jantung : Awal 4 mg per hari. Peningkatan dosis sampai dengan 32 mg sekali per hari atau dosis tertinggi yang dapat ditoleransi, dilakukan dengan menggandakan dosis dengan interval minimal 2 minggu.Dikonsumsi bersamaan atau tanpa makanan.

• Kemasan : Box 8 mg; 16 mg.

Page 22: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

22

B. Atacand• Atacand disetujui olehUS Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1998. Nama generik obat ini Candesartan

Cilexetil.• digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan hipertensi. Atacand juga digunakan untuk mengobati Gagal

jantung pada pasien tertentu. Ini menurunkan kemungkinan rawat inap atau kematian akibat gagal jantung. Kemanjuran obat ini tetap hampir tidak berubah terlepas dari apakah itu telah dibeli dari apotek AS atau Kanada.

• Mekanisme Atacand– Obat menurunkan tekanan darah dengan relaksasi pembuluh darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

adalah suatu kondisi dimana tekanan tinggi yang dibuat dalam arteri pasien. Tekanan darah orang normal adalah di bawah 120/80. Namun, tekanan darah 140/90 tingkat atau lebih dianggap tinggi.

– Angiotensin II adalah suatu bahan kimia kuat yang memainkan bagian penting dalam meningkatkan tekanan darah. Hal ini mendorong kontraksi otot-otot sekitarPembuluh darah, yang menghasilkan penyempitan pembuluh darah. Hal ini meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah menyebabkan tekanan darah tinggi. Namun, Atacand menghambat aksi dari angiotensin II. Ini mencegah pengikatan angiotensin II pada reseptor angiotensin II hadir dalam pembuluh darah. Akibatnya, ukuran pembuluh darah akan membesar dan tekanan darah akan berkurang. Hal ini juga mengurangi beban pada jantung dan membuatnya lebih mudah untuk itu untuk memompa darah. Selain itu, perkembangan diabetes dan penyakit ginjal terkait dengan tekanan darah tinggi juga melambat.

• Dosis : Atacand tersedia dalam bentuk 4,, 8 16 dan 32 mg tablet. Dosis awal yang direkomendasikan untuk Atacand adalah 16 mg sekali dalam sehari. Obat harus diminum rutin. Atacand biasanya tidak berinteraksi dengan makanan atau obat lain. Efek dari obat dapat dilihat dalam 2 minggu. Selain itu, penurunan tekanan darah maksimum yang dialami dalam waktu 4 sampai 6 minggu.

• Efek Samping Atacand– Pusing dan kepala ringan– Nyeri punggung– Diare dan mual– Kesemutan kulit– Kelelahan

Page 23: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

23

2. EPROSARTAN

• Eprosartan dipasarkan dengan nama Teveten HCT dan Teveten plus.

• Eprosartan memiliki rumus kimia C23H24N2O4S dengan berat molekul 520,625 g/mol.

Page 24: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

24

FARMAKOKINETIK EPROSARTANBioavailabilitas eprosartan adalah sebesar 15% tanpa dimetabolisme. Waktu paruh eprosartan adalah 5 hingga 9 jam, dan kemudian diekskresikan 10% melalui ginjal dan 90% melalui bilier.

FARMAKODINAMIK EPROSARTANKerja obat ini pada sistem RAS akan menurunkan resistensi perifer. Obat ini juga menghambat produksi norepinefrin simpatetik sehingga juga menurunkan tekanan darah.

Page 25: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

25

• Indikasi Eprosartan : Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)

• Kontra-Indikasi Eprosartan : Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil terutama selama trimester 2 dan 3 kehamilan. Dapat menimbulkan gagal ginjal fetus atau kematian fetus

• Cara Pakai : Per oral yaitu obat yang cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.

• Dosis : 600 mg melalui mulut(per oral), 1 kali sehari dipagi hari.Dosis maksimum: 800 mg/hari

• Cara Kerja Obat :Akan berikatan dengan reseptor angiotensin II sehingga angiotensin II tidak dapat berikatan dengan reseptornya relaksasi otot polos vasodilatasi

Page 26: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

26

EFEK SAMPING EPROSARTAN

1. Basanya ringan dan sementara: Efek CNS (kepeningan), Efek CV (hipotensi orthostatik yang berhubungan dengan dosis, yang bisa terjadi khususnya pada pasien yang mengalami penipisan isi); kerusakan ginjal.

2. Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema, dan kenaikan tes fungsi hati (LFTs); myalgia.

Page 27: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

27

PERHATIAN

Instruksi Khusus:1. Pasien dengan penipisan isi (misalnya terapi diuretik dengan dosis tinggi) bisa mengalami hipotensi dan harus dimulai dengan dosis rendah.2. Gunakan dengan hati-hati pada penderita stenosis arteri ginjal, kerusakan ginjal, atau kerusakan hati.3. Serum K harus diawasi, khususnya pada pasien yang lebih tua, pasien dengan kerusakan ginjal dan diuretik penghematan kalsium (K) harus dihindari.

Page 28: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

28

Sediaan Obat Eprosartan

Page 29: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

29

Teventen• Bekerja dengan merilekskan pembulu darah, sehingga

menurunkan tekanan darah.• Kontraindikasi :– alergi terhadap bahan dalam Teveten– berada di trimester kedua atau ketiga kehamilan

Anda• Efek samping :

pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan. Efek ini mungkin lebih buruk jika Anda mengambil dengan alkohol atau obat-obatan tertentu.

Page 30: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

30

3. Irbesartan

Irbesartan dikembangkan pertama kali melalui riset Sanofi, dan kemudian dipasarkan oleh sanovi-aventis dan Bristol-Myers Squibb dengan nama dagang Aprovel, Karvea, dan Avapro. Irbesartan memiliki rumus kimia C25H28N6O dengan berat molekul 428,53 g/mol.

Irbesartan menjaga pembuluh darah dari penyempitan, yang mana membuat tekanan darah menurun dan meningkatkan aliran darah. Obat ini kadang diberikan bersamaan dengan obat tekanan darah lainnya.

Page 31: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

31

Farmakologi IrbesartanIrbesartan merupakan antagonis reseptor AT1 yang kompetitif dan selektif, yang memiliki afinitas lebih besar (> 8500 kali) terhadap reseptor AT1 dibandingkan reseptor AT2. Irbesartan diperkirakan bekerja dengan menghambat semua aksi angiotensin-II yang diperantarai melalui reseptor AT1, tanpa memperhatikan sumber dan mekanisme pembentukan angiotensin-II. Antagonisme selektif terhadap reseptor angiotensin-II (AT1) ini menghasilkan peningkatan renin plasma dan angiotensin-II serta penurunan konsentrasi aldosteron plasma. Kadar potasium serum tidak dipengaruhi oleh irbesartan secara bermakna pada dosis yang direkomendasikan. Irbesartan tidak menghambat ACE (Khinase-II), enzim yang berperan dalam pembentukan angiotensin-II dan juga mengubah bradikinin menjadi metabolit tidak aktif. Aktivitas irbesartan tidak memerlukan aktivasi metabolik.

Page 32: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

32

Farmakokinetik Irbesartan Bioavailabilitas irbesartan adalah sebesar 60% hingga

80%. Waktu paruh irbesartan adalah 11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan sisanya melalui feses.

Setelah pemberian oral, irbesartan akan diabsorpsi dengan baik, dengan bioavailabilitas absolut sekitar 60-80%. Makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas irbesartan. Ikatan dengan protein plasma sekitar 96% dengan volume distribusi 53-93 liter. Irbesartan dimetabolisme di hati melalui proses konjugasi glukuronik dan oksidasi. Konsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 1,5-2 jam, dengan bersihan plasma total 157 - 176 ml/menit dan bersihan ginjal 3-3,5 ml/menit. Waktu paruh irbesartan sekitar 11-15 jam, dan kadar mantap dalam plasma dicapai dalam 3 hari setelah pemberian. Irbesartan dan metabolitnya akan diekskresikan melalui kandung empedu dan ginjal.

Page 33: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

33

Indikasi :• Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)• Untuk mengobati masalah ginjal yang disebabkan oleh diabetes tipe-2

(not insulin-dependent diabetes)

Kontra-indikasi : • Hipersensitif terhadap irbesartan• Kehamilan trimester ke-2 dan ke-3• Ibu menyusui

Dosis :• Dosis awal: 150 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.• Dosis rumatan: 150-300 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari

Indikasi,Kontra-Indikasi, Dosis Irbesartan

Page 34: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

34

Cara Pakai Irbesartan

Avapro generik ibersartan obat harus diminum sekali sehari dan dapat diambil dengan atau tanpa makan. Ambil Avapro (Irbesartan) obat dosis yang diresepkan oleh dokter sebagai obat ini juga memiliki beberapa penggunaan. Pasien harus melihat dan melacak arah tertentu dalam label obat. Buatlah jadwal waktu untuk mengambil dosis sehingga Anda dapat mengingat kapan harus minum obat. Avapro mg obat harus diminum sekali sehari atau diresepkan oleh dokter dan dapat diambil dengan atau tanpa makanan.

Page 35: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

35

Cara kerja obat IrbesartanObat milik kelompok obat yang dikenal sebagai

angiotensin receptor blocker 2 digunakan untuk mengobati tekanan tinggi dari darah. Angiotensin 2 zat kimia secara alami memproduksi dalam tubuh. Zat kimia ini membuat pembuluh darah untuk kontrak dan menghambat gerakan darah karena penyumbatan kelenjar adrenal. Ia melepaskan bahan kimia yang mengontrol mineral dan keseimbangan air dalam tubuh. Maka ini kimia adrenal mempertahankan air dan mineral yang mendapatkan akumulasi di tubulus ginjal yang menimbulkan jumlah cairan dalam tubuh sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu obat ini bekerja atau mengatur angiotensin dan penurunan produksi. Obat Avapro mengurangi tekanan darah dengan memperluas atau membuka sumbatan disebabkan dalam pembuluh darah.

Page 36: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

36

Efek Samping Irbesartan

• Biasanya bersifat ringan dan sementara: Efek CNS (kepeningan); Efek CV (dosis yang berhubungan dengan hipotensi ortostatik yang bisa terjadi khususnya pada pasien yang kekurangan volume; kerusakan ginjal, hiperkalemia, mual, muntah, nyeri otot, lelah, diare, dyspepsia, batuk, nyeri dada.

• Efek lainnya yang jarang : ruam, angioedema, kenaikan tes fungsi hati (LFTs), myalgia.

Page 37: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

37

Perhatian Irbesartan• Penurunan volume intravaskuler : Penurunan volume dan/atau natrium sebaiknya

dikoreksi terlebih dahulu sebelum pemberian irbesartan.• Hipertensi renovaskuler : Terdapat peningkatan risiko hipertensi berat dan insufisiensi

renal pada pasien stenosis arteri renal bilateral yang mendapat obat-obatan yang bekerja pada sistem reninangiotensin-aldosteron. Walaupun hal ini tidak pernah dilaporkan pada penggunaan irbesartan, perlu berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya risiko tersebut pada penggunaan antagonis reseptor angiotensin II.

• Kerusakan ginjal dan transplantasi ginjal : Dalam pemberian irbesartan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, diperlukan pemantauan kalium dan kreatinin serum secara berkala. Belum ada pengalaman penggunaan irbesartan pada pasien transplantasi ginjal.

• Hiperkalemia : Diperlukan pemantauan ketat kadar kalium serum pada pasien dengan kerusakan ginjal, proteinuria karena penyakit diabetes, dan/atau gagal jantung karena hiperkalemia dapat terjadi pada pasien-pasien di atas yang mendapat terapi irbesartan.

• Stenosis katup aorta dan mitral : Perhatian khusus diberikan pada pasien-pasien dengan stenosis katup aorta dan mitral.

Page 38: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

38

Perhatian Irbesartan• Aldosteronisme primer : Pasien aldosteronisme primer secara umum tidak responsif terhadap

obat-obat antihipertensi yang bekerja menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron. Karena itu, pemberian Irbesartan tidak direkomendasikan.

• Pasien hipertensi dengan diabetes tipe II dan penyakit ginjalPengaruh irbesartan pada kejadian ginjal dan kardiovaskuler tidak sama pada semua subgrup, dalam analisis yang dilakukan terhadap penelitian yang melibatkan pasiengangguan ginjal stadium lanjut. Secara khusus, pemberian irbesartan tampaknya memberikan hasil yang kurang baik pada wanita dan pasien yang berkulit bukan putih.

• Lithium : Pemberian lithium bersamaan dengan irbesartan tidak direkomendasikan.• Umum

Pada pasien yang tonus vaskular dan fungsi ginjalnya terutama bergantung pada aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron (seperti pada pasien dengan gagal jantung kongestif atau penyakit ginjal, termasuk stenosis arteri ginjal), terapi menggunakan penghambat angiotensin converting enzyme atau angiotensin-II reseptor antagonist yang mempengaruhi sistem ini dapat disertai dengan hipotensi akut, azotemia, oliguria, atau (jarang) gagal ginjal akut. Sebagaimana dengan obat antihipertensi lainnya, penurunan tekanan darah yang berlebihan pada pasien dengan kardiopati iskemik atau penyakit kardiovaskuler iskemik dapat menyebabkan infark miokardium atau stroke. Sebagaimana diketahui dari obat golongan penghambat angiotensin converting enzyme, irbesartan dan obat-obat antagonis angiotensin lainnya tampaknya kurang efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien berkulit hitam dibandingkan dengan pasien berkulit bukan hitam, kemungkinan karena kejadian keadaan rendah-renin lebih tinggi pada pasien berkulit hitam yang hipertensi.

Page 39: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

39

Interaksi obatDiuretik dan obat antihipertensi lainnya dapat meningkatkan efek hipotensi dari irbesartan; akan tetapi, irbesartan tetap dapat diberikan dengan aman bersama obat antihipertensi lainnya, termasuk calcium channel blocker maupun beta-blocker.Pemberian irbesartan pada pasien yang mendapat terapi warfarin atau digoxin tidak mempengaruhi farmakodinamik warfarin (waktu protrombin) maupun farmakokinetik digoxin. Suplemen kalium dan diuretik hemat kalium dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam serum.Kenaikan kadar lithium yang bersifat toksis namun reversibel pernah dilaporkan pada pemberian lithium bersama dengan ACE inhibitor. Efek serupa namun sangat jarang, juga pernah dilaporkan pada irbesartan.NSAID: Apabila obat golongan antagonis angiotensin-II diberikan bersamaan dengan obat golongan NSAID, seperti penghambat COX-2 selektif, asetosal (>3 g/hari), dan NSAID non-selektif, pengaruh penurunan tekanan darah obat antihipertensi dapat berkurang. Seperti penghambat ACE, pemberian angotensin-II antagonis bersamaan dengan NSAID dapat meningkatkan risiko memburuknya fungsi ginjal, termasuk kemungkinan gagal ginjal akut, dan peningkatan potasium serum, terutama pada pasien yang fungsi ginjalnya sudah terganggu. Pemberian bersamaan irbesartan dengan NSAID haru dilakukan dengan hati-hati, terutama pada pasien usia lanjut. Pasien perlu mendapatkan hidrasi yang cukup, dan perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemantauan terhadap fungsi ginjal apabila terjadi gangguan setelah pemberian bersama dan selanjutnya dipantau secara periodik.

Page 40: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

40

Sediaan Obat Irbesartan

Page 41: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

41

4. Losartan

Losartan merupakan ARB pertama yang dipasarkan secara luas dengan nama dagang Cozaar (Merc & Co). Losartan memiliki rumus kimia C22H23ClN6O dengan berat molekul 422,91 g/mol.

Losartan merupakan salah satu ARB yang diindikasikan untuk hipertensi. Selain itu, losartan juga dapat memperlambat progresivitas nefropati diabetik dan kelainan ginjal lain pada pasien diabetes melitus tipe II, hipertensi, dan mikroalbuminuria (>30 mg/hari) atau proteinuria (> 900 mg.hari).

Page 42: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

42

Farmakokinetik Losartan

Bioavailabilitas losartan adalah sebesar 25% hingga 35%. Metabolisme losartan terjadi di hepar dengan bantuan enzim sitokrom p450 CYP2C9 dan CYP3A4. Waktu paruh telmisartan adalah 1,5 hingga 2 jam, tetapi memiliki metabolit aktif asam 5-karboksilat yang dapat bekerja dalam 6 hingga 8 jam. Metabolit aktif ini juga memiliki efektivitas blocking reseptor AT1 10 hingga 40 kali lebih kuat dibanding bahan induknya, losartan. Losartan kemudian diekskresikan 13% - 25% melalui ginjal dan 50% - 60% melalui bilier.

Page 43: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

43

Farmakodinamik Losartan

Losartan akhir-akhir ini diteliti mengenai efektivitasnya dalam menekan reseptor TGF-β tipe I dan II pada ginjal diabetik, yang diasumsikan bertanggung jawab dalam efek proteksi ginjal pada pasien diabetes.

Page 44: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

44

Indikasi :• Losartan untuk pengobatan hipertensi dosis sekali sehari.• Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), yang juga

digunakan untuk mengurangi risiko stroke pada orang tertentu yang memiliki penyakit jantung.

• Untuk memperlambat kerusakan ginjal jangka panjang pada penderita diabetes tipe-2 yang juga memiliki tekanan darah tinggi.

Kontra-Indikasi• Pasien yang hipersensitif terhadap Losartan• Anak-anak karena efektivitas dan keamanannya pada anak-anak belum diketahui.• Wanita hamil dan menyusui

Page 45: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

45

Cara Pakai LosartanLosartan tersedia sebagai tablet untuk digunakan melalui mulut.

Obat ini biasanya digunakan sekali atau dua kali sehari dengan atau tanpa makanan. Untuk membantu Anda ingat untuk menggunakan losartan, pakailah pada waktu yang sama setiap hari. Ikuti petunjuk pada label resep Anda, dan meminta dokter atau apoteker untuk menjelaskan bagian yang tidak Anda mengerti. Gunakan losartan persis seperti ya ng diarahkan. Jangan menggunakan lebih atau kurang dari anjuran atau menggunakan lebih sering dari pada yang disarankan oleh dokter Anda. Losartan mengontrol tekanan darah tinggi tetapi tidak menyembuhkan. Lanjutkan untuk menggunakan losartan bahkan jika Anda merasa baik. Jangan berhenti menggunakan losartan tanpa berbicara dengan dokter Anda.Cara Kerja Obat Losartan menjaga pembuluh darah dari penyempitan, yang mengurangi tekanan darah dan meningkatkan aliran darah.

Page 46: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

46

Dosis Losartan

Dosis obat Losartan tergantung pada kondisi pasien. Ini tersedia dalam bentuk tabel 30mg, 40mg. Obat ini dapat digunakan bersama dengan perut kenyang atau sebelum memiliki makanan. Ini biasanya memakan waktu tiga minggu atau bulan untuk bereaksi dengan tubuh untuk menurunkan tekanan darah, minum obat secara teratur. Simpan dalam suhu yang menguntungkan, jauhkan dari panas dan cahaya.

Page 47: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

47

• Dosis awal : 50 mg, sekali sehari.• Apabila diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg

per hari.• Pada pasien yang kemungkinan volume cairan tubuh

berkurang (misalnya pasien yang menggunakan diuretika) atau dengan gangguan fungsi hati, dosis awal yang diberikan adalah 25 mg.

• Bila pemberian Losartan secara tunggal belum menurunkan tekanan darah secara adekuat, maka dapat ditambahkan hydrochlorotiazide (HCT).

• Losartan dapat diberikan sebelum atau sesudah makan karena absorpsinya tidak dipengaruhi oleh makanan.

• Tidak perlu dilakukan penyesuaian dosis bila Losartan diberikan pada orang tua maupun pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

Page 48: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

48

Efek Samping

Losartan dapat menyebabkan efek samping :• Pusing • Hidung beringus • Sakit tenggorokan Beberapa efek samping dapat serius. Misalnya :• Pembengkakan wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata,

tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bawah • Suara serak • Kesulitan bernapas atau menelan • Pingsan

Page 49: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

49

Perhatian

• Pada pasien dengan gangguan fungsi hati, dapat diberikan dosis losartan dengan dosis lebih rendah, karena kemungkinan peningkatan kadar losartan di dalam darah pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

• Sebagai akibat penghambatan sistem RAAS dapat terjadi gangguan fungsi ginjal yang bersifat reversible apabila pengobatan dihentikan.

• Pada pasien dengan gangguan ginjal dengan atau tanpa diabetes, sering dijumpai gangguan keseimbangan elektrolit.

Page 50: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

50

Sediaan

Page 51: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

51

5. OLMESARTAN

Olmesartan (Benicar, Olmetec) merupakan salah satu ARB untuk hipertensi. Olmesartan memiliki rumus kimia C29H30N6O6 dengan berat molekul 558,585 g/mol.

Page 52: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

52

FARMAKOKINETIK OLMESARTAN

Olmesartan bekerja dengan memblokade ikatan angiotensin II dengan reseptor AT1 sehingga akan merelaksasi otot polos vaskular. Dengan blokade tersebut, olmesartan akan menghambat feedback negatif terhadap sekresi renin. Bioavailabilitas Olmisartan adalah sebesar 26% dengan metabolisme terjadi di hepar dan tidak hilang dengan hemodialisis. Waktu paruh Olmisartan adalah 13 jam, dan kemudian diekskresikan 40% melalui ginjal dan 60% melalui bilier.

Page 53: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

53

FARMAKODINAMIK OLMESARTAN• Olmesartan bekerja dengan merelaksasikan pembuluh

darah sehingga darah dapat mengalir dengan lebih mudah.

• Olmesartan bekerja dengan memblokade ikatan angiotensin II dengan reseptor AT1 sehingga akan merelaksasi otot polos vaskular. Dengan blokade tersebut, olmesartan akan menghambat feedback negatif terhadap sekresi renin. Sebagai hasil dari penyumbatan ini, olmesartan mengurangi vasokonstriksi dan sekresi aldosteron. Hal ini akan menurunkan tekanan darah dengan menghasilkan vasodilatasi, dan penurunan resistensi perifer.

Page 54: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

54

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI OLMESARTAN

• IndikasiObat untuk mengobati hipertensi dan juga dapat digunakan untuk mengobati gagal jantung.

• KontraindikasiHamil trimester 2 & 3, obstruksi biliar

Page 55: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

55

DOSIS OLMESARTANOlmesartan tersedia dalam bentuk tablet 5 mg,20 mg, dan 40 mg• Dosis normal yang dianjurkan untuk dewasa (termasuk lanjut usia dan kerusakan hepar dan ginjal

ringan) 20 – 40 mg / hari dengan frekuensi pemberian 1 X 1

• Dosis dapat ditingkatkan menjadi 40 mg per hari setelah 2 minggu, bila tekanan darah tetap tidak mencapai target

Page 56: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

56

CARA KERJA OBAT

Olmesartan digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). Menurunkan tekanan darah tinggi dapat membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal.

Page 57: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

57

EFEK SAMPING OLMESARTAN

• Hipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti hipovolemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular, dan sirosis hepatitis.Hiperkalemia dalam keadaan tertentu seperti insufiensi ginjal.

• Pusing, bronkitis, batuk, batuk, faringitis, rinitis, nyeri abdomen, diare, gastroenteritis, mual, artritis, nyeri punggung, hematuria, ISK, nyeri dada, rasa lelah, gejala yg menyerupai flu; ederra perifer & nyeri.

Page 58: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

58

SEDIAAN OBAT OLMESARTAN

Page 59: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

59

6. TELMISARTAN

• Telmisartan dipasarkan dengan nama dagang Micardis (Boehringer Ingelheim), Pritor or Kinzal (Bayer Schering Pharma), Telma (Glenmark Pharma) dan Teleact D by (Ranbaxy). Telmisartan memiliki rumus kimia C33H30N4O2 dengan berat molekul 514,617 g/mol.

Page 60: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

60

Farmakokinetik Telmisartan

• Bioavailabilitas telmisartan adalah sebesar 42% hingga 100% dengan lebih dari 99,5% berikatan dengan protein. Waktu paruh telmisartan adalah 24 jam, dan kemudian diekskresikan hampir seluruhnya melalui feses.

• Secara farmakologis, kinerja telmisartan tidak jauh berbeda dengan kelompok ARB lainnya, yaitu dengan mengikat reseptor AT1. Afinitas telmisartan terhadap reseptor AT1 cukup tinggi dan merupakan yang tertinggi di kelompoknya. Reduksi tekanan darah terjadi akibat relaksasi otot polos pembuluh darah, sehingga terjadi vasodilatasi.

Page 61: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

61

Farmakodinamik TelmisartanTelmisartan adalah oral aktif nonpeptide angiotensin II antagonis yang bekerja pada reseptor subtipe AT1. Memiliki afinitas tertinggi untuk AT1 reseptor antara ARB tersedia secara komersial dan memiliki afinitas minimal untuk reseptor AT2. Studi baru menunjukkan bahwa telmisartan mungkin juga memiliki sifat PPAR atletik yang berpotensi memberi efek metabolik yang menguntungkan. PPAR adalah reseptor nuklir yang mengatur transkripsi gen tertentu, dan target gen yang terlibat dalam regulasi metabolisme glukosa dan lipid, serta anti respon-inflamasi. Pengamatan ini saat ini sedang dieksplorasi dalam uji klinis. Angiotensin II dibentuk dari angiotensin I dalam reaksi dikatalisis oleh angiotensin-converting enzyme (ACE, kininase II). Angiotensin II adalah agen pressor utama dari sistem renin-angiotensin, dengan efek yang mencakup vasokonstriksi, stimulasi sintesis dan pelepasan aldosteron, stimulasi jantung, dan ginjal reabsorpsi natrium. Telmisartan bekerja dengan menghalangi efek vasokonstriktor dan aldosteron sekresi angiotensin II.

Page 62: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

62

INDIKASI : • Pengobatan hipertensi esensial.KONTRA INDIKASI : • Hipersensitif, masa kehamilan dan menyusui, kelainan obat struksi empedu,

kerusakan ginjal berat.DOSIS : • Dewasa dosis yang dianjurkan sehari 1x40 mg:maksimum sehari kerusakan

ginjal ringan sampai sedang pada pasien dengan kerusakan hati ringan sampai sedang, dosis tidak boleh melebihi sehari 1x40mg, keamanan penggunaan pada anak<18 th belum ditetapkan.

EFEK SAMPING : • Diare dan angioedema, infeksi sal pernafasan bagian atas, radang faring, gejala

mirip influenza, sakit bagian belakang, mialgia, rasa sakit dibagian perut, dispepsia, infeksi sal urinarius, jarang terjadi penurunan haemoglobin, peningkatan asam urat, peningkatan kreatinin atau enzim hati.

Indikasi, Kontra-Indikasi, Dosis & Efek Samping Telmisartan

Page 63: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

63

Perhatian

• Jangan menggunakan telmisartan jika Anda sedang hamil. Jika Anda hamil sewaktu

• menggunakan telmisartan, hubungi dokter Anda segera. Telmisartan dapat membahayakan janin

Page 64: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

64

Sediaan Obat Telmisartan

Page 65: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

65

7. Valsartan

Valsartan memiliki rumus kimia C₂4H ₂ 9N₅O ₂ dengan berat molekul 435,519 g/mol. Nama dagang valsartan, antara lain diovan dan valtan.

Valsartan menjaga pembuluh darah dari penyempitan, yang mengurangi tekanan darah dan meningkatkan aliran darah. Valsartan kadang diberikan bersamaan dengan obat tekanan darah lainnya.

Page 66: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

66

Farmakokinetik Valsartan

• Bioavailabilitas valsartan adalah sebesar 25% dengan 95% terikat protein. Waktu paruh valsartan adalah 6 jam, dan kemudian diekskresikan 30% melalui ginjal dan 70% melalui bilier.

Page 67: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

67

Farmakodinamik Valsartan

Pada tahun 2005, diovan telah digunakan lebih dari 12 juta orang di Amerika Serikat saja. Studi yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical Investigation menunjukkan adanya efek pencegahan dan pengobatan terhadap alzheimer, meskipun hal itu masih sebatas penelitian. Obat ini dapat menurun efektivitasnya hingga 40% bila diberikan bersama makanan.

Page 68: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

68

Indikasi & Konta-Indikasi Valsartan

Indikasi• Untuk mengobati tekanan darah tinggi

(hipertensi).Kontra-Indikasi • Wanita hamil, kerusakan hati, sirosis,

penyumbatan kandung empedu

Page 69: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

69

Cara Pakai – Dosis Valsartan

• Dosis awal: 40 mg melalui mulut (per oral), 2 kali sehari

• Menetapkan kadar hingga 80-160 mg melalui mulut (per oral), 2 kali sehari menggunakan dosis paling tinggi yang diterima oleh pasien.

• Dosis maksimum : 320 mg/hari

Page 70: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

70

Efek Samping Valsartan

• Biasanya menetap dan ringan: Efek CNS (kepeningan); Efek Cv (hipotensi orthostatik yang berhubungan dengan dosis, yang mungkin terjadi secara khusus pada pasien yang kekurangan volume); kerusakan ginjal.

• Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema, mengangkat LFTs (liver function tests); myalgia.

Page 71: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

71

Perhatian Valsartan

Pasien yang kekurangan volume (misalnya terapi diuretik dosis tinggi) mungkin mengalami hipotensi dan harus dimulai dengan dosis rendah.Gunakan dengan hati-hati pada pasien renal artery stenosis, kerusakan ginjal atau kerusakan hati.

Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6 bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawasan pada pasien yang pernah atau yang baru mengalami disfungsi ginjal)

Page 72: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

72

Sediaan Obat Valsartan

Page 73: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

73

Sumber• Konsep Dasar Farmakologi Panduan untuk mahasiswa Oleh Janet L. Stringer 2006• Goodfriend, T.L., Elliott, M.E., Catt, K.J., 1996, Angiotensin Receptors and Their

Antagonists, N Engl J Med, 334: 1649-1655• Ikawati, Z., 2004, Pengantar Farmakologi Molekuler: Target aksi obat dan

mekanismenya, Edisi I, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.• http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx• http://ahmadrahmawan.blogspot.com/2009/10/peranan-angiotensin-receptor-

blocker.html• http://www.nh2pharma.blogspot.com/2012/09/candesartan.html• http://health.detik.com/read/2010/08/06/151024/1415026/769/candesartan• http://www.dexa.com• http:// medica.com• http://medicastore.com• http://www.drugbank.ca/drugs/DB00966

Page 74: ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)

74