klasifika reseptor berdasarkan sinyal tranduksi, reseptor nikotinik dan muskarinik

9
I. Klasifikasikan reseptor berdasarkan mekanisme tranduksi 1. Klasifikasi reseptor berdasarkan sinyal transduksi Transduksi signal merupakan pemerosesan sinyal dalam sel yang kemudian sinyal distribusikan. Sinyal akan di amplifikasi oleh sel sehingga cukup untuk menghasilkan respon. (hormone produksinya sedikit sehingga perlu diamplifikasi). Prinsipnya: Sinyal yang tidak bisa masuk dalam sel akan diterima pada reseptor permukaan yang akan menghasilkan berbagai macam reaksi transduksi sinyal yang akan menghasilkan perubahan berbagai macam protein di dalam sel (mengubah aktifitas enzim, merubah keaktifan factor transkripsi, mengubah struktur dan komposisi protein sitoskeleton) sehingga adanya sinyal bisa mengubah metabolism sel (enzim menjadi lebih aktif, mengubah excotic gen, reseptor ekstraseluler, mengubah bentuk sel, kontraksi, berpindah --> perilaku selberubah). Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Upload: dharma-dwt

Post on 04-Jan-2016

405 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

nmnm

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

I. Klasifikasikan reseptor berdasarkan mekanisme tranduksi

1. Klasifikasi reseptor berdasarkan sinyal transduksi

Transduksi signal merupakan pemerosesan sinyal dalam sel yang kemudian sinyal distribusikan.

Sinyal akan di amplifikasi oleh sel sehingga cukup untuk menghasilkan respon. (hormone produksinya

sedikit sehingga perlu diamplifikasi).

Prinsipnya: Sinyal yang tidak bisa masuk dalam sel akan diterima pada reseptor permukaan yang

akan menghasilkan berbagai macam reaksi transduksi sinyal yang akan menghasilkan perubahan

berbagai macam protein di dalam sel (mengubah aktifitas enzim, merubah keaktifan factor transkripsi,

mengubah struktur dan komposisi protein sitoskeleton) sehingga adanya sinyal bisa mengubah

metabolism sel (enzim menjadi lebih aktif, mengubah excotic gen, reseptor ekstraseluler, mengubah

bentuk sel, kontraksi, berpindah --> perilaku selberubah).

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 2: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

1. Reseptor Ligand-Gated Ion Channel / Ion-channel linked receptors

Disebut juga reseptor ionotropik. Reseptor membran yang langsung terhubung oleh suatu kanal

ion dan memperantarai aksi sinaptik yg cepat. Cth. Reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABAa

dan reseptor Glutamat.

Ligand (obat) berinteraksi dg reseptor signal konformasi reseptor kanal ion terbuka ion masuk depolarisasi / hiperpolarisasi

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 3: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

2. G-Protein Coupled Receptors/ Reseptor Yg tergandeng dg Protein G

Merupakan reseptor membran yangg tergandeng sistem efektor yangg disebut protein G.

Disebut juga reseptor metabotropic. Reseptor 7 transmembran , karena rangkaian peptida

reseptor ini melintasi membran sebanyak 7 kali. Memperantarai aksi yg lambat beberapa

neurotransmitter dan hormone. Cth. Reseptor asetilkolin muskarinik, adrenergik, dopaminergik

dan serotonin.

Transmisi Sinyal melewati membran sel terjadi dlm 4 tahap :.

• Ikatan ligand (obat) dg reseptor.

• Reseptor mengaktifkan G-protein.

• G-protein yg aktif akan mengaktifkan enzim tertentu atau mempengaruhi kanal ion tertentu.

• Aktivasi enzim menyebabkan perubahan konsentrasi “ second messenger”.

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 4: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

3. Tyrosine Kinase-Linked Receptors/ Reseptor yg terkait aktivitas Kinase

Merupkan reseptor single transmembran. Memiliki aktivitas kinase dlm signal transduksinya. Cth.

Reseptor sitokin, reseptor growth factor, reseptor insulin,

Mekanisme :

Obat atau hormon mengikat ‘extracellular domain’.

Allosteric effect… autofosforilasi pada ‘intracellular domain’.

‘intracellular domain’ yg telah mengalami fosforilasi selanjutnya akan memfosforilasi protein

substrat.

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 5: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

4. Ligand-Activated Transcription Factors / Intracellular Receptors

Reseptor ini berada di dalam sitoplasmik atau nukleus. Aksinya langsung mengatur transkripsi

gen yg menentukan sintesis protein tertentu. Cth. Reseptor steroid, reseptor estrogen, reseptor

PPARγ (Peroxisome Proliferators-Activated Receptor)

Mekanisme :

Cytosolic receptors. Steroid hormon menembus membran sel dan mengikat reseptor di

sitoplasma. Kompleks ligand-reseptor ditranspor masuk ke nukleus dan berikatan dg rantai

DNA untuk meregulasi transkripsi gen.

Nuclear receptors. Thyroid hormon masuk ke dalam sel dan secara pasif masuk ke nukleus

untuk berikatan dengan reseptornya.

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 6: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

II. Macam-macam reseptor muskarinin dan nikotinik

1. Reseptor Muskarinin

M1

Reseptor ini terkait dengan Gq (jalur fosfolipase). Banyak terdapat di cortex, hippocampus, dan

ganglia simpatik. Karena terdapat di otak, memainkan peranan penting dalam fungsi kognitif

dan memori.

M2

terhubung dengan Gi. Banyak terdapat di jantung, CNS, dan otot polos, sehingga memiliki efek

fisiologis pada penurunan kecepatan denyut jantung dan regulasi suhu tubuh. Blokade M2

menyebabkan takikardi dan palpitasi (penguatan kontraksi otot jantung).

M3

terhubung dengan Gq dan distribusinya luas, ada di saliva, bronkus, kelenjar eksokrin, saluran

gastrointestinal, mata, lambung. Karena mengaktivasi jalur fosfolipase, efeknya pun

menimbulkan kontraksi di tempat-tempat reseptor tersebut berasa

M4

terkait Gi dan banyak terdapat di otak (neostriatum). Bertugas mengatur keseimbangan

kolinergik dan dopaminergik, serta mengatur analgesia.

M5

Terkait dengan Gq dan mengatur pelepasan dopamin juga.

2. Reseptor NikotonikAprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 7: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

Reseptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas lemah

terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik, namun setelah

itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor nikotinik ini terdapat di dalam sistem saraf

pusat, medula adrenalis, ganglia otonom, dan sambungan neuromuskular.

III. Takifilaksis

Takifilaksis (tachyphylaxis) adalah penurunan respon terhadap aplikasi berulang dariagonis,

biasanya terjadi selama kurun waktu yang relatif singkat (detik sampai jam).

IV. DesensitisasiDesensitisasi adalah terapi tambahan selain menghindari allergen dan terapi obat-obatan simptomatik, bukan suatu terapi utama atau terapi pengganti terhadap terapi menghindari allergen, meskipun demikian desensitisasi biasanya efektif pada keadaan-keadaan dimana menghindari allergen tidak dimungkinkan.

IV. Toleransi obat adalah sebuah kondisi yang ditandai oleh penurunan efek obat pada pemberian berulang. Dalam beberapa kasus, toleransi obat menyebabkan kebutuhan untuk meningkatkan dosis obat agar mencapai efek yang sama. Toleransi biasanya berkembang dalam hitungan hari sampai minggu, dan dibedakan dari takifilaksis(tachyphylaxis), penurunan yang lebih cepat dalam pengaruh obat. Toleransi dapat merupakan hasil dari beberapa mekanisme, termasuk perubahan dalam metabolisme obat dan perubahan dalam jumlah atau respon dari reseptor.

V. Resistensi obat

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’

Page 8: Klasifika Reseptor Berdasarkan Sinyal Tranduksi, Reseptor Nikotinik Dan Muskarinik

adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih banyak digunakan, risiko resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau putus obat meningkat.

Aprililianti ‘Farmasi Unsri 2011’