bab 1 rispk pga

12
Halaman I - 1 Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Kota merupakan tempat bermukim warga, tempat bekerja, tempat hidup, tempat belajar, pusat pemerintahan, tempat berkunjung dan menginapnya tamu negara, tempat mengukur prestasi para olahragawan, tempat pentas seniman domestik dan mancanegara, tempat rekreasi dan kegiatan lainnya. Bangunan gedung sebagai tempat manusia beraktivitas dan melakukan kegiatan mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter dan jatidiri manusia itu sendiri, disamping itu juga menentukan tingkat produktivitasnya. Untuk itu bangunan gedung harus senantiasa andal, termasuk andal terhadap bahaya kebakaran dan bencana lainnya. Untuk menjamin keandalan bangunan gedung dan lingkungannya maka bangunan gedung dan lingkungannya harus terintegrasi secara aktif dan pasif terhadap sistem penanggulangan kebakaran kota sehingga mampu menjamin efektifitas dan efisiensi dari pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran di perkotaan. Dinamika perkotaan yang terus berkembang dan berdampak pada semakin tingginya tingkat kebakaran di perkotaan, di satu sisi pembangunan yang diselenggarakan belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, disamping itu pembangunan sarana dan prasarana BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Upload: agus-taruna

Post on 29-Nov-2015

202 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 1

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

1.1 LATAR BELAKANG

Kota merupakan tempat bermukim warga, tempat bekerja, tempat hidup, tempat

belajar, pusat pemerintahan, tempat berkunjung dan menginapnya tamu negara,

tempat mengukur prestasi para olahragawan, tempat pentas seniman domestik dan

mancanegara, tempat rekreasi dan kegiatan lainnya.

Bangunan gedung sebagai tempat manusia beraktivitas dan melakukan kegiatan

mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter dan jatidiri manusia itu

sendiri, disamping itu juga menentukan tingkat produktivitasnya. Untuk itu bangunan

gedung harus senantiasa andal, termasuk andal terhadap bahaya kebakaran dan

bencana lainnya.

Untuk menjamin keandalan bangunan gedung dan lingkungannya maka bangunan

gedung dan lingkungannya harus terintegrasi secara aktif dan pasif terhadap sistem

penanggulangan kebakaran kota sehingga mampu menjamin efektifitas dan efisiensi

dari pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran di perkotaan.

Dinamika perkotaan yang terus berkembang dan berdampak pada semakin tingginya

tingkat kebakaran di perkotaan, di satu sisi pembangunan yang diselenggarakan belum

sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,

disamping itu pembangunan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan

bahaya kebakaran pun tidak sebanding dengan pertumbuhan kota itu sendiri.

Secara umum maka diperlukan suatu kerangka kebijakan strategis yang mengatur

secara operasional di tingkat pemerintah daerah yang disusun untuk menjadi Rencana

Induk Sistem Proteksi Kebakaran.

BAB I BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN

Page 2: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 2

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

Studi Potensi Bahaya Kebakaran dan Sistem Pencegahan dan Penanggulangannya di

Kota Pagar Alam yang mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum

Nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan

Kebakaran Perkotaan. Studi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa Kota Pagar

Alam perlu membangun pos-pos kebakaran baru dengan radius layanan 2,5 km. Studi

tersebut dilanjutkan dengan kajian intensif mengenai FMA yang menghasilkan

ketentuan baku mengenai analisis resiko kebakaran kawasan sebagai dasar penentuan

pos, yang memperoleh hasil bahwa batas jarak terjauh adalah sejauh 7,5 km.

Studi ini adalah untuk merespon kondisi rencana tata ruang Kota Pagar Alam yang baru

dengan perubahan tingkat resiko kawasan, peta potensi sumber air kebakaran, dan

analisis kelayakan pembangunan pos kebakaran di daerah terpilih.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa perlu adanya Rencana Induk Sistem

Penanggulangan Kebakaran. Pentingnya penyusunan (RISPK) ini dilakukan dalam

rangka tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung dan lingkungan terhadap

ancaman bahaya kebakaran.

Terkait dengan hal di atas, maka permasalahan pokok yang terkait dengan upaya

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pada bangunan dan lingkungan di

Kota Pagar Alam adalah :

1. Terbatasnya sumber air, baik dari sungai, sumur kebakaran, tendon air, hidran

kota, dan lain sebagainya, guna keperluan pemadaman.

2. Luas wilayah yang dilayani oleh Pos Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam belum

sebanding dengan jumlah pos kebakaran yang ada

3. Topografi Kawasan Kota Pagar yang beragam dari mulai berbukit dan datar pada

kawasan pusat kota namun memerlukan penangan tersendiri.

4. Bertambahnya kawasan yang spesifik rawan terhadap bahaya kebakaran dan

bencana ataupun kawasan yang memerlukan perlakuan khusus dalam pencegahan

dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, yaitu kawasan permukiman

padat di Kota Pagar Alam.

5. Meningkatnya ancaman bahaya kebakaran dan bencana lainnya yang disebabkan

oleh unsur kesengajaan dan tindakan tidak bertanggung jawab.

6. Infrastruktur kota belum memadai, yaitu penataan hidran kota untuk keperluan

pemadaman.

Page 3: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 3

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

7. Jumlah dan ketrampilan personil pemadaman belum memadai

8. Kelembagaan dan tupoksi penanganan kebakaran masih dirasakan lemah

9. Koordinasi dan komunikasi antara instansi yang terkait dengan masalah

pencegahan dan penanggulangan kebakaran masih lemah.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka perlu adanya perencanaan tentang

rencana induk kebakaran kota. Diharapkan hasil dari perencanaan ini didapatkan

gambaran upaya pelaksanaan penanggulangan dan seberapa jauh pemahaman aparat

pemerintah daerah didalam sistem penanggulangan bencana kebakaran di daerah,

sehingga korban materi dan korban jiwa akibat dari bencana kebakaran dapat

diminimalisir.

Kota perlu dikembangkan untuk memenuhi tuntutannya yang terus meningkat. Di

dalam menentukan arah kebijakan pengembangannya perlu dibuatkan pola

perencanaan pengembangan berdasarkan data yang ada dan kebutuhan yang harus

dipenuhi kota tersebut. Selain itu, dalam era sekarang ini pengelolaan citra kota

merupakan hal yang amat penting. Wajah kota tak boleh membosankan. Pengelolaan

citra menuntut kepekaan dalam memunculkan tekanan, pengulangan, besaran gugus

bangunan gedung, peralihan warna atau tekstur, kerapatan-kerenggangan, unsur unik

lahan dan tanaman, peninggalan sejarah dan tengaran, dan cakrawala terhadap

keseluruhan kota.

Untuk itu maka selayaknya pemerintah daerah memiliki satu perencanaan yang

komprehensif yang dijadikan pedoman dalam merencanakan segala ke sesuatunya

untuk memitigasi risiko kebakaran baik melalui pemberlakuan regulasi keandalan

bangunan dan penanggulangan kebakaran serta meningkatkan peran instansi

kebakaran dalam pengelolaan risiko kebakaran kota.

Jika sampai kini risiko kebakaran perkotaan belum teridentifikasi secara baik, maka

harus dipahami oleh instansi kebakaran bahwa hal tersebut akan berdampak bagi

penanganan operasi pemadaman kebakaran terutama dalam hal pengendalian

besarnya kerugian yang diderita, baik dari pihak korban maupun dari pihak pemerintah

sendiri.

Segala kelemahan yang ada (regulasi, prasarana dan sarana , organisasi, SDM, dan tata

laksana) setelah diidentifikasi akan menjadi sasaran perkuatan yang

Page 4: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 4

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

direkomendasikan. Untuk memastikan bahwa resiko kebakaran dapat diminimalisasi

maka diperlukan satu perencanaan yag komprehensif untuk pencegahan dan

penanggulangan kebakaran di Kota Pagar Alam ini dengan Penyusunan rencana Induk

sistem penanggulangan kebakaran.

Oleh karena hal tersebut maka Pemerintah telah dan terus mendorong agar

pemerintah daerah segera melaksanakan langkah-langkah positif dan proaktif

terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan

bencana, baik dalam bidang peraturan perundangan, peningkatan dan penguatan

kelembagaan, serta peningkatan sarana dan prasarananya itu sendiri.

Selain itu pertambahan penduduk kota dan perkembangan kegiatan yang menjadi

pusat perhatian penyusun rencana tata ruang wilayah juga erat kaitannya dengan

pengelolaan risiko kebakaran kota di masa yang akan datang. Oleh karena itu RTRW

juga harus dipandang sebagai basis bagi penyusunan rencana mitigasi kebakaran

kedepannya.

1.2 PERMASALAHAN

Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

dilaksanakan akibat adanya permasalahan, diantara lain adalah sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat frekuensi dan risiko kebakaran menyebabkan tingginya

nilai potensi kerugian yang diderita oleh suatu pemerintahan dan dapat

berdampak kepada stabilitas pembangunan daerah tersebut.

2. Penyelenggaraan proteksi kebakaran belum mempunyai landasan kebijakan

dalam skala pemerintah daerah yang terintegrasi dan dibakukan dalam rangka

mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran yang tertuang dalam masterplan

rencana program dan tindakan, dalam satu komando kebijakan dan

operasional, menyebabkan tingginya risiko yang terpaksa ditanggung oleh

pemerintah daerah dan masyarakatnya.

3. Penyelenggaraan proteksi kebakaran perkotaan memerlukan komitmen

pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan yang dituangkan suatu

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, mulai dari visi dan misi, kebijakan,

sasaran yang hendak dicapai sampai dengan rencana monitoring dan evaluasi

Page 5: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 5

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

guna perbaikan rencana program dan tindakan di masa selanjutnya secara

berkesinambungan.

4. Pemantapan lembaga yang membidangi masalah kebakaran perlu terus

ditingkatkan untuk dapat mendukung sistem proteksi kebakaran yang ada.

5. Minimnya sarana dan prasarana proteksi kebakaran di perkotaan.

6. Minimnya kesadaran masyarakat terkait dengan masalah proteksi kebakaran.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud

Penyusunan RISPK Kota Pagar Alam ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam rangka

mewujudkan keselamatan dan keamanan terhadap bahaya kebakaran melalui analisis

resiko kebakaran.

1.3.2 Tujuan

Tujuan Penyusunan RISPK ini adalah terwujudnya implementasi dari dokumen RISPK

sehingga mampu meningkatkan kesiapan, kesiagaan dan keberdayaan masyarakat,

pengelola bangunan, instansi pemerintah terkait dalam mencegah dan menanggulangi

bahaya kebakaran serta bencana lainnya.

1.4 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup meliputi ruang lingkup kegiatan dan ruang lingkup substansi diataranya

adalah sebagai berikut :

1.4.1 Ruang lingkup Kegiatan

Ruang Lingkup Kegiatan meliputi :

a. Penyusunan Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK) Kota Pagar Alam dan

b. Penyusunan Detail Engineering Design (DED) untuk kegiatan dukungan prasarana

dan sarana dasar penanggulangan kebakaran.

Page 6: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 6

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

1.4.2 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi sekurang-kurangnya meliputi :

a. Penentuan peta potensi bahaya kebakaran dan bencana lainnya (Hazard

mapping), sebagai panduan bagi instansi pemadam kebakaran untuk

menetapkan bobot penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana yang

paling efektif.

b. Penentuan wilayah manajemen kebakaran (WMK), termasuk identifikasi

WMK yang memerlukan penanganan khusus dalam pencegahan dan

penangguhan terhadap bahaya kebakaran atau bencana lainnya.

c. Jumlah pos kebakaran beserta mobil kebakaran, mobil tangki air, mobil

tangga (dengan seluruh kelengkapannya dan memenuhi serta tidak

memenuhi standar SNI/standar baku mobil kebakaran) serta peralatan

lainnya.

d. Rencana penataan infrastruktur kota meliputi hidran kota, fire water

resources termasuk kapasitas air dan asesori pompa air yang sebaiknya

tersedia

e. Kelembagaan jumlah personil pemadam kebakaran dan petugas pengawas

pasokan air, struktur organisasi dan tupoksi termasuk jenis pelatihan

pemadaman yang pernah diikuti serta asuransi jiwa bagi personil pemadam

kebakaran.

f. Program pemberdayaan peran masyarakat dalam menyelenggrakan

pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dan bencana

lainnya.

g. Program investasi pemerintah daerah dalam rangka pembangunan prasarana

dan sarana RISPK selama 10 tahun.

1.5 BATASAN DAN ASUMSI

1.5.1 Batasan Perencanaan

Batasan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam adalah sebagai

berikut :

Page 7: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 7

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

a. Perencanaan direncanakan untuk periode 2011-2021.

b. Perencanaan dilakukan pada wilayah manajemen kebakaran yang memiliki resiko

ancaman bahaya kebakaran paling tinggi dari suatu hasil pengolahan data

kegiatan.

1.5.2 Asumsi-asumsi

Asumsi RISPK Kota Pagar Alam yaitu :

a. Perkembangan fisik Kota Pagar Alam yang cepat tidak diimbangi dengan

peningkatan sarana dan prasarana kota

b. Banyak bangunan yang telah terbangun belum memenuhi standar keamanan dan

keselamatan yang memadai.

1.6 HASIL KELUARAN

1. Indikator keluaran Kualitatif :

a) Pokok-pokok isi dokumen RISPK yang terdiri dari RSCK dan RSPK paling sedikit

memuat tentang :

Kriteria

Lingkup kegiatan

Identifikasi resiko kebakaran

Analisis permasalahan

Rekomendasi, dan

Lampiran

b) Lampiran dokumen RISPK sekurang-kurangnya memuat hal sebagai berikut :

Tabel skala proiritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan daerah

Analisis berdasarkan pembobotan

Usulan skala prioritas

Catatan tentang kepentingan daerah yang strategis

Catatan tentang pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

Catatan tentang fasilitas umum dan fasilitas social

Catatan tentang pengaruh terhadap perkembangan tata ruang

provinsi/Kabupaten/Kota

Usulan kegiatan berdasarkan tahapan 10 tahun, dan

Usulan rekomendasi.

Page 8: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 8

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

c) Dokumen RISPK dilengkapi dengan program pelaksanaan kegiatan lanjutan

yaitu:

Penetapan komitmen pemerintah daerah mengenai jenis layanan IPK

sesuai analisis resiko kebakaran;

Pembuatan/penyempurnaan peraturan daerah dan peraturan

bupati/wlikota yang terkait dengan masalah proteksi kebakaran;

Peningkatan status IPK, dan

Peningkatan SDM pemadam kebakaran (kualitas dan kuantitas).

2. Indikator Keluaran Kuantitatif

Dokumen RISPK minimal disajikan dalam ukuran A3, terdiri dari :

a) Naskah Kajian akademis RISPK yang minimal memuat :

Hasil identifikasi dan kajian teknis tentang latar belakang permasalahan

pengalaman pemerintah daerah terhadap penanganan kawasan/wilayah

yang mengalami peristiwa kebakaran, narasumber, data/instansi yang

berkepentingan dengan pencegahan dan penanggulangan bahaya

kebakaran.

Hasil pelaksanaan kegiatan pennyusunan RISPK serta pelaksanaan strategi

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di kab/kota serta hasil

study literature yang terkait.

b) Draft RISPK kota siap dikonsensuskan yang minimal memuat :

Program kebutuhan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

Penjabaran mengenai potensi topografi, kondisi alam, dan persebaran titik-

titik rawan kebakaran dan penentuan daerah yang memiliki potensi

sumber air, serta faktor-faktor lain yang mendukung RISPK.

Rencana umum pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

Rencana detail pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

Program pengendalian, pengawasan dan pembinaan dalam rangka

pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Tahapan program yang diusulkan.

Page 9: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 9

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

c) Peta bencana skala 1 : 20.000 karena Kota Pagar Alam termasuk kategori kota

kecil.

d) Kesepakatan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk peraturan walikota, yang

minimal memuat :

Instansi/badan yang bertanggung jawab dalam hal implementasi RISPK.

Masa berlaku RISPK.

e) DED untuk lokasi percontohan yang minimal memuat :

Gambar Perencanaan.

Rencana anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan, dan

Butir-butir kegiatan yang mungkin dapat ditindaklanjuti dengan pendanaan

APBN maupun APBD.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam Laporan Akhir Penyusunan Rencana

Induk Sistem Proteksi Kebakaran, disusun dalam sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penyusunan studi, maksud

dan tujuan, ruang lingkup, batasan dan asumsi, metodologi, hasil

keluaran dan sistematika penulisan.

BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENYUSUNAN RISPK

Bab ini akan membahas mengenai beberapa pendekatan teknis

penanganan Sistem Pemadam Kebakaran dan metodologi pelaksanaan

kegiatan dalam penyusunan RISPK Kota Pagar Alam.

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA PAGAR ALAM

Bab ini akan membahas mengenai kondisi fisik dan non fisik yang ada di

kawasan studi Kota Pagar Alam.

Page 10: Bab 1 Rispk Pga

Halaman I - 10

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

BAB IV IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTEKS LINGKUNGAN

Pada bab ini berisikan tinjauan mengenai penetapan kawasan

perencanaan, sistem penanggulangan kebakaran Kota Pagar Alam,

perkotaan, serta fasilitas umum dan prasarana lingkungan di Kota Alam.

BAB V KONSEP DASAR SISTEM PPROTEKSI KEBAKARAN

Pada bab ini akan diuraikan berbagai konsep dasar sebagai upaya untuk

menanggulangan kebakaran, yang mencakup komponen dasar

perancangan, kriteria penyusunan komponen dasar, serta analisis.