bab 4-rispk-pga

22
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir PT.PERANCANG ADHINUSA Halaman IV - 1 4.1 PENETAPAN KAWASAN PERENCANAAN Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam tahun 2010, Kota Pagar Alam ditetapkan sebagai kota yang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan basis ekonomi di sektor pertanian, pariwisata dan pelayanan jasa menjadi tujuan penataan ruang Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut konsep yang akan dikembangkan adalah dengan mengoptimalkan pengembangan sektor agribisnis dan pariwisata. Pengembangan agribisnis dipilih karena kota yang terletak di kaki Gunung Dempo ini memang relatif subur namun saat ini hasilnya belum optimal dan belum dapat memenuhi sendiri kebutuhan daerahnya. Pengembangan agribisnis juga dapat disinergikan dengan pariwisata, dengan keindahan alam dataran tinggi dan hamparan perkebunan. Oleh karena itu, ciri kota dengan karakter daerah pertanian harus tetap dipertahankan. Kebijakan dasar pengembangan tata ruang kota Pagar Alam adalah mempertahankan karakter dasar lingkungan kota dengan identitas sebagai kawasan pertanian dan pariwisata. Bentuk geografis yang sangan beragam dari mulai dataran tinggi yang mengarah ke Gunung Dempo sampai ke arah Selatan terdiri dari kawasan-kawasan permukiman yang cukup padat tersebut berdampak variasinya pola keruangan Kota Pagar Alam sendiri. Persebaran yang tidak terarah pada bagian pusat perdangan tentu saja mempengaruhi tingginya volume lalu lintas yang ditimbulkan (trip generation/attraction), aktivitas permukiman padat menimbulkan dampak pada B B A A B B I I V V I I D D E E N N T T I I F F I I K K A A S S I I D D A A N N A A N N A A L L I I S S I I S S B B E E R R D D A A S S A A R R K K A A N N K K O O N N T T E E K K S S L L I I N N G G K K U U N N G G A A N N

Upload: agus-taruna

Post on 19-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 1

4.1 PENETAPAN KAWASAN PERENCANAAN

Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam tahun

2010, Kota Pagar Alam ditetapkan sebagai kota yang bertujuan untuk mewujudkan

ruang yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan basis ekonomi di sektor

pertanian, pariwisata dan pelayanan jasa menjadi tujuan penataan ruang Kota Pagar

Alam, Sumatera Selatan dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.

Untuk mencapai tujuan tersebut konsep yang akan dikembangkan adalah dengan

mengoptimalkan pengembangan sektor agribisnis dan pariwisata. Pengembangan

agribisnis dipilih karena kota yang terletak di kaki Gunung Dempo ini memang relatif

subur namun saat ini hasilnya belum optimal dan belum dapat memenuhi sendiri

kebutuhan daerahnya.

Pengembangan agribisnis juga dapat disinergikan dengan pariwisata, dengan

keindahan alam dataran tinggi dan hamparan perkebunan. Oleh karena itu, ciri kota

dengan karakter daerah pertanian harus tetap dipertahankan. Kebijakan dasar

pengembangan tata ruang kota Pagar Alam adalah mempertahankan karakter dasar

lingkungan kota dengan identitas sebagai kawasan pertanian dan pariwisata.

Bentuk geografis yang sangan beragam dari mulai dataran tinggi yang mengarah ke

Gunung Dempo sampai ke arah Selatan terdiri dari kawasan-kawasan permukiman

yang cukup padat tersebut berdampak variasinya pola keruangan Kota Pagar Alam

sendiri. Persebaran yang tidak terarah pada bagian pusat perdangan tentu saja

mempengaruhi tingginya volume lalu lintas yang ditimbulkan (trip

generation/attraction), aktivitas permukiman padat menimbulkan dampak pada

BBAABB IIVV IIDDEENNTTIIFFIIKKAASSII DDAANN AANNAALLIISSIISS

BBEERRDDAASSAARRKKAANN KKOONNTTEEKKSS

LLIINNGGKKUUNNGGAANN

Page 2: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 2

penurunan kualitas lingkungan, dan sebagainya. Perbedaan bangunan fisik perumahan

ini juga dapat dijadikan indikator kesejahteraan penduduk Kota Pagar Alam.

Dari kelompok-kelompok variabel tersebut, secara garis besar dirumuskan faktor

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kota Pagar Alam untuk memanfaatkan dan

mengendalikan pelaksanaan pembangunannya.

Tabel 4.1

Faktor Kekuatan Dan Kelemahan Kota Pagar Alam

ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN

Kebijaksanaan dan Peraturan

Pusat Pelayanan Pemerintah dan Pariwisata di Kawasan Gunung Dempo.

Kinerja Sosial Kemiskinan di Kota Pagar Alam

Kepadatan penduduk Kota sangat senjang, dominan sekali di Kecamatan Pagaralam Selatan

Tingkat pelayanan air bersih masih rendah

Konsistennya fenomena genangan air di sebagian besar.

Masih tingginya terjadi kebocoran, sementara kebutuhan listrik belum dapat dipenuhi secara maksimal

Kinerja Ekonomi

Kontribusi ekonomi Kota Pagar Alam terhadap Sumatera Selatan belum signifikan

Sektor unggulan adalah sektor pariwisata, perdagangan, agribisnis dan jasa.

Peningkatan penerimaan daerah melalui komponen-komponen PAD

Penurunan pendapatan per kapita tahun 1999-2000 sebesar 4,4%

Penurunan PDRB dari sektor bangunan dan keuangan

Produksi ikan menurun 45%, yang berdampak pada penurunan pendapatan dari sektor perikanan

Kinerja Lingkungan

Tersedianya lahan yang sangat luas untuk perkembangan permukiman dan kota

Kelengkapan infrastruktur sudah tersedia

Rendahnya kualitas udara di sekitar kawasan pelabuhan yang juga merupakan kawasan Kota Pagar Alam lama

Perusakan hutan yang tergolong cukup parah

Sistem pengolahan air limbah/sanitasi masih buruk dan minimnya sarana maupun prasarana

Page 3: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 3

ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN

persampahan

Kinerja Transportasi

Belum tingginya aksesibilitas menuju Kota Pagar Alam dalam konteks regional (pergerakan eksternal)

Kondisi jaringan jalan 90% masih dalam keadaan baik

Intensitas volume pergerakan yang menggunakan angkutan belum tinggi

Masih lemahnya sistem angkutan umum dan dominannya bentor

Sistem jaringan jalan dalam kota relatif pendek dan banyak persimpangan

Sistem kegiatan di pinggir jalan (sektor informal) yang bercampur ruko, kos, toko, dll sehingga menyebabkan keruwetan sistem pergerakan.

Pergerakan regional melalui udara yang langsung menuju Kota Pagar Alam masih belum terwujud

Sumber: Hasil Analisis, 2011

4.1.1 Latar Belakang

Beberapa isu terkini yang menjadikan perlu adanya Rencana Induk Sistem

Proteksi Kebakaran untuk Kota Pagar Alam adalah :

1. Kebakaran dalam Kota

Empat rumah warga talang jawa habis dilalap api

Page 4: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 4

SRIWIJAYA POS, PAGARALAM - Empat rumah warga dikawasan Talang

Jawa, Kelurahan Tumbak Ulas, Kecamatan Pagaralam Selatan habis dilalap

jago merah Kamis (1/12/2011) sekitar pukul 00.30. Kebakaran tersebut

terjadi dipemukiman padat penduduk, untungnya saat kejadian sedang

turun hujan labat. Meskipun demikian empat rumah tidak habis terbakar.

Empat unit mobil pemadam kebakaran (PBK) Kota Pagaralam diturunkan

untuk memadamkan api namun karena lokasi kebakaran masuk ke gang

sempit maka mobil PBK kesulitan memadamkan api. Berkat bantuan warga

dan mobil PBK satu jam api dapat dijinakan dan tidak merambat ke rumah-

rumah lain. Api diduga berasal dari salah satu rumah. Warga baru

mengetahui setelah api sudah besar disalah satu rumah warga tersebut.

Warga berusaha memadamkan api namun karena dikawasan tersebut

banyak rumah terbuat dari kayu maka api sangat cepat menjalar kerumah

lain.

Kejadian sekitar pukul 00.30 saat itu, beruntung mobil pemadam

kebakaran cepat sampai dan saat itu memang hujan sedang deras. Tidak

hanya itu untuk menghindari api menjalar ke rumah lain warga terpaksa

merobohkan beberapa rumah warga.

Puluhan Rumah Terbakar Akibat Ledakan Mercon

Page 5: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 5

Metrotvnews, 30 Agustus 2011 04:26 WIB, Pagaralam: Kebakaran hebat

yang menghanguskan puluhan rumah terjadi di Kelurahan Besemah

Serasan, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, Senin (29 Agustus 2011)

petang. Kebakaran diduga akibat ledakan mercon yang menyambar kabel

listrik.

Sebagian besar bangunan yang terbakar terbuat dari kayu beratap seng

dan merupakan tempat berjualan. Kobaran api diperparah dengan jarak

rumah yang berdekatan dan berada di permukiman padat penduduk

sehingga susah dipadamkan. Api akhirnya berhasil dipadamkan setelah dua

jam atau pukul 20.30 WIB.

Seorang saksi mengatakan api berasal dari bagian depan rumah milik

seseorang merupakan bangunan satu lantai terbuat dari kayu ukuran 6x12

meter, kemudian membesar dan menjalar ke bangunan lainnya dengan

kondisi yang sama. Api diduga kuat berasal dari ledakan mercon yang

menyambar kabel listrik. Bangunan yang terbakar merupakan tempat

penjualan makanan empek-empek, kerupuk, bengkel sepeda motor, gas

elpiji, minyak tanah, batu nisan, dan perabot rumah tangga. Beberapa

warga setempat mengatakan api mudah membesar dan beberapa kali

menimbulkan ledakan kuat berasal dari tabung gas yang terbakar. Tidak

ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun, belum dapat dipastikan jumlah

keseluruhan bangunan yang terbakar.

2. Kebakaran di Luar Kota

Kebakaran hutan di Kelurahan Atungbungsu, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan

Page 6: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 6

Berita dari PAGARALAM—MICOM Kebakaran hutan dan lahan di

Pagaralam, hingga Kamis (9/9) terus meluas, sehingga puluhan hektare

kebun kopi dan kelapa sawit ikut terbakar di usun Nanding, Kecamatan

Dempo Selatan. Petugas Pengendalian Bahaya Kebakaran (PBK) setempat

sulit melakukan upaya pemadaman, mengingat lokasi yang cukup jauh dari

sumber air dan berada di daerah perbukitan tidak dapat dijangkau

kendaraan bermotor.

Sekitar 30 hektare hutan dan 20 hektare perkebunan warga di Kelurahan

Lubukbuntak dan Kelurahan Atungbungsu ikut terbakar dengan kerugian

diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Upaya pemadaman api sulit

dilakukan, mengingat hutan dan lahan yang terbakar berada di kawasan

perbukitan dan belum memiliki akses jalan kendaraan bermotor ke lokasi

tersebut. Kebakaran ini juga kian meluas sudah menjalar ke kawasan

permukiman warga, terutama dusun atau kampung di daerah Mingkik,

Bandar, dan Lubukbuntak. Keberadaan permukiman warga tersebut yang

terkadang berada di sekitar perkebunan kopi dan hutan belukar, sehingga

daerah itu akan ikut terancam. Titik api (hotspot) sekarang ini hampir

setiap hari bertambah, belum bisa diketahui dari mana asalnya.

Hampir semua daerah yang memiliki hutan sudah terbakar, sehingga sulit

dilakukan pengendalian termasuk pemadaman api. Apalagi kebakaran

biasa terjadi pada malam hari dan lokasinya berpencar

Page 7: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Tabel 4.2

Daftar Kebakaran Kota Pagar Alam dari Tahun 2007 – 2011

NO TAHUN BULAN PEMUKIMAN/ PERTOKOAN

KEDAI/ KIOS/ KAFE

PABRIK/ GUDANG/ BENGKEL

GEDUNG KANTOR/ SEKOLAH

PASAR HUTAN

/ LAHAN

LAIN -

LAIN HOTEL

KORBAN BENDA

KORBAN JIWA

1 2011 JANUARI - - - - - - - - - -

FEBRUARI 1 Kali - - - - 2 Kali - - 1 Unit Rumah

-

MARET - - - - - - - - - -

APRIL 3 Kali - - - - - - - 3 Unit Rumah

1 Unit Ruko

-

MEI 2 Kali - - - - - - - 1 Unit Rumah

1 Unit Ruko

-

JUNI - - - - - - - - - -

JULI 1 Kali - - - - - - - 1 Unit Rumah

-

AGUSTUS 1 Kali - - - - - - - 1 Unit Rumah

-

SEPTEMBER 2 Kali - - - - 3 Kali - - 4 Unit Rumah

-

OKTOBER 1 Kali - - - - 9 Kali - - 2 Unit Rumah

-

NOVEMBER - - - - - - 1 Kali

- 1 Kapal Kargo

-

DESEMBER 4 Kali - - - - - - - 7 Unit Rumah

-

Page 8: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

TOTAL 15 kali 12 kali 1 kali

TOTAL KEJADIAN

28 kali

2 2009 JANUARI 1 Kali (1 unit/pintu)

- - - - - - - - -

FEBRUARI 3 Kali (4 unit/pintu)

- 1 Kali (1 unit/pintu

- - - - 1 Kali (3

Ruang)

- -

MARET - - - - - - - - - -

APRIL 2 Kali (10 unit/pintu)

- - - - - - - - -

MEI - - - - - - - - - -

JUNI 2 Kali (5 unit/pintu)

- - - - - - - - -

JULI - - 1 Kali (1 unit/pintu)

- - - - - - -

AGUSTUS 2 Kali (2 Unit/pintu)

- - - 1 Kali (2

blok)

- - - - -

SEPTEMBER - - - 1 Kali (3 Ruang)

- - - - - -

OKTOBER 1 Kali (1 unit/pintu)

- - - - - - - - -

NOVEMBER - - - - - - - - - -

DESEMBER 5 Kali (10 unit/pintu)

- - - - - - - - -

TOTAL 16 Kali 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali

TOTAL KEJADIAN

21 Kali

Page 9: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

3 2008 JANUARI 1 Kali - - - - - - - - 1 (satu) orang

FEBRUARI 1 Kali - - - - 4 Kali - - - -

MARET 3 Kali - - - - - - - Listrik, tungku dapur

-

APRIL 1 Kali 2 Kali 1 Kali - - - - - - -

MEI 1 Kali - 1 Kali - - - - - - -

JUNI 1 Kali - - - - - - - - -

JULI 2 Kali - 1 Kali - - - - - - -

AGUSTUS 3 Kali - - - - 2 Kali - - Listrik -

SEPTEMBER 3 Kali - 1 Kali - - - - - - 3 (tiga) orang

OKTOBER 3 Kali - - - 1 Kali - - - -

NOVEMBER 2 Kali 1 Kali - - - - - - - -

DESEMBER - 1 Kali 1 Kali - - - - - - -

TOTAL 21 Kali 4 Kali 5 Kali 7 Kali

TOTAL KEJADIAN

37 Kali

4 2007 JANUARI - - - - - - - - - listrik 8x

-

FEBRUARI 1 kali, (1 rumah)

- - - 1 kali 1 kali - - - lilin 1kali

-

MARET 1 kali, (2 rumah)

1 kali, (1 kedai)

- - - - - - - - Kompor 3kali

-

APRIL 1 kali, (1 rumah)

- - - - - - - - bakar -

MEI 1 kali, (8 rumah)

- - 1 kali - - - - Sampah 2kali

-

Page 10: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

JUNI - - - - - - - - - belum diketahui 3kali

-

JULI 1 kali, (4 rumah)

- - - - - - - -

AGUSTUS - - - 1 kali - 1 kali - - -

SEPTEMBER - - - 1 kali - - - - -

OKTOBER 1 kali, (4 rumah)

1 kali, (5 pintu)

- - 1 kali - - - - -

NOVEMBER 1 kali, (3 rumah)

- - - - - - - -

DESEMBER 1 kali, (3 rumah)

- - - - - - - -

TOTAL 10 kali 4 kali 1 kali 2 kali

TOTAL KEJADIAN

17 Kali

5 2006 JANUARI 1 kali - 1 kali - - - - - - listrik 4 kali

-

FEBRUARI 1 kali - - - 1 kali 4 kali - - - lilin 3 kali

-

MARET - - 1 kali - - 2 kali - - - kompor 3 kali

-

APRIL 2 kali - - - - - - - - merun Sampah 7 kali

-

MEI 2 kali - - - - 1 kali - - - lain-lain (belum diketahui)8 kali

-

Page 11: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

JUNI - - - - - - - - -

JULI 1 kali - - - - - - - -

AGUSTUS - - 1 kali - - 1 kali - - -

SEPTEMBER 1 kali - - - - - - - -

OKTOBER - - - - - - - - -

NOVEMBER 2 kali - - - - - - - -

DESEMBER 2 kali - 1 kali - - - - - -

TOTAL 12 kali 4 kali 1 kali 8 kali

TOTAL KEJADIAN

25 kali

TOTAL KEJADIAN KEBAKARAN DARI TAHUN 2007 - 2011

128 Kali

Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

Page 12: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 12

3. Paradigma Keamanan dan Keselamatan

Masalah keamanan dan keselamatan juga sangat penting bagi citra kota.

Mudahnya ranah dicapai oleh petugas keamanan, persyaratan aksesibilitas bagi

ambulance dan kendaraan pemadam kebakaran pada rencana tapak yang

dipertahankan dengan konsisten oleh birokrat kota, tangga darurat, system

proteksi kebakaran aktif dan pasif, pengelolaan keselamatan kebakaran

bangunan gedung dll. adalah butir-butir dalam persyaratan keselamatan

bangunan yang erat kaitannya dengan citra bangunan dan kota.

Demikian pula halnya dengan peran instansi kebakaran berikut personilnya.

Kinerja mereka sangat erat kaitannya dengan citra kota. Pernasalahan pokoknya

adalah seberapa teguh komitmen para pemangku kepentingan terhadap

rencana ke depan tersebut. Keteguhan itu akan mengalami ujian ketika rencana

masuk ke tahap implementasi terutama dari sudut konsistensi pembiayaannya.

Haruslah diyakini bahwasanya sebuah kota dengan citra yang baik akan diminati

oleh para investor.

Penanganan kebakaran dan bencana dipandang sebagai rangkaian tindakan

khusus terbatas pada keadaan pada saat kejadian saja, tetapi tuntutan

perkembangan zaman sekarang. Penanganan bencana harus dilihat sebagai

suatu paket kegiatan baik pada saat sebelum kebakaran dan saat bencana

terjadi. Titik beratnya bukan lagi bagaimana merespon penanggulangan

melainkan bagaimana melakukan manajemen resiko sehingga dampak

merugikan dari suatu kejadian dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali.

Aspek-aspek penanganan kebakaran dan bencana harus dipadukan dalam

keseharian aspek-aspek pembangunan dan hajat pemerintahan justru pada saat

'keadaan normal'. Dengan demikian, penanganan kebakaran dan bencana

membuka diri terhadap peranserta masyarakat dan dunia usaha pada berbagai

tahap penanganan bencana.

Perlindungan rakyat sebagai perwujudan kewajiban pemerintah berupa

perlindungan sebagai hak asasi rakyat. Tadinya, perlindungan diberikan sebagai

bukti kemurahan penguasa untuk rakyatnya. Waktu itu, keputusan-keputusan

tentang perlindungan mutlak berada ditangan pemerintah pusat yang sebagian

dipercayakan dan dilaksanakan melalui pemerintah daerah. Dengan

Page 13: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 13

demokratisasi dan otonomi daerah, akuntabilitas pemerintah daerah bergeser

lebih dekat kepada konstituen.

Pemerintah daerah adalah pihak yang diberi mandat oleh konstituennya untuk,

antara lain, menciptakan dan membagi kesejahteraan, dan memastikan

perlindungan. Pergeseran ini mengharuskan pemerintah daerah untuk melihat

perlindungan sebagai suatu mandat yang sama dengan mandat ekonomi dan

kesejahteraan. Dengan demikian memperluas khasanah penanganan kebakaran

dan bencana sehubungan dengan hajat hidup dan pemerintahan yang lainnya :

Penanganan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi pemerintah

dalam perlindungan rakyat. Oleh karenanya rakyat menr.iarapkan pemerintah

dapat melaksanakan penanganan kebakaran dan bencana sepenuhnya. Hak atas

keselamatan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai berikut:

"Setiap orang mempunyai hak atas standar perlindungan yang setinggi-tingginya

dari ancaman kebakaran dan bencana baik yang disebabkan oleh maupun dari

ulah manusia".

Definisi ini didukung oleh hak-hak ekonomik, sosial dan budaya seperti

tercantum pada piranti-piranti hukum hak azasi internasional. Seperti juga hak-

hak yang lain, hak atas keselamatan juga membawa kewajiban, pada umumnya

dari pemerintah, tetapi juga para pelaku-pelaku lainnya untuk mengambil

langkah-langkah untuk mewujudkannya. Seperti juga kesejahteraan sosial dan

kesehatan, suatu keselamatan yang mutlak tidak ada dan tidak akan pernah

tercapai. Keselamatan tidak juga dapat didefinisikan secara persis karena

masing-masing interaksi antara ancaman, kerentanan dan kemampuan

penanggulangan kebakaran dan bencana akan menghasilkan tingkat

keselamatan yang berbeda-beda.

Oleh karena tingkat keselamatan tidak dapat dibakukan, maka yang layak

menjadi sasaran adalah tercapainya tingkat keselamatan yang "setinggi-

tingginya" sehubungan dengan masing-masing konteks risiko yang ada pada

masyarakat tertentu. Hak atas setinggi-tingginya tingkat keselamatan ini

berhadapan dengan kewajiban untuk memenuhi hak tersebut, yaitu kewajiban

unluk memberikan sebaik mungkin perlindungan dari risiko kebakaran dan

bencana.

Page 14: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 14

4.1.2 Penetapan Kawasan Perencanaan Kota Pagar Alam

Mengingat visi dan misi Kota Pagaralam maka untuk mempersiapkan Kota Pagar

Alam agar mampu menjadi wadah maupun memiliki kemampuan mengakomodasi

berbagai kepentingan pada skala lokal maupun regional. Untuk kepentingan

pengembangan Pariwisata dan Agribisnis, maka pembangunan Kota Pagar Alam

harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi : ketersediaan sistem

transportasi, baik darat maupun udara yang memiliki derajat layanan yang berskala

nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat

kegiatan yang ada di wilayah. Perlu juga di dukung selain sistem jaringan

transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber

daya energi (kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan

yang di persiapkan pembangunannya untuk masa depan tersebut.

Peningkatan intensitas pembangunan tersebut jika tidak diimbangi dengan kesiapan

sarana dan prasarana kota akan memberi tekanan bagi daya dukung ruang kota yang

selanjutnya dapat berdampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan. Banyak faktor

yang diduga sebagai penyebab percepatan perkembangan Kota Pekanbaru antara

lain: semakin besarnya minat investor untuk berinvestasi, semakin besarnya investasi

pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana kota, kebijakan perizinan

dan penanaman investasi, sikap terbuka komunitas lokal terhadap pendatang dalam

bidang perdagangan, jasa dan industri.

Salah satu bentuk kesiapan Kota Pagar Alam dalam menghadapi perkembangan kota

yang pesat adalah dengan penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran.

Pengaturan manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan dimaksudkan

untuk mewujudkan bangunan gedung, lingkungan dan kota yang aman terhadap

bahaya kebakaran melalui penerapan manajemen penanggulangan bahaya

kebakaran yang efektif dan efesien yang tertuang dalam Rencana Induk Sistem

Proteksi Kebakaran (RISPK).

Page 15: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 15

4.2 TINJAUAN SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA PAGAR

ALAM

4.2.1 Sumber Daya Instansi Pemadam Kebakaran

Kota Pagar Alam memiliki unit instansi pemadam kebakaran berupa seksi satuan

pemadam kebakaran yang tergabung dengan satuan polisi pamong praja Kota Pagar

Alam. Dapat dilihat struktur organisasi dalam unit/seksi satuan pemadam kebakaran

satpol pp Kota Pagar Alam dalam gambar berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam

KASI PMK

KOORDINATOR LAPANGAN

KOORDINATOR ANGGOTA

ADMINISTRASI

REGU I

REGU II

REGU III

Page 16: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 16

Berdasarkan data dari seksi pemadam kebakaran Kota Pagar Alam hingga tahun 2011

kekuatan personil seksi pemadam kebakaran Kota Pagar Alam adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Jumlah dan Nama Anggota Seksi Kebakaran Kota Pagar Alam

NO Jumlah (orang) JABATAN

1 1 KASI KEBAKARAN

2 5 STAF KEBAKARAN

3 63 ANGGOTA

Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

Dengan data inventaris Pemadam kebakaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Daftar Inventaris Pemadam Kebakaran (Fire Rescue) Satpol PP Kota Pagar Alam

NO NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN KETERANGA

N

1 Mobil Pemadam Kebakaran Th. 2001,

Th. 2002

3 Unit 2 Baik, 1 Kurang

Baik

Standar

2 Mesin pompa Tohatsu (V80) 4 Unit 3 Baik, 1 Rusak Standar

3 Mesin Apung 1 Unit Baik Standar

4 Monitor Sirine 3 Unit 2 Baik, 1 Baik Standar

5 Nozzle Clock 1.5” 1 Buah Baik Standar

6 Nozzle Derat 1.5” 3 Buah Baik Standar CPI

7 Selang Clock 1.5” 1

4

Gulung 9 Baik, 5 Rusak Standar

8 Selang Clock 2.5” 1

4

Gulung 12 Baik, 2

Rusak

Standar

9 Selang Derat 1.5” 9 Gulung 5 Baik, 4 Rusak Standar CPI

10 Selang Derat 2.5” 7 Gulung Baik Standar CPI

11 Selang Isap 3 Set 2 Baik, 1 Rusak Standar

12 Tangga 4 Set Baik Standar

Page 17: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 17

13 Helmet 7 Buah Baik Standar

14 Sarung Tangan 4 Pasang Baik Standar

15 Sepatu 3 Pasang Rusak Standar

16 Monitor Nozzle 1 Buah Baik Standar

17 Dongkrak 2 Buah Baik Standar

18 Baju Fire 7 Stel Baik Standar

19 Gancu 2 Buah Baik Standar

20 Pengait 3 Buah 2 Baik, 1 Rusak Standar

21 Kampak 2 Buah Baik Standar

22 Lampu Sorot 3 Unit 2 Rusak, 1 Baik Standar

23 Apar 2 Tabung Baik Standar

24 Pertamina Kopling 2.5” ke 1.5” 3 Buah Baik Standar

25 Ciamese Derat 2 Buah Baik Standar CPI

26 Ciamese Clock 2 Buah Baik Standar

27 Water Monitor 3 Unit 2 Baik, 1 Rusak Standar

28 Ciamese Hydrant 2 Buah Baik Standar

29 Pengecas Baterai 2 Buah Rusak Standar

30 Martil 5 Kg 2 Buah Baik Standar

31 Kepala Monitor 1.5” 4 Buah Baik Standar

Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

4.2.2 Peristiwa Kebakaran di Kota Pagar Alam

Data kebakaran di Kota Pagar Alam menunjukkan bahwa angka kejadian terbesar

adalah pada bangunan perumahan daripada bangunan umum seperti dalam data di

bawah 'ini. Penyebab terjadinya kebakaranpun beragam antara lain api terbuka

meliputi korek api, kompor, lilin, obat nyamuk bakar dan minyak, sedangkan listrik

meliputi; hubungan pendek, beban lebih maupun petir. Hal ini menunjukkan

perlunya peningkatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan dan

penanggulangan kebakaran.

Page 18: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 18

4.2.3 Potensi Kebakaran di Kota Pagar Alam

Kota Pagar Alam memiliki fungsi jamak dalam konstelasi yang berbeda-beda,

yakni Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah yang bermakna memiliki skala layanan pada tingkat regional dan

Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai Pusat Kegiatan Strategis

yang bermakna bahwa Kota Pagar Alam secara regional memiliki fungsi selain

sebagai kawasan strategis ekonomi juga memiliki fungsi dan peran strategis

dalam kaitannya dengan sosial dan budaya serta lingkungan. Selain hal

tersebut Kota Pagar Alam juga memiliki fungsi dan peran sebagai pusat

layanan dalam konstelasi regional serta Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan

peran sebagai pusat layanan bagi kegiatan dan peri kehidupan masyarakat

Kota Pagar Alam itu sendiri.

1. Pusat Pelayanan Utama Kota

A. Pusat Pelayanan Pemerintahan

Pusat pelayanan pemerintahan ini terletak di kawasan perkantoran baru di

Gunung Gare.

4.2.4 Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran

Dalam menilai resiko kebakaran yang dapat terjadi pada suatu daerah dengan suatu

peruntukan, digunakan klasifikasi resiko bahaya kebakaran. Nilai Klasifikasi berkisar

dari nilai 3 sampai 7 ( nilai 7 adalah untuk bangunan beresiko rendah terjadi

kebakaran).

a. Daftar Bangunan pada tabel (lihat lampiran) yang terdapat dalam lampiran,

menunjukkan antara lain peruntukan bangunan sesuai dengan angka klasifikasi

resiko bahaya kebakaran dari angka 3 sampai dengan angka 7.

b. Bila terdapat lebih dari satu jenis peruntukan dalam sebuah bangunan, maka

angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran paling banyak yang digunakan untuk

mewakili seluruh bangunan, pada bangunan tersebut ditentukan oleh tingkat

resiko bahaya kebakaran tertinggi.

Page 19: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 19

c. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 3

1) Angka klasifikasi ini harus mempertimbangkan resiko bahaya kebakaran

yang paling rawan, dimana jumlah dari bahan mudah terbakarnya sangat

tinggi. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan

berkembang sangat cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang

tinggi.

2) Bangunan yang berdekatan dengan bangunan yang mempunyai angka

klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3, harus dianggap sebagai bagian dari

klasifikasi tersebut jika jaraknya 15 m atau kurang.

3) Angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3, antara lain ditunjukkan pada

Tabel (2 -1).

d. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4

1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai Resiko Bahaya

Kebakaran Tinggi, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah

terbakarnya tinggi. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat

diperkirakan berkembang cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang

tinggi.

2) Bangunan yang berdekatan dengan bangunan yang mempunyai angka

Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4, harus dianggap sebagai bagian dari

klasifikasi tersebut jika jaraknya 15 m atau kurang. Angka klasifikasi Resiko

Bahaya Kebakaran 4, antara lain ditunjukkan pada Tabel (2 . 2).

e. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 5

1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai hunian bahaya sedang,

dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya sedang dan

tinggi tumpukan bahan mudah terbakarnya tidak melebihi dari 3,7 m.

Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang

sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas yang sedang.

2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 5, antara lain ditunjukkan pada

Tabel (2 . 3).

f. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 6

1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai resiko bahaya

rendah, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya

Page 20: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 20

sedang dan tinggi tumpukan bahan mudah terbakarnya tidak lebih dari

2,5 m. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan

berkembang sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas sedang.

2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 6, antara lain seperti pada

Tabel (2 . 4).

g. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 7

1) Angka dalam klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai resiko bahaya

rendah, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya

rendah. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan

berkembang rendah dan mempunyai nilai pelepasan panas relatif rendah.

2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 7, antara lain seperti pada Tabel

(2-5).

4.2.5 Kualifikasi Konstruksi

a. Umum

1) Instansi kebakaran dapat membuat kajian dan klasifikasi konstruksi

bangunan di wilayah kerjanya.

2) Konstruksi bangunan diklasifikasikan dalam angka. Angka maksimum

klasifikasi konstruksi bangunan rumah tinggal adalah 1.

3) Tidak diperkenankan memberikan angka klasifikasi konstruksi terhadap

suatu bangunan yang tidak diteliti / dikaji.

4) Dalam hal terdapat beberapa macam tipe konstruksi dalam satu bangunan

yang diteliti maka angka klasifikasi ditentukan dari angka klasifikasi

konstruksi tertinggi.

5) Jika terdapat bangunan lain dengan luas lebih besar dari 10 m2

dalam jarak

tidak lebih dari 15 M, maka bangunan lain tersebut dipandang sebagai

bangunan berdekatan yang mempunyai resiko ancaman kebakaran

(exposure hazard) sehingga kebutuhan air untuk kebakaran pada bangunan

induk ditentukan dengan perkalian 1,5.

b. Tipe klasifikasi konstruksi

1) Resiko kebakaran konstruksi tipe I (konstruksi tahan api)

Page 21: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 21

Bangunan yang dibuat dengan bahan tahan api (beton, bata dan lain-lain

dengan bahan logam yang dilindungi) dengan struktur yang dibuat

sedemikian, sehingga tahan terhadap peruntukan dan perambatan api

mempunyai angka klasifikasi 0,5.

2) Resiko kebakaran konstruksi tipe II dan IV (tidak mudah terbakar, konstruksi

kayu berat)

Bangunan yang seluruh bagian konstruksinya (termasuk dinding, lantai dan

atap) terdiri dari bahan yang tidak mudah terbakar yang tidak termasuk

sebagai bahan tahan api, termasuk bangunan konstruksi kayu dengan

dinding bata, tiang kayu 20,3 cm, lantai kayu 76 mm, atap kayu 51 mm,

balok kayu 15,2 x 25,4 cm, ditetapkan mempunyai angka klasifikasi

konstruksi 0,8.

3) Resiko kebakaran konstruksi tipe III (biasa)

Bangunan dengan dinding luar bata atau bahan tidak mudah terbakar

lainnya sedangkan bagian bangunan lainnya terdiri dari kayu atau bahan

yang mudah terbakar ditentukan mempunyai angka klasifikasi konstruksi

1,0.

4) Resiko kebakaran konstruksi tipe IV (kerangka kayu)

Bangunan (kecuali bangunan rumah tinggal) yang strukturnya sebagian atau

seluruhnya terdiri dari kayu atau bahan mudah terbakar yang tidak

tergolong dalam konstruksi biasa (tipe III) ditentukan mempunyai angka

klasifikasi konstruksi 1,0.

4.2.6 Sumber Air

Pada saat ini air bersih di Kota Pagar Alam diperoleh dari berbagai sumber

diantaranya Pembangunan Air Minum (PAM), dan Sumur-sumur galian masyarakat.

Volume air bersih yang disediakan oleh PAM dengan kapasitas 318.387 m³ per Tahun

belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota Pagar Alam secara keseluruhan.

Diperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk Kota Pagar Alam yang jumlahnya

sekitar 250.592 jiwa, perkantoran, Instansi Pemerintah dan industri mencapai

42.099.603 liter per hari. Kekurangan pasokan air bersih tersebut telah

mengharuskan masyarakat mencari solusi alternatif yaitu dengan membuat sumur-

Page 22: BAB 4-RISPK-PGA

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Akhir

PT.PERANCANG ADHINUSA

Halaman IV - 22

sumur galian di lingkungan dimana mereka tinggal. Untuk itu, Pemerintah Kota Pagar

Alam merencanakan pengembangan air bersih di Kota Pagar Alam yang berasal dari

Sungai Air Putih dan Sungai Air Lawu.

Foto 4.3

Sumber Pengambilan Air Baku Air Putih dan Air Lawu

Persoalan yang dihadapi oleh Kota Pagar Alam dalam pengadaan air bersih tetap

diupayakan untuk kepentingan masyarakat dan yang lebih didahulukan adalah

pelanggan lama. Sasaran utama penyediaan air bersih ini adalah bagaimana

masyarakat dapat menikmati air bersih dengan harga yang terjangkau. Sesuai

dengan Rencana dan target kerja penyaluran air bersih yang dikerjakan saat ini

diperuntukan bagi 25.000 pelanggan, dengan dua tahap pelaksanaan hingga tahun

2010. Pelaksanaan kerja pengadaan air bersih yang dilaksanakan saat ini hanya

mampu menjangkau Kecamatan Dempo Tengah dan Dempo Selatan. Sementara

Kecamatan lainnya tetap diupayakan Pemerintah Kota Pagar Alam dengan

memanfaatkan mesin pompa.

4.2.7 Review Penanganan Kebakaran

Kota Pagar Alam kini diselimuti kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan di

berbagai wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Namun, asap tersebut diklaim belum

mengganggu aktivitas penduduk Kota.