bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

26
EKONOMI PEMBANGUNAN TUGAS MANDIRI PENGANTAR PEMBANGUNAN EKONOMI : PERSPEKTIF GLOBAL” DISUSUN OLEH : DWI BAMBANG DESWANTORO NIM. B205312004 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU EKONOMI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Upload: bambang-deswantoro

Post on 13-Jan-2017

700 views

Category:

Economy & Finance


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

EKONOMI PEMBANGUNANTUGAS MANDIRI

“PENGANTAR PEMBANGUNAN EKONOMI : PERSPEKTIF GLOBAL”

DISUSUN OLEH :

DWI BAMBANG DESWANTORO

NIM. B205312004

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

ANGKATAN XVI STAR BPKP

TAHUN 2016BAB I

Page 2: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

PENGANTAR PEMBANGUNAN EKONOMI : PERSPEKTIF GLOBAL

1. KEHIDUPAN SETENGAH PENDUDUK BUMI

Pada saat orang-orang bangun setiap pagi untuk menyongsong hari baru, mereka

mengawali harinya dalam kondisi yang sangat berlainan. Sebagian penduduk dunia hidup

dalam kondisi serba berkecukupan, namun mayoritas penduduk dunia jumlahnya yang

mendekati 7 miliar orang, hidup dalam keadaan kurang beruntung, khususnya jika

mereka termasuk dalam sepertiga bagian termiskin dari penduduk dunia yang kondisi

kesehatan mereka seringkali buruk, tidak bisa membaca dan menulis, mengganggur

sehingga masa depannya menjadi suram. Lebih dari 40% penduduk dunia pendapatannya

kurang dari $2 per hari kondisi ini disebut sebagai kemisikinan absolut (absolute

poverty) yaitu situasi ketidakmampuan untuk mendapatkan penghasilan, makanan,

sandang, perawatan kesehatan, tempat tinggal dan kebutuhan pokok lainnya pada tingkat

minimum.Terdapat juga dalam satu rumah yang didalamnya terdapat sekumpulan

keluarga besar, dimana semua anggota keluarga berpartisipasi dan berbagi pekerjaan,

penghasilan pada kelompok tersebut sangat sedikit karena hampir semua makanan,

pakaian, tempat tinggal dan barang –barang duniawi di buat dan dikonsumsi oleh

penghuninya atau yang disebut dengan perkonomian subsisten (subsistence economy)

yaitu perekonomian yang menjalankan produksi untuk konsumsi pribadi dan standar

hidupnya mencakup tidak lebih dari kebutuhan-kebutuhan dasar seperti makanan, tempat

tinggal dan pakaian.

Separuh penduduk dunia tinggal dinegara-negara berkembang yaitu Negara-negara di

Asia, Afrika, Timur- Tengah, Amerika Latin, Eropa Timur dan negara-negara pecahan

Uni Soviet yang dicirikan dengan rendahnya standar hidup dan defisit pembangunan

lainnya istilah ini digunakan dalam literatur studi pembangunan sebagai sinonim bagi less

developed country. Untuk mengejar ketertinggalan negara –negara berkembang dengan

negara maju dapat dilakukan melalui pembangunan.

2. STUDI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

1 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 3: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

Ekonomi pembangunan (development economics) sebagai bidang studi yang mengkaji

pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling baru, paling menarik, dan

paling menantang dari disiplin ilmu yang lebih luas yaitu ilmu ekonomi (economics) dan

ekonomi politik (political economy). Meskipun ekonom secara umum telah menobatkan

Adam Smith sebagai “ Ahli ilmu ekonomi pembangunan” yang pertama, yakni dengan

kemunculan bukunya Wealth of Nations terbitan tahun 1776 sebagai karya pelopor

mengenai pembangunan, akan tetapi pembahasan yang sistematis tentang masalah dan

proses pembangunan ekonomi di Afrika, Asia, dan Amerika Latin muncul sekitar empat

dasawarsa yang lalu.

2.1. Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan

Ilmu ekonomi tradisional (traditional economics) merupakan pendekatan ekonomi yang

menekankan utilitas, maksimalisasi laba.efisiensi pasar dan determinasi ekuilibrium.

Ilmu ekonomi politik (political economy) adalah upaya menggabungkan ananlisis

ekonomi dengan politik praktis untuk menelaah aktivitas ekonomi dalam konteks politik.

Sedangkan ilmu ekonomi pembangunan (development economics) studi tentang upaya

mentransformasi perekonomian dari keadaan stagnan ke pertumbuhan dan dari status

penghsailan rendah ke penghasilan tinggiserta upaya menanggulangi masalah kemiskinan

absolut.

2.2. Mengapa Ilmu Ekonomi Pembangunan Perlu Dipelajari

Pentingnya mempelajari ilmu ekonomi pembangunan ialah untuk memperoleh

pemahaman yang lebih baik mengenai sejumlah pertanyaan kritis yang berkenaan dengan

perekonomian di negara-negara dunia ketiga, diantaranya adalah bagaimana perbedaan

antara kaya dan miskin dapat menjadi begitu esktrem?

2 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 4: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

Peraga 1.1. mengilustrasikan ketimpangan ini.

2.3. Perekonomian Sebagai Sistem Sosial Tuntutan untuk Melangkah Lebih Jauh

dari Ilmu Ekonomi Sederhana

Karena ilmu ini menelaah persoalan sosial maka penting untuk mempertimbangkan:

Sistem sosial : Struktur organisasi dan lembaga dalam suatu masyarakat,

mencakup nilai-nilai sikap, struktur kekuasaan dan tradisinya

Nilai-nilai : :Prinsip standar atau kualitas yang dipandang penting atau

diinginkan oleh suatu masyarakat atau kelompok didalamnya.

3 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 5: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

Sikap : Keadaan Pikiran atau perasaan individu, kelompok atau masyarakat yang

berkenaan dengan berbagai isu seperti keuntungan materi, kerja keras, menabung

demi masa depan dan berbagi kekayaan.

Lembaga : Norma, Kode Prilaku dan cara-cara yang umumnya dibolehkan

dalam melakukan segala sesuatu . Lembaga ekonomi adalah aturan yang dibuat

manusia yang mempengaruhi interaksi manusia dalam melaksanakan kegiatan

perekonomian mencakup aturan main informal dan formal berdasarkan kerangka

teoritis Douglass North

3. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PEMBANGUNAN

Pembangunan yaitu proses yang meningkatkan kualitas kehidupan dan kemampuan

umat manusia dengan cara menaikkan standar kehidupan, harga diri, dan kebebasan

individu.

Dalam pengertian ekonomi tradisional, pembangunan diartikan sebagai tercapainya

pertumbuhan pendapatan per kapita yang tinggi agar negara dapat mengembangkan

output lebih cepat daripada pertumbuhan jumlah penduduk. Kemudian digunakan ukuran

Gross National Income (GNI) untuk mengukur berapa banyak jumlah barang dan jasa

yang tersedia untuk konsumsi dan investasi masyarakat. Pada zaman dahulu, sektor

pertanian sering digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan, disamping

sektor penbangunan dan perindustrian. Dalam perkembangannya, Gross Domestic

Product (GDP) mulai digunakan sebagai pengukur keberhasilan pembangunan dalam

beberapa tahun belakangan ini.

3.1. Ukuran-ukuran Ekonomi Tradisional

Pendapatan per kapita : Total pendapatan nasional kotor suatu Negara dibagi

dengan jumlah penduduk

Pendapatan Nasional bruto (GNI) : Total output domestic dan luar negeri

yang dihasilkan penduduk suatu negara, Pendapatan Nasional Bruto mecakup

produk domestik bruto

Produk domestik bruto (GDP) : Total output akhir barang dan jasa yang

dihasilkan perekonomian suatu Negara didalam wilayah Negara itu oleh

4 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 6: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

penduduk dan bukan penduduk tanpa melihat alokasinya baik klaim domestic

maupun klaim luar negeri

3.2. Pandangan Baru Ekonomi Pembangunan

Terdapat pandangan baru bahwa tujuan utama dari pembangunan ekonomi tidak

sekedar menciptakan tingkat pertumbuhan GNP setinggi-tingginya sebagai acuan

keberhasilan pembangunan, Pada tahun 1960-an, banyak negara berkembang telah

mencapai target pertumbuhan ekonomi, namun gagal mengurangi angka kemiskinan

yang semakin merajalela. Pada tahun 1970-an, ahli ekonomi mulai berkonsentrasi

pada upaya pembangunan manusia dengan cara memberantas kemiskinan,

pengangguran, dan kesenjangan yang semakin banyak jumlahnya. “Redistribusi

untuk Pertumbuhan” telah menjadi slogan umum saat itu

Namun fenomena pembangunan atau adanya situasi keterbelakangan yang kronis

sesungguhnya tidak semata-mata merupakan persoalan ekonomis atau sekedar soal

pengukuran tingkat pendapatan, dan juga tidak terbatas berupa masalah perhitungan,

masalah ketenagakerjaan, atau penaksiran tingkat ketimpangan penghasilan secara

kuantitatif.

Pada tahun 1980-1990, situasi justru makin memburuk akibat dari menurunnya nilai

GNI ke arah negatif di negara berkembang, sedangkan pemerintah menghadapi

utang luar negeri yang semakin menumpuk, mengakibatkan berkurangnya anggaran

untuk kegiatan ekonomi dan sosial. Pada tahun 2000-an, pertumbuhan meningkat

pesat tetapi kemiskinan masih menjadi kendala utama dalam pembangunan. Dari hal

ini, dapat dipahami bahwa pembangunan adalah masalah multidimensional dengan

menyertakan perubahan pada struktur sosial, perilaku sosial, dan lembaga nasional,

serta peningkatan pertumbuhan ekonomi, juga berkurangnya tingkat kemiskinan dan

kesenjangan.

3.3. Pendekatan “ Kapabilitas “ Amartya Sen

Amarty sen, pemenang Nobel bidang ekonomi pada tahun 1998, menyatakan bahwa

“kapabilitas untuk berfungsi (capability to function)” merupakan hal yang paling

berperan untuk menentukan status miksin tidaknya seseorang. Seperti yang

5 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 7: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

dikemukakan sen : “pertumbuhan ekonomi tidak boleh dipandang sebagai tujuan.

Pembangunan haruslah lebih memperhatikan upaya peningkatan kualitas kehidupan

yang kita jalani dan kebebasan yang kita nikmati.”

Selanjutnya sen mengemukakan bahwa kemiskinan tidak dapat diukur dengan baik

hanya berdasarkan pendapatan atau bahkan dengan utilitas ( kegunaan) sebagaimana

yang dipahami selama ini; yang paling penting bukanlah apa yang dimiliki

seseorang  atau perasaan yang timbul dari kepemilikan itu, tetapi pada manfaat yang

dapat diperoleh diikonsumsidari komoditas itu. Misalnya, sebuah buku tidak banyak

gunanya bagi orang yang buta aksara (kecuali sebagai bahan bakar memasak atau

simbol status). Atau seperti yang dikemukakan sen, seorang pengidap penyakit

parasitik akan kurang mampu menyerap nutrisi dari makanan jika dibandingkan

dengan orang yang tidak menderita penyakit.

Untuk memahai konsep kesejahteraan manusia pada umumnya dan kemiskinan pada

khususnya, kita perlu berfikir lebih sekedar ketersediaan komoditas dan mulai

mempertimbangkan penggunaanya: untuk memperjelas apa yang disebut sen sebagai

keberfungsian (functioning), yaitu apa yang dilakukan atau dapat dilakukan

seseorang terhadap komoditas dengan karakteristik tertentu yang dimiliki atau

dikendalikannya. Kebebasannya memilih atau kendali atas kehidupan pribadi,

merupakan aspek penting dari hampir semua pemahaman tentang kesejahteraan.

Sen mengidentifikasi lima sumber perbedaan antara pendaparan riil (yang terukur)

dan keunggulan aktual yaitu: pertama heterogenetas pribadi, seperti yang berkaitan

dengan kekurangan fisik, penyakit, usia, atau jenis kelamin/gender; kedua perbedaan

lingkungan, seperti pemanas dan pakaian yang dibutuhkan di iklim dingin, penyakit

menular di daerah tropis, atau dampak populasi; ketiga perbedaan iklim sosial,

seperti tingkat kejahatan dan kekerasan serta modal sosial; keempat distribusi dalam

keluarga statistik ekonomi mengukur pendapatan yang diperoleh dalam keluarga

karena inilah unit dasar konsumsi yang dibagi tetapi sumber daya keluarga boleh jadi

tidak terdistribusi secara merata, seperti dalam kasus anak perempuan yang kurang

mendapat perawatan medis atauu akses pendidikan dibandingkan dengan yang

diperoleh anak laki-laki; kelima perbedaan perspektif hubungan.

6 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 8: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

3.4. Tiga Nilai Inti Pembangunan

Kecukupan : Barang dan layanan dasar untuk mendukung kehidupan manusia

pada tingkat paling minimum

Harga diri : Perasaan berharga yang dinikmati suatu masyarakat jika sistem

dan lembaga sosial, politik, ekonomi menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

Kebebasan : masyarakat memiliki berbagai alternatif untuk memuaskan

keinginan dan mengambil pilihan riil sesuai keinginan individu

3.5. Tiga Tujuan Pembangunan

Dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus

tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian

kombinasi proses sosial ekonomi dan lembaga memiliki cara untuk mewujudkan

kehidupan yang lebih baik. Apapun komponen spesifik atas kehidupan yang lebih

baik itu, paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti yaitu :

Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi beragai macam barang

kebutuhan hidup yang pokok sperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan

perlindungan keamanan.

Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan,

tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas

pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan

kemanusiaan, yang kesemuannya itu tidak hanya untuk memperbaiki

kesejahteraan materill, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa

yang bersangkutan.

Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa

secara keseluruhan, yakni dengan mebebaskan mereka dari sikap menghamba

dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun

juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai.

7 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 9: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

4. MILENNIUM DEVELOPMENT GOAL( MDG)

Milennium Development Goals (MDG) merupakan seperangkat delapan tujuan yang

disepakati oleh para anggota PBB di tahun 2000 untuk mengentaskan kemiskinan dan

kelaparan ekstream, Mewujudkan pendidikan dasar universal; meningkatkan kesetaraan

gender dan memberdayakan perempuan; mengurangi tingkat mortalitas anak;

meningkatkan kesehatan ibu; mengurangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;

menjaga kelestarian lingkungan hidup; dan membina kerjasama global bagi

pembangunan. Tujuan-tujuan ini dicanangkan secara khusus untuk dicapai pada tahun

2015. Tujuan dan sasaran MDG 2015 dapat dilihat pada table berikut

8 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 10: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

5. KESIMPULAN

Ekonomi Pembangunan mencakup ilmu ekonomi tradisional dan ilmu ekonomi politik.

Dari pernyataan ini, ekonomi pembangunan fokus pada mekanisme ekonomi, sosial, dan

lembaga nasional untuk membuat perubahan besar pada standar hidup dan derajat kaum

masyarakat miskin di negara berkembang.

Sebagai ilmu sosial, ekonomika terkait dengan masyarakat dan bagaimana memberi

mereka sarana untuk pengembangan diri demi kebaikan. Tentunya hal ini terkait dengan

nilai yang telah dianut. Nilai dari pembangunan sendiri adalah nilai kebaikan (negara

berkembang) dan nilai buruk (negara belum berkembang).

Masalah sentral ekonomi modern mencakup masalah tradisional mengenai apa, mengapa,

dan untuk siapa barang dan jasa dibuat. Lalu, pada level nasional, masalah berkembang

menjadi siapa yang membuat kebijakan pembangunan dan siapa pula yang akan

mendapat manfaat dari kebijakan tersebut. Pada akhirnya, pada level internasional,

masalah akan bekembang lagi pada negara apa dan kelompok negara apa yang memiliki

kekuatan besar dalam mengimplementasikan pembangunan?

Program Millenium Development Goals akan menjadi sebuah tonngak sejarah awal pada

proses pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi program ini masih perlu penyesuaian

kembali mengingat masih ada program yang belum berjalan sesuai target dan rencana

yang telah dibuat sebelumnya.

9 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 11: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

STUDI KASUS I

KEMAJUAN DALAM PERJUANGAN MENUJU PEMBANGUNAN YANG

LEBIH BERMAKNA : BRAZIL

1. Terdapat dua wajah pembangunan di Brasil. Pertanian modern hadir bersamaan dengan

praktek pertanian tradisional dengan produktivitas yang rendah. Brasil pernah disebut

sebagai contoh negara yang mengalami “pertumbuhan tanpa pembangunan.” Ketimpangan

yang luar biasa, Brasil telah mengalami kemajuan ekonomi dan sosial yang tidak dapat

disamakan dengan negara Pakistan atau Saudi Arabia, yang pembangunan sosial yang lebih

kecil.

2. Meski secara perlahan mengalami peningkatan, namun Brasil masih menjadi salah satu

negara dengan tingkat ketimpangan ekonomi dan sosial tertinggi di dunia. Pertanyaan: Jadi

bagaimana seharusnya kinerja pembangunan di Brasil dievaluasi dan bagaimana memilih

prioritas masa depan?

3. Pendapatan dan Pertumbuhan

Pertumbuhan GDP menunjukan stabilitas. Periode 1965-1990, pertumbuhan GDP

perkapita Brasil adalah 1.4%, sementara pertumbuhan GDP perkapita periode 1990-

2000 adalah 1.5%.

Pajak terus meningkat dari sekitar 25% dari pendapatan nasional bruto hingga hampir

40% dalam dasawarsa 1993 sampai 2004, hal tersebut telah menghambat pertumbuhan

lapangan kerja sektor formal.

Transfer teknologi tumbuh lebih cepat. Brazil merupakan Negara yang berada garis

terdepan dalam penelitian dan perluasan hasil pertanian ekspor yang berhasil secara

komersial

4. Indikator Sosial :

Statistik pembangunan manusia di Brazil menunjukan keadaan yang tidak

memggembirakan dibandingkan dengan banyak Negara berpendaatan menengah

lainnya. Brazil berada pada peringkat 75 dalam indeks pembangunan manusia (HDI-

2010) yang diterbitkan UNDP , merupakan empat posisi lebih rendah dari prediksi

berdasarkan tingkat pendapatannya

Angka harapan hidup saat lahir pada tahun 2007 adalah 72 tahun, sedangkan di negara

Korea Selatan adalah 79 tahun.

10 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 12: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

Tingkat moralitas anak dibawah usia 5 tahun lebih adalah 22 per 1000 dengan 11 orang

di kostarika dengan tingkat pendapatan yang sama dan hanya 6 orang di Korea Selatan.

Dan sekitar 7 persen dari semua anak dibawah 5 tahun di Brazil masih kekurangan

nutrisi.

Brazil memiliki tingkat pekerja anak yang tinggi dibandingkan dengan tingkat

pendapatan yang telah dicapai yaitu sebanyak 7 juta anak.

Dalam bidang pendidikan secara resmi Brazil melaporkan bahwa tingkat melek aksara

orang dewasa telah mencapai 90 % namun sejumlah pengamat independen

menyimpulkan bahwa tingkat melek aksara efektif di Brazil masih kurang dari 50 %

5. Kemiskinan :

Menurut studi Bank Dunia menemukan rata-rata pendapatan per kapita Brasil tumbuh

sebesar 220% dari tahun 1960-1980 dan jumlah penduduk miskin turun sebesar 34%.

Menurut perkiraan Bank Dunia Pada tahun 2005 sekitar 18,3 % penduduk Brazil hidup

dengan pendapatan kurang dari $ 2 perhari selain itu sebanyak 7,8 % penduduk hidup

dalam kemiskinan ekstrem dengan pendapatan kurang dari $ 1 perhari kondisi ini lebih

buruk dari Negara yang berpendapatan rendah seperti Srilanka

Tingkat Kemiskinan masyarakat brazil sekarang menurun dengan adanya program

pemerintah yang disebut dengan Bolsa Familia ( bantuan keluarga) melalui “bantuan

tunai bersyarat” bagi keluarga miskin dengan syarat anak-anak mereka divaksinasi dan

bersekolah

6. Ketimpangan

Tingkat ketimpangan pendapatan di Brasil telah menempati pada peringkat terburuk

didunia yang tercermin dalam rendahnya jumlah pendapatan dari 60% penduduk

kalangan bawah dan , dan tingginya jumlah pendapatan dari 10% penduduk kalangan

atas

Berdasarkan data distribusi pendapatan di Brazil menunjukan 10% penduduk terkaya

menerima pendapatan sebesar 43% pendapatan nasional, sementara 40% penduduk

miskin hanya menerima 10%.

Peningkatan dan implementasi kebijakan yang terjadi akhir-akhir dalam hal upah

minimum telah memperkecil ketimpangan yang kemudian berdampak luas karena

banyaknya pegawai pemerintah menerima upah minimum.

11 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 13: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

7. Land Reform (Reformasi Bidang Pertanahan)

Tanah adalah aset yang tidak merata distribusinya di Brasil. Land refrom di Brasil berulang

kali diblok oleh kekuatan politik dari pemilik lahan pertanian yang besar (fazenderos).

Sebagai reaksi terhadap keadaan itu, para petani miskin melalui “gerakan petani tak

berlahan” telah menguasai lahan kosong yang subur didalam perkebunan besar.

8. Keberlanjutan Pembangunan

Pertumbuhan yang merusak lingkungan alam berlawanan dengan pembangunan yang

berkelanjutan . Warga Brazil dari semua spectrum politik tidak memandang kerusakan hutan

sebagai masalah penting yang mendesak. Pengundulan hutan amazon menunjukkan adanya

konflik antara tujuan pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Dorongan untuk

membuka pemukiman di hutan hujan amazon tampak seperti alternatif reformasi pertanahan

yang secara politik tidak mahal.

Seluruh dunia menikmati manfaat hutan hujan tropis amazon karena dapat mencegah

pemanasan global, pemurnian ekologis dan keanekaragaman hayati yang tidak tergantikan

sehongga Komunitas internasional harus ikut berkontribusi bagi upaya pelestariannya.

9. Masalah inklusi Sosial

Kemiskinan di Brasil menyita banyak perhatian pada masalah ras. Dan kebanyakan

penduduk miskin di Brasil adalah bangsa kulit hitam atau mullato. Rata-rata pekerja kulit

hitam hanya menerima 41% dari rata-rata gaji pekerja kulit putih. Kebanyakan jutaan orang

Brasil yang tinggal di daerah favela atau pemukiman kumuh yang sangat buruk adalah

warga kulit hitam.

10. Kesimpulan

Di Brasil, mungkin lebih tepat bila kita mengatakan bahwa telah terjadi beberapa

pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti oleh pembangunan sosial, dan bukan menyebutnya

sebagai “pertumbuhan tanpa pembangunan”. Berarti bahwa Brasil harus menjadikan

pembangunan manusia dan sosial serta pelestarian lingkungan sebagai prioritas utama

apabila ingin melanjutkan pertumbuhan ekonominya yang cepat dan mencapai

pembangunan multidimensional yang sebenarnya.

12 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 14: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

KONDISI PEREKOMIAN BRAZIL SAAT INI

Pada tahun 2015 sampai sekarang ekonomi Brazil sedang mengalami resesi. Kondisi

ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia itu kian

terpuruk,berdasarkan data dari www.tradingeconomics.com, pada kuartal keempat tahun

2015 pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Brazil minus 5,9 persen (yoy), ini

menjadi yang terburuk sejak tahun 1991 dimana investasi dan konsumsi turun sangat

tajam, selain itu angka pengangguran di Brazil meningkat dari dibawah 5.5% pada akhir

tahun 2014 menjadi 6,9 % pada akhir tahun 2015, dan meningkat tajam pada januari 2016

menjadi 7,6%

Selanjutnya tingkat suku bunga yang tinggi yang saat ini mencapai 14,25%, serta

tingginya inflasi sebesar 10,36% telah mempengaruhi daya beli konsumen. Padahal

belanja merupakan elemen terpenting dalam perekonomian Brasil. Langkah penghematan

yang dirancang untuk mengatasi tingginya tingkat utang pemerintah Brazil gagal

menahan keterpurukan perekonomian.

Belum lagi pengeluaran pemerintah termasuk tunjangan kepada kaum pengangguran

terus menggerus keuangan negara meski pajak dinaikkan. Pada kuartal kedua, tahun

2015, tercatat belanja rumah tangga turun 2,1% dibandingkan dengan tiga bulan

sebelumnya. Sektor belanja konstruksi yang menurun hingga 8,4%, menjadi salah satu

penyumpang terjun bebasnya perekonomian Brazil.

Indeks Gini rasio yang menggambarkan persebaran pendapatan menunjukkan jurang

yang semakin menganga antara mereka yang kaya dan miskin (angka 0 berarti tak ada

ketimpangan dan angka 1 berarti sangat timpang).  Saat ini, ini indeks gini rasio Brazil

dalam kisaran 0,53 (bandingkan dengan Indonesia yang 0,41). Artinya, ketimpangan

ekonomi di Brazil lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia.

Data-data ekonomi riil Brazil lebih mengerikan, hasil studi dari Yayasan Gatulio Vargas

menunjukkan bahwa 1/3 penduduk Brazil sangat miskin. 58 juta penduduk usia produktif

berpenghasilan kurang dari satu dollar per hari atau di bawah 10 ribu rupiah per hari.

Orang-orang miskin itu, umumnya, tinggal di kawasan-kawasan kumuh yang di Brazil

13 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 15: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

disebut dengan Favela, yang tersebar merata di kota-kota besar, terutama Rio de

Janiero.  Hadirnya Favela-Favela ini memicu masalah lain, yakni kriminalitas. Rio de

Janiero adalah salah-satu kota di dunia dengan tingkat kriminalitas tinggi.Perbedaan yang

menganga antara mereka yang kaya dan miskin serta populasi orang miskin yang lebih

banyak dari orang kaya menyebabkan segregasi sosial dan kecemburuan sosial meninggi

di Brazil. Kalangan kelas menengah ke bawah di Brazil menuntut agar jaminan sosial dan

kesejahteraan mereka diperhatikan.

Ekonomi Brasil telah berada dalam kesulitan selama empat tahun, sejak berakhirnya

"booming" yang didorong oleh ekspor komoditas, terutama ke China. Penurunan harga

minyak dan komoditas lainnya telah menekan lubang besar dalam anggarannya. Kelesuan

ekonomi kian bertambah dengan meningkatnya krisis politik di mana Presiden Dilma

Rousseff menghadapi desakan untuk pengunduran diri dan ketidakpuasan, bahkan di

antara banyak pendukungnya sendiri, atas langkah-langkah penghematan.

Pemulihan ekonomi tidak bisa berlangsung dengan cepat karena tingkat pengangguran

terus meningkat dan mata uang nasional, real, turun sekitar 25 persen terhadap dolar AS.

Moodys bahkan telah memangkas rating kredit Brasil menjadi mendekati status "junk"

(sampah), yang mencerminkan meningkatnya kesulitan dengan utangnya.

Revelansi keadaan perekonomian Brazil saat ini dengan Indonesia

A. Program Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peran Negara dalam kesejahteraan masyarakat sangatlah penting melalui program-

program yang dicanangkan oleh pemerintah. Berbicara tentang kesejahteraan masyarakat,

menarik untuk menilik bagaimana negara lain telah berhasil menjalankan programnya.

Salah satu di antara negara- negara itu adalah Brazil.

Brazil berhasil mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangannnya melalui tiga hal:

menaikkan upah minimum, meningkatkan pembukaan lapangan kerja dan program

pengentasan kemiskinan bernama Bolsa Familia. Dua solusi pertama terlihat sudah

umum, lalu apa itu yang ketiga, Bolsa Familia?

14 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 16: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

Program ini diluncurkan pada 2003 ketika brazil dipimpin president Luiz Lula da Silva.

Program ini merupakan program yang mentransfer dana langsung kepada masyarakat

seperti bantuan langsung tunai (BLT) di Indonesia. Dalam buku Bridging the Gap,

managing director Paramadina Public Policy Institute,Wijayanto Samirin mengatakan

bahwa Bolsa Familia atau tunjangan keluarga memiliki prinsip memberikan cash pada

keluarga miskin di Brazil dengan beberapa catatan. Mereka yang menerima cash adalah

yang berkomitmen untuk menjamin anak-anak merka bersekolah di sekolah gratis milik

pemerintah. Selain itu, anak-anak mereka juga harus hadir dalam berbagai program

kesehatan rutin. Di sekolah pun, siswa juga mendapat asupan makanan yang sehat secara

rutin pula.

Sejak dimulainya hingga kini, program ini telah membantu lebih dari 50 juta orang, atau

lebih dari seperempat populasi Brazil. Beberapa capaian program ini antara lain adalah

penurunan kematian bayi sebesar 19.4%, penurunan angka anak kurang gizi 52%,

penurunan angka kematian karena malanutrisi 58%, penurunan angka kematian karena

diare 46%, kenaikan layanan pada wanita hamil 50% dan kenaikan angka vaksinasi pada

anak sebesar 99.1% (Corona-Parra, 2014).

Berbeda dengan program BLT pada umumnya, BLT Brazil bernama Bolsa Familia ini

tidak mendegradasi harkat masyarakat miskin. Ini bukan uluran bantuan pada pengemis

yang tidak jelas arah penggunaan dana selanjutnya sehingga memukau para pengkritik

‘nyinyir’ untuk melancarkan macam-macam kritiknya. Mereka masyarakt miskin yang

menerima harus memenuhi syarat dan punya komitmen untuk meningkatkan harkat dan

pendidikan di dalam keluarganya. Dengan sistem transfer pula, penyimpangan

penyaluran bantuan bisa ditekan.

B. Perdagangan Luar Negeri

Indonesia masih mengantongi defisit perdagangan dengan Brazil, yang berarti kinerja

ekspor masih bergantung terhadap Indonesia. Beberapa komoditas yang diekspor oleh

Brazil antara lain adalah, kapas, minyak kedelai dan turunannya, serta jagung.

15 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 17: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

Impor non-migas Indonesia dari Brazil pada 2014 mencapai 2,55 miliar dolar Amerika

Serikat, dimana nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 15,23 persen jika

dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 2,21 miliar dolar AS. Sementara untuk tren impor

dalam lima tahun terakhir, menunjukkan peningkatan sebesar 9,94 persen dimana tercatat

impor pada tahun 2010 sebesar 1,71 miliar dolar AS, dan pada 2014 menjadi 2,55 miliar

dolar AS. Untuk neraca perdagangan non-migas untuk kedua negara pada 2014,

Indonesia mengantongi defisit sebesar 1,05 miliar dolar AS. 

16 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L

Page 18: Bab 1 pengantar pembangunan ekonomi prespektif global

DAFTAR PUSTAKA :

1. Michael, P. Todaro. 1999. Buku Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga Edisi Kesebelas.

Jakarta: Erlangga

2. http://www.tradingeconomics.com/brazil/indicators

3. http://www.economy.okezone.com/read/2015/08/29/213/1204629/brasil-masuki-resesi-

ekonomi-di-kuartal-dua

4. http://www.neraca.co.id/article/51005/perdagangan-indonesia-brazil-dinilai-tak-

terpengaruh-hubungan-diplomatik-sempat-panas

5. http://www.jazzmuhammad.blogspot.co.id/2014/11/belajar-dari-brazil-

mengentaskan.html#.VuuuZuJ97IV

6. http://www.sentananews.com/news/news/ekonomi-ambruk-brazil-masuk-resesi-7494

17 | P a g e P E N G A N T A R P E M B A N G U N A N E K O N O M I : P E R S P E K T I F G L O B A L