peran ibu menurut prespektif islam dalam …
TRANSCRIPT
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
200 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
PERAN IBU MENURUT PRESPEKTIF ISLAM DALAM MENUMBUHKAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK Elawati Dewi1, Fitrianingsih Wulandari2, Sunna3, Siti Maryam4. Email : [email protected] Mahasiswa Prodi PAI STAI Muhammadiyah Probolinggo
Received: 04-07-2019 Revised: 24-07-2019 Approved: 26-09-2019
Abstrak
Artikel ini akan mengkaji mengenai peran ibu menurut perspektif
Islam terkait pendidikan watak atau perilaku pada seorang anak. Untuk
fokus pembahasannya yaitu seberapa pentingkah peranan seorang ibu
menurut pandangan islam dalam membentuk pendidikan karakter anak.
Membentuk pedidikan karakter anak itu sangat dibutuhkan oleh semua
anak. Di mana dengan membentuk pendidikan karakter anak secara tidak
langsung seorang ibu memberikan suatu pembelajaran pada anak yang
nantinya hal itu dapat membuat seseorang anak akan tabah dalam
mengahdapi suatu cobaan, dan mereka akan dapat menjalani hidupnya
dengan sempurna.
Berdasarkan pemaparan singkat diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya peran seorang ibu sangat mulia. Bentuk
kemuliaan dari seorang ibu yaitu dia berhak untuk dihormati dan
dimuliakan daripada ayahnya.Hal ini disebabkan karena surga ada di
bawah telapak kaki ibu.Selain itu, beliau merupakan orang yang
dipercaya oleh Allah SWT sebagai tempat pendidikan yang utama bagi
putra – putrinya baik pendidikan agama maupun pembelajaran karakter
yang harus di mulai sejak dini.
Kata Kunci : Peran ibu dalam prespektif islam , Pendidikan, karakter
Abstract
This article will examine the role of mothers according to Islamic
perspectives related to character education or behavior in a child. For
the focus of the discussion is how important is the role of a mother
according to Islamic views in shaping children's character education.
Shaping the child's character education is needed by all children. Where
by forming a child's character education indirectly a mother provides a
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 201
learning for children which later it can make a child will be steadfast in
facing a trial, and they will be able to live their lives perfectly.
Based on the brief explanation above, it can be concluded that the
role of a mother is very noble. The form of the glory of a mother is that
she has the right to be respected and glorified than her father. This is
because heaven is under the sole of the mother's feet. In addition, she is
a person who is trusted by Allah SWT as the primary place of education
for her sons and daughters both religious education and character
learning that must be started early. Keywords: Role of mothers in Islamic perspective, Education, character
PENDAHULUAN
Pembentukan nilai-nilai sebagai inti tujuan pendidikan nasional
tentu tidak segera terwujud begitu saja, tetapi dibutuhkan upaya
pendidikan secara sistematis dan terencana (Prasetiya, 2018). Pendidikan
yang penuh dengan sarat nilai diharapkan mampu membentuk generasi
bangsa yang menjujung tinggi nilai-nilai moralitas dalam bermasyarat
(Prasetiya, Rofi, & Setiawan, 2018). Semakin melemahnya nilai-nilai
moral dalam sendi kehidupan bermasyarakat baik dalam bidang
ekonomi, budaya, sosial, maupun agama memiliki dampak yang besar
terhadap gagalnya pelaksanaan pendidikan karakter bagi bangsa
Indonesia (Prasetiya, 2018)
Seorang ibu yang lebih dekat dengan anaknya harus berperan
penting dalam hal membina pendidikan yang berkarakter pada anak
sejak usia dini. Definisi karakter sendiri adalah suatu yang perilaku
manusia yang mencakup tiga unsur yaitu hubungan manusia dengan
pencipta-Nya, hubungan manusia dengan lingkungan dan yang terakhir
hubungan manusia dengan alam yang nantinya ketiganya menjadi satu
kesatuan yang terbentuk di dalam pikiran, perasaan, perkataan,
perbuatan dan sikap seseorang sesuai dengan norma yang berlaku baik
secara tidak tertulis maupun tertulis (Sukatin, 2018).
Sedangkan menurut (Sakdiah, 2017), pengertian lain terkait
karakter yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan pemikiran, sikap,
prilaku yang diperlihatkan atau sering dikenal oleh kebanyakan orang
dengan kepribadian. Salah satu faktor penentu keberhasilan anak dalam
meraih prestasi dalam pendidikan adalah adanya dukungan serta
perhatian dari orang tuanya yaitu seorang ibu dan ayah, dan tidak ada
alasan bagi mereka untuk menyia – nyiakan kesempatan baik waktu dan
perhatian yang lebih, hal itu dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
bentuk kasih sayang kepada buah hatinya. Oleh sebab itu, menunjukan
kasih sayang tidak menghabiskan waktu yang lama. Kunci dari
kesuksesan anak bersal dari kasih sayang yang orang tua berikan baik
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
202 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
terkait pendidikan anak utamanya pembekalan karakter, maka dari itu,
orang tua perlu menanamkan pembelajaran karakter pada anak sejak usia
dini. Di mana cerminan baik tidaknya seseorang di lihat dari karakter
yang dia miliki.
Menurut (Munirah, 2014), nantinya anak akan memperoleh
pembekalan tentang pendidikan karakter dari tiga pusat pendidikan,
petama di peroleh dari lingkungan keluarga, kedua dari lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Namun, pusat utama pendidikan
dalam hal membentuk karakter anak yaitu di dalam rumah dan menjadi
pengajarnya adalah kedua orang tuanya, yakni ibu.
Ibu sebagai pendidik utama bagi anaknya yaitu harus memiliki
kepahaman bahwasaanya dalam pandangan islam, sudah menjadi
ketentuan tugas utama seorang ibu adalah mendidik anak. Dia adalah
madrasah pertama dalam proses tarbiyah bagi buah hatinya.
Keberhasilan seorang anak erat kaitanya dengan keikutsertaan ibu
sebagai madrasah utama bagi putra – putrinya kelak.(Syahrizal, 2015).
Namun, pada saat ini yang kita sering jumpai masih ada sebagian
para ibu baik di kota maupun di pedesaan yang mengesampingkan
urusan dalam mendidik anak keorang lain,contohnya pada pertama kali
anak lahir karena hal kesibukan yang tidak bisa di tinggalkan maka
pembantulah yang akhirnya mengganti peran ibu kandung dalam
mengurusi anaknya baik dalam hal urusan mempersiapkan keperluannya
sampai yang mengajarinya pendidikan agama dan karakter. Dengan hal
tersebut itu dapat meringankan pekerjaannya. Padahal hal tersebut
merupakan tugas utama dari beliau sebagai madrasatu ula’. Maka dari
itu ketika seorang ibu yang rela menggadaikan pendidikan anaknya
dengan memilih untuk berkerja dengan lupa akan tugasnya, berarti
seorang ibu itu tidak paham akan tugas mulia seorang wanita yang
menjadi madrasah utama untuk anakanya.
Secara singkat pemaparan latar belakang tersebut di dapatkan
suatu tujuan untuk mengupas mengenai peran ibu menurut prespektif
islam dalam menumbuhkan pendidikan karakter anak.
PERAN IBU DALAM PRESPEKTIF ISLAM
Kehadiran orang tua memiliki peran yang sangat signifikan dalam
mempersiapkan fasilitas pendidikan baik berupa sarana maupun
prasarana yang dibutuhkan anak sebagai upaya menciptakan suasana
yang kondusif dalam belajar. Kondisi ini akan mempengaruhi
perkembangan pembelajaran pada anak sebagai bagian dari motivasi
eksternal. Kondisi keluarga yang aman dan nyaman akan memberi
motivasi akan berpengaruh positif dalam peningkaan motivasi dan minat
belajar. Seringkali rendahnya minat belajar dalam disebabkan kurangnya
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 203
perhatian dan motivasi dari orang tua dalam memberikan stimulus dalam
berprestasi (Prasetiya, Hadi, & Khoiriyah, 2018).
Kedudukan Ibu dalam Perspektif Islam itu sangat mulia. Kemulian
yaitu kedudukan ibu sebagai tarbiyah yang pertama bagi buah hatinya
dan sosok orang tua yang paling utama yang wajib menerima bakti dari
seorang anak kemudian baru bapaknya. (Munirah, 2014)
Hal ini diperjelas pada sebuah hadist Nabi saw :
“Dari Abu Hurairah, ia berkata: Seseorang datang kepada
rasulullah saw. dan berkata, wahai rasulullah! kepada siapakah aku
harus berbakti pertama kali? Nabi menjawab, ibumu! Orang tersebut
bertanya kembali, kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, ibumu!
Orang tersebut bertanya kembali kemudian siapa lagi? Nabi menjawab,
kemudian kepada ayahmu.” (Hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari,
5971 dan Muslim, 2548).
Dari hadist Nabi saw diatas menjelaskan bahwa kata ibu itu disebut
ada tiga kali, sedangkan penyebutan kata ayah hanya satu kali. Bila hal
tersebut dapat kita pahami, maka kita akan paham betapa besar jasa
seorang ibu dari awal menggandung ,menyusui hingga merawat buah
hatinya.
Dalam periwayatan yang lain, Abdullah bin Umar berkata: Ridha
Allah swt tergantung kepada ridha kedua ibu - bapak, dan sebaliknya.
Riwayat ini menjelaskan bahwa kita sebagai anak harus mencari
sebanyak – banyaknya keridaan kedua ibu- bapak dan menjauhi segala
sesuatu perbuatan yang dapat membuat pemicu terjadinya kemurkaan.
Oleh karena itu, kita sebagai anak hendaknya berusaha sebaik – baiknya
agar selalu berbakti kepada ibu-bapak, utamanya berbakti pada ibu.
Anak harus berusaha agar dapat menjaga dirinya dan jangan sampai ibu
melontarkan kata-kata yang buruk, karena suatu kata yang terucap oleh
beliau bisa jadi adalah doa.
Sehingga apapun profesi tetap kodrat ibu adalah menjadi madrasah
utama bagi anaknya. Hal ini kita bisa mencontoh isteri Nabi yakni
Khadijah meski beliau merupakan seorang pengusaha sukses. Namun
beliau tetap memilih menjadi ibu yang selalu ada tak kalah suaminya
membutuhkan dan beliau juga mengambil perang penting dalam hal
mendidik anaknya. Dari hal ini kita sudah paham bahwa jika peran utama
seorang ibu dapat di lakukan dengan baik, maka ibu dengan mudah
mengantarkan putra - putrinya ke surga namun akan sebaliknya.
Kisah lain datang pada seorang yang datang kepada Rasulullah Saw.
Kemudian orang tersebut meminta izin untuk ikutserat dalam berjihad
dengan beliau, maka beliau bertanya kepada Rasulullah Saw: “ya
Rasulullah apakah saya boleh ikutserta dalam berjihad dengan engkau.
Kemudian Rasulullah bertanya apakah engkau masih memiliki seorang
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
204 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
ibu? Orang tersebut kemudian menjawab, ya saya masih memiliki ibu.
Kemudian Rasulullah menyuruh agar orang tersebut untuk tidak usah
ikut berjihad di jalan Allah dan menyuruh orang tersebut itu juga untuk
pulang dan buatlah ibumu senang dan perlakukanlah ia dengan sebaik-
baiknya. Dengan hal tersebut Ibumu pasti merasa senang tak kalah
anaknya sendiri lebih perhatian baik dalam mengurusnya dan perlu kita
ingat bahwa surga itu ada di bawah telapak kaki beliau.Jadi,
perlakukanlah ibumu dengan sebaik – baiknya dan dengan hal itu dapat
mempermudahmu meraih surga.
Bukti inilah yang menunjukkan keluarbiasaan peran ibu dalam
mendidik dan mengajari putra - putrinya. Kenyataan ini harus kita
ketahui oleh seorang anak untuk memperlakukan ibu yang telah banyak
berjasa bagi kita. Untuk mendapatkan surga, salah satunya yaitu berbuat
baiklah kepada ibu-bapakmu.
KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
Definisi pendidikan sendiri ialah suatu usaha yang sudah terkonsep
dalam mengelolah suasana proses belajr mengajar pada anak didik
dengan aktif guna membekali peserta didik agar memiliki pembekalan
keagamaan, selain itu, kepribadian yang baik, pengetahuan yang luas,
dan akhlak yang baik, serta keuletan dalam hal apapun. (Undang -
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
Sedangkan, menurut (Kahar, 2019), definisi karakter itu sendiri
merupakan asal kata yang berasal dari Bahasa Latin yaitu “charassein”,
“kharax”, sedangkan dalam Bahasa Inggris “character”, Bahasa Yunani
“charactere dari kata “charassein” yang artinya mencetak”,sedangkan
dalam Bahasa Indonesia disebut dengan “karakter”.
Definisi lain tentang karakter, menurut (Mulyani, 2018) yaitu salah
satu hal yang membedakan manusia dengan makluk lainnya. Sedangkan,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter diartikan suatu
perilaku, watak seseorang yang dapat membedakan antara satu orang
dengan orang lainnya.
Dari penjelasan makna karakter di atas penulis menganalisis bahwa
karakter ialah suatu perbuatan manusia yang sering kali dilakukan secara
terus berulang-ulang tanpa adanya suatu paksaan dan dilakukan dengan
keinginannya sendiri.
Pendidikan karakter dinilai berhasil apabila anak telah menunjukkan
habit atau kebiasaan berperilaku baik dan dapat memaknai serta
menghargai nilai karakter tersebut. Untuk itu pembentukan karakter anak
harus berkaitan dengan aspek kognitif dan dikuatkan dengan aspek
afektif. Hal ini tentunya melibatkan berbagai pihak, baik orangtua, guru
maupun lingkungan masyarakat (Rofi, Prasetiya, & Setiawan, 2019).
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 205
Selanjutnya, terkait pendidikan karakter ialah mengukir nilai-nilai
dari anak didiknya didik melalui pengetahuan, pengalaman, pembiasaan
mengenali lingkungan sekitar. Hal ini, dapat dijadikan suatu cara agar
anaak dapat berpikir dan bersikap sesuai dengan aturan yang berlaku.
(Sakdiah, 2017)
Sedangkan dalam arti secara umum, pendidkan karakter adalah suatu
cara yang digunakan untuk mengarahkan dan membentuk sikap atau pun
perilaku seseorang menjadi kepribadian yang lebih baik lagi dari
sebelumnya. (Setiardi, 2017)
Dengan demikian, penulis dapat menganalisa bahwa pendidikan
karakter merupakan sebagai upaya dalam memahami, membentuk dan
memupuk etika dalam bertindak sesuai aturan yang telah diterapkan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis.
POLA IBU DALAM PEMBENTUKAN PENDIDIKAN
KARAKTER ANAK
Islam sangat perduli dalam hal pendidikan. Di mana pdengan suatu
pendidikan yang di miliki manusia nantinya akan membentuknya
menjadi seseorang yang memiliki perilaku yang baik sesuai dengan yang
telah di ajarkan di dalam agama. (Imam Musbikin, 2003: 55).
Di mana kedua ibu - bapaknya yaitu sebagai orang utama dalam hal
urusan mendidik anak yang menjadi suatu acuan sikap, ketrampilan anak
yang diperoleh dari ibu - bapak.(Nurlina, 2019) .Urusan dalam
mengajarkan anak baik terkait masalah pendidikan anak ke suatu pusat
pendidik. Meski kita menitipkan anak dalam hal pendidikan, namun hal
tersebut tidak bisa di katakan bahwa anak akan sukses tetapi kunci
keberhasilan seorang anak dalam hal pendidikan yaitu langsung dari
seorang ibu. Maka dari itu , wahai para calon ibu dan yang sudah
menyandang gelar sebagi ibu jangan pernah menyerah dan berputus asa
dalam hal mendidik, mengajari dan membekali ilmu, baik ilmu agama
maupun ilmu alam, karena ibu merupakan pusat pendidikan yang paling
utama yang nantinya akan mencetak generasi yang islami dan
berwawasan ilmu pengetahuan yang luas.
Seperti syair Arab yang menyanjung peran seorang ibu di dunia ini
:
“Ibu ibarat sekolah jika engkau mempersiapkannya,
sesungguhnya engkau telah mempersiapkan generasi yang indah
perangainya”.
“Ibu ibarat tanaman yang dipenuhi kehidupan, jika engkau siram
maka akan tumbuh tanaman serindang-rindangnya”.
“Ibu adalah gurunya para guru pertama yang keutamaannya
mempesona di pelosok penjuru dunia”.
Inilah bentuk keindahan seorang ibu sebagai madrasah pertama!
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
206 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
Bahagialah wahai para orangtua, utamanya seorang ibu yang
diberikan amanah dari Allah swt untuk menjadi seorang ibu dalam
mendidik anaknya, karena tidak semua orang dapat di beri kesempatan
untuk merasakan hal tersebut. Oleh sebab itu mereka akan merasa
beruntung jika dapat meluangkan waktunya bagi anaknya dengan hal
tersebut akan tercapainya pembentukan anak yang sholeh dan sholehah.
(Syahrizal, 2015)
Sehingga anak perlu satu sosok pendidik yang memiliki fisik dan
mental seperti baja agar dengan mudah untuk menghadapi berbagai sikap
dan pola tingkah anak yang berbeda-beda. Sejatinya peran ibu sangat
mendominasi daripada seorang ayah karena ibu memiliki kedekatan
yang lebih dari didalam kandungan anak akan lebih lama bersama ibu.
Selain itu, sosok ibu merupakan pusat utama pendidikan karena dari
ibulah anak pertama kali mulai mengenal hal yang sebelumnya tidak
anak ketahui.(Zubaedi, 2019).
Di dalam suatu keluarga sosok ibu akan menjadi contoh utama
dari mencontoh dan meneladani apa yang ibu lakukan oleh karena itu
kalau ibu dalam memperlihatkan keteladannya yang baik seperti Siti
Khodijah dari setiap perkara-perkara yang baik dan memperhatikan
perkara yang buruk. Untuk melihat akhlak anak itu sangat mudah kita
dapat melihat akhlak ibu-ibu mereka karena dari bulan nantinya akan
melahirkan dan mewariskan ahli yang baik pada anak (Zikriati, 2018)
Selain itu tanggung jawab seorang ibu bukan hanya membuat anak
bahagia namun seorang ibu akan melakukan segala cara untuk dapat
memanjakan anaknya di setiap waktu ataupun menuruti apapun yang
diminta oleh anaknya akan tetapi seorang ibu juga akan menuntut
anaknya untuk dapat memperoleh suatu kebahagiaan didunia maupun
diakhirat dengan cara mendidik anaknya dalam hal agama dan selalu
bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah dan menerima apa pun
yang terjadi pada kita.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. An-Nisa ayat 9 berikut:
Artinya: “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila
seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan
lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
mengucapkan perkataan yang benar”. (Qs. An-Nisa’: 9)
Sebagai madrasah utama bagi putra-putri ibu perlu sekali berbagai
bekal karena seorang anak perlu pendidikan yang memiliki ilmu dan
adab Mulia Oleh sebab itu seorang ibu harus sedini mungkin untuk
menyiapkan bekal untuk nantinya dapat mengajari anaknya seperti
halnya Apabila ada gedung sekolah itu perlu adanya pengajaran Yang
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 207
berpengalaman dan profesional agar menghasilkan lulusan yang tidak
hanya berpengaruh tahuan luas namun dapat berakhlak mulia.
Adapun kemampuan yang perlu untuk dipersiapkan sejak usia dini
dari seorang ibu untuk anaknya (Syahrizal, 2015), yaitu :
a. Keimanan dan Ketaqwaan
Ibu sebagai pendidik perlu mempersiapkan keimanan dan
ketakawaan. Apabila ibu menyiapkan matang – matang terkait
keimanan dan ketaqwaan yang kuat kepada anak, maka nantinya
anak akan lebih mudah mengatasi setiap permasalahan yang akan
menimpanya dikemudian hari .
Oleh sebab itu, maka pendidik adalah contoh dan panutan
sekaligus penanggung jawab pertama dalam pendidikan anak
berdasarkan iman dan Islam. Jika seorang ibu sebagai pendidik tidak
menghiasi diri dengan taqwa, baik dalam perilaku, ucapan dan
pergaulan maka ini akan menjadi malapetaka besar bagi si pendidik
dan anak didiknya dan menjadi musibah dalam dunia pendidikan.
Kata pepatah mengatakan, ‘guru kencing berdiri murid kencing
berlari’.
b. Pembekalan Ilmu dan Pengalaman
Suatu keharusan bagi pendidik perlu dibekali ilmu yang banyak
seperti halnya seorang ibu perlu pengetahuan terkait dasar
pendidikan sebagaimana syariat islam dari pembelajaran halal baik
haram kemudian etika ataupun adab. Ilmu merupakan jalan
sedangkan pengalaman merupakan guru yang paling baik tanpa
adanya ilmu dan pengalaman ibu tidak dapat menjadi seorang
pendidik yang profesional.Oleh karena itu perlu keseimbangan
antara ilmu dan pengalaman harus berpadu dalam diri seorang ibu.
Semua itu karena mendidik anak bukan sekedar membesarkan,
namun membekali, membina, mengarahkan, mengembangkan serta
mengawal menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya.
c. Sabar dan Selalu Menyertakan Allah Dalam Mendidik Anak
Bersabar dalam hal memberikan sesuatu pendidikan pada anak
bukanlah hal yang mudah tapi ada suatu rintangan dan hambatan
Selain itu sertakan Allah dalam hal mendidik anak dengan hal itu
ketika kita merasa kita tidak dapat mendidik anak karena anak
tersebut lama untuk dapat mengerti apa yang telah kita Jelaskan
namun Insya Allah Allah akan mempermudah permasalahan yang
tengah dihadapi untuk itu seorang ibu harus mengenalkan kalimat
syahadat sebagai kalimat yang perlu diucapkan karena kalimat inilah
yang nantinya akan menjadi kalimat terakhir ketika kita meninggal
Selain itu Hiasilah anak kita dengan ketakwaan sadari dini.
d. Doa dan Keikhlasan
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
208 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
Di mana kekuatan doa dari seorang ibu akan memudahkan
anaknya dalam hal mencapai suatu keberhasilan. Namun hal ini
perlu di imbangi dengan suatu usaha yang harus di lakukan anak dan
selanjutnya menyerahkan semuanya kepada Allah. Sudah menjadi
tugas ibu untuk selalu mendoakan anaknya agar apapun yang ingin
dicapai oleh anaknya akan mudah digapai. Oleh sebab itu, jangan
sesekali kita membuat hati ibu kita dengan perkataan yang dapat
membuatnya sakit hati, karena ketika ibu kita tidak akan mau lagi
mendoakan kita maka hal tersebut akan memberikan dampak yang
buruk bagi kehidupan kita. Sebagaimana Rasulullah SAW yang
selalu mengingatkan kepada ibu – bapak untuk tidak mendoakan
keburukan pada anaknya karena hal tersebut berlawanan dengan apa
yang diajarkan dalam islam dan sebaliknya kita sebagai anak perlu
berbakti dan selalu mendoakan kedua orang tua jangan pernah buat
mereka menangis utamnya seorang ibu yang telah banyak berjasa
dalam kehidupan kita.
Namun kenyataannya masih banyak seorang ibu yang masih lalai
dengan tanggung jawab dan tugasnya dalam mendidik anaknya,
kesibukan menjadi alasan utama yang membuat para ibu tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Sehingga tidak sedikit dari mereka
yang lebih memilih menitipkan anaknya kepada seorang pengasuh.
Dengan keputusan yang diambilnya maka dapat mempengaruhi
pendidikan dan perkembangan psikis anak. Karena pendidikan yang
diperoleh anak yang langsung dari ibunya akan berbeda halnya
pendidikan yang diperoleh dari seorang pengasuh. Selain itu, anak akan
merasa bahwa ibunya hanya sibuk dengan pekerjaannya daripada
meluangkan waktunya untuk anaknya. Maka dari itu tidak sedikit anak
yang seperti itu akan mencari perhatian dari luar rumah dari
menggunakan cara yang baik maupun cara yang salah.Oleh sebab itu,
anak perlu perhatian dari orang tuanya dan sebaliknya orang tua harus
mampu membagi waktunya agar anak tidak merasa bahwa ia sendiri dan
tidak ada seorangpun yang peduli terhadap dirinya.
Berikut cara yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anak-
anaknya. Menurut (Munirah, 2014) dalam hal pembentukan karakter
pada anak dapat dilakukan :
1) Pemberian nama pada anak
Sudah mejadi tanggung jawab orang tua untuk memberikan nama
pada anak yang baru saja lahir kedunia. Pemberian nama haruslah
yang bermakna indah dan dengan identitas inilah yang sekaligus
nantinya akan menjadi doa baginya. Banyak pilihan nama bagi anak
baik untuk anak laki laki maupun anak perempuan. Jadi,hal ini dapat
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 209
memudahkan orang tua untuk memberikan nama pada anaknya tanpa
kebingunggan.
2) Memaksimalkan Perkembangan Otak Anak
Menurut Soedjatmiko, dalam memaksimalkan perkembangan
otak pada anak harus memperhatikan hal yang dapat mempengaruhi
seperti faktor gen, faktor nutrisi dan faktor stimulus. Ke tiga faktor
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : (1) faktor gen atau
keturunan, yaitu faktor ini tidak dapat berubah. Misalnya terkait
kecerdasan apabila orang tua memilki kecerdasan yang tinggi maka
faktor gen dari orang tua akan menurun ke anaknya. (2) pengaruh
nutrisi atau makanan terhadap bayi yang akan memberi efek positif
bila diberikan sedini mungkin yakni sekitar 6- 12 bulan,
“perkembanan otak bayi setelah dilahirkan lebih penting dalam
menentukan IQ anak di kemudian hari dibanding di saat di dalam
kandungan. Nutrisi yang terbaik untuk bayi (ASI) Oleh karenanya,
seharusnya ibu memberi ASI yang ekslusif pada bayinya minimal 6
bulan. Bahkan di dalam al-Qur’an telah di anjuran pemberian ASI
pada anak dapat dilakukan selama 2 tahun. (QS al-Baqarah/2: 228).
(3) stimulasi juga memegang peranan penting dalam
memaksimalkan perkembambangan otak anak.
3) Melatih Kemandirian dari Dalam Rumah
Kemandirian adalah sesuatu kondisi mental yang ada pada
manusia adanya sikap mandiri yang ada pada manusia mereka
merasa memiliki tanggung jawab pada dirinya sendiri dan mereka
dapat memahami bahwa ketika kita ingin mendapatkan apa yang kita
inginkan itu butuh suatu proses meskipun sedikit demi sedikit
seorang ibu akan mengajarkan kepada anaknya penguasanya segala
apapun yang ingin kita gapai perlu adanya perjuangan yang tidak
mudah sebagaimana peribahasa hidup adalah suatu perjuangan.
Maka berjuanglah agar kita tetap hidup dan jadilah pemenang sejati
dan jangan pernah menyerah dalam menjalani hidup di dunia ini.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua, utamanya ibu
dalam merangsang kemandirian anak yaitu seperti dalam hal makan
sendiri : (1) ibu dapat mencontohkan apabila kita sedang makan itu
harus duduk dan tidak lupa membaca doa sebelum makan. Sehingga
dengan membiasakan anak melakukan hal tersebut maka anak
nantinya akan mencontoh apa yang di contohkan oleh ibunya. (2)
membiasakan anak untuk makan sendiri kita sebagai orang tua hanya
harus sabar menemaninya makan meski anak perlu waktu yang
begitu lama. Namun pada akhirnya hal tersebut dapat melatih anak
makan sendiri, sehingga apabila orang tuanya tidak ada waktu untuk
menyuapinya makan anak tidak perlu menunggu orangtuanya untuk
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
210 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
makan. (3) menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat
makan. (4) biasakan anak makan di dalam rumah dan hindari anak
makan di halaman atau di jalan. Untuk mengajak mereka betah
duduk, bermainlah sekedarnya. Untuk mengajak mereka betah
duduk, bermainlah sekedarnya dengan permainan yang ringan-
ringan saja. Kebiasaan ini bisa dikombinasikan dengan sang ibu
sesekali menyuapi asalkan si anak mau duduk di kursi makan dengan
tenang dan tetap dipancing agar anak berinisiatif untuk minta makan
tanpa disuapi. (5) pentingnya pengaturan keindahan makanan dan
menciptakan variasi menu sehingga sajian makanan tampak menarik
bagi anak-anak. Variasi makanan ini tidak tergantung pada mahalnya
melainkan terletak pada kreativitas sang ibu dalam menata makanan
di meja makan dan piring yang dipakai sebaiknya bervariasi sambil
ibu mengatakan bahwa mak dibuatnya sangatlah enak untuk
memancing anak mudah memakannya. (6) ibu harus memberi pujian
ketika sang anak berhasil menghabiskan makanannya. Pujian
4) Berkomunikasi Secara Baik.
Ibu perlu dapat menciptakan komunikasi antara anak, karena hal
ini akan memberikan dampak positif pada keduanya. Komunikasi ini
tidak hanya berupa perbincangan namun dapat berupa pemberian
dekapan atau pelukan. Sehingga anak akan merasa lebih terasa
nyaman seseorang di usia belia tidak memiliki kedekatan dengan
orang tua maka secara tidak langsung dapat mempengaruhi psikis
anak. Selain itu yang paling parah yang dapat dirasakan oleh anak
yaitu terkait pada mental anak. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk
menyebarkan senyuman kepada siapaun termasuk pada anak
meskipun hal ini sangat sederhana. Namun dengan senyum itu dapat
melepaskan ketegangan dan menimbulkan kesenangan dan
janganlah kita menunjukkan suatu tindakan yang kurang semangat
dan buatlah kondisi suasana yang menyenangkan pada saat bersama
anak.Karena hal tersebutlah yang sangat diperlukan oleh anak
utamanya dari orang tua.
5) Memanfaatkan Alam Sekitar Sebagai Pilihan Tempat Edukasi bagi
Anak
Selain sekolah kita sebagai ibu dapat memanfaatkan alam sekitar
sebagai pilihan lain sebagai tempat edukasi bagi anak. Hal bertujuan
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak hanya di dalam
kelasa maupun didalam rumah namun belajar dengan alam. Dengan
cara ini pula dapat memberikan pengajaran pada anak bahwa kita
harus mencintai alam yang telah Allah ciptakan dan menjaga alam
ini.
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 211
Secara rinci menurut (Mulyani, 2018) macam – macam cara yang
dapat dilakukan sosok ibu dalam pendidikan karakter anak dengan baik,
antara lain :
1) Pendidikan Anak Sejak Di Dalam Kandungan.
Banyak Penelitian yang berpendapat jika bayi di dalam
kandungan itu sudah dapat mendengarkan, merasakan dan menerima
stimulasi yang diperoleh dari luar. Berbagai cara mendidik anak di
dalam kandungan yaitu : (1) berdoa, orang tua harus selalu
memanjatkan doa untuk keselamatan dan diberikan anak yang
sholeh sholeha dengan memiliki karakter yang kuat. (2) membaca
dan menghafal. Cara ini bertujuan untuk mengoptimalkan
kecerdasan otak anak. (3) dzikir, dzikir akan menumbuhkan
kesadaran untuk selalu mengingat Allah dan menyandarkan hidup
kepada Allah semata. (4), komunikasi, cara ini dianggap efektif
karena hal ini dapat melatih bayi di dalam kandungan agar
berinteraksi dengan mereka yang berada diluar rahim.
2) Mencontohkan Perilaku Yang Baik
Orangtua harus memberikan contoh perilaku yang baik
merupakan salah satu komponen dalam hal mendidik anak. Berbagai
cara yang paling efektif dalam hal mendidik anak, karena dengan
cara ini anak akan mendapatkan kemudahan dalam mencerna ,
menangkap apa yang di lihat daripada apa yang ia dengar. Oeh
karena itu, seorang ibu harus berbicara yang baik kepada anaknya,
karena ibu merupakan role model bagi setiap anaknya. Selain itu ibu
dapat membiasakan untuk menceritakan kisah keteladanan
Rasulullah SAW dan sahabat- sahabatnya, karena kebiasaan untuk
menceritakan apa yang dibacakan sebelum tidur akan diserap dalam
alam bawah sadar anak, sehingga menjadi salah satu patokan dalam
bertingkah laku sebagaimana anak dapat mencontoh ahlak
Rasulullah SAW.
3) Menanamkan Karakter yang Baik
Seorang ibu perlu menanamkan sikap yang baik sedari dini. Salah
satunya yang dapat dilakukan tersebut, seperti : sikap kejujuran,
sikap tanggung jawab dan sikap kedisiplinan. Ketiga hal tersebut
dapat dipaparkan sebagai berikut : (1) sikap kejujuran yaitu sikap
yang utama diberikan kepada anak, contohnya pada saat ujian, ibu
harus memberi pemahaman kepada anaknya bahwasanya ketika
ujian dia harus mengerjakan sendiri tanpa mencontek dan sebagai
orangtua harus menghargai setiap hasil dari anaknya meskipun
hasilnya kurang memuaskan namun yang diliht haruslah dari proses
anak belajar bukan dari seberapa nilai yang dia capai. (2) sikap
tanggung jawab, sikap ini dapat di lakukan dengan cara memberikan
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
212 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
tanggung jawab kepada anak, contohnya : merapikan tempat tidur
sendiri. Tanggung jawab yang diberikan harus disesuaikan dengan
usia anak, karena anak yang usianya 3 tahun dengan 7 tahun
pemahaman akan tanggung jawab itu tingkatanya berbeda – beda.
(3) kedisiplinan, untuk menumbuhkan kedisiplinan pada anak dapat
ibu terapkan dengan cara membuat suatu kesepakatan antara anak
dan ibu. Kesepakatan tersebut dapat berupa hukuman dan hadiah.
Contohnya anak diberikan waktu bermain dengan peraturan dari
orang tua dengan waktu yang telah ditetapkan oleh orang tua.
Apabila anak dapat disiplin dengan peratuan dari orang tua, maka
oarang tua dapat memberikan hadiah namun akan sebalinya.Dengan
hal ini akan memicu anak untuk berseikap disiplin.
4) Melatih Kemandirian anak.
Melatih agar anak dapat mandiri, salah satunya dengan
mengajarkan bahwasanya ketika sebelum makan anak harus mencuci
tangan. Meskipun hal ini sering dianggap hal yang sepele namun
nantinya dapat memberikan dampak positif yang sangat besarbagi
perkembangan anak. Selain itu, ibu juga dapat mengajarkan anaknya
ketika anak telah bermain dia harus merapikan dan memasukkannya
kedalam tempat yang telah disediakan. Dengan begitu secara mandiri
anak akan mulai terbiasa akan melakukan sendiri.
5) Menciptakan komunikasi yang baik guna menjalin suatu kedekatan
anak dan ibu.
Sebagai ibu sebagai pendidik rindu adanya suatu pendekatan
yang harus berjalan salah satunya dengan disertakan komunikasi
yang baik dengan hal ini dapat membuat anak menjadi terbuka dan
hal ini juga dapat meningkatkan pasal hormat kepada ibunya hal ini
menjadikan agar tidak perlu secara perhatian di luar rumah. Cara
membangun komunikasi yang baik antara ibu dengan anak yaitu
Pertama, membiasakan komunikasi melalui kontak mata secara ini
berguna untuk menjalin kedekatan emosional. Kedua,harus ada
kontak fisik pada saat berkomunikasi yaitu bisa dengan sentuhan
dekapan dengan hal ini akan membuat anak akan merasa nyaman.
ketiga,menggunakan kata-kata yang baik ketika sedang berbicara
dengan anak. Keempat,menghindari adanya perkataan yang selalu
menyalahkan dan merendahkan anak keimanan dan ketakwaan
sebagai pusat suatu pendidikan Ibu perlu dibekali keimanan dan
ketakwaan dari sejak lahir Ibu harus menggunakan kalimat tauhid
yakni lailahailallah sebagai kalimat utama. Selain itu ibu harus
menghiasi anaknya dengan ketakwaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 213
1. Ibu dalam prespektif islam memiliki kedudukan yaitu mulia. Sebagai
bukti kemuliaan ibu, ibu berhak mendapatan bakti dari anak tiga kali
lipat dibanding anak. Keistimewaan kedudukan ibu juga disebutkan
dalam al-Quran dan hadist.
2. Definisi pendidikan karakter adalah suatu cara guna untuk memberi
pemahaman, membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri
sendiri maupun untuk semua warga negara secara keseluruhan.
Pendidikan karakter juga dapat dikatakan sebagai pendidikan untuk
“membentuk” kepribadian seseorang melalui pendidikan budi
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak
orang lain, kerja keras dan sebagainya.
3. Dalam mempersiapkan pendidikan pada anaknya ibu perlu
memperhatikan beberapa komponen – komponen (Syahrizal, 2015),
sebagai berikut :
1) Keimanan dan Ketakwaan
Sebagai pusat suatu pendidikan ibu perlu diberi pembekalan
keimanan dan ketakwaan. Ibu harus memberikan pengenalan terkait
kaliamat syahadat yakni laa ilaaha illallah sebagai kalimat utama.
Selain itu ibu harus menguasai anak dengan ketakwaan.
2) Adanya Ilmu dan Suatu Pengalaman
Sudah menjadi suatu keharusan, bagi seorang pendidik termasuk
ibu perlu memilki ilmu yang banyak guna untuk menunjang dan
memudahkan dalam mendidik buah hatinya dengan menyelipkan
dasar agama dalam hal kehidupan sehari hari. Adanya ilmu yang di
miliki oleh ibu perlu di imbangi dengan adanya pengalaman yang
nantiya hal tersebut dapat menjadi bekal nantinya buat putra –
putrinya di kemudian hari.
3) Sabar dan Menyertakan Allah Dalam Mendidik Buah Hati
Dalam mendidik putra – putrinya itu adalah hal yang tidak
semudah yang di bayangkan karena pasti ada saja rintangan dan
masalah. Oleh sebab itu ibu perlu memiliki kesabaran. Selain itu,
dalam hal apapun kita harus menyertakan Allah dalam hal mendidik
buah hati, Insya Allah kita dapat mencetak anak kita menjadi anak
yang baik.
4) Adanya Kekuatan Dalam Doa
Kekuatan suatu doa yang keluar langsung dari seorang ibu itu
akan dengan mudah dapat menggantarkan anaknya pada pencapaian
yang luar biasa. Sehingga dengan berdoa merupakan cara yang
paling ampuh agar apapun yang kita inginkan dapat dapat tercapai
namun hal ini harus di imbangi dengan usaha yang maksimal.
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
214 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
4. Sosok ibu atau ayah memiliki pengaruh yang paling utama dalam
urusan mendidik karakter anak. (Munirah, 2014), seperti:
a. Memberikan suatu nama yang baik dan memiliki makna yang
indah pada anak
b. Selalu mengoptimalkan perkembangan otak anaknya
c. Memberikan pelatihan terkait kemandirian yang dapat
dilakukan di dalam rumah
d. Menjalin dan menciptakan suatu komunikasi yang baik kepada
anak
e. Memanfaatkan alam sekitar sebagai sarana edukasi pilihan
yang lain agar anak tidak merasa bosan dengan hal itu – itu saja
Selain itu, menurut (Mulyani, 2018) peran ibu dalam membina
karakter pada anak dapat dilakukan dengan cara :
a. Pemberian suatu pendidikan kepada anak sejak dalam
kandungan
b. Dengan memberikan teladan yang baik kepada anak
c. Menanamkan kejujuran, kedisiplinan serta tanggung jawab
d. Dengan membentuk kemandirian anak sejak belia
e. Menjalin suatu komunikasi yang baik antara ibu dan anak
DAFTAR PUSTAKA
Ainissyifa, H. (2014). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan
Islam. Jurnal Pendidikan Universitas Garut, 08(01), 1–26.
Azman, Z. (2018). PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK
DALAM PENDEKATAN ISLAM DAN PSIKOLOGI. Jurnal El-
Ghiroh, XV(2), 43–64. https://doi.org/10.30821/miqot.v39i1.51
Gade, F. (2012). Ibu sebagai madrasah dalam pendidikan anak. Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA, XIII(1), 31–40.
Ginanjar, M. H. (2013). KESEIMBANGAN PERAN ORANG TUA
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK. Jurnal Edukasi
Islami : Jurnal Pendidikan Islam, 02, 230–242.
Hasanah, U. (2016). Pola asuh orangtua dalam membentuk karakter
anak. Jurnal Elementary, 2(2), 72–82.
Kahar, M. I. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA
DINI DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Musawa, 11(01),
123–150.
Mulyani, S. (2018). Peran Ibu dalam Pendidikan Karakter Anak dalam
Pandangan Islam. Jurnal Annisa', Jurnal Islam dan Studi Gender,
XI(2), 511–525.
Munirah. (2014). PERAN IBU DALAM MEMBENTUK KARAKTER
ANAK PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Auaduna, 1(2), 253–264.
NURLINA. (2019). PERAN WANITA DALAM PENDIDIKAN
ANAK PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal An Nisa, 10(1), 82–91.
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019 215
Prasetiya, benny; Rofi, S. (2018). PENDIDIKAN NILAI: KONSEP
DAN IMPLEMENTASINYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN.
Jurnal Imtiyaz, 2(1), 15–33.
Prasetiya, B. (2018). Dialektika Pendidikan Akhlak dalam Pandangan
Ibnu Miskawaih dan Al-Gazali. Intiqad, 9950(December), 249–
267.
Prasetiya, B., Hadi, S., & Khoiriyah. (2018). Analisis Kuantitatif
korelasi pendidikan agama dalam keluarga dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam. Jurnal
Al-Ta’dib, 11(2), 91–108.
Prasetiya, B., Rofi, S., & Setiawan, B. A. (2018). PENGUATAN
NILAI KETAUHIDAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN
ISLAM. Journal of Islamic Education (JIE), III(1), 1–15.
Rofi, S., Prasetiya, B., & Setiawan, B. A. (2019). Pendidikan Karakter
Dengan Pendekatan Tasawuf Modern Hamka dan Transformatif
Kontemporer. Intiqad, 11(2), 396–414.
Rahim, A. (2013). Peranan Orang Tua terhadap Pendidikan Karakter
Remaja Putri Menurut Islam. Jurnal Al Ulum, 13(01), 87–102.
Sakdiah, N. (2017). PENDIDKAN KARAKTER MELALUI
PEMBINAAN KASIH SAYANG DALAM PANDANGAN
ISLAM. Jurnal Kependidikan, 3(2), 202–211.
Setiardi, D. (2017). Keluarga Sebagai Sumber Pendidikan Karakter Bagi
Anak. Jurnal Tarbawi, 14(2), 135–146.
Siahaan, R. F. (2013). KELUARGA MERUPAKAN PENDIDIKAN
AWAL BAGI ANAK. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 11(22),
15–20.
Soetari, E. (1907). Pendidikan Karakter dengan Pendidikan Anak untuk
Membina Akhlak Islami. 116–147.
Sukatin. (2018). Pendidikan Karakter dalam Prespektif Islam. Jurnal
Nur El - Islam, 5(2), 131–149.
Sutinah. (2016). NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
MENURUT ISLAM. Journal Al- Manar, 5(1), 1–18.
Syahrizal, N. dan. (2015). Urgensi dan peran ibu sebagai madrasah al-
ula dalam pendidikan anak. Jurnal Itqan, VI(2), 153–167.
Taubah, M. (2015). PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA
PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 03(01),
110–136.
Zikriati, R. E. & F. (2018). Wanita dalam Perspektif Islam. BITARA
International Journal of Civilizational Studies and Human
Sciences, 1(2), 52–59.
Peran Ibu Menurut Prespektif Islam | Elawati Dewi, etc
216 Al-Muaddib, Volume. 1 Nomor 2, Oktober 2019
Zubaedi. (2019). OPTIMALISASI PERANAN IBU DALAM
MENDIDIK KARAKTER ANAK USIA DINI PADA ZAMAN
NOW. Jurnal Al Fitrah, 3(1), 49–63.