bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11760/1/t1_462010106_bab...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam
memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan
jumlah terbesar dari seluruh petugas kesehatan. Rumah sakit merupakan
salah satu organisasi yang memiliki berbagai macam sumber daya. Karena
rumah sakit itu adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Di samping itu, menurut Yoga (2008), kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan rumah sakit haruslah terselenggara secara profesional dan
menyeluruh sehingga dapat memberikan kepuasan para pengguna jasa
pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan hal itu, maka kualitas tenaga
kesehatan yang berperan di rumah sakit harus benar-benar profesional dan
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi tempat bekerja.
Keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang
berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Yoga, 2000). Perawat menjadi ujung tombak dan
tulang punggung pelayanan rumah sakit, maka perlu adanya komunikasi
yang baik yang menjembatani antara manajemen dengan perawat untuk
terus menjaga kualitas rumah sakit. Komunikasi yang terjalin baik dapat
memberikan perasaan aman dan nyaman sehingga dapat menimbulkan
perasaan yang puas dalam diri perawat yang tentunya hal tersebut
merupakan keuntungan bagi pihak rumah sakit, karena dengan begitu
pelayanan keperawatan kepada pasien dapat diberikan dengan baik
(Kusmawati, 2004). Selain itu, menurut Aditama (2000), Sumber daya
manusia terbanyak yang berinteraksi secara langsung dengan pasien
adalah perawat.
Mengelola sumber daya manusia bukan hal yang mudah karena
menyangkut banyak faktor penting yang harus diperhatikan, salah satunya
adalah faktor kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari
perasaan pekerja terhadap pekerjaanya dan segala sesuatu yang dihadapi
dalam lingkungan kerjanya (Umar,2008). Setiap individu akan memiliki
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang ada pada
dirinya, karena pada dasarnya kepuasan kerja bersifat individual. Semakin
tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat
seseorang untuk bekerja. Faktor- faktor pekerjaan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja menurut Robbins (2003) antara lai upah
kerja, kesempatan promosi, jenis pekerjaan, kepemimpinan atasan dan
iklim kerja.
Sementara itu Siagian (2002) menjelasakan bahwa ketidakpuasan kerja
dapat beraneka ragam seperti kondisi kerja yang tidak memuaskan,
penghasilan di rasa rendah, hubungan yang tidak serasi antara atasan
maupun rekan kerja, kebijakan adminstrasi, kebijakan organisasi, serta
faktor-faktor lain. Herzberg dalam Umar (2008) menyebutkan faktor-faktor
yang berperan sebagai ketidakpuasan terhadap individu adalah kebijakan
dan manajemen, gaji, hubungan dengan mitra kerja kehidupan pribadi
hubungan dengan bawahan, status dan rasa aman.
Penelitian Fitria (2004) mengenai kepuasan kerja SDM perawat unit
rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta” menujukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, umur, pendidikan, lama
kerja, status pernikahan, tempat kerja dan jabatan tehadap kepuasan kerja
perawat. Dari seluruh variabel tersebut, variabel yang memiliki hubungan
kuat dengan kepuasan kerja adalah variabel pendidikan dan tempat kerja.
Hal ini disebabkan karena tingkat kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan itu sendiri dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan
akan meningktkan kepuasan kerja sedangkan untuk tempat kerja semakin
nyaman dan kondusif maka akan meningkatkan kepuasan kerja. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa perawat dengan pendidikan rendah
memiliki presentase 16,7% terhadap ketidakpuasan kerja dan 83,3 %
menyatakan puas terhadap pekerjaanya. Sedangkan perawat dengan
pendidikan tinggi yang menyatakan tidak puas terhadap pekerjaanya
sebesar 62,5 % dan menyatakan puas terhadap pekerjaanya sebesar
37,5%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendidikan
perawat , maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya.
Hasil penelitian Sari (2005) menunjukkan bahwa kepuasan kerja
perawat di unit rawat inap RS jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan
Tahun 2005 masih rendah di mana kategori puas hanya 41,30%. Menurut
hasil survei dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun
2006 sekitar 50,9% karena perawat yang bekerja di tempat provinsi
Indonesia mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat
karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah tanpa
insentif memadai. Berdasarkan pendapat yang dinyatakan oleh beberapa
ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja ialah perasaan yang
dirasakan oleh pekerja terhadap pekerjaanya dan juga karena faktor-faktor
yang mendukung dalam menyelesaikan pekerjaanya, seperti gaji, dan
tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi, dan kenaikan
pangkat, kondisi kerja, penilaian kerja yang adil dan tidak merugikan,
hubungan sosial dalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat
terhadap keluhan dan perlakuan yang baik dari pempimpin terhadap
pekerja.
Dari hasil studi pendahluan yang dilakukan pada bulan 20 Februari- 25
Februari di RSPAW dr, Ario Wirawan Salatiga, kepada 30 perawat di Ruang
Dahlia I dan II Ditemukan bahwa sebanyak 55,27 % perawat menyatakan
tidak puas dengan pekerjaan dan 44,63 % perawat yang puas. Hal ini
disebabkan karena insentif yang diterima tidak tepat waktu, belum ada
kesempatan yang lebih luas untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi dikarenkan jumlah SDM di ruang masih relatif kurang, sanitasi kurang
baik mengingat RSPAW rumah sakit infeksius resiko nosokomial, dan
perawat masih merasa skill atau kompetensi belum memenuhi standar
kompetensi karena belum semua pelatihan yang mereka butuhkan
terlaksana.
Meningkatnya kepuasan kerja bagi perawat merupakan hal yang sangat
penting karena menyangkut masalah hasil kerja perawat yang merupakan
salah satu langkah dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
kepada pasien. Untuk meningkatkan kinerja perawat, pihak manajemen
melakukan upaya mengrimkan perawat dalam pelatihan,
mengembangakan sumber daya manusia keperawatan dengan
mengizinkan ikut dalam pendidikan berkelanjutan, menambah tenaga,
perbaikan sarana dan prasarana, pembuatan standar operational prosedur,
dan melakukan supervise.
Sehubungan dari pendapat-pendapat parah ahli yang telah peneliti
paparkan diatas, peneliti tertarik dan bermaksud untuk melakukan penelitan
dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Kerja
Perawat Di Ruang Dahlia I dan II Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawa
Salatiga.
1.1 Rumusan Masalah
Hal yang melatarbelakangi permasalahan untuk dilakukanya
penelitian ini adalah banyaknya keluhan yang dikemukakan perawat
insentif yang diterima tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka
lakukan, keluhan pada ketidakadilan kebijakan organisasi terkait
pemberian kesempatan dalam promosi jabatan dan kegiatan pendidikan
dan pelatihan rasa kejenuhan dan tidak nyaman pada lingkungan kerja
dimana hal tersebut didasarkan pada hubungan interpersonal anatar
sesama rekan kerja. Oleh karena itu perlu penulis merumuskan
permasalahan yaitu “ Faktor- faktor apakah yang berhubungan dengan
kepuasan kerja perawat di ruang dahlia I dan II RSPAWA dr.Ario Wirawan
Salatiga.
1.2 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RSPAW
dr. Ario Wirawan Salatiga.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan antara faktor kepemimpinan dengan
kepuasan kerja perawat
2. Untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan kerja
dengan kepuasan kerja perawat
3. Untuk mengetahui hubungan antara faktor promosi dengan
kepuasan kerja perawat
4. Untuk mengetahui hubungan antara faktor insentif dengan
kepuasan kerja perawat
5. Untuk mengetahui hubungan antara faktor hubungan
interpersonal dengan kepuasan kerja perawat
6. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pekerjaan itu sendiri
dengan kepuasan kerja perawat
1.3 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan
pertimbangan dan masukan dalam meningkatkan kepuasan kerja
perawat pelaksana.
2. Bagi Perawat
Dapat memberikan masukan bagi pengembangan sumber daya
manusia dalam bidang keperawatan
3. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
UKSW
Penelitian ini bisa menjadi suatu bahan refrensi bagi pembelajaran
akademik maupun klinik untuk mengembangkan konsep
keperawatan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja perawat pelaksana
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Untuk mendapatkan pengalaman dan kemampuan dalam
melaksanakan penelitian serta analisis data dengan metode
penelitian dan aturan yang benar.
b. Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan sebagai
landasan untuk menambah wawasan, pengetahuan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat diharapkan sebagai pengembangan ilmu
keperawatan dalam hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana di RSPAW
terutama pelayanan rawat inap.
1.5.2 Keaslian Penelitian
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat
pelaksana di RSPAW dr.Ario Wirawan Salatiga. Penelitian sejenis
pernah dilakukan oleh :
1.3.1 Tabel Keaslian Penelitian
Nama Judul Variable yang diteliti Desain Tempat Hasil
Rika Budiarti
(2005)
Beberapa faktor yang
berhubungan dengan
kepuasan kerja
perawat di Ruang
rawat Inap RS
Bhayangkara
semarang .
a.Variabel bebas :
Umur lama kerja, insetif
penghargaan
lingkungan kerja dan
teman sejawat.
b. Variabel terikat :
Kepuasan kerja .
Jenis penelitian
deskriptif analitik
dengan pendekatan
cross sectional.
Rumah Sakit
Bhayangkara
semarang.
Ada hubungan antara
insentif, penghargaan
lingkungan kerja dan
teman sejawat dengan
kepuasan kerja, dengan
nilai p<0,05.
Tidak ada hubungan
antara umur dan lama
kerja dengan kepuasan
kerja dengan nilai p>0,05.
Yudhi
Nurhidayanto
(2002)
Beberapa faktor yang
berhubungan dengan
kepuasan kerja
perawat di RSUD
Ambarawa.
a. Variabel bebas :
Umur, status pegawai,
masa kerja, insetif
promosi,kondisi
lingkungan, teman kerja
dan peran atasan.
b. Variabel terikat :
Kepuasan kerja.
Jenis penelitian
Explanatory
Research dengan
pendekatan cross
sectional.
RSUD
Ambarawa
Ada hubungan yang
bermakna antara umur,
status pegawai, masa
kerja, insetif promosi dan
kepuasan kerja dengan
nila p<0,05. Tetapi antara
promosi kondisi
lingkungan, teman kerja,
dan peran atasan tidak
ada hubungan yang
bermakna dengan nilai
p>0,05.
Zachliherni
(2010)
Hubungan supervisi kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSUP Dr.kariadi semarang.
c. Variabel bebas :
Peranan supervisi
kepala ruangan
Jenis penelitian
Deskriptif
korelasioanal
RSUP Dr.
Kariadi
semarang.
Ada Hubungan antara
keterampilan, kompetensi
supervisor dengan
d. Variabel terikat :
Kepuasan perawat
pelaksana.
dengan pendekatan
cross sectional
kepuasan kerja perawat
pelaksana.
Marlen
Amelia
(2016)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat do ruang dahlia I dan II RSPAW dr. ario wirawan salatiga
a. Variabel bebas :
Kepemimpinan,
lingkungan kerja,
promosi, insentif,
hubungan interpersonal,
pekerjaan itu sendiri
b. Varibel terikat :
Kepuasan kerja perawat
Jenis penelitian
observasional
analitik dengan
pendekatan cross
sectional
RSPAW dr.
Ario Wirawan
Salatiga
Ada hubungan antara
signifikan lingkungan
kerja, promosi, insentif,
hubungan interpersonal
pekerjaan itu sendiri
dengan kepuasan kerja
perawat dengan nilali
p<0,05. Tetapi antara
kepemipinan dengan
kepuasan kerja perawat
tidak ada hubungan yag
signifikan karena p>0,05/