bab 1 hap

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat pesat pada 3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah, tetapi semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised, bakteri yang resisten antibiotik, super infeksi viru, jamur dan prosedur invasif, masih menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000 kasus setiap tahunnya. Selama 10-20 tahun belakang ini telah banyak perkembangan yang telah dibuat untuk mencari masalah utama terhadap meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial di banyak negara, dan dibeberapa negara, kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru memperlama waktu perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan mahal, serta penggunaan jasa di luar rumah sakit. Salah satu jenis infeksi nosokomial adalah infeksi nosokomial saluran nafas bawah menempati urutan ke 2 setelah infeksi saluran kemih, yaitu sebanyak 13,18% atau 6-10 episode per 1.000 perawatan di Rumah sakit. Salah satunya adalah pneumonia nosokomial atau hospital acquired pneumonia (HAP) (1,2) . Pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang didapat di rumah sakit menduduki peringkat ke-2 sebagai infeksi 1

Upload: mur-dia

Post on 14-Feb-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

edukasi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 HAP

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat pesat pada

3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah, tetapi

semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised,

bakteri yang resisten antibiotik, super infeksi viru, jamur dan prosedur invasif,

masih menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000

kasus setiap tahunnya. Selama 10-20 tahun belakang ini telah banyak

perkembangan yang telah dibuat untuk mencari masalah utama terhadap

meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial di banyak negara, dan

dibeberapa negara, kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru

memperlama waktu perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan

mahal, serta penggunaan jasa di luar rumah sakit. Salah satu jenis infeksi

nosokomial adalah infeksi nosokomial saluran nafas bawah menempati urutan ke

2 setelah infeksi saluran kemih, yaitu sebanyak 13,18% atau 6-10 episode per

1.000 perawatan di Rumah sakit. Salah satunya adalah pneumonia nosokomial

atau hospital acquired pneumonia (HAP)(1,2).

Pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang didapat di rumah sakit

menduduki peringkat ke-2 sebagai infeksi nosokomial di Amerika Serikat, hal ini

berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan, kematian dan biaya perawatan

di rumah sakit. Pneumonia nosokomial terjadi 5-10 kasus per 1000 pasien yang

masuk ke rumah sakit dan menjadi lebih tinggi 6-20 kali pada pasien yang

memakai alat bantu napas mekanis. Pneumonia nosokomial di ICU lebih sering

dari pada pneumonia nosokomial di ruangan umum, yaitu pada hampir 25% dari

semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada saat ventilasi mekanik (1,3).

Angka kematian pada pneumonia nosokomial 20-50%. Angka kematian ini

meningkat pada pneumonia yang disebabkan P.aeruginosa atau yang mengalami

bakteremia sekunder. Angka kematian pasien pada pneumonia yang dirawat di

ICU meningkat 3-10x dibandingkan dengan pasien tanpa pneumonia. Beberapa

penelitian menyebutkan bahwa lama perawatan meningkat 2-3x dibandingkan

pasien tanpa pneumonia, hal ini tentu akan meningkatkan biaya perawatan di

1

Page 2: BAB 1 HAP

rumah sakit. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa lama perawatan bertambah

rata-rata 7-9 hari (4).

Angka kejadian pneumonia nosokomial di Jepang adalah 5 – 10 per 1000

kasus yang dirawat. Lebih kurang 10% pasien yang dirawat di IPI akan

berkembang menjadi pneumonia dan angka kejadian pneumonia nosokomial pada

pasien yang menggunakan alat bantu napas meningkat sebesar 20 – 30%. Angka

kejadian dan angka kematian pada umumnya lebih tinggi di rumah sakit yang

besar dibandingkan dengan rumah sakit yang kecil (4).

2