bab 1 fraktur lansia

3
BAB 1 PENDAHULUAN Osteoporosis merupakan sebuah penyakit yang berjalan kronik dan progresif, dan memiliki berbagai faktor penyebab. Penyakit ini dianggap pencuri yang biasanya tidak nampak secara klinis sampai terjadi fraktur. Osteoporosis adalah sebuah kondisi dimana massa tulang rendah dan terjadi kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang dan peningkatan risiko fraktur. Osteoporosis dapat disebabkan kegagalan membentuk tulang dan mencapai puncak massa tulang saat dewasa muda dan akibat hilangnya tulang di usia tua. Peningkatan kecepatan hilangnya tulang dapat terjadi pada wanita perimenopause dan orang tua dan dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari berbagai keadaan penyakit dan medikasi. Osteoporosis merupakan sebuah masalah serius di Amerika Serikat dan diseluruh dunia. Penderita osteoporosis dilaporkan semakin bertambah. Beban ekonomi dari penyakit ini cukup signifikan dan hanya akan bertambah seiring dengan bertambahnya populasi orang tua, padahal penyakit ini dapat dicegah. Menopause adalah saat dimana terjadi berhentinya menstruasi secara permanen akibat berkurangnya atau hilangnya aktivitas ovarium. Postmenopause adalah masa setelah menopause sampai senium setelah 12 bulan amenore.

Upload: kakuro

Post on 08-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1 Fraktur Lansia

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUANOsteoporosis merupakan sebuah penyakit yang berjalan kronik dan progresif, dan memiliki berbagai faktor penyebab. Penyakit ini dianggap pencuri yang biasanya tidak nampak secara klinis sampai terjadi fraktur. Osteoporosis adalah sebuah kondisi dimana massa tulang rendah dan terjadi kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang dan peningkatan risiko fraktur. Osteoporosis dapat disebabkan kegagalan membentuk tulang dan mencapai puncak massa tulang saat dewasa muda dan akibat hilangnya tulang di usia tua. Peningkatan kecepatan hilangnya tulang dapat terjadi pada wanita perimenopause dan orang tua dan dapat terjadi sebagai akibat sekunder dari berbagai keadaan penyakit dan medikasi.Osteoporosis merupakan sebuah masalah serius di Amerika Serikat dan diseluruh dunia. Penderita osteoporosis dilaporkan semakin bertambah. Beban ekonomi dari penyakit ini cukup signifikan dan hanya akan bertambah seiring dengan bertambahnya populasi orang tua, padahal penyakit ini dapat dicegah. Menopause adalah saat dimana terjadi berhentinya menstruasi secara permanen akibat berkurangnya atau hilangnya aktivitas ovarium. Postmenopause adalah masa setelah menopause sampai senium setelah 12 bulan amenore. Estrogen menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblas. Sesudah menopause, hampir tidak ada estrogen yang diekskresikan oleh ovarium. Kekurangan iniakan menyebabkan berkurangnya osteoblas padatulang, berkurangnya matriks tulang dan berkurangnya deposit kalsium dan fosfat tulang.Diagnosis dapat menggunakan pemeriksaan laboratorium, biopsi tulang, penanda biokimia dari bone turnover, radiografi dengan x-foto, MRI, bone scanning, dan berbagai metode pengukuran massa tulang. Alat yang dipakai untuk mengukur massa tulang adalah Densitometri. Densitometri ini tersedia beberapa macam, seperti Dual-energy x-ray absorptiometry (DXA / DEXA), quantitative computed tomography (QCT), dan Quantitative Ultrasound (QUS). Dengan DEXA dapat diukur T-score, yang merupakan perbandingan dari BMD (bone mineral density) pasien saat pemeriksaan dengan BMD saat puncak massa tulang. Hasil T-score kemudian dibandingkan dengan WHO densitometric classification, untuk menentukan diagnosis osteoporosis. Selain untuk diagnosis osteoporosis, pengukuran BMD juga berguna untuk menilai resiko fraktur yang akan datang dan untuk monitoring terapi. Rencana manajemen yang komprehensif untuk osteoporosis termasuk evaluasi pasien dengan risiko tinggi, eksklusi penyebab sekunder dari rendahnya bone mineral density, perubahan gaya hidup, rehabilitasi medik dan pemilihan terapi yang tepat. Pengobatan medis termasuk hormon replacement therapy, kalsium, vitamin D, dan obat-obatan anti-osteoporotik seperti bisphosphonate, Selective Estrogen-Receptor Modulator (SERM) raloxifene, calcitonin, strontium ranelate, denosumab, agen anabolik teriparatide. Waktu optimal dan tipe terapi preventif masih belum ditetapkan secara jelas. Terapi pembedahan pada tulang punggung termasuk vertebroplasty dan kyphoplasty. Selain itu juga ada upaya pencegahan dini untuk osteoporosis.Pada makalah ini akan dibahas mengenai osteoporosis, khususnya osteoporosis pasca menopause. Pembahasan akan meliputi definisi, epidemiologi, patofisiologi klasifikasi, gambaran klinis, pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis, dan pemilihan tatalaksana yang sesuai.