audit inves tigasi · makalah ini , anda harus mampu: ... tuntutan secara perdata terhadap aud itor...
TRANSCRIPT
Modul Audit Investigasi
81
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
PERTEMUAN 15:
PENYELESAIAN HUKUM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penyelesaian hukum.Melalui
makalah ini, anda harus mampu:
15.1 Memahami upaya hukum untuk penyelesaian investigasi
15.2 Mengetahui peran auditor dalam peradilan putusan pengadilan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 15:
Menjelaskan upaya hukum untuk penyelesaian investigasi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa audit investigasi
dilaksanakan karena adanya salah satu dari sumber informasi audit. Audit
investigasi memperjelas dan mengungkap indikasi kecurangan secara lengkap.
Audit investigasi berkaitan dengan proses penyelesaian hukum sampai dengan
pengadilan. Setiap orang yang dipanggil secara sah untuk memberikan
keterangan sebagai saksi maupun sebagai ahli) wajib untuk
memenuhinya. Namun demikian tidak dengan sendirinya seseorang
yang memberi keterangan di persidangan bebas untuk menerangkan apapun,
melainkan harus tetap berpegang pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku, karena terhadapnya ada potensi untuk dapat dikenakan
sanksi maupun tuntutan hukum.
1. Tuntutan Pidana
a. Seorang auditor fraud, baik dalam kedudukannya sebagai
saksi maupun sebagai ahli, sebelum memberikan
keteranganwajib mengangkat sumpah atau janji terlebih
dahulu. Dengan demikian diharapkan ia tidak akan
memberikan keterangan yang tidak benar,
karena dalam sumpah/janjinya tersebut auditor akan
menerangkan yang sebenarnya dan tidak lain dari yang
Modul Audit Investigasi
82
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
sebenarnya sebagai saksi), atau menerangkan sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki (apabila sebagai ahli). Apabila
ternyata keterangan yang diberikan di persidangan tidak
benar, maka ada kemungkinan ia dapat dituntut berdasarkan
pasal keterangan yang tidak benar (sumpah palsu).
b. Jika ternyata keterangan yang diberikan merupakan fitnah,
maka
terhadap auditor tersebut dapat diancam pidana berdasarkan
pasal 317 KUHP (penistaan).
c. Selain kedua ancaman tersebut, tidak tertutup kemungkinan
ancaman pidana berdasarkan pasal 322 KUHP (membuka
rahasia) jika ternyata auditor dengan sengaja tidak
mengindahkan adanya pasal KUHAP atau pasal 145 Ayat
(3) HIR (mengenai pengunduran diri dari kewajiban sebagai
saksi atau ahli karena jabatan, martabat ataupun kewajiban
untuk menyimpan rahasia).
Dalam hal terjadi perbedaan mengenai kesimpulan atas suatu
hasil audit yang tercantum dalam Laporan Hasil Audit, yang
diajukan sebagai alat bukti surat oleh penuntut umum, dengan
Keterangan Ahli Audit Kecurangan dipersidangan, maka hakim
ketua sidang yang akan memberikan penilaian atas kekuatan
pembuktian kedua jenis alat bukti tersebut, yang akan
dipergunakan olehnya sebagai dasar untuk mengambil keputusan
(vonis).
2. Tuntutan Perdata
a. Selain ada kemungkinan dituntut secara pidana, terbuka
pula kemungkinan bagi auditor untuk dituntut secara perdata
berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata (perbuatan
melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian pihak lain).
b. Tuntutan secara perdata terhadap auditor dapat diajukan oleh
pihak yang merasa dirugikan, baik secara bersamaan atau
terpisah dengan pengajuan tuntutan secara pidana.
Modul Audit Investigasi
83
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Tujuan Pembelajaran12.1:
Menjelaskan peran auditor dalam putusan peradilan pengadilan
Selain hal-hal di atas ada juga titik rawan bagi auditor yang menyebabkan
timbulnya potensi untuk dituntut atau digugat. Hal-hal ini dapat ditemukan
pada praktik persidangan yang telah terjadi, antara lain:
a. Terdapat pertentangan kepentingan (conflicts of interest) pada diri
auditor, sehingga ia tidak dapat bertindak independen.
b. Kurang persiapan untuk tampil di depan sidang, sehingga
memengaruhi penampilan yang dapat berakibat melupakan apa yang
boleh ataupun tidak boleh dilakukan dalam sidang tersebut.
c. Dalam pemeriksaan silang di pengadilan sering terjadi:
1) Kekurang-akuratan dalam membaca.
2) Terlalu memroteksi diri.
3) Pertentangan dengan pernyataan sebelumnya.
4) Menyampaikan informasi baru.
5) Terpengaruh oleh teori-teori yang diajukan lawan.
6) Menyatakan dugaan-dugaan karena terlalu berprasangka.
Sehingga melemahkan kesaksian yang diberikan dan membuka
peluang untuk dituntut atau digugat. Undang-undang hukum acara pidana
(uu.nomor 8 tahun 1981) mengatur tahapan hukum acara pidana untuk
investigasi sebagai berikut:
1. Penyelidikan
2. Penyidikan
3. Penuntutan
4. Pemeriksaan di siding pengadilan
5. Putusan pengadilan
6. Upaya hukum
7. Pelaksanaan putusan pengadilan
8. Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan
Keterangan ahliadalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus tentanghal yang diperlukan untuk membuat
Modul Audit Investigasi
84
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. Auditor
investigatif pada APIP perlu menguasai ilmu akuntansi dan auditing,
khususnya bidang investigatif serta pandai dan mahir dalam menerapkan
ilmu tersebut dalam bidang dan pekerjaan yang terkait dengan ilmu
tersebut sehingga dapat dinyatakan sebagai seorang ahli dan dapat
dipanggil untuk memberikan keterangan ahli di sidang pengadilan dalam
perkara tindak pidana korupsi. Pemberi ketrangan ahli harus memiliki
kualifikasi tertentu yang telah ditetapkan dan memiliki surat permintaan
dari penyidik untuk menjadi pemberi keterangan ahli, sehingga secara
formal memenuhi syarat.
Salah satu peran auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) dalam perkara tindak pidana korupsi (Tipikor) adalah peran sebagai
pemberi keterangan ahli yang merupakan salah satu jenis alat bukti (sesuai
KUHAP pasal 184). Auditor merupakan seorang yang mempunyai keahlian
dalam bidang akuntansi dan auditing, sehingga keahliannya dapat dipandang
sebagai suatu alat bukti dengan melakukan pemberian keterangan ahli di
sidang pengadilan tindak pidana korupsi. Pasal 1 butir 28 KUHAP
menyatakan bahwa keterangan ahli merupakan keterangan yang diberikan
oleh seorang yang memiliki keahlian yang diperlukan untuk membuat terang
suatu perkara pidana guna kepentingan suatu pemeriksaan.
Seorang auditor yang ditugaskan sebagai pemberi keterangan ahli,
walaupun bukan seorang ahli dalam ilmu hukum, hendaknya perlu
memahami ketentuan-ketentuan hukum yang terkait dengan pemberian
keterangan ahli. Beberapa ketentuan hukum yang perlu dipahami oleh auditor
adalah ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana. Keterangan ahli sebagai salah satu alat bukti diatur dalam pasal 184
KUHAP yang menyatakan bahwa alat bukti yang sah ialah keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa.
Pengertian Keterangan Ahli, Pemberi Keterangan Ahli dan Bentuk
Keterangan Ahli selanjutkan akan dijelaskan sebagai berikut.
Modul Audit Investigasi
85
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
a. Pengertian Keterangan Ahli
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (KUHAP Pasal
1 ayat 28).
b. Pemberi Keterangan Ahli
Pengertian pemberi keterangan ahli adalahorang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan
tentangsuatuperkarapidanayangiamempunyaikeahlian khusus tentangnya.
Sebagai orang yang memiliki keahlian yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan suatu pemeriksaan, sehingga
auditor investigatif pada APIP adalah orang yang menguasai ilmu
akuntansi dan auditing khususnya bidang investigatif serta pandai dan
mahir dalam menerapkan ilmu tersebut dalam bidang dan pekerjaan yang
terkait dengan ilmu tersebut dapat dinyatakan sebagai seorang ahli dan
dapat dipanggil untuk memberikan keterangan ahli baik di sidang
pengadilan dalam perkara pidana.
3. Bentuk keterangan ahli
Bentuk keterangan ahli dapat dibedakan dalam 2 hal yaitu:
a. Laporan dengan mengingat sumpah jabatan.
Keterangan ahli dapat diberikan pada waktu pemeriksaan oleh
penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk
laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah diwaktu pemberi
keterangan ahli menerima jabatan atau pekerjaan (penjelasan Pasal
186 KUHAP).
b. Keterangan langsung secara lisan di sidang pengadilan.
Keterangan ahli juga dapat diberikan pada waktu pemeriksaan di
sidang pengadilan. Pemberian keterangan di sidang pengadilan
tersebut diberikan setelah pemberi keterangan ahli mengucapkan
sumpah atau janji di hadapan hakim, selanjutnya dicatat dan
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (penjelasan Pasal 186
KUHAP).
Modul Audit Investigasi
86
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Persyaratan menjadi pemberi keterangan ahli
Pemberi keterangan ahli di sidang pengadilan pada perkara tindak
pidana korupsi, biasanya diberikan oleh orang yang ahli dalam bidang audit
investigatif. Ahli tersebut setidak-tidaknya harus memenuhi kualifikasi
sebagai berikut:
a. Memahami sistem dan issues keuangan, akuntansi keuangan, auditing
dan sebagainya.
b. Kemampuan membangun hypotesa, mengumpulkan informasi,
menganalisis dan memilah bukti.
c. Pengetahuan tentang bukti yang relevan, mencukupi, cara
memperoleh, menyimpan dan menyajikan bukti di peradilan.
d. Dokumen/informasi keuangan dapat merupakan alat bukti, oleh karena
itu harus dipahami dan diinterpretasikan secara tepat.
e. Harus mampu menyajikan temuan dengan alur pikir yg jelas, obyektif,
independen, sehingga dapat mendudukkan masalah secara
proporsional.
Biasanya persyaratan tersebut ditandai adanya sertifikat pernah
mengikuti diklat audit investigatif atau audit forensic.
Persiapan Pemberian Keterangan Ahli
Pemberi Keterangan Ahli harus mempersiapkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Surat Permintaan Keterangan Ahli dari Instansi Penyidik
Surat permintaan dari instansi penyidik atau pengadilan merupakan dasar
seorang auditor investigatif memberikan keterangan ahli.
2. Pengumpulan Dokumen / Kertas Kerja Audit
Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan
maupun kehadiran di pengadilan, ahli harus memastikan bahwa semua
bukti/dokumen telah tersedia dan siap digunakan
3. Simulasi /Latihan Kegiatan (Dry Run)
Bila auditor akan memberikan keterangan ahli di pengadilan, sebaiknya
dilakukan ’dry run’ (latihan kegiatan) bersama, dengan melakukan
simulasi menyerupai suasana persidangan di Pengadilan yaitu ada hakim,
Modul Audit Investigasi
87
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
jaksa penuntut umum, terdakwa, penasehat hukum dengan menerima
beragam pertanyaan sehingga tidak grogi dalam persidangan sebenarnya.
4. Memfokuskan pada Keahlian Profesi sebagai Auditor
Sasaran pemberian keterangan ahli adalah memberikan pendapat
berdasarkan keahlian profesi auditor dalam suatu kasus yang menurut
pihak penyidik telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi
dan/atau perdata untuk membuat terang suatu peristiwa bagi penyidik
dan/atau hakim.
Modul Audit Investigasi
88
S1 Akuntansi Universitas Pamulang
LATIHAN SOAL
1. Mengapa audit investigasi berkaitan erat dengan penyelesaian hukum di
pengadilan.
2. Sebutkan kualifikasi yang harus dimiliki oleh pemberi keterangan ahli di
persidangan
3. Apa saja yang harus dipersiapkan oleh pemberi keterengan ahli di
persidangan
4. Jika terjadi perbedaan dalam laporan hasil audit atas kecurangan dengan
keterangan saksi ahli dipersidangan, apa yang sebaiknya dilakukan oleh
hakim ?