b. uraian materi - helmyluthfi.files.wordpress.com filemodul audit inves tigasi 54 s1 akuntansi...

6
Modul Audit Investigasi 52 S1 Akuntansi Universitas Pamulang PERTEMUAN 11: BUKTI AUDIT INVESTIGASI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenaibukti audit yang gunakan dalam pelaksanaan audit investigasi.Melalui makalah ini, anda harus mampu: 11.1 Memahami bukti apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan audit investgasi B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 11.1: Menjelaskan bukti apa saja yang dibutuhkan dalam audit investigasi Dalam audit forensik ini secara normatif auditor dibebani tuntutan untuk dapat memperoleh bukti dan alat bukti yang dapat mengungkap adanya tindak pidana fraud. Selain itu, alat bukti hasil audit forensik dimaksud untuk digunakan oleh aparat penegak hukum (APH) untuk dikembangkan menjadi alat bukti yang sesuai dengan yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) seperti tersebut pada uraian diatas dalam rangka mendukung litigasi peradilan. Alat bukti yang cukup dikembangkan tersebut selanjutnya dilakukan analisis yang merupakan tanggungjawab auditor dalam upaya pembuktian sampai menemukan alat bukti sesuai ketentuan, sedangkan penetapan terjadinya fraud maupun salah tidaknya seseorang merupakan wewenang APH, dalam hal ini alat bukti dan keyakinan hakim pengadilan. Menurut Eddie M. Gunadi, senior partner pada KAP BDO Tanubrata, audit investigasi dilaksanakan apabila ada tanda-tanda terjadinya kriminalitas dalam pelaksanaan laporan keuangan sehingga harus diinvestigasi lebih dalam apakah benar terjadi kasus kecurangan atau kriminal yang bisa berdampak pidana atau perdata. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga yang sering melaksanakan audit investigasi. Audit investigasi

Upload: nguyentruc

Post on 21-May-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: B. URAIAN MATERI - helmyluthfi.files.wordpress.com fileModul Audit Inves tigasi 54 S1 Akuntansi Universitas Pamulang halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dal am jumlah dan

Modul Audit Investigasi

52

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

PERTEMUAN 11:

BUKTI AUDIT INVESTIGASI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenaibukti audit yang gunakan dalam

pelaksanaan audit investigasi.Melalui makalah ini, anda harus mampu:

11.1 Memahami bukti apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan

audit investgasi

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 11.1:

Menjelaskan bukti apa saja yang dibutuhkan dalam audit investigasi

Dalam audit forensik ini secara normatif auditor dibebani tuntutan untuk

dapat memperoleh bukti dan alat bukti yang dapat mengungkap adanya tindak

pidana fraud. Selain itu, alat bukti hasil audit forensik dimaksud untuk

digunakan oleh aparat penegak hukum (APH) untuk dikembangkan menjadi

alat bukti yang sesuai dengan yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) seperti tersebut pada uraian diatas dalam

rangka mendukung litigasi peradilan. Alat bukti yang cukup dikembangkan

tersebut selanjutnya dilakukan analisis yang merupakan tanggungjawab

auditor dalam upaya pembuktian sampai menemukan alat bukti sesuai

ketentuan, sedangkan penetapan terjadinya fraud maupun salah tidaknya

seseorang merupakan wewenang APH, dalam hal ini alat bukti dan keyakinan

hakim pengadilan.

Menurut Eddie M. Gunadi, senior partner pada KAP BDO Tanubrata,

audit investigasi dilaksanakan apabila ada tanda-tanda terjadinya kriminalitas

dalam pelaksanaan laporan keuangan sehingga harus diinvestigasi lebih

dalam apakah benar terjadi kasus kecurangan atau kriminal yang bisa

berdampak pidana atau perdata. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

adalah lembaga yang sering melaksanakan audit investigasi. Audit investigasi

Page 2: B. URAIAN MATERI - helmyluthfi.files.wordpress.com fileModul Audit Inves tigasi 54 S1 Akuntansi Universitas Pamulang halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dal am jumlah dan

Modul Audit Investigasi

53

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

bukan hal yang bersifat umum dan hanya orang-orang khusus yang

melakukan audit investigasi, yaitu orang-orang yang mempunyai kualifikasi

sebagai auditora. Pada dasarnya audit investigasi adalah mencari kebenaran,

apakah terjadi kecurangan (fraud) atau tidak.

Pendekatan audit investigasi atas tindak pidana didasarkan pada penilaian

yang logis terhadap individu dan segala sesuatu/benda yang terkait dengan

tindak kejahatan tersebut. Seperti dijelaskan di bawah ini :

Individu yang terkait dengan tindak kejahatan

Korban , pelapor dan saksi-saksi merupakan subyek wawancara bagi investigatif

auditor dalam rangka memperoleh fakta dan informasi yang diketahui mereka .

Tersangka dan pelaku kejahatan merupakan subyek wawancara yang merupakan

dasar terjadinya suatu fakta dalam rangka investigatif auditor menetukan sampai

sejauh mana keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan tersebut. Agar bukti yang

didapatkan benar-benar valid, investigatif auditor harus senantiasa melakukan

konformasi terhadap kebenaran informasi yang diperoleh dengan pihak-pihak yang

independen.

Benda-benda yang terkait dengan tindak kejahatan

Auditor investigasi harus memahami bahwa benda-benda fisik yang terkait

dengan tindak kejahatan mempunyai nilai-nilai pembuktian yang sangat

berarti karena bukti fisik merupakan bukti faktual tidak seperti halnya ingatan

manusia yang terbatas, bukti fisik selalu mengungkapkan cerita yang sama

dari waktu ke waktu namun bukti fisik akan berkurang nilainya apabila

auditor gagal mendapatkannya, mempelajarinya dan memahaminya, maka

auditor harus memahami hal-hal seperti : Apa yang dimaksud dengan bukti

fisik, Bagaimana memperoleh dan menyimpannya, Bagaimana memperoleh

informasi yang optimal dari bukti fisik tersebut, dan Bagaimana mengartikan/

menafsirkan informasi yang telah diperoleh tersebut.

Bahan bukti adalah informasi yang digunakan audior dalammenentukan

kesesuaian informasi yang diaudit dengan kriteria yang telahditetapkan.

Bahan bukti terdiri dari berbagai macam bentuk yang berbeda,termasuk

pernyataan lisan dari auditan, komunikasi tertulis dengan pihak

luar,pengamatan oleh auditor, dan data elektronik mengenai transaksi. Adalah

Page 3: B. URAIAN MATERI - helmyluthfi.files.wordpress.com fileModul Audit Inves tigasi 54 S1 Akuntansi Universitas Pamulang halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dal am jumlah dan

Modul Audit Investigasi

54

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dalam jumlah dan kualitas

yangcukup untuk memenuhi tujuan audit. Proses penentuan jenis dan jumlah

bahanbukti yang diperlukan dan pengevaluasian kesesuaian informasi

dengankriteria yang ditetapkan merupakan bagian penting dari audit.

Bukti Tindak Pidana

Bukti yang diperoleh auditor harus cukup, mengingat seringnya dampak

yang akan dihadapi oleh pihak-pihak yang terlibat dan bertanggungjawab

dalam kejadian kecurangan. Dan auditor dapat menghadapi tuntutan hukum

dari pihak yang merasa dirugikan akibat kesalahan auditor yang mengambil

simpulan dari fakta-fakta yang tidak lengkap. Standar audit Aparat

Pengawasan Fungsional Pemerintah (SA-APFP) SK Kepala Balai

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No Kep.378/K/1996 tentang

Standar Pelaksanaan Audit APFP bahwa “ Bukti Audit yang relevan,

kompeten dan cukup harus diperoleh sebagai dasar yang memadai untuk

mendukung pendapat simpulan dan saran. Maknanya Relevan yaitu logis

mendukung pendapat/kesimpulan; Kompeten yaitu sah dan dapat

diandalkan menjamin kesesuaian dengan fakta, dan Cukup dalam arti

jumlah bukti untuk menarik kesimpulan.

Mengumpulkan bukti. Tahapan untuk mendapatkan keyakinan bahwa

bukti yang didapatkan/diidentifikasi dapat diandalkan (leading) atau tidak

dapat diandalkan (misleading). Bila tidak, maka harus dievaluasi untuk

menentukan apakah audit harus diselesaikan sebagaimana yang

direncanakan. Bukti dapat diperoleh dari saksi, korban dan pelaku;

Pencarian dan penggeledahan; Penggunaan alat bantu (computer), dan

tenaga ahli.

Evaluasi bukti. Merupakan tahapan yang paling kritis sebab pada tahap

ini akan ditentukan diperluas atau tidaknya untuk mendapatkan informasi

tambahan sebelum simpulan diambil dan laporan disusun. Kegiatan

mencakup evaluasi relevansi dapat diterima dan kompetensi. Evaluasi bukti

dilakukan bila seluruh bukti terkait telah diperoleh. Hal ini dilakukan untuk

Page 4: B. URAIAN MATERI - helmyluthfi.files.wordpress.com fileModul Audit Inves tigasi 54 S1 Akuntansi Universitas Pamulang halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dal am jumlah dan

Modul Audit Investigasi

55

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

(i) menilai kasus terbukti atau tidak kebenarannya; (ii) evaluasi berkala

untuk menilai kesesuaian hipotesis dengan fakta yang ada, (iii) perlu

tidaknya pengembangan suatu bukti, (iv) antisipasi dengan urutan proses

kejadian (sequence) dan kerangka waktu kejadian/time frame).

Pembuktian Bukti

Pembuktian menurut KUHAP antara lain Pasal 183 menetapkan

bahwa Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali

apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia

memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan bahwa

terdakwalah yang bersalah melakukannya. Sedangkan jenis alat bukti yang

sah (I) keterangan saksi (Pasal 185, Pasal 1 butir 27); (ii) Keterangan Ahli

(Pasal 187, Pasal 1 butir 28). (iii) Surat (Pasal 187), (iv) Petunjuk (Pasal

186), (v) Keterangan Terdakwa (Pasal 189). Keterangan terdakwa saja

tidak cukup untuk menbuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan

yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti

yang lain.

Pembuktian yang dilakukan pada Instansi penyidik dalam

digambarkan dibawah ini

Selanjutnya, hasil dari pembuktian ditingkat penyidikan dan

berkasnya dengan bukti-bukti yang cukup diserahkan kepada penuntut

umum untuk diteliti berkas perkaranya bila tidak cukup bukti dihentikan

penuntutan. Sebaliknya, bila cukup bukti dilimpahkan ke pengadilan

negeri untuk dilaksanakan pembuktian di persidangan.

Proses Pembuktian dalam persidangan secara lengkap digambarkan

sebagai berikut

Prosedur audit forensik utamanya ditekankan pada analisis laporan

/analytical review dan teknik wawancara mendalam/in depth interview

walaupun demikin masih juga tetap menggunakan teknis audit secara

umum pengecekan fisik, rekonsiliasi dan konfirmasi. Audit forensik

difokuskan pada area tertentu yang telah dipindai atau didugatengarai telah

terjadi tindak kecurangan baik dari laporan pihak dalam atau orang pihak

Page 5: B. URAIAN MATERI - helmyluthfi.files.wordpress.com fileModul Audit Inves tigasi 54 S1 Akuntansi Universitas Pamulang halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dal am jumlah dan

Modul Audit Investigasi

56

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

ketiga/tip off atau petunjuk terjadinya kecurangan/red flags, maupun

dengan petunjuk lainnya.

Audit forensik biasa dilakukan dengan melalui beberapa tahapan yaitu

auditor (i) memperoleh informasi awal fraud, (ii) memperoleh informasi

tambahan bila diperlukan, (ii) melakukan analisis layak tidaknya

diinvestigasi dari data yang tersedia, (iii) Menciptakan dan

mengembangkan hipotesis-hipotesis yang didasarkan pada hasil analisis,

(iv) Melakukan pengujian terhadap hipotesis, (v) memperbaiki maupun

mengubah hipotesis berdasarkan hasil pengujian, (vi) mengumpulkan

bukti-bukti fraud; (vii) evaluasi bukti-bukti, (viii) menyusun laporan LHF.

Teknologi auditnya dapat memilih menggunakan (i) Melakukan audit fisik

forensik, (ii) Melakukan konfirmasi atas hasil forensik, (iii) Audit buril

atau dokumen yang terkait dengan kasus yang diforensik, (iv) Melakukan

reviu secara analitikal atas kasus yang diforensik, (v) Meminta informasi

lisan maupun tertulis atas kasus yang diforensik, (vii) Melakukan

perhitungan ulang atas kasus forensik (reperformance), dan (viii)

Melakukan pengamatan kasus forensik (observation).

Kertas Kerja Investigasi (KKI) didokumentasikan secara baik. KKI

berisi catatan, analisis, simpulan terhadap pelaksanaan/pelaksanaan

investigasi yang menyangkut (i) penyimpangan dan penyebabnya; (ii)

pengujian yang telah dilaksanakan, (iii) Bukti informasi yang diperoleh,

(iv) hasil wawancara dan Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK),

(v) Gambaran tentang modus operandi; dan (vi) simpulan audit investigasi

dan rekomendasi.

Laporan audit forensik yang utama adalah memuat informasi benar

tidaknya fraud yang dipindai terjadi dengan dukungan barang bukti

maupun alat bukti yang memadai sesuai dengan kaidah hukum yang

berlaku. Laporan dimaksud nara sumber hanya menyebutkan simpulan

benar tidaknya fraud telah terjadi.

Page 6: B. URAIAN MATERI - helmyluthfi.files.wordpress.com fileModul Audit Inves tigasi 54 S1 Akuntansi Universitas Pamulang halyang penting untuk memperoleh bahan bukti dal am jumlah dan

Modul Audit Investigasi

57

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Dalam audit sebelumnya auditor sudah memperoleh bukti audit, apakah

dalam melakukan audit investigasi auditor perlu menambah jumlah bukti

yang diperoleh, jelaskan pendapat saudara ?

2. Dalam bukti hukum jelaskan apa yang dimaksud dengan barang bukti dan

alat bukti ?

3. Apakah bukti audit yang diperoleh auditor digunakan hanya sampai pada

pelaporan audit investigasi saja, berikan alasan saudara ?

4. Sebutkan dan Jelaskan peran auditor dalam peradilan?