audit banpol bpk

16
DEWAN PIMPIN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN SEMSTER I TAHUN ANGGARAN 2007 ATAS LAPORAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK (AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU) TAHUN ANGGARAN 2006 PADA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DAN SEKRETARIAT DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI POLITIK KABUPATEN LUWU UTARA DI MASAMBA AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV PERWAKILAN BPK-RI DI MAKASSAR Nomor : 51/ HP/XIV.MKS /05 / 2007 Tanggal : 3 MEI 2007

Upload: ardane

Post on 28-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Audit Banpol BPK

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Banpol BPK

DEWAN PIMPIN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN

SEMSTER I TAHUN ANGGARAN 2007

ATAS

LAPORAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PARTAI POLITIK

(AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU)

TAHUN ANGGARAN 2006

PADA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

DAN

SEKRETARIAT DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI POLITIK

KABUPATEN LUWU UTARA

DI

MASAMBA

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV

PERWAKILAN BPK-RI DI MAKASSAR Nomor : 51/ HP/XIV.MKS /05 / 2007 Tanggal : 3 MEI 2007

Page 2: Audit Banpol BPK

DAFTAR ISI

Halaman

Resume Hasil Pemeriksaan ................................................................................. i

HASIL PEMERIKSAAN

I Gambaran Umum ......................................................................................... 1

1. Tujuan Pemeriksaan .................................................................................. 1

2. Sasaran Pemeriksaan................................................................................. 1

3. Metode Pemeriksaan.................................................................................. 1

4. Jangka Waktu Pemeriksaan........................................................................ 3

5. Obyek Pemeriksaan ................................................................................... 5

II Temuan Pemeriksaan atas Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Parpol dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan ..................................... 6

1. Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik digunakan tidak sesuai dengan jenis pengeluaran yang ditetapkan dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 ............................................................................................ 6

Page 3: Audit Banpol BPK

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang No. 15 Tahun 2004 dan Undang-

Undang No. 15 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun

2006 tentang Perubahan Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan

Bantuan Keuangan kepada Partai Politik, Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa pertanggungjawaban penggunaan bantuan

keuangan kepada Partai Politik di Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2006.

Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik di tingkat kabupaten harus

disampaikan paling lambat empat bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Laporan

tersebut sebelum diserahkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Politik

kepada Bupati melalui Badan Kesatuan Bangsa harus diaudit oleh Badan Pemeriksa

Keuangan.

Pemeriksaan atas pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada partai

politik bertujuan untuk menilai apakah:

a. Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik telah dirancang dan

dilaksanakan secara memadai;

b. Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik telah disajikan sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan;

Page 4: Audit Banpol BPK

ii

c. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan

yang berkaitan dengan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan

Keuangan kepada Partai Politik.

Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban Bantuan Keuangan

Partai Politik Tahun Anggaran 2006 dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Temuan-temuan pemeriksaan, sebagai berikut :

1. Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik

tidak sesuai dengan jenis pengeluaran yang ditetapkan dalam Lampiran III

Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006

sebesar Rp319.595.725,00.

Makassar, Mei 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI

DI MAKASSAR

DRS. SUPRIYANTO NIP 240000915

Page 5: Audit Banpol BPK

HASIL PEMERIKSAAN

I. GAMBARAN UMUM

1. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas bantuan keuangan kepada Partai Politik bertujuan untuk

menilai apakah:

a. Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas pengelolaan dan pertanggungjawaban

penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik telah dirancang dan

dilaksanakan secara memadai;

b. Laporan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik telah disajikan sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan;

c. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap

peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban

penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik.

2. Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik

adalah:

a. Sistem Pengendalian Intern (pengujian sistem dan pelaksanaan sistem);

b. Akurasi penyajian laporan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik;

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dalam pelaksanaan

penggunaan bantuan keuangan Partai Politik.

3. Metode Pemeriksaan

Pemeriksaan atas penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik akan

memberikan penilaian terhadap pengelolaan bantuan keuangan oleh Partai Politik

dan SPI serta akurasi penyajian informasi keuangan tentang penggunaan bantuan

keuangan dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

Page 6: Audit Banpol BPK

2

a. Pendekatan Resiko

Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan terhadap

pelaksanaan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik dilakukan dengan

menggunakan pendekatan resiko, yang didasarkan pada pemahaman dan

pengujian atas efektivitas SPI mengenai pengelolaan dan pertanggungjawaban

penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik. Hasil pengujian ini akan

menentukan tingkat keandalan SPI sesuai dengan asersi manajemen dan

ketentuan yang berlaku.

Penetapan resiko pemeriksaan (audit risk) bersama-sama dengan tingkat

keandalan pengendalian (resiko pengendalian), tingkat resiko bawaan (inherent

risk) entitas akan menjadi acuan untuk menentukan resiko deteksi (detection

risk) yang diharapkan dan jumlah pengujian yang akan dilakukan serta

menentukan fokus pemeriksaan. Dalam hal ini, resiko pengendalian penggunaan

bantuan dengan memperhatikan tingkat materialitas akan digunakan untuk

menentukan jumlah pengujian bantuan entitas (Partai Politik).

b. Materialitas

Materialitas dalam pemeriksaan ini ditetapkan dengan menggunakan

persentase atas total bantuan entitas yang diperiksa. Penetapan tingkat

materialitas pemeriksaan bantuan tersebut adalah konservatif atau rendah

dengan pertimbangan bahwa pengguna bantuan tersebut akan sangat

memperhatikan aspek legalitas dan ketaatan pada ketentuan yang berlaku

dalam proses pertanggungjawaban keuangan. Berdasarkan Panduan

Manajemen Pemeriksaan (PMP) maka tingkat materialitas yang ditetapkan

adalah 5% dari total jumlah bantuan.

Tingkat materialitas dalam pemeriksaan ini akan dijadikan pertimbangan

dalam tahap pelaporan untuk menentukan kedalaman pengujian yang akan

dilakukan dan dalam tahap pelaporan untuk mengevaluasi dampak tidak

terdeteksinya kekeliruan dan ketidakbenaran dalam pelaksanaan pemeriksaan

dan untuk membantu menentukan apakah auditor telah mengungkapkan kondisi

sebenarnya dari penggunaan bantuan tersebut.

Standar materialitas di atas terutama berkaitan dengan akurasi angka

laporan keuangan tetapi tidak berlaku untuk catatan pemeriksaan yang

berkaitan dengan ketaatan pada peraturan dan ketentuan.

Page 7: Audit Banpol BPK

3

c. Pengujian dalam pemeriksaan

Pemeriksaan atas penggunaan bantuan keuangan Partai Politik dilakukan

dengan pemahaman atas SPI. Pengujian dan pengendalian terbatas pada

angka-angka yang disajikan untuk dapat mengumpulkan bukti yang dapat

mendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan ini melakukan pengujian

substantive atas transaksi keuangan secara terbatas.

d. Uji Petik Pemeriksaan

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji

petik atas unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan

akan didapat berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk

menggambarkan kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa

menggunakan metode non statistical sampling atau metode sampling yang

berdasarkan judgement, dengan memperhatikan tingkat resiko yang ada, untuk

menentukan jumlah dan unit populasi yang akan diuji petik. Judgement

pemeriksa diarahkan untuk menjamin kecukupan jumlah sampel yang akan diuji

dan keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi baik dari segi nilai angka

rupiah dan jenis transaksinya.

4. Jangka Waktu Pemeriksaan

Jangka waktu pemeriksaan selama lima hari yaitu dari tanggal 29 April

sampai dengan 03 Mei 2007.

5. Obyek Pemeriksaan

a. Gambaran Umum Obyek Pemeriksaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 01 Tahun

2006 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Kabupaten Luwu Utara

dan Peraturan Bupati Luwu Utara Nomor 06 Tahun 2006, tanggal 03 April 2006

tentang Pedoman Pengajuan, Penetapan, Penyerahan, Dan Laporan

Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, diketahui bahwa jumlah

bantuan keuangan kepada Parpol hasil Pemilu Tahun 2004 ditetapkan sebesar

Rp19.000.000,00 per kursi. Jumlah kursi Pimpinan dan Anggota DPRD

Kabupaten Luwu Utara berjumlah 30 kursi sehingga realisasi jumlah bantuan

seluruhnya sebesar Rp570.000.000,00 (30 x Rp19.000.000,00). Perincian

Page 8: Audit Banpol BPK

4

pengeluaran bantuan keuangan kepada parpol sesuai bukti kuitansi Pemegang

Kas Sekretariat Daerah Kabupaten Luwu Utara adalah sebagai berikut :

No. Nama Partai Politik Perolehan Kursi

Jumlah Bantuan (Rp)

1 Partai Golongan Karya 10 190.000.000,00

2 Partai Demokrasi Kebangsaan 5 95.000.000,00

3 Partai Amanat Nasional 4 76.000.000,00

4 Partai Keadilan Sejahtera 4 76.000.000,00

5 Partai Bulan Bintang 2 38.000.000,00

6 Partai Persatuan Pembangunan 2 38.000.000,00

7 Partai Demokrasi Indosesia Perjuangan 2 38.000.000,00

8 Partai Kebangkitan Bangsa 1 19.000.000,00 Jumlah 30 570.000.000,00

Dalam rangka pelaksanaan pemberian bantuan keuangan kepada partai

politik, telah dibentuk Tim Penelitian dan Pemeriksaan Persyaratan Administrasi

Pengajuan, Penyerahan dan Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai

Politik Kabupaten Luwu Utara berdasarkan Surat Keputusan Bupati Luwu Utara

Nomor 133 Tahun 2006, tanggal 22 April 2006 yang mempunyai tugas sebagai

berikut :

a. Meneliti kelengkapan administrasi pengajuan, penyerahan dan penggunaan

bantuan keuangan pada Partai Politik yang memiliki kursi di DPRD

Kabupaten Luwu Utara.

b. Membantu/ menyarankan langkah-langkah yang perlu diupayakan guna

kelancaran Pelaksanaan Bantuan Keuangan dimaksud.

c. Tim Penelitian dan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud bertanggung jawab

kepada Bupati Luwu Utara melalui Kepala Kantor Kesbang dan Linmas

Kabupaten Luwu Utara. Selanjutnya Tim Peneliti dan Pemeriksaan

Persyaratan Adminstrasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik

melaksanakan penelitian atas kelengkapan persyaratan untuk mendapatkan

bantuan keuangan Partai Politik.

b. Anggaran dan Realisasi

Anggaran dan realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kabupaten Luwu

Utara kepada Partai Politik Tahun Anggaran 2006 adalah sebagai berikut:

Page 9: Audit Banpol BPK

5

No. Nama Partai Politik Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

1 Partai Golongan Karya 190.000.000,00 190.000.000,002 Partai Demokrasi Kebangsaan 95.000.000,00 95.000.000,00

3 Partai Amanat Nasional 76.000.000,00 76.000.000,00

4 Partai Keadilan Sejahtera 76.000.000,00 76.000.000,00

5 Partai Bulan Bintang 38.000.000,00 38.000.000,00

6 Partai Persatuan Pembangunan 38.000.000,00 38.000.000,00

7 Partai Demokrasi Indosesia Perjuangan 38.000.000,00 38.000.000,00

8 Partai Kebangkitan Bangsa 19.000.000,00 19.000.000,00 Jumlah 570.000.000,00 570.000.000,00

c. Cakupan Pemeriksaan

Berdasarkan realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kabupaten Luwu Utara

kepada Partai Politik Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp570.000.000,00 telah

dilakukan pemeriksaan (Total Coverage) sebesar 100% dengan rincian sebagai

berikut:

No. Nama Partai Politik Realisasi Anggaran

(Rp)

Audit Coverage

(Rp) %

1 Partai Golongan Karya 190.000.000,00 190.000.000,00 100%2 Partai Demokrasi Kebangsaan 95.000.000,00 95.000.000,00 100%3 Partai Amanat Nasional 76.000.000,00 76.000.000,00 100%4 Partai Keadilan Sejahtera 76.000.000,00 76.000.000,00 100%5 Partai Bulan Bintang 38.000.000,00 38.000.000,00 100%6 Partai Persatuan Pembangunan 38.000.000,00 38.000.000,00 100%7 Partai Demokrasi Indosesia

Perjuangan 38.000.000,00 38.000.000,00 100%

8 Partai kebangkitan Bangsa 19.000.000,00 19.000.000,00 100% Jumlah 570.000.000,00 570.000.000,00 100%

Selanjutnya tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, BPK-RI

menyampaikan temuan hasil pemeriksaan sebesar Rp319.595.725,00 atau

56,07% (Audit Finding) dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama Partai Politik Realisasi Anggaran (Rp)

Audit Finding (Rp) %

1 Partai Golongan Karya 190.000.000,00 165.100.000,00 86,89%2 Partai Demokrasi Kebangsaan 95.000.000,00 36.630.000,00 38,56%3 Partai Amanat Nasional 76.000.000,00 38.100.000,00 50,13%4 Partai Keadilan Sejahtera 76.000.000,00 35.854.225,00 47,18%5 Partai Bulan Bintang 38.000.000,00 9.251.500,00 24,35%6 Partai Persatuan Pembangunan 38.000.000,00 6.250.000,00 16,45%7 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 38.000.000,00 28.410.000,00 74,76%8 Partai Kebangkitan Bangsa 19.000.000,00 0 0,00% Jumlah 570.000.000,00 319.595.725,00 56,07%

Page 10: Audit Banpol BPK

6

II. Temuan Pemeriksaan Atas Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Parpol

dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

1. Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik

digunakan tidak sesuai dengan jenis pengeluaran yang ditetapkan dalam

Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun

2006

Hasil pemeriksaan atas laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai

politik Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2006, diketahui bahwa penggunaan

dana atas bantuan keuangan kepada partai politik sebesar Rp319.595.725,00 tidak

sesuai peruntukkannya.

Partai politik yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten Luwu Utara hasil

Pemilu tahun 2004 sebanyak 8 partai dengan total perolehan kursi sebanyak 30 kursi.

Partai politik tersebut adalah :

1. Partai Golongan Karya (Golkar), memperoleh sebanyak 10 kursi.

2. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), memperoleh sebanyak 5 kursi.

3. Partai Amanat Nasional (PAN), memperoleh sebanyak 4 kursi.

4. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memperoleh sebanyak 4 kursi.

5. Partai Bulan Bintang (PBB), memperoleh sebanyak 2 kursi.

6. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), memperoleh sebanyak 2 kursi.

7. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), memperoleh sebanyak 2 kursi.

8. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), memperoleh sebanyak 1 kursi.

Bantuan keuangan kepada Partai Politik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Luwu Utara untuk satu kursi sebesar Rp19.000.000,00. Jadi total bantuan

keuangan kepada partai politik berdasarkan perolehan kursi tersebut sebesar

Rp570.000.000,00.

Bantuan keuangan kepada partai politik tersebut telah diberikan oleh Pemerintah

Daerah kepada masing-masing partai politik yang berhak menerimanya dengan

proporsional berdasarkan perolehan kursi. Bantuan keuangan tersebut diberikan

setelah terlebih dahulu partai politik tersebut menyerahkan berkas pengajuan bantuan

keuangan sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan perundangan. Penelitian dan

Page 11: Audit Banpol BPK

7

pemeriksaan kelengkapan administrasi partai politik, serta penyerahan bantuan

keuangan kepada partai politik telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Dari pemeriksaan atas laporan penggunaan bantuan keuangan yang diberikan

pemerintah daerah Kabupaten Luwu Utara kepada parpol, diketahui bahwa 4 parpol

yaitu pada Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang

dan Partai Kebangkitan Bangsa telah mempertanggungjawabkan seluruh bantuan yang

diterima. Sedangkan 4 parpol yang lain, yaitu Golongan Karya, Partai Keadilan

Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

belum mempertanggungjawabkan sepenuhnya bantuan yang diterima. Total bantuan

keuangan yang sudah dipertanggungjawabkan oleh partai politik sebesar

Rp551.569.225,00.

Pada umumnya, kedelapan partai politik yang memperoleh kursi di DPRD

Kabupaten Luwu Utara dalam membuat laporan penggunaan bantuan keuangan

kepada partai politik masih menggunakan format rincian pos/ jenis pengeluaran yang

diatur dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005. Padahal Lampiran III

Permendagri No. 32 Tahun 2005 tersebut sudah dirubah berdasarkan Permendagri No.

25 Tahun 2006 Lampiran III. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk rincian

pos/ jenis pengeluaran yang digunakan dalam laporan penggunaan bantuan keuangan

kepada partai politik oleh kedelapan partai politik tersebut belum sesuai dengan

standar format dalam peraturan yang berlaku, yaitu menurut Lampiran III Permendagri

No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006. Namun demikian pengeluaran-

pengeluaran partai politik tersebut didukung dengan bukti yang lengkap dan sah serta

dilakukan atas persetujuan ketua DPD Partai Politik yang bersangkutan. Adapun

penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik menurut Lampiran III

Permendagri No. 25 Tahun 2006 hanya diperuntukkan kedalam 11 jenis pengeluaran

saja, yaitu :

1. Honorarium

2. Uang lembur

3. Administrasi umum

4. Langganan daya dan jasa

5. Pos dan giro

Page 12: Audit Banpol BPK

8

6. Pemeliharaan gedung

7. Pemeliharaan data dan arsip

8. Biaya perjalanan

9. Komputer

10. Mesin Tik

11. Meubiler kantor

Dari keseluruhan bantuan keuangan yang dipertanggungjawabkan oleh Parpol

sebesar Rp551.569.225,00, yang digunakan sesuai dengan Lampiran III Permendagri

No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 hanya sebesar

Rp231.973.500,00 sedangkan sisanya merupakan pengeluaran yang tidak sesuai

dengan 11 jenis pengeluaran dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo

Permendagri No. 25 Tahun 2006 tersebut, yaitu sebesar Rp319.595.725,00, yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

No. Nama Parpol Jumlah bantuan

Bantuan yang dipertanggung

jawabkan

Sesuai Permendagri No. 25/2006

Tidak sesuai Permendagri No. 25/2006

1 Partai Golongan Karya (Golkar) 190.000.000 173.100.000 8.000.000 165.100.000

2 Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) 95.000.000 95.000.000 58.370.000 36.630.000

3 Partai Amanat Nasional (PAN) 76.000.000 76.000.000 37.900.000 38.100.000

4 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 76.000.000 75.874.225 40.020.000 35.854.225

5 Partai Bulan Bintang (PBB) 38.000.000 38.000.000 28.748.500 9.251.500

6

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 38.000.000 37.300.000 31.050.000 6.250.000

7

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 38.000.000 37.295.000 8.885.000 28.410.000

8 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 19.000.000 19.000.000 19.000.000 0

Jumlah 570.000.000 551.569.225 231.973.500 319.595.725

Page 13: Audit Banpol BPK

9

Pengeluaran pada masing-masing parpol yang tidak sesuai Permendagri No.25/2006

adalah sebagai berikut :

1) Partai Golongan Karya :

a) Pelatihan Tenaga Pelatih – Training To Trainer (TOT) total sebesar

Rp139.450.000,00.

b) Bantuan kegiatan dalam rangka HUT 42 tingkat Kab. Luwu Utara

Rp25.650.000,00.

2) Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) :

a) Biaya pelantikan pengurus partai kabupaten sebesar Rp13.330.000,00.

b) Bantuan bibit jagung untuk masyarakat desa Pettalandung Kec. Malengke

sebesar Rp1.000.000,00.

c) Sumbangan ke DPP PDK Sulsel, HUT PDK sebesar Rp5.000.000,00.

d) Sosialisasi program dan pembentukan pengurus baru setiap Kecamatan (11

Kecamatan) sebesar Rp11.000.000,00.

e) Rapat pimpinan daerah DPK PDK Luwu Utara sebesar Rp1.500.000,00.

f) Rapat program kerja DPK PDK Luwu Utara sebesar Rp2.000.000,00.

g) Springbed sebesar Rp2.800.000,00.

3) Partai Amanat Nasional (PAN) :

a) Pengadaan bendera + Spanduk Partai 250 lembar total sebesar Rp600.000,00.

b) Dana rutin partai untuk 1 tahun anggaran sebesar Rp12.000.000,00.

c) Biaya Musyawarah Daerah (MUSDA) II PAN Luwu Utara sebesar

Rp20.000.000,00.

d) Pembiayaan Musyawarah Cabang (MUSCAB) II PAN Luwu Utara untuk 11

Kecamatan/ DPC PAN total sebesar Rp5.500.000,00.

4) Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

a) Pelantikan pengurus dan rapat kerja DPD PKS Luwu Utara sebesar

Rp1.455.000,00.

b) Ansyithah Ramadhan 1427 H total sebesar Rp4.520.000,00.

c) Menyambut Idul Fitri 1427 H total sebesar Rp7.619.000,00.

d) Pengadaan 2 unit kendaraan roda dua DPD PKS Luwu Utara total sebesar

Rp18.575.225,00.

Page 14: Audit Banpol BPK

10

e) Bantuan biaya pendidikan 2 mahasiswa asal Lutra di STAI Azhar Center

Makassar total sebesar Rp3.285.000,00.

f) Pelatihan survei dan media di Makassar sebesar Rp400.000,00.

5) Partai Bulan Bintang (PBB) :

a) Operasional Partai, sebesar Rp7.200.000,00.

b) Konsumsi kegiatan DPC, sebesar Rp2.051.500,00.

6) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) :

a) Pengadaan bendera dan umbul-umbul 200 lembar, sebesar Rp250.000,00.

b) Biaya pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Anak Cabang, sebesar

Rp3.000.000,00.

c) Biaya pelaksanaan diklat kaderisasi partai, sebesar Rp3.000.000,00.

7) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) :

a) Biaya konsolidasi partai (akomodasi), sebesar Rp1.410.000,00.

b) Biaya kompercab I PDI-P Lutra, sebesar Rp27.000.000,00.

Kondisi tersebut diatas tidak sesuai dengan :

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pada

Penjelasan pasal 17 ayat (3) menyatakan bahwa Bantuan yang dimaksud

dilaksanakan oleh pemerintah dan disampaikan kepada partai politik untuk biaya

administrasi dan/atau sekretariat partai politik sesuai dengan kemampuan

keuangan Negara dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2005 jo.

Permendagri Nomor 25 Tahun 2006 Lampiran III tentang Pedoman Pengajuan,

Penyerahan dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang

menyatakan bantuan parpol hanya digunakan untuk 11 jenis pengeluaran yaitu

honorarium, lembur, administrasi umum, langganan daya dan jasa, pos dan giro,

pemeliharaan gedung, pemeliharaan data dan arsip, biaya perjalanan, komputer,

mesin tik, dan meubelair kantor.

Page 15: Audit Banpol BPK

11

Permasalahan tersebut mengakibatkan :

1. Bantuan Keuangan Partai Politik yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu

Utara digunakan tidak sesuai peruntukkan sebesar Rp319.595.725,00

2. Tujuan penggunaan pemberian bantuan keuangan kepada partai politik tidak

sepenuhnya tercapai.

Kondisi tersebut disebabkan :

1. Bendahara partai politik yang tidak memperhatikan peraturan perundangan yang

berlaku dalam membuat laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai

politik.

2. Kurangnya sosialisasi dan pemberian informasi dari pihak Kantor Kesbang dan

Linmas kepada partai politik yang bersangkutan mengenai syarat-syarat

penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik.

Atas permasalahan tersebut, pengurus parpol mengemukakan hal-hal sebagai

berikut :

1. Petunjuk teknis penggunaan dana bantuan partai politik telah disampaikan kepada

masing-masing Partai Politik.

2. Dalam hal proses pencairan dana bantuan Partai Politik, masing-masing Partai

Politik mengajukan permohonan kepada Bupati yang selanjutnya diverifikasi oleh

Kantor Kesbang Linmas yang melibatkan instansi terkait dan kemudian

pencairannya melalui Sekretariat Daerah Kabupaten Luwu Utara.

3. Masing-masing Partai Politik sebelum mengajukan proses pencairan dana bantuan

yang akan diterimanya, Tim Verifikasi telah menyampaikan penggunaannya dapat

disesuaikan dengan peruntukannya.

Selanjutnya memohon petunjuk dan arahan dari BPK agar dapat melaksanakan tugas

dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

BPK RI merekomendasikan agar :

1. Bupati Luwu Utara menegur pihak Kantor Kesbang dan Linmas untuk memberikan

informasi mengenai syarat-syarat penggunaan bantuan keuangan oleh Partai Politik

sesuai peraturan yang berlaku.

Page 16: Audit Banpol BPK

12

2. Dewan Pimpinan Wilayah Partai politik menegur Ketua Dewan Pimpinan Daerah

agar penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik disesuaikan dengan

peraturan yang berlaku.