audit bpk pengembalian dana blbi

551
7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 1/551  p .o  g  BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI) PADA 15 BANK (DALAM LIKUIDASI) Nomor : 01/XII/02/2006 Tanggal : 06 Februari 2006 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210 Telp/Fax (021) 5700501

Upload: freddy-daniel-nababan

Post on 18-Feb-2018

362 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 1/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

15 BANK (DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01/XII/02/2006Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501

Page 2: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 2/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  8

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 8

2. Tujuan Pemeriksaan 8

3. Sasaran Pemeriksaan 8

4. Metodologi Pemeriksaan 8

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 9

6. Obyek Pemeriksaan 9

BAB II GAMBARAN UMUM 11

1. Penetapan Status BDL 11

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi (TL) 11

3. Jumlah BLBI yang Diterima 12

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 13

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 13

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 14

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 16

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL)

16

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 18

10. Hal-Hal Lain 20

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 23

1. Sistem Pengendalian Intern 23

a. Lingkungan Pengendalian 23

 b. Pengendalian Pengamanan 23

Page 3: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 3/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 24

a. PT Sejahtera Bank Umum (DL) 24

 b. PT Bank Jakarta (DL) 25

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 25

a. Realisasi Pencairan Aset 25

 b. Pembayaran Kewajiban 46

c. Realisasi Biaya Operasional 52

d. Sisa Aset 61

e. Indikasi Tindak Pidana Korupsi 76

4. Saran BPK-RI 94

LAMPIRAN

I Susunan Tim Likuidasi BDL

II Analisis Kinerja TL pada 14 BDL

Page 4: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 4/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 1 dari 82

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

15 BANK DALAM LIKUIDASI (BDL)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada 15 BDL. Dari 15 BDL, terdapat satu bank

yaitu PT Bank Umum Majapahit (DL) telah ditutup, maka pemeriksaan hanya dilakukan pada

14 BDL.

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada 14 BDL tidak dapat diandalkan, karena beberapa hal. Pertama, lingkungan

 pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Di antaranya posisi pemegang

saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan pengelola yaitu Tim Likuidasi

(TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas

dan regulator   bagi BDL dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI)

maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadapakuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya. Sesuai dengan PP No. 25 Tahun 1999

masa kerja TL telah berakhir pada tahun 2003 namun sampai dengan saat ini belum ada

kejelasan mengenai status TL mengingat proses likuidasi belum selesai.

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas BDL di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga

tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

 Namun demikian, ada perkembangan yang terjadi pada PT Sejahtera Bank Umum (DL)

dan PT Bank Jakarta (DL) yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan terdahulu.

Permasalahan pada PT Sejahtera Bank Umum (DL) yang berkaitan dengan penyaluran dan penggunaan BLBI telah ditindaklanjuti oleh Kejaksaan. Jaksa Agung Muda telah

mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan yang menyatakan bahwa perbuatan

yang dilakukan oleh TL PT Sejahtera Bank Umum (DL) bukan merupakan tindak pidana.

Sementara itu permasalahan pada PT Bank Jakarta (DL) yang berkaitan dengan dana

Page 5: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 5/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 2 dari 82

talangan dari Bank Indonesia yang disalahgunakan oleh TL PT Bank Jakarta (DL) telah

selesai dan menurut Surat Kejaksaan Agung perbuatan tersebut menjadi masalah perdata.

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL.

a. Realisasi Pencairan Aset

Dari jumlah aset 14 BDL per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar Rp8.470.324,37 juta

telah direalisasikan pencairan aset oleh TL 14 BDL sampai dengan tanggal 30 April

2005 sebesar Rp4.114.009,56 juta, yang terdiri atas hasil penagihan kredit sebesar

Rp3.548.920,45 juta (Rp3.428.885,20 juta dan USD 12,635.29 ribu/ekuivalen sebesar

Rp120.035,26 juta dengan kurs rata-rata sebesar Rp9.500,00/1 USD) serta penjualan

aset sebesar Rp565.089,11 juta.

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan pencairan aset adalah sebagai

 berikut:

1)  Pemberian discount /penghapusan piutang sebesar Rp151.430,78 juta (antara 27%

sampai dengan 100% dari pokok pinjaman) kepada debitur-debitur pada PT Bank

Pacific (DL), PT Bank Harapan Santosa (DL), PT Bank Industri (DL), PT Bank

SEAB (DL), PT Bank Dwipa Semesta (DL) dan PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

melebihi ketentuannya (25%);

2)  Aset jaminan debitur pada PT Bank Jakarta (DL), PT Bank Pinaesaan (DL) dan PT

Bank Kosagrha Semesta (DL) dijual di bawah Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP),

sehingga hasil penjualan kurang sebesar Rp3.121,30 juta dari yang diharapkan;

3)  Penjualan aset jaminan debitur pada PT Bank Jakarta (DL) dan PT Bank Kosagrha

Semesta (DL) dilakukan di bawah nilai appraisal, sehingga hasil penjualan kurang

sebesar Rp900,00 juta dari yang diharapkan; 

4)  Penyelesaian kredit pada PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp3.303,61 juta dengan

cara kompensasi (set off) tidak didukung dengan dokumen yang lengkap sehingga

cara penyelesaian kredit tersebut dilakukan secara tidak benar;

5)  Penjualan aset berupa kendaraan, tanah dan bangunan seluruhnya senilai

Rp18.461,82 juta pada PT Bank Jakarta (DL), PT Bank Citrahasta

Dhanamanunggal (DL) dan PT Bank Anrico (DL) tidak dilakukan melalui lelang,

dan tanpa appraisal ;

6) 

Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PPh atas transaksi

 jual beli tanah, rumah dan ruko pada PT Bank Pinaesaan (DL) dan PT Bank Jakarta

(DL) kurang disetor ke kas negara sebesar Rp100,00 juta;

Page 6: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 6/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 3 dari 82

7)  Pembayaran hasil penjualan jaminan Grup PT Amcol Bumi Wisata pada PT Bank

Kosagrha Semesta (DL) dilakukan dengan bilyet giro (cheque) mundur sebesar

Rp988,76 juta sampai dengan tanggal 30 April 2005 masih belum dapat dicairkan;

8)  Penjualan tanah jaminan kredit dilakukan oleh PT Bank Anrico (DL) bukan pada

 penawar yang mengajukan harga tertinggi sehingga penerimaan TL berkurang

sebesar Rp863,38 juta;

9)  Pihak terkait PT Bank Anrico (DL) tidak kooperatif dalam proses penjualan

 jaminan kredit berupa delapan ruko sehingga hasil penjualan belum dapat

direalisasikan sebesar Rp897,85 juta;

10) Tanah dan bangunan senilai Rp1.400,00 juta atas jaminan kredit PT Nurina

 Nusantara Holyday T & T pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL) dijual di bawah

harga pasar dan tidak transparan;

11) Terdapat pembayaran  success fee sebesar Rp791,11 juta atau 22% sampai dengan

30% dari jumlah yang dibayarkan debitur kepada pengacara oleh PT Bank Industri

(DL) yang melebihi ketentuan sebesar 20%;

12) Terdapat penghapusan pinjaman eks Direksi PT Bank Industri (DL) sebesar

Rp1.006,00 juta;

13) Terdapat pemberian bagi hasil penjualan aset sebesar Rp1.392,26 juta kepada pihak

terkait (grup) yang tidak mempunyai dasar hukum yang jelas;

14) Cara penyelesaian surat berharga (obligasi) senilai Rp5.000,00 juta pada PT Bank

Harapan Santosa (DL) tidak dilakukan dengan hati-hati.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Jumlah kewajiban 14 BDL per tanggal 31 Oktober 1997 adalah sebesar

Rp14.322.215,08 juta, sedangkan jumlah aktivanya adalah sebesar Rp8.470.324,37 juta,sehingga ekuitasnya menjadi minus sebesar Rp5.851.890,71 juta.

Dari jumlah kewajiban 14 BDL tersebut, terdapat kewajiban kepada Pemerintah berupa

BLBI sebesar Rp11.880.389,99 juta. Sampai dengan tanggal 30 April 2005, kewajiban

BLBI baru dibayar kembali sebesar Rp2.590.065,23 juta (21,80%).

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan pembayaran kewajiban tersebut

adalah sebagai berikut:

1)  TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) kurang memotong dan menyetorkan PPh Pasal

23 dari tahun 1998 sampai dengan 2004 sebesar Rp661,65 juta;

2)  PT Bank Dwipa Semesta (DL) masih mempunyai kewajiban tidak tercatat sebesar

Rp110.894,71 juta;

3)  TL PT Bank Harapan Santosa (DL) membayar kewajiban kepada pihak ketiga

lainnya senilai Rp69.681,59 juta sebelum Dana Talangan Rupiah (DTR) lunas;

4)  Penyelesaian kewajiban kepada PT Trimegah Securindo Lestari (PT TS) merugikan

PT Bank Harapan Santosa (DL) sebesar Rp9.523,42 juta;

Page 7: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 7/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 4 dari 82

c.  Biaya Operasional

Jumlah realisasi biaya operasional 14 BDL dari tanggal 1 November 1997 sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp1.042.540,39 juta. BDL yang realisasi

 biaya operasionalnya terbesar adalah PT Bank Harapan Santosa (DL), PT Bank Pacific

(DL) dan PT Sejahtera Bank Umum (DL), yaitu masing-masing sebesar 35%, 23% dan

12% dari jumlah realisasi biaya operasional 14 BDL, sedangkan 11 BDL lainnya hanya

antara 1% sampai dengan 5%.

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan realisasi biaya operasional adalah

sebagai berikut:

1)  Pembayaran jasa konsultan hukum (lawyer ) pada PT Bank Pinaesaan (DL) belum

dipungut PPN 10% dan PPh Pasal 23 7,5% sebesar Rp1.288,08 juta;

2)  Pengeluaran biaya pegawai untuk THR dan biaya kesejahteraan karyawan sebesar

Rp2.309,35 juta pada PT Bank Pinaesaan (DL) tidak sesuai dengan ketentuan;

3)  Pembayaran jasa konsultan pada PT Bank Jakarta (DL) belum dipungut/disetor PPh

dan PPN sebesar Rp213,55 juta;

4)  TL PT Bank Kosagrha (DL) telah melakukan pembayaran kepada konsultan pajak

(Sdr. M. Husnaini Iskandar) sebesar Rp1.412,02 juta tetapi konsultan pajak tersebut

 belum menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian;

5)  Tambahan biaya operasional (operational cost ) dengan nilai sebesar Rp2.392,33

 juta dalam penanganan perkara di PT Bank Kosagrha Semesta (DL) belum dapat

diyakini kewajarannya;

6)  Dasar pembayaran honor TL PT Bank Industri (DL) yang ditetapkan oleh RUPS

untuk periode Desember 1997 sampai dengan April 2005 melebihi ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Sisa AsetJumlah sisa aset 13 BDL (tidak termasuk PT Bank Anrico yang belum menyusun

laporan keuangannya) per tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp4.236.226,39 juta.

Jumlah aset tersebut seharusnya menjadi bagian Pemerintah.

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan sisa aset adalah sebagai berikut:

1) Deposito di Bank Bukopin senilai Rp9.000,00 juta (pokok) tidak dapat dicairkan

oleh PT Bank Pinaesaan (DL) meskipun telah ada keputusan Mahkamah Agung;

2) Terdapat beberapa permasalahan dalam sisa aset eks jaminan dan jaminan yang

diterima dari nasabah pada PT Bank Pinaesaan (DL) sebagai berikut:

a)  Tanah dan Bangunan di Jl. Mayjen Sungkono, Darmo Park I/15 Surabaya milik

PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat dijual karena atas nama pemegang saham

(Sdr. Herman Rattu);

 b)  Jaminan berupa sebuah Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada

Kantor Cabang Jakarta diambil debitur dan hutangnya belum dibayar lunas;

Page 8: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 8/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 5 dari 82

c)  Sebidang tanah di Sudimara Barat, Cileduk SHM Nomor 2619 dibangun

sekolah dan sulit dijual;

d)  Tanah di Sudimara RT 01/03 Ciledug Tangerang SHM No.187 a.n. Landy

Wanget dijual oleh eks karyawan PT Bank Pinaesaan (DL) dalam sengketa di

 pengadilan;

e) Tanah kosong di Balimester Jatinegara dengan nilai buku sebesar Rp56,50 juta

sulit dijual dan telah dihapusbuku (write off );

3)  Penyerahan kembali jaminan kredit berupa tanah seluas 46.917 m2  sebesar

Rp7.884,33 juta dikembalikan kepada debitur oleh pemegang saham PT Bank

Jakarta (DL) adalah tindakan tidak wajar;

4)  Terdapat aset berupa tanah seluas 1.910,96 ha untuk jaminan kredit sebesar

Rp30.816,26 juta yang dipinjam Pemegang Saham PT Bank Jakarta (DL) yang

tidak jelas kelanjutannya;

5)  Aset berupa tanah seluas 39.763 m2 untuk jaminan kredit sebesar Rp8.000,00 juta

diambil alih oleh Pemegang Saham PT Bank Jakarta (DL) tanpa persetujuan dari

Tim Likuidasi (TL);

6)  Hutang PT Intercon Kebon Jeruk pada PT Bank Jakarta (DL) senilai Rp4.110,56

 juta tidak didukung jaminan dan tidak jelas cara penyelesaiannya;

7)  Sertifikat dan bukti kepemilikan tanah dan rumah sebagai jaminan kredit sebesar

Rp18.933,13 pada PT Bank Jakarta (DL) dikuasai oleh pihak lain;

8)  Jaminan kredit yang belum terjual berupa tanah dan bangunan pada PT Bank

Anrico (DL) tidak terawat dan dihuni oleh penghuni liar;

9)  TL PT Bank Anrico (DL) dan TL Bank Mataram Dhanarta (DL) tidak menguasai

 bukti-bukti kepemilikan aset berupa tanah dan/atau bangunan yang

dikuasajualkan/jaminan kredit;10) Kredit pihak terkait senilai Rp52.433,00 juta pada PT Bank Guna Internasional

(DL) tidak terjamin dan tidak jelas penyelesaiannya.

e. Indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK)

Temuan pemeriksaan yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK) adalah sebagai

 berikut:

1)  Pemblokiran, penyitaan dan pengalihan deposito hasil pencairan aset PT Bank

Pacific (DL) di PT Bank BNI menyimpang dari ketentuan yang ada dan dapat

mengurangi potensi pengembalian kewajiban kepada Negara sebesar Rp64.010,00

 juta ekuivalen USD7,400.00 ribu;

2)  Pemblokiran, penyitaan dan pengalihan deposito dan giro di PT Bank BNI hasil

 pencairan aset PT Sejahtera Bank Umum (DL) senilai Rp29.215,00 juta tidak

sesuai dengan ketentuan yang ada dan berpotensi mengurangi pengembalian

kewajiban kepada Negara;

Page 9: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 9/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 6 dari 82

3)  Kebijakan TL PT Bank Pacific (DL) dalam penerapan kurs untuk pelunasan kredit

oleh Debitur, PT Citra Flour Mils Persada (PT CFMP), tidak sesuai dengan

ketentuan dan merugikan PT Bank Pacific (DL) sebesar Rp24.857,97 juta;

4)  Tagihan kepada pihak terkait PT Bank Pacific (DL) sebesar Rp1.377.096,00 juta

tidak didukung dengan jaminan yang memadai dan pihak terkait tidak kooperatif

untuk menyelesaikan kewajibannya;

5)  PT Sadean Intra Mitra Corporation (SIMC) Group sebagai pihak terkait PT Bank

Mataram Dhanarta (DL) tidak kooperatif dan tidak beritikad baik untuk segera

melunasi kreditnya sebesar Rp183.061,99 juta;

6)  Pembayaran success fee jasa pengacara yang dilakukan sebelum pencairan aset dan

 pembayaran operational cost  berdasarkan persentase diragukan kewajarannya dan

 berpotensi merugikan PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp5.850,00 juta;

7)  Grup UDATIMEX sebagai pihak terkait PT Bank Pinaesaan (DL) tidak beritikad

 baik untuk melunasi kreditnya sebesar Rp408.462,90 juta.

4. Saran BPK-RI

Sehubungan dengan pemeriksaan atas 14 BDL, BPK-RI menyarankan sebagai berikut:

a.  Pemerintah dan BI segera mengambil langkah-langkah konkrit mengenai penyelesaian

tugas TL BDL termasuk kemungkinan mengambil alih aset yang masih tersisa di BDL

untuk menyelesaikan kewajiban bank dalam rangka meminimalkan kerugian negara;

 b.  Pihak penegak hukum menindaklanjuti beberapa permasalahan yang berindikasi TPK;

c.  TL mempertanggungjawabkan kepada RUPS atas pelaksanaan tugasnya yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d.  TL meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait sehubungan dengan kewajiban

 pihak terkait pada BDL dan apabila diperlukan agar dilakukan melalui jalur hukum.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit,

Haryanto Suwondo 

 NIP 240000361 

Page 10: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 10/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 7 dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada 15 BDL adalah:

a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara.

2. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada 15 BDL adalah untuk memastikan dan

mengetahui:

a. Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

 b. Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional BDL sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

c. Sisa aset yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban BDL.

3. Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada 15 BDL adalah:

a. Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku; b. Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c. Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 11: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 11/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 8 dari 82

d. Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi atau

 pejabat yang berkompeten.

5. Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan pada 15 BDL dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juli

2005.

6. Obyek Pemeriksaan

Obyek pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada 15 BDL adalah sebagai berikut:

a. PT Bank Pacific (DL);

 b. PT Sejahtera Bank Umum (DL);

c. PT Bank Harapan Santosa (DL);

d. PT Bank Guna Internasional (DL);

e. PT Bank Industri (DL);

f. PT Bank Anrico (DL);

g. PT Bank Jakarta (DL);

h. PT Bank SEAB (DL);

i. PT Bank Pinaesaan (DL);

 j. PT Bank Dwipa Semesta (DL);

k. PT Bank Astria Raya (DL);

l. PT Bank Kosagrha Semesta (DL);

m. PT Bank Mataram Dhanarta (DL);

n PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL);

o. PT Bank Umum Majapahit (DL).

Pada kenyataannya jumlah obyek pemeriksaan hanya 14 BDL, karena salah satu dari 15

BDL yaitu PT Bank Umum Majapahit (DL) telah ditutup.

Page 12: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 12/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 9 dari 82

BAB II 

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status BDL

Penetapan status bank untuk dilikuidasi/dicabut ijin usahanya adalah berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan. Pencabutan ijin usaha tersebut dilakukan berdasarkan usulan

BI.

Surat-Surat Keputusan Menteri Keuangan dimaksud untuk 14 bank adalah sebagai berikut:

No.Nomor dan Tanggal Surat Keputusan Menteri

KeuanganBank yang Dicabut Ijin Usahanya

1. No. 537/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Pacific

2. No. 531/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Sejahtera Bank Umum

3. No. 529/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Harapan Santosa

4. No. 530/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Guna Internasional

5. No. 525/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Industri

6. No. 526/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Anrico

7. No. 533/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Jakarta

8. No. 536/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank SEAB

9. No. 524/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Pinaesaan

10. No. 538/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Dwipa Semesta

11. No. 527/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Astria Raya

12. No. 534/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Kosagrha Semesta

13. No. 535/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Mataram Dhanarta

14. No. 539/KMK.017/1997 Tgl. 1/11-1997 PT Bank Citrahasta D.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi (TL)

TL BDL dibentuk berdasarkan Surat Keputusan BI dan dilaksanakan dengan Akta Notaris.

Sesuai dengan PP No. 25 Tahun 1999 masa kerja TL telah berakhir antara 24 Nopember

2002 sampai dengan 24 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan 30 Juni

2003 namun sampai dengan saat ini belum ada kejelasan mengenai status TL. Dilain pihak proses likuidasi belum selesai, karena belum seluruh aset dapat dicairkan dan seluruh

kewajiban belum dapat dilunasi.

Susunan TL sejak didirikan sampai dengan saat ini untuk 14 BDL dapat dilihat pada

Lampiran I.

Page 13: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 13/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 10 dari 82

3. Jumlah BLBI yang Diterima

Berdasarkan hasil pemeriksaan, jumlah BLBI yang diterima oleh 14 BDL adalah sebesar

Rp11.880.383,98 juta, yang dapat dirinci sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Dana Talangan

No. BDL Saldo DebetRp

(DTR)Valas (DTV)

Jumlah

%

Dari Total

1 2 3 4 5 6 7

1. PT Bank Pacific 1.843.343,36 145.202,00 144.821,08 2.133.366,4417,96

2. PT Sejahtera Bank Umum 203.731,89 1.297.121,00 186.496,63 1.687.349,5214,20

3. PT Bank Harapan Santosa 1.570.044,26 2.234.524,00 61.614,05 3.866.182,3132,54

4. PT Bank Guna International 0,01 251.055,00 - 251.055,012,11

5. PT Bank Industri 232.346,23 279.124,00 - 511.470,23 4,31

6. PT Bank Anrico 9.803,73 200.277,00 - 210.080,731,77

7. PT Bank Jakarta - 210.994,00 - 210.994,001,78

8. PT Bank SEAB 733.317,02 166.082,00 - 899.399,027,57

9. PT Bank Pinaesaan 411.118,49 269.966,00 - 681.084,495,73

10. PT Bank Dwipa Semesta 103.135,86 6.970,13 - 110.105,990,93

11. PT Bank Astria Raya 456.969,26 121.949,00 - 578.918,264,87

12. PT Bank Kosagrha Semesta 154.940,41 46.872,20 - 201.812,611,70

13. PT Bank Mataram Dhanarta 283.265,21 53.498,00 - 336.763,21 2,83

14. PT Bank Citrahasta Dh. 158.404,17 43.398,00 - 201.802,171,70

Total 6.160.419,90 5.327.032,33 392.931,76 11.880.383,99100,00

Keterangan:

- DTV PT Bank Pacific = USD16,108.66 ribu ekuivalen Rp144.821,08 juta.

- DTV PT Sejahtera Bank Umum = USD20,837.61 ribu ekuivalen Rp186.496,63 juta.

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa BDL penerima BLBI terbesar adalah PT Bank

Harapan Sentosa, PT Bank Pacific dan PT Sejahtera Bank Umum, yaitu masing-masing

sebesar 32,54%, 17,96% dan 14,20% dari jumlah BLBI yang diberikan kepada 14 BDL,

sedangkan 11 BDL yang lainnya menerima BLBI antara 1% sampai dengan 8% .

BLBI yang diberikan kepada bank-bank di atas telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai

dengan kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6 Februari

1999 dan Akta Cessie yang dibuat di hadapan Notaris antara Direksi BI dan Ketua Badan

Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dengan pengalihan tersebut, maka BLBI yang

Page 14: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 14/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 11 dari 82

diberikan oleh BI beralih menjadi hutang Pemerintah kepada BI dan sekaligus menjadi

 piutang Pemerintah cq. BPPN kepada bank-bank.

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Pada umumnya tidak ada akta pengikatan yang dilakukan bank-bank dengan Bank

Indonesia dan tidak ada jaminan yang diberikan bank-bank kepada BI, baik yang bersumber

dari Saldo Debet maupun dari DTR dan DTV.

Akta pengikatan diadakan hanya untuk DTV, yaitu sebagai berikut:

No.Nomor/Tanggal

AktaNotaris Bank

1. No. 22/30 Juni 1998 Martin Roestam, SH PT Bank Pacific (DL)

2. No. 23/30 Juni 1998 Martin Roestam, SH PT Bank Pacific (DL)

3. No. 164/27 Juni 1998 Teddy Anwar, SH PT Sejahtera Bank Umum (DL)

4. No. 62/30 Juni 1998Koesbrono Samarhadi,

SH. MH.

PT Bank Harapan Santosa (DL)

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada bank-bank telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai dengan

kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6 Februari 1999

dan akta cessie yang dibuat di hadapan Notaris antara Direksi BI dan Ketua Badan

Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Dengan pengalihan tersebut, maka BLBI yang

diberikan oleh BI beralih menjadi hutang Pemerintah kepada BI dan sekaligus menjadi

 piutang pemerintah cq. BPPN kepada bank-bank.

Jumlah BLBI yang dialihkan tersebut adalah sebesar Rp11.880,383,98 juta, dengan rincian

sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. BDLPosisi Per

Tanggal

Jumlah BLBI yang

Dialihkan

1. PT Bank Pacific 29-01-1999 2.133.366,44

2. PT Sejahtera Bank Umum 29-01-1999 1.687.349,52

3. PT Bank Harapan Santosa 29-01-1999 3.866.182,31

4. PT Bank Guna International 22-02-1999 251.055,00

5. PT Bank Industri 29-01-1999 511.470,23

6. PT Bank Anrico 29-01-1999 210.080,73

Page 15: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 15/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 12 dari 82

dalam juta rupiah

No. BDLPosisi Per

Tanggal

Jumlah BLBI yang

Dialihkan

7. PT Bank Jakarta 29-02-1999 210.994,00

8. PT Bank SEAB 22-02-1999 899.399,02

9. PT Bank Pinaesaan 29-01-1999 681.084,49

10. PT Bank Dwipa Semesta 22-02-1999 110.105,99

11. PT Bank Astria Raya 29-01-1999 578.918,26

12. PT Bank Kosagrha Semesta 29-01-1999 201.812, 61

13. PT Bank Mataram Dhanarta 29-01-1999 336.763,21

14. PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal 29-01-1999 201.802,17

Jumlah 11.880.383,98

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa semua BLBI sebesar Rp 11.880.383,98 juta telahdialihkan menjadi kewajiban Pemerintah atau sebesar 100 %.

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI tersebut di atas telah dibayar kembali oleh 14 BDL sebesar Rp2.590.065,23

 juta, sehingga saldo BLBI per tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp9.290.318,76 juta,

dengan rincian sebagai berikut:

dalam juta rupiah/ribu USD

No. Nama BDL Jumlah BLBIPembayaran

KembaliSaldo BLBI

1 2 3 4 5

1. PT Bank Pacific 2.133.366,44 315.023,08 1.818.343,36

2. PT Sejahtera Bank Umum 1.500.852,89 738.529,19 868.077,70

  USD 20,837.61 USD 12,601.00 USD 8,236.61

3. PT Bank Harapan Sentosa 3.866.182,31 538. 228,06 3.327.954,26

4.PT Bank Guna

International251.055,01 156.054,31 95.000,70

5. PT Bank Industri 511.470,23 279.124,00 232.346,23

6. PT Bank Anrico 210.080,73 9.532,96 200.547,777. PT Bank Jakarta 210.994,00 100.959,95 110.034,05

8. PT Bank SEAB 899.399,02 99.302,72 800.096,30

9. PT Bank Pinaesaan 681.084,49 10.456,68 670.627,81

10. PT Bank Dwipa S. 110.105,99 6.970,13 103.135,86

11. PT Bank Astria Raya 578.918,26 121.949,00 456.969,26

Page 16: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 16/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 13 dari 82

dalam juta rupiah/ribu USD

No. Nama BDL Jumlah BLBIPembayaran

KembaliSaldo BLBI

12. PT Bank Kosagrha S. 201.812,61 46.872,20 154.940,41

13. PT Bank Mataram Dh. 336.763,21 31.186,00 305.577,21

14. PT Bank Citrahasta Dh. 201.802,17 23.098,83 179.510,35

  Jumlah

11.693.887,36

+USD 20,837.61

11.880.383,99

2.477.286,28

+USD 12,601.00

2.590.065,23

9.216.601,08

+USD 8,236.61

9.290.318,76

Keterangan:

- PT Sejahtera Bank Umum sebesar USD 20,837.61 ribu ekuivalen Rp186.496,63 juta;

USD12,601.00 ribu ekuivalen Rp112.778,95 juta dan USD 8,236.61 ribu ekuivalen Rp73.717,68 juta;

- Selain pembayaran kembali dari PT Bank Pacific dengan nilai total sebesar Rp315.023,08 juta,

terdapat juga setoran Rp238.000 juta yang dialihkan untuk pembayaran pajak. Atas hal ini, TLBank Pacific sedang melakukan banding;

- Pembayaran kembali dari PT Bank Harapan Sentosa Rp538.228,06 juta belum termasuk setoran

yang dialihkan dalam rangka pembayaran pajak senilai Rp16.869,95 juta;

-Pembayaran kembali dari PT Bank Jakarta sebesar Rp100.959,95 juta telah mencakup deposito

 pemilik lama PT Bank Jakarta (DL) yaitu Probosutedjo senilai 99,98 juta yang diperlakukan olehBI sebagai setoran pengembalian BLBI.

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa pengembalian BLBI yang telah dilakukan oleh 14

BDL selama lebih dari lima tahun yang lalu secara keseluruhan hanya sebesar 21,80% dari

 jumlah BLBI.

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi keuangan Bank-Bank Dalam Likuidasi per tanggal penutupan berdasarkan Laporan

Kantor Akuntan Publik adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Jumlah

No. BDLJumlah

Aktiva Kewajiban EkuitasKewajiban &

Ekuitas

1. PT Bank Pacific 2.406.204,03 3.015.158,65 (608.954,62) 2.406.204,03

2. PT Sejahtera Bank Umum 2.261.667,99 2.394.820,12 (133.152,13) 2.261.667,99

3. PT Bank Harapan Santosa 625.100,21 4.115.569,31 (3.490.469,10) 625.100,21

4.PT Bank Guna

International177.708,17 302.244,79 (124.536,62) 177.708,17

5. PT Bank Industri 634.905,86 843.708,53 (208.802,67) 634.905,86

6. PT Bank Anrico 170.855,87 212.177,65 (41.321,78) 170.855,87

7. PT Bank Jakarta 226.898,52 233.861,06 (6.962,54) 226.898,52

8. PT Bank SEAB 279.539,45 931.265,04 (651.725,59) 279.539,45

9. PT Bank Pinaesaan 370.928,77 647.878,49 (276.949,72) 370.928,77

10. PT Bank Dwipa S. 30.651,64 116.387,43 (85.735,79) 30.651,64

11. PT Bank Astria Raya 749.363,78 710.734,71 38.629,07 749.363,78

Page 17: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 17/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 14 dari 82

dalam juta rupiah

Jumlah

No. BDLJumlah

Aktiva Kewajiban EkuitasKewajiban &

Ekuitas

12. PT Bank Kosagrha S. 214.417,96 209.047,09 5.370,87 214.417,96

13. PT Bank Mataram D. )* 121.798,53 381.192,49 (259.393,96) 121.798,53

14. PT Bank Citrahasta D )* 200.283,59 208.169,72 (7.886,13) 200.283,59

  Jumlah 8.470.324,37 14.322.215,08 (5.851.890,71) 8.470.324,37

Keterangan: )* = Nilai Buku

Pada saat tanggal penutupan 14 BDL ternyata jumlah aktivanya hanya sebesar

Rp8.470.324,37 juta, sedangkan jumlah kewajibannya sebesar Rp14.322.215,08 juta,

sehingga ekuitasnya menjadi minus sebesar Rp5.851.890,71 juta.

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir Likuidasi/NAL)Posisi keuangan Bank-Bank Dalam Likuidasi per tanggal likuidasi berdasarkan Laporan

Akuntan Publik, adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Jumlah

No BDLJumlah

Aktiva Kewajiban EkuitasKewajiban

& Ekuitas

Posisi

Per

Tanggal

1. PT Bank Pacific

 Nilai Buku 1.915.243,06 2.431.910,70 (516.667,64) 1.915.243,06 23-5-03

 Nilai Realisasi 890.530,10 2.431.910,70 (1.541.380,60) 890.530,10

2. PT Sejahtera Bank

Umum

 Nilai Buku 1.016.165,32 2.121.673,87 (1.105.508,55) 1.016.165,32 24-5-03

 Nilai Realisasi 396.243,08 2.121.673,87 (1.725.430,79) 396.243,08

3. PT Bank Harapan

Santosa

 Nilai Buku 174.374,01 3.658.987,83 (3.484.613,82) 174.374,01 30-6-03

 Nilai Realisasi 123.580,24 3.658.987,83 (3.535.407,59) 123.580,24

4. PT Bank Guna

Internasional

 Nilai Buku 137.068,50 107.293,11 29.775,39 137.068,50 24-6-03

 Nilai Realisasi 68.131,54 107.033,65 (38.902,11) 68.131,54

5. PT Bank Industri

 Nilai Buku 122.715,58 568.806,40 (446.090,82) 122.715,58 24-5-03

 Nilai Realisasi 111.710,52 568.806,40 (457.095,88) 111.710,52

6. PT Bank Anrico

 Nilai Buku 36.030,02 205.396,09 (169.366,07) 36.030,02 24-6-03

 Nilai Realisasi 29.374,88 205.396,09 (176.021,21) 29.374,88

Page 18: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 18/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 15 dari 82

dalam juta rupiah

Jumlah

No BDLJumlah

Aktiva Kewajiban EkuitasKewajiban

& Ekuitas

Posisi

Per

Tanggal

7. PT Bank Jakarta

 Nilai Buku 183.973,23 136.046,66 47.926,57 183.973,23 18-9-03

 Nilai Realisasi 102.772,66 136.046,66 (33.274,00) 102.772,66

8. PT Bank SEAB

 Nilai Buku 192.288,43 806.076,11 (613.787,68) 192.288,43 4-6-03

 Nilai Realisasi 92.681,09 807.869,79 (715.188,70) 92.681,09

9. PT Bank Pinaesaan

 Nilai Buku 118.701,06 673.398,60 (554.697,54) 118.701,06 18-6-03

 Nilai Realisasi 74.063,66 673.398,60 (599.334,94) 74.063,66

10. PT Bank Dwipa S.

 Nilai Buku 116.759,18 105.962,81 10.796,37 116.759,18 3-6-03

 Nilai Realisasi 27.661,42 105.962,81 (78.301,39) 27.661,42

11. PT Bank Astria R.

 Nilai Buku 59.756,05 528.072,61 (468.316,56) 59.756,05 18-6-03

 Nilai Realisasi 92.467,60 528.072,61 (435.605,01) 92.467,60

12. PT Bank Kosagrha S.

 Nilai Buku 162.557,57 161.239,55 1.318,02 162.557,57 10-06-03

  Nilai Realisasi 39.169,82 161.110,30 (121.940,48) 39.169,82

13. PT Bank Mataram Dh

 Nilai Buku 9.720,78 346.535,16 (336.814,38) 9.720,78 23-6-03

 Nilai Realisasi 9.144,08 346.373,31 (337.229,23) 9.144,08

14. PT Bank Citrahasta Dh

 Nilai Buku 183.855,42 189.326,91 (5.471,49) 183.855,42 30-6-03 Nilai Realisasi 165.474,55 189.326,91 (23.852,36) 165.474,55

Jumlah Nilai Buku

Nilai Realisasi

4.429.208,21

2.223.005,24

12.040.726,41

12.041.969,53

(7.611.518,20)

(9.818.964,29)

4.429.208,21

2.223.005,24

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa pada umumnya nilai realisasi aktiva 14 BDL per

tanggal likuidasi berada jauh di bawah nilai buku dan kewajibannya. Hal ini menunjukkan

 bahwa kemampuan BDL untuk memenuhi kewajiban semakin sulit.

Page 19: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 19/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 16 dari 82

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi keuangan BDL per tanggal 30 April 2005 berdasarkan Laporan Audit Kantor

Akuntan Publik dan Laporan Keuangan Intern BDL adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Jumlah

No BDLJumlah

Aktiva Kewajiban EkuitasKewajiban

& Ekuitas

Ket.

1. PT Bank Pacific

 Nilai Buku 1.646.496,59 2.176.946,65 (530.450,06) 1.646.496,59 LK

 Nilai Realisasi 621.222,35 2.176.946,65 (1.555.724,30) 621.222,35 Intern

2. PT Sejahtera Bank

Umum

 Nilai Buku 1.164.833,47 2.224.552,27 (1.059.718,80) 1.164.833,47 LK

 Nilai Realisasi 319.203,54 2.224.552,27 (1.905.348,73) 319.203,54 Intern

3. PT Bank Harapan

Santosa

 Nilai Buku 167.218,38 3.622.109,56 (3.454.891,18) 167.218,38 KAP

 Nilai Realisasi 102.401,50 3.622.109,56 (3.519.708,06) 102.401,50

4. PT Bank Guna

Internasional

 Nilai Buku 134.761,40 106.794,72 27.966,68 134.761,40 KAP

 Nilai Realisasi 74.821,25 106.535,22 (31.713,97) 74.821,25

5. PT Bank Industri

 Nilai Buku 117.260,42 569.725,49 (452.465,07) 117.260,42 LK

 Nilai Realisasi 113.797,44 569.725,49 (455.928,05) 113.797,44 Intern

6. PT Bank Anrico Tidak Nilai Buku - - - - Memb.

 Nilai Realisasi - - - - LK

7. PT Bank Jakarta

 Nilai Buku 160.639,37 112.062,44 48.576,93 160.639,37 KAP

 Nilai Realisasi 80.626,42 112.062,44 (31.436,02) 80.626,42

8. PT Bank SEAB

 Nilai Buku 190.101,64 804.186,47 (614.084,83) 190.101,64 LK

 Nilai Realisasi - - - - Intern

9. PT Bank Pinaesaan

 Nilai Buku 114.483,05 672.726,07 (558.243,02) 114.483,05

 Nilai Realisasi 72.050,58 672.726,07 (600.675,49) 72.050,5810 PT Bank Dwipa S.

 Nilai Buku 131.550,92 107.919,57 23.631,35 131.550,92 LK

 Nilai Realisasi - - - - Intern

11 PT Bank Astria

Raya

Page 20: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 20/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 17 dari 82

dalam juta rupiah

Jumlah

No BDLJumlah

Aktiva Kewajiban EkuitasKewajiban

& Ekuitas

Ket.

 Nilai Buku 68.136,92 527.903,00 (459.766,08) 68.136,92 KAP

 Nilai Realisasi 91.854,45 527.903,00 (436.048,55) 91.854,45

12 PT Bank Kosagrha

S.

 Nilai Buku 157.911,09 160.777,45 (2.866,36) 157.911,09

 Nilai Realisasi 35.931,09 154.940,41 (119.009,32) 35.931,09

13 PT Bank Mataram

Dh.

 Nilai Buku 8.526,99 346.273,40 (337.746,41) 8.526,99 LK

 Nilai Realisasi - - - - Intern

14 PT Bank Citrahasta

D.

 Nilai Buku 174.306,15 180.541,39 (6.235,24) 174.306,15 KAP

 Nilai Realisasi 157.113,03 180.541,39 (23.428,36) 157.113,03

Jumlah Nilai Buku

Nilai Realisasi

4.236.226,39

1.669.021,65

11.612.518,48

10.348.042,50

(7.376.292,09)

(8.679.020,85)

4.236.226,39

1.669.021,65

Jumlah aktiva BDL baik nilai buku maupun nilai realisasinya pada umumnya lebih kecil

dari kewajibannya, seperti halnya pada tanggal likuidasi.

10. Hal-Hal Lain

a. 

Analisis Efektivitas dan Efisiensi TL dalam Meminimalkan Kerugian Negara

Hasil analisis terhadap realisasi pencairan aset, pembayaran kewajiban kepada

Pemerintah termasuk BLBI dan biaya operasional serta sisa aset pada 14 BDL

menunjukkan beberapa TL tidak efisien dan efektif dalam upaya meminimalkan

kerugian negara, seperti nampak di bawah ini:

Page 21: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 21/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 18 dari 82

No BDL

Biaya

Operasional

Dibanding

Pembayaran

Ke Pemerintah

Biaya

Operasional

Dibanding

Pencairan Aset

Pembayaran

Ke Pemerintah

Dibanding

Pencairan Aset

Pembayaran

Ke Pemerintah

Dibanding

Jumlah BLBI

1 PT Bank

Pacific 75% 30% 39% 15%

2 PT Bank Harapan

Santosa 67% 48% 71% 14%

3 PT Bank Anrico

130% 55% 42% 5%

4 PT Bank

Pinaesaan 353% 31% 9% 2%

5 PT Bank Dwipa

S. 633% 60% 10% 6%

Rata-Rata 38% 26% 68% 23%

Keterangan Semakin kecilsemakin

baik

Semakin kecilsemakin baik

Semakin besarsemakin

baik

Semakin besarsemakin

baik

Sementara itu, dalam tabel berikut ini menunjukkan beberapa TL telah efisien dan

efektif dalam upaya meminimalkan kerugian negara.

No BDL

Biaya

Opearasional

Dibanding

Pembayaran

Ke Pemerintah

Biaya

Operasional

Dibanding

Pencairan Aset

Pembayaran

Ke Pemerintah

Dibanding

Pencairan Aset

Pembayaran

Ke Pemerintah

Dibanding

Jumlah

BLBI

1 PT Sejahtera Bank

Umum 13% 10% 78% 53%

2 PT Bank

Guna Internasional 29% 19% 64% 62%

3 PT Bank Industri 17% 23% 137% 55%

4 PT Bank Jakarta 17% 17% 105% 48%

Rata-rata 38% 26% 68% 23%

Keterangan Semakin kecil

Semakin baik

Semakin kecil

Semakin baik

Semakin besar

semakin baik

Semakin besar

semakin baik

Secara lengkap analisis 14 BDL tersebut dapat dilihat pada Lampiran II. 

b. 

Masa Tugas TL

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran, dan Likuidasi Bank Pasal 12 disebutkan bahwa

masa tugas semua TL telah berakhir di tahun 2003. Akan tetapi proses pengalihan

kepada Pemerintah terkesan lambat. Hasil diskusi dengan pihak Departemen Keuangan

Page 22: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 22/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 19 dari 82

dan BI menunjukkan bahwa Pemerintah belum memutuskan langkah-langkah kongkrit

yang akan dilakukan terhadap BDL.

Page 23: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 23/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 20 dari 82

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring   pada 14 BDL pada umumnya

menunjukkan masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak

dalam uraian berikut:

a.  Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada 14 BDL tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur manajemen

tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai. Sesuai dengan ketentuan yang ada,

 pada akhir masa tugasnya TL bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus

menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap

hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di 14

BDL, mengingat pada umumnya nilai kewajiban 14 BDL kepada Pemerintah berupa

saldo debet dan dana talangan rupiah lebih besar dari harta yang ada. Di samping itu,

saat ini 14 BDL juga sedang menghadapi tuntutan dari kreditur yang merasa memiliki

 piutang pada BDL, tetapi atas simpanan tersebut tidak tercatat dalam Laporan

Keuangan Penutupan BDL.

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada. Dengan kondisi ini, TL kurang

memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan

negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan

negara. Dalam kenyataannya pemegang saham utama masih besar pengaruhnya

terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak

maksimalnya pengembalian harta BDL kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi 14 BDL, baik

itu BI maupun Departemen Keuangan. Selama ini pihak BI hanya memantau posisi aset

dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari BDL. Ketidakjelasan inimengakibatkan tidak adanya ketentuan dan/atau prosedur yang memadai dan secara

tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan pencairan aset dan

 pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Page 24: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 24/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 21 dari 82

Untuk kegiatan pencairan aset di 14 BDL selain kegiatan pencairan aset bank dan

 jaminan yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang saham, baik

yang diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham maupun aset yang berhasil

disita dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL dilakukan penyitaan dan

dilakukan penjualan proses lelang pengadilan. Pengurusan aset milik pemegang saham

yang diambil alih tersebut dilakukan dengan menggunakaan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas BDL, juga terdapat

ketidakjelasan mengenai masa kerja TL BDL. Sesuai dengan ketentuan yang ada masa

kerja TL BDL pada umumnya adalah selama lima tahun sejak terbentuknya TL

ditambah dengan enam bulan. Pada akhir masa tugasnya TL harus menyusun NAL yang

akan dimintakan persetujan ke BI sebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL.

Tetapi sampai dengan lima tahun masa kerja TL dan telah disusun NAL ternyata belum

ada persetujuan dari BI mengenai pelaksanaan RUPS dan sampai dengan akhir

 pemeriksaan belum ada kejelasan mengenai status TL walaupun masa kerja TL sudah

 berakhir.

Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada BDL diketahui bahwa

selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP adalah untuk menentukan posisi aset

dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai kinerja TL dan/atau

memberikan opini terhadap laporan keuangan BDL.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas BDL di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga

tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

 Namun demikian, dari pemeriksaan ternyata terdapat perkembangan yang berkaitan dengan

 pemeriksaan, yaitu pada PT Sejahtera Bank Umum (DL) dan PT Bank Jakarta (DL) sebagai

 berikut: 

a. 

PT Sejahtera Bank Umum (DL)

Hasil audit investigasi atas penyaluran dan penggunaan BLBI pada PT Sejahtera Bank

Umum (DL) yang dimuat dalam Laporan Audit Investigasi Nomor 06/48/Auditama

II/AI/VII/2000 tanggal 31 Juli 2000 menyebutkan beberapa masalah yang ditemukan

dalam penyaluran dan penggunaan BLBI. Permasalahan tersebut telah ditindaklanjuti

oleh Kejaksaan Agung dengan memanggil dan meminta keterangan kepada Ketua dan

Wakil Ketua Tim Likuidasi PT Sejahtera Bank Umum (DL). Setelah melakukan

 penyidikan, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus mengeluarkan Surat Perintah

Penghentian Penyidikan Nomor Prin-01/F/F2.1/01/2003 tanggal 2 Januari 2003, yang

menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan Ketua dan Wakil Ketua Tim Likuidasi PT

Sejahtera Bank Umum (DL) bukan merupakan tindak pidana.

b. 

PT Bank Jakarta (DL)

Berdasarkan Laporan Audit Investigasi BPK-RI Nomor 06/42/Auditama II/AI/VII/2000

tanggal 31 Juli 2000 terhadap bank, ditemukan adanya penyimpangan pembayaran

Dana Pihak Ketiga (DPK) kepada pihak terkait. Dalam Laporan Audit Investigasi

tersebut diperoleh keterangan bahwa menurut Sdr. H. Probosutedjo, Direksi BI telah

Page 25: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 25/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 22 dari 82

memberikan persetujuan (secara lisan). Sehubungan dengan permasalahan tersebut di

atas, Deputi Gubernur Senior BI dengan Nomor 3/3/DGS/DPIP tanggal 11 Januari 2001

menyatakan menolak klaim Sdr. H. Probosutedjo dan memerintahkan PT Bank Jakarta

(DL) mengembalikan dana sejumlah Rp96.759,00 juta kepada Pemerintah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Tim Pemberesan (TP) PT Bank Jakarta (DL) tidak

melakukan usaha-usaha untuk menarik kembali dana talangan rupiah tersebut. Hal ini

mengakibatkan terjadinya potensi kerugian negara sebesar Rp96.759,00 juta.

TP PT Bank Jakarta (DL) menanggapi bahwa dengan adanya kasus ini seluruh Anggota

TP telah dipanggil dan/atau diperiksa oleh Kejaksaan. Dari hasil pemeriksaan oleh

Kejaksaan tersebut, maka telah diterbitkan surat oleh Kejaksaan tanggal 9 April 2002

yang antara lain menjelaskan bahwa penyelidikan terhadap kasus penyalahgunaan dana

talangan dari BI oleh PT Bank Jakarta (DL) telah selesai. Perbuatan yang ditemukan

adalah perbuatan perdata. Dalam hal ini, PT Bank Jakarta (DL) mempunyai kewajiban

untuk menyelesaikan dana talangan sebesar Rp210,00 milyar (posisi sampai dengan

 bulan September 2003).

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL. Hasil pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut di bawah ini.

a.  Realisasi Pencairan Aset

Pencairan aset dilakukan baik melalui penagihan kredit maupun penjualan aktiva tetap

dan inventaris kantor.

Jumlah realisasi pencairan aset 14 BDL dari tanggal 1 November 1997 sampai dengan -

tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp4.114.009,56 juta. Jumlah ini terdiri atas hasil

 penagihan kredit sebesar Rp3.548.920,45  juta (Rp3.428.885,20 juta dan USD12,635.29

ribu/ekuivalen sebesar Rp120.035,26 juta dengan kurs rata-rata sebesar Rp9.500,00/1

USD) serta penjualan aset berupa tanah, bangunan dan kendaraan bermotor sebesar

Rp565.089,11  juta, yang secara rinci adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. BDL Penagihan

Kredit

Penjualan

Aset

Jumlah

Pencairan

Aset

1. PT Bank Pacific 762,431,43 35.404,93 797.836,36

2. PT Sejahtera Bank U. 1.188.128,68 36.444,82 1.224.573,50

3. PT Bank Harapan S. 509.215,90 244.049,99 753.265,89

4. PT Bank Guna Int. 163.269,00 78.961,00 242.230,00

5. PT Bank Industri 289.539,70 28.796,76 318.336,46

6. PT Bank Anrico 18.299,20   4.145,07 22.444,27

7. PT Bank Jakarta 94.429,20 2.023,05 96.452,25

Page 26: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 26/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 23 dari 82

8. PT Bank SEAB 87.685,22 11.797,44 99.482,66

9. PT Bank Pinaesaan 79.686,95 37.863,38 117.550,33

10. PT Bank Dwipa S. 28.423,39 44.827,05 73.250,44

11. PT Bank Astria Raya 202.631,47 25.388,82 228.020,29

12. PT Bank Kosagrha S. 80.873,62 2.614,12 83.487,74

13. PT Bank Mataram D. 23.955,11 1.681,11 25.636,22

14. PT Bank Citrahasta Dh. 20.351,58 11.091,57 31.443,15

  Jumlah 3.548.920,45 565.089,11 4.114.009,56

Apabila jumlah pencairan aset sebesar Rp4.114.009,56  juta itu dibandingkan dengan

 jumlah aset 14 BDL per tanggal 31 Oktober 1997 yang harus dicairkan sebesar

Rp8.470.324,37 juta, maka realisasi pencairan aset tersebut hanya sebesar 48,57% dari

 jumlah aset yang harus dicairkan.

Temuan-temuan pemeriksaan yang terkait dengan pencairan aset adalah sebagai

 berikut:

1)  

Temuan - Pemberian discount/penghapusan piu tang sebesar Rp151.430,78 juta

(antara 27% sampai dengan 100% dari pokok pin jaman) kepada debitur -debitur

pada PT Bank Pacif ic (DL ), PT Bank H arapan Santosa (DL ), PT Bank I ndustri

(DL), PT Bank SEAB (DL), PT Bank Dwipa Semesta (DL) dan PT Bank

Mataram Dhanar ta (DL ) melebihi ketentuannya (25%)

Selama tahun 2000 – 2005, TL beberapa BDL telah memberikan

discount /penghapusan antara 27% sampai dengan 100% dari pokok pinjaman

kepada beberapa debitur, seperti nampak dalam tabel berikut:

dalam juta rupiah

No. BDL Jumlah

Debitur

Jumlah

Pinjaman

Jumlah

Discount

%

Discount1. PT Bank Pacific 14 180.589,83 133.786,22 30%-89%

2. PT Bank Harapan S. 8 11.074,88 10.555,22 35%-100%

3. PT Bank Industri 6 2.091,97 698,50 29%-41%

4. PT Bank SEAB 2 1.600,00 795,00 49%-58%

5. PT Bank Dwipa S 2 2.298,39 1.373,85 30%-64%

6. PT Bank Mataram D 9 13.507,99 4.221,99 27%-71%

Jumlah 211.163,06 151.430,78

Pemberian discount /penghapusan tersebut di atas tidak sesuai dengan ketentuannya

yaitu maksimum 25%.

Dalam Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999 perihal Tata Cara

Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Umum disebutkan bahwa

salah satu wewenang TL adalah melakukan perundingan dan tindakan lainnya

dalam rangka penjualan harta kekayaan dan penagihan terhadap para debitur.

Mengenai penagihan terhadap para debitur tersebut, dalam Pedoman Pelaksanaan

Kerja TL yang ditandatangani oleh semua TL pada tanggal 8 Agustus 2000

Page 27: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 27/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 24 dari 82

disebutkan bahwa  Discount   atau penghapusan dimungkinkan untuk diberikan

 berdasarkan keputusan masing-masing TL dengan pertimbangan sebagai berikut:

a)  Pertimbangan yang bersifat ekonomis menjadi penting apabila upaya hukum

melalui jalur hukum akan memakan biaya yang lebih besar dan jangka waktu

yang panjang ditambah adanya unsur ketidakpastian;

 b)  Kemampuan debitur atau keadaan perusahaan debitur untuk dapat membayar

kewajibannya serta status dan nilai agunan;

c)  Pada dasarnya pemberian discount /penghapusan untuk bunga pinjaman

dimungkinkan.  Discount /penghapusan terhadap pokok pinjaman harus dilihat

secara kasus demi kasus;

d)  Pemberian discount atas pokok pinjaman termaksud pada butir (3) maksimum

25%. Bagi debitur yang tidak bersedia sebagaimana dimaksud, agar

diselesaikan melalui jalur hukum (eksekusi) dan apabila masih ada saldo/sisa

 pinjamannya, maka sisanya tetap menjadi kewajiban debitur dimaksud;

e)  Atas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait yang turut serta menjadi

 penyebab ambruknya bank, tidak dapat diberikan discount .”

Dengan adanya pemberian discount   yang melebihi 25% mengakibatkan tidak

optimalnya penerimaan dari hasil penagihan dan juga dapat menimbulkan peluang

untuk tujuan yang tidak baik.

Hal tersebut terjadi karena TL tidak sepenuhnya mengikuti pedoman kerja yang

telah ditandatangani oleh semua TL. Selain itu, ada beberapa TL yang beranggapan

 bahwa peluang atas setiap pembayaran yang dilakukan oleh debitur harus

dimanfaatkan mengingat tidak semua debitur bersifat kooperatif.

Sehubungan dengan adanya kondisi tersebut di atas, TL keenam BDL tersebut di

atas menanggapi antara lain sebagai berikut:

a)  Tidak semua debitur bersifat kooperatif sehingga jika komitmen debitur untuk

membayar tidak diakomodasikan maka peluang tersebut akan hilang;

 b)  Ada kredit yang diberikan oleh bank tidak didukung dengan agunan dan surat

 pengakuan hutang;

c)  Kredit sudah lama macet dan jaminan tidak mencukupi;

d)  Mengikuti kebijakan BPPN untuk kredit sindikasi, dimana BPPN telah menjual

 bagiannya melalui lelang;

e)  Salah satu debitur PT Bank Harapan Santosa (DL) yaitu PT Multy City Agung

dinyatakan pailit sehingga sisa pinjamannya dihapus;

f) 

Pemilik PT Dwi Kencana Ganda, salah satu debitur PT Bank SEAB (DL)

meninggal dunia, sedangkan jaminan hutangnya tidak ada, dan pembayaran

sebagian hutangnya dilakukan oleh kakak kandungnya, sehingga sisa pinjaman

(hutangnya) dihapus;

Page 28: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 28/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 25 dari 82

g)  Jaminan atas nama salah satu debitur PT Bank SEAB (DL), yaitu Sdr. Mukmin

Saudjana sudah diambil alih oleh PT Bank SEAB (DL), tetapi karena kondisi

 barang jaminan tersebut kurang baik, maka hasil penjualannya di bawah jumlah

hutangnya.

2)   Temuan - Aset jaminan debitur pada PT Bank Jakarta (DL ), PT Bank Pinaesaan

(DL ) dan PT Bank Kosagrha Semesta (DL ) diju al di bawah Nil ai Jual Obyek

Pajak (NJOP) sehingga hasil penjualan ku rang sebesar Rp3.121,30 juta dari

yang diharapkan

Dari pemeriksaan diketahui bahwa dalam tahun 1999 sampai dengan 2000 terdapat

aset-aset jaminan debitur berupa tanah dan bangunan pada PT Bank Jakarta (DL),

PT Bank Pinaesaan (DL) dan PT Bank Kosagrha Semesta (DL) yang dijual oleh TL

di bawah NJOP, seperti nampak sebagai berikut:

dalam juta rupiah 

No. Aset/BDL Harga Jual NJOP Selisih

Kurang

1. Enam Ruko dan dua rumah di

Jakarta Barat /PT Bank Jakarta

3.475,00 3.773,74 298,74

2. Tanah & Bangunan di Bogor,

Cianjur,Cipanas, Cipendawa dan

Surabaya / PT Bank Pinaesaan

10.423,00 11.175,58 752,58

3. Tiga Tanah di Surabaya/PT Bank

Kosagrha Semesta

5.642,80 7.712,78 2.069,98

Jumlah 19.540,80 22.662,10 3.121,30

Selain itu, diketahui pula hal-hal sebagai berikut:

a)  TL PT Bank Jakarta (DL) melaksanakan penjualan aset tanpa lelang dan belum

 pernah melakukan penilaian aset serta tidak memiliki perkiraan nilai sendiri

(owners estimate);

 b)  TL PT Bank Pinaesaan (DL) melakukan penawaran melalui iklan di mass

media. Aset yang dijual telah dilakukan appraisal  sebelum dijual;

c)  Menurut Konsultan Penilai (PT Bhinneka Consulting Group/BCG), nilai wajar

aset yang akan dijual pada PT Bank Kosagrha Semesta (DL) adalah sebesar

Rp7.614,00 juta.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:

a) 

Hasil Risalah Rapat Tim Kerja BDL tanggal 8 Agustus 2000 yang

menyebutkan antara lain bahwa untuk harga jual aset harus diusahakan agar

dapat mencapai setinggi-tingginya, dengan patokan minimal senilai harga

likuidasi ( forced sale value) yang dinilai oleh perusahaan penilai (berdasarkan

appraisal report );

Page 29: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 29/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 26 dari 82

 b)  Pedoman Audit BDL yang diterbitkan oleh IAI pada bulan Oktober 2003 yang

menyebutkan bahwa nilai realisasi tanah dan bangunan dinilai berdasarkan hasil

 penilaian pihak penilai independen atau sebesar NJOP apabila tanah dan

 bangunan tersebut belum dinilai oleh penilai independen. Selain itu, penjualan

aset harus melebihi atau minimal seharga NJOP.

Sehubungan dengan adanya aset yang dijual di bawah NJOP pada tiga BDL

tersebut mengakibatkan berkurangnya hasil penjualan sebesar Rp3.121,30 juta dan

akan mengurangi potensi pengembalian BLBI kepada Negara.

Hal tersebut terjadi karena TL pada tiga BDL tersebut tidak menaati ketentuan yang

 berlaku dalam penjualan aset dan tidak mempertimbangkan NJOP dalam penjualan

aset tersebut.

Atas temuan-temuan pemeriksaan itu, TL pada tiga BDL tersebut memberikan

tanggapan antara lain sebagai berikut:

a)  TL PT Bank Jakarta (DL) menyatakan bahwa:

(1)  Kondisi bangunan yang dijual telah rusak sehingga tidak mungkin

 penjualannya mencapai NJOP;

(2)  Penilaian aset oleh penilai independen akan memakan waktu dan biaya;

(3)  Pelelangan kurang menguntungkan karena hanya ada satu bangunan yang

akan dijual;

(4)  Untuk setiap penjualan TL membuat catatan yang diperlukan sebagai legal

opinion;

 b)  TL PT Bank Pinaesaan (DL) menyatakan bahwa sebagian besar penjualan aset-

aset ada PPh final sebesar 5% yang seharusnya menjadi kewajiban pihak

 penjual diputuskan menjadi beban pembeli;

c) 

TL PT Bank Kosagrha menyatakan bahwa ;

(1)  Pembeli adalah pengusaha real estate, sehingga memperhitungan biaya

yang tidak kecil untuk pengurukan tanah;

(2)  Tanah yang dijual belum clean & clear karena pada setiap sertifikat

terdapat milik orang lain, termasuk tanah milik desa;

(3)  Perusahaan penilai tidak mempertimbangkan lebih teliti mengenai masalah-

masalah yang melekat di atas tanah-tanah tersebut.

3)   Temuan -Penjualan aset jaminan debitur pada PT Bank Jakarta (DL ) dan PT

Bank Kosagrha Semesta (DL ) dilakukan di bawah ni lai appraisal, sehingga hasilpenjualan kur ang sebesar Rp900,00 ju ta dari yang diharapkan

Dari pemeriksaan pada PT Bank Jakarta (DL) dan PT Bank Kosagrha Semesta (DL)

diketahui hal-hal sebagai berikut:

Page 30: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 30/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 27 dari 82

a)  Pada tanggal 20 Desember 2002, TL PT Bank Kosagrha Semesta (DL) telah

melakukan penjualan salah satu aset jaminan PT Persada Kalpataru Tama

(PT PKT) berupa tanah seluas 4.000 m2 di Desa Karah Surabaya melalui agen

yaitu Sdr. Ziadatul Choiroh, yang juga menjabat sebagai Direktur PT PKT.

Hasil penjualan (kotor) aset tersebut adalah sebesar Rp200,00 juta, sedangkan

nilai appraisal -nya, menurut penilai independen (PT BCG) pada tanggal 2 November 1999 adalah sebesar Rp600,00 juta.

 b)  Pada tanggal 7 Desember 2004 TL PT Bank Jakarta (DL) telah melakukan

 penjualan ruko seluas 900 m2 (di atas tanah seluas 300 m2) di Komplek Pasar

Induk Caringin, Bandung seharga Rp1.300,00 juta, sedangkan nilai appraisal-

nya adalah sebesar Rp1.800,00 juta.

Dengan demikian, harga penjualan (kotor) aset-aset tersebut adalah sebesar

Rp200,00 juta + Rp1.300,00 juta = Rp1.500,00 juta. Seharusnya harga penjualan

aset-aset tersebut minimal sebesar nilai appraisal-nya yaitu sebesar Rp600,00 juta

+ Rp1.800,00 juta = Rp2.400,00 juta.

Adanya penjualan aset jaminan debitur yang dilakukan di bawah nilai appraisaltersebut tidak sesuai dengan Hasil Risalah Rapat Tim Kerja BDL tanggal 8

Agustus 2000 yang menyebutkan antara lain bahwa untuk harga jual aset harus

diusahakan agar dapat mencapai harga setinggi-tingginya, dengan patokan minimal

senilai harga likuidasi ( forced sale value) yang dinilai oleh perusahaan penilai

(berdasarkan appraisal report ). Apabila penawaran lebih rendah, maka agar

 penjualan dapat dipertanggungjawabkan diperlukan legal opinion  sebagai

 pertanggungjawaban atas terjadinya penjualan aset dimaksud.

Sehubungan dengan penjualan aset di bawah nilai menurut appraisal

mengakibatkan berkurangnya hasil penjualan sebesar Rp900,00 juta (Rp400,00 juta

+ Rp500,00 juta), yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan TL dalam

membayar kewajibannya (BLBI) kepada Negara.

Hal tersebut terjadi karena TL kedua BDL tersebut kurang mempertimbangkan dan

kurang memahami ketentuan penjualan aset BDL.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, TL PT Bank Jakarta (DL) menanggapi

antara lain bahwa TL telah membuat catatan yang diperlukan sebagai legal opinion 

sebagai pertanggungjawaban atas terjadinya penjualan aset tersebut. Sementara itu

TL PT Bank Kosagrha Semesta (DL) menanggapi bahwa pembeli aset BDL ini

 bersedia membeli aset dengan harga di bawah harga pasar dengan syarat TL

 bersedia memberi kuasa kepadanya untuk mengajukan gugatan ke pengadilan

karena aset yang akan dibelinya itu sedang diserobot orang. Pada perkembangannya

kemudian, pembeli aset itu telah mengeluarkan biaya pembebasan yang cukup besar

karena seluruh lahan tersebut sudah penuh dengan bangunan rumah termasukmasjid di dalamnya.

Page 31: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 31/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 28 dari 82

4)   Temuan - Penyelesaian kr edit pada PT Bank Pi naesaan (DL) sebesar Rp3.303,61

 juta dengan cara kompensasi (set off) tidak didukung dengan dokumen yang

lengkap, sehingga cara penyelesaian kredit tersebut dilakukan secara tidak

benar

Dari pemeriksaan atas penyelesaian kredit dengan cara kompensasi ( set off )

diketahui bahwa dalam tahun 1999 sampai dengan April 2005 terdapat  set off  

kredit dengan deposito para debitur sebesar Rp3.303,61 juta yang tidak didukung

dengan dokumen yang memadai. Para debitur yang dimaksud adalah PT Pan

Gasindo Buncit pada Cabang Jakarta sebesar Rp454,03 juta dan 26 debitur pada

Cabang Surabaya sebesar Rp2.849,58 juta.

Seharusnya  set off   kredit dengan deposito didukung dengan dokumen pendukung

yang memadai seperti permohonan pembayaran dengan  set off dari debitur, tanda

terima pembayaran, tanda bukti pembayaran pinjaman (back to back loan)

 persetujuan TL PT Bank Pinaesaan (DL) dan bilyet deposito nasabah.

Ketidaklengkapan dokumen pendukung set off  di atas mengakibatkan tidak dapat

dipastikannya kewajaran penagihan kredit sebesar Rp3.303,61 juta.Hal tersebut terjadi karena TL PT Bank Pinaesaan (DL) kurang memperhatikan

ketentuan persyaratan administrasi keuangan dengan baik.

Terhadap hal tersebut di atas, TL PT Bank Pinaesaan (DL) menanggapi bahwa

transaksi-transaksi penyelesaian debitur secara  set off dengan simpanan deposito

 baik di Kantor Jakarta maupun di Kantor Surabaya secara akuntansi telah dilakukan

sesuai dengan prosedur dan dilakukan pembukuan secara benar. Sejak selesainya

 proses pembayaran tersebut TL PT Bank Pinaesaan (DL) telah mengalami beberapa

kali pemeriksaan dari beberapa instansi sehingga sulit menelusuri keberadaan

dokumen-dokumen tersebut.

5)  

Temuan - Penjualan aset berupa kendaraan, tanah dan bangunan senilai

Rp18.461,82 juta pada PT Bank Jakarta (DL), PT Bank Citrahasta

Dhanamanunggal (DL) dan PT Bank Anrico (DL) tidak dilakukan melalui

lelang dan tanpa appraisal

Dalam rangka menyelesaikan outstanding kredit yang ada, PT Bank Jakarta (DL),

PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) dan PT Bank Anrico (DL) telah

melakukan penjualan aset agunan berupa kendaraan bermotor, tanah dan bangunan

dalam tahun 2003 senilai Rp18.461,82 juta tanpa melalui lelang, tetapi melalui

 penjualan langsung dan tanpa melalui appraisal. Penjualan yang dimaksud nampak

sebagai berikut:

Page 32: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 32/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 29 dari 82

dalam juta rupiah

No. Aset/BDL Harga Jual Keterangan

1. Sembilan kendaraan sedan

/minibus pada PT Bank Jakarta

230,00 Pembeli adalah Anggota TL

dan Koordinator Tim eks.

Pimpinan Cabang

2. Tanah dan bangunan pada PT

Bank Citrahasta Dhana-

manunggal

700,00 Tanpa appraisal  

3. Tanah dan bangunan pada PT

Anrico

17.531,82

Jumlah 18.461,82

Realisasi penjualan aset tersebut tidak sesuai dengan ketentuan dalam Surat Deputi

Gubernur Senior BI Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 yang

menyatakan bahwa nilai harta tetap dan inventaris (HTI) dan agunan atau yang

sejenisnya yang akan dijual harus dilakukan appraisal   oleh perusahaan penilai

independen, dan penjualan aset dilakukan secara terbuka serta lelang dengan

mengacu pada harga pasar. Selain itu, dalam UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank disebutkan antara lain

 bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, anggota TL dilarang

memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan hasil penjualan tidak optimal.

Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman TL terhadap peraturan yang

 berlaku dalam penjualan aset BDL dan adanya anggapan dari TL bahwa lelang

dilakukan setelah melampaui periode lima tahun.

Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, TL pada tiga BDL memberi

tanggapan antara lain sebagai berikut:

a)  Penjualan kendaraan bermotor dilakukan secara langsung atas persetujuan

Ketua Tim selaku pemilik PT Bank Jakarta dengan alasan untuk memberikan

suatu kenang-kenangan kepada pejabat PT Bank Jakarta (DL) yang telah

mengabdikan dirinya lebih dari 20 tahun dan dengan dijualnya kendaraan

tersebut maka dapat mengurangi biaya pemeliharaan;

 b)  Kondisi tanah agunan yang akan dijual dinilai sudah tidak marketable karena

terletak di belakang ruko yang sudah laku terjual dan hanya mempunyai

alternatif jalan yang sangat sempit sehingga harus ada pembebasan lahan

 penduduk sekitar untuk mendapat lahan yang baik. Keadaan tersebut

menyulitkan TL PT Bank Citrahasta Dhana Manunggal (DL) untuk mencaricalon pembeli yang berminat atas aset angunan tersebut;

c)  Terhadap jaminan kredit yang telah diikat dengan hak tanggungan ataupun

hipotik, TL PT Bank Anrico (DL) mengajukan permohonan lelang setelah

melampaui masa 5 tahun sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 12 Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 1999 jo Pasal 22 ayat (4) dan (5) Surat

Page 33: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 33/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 30 dari 82

Keputusan (SK) Direksi BI Nomor 32/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999.

Sedangkan untuk jaminan kredit yang sebelumnya tidak diikat dengan hak

tanggungan atau hipotik serta aset pemegang saham yang diserahkan dalam

 bentuk Akta Kuasa Jual, TL tidak dapat mengajukan permohonan lelang sesuai

ketentuan Pasal 224 HIR. Walaupun demikian, dalam tanggapannya TL

menyatakan juga bahwa TL telah meminta kepada pemegang saham PT BankAnrico (DL) untuk dapat menjual aset melalui lelang tetapi tidak ditanggapi.

6)  

Temuan - B iaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPH TB) dan PPh

atas transaksi j ual beli tanah, rumah dan ruko pada PT Bank Pinaesaan (DL )

dan PT Bank Jakarta (DL ), kurang disetor ke kas negara sebesar Rp100,00 juta

Dari pemeriksaan diketahui bahwa dalam tahun 2000 sampai dengan 2003 telah

terjadi transaksi-transaksi penjualan aset berupa tanah, rumah dan ruko pada PT

Bank Pinaesaan (DL) dan PT Bank Jakarta (DL) yang belum atau kurang disetor ke

kas negara sebesar Rp100,00 juta, dengan rincian sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. Penjualan Aset/BDL BPHTB PPh Jumlah

1. Tanah di Cileduk, Jakarta pada

PT Bank Pinaesaan (DL)

6,41 6,41 12,82

2. Rumah dan ruko di Bandung,

Medan dan Surakarta pada PT Bank

Jakarta.

9,60 77,58 87,18

  Jumlah 16.01 83,99 100,00

Dalam transaksi jual beli aset pada PT Bank Pinaesaan (DL), TL telah menyetujui

BPHTB sebesar 5% dan PPh final sebesar 5% menjadi tanggungan pembeli, tetapi

ternyata sampai dengan tanggal 14 Juli 2005 bukti setor pembayaran BPHTB dan

PPh final yang menjadi tanggung jawab pembeli tidak diperoleh. Sementara itu

dalam transaksi jual beli aset pada PT Bank Jakarta (DL), pengenaan BPHTB dan

PPh final pada umumnya adalah dari NJOP bukan dari nilai penjualan, padahal nilai

 penjualan lebih tinggi dari NJOP.

Menurut UU Pajak Penghasilan Nomor 17 tahun 2000 Pasal 4 ayat 2 dan PP Nomor

48 tahun 1994 juncto PP Nomor 27 tahun 1996 juncto PP Nomor 79 tahun 1999,

dasar pengenaan PPh final dan BPHTB adalah dari harga penjualan bruto mana

yang tertinggi, NJOP atau harga jual.

Dengan demikian, maka TL PT Bank Jakarta (DL) masih kurang membebankan

BPHTB dan PPh sebesar Rp87,18 juta dan pembeli aset pada PT Bank Pinaesaan

(DL) belum menyetor BPHTB dan PPh sebesar Rp12,82 juta, sehingga jumlah

keseluruhannya yang kurang/belum disetor ke kas negara adalah sebesar Rp100,00

 juta.

Page 34: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 34/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 31 dari 82

Belum disetorkan BPHTB dan PPh tersebut terjadi karena:

a)  TL PT Bank Pinaesaan (DL) tidak melakukan pemantauan pemenuhan

kewajiban pembeli dan tidak meminta bukti dalam transaksi jual beli;

 b)  TL PT Bank Jakarta (DL) kurang memahami peraturan perpajakan.

Mengenai hal tersebut, TL PT Bank Pinaesaan menanggapi antara lain bahwa TL

telah menyetujui BPHTP 5% dan PPh sebesar 5% menjadi tanggungan pembeli,

sedangkan TL PT Bank Jakarta (DL) menanggapi bahwa mengenai perhitungan

 pajak, TL mengikuti pembayaran sesuai dengan tagihan notaris, namun TL tidak

 berkeberatan jika dianggap PPh penjual masih kurang untuk disetor kekurangannya.

7)   Temuan – Pembayaran hasil penjualan j aminan Grup PT Amcol Bumi Wisata

pada PT Bank Kosagrha Semesta (DL ) dil akukan dengan bi lyet giro (cheque)

mundur sebesar Rp988,76 juta sampai dengan tanggal 30 April 2005 masih

belum dapat dicair kan

Posisi hutang (pokok) Grup Amcol pada PT Bank Kosagrha Semesta (DL) pertanggal 31 Oktober 1997 adalah sebesar Rp6.558,43 juta, yang terdiri atas hutang

 pokok sebesar Rp5.825,72 juta dan bunga sebesar Rp732,71 juta.

Grup Amcol adalah gabungan dari tiga debitur PT Bank Kosagrha Semesta yaitu

PT Amcol Bumi Wisata (PT ABW), Sdr. Buyung Suryadja (BS) dan Sdri. Thien

Kie Fong (TFK). Pada saat pemeriksaan BPK, PT ABW telah berganti nama

menjadi PT Ekasurya Bumiwisata.

Untuk penyelesaian hutangnya, PT ABW telah menyerahkan lima buah vila di Desa

Cipendawa, Pacet, Cianjur, Bogor dengan Akta Penyerahan Jaminan Nomor 35 dari

 Notaris Ny. Rodiah Yahya, SH tanggal 13 Mei 2002. Berdasarkan akta tersebut,

sisa pokok pinjaman pihak pertama kepada pihak kedua menjadi sebesar

Rp1.688,97 juta. Selain itu, PT ABW juga telah menandatangani Akta Kuasa Untuk

Menjual pada tanggal 13 Mei 2002 kepada PT Bank Kosagrha Semesta (DL).

Dengan adanya akta penyerahan jaminan tersebut, maka hutang Grup Amcol

sebesar Rp1.688,97 juta dinyatakan selesai dengan penyerahan aset.

Terhadap kelima vila tersebut, TL telah mencoba untuk menjualnya melalui Kantor

Piutang dan Lelang Negara Bogor, namun menurut Risalah Lelang Nomor 96/2003

tanggal 24 April 2003, tidak ada pembeli yang mengajukan penawaran. Oleh karena

itu, TL menyerahkan kembali agunan dan kuasa menjualnya kepada PT ABW

untuk menjualnya sendiri. Pada tanggal 30 Mei 2005, PT ABW melaporkan bahwa

empat buah vila telah laku dijual kepada Sdr. Djumir Rimin (selaku kuasa dari

 pemilik PT ABW yaitu Sdr. BS dan Sdr. TFK atau dengan kata lain pemilik sendiri

yang membeli vila tersebut) dengan harga masing-masing vila sebesar Rp275,00

 juta atau seluruhnya sebesar Rp1.100,00 juta.

Atas penjualan tersebut, TL menyetujui untuk menerima pembayaran dalam bentuk

 bilyet giro (cek) mundur yang cair sebulan sekali hingga Juli 2006 dengan total

 penerimaan apabila telah dicairkan seluruhnya adalah sebesar Rp1.197,01 juta.

Page 35: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 35/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 32 dari 82

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 bilyet giro yang telah cair adalah sebesar

Rp358,25 juta, sehingga masih terdapat bilyet giro yang belum cair sebesar

Rp838,76 juta dan satu buah vila lagi yang belum terjual yang nilainya diperkirakan

sebesar Rp150,00 juta.

Sementara itu, total baki debet Grup Amcol per tanggal 30 April 2005, setelah

dikurangi pembayaran giro tersebut adalah sebesar Rp1.430,64 juta. Apabila

seluruh giro tersebut telah cair ditambah dengan hasil penjualan satu vila jika

terjual, maka TL masih akan menerima tunai sebesar Rp988,76 juta (Rp838,76 juta

+ Rp150,00 juta) dan masih mempunyai sisa pinjaman (outstanding hutang Amcol

Grup) sebesar Rp441,88 juta (Rp1.430,64 juta – Rp988,76 juta).

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa pihak PT ABW sering kali

menunda pencairan bilyet giro tersebut (cek ditolak). Selain itu, jangka waktu

 pencairan juga terlalu lama hingga melewati masa kerja TL yang berdasarkan PP

 Nomor 25 tahun 1999, berakhir pada tahun 2003.

Kondisi di atas mengakibatkan terjadinya inefisiensi secara langsung pada PT Bank

Kosagrha Semesta (DL) dan secara tidak langsung pada negara terutama di dalam pengembalian BLBI kepada Pemerintah.

Hal tersebut terjadi karena TL kurang tegas dalam mengambil kebijakan terhadap

debitur dan memberikan kelonggaran bayar kepada debitur, khususnya Grup

Amcol.

Atas temuan tersebut, TL memberikan tanggapan bahwa untuk menjual vila

tersebut, TL telah mengupayakan berbagai cara, baik melalui lelang terbuka

maupun dengan memasang spanduk, bahkan menunggu pembeli setiap akhir

minggu. Terdapat kesan dari calon pembeli bahwa barang-barang sitaan seperti itu

akan membawa masalah di kemudian hari. Oleh karena itu, TL kembali meminta

 bantuan PT ABW untuk menjualnya. Bahwa pendapat pemeriksa yang menyatakan

 bahwa keempat vila tersebut dibeli oleh PT ABW tidaklah sepenuhnya benar,karena transaksi tersebut merupakan trade-off  antara PT ABW dengan para pemilik

vila lama yang ingin menukarkan vila yang telah dibelinya dengan vila yang lebih

 besar, namun pembayarannya ada yang secara tunai dan sebagian besar dicicil ke

PT ABW. Kelima sertifikat vila masih disimpan sebagai jaminan, yang baru akan

diserahkan apabila pembayaran atas masing-masing vila telah selesai. Kerjasama

 penyelesaian ini ditempuh pada dasarnya karena selama ini debitur menunjukkan

itikad baik, namun cash flow usahanya agak tersendat.

8)   Temuan - Penjualan tanah jaminan kredit dil akukan oleh PT Bank Anr ico (DL)

bukan pada penawar yang mengajukan harga terti nggi, sehingga penerimaan TL

berkur ang sebesar Rp863,38 ju ta

Penjualan tanah tersebut (seluas 34.747 m2) dilakukan oleh TL PT Bank Anrico

(DL) dengan harga sebesar Rp3.480,00 juta pada tanggal 13 April 2000.

Page 36: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 36/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 33 dari 82

Sebelumnya, tanah tersebut telah ditawarkan oleh TL melalui surat kabar dan

hasilnya terdapat tiga penawar yang mengajukan surat penawarannya, yaitu sebagai

 berikut:

dalam rupiah

No. Nama Penawar Tanggal

Penawaran

Harga/m2  Nilai

1. Zulnaidi 28-03-2000 125.000,00 4.343.375.000,00

2. Bunyamin 05-04-2000 105.000,00 3.648.435.000,00

3. Drs. H. Aznur

Affandi, MBA

05-04-2000 96.411,20 3.350.000.000,00

Harga pasar tanah tersebut berdasarkan appraisal  independen (PT Penilai) tanggal

18 Maret 2000 adalah sebesar Rp3.345,00 juta dan harga likuidasi sebesar

Rp1.672,00 juta.

Atas tiga penawar tersebut telah diadakan korespondensi melalui faksimili. Sebagai

 pemenangnya diputuskan oleh TL adalah penawar yang mengajukan harga yang

terendah, yaitu Drs. H. Aznur Affandi, MBA, dengan harga negosiasi sebesar

Rp3.480,00 juta.

Hal ini mengakibatkan penerimaan TL atas penjualan aset tersebut berkurang

sebesar Rp863,38 juta (Rp4.343, 38 juta – Rp3.480,00 juta).

Hal ini terjadi karena TL tidak memberikan kesempatan yang sama kepada dua

 penawar yang lain untuk mengadakan negosiasi harga.

Mengenai hal ini, TL menanggapi bahwa TL telah mengirimkan surat kepada Sdr.

Zulnaidi sebagai penawar tertinggi, tetapi yang bersangkutan tidak memberikan

konfirmasi. Drs. H. Aznur Affandi, MBA mengajukan penawaran pada tanggal 31

Maret 2000 dan telah memberikan penegasan harga pada tanggal 5 April 2000,

sedangkan penawaran dari Sdr. Bunyamin baru diterima pada tanggal 7 April 2000.

9)  

Temuan – Pihak terkait PT Bank An ri co (DL ) tidak kooperati f dalam proses

penjualan j aminan k redit berupa delapan ruko sehingga hasil penjualan belum

dapat dir eali sasikan sebesar Rp897,85 juta

Delapan Ruko tersebut adalah sebagian dari jaminan kredit sebanyak 103 Ruko

yang diberikan oleh PT Bunga Setangkai kepada PT Bank Anrico (DL). PT Bunga

Setangkai merupakan pemegang saham sebesar 99% pada PT Bank Anrico dan

memperoleh kredit dari PT Bank Anrico (DL) dengan baki debet per tanggal 31

Oktober 1997 sebesar Rp170.261,44 juta (90% dari total kredit yang dikucurkan

oleh PT Bank Anrico).

Dari sebanyak 103 ruko yang dijaminkan, sebanyak 35 ruko telah dijual pada saat

PT Bank Anrico masih beroperasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 ruko dibayar

Page 37: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 37/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 34 dari 82

dengan cara tunai, sedangkan 17 ruko lainnya dengan cara kredit. Setelah likuidasi,

TL melanjutkan penagihan kredit tersebut kepada para debitur PT Bunga Setangkai.

Dari 17 ruko yang dijual secara kredit, sebanyak sembilan ruko telah lunas dibayar

oleh debitur. Namun demikian, dari sembilan ruko yang telah lunas tersebut

terdapat empat debitur yang belum dibuatkan akta jual belinya karena Pemegang

Saham dan Direktur Utama PT Bunga Setangkai sebagai pemilik ruko tidak

 bersedia menandatangani akta jual beli ruko tersebut. Dengan adanya hal itu, maka

delapan debitur yang belum melunasi cicilannya tidak bersedia melunasinya dan

tagihan menjadi macet.

Jumlah baki debet atas delapan ruko yang macet tersebut adalah sebesar Rp1.119,85

 juta, sedangkan penerimaan tunai oleh TL PT Bank Anrico (DL) dari pembayaran

cicilan hanya sebesar Rp222,00 juta.

Keadaan tersebut mengakibatkan berkurangnya penerimaan TL PT Bank Anrico

(DL) dari hasil penjualan sebesar kredit yang macet tersebut, yaitu sebesar

Rp897,85 juta (Rp1.119,85 juta – Rp222,00 juta).

Hal ini terjadi karena tidak adanya itikad yang baik dari pemegang saham PT BungaSetangkai, yang juga pemegang saham mayoritas PT Bank Anrico (DL) untuk

menyelesaikan kewajiban BLBI.

Mengenai hal ini, TL PT Bank Anrico (DL) menanggapi bahwa terhadap empat

debitur yang telah melunasi kredit kepemilikan ruko tetapi belum dibuatkan akta

 jual beli, TL telah berupaya meminta kepada Sdr. H. Anwar Syukur dengan

mengirimkan surat sebanyak tiga kali, yaitu tanggal 12 Mei 2000, 29 September

2000 dan 26 Oktober 2000, tetapi tidak ditanggapi oleh yang bersangkutan.

10)  

Temuan - Tanah dan Bangunan seni lai Rp1.400,00 juta atas jaminan kr edit PT

Nur ina Nusantara Holyday T & T pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL) dij ualdi bawah harga pasar dan ti dak transparan

Tanah dan bangunan seluas 1.435 m2  yang terletak di Komplek BPPB Selakopi,

Ciomas Bogor adalah merupakan jaminan kredit senilai Rp1.400,00 juta dari

debitur PT Nurina Nusantara Holyday T & T dengan baki debet per tanggal 31

Oktober 1997 sebesar Rp1.304,10 juta.

Menurut appraisal independen terakhir, PT Amandamai Arthamitra Jasa Penilai,

nilai/harga pasar tanah dan bangunan tersebut per tanggal 21 Juni 2002 adalah

sebesar Rp1.078,20 juta. Penetapan nilai pasar oleh appraisal   independen tersebut

dilakukan lebih dari enam bulan yang lalu sehingga tidak menggambarkan nilai

 pasar terkini.

Dalam tahun 1999 sampai dengan 2003, atas aset tersebut telah empat kali

dilakukan lelang oleh Balai Lelang tiga PT yaitu PT Jasa Artha Gemilang satu kali,

PT Pacific Property Citra dua kali dan terakhir oleh PT Batavia satu kali.

Berdasarkan risalah lelang terakhir, dinyatakan bahwa aset tidak terjual karena tidak

ada yang berminat.

Page 38: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 38/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 35 dari 82

Kemudian, TL meminta Pengacara Sonie Sudarsono, SH untuk menawarkan dan

mencarikan calon pembeli aset tersebut secara langsung tanpa melalui lelang.

Dalam suratnya tertanggal 10 Februari 2004 kepada PT Bank Mataram Dhanarta

(DL), pihak pengacara melaporkan telah mendapatkan calon pembeli yang

menawar tanah dan bangunan tersebut seharga Rp250,00 juta.

Persetujuan terhadap harga penjualan tanah dan bangunan tersebut dilakukan TL

melalui surat Nomor TL/BMD/NDB/II/04 tanggal 16 Februari 2004 yang

menyebutkan antara lain bahwa harga penjualan aset adalah sebesar Rp250,00 juta

(net). Dengan demikian, aset tersebut dijual di bawah harga pasar menurut

appraisal  independen.

Sehubungan dengan adanya penjualan tersebut, maka saldo kewajiban debitur

masih berjumlah Rp1.105,10 juta, yaitu Rp1.304,10 juta dikurangi hasil penjualan

sebesar Rp250,00 juta dan fee pengacara serta biaya sebesar Rp51,00 juta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Tim BPK-RI pada tanggal

4 Juli 2005 ke lokasi, dapat dilihat bahwa tanah dan bangunan tersebut masih dalam

kondisi yang baik sesuai dengan gambar yang ada dalam appraisal   independenterakhir yang dilakukan pada tanggal 21 Juni 2002.

Pembeli dari aset tersebut belum diketahui karena pihak TL hanya berhubungan

dengan pengacara dan akta jual beli berada di pengacara.

Realisasi penjualan aset tersebut tidak sesuai dengan:

a)  Ketentuan dalam Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3/KEP/DIR tanggal 14

Mei 1999 yang antara lain menyebutkan bahwa sejak terbentuknya TL,

tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari pengurus bank kepada TL.

Selain itu, TL wajib melaksanakan tugasnya secara efisien dan efektif sehingga

dapat menyelesaikan likuidasi bank dalam waktu singkat;

 b) 

Ketentuan dalam Surat Deputi Gubernur Senior BI Nomor4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 yang antara lain menyatakan

 bahwa nilai harta tetap dan inventaris (HTI) dan agunan atau yang sejenisnya

yang akan dijual harus dilakukan appraisal  oleh perusahaan penilai independen,

dan penjualan aset dilakukan secara terbuka serta lelang dengan mengacu pada

harga pasar.

Dengan adanya hal-hal tersebut di atas mengakibatkan penerimaan dari penjualan

tanah dan bangunan tersebut tidak optimal, dan selain itu, sisa kewajiban PT Nurina

 Nusantara Holyday T & T sebesar Rp1.105,10 juta tidak didukung dengan jaminan.

Hal tersebut disebabkan pihak TL kurang memahami ketentuan yang berlaku dan

kurang transparan dalam melaksanakan tugasnya.

Mengenai masalah tersebut, TL menanggapi bahwa nasabah telah diberi

kesempatan untuk menjual sendiri, namun yang bersangkutan tidak mendapat

 pembeli, walaupun telah diiklankan di surat kabar. Di samping itu, pemilik sudah

tidak sanggup memelihara rumah yang kondisinya sudah semakin rusak, di mana

AC dan kusen pintu/jendela sudah tidak ada sebagian, halaman dan kolam renang

Page 39: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 39/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 36 dari 82

sudah rusak. Sebelum pelaksanaan lelang yang keempat, Balai Lelang PT Batavia

melakukan on the spot ke lokasi untuk memperkirakan harga jual obyek lelang yang

dimaksud sebesar Rp350,00 juta dan nilai likuidasi sebesar Rp250,00 juta.

11)  

Temuan - Terdapat pembayaran success fee sebesar Rp791,11 juta atau 22%sampai dengan 30% dari jumlah yang dibayarkan debitu r kepada pengacara

oleh PT Bank I ndustri (DL ) yang melebihi ketentuan sebesar 20%

TL PT Bank Industri (DL) dalam tugasnya juga menggunakan jasa konsultan

hukum dan pengacara untuk menangani sebagian penagihan kredit. Kantor

 pengacara yang digunakan antara lain adalah Dumoli Simanjuntak dan Rekan, Amir

 Nasution dan Association, LARS & Partners, dan Rustriandi Adidana Christofer

Chairil.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pembayaran success   fee setelah dikurangi

dengan biaya operasional yang terdapat dalam penagihan untuk tahun 2004 dan

2005 kepada dua pengacara (lawyer ) adalah sebesar Rp791,11 juta, yaitu Dumoli

Simanjuntak & Rekan sebesar Rp179,99 juta (disetujui pengeluaran biayanyasebesar Rp129,99 juta) dan Amir Nasution & Associates sebesar Rp611,12 juta.

Jumlah tersebut adalah sebesar 22% sampai dengan 30% dari jumlah yang

dibayarkan debitur/hasil yang tertagih.

Sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Kerja Tim Likuidasi yang ditandatangani oleh

semua TL pada tanggal 8 Agustus 2000 butir 6 mengenai penagihan kredit atau

 perolehan aset dengan menggunakan law office atau pihak ketiga disebutkan bahwa

TL dapat menggunakan jasa law office  (harus selektif) atau pihak ketiga untuk

melakukan penagihan kredit atau perolehan aset yang tidak dapat ditangani sendiri.

Tarif success fee yang berlaku umum untuk lawyer di luar biaya pengadilan adalah

setinggi-tingginya 20% dari hasil yang tertagih di samping lawyer fee  dan biaya

operasional (out of pocket expenses).

Adanya pembayaran  success fee  yang melebihi 20% tersebut tidak sesuai dengan

ketentuan dalam Pelaksanaan Kerja Tim Likuidasi.

Sehubungan dengan adanya pembayaran yang melebihi ketentuan tersebut

mengakibatkan berkurangnya penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp741,11

 juta – (20% x Rp2.637,03 juta) = Rp213,70 juta.

Hal tersebut terjadi karena TL PT Bank Industri (DL) kurang memahami Pedoman

Pelaksanaan Kerja Tim Likuidasi.

Terhadap masalah itu, TL PT Bank Industri memberikan tanggapan bahwa pada

 prinsipnya TL menyetujui penarapan pedoman pelaksanaan tersebut dan sudah

diterapkan sejak tahun 1997 sampai dengan tanggal 25 November 2002 yaitudengan memberikan  fee  kepada pengacara sebesar 10% bila penyelesaian perkara

melalui lelang, dan 15% bila penyelesaian perkara dengan cara negosiasi. Dalam PP

 Nomor 25/1999 dan SK Direksi BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999, antara

lain dinyatakan bahwa masa kerja TL adalah lima tahun dan dapat diperpanjang

selama enam bulan. Pada masa perpanjangan tersebut, penjualan aset dilakukan

Page 40: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 40/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 37 dari 82

secara lelang. Berdasarkan pengalaman TL selama ini,  fee  kepada pengacara

sebesar 20% sesuai dengan pedoman di atas akan sulit dilaksanakan untuk transaksi

lelang mengingat pajak-pajak lelang minimal sebesar 16,5%, sehingga total  fee 

 pengacara minimal mencapai 36,5%. Sejak November 2003 TL PT Bank Industri

(DL) menempuh kebijakan membayar  fee pengacara untuk transaksi lelang sebesar

15% dan untuk penagihan secara langsung sebesar 30%.

12)  

Temuan - Terdapat penghapusan pin jaman eks Di reksi PT Bank I ndustri (DL )

sebesar Rp1.006,00 ju ta

Dari pemeriksaan diketahui bahwa jumlah penghapusan atas pinjaman eks. Direksi,

Kepala Divisi dan Kepala Cabang pada PT Bank Industri (DL) dari tanggal 1

 November 2005 sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp1.356,65

 juta. Diantara jumlah tersebut terdapat pinjaman eks Direksi sebesar Rp1.006,00

 juta.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan Kerja Tim

Likuidasi yang ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 2000 oleh semua TimLikuidasi. Pada butir 3 Pedoman tersebut antara lain dinyatakan bahwa atas kredit

yang diberikan kepada pihak yang terkait yang turut serta menjadi penyebab

ambruknya bank, tidak dapat diberikan discount . Selain itu dalam Surat Edaran BI

 Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999 disebutkan bahwa pengurus bank adalah

direksi dan dewan komisaris bagi bank yang berbentuk hukum perseroan terbatas

atau yang dipersamakan dengan itu bagi bank yang berbentuk hukum koperasi atau

 perusahaan daerah, atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di

luar negeri, sehingga direksi merupakan pihak yang terkait dengan bank.

Adanya penghapusan pinjaman eks direksi tersebut mengakibatkan berkurangnya

 potensi penerimaan negara sebesar Rp1,006,00 juta.

Mengenai hal ini, TL PT Bank Industri (DL) memberikan tanggapan sebagai

 berikut:

Pada saat dilakukan verifikasi secara administrasi sebenarnya pinjaman karyawan

sudah di write off   namun pada pelaksanaan TL PT Bank Industri (DL) tetap

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a)  Setelah penutupan bank, TL menagih atau membuat somasi baik kepada

karyawan maupun direksi dan komisaris;

 b)  Kepada direksi/dewan komisaris tidak diberikan surat lunas, kecuali bagi

mereka yang melakukan pembayaran penuh.

Page 41: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 41/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 38 dari 82

13)  Temuan – Pada PT Bank Guna Internasional (DL ) terdapat pemberi an bagi

hasil penjualan aset sebesar Rp1.392,26 juta kepada pihak terkai t (grup) yang

tidak mempunyai dasar hukum yang jelas

Dalam rangka penagihan kredit pihak terkait (grup) TL PT Bank Guna Internasional

(DL) melakukan pengambilalihan gedung bekas Cabang PT Bank Guna

Internasional (DL) serta kendaraan bermotor kantor yang status kepemilikannya

masih atas nama pihak terkait (grup).

Berdasarkan negosiasi TL dengan grup terkait diperoleh kesepakatan bagi hasil

 penjualan aset dan kendaraan milik grup yang dikuasai oleh TL, yaitu sebesar 60%

untuk TL dan sebesar 40% untuk Manajemen Grup.

Dalam pelaksanaannya proporsi tersebut berubah menjadi sebesar 55% untuk TL

dan 45% untuk Manajemen Grup, namun tidak ada dokumentasi yang diperoleh

Tim BPK-RI yang menegaskan pembagian ini.

Hasil penjualan aset (gedung dan kendaraan bermotor) milik Grup yang dikuasai

TL PT Bank Guna Internasional (DL) sampai dengan April 2005 adalah nilai jual

sebesar Rp3.093,90 juta dengan pembagian sebesar Rp1.701,64 juta (55%) untukTL dan sebesar Rp1.392,26 juta (45%) untuk pihak terkait (grup).

Tim BPK-RI berpendapat bahwa berdasarkan Surat Edaran BI Nomor SE 32/9/UPB

tanggal 14 Mei 1999 tentang Tatacara Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan

Likuidasi bank Umum, TL tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan

 pembagian proporsi tersebut. Pihak terkait seharusnya melunasi seluruh

kewajibannya kepada bank-bank antara lain melalui penjualan aset miliknya tanpa

harus meminta bagi hasil.

Dengan tidak adanya kesepakatan tertulis yang sah menurut hukum (legal)

mengakibatkan pembayaran hasil penjualan tersebut tidak mempunyai dasar yang

 jelas.

Pembagian proporsi tersebut mengakibatkan hak negara yaitu pembayaran dana

talangan senilai Rp1.377,44 juta yang seharusnya bisa diambil dari dana tersebut

menjadi tidak bisa direalisasikan.

Hal ini disebabkan TL dalam mengupayakan penarikan dana yang berasal dari

 pihak terkait kurang memperhatikan aspek-aspek kewenangannya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, TL memberikan tanggapan antara lain

sebagai berikut:

a)  TL hanya menguasai aset secara fisik tetapi surat-surat bukti kepemilikannya

ada pada Grup. Mengingat kondisi tersebut, TL berpendapat bahwa aset-aset

yang dikuasai TL tidak dapat dijual dan dimanafaatkan untuk pembayaran

kepada TL kecuali dengan adanya kerjasama Grup;

 b)  TL tidak mempunyai kesepakatan tertulis dengan Grup mengenai pembagian

hasil penjualan aset Grup tersebut, namun demikian bila dirasa perlu oleh BPK,

TL akan meminta pernyataan tertulis dari Grup mengenai pembagian hasil

 penjualan aset Grup;

Page 42: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 42/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 39 dari 82

c)  Perlu ditambahkan bahwa pembagian hasil penjualan aset Grup tersebut bukan

merupakan kompensasi antara jumlah kewajiban dan jumlah tagihan dari

debitur, tetapi merupakan tambahan aset dari Grup tanpa disertai surat-surat

 bukti kepemilikannya.

14)  Temuan - Cara penyelesaian sur at berharga (obli gasi) seni lai Rp5.000,00 juta

pada PT Bank H arapan Santosa (DL) tidak dilakukan dengan hati-hati

Obligasi PT Sinar Mas Multi Finance (PT SMM) sebesar Rp5.000,00 juta telah

dilakukan penyisihan sebesar 50% dengan alasan PT SMM belum bisa membayar

 pokok obligasi yang jatuh tempo tanggal 11 April 2002 dan gagal membayar pokok

dan bunga yang seharusnya dibayar setiap empat bulanan selama sembilan kali

 berturut-turut.

Pada tanggal 7 Februari 2003 dilakukan kesepakatan antara PT SMM dengan TL

PT Bank Harapan Santosa (DL) yang dituangkan dalam Akta Penyelesaian Hutang

 Nomor 76. Kewajiban PT SMM diselesaikan dengan cara penyerahan lima unit

Apartemen Muara Indah dengan nilai pasar sebesar Rp3.867,70 juta dan nilailikuidasi sebesar Rp1.934,00 juta (berdasarkan appraisal t anggal 8 Mei 2003).

Pencatatan apartemen sebagai aktiva lain-lain baru dilakukan pada tanggal 18

September 2004.

Akta Penyelesaian Hutang ini mendasarkan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi

yang menyatakan bahwa masalah penyelesaiannya bisa melalui persetujuan

 bilateral.

Seharusnya dalam melakukan pencairan aset, TL PT Bank Harapan Santosa (DL)

selalu memaksimalkan penerimaaan hasilnya untuk membayar kewajiban BLBI.

Kondisi tersebut diatas mengakibatkan berkurangnya potensi penerimaan TL

sebesar Rp3.066,00 juta.

Hal tersebut terjadi karena TL PT Bank Harapan Santosa (DL) lebih mendasarkan

 pada nilai buku obligasi yang telah disisihkan sebesar 50%.

Terhadap permasalahan di atas, TL PT Bank Harapan Santosa (DL) menanggapi

 bahwa pada waktu Akta Penyelesaian Hutang Nomor 76 dibuat, apartemen tersebut

 belum dicatat sebagai aset dikarenakan PT SMM masih berjanji untuk menjualnya

sehingga TL PT Bank Harapan Santosa (DL) tak perlu mengeluarkan biaya balik

nama. Tetapi karena PT SMM gagal memenuhinya, maka TL PT Bank Harapan

Santosa (DL) baru mencatat sebagai aktiva setelah terjadi balik nama.

Sebenarnya PT SMM sudah sekian kali default   dan apabila diperhatikan rating

obligasi PT SMM pada waktu itu adalah idD, yang artinya efek utang yang macet

atau emitennya sudah berhenti berusaha dan akhirnya obligasi PT SMM

dikeluarkan dari bursa. TL telah bersikap hati-hati sehingga baru melakukan

 persetujuan bilateral setelah mendapat saran dari pengacara pada bulan November

2002. Pengacara menginformasikan bahwa obligasi tersebut tidak mempunyai nilai

 jual, penawaran yang ada hanya 40% dari nilai nominal dan sisa aset yang tersisa

Page 43: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 43/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 40 dari 82

adalah apartemen tersebut. Jika persetujuan bilateral tidak segera dilakukan maka

aset PT SMM sudah diambil alih pemegang obligasi yang lain dan TL PT Bank

Harapan Santosa (DL) akan menderita kerugian yang lebih besar lagi.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Berdasarkan pemeriksaan, jumlah realisasi pembayaran kewajiban 14 BDL dari tanggal

1 November 1997 sampai dengan tanggal 30 April 2005, khususnya pengembalian

BLBI adalah sebesar Rp2.590.065,23 juta. Apabila jumlah realisasi pembayaran

kewajiban tersebut dibandingkan dengan jumlah BLBI yang harus dibayar kembali

sebesar Rp11.880.383,99 juta, maka pembayaran kewajiban tersebut hanya sebesar

21,80% dari jumlah BLBI.

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan pembayaran kewajiban tersebut

adalah sebagai berikut:

1)  

Temuan - TL PT Bank Dwipa Semesta (DL ) kurang memotong dan menyetorkanPPh Pasal 23 dar i tahun 1998 sampai dengan 2004 sebesar Rp661,65 juta

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa selama tahun 1998 sampai dengan 2004,

TL telah membayar  fee/jasa pengacara (konsultan hukum) sebesar Rp11.949,24

 juta. Jumlah tersebut belum dipungut/diperhitungkan PPh Pasal 23 sebesar 7,5%

yaitu sebesar Rp896,19 juta.

Selama periode tahun 1998-2004 telah disetor ke kas negara PPH Pasal 23 sebesar

Rp234,54 juta, sehingga masih harus disetor sebesar Rp661,65 juta (Rp896,19 juta

dikurangi Rp234,54 juta).

Dalam Surat Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Peraturan Perpajakan Nomor S-

265/Pj.313/2005 kepada TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) disebutkan bahwameskipun ijin usaha PT Bank Dwipa Semesta (DL) telah dicabut dan diharuskan

untuk dilikuidasi, selama proses likuidasi tersebut belum selesai, PT Bank Dwipa

Semesta (DL) tetap berstatus sebagai badan hukum sampai dengan tanggal

diumumkan berakhirnya likuidasi. Selain itu status PT Bank Dwipa Semesta (DL)

dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak tetap merupakan wajib pajak bank,

sehingga tetap tunduk pada peraturan perpajakan yang berlaku bagi wajib pajak

 bank dan tetap harus melaksanakan kewajibannya sampai dengan proses likuidasi

tersebut selesai dan NPWP PT Bank Dwipa Semesta (DL) dicabut.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jasa konsultan hukum tersebut harus

dipotong dan disetor ke kas negara PPh Pasal 23 sebesar 7,5%.

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan tertundanya penerimaan negara dari pajaksebesar Rp661,65 juta.

Hal ini terjadi karena ada keraguan TL terhadap status BDL terhadap peraturan

 perpajakan yang berlaku.

Page 44: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 44/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 41 dari 82

Mengenai hal ini TL memberikan tanggapan bahwa selama tahun 1998 s.d 2004,

TL memang tidak melakukan pemotongan dan penyetoran atas kewajiban PPh

Pasal 23 atas fee yang dibayarkan kepada pengacara karena keraguan TL atas status

BDL setelah likuidasi dilakukan. Namun setelah menerima surat dari Direktorat

Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa status BDL tetap sebagai bank sampai

 proses likuidasi selesai, TL telah melakukan pemotongan dan penyetoran atas PPhPasal 23 yang dibayarkan kepada pihak ketiga yaitu terhitung sejak tahun 2005.

Selanjutnya TL akan membayar kewajiban pajak selama tahun 1998 sampai dengan

2004 sebagaimana dimaksud dengan perhitungan pemeriksa di atas.

2)  

Temuan - PT Bank Dwipa Semesta (DL ) masih mempunyai kewajiban tidak

tercatat sebesar Rp110.894,71 juta

Dari hasil pemeriksaan atas kewajiban PT Bank Dwipa Semesta (DL) diketahui

 bahwa sampai dengan tanggal 30 April 2005 PT Bank Dwipa Semesta (DL) masih

mempunyai kewajiban yang tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan

maupun verifikasi sebesar Rp110.894,71 juta, yang terdiri atas Deposito Berjangka NCD milik 12 nasabah sebesar Rp98.527,00 juta, Bank Garansi milik satu nasabah

sebesar Rp2.223,71 juta (USD787,00 ribu) dan Commercial Paper   yang diaval

sebesar Rp10.144,00 juta.

Atas adanya deposito yang tidak tercatat (unrecorded ) tersebut dapat dikemukakan

hal-hal sebagai berikut:

a)  Sampai dengan tanggal 1 Juli 2005 atas deposito unrecorded  belum dibayar

oleh TL. Karena sengketa deposito unrecorded tidak dapat terselesaikan sesuai

keinginan, para pemegang deposito mengajukan gugatan ke Menteri Keuangan,

BI dan PT Bank Dwipa Semesta (DL) selaku para tergugat, melalui Pengadilan

 Negeri Jakarta Pusat yang terdaftar dengan Nomor Perkara 76/Pdt.G/1999/PN

Jakarta Pusat;

 b)  Terhadap gugatan para penggugat tersebut telah terbit berturut-turut putusan

sebagai berikut:

(1)  Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 7 Oktober 1999 Nomor

76/Pdt.G/1999/PN Jakarta Pusat yang amar putusannya antara lain

menyatakan bahwa deposito para penggugat adalah tercatat dengan segala

akibat hukumnya dan menghukum para tergugat untuk melakukan

 pembayaran/pencairan deposito dan bunganya;

(2)  Putusan Pengadilan Tinggi DKI tanggal 25 Juli 2000 No.354/Pdt/2000/PT

DKI yang amar putusannya antara lain membatalkan putusan Pengadilan

 Negeri Jakarta Pusat yang dimohonkan banding dan menolak gugatan para penggungat untuk seluruhnya;

(3)  Putusan Mahkamah Agung (MA) RI tanggal 28 Juni 2001 Nomor

1629K/Pdt/2001 yang amar putusannya antara lain membatalkan putusan

Pengadilan Tinggi DKI tanggal 25 Juli 2001 Nomor 354/Pdt/2000/PT DKI;

mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian; menyatakan sah dan surat

Page 45: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 45/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 42 dari 82

 berharga deposito milik penggugat untuk dibayar dan menghukum para

tergugat untuk mencairkan deposito pokok dan bunganya;

(4)  Putusan PK yang diajukan para tergugat tanggal 9 Desember 2003 Nomor

01PK/Pdt/2003 yang amar putusannya antara lain mengabulkan

 permohonan peninjauan kembali dari para pemohon peninjauan kembali: 1.

TL PT Bank Dwipa Semesta (DL),2. Pemerintah RI cq. Menteri Keuangan,

3. Gubernur BI; dan membatalkan putusan MA RI tanggal 28 Juni 2001

 Nomor 1629K/Pdt/2001.

Atas deposito tersebut beberapa deposan telah meminta pembayaran dengan

menggunakan Konsultan Hukum Lucas dan Partner melalui surat Nomor

1999/LP/LT/XII/2004 tanggal 9 Desember 2004 dan Nomor 008/LP/LT/1/2005

tanggal 14 Januari 2005.

Atas hal tersebut TL telah mengirim surat ke BI tanggal 1 Juli 2005 untuk meminta

arahan dan penegasan untuk penyelesaian unrecorded   deposito tersebut dan

memberikan beberapa alternatif penyelesaian. Namun demikian, TL sampai dengan

saat pemeriksaan berakhir belum memperoleh jawaban atas surat tersebut.Sehubungan dengan adanya tuntutan dari pemegang sertifikat deposito yang tidak

tercatat dalam daftar kewajiban bank, maka mengakibatkan jumlah aset yang akan

diterima oleh Pemerintah sebagai pembayaran kewajiban BLBI PT Bank Dwipa

Semesta (DL) kepada Pemerintah kemungkinan berkurang.

Menurut penjelasan TL, tidak tercatatnya tagihan mereka karena sebagai akibat dari

 perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pemegang saham mayoritas bank

dan beberapa pengurus bank yang telah diproses dan diputus hukumannya oleh

 pengadilan.

Mengenai hal tersebut, TL memberikan tanggapan antara lain bahwa pada saat ijin

usaha bank dicabut dan neraca penutupan dibuat per tanggal 31 Oktober 1997,

terdapat beberapa deposan tidak tercatat dalam pembukuan bank, dan sebagai

konsekuensinya kepada yang bersangkutan tidak diberikan dana talangan. Selain

itu, dengan adanya gugatan dari deposan maka hal ini merupakan salah satu

 pertimbangan mengapa TL hingga saat ini belum melakukan pembayaran terhadap

saldo debet kepada BI.

3)  

Temuan - TL PT Bank H arapan Santosa (DL ) membayar kewajiban kepada

pihak ketiga lainnya seni lai Rp69.681,59 juta sebelum Dana Talangan Rupiah

(DTR) l unas

TL telah menyelesaikan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga yang

 preferensinya di bawah Pemerintah dalam tahun 1998 sampai dengan 2002, yaitusebagai berikut:

a)  Kewajiban sewa guna usaha sebesar Rp11.453,09 juta kepada PT Beringin

Srikandi Leasing dan PT Swadarma Surya Finance (perusahaan yang

Page 46: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 46/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 43 dari 82

mempunyai hubungan istimewa, dalam hal ini kedua perusahaan tersebut

menjadi pemberi jasa sewa gedung kantor PT Bank Harapan Santosa (DL));

 b)  Kewajiban kepada PT Trimegah Securindo Lestari sebesar Rp7.700,00 juta

yang diselesaikan dengan  set off sesuai dengan Nota Kesepahaman yang

ditandatangani pada tanggal 24 November 1998;

c)  Kewajiban kepada pihak ketiga lainnya (BPD, Bank Aken dan Bank Tata

sebesar Rp50.528,50 juta.

PP Nomor 25 tahun 1999 tentang pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan

Likuidasi Bank Pasal 17 ayat (1) s.d (3) menyatakan bahwa:

a)  Pembayaran kewajiban kepada kreditur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

dilakukan setelah dikurangi dengan gaji pegawai yang terutang, biaya perkara

 pengadilan, biaya lelang yang terutang, pajak yang terutang yang berupa pajak

 bank dan pajak yang dipungut oleh bank selaku pemotong/pemungut pajak dan

 biaya kantor;

 b)  Sisa dana hasil pencairan harta dan/atau penagihan piutang kepada debitur

setelah dikurangi dengan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dibayarkan secara berurutan kepada kreditur:

(1)  Nasabah penyimpan dana, yang jumlah pembayarannya ditetapkan oleh

Tim Likuidasi;

(2)  Lainnya;

(3)  Dalam hal terdapat lembaga yang dalam kedudukannya membayar terlebih

dahulu sebagian atau seluruh hak nasabah penyimpan dana, maka

kedudukan lembaga tersebut menggantikan kedudukan nasaban penyimpan

dana.

Pada bulan Desember 1997 Pemerintah telah mengeluarkan dana talangan untukmembayar seluruh uang nasabah penyimpan dana. Dengan demikian, Pemerintah

 berdasarkan Pasal 17 ayat (3) PP Nomor 25 Tahun 1999 menggantikan kedudukan

nasabah penyimpan dana.

Kondisi tersebut di atas terjadi karena TL PT Bank Harapan Santosa (DL) tidak

memperhatikan ketentuan di atas dalam menyelesaikan kewajibannya.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pembayaran yang seharusnya dilakukan

TL PT Bank Harapan Santosa (DL) kepada Pemerintah sebesar Rp69.681,59 juta.

Menanggapi masalah tersebut, TL PT Bank Harapan Santosa (DL) menyatakan

 bahwa apabila PT Bank Harapan Santosa (DL) tidak melakukan pembayaran

kewajiban kepada BPD-BPD, maka perusahaan negara tersebut terancam bangkrut,

sedangkan pembayaran kepada Bank Aken dan Bank Tata dilakukan atas

 permintaan BPPN dan jumlahnya relatif kecil.

Page 47: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 47/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 44 dari 82

4)   Temuan - Penyelesaian kewajiban kepada PT T rimegah Secur indo Lestari (PT

TS) merugikan PT Bank Harapan Santosa (DL ) sebesar Rp9.523,42 juta

Pada tanggal 15 Agustus 1997 PT Bank Harapan Santosa (DL) dengan PT TS telah

menandatangani Perjanjian Pembelian dan Penjualan Kembali Obligasi. Isi

 perjanjian tersebut menyatakan antara lain bahwa:

a)  PT TS membeli obligasi PT Pudjiadi Prestige Ltd dengan harga/nilai sebesar

Rp7.200,00 juta (nilai nominal obligasi sebesar Rp8.000,00 juta) pada tanggal

15 Agustus 1997;

 b)  PT Bank Harapan Santosa (DL) wajib membeli kembali obligasi tersebut dari

PT TS dengan nilai pelunasan sebesar Rp7.700,00 juta pada tanggal 18

Desember 1997.

Di lain pihak, PT Bank Harapan Santosa (DL) menempatkan dana sebesar

Rp5.000,00 juta dalam bentuk penyertaan pada Reksa Dana Megah Pendapatan

Tetap, yang harus dikembalikan PT TS selambat-lambatnya tanggal 6 Maret 1998.

Dalam suratnya kepada Ketua Tim Caretaker   PT Bank Harapan Santosa (DL)

tanggal 24 November 1997, PT TS memberikan alternatif penyelesaian dengan

cara:

a)  Memberi ijin kepada PT TS untuk menggunakan dana penyertaaan reksadana

milik PT Bank Harapan Santosa (DL) sebesar harga pasar sekarang yaitu

Rp4.000,00 juta untuk menyelesaikan kewajiban PT TS ke Bank DKI yang

 jatuh tempo 18 Desember 1997;

 b)  Memberikan ijin kepada PT TS untuk menjual obligasi senilai nominal

Rp8.000,00 tersebut menurut harga pasar dan di bawah pengawasan Tim

Caretaker , agar dapat menutup kekurangan sebesar Rp3.700,00 juta, sedangkan

sisa harga jual akan dikembalikan kepada PT Bank Harapan Santosa (DL).

Kedua pihak baru melakukan kesepakatan untuk menyelesaikan masalah tersebut

yang tertuang dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada tanggal 24

 November 1998 dengan cara perjumpaan hutang sebagai berikut:

Page 48: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 48/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 45 dari 82

Kewajiban PT Bank Harapan Santosa (DL) kepada PT TS

(dengan nilai nominal sebesar Rp8.000,00 juta) sebesar.............. = Rp7.700,00 juta

Dikurangi: Penyerahan surat berharga milik PT Bank Harapan

Santosa (DL):

Penempatan PT Bank Harapan Santosa(DL) pada Reksa Dana Megah (nilai

nominal Rp5.000,00 juta) sebesar ........ = Rp2.439,36 juta

Obligasi yang dijaminkan (Obligasi PT

Pudjiadi senilai nominal Rp8.000,00

 juta) sebesar .......................................... = Rp2.400,00 juta

Potongan sebesar ............... ................. ... = Rp360,64 juta

Obligasi PT Pudjiadi (nilai nominal

Rp2.000,00 juta) sebesar........................= Rp637,22 juta

Jumlah = Rp5.837.22 juta

Sisa hutang PT Bank Harapan Santosa (DL)...........................   = Rp1.862,78 juta

Dibulatkan.................................................................................... = Rp1.800,00 juta

Dengan demikian total write off   yang dilakukan oleh TL terhadap aktiva yang

diserahkan yaitu Reksa Dana Megah dan Obligasi PT Pudjiadi adalah sebesar

Rp2.560,64 juta + Rp1.362,78 juta + Rp5.600,00 juta= Rp9.523,42 juta .

Seharusnya dalam melakukan pencairan aset, TL selalu memaksimalkan

 penerimaan hasil untuk membayar kewajiban BLBI.

Hal ini mengakibatkan PT Bank Harapan Santosa (DL) kehilangan kesempatan

untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pencairan aktiva dan penyelesaian

kewajiban sebesar Rp9.523,42 juta.

Hal tersebut terjadi karena TL tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam

menyelesaikan hutang piutang dimaksud .

Terhadap permasalahan ini TL memberi tanggapan bahwa sepanjang mengenai nilai

Reksa Dana Megah dan Obligasi PT Pudjiadi, nilai yang disepakati sudah sesuai

dengan harga pasar pada waktu itu, di mana seluruh pasar saham dan obligasi

 berada pada level terendah akibat krisis moneter 1998.

c. 

Realisasi Biaya Operasional

Berdasarkan pemeriksaan, jumlah realisasi biaya operasional 14 BDL dari tanggal 1 November 1997 sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp1.042.540,39

 juta, yang dapat dirinci sebagai berikut:

Page 49: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 49/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 46 dari 82

Dalam rupiah

No. BDLJumlah Realisasi Biaya

Operasional

%

dari Total

1. PT Bank Pacific 235.466,85 22,59

2. PT Sejahtera Bank Umum 127.649,77 12,24

3. PT Bank Harapan Santosa 361.477,96 34,67

4. PT Bank Guna Internasional 46.005,31 4,41

5. PT Bank Industri 48.480,62 4,65

6. PT Bank Anrico 12.348,09 1,18

7. PT Bank Jakarta 16.754,35 1,61

8. PT Bank SEAB 21.652,55 2,08

9. PT Bank Pinaesaan 36.953,11 3,54

10. PT Bank Dwipa Semesta 44.088,66 4,23

11 PT Bank Astria Raya 44.515,72 4,27

12. PT Bank Kosagrha Semesta 24.139,08 2,32

13. PT Bank Mataram Dhanarta 12.476,10 1,20

14. PT Bank Citrahasta Dh. 10.532,22 1,01Total 1.042.540,39 100

Dari data tersebut di atas nampak bahwa BDL yang realisasi biaya operasionalnya

terbesar adalah PT Bank Harapan Santosa, PT Bank Pacific dan PT Sejahtera Bank

Umum, yaitu masing-masing sebesar 34,67%, 22,59% dan 12,24% dari jumlah realisasi

 biaya operasional 14 BDL, sedangkan 11 BDL lainnya hanya berkisar 1 – 5%.

Apabila dilihat dari jenis biaya operasional, maka jumlah realisasi biaya operasional 14

BDL dari tanggal 1 November 1997 sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah

sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. Jenis Biaya Operasional Jumlah RealisasiBiaya Operasional

%dari total

1. Biaya Honor dan Gaji 389.175,13 37,34

2. Biaya Adm. & Umum 293.667,63 28,17

3. Biaya Penyelesaian Kredit 46.265,39 4,44

4. Biaya Konsultan & Akuntan 81.404,87 7,81

5. Pajak-pajak 193.089,74 18,52

6. Bunga 15.934,41 1,53

7. Lain-lain 22.914,41 2,20

Total 1.042.540,28 100,00

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa komponen biaya operasional 14 BDL yang

terbesar adalah biaya honor dan gaji, biaya administrasi & umum dan pajak-pajak, yaitu

masing-masing sebesar 37,34%, 28,17% dan 18,52% dari total biaya operasional untuk

14 BDL. Dari biaya pajak-pajak sebesar Rp193.089,74 juta terdapat sebesar

Rp182.864.14 juta (95%) yang dikeluarkan oleh PT Bank Harapan Santosa (DL).

Page 50: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 50/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 47 dari 82

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan biaya operasional adalah sebagai

 berikut:

1)  

Temuan - Pembayaran jasa konsultan hukum (lawyer) pada PT Bank Pinaesaan

(DL) belum dipungut PPN 10% dan PPh Pasal 23 7,5% sebesar Rp1.288,08 juta

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas biaya konsultan hukum diketahui bahwa dalam

menangani kasus-kasus di PT Bank Pinaesaan (DL), TL menggunakan jasa

 pengacara.

Sampai dengan Mei 2005, TL telah mengeluarkan biaya untuk beberapa pengacara

sebesar Rp7.936,92 juta.

Atas pengeluaran biaya/pembayaran kepada pengacara tersebut, TL belum

memungut dan membayar PPN 10% dan PPh Pasal 23 konsultan 7,5%.

Seharusnya PPN yang dipungut adalah sebesar Rp693,19 juta dan PPh Pasal 23

sebesar Rp594,89 juta atau total sebesar Rp1.288,08 juta.

Berdasarkan UU PPN dan UU PPh, TL adalah badan hukum wajib pungut yang

harus memungut PPN dan PPh dari para konsultan.

Belum dipungutnya pajak tersebut mengakibatkan penerimaan Negara dari sektor

 pajak sebesar Rp1.288,08 juta belum dapat direalisasikan.

Terhadap hal tersebut di atas, TL menanggapi bahwa semua pajak-pajak yang

menjadi kewajiban PT Bank Pinaesaan (DL) akan segera dibayarkan oleh TL.

2)   Temuan - Pengeluaran biaya pegawai untuk THR dan biaya kesejahteraan

karyawan sebesar Rp2.309,35 juta pada PT Bank Pinaesaan (DL ) tidak sesuai

dengan ketentuan

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pengeluaran PT Bank Pinaesaan (DL) untuk

 biaya pegawai dari tahun 2000 sampai dengan Mei 2005 diketahui bahwa jumlah

 pembayaran tunjangan hari raya (THR) dan biaya kesejahteraan karyawan untuk

tahun 2001 sampai dengan 2004 adalah sebesar Rp2.858,48 juta.

Pembayaran biaya pegawai tersebut dilakukan sebagai berikut:

a)  THR tahun 2001 adalah sebesar kurang lebih empat kali gaji/honor;

 b)  THR tahun 2002 sebesar lima kali gaji/honor;

c)  Biaya kesejahteraan karyawan tahun 2003 dilakukan dua kali, yaitu dalam

 bulan November dan Desember 2003, masing-masing sebesar lima kali

gaji/honor atau dalam setahun sebesar 10 kali gaji/honor;

d)  THR tahun 2004 dilakukan dua kali yaitu dalam bulan Oktober dan Desember

2004 masing-masing sebesar lima kali gajin/honor; dan biaya kesejahteraan

karyawan tahun 2004 dilakukan dua kali yaitu dalam bulan Juli dan Agustus

Page 51: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 51/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 48 dari 82

2004 masing-masing sebesar 10 kali gaji/honor atau total pembayaran THR dan

 biaya kesejahteraan karyawan tahun 2004 adalah sebesar 30 kali gaji.

Pengeluaran tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB

tanggal 14 Mei 1999, yang antara lain menyatakan bahwa TL wajib memperhatikan

efisiensi dalam pelaksanaan likuidasi dan kemampuan keuangan BDL untuk

membayar honor, karena sampai dengan tanggal 12 Juli 2005, PT Bank Pinaesaan

(DL) baru melakukan pembayaran kepada negara sebesar Rp1.000,00 juta yang

 berasal dari hasil pencairan aset di luar pengembalian dana talangan.

Pembayaran THR dan biaya kesejahteraan pegawai dari tahun 2001 sampai dengan

Mei 2004 seharusnya sebesar Rp549,13 juta.

Dengan adanya pembayaran sebesar Rp2.858,48 juta, maka mengakibatkan

terjadinya pemborosan keuangan pada PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp2.309,35

 juta (Rp2.858,48 juta – Rp549,13 juta).

Hal tersebut terjadi karena kebijakan keputusan TL dalam melakukan pengeluaran

yang tidak memperhatikan kondisi keuangan dan kewajiban PT Bank Pinaesaan

(DL) kepada Negara yang belum dibayar atau dilunasi.

Atas permasalahan tersebut, TL menanggapi antara lain bahwa dalam

keputusannya, TL memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a)  Di dalam honor yang dibayarkan oleh TL tidak ada tunjangan tetap seperti

tunjangan kesehatan, perumahan, transportasi, makan dan lain-lain;

 b)  Bertugas pada PT Bank Pinaesaan (DL) bersifat temporer dan tidak mempunyai

masa depan/karir;

c)  Besarnya honor yang dibayarkan nominalnya relatif kecil;

d)  Berdasarkan kenyataan kebutuhan biaya hidup sehari-hari dari tenaga yang

diperbantukan pada TL makin meningkat, adanya kenaikan harga, biaya listrik,telekomunikasi dan transportasi serta bahan bakar minyak;

e)  Dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas, TL sangat membutuhkan tenaga-

tenaga eks karyawan PT Bank Pinaesaan, karena di samping yang bersangkutan

mengetahui tugas dan pekerjaannya, honor yang dibayarkan lebih kecil

dibandingkan dengan mempekerjakan tenaga baru di luar dari PT Bank

Pinaesaan (DL).

3)   Temuan - Pembayaran jasa konsultan pada PT Bank Jakarta (DL) belum

dipungut/disetor PPh dan PPN sebesar Rp213,55 juta

Selama proses likuidasi TL hanya menggunakan dua jenis jasa konsultan, yaitukonsultan hukum (lawyer ) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memudahkan

TL melaksanakan tugasnya.

Page 52: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 52/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 49 dari 82

Dari hasil pemeriksaan ternyata bahwa dalam pembayaran jasa konsultan dari tahun

1996 sampai dengan tanggal 30 April 2005 belum dipungut PPh dan PPN sebesar

Rp213,55 juta, dengan rincian sebagai berikut:

dalam juta rupiah 

No. Nama Lawyer /

KAP

Perjanjian/Penanganan

Kasus

Jumlah PPh & PPN

yg belum dipungut

1. Sdr. Yusuf dan Sdr.

Fichar

Perjanjian tgl. 6 Juli 1999

Perkara permohonan pailit PT

Intercon Kebon jeruk

109,78

2. Sdr. Djoko dan

Sdr. Thamrin

Perjanjian belum diperlihatkan

Perkara tagihan kepada Sdr.

D.Sutrisno

2,62

3. Sdr. RA Harini Perjanjian belum diperlihatkan

Perkara sembilan debitur

61,16

4. Sdr. Dahlan Perjanjian tanggal 23

September 1996

18,11

5. KAP Tjahjo, Machdjud

Modo Puro dan Rekan

(TMM)

Perjanjian tanggal 12 Agustus

2003

Pembuatan NAL

21,88

Jumlah 213,55

Sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, seluruh jasa konsultan yang

dibayarkan kepada konsultan hukum dan KAP harus dipungut PPN dan PPh sebesar

10% dan 7,5%.

Sehubungan dengan belum dipungut/disetor PPN dan PPh tersebut mengakibatkan

 berkurangnya penerimaan negara sektor pajak minimal sebesar pajak yang belum

disetor yaitu sebesar Rp213,55 juta.

Hal tersebut disebabkan TL kurang memahami peraturan perpajakan dan sebagian biaya operasional konsultan hukum untuk biaya pengadilan (biaya under table)

tidak dapat dibuktikan, sehingga konsultan hukum tidak bersedia menganggap

 penerimaaan untuk biaya operasional sebagai pendapatan konsultan hukum.

TL PT Bank Jakarta (DL) menanggapi bahwa pembayaran jasa konsultan hukum

(lawyer ) untuk masalah yang telah selesai atau dianggap selesai, TL telah

membayarkan success fee yang telah dikenakan PPh 7,5% namun belum dipotong

PPN sebesar 10%. Bukti pembayaran PPh telah disampaikan kepada pemeriksa dari

BPK-RI. Sementara itu biaya-biaya yang dikeluarkan di luar  fee  seperti biaya

operasional pengacara dan biaya operasional pengadilan, TL belum memotong PPh

sebesar 7,5% dan PPN 10%. Dalam hubungan ini, TL tidak berkeberatan untuk

menyetor PPh dan PPN untuk pengeluaran biaya pengacara tersebut. Untuk biaya pemeriksaan akuntan, TL belum memotong PPh dan PPN, namun pajak tersebut

telah dibayar oleh akuntan.

Page 53: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 53/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 50 dari 82

4)   TL PT Bank Kosagrha (DL) telah melakukan pembayaran kepada konsul tan

pajak (Sdr. M . Husnaini I skandar) sebesar Rp1.412,02 juta tetapi konsul tan

pajak tersebut belum menyelesaikan pekerj aan sesuai dengan perjanj ian

Perjanjian kerjasama antara TL (yang diwakili oleh Sdr. Santo Silaban dan Sdri.

Asrianty Purwantini) dengan Konsultan Pajak (Sdr.M.Husnaini Iskandar (MHI)

ditandatangani pada tanggal 7 April 2005.

Perjanjian kerjasama ini meliputi jasa pengurusan perpajakan terhadap kewajiban

 perpajakan PT Bank Kosagrha Semesta (DL) untuk tahun pajak 1994 sampai

dengan 2004 untuk segala jenis pajak yang terkait. Jangka waktu pelaksanaan

 pekerjaan adalah terhitung mulai tanggal 1 April sampai dengan tanggal 5 Juni

2005.

Sebagai hasil dari pelaksanaan pekerjaan, TL akan menerima Surat Ketetapan Pajak

(SKP) dan/atau surat bebas dari tagihan pajak apapun ( tax clearance) dari instansi

 pajak untuk masing-masing tahun pajak mulai tahun 1994 sampai dengan 2004.

Biaya pelaksanaan pekerjaan dan imbal jasa yang disepakati terbagi dalam dua

kelompok, yaitu:

a)  Untuk tahun pajak 1994 sampai dengan 1998 adalah sebesar Rp725,96 juta all-

inclusive,  yang meliputi di dalamnya  fee  jasa pengurusan, pembayaran pajak

terhutang mulai tahun 1994 sampai dengan 1998, biaya transportasi, dan biaya

operasional lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut;

 b)  Untuk tahun pajak 1999 sampai dengan 2004 adalah sebesar Rp686,07 juta all-

inclusive, yang meliputi di dalamnya  fee  jasa pengurusan, pembayaran pajak

terhutang mulai tahun 1999 sampai dengan 2004, biaya transportasi, dan biaya

operasional lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

Jumlah tersebut di atas belum termasuk pajak penghasilan yang masih harus

dibayarkan atas jasa yang diberikan sebesar 7,5%

Dari hasil pemeriksaan atas dokumen perjanjian/kontrak beserta bukti-bukti

 pendukungnya diketahui hal-hal sebagai berikut:

a)  Sampai dengan pemeriksaan berakhir, SKP dan/atau surat bebas dari tagihan

 pajak apapun (tax clearance) yang dijanjikan oleh konsultan pajak di dalam

kontrak belum diterima oleh TL;

 b)  Sampai dengan pemeriksaan berakhir, Tim pemeriksa belum memperoleh bukti

setoran pajak atas pembayaran pajak yang terhutang yang dibayarkan oleh

konsultan pajak;

c)  Biaya yang telah dibayarkan oleh TL PT Bank Kosagrha Semesta (DL) kepada

konsultan pajak adalah sebesar Rp1.412,02 juta yang terdiri dari:

(1)  Bukti kuitansi dan cek Bank Mandiri tanggal 1 April 2005 sebesar

Rp403,04 juta;

(2)  Bukti kuitansi dan cek Bank Mandiri tanggal 1 April 2005 sebesar Rp78,75

 juta;

Page 54: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 54/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 51 dari 82

(3)  Bukti kuitansi dan cek Bank Mandiri tanggal 4 Mei 2005 sebesar Rp930,23

 juta.

d) Dalam perjanjian kerjasama tersebut tidak di-cover dengan jaminan yang

memadai yang diberikan oleh konsultan pajak untuk mengantisipasi apabila

konsultan pajak tidak dapat memberikan hasil seperti yang disebutkan di dalam

 perjanjian kerjasama.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan SK DIR BI Nomor 32/53/KEP/DIR

tentang Tata Cara Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Umum, Pasal

45 yang antara lain menyatakan bahwa dalam rangka melaksanakan wewenang

untuk meminta bantuan konsultan dalam pelaksanaan likuidasi bank sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf f, TL wajib memperhatikan hal-hal, antara

lain: a) efisiensi dalam pelaksanaan likuidasi; b) keahlian tenaga konsultan; dan c)

kemampuan keuangan BDL untuk membayar jasa konsultan.

Hal tersebut di atas mengakibatkan terjadinya ketidakhematan di dalam perjanjian

kerjasama, dengan nilai sebesar Rp1.412,02 juta yang dilakukan oleh TL karena

tidak memperoleh hasil sebagaimana yang dituangkan di dalam kontrak kerja.Kondisi tersebut di atas terjadi karena TL tidak berhati-hati di dalam melakukan

kontrak kerja dengan konsultan pajak.

Atas masalah tersebut TL memberikan tanggapan bahwa sewaktu PT Bank

Kosagrha Semesta dilikuidasi, ternyata manajemen belum menyelesaikan

kewajiban pajak sejak tahun 1995. Hal ini diketahui dari belum diterbitkannya surat

keterangan lunas pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang bersangkutan.

Padahal dokumen tersebut sangat penting dalam pelaksanaan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Kosagraha Semesta (DL) dalam waktu dekat.

TL sudah beberapa kali mencoba untuk menyelesaikan masalah perpajakan ini,

 bahkan pada tahun 2002 TL telah diperiksa oleh Kantor Pajak terkait, tetapi tetap

saja surat keterangan lunas pajak tidak diperoleh, sehingga akhirnya TL menjajakikerjasama dengan Konsultan Pajak MHI. Disebabkan oleh adanya kendala teknis di

KPP yang bersangkutan dan mengingat berkaitan dengan perhitungan 10 tahun

fiskal, maka sampai saat ini SKP belum selesai diproses, sehingga nilai pasti biaya

 pajak belum dapat diperoleh. Untuk itu TL telah membuat perjanjian kerjasama

yang antara lain memuat perpanjangan waktu kerjasama sampai dengan tanggal 10

September 2005. Diharapkan paling lambat pada akhir Agustus 2005 masalah

 perpajakan sudah dapat diselesaikan.

5)   Temuan - Tambahan biaya operasional (operational cost) dengan nil ai sebesar

Rp2.392,33 juta dalam penanganan perkara di PT Bank Kosagrha Semesta (DL)

belum dapat diyakini kewajarannya

Dalam rangka melaksanakan penyelesaian sebagian besar penagihan kredit kepada

 para debitur, TL menggunakan jasa konsultan hukum.

Di dalam kontrak kerjasama yang dibuat dengan para konsultan hukum, biaya yang

harus dikeluarkan oleh TL adalah terdiri atas:

Page 55: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 55/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 52 dari 82

a)   Profesional fee, yang dilakukan dalam dua kali pembayaran, yaitu pertama

dilakukan pada saat perjanjian kerjasama ditandatangani dan kedua dilakukan

setelah gugatan disidangkan untuk pertamakalinya di pengadilan negeri yang

 berwenang.

 b)  Operational fee, yang pembayarannya dilakukan pada saat biaya tersebut

dibutuhkan untuk membiayai kasus dan pembayaran pertama dilakukan pada

saat perjanjian ditandatangani sebesar 10%.

Di dalam perjanjian kerja sama tersebut terdapat dua jenis pembebanan

operational fee, yaitu yang mencantumkan nilai perkiraan operational fee dan

yang tidak mencantumkan nilai perkiraan operational fee (akan diajukan sesuai

dengan kebutuhan dan akan dimintakan persetujuan terlebih dahulu dengan

TL).

c) 

Success fee  sebesar 5% sampai dengan 10% dari hasil yang diperoleh setelah

 penanganan kasus tersebut berhasil ditangani oleh konsultan hukum. Selain itu

ada juga yang mempergunakan sistem lumpsum tanpa success fee.

Sebagai bukti telah dilakukan pembayaran atas penambahan operational cost , TLmengeluarkan kuitansi yang ditandatangani oleh konsultan hukum. Dalam kwitansi

 pembayaran tersebut dijelaskan bahwa biaya tersebut digunakan untuk penambahan

operational cost dalam menangani suatu kasus/perkara.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa tambahan biaya operational cost   tidak

didukung dengan bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh konsultan hukum.

Hal ini dapat dilihat dari ”Laporan Periodik Penanganan Debitur-Debitur” yang

diberikan kepada TL. Dengan demikian, maka sulit bagi Tim BPK untuk

memastikan bahwa biaya tersebut memang digunakan sebagai operasional

konsultan hukum di dalam menangani suatu kasus/perkara. Selain itu tambahan

operational cost   yang diberikan bisa melebihi jumlah biaya yang tercantum di

dalam perjanjian kerjasama antara TL dengan konsultan hukum

Realisasi operational cost  yang telah dibayarkan oleh TL yang ditandatangani oleh

dua pengacara berdasarkan catatan dan bukti pendukung adalah sebesar Rp4.767,33

 juta, yang terdiri atas operational cost  berdasarkan perjanjian sebesar Rp2.375,00

 juta dan sisanya sebesar Rp2.392,33 juta merupakan tambahan operational cost  

yang tidak tercantum di dalam perjanjian atau terdapat penambahan sebanyak 101%

dari biaya operasional yang tercantum dalam perjanjian.

Seharusnya TL lebih bersikap konservatif   di dalam membuat kontrak/perjanjian

kerjasama dengan konsultan hukum yaitu dengan menambahkan klausul/membuat

addendum yang menyebutkan atau menjelaskan bahwa apabila konsultan hukum

mengajukan tambahan operational cost  kepada TL, supaya membuat rincian biaya

serta menyampaikan bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh konsultan hukum

agar akuntatabilitas dari pembayaran tambahan biaya tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 56: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 56/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 53 dari 82

Hal tersebut di atas mengakibatkan tambahan biaya operational cost   sebesar

Rp2.392,33 juta tidak dapat diyakini kewajarannya karena tidak didukung dengan

 bukti-bukti yang memadai.

6)  

Temuan – Dasar pembayaran honor TL PT Bank I ndustri (DL ) yang ditetapkanoleh RUPS untuk periode Desember 1997 sampai dengan Apri l 2005 melebih i

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank I ndonesia

Berdasarkan hasil perhitungan pembayaran honor TL dari Desember 1997 sampai

dengan tanggal 30 April 2005 diketahui bahwa pembayaran honor TL sejumlah

Rp3.371,50 juta dilakukan dengan mendasarkan pada hasil RUPS tanggal 24

 November 1997. Berdasarkan ketentuan RUPS tersebut, honor TL adalah minimum

sebesar honor Caretaker  yaitu sebagai berikut:

a)  Ketua sebesar .......................... Rp20,00 juta;

 b)  Wakil Ketua sebesar ............... Rp17,50 juta;

c) 

Anggota sebesar ...................... Rp15,00 juta.

Menurut Surat BI Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 yang

mengatur tentang honorarium TL, besarnya honor TL adalah sebesar Rp7,50 juta

untuk Ketua dan Rp5,00 juta untuk Wakil Ketua/Anggota.

Dalam PP Nomor 25 tahun 1999 tentang Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan

Likuidasi Bank Pasal 18 ayat (2) disebutkan bahwa Honor Tim Likuidasi yang

termasuk salam satu komponen dalam biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan dengan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan BI.

Hal tersebut mengakibatkan beban operasional TL PT Bank Industri (DL) menjadi

lebih besar dari yang seharusnya.

Hal ini terjadi karena TL kurang memahami ketentuan yang berlaku mengenaihonor TL.

Sehubungan dengan hal tersebut, TL menanggapi bahwa mengacu pada Pasal 22

dan 23 SK BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, yang menyatakan masa

kerja TL berakhir sampai dengan November 2002, tetapi berdasarkan Surat BI

 Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 penggajian masih

diberlakukan sampai November 2003. Sejak berakhir masa kerja TL (5 tahun 6

 bulan), TL memberlakukan penggajian berdasarkan RUPS tanggal 24 November

1997.

d. 

Sisa Aset

Dari pemeriksaan diketahui bahwa jumlah sisa aset yang seharusnya menjadi bagian

Pemerintah dan jumlah sisa kewajiban serta sisa BLBI untuk 14 BDL per tanggal 30

April 2005 adalah sebagai berikut:

Page 57: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 57/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 54 dari 82

dalam juta rupiah

Jumlah Sisa Aset

Per Tanggal 30-04-2005No BDL

Nilai

Buku

Nilai

Realisasi

Sisa

Kewajiban

Per Tanggal

30-04-2005

Sisa BLBI

Per Tanggal

30-04-2005

1. PT Bank Pacific 1.646.496,59 621.222,35 2.176.946,65 1.801.343,36

2. PT Sejahtera Bank U 1.164.833,47 319.203,54 2.2224.552,27 836.041,38

3. PT Bank Harapan S 167.218,38 102.401,50 3.622.109,56 3.311.084,16

4. PT Bank Guna Intern.. 134.761,40 74.821,25 106.794,72 95.000,70

5. PT Bank Industri 117.260,42 113.797,44 569.725,49 232.346,23

6. PT Bank Anrico)* --- --- --- 200.547,77

7. PT Bank Jakarta 160.639,37 80.626,42 112.062,44 110.134,05

8. PT Bank SEAB 190.101,64 --- 804.186,47 800.096,30

9. PT Bank Pinaesaan 114.483,05 72.050,58 672.726,44 670.627,81

10. PT Bank Dwipa S 131.550,92 --- 107.919,57 103.135,86

11. PT Bank Astria Raya 68.136,92 91.854,45 527.903,00 456.969,26

12. PT Bank Kosagrha S. 157.911,09 35.931,09 154.940,41 154.940,41

13. PT Bank Mataram Dh. 8.526,99 --- 346.273,40 305.577,21

14. PT Bank Citrahasta Dh. 174.306,15 157.113,03 180.541,39 178.704,17

Jumlah 4.236.226,39

(13 BDL)

1.669.021,65

(10 BDL)

11.612.518,48

(13 BDL)

9.256.548,67

(14 BDL)

Dari data tersebut di atas ternyata bahwa jumlah sisa aset 13 BDL (nilai buku) per

tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp4.236.226,39 juta, namun pada umumnya nilai

realisasinya jauh di bawah nilai bukunya. Dibandingkan dengan sisa kewajibannya

sebesar Rp11.612.518,48 juta, maka jumlah sisa aset tersebut hanya dapat menutup

kewajibannya sebesar 36%-nya. Apabila jumlah sisa aset tersebut dibandingkan dengan

sisa kewajiban BLBI sebesar Rp9.256.548,67 juta, maka hanya dapat menutup sebesar

46%. Hal ini berarti bahwa seluruh sisa aset (harta) 14 BDL seharusnya sudah menjadihak Pemerintah.

Temuan-temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan sisa aset adalah sebagai berikut:

1)  

Temuan - Deposito di Bank Bukopin seni lai Rp9.000,00 juta (pokok) ti dak dapat

dicairkan oleh PT Bank Pinaesaan (DL) meskipun telah ada keputusan

Mahkamah Agung

Pada tanggal 30 Oktober 2002, melalui keputusan Mahkamah Agung (MA) Nomor

680K/Pdt/2002, telah diputuskan agar Bank Bukopin mengembalikan deposito PT

Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp9.000,00 juta dan bunganya sebesar 16,5% per

tahun terhitung sejak tanggal 16 Juli 1997. Berdasarkan perhitungan TL, pokok dan

 bunga deposito tersebut hingga tanggal 16 Januari 2004 telah mencapai sebesarRp26.112,60 juta.

Kasus ini ditangani oleh Pengacara Sidartha Pratidina Law Firm.

Bank Bukopin mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) dan berkeras

 belum mengembalikan dana tersebut. Berdasarkan Surat MA–RI Nomor

Page 58: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 58/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 55 dari 82

680/PK/Pdt/2002 tanggal 18 Juli 2002, dijelaskan bahwa pengajuan PK tidak

menunda eksekusi.

Pada tanggal 10 Februari 2004, Bank Bukopin telah mengajukan perlawanan dan

telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang isinya

menangguhkan/menunda pelaksanaan eksekusi Putusan MA sampai adanya putusan

 peninjauan kembali oleh MA. Hingga saat pemeriksaan, belum ada putusan atas

 peninjauan kembali oleh MA.

Dengan berlarut-larutnya penyelesaian masalah ini mengakibatkan tertundanya

 pencairan deposito PT Bank Pinaesaan (DL).

Hal tersebut terjadi karena Putusan MA tidak dapat dilaksanakan sehubungan

adanya pengajuan peninjauan kembali di MA.

Atas permasalahan tersebut, TL menanggapi bahwa dalam penyelesaian tugasnya

TL sangat mengharapkan agar penyelesaian permasalahan ini dapat selesai dalam

waktu singkat.

2)  

Temuan - Terdapat beberapa permasalahan dalam sisa aset eks jaminan dan

 jaminan yang di terima dar i nasabah pada PT Bank Pinaesaan (DL) sebagai

berikut:

a)  Tanah dan Bangunan di Jl. Mayjen Sungkono, Darmo Park I/15 Surabaya milik

PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat dijual karena atas nama pemegang saham

(Sdr. Herman Rattu);

 b)  Jaminan berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada Kantor

Cabang Jakarta diambil debitur dan hutang belum dibayar lunas;

c)  Sebidang tanah di Sudimara Barat, Cileduk SHM Nomor 2619 dibangun

sekolah dan sulit dijual;d)  Tanah di Sudimara RT 01/03 Ciledug Tangerang SHM No.187 a.n. Landy

Wanget dijual oleh eks karyawan PT Bank Pinaesaan (DL) dalam sengketa di

 pengadilan;

e)  Tanah kosong di Balimester Jatinegara dengan nilai buku sebesar Rp56,50 juta

sulit dijual dan telah dihapusbuku (write off ).

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa:

a)  Tanah dan bangunan di Jl. Mayjen Sungkono Surabaya tidak dapat dijual oleh

TL walaupun pernah ada peminat atau calon pembelinya, karena tidak ada

Kuasa Jual kepada TL. Selain itu, ternyata sertifikatnya telah jatuh tempo tahun

2002 dan perpanjangannya tidak dapat dilaksanakan oleh TL karena perpanjangannya hanya dapat dilakukan oleh Sdr. Herman Rattu, sedangkan

yang bersangkutan tidak kooperatif;

 b)  Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik atas jaminan debitur Sdri. Suzy Sunarsih

yaitu berupa BPKB No. 4340529 G a.n. Sdri. Suzy Sunarsih tidak ada. Menurut

Page 59: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 59/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 56 dari 82

 penjelasan pihak TL, dokumen BPKB tersebut dikembalikan kepada debitur

yang bersangkutan pada saat akan diperpanjang, namun dokumen hasil

 perpanjangan BPKB tidak dikembalikaan kepada TL dan debitur telah menjual

 jaminan tersebut. Hasil penjualan tersebut tidak digunakan untuk pembayaran

kredit debitur. Tidak ada tindakan dari TL atas kejadian tersebut sehingga

 jaminan kredit atas nama Sdri. Suzy Sunarsih hanya berupa surat pernyataan penjatahan atas Kios Mangga Dua Blok A/182 PT Praja Puri Real Estate;

c)  Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa sisa tanah SHM No. 2619 seluas

1.591 m2 a.n. Mochamad Alfan Hariyanto adalah sisa tanah SHM No.174 yang

telah dijual sebagian dan tanah tersebut sekarang digunakan oleh Perguruan

Muhammadiyah untuk sekolah. Aset tersebut belum dapat dicairkan karena

 pihak pengelola perguruan tidak mempunyai kemampuan dana untuk membeli

secara tunai walaupun dengan harga likuidasi;

d)  Tanah di Sudimara SHM No. 187 a.n. Landy Wanget ternyata telah dijual oleh

karyawan PT Bank Pinaesaan (DL) yaitu Sdr. Chandra Damanik pada saat PT

Bank Pinaesaan masih beroperasi pada tahun 1996. Aset ini masih dalam

sengketa di pengadilan. TL dengan bantuan Kantor Pengacara Gani Djemat

Jakarta melaporkan hal tersebut ke POLDA Metro Jaya sehingga berlanjut ke

 proses hukum di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten. Keputusan di

Pengadilan Negeri tersebut adalah Sdr. Chandra Damanik dihukum enam bulan

namun tingkat banding di Pengadilan Tinggi, yang bersangkutan diputus bebas.

Selanjutnya, Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi, dan berkas perkara

 permohonan kasasi telah dikirim ke Panitera MA tanggal 2 Mei 2001;

e)  Tanah kosong di Balimester Jatinegara tersebut telah dihapusbukukan karena

sertifikat hak pakainya telah jatuh tempo pada tanggal 10 Februari 1999. Aset

ini sulit dijual karena telah habis masa berlakunya dan belum diperpanjang oleh

TL.

Permasalahan-permasalahan tersebut di atas mengakibatkan kredit dari debitur-

debitur tersebut di atas tidak ada jaminannya atau jaminannya tidak memadai serta

sisa aset yang ada berpotensi tidak dapat dicairkan.

Hal ini terjadi antara lain karena:

a)  Sdr. Herman Rattu sebagai salah satu pemegang saham PT Bank Pinaesaan

tidak kooperatif untuk menyelesaikan masalah tanah dan bangunan di Darmo

Park, Surabaya;

 b)  Adanya kelalaian dari TL dalam pengembalian dokumen jaminan (BPKB) dan

TL tidak menaati prinsip kehati-hatian dalam perbankan;

c) 

TL menghadapi berbagai kendala seperti aset sedang digunakan/diduduki oleh pihak lain dan masih dalam proses di pengadilan.

Page 60: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 60/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 57 dari 82

Mengenai permasalahan tersebut di atas TL memberikan tanggapannya antara lain:

a)  Dalam rangka penyelesaian masalah tanah dan bangunan di Darmo Park,

Surabaya, TL telah berkali-kali memanggil, menelpon dan menyurati

Sdr. Herman Rattu, namun yang bersangkutan ternyata tidak kooperatif;

 b) 

Jaminan berupa BPKB diberikan oleh Koordinator Jakarta kepada debitur tanpasepengetahuan TL, namun oleh yang bersangkutan BPKB tidak dikembalikan;

c)  Dengan kondisi tanah di Sudimara seperti itu, TL berada dalam posisi yang

sulit, karena TL tetap harus mempertimbangkan kondisi harta eks jaminan

tersebut yang digunakan untuk sekolah masyarakat sekitar. Sampai saat ini, TL

 belum mendapatkan jalan ke luar terbaik bagi permasalahan ini;

d)  Tanah kosong di Balimester Jatinegara akan digunakan oleh Pemda DKI

Jakarta sebagai areal parkir, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.

3)   Temuan – Penyerahan kembali jaminan kr edi t berupa tanah seluas 46.917 m 2  

sebesar Rp7.884,33 juta dikembali kan kepada debitur oleh pemegang saham PTBank Jakarta (DL ) adalah tin dakan tidak wajar

Debitur H. Ali Marzuki dan H. Abdul Azis berhutang kepada PT Bank Jakarta (DL)

sebesar Rp7.884,33 juta dan menyerahkan jaminan berupa lima sertifikat hak milik

tanah seluas 46.917 m2.

Keseluruhan jaminan tersebut dipinjam oleh pemegang saham dan disetujui oleh TL

 pada tanggal 3 Janauari 2003.

Kemudian pada tanggal yang sama Sdr. H. Probosutedjo menyerahkan sertifikat

tersebut kepada Sdr. H. Abdul Azis. Atas penyerahan jaminan tersebut Sdr. H.

Probosutedjo mendapatkan penggantian dari Sdr. H. Abdul Azis berupa hak jual

atas tanah lain yang dimiliki debitur sesuai dengan Akta Notaris Eny Haryanti, SH.Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa di dalam Akta Notaris tersebut dinyatakan

 bahwa kuasa menjual ini diberikan kepada Sdr. H. Probosutedjo atas nama pribadi

 bukan atas Ketua TL dan tidak ada pernyataan bahwa pemberian kuasa kepada

Sdr. H. Probosutedjo tersebut karena adanya pengembalian jaminan kredit

Sdr. H. Ali Marzuki dan Sdr. H. Abdul Azis di PT Bank Jakarta (DL). Kejadian

tersebut mengakibatkan PT Bank Jakarta (DL) kehilangan hak atas jaminan

 pinjamannya.

Seharusnya, apabila jaminan sertifikat itu ditukar dengan sertifikat lain, surat

kuasanya diberikan kepada PT Bank Jakarta (DL) bukan kepada pemegang saham.

Hal tersebut di atas mengakibatkan pinjaman pada Sdr. H. Ali Marzuki dan

Sdr. H. Abdul Azis tidak memiliki jaminan sama sekali.

Kondisi tersebut di atas terjadi karena Ketua TL adalah pemegang saham utama PT

Bank Jakarta (DL) sehingga tidak ada pemisahan kewenangan yang jelas antara

kedua jabatan/status tersebut.

Page 61: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 61/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 58 dari 82

TL PT Bank Jakarta (DL) menanggapi bahwa pemberian kuasa menjual kepada

 pemegang saham menimbulkan ketidakjelasan atas status jaminan tersebut. Apabila

hal ini menimbulkan ketidakjelasan, maka TL tidak berkeberatan untuk meminta

 perubahan surat kuasa tersebut untuk dialihkan kepada TL.

4)   Temuan - Terdapat aset berupa tanah seluas 1.910,96 Ha untuk jaminan kredit

sebesar Rp30.816,26 juta yang dipinjam Pemegang Saham PT Bank Jakarta

(DL ) yang tidak jelas kelanju tannya

Pihak terkait dengan pemegang saham PT Bank Jakarta yaitu Grup Mercu Buana

(PT Mercu Buana Contractor, PT Yudistiria Utama, PT Buana Estate, PT Garmak

Motor dan PT Sagitarius Sari) mempunyai hutang per tanggal 30 Oktober 1997

sebesar Rp30.816,26 juta dengan jaminan tanah seluas 1.226.920 m2  di Mega

Mendung, Jawa Barat dan tanah seluas 1.788,27 ha di Langkat, Sumatera Utara.

Berdasarkan Tanda Terima Peminjaman oleh Sdr. I Wayan Danada dari Grup

Mercu Buana pada tanggal 1 Juni 2000, diketahui bahwa Sertifikat Hak Guna

Usaha (SHGU) tanah di Mega Mendung dipinjam untuk pengurusan perpanjanganmasa berlakunya. Namun hingga saat pemeriksaan tanggal 4 Juli 2005 atau telah

 berselang lima tahun setelah tanggal peminjaman tersebut ijin HGU belum selesai

diperpanjang dan belum dikembalikan kepada PT Bank Jakarta (DL) oleh

 pemegang saham.

Berdasarkan hasil pengamatan fisik secara langsung ke lokasi dan hasil wawancara

dengan Kepala Seksi Pertanahan BPN Kota Bogor (Sdr. Husaini) diperoleh

keterangan antara lain bahwa tanah di Mega Mendung sulit untuk diperpanjang ijin

HGU-nya karena tanah berupa perkebunan itu berada pada Level IV atau tidak

terurus oleh Dinas Perkebunan setempat, dan tidak ada upaya perbaikan yang

signifikan dari PT Mercu Buana. SHGU yang telah habis masa berlakunya otomatis

kehilangan hak tanggungan sesuai dengan UU Pertanahan Nomor 4 tahun 1996.SHGU di Mega Mendung tersebut sudah tidak bisa dijadikan jaminan atas hutang

 bank kepada Pemerintah.

Pada tanggal 14 Desember 2004, pemegang saham PT Bank Jakarta, Sdr. H.

Probosutedjo telah meminjam SHGU tanah perkebunan di Langkat, Sumatera Utara

untuk perpanjangan usaha perkebunan Buana Estate.

Dalam tanda terima tanggal 27 Januari 2005 dijelaskan bahwa SHGU tersebut akan

diganti dengan sertifikat lain. Selain itu, dalam Surat BPN Kabupaten Langkat

 Nomor 600/648/2005 tanggal 16 Juni 2005 dijelaskan bahwa SHGU tersebut masih

dalam proses pendaftaran hak. Jaminan yang dipinjam seharusnya diganti dengan

 jaminan lain yang senilai sehingga ada kepastian hukum atas jaminan kredit.

Hal tersebut mengakibatkan tagihan PT Bank Jakarta (DL) kepada Grup Mercu

Buana tidak didukung dengan jaminan yang memadai.

Keadaan tersebut di atas terjadi karena Ketua TL adalah Pemegang Saham PT Bank

Jakarta (DL) sehingga independensi TL menjadi lemah.

Page 62: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 62/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 59 dari 82

Atas masalah ini, TL menanggapi antara lain bahwa sampai saat ini perpanjangan

masa waktu SHGU tersebut belum selesai. SHGU akan dikembalikan kepada PT

Bank Jakarta (DL) apabila perpanjangan telah selesai.

5)  

Temuan - Aset berupa tanah seluas 39.763 m 2 

 untuk j aminan kr edit sebesarRp8.000,00 juta dikembalikan kepada pemiliknya oleh Pemegang Saham PT

Bank Jakarta (DL ) tanpa persetujuan dari Tim L ikui dasi (TL )

Baki debet PT Panca Bhakti Nusanatara (PBN) per tanggal 30 April 2005 adalah

sebesar Rp8.000,00 juta. Semula kredit ini dijamin dengan aktiva tetap berupa tanah

seluas 39.763 m2 yang terletak di Palembang a.n Sdr. Hedrik Lunardi. Kemudian,

 berdasarkan surat tertanggal 5 Mei 1998, Sdr. H. Probosutedjo selaku Ketua TL

kepada Sdr. Waldjimin SW selaku Anggota TL menginstruksikan agar jaminan

tersebut dikembalikan kepada pemiliknya dan mengambil alih semua kewajiban

yang terkait dengan jaminan tersebut menjadi tanggung jawab pribadinya ( personal

 guarantee) .

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat BI Nomor 5/257/DPIP/IPSiP tanggal 4September 2003 perihal Laporan Hasil Pemeriksaan PT Bank Jakarta (DL) per

tanggal 30 September 2002, poin 2 yang menyatakan bahwa tindakan pengembalian

agunan PT PBN tanpa pengikatan baru oleh debitur penggantinya tidak dapat

diterima, karena berpotensi merugikan PT Bank Jakarta (DL). Sdr. H. Probosutedjo

sebagai pribadi dapat mengambil alih hutang PT PBN kepada PT Bank Jakarta

(DL) sepanjang ada persetujuan tertulis dari TL dan untuk pengambilalihan tersebut

harus dibuatkan pengikatan baru. Pengambilalihan yang disertai dengan pelepasan

agunan debitur lama tersebut harus disertai dengan agunan baru yang nilai dan

 pengikatannya minimal sama dengan agunan lama.

Pengambilalihan jaminan tersebut mengakibatkan jaminan atas kredit PT PBN

menjadi tidak ada nilainya karena diganti dengan  personal guarantee  yang tidakada nilainya dan berpotensi tidak dapat dicairkan.

Hal ini terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah Pemegang Saham

Utama PT Bank Jakarta, sehingga tidak ada pemisahan kewenangan yang jelas

antara kedua jabatan (status) tersebut.

Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, TL PT Bank Jakarta (DL)

menanggapi antara lain bahwa Sdr. H. Probosutedjo telah menyatakan dalam

suratnya bahwa kewajiban PT PBN telah diakui sebagai tanggung jawabnya,

sehingga dalam hal ini TL berhak menagih hutang PT PBN kepada beliau, dan oleh

karenanya tidak akan terjadi kerugian yang dialami oleh PT Bank Jakarta (DL).

 Namun demikian, bila diperlukan saat ini juga tidak ada kesulitan untuk membuat

 persetujuan maupun pengikatan baru sebagaimana dimaksud oleh BPK-RI.

Page 63: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 63/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 60 dari 82

6)   Temuan - H utang PT I ntercon Kebon Jeruk pada PT Bank Jakarta (DL ) senil ai

Rp4.110,56 juta tidak di dukung jaminan dan tidak jelas cara penyelesaiannya

Berdasarkan data pembukuan PT Bank Jakarta (DL) per tanggal 31 Oktober 1997

(unaudited ) dapat diketahui bahwa outstanding  hutang lima debitur adalah sebesar

Rp83.947,00 juta.

Pada tanggal 28 Maret 2001 kelima debitur itu membuat kesepakatan yang tertuang

di dalam Akta Nomor 51 tentang Perjanjian Pengalihan Hutang dan Perubahan

Pengakuan Hutang di depan Notaris H. Azhar Alia, SH yang berisi pengalihan

hutang dari kelima debitur tersebut kepada PT Intercon Interprises (kemudian

 berganti nama menjadi PT Intercon Kebon Jeruk) sebanyak hutang mereka yang

 belum lunas per tanggal 31 Oktober 1997.

Meskipun telah ada perjanjian pengalihan hutang senilai Rp102.000,00 juta, PT

Bank Jakarta (DL) tetap mencatat hutang PT Intercon Kebon Jeruk dalam

 pembukuan internalnya sebesar Rp83.947,00 juta.

Sampai dengan tanggal 18 September 2003 PT Intercon Kebon Jeruk telah

membayar cicilan sebesar Rp21.836.00 juta, sehingga baki debet PT InterconKebon Jeruk per 18 September 2003 adalah sebesar Rp62.111,00 juta.

Kemudian pihak PT Bank Jakarta (DL) dengan persetujuan debitur berinisiatif

untuk menjual seluruh aset jaminan berupa tanah secara borongan kepada PT

Taman Kebon Jeruk Indah seharga Rp79.000,00 juta. Sehubungan dengan hal itu,

 pada tanggal 16 September 2003 seluruh jaminan sertifikat tanah tersebut telah

diserahkan kepada Notaris Sutjipto, SH dan terkait dengan itu, PT Bank Jakarta

(DL) mendapatkan hak pembayaran atas piutangnya terhadap PT Intercon Kebon

Jeruk sebesar Rp49.243,44 juta.

PT Intercon Kebon Jeruk menyerahkan Bilyet Deposito Berjangka dari Bank Lippo

 Nomor BD 1088523 sebesar Rp49.243,44 juta atas nama PT Taman Kebon Jeruk

kepada PT Bank Jakarta (DL). Bilyet deposito tersebut baru dapat dicairkan apabila

seluruh proses pemindahan kepemilikan dari para debitur ke PT Taman Kebon

Jeruk Indah telah sah dan selesai secara hukum. Surat kuasa pencairan deposito

telah diberikan kepada PT Bank Jakarta (DL) pada tanggal 28 Juni 2004.

Pada tanggal 5 Oktober 2004 telah diterima pembayaran dari PT Intercon Kebon

Jeruk sebesar Rp8.757,00 juta.

Dengan adanya pembayaran tersebut, maka baki debet PT Intercon Kebon Jeruk per

tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp62.111,00 juta – Rp8.757,00 juta =

Rp53.354,00 juta.

Apabila diperhitungkan dengan hasil penjualan aset jaminan sebesar Rp49.243,44

 juta, maka seharusnya sisa kredit PT Interkon adalah sebesar Rp53.354,00 juta –Rp49.243,44 juta=Rp4.110,56 juta.

Dengan adanya penjualan jaminan kredit tersebut, mengakibatkan hutang PT

Intercon Kebon Jeruk sebesar Rp4.110,56 juta belum terjamin.

Page 64: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 64/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 61 dari 82

Seharusnya besar deposito yang diserahkan kepada PT Bank Jakarta (DL) sejumlah

sisa hutang yang masih outstanding  di catatan pembukuan PT Bank Jakarta (DL).

Hal ini terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah Pemegang Saham

Utama PT Bank Jakarta, sehingga tidak ada pemisahan kewenangan yang jelas

antara kedua jabatan (status) tersebut.

Sehubungan dengan temuan hasil pemeriksaan BPK tersebut di atas, TL PT Bank

Jakarta (DL) menanggapi antara lain bahwa seolah-olah ada kerugian/penghapusan

kredit sebesar Rp4.110,56 juta. Sebenarnya tidak demikian, karena setelah jaminan

dijual, masih ada 14 lembar SPP seluas 9.568 m2 sebagai jaminan yang akan diganti

dengan SHGB oleh Sdr. Eddy Yuwono, sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris

H. Azhar Alia, SH Nomor 51. Namun mengingat Sdr. Eddy Yuwono pada saat ini

ditahan oleh pihak yang berwajib karena masalah lain, maka proses penggantian

SPP dengan SHGB oleh Sdr. Eddy Yuwono masih tertangguh. Dengan demikian,

maka kerugian/penghapusan tersebut belum terjadi dan mungkin dapat dihindarkan.

7)  

Temuan - Serti fi kat dan bukti kepemil ikan tanah dan rumah sebagai jaminan

kredit sebesar Rp18.933,13 juta pada PT Bank Jakarta (DL) dikuasai pihak l ain

Jumlah baki debet tujuh debitur eks Kantor Cabang Medan per tanggal 30 April

2005 adalah sebesar Rp18.933,13 juta. Kredit tersebut dijamin dengan aset berupa

tanah, rumah dan  personal guarantie senilai Rp20.099,32 juta. Aset jaminan

tersebut saat ini masih dipegang dan dikuasai oleh pihak ketiga (karyawan PT

Mercu Buana Medan) atas kuasa dari TL PT Bank Jakarta (DL).

Dari hasil pemeriksaan diketahui hal-hal sebagai berikut:

a)  TL PT Bank Jakarta (DL) telah secara resmi memberi kuasa kepada Pemimpin

PT Mercu Buana Cabang Medan untuk menyimpan dan menguasai aset-aset

tersebut melalui surat Nomor 76/TBBJ/III/03 tanggal 26 Maret 2003 dan BeritaAcara Serah Terima tertanggal 31 Maret 2003;

 b)  Berdasarkan hasil wawancara dengan Sdr. Edwin ternyata bahwa pemberian

kuasa ini karena masa kerja Satuan Tugas Pemberesan Bank Jakarta eks

Cabang Medan telah berakhir sehingga untuk memudahkan proses

 pengembalian kredit dokumen-dokumen terkait dengan aset-aset tersebut tetap

disimpan di Medan.

Hal tersebut mengakibatkan kredit-kredit yang diberikan kepada tujuh debitur

tersebut tidak didukung dengan jaminan yang memadai.

Keadaan ini terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah Komisaris

Utama PT Mercu Buana sehingga independensinya menjadi lemah.

TL PT Bank Jakarta (DL) menanggapi bahwa penyerahan sertifikat dan bukti

kepemilikan kepada Pimpinan PT Mercu Buana adalah sebagai berikut:

Page 65: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 65/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 62 dari 82

a)  Untuk menghemat biaya penagihan atas hutang tersebut karena jarak yang

harus ditempuh cukup jauh (Medan) dan memerlukan biaya transportasi

 perjalanan yang cukup besar;

 b)  Pimpinan PT Mercu Buana Cabang Medan (Sdr. Subagio) adalah merupakan

adik dari Sdr. H. Probosutedjo;

c)  PT Mercu Buana adalah merupakan grup perusahaan dari pemilik PT Bank

Jakarta (DL)/Ketua TL;

d)  TL telah menempatkan seorang eks karyawan TL PT Bank Jakarta (DL)

sebagai petugas untuk menagih hutang-hutang tersebut dan menyampaikan

kepada TL.

8)  

Temuan - Jaminan kredit yang belum terj ual berupa tanah dan bangunan pada

PT Bank Anr ico (DL ) tidak terawat dan dihuni oleh penghuni li ar

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa jaminan kredit berupa tanah dan bangunan

yang belum terjual pada PT Bank Anrico (DL) ternyata tidak terawat dan dihunioleh penghuni liar. Tanah dan bangunan yang dimaksud adalah tanah dan bangunan

di Komplek Cut Meutia Bekasi Timur dan tanah di Cipondoh, Cileduk, Tangerang.

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Tim BPK pada tanggal 4 Juli

2005 di Komplek Cut Meutia Bekasi Timur, diketahui hal-hal sebagai berikut:

a)  Bangunan ruko sebanyak 67 ruko yang belum terjual, sebagian besar dalam

keadaan rusak, tidak ada listrik, air ataupun jaringan telepon;

 b)  Terdapat delapan ruko yang belum terjual dihuni oleh pihak-pihak yang

menyewa ruko tersebut secara langsung kepada PT Bunga Setangkai.

TL tidak mengetahui permasalahan ini sehingga sewa ruko tersebut diterima

oleh PT Bunga Setangkai;

c)  Sebanyak 26 ruko beserta tanah kosong yang belum dibangun dalam proses

kasasi di Mahkamah Agung atas tuntutan pembatalan Akta Kuasa Jual Nomor

31, dengan penggugat Sdr. Anwar Syukur dan Sdr. Reno Anwar Syukur selaku

Pemegang Saham 99% PT Bank Anrico (DL);

d) Di depan ruko-ruko yang menghadap ke terminal terdapat pedagang kaki lima

yang menempati tanah yang dijaminkan tersebut. Sesuai dengan kesepakatan

antara PT Bunga Setangkai dengan Pemda setempat, PT Bunga Setangkai harus

membebaskan tanah di lokasi lain sebagai pengganti lokasi yang ditempati oleh

 pedagang kaki lima tersebut.

Dari pemeriksaan selanjutnya diketahui bahwa tanah di Cipondoh, Cileduk,Tangerang dijaminkan oleh pihak terkait PT Bank Anrico (DL), yaitu PT Pangkalan

Menanti Film dengan total baki debet sebesar Rp306,81 juta. Tanah tersebut

mempunyai enam Sertifikat Hak Milik dengan total luas sebesar 6.084 m2  yang

telah dikuasi oleh TL.

Page 66: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 66/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 63 dari 82

Lokasi tanah cukup strategis karena letaknya berbatasan dengan perumahan dan

dekat dengan jalan raya. Namun demikian, tanah tersebut tidak laku dijual karena

telah terjadi penggalian tanah secara liar di lokasi itu oleh pihak yang tidak

 bertanggung jawab, sehingga kondisi tanah menjadi rendah dan tidak beraturan.

Hal ini tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR

tanggal 14 Mei 1999 Pasal 20 yang menyebutkan bahwa sejak terbentuknya TL,

tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari pengurus bank kepada TL. Selain itu,

 pada Pasal 22 ayat (1) disebutkan bahwa TL wajib melaksanakan tugasnya secara

efisien dan efektif sehingga dapat menyelesaikan likuidasi bank dalam waktu

singkat.

Kondisi ini mengakibatkan aset jaminan tersebut sulit untuk dijual, sehingga

mempengaruhi kelancaran pengembalian BLBI.

Hal ini terjadi karena tidak tersedianya biaya operasional yang dimiliki oleh TL

untuk mengamankan lokasi tersebut.

Mengenai hal tersebut, TL memberikan tanggapan sebagai berikut:

a)  TL telah berupaya maksimal dengan meminta kepada pihak PT Bunga

Setangkai terhadap perawatan dan pemeliharaan kawasan Komplek Ruko Cut

Meutia Plaza, Bekasi Timur namun tidak pernah ditanggapi oleh pihak PT

Bunga Setangkai;

 b)  TL juga menyampaikan bahwa Sertifikat Hak Milik yang dijadikan jaminan

kredit oleh Debitur PT Bunga Setangkai, tidak diikat secara notarial sejak PT

Bank Anrico (DL) masih beroperasi (hipotik/hak tanggungan) sehingga

keberadaan jaminan secara fisik maupun hak pengelolaannya masih melekat

 pada Debitur PT Bunga Setangkai. Demikian juga dengan Sertifikat Hak Milik

atas tanah-tanah yang berada di Cipondoh, Tangerang yang dijaminkan oleh PT

Pangkalan Menanti Film juga tidak diikat dengan akta notaris sehingga

keberadaan secara fisik maupun pengelolaannya masih melekat pada debitur PT

Pangkalan Menanti Film.

9)  

Temuan - TL PT Bank Anr ico (DL ) dan TL Bank Mataram Dhanarta (DL ) tidak

menguasai bukti -bukti kepemil ikan aset berupa tanah dan/atau bangunan yang

dikuasa jualkan/jaminan kredit.

Dari pemeriksaan atas sisa aset ternyata terdapat aset pemegang saham yang

dikuasajualkan PT Bunga Setangkai (pihak terkait) kepada TL PT Bank Anrico

(DL) dan aset jaminan kredit PT Kapitaguna yang dikelola oleh TL PT Bank

Mataram Dhanarta (DL), tidak didukung oleh bukti kepemilikan dan belum

dilakukan proses pensertifikatan, sehingga kedua TL tersebut tidak menguasai bukti-bukti kepemilikan aset-aset jaminan tersebut.

Page 67: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 67/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 64 dari 82

Aset-aset yang dimaksud dan permasalahannya adalah sebagai berikut:

a)  PT Bank Anrico (DL)

(1)  Tanah di Batam, Riau seluas 192 m2, pembuatan sertifikat belum dilakukan

dan dokumen yang ada berupa Jual-Beli Bangunan;

(2) Tanah di Pekanbaru seluas 46.250 m2, pembuatan sertifikat belum

dilakukan dan dokumen yang ada berupa Akta Jual-Beli;

(3)  Ruko di Komplek Cut Meutia Plaza, Bekasi seluas 145 m2. Sertifikatnya

 berada pada Pemegang Saham dan Direktur Utama PT Bunga Setangkai;

 b)  PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

(1)  Tanah di Bekasi seluas 20.705 m2, Sertifikat Hak Milik tidak dikuasai TL;

(2)  Tanah di Citeureup, luas dan lokasinya tidak diketahui oleh TL. Sertifikat

Hak Guna Bangunan tidak dikuasai TL namun hanya terdapat surat jaminan

untuk perjanjian kredit;

(3) Tanah di Cikarang seluas 23.073 m

2

 . Sertifikat masih dikuasai Debitur PTKapitaguna. Dari hasil pemeriksaan fisik oleh Tim BPK pada tanggal 7 Juli

2005 diketahui bahwa atas tanah tersebut telah penuh dihuni oleh penghuni

liar sekitar 40 keluarga dengan rumah tinggal permanen dan saat ini tanah

sedang dalam proses penyelesaian sengketa antara warga dengan Direktur

PT Kapitaguna (Sdr. Edi Chandra).

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BI Nomor

32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 yang antara lain menyatakan bahwa sejak

terbentuknya TL, tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari pengurus bank

kepada TL.

Seharusnya TL melakukan upaya untuk menyelesaikan bukti-bukti kepemilikan

tanah dan bangunan tersebut.

Hal ini mengakibatkan TL tidak dapat menjual tanah dan bangunan tersebut

sehingga mengurangi potensi pelunasan BLBI.

Kondisi ini disebabkan tidak adanya itikad yang baik dari pemegang saham PT

Bunga Setangkai yang juga pemegang saham mayoritas PT Bank Anrico (DL) dan

TL kedua BDL tersebut kurang berupaya untuk menyelesaikan bukti-bukti

kepemilikan aset yang dikuasajualkan/aset jaminan.

Mengenai hal tersebut, TL kedua BDL tersebut memberikan tanggapan antara lain

sebagai berikut:

a)  PT Bank Anrico (DL)

(1)  Terhadap tanah di Batam, Riau seluas 192 m2, telah diupayakan meminta

kepada pihak PT Bunga Setangkai selaku pemilik untuk melengkapi

dokumen kepemilikan tanah dan bangunan namun hingga saat ini tidak

mendapat tanggapan dari yang bersangkutan;

Page 68: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 68/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 65 dari 82

(2)  Tanah di Pekanbaru seluas 46.250 m2  merupakan aset (bukan jaminan)

kredit yang tercatat atas nama orang lain yang diserahkan oleh H. Anwar

Syukur melalui Akta Kuasa Jual Nomor 52. TL tidak melihat adanya

ketentuan di dalam PP Nomor 25 Tahun 1999 juncto SK Direksi BI Nomor

32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 yang secara tegas mengatur

kewajiban TL untuk melakukan pengurusan sertifikat mengingat aset yangdiserahkan dimaksud bukan sepenuhnya milik bank termasuk adanya biaya

yang timbul akibat adanya proses permohonan sertifikat. TL berpendapat

 bahwa proses pengurusan sertifikat sepenuhnya merupakan kewajiban

 pemilik;

(3)  Mengenai ruko di Komplek Cut Meutia Plaza, Bekasi seluas 145 m2, TL

telah meminta melalui surat tanggal 1 Juli 1999 kepada Sdr. H. Anwar

Syukur untuk menyerahkan dua buah sertifikat jaminan kredit atas nama

debitur PT Bunga Setangkai, namun hingga saat ini belum mendapatkan

tanggapan.

 b)  PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

(1)  Tanah di Bekasi seluas 20.705 m2  dan Sertifikatnya tidak dikuasai TL.

Upaya yang telah dilakukan oleh TL adalah meminta sertifikat tersebut

kepada debitur melalui kantor pengacaranya namun tidak ada realisasinya.

Saat ini pengacara debitur telah mengundurkan diri dan debitur tidak

diketahui keberadaannya;

(2)  Tanah di Citeureup dengan luas 5.048 m2 pernah ditawarkan kepada Balai

Lelang Ray White pada tahun 2000, namun setelah ditawarkan tidak ada

 pembelinya. Selanjutnya menyerahkan kepada Kantor Pengacara Sonie

untuk dilakukan penjualan melalui eksekusi Pengadilan Negeri Cibinong,

Bogor, dan telah didaftarkan sita jaminan pada Pengadilan Negeri Cibinong

namun belum laku dijual.

(3)  Tanah di Cikarang seluas 23.073 m2 ternyata telah ditempati oleh penghuni

liar.

10)  

Temuan - Kredit pihak terkait seni lai Rp52.433,00 ju ta pada PT Bank Guna

I nternasional (DL ) tidak terjamin dan tidak jelas penyelesaiannya

Dari pemeriksaan diketahui bahwa dari jumlah saldo kredit kepada pihak terkait

dengan nilai buku sebesar Rp70.821,00 juta, terdapat kredit kepada pihak terkait

dengan nilai buku sebesar Rp52.433,00 juta yang tidak terjamin, yang rinciannya

sebagai berikut:

Page 69: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 69/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 66 dari 82

dalam juta rupiah

No. Nama Debitur Nilai Buku Keterangan

1. PT Prasetia Pertiwi

(Perumahan Tenjo)

17.128,00 Tidak ada jaminan

2. PT Arta Buana Sakti

(Perumahan Bumi Indah)

22.466,00 Tidak ada jaminan

3. PT Aneka Jaya 10.749,00 Tanah di Pasar Kemis dengan

nilai Likuidasi (Appraisal)

senilai Rp8.000,00 juta.

4. Lainnya (grup) 2.090,00 Tidak ada jaminan

Total 52.433,00

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa hanya PT Aneka Jaya yang mempunyai

 jaminan sedangkan kredit lainnya tidak didukung dengan jaminan yang memadai.

BPK-RI telah melakukan konfirmasi dengan pihak yang mewakili ketiga

 perusahaan tersebut pada tanggal 5 Juli 2005 dan mendapatkan komitmen dari

mereka untuk memberikan jaminan tambahan berupa tanah di Bumi Indah yangnilainya cukup memadai untuk menjamin kreditnya

BPK-RI juga telah melakukan peninjauan terhadap aset yang direncanakan akan

diserahkan pada tanggal 8 sampai dengan tanggal 10 Juli 2005. Aset yang

direncanakan untuk diserahkan adalah tanah pada Proyek Bumi Indah seluas

33,6 ha. Nilai NJOP atas tanah tersebut bervariasi antara Rp82.000,00 sampai

dengan Rp285.000,00 per m2.

Hal ini tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR

tanggal 14 Mei 1999 Pasal 20 yang menyebutkan bahwa sejak terbentuknya TL,

tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari pengurus bank kepada TL. Selain itu,

 pada Pasal 22 ayat (1) disebutkan bahwa TL wajib melaksanakan tugasnya secara

efisien dan efektif sehingga dapat menyelesaikan likuidasi bank dalam waktusingkat.

Hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian negara karena kewajiban PT Bank

Guna Internasional (DL) kepada Pemerintah per tanggal 30 April 2005 adalah

sebesar Rp95.000,00 juta tidak dapat dilunasi mengingat salah satu sumber

 pembayarannya berasal dari pelunasan kredit pihak terkait tersebut

Kondisi tersebut di atas terjadi karena tidak adanya niat baik dari pihak terkait

untuk melunasi hutangnya dan TL tidak segera menindaklanjuti rencana

 penambahan jaminan yang dijanjikan pihak terkait.

TL menanggapi bahwa TL telah melakukan upaya agar kredit tersebut dapat

diselesaikan namun karena tidak adanya niat baik dari pihak terkait sehinggasampai pemeriksaan berakhir kredit ini belum diselesaikan.

Page 70: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 70/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 67 dari 82

e.  Indikasi Tindak Pidana Korupsi (TPK).

Berikut ini adalah temuan pemeriksaan yang menurut auditor berindikasi tindak pidana

korupsi (TPK) yang masih dalam proses telaahan hukum oleh Tim Bantuan Hukum

Pusat BPK-RI:

Temuan-temuan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 

1)  

Temuan - Pembloki ran, penyitaan dan pengali han deposito hasil pencairan aset

PT Bank Pacifi c (DL ) di PT Bank BNI menyimpang dari ketentuan yang ada

dan dapat mengurangi potensi pengembalian kewajiban kepada Negara sebesar

Rp64.010,00 ju ta ekuivalen USD7,400.00 ri bu.

PT. Wicaksana Overseas International, Tbk. (PT WOI) melakukan gugatan perkara

terhadap  PT Pacific International Finance (PT PIF)  dan PT Bank Pacific karena

adanya kasus Commercial Paper (CP) yang dikeluarkan oleh PT PIF pihak terkait

PT Bank Pacific. Dalam hal ini PT Bank Pacific bertindak sebagai penjamin

(avalis).

Proses perkara dimulai pada tahun 1996 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

Banding di Pengadilan Tinggi Jakarta, dan terakhir adalah Kasasi di Mahkamah

Agung yang putusannya diterima pada tahun 2000. Seluruh keputusan pengadilan

tersebut pada intinya memenangkan PT WOI dan menyarankan agar dilakukan

 pembayaran kepada PT WOI.

Sesuai dengan Amar Putusan Mahkamah Agung – RI Nomor 3678/Pdt/1998

tanggal 28 Juni 2000 antara lain dinyatakan bahwa PT PIF dan PT Bank Pacific

dihukum secara tanggung renteng untuk membayar kembali kepada PT WOI

 jumlah pokok dua buah CP sebesar USD5,000.00 ribu ditambah bunga sebesar 6%

 per tahun dihitung sejak tanggal 16 April 1996 sampai dengan jumlah pokok/nilai

 pokok dibayar lunas.

Di samping itu dinyatakan pula, bahwa dengan kondisi ekonomi sekarang di mananilai tukar mata uang rupiah melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat,

maka putusan tersebut sangat memberatkan sehingga adalah patut dan adil apabila

tidak ditetapkan pembayaran bunga yang demikian itu.

Berdasarkan permohonan PT WOI, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menerbitkan

 penetapan Draft Nomor135/2001 tanggal 30 Maret 2004 tentang penyitaan

eksekusi/pemblokiran terhadap harta kekayaan PT Bank Pacific (DL) yang berada

 pada PT Bank BNI sejumlah Rp75.000,00 juta yang terdiri atas sertifikat deposito

dengan rincian sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. Bilyet Nominal

1 AA 433330 15.000,00

2 AA 433331 20.000,00

3 AA 433405 35.000,00

4 AA 433917 5.000,00

  Jumlah 75.000,00

Page 71: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 71/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 68 dari 82

Deposito PT Bank Pacific (DL) sebesar Rp75.000,00 juta merupakan uang hasil

 pencairan aset dalam rangka pelaksanaan likuidasi yang disimpan di PT Bank BNI

sebelum disetor kepada Negara dalam rangka pelunasan BLBI. Sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 50,

deposito ini merupakan hak negara dan tidak dapat disita oleh pihak manapun.

Selanjutnya sesuai dengan penetapan Draft Nomor135/2001 Eks tanggal 16 April

2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan eksekusi pencairan atas bilyet

deposito sebesar Rp64.010,00 juta ekuivalen USD7,400.00 ribu, terdiri atas pokok

sebesar USD5,000.00 ribu dan bunga sebesar USD2,400.00 ribu (delapan tahun)

yang ditransfer ke rekening Pengadilan Negeri Jakpus. Sedangkan sisa deposito

sebesar Rp10.990,00 ribu dikembalikan dan dititipkan oleh pengadilan di PT Bank

BNI, yang kemudian telah dibuka blokir dan dipindahkan ke rekening Tim

Likuidasi.

Sehubungan dengan hal ini Tim Likuidasi telah melakukan upaya-upaya untuk

mempertahankan agar deposito tidak dicairkan, di antaranya melalui permintaan

kepada PT Bank BNI agar tidak mencairkan deposito tanpa persetujuan Tim

Likuidasi PT Bank Pacific (DL), pengajuan surat keberatan kepada pengadilan, dan

melaporkan pelaksaanaan sita jaminan dan sita eksekusi kepada Direktorat Perijinan

dan Informasi Perbankan, Bank Indonesia (DPIP-BI). Perkembangan terakhir, Tim

Likuidasi telah melakukan upaya penyampaian memori banding atas tidak

diterimanya gugatan terhadap PT WOI dan PT Bank BNI yang telah melaksanakan

eksekusi Deposito milik PT Bank Pacific (DL).

Pencairan deposito terjadi karena adanya kerjasama antara PT WOI, Pengadilan

 Negeri Jakarta Pusat dan Pemimpin Cabang Kantor PT Bank BNI Jakarta Pusat,

yang memungkinkan sita jaminan dan sita eksekusi atas Deposito PT Bank Pacific

(DL) dapat terlaksana, sebagai berikut:

a)  PT WOI meminta Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan sita

 jaminan dan eksekusi atas deposito milik PT Bank Pacific (DL);

 b)  Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan sita jaminan dan sita eksekusi atas

deposito milik PT Bank Pacific (DL);

c)  Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak memperhatikan seluruh amar putusan

Mahkamah Agung, yang menyatakan bahwa yang duhukum adalah PT Bank

Pacific bukan PT Bank Pacific (DL) serta kepatutan untuk tidak membebankan

 bunga karena krisis ekonomi;

d)  Pemimpin Kantor Cabang PT Bank BNI Jakarta Pusat, memberikan

kesempatan pengadilan untuk melaksanakan perintah pengadilan tanpa

mendapatkan kepastian atas kesesuaian antara Penetapan Sita dengan Amar

Putusan Pengadilan/Mahkamah Agung;

e)  Pemimpin Kantor Cabang PT Bank BNI Jakarta Pusat tidak memberikan

 perlindungan yang memadai atas dana nasabah yang disimpan di PT Bank BNI.

Seluruh proses yang dilakukan oleh PT Bank BNI sebelumnya tidak diberitahukan

dan disetujui oleh Bank Indonesia/Menteri Keuangan.

Page 72: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 72/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 69 dari 82

Hal demikian tidak sesuai dengan:

a)  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal

50 yang antara lain menyatakan bahwa pihak manapun dilarang melakukan

 penyitaan terhadap:

(1) Uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada padainstansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga;

(2)  Uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah;

 b)  Undang-undang perbankan yang antara lain menyatakan bahwa bank harus

menjaga kerahasiaan data keuangan penyimpan dana. Rahasia bank dapat

dibuka hanya atas permintaan dari Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan

dengan atas persetujan Menteri Keuangan/Bank Indonesia;

c)  PP Nomor 25 Tahun 1999 Pasal 16, yang antara lain menyatakan bahwa

likuidasi bank dilakukan dengan cara pencairan harta dan/atau penagihan

 piutang kepada para debitur, diikuti dengan pembayaran kewajiban bank

kepada para kreditur dari hasil pencairan dan/atau penagihan tersebut;

d)  Kep DIR BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 Pasal 30 yang antara

lain menyatakan, hasil pencairan harta kekayaan BDL disetorkan kepada bank

yang telah ditunjuk oleh TL pada rekening deposito dan/atau tabungan.

Pencairan rekening tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat

 persetujuan Bank Indonesia;

e)  Amar Putusan Mahkamah Agung – RI Nomor 3678/Pdt/1998 tanggal 28 Juni

2000.

Pelaksanaan sita eksekusi Deposito PT Bank Pacific (DL) di PT Bank BNI yang

menyimpang dari ketentuan ini mengakibatkan kerugian negara sebesar

Rp64.010,00 juta ekuivalen USD7,400.00 ribu.

2)  

Temuan - Pembloki ran, penyitaan dan pengali han deposito dan gir o di PT Bank

BN I hasil pencair an aset PT Sejahtera Bank Umum (DL ) seni lai Rp29.215,00

 juta ti dak sesuai dengan ketentuan yang ada dan berpotensi mengurangi potensi

pengembalian kewajiban kepada Negara.

Dalam rekening PT Sejahtera Bank Umum Dalam Likuidasi (SBU DL) per tanggal

1 November 1997, tercatat kewajiban PT SBU (DL) kepada Grup BCA yang terdiri

atas Deposito Rupiah sebesar Rp57.500,00 juta dan Deposito Valas sebesar

USD3,000.00 ribu.

Melalui Perjanjian Pengalihan Piutang, pada tanggal 30 Desember 1997, piutang

Grup BCA ini kemudian dialihkan kepada PT Bumi Indira Wisesa (PT BIW)

dengan nilai pengalihan sebesar Rp69.245,20 juta. Kemudian pada tanggal yang

sama PT BIW kemudian menjual/mengalihkan piutang tersebut kepada PT Asmawi

Agung Corporation (PT ASCO) berdasarkan perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 30

Desember 1997 antara PT BIW dengan PT ASCO. PT ASCO sendiri merupakan

Page 73: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 73/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 70 dari 82

 pihak terkait PT SBU (DL), karena pemegang saham utama di PT SBU (DL)

merupakan juga pemegang saham dan komisaris di PT ASCO.

Pada tanggal 29 Juni 1999, PT ASCO mengirim surat Nomor 024/VI/Dirut/99

kepada TL PT SBU (DL), yang berisi permintaan untuk melakukan kompensasi

antara piutang PT ASCO tersebut di atas sebesar Rp69.245,03 juta dengan utang

Grup PT ASCO di PT SBU (DL) sebesar Rp49.256,22 juta.

Permintaan tersebut dijawab oleh TL PT SBU (DL) dengan surat Nomor

894/TL/SBU-DL/VII/99 tanggal 6 Juli 1999 yang antara lain menyatakan bahwa

kompensasi piutang dengan utang PT ASCO tidak dapat dilakukan karena PT

ASCO merupakan Pihak Terkait. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia Nomor 32/53/Kep.DIR tanggal 14 Mei 1999 pada Pasal 39.

Berdasarkan tuntutan PT Bank Astria (DL), pada tanggal 25 Februari 2000, PT

ASCO dinyatakan pailit berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan

 Negeri Jakarta Pusat Nomor 05/PAILIT/2000/PN.NIAGA/ JKT.PST dan menunjuk

I Nyoman Putra, SH (INP) sebagai Hakim Pengawas serta mengangkat Hendra

Reza Putra, SH (HRP) sebagai Kurator. Atas putusan tersebut, PT ASCOmengajukan kasasi dan putusan Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi tersebut.

PT ASCO kemudian mengajukan Peninjauan Kembali (PK) dan putusan MA

adalah menolak Peninjauan Kembali tersebut.

Berdasarkan putusan MA dan permohonan kurator, Hakim Pengawas INP

mengeluarkan Penetapan tanggal 10 Juli 2000 yang memberi ijin dan

memerintahkan kurator HRPuntuk menarik dana milik PT ASCO yang disimpan di

rekening penampungan TL PT SBU (DL) sebesar Rp69.218,76 juta dan kemudian

dikuasai dan dikelola oleh kurator sebagaimana mestinya sebagai boedel  pailit.

Hal ini kemudian diperkuat dengan penetapan pada tanggal 30 November 2004 oleh

Hakim Pengawas Agus Subroto, SH, MH (AS) yang memerintahkan kurator

dan/atau kuasa hukum kurator untuk melaksanakan pemblokiran atas rekening-rekening TL PT SBU (DL) sebagai boedel  pailit PT ASCO sejumlah Rp69.218,76

 juta yang ada di BNI’46 (Persero) TBk, Kantor Cabang Utama Gambir dan Kantor

Cabang BNI’46 Tbk, Gedung Garuda, untuk selanjutnya boedel   pailit tersebut

diserahkan oleh Kepala Cabang BNI’46 (Persero) Tbk, Kantor Cabang Utama

Gambir, Jakarta Pusat dan/atau pejabat bank yang mewakili BNI’46 (Persero) Tbk

kepada kuasa hukum kurator.

PT BNI (Persero) Tbk Kantor Kantor Wilayah dengan Surat Nomor

W.10/7.5/1085/R tanggal 7 Desember 2004 kepada PT BNI (Persero) Tbk Kantor

Cabang Utama Gambir menyatakan bahwa permohonan blokir atas rekening TL PT

SBU (DL) dapat dipenuhi/dilaksanakan.

Pemblokiran dilakukan pada tanggal 7 Desember 2004 dengan Berita Acara

Pemblokiran tanggal 7 Desember 2004 yang dilakukan oleh kurator PT ASCO.

Page 74: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 74/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 71 dari 82

Rekening TL PT SBU (DL) di PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama

Gambir yang diblokir adalah sebagai berikut:

No Rekening Nomor Nilai

1 Deposito 089.000393453.103 Rp2.000.000.000,00

2 Deposito 089.000393453.104 Rp10.000.000.000,003 Deposito 089.000393453.105 Rp10.000.000.000,00

4 Deposito 089.000393453.106 Rp3.000.000.000,00

5 Giro 089.000409555.003 Rp3.310.320.819,32

6 Giro 089.000409555.001 Rp229.174.324,40

7 Giro 089.000393453.006 JPY7,617,663.00

8 Giro 089.000393453.002 USD11,606.58

9 Giro 089.000393453.001 Rp61.869.252,39

Pada tanggal 9 Desember 2004 dilakukan pemblokiran kembali berdasar Berita

Acara Pemblokiran tanggal 9 Desember 2004 dengan rekening yang diblokir yaitu:

No Rekening Nomor Nilai

1 Giro 089.000409555.002 Rp251.131.228,84

Dari hasil diskusi dengan pejabat PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama

Gambir tanggal 6 Juli 2005, diperoleh penjelasan bahwa pengisian nomor rekening

dan nilainya dalam Berita Acara Pemblokiran dilakukan pada saat pemblokiran

 berdasarkan data yang diberikan oleh PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama

Gambir dan ditulis tangan pada berita acara tersebut.

PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Gambir dengan surat Nomor

Gambir/178/R tanggal 4 Februari 2005 memberitahukan kepada TL PT SBU, akan

menyerahkan atau melakukan transfer boedel   pailit PT ASCO berupa dana yang

terdapat pada rekening TL PT SBU pada tanggal 4 Februari 2004 yang

 pelaksanaannya dilakukan kuasa hukum BNI.Pada tanggal 7 Februari 2005, Juru Sita Pengadilan Negeri/Niaga dan HAM Jakarta

Pusat melakukan sita jaminan/pemblokiran rekening dengan Berita Acara Sita

Jaminan/Pemblokiran Rekening Nomor 30/Pdt.G/2005/-PN.JKT.PST atas rekening

TL PT SBU (DL) di PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Gambir yaitu

sebagai berikut:

No Rekening Nomor Nilai Keterangan

dari BNI

1 Deposito 089.000393453.103 Rp2.000.000.000,00 Tidak ada dananya

2 Deposito 089.000393453.104 Rp10.000.000.000,00 Tidak ada dananya

3 Deposito 089.000393453.105 Rp10.000.000.000,00 Tidak ada dananya

4 Deposito 089.000393453.106 Rp3.000.000.000,00 Tidak ada dananya

5 Giro 089.000409555.003 Rp3.310.320.819,92 Rp11.492.212,00

6 Giro 089.000409555.001 Rp229.174.324,40 Rp193.112.806,00

7 Giro 089.000393453.006 JPY7,617,663.00 JPY 100,000.00

Page 75: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 75/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 72 dari 82

Hakim Pengawas AS mengeluarkan Penetapan tanggal 7 April 2005 yang memberi

ijin kepada kurator untuk menarik dan melakukan pengalihan seluruh sisa pokok

boedel   pailit dan seluruh bunga boedel   pailit PT ASCO dalam rekening-rekening

 penampungan TL PT SBU (DL) yang ada di BNI’46 (Persero) Tbk, Kantor Cabang

Utama Gambir dan Kantor Cabang BNI’46 (Persero) Tbk, Gedung Garuda kepada

rekening kurator.

Kurator melakukan pengalihan, penarikan dan penguasaan atas rekening TL PT

SBU (DL) ke rekening kurator dengan Berita Acara tanggal 18 April 2005, sebagai

 berikut:

No Rekening Nomor Nilai Keterangan

1 Giro 089.000393453.001 Rp- Di bawah saldo minimum

2 Giro 089.000393453.002 USD - Di bawah saldo minimum

3 Giro 089.000393453.006 JPY - Di bawah saldo minimum

4 Giro 089.000409555.001 Rp192.602.727,00

5 Giro 089.000409555.002 Rp- Di bawah Saldo Minimum

6 Giro 089.000409555.003 Rp10.990.501,00

7 Deposito 089.000393453.103 Rp- Kosong

8 Deposito 089.000393453.104 Rp- Kosong

9 Deposito 089.000393453.105 Rp- Kosong

10 Deposito 089.000393453.106 Rp- Kosong

PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Gambir kemudian memberitahukan

kepada TL PT SBU (DL) dengan surat Nomor GBR/03/1116/2005 tanggal 19 April

2005 tentang pelaksanaan pengalihan dana dari rekening TL PT SBU (DL) ke

rekening kurator yang telah dilakukan pada tanggal 18 April 2005.

Kurator terus mencari dana milik TL PT SBU (DL) dan mengajukan pemblokiran

rekening TL PT SBU (DL) di Bank Mandiri Cabang Juanda. Bank Mandiri Cabang

Juanda dengan surat Nomor 3.Sp.JJd/CSO/150.2005 tanggal 8 April 2005

memberitahukan kepada TL PT SBU (DL), telah melakukan pemblokiran rekening

giro TL PT SBU (DL) yang ada di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta

Juanda.

Dengan demikian jumlah rekening TL PT SBU (DL) di BNI dan Bank Mandiri

yang telah diblokir dan/atau dipindahbukukan adalah:

Page 76: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 76/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 73 dari 82

No Rekening Nomor Diblokir Tgl Pem-

blokiran

Pencairan Tgl Pen-

cairan

Bank BNI

1 Deposito 089.000393453.103 Rp 2.000.000.000,00 7 Des 2004 Rp 2.000.000.000,00 4 Feb 2005

2 Deposito 089.000393453.104 Rp 10.000.000.000,00 7 Des 2004 Rp10.000.000.000,00 4 Feb 2005

3 Deposito 089.000393453.105 Rp 10.000.000.000,00 7 Des 2004 Rp10.000.000.000,00 4 Feb 2005

4 Deposito 089.000393453.106 Rp 3.000.000.000,00 7 Des 2004 Rp3.000.000.000,00 4 Feb 2005

5 Giro 089.000393453.001 Rp 61.869.252,39 7 Des 2004 Rp126.869.252,00 4 Feb 2005

6 Giro 089.000393453.002 USD 11,606.58 7 Des 2004 USD10,610.34 4 Feb 2005

7 Giro 089.000393453.006 JPY 7,617,663.00 7 Des 2004 JPY7,517,397.00 4 Feb 2005

JPY 100,000.00 7 Feb 2005 - -

8 Giro 089.000409555.001 Rp 229.174.324,40 7 Des 2004 Rp229.174.324,00 4 Feb 2005

Rp 193.112.806,00 7 Feb 2005 Rp192.602.727,00 18 Apr 2005

9 Giro 089.000409555.002 Rp 251.131.228,84 9 Des 2004 Rp251.131.228,00 4 Feb 2005

10 Giro 089.000409555.003 Rp 3.310.320.819,92 7 Des 2004 Rp2.644.070.819,00 4 Feb 2005

Rp 11.492.212,00 7 Feb 2005 Rp10.990.501,00 18 Apr 2005

Jumlah Dep/Giro Rupiah Rp 29.057.100.643,55 Rp28.454.838.851,00

Jumlah Giro USD USD 11,606.58 USD10,610.34

Jumlah Giro JPY JPY 7,617,663.00 JPY7,517,397.00

Bank Mandiri

Giro 119-00-0428146-3 Rp 2.277.261.984,58 8 Apr 2005 - -

Jumlah Deposito & Giro Rupiah  Rp28.454.838.851,00

USD10,610.34 Kurs 1USDJumlah Giro USD 

eq. Rp97.668.179.70 Rp9.205,00

JPY7,517,397.00 Kurs JPY100Jumlah Giro JPY 

eq. Rp662.496.169.77 Rp8.812,84

Total dalam Rupiah Rp29.215.003.200,47

Rekening-rekening tersebut berisi hasil pencairan asset PT SBU (DL) yang untuk

sementara ditampung sebelum disetorkan ke Pemerintah sebagai pengganti Dana

Talangan yang telah diterima PT SBU, yaitu:

a)  Giro BNI Nomor 089.000393453.001 menampung dana hasil penagihan kredit

dalam mata uang Rupiah;

 b)  Giro BNI Nomor 089.000393453.002 menampung dana hasil penagihan kredit

dalam mata uang USD;

c)  Giro BNI Nomor 089.000393453.006 menampung dana hasil penagihan kredit

dalam mata uang JPY;

d)  Giro BNI Nomor 089.000409555.002 menampung dana hasil penjualan asset

 berupa Harta Tetap dan Inventaris;

e)  Deposito-deposito merupakan penempatan dana hasil pencairan asset dalam

 bentuk deposito;

Page 77: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 77/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 74 dari 82

f)  Giro BNI Nomor 089.000409555.001 menampung hasil penempatan dana yang

digunakan sebagai biaya operasional TL;

g)  Giro BNI Nomor 089.000409555.003 menampung hasil penempatan dana yang

digunakan sebagai biaya operasional TL;

h) 

Giro Bank Mandiri Nomor 119-00-0428146-3 merupakan menampung hasil penempatan dana yang digunakan sebagai biaya operasional TL.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada Pasal

50 menyatakan bahwa pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap

uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada Negara/Daerah.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada Pasal 40 ayat (1)

menyatakan bahwa bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah

 penyimpan dan simpanannya. Selanjutnya pada Pasal 47 ayat (2) menyatakan

 bahwa anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi

lainnya yang sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut

Pasal 40 diancam dengan pidana.

Dari hal-hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa:

a)  Dana TL PT SBU (DL) yang tersimpan di Bank BNI dan Bank Mandiri

merupakan dana hasil pencairan asset PT SBU (DL) yang akan disetor ke

Pemerintah sebagai pengganti Dana Talangan dan/atau BLBI sehingga dana

tersebut merupakan uang yang harus disetor ke Negara. Pemblokiran, penyitaan

 bahkan pencairan/pengalihan dana tersebut tidak sesuai dengan UU Nomor 1

Tahun 2004;

 b)  Pada saat pemblokiran rekening, pemberian data nomor rekening TL PT SBU

(DL) dan jumlahnya oleh pejabat Bank BNI kepada kurator melanggar UU

 Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan khususnya kerahasiaan bank;

c) 

Pemblokiran dan pencairan/pengalihan dana tersebut berpotensi merugikan

 Negara sebesar Rp29.215.003.200,47 karena pengembalian Dana Talangan ke

Pemerintah menjadi berkurang.

3) Temuan - Kebijakan TL PT Bank Pacif ic (DL ) dalam penerapan kurs untuk

pelunasan kredit oleh debitur PT Citr a Fl our M il s Persada (PT CFMP) tidak

sesuai dengan ketentuan dan merugikan PT Bank Pacific (DL) sebesar

Rp24.857,97 juta

PT Citra Flour Mils Persada (PT CFMP), perusahaan yang bergerak dibidang

industri tepung terigu memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pacific sebesar

USD4,116.92 ribu yang merupakan kredit sindikasi dari tujuh bank yang dipimpinoleh Hongkong Shanghai Bank Corp. dengan total kredit sebesar USD31,498.98

ribu. Kredit tersebut dijamin secara paripasu dengan peserta sindikasi lainnya,

yaitu:

Page 78: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 78/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 75 dari 82

a)  Hipotik senilai USD 35.000,00 ribu;

 b)  Cessie atas seluruh tagihan / income yang disetor ke dalam Escrow Account ;

c)  Gadai saham seluruh pemegang saham;

d)  Pengalihan hak/assignment  atas hak PT CFMP atas proyek:

(1)  The Joint Venture Agreement  antara pemegang saham;

(2)  The Gold Coin offtake Agreement  kepada PT CFMP;

(3)  The Construction Contract ;

(4)  The Management and Technical Assistance Management ;

(5)  Seluruh jaminan bank yang diterima oleh PT CFMP atas proyek;

(6)  Seluruh hasil asuransi dari seluruh proyek ini;

(7)  BULOG off take agreement  kepada PT CFMP.

Jadwal pelunasan kredit tersebut adalah sebagai berikut:

dalam USD

Bulan Pelunasan % PelunasanPorsi PT Bank Pacific

(USD)

January 1998 5% 206,062.00

Juli 1998 6% 247,274.00

Januari 1999 7% 288,486.00

Juli 1999 7% 288,486.00

Januari 2000 8% 329,699.00

Juli 2000 8% 329,699.00

Januari 2001 9% 370,911.00Juli 2001 10% 412,123.00

Januari 2002 40% 1,648,493.00

Sehubungan dengan proses likuidasi PT Bank Pacific, pada tanggal 14 Januari

1998, Kepala Cabang PT Bank Pacific – Mangga Dua mengirimkan surat kepada

Tim Likuidasi PT Bank Pacific (DL) yang merupakan surat balasan atas permintaan

Tim Likuidasi tentang Relaas PT Citra Flour Mils Persada dan riwayat kreditnya

kepada PT Bank Pacific. Surat Kepala Cabang tersebut antara lain memuat hal-hal

sebagai berikut:

a)  PT CFMP bermaksud menyelesaikan fasilitas kredit sindikasi yang merupakan

 porsi PT Bank Pacific (DL) sebesar USD4,116.92 ribu akan tetapi dalam

 bentuk mata uang Rupiah dengan kondisi dengan kurs 1 USD = Rp2.400,00dan jangka waktu pelunasan dua tahun dengan kurs tetap;

 b)  Kepala Cabang mengusulkan agar pelunasan dengan kurs 1 USD = Rp.2.420,00

yang merupakan rate  pada saat pinjaman dikonversi ke USD. Pelunasan

diangsur tiga kali yaitu angsuran I pada bulan Februari 1998 sebesar

Page 79: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 79/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 76 dari 82

Rp3.500,00 juta, angsuran II pada Juli 1998 sebesar Rp3.500,00 juta, dan

angsuran III pada bulan Januari 1999 sebesar Rp3.000,00 juta;

c)  Kepala Cabang juga memberikan pendapat bahwa penyelesaian kredit yang

lebih cepat akan menghilangkan risiko kredit tidak tertagih. Hal ini mengingat

 pendapatan debitur dalam bentuk Rupiah sedangkan kewajibannya dalam

 bentuk USD, maka pelunasannya akan berisiko karena kenaikan nilai kurs

Rupiah terhadap Dolar.

Atas surat dari Pimpinan Cabang tesebut Tim TL memberikan tanggapan bahwa:

a)  Apabila hal tersebut memaksa maka TL meminta pembayaran sekaligus dan

tidak diangsur sebesar Rp10 milyar;

 b)  Meminta cabang mempelajari hal tersebut karena akan adanya penghapusan

yang cukup besar (+/- Rp5,2 milyar);

c)  Pelunasan paling lambat bulan Februari 1998.

Selanjutnya pada tanggal 27 Maret 1998 terbit Nota Kredit Pemindahbukuan dari

Bank Arta Niaga Kencana atas nama PT Citra Flour Mils Persada kepada PT BankPacific (DL) sebesar Rp483,95 juta. Pada tanggal 30 Maret 1998 terbit nota serupa

sebesar Rp10.000,00 juta.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan beberapa hal sebagai

 berikut:

a)  Cara pelunasan dengan menggunakan kurs Rupiah adalah merupakan usulan

dari Kepala Cabang Mangga Dua yang disetujui oleh Tim Likuidasi;

 b)  Dilihat dari usaha debitur yang masih berjalan dengan baik, dan jaminan yang

sangat memadai, maka seharusnya debitur dapat melunasi kewajibannya sesuai

dengan perjanjian. Selanjutnya apabila mengacu pada jangka waktu pelunasan

kredit, yaitu terakhir pada bulan Januari 2002, berarti jangka waktu pelunasantersebut masih dalam masa kerja Tim Likudasi. Dengan demikian, kondisi

debitur dan keterbatasan waktu tidak dapat dijadikan alasan yang tepat;

c)  Dengan diterimanya pelunasan pokok piutang sebesar Rp10.000,00 juta berarti

PT Bank Pacific (DL) telah memberlakukan kurs transaksi untuk pelunasan

tersebut sebesar Rp2.429,00 per 1 USD, padahal kurs transaksi yang berlaku

 pada tanggal 30 Maret 1998 adalah sebesar Rp8.467,00 per 1 USD. Dengan

demikian kebijakan TL tersebut telah merugikan PT Bank Pacific (DL) sebesar

Rp24.857,97 juta dengan perhitungan sebagai berikut:

(1)  Pelunasan berdasarkan kurs Rp2.429,00/1 USD = Rp10.000,00 juta

(2)  Pelunasan seharusnya berdasarkan kurs transaksi

Rp8.467,00/USD x USD4,116,921.00 = Rp34.857,97 juta

Kerugian ... .......................................................... = Rp24.857,97 juta 

Adanya pelunasan kredit valas yang tidak menggunakan kurs transaksi

mengakibatkan penerimaan TL dari hasil pencairan kredit menjadi berkurang yang

Page 80: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 80/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 77 dari 82

 pada akhirnya mengurangi potensi pengembalian kewajiban kepada Negara sebesar

Rp24.857,97 juta karena dana tersebut seharusnya dapat digunakan untuk melunasi

kewajiban kepada Negara.

Kondisi di atas menunjukkan juga kurangnya kehati-hatian TL PT Bank Pacific

(DL) dalam melakukan penyelesaian aset

Hal tersebut tidak sesuai dengan surat BI Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2

 November 1999 yang menyatakan bahwa seluruh uang yang diterima dari kredit

valas, menggunakan valas yang bersangkutan atau dengan Rupiah dengan kurs/nilai

tukar pada saat pembayaran/pelunasan cicilan kredit.

4) Temuan - Tagihan kepada pihak terkait PT Bank Pacific (DL) sebesar

Rp1.377.096,00 juta ti dak didukung dengan j aminan yang memadai dan pihak

terkait ti dak kooperati f untuk menyelesaikan kewaji bannya

Sesuai dengan Laporan Keuangan PT Bank Pacific (DL) per tanggal 30 April 2005

terdapat outstanding  tagihan kepada pihak terkait sebesar Rp1.377.096,00 juta yaitu

PT Pacific International Finance (PIF), PT Indopac Perdana Finance (IPF) dan

PT Adhitya Putra Pratama (APP), yang terdiri atas Tagihan Surat Berharga

Rp594.123,00 juta, Dokumen dan Fasilitas Lainnya Rp198.269,00 juta dan Kredit

yang diberikan sebesar Rp584.704,00 juta.

Hasil audit investigasi penyaluran dan penggunaan BLBI oleh BPK-RI sebelumnya

 pada tahun 2000 menyatakan bahwa penerbitan surat berharga, dokumen fasilitas

lainnya, serta penyaluran kredit kepada pihak terkait tersebut menyimpang dari

sistem dan prosedur serta peraturan perundangan yang berlaku.

Tagihan-tagihan surat berharga dan dokumen serta fasilitas lainnya ini tidak

didukung jaminan yang memadai, sedangkan untuk kredit yang diberikan didukung

dengan jaminan yang dilakukan pengikatan dengan SHT sebesar Rp500.000,00 juta. Dari jaminan tersebut di antaranya sebesar Rp350.000,00 juta menjadi hak

tanggungan untuk kepentingan Bank Indonesia sebagai jaminan atas pemberian

Kredit Likuiditas Darurat, sehingga PT Bank Pacific (DL) hanya memperoleh

tanggungan sebesar Rp150.000,00 juta. Dengan demikian dari jumlah tagihan

sebesar Rp1.377.095,00 juta diantaranya sebesar Rp1.227.095,00 tidak terjamin.

Dalam perkembangannya, berdasarkan Keputusan Mahkamah Agung Nomor

05K/N/1998 tanggal 13 Januari 1999, PT PIF telah dipailitkan oleh Bank Mandiri.

Sdri. Endang Utari Mokodompit selaku Mantan Direksi yang bertanggung Jawab

atas permasalahan PT Bank Pacific, menyatakan bahwa jaminan yang diberikan

telah mencakup seluruh kewajiban pihak terkait. Sementara itu langkah-langkah

yang diambil oleh TL belum memberikan hasil yang maksimal dan pihak terkaittidak menunjukkan adanya itikad untuk membayar kewajibannya.

Keadaan demikian tidak sesuai dengan PP Nomor 25 tahun 1999 pasal 24 yang

menyatakan bahwa dalam hal harta kekayaan bank dalam likuidasi tidak cukup

untuk memenuhi seluruh kewajiban bank dalam likuidasi maka kekurangannya

Page 81: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 81/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 78 dari 82

wajib dipenuhi oleh anggota direksi dan anggota dewan komisaris serta pemegang

saham yang turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi oleh

 bank atau menjadi penyebab kegagalan bank.

5) Temuan - PT Sadean Intra M itr a Corporation (SIMC) Group sebagai pihakterkait PT Bank M ataram Dhanarta (DL) tidak kooperatif dan tidak beri tikad

baik dengan belum melunasi k reditn ya sebesar Rp183.061,99 ju ta

Sehubungan dengan hutangnya, PT SIMC memberikan jaminan kredit kepada PT

Bank Mataram Dhanarta (DL) berupa Hak pengelolaan Mataram Plaza Malang,

Hak pengelolaan Sarinah Plaza Malang dan 23 ruko serta Hak pengelolaan Lantai 2

Gedung Sarinah Jakarta. Atas jaminan tersebut PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

tidak memperoleh pemasukan baik dari hak pengelolaan maupun dari penjualan

asset. Jaminan-jaminan tersebut belum ada yang dapat dijual karena bukti-bukti

kepemilikan masih dikuasai oleh PT SIMC.

Sedangkan untuk kredit kepada PT Bhumi Merapi Eratama, PT Bank Mataram

Dhanarta (DL) tidak mendapatkan jaminan kredit tambahan.

Sehubungan dengan kondisi ini, Tim Likuidasi (TL) PT Bank Mataram Dhanarta

(DL) telah melakukan usaha-usaha penagihan dengan melakukan beberapa

 pertemuan dengan pihak PT SIMC pada tanggal 13 Juli 1998, 21 September 1998,

dan 5 Oktober 1998. Selain itu selama tahun 2000, TL telah mengirim sembilan

surat panggilan kepada PT SIMC namun tidak berhasil. Berdasarkan data yang ada,

PT SIMC masih beroperasi dan mempunyai kantor di Perkantoran Grand Wijaya

Jakarta Selatan, sehingga seharusnya PT SIMC mampu menyelesaikan kreditnya

dengan cara mengangsur atau melunasi.

Terkait dengan permasalahan tersebut, BPK-RI telah mengundang PT SIMC

melalui surat Nomor 22/KT4/BDL/07/2005 tanggal 13 Juli 2005 dan Nomor

19/S/XII.2/07/2005 tanggal 28 Juli 2005 untuk mengadakan pembicaraan tanggal

18 Juli 2005 dan 1 Agustus 2005 tetapi PT SIMC tidak bersedia hadir. Usaha

 pertemuan telah ditempuh juga dengan difasilitasi oleh Sri Sultan

Hamengkubuwono X yang sebelumnya merupakan Komisaris Utama PT SIMC,

tetapi hingga berakhirnya pemeriksaan tidak terlaksana.

Kondisi di atas menunjukkan permasalahan ini berlarut-larut disebabkan tidak

adanya itikad baik dari PT SIMC untuk menyelesaikan tunggakan kreditnya.

6) Temuan - Pembayaran success fee jasa pengacara yang dilakukan sebelum

pencairan asset dan pembayaran operational cost berdasarkan persentase

diragukan kewajarannya dan berpotensi merugikan PT Bank Pinaesaan (DL )

sebesar Rp5.850,00 ju taBerdasarkan hasil pemeriksaan biaya operasional Tim Likuidasi, diketahui bahwa

 pada tanggal 1 November 2002, berdasarkan surat Nomor 355/SP-MP/XI/02, TL

PT Bank Pinaesaan (DL) menyetujui penunjukan Sidartha Pratidina & Partners Law

Firms menjadi pengacara dan konsultan hukum dalam rangka eksekusi putusan

Page 82: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 82/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 79 dari 82

kasasi Mahkamah Agung Nomor 680K/Pdt/2002. Dari persetujuan tersebut,

diketahui bahwa biaya yang ditanggung PT Bank Pinaesaan (DL) adalah:

a)   Lawyer Fee  sebesar Rp35,00 juta (dibayarkan saat penandatanganan surat

kuasa);

 b) 

Biaya operasional berdasarkan konfirmasi dan persetujuan klien (berdasarkantabel biaya untuk pengadilan); dan

c)  Success fee 20% dari nilai yang dapat ditagih.

Surat kuasa itu sendiri telah diberikan TL PT Bank Pinaesaan (DL) kepada Sidartha

Pratidina & Partners Law Firms pada tanggal 24 September 2001.

Mahkamah Agung (MA) dalam putusan Nomor 680K/Pdt/2002 atas perkara PT

Bank Bukopin dan PT Udatimex memutuskan menghukum PT Bank Bukopin dan

PT Udatimex baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama untuk

membayar kerugian secara tunai dan sekaligus kepada PT Bank Pinaesaan (DL)

sebesar Rp9.000,00 juta ditambah bunga sebesar 16,5% per tahun terhitung sejak

tanggal 16 Juli 1997 sampai jumlah kerugian tersebut dibayar lunas. Realisasi

 pencairan dana atas putusan MA tersebut hingga Juni 2005 belum dapat dicairkan

atau direalisasikan. Hal tersebut terjadi karena Bank Bukopin masih mengajukan

Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung.

Dengan adanya putusan MA tersebut, berdasarkan surat Nomor 059/SP/SP/SP-

MP/II/03 tanggal 3 Februari 2003, Sidartha Pratidina Law Firms (SP & P Law

Firms) menagih kepada PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp5.850,00 juta dengan

rincian sebagai berikut:

a)  Tagihan berupa  success fee  sebesar Rp3.600,00 juta yaitu 20% dari

Rp18.000,00 juta (nilai permohonan kasasi yang dikabulkan sebesar

Rp9.000,00 juta dan bunganya); dan

 b) 

Operational cost  sebesar Rp2.250,00 juta yaitu 12,5% dari Rp18.000,00 juta.

Keseluruhan tagihan tersebut telah dibayarkan kepada Sidartha Pratidina Law

Firms secara tunai.

Kondisi di atas yaitu isi kontrak perjanjian berikut pembayaran kepada kantor

konsultan hukum tidak sesuai dengan:

a)  Risalah Rapat Tim Kerja Forum Komunikasi Bank Likuidasi tanggal 8 Agustus

2000 dan arahan Bank Indonesia Nomor 2169/DPIP/IDPiP tanggal 20 Juni

2000 yang menyebutkan bahwa tarif  success fee  yang berlaku umum untuk

lawyer  setinggi-tingginya 20% dari hasil yang tertagih. Sementara itu realisasi

 pembayaran dilakukan terhadap 20% dari perkiraan tagihan yang akan

diperoleh, karena sampai dengan pemeriksaan lapangan di PT Bank Pinaesaan(DL) berakhir tanggal 21 Juli 2005, belum ada dana yang tertagih sesuai

 putusan MA;

 b)  Pembayaran operational cost  berdasarkan kesepakatan atau perjanjian tanggal 1

 November 2002 adalah sesuai kebutuhan dan persetujuan TL PT Bank

Page 83: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 83/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 80 dari 82

Pinaesaan (DL). Dalam perjanjian tersebut tidak diatur mengenai biaya

operasional sebesar 12,5% dari tagihan tetapi berdasarkan kebutuhan. Namun

 pada kenyataannya, pembayaran dilakukan dari persentase seperti layaknya

 success fee dan bukan dari operasional cost  pengacara yang sebenarnya.

Hingga saat berakhirnya pemeriksaan, BPK-RI belum memperoleh perincian

 penggunaan dana operational cost   tersebut. Bukti-bukti penggunaan dana

operasional cost   sebesar Rp2.250,00 juta tersebut juga tidak dapat diperlihatkan

oleh pengacara Sidartha Pratidina Law Firm. Berdasarkan wawancara dengan

Pengacara Sidartha tanggal 5 Juli 2005, biaya tersebut untuk biaya operational

lawyer   dan operasional pengadilan, namun pengacara menyatakan tidak dapat

menunjukkan bukti-bukti biaya yang telah dikeluarkan berkaitan dengan biaya

operasional tersebut.

Hal tersebut mengakibatkan pembayaran sebesar Rp5.850,00 juta diragukan

kewajarannya dan berpotensi merugikan PT Bank Pinaesaan (DL) apabila nantinya

deposito tersebut tidak dapat dicairkan berdasarkan keputusan Peninjauan Kembali

dari Mahkamah Agung.

Kelebihan pembayaran  fee  tersebut terjadi karena Tim Likuidasi tidak

memperhatikan pedoman yang telah disepakati oleh Tim Likuidasi dalam rapat

tanggal 8 Agustus 2000 dan tidak memperhatikan kondisi keuangan PT Bank

Pinaesaan (DL).

Terhadap permasalahan di atas, Tim Likuidasi menanggapi bahwa dalam

melakukan kerjasama dengan pihak pengacara, biasanya Tim Likuidasi selalu

disodorkan tiga komponen fee (biaya) yaitu:

a)   Legal/lawyer fee yaitu biaya yang diperoleh untuk pengacara/kantor pengacara

yang bersangkutan untuk menangani perkara, biaya ini biasanya dihitung per

 jam;

 b) 

Operational fee  yaitu biaya yang digunakan atau yang dikeluarkan oleh

 pengacara dalam menangani perkara;

c)  Success fee  yaitu persentase yang diperoleh pengacara sehubungan dengan

keberhasilan dalam penanganan kasus.

Mengenai besar dan cara pembayaran dari ketiga komponen  fee  tersebut di atas

tergantung kesepakatan, tingkat kesulitan perkara termasuk juga kelengkapan

dokumen yang tersedia serta kemungkinan keberhasilan dari perkara tersebut.

Untuk perkara yang ditangani oleh Law Firms SP&P, besaran operational   fee 

sebesar 12,5% merupakan hasil perhitungan dari lawyer  dalam menangani perkara

PT Bank Pinaesaan (DL) melawan Bank Bukopin. Seperti yang telah dikatakan

sebelumnya oleh pengacara Tim Likuidasi, Bp. Sidartha, dalam wawancara denganBPK-RI, besaran 12,5% tersebut diajukan semata-mata untuk memudahkan

 perhitungan pengeluaran yang harus diperhitungkan dan dikeluarkan oleh PT Bank

Pinaesaan (DL).

Page 84: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 84/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 81 dari 82

7) Temuan - Grup UDATIMEX sebagai Pihak Terkait PT Bank Pinaesaan (DL )

tidak beri tikad baik untuk melunasi kreditnya  sebesar Rp408.462,90 ju ta

Berdasarkan daftar rincian kredit pihak terkait per tanggal 30 April 2005 dapat

diketahui bahwa total kredit yang diberikan (outstanding ) per tanggal 30 April 2005

adalah Rp557.744,36 juta (nilai sebelum penyisihan penghapusan aktiva produktif).

Dari total kredit tersebut, sebesar 73,23%-nya atau Rp408.462,90 juta adalah kredit

kepada pihak yang terkait pemegang saham PT Bank Pinaesaan yaitu Grup

Udatimex yang dipimpin oleh Sdr. Frits Eman dengan rincian sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. Debitur Kewajiban

1. PT INDAUDA 203.563,31

2. PT UDATIMEX 203.541,87

3. BPR PINANGSUKULAN 300,00

4. FEMMY EMAN LESAR 75, 74

5. HERMAN RATTU 100,72

6. RJ. SOEMAMPOUW 224,55

7. YAYASAN PENDIDIKAN UDATIN 394,79

8. EMAN NICO 35,00

9. RATTU HARRY 226,92

JUMLAH 408.462,90

Atas kredit pihak terkait tersebut, jaminan yang diberikan hanya sebatas  Personal

Guarantee  (PC) dan Corporate Guarantee (CG) PT Inauda dan PT Udatimex.

Jaminan tersebut tidak ada nilainya dan tidak dapat dipakai untuk melunasi kredit.

Sejak PT Bank Pinaesaan dilikuidasi pada tanggal 31 Oktober 1997 hingga saat

 pemeriksaan tanggal 18 Juli 2005, Grup Udatimex dalam hal ini Sdr. Frits Eman

 belum pernah melakukan pembayaran untuk melunasi hutang-hutangnya. Alasan

yang disampaikan kepada BPK-RI adalah yang bersangkutan masih mau

menghitung kembali kebenaran jumlah hutangnya kepada PT Bank Pinaesaan (DL).

Kondisi ini menunjukkan tidak adanya itikad yang maksimal dari Udatimex Group

untuk melunasi hutang-hutangnya kepada PT Bank Pinaesaan (DL) sejak tanggal 31

Oktober 1997.

TL PT Bank Pinaesaan (DL) hingga saat pemeriksaan juga belum pernah

melakukan usaha penagihan dan permintaan jaminan kredit kepada Grup Udatimex.

Selain itu TL PT Bank Pinaesaan (DL) belum melakukan tuntutan atau gugatan

hukum kepada pemegang saham untuk melunasi hutang-hutangnya sebagaimana

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1999.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a)  Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 Pasal 23 yang menyatakan bahwa

 pemegang saham, anggota dewan komisaris atau pengawas, anggota direksi dan

 pejabat lainnya, pegawai serta pihak-pihak lain, yang turut serta mempengaruhi

 pengelolaan bank, yang telah melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan

Page 85: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 85/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI Laporan Gabungan BDL Halaman 82 dari 82

keadaan bank yang bersangkutan memburuk sehingga dicabut ijin usahanya,

yang telah melanggar ketentuan dalam Peraturan Pemerintah, diancam dengan

sanksi pidana;

 b)  Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 Pasal 24 yang menyatakan bahwa

dalam hal harga kekayaan bank dalam likuidasi tidak cukup untuk memenuhi

seluruh kewajiban bank dalam likuidasi tersebut maka kekurangannya wajib

dipenuhi oleh anggota direksi dan angota dewan komisaris serta pemegang

saham yang turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi

oleh bank atau menjadi penyebab kegagalan bank;

c)  Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 Pasal 24 menyatakan

 bahwa gugatan atau tuntutan kepada pemegang saham dapat diajukan oleh Tim

Likuidasi.

Hal tersebut mengakibatkan adanya potensi kerugian negara karena tidak dapat

ditagihnya kredit kepada pihak terkait minimal sebesar Rp408.462,90 juta.

Hal tersebut terjadi karena kurang tegasnya TL PT Bank Pinaesaan (DL) untuk

menagih hutang pemegang saham dan tidak adanya itikad baik dari pemegangsaham.

TL menjelaskan bahwa TL dibentuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

dan akan diakhiri melalui persetujuan RUPS juga. Apabila TL melakukan gugatan,

maka besar kemungkinan pemegang saham tidak akan menyetujui

 pertanggungjawaban TL.

4. Saran BPK-RI

Sehubungan dengan pemeriksaan atas 14 BDL, BPK-RI menyarankan sebagai berikut:

a. 

Pemerintah dan BI segera mengambil langkah-langkah konkrit mengenai penyelesaiantugas TL BDL termasuk kemungkinan mengambil alih aset yang masih tersisa di BDL

untuk menyelesaikan kewajiban bank dalam rangka meminimalkan kerugian negara;

 b.  Pihak penegak hukum menindaklanjuti beberapa permasalahan yang berindikasi TPK;

c.  TL mempertanggungjawabkan kepada RUPS atas pelaksanaan tugasnya yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d.  TL meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait sehubungan dengan kewajiban

 pihak terkait pada BDL dan apabila diperlukan agar dilakukan melalui jalur hukum.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI

Page 86: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 86/551

Page 87: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 87/551

w   w   . a  n  

t   i   k   o  r   u   p  s  i   . o  r    g  

No BDL/Nama Personal Tim Likuidasi (Berdasarkan Surat Bank Indonesia)

5

Ketua : Yusuf Kartadibrata, SE. MA Ketua : Yusuf Kartadibrata, SE. MA Ketua : T

Waka : Sofyan Latief, SH Anggota : TL Tobing Waka : B

 Anggota : Warsito Sanyoto Bambang Irawan, SH Anggota : J

Masa kerja TL telah berakhir tanggal 24 November 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Mei 2003

6

Ketua : Sjahrial Hamid Ketua : T DjuharmanWaka : T Djuharman Anggota : Refry Anwar Syukur  

Indriyanto Seno Adji

Masa kerja TL PT Bank Anrico (DL) telah berakhir tanggal 24 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Juni 200

7

Ketua : H. Probosutedjo

 Anggota : Dudung Hamidi

Drs. H. Triwidodo

Drs. Waldjimin

Muh. Amin, SE

H. Amidhan

Bambang Suroso

Jumlah Pendukung Tim Likuidasi sebanyak tujuh orang per 31 Mei 2005

Masa kerja TP/TL sudah berakhir pada tanggal 18 Desember 2003

8

Ketua : Suhaimi Saleh Ketua : Zulkarnaen Z, A, SH

Waka : Arifin Gunawan Rosali Anggota : Arifin Gunawan Rosali

 Anggota : Linda Trisno Tri Harijanto, SH

 Atmajaya Salim, SH

Jumlah Pendukung Tim Likuidasi per 30 April 2005 sebanyak 19 Orang

Masa kerja TL telah berakhir tanggal 4 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 4 Juni 2003

9

Ketua : Tantowi Djauhari Lintang Ketua : Tantowi Djauhari Lintang Ketua : T

Waka : Jugia Wahab Anggota : L. Johannes Henry Eman Anggota : L Anggota : L. Johannes Henry Eman Alfan Hariyanto A

 Alfan Hariyanto Rizal Sofyan Gueci D

Rizal Sofyan Gueci

Pieter Solang

Jumlah Pendukung Tim Likuidasi per 30 April 2005 sebanyak 13 orang

Masa kerja TL telah berakhir tanggal 18 Juni 2003

Tanggal 12 Maret 1998

PT Bank Industri

Surat BI No: -

PT Bank Anrico

Surat BI No.30/67/DIR/UPB2/Rahasia tanggal -

PT Bank Jakarta

Surat BI No.30/176/DIR/UHA

PT Bank SEAB

Surat BI No. - Tanggal 1 April 1997

PT Bank Pinaesaan

Surat BI No. -

Surat BI No.4/2/DGS/DPIP tanggal 14 Februari 2002

Surat BI No. - Tanggal 1 April 1999

Surat BI No.31/624/UPPB/Adp tanggal 22 September 1998

Surat BI No: -

Surat BI No. -

Surat BI No.3/7/DPIP/DIPIR tanggal 24 Januari 2001

Page 88: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 88/551

w   w   . a  n  

t   i   k   o  r   u   p  s  i   . o  r    g  

No BDL/Nama Personal Tim Likuidasi (Berdasarkan Surat Bank Indonesia)

10

Ketua : Yoga Sugomo Ketua : Ignatius Soetardjo

Waka : Ignatius Soetardjo Waka : Yosef Anton Juwa

 Anggota : Humprey R. Djemat Anggota : Humprey R. Djemat

Jumlah Pendukung Tim Likuidasi per 30 April 2005 sebanyak 8 orang

Masa kerja TL telah berakhir pada tanggal 3 Desember 2002, dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 3 Mei 2003

11

Ketua : Drs. Ady Soenaryo Ketua : Drs. Ady Soenaryo

 Anggota : Adventus Hermawan Wibowo Anggota : Soetaris Natakusumah

Prof. Dr. Erman Radjagukguk Saleh Udin

Youdy Lao Tambuwun

Jumlah Pendukung Tim Likuidasi per 30 April 2005 sebanyak 15 orang

Masa kerja TL PT Bank Astria Raya (DL) telah berakhir tanggal 18 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 18 Jun

12

Surat BI No.30/317/UPB3/Rahasia Surat Deputi Direktur Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

Tanggal 5 Desember 1997 No.6/215/DPIP/PSIP Tgl 1 Juli 2004

Ketua : Santo Silaban Ketua : Santo Silaban

Waka : Ong Gwat Tjiang Anggota : Asrianty Purwantini

 Anggota : Asrianty Purwantini Muh. Husni Thamrin

Muh. Husni Thamrin

Masa kerja TL telah berakhir tanggal 10 Juni 2003

13 PT Bank Mataram Dhanarta

Surat BI No.30/286/UPB3/ADB3/Rahasia Surat BI No.31/643/UPPB/Ad.P

Tanggal 18 November 1997 Tanggal 25 September 1999

Ketua : H. Moh. Moenadi Qosjim, SE. MM Ketua : H. Moh. Moenadi Qosjim, SE. MM

Waka : H. Muh. Ibrahim Ismail Anggota : Poli Paulus Petrus, SH

 Anggota : Poli Paulus Petrus, SH Soeprapto, SH

Wowok Sutarso Widjenar, SE

Soeprapto, SH

Komara Achmad Hidayat

Masa kerja TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) telah berakhir tanggal 23 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal

14

Ketua : Alus Karo Sekali Ketua : Alus Karo Sekali Anggota : F

Waka : Nasrul Husin Waka : Nasrul Husin H

 Anggota : Ferdinand Nurfian Pandji Anggota : Ferdinand Nurfian Pandji

Herman Hofferia Herman Hofferia

Masa kerja TL telah berakhir tanggal 8 Desember 2002 dan diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2003

Surat BI No.7/215/DPIP/IAdmP tanggal 31Mei 2005

PT Bank Dwipa Semesta

Surat BI No.30/308/UPB3/Ad33/Rahasia tanggal 2

Desember 1997

PT Bank Astria Raya

Surat BI No. -

Surat BI No. -

PT Bank Kosagrha Semesta

PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal

Surat BI No.31/1655/UPPB/Ad.P tanggal 19 Maret 1999

Surat BI No.32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999 Surat BI No. -

Page 89: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 89/551

w   w   . a  n  

t   i   k   o  r   u   p  s  i   . o  r    g  

No. Nama BDL Jumlah BLBI

Pembayaran

Kewajiban ke

Pemerintah

Pencairan AsetJumlah Realisasi

Biaya Operasional

Biaya Operasional

dibanding

Pembayaran ke

Pemerintah

O

Pe1 2 3 4 5 6 7 = 6 : 4

1. PT Bank Pacific 2.133.366,44  315.023,08  797.836,36  235.466,85  75%

2. PT Sejahtera Bank Umum 1.687.349,52  851.308,14 1.224.573,50  127.649,77  15%

3. PT Bank Harapan Santosa 3.866.182,31  538.228,20 753.265,89  361.477,96  67%

4. PT Bank Guna Internasional 251.055,01  156.054,31  242.230,00  46.005,31  29%

5. PT Bank Industri 511.470,23  279.124,00  318.336,46  48.480,62 17%

6. PT Bank Anrico 210.080,73  9.532,96  22.444,27  12.348,09  130%

7. PT Bank Jakarta 210.994,00  100.959,95  96.452,25  16.754,35  17%

8. PT Bank SEAB 899.399,02  99.302,72  99.482,66  21.652,55 22%

9. PT Bank Pinaesaan 681.084,49  10.456,68  117.550,33  36.953,11  353%

10. PT Bank Dwipa Semesta 110.105,99  6.970,13  73.250,44  44.088,66  633%

11. PT Bank Astria Raya 578.918,26  121.949,00  228.020,29  44.515,72  37%

12. PT Bank Kosgrha Semesta 201.812,61  46.872,20  83.487,74  24.139,08  51%

13. PT Bank Mataram Dhana Artha 336.763,21  31.186,00  25.636,22  12.476,10  40%14. PT Bank Citrahasta Danamanunggal 201.802,17  23.485,83 31.443,15  10.532,22  45%

11.880.383,99  2.590.453,20  4.114.009,56  1.042.540,39  40%

Keterangan :

 : Kinerja Baik 

 : Kinerja Buruk 

ANALISIS KINERJA TL PADA 14 BDL

(Dalam Juta Rupiah)

Page 90: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 90/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPD : Bank Pembangunan Daerah

BPHTB : Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

BPKB : Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor

BPK-RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

CG : Corporate Guarantee

CP : Commercial Paper

DGS : Deputi Gubernur Senior

DL : Dalam Likuidasi

DPIP : Direktorat Perijinan dan Informasi Perbankan

DPK : Dana Pihak Ketiga

DTR : Dana Talangan Rupiah

DTV : Dana Talangan Valas

HGU : Hak Guna Usaha

HRP : Hendra Reza Putra

HTI : Harta Tetap dan Inventaris

INP : I Nyoman Putra

KAP : Kantor Akuntan Publik

KMK : Keputusan Menteri Keuangan

Page 91: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 91/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

KPP : Kantor Pelayanan Pajak

LK : Laporan Keuangan

MA : Mahkamah Agung

MHI : M. Husnaini Iskandar

 NAL : Neraca Akhir Likuidasi

 NJOP : Nilai Jual Objek Pajak

 NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak

PG : Personal Guarantee

PK : Peninjauan Kembali

PN : Pengadilan Negeri

POLDA : Kepolisian Daerah

PPh : Pajak Penghasilan

PPN : Pajak Pertambahan Nilai

PT APP : PT Aditya Putra Pratama

PT ABW : Amcol Bumi Wisata

PT ASCO : PT Asmawi Agung Corporation

PT Bank SEAB : PT Bank South East Asian Bank  

PT BCG : PT Bhinneka Consulting Group

PT BIW : PT Bumi Indira Wisesa

PT BMD : PT Bank Mataram Dhanarta

PT BNI : PT Bank Negara Indonesia

PT CFMP : PT Citra Flour Mils Persada

PT IPF : PT Indopac Perdana Finance

Page 92: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 92/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

PT PBN : PT Panca Bhakti Nusantara

PT PIF : PT Pacific Indonesia Finance

PT PKT : PT Persada Kalpataru Tama

PT SBU : PT Sejahtera Bank Umum

PT SIMC : PT Sadean Intra Mitra Corporation

PT SMM : PT Sinar Mas Multi Finance

PT TS : PT Trimegah Securindo Lestari

PT WOI : PT Wicaksana Overseas Internasional

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SE : Surat Edaran

SHGU : Sertifikat Hak Guna Usaha

SHM : Sertifikat Hak Milik

SK : Surat Keputusan

SKP : Surat Ketetapan Pajak

SP&P : Sidartha Pratidina & Partners

SPI : Sistem Pengendalian Intern

TFK : Thien Kie Fong

THR : Tunjangan Hari Raya

TL : Tim Likuidasi

TL BDL : Tim Likuidasi Bank Dalam Likuidasi

TP : Tim Pemberesan

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 93: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 93/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK PACIFIC

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.A/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 94: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 94/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan 

dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir

Likuidasi)

9

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 11

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 13

1. Sistem Pengendalian Intern 13

a. Lingkungan Pengendalian 13

 b. Pengendalian Pengamanan 13

Page 95: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 95/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 13

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 13

a. Realisasi Pencairan Aset 13

 b. Pembayaran Kewajiban 33

c. Biaya Operasional 40

d. Sisa Aset 41

DAFTAR SINGKATAN

Page 96: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 96/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 1 dari 45

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATASPENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK PACIFIC (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Pacific (Dalam Likuidasi/DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Pacific (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal. Pertama,

lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Diantaranya posisi

 pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan pengelola yaitu Tim

Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif menjadi

 pengawas dan regulator bagi bank dalam likuidasi (BDL) dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan

yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI ditahun 2000 adalah Pemeriksaan Investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan Bank Dalam Likuidasi (BDL).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :

a.  Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku aset berdasarkan neraca likuidasi per 1 November 1997 adalah sebesar

Rp2.406.204.032.000,00 telah direalisasikan sebesar Rp797.836.368.454,00, yaitu

 penagihan kredit sebesar Rp762.431.434.000,00 dan penjualan aset sebesar

Page 97: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 97/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 2 dari 45

Rp35.404.934.454,00. Terkait hal ini, kami menemukan adanya pemberian diskon untuk

 pencairan kredit yang tidak sesuai dengan ketentuan sebesar Rp90.884.771.921,16 dan

adanya kebijakan pemberian keringanan kurs pelunasan kredit kepada PT Citra FlourMils Persada (CFMP) merugikan PT Bank Pacific (DL) sebesar Rp24.857.968.998,00.

b.  Pembayaran Kewajiban

Dari jumlah kewajiban kepada pemerintah sebesar Rp2.133.366.434.810,00, telah

diselesaikan sebesar Rp315.023.076.238,00 sehingga masih mempunyai sisa kewajiban

sebesar Rp1.818.343.358.572,00. Terkait hal ini, kami menemukan adanya pembayaran

kewajiban melalui sita eksekusi deposito PT Bank Bacific (DL) di BNI yang

 pelaksanaannya menyimpang dari amar putusan Mahkamah Agung, sehingga merugikan

PT Bank Pacific (DL) sebesar Rp64.010.000.000,00.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 Oktober 2005 adalah sebesar

Rp235.466.852.881,00. Terkait hal ini, kami menemukan adanya pembayaran honor

 bulanan kepada pengacara yang tidak didukung dengan kontrak senilai

Rp912.000.000,00.

d.  Sisa Aset

 Nilai tercatat sisa aset per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan adalah sebesar

Rp1.646.496.592.114,00, sedangkan nilai realisasinya adalah sebesar

Rp621.222.351.020,00. Dari nilai realisasi tersebut diantaranya sebesar

Rp350.000.000.000,00 menjadi hak tanggungan kredit likuiditas darurat (KLD) PT Bank

Pacific (DL) kepada BI. Sementara itu, sisa kewajiban kepada Pemerintah adalah sebesarRp1.818.343.358.572,00 sehingga sisa aset tersebut lebih kecil dari sisa kewajiban.

Terkait hal ini, kami menemukan adanya tagihan kepada pihak terkait yang tercatat

sebesar Rp1.377.095.530.113,00 yang penyalurannya dilakukan secara tidak wajar, dan

saat ini yang bersangkutan tidak kooperatif untuk menyelesaikan kewajibannya.

4. Saran BPK-RI

a.  TL mempertanggungjawabkan kepada RUPS atas permasalahan pelaksanaan

 penagihan/penagihan kredit dan penjualan aset yang tidak sesuai dengan ketentuan, serta

 pengeluaran biaya pengacara yang tidak didukung dengan kontrak.

Page 98: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 98/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 3 dari 45

 b.  Aparat penegak hukum menindaklanjuti masalah-masalah yang menyangkut kerugian

 Negara, yaitu: (1) pemberian keringanan kurs pelunasan kepada PT CFMP; (2) pelunasan

kewajiban melalui penyitaan deposito milik Bank Pacific, dan (3) dan pihak terkait (Sdr.EUM) tidak kooperatif meyelesaikan kewajibannya.

Jakarta, Juli 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Drs. Haryanto Suwondo

 NIP. 240000361

Page 99: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 99/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 4 dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

a.  Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara;

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Pacific (DL) adalah untuk

mengetahui dan memastikan :

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana realisasi pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional BDL sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

c.  Sisa asset yang akan diserahkan kepadan pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan, serta pembayaran kewajiban.

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Pacific (DL) adalah :

a.  Proses pencairan aset melaui penjualan dan/atau penagihan piutang kepada para debitur;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset,

termasuk pengembalian BLBI kepada Pemerintah

4.  Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a.  Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d. 

Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

Page 100: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 100/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 5 dari 45

e.  Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan atas PT Bank Pacific (DL) dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan 19 Juli

2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Pacific (DL)

Page 101: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 101/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 6 dari 45

BAB II

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status BDL

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 537/KMK.017/1997 tanggal 1

 November 1997, izin usaha PT Bank Pacific dicabut terhitung mulai tanggal 1 November

1997.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

Berdasarkan Keputusan Rapat PT Bank Pacific yang dimuat dalan Akta Nomor 9 Tanggal 5

Desember 1997 Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H, pemegang saham PT Bank Pacific

(DL) antara lain menyetujui:a.  Me-nonaktifkan seluruh anggota direksi dan komisaris Bank Pacific (DL);

 b.  Membubarkan badan hukum perseroan, serta mengubah menjadi PT Bank Pacific (DL)

c.  Membentuk TL dengan sususan sebagai berikut :

Ketua : Mohammad Ma’ruf Saleh, S.H

Wakil Ketua : Drs. Ali Sanusi Lubis

Anggota : Sutomo Sunatadirdja

Yasin Rodiaz

Zulkarnain Z. A.

Houtman Zainal ArifinSusunan TL tersebut telah disetujui oleh BI dengan Surat Nomor

30/30/402/UPB3/AdB3/Rahasia tanggal 19 Januari 1998.

Selanjutnya mendasarkan pada Surat Nomor 31/1691/UPPB/AdP tanggal 30 Maret 1999,

Sdr Zulkarnaen, Ketua TL PT Bank SEAB (DL), berhenti sebagai anggota TL PT Bank

Pacific (DL).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan surat Direksi BI

 Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir per tanggal

5 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan 5 Juni 2003. Namun mengingat

 proses likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat diselesaikan

seluruhnya, maka TL belum membuat pertanggungjawaban sehingga rapat umum

 pemegang saham (RUPS) belum melakukan pembubaran terhadap TL Bank Pacific (DL).

Dengan demikian keberadaan TL PT Bank Pacific (DL) setelah tanggal 5 Juni 2003 tidak

sesuai dengan ketentuan.

Page 102: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 102/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 7 dari 45

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima adalah sebesar Rp2.133.366.434.840,00 dengan rincian sebagai

 berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI  Jumlah 

Saldo Debet 1.843.343.358.572,00

Dana Talangan Rupiah 145.202.000.000,00

Dana Talangan Valas (USD 16,408,656.38) 144.821.076.268,00

Jumlah  2.133.366.434.840,00

4.  Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Akta pengikatan yang diterima oleh Bank Pacific:

Jenis/Skim Notaris No/Tanggal Akta Keterangan

Saldo Debet sebelum

likuidasi

- - Tidak diikat

Dana Talangan Rupiah - - Tidak Diikat

Dana Talangan Valas Martin

Roestam, SH

 No.22/tgl 30.06.1998

 No.23/tgl 30.06.1998

APJ

APH

Bank Pacific tidak menyerahkan jaminan-jaminan terhadap fasilitas BLBI yang diterima dari

BI.

5.  Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada Bank Pacific telah dialihkan sesuai dengan kesepakatan

 bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6 Februari 1999 dan Akta Cessie 

antara Direksi BI dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Nomor 46

tanggal 22 Februari 1999 sesuai dengan Akta cessie yang dibuat dihadapan Notaris Mudofir

Hadi, SH. Jumlah BLBI yang dialihkan tersebut adalah posisi tanggal 29 Januari 1999

sebesar Rp2.133.366.434.840,00.

Dengan pengalihan tersebut, BLBI yang diberikan oleh BI beralih menjadi hutang pemerintah

kepada BI dan sekaligus menjadi piutang pemerintah kepada PT Bank Pacific (DL) sebesar

Rp2.133.366.434.840.

Page 103: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 103/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 8 dari 45

6.  Pengembalian BLBI per 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan 31 April 2005, adalah

sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Penerimaan Pelunasan Sisa

Saldo Debet

Dana Talangan Rupiah

Dana Talangan Valas

1.843.343.358.572

145.202.000.000

144.821.076.268

25.000.000.000

145.202.000.000

144.821.076.268

1.818.343.358.572

-

-

Jumlah 2.133.366.434.840 315.023.076.268 1.818.343.358.572

 

Di samping pelunasan atas Dana Talangan Rupiah (DTR) sebesar Rp145.202.000.000,00 dan

Dana Talangan Valas sebesar Rp144.821.076.268,00 (equivalen USD16,108,656.38), sampaidengan tanggal 30 April 2005 PT Bank Pacific (DL) juga telah melakukan pembayaran saldo

debet kepada BI sebesar Rp263.000.000.000,00. Dari jumlah tersebut telah dikoreksi sebesar

Rp238.000.000.000,00 untuk pembayaran pajak, sehingga jumlah yang diperhitungkan

sebagai pelunasan adalah sebesar Rp25.000.000.000,00. TL PT Bank Pacific (DL) sedang

melakukan peninjauan kembali terhadap keputusan pembayaran pajak terhutang tersebut.

Sehingga jumlah pelunasan kepada Pemerintah sebesar Rp315.023.076.268,00. Pada tanggal

2 Juni 2005, TL PT Bank Pacific (DL) telah melakukan setoran saldo debet tambahan sebesar

Rp17.000.000.000,00.

7.  Posisi Keuangan Bank per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi Keuangan PT Bank Pacific (DL) per 31 Oktober 1997 sesuai dengan Laporan AkuntanIndependen Arthur Andersen/Prasetio, Utomo & Co atas Penerapan Prosedur yang Disepakati

 Nomor 30505 tanggal 28 Februari 1998, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Rekening Audited 31/10/97 Penyesuaian Verifikasi 31/10/97

AKTIVA

Kas 3.891.985.000 0 3.891.985.000

Giro Pada Bank Indonesia 10.953.087.000 (1.871.018.000) 9.082.069.000

Giro Pada bank Lain 13.886.624.000 665.574.000.000 14.552.198.000

Penempatan Pada Bank Lain 61.220.574.000 (665.574.000.000) 60.555.000.000

PPAT (19.021.000.000) 0 (19.021.000.000)

Surat-Surat Berharga 701.075.884.000 (386.264.209.000) 314.811.675.000

PPAT (156.362.457.000) 156.362.457.000 0

Dokumen dan Fasilitas Lain 255.510.543.000 (242.234.209.000) 13.276.334.000

PPAT (97.534.533.000) 97.534.533.000 0

Kredit Yang Diberikan 1.652.619.245.000 (307.203.292.000) 1.345.415.953.000

PPAT (94.946.569.000) 94.946.569.000 0

Page 104: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 104/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 9 dari 45

Rekening Audited 31/10/97 Penyesuaian Verifikasi 31/10/97

Penyertaan saham 16.000.000 0 16..000.000

Aktiva Tetap 62.935.593.000 22.023.156.000 84.958.749.000

Ak.Penyusutan Aktiva Tetap (27.505.976.000) 0 (27.505.976.000)

Aktiva Lain-lain 39.465.033.000 (32.477.171.000) 6.987.862.000

TOTAL AKTIVA 2.406.204.032.000 1.807.020.849.000

KEWAJIBAN

Giro 242.479.573.000 0 242.479.573.000

Tabungan 23.786.979.000 0 23.786.979.000

Deposito Berjangka 269.753.018.000 0 269.753.018.000

Hutang Pajak 1.391.917.000 0 1.391.917.000

Pinjaman Yang Diterima BI 350.000.000.000 0 350.000.000.000

BLBI (OD) 1.841.967.214.000 1.373.803.000 1.843.341.017.000

Lainnya 250.250.000.000 0 250.250.000.000

Kewajiban Lain-lain 20.929.951.000 (8.588.000) 20.921.363.000

Pinjaman Subordinasi 14.600.000.000 0 14.600.000.000

Jumlah Kewajiban 3.015.158.651.000 3.016.522.867.000

MODAL

Modal Dasar 60.000.000.000 0 60.000.000.000

Modal Disetor Lainnya 40.000.000.000 0 40.000.000.000

DEFISIT (720.042.218.000) (600.548.398.000) (1.320.590.616.000)

Thn Lalu (374.003.046.000) 1 (374.003.045.000)

Thn Berjalan (346.039.172.000) (600.548.399.000) (946.587.571.000)Cadangan Umum 11.087.599.000 (0) 11.087.599.000

Jumlah Defisiensi Modal (608.954.618.000) (1.209.503.017.000)

TOTAL PASIVA 2.406.204.032.000 1.807.019.850.000

8.  Posisi Keuangan Bank per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir Likuidasi)

Posisi NAL PT Bank Pacific (DL) per 23 Mei 2003 sesuai dengan Laporan Akuntan

Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati, Ernst&Young/Prasetio, Sarwoko &

Sandjaja Nomor RPC-306 tanggal 30 April 2004 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Rekening Audited  22 Mei 2003 Penyesuaian Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas 56.358.887 0 56.358.887

Giro Pada bank Lain 17.357.698.386 566.868.664 17.924.567.050

Penempatan Pada Bank Lain 344.355.000.000 (23.855.000.000) 320.500.000.000

PPAT (8.725.000.000) 8.725.000.000 0

Page 105: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 105/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 10 dari 45

Rekening Audited  22 Mei 2003 Penyesuaian Nilai Realisasi

Surat-Surat Berharga 699.816.133.433 (698.619.908.255) 1.196.225.178

PPAT (155.412.766.397) 155.412.766.397 0

Dokumen dan Fasilitas Lain 237.908.858.717 (237.708.858.717) 200.000.000

PPAT (97.534.532.272) 97.534.532.272 0

Kredit Yang Diberikan 970.760.926.361 (424.847.378.133) 545.913.548.228

PPAT (107.931.011.944) 107.931.011.944 0

Penyertaan saham 16.000.000 (16.000.000) 0

Aktiva Tetap 1.827.046.986 2.685.337.214 4.512.384.200

Aktiva Lain-lain 12.748.343.116 (12.521.327.866) 227.015.250

TOTAL AKTIVA 1.915.243.055.273 890.530.098.793

KEWAJIBAN

Giro 1.333.811.483 0 1.333.811.483

Tabungan 335.777.101 0 335.777.101

Deposito Berjangka 882.057.809 0 882.057.809

Hutang Pajak 48.249.651 0 48.249.651

Pinjaman Yang Diterima 2.414.343.358.572 0 2.414.343.358.572

Bank Indonesia 350.000.000.000 0 350.000.000.000

BLBI (OD) 1.833.343.358.572 0 1.833.343.358.572

Lainnya 231.000.000.000 0 231.000.000.000

Kewajiban Lain-lain 367.448.264 0 367.448.264

Pinjaman Subordinasi 14.600.000.000 0 14.600.000.000

Jumlah Kewajiban 2.431.910.702.880 2.431.910.702.880

MODALModal Dasar 60.000.000.000 0 60,000,000,000

Modal Disetor Lainnya 40.000.000.000 0 40,000,000,000

Defisit (616.667.647.607) (1.024.712.956.480) (1.641.380.604.087)

Thn Lalu 0

Thn Berjalan (616.667.647.607) (1.024.712.956.480) (1.641.380.604.087)

Jumlah Defisiasi Modal (516.667.647.607) (1.541.380.604.087)

TOTAL PASIVA 1.915.243.055.273 890.530.098.793

Surat DPIP-BI Nomor 7/209/DPIP/IAdmP tanggal 27 Mei 2005 antara lain menyatakan

 bahwa sesuai dengan penelitian BI dapat dikemukakan bahwa NAL tersebut dapat

dipergunakan sebagai bahan RUPS. Namun mengingat upaya penyelesaian sisa aset dankewajiban BDL masih dalam proses pembahasan dengan Pemerintah selaku kreditur

mayoritas, RUPS akan dilaksanakan setelah adanya pemberitahuan dari BI.

Page 106: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 106/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 11 dari 45

9.  Posisi Keuangan Bank per Tanggal 30 April 2005

Posisi keuangan per tanggal 30 April 2005 sebagai berikut :

dalam rupiah

Rekening Posisi 30/04/05 Penyesuaian Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas 46.185.569 0 46.185.569

Giro Pada Bank Indonesia 0 0

Giro Pada bank Lain 11.824.272.111 0 11.829.856.161

Penempatan Pada Bank Lain 70.855.000.000 (23.855.000.000) 47.000.000.000

  PPAT (8.725.000.000) 8.725.000.000 0

Surat-Surat Berharga 762.629.908.255 (698.619.908.255) 64.010.000.000

  PPAT (155.412.766.397) 155.412.766.397 0Dokumen dan Fasilitas Lain 237.908.858.717 (237.708.858.717) 200.000.000

  PPAT (97.534.532.272) 97.534.532.272 0

Kredit Yang Diberikan 920.046.652.973 (424.847.378.133) 495.199.274.840

  PPAT (107.931.011.944) 107.931.011.944 0

Penyertaan saham 16.000.000 (16.000.000) 0

Aktiva Tetap 24.681.986 2.685.337.214 2.710.019.200

Aktiva Lain-lain 12.748.343.116 (12.521.327.866) 227.015.250

TOTAL AKTIVA 1.646.496.592.114 621.222.351.020

KEWAJIBAN

Giro 605.966.283 0 605.966.283

Hutang Pajak 29.882.136 0 29.882.136Pinjaman Yang Diterima

Bank Indonesia 350.000.000.000 0 350.000.000.000

  BLBI (OD) 1.580.343.358.572 0 1.580.343.358.572

  Lainnya 231.000.000.000 0 231.000.000.000

Kewajiban Lain-lain 367.448.256 0 367.448.256

Pinjaman Subordinasi 14.600.000.000 0 14.600.000.000

Jumlah Kewajiban 2.176.946.655.247 - 2.176.946.655.247

MODAL

Modal Dasar 60.000.000.000 60.000.000.000

Modal Disetor Lainnya 40.000.000.000 40.000.000.000

DEFISIT

Thn Lalu (615.168.686.127) 615.729.970.741 561.284.614

Thn Berjalan (630.450.063.133) (1.024.712.956.480) (1.655.163.019.613)

Jmlh Defisiasi Modal (530.450.063.133) (1.555.724.304.227)

TOTAL PASIVA 1.646.496.592.114 621.222.351.020

Page 107: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 107/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 12 dari 45

Angka-angka dalam laporan tersebut merupakan angka intern PT Bank Pacific (DL) dan

 belum diaudit (Unaudited ).

Page 108: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 108/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 13 dari 45

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang meliputi lingkungan

 pengendalian dan pengendalian pengamanan (termasuk monitoring ) menunjukkan masih

adanya kelemahan pada sistem pengendalian intern. Hal ini dapat dilihat pada uraian berikut:

a.  Lingkungan Pengendalian

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Pacific (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya, TL bertanggung jawab

kepada RUPS. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus

menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan

 pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap hutang-

hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di BDL,

mengingat sebagian besar BDL, nilai kewajibannya kepada Pemerintah (Saldo Debet,

DTR, dan DTV) lebih besar dari harta yang ada. Dari sisi ketentuan perusahaan, harta

tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi dengan besarnya kewajiban kepada

Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak yang lebih berhak terhadap harta yangada.

Dengan kondisi ini, harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan

negara sehingga seluruh kegiatan TL harus lebih diarahkan terhadap kepentingan negara.

Dalam kenyataannya pemegang saham utama masih besar pengaruhnya terhadap

 pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya

 pengembalian harta PT Bank Pacific (DL) kepada Negara.

b.  Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL, baik itu

BI maupun Departemen Keuangan. Selama pihak BI hanya memantau posisi aset dan

kewajiban serta setoran kepada Negara dari BDL. Ketidakjelasan ini mengakibatkantidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang memadai dan secara tegas mengatur

 pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan pencairan aset dan pembayaran

kewajiban kepada Pemerintah.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas BDL, juga terdapat

ketidakjelasan mengenai masa kerja TL. Sesuai dengan ketentuan yang ada, masa kerja

TL adalah selama lima tahun sejak terbentuknya TL ditambah enam bulan. Pada akhir

Page 109: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 109/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 14 dari 45

masa tugasnya, TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BI

sebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL. Sampai dengan akhir masa

 pemeriksaan, NAL belum selesai disusun walaupun masa kerja TL telah berakhirsehingga belum ada kejelasan mengenai status TL.

Berdasarkan monitoring  atas pelaksanaan pemeriksaan pada TL PT Bank Pacific (DL),

diketahui bahwa selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik

(KAP) adalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang

ditujukan untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan

keuangan PT Bank Pacific (DL).

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL BDL adalah saat audit investigasi BLBI di

tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK-RI ditahun 2000 adalah Pemeriksaan Investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a. Realisasi Pencairan Aset

Penagihan Kredit

Aset PT Bank Pacific (DL) dalam bentuk tagihan terdiri atas surat-surat berharga,

dokumen dan fasilitas lainnya, serta kredit yang diberikan. Realisasi pencairan dari

tagihan tersebut sampai dengan 30 April 2005 dapat dilihat pada tabel berikut berikut:

Uraian Pihak Terkait Pihak Ke II TOTAL

Surat Surat Berharga

Posisi 31 Okt 1997 699.832.675.339 1.243.209.000 701.075.884.339

Cash In (1.196.225.000) (1.192.952.000) ( 2,389,177,000)

Set Off (66.797.000) (66.797.000)

Hapus Buku - - -

Tambahan *)1 64.010.000.000 64.010.000.000

Posisi 30 April 2005 762.579.653.339 50.257.000 762.629.910.339

Dokumen dan Fasilitas

LainnyaPosisi 31 Okt 1997 206.234.542.873 49.276.000.000 255.510.542.873

Tambahan *)2 59.688.875.000 59.688.875.000

Cash In (38.067.486.000) (38.067.486.000)

Set Off (118.018.156) (20.126.857.000) (20.244.875.156)

Hapus Buku *)3 (7.847.808.000) (11.130.390.000) (18.978.198.000)

Posisi 30 April 2005 198.268.716.717 39.640.142.000 237.908.858.717

 

Page 110: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 110/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 15 dari 45

Uraian Pihak Terkait Pihak Ke II TOTAL

Kredit Yang Diberikan

Posisi 31 Okt 1997 969.137.109.540 683.482.135.000 1.652.619.244.540

Cash In (5.299.345.836) (333,771,799,552) (339,071,145,388)

Set Off (175.079.149.704) (163.699.645.475) (338.778.795.179)

Hapus Buku - (77.926.651.000) (77.926.651.000)

Settlement Agunan - (6.156.000.000) (6.156.000.000)

Total Penagihan Kredit

Tambahan *)4 29.360.000.000

(761.932.591.567)

29.360.000.000

Posisi 30 April 2005 818.118.614.000 101.928.038.973 920.046.652.973

Tambahan*)

1. 

Tambahan Tagihan kepada PT PIF ( terkait) atas kasus PT Wicksana Overseas Int.2.  Tambahan dari rekening Administratif.

3.  Hapus Buku pada Pihak Terkait Sebesar Rp7.847.808.000 berasal dari tagihan Pihak Terkait atas Biaya

Provisi dan Denda dari perpanjangan kredit yang diberikan kepada pihak terkait.

4.  Tambahan Kredit PT PIF berasal dari reklasifikasi / pemindahbukuan dari penempatan dana PT Bank

Pacific (DL) pada Bank Jabar untuk menyelesaikan kewajiban PT PIF pada Bank Jabar

Dari data tersebut terlihat bahwa pencairan kredit melalui Cash In, Set Off , Hapus Buku

dan Settlement   Agunan adalah sebesar Rp761.932.591.567,00 selain itu terdapat

 penerimaan bunga sebesar Rp498.842.433,00, sehingga penerimaan penagihan kredit

menurut laporan bagian kredit PT Bank Pacific (DL) adalah sebesar

Rp762.431.434.000,00.

Porsi terbesar dari tagihan PT Bank Pacific (DL) adalah tagihan kepada pihak terkait,

namun reasliasi pencairan untuk tagihan kepada pihak terkait masih sangat rendah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pencairan tagihan tersebut ditemukan beberapa hal

sebagai berikut :

1)   Temuan - Terdapat Penyelesaian Kredit yang Dilakukan dengan Pemberian

Potongan Di Atas 25% dari Pokok Pinjaman

Pencairan kredit PT Bank Pacific (DL) dilakukan dengan pembayaran kas, set-off

kewajiban, dan/atau pencairan agunan. Selain itu, TL juga memberikan potongan

kepada para debitur atas pelunasan kreditnya yang dicatat sebagai penghapus bukuan.

Pedoman Pelaksanaan Kerja Tim Likuidasi antara lain mengatur bahwa penghapusan

untuk pokok pinjaman harus dilihat kasus per kasus, dengan jumlah maksimum

sebesar 25%.

Dari hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap pelunasan kredit khususnya tehadap

 pihak tidak terkait, ditemukan adanya penghapusbukuan (pemberian diskon) yang

melebihi 25% seperti terlihat pada daftar berikut :

Page 111: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 111/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 16 dari 45

Keterangan: Total pinjaman dalam valas dihitung dengan kurs konversi saat

 pelunasan.

Dari data tersebut terlihat bahwa dari nilai kredit yang dicairkan sebesar

Rp180.589.832.039,95 TL memberikan diskon sebesar Rp133.786.229.931,05 atau

74,08%. Sesuai dengan ketentuan, diskon yang dapat diberikan maksimal adalah

sebesar 25% atau Rp45.147.458.009,89 sehingga terjadi kelebihan pemberian diskon

sebesar Rp90.884.771.921,16.

Atas pemberian diskon (hapus buku) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 

a)  Coni Suki

Jumlah kredit yang diberikan kepada Coni Suki adalah sebesar USD285,000.00

equivalen Rp2.531.085.000,00 (USD1=Rp8.881). Sejak tahun 1996, kredit ini

dikategorikan macet setelah usaha Coni Suki tidak berjalan karena kebakaran.

Pada tanggal 17 Februari 2003, Coni Suki mengajukan permohonan pelunasan

hutang sebesar Rp500.000.000,00 yang berasal dari penjualan jaminan berupa

tanah sertifikat HGB No. 186 atas bangunan Ruko Komplek Kapitol Plaza BlokC-6 Jl Sudirman 91 Bandung. Nilai taksiran jaminan menurut apraissal tanggal

28 November 1995 adalah sebesar Rp400.000.000,00.

Pada tanggal 21 Februari 2003, TL menyetujui pelunasan sebesar

Rp500.000.000,00 dengan pertimbangan sebagai berikut:

(1) 

Aktifitas usaha debitur telah berhenti sejak terjadinya kebakaran.

(2)  Pinjaman yang bersangkutan telah lama macet.

No Nama Debitur Total Pinjaman *) Jumlah Hapus % Maksimal Diskon Selisih

1 Coni Suki 2.531.085.000,00 2.031.085.000,00 80,24% 632.771.250,00 1.398.313.750,00

2 PT.Forindo Permai 3.800.000.000,00 1.280.000.000,00 33,68% 950.000.000,00 330.000.000,00

3PT.Megarimba

Karyatatama17.770.000.000,00 13.734.958.281,00 77,29% 4.442.500.000,00 9.292.458.281,00

4 PT.Niagatama Arsaraya 18.930.680.157,95 14.576.623.757,95 77,00% 4.732.670.039,49 9.843.953.718,46

5 PT.Tiga Utama 11.000.000.000,00 3.186.000.000,00 28,96% 2.750.000.000,00 436.000.000,00

6 PT.Sinar Lawang Indah 1.719.000.000,00 1.199.000.000,00 69,75% 429.750.000,00 769.250.000,00

7 PT.Prabu Budi Mulia 91.686.949.700,00 76.081.445.710,50 82,98% 22.921.737.425,00 53.159.708.285,50

8 Efdjuno Tando 1.171.000.000,00 371.000.000,00 31,68% 292.750.000,00 78.250.000,00

9 PT.Poong III Jaya 11.503.117.181,60 10.253.117.181,60 89,13% 2.875.779.295,40 7.377.337.886,20

10 PT.Palmec 3.348.000.000,00 2.145.000.000,00 64,07% 837.000.000,00 1.308.000.000,00

11 PT.Bandung Pakar 2.200.000.000,00 666.000.000,00 30,27% 550.000.000,00 116.000.000,00

12 PT. Pluit Sakti 5.652.000.000,00 3.652.000.000,00 64,61% 1.413.000.000,00 2.239.000.000,00

13 Karyawan 5.401.000.000,00 2.979.000.000,00 55,16% 1.350.250.000,00 1.628.750.000,00

14 Lain-lain 3.877.000.000,00 1.631.000.000,00 42,07% 969.250.000,00 2.907.750.000,00

Total 180.589.832.039,55 133.786.229.931,05 74,08 45.147.458.009,89 90.884.771.921,16

Page 112: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 112/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 17 dari 45

(3)  Pelunasan sebesar Rp500.000.000,00 berarti melebihi nilai hipotik jaminan

sebesar Rp400.000.000,00.

(4) 

Penyelesaian satu-satunya hanya dari penjualan jaminan.

Dengan kebijakan TL tersebut, Coni Suki mendapat penghapusan (diskon) atas

kredit yang diterimanya sebesar Rp2.031.085.000,00 atau 80,24% dari total

kreditnya.

Menurut pendapat kami, keputusan TL untuk memberikan diskon  sebesar

80,24% tidak mempunyai dasar yang jelas karena tanpa melalui proses hukum

dan/atau penilaian kembali terhadap jaminan mengingat apraissal jaminan tahun

1995 tidak dapat dijadikan patokan.

b)  PT Forindo Permai Jaya (PT FPJ)

PT FPJ adalah perusahaan yang bergerak dibidang pemintalan memperolehfasilitas Kredit Investasi (KI) dan Pinjaman Tetap (PT) dari PT Bank Pacific

(DL) tahun 1989 dengan nilai outstanding   pokok sebesar Rp3.800.000.000,00

 bunga terhutang per 31/10/97 sebesar Rp3.407.822.222,00 dan denda bunga

sebesar Rp1.331.347.155,00. Kredit tersebut dijamin dengan hipotik tanah senilai

Rp.2.350 juta, FTO mesin-mesin senilai 133% dari plafond Kredit dan Company

Guarantee

Pada bulan Juni 1991 kredit yang diberikan mulai bermasalah dengan adanya

tunggakan bunga untuk fasilitas KI. Dari penjelasan cabang BP-Samanhudi

melalui surat No.96/Shd-Bdl/VII/98 tanggal 19 Agustus 1998 diperoleh

keterangan bahwa PT FPJ sejak bulan Oktober 1995 tidak pernah lagi mampu

membayar bunga ataupun pokok dari seluruh pinjaman yang ada di Bank Pacific.

Melalui surat tersebut juga menerangkan bahwa PT FPJ melalui suratnya

 No.001/BP/FPJ/98 menyatakan bersedia membayar secara mencicil Rp100 juta

 per bulan dan meminta hanya melunasi 50% dari kewajiban pokok dan bunga.

Pada tanggal 25 Agustus 1998, TL melalui catatan dalam surat No. No.96/Shd-

Bdl/VII/98 tanggal 19 Agustus 1998 menyetujui permohonan pelunasan

kewajiban tersebut oleh debitur sebesar Rp4.320.000.000 yang terdiri atas pokok

kredit Rp3.800.000.000,00 dan bunganya sebesar Rp520.000.000,00 secara

angsuran Rp120.000.000,00 per bulan selama tiga tahun. Pada tanggal 12 Juli

2002, PT FPJ dengan surat No.0121/FPJ/VIII/02 meminta keringanan berupa

 pembebasan bunga sebesar Rp520.000.000,00 dan disetujui oleh seluruh TLdengan pertimbangan:

(1) 

 Nilai sisa hutang pokok sebesar Rp2.760.000.000,00 masih lebih besar

daripada nilai hipotik jaminan sebesar Rp2.400.000.000,00 yang mempunyai

nilai pasar sebesar Rp1.344.120.750. Nilai pokok kredit yang telah dilunasi

secara angsuran oleh PT FPJ adalah senilai Rp1.040.000.000,00

Page 113: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 113/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 18 dari 45

(2)  Apabila mengeksekusi jaminan maka akan memakan waktu yang lama biaya

tinggi, penyelesaian buruh pabrik yang rumit apabila mesin-mesin disita dan

 pabrik berhenti beroperasi dan nilainya kemungkinan kecil.

Setelah membayar angsuran sebesar Rp280.000.000,00 dari sisa pokok kredit

Rp2.760.000.000,00, pada tanggal 4 April 2003 debitur dengan surat

 No.054/FPJ/IV/03 kembali memohon keringanan pembayaram atas sisa

 pinjamannya dan hanya membayar sebesar Rp1.200.000.000,00. Mengingat

waktu yang lama untuk melelang jaminan dibutuhkan, TL menyetujui

 permohonan debitur sesuai dengan catatan yang ditandatangani seluruh TL pada

surat Nomor 003/Shd-Bdl/IV/2003 tanggal 8 April 2003. Dengan demikian PT

FPJ hanya melakukan pembayaran sebesar Rp2.520.000.000,00 dari dari pokok

hutangnya sebesar Rp3.800.000.000,00.

Dengan berlandaskan pada jaminan yang bernilai 133% dari plafon kredit dankesepakatan awal antara TL dan debitur untuk melunasi hutang pokok dan

 bunganya dengan secara angsuran, menurut pendapat kami kredit tersebut

seharusnya dapat dikembalikan oleh debitur tanpa harus diberikan diskon.

Sementara kebijakan TL untuk memberikan potongan terhadap pokok dan bunga

tidak mempunyai dasar yang kuat.

c)  PT Megarimba Karyatatama (PT MK)

PT MK menerima fasilitas kredit sindikasi senilai USD48,000,000.00 dari ban-

 bank dalam penyehatan BPPN yaitu BII, PDFCI, Niaga, Bira, Modern,

Dharmala, Ficorinvest, dan Tamara (66,67%), Bank Panin (10,42%), Finconesia

(6,25%), Bank Bali (12,5%), dan Bank Pacific (6,25% atau equivalen sebesarUSD2,000,000.00).

Berdasarkan catatan kredit (relaas) dari Unit Kredit Bank Pacific (DL) tanggal 20

Juli 2001 diketahui bahwa PT MK yang bergerak di Industri pengolahan kayu

MDF telah menarik seluruh fasilitas kredit investasinya namun pabrik belum

selesai dibangun sehingga belum berproduksi dan saat ini sedang dilakukan

restrukturisasi oleh BPPN.

PT Samuel Sekuritas merupakan pemenang tender program PPAK BPPN atas

kredit PT MK senilai 18,7%, memberikan penawaran untuk membeli porsi Bank

Pacific (DL) dengan harga sesuai dengan harga jual BPPN yaitu 18,76%. Sesuai

surat No.008/SLP-DL/VIII/02 unit kredit mengusulkan harga 41% atau minimal28%.

Melalui surat Bank Pacific No.315/TL-BP/Eks/XI/2002 tanggal 21 November

2002 TL menyetujui penawaran Samuel Sekuritas dengan harga jual pengalihan

hak sebesar 23% dengan pembayaran selambatnya 31 Januari 2003. Adapun alas

an persetujuan harga sesuai catatan No.010/SLP-DL/IX/02 tanggal 20 September

2002 karena pabrik belum selesai, penjualan jaminan akan sulit dilakukan, dan

Page 114: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 114/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 19 dari 45

BPPN sebagai agen sindikasi telah menjual porsi kepemilikannya dengan harga

18,7%.

Dari proses yang telah dilakukan oleh TL tidak terlihat adanya usaha maksimal

dari TL untuk mengoptimalkan penerimaan dari pencairan kredit PT MK. Dalam

hal ini, TL hanya mendasarkan pada perbandingan hasil penjualan aset kredit

BPPN. Dengan demikian kebijakan penghapusbukuan kredit atas nama PT MK

senilai Rp13.734.958.281,00 tidak didukung dengan dasar yang memadai.

d)  PT Niagatama Arsaraya (PT NA)

PT NA menerima fasilitas kredit sindikasi senilai USD20,500,000,000.00 dari

BPPN yang berasal dari Bank PDFCI, Niaga, Bira, Papan dan Tamara sebesar

69,40%, Sumitomo Mitsui sebesar sebesar 9,38%, Merincorp 4,98% dan Bank

Pacific sebesar 15,79%. Saldo kredit porsi Bank Pacific per tanggal 5 Agustus

2002 sebesar USD2,130,633.67.

PT NA yang bergerak di bisnis perhotelan sesuai surat unit kredit No.007/SLP-

DL/VIII/02 tanggal 5 Agustus 2002, dinyatakan bahwa hotel telah beroperasi,

meskipun dengan jumlah kamar yang belum sesuai dengan rencana semula.

Tingkat hunian dan tarif kamar juga, tidak sesuai dengan proyeksi semula.

Pendapatan hotel hanya cukup untuk menutup biaya operasinya. Samuel

Sekuritas telah memberikan penawaran sebesar 17% untuk membeli porsi Bank

Pacific (DL). PT Samuel Sekuritas adalah pemenang tender dalam program

PPAK BPPN atas kredit kepada PT NA senilai 21,5%.

Melalui surat Bank Pacific No.315/TL-BP/Eks/XI/2002 tanggal 21 November

2002 TL menyetujui penawaran Samuel Sekuritas dengan harga jual pengalihan

hak sebesar 23% . Sesuai catatan No.007/SLP-DL/VIII/02 tanggal 5 Agusuts

2002 dikemukakan bahwa alasan penetapan harga tersebut karena eksekusi

 jaminan akan memakan waktu dan biaya dan hasil operasional hotel dirasa tidak

memungkinkan..

Dari proses yang telah dilakukan oleh TL tidak terlihat adanya usaha maksimal

dari TL untuk mengoptimalkan penerimaan dari pencairan kredit PT NA. Dalam

hal ini TL hanya mendasarkan pada perbandingan hasil penjualan asset kredit

BPPN. Dengan demikian kebijakan penghapus bukuan kredit atas nama PT NA

senilai Rp14.576.623.757,95 tidak didukung dengan dasar yang memadai.

e) 

PT Tiga Utama (PT TU)

PT TU yang bergerak dalam bisnis Biro Perjalanan dan Wisata memperoleh

fasilitas Pinjaman Tetap (PT) 1 dan 2 pada tahun 1994 sebesar

Rp11.050.000.000,00 dengan baki debet pinjaman per 31 Oktober 1997 sebesar

Rp11.000.000.000,00. Jaminan atas fasilitas kredit ini adalah 5 SHGB, FTO dan

Personal Guarantee.

Page 115: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 115/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 20 dari 45

Dalam catatan TL tanggal 13 Februari 2003 menyebutkan bahwa TL pada

 beberapa hari sebelumnya meminta PT Tiga Utama untuk menebus jaminannya

sebesar 8 Milyar. Namun, PT TU dengan surat No.SK/020/KHS/II/2003 tanggal13 Februari 2003 hanya dapat menebus jaminannya seharga Rp7 miliar.

Selanjutnya 14 Februari 2003 TL memberikan penawaran kepada PT TU untuk

menebus jaminannya senilai Rp7,5 miliar. PT TU telah melakukan penyetoran

untuk penebusan jaminan pada tanggal 31 Maret 2003 senilai Rp7,5 milyar,

sehingga TL melakukan hapus buku sebesar Rp3.186.000.000,00 atau 28,36%

dari pokok kredit.

Petimbangan utama TL menyetujui permintaan PT TU adalah adanya

ketidakpasitan bahwa TL dapat memenangkan proses kasasi di Mahkamah

Agung, setelah sebelumnya eksekusi jaminan tidak berhasil karena dilakukan

Verzet  oleh debitur. Dengan mendasarkan pada upaya yang telah ditempuh oleh

TL, terlihat telah adanya upaya yang maksimal dari TL, antara lain melalui upaya

hukum sampai ke tingkat kasasi.

f)  PT Sinar Lawang Indah (PT SLI)

PT SLI mendapat Fasilitas pinjaman club deal   dari Bank Pacific dan Bank

Uppindo. Porsi kredit Bank Pacific adalah sebesar Rp1.719.000.000,00 atau

5,48% dari total kredit sebesar Rp31.744.000.000,00. Keseluruhan kredit tersebut

dijamin dengan agunan Tanah SHGB dan SHM senilai Rp11.500.000.000,00.

Jaminan tersebut merupakan agunan paripasu untuk menjamin kredit dari Bank

Uppindo (BBKU) yang saat itu telah dikuasai oleh BPPN.

Sebagai pemenang tender program PPAK BPPN untuk kredit atas nama PT SLI,

PT Harumdana Sekuritas (PT HS) melalui suratnya tertanggal 11 Februari 2003

mengajukan penawaran pembelian kredit dari PT Bank Pacific (DL) kepada PT

SLI senilai 10% dari pokok kreditnya atau Rp172.000.000,00.

Dari negosiasi atas penawaran akhir PT HS tertanggal 1 Mei 2003, TL dan PT

HS menyepakati harga pembelian kredit a.n PT SLI sebesar Rp456.000.000,00

atau diberikan diskon sebesar Rp1.199.000.000,00 atau 69,75%.

Dari proses di atas, TL belum berupaya maksimal untuk mengoptimalkan

 penerimaan dari pencairan kredit PT SLI. Dalam hal ini, TL hanya mendasarkan

 pada perbandingan hasil penjualan aset kredit BPPN. Hal ini menunjukkan

 bahwa kebijakan pemberian potongan oleh TL sebesar 69,75% dari pokok kredit

atau senilai Rp1.199.000.000,00 tidak didukung dengan dasar yang memadai.

g)  PT Prabu Budi Mulya (PT PBM)

PT PBM memperoleh kredit sindikasi dari Bank Pacific, Bank BNI dan Bank

Bapindo dengan total kredit sebesar USD 60,383,514.11 dan porsi Bank Pacific

dalam sindikasi ini adalah USD10,882,724.00.

Page 116: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 116/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 21 dari 45

PT PBM yang bergerak di bidang perhotelan sejak Oktober 1995 tidak dapat lagi

melakukan pembayaran kewajiban bunga. Porsi Bank BNI dan Bank Bappindo

telah dikuasai BPPN, dan per tanggal 30 November 2000 PT PBM masihmenunggu hasil restrukturisasi oleh konsultan penilai Jones Lang LaSalle Hotel

dimana kemungkinannya akan dilakukan  Debt To Equity Swap  atau  Debt To

 Bond dan setelah direstrukturisasi akan dilakukan penjualan oleh BPPN atau

likuidasi.

TL PT Bank Pacific (DL) telah mengajukan eksekusi atas jaminan PT PBM dan

PN Jakarta Selatan telah menyutujui permohonan atas sita jaminan tersebut per

tanggal 2 Desember 1998, namun karena ada bantahan, PN Jakarta Selatan

mencabut putusan eksekusi dan keputusan tersebut diperkuat oleh PN Jaksel pada

saat banding.

Berdasarkan surat dari PT Pacific Investment Corpororation (PIC) No. 0216/DC-BPHP/V/2003 tanggal 12 Mei 2003 , PT PIC sebagai pemenang tender PPAK

BPPN atas kredit PT PBM mengajukan penawaran untuk membeli porsi kredit

sindikasi Bank Pacific kepada PT PBM senilai 15%. Selanjutnya, dari hasil

negosiasi antara PT PIC dan TL, disepakati harga pembelian PT PIC sebesar

16% dari pokok piutang atau sebesar USD1,852,285.34.

Dengan demikian TL telah melakukan hapus buku kredit sebesar 82,98% atau

USD9,030,438.66 equivalen Rp76.081.445.710,50.

Dari uraian di atas terlihat bahwa kebijakan TL untuk menjual kredit dengan

memberikan potongan sebesar 82,98%, telah melalui upaya hukum namun tidak

 berhasil.

h)  PT Efdjundo Tando (PT ET)

Kami belum memperoleh dokumen berkaitan dengan hapus buku kredit kepada

PT ET sebesar Rp371.000.000,00 atau 31,68%, sehingga kami belum dapat

menilai kewajaran penghapusan tersebut.

i)  PT Pong Ill Jaya (PIJ)

PT PIJ yang bergerak dalam industri garmen memperoleh kredit dari PT Bank

Pacific (DL) sebesar USD1,588,828.34 yang dijamin dengan tanah dan bangunan

 pabrik sebesar Rp1.920.640.000 dan Rp303.264.000, personal guarante, mesin-

mesin senilai ± Rp300.000.000 dan hipotek atas jaminan tanah dan bangunanRp1.250.000.000

Menurut penjelasan dari TL, kredit tersebut diragukan kolektibilitasnya sejak

Agustus 1995 karena usahanya bangkrut dan pemiliknya, seorang warga negara

Korea, melarikan diri.

Direksi PT PIJ, Sdr. Moh. Nur Adib dan Lutfi Hamid tanggal 4 Desember 1999

menawarkan pelunasan kewajibannya sebesar Rp1.000.000.000,00, yang

Page 117: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 117/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 22 dari 45

diperoleh dari penjualan aset, mengingat kepemilikan saham keduanya hanya

masing-masing 7,5% saja. Menurut penjelasan cabang Panglima Polim,

 penjualan jaminan banyak menemui hambatan untuk mendapat harga yangdiinginkan untuk dapat melunasi nilai kredit. Dengan pertimbangan tersebut, dan

kondisi debitur, TL dalam catatan yang ditandatangani oleh seluruh TL dalam

surat No.106/BP-BDL/PPM/XII/99 memberikan penawaran kepada debitur

untuk melunasi hutangnya senilai Rp1.250.000.000, sesuai dengan nilai hipotik

 jaminan. PT PIJ telah melakukan pembayaran sebesar Rp1.250.000.000,00

equivalen USD172,651.93 pada tanggal 15 Desember 1999. Dengan demikian

TL telah mengambil kebijakan untuk menghapus sisa kredit PT PIJ sebesar

USD1,416,176.41 equivalent Rp10.253.117.181,60.

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa TL tidak melakukan upaya lain untuk

menyelesaikan permasalahan dengan PT PIJ baik melalui penjualan jaminan

ataupun jalur hukum, sehingga kebijakan pemberian potongan oleh sebesar

89,13% dari pokok kredit atau senilai Rp10.253.117.181,60 tidak didukung

dengan dasar yang memadai.

 j)  PT Palmec

PT Palmec memperoleh kredit dari Bank Pacific sebesar Rp3.348.000.000,00

tahun 1992 yang dijamin dengan Hak Tanggungan atas tanah senilai

Rp2.000.000.000,00

Menurut keterangan kantor cabang Medan fasilitas kredit yang bersangkutan

termasuk kategori I (lancar) dan aktifitas usaha masih berjalan.

Dengan surat tertangal 6 Mei 2003 PT Palmec mengajukan permohonan untuk

melunasi pinjamannya sekaligus sebesar Rp1.000.000.000,00 sesuai dengan

kemampuan PT Palmec. Namun TL tidak menyetujui, dan melalui surat

 No.055//UH/Eks/V/2003 tanggal 8 Mei 2003 TL menyatakan bahwa kewajiban

PT Palmec dapat dilunasi dengan pembayaran sebesar Rp1.200.000.000,00.

Dengan demikian TL telah mengambil kebijakan untuk memberikan potongan

sebesar Rp2.145.000.000,00 atau 64,07% dari pokok kredit.

Kami tidak diperoleh penjelasan yang memadai mengenai dasar pengambilan

kebijakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemberian potongan

oleh TL sebesar Rp2.145.000.000,00 atau 64,07% dari pokok kredit tidak

didukung dengan dasar yang memadai.

k)  PT Bandung Pakar (PB)

Kami belum meperoleh dokumen dan penjelasan mengenai penghapusan kredit

kepada PT PB sebesar Rp666.000.000,00 atau 30,27%.

Page 118: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 118/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 23 dari 45

l)  PT Pluit Sakti (PT PS)

Jumlah hutang adalah sebesar Rp5.652.276.000,00 dengan jaminan; 6 lembar

Surat Tanah Verponding Indonesia,  Personal Guarantee  dari Sdr.Laksana

Chandra, Company Guarantee  dari PT Istana Pluit Raya Mobil dan dokumen

titipan berupa 6 girik tanah..

Debitur telah masuk dalam kategori macet sejak tahun 1992 setelah PT Pluit

Sakti yang bergerak di bidang Properti dan dealer mobil telah dinyatakan Pailit.

Melalui surat staf pendukung TL Bagian Hukum No.276/UK/BBBP/X/2002

tanggal 18 Oktober 2002, setelah melakukan pembicaraan dengan Sdr.Laksana

Chandra, bahwa yang bersangkutan memohon untuk melunasi kewajibannya

kepada PT Bank Pacific (DL) dengan pembayaran Rp2.000.000.000,00. Dengan

 pertimbangan debitur tidak mempunyai usaha sejak keluar dari penjara, dan

 proses hukum terkait pemalsuan dokumen, serta dokumen yang dikuasai oleh PT

Bank Pacific (DL) hanya berupa Surat Verponding Negara, sedangkan Akta Jual

Belinya dijaminkan di Bank Mandiri.

Maka TL dengan catatan 21 Oktober 2002 menyetujui pelunasan kewajiban PT

PS sebesar Rp2.000.000.000,00, atau terjadi penghapusan sebesar

Rp3.652.276.000,00 (64,41%) dari jumlah kewajiban.

Pertimbangan utama TL menyetujui permintaan PT PS adalah adanya

ketidakpastian terhadap debitur yang sedang dalam proses hukum dan

ketidakjelasan kepemilikan jaminan yang nantinya akan menyulitkan dalam

 proses eksekusi.

m)  Karyawan Bank Pacific

Piutang kepada karyawan Bank Pacific menurut buku per 31 Oktober 1997

sebesar Rp5.401.000.000,00 merupakan piutang konsolidasi 19 kantor Bank

Pacific (DL).

Hapus buku piutang ini sebesar 55,16% atau sebesar Rp2.979.000.000,00

merupakan ungkapan rasa terima kasih PT Bank Pacific (DL) kepada eks

 pegawainya, namun masih ada beberapa eks karyawan yang melakukan

 pembayaran angsuran.

Pemberian diskon di atas 25% kepada 14 debitur tersebut tidak sesuai dengan

Pedoman Pelaksanaan Kerja TL antara lain mengatur bahwa penghapusan untuk pokok pinjaman harus dilihat kasus per kasus, dengan jumlah maksimum sebesar

25%.

Adanya penghapusbukuan yang tidak dapat diyakini kewajarannya dan atau melebihi

ketentuan yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Kerja Tim Likuidasi

mengakibatkan penerimaan dari pencarian kredit menjadi berkurang minimal sebesar

Page 119: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 119/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 24 dari 45

Rp93.306.771.921,16 yang pada akhirnya mempengaruhi pengembalian BLBI yang

seharusnya diterima oleh Negara.

Tanggapan -   TL Bank Pacific (DL) memberikan tanggapan bahwa Penghapusan

maksimum 25% dari pokok pinjaman hanya merupakan kesepakatan diantara Tim

Likuidasi yang penerapannya harus dilihat kasus per kasus. Penghapusbukuan diatas

25% tersebut dilakukan setelah berbagai macam cara dilakukan secara maksimal

namun hasilnya tidak optimal.

Beberapa alasan pemberian diskon tersebut adalah sebagai berikut :

a) 

Pinjaman telah lama macet karena usaha debitur sudah lama bangkrut.

 b)  Untuk kredit sindikasi proyeknya terbengkalai karena kekurangan dana.

c)  Kredit sindikasi BPPN telah menjual kreditnya kepada pihak ketiga. sehinga PT

Bank Pacific (DL) terpaksa menjual porsinya namun dengan harga yang lebihtinggi.

d)  Surat-surat jaminan tidak lengkap sehingga tidak bisa dilelang.

e) 

Sebagian telah dilakukan penuntutan melalui pengadilan namun kalah

f)  Bila dilakukan penuntutan melalui pengadilan akan menyita waktu lama dan

 biaya besar.

g)  Sebagian debitur-debitur tersebut mengalami kesulitan keuangan/bangkrut karena

krisis ekonomi.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL mempertanggungjawabkan terjadinya

 pemberian diskon yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut kepada RUPS.

2)   Temuan - Penggunaan kurs untuk pelunasan kr edit PT Ci tra F lour M il s Persada

tidak sesuai dengan ketentuan sehingga merugikan PT Bank Pacif ic (DL ) sebesar

Rp24.857.968.998

PT Citra Flour Mils Persada (PT CFMP) perusahaan yang bergerak di bidang industri

tepung terigu memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Pacific (DL) sebesar

USD4,116,921.00 semula pinjaman tersebut diikat dengan perjanjian kredit no. 159

tanggal 19 Desember 2004, namun tanggal 17 Oktober 2004 pinjaman tersebut

dikonversi ke USD Pinjaman tersebut merupakan pinjaman sindikasi dari tujuh bank

yang dipimpin oleh Hongkong Shanghai Bank Corp (HSBC) dengan total kredit

sebesar USD31,498,976.25. Kredit tersebut dijamin secara paripasu dengan peserta

sindikasi lainnya, yaitu :

a)  Hipotek senilai USD 35 Juta;

 b)  Cessie atas seluruh tagihan / income yang disetor ke dalam Escrow Account;

c)  Gadai saham seluruh pemegang saham;

d)  Pengalihan hak / assignment atas hak PT CFMP atas proyek:

Page 120: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 120/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 25 dari 45

(1)  The Joint Venture Agreement antara pemegang saham;

(2)  The Gold Coin offtake Agreement kepada PT CFMP;

(3)  The Construction Contract;

(4)  The Management and technical assistance management;

(5)  Seluruh jaminan bank yang diterima oleh PT CFMP atas proyek;

(6) 

Seluruh hasil asuransi dari seluruh proyek ini;

(7)  BULOG offtake Agreement kepada PT CFMP;

Jadwal pelunasan kredit tersebut adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 14 Januari 1998, Kepala Cabang Bank Pacific – Mangga Dua

mengirimkan surat kepada TL PT Bank Pacific (DL) yang merupakan surat balasan

atas permintaan TL tentang Relaas PT CFMP dan riwayat kreditnya, yang antara lain

memuat hal-hal sebagai berikut :

a)  PT CFMP bermaksud menyelesaikan fasilitas kredit sindikasi yang merupakan

 porsi PT Bank Pacific (DL) sebesar USD4,116,921 akan tetapi dalam bentuk

mata uang Rupiah dengan kurs USD1.00=Rp2.400,00 dan jangka waktu

 pelunasan 2 tahun dengan kurs tetap.

 b) 

Kepala cabang mengusulkan agar pelunasan dengan kurs USD1.00=Rp.2.420,00

yang merupakan rate pada saat pinjaman dikonversi ke USD. Pelunasan diangsurtiga kali yaitu angsuran I pada bulan Feb ’98 sebesar Rp3.500.000.000, angsuran

II pada Juli 1998 sebesar Rp3.500.000.000,00 dan angsuran III pada bulan

Januari 1999 sebesar Rp3.000.000.000,00.

c)  Kepala Cabang juga memberikan pendapat bahwa pelesaian kredit yang lebih

cepat akan menghilangkan resiko kredit tidak tertagih. Mengingat pendapatan

debitur dalam bentuk Rupiah sedangkan kewajibannya dalam bentuk USD maka

 pelunasannya akan berisiko karena kenaikan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar.

Bulan Pelunasan % pelunasan Porsi Bank Pacific (USD)Januari 1998 5% 206,062

Juli 1998 6% 247,274

Januari 1999 7% 288,486

Juli 1999 7% 288,486

Januari 2000 8% 329,699

Juli 2000 8% 329,699

Januari 2001 9% 370,911

Juli 2001 10% 412,123

Januari 2002 40% 1,648,493

Page 121: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 121/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 26 dari 45

Atas surat dari Pimpinan Cabang tesebut Tim TL dalam catatan yang ditanda tangani

oleh seluruh TL tanggal 19 Januari 1998 memberikan tanggapan bahwa :

a) 

Apabila hal tersebut memaksa maka TL meminta pembayaran sekaligus dan

tidak diangsur sebesar Rp10 Milyar

 b)  Meminta cabang mempelajari hal tersebut karena akan adanya penghapusan yang

cukup besar (+/- Rp5,2 Milyar)

c)  Pelunasan paling lambat bulan Februari 1998.

Selanjutnya pada tanggal 27 Maret 1998 terbit Nota Kredit pemindahbukuan dari

Bank Arta Niaga Kencana atas nama PT CFMP kepada PT Bank Pacific (DL)

sebesar Rp483.952.650. Dan pada tanggal 30 Maret 1998 terbit nota serupa sebesar

Rp10.000.001.109,00.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :

a)  Cara pelunasan dengan menggunakan kurs Rp2.420,00 adalah merupakan usulan

dari Kepala Cabang Mangga Dua yang disetujui oleh TL.

 b) 

Dilihat dari usaha debitur yang masih berjalan dengan baik, dan jaminan yang

sangat memadai, maka seharusnya debitur dapat melunasi kewajibannya sesuai

dengan perjanjian. Selanjutnya apabila mengacu pada jangka waktu pelunasan

kredit, yaitu terakhir pada bulan Januari 2002, berarti jangka waktu pelunasan

tersebut masih dalam masa kerja Tim Likudasi. Dengan demikian menurut

 pendapat kami, kondisi debitur dan keterbatasan waktu tidak dapat dijadikan

alasan yang tepat

c)  Dengan diterimanya pelunasan pokok piutang sebesasr Rp10.000.001.109,00

 berarti PT Bank Pacific (DL) telah memberlakukan kurs transaksi untuk

 pelunasan tersebut sebesar Rp2.429,00 per 1 USD, padahal kurs transaksi yang

 berlaku pada tanggal 30 Maret 1998 adalah sebesar Rp8.467,00 per 1 USD.

Dengan demikian kebijakan TL tersebut telah merugikan PT Bank Pacific (DL)

sebesar Rp24.857.968.998,00 dengan perhitungan sebagai berikut :

Pelunasan yang diterima Rp 10.000.001.109,00

Pelunasan seharusnya :

 berdasarkan kurs transaksi

Rp8.467 x USD 4,116,921 Rp 34.857.970.107,00

Kerugian Rp 24.857.968.998,00

Page 122: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 122/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 27 dari 45

Hal tersebut tidak sesuai dengan surat BI No.1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2

 November 1999 paragraf ke-2 point ke-3 yang menyatakan bahwa seluruh uang

yang diterima dari kredit Valas, menggunakan valas yang bersangkutan atau denganRupiah dengan kurs/nilai tukar pada saat pembayaran/pelunasan cicilan kredit.

Adanya pelunasan kredit valas yang tidak menggunakan kurs transaksi

mengakibatkan penerimaan TL dari hasil pencairan kredit menjadi bekurang yang

 pada akhirnya mengurangi kemampuan bank Pacific DL melunasi hutangnya kepada

 Negara sebesar Rp24.857.968.998,00.

Hal tersebut terjadi karena tidak hati-hatian dari pihak TL dalam mengambil

keputusan, tanpa melalui pertimbangan yang mendalam.

Tanggapan - TL Bank Pacific (DL) memberikan tanggapan bahwa surat –

surat jaminan dipegang oleh HSBC sebagai  Lead,  pencairan / eksekusinyaharus atas persetujuan semua anggota sindikasi dan Bank Pacific tidak dapatmengeksekusi barang jaminan tersebut secara sendirian.

Bank Pacific telah meminta kepada semua anggota sindikasi untuk mengambil alih

kredit porsi Bank Pacific, Namun tidak ada yang bersedia untuk menambah

eksposurenya.

Pada saat kredit benar-benar telah macet PT Multicor, PT Indovest, dan BPPN

menjual porsinya dengan harga lebih rendah dibawah harga yang diperoleh Bank

Pacific dari pelunasan. Dengan demikian perkiraan Bank Pacific bahwa kredit

sindikasi tersebut akan macet menjadi terbukti, dan perusahaan tersebut saat ini

sudah tidak ada lagi di Cilacap.

Karena resesi ekonomi tahun 1998 yang menyebabkan kurs melonjak, dan apabila

 penagihan kredit tersebut ditunda untuk sesuai dengan kurs berlaku dapat dipastikan

 bahwa debitur semakin tidak akan mampu untuk menyelesaikan hutangnya, dan

 penyelesaian hutangnya tidak dapat dipastikan akan tertagih sehingga Bank Pacific

akan mengalami kerugian yang lebih besar.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL mempertanggungjawabkan terjadinya

 pemberian diskon yang merugikan tersebut kepada RUPS, dan aparat penegak hukum

agar menindaklanjuti masalah terjadinya kurgian Negara pada PT Bank Pacific (DL)

sehubungan dengan pemberian keringan penerapan kurs perlunasan tagihan PT

CFMP sebesar 24.857.968.998,00.

Penjualan Aset

Dari saldo aktiva tetap berdasarkan nilai buku per 31 Oktober 1997 adalah sebesar

Rp35.429.617.000,00, diantaranya senilai Rp35.404.934.454 telah terjual sebagai berikut:

Page 123: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 123/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 28 dari 45

dalam rupiah

Uraian

Saldo

Per 31 Oktober

1997

Penjualan

s.d. 30 April

2005

Saldo

Per 30 Mei 2005

Tanah 13.275.034.000 13.253.749.914 21.284.086

Gedung Kantor 17.228.470.000 17.225.072.100 3.397.900

Gedung perumahan 95.074.440 95.074.440 -

Iventaris Perumahan 15.152.000 15.152.000 -

Peralatan Kantor 552.875.000 552.875.000 -

Kendaraan 1.647.487.000 1.647.487.000 -

Mesin-mesin 311.184.000 311.184.000 -

Komputer 1.083.947.000 1.083.947.000 -

Instalasi 1.220.393.000 1.220.393.000 -

Total 35.429.616.440 35.404.934.454 24.681.986

Dari data tersebut terlihat bahwa, realisasi pejualan aset sebagian besar adalah penjualan

aset berupa tanah dan gedung kantor.

Dari hasil pemeriksaan atas penjualan aset khususnya terhadap tanah dan bangunan

ditemukan adaanya hal-hal yag tidak sesuai dengan ketentuan, yaitu :

Temuan - Terdapat penjualan Penjualan Aktiva TetapTanah dan Gedung dengan

harga yang lebih rendah dari Ni lai L iku idasi

Realisasi penjualan aktiva tetap tanah dan bangunan s.d. April 2005 sebesar nilai buku

Rp13.253.749.914,00 dan Rp17.225.072.100,00 atau seluruhnya sebesar

Rp30,478,822,014,00 yang merupakan 86,09% dari seluruh nilai buku aset terjual sebesar

Rp35.404.934.494,00.

Terhadap aset yang akan dijaul, TL telah melakukan penilaian atas aset (appraisal) pada

 bulan Februari 1998, sementara itu realisasi penjualan sebagian besar dilakukan setelah

lebih 6 bulan dari tanggal laporan appraisal.

Dalam pelaksanaan penjualan ditemuakan adanya penjualan aset di bawah nilai nilai jual

likuidasi, yaitu seperti pada daftar berikut :

Page 124: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 124/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 29 dari 45

DAFTAR PENJUALAN ASET

YANG KURANG DARI NILAI WAJAR ATAU NILAI LIKUIDASI

dalam rupiah

No LokalisasiTh

Penjualan

Nilai

Likuidasi

Harga

PenjualanSelisih

Penjualan Melalui Lelang

1GEDUNG, Jl A.Muis 70

Jakarta Nov 2001 4,526,140,000 3,800,540,000 -725,600,000

2Gedung JL Pecenongan Raya

 No.43 Jaksel.Mar 99 1,132,000,000 699,200,000 -432,800,000

Penjualan Langsung

1 Gdg Jl Raya Kl Malang DutaPermai Blok B I No 8-9, Jkt.

 Nov 2001 727,092,000 360,000,000 -367,092,000

2 Gedung, Kelapa gading Juni 1999 1,324,722,000 890,000,000 -434,722,000

3Gedung, Wisma Eka Juwa No

7 dan 8Des 1999 3,146,113,600 2,982,463,949 -163,649,651

4Gedung, Jl Kali Besar Timur

 No 21 AApr 2003 353,984,000 350,000,000 -3,984,000

5 Gedung Graha SBY, Surabaya Mar 99 29,544,250,196 25,500,000,000 -4,044,250,196

6Tanah, Jl Panglima Batur,

SamarindaApr 1999 1,207,500,000 1,200,000,000 -7,500,000

7

Tanah dan Gedung, Jl

Tamblong No 12-18 Bandung Juni 2000 5,478,889,500 3,250,000,000 -2,228,889,500

Total Penjualan Langsung 41,782,551,296 34,532,463,949 -7,250,087,347

Proses penjualan tanah dan bangunan tersebut dapat dijelaskan beberapa hal sebagai

 berikut :

1)  Penilaian Aset

Penilaian atas aset dilakukan pada bulan Pebruari 1998 dimana kondisi

 perekonomian tahun 1998 sedang mengalami krisis dan daya beli masyarakat sedangturun. Sementara sebagian besar penjualan aset dilakukan setelah lebih 6 bulan dari

tanggal laporan appraisal . Sebagai pembanding, Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia No. 333/ KMK.01/2000 tentang Pengurusan Piutang Negara,

 pada pasal 26 ayat 1 menyatakan bahwa masa berlaku hasil penilaian selambat-

lambatnya 6 bulan. Dengan demikian harga berdasarkan nilai appraisal  Tahun 1998

tidak dapat sepenuhnya dipakai sebagai acuan dalam menentukan harga jual.

Page 125: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 125/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 30 dari 45

2)  Penjualan secara lelang

Lelang Gedung di Jl. Abdul Muis dilakukan oleh Balai Lelang Royal sedangkan

gedung di Jl. Pecenongan dilakukan oleh Balai Lelang Indonesia. Pelaksanaan proses

lelang dilakukan oleh masing-masing balai lelang, namun sebelum keputusan diambil

 pihak balai lelang meminta persetujuan dari TL terhadap harga yang terjadi.

Beberapa pertimbangan TL menyetujui harga penjualan dibawah nilai likuidasi

adalah :

a)  Tanah di Jl. Pecenongan akan terkena pelebaran jalan dan masa berlaku sertifikat

HGB No. 1579 hanya sampai 31 Juli 2000. Sedangan realisasi penjualan terjadi

tanggal 03 Maret 1999, sehingga sisa waktu pemanfaatan tanah -/+ hanya 1

tahun 4 bulan. Selain itu tanah tersebut lama terlantar (kosong) sehingga sering

dimanfaatkan Pihak Ke III secara Ilegal.

 b) 

Menurut penjelasan petugas Tata Kota Jakarta Pusat, Tanah dan Gedung Jl.

Abdul Muis No. 70 A penggunaannya adalah untuk Perkantoran Pemerintah. Hal

ini terlihat pula dalam pendirian bangunan maupun bangunann yang telah ada

disekitarnya , sebagian telah diundur sejauh 10 M.

Dengan demikian, meskipun harga jual yang terjadi masih lebih rendah dari taksiran

nilai likuidasi, namun karena telah melalui proses lelang, maka hal tersebut telah

menunjukkan adanya transparansi dan upaya dari TL untuk memaksimalkan harga

 jual.

3)  Penjualan langsung

Untuk penjualan secara langsung, TL tidak mempunyai prosedur baku yang mengaturmekanisme penjualan yang dapat digunakan sebagai acuan. Harga yang terbentuk

 pada umumnya diawali dengan surat-surat penawaran dari calon pembeli yang

 berminat. Dalam hal TL tidak melakukan perbandingan harga dari penawar lainnya.

Keputusan mengenai harga jual sepenuhnya berdasarkan pertimbangan TL melalui

negosiasi dengan calon pembeli. TL juga tidak melakukan penilaian ulang untuk

mengetahui harga wajar atau harga likuidasi terhadap aset yang akan dijual, padahal

 penilaian yang dilakukan terdahulu sudah melebihi satu tahun. Terhadap penjualan

tanah dan bangunan dengan harga yang lebih rendah dari nilai likuidasi tahun 1998,

TL tidak melakukan upaya legal opinion, akan tetapi membuat catatan mengenai

 pertimbangan terbentuknya harga yang disetujui oleh seluruh anggota TL. Dengan

kondisi tersebut di atas, maka harga penjualan yang terjadi tidak dapat dinilaikewajarannya.

Hal tersebut mengakibatkan penerimaan hasil penjualan tanah dan bangunan tidak

maksimal, sehingga mengurangi kemampuan TL untuk melunasi kewajibannya kepada

 Negara sebesar Rp7.250.087.347,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Kerja Tim Likuidasi yang antara

lain menyatakan bahwa:

Page 126: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 126/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 31 dari 45

1)  Untuk menentukan harga jual aset perlu dilakukan penilaian (appraisal)  oleh

 perusahaan appraisal independen.

2) 

Harga jual aset harus diusahakan agar dapat mencapai harga setinggi-tingginya

dengan patokan minimal seharga likuidasi (forced sale value) yang dinilai oleh

appraisal.

3)  Apabila harga penawaran lebih rendah dari harga likuidasi. agar penjualan dapat

lebih dipertanggungjawabkan maka diperlukan legal opinion atau catatan dari TL.

Tanggapan TL - Atas permasalahan tersebut TL memberikan tanggapan sebagai berikut: 

1)  Bangunan di Duta Permai Blok B/I No. 8-9 Kali Malang, kondisi bangunan rusak

 parah akibat dibakar dan dijarah pada waktu kerusuhan.

2)  Bangunan di Jl. Boulevard Barat Kelapa Gading, aset bukan atas nama PT Bank

Pacific akan tetapi atas nama pihak lain (PT. Pura Citra Lestari).

3)  Wisma Eka Jiwa Mangga Dua, kondisi bangunannya rusak parah (dibakar dan

dijarah pada waktu kerusuhan)

4)  Jl. Kali Besar Timur No 21 A Jakarta Barat, masuk dalam wilayah Cagar Budaya

(hiburan malam) dan Proyek Peremajaan Lingkungan sehingga tidak diperkenankan

mendirikan bangunan baru (kecuali renovasi. akan tetapi tidak boleh merubah bentuk

 bangunan). Selain itu, Jl. Kali Besar Timur lokasinya berada diarea yang ditetapkan

oleh PEMDA untuk gedung bersejarah dan tidak cocok untuk gedung perkantoran

dan Bank.

5) 

Jl. Tamblong No. 12 Bandung. Kondisi phisik bangunan sudah kurang baik (tua) dansebagian besar kaca - kaca jendela pecah karena lemparan batu Supporter sepak bola

dari Jakarta.

Saran –BPK-RI menyarankan agar TL mempertanggungjawabkan terjadinya penjualan

aset dengan harga di bawah nilai jual likuidasi tersebut kepada RUPS.

b.  Pembayaran Kewajiban

Realisasi pembayaran kewajiban sejak 1 November 1997 s/d 30 April 2005 baik kepada

 pemerintah maupun kepada pihak III lainnya, sebagai berikut:

Page 127: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 127/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 32 dari 45

dalam rupiah

Jenis Kewajiban Jumlah

Giro 241.873.606.717

Tabungan 23.786.979.000

Deposito Berjangka 269.753.018.000

Hutang Pajak 1.362.034.864

Dana Talangan Pemerintah 282.250.000.000

Saldo Debet Bank Indonesia 263.000.000.000

Pinjaman Lainnya 19.250.000.000

Kewajiban Lain-lain 20.553.914.744

Jumlah Pembayaran 839.579.553.325

 

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 PT Bank Pacific (DL) telah melakukan

 pembayaran saldo debet ke BI sebesar Rp263.000.000.000,00 dan pembayaran tanggal 2

Juni 2005 sebesar Rp17.000.000.000,00. Dari jumlah tersebut telah dikoreksi sebesar

Rp238.000.000.000,00 untuk pembayaran pajak terhutang. Sehingga jumlah yang

diperhitungkan sebagai pelunasan Saldo Debet per 31 April 2005 adalah sebesar

Rp42.000.000.000,00. TL sedang melakukan peninjauan kembali terhadap keputusan

 pembayaran pajak terhutang tersebut.

Dari hasil pemeriksaan atas pembayaran kewajiban, ditemukan beberapa hal yang tidak

sesuai dengan ketentuan, yaitu :

Temuan – Pembayaran kewaji ban melal ui Sita Eksekusi Deposito PT Bank Bacif ic

(DL) di BN I Sebesar Rp64.010.000.000 Ekuivalen USD7.400.000 Menyimpang Dari

Amar Putusan Mahkamah Agung

PT Pacific Indonesia Finance (PT PIF), pihak terkait PT Bank Pacific (DL), menerbitkan

Commercial Paper  (CP) yang dibeli oleh PT Wicaksana Overseas International, Tbk. (PT

WOI) senilai USD USD 3,000,000.00 dan USD2,000,000.00 yang jatuh tempo tgl 30

 November 1995 dan 1 Desember 2005. Dalam penerbitan CP tersebut Bank Pacific

 bertindak sebagai penjamin (Avalis). Pada saat jatuh tempo PT PIF tidak dapat

membayar kewajibannya, sehingga PT WOI menggugat PT PIF dan PT Bank Pacific

(DL) untuk membayar CP tersebut. Proses hukum dari permasalahan tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut :

1) 

Pada tanggal 16 april 1996 PT WOI mengugat PT PIF dan PT Bank Pacific ke

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, untuk membayar CP senilai USD 3 juta dan 2 juta

yang jatuh tempo masing-masing tanggal 30 November 1995 dan 1 Desember 1995

ditambah bunga 11,5% disertai permohonan sita seluruh harta benda milik Bank

Pacific.

2)  Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sesuai dengan keputusannya tanggal 28 November

1996, mengabulkan sebagian gugatan PT WOI, yaitu menghukum PT PIF dan PT

Page 128: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 128/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 33 dari 45

Bank Pacific (DL) untuk membayar CP sebesar USD 5,000,000.00 beserta bunga

6%. Atas keputusan tersebut PT Bank Pacific (DL) mengajukan banding.

3) 

Pengadilan Tinggi Jakarta dengan keputusan tanggal 2 Juli 1997 menguatkan

keputusan Pengadilan Negeri tanggal 28 November 1996. Selanjutnya pihak PT Bank

Pacific mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung.

4)  Kemudian, dengan keputusan tanggal 28 Juni 2000 Mahkamah Agung menolak

kasasi yang diajukan PT Bank Pacific. Atas keputusan tersebut selanjutnya PT Bank

Pacific mengajukan peninjauan kembali (PK), namun sampai saat ini belum ada

keputusan atas PK tersebut.

Berdasarkan Amar Putusan Mahkamah Agung – RI Nomor 3678/Pdt/1998 tanggal 28

Juni 2000 antara lain dinyatakan bahwa PT PIF dan PT Bank Pacific dihukum secara

tanggung renteng untuk membayar kembali kepada PT WOI jumlah pokok 2 buah CP

sebesar USD5,000,000.00 ditambah bunga sebesar 6% per tahun dihitung sejak tanggal

16 April 1996 sampai dengan jumlah pokok/nilai pokok dibayar lunas. Selain itu dalam

 putusan itu dinyatakan pula bahwa PT Bank Pacific dan PT Pacific International Finance

sebagai pemohon kasasi menyatakan merasa keberatan atas penetapan pembayaran bunga

tersebut mengingat dengan kondisi ekonomi sekarang dimana nilai tukar mata uang

rupiah melemah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat. Namun Mahkamah Agung

menolak keberatan tersebut dan berpendapat bahwa  Judec Facti  tidak salah dalam

menerapkan hukum.

Selanjutnya berdasarkan keputusan Mahkamah Agung tersebut, telah dilakukan beberapa

tindakan hukum dalam pelaksanaan keputusan tersbut, yaitu sebagai berikut :

1) 

Pada tanggal 11 Februari 2002, TL Bank Pacicik (DL) menerima surat panggilan

teguran (Aanmaning), untuk menghadap Ketua PN Jakarta Pusat yang meminta agar

PT Bank Pacific (DL) melaksanakan keputusan PN, PT dan MA tersebut. PT Bank

Pacific (DL) mengajukan keberatan atas aanmaning tersebut.

2)  Pada tanggal 27 Juni 2002, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan

 penenetapan sita jaminan dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat atau Wakilnya guna melakukan penyitaan eksekusi terhadap :

  Satu buah gedung perkantoran di Jl. Sudirman Kav 7-8

  Satu rumah tinggal di Jl. Tanjung No. 12 Jak Pus

 

Rekening PT Bank Pacific (DL) di BI dalam mata uang USD No.02184238 danmata uang rupiah.

Eksekusi tanggal 30 Juli 2002 gagal dilaksanakan karena Gedung Kantor dan Rumah

tinggal bukan milik PT Bank Pacific dan Gubernur BI belum menentukan sikap.

3)  Atas permintaaan PT WOI, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menerbitkan penetapan

Daft No.135/2001 tanggal 30 Maret 2004 tentang pensitaan eksekusi/pemblokiran

terhadap harta kekayaan PT Bank Pacific (DL) yang berada pada PT BNI sejumlah

Page 129: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 129/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 34 dari 45

Rp75.000.000.000 yang terdiri empat bilyet sertifikat deposito dengan rincian Bilyet

senilai masing-masing Rp15.000.000.000,00, Rp20.000.000.000,00,

Rp5.000.000.000,00, dan Rp35.000.000.000,00.

Sehubungan dengan penetapan tersebut pada tanggal 30 Maret 2004 Bank BNI

menyampaikan pemblokiran tersebut kepada TL Bank Pacific. Selanjutnya TL Bank

Pacific mengajukan keberatan kepada Pengadilan Jakarta Pusat dan melakukan

 perlawanan terhadap eksekusi.

4) 

Atas Perintah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada tanggal 16 April 2004, Panitera

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan eksekusi pencairan atas bilyet deposito

sebesar Rp64.010.000.000,00 ekuivalen USD7,400,000.00 terdiri atas pokok

USD5,000,000.00 dan bunga sebesar USD2,400,000.00 (8 tahun) yang ditransfer ke

rekening Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sedangkan sisa Deposito sebesar

Rp10.990.000.000,00 dikembalikan dan dititipkan oleh pengadilan di BNI yangselanjutnya akan dipindahkan ke rekening TL.

Sehubungan penyitaan dan pencairan deposito tersebut, TL telah melakukan upaya-

upaya untuk mempertahankan agar Deposito tidak dicairkan. diantaranya melalui

 permintaan kepada BNI agar tidak mencairkan deposito tanpa persetujuan TL Bank

Pacific (DL). pengajuan surat keberatan kepada pengadilan. dan melaporkan

 pelaksaanaan sita jaminan dan sita eksekusi kepada DPIP-BI. Perkembangan terakhir, TL

telah melakukan upaya penyampaian memori banding atas tidak diterimanya gugatan

terhadap PT WOI dan BNI yang telah melaksanakan eksekusi Deposito milik PT Bank

Pacific (DL).

Berdasarkan hasil penelahaan atas pelaksanaan eksekusi terebut, terdapat hal-hal yangtidak sejalan dengan ketentuan, yaitu :

a)  Bank Pacific menghadapi tuntutan PT WOI untuk mebayar dua buah CP, yang telah

 jatuh tempo sejak Tahun 1995. Pada tingkat Pengadilan Negeri, PT WOI

dimenangkan sekaligus dikabulkan permohonannya sebagian dan menghukum PT

PIF dan PT Bank Pacific (DL) untuk membayar CP sebesar USD 5 juta beserta

 bunga 6%. Pengadilan Negeri dalam amar putusannya juga menyatakan menolak

tuntutan PT WOI untuk melakukan sita jaminan atas harta milik PT PIF dan PT Bank

Pacific (DL) karena saham-saham BP sebagian dimiliki BI yang berarti pemerintah

memiliki saham dari PT Bank Pacific (DL). Selanjutnya dalam tingkat banding,

Pengadilan Tinggi menguatkan keputusan Keputusan PN. Demikian pula padatingkat kasasi, Mahkamah Agung dalam amar keputusannya menguatkan putusan

Pengadilan Tinggi, akan tetapi dalam keputusannya tidak secara khusus menyebutkan

nama dan nilai rekening milik Bank Pacific di BNI. Pada saat pelaksanaan sita

eksekusi tahun 2002, ternyata aset yang dimohon sita jaminan bukan milik PT Bank

Pacific dan tidak ada keputusan dari Gubernur BI untuk menyita rekening TL di BI,

sehingga eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Dengan mendasarkan pada amar

keputusan tersebut maka terlihat bahwa pelaksanaan khususnya terhadap penyitaan

Page 130: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 130/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 35 dari 45

rekening TL di BNI tidak sejalan dengan amar keputusan Pengadilan Negeri, karena

dalam keputusan tersebut tidak dibenarkan melakukan sita jaminan atau menyebut

deposito PT Bank Pacific (DL) di Bank BNI adalah aset yang disita.

 b)  Seperti diuraikan di atas, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menerbitkan penetapan

Daft No.135/2001 tanggal 30 Maret 2004 untuk menyita kekayaan PT Bank Pacific

(DL) yang berada pada PT BNI, disertai rincian rincian No. rekening dan nominal

sejumlah Rp75.000.000.000,00. Terhadap penyitaan deposito tersebut, seharusnya

dilakukan usaha penolakan oleh BNI, karena :

  Penyitaan tidak sesuai dengan amar keputusan Mahkamah Agung yang

digunakan sebagai dasar penyitaan;

  Sesuai dengan ketentuan penempatan deposito, maka deposito hanya dapat

dicairkan dengan menunjukkan asli sertifikat deposito. Dengan adanya pencairan

deposito BNI tersebut, maka berarti BNI tidak memberikan perlindungan kepada

 Nasabah, dalam hal ini TL PT Bank Pacific (DL).

 Nomor rekening deposito nasabah adalah merupakan salah satu rahasia bank yang

hanya dapat diungkapkan dapat dibuka atas permintaan dari Kepolisian, kejaksaan

dan pengadilan dengan persetujuan dari Menteri Keuangan/BI. Walaupun belum

diketahui pihak yang memberikan data mengenai rincian deposito TL Bank Pacific

(DL) kepada Panitera Pengadilan Negeri, namun pencantuman nomor rekening TL

Bank Pacific (DL) tanpa sepengetahuan TL Bank Pacific (DL) dan adanya izin dari

Menteri Keuangan/BI, telah mengindikasikan adanya tindak pidana pembocoran

rahasia Bank.

c)  Deposito yang disita dan dicarikan tersebut diatas merupakan hasil pencairan aset PT

Bank Pacific (DL) yang seharusnya atau akan disetorkan kepada Negara untuk

melunasi utang PT Bank Pacific (DL) kepada Negara berupa BLBI yang diterima

Bank Paficik. Pasal 50 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

menyakatan bahwa pihak manapun dilarang melakukan penyitaan terhadap : (a) uang

atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi pemerintah

maupun pihak ketiga; (b) Uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada

negara/daerah. Selain itu dalam Kep DIR BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei

1999 pasal 30 rekening Deposito dan atau tabungan TL yang berasal dari pencairan

aset, hanya dapat dicairkan setelah mendapat persetujuan BI.

Dengan demikian, pemblokiran dan penyitaan deposito tersebut bertentangan dengan :

a)  Amar Putusan Mahkamah Agung – RI Nomor 3678/Pdt/1998 tanggal 28 Juni 2000,

yang tidak menyatakan adanya sita jaminan.

 b)  Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. yang antara

lain menyatakan bahwa pihak manapun dilarang melakukan penyitaan terhadap :

Page 131: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 131/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 36 dari 45

(1)  Uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi

Pemerintah maupun pada pihak ketiga

(2) 

Uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah.

c)  Undang-undang perbankan yang antara lain menyatakan bahwa bank harus menjaga

kerahasiaan data keuangan penyimpan dana. Rahasia bank dapat dibuka hanya atas

 permintaan dari Kepolisian. Kejaksaan dan Pengadilan dengan atas persetujan

Menteri Keuangan/BI.

d)  Kep DIR BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 pasal 30 antara lain

menyatakan. Hasil pencairan harta kekayaan BDL disetorkan kepada Bank yang telah

ditunjuk oleh TL pada rekening Deposito dan atau tabungan. Pencairan rekening

tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan BI.

Adanya penyitaan dan pencairan deposito milik TL yang tidak sesuai dengan amarkeputusan Mahkamah Agung dan tidak sesuai kaidah perbankan mengakibatkan terjadi

kerugian negara sebesar Rp64.010.000.000,00, mengingat deposito tersebut merupakan

dana milik TL yang akan disetorkan kepa Negara untuk pelunasan BLBI.

Sehubungan dengan pencairan Deposito tersebut. TL telah melakukan upaya-upaya

antara lain :

(1)  Pada saat pencairan deposito tersebut. PT Bank Pacific (DL) melalui kuasa

hukumnya langsung menyatakan keberatan terhadap pelaksanaan pencairannya

kepada BNI dan Jurusita PN Jakarta Pusat dengan alasan. Jurusita Pengadilan tidakmembawa Asli Penetapan Pencairan dari Ketua PN serta perkaranya masih dalam

 proses Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung namun pelaksanaan sita/pencairan

deposito tetap dilaksakan.

(2)  Atas pencairan deposito tersebut PT Bank Pacific (DL) telah mengajukan keberatan

dan protes keras kepada Komisaris Utama Bank BNI vide Surat

 No.020/UH/Eks/V/2004 tgl 31 Mei 2004 dan kepada BNI Kantor Cabang Jakarta

Pusat vide Surat No.025/UH/Eks/VII/2004 tanggal 16 Juli 2004 dengan tembusan

Direksi dan Divisi Hukum.

(3)  Dalam surat protes tersebut pada pokoknya PT Bank Pacific (DL) mengancam akan

melaporkan pihak BNI kepada Kepolisian/KPK atas bocornya nomor-nomorDeposito PT Bank Pacific (DL) yang ada pada BNI kepada pihak lain.

(4)  PT Bank Pacific (DL) meminta Perlindungan Hukum Atas Eksekusi Separatis Harta

Kekayaan PT Bank Pacific (DL) kepada Ketua Mahkamah Agung vide Surat

 No.971/YP/BPDL/IV/2004 tgl 21 April 2004. serta mengajukan Permohonan

Penundaan Pelaksanaan Penetapan Penyitaan Pencairan pada PN Jakarta Pusat vide

Surat No.358/YP/BPDL/IV/200a tgl 26 April 2004. Namun kedua upaya hukum

tersebut tidak mendapat tanggapan baik dari Ketua Mahkamah Agung maupun PN.

Page 132: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 132/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 37 dari 45

(5)  Mengajukan pengangkatan sita terhadap uang sebesar Rp10.990.000.000.- yang

dititipkan PN Jakarta Pusat pada BNI Kantor Cabang Jakarta Pusat. Yang kemudian

Diangkat Sitanya berdasarkan Penetapan/Berita Acara Pengangkatan Sita/pencairantgl 9 Agustus 2004 No. 135/2001Eks

(6)  Terhadap deposito sebesar Rp.64.010.000.000,00 yang telah dicairkan kepada PT

WOI telah diajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap PT. WOI dan

BNI tanggal 30 Juni 2004 melalui Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

(7)  Berdasarkan putusan No.187/Pdt/G/2004/PN.Jkt.Utara tanggal 24 November 2004

gugatan PT Bank Pacific (DL) Ditolak dan saat ini dalam proses banding di

Pengadilan Tinggi. Adapun alasan penolakan PN adalah karena PN berpendapat

 bahwa PT Bank Pacific (DL) selaku Penggugat Tidak Berhasil membuktikan bahwa

Para Tergugat (PT WOI dan PT BNI) melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

 perundan-undangan.

(8)  Pencairan. penyitaan deposito tersebut telah dilaporkan kepada BI tanggaì 7 Mei

2004 vide Surat No.012/UH/Eks/V/2004.

Saran –BPK-RI menyarankan agar penegak hukum menindaklanjuti masalah penyitaan

deposito yang tidak sesuai dengan ketentuan sehingga merugikan keuangan Negara,

termasuk didalamnya pembocoran rahasia bank.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sejak 1 November 1997 s/d 30April 2005 adalah sebesar Rp235.466.852.881,00 yang terinci sebagai berikut :

dalam rupiah

No. Keterangan1 Nop 97 s/d

31 Des 02

1 Jan 03 s/d

30 Apr 05Total

1 Biaya Tenaga Kerja 62.243.752.859 3.959.368.178 66.203.121.037

2

Penurunan Nilai Surat

Berharga 15.206.790 15.206.790

3 Barang dan Jasa 22.366.548.861 22.366.548.861

4

Biaya Penyusutan &

Penghapusan 17.110.106.386 17.110.106.386

5 Asuransi 271.078.866 271.078.8666 Pajak-Pajak 686.666.247 686.666.247

7 Promosi 139.079.455 139.079.455

8 Sewa 13.978.826.423 13.978.826.423

9 Pendidikan & Pelatihan 17.095.039 17.095.039

10

Pemeliharaan dan

 perbaikan 5.599.570.007 5.599.570.007

11 Kerugian Trans.Valas 11.258.557.769 11.258.557.769

Page 133: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 133/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 38 dari 45

No. Keterangan1 Nop 97 s/d

31 Des 02

1 Jan 03 s/d

30 Apr 05Total

12 Beban bunga rupiah 8.127.647.302 8.127.647.30213 Beban bunga valas 41.886.053 41.886.053

14 Biaya Lainnya 4.369726.412 175.538.776 4.545.265.188

15 Biaya Provisi 1.263.980 1.263.980

17 Biaya Adm & Umum 85.104.933.478 85.104.933478

  Total 146.225.748.469 89.241.104.412 235.466.852.881

Data berasal dari laporan keuangan intern PT Bank Pacific (DL) yang belum diaudit

(unaudited ).

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan dokumen yang diterima, kami tidak menemukan

adanya permasalahan terkait biaya operasional.

d.  Sisa Aset

Daftar sisa aset yang tersedia untuk menutup sisa kewajiban berdasarkan NAL PT Bank

Pacific (DL) per 30 April 2003, sebagai berikut :

Daftar Sisa Aset PT Bank Pacific

Per 30 April 2005

dalam rupiah

JENIS ASETNILAI

TERCATATPENYESUAIAN

NILAI

REALISASI

Kas 56.358.887 56.358.887

Giro 17.357.698.386 566.868.664 17.924.567.050

Deposito - Rupiah 344.355.000.000 (23.855.000.000) 320.500.000.000

  - Valas - - -

Surat-Surat Berhaga

- Pihak Terkait 531.376.162.966 (530.179..937.788) 1.196.225.178

  - Pihak Ketiga 168.439.970.467 (168.439.970.467) -

  699.816.133.433 (698.619.908.255) 1.196.225.178

DOK DAN FASILITAS

- Pihak Terkait 198.268.716.268 (198.268.716.268) -

  - Pihak Tidak Terkait 39.640.142.449 (39.440.142.449) 200.000.000

  237.908.858.717 (237.708.858.717) 200.000.000

KREDIT YANG DIBERIKAN

- Pihak Terkait 613.198.959.836 (113.198.959.836) 500.000.000.000

  - Pihak Tidak Terkait 357.561.966.525 (311.648.418.297) 45.913.548.228

  970.760.926.361 (424.847.378.133) 545.913.548.228

PENYERTAAN 16.000.000 (16.000.000) -

Page 134: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 134/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 39 dari 45

AKTIVA TETAP 1.827.046.986 2.685.337.214 4.512.384.200

AGUNAN DIAMBIL ALIH 12.748.343.116 (12.521.327.866) 227.015.250

TOTAL SISA ASET 1.915.243..055.273 (1.024.712.956.480) 890.530.098.793

 

Dari data tersebut di atas, terlihat bahwa nilai tercatat aset PT Bank Pacific (DL) adalah

sebesar Rp1.915.243.055.273,00 sedangkan nilai realisasinya adalah sebesar

Rp890.530.098.793,00. Sementara itu PT Bank Pacific (DL) masih mempunyai

kewajiban BLBI kepada pemerintah sebesar Rp1.801.343.358.572 dan kewajiban kepada

BI berupa kredit likuiditas darurat (KLD) sebesar Rp350.000.0000.000,00. Dengan

demikian sisat aset PT Bank Pacific (DL) tidak dapat menutupi sisa kewajibannya

kepada Negara berupa kewajiban BLBI kepada pemerintah dan KLD kepada BI.

Dari hasil penelaahan atas sisa aset ditemukan adanya permasalahan sebagai berikut :

1)   Temuan - Tagihan kepada Pihak Terkait yang tercatat sebesar

Rp1.377.095.530.113,00 tidak didukung dengan jaminan yang memadai dan pihak

terkai t tidak kooperatif dalam menyelesaikan kewaji bannya

Sesuai dengan laporan keuangan PT Bank Pacific (DL) diketahui bahwa Out

 standing   tagihan kepada pihak terkait PT Pacific International Finance (PIF), PT

Indopac Perdana Finance (IPF) dan PT Adhitiya Putra Pratama (APP) per 30 April

2005 adalah sebesar Rp1.377.162.327.113,00 dengan rincian sebagai berikut :

dalam rupiah

Keterangan PT PIF PT IPF PT APP Jumlah

Surat-surat berharga 443.578.463.854* 13.243.974.112 137.367.500.000 594.189.937.966

Dokumen dan fasilitas

lainnya198.268.716.717 - - 198.268.716.717

Kredit yang diberikan 584.703.672.430 - - 584.703.672.430

Jumlah 1.226.550.853.001 13.243.974.112 137.367.500.000 1.377.162.327.113

Tagihan tersebut sebagian dalam mata uang rupiah dan sebagian dalam valuta asing.

Untuk tagihan dalam valuta asing nilai tercatat masih menggunakan kurs pada

tanggal 31 Oktober 1998, pada saat bank dilikuidasi. Apabila tagihan dalam valastersebut dijabarkan dalam dengan menggunakan kurs tengah BI tanggal 30 April

2005 (USD=Rp10.070), maka jumlah tagihan kepada pihak terkait menjadi sebagai

 berikut :

Page 135: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 135/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 40 dari 45

dalam rupiah

Keterangan PT PIF PT IPF PT APP Jumlah

Surat-surat berharga 952.147.876.380 13.243.974.112 362.967.500.000 1.328.359.350.492

Dokumen dan fasilitas

lainnya544.346.810.896 - - 544.346.810.896

Kredit yang diberikan 584.703.672.430 - - 584.703.672.430

Jumlah 2.081.198.359.706 13.243.974.112 362.967.500.000 2.457.409.833.818

Tagihan PT Bank Pacific (DL) kepada pihak terkait umumnya terjadi pada saat

Presiden Direktur PT Bank Pacific dijabat oleh Sdri. Endang Utari Mokodompit

(Sdri. EUM). Adapun pihak-pihak terkait tersebut adalah :

 

PT PIF adalalah perusahaan yang bergerak di bidang multi finance yangsahamnya dimiliki oleh PT AA. Dalam perusahaan tersebut Sdri. EUM

 berkedudukan sebagai Komisaris Utama dan Adrian Herling Woworuntu (Sdr.

AHW) sebagai Wakil Komisaris Utama. Berdasarkan Keputusan Mahkamah

Agung No.05K/N/1998 tanggal 13 Januari 1999, PT PIF telah dipailitkan oleh

Bank Mandiri (dahulu PT Bank Ekspor Impor Indonesia);

  PT Indopac Perdana Finance adalah perusaahaan yang bergerak dalam bidang

multi finance yang dimiliki oleh PT AA. Dalam perusahaan tersebut Sdri. EUM

menjabat sebagai Komisaris Utama dan Sdr. AHW sebagai Wakil Komisaris

Utama;

 

PT APPF adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang multi finance yangsahamnya dimiliki oleh dimiliki oleh PT AL. Dalam perusahaan tersebut (Sdri.

EUM) menjabat sebagai Komisaris Utama dan Sdr. AHW sebagai Wakil

Komisaris Utama.

Berkatian dengan pemberian kredit kepada pihak-pihak terkait tersebut, dapat

dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a)  Surat-surat berharga

Surat berharga, terdiri atas Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan call money

dapat dirinci sebaga berikut :

dalam rupiah

Keterangan SBPU Call Money Jumlah

PT PIF 87.781.687.982 291.786.775.872 379.568.463.854

PT IPF 14.440.199.112 - 14.440.199.112

PT APP 8.000.000.000 129.367.500.000 137.367.500.000

Jumlah 110.221.887.094 421.154.275.872 531.376.162.966

 

Page 136: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 136/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 41 dari 45

Berdasarkan Laporan Hasil Audit Investigasi BPK-RI, terhadap tagihan tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

 

PT PIFPermohonan kredit dari PT PIF disetujui Panitia Kredit termasuk diantaranya

Sdri. EUM yang saat itu menjabat Presiden Direktur PT Bank Pacific dan

sekaligus sebagai Komisaris Utama Utama PT PIF. Perjanjian kredit antara

PT Bank Pacific (DL) dan PT PIF dibuat di bawah tangan, yaitu :

dalam rupiah

NoNomor

dan Tanggal Perjanjian

Tgl

Jt tempoNilai

1 No. 001B/PK/K/Kng/95/MM

6 Januari 1995

8 November

1995Rp30.000.000.000,00

2089B/PK/Kng/94/MM28 Desember 1994

8 November1995

Rp8.000.000.000,00

3075/PK/Kng/94/MM

8 November 2004

8 November

1995Rp27.000.000.000,00

40077A/PK/Kng/94/MM

8 November 2004

8 November

1995Rp35.700.000.000,00

50703B/PK/Kng/94/MM

8 November 2004

8 November

1995UD $ 40,000,000.00

6076/PK/Kng/94/MM

8 November 2004

8 November

1995UD $ 27,500,000.00

Perjanjian terebut tanpa diikuti dengana pengikatan jaminan, sehingga kredit

tersebut tidak memiliki jaminanan.

Penyaluran kredit tersebut dilakukan melalui penerbitan surat berharga. Pada

saat jatuh tempo, PT PIF tidak dapat melunasi hutangnya, sehingga per 30

April 2005, PT PIF masih mempunyai kewajiban SPBU dan Call Money 

sebesar Rp379.568.463.854,00 yang terdiri atas 27 SBPU senilai

Rp87.781.687.982,00 dan 30 instrumen call money senilai

Rp291.786.775.872,00.

Disamping itu terdapat penambahan nilai surat berharga sebesar

Rp64.010.000.000,00, karena kasus PT.Wicaksana Overseas International,

sehingga posisi outstanding surat berharga pada bulan April 2005 menjadi

443.578.463.854,00.

  PT APPL

Permohonan kredit dari PT APPL disetujui Panitia Kredit termasuk

diantaranya Sdri. EUM yang saat itu menjabat Presiden Direktur PT Bank

Pacific (DL) dan sekaligus sebagai Komisaris Utama PT PIF. Fasilitas

tersebut telah ditarik/digunakan sejak diberikan dengan menggunakan

Page 137: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 137/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 42 dari 45

 promes yang diterbitkan oleh PT APPL senilai USD 35,250,000.00 atau

equivalen Rp137.367.500,00. Penerbitan promes tersebut tanpa disertai

 jaminan oleh PT APPL Pada saat jatuh tempo PT APPL tidak mampumelunasi hutangnya kepada PT Bank Pacific (DL).

  PT IPF

Permohonan kredit PT IPF dalam bentuk surat-surat berharga kepada PT

Bank Pacific (DL) disetujui Panitia Kredit termasuk diantaranya Sdri. EUM

yang saat itu menjabat Presiden Direktur PT Bank Pacific (DL) dan sekaligus

sebagai Komisaris Utama Utama PT IPF. Perjanjian kredit antara PT Bank

Pacific (DL) dan PT IPF diikat dengan perjanjian di bawah tangan No.

036A/PK/Kng/94 MM tanggal 4 Mei 1995. Penarikan kredit terebut

dilakukan melalui penerbitan pormes oleh PT IPF Nomor : 167 tanggal 5

Oktober 1995 senilai Rp9.500.000.000,00 dan No. 172 tanggal 9 Oktober1995 senilai Rp5.000.000.000,00. Promes PT IPF tersebut dijamin dengan

cesie piutang senilai Rp15.000.000.000,00. Pada tanggal 7 Juli 1997 seluruh

saham PT IPF dijual kepada PT BIF. Pada saat jatuh tempo TP IPF tidak

dapat melunasi kewajibannya, sehingga per tanggal 30 April 2005 PT IPF

masih mempunyai kewajiban promes kepada PT Bank Pacific (DL) sebesar

Rp13.243.974.112,00

b)  Dokumen dan Fasilitas Lainnya

Tagihan dalam bentuk dokumen dann fasilitas lainnya merupakan tagihan Valas

Ex Indoniarta yang berasal dari transaksi ekspor non L/C PT Indoniarta Utama

dengan kondisi pembayaran berjangka yang diaksep oleh pembeli yaitu Vesture

Marketing Pte, Ltd, Singapore yang kemudian di diskontokan ke Bank dan oleh

Bank di re-diskontokan ke BI. Pada saat jatuh tempo PT Indoniarta Utama tidak

dapat membayar ke Bank sehingga rekening Bank didebet oleh BI dan muncul

tagihan kepada PT Indoniarta Utama.

Saldo awal pada tahun 1997 adalah sebesar Rp206.234.542.873,00. Sampai

dengan saat pemeriksaan, upaya penyelesaian belum menunjukkan hasil yang

memadai kecuali adanya  set-off  sebesar Rp118.018.156,00 dan hapus buku atas

Biaya Provisi dan Denda dari perpanjangan kredit yang diberikan kepada pihak

terkait sebesar Rp7.847.808.000, sehingga posisi outstanding surat berharga pada

 bulan April 2005 menjadi Rp198.268.716.717,00.

Berdasarkan laporan inspeksi khusus transaksi khusus oleh tim inspeksi Bank

tanggal 14 September 1995, ditemukan adanya fraud atas transaksi diskonto

wesel ekspor tersebut yang menyebabkan Bank tidak dapat menagih kepada PT

Indoniarta Utama. Berdasarkan hal tersebut, nilai realisasi Dokumen dan fasilitas

lainnya dinilai oleh KAP pada Neraca Penutupan, sebesar Rp0,00.

c)  Kredit yang diberikan

Page 138: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 138/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 43 dari 45

Kredit yang diberikan merupakan sarana pengikatan atas Commercial Paper

(CP) dan Promissory Notes (PN), yang diterbitkan oleh PT PIF dan di aval (Sdri.

EUM) atas nama PT Bank Pacific, namun tidak dilaporkan kepada Bank Pacificsehingga tidak tercatat di Bank Pacific.

Jumlah CP   dan  PN   yang telah jatuh tempo dan telah diikat dalam pagu kredit

adalah sebesar Rp701.846.577.660, kemudian saldo setelah  set-off   menjadi

sebesar Rp584.703.672.430.

Jumlah kredit Jaminan yang diberikan/disediakan oleh debitur untuk pagu kredit

ini adalah :

  Agunan tanah atas nama PT Pengembangan Agrowisata Prima.

  Jaminan Pribadi Ir. (Sdri. EUM) , Sdr. AHW, dan Ferdinan Japutra;

 

Jaminan Perusahaan dari perseroan terbatas PT Aditarina Arispratama, PTPengembangan Agrowisata Prima, PT Aditarina Arthaniaga, dan PT

Aditarina Lestari;

  Gadai seluruh saham-saham yang dimilki para pemegang saham PT

Pengembangan Agrowisata Prima, Jakarta kecuali saham-saham milik

Agung Concern;

  Penyerahan hak atas tagihan-tagihan debitur terhadap pihak ketiga;

  Penyerahan hak atas tagihan-tagihan PT Pengembangan Agrowisata Prima

kepada pihak ketiga;

 

Penyerahan hak atas tagihan-tagihan PT Batu Panorama berkedudukan diMalang terhadap pihak ketiga;

  Saham-saham milik Pertiwi Adya Sentosa dan PT Surya Pembangunan

Utama dalam PT Suryamas Duta Makmur di Jakarta.

Sehubungan dengan pemberian kredit kepada PIF, dapat dikemukakan antara

lain:

  Terkait dengan jaminan/agunan atas nama PT Pengembangan Agrowisata

Prima, telah dilakukan pengikatan dengan SHT sebesar

Rp500.000.000.000,00. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp350.000.000.000,00

diantaranya merupakan merupakan hak tanggungan untuk kepentingan BI

sebagai jaminan atas pemberian Kredit Likuiditas Darurat oleh BI kepada PT

Bank Pacific (DL). Dengan demikian sisa hak tanggungan kepada PT Bank

Pacific (DL) hanya sebesar Rp150.000.000,00.

  Pemasangan hak tanggungan untuk kepentingan BI sebesar

Rp100.000.000.000,00 telah dilakukan pada tahun 1995 saat pemberian

Kredit Likuiditas Darurat kepada Bank Pacific dan sejumlah

Page 139: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 139/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 44 dari 45

Rp250.000.000.000,00 dilakukan pada tahun 1998 setelah PT Bank Pacific

(DL) dilikuidasi.

 

Sebagian HGB tanah yang dijadikan jaminan masih atas nama pihak ketiga

(HGU PT Perkebunan) dan sebagian dipergunakan oleh pihak ketiga lainnya

dengan persetujuan PT PAP.

  Sampai dengan saat pemeriksaan, rencana penjualan sudah beberapa kali

dilaksanakan namun selalu gagal antara lain disebabkan kedaan tersebut.

Atas dasar laporan pemeriksaan investigatif BPK tahun 2000, pihak penegak

hukum telah melakukan pemeriksaan kepada manajemen bank termasuk

diantaranya permintaan TL yang sebagian saat ini juga menjadi TL, namun

menurut penjelasan TL sampai saat ini belum ada penyelesaian dari penegak

hukum.

Dalam pertemuan antara Tim BPK-RI dan Sdri. EUM tanggal 16 September

2005 dan 22 Desember 2005 Sdri. EUM menyatakan bahwa yang bersangkutan

merasa telah menyelesaikan kewajibannnya kepada Negara dengan menyerahkan

 jaminan berupa aset proyek LIDO dan Non LIDO, sehingga yang bersangkutan

 berpedapat bahwa tidak lagi mempunyai kewajiban apapun kepada Bank Pacific.

 Namun dalam Akte perjanjian Kredit No.89 tanggal 29 Nopember 1995

dinyatakan bahwa Sdri. EUM memberikan jaminan berupa Aset Lido dan Non

Lido dan apabila terdapat kekurangan Sdri. EUM berkewajiban memberikan

tambahan sejumlah kekurangannya tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :a)

 

Jumlah kewajiban pihak terkait kepada PT Bank Pacific (DL) yang tercatat

 belum diselesikan adalah sebesar sebesar Rp1.377.095.530.113. Apabila

valuta asing tersebut dijabarkan dengan kurs per 30 Mei 2005 maka jumlah

kewajiban pihak terkait adalah sebesar Rp2.457.409.833.818.

 b)  Penyaluran kredit tersebut dilakukan pada saat Ny. (Sdri. EUM) menjabat

Presiden Direktur PT Bank Pacific (DL) dan sekaligus menjadi Komisaris

Utama di PT PIFF, PT APPL dan PT IPF. Selain itu terdapat pula

 penyaluran kredit yang berasal dari promes yang diterbitkan oleh pihak

terkait dan diaval oleh Sdri. EUM atas nama PT Bank Pacific (DL) namun

tidak pernah tercatat di PT Bank Pacific (DL).c)  Cara-cara penyaluran kredit seperti itu, telah mengakibatkan kesulitan

keuangan PT Bank Pacific (DL) sampai akhirnya dilikuidasi.

d)  Jumlah hak tanggungan yang menjadi hak PT Bank Pacific (DL) atas aset

yang diserahkan oleh Sdri. EUM hanya sebesar Rp150.000.000.000,00.

Sementara itu Sdri. EUM tidak kooperatif untuk menyelesaikan

Page 140: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 140/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI Bank Pacific (DL) Halaman 45 dari 45

kewajiabannya, meskipun TL PT Bank Pacific (DL) telah melakukan

 berbagai upaya.

Sesuai dengan PP Nomor 25 tahun 1999 pasal 24 yang menyatakan bahwa,

Dalam hal harta kekayaan BDL tidak cukup untuk memenuhi seluruh kewajiban

BDL maka kekurangannya wajib dipenuhi oleh anggota direksi dan anggota

dewan komisaris serta pemegang saham yang turut serta menjadi penyebab

kesulitan keuangan yang dihadapi oleh bank atau menjadi penyebab kegagalan

 bank. Selain itu sesuai dengan pernyatan Sdri. EUM maka seluruh kewajiban

tersebut seharusnya menjadi tanggungan pribadi Sdri. EUM.

Dengan tidak adanya penyelesaian kewajiban dari pihak terkait, maka

mengakibatkan PT Bank Pacific (DL) tidak dapat memenuhi kewajibannya

kepada Pemerintah minimal sebesar Rp1.377.162.327.113,00 dari seluruh

kewajiban PT Bank Pacific (DL) kepada Negara sebesarRp1.801.343.358.572,00.

Saran - BPK-RI menyarankan agar permasalahan dengan Sdri. EUM

diselesaikan melalui jalur hukum, dengan melaporkan Sdri. EUM kepada pihak

 penegak hukum.

Tanggapan   -  Dalam surat Sdri. EUM yang dikirimkan kepada Tim BPK-RI

tanggal 28 Desember 2005, yang menyatakan bahwa pendirian PT PIF

dimaksudkan sebagai program penyelamatan kredit macet di PT Bank Pacific

(DL). PT PIF menangani dan menyelesaikan kredit macet dengan jalan

memperbaiki proyek / tanah dan menjualnya lagi, hasilnya dibayarkan kembali

 pada PT Bank Pacific (DL). Pada tahun 1992 PT Bank Pacific (DL) menghadapimasalah kredit macet dengan 2 debitur besar yaitu PT PAP (proyek LIDO) dan

PT RSP (proyek hotel Westin Surabaya) keduanya bukan perusahaan grup.

Menurut catatannya Sdri. EUM tidak terlibat dalam kegiatan pembiayaan kedua

 proyek tersebut oleh PT PIF dan grup. Seluruh kegiatan grup menjadi tanggung

 jawab direksinya. Untuk kegiatan pembiayaan proyek PT PIF menerbitkan

Commercial Paper (CP) dan Negotiable Commercial Paper (NCP) atas nama PT

PIF. Pada akhir tahun 1994 terjadi krisis Meksiko yang imbasnya juga menekan

 pasar uang dalam negeri, banyak penerbit CP tidak dapat membayar CP/PN pada

saat jatuh tempo. Pada keadaan tersebut banyak pembeli menjadi panik dan

meminta agar CP yang akan diperpanjang harus diaval oleh bank. Dengan adanya

 permintaan pembeli yang disampaikan kepada arranger PT PIF, maka dimintaBank Pacific untuk mengaval CP/PN. Karena sebagian besar kebutuhan likuiditas

PT PIF dikarenakan  Rescue Program ex-nasabah macet PT Bank Pacific (DL).

Dalam catatan tersebut karena desakan situasi Sdri. EUM terpaksa melakukan

 peng-avalan tersebut.

Page 141: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 141/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

AHW : Adrian Herling Woworuntu

BBD : Bank Bumi Daya

BBKU : Bank Beku Kegiatan Usaha

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BNI : Bank Negara Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

CFMP : Citra Flour Mills Persada

CP : Comercial Papper

DL : Dalam Likuidasi

DTR : Dana Talangan Rupiah

DTV : Dana Talangan Valas

EUM : Endang Utari Mokodompit

HGU : Hak Guna Usaha

HSBC : Hongkong Shanghai Bank Corp

KAP : Kantor Akuntan Publik

KI : Kredit Investasi

KLD : Kredit Likuiditas Darurat NAL : Neraca Akhir Likuidasi

 NCP : Negotiable Commercial Paper

PN : Promissory Notes

PT : Pinjaman Tetap

PT APP : Aditya Putra Pratama

PT BP : Bandung Pakar

PT ET : Efdjundo Tando

PT FPJ : Forindo Permai Jaya

PT HS : Harumdana Sekuritas

PT IPF : Indopac Perdana Finance

PT MK : Megarimba Karyatama

PT NA : Niagatama Arsaraya

PT PBM : Prabu Budi Mulya

PT PIC : Pacific Investment Corporation

PT PIF : Pacific Indonesia Finance

PT PIJ : Pong III Jaya

Page 142: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 142/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

PT PS : Pluit Sakti

PT SLI : Sinar Lawang Indah

PT TU : Tiga Utama

PT WOI : Wicaksana Overseas Internasional

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SEAB : South East Asia Bank

SHGB : Sertifikat Hak Guna Bangunan

SHM : Sertifikat Hak Milik

SPBU : Surat Berharga Pasar Uang

SPI : Sistem Pengendalian Intern

Page 143: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 143/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT SEJAHTERA BANK UMUM

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.B/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 144: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 144/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan 

dan Komposisi Tim Likuidasi (TL) 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 8

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 8

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 9

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 24 Mei 2003 (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL) 10

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 11

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 12

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 13

Page 145: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 145/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 13

a. Realisasi Pencairan Aset 14

 b. Pembayaran Kewajiban 15

c. Biaya Operasional 16

d. Sisa Aset 16

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

Page 146: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 146/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 1 dari 25

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT SEJAHTERA BANK UMUM (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan PemeriksaKeuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1994 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas

 pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Sejahtera Bank Umum

(Dalam Likuidasi)/PT SBU (DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut :

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT SBU (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal. Pertama,

lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai, di antaranya posisi

 pemegang saham utama menyulitkan pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) dalam melakukan

tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi

Bank Dalam Likuidasi (BDL) dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI)

maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap

akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas PT SBU (DL) di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi

sehingga tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk

ditindaklanjuti. Namun demikian, terdapat perkembangan yang terjadi sehubungan dengan

hasil pemeriksaan terdahulu, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan penyaluran dan

 penggunaan BLBI pada PT SBU (DL) telah ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung. Setelah

dilakukan penyidikan, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus mengeluarkan Surat

Perintah Penghentian Penyidikan yang menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh

Tim Likuidasi PT SBU (DL) bukan merupakan tindak pidana.

Page 147: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 147/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 2 dari 25

3.  Temuan-temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan Bank Dalam Likuidasi (BDL).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :

a. 

Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku aset berdasarkan neraca likuidasi per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp2.261.667.985.449,00, telah direalisasikan sebesar Rp1.104.538.242.286,23 dan

USD12,635,287.65

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

b.  Pembayaran Kewajiban

Dari kewajiban BLBI sebesar Rp1.500.852.885.225,53 dan USD20,837,611.86 ekuivalen

Rp186.496.626.147,00, telah diselesaikan sebesar Rp738.529.189.615,65  (49,21%) dan

USD12,601,000.00 (60,47%) ekuivalen Rp112.778.950.000,00 sehingga masih

mempunyai sisa kewajiban BLBI sebesar Rp762.323.695.609,88 dan USD8,238,611.86

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesarRp127.649.766.037,24.

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang cukup material.

d.  Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan Laporan Keuangan

(Unaudited ) PT SBU (DL) adalah sebesar Rp1.164.833.466.429,00 dengan nilai

realisasi sebesar Rp319.203.543.785,00.

Sementara itu, sisa kewajiban BLBI kepada Pemerintah adalah sebesar Rp

 762.323.695.609,88 dan USD8,238,611.86 ekuivalen Rp73.717,68 sehingga nilai realisasi

sisa aset tersebut lebih kecil daripada sisa kewajiban.

Terkait dengan hal ini, kami menemukan masalah sebagai berikut:

Pemblokiran, penyitaan dan pemindahbukuan deposito dan giro hasil pencairan aset PT

SBU (DL) senilai Rp29.011.409.596,60 tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dan

mengurangi kemampuan PT SBU (DL) untuk melunasi kewajiban kepada Negara.

Page 148: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 148/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 3 dari 25

4.  Saran BPK-RI

Sehubungan dengan pemeriksaan atas PT SBU (DL), BPK-RI menyarankan agar TL PT

SBU (DL) melakukan tindakan melalui jalur hukum untuk mendapatkan kembali deposito

dan giro yang telah dicairkan oleh pihak ketiga.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIAPenanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo 

 NIP. 240000361

Page 149: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 149/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 4 dari 25

BAB I 

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT SBU (DL) adalah untuk memastikan

dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT SBU (DL) sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT SBU (DL).3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT SBU (DL) adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b.  Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4.  Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a.  Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 150: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 150/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 5 dari 25

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan pada PT SBU (DL) dilakukan sejak tanggal 8 Juni 2005 sampai dengan

tanggal 19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Sejahtera Bank Umum (DL).

Page 151: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 151/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 6 dari 25

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

PT Sejahtera Bank Umum (PT SBU) dicabut ijin usahanya berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 531/KMK.017/1997 tanggal 1 November

1997 tentang Pencabutan Izin Usaha PT SBU dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

 Nomor 30/1238/KEP/DIR tanggal 1 November 1997 tentang Ijin Usaha Bank Nomor

289372/u.M.II tanggal 6 Desember 1956.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi (TL)

Sejak pencabutan ijin usaha PT SBU (DL), kepengurusan PT SBU (DL) diambil alih oleh

Tim Caretaker   yang ditunjuk oleh Bank Indonesia berdasarkan Surat Bank Indonesia

 Nomor 30/346/UPB2/AdB2/Rahasia yang bertugas melakukan Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) guna Pembentukan Tim Likuidasi serta melaporkan hasil RUPS tersebut ke

Bank Indonesia.

Susunan Tim Caretaker  tersebut yaitu :

Ketua : Siswanto Djojodisastro

Wakil Ketua : Max Dharmawan Setijadi

Anggota : Soewarso

Lukman Hakim

Tony Suherman

Dasa Eka Widagdo

Prasasto Sudjatmiko, SH

Rapat Umum Pemegang Saham PT SBU (DL) dilaksanakan pada tanggal 24 November

1997, yang Risalah Rapatnya dibuat oleh dengan Akta Nomor 16 tanggal 24 November

1997 Notaris Ny. Hartati Marsono, SH. RUPS tersebut antara lain memutuskan

 pembentukan dan penetapan Tim Likuidasi sesuai dengan nama-nama yang telah disetujui

dan ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan Surat Nomor 30/346/UPB2/Rahasia tanggal 24 November 1997, yaitu :

Ketua : Siswanto Djojodisastro

Wakil Ketua : Max Dharmawan Setijadi

Page 152: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 152/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 7 dari 25

Anggota : Soewarso

Lukman Hakim Kamaluddin

Tony Suherman

Dasa Eka Widagdo

Prasasto Sudjatmiko

Lukman Hakim Kamaluddin dan Prasasto Sudjatmiko mengundurkan diri dari keanggotaan

Tim Likuidasi, yang disetujui oleh Bank Indonesia dengan Surat Nomor 31/220/UPPB/Adp

tanggal 22 Mei 1998.

Tony Suherman mengundurkan diri dari keanggotaan Tim Likuidasi, yang disetujui BankIndonesia dengan Surat Nomor 31/828/UPPB/Adpt terhitung sejak tanggal 15 Oktober

1998. Surat tersebut juga menetapkan susunan Tim Likuidasi PT SBU (DL) menjadi :

Ketua : Siswanto Djojodisastro

Wakil Ketua : Max Dharmawan Setijadi

Anggota : Soewarso

Dasa Eka Widagdo

Jumlah personil pendukung Tim Likuidasi PT SBU (DL) per tanggal 30 April 2005

sebanyak 65 orang.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan (SK)Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja Tim Likuidasi telah

 berakhir tanggal 24 November 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Mei

2003. Namun karena kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum

dapat diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran Tim

Likuidasi. Dengan demikian, keberadaan Tim Likuidasi PT SBU (DL) tidak sesuai dengan

ketentuan.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diterima oleh PT SBU (DL) terdiri dari

Saldo Debet (Overdraft   – OD), Dana Talangan Rupiah (DTR) dan Dana Talangan Valas

(DTV) sebagai berikut:

a. 

Saldo Debet Rp203.731.889.225,53

 b.  Dana Talangan Rupiah Rp1.297.121.000.000,00

c. 

Dana Talangan Valas USD20,837,611.86

Page 153: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 153/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 8 dari 25

DTR diberikan berdasarkan surat Bank Indonesia Nomor 30/933/UK tanggal 4 Maret 1998,

untuk pengembalian dana pihak ketiga sebesar Rp1.297.121.000.000,00 yang diberikan

dalam 2 (dua) tahap yaitu DTR I sebesar Rp409.962.000.000,00 dan DTR II sebesar

Rp992.913.000.000,00

DTV diberikan berdasarkan surat Bank Indonesia Nomor 31/3780/ULN/APLN tanggal 11

Februari 1999, untuk pembayaran kewajiban dalam rangka trade finance  kepada kreditur

luar negeri sebesar USD20,837,611.86.

4.  Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Dana Talangan Rupiah sebesar Rp1.297.121.000.000,00 tidak ada akta pengikatan

 pengakuan secara notariil, tetapi melalui SPK Nomor 30/933/UK tanggal 4 Maret 1998yang ditandatangani oleh Bank Indonesia dan Tim Likuidasi PT SBU (DL).

Dana Talangan Valuta Asing sebesar USD20,837,611.85 dilakukan pengikatan dengan Akta

 Nomor 164 tanggal 27 Juni 1998 Notaris Teddy Anwar, SH tentang Pengakuan Hutang dan

Pemberian Jaminan dan Akta Notaris Nomor 165 tentang Pengakuan Hutang dengan nilai

sebesar USD26,247,026.89.

Atas Saldo Debet, DTR dan DTV yang telah diterima oleh PT SBU (DL), tidak ada jaminan

fisik yang diberikan kepada Bank Indonesia (Pemerintah).

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada PT SBU (DL) telah dialihkan kepada

Pemerintah sesuai kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dengan Gubernur BankIndonesia tanggal 6 Februari 1999 dan akta cessie  antara Direksi Bank Indonesia dengan

Ketua BPPN Nomor 58 tanggal 22 Februari 1999 di hadapan Notaris Mudhofir Hadi, SH.

Jumlah BLBI yang dialihkan tersebut pada posisi tanggal 29 Januari 1999 sebesar

Rp1.687.349.515.372,53.

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan tanggal 30 April 2005,

adalah sebagai berikut:

Jenis BLBI Jumlah Kewajiban Pembayaran Sisa

Saldo Debet Rp 203.731.885.225,53 - Rp 203.731.885.225.53

Dana Talangan Rupiah Rp 1.297.121.000.000,00 Rp 738.529.189.615,65 Rp 558.591.810.384,35

Dana Talangan Valas USD 20,837,611.86 USD 12,601,000.00 USD 8,238,611.86

Rp 1.500.852.885.225,53 Rp 738.529.189.615,65 Rp 762.323.695.609,88Jumlah

USD 20,837,611.86 USD 12,601,000.00 USD 8,236,611.86

Page 154: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 154/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 9 dari 25

Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang telah dikembalikan telah mencapai

sebesar 52,55% dari total kewajiban BLBI dalam Rupiah dan sebesar 60,47% dari total

kewajiban BLBI dalam valuta asing (USD).

7.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi Keuangan PT SBU (DL) per tanggal Likuidasi (31 Oktober 1997) yang telah diaudit

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Prasetio, Utomo & Co (Arthur Andersen) sesuai dengan

Laporan Akuntan Independen Nomor 29509 tanggal 9 April 1998 sebagai berikut:

dalam rupiah

Uraian Nilai Tercatat Nilai Realisasi

AKTIVAKas 6.171.857.328,00 6.171.857.328

  Giro pada Bank Indonesia (199.127.805.154) (199.127.805.154)

  Giro pada Bank Lain 6.379.490.092,00 6.379.490.092

  Penempatan Bank Lain (Bersih) 3.905.418.332 285.418.332

  Surat Berharga (Bersih) 525.970.610.630 494.847.247.984

  Kredit yang Diberikan (Bersih) 1.968.338.512.165 1.840.045.627.288

  Penyertaan Saham 523.850.298 523.850.298

  Aktiva Tetap (Bersih) 75.114.502.816 75.829.175.797

  Aktiva Lain-Lain 79.708.093.922 36.713.123.484

  Jumlah Aktiva 2.466.984.530.429 2.261.667.985.449

 

KEWAJIBAN

Simpanan

Giro 224.617.117.521 224.617.117.521

  Tabungan 247.949.022.889 247.949.022.889

  Deposito 1.161.153.931.661 1.161.153.931.661

  Sertifikat Deposito 7.024.000.000 7.024.000.000

  Hutang Pajak 6.653.986.402 6.653.986.402

  Pinjaman yang Diterima 550.590.951.129 550.590.951.129

  Kewajiban Lain-Lain 197.277.109.782 196.831.109.782

  Jumlah Kewajiban 2.395.266.119.384 2.394.820.119.384 

EKUITAS

Modal Saham 109.067.642.000 109.067.642.000

  Defisit Tahun Berjalan (37.349.230.955) (242.219.775.935)

  Jumlah Ekuitas 71.718.411.045 (133.152.133.935)

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2.466.984.530.429 2.261.667.985.449

Page 155: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 155/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 10 dari 25

8.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 24 Mei 2003 (Neraca Akhir Likuidasi / NAL)

 Neraca Akhir Likuidasi PT SBU (DL) per tanggal 24 Mei 2003 belum selesai diaudit oleh

KAP Prasetio Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) karena adanya permintaan BI untuk

dilakukan audit dengan subsequent event  sampai dengan tanggal 30 April 2005. Draft NAL

yang telah disusun adalah draft laporan audit dengan  subsequent event   sampai dengan

tanggal 28 Februari 2004. Posisi keuangan sesuai dengan draft tersebut sebagai berikut :

dalam rupiah

Uraian Nilai Tercatat Nilai Realisasi

AKTIVAKas 493.960.291 493.960.291

Valas 1.665.000.000 1.665.000.000

Giro pada Bank Lain 5.920.874.763 5.920.874.763Penempatan pada Bank Lain 74.144.444.441 74.144.444.441

Efek-Efek 1.159.974.773.615 69.385.171.276

Penyisihan Kerugian (895.894.074.012) - .  Bersih 264.080.699.603 69.385.171.276Kredit yang Diberikan 1.090.938.055.654 193.095.136.856

Penyisihan Kerugian (506.307.956.873) - .  Bersih 584.630.098.781 193.095.136.856

Penyertaan Saham 542.464.263 522.363.965

Penyisihan Kerugian (20.100.298) - .  Bersih 522.363.965 522.363.965Aktiva Tetap 76.530.680.266 41.738.800.000

Penyisihan Penurunan Nilai (11.445.686.800) - .  Bersih 65.084.993.466 41.738.800.000

Aktiva Lain-lain 26.879.091.071 9.277.331.000

Penyisihan Penurunan Nilai (7.256.204.740) - .  Bersih 19.622.886.331 9.277.331.000

Jumlah Aktiva 1.016.165.321.641 396.243.082.592

KEWAJIBANCerukan pada Bank Indonesia 203.731.885.226 203.731.885.226 

Simpanan

Giro 7.327.638.469 7.327.638.469Tabungan 2.622.913.773 2.622.913.773

Deposito 46.321.440.755 46.321.440.755

Pinjaman yang Diterima 1.723.949.852.256 1.723.949.852.256Kewajiban Akseptasi 14.670.897.750 14.670.897.750

Hutang Pajak 114.448.616 114.448.616

Kewajiban Lain-Lain 122.934.799.608 122.934.799.608Jumlah Kewajiban  2.121.673.876.453 2.121.673.876.453

EKUITASModal 109.067.642.000 109.067.642.000

Defisit (1.214.576.196.812) (1.834.498.435.861)

Defisiensi Modal (1.105.508.554.812) (1.725.430.793.861)

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 1.016.165.321.641 396.243.082.592

Page 156: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 156/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 11 dari 25

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi keuangan PT SBU (DL) per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan Laporan Keuangan

(Unaudited ) sebagai berikut : dalam rupiah 

Uraian  Nilai Tercatat  Nilai Realisasi 

AKTIVAKas 2.916.266.908 2.916.266.908

Giro pada Bank Indonesia 1.914.000.000 1.914.000.000

Giro pada Bank Lain 2.293.005.778 2.293.005.778

Penempatan pada Bank Lain 333.333.330 333.333.330Surat-surat Berharga 1.337.716.682.048 69.385.171.276

  Penyisihan Nilai (895.894.074.012) - .

  Bersih 441.822.608.036 69.385.171.276

Kredit yang Diberikan 1.108.775.224.287 194.484.043.127.80  Penyisihan Nilai (506.307.956.873) - .

  Bersih 602.467.267.414 194.484.043.127.80

Penyertaan 542.464.263 522.363.965  Penyisihan Nilai (20.100.298) - .

  Bersih 522.363.965 522.363.965Pendapatan YMA Diterima 12.836.756 - .

  Penyisihan Nilai (12.836.756) - .  Bersih - - .

Biaya Dibayar Dimuka 94.046.358 - .

  Penyisihan Nilai (467.347.917) - .

  Bersih (373.301.559) - .

Aktiva Tetap 76.530.680.266 41.738.800.000  Akumulasi Penghapusan (11.356.395.918) - .  Bersih 65.174.284.348 41.738.800.000

Aktiva Lain-Lain (Bersih) 47.763.638.209 5.616.559.400

Jumlah Aktiva 1.164.833.466.429 319.203.543.785

KEWAJIBAN

Giro 4.145.620.406 4.145.620.406

Kewajiban Segera Lainnya 8.039.490.576 8.039.490.576Tabungan 1.006.065.048 1.006.065.048

Deposito Berjangka 44.036.012.247 44.036.012.247

Pinjaman Diterima 2.056.658.916.292 2.056.658.916.292

Beban yang Masih Harus Dibayar 9.635.340.993 9.635.340.993

Kewajiban Lain-Lain

101.030.829.2

33 101.030.829.233Jumlah Kewajiban 2.224.552.274.795 2.224.552.274.795

EKUITASModal 109.067.642.000 109.067.642.000

Defisit (1.168.786.450.366) (2.014.416.373.010)

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 1.164.833.466.429 319.203.543.785

Page 157: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 157/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 12 dari 25

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring , menunjukkan masih adanya

kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian berikut :

a. 

Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan pengendalian pada PT SBU (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya, TL bertanggung jawab

kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, TL juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada

umumnya terkait dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan

 jaminan terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

SBU (DL), mengingat nilai kewajiban PT SBU (DL) kepada Pemerintah berupa saldo

debet, DTR, dan DTV lebih besar daripada harta yang ada. Disamping itu, saat ini PT

SBU (DL) juga sedang menghadapi tuntutan dari kreditur yang merasa memiliki piutang

 pada PT SBU (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang ada. Dengan kondisi ini, harta yang masih ada

seharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan TL harus

lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya pemegang saham

utama masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat

mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta PT SBU (DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL, baik ituBank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan. Selama pihak BI selama ini hanya

memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari BDL.

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Page 158: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 158/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 13 dari 25

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas BDL, juga terdapat

ketidakjelasan mengenai masa kerja TL. Sesuai dengan ketentuan yang ada, masa kerja

TL adalah selama lima tahun sejak terbentuknya TL ditambah enam bulan. Pada akhir

masa tugasnya, TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BI

sebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL. Sampai dengan akhir masa

 pemeriksaan, NAL belum selesai disusun walaupun masa kerja TL telah berakhir

sehingga belum ada kejelasan mengenai status TL.

Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada TL PT SBU (DL),

diketahui bahwa selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik

(KAP) adalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang

ditujukan untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporankeuangan PT SBU (DL).

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL BDL adalah saat audit investigasi BLBI di

tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi, sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti. Namun

demikian, dari pemeriksaan ternyata terdapat perkembangan yang berkaitan dengan

 pemeriksaan terdahulu pada PT SBU (DL).

Hasil Audit Investigasi atas Penyaluran dan Penggunaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia(BLBI) pada PT SBU (DL) yang dimuat dalam Laporan Audit Investigasi Nomor

06/48/Auditama II/AI/VII/2000 tanggal 31 Juli 2000 menyebutkan beberapa masalah yang

ditemukan dalam penyaluran dan penggunaan BLBI. Permasalahan tersebut telah

ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung dengan memanggil dan meminta keterangan kepada

Ketua dan Wakil Ketua Tim Likuidasi PT SBU (DL). Setelah melakukan penyidikan, Jaksa

Agung Muda Tindak Pidana Khusus mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan

 Nomor : Prin-01/F/F2.1/01/2003 tanggal 2 Januari 2003, yang menyatakan bahwa perbuatan

yang dilakukan Ketua dan Wakil Ketua Tim Likuidasi PT SBU (DL) bukan merupakan

tindak pidana.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pada posisi tanggal 30 April 2005, nilai total aset (aktiva) dan kewajiban PT SBU (DL)

adalah sebagai berikut :

Page 159: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 159/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 14 dari 25

dalam rupiah

Uraian Nilai Tercatat Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas 2.916.266.908 2.916.266.908

Giro pada Bank Indonesia 1.914.000.000 1.914.000.000

Giro pada Bank Lain 2.293.005.778 2.293.005.778

Penempatan pada Bank Lain 333.333.330 333.333.330

Surat-Surat Berharga (Bersih) 441.822.608.036 69.385.171.276

Kredit yang Diberikan (Bersih) 602.467.267.414 194.484.043.128

Penyertaan (Bersih) 522.363.965 522.363.965

Aktiva Tetap (Bersih) 65.174.284.348 41.738.800.000Aktiva Lain-Lain (Bersih) 47.390.336.650 5.616.559.400

Jumlah Aktiva 1.164.833.466.429 319.203.543.785

 

KEWAJIBAN

Dana Pihak Ketiga 49.187.697.701 49.187.697.701

Kewajiban Segera Lainnya 8.039.490.576 8.039.490.576

Pinjaman Diterima 2.056.658.916.292 2.056.658.916.292

Kewajiban Lain-Lain 110.666.170.226 110.666.170.226

Jumlah Kewajiban 2.224.552.274.795 2.224.552.274.795

 

EKUITASModal 109.067.642.000 109.067.642.000

Defisit (1.168.786.450.366) (2.014.416.373.010)

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 1.164.833.466.429 319.203.543.785

a. 

Realisasi Pencairan Aset

1)  Penagihan Kredit

Realisasi penagihan kredit yang telah dilakukan sampai dengan tanggal 30 April

2005 adalah sebesar Rp1.068.093.420.276,52 atau sebesar 58,35% untuk kredit

dalam Rupiah dan USD12,635,287.65 atau 28,54% untuk kredit dalam valuta USD

dari jumlah kredit per tanggal 31 Oktober 1997.

Realisasi penagihan tersebut terdiri dari penerimaan tunai sebesar

Rp594.833.858.454,35, pengambilalihan jaminan sebesar Rp1.949.659.928,17,

kompensasi dengan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp471.050.638.809,00 dan

 penghapusan sebesar Rp259.263.085,00.

Page 160: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 160/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 15 dari 25

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit, kami tidak menemukan permasalahan

yang material.

2) 

Penjualan Aset

Realisasi penjualan aset berupa harta tetap dan inventaris pada umumnya dilakukan

dengan metode lelang. Realisasi penjualan yang telah dilakukan oleh TL sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp36.444.822.009,67 yang terdiri dari

 penjualan aktiva tetap sebesar Rp30.662.979.584,67 dan penjualan Agunan Yang

Diambil Alih (AYDA) sebesar Rp5.781.842.425,00.

b.  Pembayaran Kewajiban

Realisasi pembayaran kewajiban kepada pemerintah berupa OD, DTR dan DTV yang

telah dilakukan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah :

•  OD sebesar Rp 0,00

•  DTR sebesar Rp738.529.189.615,65

•  DTV sebesar USD 12,601,000.00

Dari pembayaran DTR sebesar Rp738.529.189.615,65 tersebut, di antaranya sebesar

Rp246.515.378.355,29 merupakan pengembalian sisa DTR yang tidak digunakan,

sedangkan sisanya dan pembayaran DTV berasal dari pencairan aset yang dilakukan TL

PT SBU (DL).

TL PT SBU (DL) dengan surat Nomor 085/TL/SBU-DL/VI/2005 tanggal 7 Juni 2005telah meminta kepada BI untuk melakukan kompensasi/menggunakan saldo rekening

giro valas PT SBU (DL) yang ada di BI sebesar USD200,000.00 sebagai pembayaran

dana talangan. Hal tersebut disetujui BI dengan surat Nomor 7/254/DPIP/IAdmP

tanggal 24 Juni 2005, namun dokumen realisasinya belum ada sehingga jumlah

 pembayaran kepada pemerintah belum memperhitungkan pembayaran dari saldo

rekening giro valas tersebut.

Sedangkan pembayaran kewajiban Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan tanggal 30

April 2005 adalah sebesar Rp1.685.915.463.899,00 dari total kewajiban sebesar

Rp1.766.021.529.443,00. Sisa kewajiban yang belum dibayarkan sebesar

Rp80.106.065.544,00 di antaranya dititipkan ke PT Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk (Bank BNI) sebesar Rp6.471.344.412,00.Terkait dengan pembayaran kewajiban, tidak ditemukan permasalahan yang cukup

material.

Page 161: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 161/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 16 dari 25

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April

2005 sebagai berikut :

•  Biaya Tenaga Kerja Rp76.142.632.049,00

•  Biaya Operasional Rp26.566.611.706,98

•  Biaya Pencairan Aset Rp24.940.522.281,26

Total  Rp127.649.766.037,24

Terkait dengan realisasi biaya operasional, tidak ditemukan permasalahan yang cukup

material.

d. 

Sisa Aset

Sisa aset yang dimiliki PT SBU (DL) per tanggal 30 April 2005 menurut laporan

keuangan intern adalah sebesar Rp1.164.833.466.429,00 dengan nilai realisasi sebesar

Rp319.203.543.785,00

 Nilai realisasi sebesar Rp319.203.543.785,00 tersebut tidak dapat menutup kewajiban

kepada Negara berupa OD, DTR dan DTV sebesar Rp836.041.375.609,88 (OD sebesar

Rp203.731.889.225,53, DTR sebesar Rp762.323.695.609,88 dan DTV sebesar

USD8,236,611.86 ekuivalen Rp73.717.680.000,00). Dengan demikian sisa aset tersebut

seluruhnya merupakan hak negara karena pembayaran kepada Negara lebih diutamakan.

Realisasi sisa aset per tanggal 30 April 2005 sebesar Rp319.203.543.785,00 dapatterpengaruh dengan adanya kasus litigasi yang sedang berlangsung di pengadilan.

Rincian perkara yang masih berjalan di pengadilan dapat dilihat pada lampiran.

Terkait dengan hal ini, kami menemukan permasalahan sebagai berikut:

Temuan – Pembloki ran , Penyitaan dan Pengali han Deposito dan Gir o Hasil

Pencairan Aset PT SBU (DL) Senilai Rp29.215.003.200,47 Tidak Sesuai Dengan

Ketentuan yang Ada dan M engurangi Kemampuan PT SBU (DL ) un tuk M elunasi

Kewaji ban kepada Negara

Dalam rekening PT SBU (DL) per tanggal 1 November 1997, tercatat kewajiban PT

SBU (DL) kepada Grup BCA sebagai berikut :

Page 162: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 162/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 17 dari 25

No Deposan Nomor Nominal

53-00-97000808.27 Rp 5.500.000.0001 PT Indofood Sukses Makmur (ISM)

(Deposito) 53-00-97000808.75 Rp 5.000.000.000

2 PT Intranusa Citra (IC) 53-00-97000810.84 Rp 11.500.000.000

PT Bank Central Asia (BCA)

- Deposito 53-00-97000787.00 Rp 10.000.000.000

- Deposito 53-00-97000798.93 Rp 10.000.000.000

- Deposito 53-00-97000897.78 Rp 10.000.000.000

- Bill of Exchange  41/IMP/0900 USD 2,000,000

3

- Bill of Exchange  41/IMP/0976 USD 1,000,00053-00-97000743.24 Rp 2.500.000.0004 PT Unggul Indah Corporation (UIC)

(Deposito)53-00-97000800.39 Rp 3.000.000.000

Jumlah Deposito Rupiah Rp 57.500.000.000

Jumlah Deposito Valas USD 3,000,000,000

Deposan-deposan tersebut mengalihkan deposito (piutang) kepada PT Bumi Indira

Wisesa (BIW) berdasarkan Perjanjian Pengalihan Piutang antara ISM dengan BIW,

antara IC dengan BIW, antara BCA dengan BIW dan antara UIC dengan BIW,

semuanya tertanggal 30 Desember 1997, dengan perhitungan sebagai berikut :

No Deposan Nomor Nominal Nilai Pengalihan

53-00-97000808.27 Rp 5.500.000.000 Rp 5.582.465.7531 PT Indofood Sukses

Makmur 53-00-97000808.75 Rp 5.000.000.000 Rp 5.073.150.685

2 PT Intranusa Citra 53-00-97000810.84 Rp 11.500.000.000 Rp 11.694.246.575

53-00-97000787.00 Rp 10.000.000.000 Rp 10.229.041.096

53-00-97000798.93 Rp 10.000.000.000 Rp 10.182.465.753

53-00-97000897.78 Rp 10.000.000.000 Rp 10.162.191.781

41/IMP/0900 USD 2,000,000 Rp 7.151.213.766

3 PT Bank Central

Asia

41/IMP/0976 USD 1,000,000 Rp 3.564.290.888

53-00-97000743.24 Rp 2.500.000.000 Rp 2.578.630.1374 PT Unggul Indah

Corporation53-00-97000800.39 Rp 3.000.000.000 Rp 3.027.506.849

Jumlah Rp 69.245.203.283

BIW kemudian menjual/mengalihkan piutang tersebut kepada PT Asmawi Agung

Corporation (ASCO) berdasarkan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 30 Desember

1997 antara BIW dengan ASCO.

Page 163: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 163/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 18 dari 25

Pada tanggal 29 Juni 1999, ASCO mengirim surat Nomor 024/VI/Dirut/99 kepada TL

PT SBU (DL), yang berisi permintaan untuk melakukan kompensasi antara piutang

ASCO tersebut di atas dengan utang Grup ASCO di PT SBU (DL) sebagai berikut :

dalam rupiah

No Debitur Nilai

1 PT Asmawi Agung Corporation (Fixed Loan – FL) 8.000.000.000,00

2 PT Asmawi Agung Corporation (Rekening Koran – RK) 3.750.000.000,00

3 PT Bangun Eka Sejahtera Perdana (FL) 7.750.000.000,00

4 PT Sejahtera Wira Artha (USD3,750,000) 13.623.750.000,00

5 PT Sejahtera Wira Artha (USD876,611.03) 3.184.727.871,99

6 PT Sejahtera Wira Artha (pinjaman + OD RK) 588.953.767,01

7 PT Sejahtera Wira Artha 100.000.000

8 PT Karya Citra Quarindo 624.576.433

9 PT Cardo Lestari 2.188.920.751,69

10 PT Sari Bumu Eramaju 4.500.000.000,00

11 PT Sari Gazelindo 4.900.000.000,00

12 Fanny Basuki (FL + OD) 45.286.468,33

  Jumlah 49.256.215.292,02

Permintaan tersebut dijawab oleh TL PT SBU (DL) dengan surat Nomor 894/TL/SBU-DL/VII/99 tanggal 6 Juli 1999 yang antara lain menyatakan bahwa kompensasi piutang

dengan utang ASCO tidak dapat dilakukan karena ASCO merupakan pihak terkait. Hal

ini sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/53/KEP/DIR

tanggal 14 Mei 1999 pada Pasal 39.

Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa nilai pengalihan piutang UIC kepada

ASCO yang dicatat oleh TL PT SBU (DL) menjadi sebesar Rp5.579.698.630,00 karena

dari deposito UIC telah dibayarkan pokok dan bunga sebesar Rp26.438.356,00.

Pada tanggal 25 Februari 2000, ASCO dinyatakan pailit berdasarkan Putusan

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor

05/PAILIT/2000/PN.NIAGA/JKT.PST dan menunjuk I Nyoman Putra, SH (INP)

sebagai Hakim Pengawas serta mengangkat Hendra Reza Putra, SH (HRP) sebagai

kurator. Atas putusan tersebut, ASCO mengajukan kasasi dan putusan Mahkamah

Agung (MA) menolak kasasi tersebut. ASCO kemudian mengajukan peninjauan

kembali, putusan MA adalah menolak peninjauan kembali tersebut.

Page 164: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 164/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 19 dari 25

Berdasarkan putusan MA dan permohonan kurator, Hakim Pengawas INP

mengeluarkan Penetapan tanggal 10 Juli 2000 yang memberi izin dan memerintahkan

kurator HRP untuk menarik dana milik ASCO yang disimpan di rekening penampungan

TL PT SBU (DL) sebesar Rp69.218.764.927,00 dan kemudian dikuasai dan dikelola

oleh kurator sebagaimana mestinya sebagai boedel  pailit.

TL PT SBU (DL) mengajukan keberatan (banding) atas Penetapan Hakim Pengawas

tanggal 10 Juli 2000, dan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 8

Agustus 2000 membuat putusan :

•  Menerima permohonan banding untuk sebagian;

  Menyatakan sah tindakan pembanding menggunakan dana yang berasal dari pengalihan piutang grup BCA sebesar Rp69.218.764.927,00;

•  Menyatakan dana yang berasal dari pengalihan piutang Grup BCA sebesar

Rp69.218.764.927,00 merupakan boedel  pailit;

• 

Menyatakan Penetapan Hakim Pengawas tanggal 10 Juli 2000 belum dapat

dieksekusi (non executable).

Atas putusan banding tersebut kurator mengajukan Peninjauan Kembali ke MA, dan

dengan Putusan Nomor 014/PK/N/2000 tanggal 18 Oktober 2000 MA memutuskan

menolak peninjauan kembali tersebut. Kurator kemudian mengajukan permohonan

Actio Pauliana ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan dengan

Putusan Nomor 04/ACTIO PAULIANA/2000/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 10 Januari

2001 Pengadilan Niaga menolak permohonan tersebut.

Kurator kemudian mengirim surat kepada Ketua Mahkamah Agung dan dengan Surat

 Nomor KMA/057/11/2003 tanggal 13 Februari 2003, Ketua Mahkamah Agung

menyatakan :

• 

Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 8 Agustus

2000 bersifat declaratoir , karena itu demi hukum tidak dapat dilaksanakan

(eksekusi);

•  Pengurusan dana sebesar Rp69.218.761.927,00 yang berasal dari pengalihan

 piutang Grup BCA, apabila benar merupakan harta pailit menjadi tugas kurator

sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepailitan.

Pada tanggal 30 November 2004, Hakim Pengawas Agus Subroto, SH, MH (AS)

mengeluarkan penetapan yang memerintahkan kurator dan/atau kuasa hukum kurator

untuk melaksanakan pemblokiran atas rekening-rekening TL PT SBU (DL) sebagai

boedel  pailit PT ASCO sejumlah Rp69.218.764.927,00 yang ada di Bank BNI Kantor

Cabang Utama Gambir dan Kantor Cabang Gedung Garuda, untuk selanjutnya boedel

Page 165: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 165/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 20 dari 25

 pailit tersebut diserahkan oleh Kepala Cabang Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir

dan/atau pejabat bank yang mewakili Bank BNI kepada kuasa hukum kurator.

TL PT SBU (DL) mengajukan banding atas Penetapan Hakim Pengawas tersebut ke

Pengadilan Niaga. Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat Nomor 02/BDG/PAILIT/2004/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 25 Januari 2005

memutuskan menolak permohonan banding tersebut.

Kurator ASCO mengirim surat kepada Kepala Kantor Cabang Bank BNI Cabang

Gambir Nomor 041/HRP/XII/04/KRT tanggal 7 Desember 2004 untuk memblokir

seluruh rekening TL PT SBU (DL) sebagai boedel   pailit sampai sejumlah

Rp69.218.764.925,00 di Bank BNI. Dalam surat tersebut tidak dicantumkan nomor

rekening dan saldo milik TL PT SBU (DL).

Bank BNI Kantor Kantor Wilayah dengan surat Nomor W.10/7.5/1085/R tanggal 7

Desember 2004 kepada Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir menyatakan bahwa

 permohonan blokir atas rekening TL PT SBU (DL) dapat dipenuhi/ dilaksanakan.

Pemblokiran dilakukan pada tanggal 7 Desember 2004 dengan Berita Acara

Pemblokiran tanggal 7 Desember 2004 yang dilakukan oleh kurator ASCO. Dalam

 berita acara tersebut, nomor rekening TL PT SBU (DL) dan saldonya ditulis tangan,

dimana informasi mengenai nomor rekening dan saldonya diperoleh pada saat

 pemblokiran tanggal 7 Desember 2004 tersebut.

Dari hasil diskusi dengan pejabat Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir tanggal 6

Juli 2005, diperoleh penjelasan bahwa pengisian nomor rekening dan nilainya dalamBerita Acara Pemblokiran dilakukan pada saat pemblokiran berdasarkan data yang

diberikan oleh Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir dan ditulis tangan pada berita

acara tersebut.

Rekening TL PT SBU (DL) di Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir yang diblokir:

No Rekening Nilai

1 Deposito Rp 2.000.000.000,00

2 Deposito Rp 10.000.000.000,00

3 Deposito Rp 10.000.000.000,00

4 Deposito Rp 3.000.000.000,00

5 Giro Rp 3.310.320.819,926 Giro Rp 229.174.324,40

7 Giro JPY 7,617,663.00

8 Giro USD 11,606.58

9 Giro Rp 61.869.252,39

Page 166: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 166/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 21 dari 25

Pada tanggal 9 Desember 2004 dilakukan pemblokiran kembali berdasar Berita Acara

Pemblokiran tanggal 9 Desember 2004 dengan rekening yang diblokir yaitu:

No Rekening Nilai

1 Giro Rp 251.131.228,84

Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir kemudian memberitahukan pemblokiran

tersebut kepada TL PT SBU (DL) dengan surat Nomor GBR/03/2350/R tanggal 8

Desember 2004 dan surat Nomor GBR/03/2358/R tanggal 9 Desember 2004.

Kurator kemudian meminta kepada Bank BNI agar mengalihkan rekening yang diblokir

tersebut ke rekening kurator. Bank BNI Kantor Wilayah dengan Surat Nomor

W.10/7.5/6422/R tanggal 31 Desember 2004 kepada Bank BNI Kantor Cabang UtamaGambir menyatakan bahwa pengalihan/pemindahan dana dari rekening TL PT SBU

(SBU) ke rekening kurator dapat dipenuhi/ dilaksanakan.

Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir dengan surat Nomor Gambir/178/R tanggal 4

Februari 2005 memberitahukan kepada TL PT SBU (DL), akan menyerahkan atau

melakukan transfer boedel  pailit ASCO berupa dana yang terdapat pada rekening TL PT

SBU (DL) pada tanggal 4 Februari 2004 kepada kurator ASCO yang pelaksanaannya

dilakukan oleh kuasa hukum Bank BNI.

Pada tanggal 7 Februari 2005, Jurusita Pengadilan Negeri/Niaga dan HAM Jakarta

Pusat melakukan sita jaminan/pemblokiran rekening dengan Berita Acara Sita

Jaminan/Pemblokiran Rekening Nomor 30/Pdt.G/2005/PN.JKT.PST atas rekening TL

PT SBU (DL) di Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir yaitu :

No Rekening Nilai Keterangan dari BNI

1 Deposito Rp 2.000.000.000,00 Tidak ada dananya

2 Deposito Rp 10.000.000.000,00 Tidak ada dananya

3 Deposito Rp 10.000.000.000,00 Tidak ada dananya

4 Deposito Rp 3.000.000.000,00 Tidak ada dananya

5 Giro Rp 3.310.320.819,92 Rp 11.492.212

6 Giro Rp 229.174.324,40 Rp 193.112.806

7 Giro JPY 7,617,663.00 JPY 100,000

Hakim Pengawas AS mengeluarkan Penetapan tanggal 7 April 2005 yang memberi ijin

kepada kurator untuk menarik dan melakukan pengalihan seluruh sisa pokok boedel

 pailit dan seluruh bunga boedel  pailit PT ASCO dalam rekening-rekening penampungan

TL PT SBU (DL) yang ada di Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir dan Kantor

Cabang Gedung Garuda kepada rekening kurator.

Page 167: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 167/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 22 dari 25

Kurator melakukan pengalihan, penarikan dan penguasaan atas rekening TL PT SBU

(DL) ke rekening kurator dengan Berita Acara tanggal 18 April 2005, sebagai berikut:

No Rekening Nilai Keterangan

1 Giro Rp - Dibawah saldo minimum

2 Giro USD - Dibawah saldo minimum

3 Giro JPY - Dibawah saldo minimum

4 Giro Rp 192.602.727

5 Giro Rp - Dibawah saldo minimum

6 Giro Rp 10.990.501

7 Deposito Rp - Kosong

8 Deposito Rp - Kosong

9 Deposito Rp - Kosong

10 Deposito Rp - Kosong

Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir kemudian memberitahukan kepada TL PT

SBU (DL) dengan surat Nomor GBR/03/1116/2005 tanggal 19 April 2005 tentang

 pelaksanaan pengalihan dana dari rekening TL PT SBU (DL) ke rekening kurator yang

telah dilakukan pada tanggal 18 April 2005.

Kurator terus mencari dana milik TL PT SBU (DL) dan mengajukan pemblokiran

rekening TL PT SBU (DL) di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Cabang

Juanda. Bank Mandiri Cabang Juanda dengan surat Nomor 3.Sp.JJd/CSO/150.2005tanggal 8 April 2005 memberitahukan kepada TL PT SBU (DL), telah melakukan

 pemblokiran rekening giro TL PT SBU (DL) yang ada di Bank Mandiri Cabang Jakarta

Juanda.

Dengan demikian jumlah rekening TL PT SBU (DL) di Bank BNI dan Bank Mandiri

yang telah diblokir dan/atau dipindahbukukan adalah :

No Rekening Diblokir Tgl Pem-

blokiran

Pencairan Tgl Pen-

cairan

Bank BNI

1 Deposito Rp 2.000.000.000,00 7 Des 2004 Rp 2.000.000.000,00 4 Feb 2005

2 Deposito Rp 10.000.000.000,00 7 Des 2004 

Rp 10.000.000.000,00 4 Feb 2005

3 Deposito Rp 10.000.000.000,00 7 Des 2004 

Rp 10.000.000.000,00 4 Feb 2005

4 Deposito Rp 3.000.000.000,00 7 Des 2004 

Rp 3.000.000.000,00 4 Feb 2005

5 Giro Rp 61.869.252,39 7 Des 2004 

Rp 126.869.252,00 4 Feb 2005

6 Giro USD 11,606.58 7 Des 2004 

USD 10,610.34 4 Feb 2005

Page 168: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 168/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 23 dari 25

No Rekening Diblokir Tgl Pem-

blokiran

Pencairan Tgl Pen-

cairan

7 Giro JPY 7,617,663.00 7 Des 2004 

JPY 7,517,397.00 4 Feb 2005

JPY 100,000.00 7 Feb 2005 - -

8 Giro Rp 229.174.324,40 7 Des 2004 

Rp 229.174.324,00 4 Feb 2005

Rp 193.112.806,00 7 Feb 2005 Rp 192.602.727,00 18 Apr 2005

9 Giro Rp 251.131.228,84 9 Des 2004 Rp 251.131.228,00 4 Feb 2005

10 Giro Rp 3.310.320.819,92 7 Des 2004 Rp 2.644.070.819,00 4 Feb 2005

Rp 11.492.212,00 7 Feb 2005 Rp 10.990.501,00 18 Apr 2005

Jumlah dlm Rp Rp 29.057.100.643,55 Rp 28.454.838.851,00

Jumlah dlm USD USD 11,606.58 USD 10,610.34Jumlah dlm JPY JPY 7,617,663.00 JPY 7,517,397.00

Bank Mandiri

Giro Rp 2.277.261.984,58 8 Apr 2005 - -

Jumlah Deposito & Giro Rupiah  Rp 28.454.838.851,00

USD 10,610.34 Kurs USD1 =Jumlah Giro USD 

eq. Rp 

97.668.179.70 Rp9.205,00

JPY 7,517,397.00 Kurs JPY100 =Jumlah Giro JPY 

eq. Rp 662.496.169.77 Rp8.812,84

Total dalam Rupiah Rp 29.215.003.200,47

Rekening-rekening tersebut berisi hasil pencairan aset PT SBU (DL) yang untuk

sementara ditampung sebelum disetorkan ke Pemerintah sebagai pengganti Dana

Talangan yang telah diterima PT SBU, yaitu:

1) 

Giro untuk menampung dana hasil penagihan kredit dalam mata uang Rupiah, USD,

JPY dan dana hasil penjualan aset berupa Harta Tetap dan Inventaris;

2) 

Deposito-deposito merupakan penempatan dana hasil pencairan aset dalam bentuk

deposito;

3)  Giro untuk menampung hasil penempatan dana yang digunakan sebagai biaya

operasional TL.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada Pasal 50

menyatakan bahwa pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap uang yangharus disetor oleh pihak ketiga kepada Negara/Daerah.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada Pasal 40 ayat (1)

menyatakan bahwa bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan

dan simpanannya. Selanjutnya pada Pasal 47 ayat (2) menyatakan bahwa anggota

dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang sengaja

Page 169: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 169/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 24 dari 25

memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut Pasal 40 diancam dengan

 pidana.

Dari hal-hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa :

1) 

Dana TL PT SBU (DL) yang tersimpan di Bank BNI dan Bank Mandiri merupakan

dana hasil pencairan aset PT SBU (DL) yang akan disetor ke Pemerintah sebagai

 pengganti Dana Talangan sehingga dana tersebut merupakan uang yang harus

disetor ke Negara. Pemblokiran, penyitaan bahkan pencairan/pengalihan dana

tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004;

2) 

Pada saat pemblokiran rekening, pemberian data nomor rekening TL PT SBU (DL)

dan jumlahnya oleh pejabat Bank BNI kepada kurator melanggar Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan khususnya kerahasiaan bank.

Pemblokiran dan pencairan/pengalihan dana tersebut mengurangi kemampuan PT SBU

(DL) untuk melunasi kewajiban kepada Negara sebesar Rp29.215.003.200,47 karena

 pengembalian Dana Talangan ke Pemerintah menjadi berkurang.

Tanggapan  – TL PT SBU (DL) sependapat dan setuju dengan pendapat Tim Pemeriksa

BPK-RI yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan kurator dan Bank BNI Kantor

Cabang Utama Gambir yang berkaitan dengan dana dan giro yang sumber dananya

 berasal dari pencairan aset PT SBU (DL) yang disimpan oleh TL PT SBU (DL) pada

Bank BNI Kantor Cabang Gambir dan dialihkan ke rekening pihak ketiga atas

 permintaan kurator adalah tindakan yang melanggar ketentuan hukum yang berlaku.

Tindakan kurator dan Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir telah melanggarketentuan Pasal 50 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara dan disamping itu tindakan tersebut juga melanggar Putusan

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 05/Pailit/2000/PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 8

Agustus 2000 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 014PK/N/2000 tertanggal 18

Oktober 2000 yang telah berkekuatan hukum tetap. Salah satu amar putusan dari badan

 peradilan tersebut menyatakan sah tindakan TL PT SBU (DL) mempergunakan dana

sebesar Rp69.218.764.927,00 sebagai pembayaran hutang PT ASCO dan hutang debitur

lainnya yang diambil-alih oleh PT ASCO.

Berkaitan dengan tindakan kurator dan Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir, TL PT

SBU (DL) telah mengambil langkah-langkah hukum yakni melakukan gugatan perdata

 berupa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Kurator dan Bank BNI KantorCabang Utama Gambir melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang terdaftar dalam

register perkara Nomor 120/Pdt.G/2005/PN.JKT.PST. Pada persidangan tanggal 20 Juli

2005 atas gugatan perdata tersebut, Majelis Hakim Perkara telah mengeluarkan Putusan

Sela yang amar putusannya menyatakan menolak seluruh eksepsi yang diajukan oleh

Kurator dan Bank BNI Kantor Cabang Utama Gambir serta menyatakan Pengadilan

Page 170: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 170/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT SBU (DL) Halaman 25 dari 25

 Negeri Jakarta Pusat berwenang untuk mengadili perkara tersebut dan karenanya

melanjutkan proses persidangan sampai dengan putusan akhir.

Saran  - BPK-RI menyarankan agar TL PT SBU (DL) melakukan tindakan melalui jalur

hukum untuk mendapatkan kembali deposito dan giro yang telah dicairkan oleh pihak

ketiga.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 171: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 171/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

 ASCO : Asmawi Agung Corporation

 AYDA : Agunan Yang Diambil AlihBCA : Bank Central Asia

BDL :  Bank Dalam Likuidasi

BI : 

Bank Indonesia

BIW :  Bumi Indira Wisesa

BLBI :  Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BNI :  Bank Negara Indonesia

BPPN :  Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL :  Dalam Likuidasi

DTR :  Dana Talangan Rupiah

DTV :  Dana Talangan Valas

FL : 

Fixed LoanHAM :  Hak Asasi Manusia

HRP :  Hendra Reza Putra

IC :  Intranusa Citra

INP :  I Nyoman Putra

ISM :  Indofood Sukses Makmur

JPY :  Japan Yen

KAP :  Kantor Akuntan Publik

NAL :  Neraca Akhir Likuidasi

RK :  Rekening Koran

RUPS :  Rapat Umum Pemegang Saham

SBU : 

Sejahtera Bank UmumTPK :  Tindak Pidana Korupsi

UIC :  Unggul Indah Corporation

USD :  United State Dollar

Page 172: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 172/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK HARAPAN SANTOSA

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.C/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 173: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 173/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan 

dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL) 9

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 10

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 13

Page 174: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 174/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 14

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 14

a. Realisasi Pencairan Aset 14

 b. Pembayaran Kewajiban 18

c. Biaya Operasional 22

d. Sisa Aset 23

DAFTAR SINGKATAN

Page 175: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 175/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 1 dari 24

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK HARAPAN SANTOSA (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor Tahun 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan pemeriksaan atas pengembalian

dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Harapan Santosa (Dalam

Likuidasi)/ PT BHS (DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut :

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT BHS (DL) tidak dapat diandalkan, karena beberapa hal. Pertama,

lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Di antaranya posisi

 pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan Tim Likuidasi (TL)

PT BHS (DL) dalam melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif

menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL dalam melaksanakan fungsinya, baik itu BankIndonesia (BI) maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang

memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI pada tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti. Namun pada

Tahun 2002 terjadi perkembangan dalam penyelesaian perkara hukum atas pemilik PT BHS

(DL) yaitu adanya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 1032/Pid.B/2001/

P.JKT.PST tanggal 22 Maret 2002 jo putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor

125/Pid/2002/PT.DKI tanggal 8 November 2002 yang menghukum Hendra Rahardja

dengan pidana penjara seumur hidup, sedangkan Eko Edi Putranto dan Sherny Kojongian

dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

Page 176: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 176/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 2 dari 24

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan PT BHS (DL).

Dari hasil pemeriksaaan tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a.  Realisasi Pencairan Aset

Dari nilai aset sebesar Rp625.100.206.466,00 pada tanggal 1 November 1997, realisasi

 penjualan aktiva tetap adalah sebesar Rp244.049.986.025,00, sedangkan realisasi

 penagihan kredit adalah sebesar Rp509.215.896.333,00.

Terkait dengan hal ini kami menemukan beberapa masalah sebagai berikut:

1)  Pemberian discount  (penghapusan kredit) oleh TL PT BHS (DL) melampaui batasmaksimal yang ditetapkan dalam Pedoman Pelaksanaan Kerja TL;

2)  Cara penyelesaian surat berharga (obligasi) senilai Rp5.000,00 juta pada PT BHS

(DL) tidak dilakukan dengan hati-hati.

b.  Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban BLBI sebesar Rp3.866.182.312.852,00 pada tanggal 1 November

1997, telah diselesaikan sebesar Rp538.228.056.499,00 (13,92%) sehingga mempunyai

sisa kewajiban BLBI sebesar Rp3.327.954.256.353,00.

Terkait dengan hal ini kami menemukan beberapa masalah sebagai berikut:

1)  TL PT BHS (DL) membayar kewajiban kepada pihak ketiga lainnya senilai

Rp69.681.588.869,00 sebelum Dana Talangan Rupiah (DTR) lunas;

2)  Penyelesaian kewajiban kepada PT Trimegah Securindo Lestari mengakibatkan PT

BHS (DL) kehilangan kemampuan untuk membayar kewajiban BLBI sebesar

Rp9.523.423.601,00.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp361.477.963.638,00.

Terkait dengan hal ini kami tidak menemukan permasalahan yang material.

d.  Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 30 April 2005 yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik adalah sebesar Rp167.218.382.491,00 dengan nilai realisasi sebesar

Rp102.401.501.797,00. Di samping itu terdapat agunan kredit (termasuk yang disita

kejaksaan) sebesar Rp71.305.412.607,00.

Page 177: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 177/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 3 dari 24

Sementara itu sisa kewajiban BLBI kepada pemerintah adalah sebesar

Rp3.327.954.256.353,00, sehingga sisa aset tersebut lebih kecil dari sisa kewajiban.

Terkait dengan hal ini kami tidak menemukan permasalahan yang material.

4.  Saran BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT BHS (DL), BPK–RI memberikan saran agar TL PT BHS (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada

RUPS sehubungan dengan pemberian discount   yang melampaui batas maksimal,

 penyelesaian obligasi senilai Rp5.000,00 juta yang tidak dilakukan secara hati-hati,

 pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga lainnya sebelum Dana Talangan Rupiah (DTR)

lunas, serta penyelesaian kewajiban kepada PT Trimegah Securindo Lestari sebesarRp9.523.423.601,00.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo

NIP 240000361 

Page 178: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 178/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 4 dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT BHS (DL) adalah:

a.  Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b.  Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT BHS (DL) adalah untuk memastikan

dan mengetahui:

a.  Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b.  Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT BHS (DL) sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c.  Sisa aset yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d.  Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT BHS (DL).

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT BHS (DL) adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b.  Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4.  Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a.  Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b.  Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

Page 179: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 179/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 5 dari 24

e.  Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi atau

 pejabat yang berkompeten.

5.  Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan pada PT BHS (DL) dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19

Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Harapan Santosa (DL).

Page 180: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 180/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 6 dari 24

BAB II

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status Bank Dalam Likuidasi (BDL)

PT Bank Harapan Santosa dicabut ijin usahanya berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 529/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997. Pencabutan ijin usaha

tersebut dilakukan berdasarkan usulan BI Nomor 30/70/DIR/UPB2/Rahasia tanggal 31

Oktober 1997. 

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

TL PT BHS (DL) dibentuk sesuai Surat BI Nomor 30/2420/UPB2/AdB2/Rahasia tanggal 23

Desember 1997 dan Akta Notaris Sulaimansjah, SH Nomor 63 tanggal 24 Desember 1997.

Susunan TL adalah sebagai berikut:

Ketua : Ekotjipto

Wakil Ketua : Iswanto Tejadinata

Anggota : Arry Dharma

Gunawan Santoso

Hendy Sutanto

Yunar Surya Graha

Hidayat Achyar

Pada tanggal 9 Juli 1998, Yunar Surya Graha mengundurkan diri dari susunan TL. Hal ini

telah mendapat persetujuan BI sesuai Surat BI Nomor 31/803/UPPB/AdP tanggal 23

Oktober 1998, sehingga susunan TL PT BHS (DL) menjadi sebagai berikut:

Ketua : Ekotjipto

Wakil Ketua : Iswanto Tejadinata

Anggota : Arry Dharma

Gunawan Santoso

Hendy Sutanto

Hidayat Achyar

Pada tanggal 18 Desember 2003, Iswanto Tejadinata mengundurkan diri dengan alasan

kesehatan. BI dengan surat Nomor 6/9/DPIP/IPSiP tanggal 13 Januari 2004 menyetujui

 pengunduran diri tersebut, sehingga susunan TL PT BHS (DL) menjadi :Ketua : Ekotjipto

Anggota : Arry Dharma

Gunawan Santoso

Hendy Sutanto

Hidayat Achyar

Page 181: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 181/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 7 dari 24

Sejak tanggal 13 Januari 2004 sampai dengan tanggal 30 April 2005, susunan TL PT BHS

(DL) tidak mengalami perubahan. Jumlah tim pendukung TL PT BHS (DL) per tanggal 30

April 2005 adalah sebanyak 47 orang.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan (SK)

Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir

tanggal 23 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 23 Juni 2003.

 Namun karena kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat

diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan

demikian, keberadaan TL PT BHS (DL) tidak sesuai dengan ketentuan. Namun untuk

memperkuat keberadaannya, TL PT BHS (DL) telah memohon Penetapan dari Pengadilan

 Negeri Jakarta Selatan yang menetapkan antara lain bahwa ‘Tim Likuidasi Bank HarapanSantosa (DL) adalah satu-satunya pihak yang masih berhak dan berwenang mewakili PT

BHS (DL) untuk melakukan tindakan hukum baik di dalam maupun di luar Pengadilan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1999 sampai dengan didaftarkannya

 pengumuman berakhirnya likuidasi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan

diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian’.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima oleh PT BHS (DL) pada saat cessie dari BI kepada Pemerintah

adalah sebesar Rp3.866.182.312.852,00 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Menurut Data BI Menurut Data TL

Saldo Debet 1.570.044.264.791,00 1.570.044.264.791,00

Dana Talangan Rupiah 2.234.524.000.000,00 2.234.524.000.000,00

Dana Talangan Valas 61.614.048.061,00 61.614.048.061,00

Jumlah 3.866.182.312.852,00 3.866.182.312.852,00

4.  Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

BLBI berupa saldo debet dan dana talangan rupiah sebesar Rp3.804.568.000.000,00 tidak

dilakukan pengikatan, sedangkan dana talangan valas diikat dengan Akta Pengikatan Nomor

62 tanggal 30 Juni 1998.

5.  Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada PT BHS (DL) telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai

dengan kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan RI dan Gubernur BI tanggal 6Februari 1999 dan akta cessie antara Direksi BI dan ketua BPPN tanggal 22 Februari 1999.

Sesuai dengan akta cessie yang dibuat dihadapan Notaris Mudofir Hadi, SH, jumlah BLBI

yang dialihkan per posisi tanggal 29 Januari 1999 adalah sebesar Rp3.866.182.312.852,00.

Page 182: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 182/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 8 dari 24

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan tanggal 30 April 2005,

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Kewajiban Pelunasan Sisa KewajibanSaldo Debet 1.570.044.264.791,00 0,00 1.570.044.264.791,00

Dana Talangan Rupiah 2.234.524.000.000,00 538.228.056.499,00 1.696.295.943.501,00

Dana Talangan Valas 61.614.048.061,00 0,00 61.614.048.061,00Jumlah 3.866.182.312.852,00 538.228.056.499,00  3.327.954.256.353,00

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah pelunasan BLBI hanya mencapai sebesar

14% dari total kewajiban BLBI.

7.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi Keuangan PT BHS (DL) per tanggal 1 November 1997 sesuai dengan Laporan

Keuangan Bank yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)  Price Waterhouse

Coopers (Drs. Hadi Sutanto & Rekan) adalah sebagai berikut :

dalam rupiah

Uraian Saldo 1-Nov-97

AKTIVA

Kas 29.174.173.058

Giro pada Bank Indonesia 4.541.255.489

Giro pada Bank Lain 27.461.000.000

Penempatan pada Bank Lain 3.670.000.000

Surat Berharga 76.997.022.668

Kredit yang Diberikan 379.623.808.923

Biaya Dibayar Dimuka 4.915.284.000

Aktiva Tetap 95.304.162.361

Pendapatan yang Masih Akan Diterima 2.904.924.276

Aktiva Lain-Lain 508.575.691

Jumlah Aktiva 625.100.206.466

Kewajiban

Giro 103.154.508.694

Tabungan 382.624.386.090

Deposito 1.775.958.217.520

Sertifikat Deposito 56.379.000.000

Kewajiban kepada Pemerintah 1.567.638.000.000

Kewajiban kepada Pihak Ketiga Lain 19.300.000.000

Hutang Pajak 13.752.644.837

Kewajiban Sewa Guna Usaha 11.744.588.869

Pinjaman yang Diterima 64.771.891.210

Kewajiban Lain-Lain 120.246.075.322

Page 183: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 183/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 9 dari 24

dalam rupiah

Uraian Saldo 1-Nov-97

Jumlah Kewajiban 4.115.569.312.542

Ekuitas

Modal 207.879.836.590

Akumulasi Rugi (Defisit) (3.698.348.942.666)

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (3.490.469.106.076)

Jumlah Kewajiban dan Modal 625.100.206.466

8.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir Likuidasi / NAL)

Posisi Keuangan PT BHS (DL) per tanggal 30 Juni 2003 sesuai dengan Laporan Audit KAPHusni, Mucharram, & Rasidi atas Penerapan Prosedur yang disepakati terhadap NAL PT

BHS (DL) Nomor LA.04185 tanggal 15 Desember 2003 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

30-Jun-031-Nov-97

Nilai buku Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas 29.174.173.058 493.091.955 493.091.955

Giro pada Bank Indonesia 4.541.255.489 0 0

Giro pada Bank Lain 27.461.000.000 2.381.922.257 2.381.922.257

Penempatan pada Bank Lain 3.670.000.000 64.193.951.900 64.193.951.900

Surat Berharga 76.997.022.668 2.501.900.000 1.934.000.000

Kredit yang Diberikan 379.623.808.923 36.199.289.304 25.751.458.604

Tagihan Lainnya 0 14.634.230.822 221.937.470Biaya Dibayar Dimuka 4.915.284.000 0 0

Aktiva Tetap 95.304.162.361 39.416.299.470 14.056.700.000

Rekening Jaksa Penuntut Umum 0 13.529.150.800 13.529.150.800

Pendapatan yang Masih Akan Diterima 2.904.924.276 0 0

Aktiva Lain-Lain 508.575.691 1.024.169.520 1.018.025.831

Jumlah Aktiva 625.100.206.466 174.374.006.028 123.580.238.817

KEWAJIBAN 

Giro 103.154.508.694 12.690.007.892 12.690.007.892

Tabungan 382.624.386.090 5.509.732.369 5.509.732.369

Deposito 1.775.958.217.520 2.865.144.422 2.865.144.422

Sertifikat Deposito 56.379.000.000 0 0

Kewajiban kepada Pemerintah 1.567.638.000.000 3.327.954.256.353 3.327.954.256.353

Kewajiban kepada Pihak Ketiga Lain 19.300.000.000 4.800.000.000 4.800.000.000

Hutang Pajak 13.752.644.837 165.744.359.948 165.744.359.948

Kewajiban Sewa Guna Usaha 11.744.588.869 0 0

Pinjaman yang Diterima 64.771.891.210 129.372.902.090 129.372.902.090

Kewajiban Lain-Lain 120.246.075.322 10.051.425.459 10.051.425.459

Jumlah Kewajiban 4.115.569.312.542 3.658.987.828.533 3.658.987.828.533

MODAL 

Modal 207.879.836.590 207.879.836.590 207.879.836.590

Page 184: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 184/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 10 dari 24

dalam rupiah

30-Jun-031-Nov-97

Nilai buku Nilai Buku Nilai Realisasi

Akumulasi Rugi (Defisit) (3.698.348.942.666) (3.692.493.659.095) (3.743.287.426.306)

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (3.490.469.106.076) (3.484.613.822.505) (3.535.407.589.716)

Jumlah Kewajiban dan Modal 625.100.206.466 174.374.006.028 123.580.238.817

Berdasarkan Surat BI Nomor 7/31/DPIP/IPSiP tanggal 12 Januari 2005 perihal

Penyampaian NAL PT BHS (DL), NAL tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan

 pertanggungjawaban TL PT BHS (DL) pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Keuangan PT BHS (DL) per tanggal 30 April 2005 yang telah diaudit oleh KAP

Husni, Mucharram, & Rasidi sesuai Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur

yang Disepakati Nomor LA.05073 tanggal 31 Mei 2005 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

30-Apr-0501-Nop-97

Nilai buku Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA 

Kas 29.174.173.058 244.329.414 244.329.414

Giro pada Bank Indonesia 4.541.255.489 0 0

Giro pada Bank Lain 27.461.000.000 18.900.746.162 18.900.746.162

Penempatan pada Bank Lain 3.670.000.000 65.000.000.000 65.000.000.000Surat Berharga 76.997.022.668 933.281.051 931.381.051

Kredit yang Diberikan 379.623.808.923 24.443.003.944 12.579.929.175

Tagihan Lainnya 0 13.730.089.911 0

Biaya Dibayar Dimuka 4.915.284.000 0 0

Aktiva Tetap 95.304.162.361 39.165.713.727 508.500.000

Pendapatan yang Masih Akan Diterima 2.904.924.276 0 0

Aktiva Lain-Lain 508.575.691 4.801.218.282 4.236.615.996

Jumlah Aktiva 625.100.206.466 167.218.382.491 102.401.501.798

KEWAJIBAN 

Giro 103.154.508.694 12.186.929.875 12.186.929.875

Tabungan 382.624.386.090 1.250.947.981 1.250.947.981

Deposito 1.775.958.217.520 2.371.647.404 2.371.647.404

Sertifikat Deposito 56.379.000.000 0 0

Kewajiban kepada Pemerintah 1.567.638.000.000 3.297.555.013.013 3.297.555.013.013

Kewajiban kepada Pihak Ketiga Lain 19.300.000.000 4.800.000.000 4.800.000.000

Hutang pajak 13.752.644.837 150.120.247.121 150.120.247.121

Kewajiban Sewa Guna Usaha 11.744.588.869 0 0

Pinjaman yang diterima 64.771.891.210 149.438.583.600 149.438.583.600

Kewajiban lain-lain 120.246.075.322 4.386.194.750 4.386.194.750

Jumlah Kewajiban 4.115.569.312.542 3.622.109.563.744 3.622.109.563.744

Page 185: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 185/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 11 dari 24

dalam rupiah

30-Apr-0501-Nop-97

Nilai buku Nilai Buku Nilai Realisasi

MODAL 

Modal 207.879.836.590 207.879.836.590 207.879.836.590

Akumulasi Rugi (Defisit) (3.698.348.942.666) (3.662.771.017.844) (3.727.587.898.537)

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (3.490.469.106.076) (3.454.891.181.254) (3.519.708.061.947)

Jumlah Kewajiban dan Modal 625.100.206.466 167.218.382.490 102.401.501.797

Page 186: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 186/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 12 dari 24

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring   pada PT BHS (DL) pada umumnya

menunjukkan masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak

dalam uraian berikut :

a.  Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT BHS (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai. 

Sesuai dengan ketentuan yang ada, TL pada akhir masa tugas bertanggung jawab

kepada RUPS. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus

menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya yang pada umumnya terkait dengan

 pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap

hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet. TL PT BHS (DL)

tidak melakukan permintaan penambahan jaminan hutang-hutang terhadap pemegang

saham karena sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor1032/Pid.B/2001/P.JKT.PST tanggal 22 Maret 2002 jo putusan Pengadilan Tinggi DKI

Jakarta Nomor 125/Pid/2002/PT.DKI tanggal 8 November 2002 yang menghukum

Hendra Rahardja dengan pidana penjara seumur hidup, sedangkan Eko Edi Putranto dan

Sherny Kojongian dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

BHS (DL), mengingat nilai kewajiban PT BHS (DL) kepada Pemerintah berupa Saldo

Debet, Dana Talangan Rupiah serta Dana Talangan Valas jauh lebih besar dari harta

yang ada. Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik Pemegang Saham,

tetapi dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan

 pihak yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada.

Dengan kondisi ini, TL PT BHS (DL) tidak memahami bahwa harta yang masih adaseharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan TL

seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya

 pemegang saham utama masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL

sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian kewajiban PT

BHS (DL) kepada Negara.

Page 187: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 187/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 13 dari 24

b.  Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT BHS

(DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Pihak BI selama ini hanya memantau

 posisi aset dan kewajiban serta setoran ke Negara dari PT BHS (DL).

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Untuk kegiatan pencairan aset di PT BHS (DL), selain kegiatan pencairan aset bank dan

 jaminan yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang saham. Atas

aset tersebut oleh TL dilakukan penyitaan dan dilakukan penjualan proses lelang pengadilan. Pengurusan aset milik pemegang saham yamg diambil alih tersebut

dilakukan dengan menggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas PT BHS (DL), juga

terdapat ketidakjelasan mengenai masa kerja TL PT BHS (DL). Sesuai dengan

ketentuan yang ada masa kerja TL PT BHS (DL) pada umumnya adalah selama lima

tahun sejak terbentuknya TL ditambah dengan enam bulan. Pada akhir masa tugasnya

TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BI sebagai dasar RUPS

dalam rangka pembubaran TL. Tetapi sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada

kejelasan mengenai status TL walaupun masa kerja TL sudah berakhir.

Mengingat jangka waktu lima tahun telah terlewati dan belum adanya persetujuan BI

untuk pelaksanaan RPUS, maka TL PT BHS (DL) mengajukan permohonan kePengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk tetap dapat melaksanakan tugasnya secara sah

menurut hukum. Permohonan tersebut disetujui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

melalui Penetapan Nomor 20/Pdt.P/2004/PN.Jaksel tanggal 12 Februari 2004 yang

menetapkan antara lain ‘menyatakan Tim Likuidasi Bank Harapan Santosa (DL) adalah

satu-satunya pihak yang masih berhak dan berwenang mewakili BHS (DL) untuk

melakukan tindakan hukum baik di dalam maupun di luar Pengadilan sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 sampai dengan didaftarkannya

 pengumuman berakhirnya likuidasi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan

diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian’.

Berdasarkan atas monitoring  atas pelaksanaan pemeriksaan pada BDL diketahui bahwa

selama ini di TL yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah untukmenentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai

kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan BDL.

Page 188: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 188/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 14 dari 24

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK-RI pada tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti. Namun pada

Tahun 2002 terjadi perkembangan dalam penyelesaian perkara hukum atas pemilik PT BHS

(DL) yaitu dengan adanya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 1032/Pid.B/

2001/P.JKT.PST tanggal 22 Maret 2002 jo putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta

 Nomor125/Pid/2002/PT.DKI tanggal 8 November 2002 yang menghukum Hendra Rahardja

dengan pidana penjara seumur hidup, sedangkan Eko Edi Putranto dan Sherny Kojongian

dengan pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a.  Realisasi Pencairan Aset

Sesuai dengan tugas pokok TL yang diatur dalam peraturan pemerintah yaitu untuk

membayar kewajiban dan melakukan pencairan aset baik melalui penagihan kredit maupun

 penjualan harta tetap dan inventaris bank. Pencairan Aset yang telah dilakukan oleh TL PT

BHS (DL) sejak November 1997 sampai dengan 30 April 2005 adalah sebesar

Rp753.265.882.358,00 terdiri dari penagihan kredit Rp509.215.896.333,00 dan penjualan

aset Rp244.049.986.025,00.

1)  Penagihan Kredit

Penerimaan dari penagihan kredit termasuk penjualan agunan yang diambil alih dan

 penerimaan bunga pinjaman sampai dengan 30 April 2005 adalah sebesar

Rp509.215.896.333,00, dengan rincian sebagai berikut :

dalam rupiah

Cara Pelunasan Group Non Group Jumlah

(1) Tunai 168,893,303,717.00 195,632,317,660.00 364,525,621,377.00

(a) Kas 58,666,354,997.00 165,467,604,671.00 224,133,959,668.00

(b) Agunan 109,879,912,566.00 18,211,047,962.00 128,090,960,528.00

(c) Pendapatan 347,036,154.00 11,953,665,027.00 12,300,701,181.00

2) Non Tunai 34,906,654,967.00 109,783,619,989.00 144,690,274,956.00

(a) Discount   0.00 11,303,873,275.00 11,303,873,275.00

(b) Offset   24,519,926,967.00 97,548,365,662.00 122,068,292,629.00

(c) Lainnya 10,386,728,000.00 931,381,052.00 11,318,109,052.00

Total 203,799,958,684.00 305,415,937,649.00 509,215,896,333.00

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit yang dilakukan oleh TL PT BHS (DL)

terdapat temuan sebagai berikut:

Page 189: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 189/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 15 dari 24

Temuan – Pemberi an Di scount (Penghapusan kr edit) oleh TL PT BHS (DL)

Melampaui Batas Maksimal yang Di tetapkan dalam Pedoman Pelaksanaan

Kerja TL

Selama periode tanggal 1 November 1997 sampai dengan 30 April 2005 TL PT

BHS (DL) telah menghapuskan kredit yang diberikan senilai Rp11.247.782.902,36.

Dari penghapusan yang dilakukan TL tersebut, terdapat penghapusan dengan

 jumlah di atas 25% dari baki debet yang nilainya Rp10.555.217.011,68 dengan

rincian sebagai berikut :

dalam rupiah

No DebiturBaki Debet

1 November 1997Penghapusbukuan

 /Discount% Pemberian

Discount

1 PT Multy City Agung 10.000.000.000.00 9.867.060.720.68 98.67

2 Sutjipto Arifin 277.685.111.00 277.685.111.00 100.00

3 Fransisco Tandiari 169,981,785.00 131,481,785.00 77.35

4 PT. Karya Jaya Maluku 76,841,824.00 51,841,824.00 67.47

5 H. Ramli Damis 76,533,471.00 26,533,471.00 34.67

6 CV Kali Mas 58,799,250.00 33,799,250.00 57.48

7 Nur Tajeb 9.165.800.00 9.165.800.00 100.00

Nur Tajeb 30.331.328.00 30.331.328.00 100.00

8 H. Abdul Choliq 24.056.724.00 14.056.724.00 58.43

11,074,879,444.00 10,555,217,011.68

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen kredit terhadap 3 (tiga) debitur dengan nilai

 penghapusbukuan yang cukup besar yaitu PT Multi City Agung, Sutjipto Arifin,dan Fransisco Tandiari diketahui hal-hal sebagai berikut:

a)  Kredit kepada PT Multy City Agung (MCA) diberikan berdasarkan perjanjian

kredit Nomor 009B/PMK/FTL-P/IV/95 tanggal 30 April 1995. Fasilitas kredit

yang diberikan adalah fixed loan sebesar Rp10.000.000.000,00 terhitung mulai

tanggal 30 April 1995 dengan tingkat bunga 21% per tahun dan jaminan yang

diberikan adalah Jaminan Perusahaan  PT Gunung Agung yang dituangkan

dalam Akta Jaminan Perusahaan Nomor 6 tanggal 2 Juni 1993. Pada tanggal

 jatuh tempo PT MCA tidak melunasi kewajibannya, pengacara bank pada

tanggal 24 November 1998 memberikan somasi terakhir kepada PT MCA untuk

segera menyelesaikan kewajibannya.

Berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor

89/PAILIT/1999 tanggal 17 Desember 1999, PT MCA dinyatakan pailit.

Setelah dinyatakan pailit, PT MCA melakukan pembayaran sebesar

Rp132.781.279,32 dan sisa pinjaman sebesar Rp9.867.060.720,68 dihapus.

Page 190: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 190/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 16 dari 24

 b)  Kredit yang diberikan Sdr. Sutjipto Arifin tidak didukung dengan agunan dan

surat pengakuan hutang. Kredit tersebut dihapus sesuai dengan hasil audit BI

 bulan November 2002.

c)  Kredit yang diberikan kepada Sdr. Fransisco Tandiari merupakan  Fixed Term

 Loan  (FTL) dengan plafon sebesar Rp175.000.000,00 dan tingkat bunga 30%

 per tahun. Jaminan yang diberikan debitur adalah 2 (dua) unit kendaraan

 bermotor. Pada saat jatuh tempo debitur tidak dapat melunasi kewajibannya dan

tidak diketahui keberadaannya. Pada tanggal 11 Maret 1999, jaminan berupa 2

(dua) unit kendaraan tersebut dijual dengan harga sebesar Rp38.500.000,00 dan

sisa kredit sebesar Rp131.481.785,00 dihapuskan.

Penghapusan yang dilakukan oleh TL diatas tidak sesuai dengan Pedoman

Pelaksanaan Kerja TL yang ditandatangani perwakilan dari setiap TL tanggal 8

Agustus 2000. Pada pedoman tersebut antara lain dinyatakan bahwa pada dasarnya

 pemberian discount   untuk bunga pinjaman dimungkinkan.  Discount   untuk pokok

 pinjaman harus dilihat secara kasus demi kasus. Pemberian discount   atas pokok

 pinjaman maksimum 25%.

Kondisi di atas disebabkan TL tidak memperhatikan pedoman yang telah disepakati

 bersama.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya kesempatan TL PT BHS (DL) memperoleh

 pengembalian yang optimal.Tanggapan  - TL PT BHS (DL) menanggapi bahwa penghapusan tersebut dilakukan

karena hal-hal sebagai berikut:

a)  Debitur 1 : Telah dilakukan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali setelah keputusan

 pailit dan merupakan hasil akhir dari pembagian yang diatur oleh kurator PT

MCA. Penghapusan dilakukan sesuai saran auditor yang ditugaskan BI

Desember 2002.

 b)  Debitur 2 : Sisa pemberian overdraft dilakukan sebelum likuidasi dan tidak ada

 jaminan sama sekali. Penghapusan dilakukan oleh TL atas saran auditor yang

ditugaskan BI pada bulan Desember 2002.

c)  Debitur 3 : Penghapusbukuan di sini terjadi karena koreksi pembukuan semata.

Sebelum BHS dilikuidasi, keempat debitur tersebut sebenarnya telah lunas

dengan menyerahkan agunan kredit. BHS mencatat penerimaan agunan tersebut

sebagai aktiva lain-lain (Aset Yang Diambil Alih-AYDA). Kekeliruan terjadi

karena pada saat itu PT BHS (DL) tidak melakukan jurnal penyesuaian atas

kejadian tersebut. Pada periode setelah likuidasi, saat AYDA tersebut terjual,

Page 191: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 191/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 17 dari 24

PT BHS (DL) mencatat dengan mendebet kas dan menkredit outstanding

debitur dimaksud. Selisih antara nilai realisasi dengan nilai baki debet debitur

dicatat sebagai penghapusbukuan.

Saran –BPK-RI menyarankan agar TL PT BHS (DL) mempertanggungjawabkan

 pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan terkait dengan pemberian

discount   yang melampaui batas maksimal yang ditetapkan dalam Pedoman

Pelaksanaan Kerja TL kepada RUPS. 

2)  Penjualan Aset

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 penerimaan yang diperoleh dari penjualan

aset yang berupa aktiva tetap (tanah dan bangunan, kendaraan bermotor) daninventaris (alat kantor dan furniture) adalah sebesar Rp244.049.986.025,00.

Dari hasil pemeriksaan atas penjualan aktiva tetap dan inventaris yang dilakukan

oleh TL PT BHS (DL), BPK-RI menemukan permasalahan sebagai berikut:

Temuan – Cara Penyelesaian Sur at Berharga (Obl igasi) Seni lai Rp5.000,00 juta

Pada PT BHS (DL ) Tidak Dil akukan Dengan Hati-hati

PT BHS (DL) mempunyai obligasi yang diterbitkan oleh PT Sinar Mas Multi

 Finance (PT SMM) dengan nilai nominal Rp5.000.000.000,00 dengan tanggal jatuh

tempo (maturity date) pada tanggal 11 April 2002. Pada saat jatuh tempo, PT SMM

tidak bisa membayar pokok obligasi dan gagal membayar pokok bunga yang

seharusnya dibayar setiap empat bulanan selama sembilan kali berturut-turut.

Pada tanggal 7 Februari 2003 dilakukan kesepakatan antara PT SMM dengan TL

PT BHS (DL) yang dituangkan dalam Akta Penyelesaian Hutang Nomor 76. Untuk

membayar kewajiban sebesar Rp5.000.000.000,00 ditambah bunga, PT SMM

menyerahkan 5 (lima) unit Apartemen Muara Indah yang mempunyai nilai pasar

seluruhnya sebesar Rp3.867.700.000,00 dan nilai likuidasi hanya sebesar

Rp1.934.000.000,00 (berdasarkan appraisal   tgl 8 Mei 2003). Dengan demikian

nilai aset yang diterima PT BHS (DL) hanya Rp Rp1.934.000.000,00 (lebih rendah

Rp3.066.000.000,00) dari nominal tagihan sebesar Rp5.000.000.000,00.

Seharusnya dalam melakukan pencairan aset, TL PT BHS (DL) selalu

memaksimalkan penerimaan hasilnya untuk membayar kewajiban BLBI.

Hal ini disebabkan pada saat TL PT BHS (DL) menerima aset sebagai pengganti

obligasi, lebih mendasarkan pada nilai buku obligasi yang telah disisihkan sebesar

50% yaitu senilai Rp2.500.000.000,00 daripada nilai nominal obligasi tersebut.

Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan PT BHS (DL) untuk

membayar kewajiban BLBI sebesar Rp3.066.000.000,00.

Page 192: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 192/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 18 dari 24

Tanggapan   - Terhadap permasalahan di atas, TL PT BHS (DL) menyatakan PT

SMM sudah sekian kali default , dan rating obligasi PT SMM pada waktu itu,

adalah idD, yang artinya efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti

 berusaha dan akhirnya obligasi PT SMM dikeluarkan dari bursa.

Saran –BPK-RI menyarankan agar TL PT BHS (DL) mempertanggungjawabkan

 pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan terkait dengan cara

 penyelesaian surat berharga (obligasi) senilai Rp5.000,00 juta yang tidak dilakukan

dengan hati-hati kepada RUPS. 

b.  Pembayaran Kewajiban

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 dari DTR yang diterima sebesar

Rp2.234.524.000.000,00 TL PT BHS (DL) telah melakukan pembayaran sebesar

Rp538.228.056.499,00 sehingga sisa DTR yang belum dibayar adalah sebesar

Rp1.696.295.943.501,00. Sedangkan untuk DTV dan Saldo Debet, TL PT BHS (DL)

sama sekali belum melakukan pembayaran. Selain itu, TL PT BHS (DL) telah

melakukan pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga lainnya berupa kewajiban sewa

guna usaha, kewajiban repurchase  obligasi dan kewajiban antar bank (dalam bentuk

giro dan promes) sebesar Rp68.173.088.869,00

Dari hasil pemeriksaan terhadap realisasi pembayaran kewajiban, ditemukan masalah

sebagai berikut:

1)  

Temuan - TL PT BH S (DL) Membayar Kewajiban Kepada Pihak Ketiga Lainnya

Seni lai Rp69.681.588.869,00  Sebelum DTR L unas

TL telah menyelesaikan pembayaran kewajiban di antaranya kepada pihak yang

 preferensinya di bawah Pemerintah, sebagai berikut :

a)  Kewajiban Sewa Guna Usaha sebesar Rp11.453.088.869,00 telah dibayar

dengan menggunakan dana sendiri kepada PT Beringin Srikandi  Leasing   dan

PT Swadarma Surya Finance (perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa,

dalam hal ini kedua perusahaan tersebut menjadi pemberi jasa sewa gedung

kantor PT BHS).

Pembayaran kepada kedua perusahaan tersebut dilakukan berturut-turut sebagai

 berikut :

Page 193: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 193/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 19 dari 24

dalam rupiah

Tanggal No. Bukti Pembayaran Rupiah

PT Beringin Srikandi Leasing

28 Desember 1998 Cek BRI No.CA 910255 2.166.666.100

20 Januari 1998 Bilyet Giro BRI No.GE 904401 2.000.000.000

Sub total 4.166.666.100

PT Swadarma Surya Finance

28 Desember 1998 Cek BRI No.CA 910253 2.286.422.769

25 Januari 1999 Bilyet Giro No.GE 904402 1.000.000.000

25 Februari 1999 Bilyet Giro No.GE 904403 1.000.000.00025 Maret 1999 Bilyet Giro No.GE 904404 1.000.000.000

25 April 1999 Bilyet Giro No.GE 904405 1.000.000.000

25 Mei 1999 Bilyet Giro No.GE 904406 1.000.000.000

Sub total  7.286.422.769

Jumlah Total  11.453.088.869

 b)  Kewajiban kepada PT Trimegah Securindo Lestari sebesar Rp7.700.000.000,00

diselesaikan dengan  set off sesuai dengan Nota Kesepahaman yang

ditandatangani pada tanggal 24 November 1998;

c)  Kewajiban kepada pihak ketiga lainnya sebesar Rp50.528.500.000,00 dengan

rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No Bank Tanggal Pembayaran Jumlah (Rupiah)

1 BPD Sulsel – Promes 26 April 1998 s.d 27 April 2000 16.300.000.000

2 BPD Jateng – Giro 30 Sept 1998 s.d 25 Agust 1999 27.600.000.000

3 BPD Kaltim – Giro 20 Juli 1998 1.000.000.000

4 BPD NTT – Giro 10 Juli 1998 1.000.000.000

5 BPD Jatim – Giro 7 Juli 1998 – 9 Desember 1990 4.500.000.000

6 Bank Aken – Giro 22 Mei 2002 52.800.000

7 Bank Tata – Giro 6 Juni 2002 75.700.000

Total 50.528.500.000

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Ijin Usaha,

Pembubaran dan Likuidasi Bank Pasal 17 ayat (1) sampai dengan ayat (3)

menyatakan bahwa :

a)  Pembayaran kewajiban kepada kreditur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

dilakukan setelah dikurangi dengan gaji pegawai yang terutang, biaya perkara

Page 194: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 194/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 20 dari 24

 pengadilan, biaya lelang yang terutang, pajak yang terutang yang berupa pajak

 bank dan pajak yang dipungut oleh bank selaku pemotong/pemungut pajak dan

 biaya kantor;

 b)  Sisa dana hasil pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada debitur

setelah dikurangi dengan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dibayarkan secara berurutan kepada kreditur :

(1)  Nasabah penyimpan dana, yang jumlah pembayarannya ditetapkan oleh TL;

(2)  Lainnya.

c)  Dalam hal terdapat lembaga yang dalam kedudukannya membayar terlebih

dahulu sebagian atau seluruh hak nasabah penyimpan dana, maka kedudukan

lembaga tersebut menggantikan kedudukan nasabah penyimpan dana.

Pada bulan Desember 1997 Pemerintah telah mengeluarkan dana talangan untuk

membayar seluruh uang nasabah penyimpan dana. Dengan demikian, Pemerintah

 berdasarkan Pasal 17 ayat (3) PP No.25 Tahun 1999, menggantikan kedudukan

nasabah penyimpan dana.

Hal ini disebabkan TL BHS (DL) dalam menyelesaikan kewajibannya tidak

memperhatikan ketentuan di atas.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya pembayaran yang seharusnya dilakukan TL

PT BHS (DL) kepada Pemerintah sebesar Rp69.681.588.869,00.

Tanggapan  - Menanggapi masalah tersebut, TL BHS (DL) menyatakan bahwa:a)   Nilai aset yang dijaminkan pada kedua  Leasing Company  tersebut jauh lebih

 besar dibanding dengan nilai hutang PT BHS (DL), dengan demikian TL PT

BHS (DL) memperoleh kesempatan untuk menjual aset setelah memperoleh

kembali sertifikat tanah dan bangunan yang dijaminkan. Berikut ini realisasi

 penjualan dari aset yang ditebus sebagai berikut:dalam rupiah

No. Lokasi Realisasi Penjualan

1 Jl. Jend. Gatot Subroto 52 B-C, Medan 800.000.000

2 Jl. A. Yani No 252, Bandung 2.300.000.000

3 Jl. Pasar Besar Wetan No. 4-8, Surabaya 7.000.000.000

4 Jl. Taman Bungkul No. 1, 3, 5, Surabaya 5.555.000.000

5 Jl. Kertajaya No. 185, Surabaya 850.000.000

Jumlah 16.505.000.000

 b)  Untuk pembayaran kepada BPD-BPD dapat dikemukakan bahwa apabila PT

BHS (DL) tidak melakukan pembayaran kewajiban, maka Perusahaan Negara

tersebut terancam bangkrut. Sedangkan pembayaran kepada Bank Aken dan

Bank Tata dilakukan atas permintaan BPPN dan jumlahnya relatif kecil.

Page 195: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 195/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 21 dari 24

Saran –BPK-RI menyarankan agar TL PT BHS (DL) mempertanggungjawabkan

 pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada RUPS terkait dengan

 pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga lainnya senilai Rp69.681.588.869,00

sebelum DTR lunas.

2)  Temuan - Penyelesaian Kewajiban kepada PT Trimegah Securindolestari

Mengakibatkan PT BH S (DL) Kehilangan Kemampuan Un tuk M embayar

Kewaji ban BL BI Sebesar Rp9.523.423.601,00  

Pada tanggal 15 Agustus 1997 antara PT BHS (pada tanggal tersebut belum

dilikuidasi) dengan PT Trimegah Securindolestari (PT TS) telah ditandatangani

Perjanjian Pembelian dan Penjualan Kembali Obligasi. Isi perjanjian tersebut

menyatakan antara lain bahwa:

a)  PT TS membeli obligasi PT Pudjiadi Prestige Ltd. Tbk. dengan nilai nominal

Rp8.000.000.000,00 dari PT BHS dengan nilai beli sebesar Rp7.200.000.000,00

 pada tanggal 15 Agustus 1997;

 b)  PT BHS wajib membeli kembali (repurchase) obligasi tersebut dengan nilai

repurchase sebesar Rp7.700.000.000,00 pada tanggal 18 Desember 1997.

 Namun pada saat jatuh tempo repurchase (18 Desember 1997), PT BHS (DL) tidak

dapat membayar hal tersebut. Dengan demikian PT BHS (DL) mempunyai

kewajiban kepada PT TS sebesar Rp7.700.000.000,00.

Kedua pihak melakukan kesepakatan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan

menandatangani Nota Kesepahaman pada tanggal 24 November 1998 dengan cara perjumpaan hutang sebagai berikut: 

Kewajiban BHS kepada PT TS (Nominal Rp8.000.000.000,00) Rp7.700.000.000,00

Dikurangi penyerahan surat berharga milik PT BHS (DL) :Penempatan BHS pada Reksa Dana Megah, nilai nominal Rp5.000.000.000,00 Rp2.439.359.732,00Obligasi yang dijaminkan (Obligasi PT Pudjiadi) senilai Rp8.000.000.000,00 Rp2.400.000.000,00Potongan Rp 360.640.268,00Obligasi Pudjiadi nilai nominal Rp2.000.000.000,00 Rp 637.216.667,00Sisa Hutang Rp1.862.783.333,00Dibulatkan Rp1.800.000.000,00

Rincian di atas menunjukkan bahwa TL PT BHS (DL) menyerahkan aktiva berupa

Reksa Dana Megah dan Obligasi PT Pudjiadi dengan nilai nominal sebesar

Rp15.000.000.000,00. Jumlah tersebut hanya dinilai oleh PT TS sebesar

Rp5.476.576.399,00. Dengan demikian write off  yang dilakukan oleh TL PT BHS(DL) adalah sebesar Rp9.523.423.601,00 dengan rincian sebagai berikut:

Page 196: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 196/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 22 dari 24

dalam rupiah

No. Uraian Nilai Nominal Nilai yang Disepakati Selisih

1 Reksa Dana Megah 5.000.000.000 2.439.359.732 2.560.640.268

2 Obligasi Pudjiadi I 8.000.000.000 2.400.000.000 5.600.000.000

3 Obligasi Pudjiadi II 2.000.000.000 637.216.667 1.362.783.333

Jumlah 15.000.000.000 5.476.576.399 9.523.423.601

Seharusnya dalam melakukan pencairan aset, TL PT BHS (DL) selalu

memaksimalkan penerimaan hasil untuk membayar kewajiban BLBI.

Hal ini disebabkan TL BHS (DL) tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam

menyelesaikan hutang piutang dimaksud.

Hal ini mengakibatkan PT BHS (DL) kehilangan kemampuan untuk membayar

kewajiban BLBI sebesar Rp9.523.423.601,00.

Tanggapan   - Terhadap permasalahan ini TL PT BHS (DL) memberi tanggapan

 bahwa nilai Reksa Dana Megah dan obligasi PT Pudjiadi sudah sesuai dengan harga

 pasar pada waktu itu, di mana seluruh pasar saham dan obligasi berada pada level

terendah akibat krisis moneter 1998.

Saran –BPK-RI menyarankan agar TL PT BHS (DL) mempertanggungjawabkan

 pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada RUPS terkait dengan

 penyelesaian kewajiban kepada PT Trimegah Securindolestari tersebut diatas.

c.  Biaya OperasionalRealisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL PT BHS (DL) sejak tanggal 1

 November 1997 sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis Biaya Jumlah

Beban Pajak 182.864.143.931

Gaji, Honor dan Success Fee TL 87.800.046.133

Beban Pengacara 47.827.442.888

Beban Lelang dan Komisi 8.696.206.864

Listrik, Telefon, dan Air 9.118.973.649

Beban Bunga 7.212.072.573

Beban Kantor 8.212.878.422

Beban Perkara 3.050.000.000

Beban Fee Pembayaran Talangan 2.542.356.556

Beban Konsultan 4.153.842.622

Total 361.477.963.638

Page 197: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 197/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 23 dari 24

Dari hasil pemeriksaan dan pengujian atas realisasi biaya operasional tidak ditemukan

adanya permasalahan yang signifikan.

d.  Sisa Aset

Posisi Sisa Aset TL PT BHS (DL) per tanggal 30 April 2005 yang telah diaudit oleh

KAP Husni, Mucharram, & Rasidi sesuai Laporan Akuntan Independen atas Penerapan

Prosedur yang Disepakati Nomor LA.05073 tanggal 31 Mei 2005, baik nilai buku

maupun nilai likuidasi adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Sisa Aset 30 April 2005

Nilai Buku Nilai RealisasiAKTIVA 

Kas 244.329.414 244.329.414

Giro pada Bank Lain 18.900.746.162 18.900.746.162

Penempatan pada Bank Lain 65.000.000.000 65.000.000.000

Surat Berharga 933.281.051 931.381.051

Kredit yang Diberikan 24.443.003.944 12.579.929.175

Tagihan Lainnya 13.730.089.911 0

Aktiva Tetap 39.165.713.727 508.500.000

Aktiva Lain-Lain 4.801.218.282 4.236.615.996

Jumlah Aktiva 167.218.382.491 102.401.501.798

KEWAJIBAN 

Giro 12.186.929.875 12.186.929.875

Tabungan 1.250.947.981 1.250.947.981

Deposito 2.371.647.404 2.371.647.404

Kewajiban kepada Pemerintah 3.297.555.013.013 3.297.555.013.013

Kewajiban kepada Pihak Ketiga Lain 4.800.000.000 4.800.000.000

Hutang Pajak 150.120.247.121 150.120.247.121

Pinjaman yang Diterima 149.438.583.600 149.438.583.600

Kewajiban Lain-Lain 4.386.194.750 4.386.194.750

Jumlah Kewajiban 3.622.109.563.744 3.622.109.563.744

MODAL 

Modal 207.879.836.590 207.879.836.590

Akumulasi Rugi (Defisit) (3.662.771.017.844) (3.727.587.898.537)

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (3.454.891.181.254) (3.519.708.061.947)

Jumlah Kewajiban dan Modal 167.218.382.490 102.401.501.797

Selain aset yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut TL PT BHS (DL) juga

mencatat aset berupa tanah dan bangunan yang merupakan jaminan dari debitur terkait.

Sebagian besar jaminan tersebut telah disita oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.

(Rincian terlampir).

Page 198: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 198/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK RI PT BHS (DL) Halaman 24 dari 24

Berdasarkan nilai sisa aset yang hanya sebesar Rp102.401.501.797,00 serta nilai agunan

yang ada di TL PT BHS (DL) dan agunan yang di sita kejaksaan sebesar

Rp71.305.412.607,00, atau seluruhnya berjumlah Rp173.706.914.404,00 bila

dibandingkan dengan jumlah kewajiban sebesar Rp3.622.109.563.744,00, BPK-RI

menilai bahwa aset PT BHS (DL) tidak akan cukup untuk membayar kewajibannya

kepada Pemerintah.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 199: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 199/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BHS : Bank Harapan Santosa

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPD : Bank Pembangunan Daerah

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL : Dalam Likuidasi

DTR : Dana Talangan Rupiah

FTL : Fixed Term Loan

KAP : Kantor Akuntan Publik

NAL : Neraca Akhir Likuidasi

PT MCA : Multy City Agung

PT SMM : Sinar Mas Multifinance

PT TS : Trimegah Securindolestari

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SPI : Sistem Pengendalian Intern

TL : Tim Likuidasi

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 200: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 200/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK GUNA INTERNASIONAL

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.D/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 201: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 201/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 45. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 7

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan Bank (1 November

1997) 7

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Neraca Akhir Likuidasi (24

Juni 2003)

8

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 31 Januari 2005 10

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 12

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 13

Page 202: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 202/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 13

a. Realisasi Pencairan Aset 14

 b. Pembayaran Kewajiban 18

c. Biaya Operasional 20

d. Sisa Aset 21

DAFTAR SINGKATAN

Page 203: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 203/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 1 dari 22

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK GUNA INTERNASIONAL (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Guna Internasional (Dalam

Likuidasi/DL)

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Guna Internasional (DL) tidak dapat diandalkan, karena

 beberapa hal. Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara

memadai. Diantaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama

menyulitkan pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada

 pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi Bank Dalam Likuidasi(BDL) dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen

Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan

kinerja TL selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas PT Bank Guna Internasional (DL) di tahun 2000 adalah

 pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung

kepada TL untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari TL, kejaksaan

telah melakukan pemeriksaan namun tidak diketahui tingkat penyelesaiannya.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset, dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL.

Page 204: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 204/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 2 dari 22

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a. 

Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku aset per tanggal 1 November 1997 sebesar Rp177.708 juta (nilai neto) telahdirealisasikan sebesar Rp198.226 yang terdiri atas penjualan aktiva tetap sebesar

Rp34.997 juta dan penagihan kredit sebesar Rp163.269 juta. Kami menemukan

 permasalahan mengenai pemberian bagi hasil penjualan aset sebesar Rp1.392 juta

kepada pihak terkait (Grup) yang tidak mempunyai dasar yang jelas.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah per tanggal 1 November 1997 sebesar

Rp251.055.008.000,00 telah diselesaikan pembayarannya sampai dengan tanggal 31

Januari 2005 sebesar Rp156.054.314.325,00 atau 62,16 %.

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang cukup material.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp46.005,31 juta.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan adanya hal-hal material yang dilaksanakan tidak

sesuai dengan ketentuan.

d.  Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset berdasarkan Neraca Akhir Likuidasi (NAL) per tanggal 31 Januari

2005 sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) S. Manaan Sumantri &

Rekan adalah sebesar Rp78.821 juta. Terkait hal tersebut terdapat tagihan kepada pihak

terkait sebesar Rp52.433 juta yang berpotensi tidak tertagih karena debitur tidak

kooperatif dan tidak memiliki aset jaminan yang memadai.

Page 205: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 205/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 3 dari 22

4.  Saran BPK-RI

Dari hasil pemeriksaan atas pencairan aset, pembayaran kewajiban dan sisa maka

direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

a. 

TL melakukan penagihan bagi hasil penjualan aset pihak terkait;

 b.  TL melakukan penagihan secara intensif kepada pihak terkait maupun pihak tidak

terkait dan atau meminta debitur yang bersangkutan memberikan jaminan yang

memadai.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Drs. Haryanto Suwondo 

 NIP. 240000361

Page 206: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 206/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 4 dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Guna Internasional (DL)

adalah untuk memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b.  Dana hasil pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Guna Internasional

(DL) sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset PT Bank Guna Internasional (DL) yang akan diserahkan kepada

Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT Bank Guna Internasional (DL).

3. 

Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Guna Internasional (DL)

adalah:

a. 

Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan

aset;

 b.  Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b.  Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 207: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 207/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 5 dari 22

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e.  Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan atas PT Bank Guna Internasional (DL) dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai

dengan tanggal 19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Guna Internasional (DL).

Page 208: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 208/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 6 dari 22

BAB II

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status BDL

PT Bank Guna Internasional (DL) telah dicabut ijin usaha sejak tanggal 1 November 1997

 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 530/KMK.017/1997 tanggal 1

 November 1997.

2. 

Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham PT Bank Guna Internasional

(DL) yang diaktakan dengan Akta Notaris Notaris Sulaimansjah, SH Nomor 64 tanggal 24

Desember 1997, pemegang saham menyetujui untuk:

a.  Menonaktifkan seluruh anggota Direksi dan Komisaris;

 b. 

Membubarkan badan hukum perseroan, serta mengubah menjadi perseroan DL;

c. 

Membentuk TL dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : Muchtar Suriadihardja

Wakil Ketua : Viventus Halim

Anggota : Bambang Santoso

Marhorati Monik

Ferrie Rahardja

I Nyoman Jusha

Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1999, Ferrie Rahardja mengundurkan diri sebagai

anggota TL.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 1999 dan Surat Direksi BI

 Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir tanggal 24

Desember 2002 dan diperpanjang sampai dengan 24 Juni 2003. Namun karena kegiatan

likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat diselesaikan seluruhnya

maka belum dilaksanakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk pembubaran TL.

Dengan demikian, keberadaan TL PT Bank Guna Internasional (DL) sejak tanggal 30 Juni

2003 tidak sesuai dengan PP Nomor 25 tahun 1999 dan Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB

tahun 1999 sehingga segala tindakan TL sejak tanggal tersebut tidak mempunyai dasar yang

 jelas.

Page 209: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 209/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 7 dari 22

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima PT Bank Guna Internasional (DL) adalah sebesar

Rp251.055.008.000,00 yang terdiri atas saldo debet sebesar Rp8.000,00 dan Dana Talangan

Rupiah (DTR) sebesar Rp251.055.000.000,00.

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Pengikatan BLBI secara notarial tidak ada. Pengikatan BLBI hanya didasarkan kepada

Surat Penegasan Kredit (SPK) dari BI Nomor 30/927/UK tanggal 4 Maret 1998, perihal

 penyediaan kredit talangan dalam rangka likuidasi bank, yang ditandatangani oleh Kepala

Urusan Kredit BI setelah disetujui oleh Ketua TL dengan membubuhkan tanda tangan di

atas materai. 

5.  Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

Berdasarkan Akta Penyerahan Dan Pengalihan Hak (Cessie) Nomor 65, tanggal 22 Februari

1999 oleh Notaris Mudofir Hadi,SH di Jakarta, BI telah mengalihkan hak tagih atas BLBIkepada pemerintah q.q Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebesar

Rp251.055.008.000,00.

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan tanggal 30 April 2005

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Penerimaan Pembayaran Sisa

Saldo Debet 8.000,00 - 8.000,00

Dana Talangan Rupiah (DTR) 251.055.000.000,00 156.054.314.325,00 95.000.685.675,00

Jumlah 251.055.008.000,00 156.054.314.325,00 95.000.693.675,00

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pelunasan BLBI hanya mencapai 62,15% dari

total kewajiban. Apabila sisa DTR sebesar Rp95.000.698.675,00 di atas dikurangi dengan

dana PT Bank Guna Internasional (DL) berupa deposito PT Bank Mandiri sebesar Rp46.300

 juta maka kewajiban PT Bank Guna Internasional (DL) kepada Pemerintah menjadi sebesar

Rp48.700 juta.

7. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan Bank (1 November 1997)

Berdasarkan Laporan Akuntan Drs. Hadi Sutanto & Rekan (Price Waterhouse) tanggal 23

April 1998 tentang Laporan Khusus atas Neraca dan Laporan Laba Rugi Posisi 1 November

1997 diketahui bahwa nilai sisa aset dan kewajiban adalah sebagai berikut:

Page 210: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 210/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 8 dari 22

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku

AKTIVA 

Kas 6.961,05

Giro pada Bank Indonesia 17.836,92

Giro pada Bank Lain 1.373,59

Penempatan pada Bank Lain 15.700,00

Surat-Surat Berharga 155,90

Kredit yang Diberikan (Neto) 109.046,00

Aktiva Tetap 25.385,72

Aktiva Lain-Lain 1.250,00

JUMLAH AKTIVA 177.708,17

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBANGiro 21.556,95

Tabungan 41.564,71

Deposito Berjangka 207.464,68

Sertifikat Deposito 5.474,16

Hutang Pajak 2.653,09

Pinjaman yang Diterima 9.735,39

Kewajiban Lain-Lain 13.796

Jumlah Kewajiban 302.244,79

EKUITAS

Modal Saham 52.500,00

Rugi (177.036,62)

Jumlah Ekuitas (124.536,62)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 177.708,17

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Neraca Akhir Likuidasi (24 Juni 2003)

Berdasarkan Laporan Akuntan S. Mannan Sumantri & Rekan Nomor LAP.040/SM.05.A/

VIII/2003 tanggal 25 Agustus 2003 tentang Neraca Akhir Likuidasi PT Bank Guna

Internasional (DL) per tanggal 24 Juni 2003 diketahui bahwa nilai sisa aset dan kewajiban

adalah sebagai berikut:

Page 211: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 211/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 9 dari 22

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA 

Kas 7,79 7,79

Antar Bank Aktiva

a. Giro 12.447,36 12.447,36

 b. Tabungan - -

c. Deposito 39.000,00 39.000,00

Kredit yang Diberikan 74.098,02 13.408,26

Cadangan Penghapusan Kredit - -

Aktiva Tetap dan Inventaris 241,22 66,12

Akumulasi Penyusutan (109,91) -

Rupa-Rupa Aktiva 11.384,02 3.202,01

JUMLAH AKTIVA 137.068,50 68.131,54

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN

Dana Pihak Ketiga

a. Giro

- Pihak Terkait 4.491,89 4.491,89

  - Bukan Pihak Terkait 45,74 45,74

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 196,58 196,58

  - Bukan Pihak Terkait 364,47 364,47

c. Deposito

- Pihak Terkait 3.162,53 3.161,19

  - Bukan Pihak Terkait 101,00 43,50

d. Sertifikat Deposito

- Pihak Terkait - -

  - Bukan Pihak Terkait - -

Kewajiban Segera Lainnya 24,52 0,33

Antar Bank Pasiva

a. Giro 3.670,00 3.670,00

 b. Tabungan - -

c. Deposito - -

Kewajiban Kepada Pemerintah - 95.000,69Kewajiban Kepada Bank Indonesia 95.000,69 -

Rupa-Rupa Pasiva 235,71 0,45

Modal 52.500.00 52.500,00

Laba/Rugi Ditahan (1.866,00) (1.866,00)

Page 212: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 212/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 10 dari 22

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

Laba/Rugi Tahun 1997 (s.d. Awal Likuidasi) (10.082,00) (10.082,00)

Laba/Rugi Selama Likuidasi (Sejak Awal Likuidasi) (10,776.61) (10.776,61)

Selisih Nilai Buku dengan Nilai Realisasi - (68.677,50)

JUMLAH PASIVA 137.068,52 68.131,54

 

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 31 Januari 2005

Setelah TL PT Bank Guna Internasional (DL) membuat NAL per tanggal 24 Juni

2003 seharusnya diikuti dengan RUPS pembubaran perusahaan, namun hingga 31

Januari 2005 RUPS tersebut belum terlaksana. Sementara itu dalam periode tersebut

terdapat perubahan posisi keuangan sehingga untuk memutakhirkan data posisi

keuangan disusun NAL per posisi tanggal 31 Januari 2005. Berdasarkan Laporan

Akuntan S. Manaan Sumantri & Rekan Nomor LAP.021/MSA.054/IV /2005 yangdikeluarkan pada tanggal 27 April 2005 posisi aset dan kewajiban per tanggal 31

Januari 2005 adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas  9,32 9,32

Giro pada Bank Lain 11.451,54 11.451,54

Penempatan pada Bank Lain 46.300,00 46.300,00

Surat Berharga 710,63 710,63Kredit yang Diberikan 70.341,65 13.408,26

Aktiva Tetap & Inventaris 241,22 65,65

Akumulasi Penyusutan (109,91)

Rupa-Rupa Aktiva 5.816,95 2.875,85

JUMLAH AKTIVA 134.761,40 74.821,25

 

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN

Dana Pihak Ketiga

a. Giro

- Pihak Terkait 4.491,89 4.491,89

  - Pihak Tidak Terkait 0,01 0,01

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 196,58 196,58

  - Pihak Tidak Terkait 13,52 13,52

Page 213: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 213/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 11 dari 22

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

c. Deposito

- Pihak Terkait 3.161,19 3.161,19

  - Pihak Tidak Terkait 1,34 1,34

Kewajiban Segera Lainnya 24,52 -

Antar Bank Pasiva 3.670,00 3.670,00

Kewajiban Kepada Pemerintah 95.000,69 95.000,69

Rupa-Rupa Pasiva 234,98 -

JUMLAH KEWAJIBAN 106.794,72 106.535,22

Modal 52.500,00 52.500,00

Laba/Rugi Ditahan (1.866,00) (1.866,00)

Laba/Rugi Tahun 1997 (s.d. Awal Likuidasi) (10.082,00) (10.082,00)Laba/Rugi Selama Likuidasi (Sejak Awal Likuidasi) (12.584,87) (12.526,04)

Selisih Nilai Buku dengan Nilai Realisasi (59.739,94)

JUMLAH PASIVA 134.761,85 74.821,24

Page 214: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 214/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 12 dari 22

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian dan

 pengendalian pengamanan termasuk monitoring   pada PT Bank Guna Internasional (DL)

menunjukkan masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak

dalam uraian berikut:

a. Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Guna Internasional (DL) tidak dapat diandalkan, karena

setiap unsur manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya, TL bertanggung jawab

kepada RUPS. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus

menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan

 pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap hutang-

hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Guna Internasional (DL), mengingat nilai kewajiban PT Bank Guna Internasional

(DL) kepada Pemerintah berupa saldo debet, dan DTR lebih besar daripada harta yang

ada. Disamping itu, saat ini PT Bank Guna Internasional (DL) juga sedang menghadapi

tuntutan kreditur yang merasa memiliki piutang pada PT Bank Guna Internasional (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapidengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak yang

lebih berhak terhadap harta yang ada. Dengan kondisi ini, harta yang masih ada

seharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan TL harus

lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya pemegang saham

utama masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat

mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta PT Bank Guna Internasional

(DL) kepada Negara.

b. Pengendalian Pengendalian

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL, baik itu

BI maupun Departemen Keuangan. Selama pihak BI selama ini hanya memantau posisi

aset dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari BDL. Ketidakjelasan inimengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang memadai dan secara tegas

mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan pencairan aset dan

 pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Page 215: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 215/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 13 dari 22

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas BDL, juga terdapat

ketidakjelasan mengenai masa kerja TL. Sesuai dengan ketentuan yang ada, masa kerja

TL adalah selama lima tahun sejak terbentuknya TL ditambah enam bulan. Pada akhir

masa tugasnya, TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BIsebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL. Sampai dengan akhir masa

 pemeriksaan, NAL belum selesai disusun walaupun masa kerja TL telah berakhir

sehingga belum ada kejelasan mengenai status TL.

Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada TL PT Bank Guna

Internasional (DL), diketahui bahwa selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP

adalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan

untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan PT

Bank Guna Internasional (DL).

Pemeriksaan yang dilakukan BPK-RI terhadap TL BDL adalah saat pemeriksaan

investigasi BLBI di tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005,

tidak ada pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK-RI Tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pada posisi tanggal 30 April 2005, nilai total aset (aktiva) dan kewajiban PT SBU (DL)

adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVAKas  9,32 9,32 

Giro pada Bank Lain 11.451,54 11.451,54

Penempatan pada Bank Lain 46.300,00 46.300,00

Surat Berharga 710,63 710,63

Kredit yang Diberikan 70.341,65 13.408,26

Aktiva Tetap & Inventaris 241,22 65,65

Akumulasi Penyusutan (109,91)

Rupa-Rupa Aktiva 5.816,95 2.875,85

JUMLAH AKTIVA 134.761,40 74.821,25

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN

Dana Pihak Ketiga

a. Giro

- Pihak Terkait 4.491,89 4.491,89

Page 216: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 216/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 14 dari 22

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

- Pihak Tidak Terkait 0,01 0,01

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 196,58 196,58

- Pihak Tidak Terkait 13,52 13,52

c. Deposito

- Pihak Terkait 3.161,19 3.161,19

- Pihak Tidak Terkait 1,34 1,34

Kewajiban Segera Lainnya 24,52 -

Antar Bank Pasiva 3.670,00 3.670,00

Kewajiban kepada Pemerintah 95.000,69 95.000,69

Rupa-Rupa Pasiva 234,98 -

JUMLAH KEWAJIBAN 106.794,72 106.535,22

Modal 52.500,00 52.500,00Laba/Rugi Ditahan (1.866,00) (1.866,00)

Laba/Rugi Tahun 1997 (s.d. Awal Likuidasi) (10.082,00) (10.082,00)

Laba/Rugi Selama Likuidasi (Sejak Awal Likuidasi) (12.584,87) (12.526,04)

Selisih Nilai Buku dengan Nilai Realisasi (59.739,94)

JUMLAH PASIVA 134.761,85 74.821,24

a.  Realisasi Pencairan Aset

1) 

Penagihan Kredit

Perkembangan pelunasan kredit berdasarkan debitur Grup dan Non Grup adalah

sebagai berikut:

dalam jutaan rupiah 

Jenis kredit Posisi Kredit Pelunasan s/d 30-Apr-05 Posisi Kredit

Tgl 01-11-97 Nominal (Rp) % Tgl 30-4-05

Grup 111.046 58.613 52,78% 52.433

 Non Grup 106.293 93.910 88,35% 12.383

Sindikasi 16.271 10.746 66,04% 5.525

Total 233.610 163.269 69,89 % 70.341

Realisasi pelunasan kredit sejak tanggal 1 November 1997 sampai dengan tanggal

30 April 2005 adalah sebesar Rp163.269 juta atau 69,89% dari total kredit bank pertanggal 1 November 1997 sebesar Rp233.610 juta sehingga posisi pinjaman yang

tersisa per tanggal 30 April 2005 masih sebesar Rp70.341 juta atau 30,11%

(terdapat penghapusan sebesar Rp738 juta sesuai NAL 24 Juni 2003). Dalam

 pelunasan tersebut sudah termasuk didalamnya pelunasan secara kompensasi

dengan simpanan dana debitur di bank (back to back ) yang jumlahnya sebesar

Page 217: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 217/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 15 dari 22

Rp22.574 juta (13,89%) namun jumlah tersebut belum termasuk hasil kompensasi

dengan dana/simpanan Grup pada PT Bank Guna Internasional (DL).

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit ditemukan adanya pembagian proporsi

 perjualan aset senilai Rp1.392,26 juta kepada pihak terkait tidak sesuai ketentuan

yaitu:

Temuan - Terdapat penyetoran dana hasil penjualan aset sebesar Rp1.392,26

 juta kepada pihak terkait (Grup) yang tidak mempunyai dasar yang jelas

Dalam rangka penagihan kredit pihak terkait (Grup) dengan Bank maka TL

melakukan pengambilalihan gedung bekas kantor cabang PT Bank Guna

Internasional (DL) serta kendaraan kantor yang status kepemilikannya masih atas

nama pihak terkait (Grup). Hasil penjualan aset tersebut digunakan untuk melunasi

outstanding  kredit grup terkait. Dalam pelaksanaannya tidak seluruh hasil penjualan

aset milik grup digunakan untuk melunasi kreditnya, akan tetapi terdapat sebagian

hasil penjualan yang dikembalikan/diberikan kepada pihak terkait sesuai dengankesepakatan.

Berdasarkan negoisasi TL dengan Grup terkait diperoleh kesepakatan bagi hasil

 penjualan aset dan kendaraan milik grup yang dikuasai oleh TL PT Bank Guna

Internasional (DL) masing-masing sebesar 60% untuk TL Bank Guna Internasional

(DL) dan 40% untuk Manajemen Grup.

TL Bank Guna Internasional (DL) dengan surat Nomor 088/TL/BGI-DL/ASS/V/98

tanggal 7 Mei 1998 kepada BI meminta persetujuan mengenai proporsi tersebut.

 Namun Bank Indonesia sesuai surat Nomor 31/242/UPPB/Adp tanggal 5 Juni 1998

yang menegaskan bahwa berdasarkan Pasal 14 PP Nomor 68 tahun 1996 tanggal 3

Desember 1996 dan Pasal 8 SK BI Nomor 30/63/KEP/DIR tanggal 2 September

1997, mengenai hal tersebut merupakan wewenang TL sepenuhnya.

Dalam pelaksanaannya proporsi tersebut berubah menjadi 55% untuk TL PT Bank

Guna Internasional (DL) dan 45% untuk Manajemen Grup. Hal ini telah di

informasikan kepada BI oleh TL sesuai surat TL Bank Guna Internasional (DL)

 Nomor 163/TL/BGI-DL/ASS/VIII/98 tanggal 24 Agustus 1998 kepada BI bahwa

sesuai hasil perundingan lebih lanjut, TL dan grup menghasilkan kesepakatan

 pembagian hasil penjualan aset milik grup dengan prosentase 45% untuk grup dan

55% untuk TL.

Hasil penjualan aset milik grup yang dikuasai oleh TL Bank Guna Internasional

(DL) sampai dengan April 2005 adalah sebagai berikut:

Page 218: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 218/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 16 dari 22

dalam juta rupiah

No Uraian Nilai Jual Bersih Prosentase TL Prosentase

Management grup

1 Kendaraan Mobil 677,15 372,43 304.,2

2 Gedung 2.416.,5 1.329,21 1.087,54

  Total 3.093,90 1.701,64 1.392,26

Hasil pemeriksaan atas dokumen yang berkaitan dengan bagi hasil tersebut

menunjukkan bahwa :

a) 

Tidak ditemukan kesepakatan tertulis yang sah menurut hukum (legal) yang

mengikat yang dapat dijadikan dasar untuk membagi hasil penjualan;

 b) 

TL berdasarkan Surat Edaran BI No SE 32/9/UPB tanggal 14 Mei 1999 tentang

Tatacara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Umum tidak

mempunyai kewenangan untuk melakukan pembagian proporsi tersebut.

Dengan demikian pembagian hasil penjualan aset tersebut kepada pihak terkait

tidak mempunyai dasar yang jelas. Hasil penjualan aset milik grup seharusnya

terlebih dahulu digunakan untuk melunasi outstanding kredit, mengingat sampai

dengan tanggal 30 April 2005 grup terkait masih mempunyai kewajiban sebesar

Rp52.433 juta.

Pembagian proporsi tersebut mengakibatkan pelunasan dana talangan yang

seharusnya bisa di peroleh dari dana tersebut menjadi tidak bisa direalisir.

Hal ini disebabkan TL dalam mengupayakan penarikan dana yang berasal dari

 pihak terkait kurang memperhatikan aspek-aspek kewenangannya.

Kami akan merekomendasikan agar pembagian kepada pihak terkait senilai

Rp1.392,26 juta tersebut ditarik kembali oleh TL dan digunakan sebagai pengurang

kredit pihak terkait.

Tanggapan - TL memberikan tanggapan bahwa kesepakatan pembagian hasil

 penjualan aset milik Grup dicapai oleh TL PT Bank Guna Internasional (DL) dan

Grup dengan alasan-alasan dan kronologi sebagai berikut:

a) 

Ada surat dari kuasa hukum grup, Bpk Asmaun yang intinya meminta

 pengembalian aset grup yang ada di PT Bank Guna Internasional (DL). TL PT

Bank Guna Internasional (DL) hanya menguasai aset Grup tersebut secara fisik

tetapi surat-surat bukti kepemilikannya ada pada Grup. Mengingat kondisi

tersebut di atas, TL PT Bank Guna Internasional (DL) berpendapat bahwa aset-

aset grup yang dikuasai TL PT Bank Guna Internasional (DL) tidak dapat dijualdan dimanfaatkan untuk pembayaran kepada TL PT Bank Guna Internasional

(DL), kecuali dengan adanya kerjasama dari Grup;

 b) 

Dengan pertimbangan bahwa jika TL PT Bank Guna Internasional (DL)

 bersikeras tidak membagi kepada Grup, Grup tidak akan menyerahkan bukti

Page 219: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 219/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 17 dari 22

kepemilikan aset, yang artinya pada akhirnya TL PT Bank Guna Internasional

(DL) tidak mendapat apa-apa dari aset Grup yang sudah dikuasai TL PT Bank

Guna Internasional (DL), TL PT Bank Guna Internasional (DL) melakukan

 perundingan dengan Grup agar dapat dicapai win - win solution. Akhirnyatercapai kesepakatan tidak tertulis bahwa Grup akan menyerahkan bukti

kepemilikan asset kepada TL PT Bank Guna Internasional (DL) untuk dijual

dan hasilnya akan dibagi dengan rasio 40% untuk Grup dan 60% untuk TL PT

Bank Guna Internasional (DL). Kesepakatan tidak tertulis ini selanjutnya

diajukan kepada BI untuk persetujuan dan dijawab oleh BI dengan surat Nomor

31/242/UPPB/ADP tertanggal 5 Juni, 1998 yang intinya menyatakan bahwa

masalah pembagian tersebut merupakan wewenang TL PT Bank Guna

Internasional (DL);

c) 

Didalam pelaksanaan pembagian, setelah adanya penjualan, Grup meminta

tambahan 10%, jadi Grup ingin menerima 50% dari hasil penjualan aset.

Setelah melalui perundingan Grup mau menurunkan tawaran menjadi 45%dan TL PT Bank Guna Internasional (DL) mendapat 55%;

d)  Perlu kami tambahkan bahwa pembagian hasil penjualan aset Grup yang kami

lakukan bukan merupakan kompensasi antara jumlah kewajiban dan jumlah

tagihan dari debitur (misalnya deposito debitur yang ada di Bank). Ini justru

tambahan aset dari Grup atau dari luar Bank (yang memang tidak pernah

diberikan kepada PT Bank Guna Internasional (DL) secara sah, yaitu secara

fisik saja tanpa disertai surat-surat bukti kepemilikannya;

e) 

Untuk aset Grup yang merupakan gedung Rawa Bening, terdapat fotokopi

 pernyataan tertulis dari Grup mengenai pembagian hasil penjualan. Sedangkan

untuk gedung Gajah Mada, selain pernyataan tertulis dari Grup, kami juga

melampirkan pendapat hukum yang dikeluarkan oleh kantor hukum Muchtar,Karuwin & Komar. Menurut hemat kami pendapat hukum tersebut dapat

diterapkan untuk pembagian hasil penjualan aset Grup secara keseluruhan;

f) 

Berdasarkan hal-hal di atas, menurut kami TL berwenang melakukan

 pembagian hasil penjualan aset milik Grup kepada Grup, karena aset-aset

tersebut bukan termasuk kekayaan PT. Bank Guna Internasional (DL).

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL melakukan penagihan bagi hasil penjualan

aset pihak terkait.

2)  Penjualan Aset

Realiasi penjualan aset milik bank dalam periode likuidasi sampai dengan April

2005 adalah sebagai berikut:

Page 220: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 220/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 18 dari 22

dalam juta rupiah

No Uraian Nilai Jual Nilai Perolehan

1 Gedung 32.155,00 32.713,10

2 Kendaraan Bermotor 1.408,38 1.618,20

3 Inventaris Kantor 1.433,39 2.866,30

  Total 34.996,77 36.657,60

TL dalam melakukan penjualan aset baik aset bank, aset milik Grup maupun barang

 jaminan dilakukan dengan cara lelang umum, penjualan/penebusan oleh debitur

sendiri maupun melalui pihak ketiga seperti agen properti.

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan dokumen yang diterima atas penjualan aset

 bank kami tidak menemukan adanya hal-hal material yang dilaksanakan tidak

sesuai dengan ketentuan.

b.  Pembayaran Kewajiban

Realisasi pembayaran kewajiban kepada Pemerintah berupa saldo debet dan DTR yang

telah dilakukan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah:

1) Realisasi Pembayaran kepada Pemerintah

dalam juta rupiah

Tanggal Keterangan Pembayaran Saldo

Total dana talangan I dan II 251.055,01

31-Okt-98 Pengembalian dana talangan 366,16

04-Nop-98 Pengembalian dana talangan 36.816.64

27-Nop-98 Pengembalian dana talangan 2.822,07

14-Des-98 Pengembalian dana talangan 108,84

Total pengembalian 40.113,71

11-Mar-99 Hasil pencairan aset 3.200,00

05-Apr-99 Hasil pencairan aset 6.078,32

26-Jul-99 Hasil pencairan aset 721,68

29-Des-99 Hasil pencairan aset 5.250,00

30-Des-99 Hasil pencairan aset 5.690,60

04-Feb-00 Hasil pencairan aset 7.250,00

21-Feb-00 Hasil pencairan aset 10.000,00

14-Apr-00 Hasil pencairan aset 6.450,0029-Ags-00 Hasil pencairan aset 6.300,00

29-Jan-01 Hasil pencairan aset 20.000,00

23-Apr-01 Hasil pencairan aset 10.000,00

28-Jun-01 Hasil pencairan aset 7.500,00

Page 221: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 221/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 19 dari 22

27-Okt-01 Hasil pencairan aset 31,44

05-Okt-01 Hasil pencairan aset 7.468,56

21-Nop-01 Hasil pencairan aset 252,77

08-Jan-02 Hasil pencairan aset 4.747,23

28-Mei-03 Hasil pencairan aset 15.000,00

Total pencairan aset 115.940,60

Saldo total 95.000,70

Dikurangi Deposito TL Bank Guna

Internasional 46.300,00

  Saldo Akhir 48.700,69

Dari data tersebut terlihat bahwa pembayaran kewajiban kepada Pemerintah sebesar

Rp156.054,31 atau 62,16% dari seluruh kewajiban sebesar Rp251.055,01. Dengan

demikian posisi sisa dana talangan pemerintah dalam rangka pembayaran dana

deposan dari dana talangan tahap I dan II masih tersisa sebesar Rp95.000,69 atau37,84%. Apabila sisa dana talangan di atas dikurangi dana PT Bank Guna

Internasional (DL) yang berbentuk deposito Bank Mandiri senilai Rp46.300,00

maka sisa kewajiban PT Bank Guna Internasional (DL) kepada Pemerintah adalah

sebesar Rp48.700,69 atau 19,39%.

2) Realisasi Pembayaran kepada Pihak Ketiga Lainnya

dalam juta rupiah

Uraian Nilai

Kewajiban DPK per tanggal 1 November 1997 285.618,85

- Pembayaran dengan Dana Talangan I (68.671,73)

- Pembayaran dengan Dana Talangan II (140.224,20)

- Pembayaran dengan Dana Sendiri (46.284,75)

- Back To Back   (22.573,65)

Total Pembayaran (277.754,33)

Sisa DPK per tanggal April 2005 7.864,52

 

Saldo dana pihak ketiga per tanggal 30 April 2005 terdiri atas :

dalam juta rupiah

JENIS REKENING Nilai

Tabungan Gunamas 210,10Giro 4.491,89

Deposito 3.162,52

Total Kewajiban DPK 7.864,52

Page 222: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 222/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 20 dari 22

Dari hasil pemeriksaan atas pembayaran kewajiban berdasarkan dokumen yang

diterima, kami tidak menemukan hal-hal material yang dilaksanakan tidak sesuai

dengan ketentuan

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional dari tanggal likuidasi sampai dengan tanggal 30 April 2005

adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

No. Pos Biaya Jumlah

1 Biaya Gedung 4.328,10

2 Biaya Pegawai/ Honorarium 32.390,61

3 Biaya Pemeliharaan 710,84

4 Biaya operasional lainnya 8.575,76  Jumlah 46.005,31

Dari hasil pemeriksaan berdasarkan dokumen yang diterima atas biaya operasional kami

tidak menemukan adanya hal-hal material yang dilaksanakan tidak sesuai dengan

ketentuan.

d.  Sisa Aset

Sisa aset per tanggal 31 Januari 2005 adalah sebagai berikut :

dalam juta rupiah

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas 9,32 9,32

Giro Pada Bank Lain 11.451,54 11.451,54

Penempatan Pada Bank Lain 46.300,00 46.300,00

Surat Berharga 710,63 710,63

Kredit yang Diberikan 70.341,65 13.408,26

Aktiva Tetap & Inventaris 241,22 65,65

Akumulasi Penyusutan (109,91)

Rupa-Rupa Aktiva 5.816,95 2.875,85

JUMLAH AKTIVA 134.761,40 74.821,25

Dari data tersebut terlihat bahwa dari nilai buku aset PT Bank Guna Internasional (DL)

 per tanggal 31 Januari 2005 sebesar Rp134.761 juta nilai realisasinya adalah sebesar

Rp74.821,25 juta. Sementara itu jumlah kewajiban per tanggal 31 Januari 2005 adalah

sebesar Rp106.794,72 juta yang diantaranya sebesar Rp95.000,70 juta merupakan

kewajiban kepada Pemerintah.

Page 223: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 223/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 21 dari 22

Dengan demikian nilai realisasi sisa aset tersebut tidak mencukupi untuk melunasi

kewajiban kepada pemerintah sehingga apabila likuidasi dilakukan maka seluruh sisa

asset akan menjadi bagian untuk pelunasan kewajiban kepada Pemerintah.

Dari nilai buku aset sebesar Rp134.761,70 juta, bagian terbesar dari aset tersebut adalah

kredit yang diberikan sebesar Rp70.341 juta atau 52,20%. Kredit tersebut terbagi antara

terkait, tidak terkait dan sindikasi. Nilai dari kredit tersebut masing-masing adalah

sebesar Rp52.433 juta, Rp12.383 juta dan Rp5.525 juta. Dilihat dari prosentasenya

masing-masing adalah 74,55%, 17,60% dan 7,85%.

Dari hasil pemeriksaan atas sisa aset tersebut dapat ditemukan adanya kredit pihak

terkait sebesar Rp52.433 juta yang tidak jelas penyelesaiannya.

Temuan – Kr edit pihak terkait seni lai Rp52.433 ju ta tidak jelas penyelesaiannya  

Dari nilai buku kredit yang diberikan sebesar Rp70.821 juta, diantaranya terdapat kredit

kepada pihak terkait dengan nilai buku sebesar Rp52.433 juta, dengan rincian sebagai

 berikut:

dalam juta

rupiah

Nama Debitur Nilai Jaminan

PT Prasetia Pertiwi (Perumahan Tenjo) 17.128Tidak ada jaminan

PT Arta Buana Sakti (Perumahan Bumi Indah) 22.466Tidak ada jaminan

PT Aneka Jaya 10.749Tanah di Pasar kemis

dengan nilai Likuidasi

(appraisal) senilai Rp8.000

uta

Lainnya grup 2.090Tidak ada jaminan

Total 52.433

Dari data tersebut di atas terlihat hanya PT Aneka Jaya yang mempunyai jaminan

sedangkan kredit lainnya tidak dilindungi oleh jaminan yang memadai.

Menurut penjelasan Ketua TL, TL PT Bank Guna Internasional (DL) telah melakukan

usaha agar kredit tersebut dapat diselesaikan namun karena tidak adanya niat baik dari

 pihak terkait sehingga sampai pemeriksaan berakhir kredit ini belum diselesaikan.

Tim BPK-RI telah melakukan konfirmasi dengan pihak yang mewakili ketiga

 perusahaan tersebut pada tanggal 5 Juli 2005 dan mendapatkan komitmen dari mereka

untuk memberikan jaminan tambahan berupa tanah di Bumi Indah yang nilainya cukup

memadai berdasarkan nilai NJOP-nya untuk menyelesaikan kredit tersebut.Untuk menyakini eksistensinya, Tim BPK-RI telah melakukan peninjauan terhadap

aset yang direncanakan akan diserahkan pada tanggal 8 sampai 10 Juli 2005. Aset yang

direncanakan untuk diserahkan adalah tanah pada Proyek Bumi Indah seluas 33,6 Ha.

 Nilai NJOP atas tanah tersebut bervariasi antara Rp82.000 sampai dengan Rp285.000

 per meter.

Page 224: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 224/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Guna Internasional (DL) Halaman 22 dari 22

Hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian negara karena kewajiban PT Bank Guna

Internasional (DL) kepada Pemerintah per tanggal 30 April 2004 sebesar Rp95.000 juta

tidak dapat dilunasi. Salah satu sumber pembayarannya berasal dari pelunasan kredit

tersebut.

Tanggapan - Berdasarkan pertemuan antara BPK-RI, TL dan pihak yang mewakili

 pihak terkait, TL PT Bank Guna Internasional (DL) telah menindaklanjuti dengan

mendapatkan fotokopi sertifikat tanah yang direncanakan sebagai tambahan jaminan

kredit pihak terkait. TL PT Bank Guna Internasional (DL) telah menghubungi

notaris/PPAT untuk mengecek keabsahan dan mengukur ulang melalui Badan

Pertanahan Nasional (BPN). TL juga telah menghubungi independent appraisal   untuk

menila tambahan aset jaminan tersebut. Salah satu kendala yang menghambat upaya

 pengecekan dan penilaian adalah pihak terkait belum dapat memberikan sertifikat asli

dari tanah tersebut karena persyaratan dalam rangka pengecekan tanah di BPN adalah

menyerahkan sertifikat asli. TL PT Bank Guna Internasional telah mengupayakan agar

segera dapat diserahkan sertifikat tersebut.

Saran  – BPK-RI menyarankan agar TL melakukan penagihan secara intensif kepada

 pihak terkait maupun pihak tidak terkait dan atau meminta debitur yang bersangkutan

memberikan jaminan yang memadai.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 225: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 225/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL : Dalam Likuidasi

KAP : Kantor Akuntan Publik

 NAL : Neraca Akhir Likuidasi

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 226: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 226/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK INDUSTRI

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.E/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 227: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 227/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 45. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 7

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 24 Mei 2003 (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL) 9

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 12

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 14

1. Sistem Pengendalian Intern 14

a. Lingkungan Pengendalian 14

 b. Pengendalian Pengamanan 14

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 15

Page 228: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 228/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 15

a. Realisasi Pencairan Aset 15

 b. Pembayaran Kewajiban 24

c. Biaya Operasional 24

d. Sisa Aset 26

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

1. PT Bank Industri (DL) Daftar Debitur yang Ditangani Pengacara 

Page 229: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 229/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 1 dari 24

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK INDUSTRI (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas

 pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Industri (Dalam

Likuidasi/DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Industri (DL) tidak dapat diandalkan, karena beberapa hal.

Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai, di

antaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan

 pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang

secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank Industri (DL) dalam

melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan.

Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TLselama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang ditujukan ke TL untuk ditindaklanjuti

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan Bank Dalam Likuidasi (BDL).

a. 

Realisasi Pencairan Aset

Dari jumlah aset sebesar Rp634.905.863.833,00 sesuai dengan Neraca Penutupan

tanggal 31 Oktober 1997, realisasi pencairan aset yang telah dilakukan oleh TL PT

Bank Industri (DL) sampai dengan tanggal 30 April 2005 berjumlah

Page 230: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 230/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 2 dari 24

Rp318.336.459.424,00 berupa penagihan kredit sebesar Rp289.539.700.864,00 dan

 penjualan aktiva tetap sebesar Rp28.796.758.560,00.

Terkait hal tersebut, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) 

Terdapat pembayaran  success fee  kepada pengacara yang melebihi ketentuan

sebesar 20%;

2) 

Terdapat penghapusan pinjaman eks direksi sebesar Rp1.006.000.000,00; dan

3)  Terdapat penghapusan pinjaman piutang kepada debitur melebihi 25%.

 b. Pembayaran Kewajiban

Dari kewajiban BLBI sebesar Rp511.470.229.327,00 sampai dengan tanggal 30 April

2005, pembayaran kewajiban yang telah dilakukan adalah sebesar

Rp279.124.000.000,00, sehingga mempunyai sisa kewajiban BLBI sebesar

Rp232.346.229.327,00.

Dari hasil pemeriksaan atas pembayaran kewajiban yang dilakukan oleh TL PT Bank

Industri (DL), kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp48.480.625.181,00. Terkait hal ini, kami menemukan dasar pembayaran honor TL

yang ditetapkan oleh RUPS untuk periode Desember 1997 sampai dengan April 2005

melebihi ketentuan yang ditetapkan BI.

d. 

Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset PT Bank Industri (DL) sesuai dengan Laporan Keuangan Intern

yang belum diaudit per tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp113.797.443.390,00.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

Page 231: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 231/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 3 dari 24

4.  Saran BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT Bank Industri (DL), BPK–RI memberikan saran agar TL PT

Bank Industri (DL) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan pembayaran  success fee  kepada pengacara

yang melebihi ketentuan sebesar 20%, penghapusan pinjaman eks direksi, dan penghapusan

 pinjaman piutang kepada debitur melebihi 25%, serta dasar pembayaran honor TL yang

melebihi ketentuan yang ditetapkan BI.

Jakarta Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung jawab Audit

Haryanto Suwondo

 NIP.240000361

Page 232: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 232/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 4 dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Industri (DL) adalah:

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Industri (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Realisasi aset melalui penagihan dan penjualan telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b.  Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Industri (DL) sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset PT Bank Industri (DL) yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah

 berakhirnya proses likuidasi, dan

d. 

Terdapat indikasi penyimpangan dalam realisasi aset melalui penagihan dan penjualan

serta pembayaran kewajiban PT Bank Industri (DL) termasuk biaya operasional PT

Bank Industri (DL).

3. 

Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI PT Bank Industri (DL) adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan tersebut

termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 233: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 233/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 5 dari 24

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e.  Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni 2005 sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Industri (DL).

Page 234: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 234/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 6 dari 24

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

Bank Industri dilikuidasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor

535/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997 tentang Pencabutan Ijin Usaha PT Bank

Industri.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

Berdasarkan RUPSLB PT Bank Industri (DL) tanggal 24 November 1997 sesuai Berita

Acara RUPSLB PT Bank Industri Nomor 153 yang dibuat dihadapan Notaris Purbandari,

SH. Tanggal 24 November 1997 susunan TL PT Bank Industri (DL) adalah sebagai berikut:

Ketua : Jusuf Kartadibrata SE,MA.

Wakil Ketua : Sofyan Latief, SH.

Anggota : Warsito Sanyoto, SH.

Warsito Sanyoto, SH. mengundurkan diri sebagai anggota TL pada tanggal 9 Januari 2001

dan Sofyan Latief, SH mengundurkan diri sebagai wakil ketua TL pada tanggal 1 Oktober

2001.

Dengan pengunduran diri tersebut, pada tanggal 1 Oktober 2001 TL. Tobing diangkat

menjadi anggota TL berdasarkan Surat Keputusan (SK) TL Nomor SK.TLBI.302.VI.2001

tanggal 5 Juni 2001. Selanjutnya berdasarkan Surat Nomor 4/2/DGS/DPIP tanggal 14

Februari 2002, BI menunjuk secara resmi TL. Tobing dan Bambang Irawan, SH sebagai

anggota TL PT Bank Industri (DL) sehingga susunan TL menjadi:

Ketua : Jusuf Kartadibrata SE, MA.

Anggota : TL. Tobing

Anggota : Bambang Irawan, SH.

Pada tanggal 22 Juli 2003 Sdr. Jusuf Kartadibrata SE, MA yang menjabat sebagai Ketua TL

meninggal dunia. Sesuai rekomendasi Nomor SR.TLBI.206.XI.03 tanggal 5 November

2003 maka Sdr. Jamaslin Purba, SH diangkat sebagai anggota Tim Likuidasi PT Bank

Industri (DL) sehingga susunan Tim Likuidasi menjadi:

Ketua : TL. Tobing

Wakil Ketua : Bambang Irawan, SH.

Anggota : Jamaslin Purba, SH.

Susunan TL ini telah mendapat penetapan pengadilan tanggal 17 November 2003.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan

Direktur BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir tanggal

Page 235: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 235/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 7 dari 24

24 November 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Mei 2003. Namun

karena kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat

diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan

demikian, keberadaan Tim Likuidasi PT Bank Industri tidak sesuai dengan ketentuan,meskipun telah ada penetapan dari pengadilan tanggal 17 November 2003.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima oleh PT Bank Industri (DL) pada saat cessie  dari BI kepada

Pemerintah adalah sebesar Rp511.470.229.327 dengan rincian Saldo Debet sebesar

Rp232.346.229.327,00 dan Dana Talangan Rupiah (DTR) sebesar Rp279.124.000.000,00

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak ada akta pengikatan yang dilakukan bank dengan BI dan tidak ada jaminan yang

diberikan bank kepada BI baik yang bersumber dari DTR maupun Saldo Debet.

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban PemerintahBLBI yang diberikan kepada PT Bank Industri (DL) telah dialihkan kepada Pemerintah

sesuai dengan kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6

Februari 1999 dan akta cessie  antara Direksi BI dan Ketua BPPN No. 66 tanggal 22

Februari 1999. Sesuai dengan akta cessie yang dibuat dihadapan Notaris Mudofir Hadi, SH.

 jumlah BLBI yang dialihkan per posisi tanggal 29 Januari 1999 adalah sebesar

Rp511.470.229.327,00.

6. 

Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh PT Bank Industri (DL) sampai dengan

tanggal 30 April 2005, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah Kewajiban Pembayaran Sisa

Saldo Debet 232.346.229.327,00 0,00 232.346.229.327,00

Dana Talangan Rupiah 279.124.000.000,00 279.124.000.000,00 0,00

Dana Talangan Valas 0,00 0,00 0,00

Jumlah 511.470.229.327,00. 279.124.000.000,00 232.346.229.327,00

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang dibayar telah mencapai 54,57%

dari total kewajiban BLBI.

7. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi Keuangan PT Bank Industri (DL) per tanggal 31 Oktober 1997 yang telah diaudit

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Prasetio Utomo & Co. sesuai dengan Laporan

Auditor Independen Prasetio, Utomo & Co Nomor 30499 tanggal 27 Februari 1999,

adalah sebagai berikut:

Page 236: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 236/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 8 dari 24

dalam rupiah

Uraian Saldo Penutupan Saldo Setelah

Verifikasi

AKTIVA 

Kas 9.454.879.086 9.454.879.086

Giro pada Bank Lain 12.819.951.301 12.819.951.301

Surat Berharga 3.861.190.000 3.861.190.000

Kredit yang Diberikan 596.807.166.073 231.846.983.864

Cadangan Penghapusan Kredit (15.665.057.303) (15.665.057.303)

Penyertaan Saham 20.895.000 4.894.702

Aktiva Tetap 13.216.530.052 12.936.133.171

Aktiva Lainnya 14.390.309.624 3.126.109.624

Total 634.905.863.833 258.385.084.445

 

PASIVA 

Simpanan:

-Giro 16.159.001.848 16.159.001.848

-Tabungan 38.618.967.316 38.618.967.316

-Deposito Berjangka 215.364.772.724 215.364.772.724

Hutang Pajak 1.260.208.598 1.260.208.598

Pinjaman yang Diterima 6.029.547.469 6.029.547.469

Giro pada BI 232.334.934.263 232.334.934.263

Kewajiban Lainnya 37.641.106.472 37.641.106.472

Pinjaman Subordinasi 296.300.000.000 296.300.000.000

Ekuitas 25.000.000.000 25.000.000.000

Rugi (233.802.674.857) (610.323.454.245)

Total 634.905.863.833 258.385.084.445

 

Page 237: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 237/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 9 dari 24

8.  Posisi Keuangan Bank Tanggal 24 Mei 2003 (Neraca Akhir Likuidasi/NAL)

Posisi keuangan PT Bank Industri (DL) tanggal 24 Mei 2003 (NAL) sesuai dengan Laporan

Auditor Independen Doly Bambang Sudarmaji atas Penerapan Prosedur yang disepakati

terhadap akun-akun dalam Neraca Likuidasi periode tanggal 31 Oktober 1997 sampai

dengan tanggal 24 Mei 2003 maka Neraca Likuidasi adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Neraca Likuidasi Per Tanggal 24-Mei-03Uraian

Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA

Kas - -

Giro pada Bank lain 2.865.031.429 2.865.031.429

Penempatan pada Bank lain 72.165.256.857 72.165.256.857

Efek (Surat-Surat Berharga) - -

Cadangan Penyisihan Penghapusan - -

Kredit yang Diberikan 46.981.488.295 36.475.896.627

Cadangan Penghapusan Kredit - -

Penyertaan Saham 5.000.000 -

Cadangan Penyisihan Penghapusan - -

Aktiva Tetap 542.627.624 40.000.000

  Akumulasi Penyusutan (542.627.624) -

Aktiva Lain-Lain 698.799.386 164.332.426

Jumlah Aktiva 122.715.575.967 111.710.517.339

PASIVA

SIMPANAN

Giro:

-Pihak Terkait 1.305.130.190 1.305.130.190

-Bukan Pihak Terkait 791.259.151 791.259.151

Tabungan:

-Pihak Terkait 12.371.125 12.371.125

-Bukan Pihak Terkait 479.195.109 479.195.109

Page 238: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 238/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 10 dari 24

dalam rupiah

Neraca Likuidasi Per Tanggal 24-Mei-03Uraian

Nilai Buku Nilai Realisasi

Deposito:

-Pihak Terkait 15.399.995.000 15.399.995.000

-Bukan Pihak Terkait 119.762.756 119.762.756

Antar Bank Pasiva

-Giro - -

-Tabungan - -

-Deposito - -

Kewajiban kepada Pemerintah 238.346.221.327 238.346.221.327

Kewajiban kepada Bank Indonesia 289.548.800.000 289.548.800.000

Kewajiban Lain-Lain 11.064.327.618 11.064.327.618

Kewajiban Diestimasi 11.739.338.500 11.739.338.500

Jumlah Kewajiban 568.806.400.776 568.806.400.776

 

MODAL 25.000.000.000 25.000.000.000

SALDO LABA (RUGI)

Laba / Rugi Ditahan (247.392.625.800) (247.392.625.800)

Laba / Rugi Tahun Lalu (s.d Awal

Likuidasi)

13.589.950.943 13.589.950.943

Saldo Rugi Ditahan (233.802.674.857) (233.802.674.857)

Koreksi Laba / Rugi Tahun Lalu (s.d Awal

Likuidasi)

(284.359.047.562) (295.364.106.190

Laba/Rugi Tahun Berjalan (s.d Awal

Likuidasi)

47.070.897.610 (47.070.897.610)

Saldo Rugi Ditahan (237.288.149.952) (248.293.208.580)

Jumlah Modal (446.090.824.809) (457.095.883.437)

Jumlah Kewajiban dan Modal 122.715.575.967 111.710.517.339

 

Page 239: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 239/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 11 dari 24

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Keuangan PT Bank Industri (DL) per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan Laporan

Keuangan Intern yang belum diaudit oleh KAP adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

URAIAN Per Tanggal 30-Apr-05

Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA

1. Kas - -

2. Giro pada Bank Lain 6.998.992.982,00 6.998.992.982,00

3. Penempatan pada Bank Lain 72.000.000.000,00 72.000.000.000,00

4. Efek (Surat-Surat Berharga) - -

  Cadangan Penyisihan Penghapusan - -

5. Kredit yang Diberikan 34.729.787.415,00 31.782.382.323,00

Cadangan Penghapusan Kredit - -

6. Penyertaan Saham 5.000.000,00 -

  Cadangan Penyisihan Penghapusan - -

7. Aktiva Tetap 542.627.624,00 40.000.000,00

Akumulasi Penyusutan (542.627.624,00) -

8. Aktiva Lain-Lain 3.526.637.557,00 2.976.068.085,00

JUMLAH AKTIVA 117.260.417.954,00 113.797.443.390,00

PASIVA

1. SIMPANAN

a. Giro

- Pihak Terkait 1.305.476.026,00 1.305.476.026,00

- Bukan Pihak Terkait 658.089.811,00 658.089.811,00

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 12.371.125,00 12.371.125,00

- Bukan Pihak Terkait 28.095.388,00 28.095.388,00

c. Deposito

- Pihak Terkait 15.399.995.000,00 15.399.995.000,00

Page 240: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 240/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 12 dari 24

dalam rupiah

URAIAN Per Tanggal 30-Apr-05

Nilai Buku Nilai Realisasi

- Bukan Pihak Terkait 55.435,00 55.435,00

2. ANTAR BANK PASIVA

a. Giro - -

  b. Tabungan - -

  c. Deposito - -

3. Kewajiban Kepada Pemerintah 238.346.229.327,00 238.346.229.327,00

4. Kewajiban Kepada Bank Indonesia 289.548.800.000,00 289.548.800.000,00

5. Kewajiban Lain-Lain 11.060.280.214,00 11.060.280.214,00

6. Kewajiban Diestimasi 13.366.102.250,00 13,366,102,250,00

JUMLAH KEWAJIBAN 569.725.494.576,00 569.725.494.576,00

7. Modal 25.000.000.000,00 25.000.000.000,00

8. Saldo Laba (Rugi)

Laba (Rugi) Ditahan (247.392.625.800,00) (247.392.625.800,00)

  Laba (Rugi) Thn Lalu (s.d. Awal Likuidasi) 13.589.950.943,00 13.589.950.943,00

Saldo Rugi Ditahan (233.802.674.857,00) (233.802.674.857,00)

  Koreksi Laba/Rugi Tahun Lalu (s.d.

Awal Likuidasi)

(286.101.859.480,00) (289.564.834.044,00)

  Laba (Rugi) Tahun Berjalan (Sejak

Awal Likuidasi)

42.439.457.715,00 42.439.457.715,00

SALDO RUGI DITAHAN (243.662.401.765,00) (247.125.376.329,00)

JUMLAH MODAL (452.465.076.622,00) (455.928.051.186,00)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN MODAL 117.260.417.954,00 113.797.443.390,00

Page 241: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 241/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 13 dari 24

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring  menunjukkan masih adanya kelemahan

dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian berikut:

a. 

Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Industri (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, TL pada akhir masa tugas bertanggung jawab

kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, TL juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada

umumnya terkait dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta

tambahan jaminan terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori

macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Industri (DL), mengingat nilai kewajibannya kepada Pemerintah berupa saldo

debet masih lebih besar dari harta yang ada. Dari sisi ketentuan perusahaan, harta

tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi dengan besarnya kewajiban kepada

Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak yang lebih berhak terhadap harta yang

masih ada.

Dengan kondisi ini, TL PT Bank Industri (DL) kurang memahami bahwa harta yang

masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan

TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya,

 pemegang saham utama masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL

sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta PT Bank

Industri (DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank

Industri (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Pihak BI selama ini hanya

memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran ke Negara dari PT Bank Industri

(DL).

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Page 242: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 242/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 14 dari 24

Pelaksanaan audit selama ini di TL yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

adalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan

untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan TL.

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL PT Bank Industri (DL) adalah saat audit

investigasi BLBI di tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005,

tidak ada pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a.  Realisasi Pencairan Aset

Sesuai dengan tugas pokok TL yang diatur dalam peraturan pemerintah yaitu untuk

membayar kewajiban dan melakukan pencairan aset baik melalui penagihan kreditmaupun penjualan harta tetap dan inventaris bank. Pencairan aset yang telah dilakukan

oleh TL PT Bank Industri (DL) dari tahun 1998 sampai dengan tanggal 30 April 2005

adalah penagihan kredit sebesar Rp289.539.700.864,00 dan penjualan harta tetap dan

inventaris bank sebesar Rp28.796.758.560,00.

1)  Penagihan Kredit

Saldo kredit yang diberikan per tanggal 31 Oktober 1997 adalah sebesar

Rp222.775.740.237,00. Sampai dengan tanggal 30 April 2005 pembayaran yang

diterima oleh TL PT Bank Industri (DL) adalah sebesar Rp289.539.700.864,00

dengan penghapusan kredit sebesar Rp2.812.119.553,00, sehingga saldo

outstanding  per tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp34.729.787.415,00, dengan

rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

  Outstanding Per

31-Okt-97

Pembayaran Penghapusan Outstanding Per

30-Apr-05

Kredit

Pihak

Terkait 46.726.666.778,00 23.147.780.469,00 59.241.786,00 23.519.644.523,00

Kredit

Pihak

Ketiga 176.049.073.459,00 162.086.052.800,00 2.752.877.767,00 11.210.142.892,00

Jumlah 222.775.740.237,00 185.233.833.269,00 2.812.119.553,00 34.729.787.415,00

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit yang dilakukan oleh TL PT Bank

Industri (DL) ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

Page 243: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 243/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 15 dari 24

a)   Temuan - Terdapat Pembayaran Success Fee kepada Pengacara yang

Melebihi Ketentuan Sebesar 20%

TL PT Bank Industri (DL) dalam tugasnya juga menggunakan jasa konsultan

hukum dan pengacara untuk menangani sebagian penagihan kredit. Kantor

 pengacara yang digunakan antara lain Dumoli Simanjuntak dan Rekan, Amir

 Nasution dan Association, L.A.R.S & Partners, dan Rustriandi Adidana

Christofer Chairil.

Dalam surat Penawaran Penanganan Perkara Nomor SR.TLBI.067.II.2004 dari

PT Bank Industri (DL) kepada Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum

Dumoli Simanjuntak SH dan rekan tanggal 16 Februari 2004 disebutkan bahwa

lawyer fee yang diberikan adalah sebesar 10% dari total tagihan (outstanding )

debitur dan/atau maksimal sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

untuk tiap perkara jika total outstanding   lebih dari Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah). Sedangkan  success fee  yang diberikan adalah sebesar 20%

dari nilai yang berhasil ditagih dari debitur dengan ketentuan bahwa total biaya

yang dikeluarkan untuk lawyer fee dan  success fee adalah maksimal sebesar

30% dari total outstanding .

Sedangkan untuk Konsultan Hukum Amir Nasution dan Rekan besarnya

 success fee sesuai dengan Perjanjian Kerjasama Penanganan Perkara antara

Amir Nasution & Associates dengan PT Bank Industri (DL) tanggal 23 Oktober

2001 adalah sebesar 10% dari hasil neto yang diperoleh Tim Likudasi, dalam

arti setelah dikurangi biaya yang telah dikeluarkan oleh TL termasuk uang

muka yang telah diterima oleh Konsultan Hukum. Perjanjian kerja sama ini

diamandemen pada tanggal 10 Juli 2002 sehingga besarnya Success Fee untuk

kantor konsultan adalah sebagai berikut:

(1)  Apabila terjadi perdamaian di mana pihak debitur membayar kewajiban

kepada PT Bank Industri (DL), maka pihak pertama berkewajiban

membayar success fee kepada pihak kedua sebesar 15% (lima belas persen)

dari jumlah yang dibayarkan debitur kepada PT Bank Industri (DL);

(2) 

Atas jaminan yang dilakukan proses eksekusi, maka apabila hasil

 pelelangan terhadap jaminan tersebut mencapai nilai Rp250.000.000,00

(dua ratus lima puluh juta rupiah) atau lebih, maka TL berkewajiban

memberikan  success fee kepada konsultan hukum sebesar 10% (sepuluh

 persen) dari hasil pelelangan tersebut.

Pada tanggal 1 Juli 2003 atas perjanjian tersebut diadendum, dengan

 perubahan-perubahan antara lain sebagai berikut:

Pasal 4:

Dalam hubungannya dengan permintaan biaya dan  success fee yang harus

dikeluarkan, TL dan Konsultan Hukum sepakat membagi perkara-perkara

kredit macet dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:

Page 244: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 244/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 16 dari 24

(a)  Kelompok yang penanganannya langsung melalui tahapan permohonan

eksekusi pengadilan;

(b)  Kelompok yang penanganannya melalui jalur gugatan secara perdata ke

 pengadilan; dan

(c) 

Kelompok perkara mengenai permasalahan hukum lainnya seperti

melakukan gugatan dan atau menjadi pihak tergugat dalam suatu

 permasalahan.

Pasal 7:

(a) 

Terhadap perkara-perkara tersebut Pasal 4a di atas apabila terjadi

 perdamaian di mana pihak debitur membayar kewajibannya kepada PT

Bank Industri (DL), maka PT Bank Industri (DL) berkewajiban

membayar  success fee kepada konsultan hukum sebesar 30% (tiga

 puluh persen) dari jumlah yang dibayarkan debitur;

(b) 

Terhadap perkara tersebut pada Pasal 4a di mana atas jaminan yang

telah dieksekusi dilakukan proses lelang, maka PT Bank Industri (DL)

 berkewajiban membayar  success fee kepada konsultan hukum sebesar

30% dari hasil pelelangan tersebut;

(c)  Terhadap perkara tersebut pada Pasal 4c, maka besarnya  success fee

sebagai pembayaran jasa atas penanganan perkara dan penyelesaian

kredit macet adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) dari besarnya

 perolehan penagihan dan atau dari besarnya kerugian yang dihindari

oleh TL atas Gugatan Pihak Ketiga;

(d) 

Pembayaran success fee sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)

dan ayat (3) di atas sudah termasuk lawyer fee sebesar 10% (sepuluh persen) dari outstanding   dan atau maksimal sebesar Rp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) untuk tiap perkara jika total outstanding   lebih

dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dari hasil pemeriksaan atas pembayaran fee untuk tahun 2004 dan 2005 setelah

dikurangi dengan biaya operasional yang terdapat dalam penagihan, diketahui

terdapat pembayaran  success fee yang melebihi 20% dengan rincian sebagai

 berikut:

dalam rupiah

Persetujuan

Pengeluaran BiayaDebitur Lawyer Hasil Penjualan/

Lelang

Tarif Success Fee

Tgl Nilai

Success 

Fee

(%)

PT. Perindo

Darmajaya

Dumoli

Simanjuntak &

Rekan

599.979.114,00 30%179.993.734,00

18-Mei-

2005129.993.734,00 22

Page 245: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 245/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 17 dari 24

PT. Gelora

Harapan

Amir Nasution

& Associates237.051.547,00 30%

71.115.464,00

05-Apr-

200571.115.464,00 30

PT. Vibato

Gemilang

Amir Nasution

& Associates950.000.000,00 30%

285.000.000,00

12-Apr-

2005285.000.000,00 30

PT. Kreasi

Dianplas

Amir Nasution

& Associates850.000.000,00 30%

255.000.000,00

5-Nov-

2004255.000.000,00 30

2.637.030.661,00 791.109.198,00 741.109.198,00

Sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Kerja TL yang ditandatangani oleh semua

TL pada tanggal 8 Agustus 2000 butir 6 mengenai penagihan kredit atau

 perolehan aset dengan menggunakan law office  atau pihak ketiga disebutkan

 bahwa TL dapat menggunakan jasa law office (harus selektif) atau pihak ketiga

untuk melakukan penagihan kredit atau perolehan aset yang tidak dapat

ditangani sendiri. Tarif  success fee yang berlaku umum untuk lawyer   di luar biaya pengadilan adalah setinggi-tingginya 20% dari hasil yang tertagih di

samping lawyer-fee dan biaya operasional (out of pocket expenses).

Adanya pembayaran  success fee yang melebihi 20% tersebut tidak sesuai

dengan ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan Kerja TL.

Tanggapan - Terhadap masalah tersebut, TL PT Bank Industri (DL)

memberikan tanggapan sebagai berikut:

Pada prinsipnya TL PT Bank Industri (DL) menyetujui penerapan Pedoman

Pelaksanaan Likuidasi dan sudah diterapkan sejak 1997 sampai dengan tanggal

25 November 2002 yaitu dengan memberikan fee kepada pengacara sebesar:

10% bila penyelesaian perkara melalui lelang, dan

15% bila penyelesaian perkara dengan cara negosiasi.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25/1999 dan Surat Keputusan

(SK) Direksi BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999, antara lain

dinyatakan bahwa masa kerja TL adalah 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang

selama 6 (enam) bulan. Pada masa perpanjangan tersebut, penjualan aset

dilakukan secara lelang. Berdasarkan pengalaman TL selama ini,  fee  kepada

 pengacara sebesar 20% sesuai pedoman di atas akan sulit dilaksanakan untuk

transaksi lelang mengingat pajak-pajak lelang minimal sebesar 16,5%, sehingga

total  fee  pengacara minimal mencapai 36,5%. Sejak November 2003 TL PT

Bank Industri (DL) menempuh kebijakan membayar  fee  pengacara untuk

transaksi lelang sebesar 15% dan untuk penagihan secara langsung sebesar 30%.

Saran - BPK–RI memberikan saran agar TL PT Bank Industri (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan pembayaran  success fee  kepada

 pengacara yang melebihi ketentuan sebesar 20%.

Page 246: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 246/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 18 dari 24

b)   Temuan - Terdapat Penghapusan Pinjaman eks Direksi Sebesar

Rp1.006.000.000,00

Sesuai dengan memo intern TL PT Bank Industri (DL) Nomor

MI.TLBI.019AX.2002 tanggal 10 Oktober 2002 disebutkan bahwa untuk

seluruh pinjaman karyawan yang sumber pembayarannya berasal dari gaji yang

diberikan oleh PT Bank Industri (DL) dinyatakan write off . Dan bila terjadi

 pembayaran di kemudian hari maka akan dibukukan kepada komponen

 pendapatan PT Bank Industri (DL).

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 penghapusan yang dilakukan atas

 pinjaman direksi dan karyawan tersebut adalah sebesar Rp5.489.532.002,00,

dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No Kantor Cabang

Outstanding Per

31-Okt-97Pembayaran Penghapusan

1 Cabang KPO 6.426.181.496,00 1.359.197.879,00 5.066.983.617,00

2

Cabang Gajah

Mada 226.501.910,00 89.715.648,00 136.786.262,00

3

Cabang Panglima

Polim 234.593.808,00 72.755.990,00 161.837.818,00

4 Cabang Bandung 150.029.910,00 42.585.743,00 107.444.167,00

5 Cabang Surabaya 58.305.916,00 41.825.778,00 16.480.138,00

Jumlah 7.095.613.040,00 1.606.081.038,00 5.489.532.002,00

Dari pinjaman yang dihapuskan sebesar Rp5.489.532.002,00 ternyata sebesar

Rp1.006.000.000,00 merupakan pinjaman ke Direksi pada kantor Cabang KPO.

Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan Kerja TL

yang ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 2000 oleh semua TL. Pada butir 3

 pedoman tersebut antara lain dinyatakan bahwa atas kredit yang diberikan

kepada pihak yang terkait yang turut serta menjadi penyebab ambruknya bank,

tidak dapat diberikan discount .

Selain itu dalam Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999

disebutkan bahwa pengurus bank adalah direksi dan dewan komisaris bagi bank

yang berbentuk hukum perseroan terbatas atau yang dipersamakan dengan itu bagi bank yang berbentuk hukum koperasi atau perusahaan daerah, atau

 pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, sehingga

direksi merupakan pihak yang terkait dengan bank.

Page 247: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 247/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 19 dari 24

Adanya penghapusan pinjaman kepada eks direksi tersebut mengakibatkan

 berkurangnya kemampuan PT Bank Industri (DL) untuk melunasi kewajiban

kepada Negara sebesar Rp1.006.000.000,00.

Tanggapan - TL PT Bank Industri (DL) memberikan tanggapan sebagai berikut:

Pada saat dilakukan verifikasi secara administrasi sebenarnya pinjaman

karyawan sudah di write off namun pada pelaksanaannya TL PT Bank Industri

(DL) tetap melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) 

Setelah penutupan bank, TL tetap menagih atau membuat somasi baik

kepada karyawan maupun Direksi dan Komisaris;

(2)  Satu-satunya sumber pembayaran pinjaman karyawan adalah dari potongan

gaji semasa menjadi karyawan PT Bank Industri dan mayoritas karyawan

sudah kesulitan mencari pekerjaan, maka TL membuat kebijakan intern

untuk penghapusan tersebut akan tetapi kebijaksanaan tersebut hanya

secara administrasi dan proses penagihan tetap dilaksanakan. Hasil penagihan tersebut telah mencapai Rp1.606.081.038,00;

(3)  Kepada Direksi/Dewan Komisaris tidak diberikan surat lunas, kecuali bagi

mereka yang melakukan pembayaran penuh. Dengan demikian TL telah

melakukan penagihan semaksimal mungkin.

Saran - BPK–RI memberikan saran agar TL PT Bank Industri (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan penghapusan pinjaman eks direksi.

c)   Temuan - Terdapat Penghapusan Piutang kepada Debitur Melebihi 25%

TL PT Bank Industri (DL) dalam tugasnya telah mengupayakan penagihan

kepada debitur. Dalam rangka penagihan kepada debitur selama tahun 2000-

2005 TL PT Bank Industri (DL) telah memberikan discount   lebih dari 25%

kepada beberapa debitur dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Debitur Outstanding

31 Okt.97

Verifikasi Pembayaran Penghapusan

%

1 2 3 4 5=2-4 6=5:2

PT Flora

Ariesta 270.171.670,00 270.171.670,00 160.000.000,00 110.171.670,00 41

CV Mandiri

Perkasa 160.852.662,00 160.852.662,00 100.000.000,00 60.852.662,00 38

PT Makmur257.366.495,00 190.968.400,00 112.366.495,00 78.601.905,00 31

Page 248: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 248/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 20 dari 24

dalam rupiah

Debitur Outstanding

31 Okt.97

Verifikasi Pembayaran Penghapusan

%

1 2 3 4 5=2-4 6=5:2

Intergarindo

H Memed

M. Yamiin 106.889.262,00 106.889.262,00 75.215.000,00 31.674.262,00 30

Kiekie

Sutedja 732.899.110,00 732.899.110,00 520.894.177,00 212.004.933,00 29

PT Ital

Frans MFI 630.190.000,00 630.190.000,00 425.000.000,00 205.190.000,00 33

Jumlah 698.495.432,00

Hal ini tidak sesuai dengan butir 3.1 sampai dengan 3.4 Pedoman Pelaksanaan

Kerja TL yang ditandatangani pada tanggal 8 Agustus 2000 oleh semua TL

yang antara lain menyatakan bahwa discount  atau penghapusan dimungkinkan

untuk diberikan berdasarkan keputusan masing-masing TL BDL dengan

 pertimbangan sebagai berikut:

(1) Pertimbangan yang bersifat ekonomis menjadi penting apabila upaya

hukum melalui jalur hukum akan memakan biaya yang lebih besar dan

 jangka waktu yang panjang ditambah adanya unsur ketidakpastian;

(2) Kemampuan debitur atau keadaan perusahaan debitur untuk dapat

membayar kewajibannya serta status dan nilai agunan;

(3) Pada dasarnya pemberian discount/penghapusan untuk bunga pinjaman

dimungkinkan.  Discount /penghapusan terhadap pokok pinjaman harus

dilihat secara kasus demi kasus.

(4) Pemberian discount   atas pokok pinjaman termaksud pada butir 3.3

maksimum 25%. Bagi debitur yang tidak bersedia dimaksud, agar

diselesaikan melalui jalur hukum (eksekusi) dan apabila masih ada saldo/

sisa pinjamannya, maka sisanya tetap menjadi kewajiban debitur

dimaksud.

Hal ini disebabkan TL PT. Bank Industri (DL) tidak sepenuhnya mengikuti

Pedoman Pelaksanaan yang telah ditetapkan tersebut.

Kondisi di atas mengakibatkan penerimaan dari pelunasan kredit tidak optimal

sebesar Rp698.495.432,00.

Tanggapan - TL PT Bank Industri (DL) memberikan tanggapan sebagai berikut:

Page 249: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 249/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 21 dari 24

Pinjaman yang diberikan discount   lebih besar 25% dari sisi manajemen

 pengelolaan penghapusan pinjaman sebesar Rp698.495.432,00 adalah

merupakan 0,31% dari total penghapusan sebesar Rp2.812.119.553,00.

Penghapusan yang diberikan adalah merupakan pertimbangan yang spesifikdari TL sehingga pemberian keringanan sangat variatif namun bila dihitung

secara rata-rata, maka penghapusan yang diberikan berdasarkan angka historis

adalah sebesar 5,37% dan secara verifikasi adalah 1,26%. Bahwa pemberian

discount   untuk debitur kooperatif diselesaikan case by case  dengan patokan

umum pemberian discount   maksimal 25% terkecuali terdapat hal-hal yang

dianggap akan lebih menyulitkan BDL bilamana dilakukan melalui saluran

hukum.

Saran - BPK–RI memberikan saran agar TL PT Bank Industri (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan penghapusan pinjaman piutang

kepada debitur melebihi 25%.

2) 

Penjualan Aset

Realisasi pencairan aset sampai dengan tanggal 30 April 2005 yang berasal dari

 penjualan harta tetap dan inventaris adalah sebesar Rp28.796.760.000,00. Nilai

verifikasi aktiva tetap tersebut per tanggal 31 Oktober 1997 adalah

Rp12.936.133.171,00.

Dari hasil pemeriksaan atas penjualan aktiva tetap dan inventaris, dapat

disimpulkan bahwa proses penjualan aktiva tetap telah sesuai dengan ketentuan

yaitu dengan sistem lelang baik yang dilakukan oleh TL sendiri maupun yang

dilakukan melalui kantor lelang.

3) 

Penerimaan Lainnya

Selain penerimaan dari penagihan kredit dan penjualan aset, TL PT Bank Industri

(DL) juga memperoleh penerimaan lain yang berasal dari jasa giro, bunga deposito

dan penerimaan lainnya.

Jumlah penerimaan tersebut sampai dengan tanggal 30 April 2005 sebesar

Rp104.286.185.146,00 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

1. Hasil bunga Giro dan Deposito 94.943.417.972,00

2. Lainnya Terdiri atas :

- Laba Penjualan Aktiva Tetap 7.226.088.778,00

  - Bunga Extracomptable 1.112.104.606,00

  - Lain-Lain 1.004.573.790,00

Jumlah 104.286.185.146,00

Page 250: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 250/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 22 dari 24

 b.  Pembayaran Kewajiban

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh

TL adalah pembayaran Dana Talangan tahap I dan II kepada Pemerintah sebesar  

Rp279.124.000.000,00.

Dari hasil pemeriksaan atas pembayaran kewajiban yang dilakukan oleh TL PT Bank

Industri (DL), kami tidak menemukan permasalahan yang material. 

c. 

Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sejak November 1997 sampai dengan

tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp48.480.625.181,00 yang terdiri dari:

- Honor dan Gaji sebesar Rp22.103.287.784,00

- Biaya Administrasi & Umum sebesar Rp26.377.337.397,00

  Jumlah Rp48.480.625.181,00

Dari hasil pemeriksaan atas biaya operasional diperoleh temuan sebagai berikut:

Temuan – Dasar Pembayaran Honor TL Bank I ndustri (DL ) yang Ditetapkan oleh

RUPS untuk Periode 1997 sampai dengan Apri l 2005 Melebih i Ketentuan yang

Di tetapkan oleh BI

Berdasarkan hasil perhitungan pembayaran honor TL sampai dengan 30 April 2005

diketahui bahwa pembayaran honor TL dilakukan dengan mendasarkan pada hasil

RUPS tanggal 24 November 1997. Berdasarkan ketentuan RUPS tersebut, honor TL

minimum sebesar honor Caretaker  yatu sebagai berikut:

- Ketua sebesar Rp20.000.000,00

- Wakil Ketua sebesar Rp17.500.000,00- Anggota sebesar Rp15.000.000,00

Rincian honor yang telah dibayarkan sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah

sebagai berikut:

dalam rupiah

No. Periode Jumlah Honor Total

1. Des’97 s.d. Okt ‘99

(23 bulan x Rp52,5 juta)

Ketua Rp20 juta

Wkl.Ketua Rp17,5 juta

Angg. Rp15 juta

1.207.500.000,00

2. Nov’99 s.d. Des’00 (14 bulan

x Rp17.5 juta)

Ketua Rp7,5 juta

Wkl.Ketua Rp5 juta

Angg. Rp5 juta

245.000.000,00

3. Jan’01 s.d. Maret ‘01

(3 bulan x Rp12,5 juta)

Ketua Rp7,5 juta

Anggota Rp5 juta

37.500.000,00

4. Apr ’01 s.d. Jun ’01 (3 bulan x

Rp17,5 juta)

Ketua Rp7,5 juta

Wkl.Ketua Rp5 juta

52.500.000,00

Page 251: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 251/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 23 dari 24

dalam rupiah

No. Periode Jumlah Honor Total

Angg. Rp5 juta

5. Juli ’01 s.d. Sep ’01 (3 bulan

x Rp12,5 juta

Ketua Rp7,5 juta

Anggota Rp5 juta

37.500.000,00

6. Okt ’01 s.d. Feb ’02 (5 bulan x

Rp12,5 juta

Ketua Rp7,5 juta

Anggota Rp5 juta

62.500.000,00

7. Maret 2002 (1 bulan x Rp61,5

 juta)

Ketua Rp20 juta

Angg. Rp15 juta

61.500.000,00

8. Apr ’03 s.d. Mei 03 (14 bulan

x Rp50 juta)

Ketua Rp20 juta

Angg. Rp15 juta

700.000.000,00

9. Jun ’03 s.d. Juli 03 (2 bulan x

Rp17,5 juta

Ketua Rp7,5 juta

Wkl.Ketua Rp5 juta

Angg. Rp5 juta

35.000.000,00

10. Agust ’03 s.d. Nov ’03 (4 bulan x Rp10 juta)

Angg. Rp5 juta 40.000.000,00

11. Des ’03 s.d. Apr ’05 (17 bulan

x Rp52,5 juta

Ketua Rp20 juta

Wkl.Ketua Rp17,5 juta

Angg. Rp15 juta

892.500.000,00

Jumlah 3.371.500.000,00

 

Sesuai surat BI Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 yang

mengatur tentang honorarium TL, besarnya honor TL adalah sebagai berikut:

1) 

Ketua sebesar Rp 7.500.000,00

2) 

Wakil Ketua dan anggota masing-masing sebesar Rp5.000.000,00

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Ijin Usaha,Pembubaran dan Likuidasi Bank pada Pasal 18 ayat (2) disebutkan bahwa honor TL

yang termasuk salah satu komponen dalam biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan dengan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan BI.

Pembayaran honor TL sebesar Rp20.000.000,00 untuk ketua TL, Rp17.500.000,00

untuk wakil ketua dan Rp15.000.000,00 untuk anggota TL tidak sesuai dengan Surat BI

 Nomor I/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999, dan menyebabkan beban

operasional TL Bank Industri (DL) yang menjadi lebih tinggi.

Tanggapan - TL PT Bank Industri (DL) menanggapi sebagai berikut:

Mengacu pada Pasal 22 dan 23 Surat Keputusan (SK) BI Nomor 32/53/KEP/DIR

tanggal 14 Mei 1999, yang menyatakan masa kerja TL berakhir sampai dengan November 2002 tetapi berdasarkan surat BI No.1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2

 November 1999  penggajian masih diberlakukan sampai November 2003. Sejak berakhir

masa kerja TL (5 tahun 6 bulan), TL memberlakukan penggajian berdasarkan RUPS

tanggal 24 November 1997.

Page 252: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 252/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Industri (DL) Halaman 24 dari 24

Saran - BPK–RI memberi saran agar TL PT Bank Industri (DL) mempertanggung-

 jawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada RUPS

sehubungan dengan dasar pembayaran honor TL yang melebihi ketentuan yang

ditetapkan BI.

d.  Sisa Aset

Sesuai dengan Laporan Keuangan Intern PT Bank Industri (DL) yang belum diaudit per

tanggal 30 April 2005, jumlah aktiva adalah sebesar Rp113.797.443.390,00 dengan

rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

  Nilai

Kas Rp -

Giro pada Bank Lain Rp 6.998.992.982,00

Penempatan pada Bank Lain Rp 72.000.000.000,00

Kredit yang Diberikan Rp 31.782.382.323,00

Penyertaan Saham Rp -

Cadangan Penyisihan Penghapusan Rp -

Rp 40.000.000,00Aktiva Tetap

Akumulasi Penyusutan Rp -

Aktiva Lain-Lain Rp 2.976.068.085,00

Jumlah Aktiva Rp 113.797.443.390,00

Selain aset yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut, TL PT Bank Industri (DL)

 juga masih memiliki aset jaminan dari pihak terkait yang masih diharapkan

 pemasukannya, berupa jaminan kredit yang ditangani oleh pengacara senilai

Rp55,893,072,788.00 (Outstanding  per tanggal 30 April 2005) - Li hat Lampiran I  

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA 

Page 253: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 253/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

DL : Dalam Likuidasi

DPK : Dana Pihak Ketiga

KAP : Kantor Akuntan Publik

 NAL : Neraca Akhir Likuidasi

PP : Peraturan Pemerintah

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SPI : Sistem Pengendalian Intern

SPK : Surat Penegasan Kredit

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 254: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 254/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK ANRICO

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.F/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 255: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 255/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 6

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan PT Bank Anrico (DL) Per Tanggal 1 November

1997 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 24 Juni 2003 (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL) 10

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 11

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 12

Page 256: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 256/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 13

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 13

a. Realisasi Pencairan Aset 13

 b. Pembayaran Kewajiban 20

c. Biaya Operasional 21

d. Sisa Aset 21

DAFTAR SINGKATAN

Page 257: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 257/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 1 dari 24

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK ANRICO (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas

 pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Anrico (Dalam

Likuidasi /DL)

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Anrico (DL) tidak dapat diandalkan, karena beberapa hal.

Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai.

Diantaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan

 pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang

secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL dalam melaksanakan fungsinya,

 baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal yang berkaitan

dengan PT Bank Anrico (DL).

a. 

Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku aset berdasarkan neraca likuidasi per tanggal 1 November 1997 sebesar

Rp170.855.867.697,50, telah direalisasikan oleh TL PT Bank Anrico (DL) sampai

dengan tanggal 30 April 2005 berjumlah Rp22.444.274.763,51 yang terdiri dari

 penyelesaian kredit sebesar Rp18.299.203.763,51 dan penjualan aktiva tetap sebesar

Rp4.145.071.000,00.

Page 258: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 258/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 2 dari 24

Terkait hal ini, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1)  Seluruh penjualan tanah dan bangunan tidak dilakukan melalui lelang, namun

melalui penjualan langsung;

2) 

Penjualan tanah jaminan kredit bukan kepada penawar yang mengajukan harga

tertinggi sehingga penerimaan TL berkurang sebesar Rp863,38 juta;

3) 

Pihak terkait PT Bank Anrico (DL) tidak kooperatif dalam proses penjualan

 jaminan kredit berupa delapan ruko sehingga hasil penjualannya belum dapat

direalisasikan sebesar Rp897.847.508,97.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari kewajiban BLBI sebesar Rp210.080.728.375,73 posisi tanggal 29 Januari 1999,

telah diselesaikan sebesar Rp9.532.962.447,00 yang seluruhnya merupakan angsuran

untuk Dana Talangan, sehingga mempunyai sisa kewajiban BLBI sebesar

Rp200.547.765.928,73. Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan adanya

 permasalahan.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp12.348.088.021,25. Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan adanya

 permasalahan.

d.  Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 24 Juni 2003 sesuai dengan Neraca Akhir Likuidasi

(NAL) hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Kartoyo dan Rekan adalah

sebesar Rp36.030.021.324,66, sedangkan nilai realisasinya berjumlah

Rp29.374.878.120,68.

Sementara itu sisa kewajiban BLBI kepada Pemerintah adalah sebesar

Rp200.547.765.928,73, sehingga sisa aset tersebut lebih kecil dari sisa kewajiban.

Terkait hal ini, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) 

Jaminan kredit yang belum terjual berupa tanah dan bangunan berada dalam kondisi

tidak terawat dan dihuni oleh penghuni liar; 

2) 

TL PT Bank Anrico (DL) tidak menguasai bukti-bukti kepemilikan tiga aset

 pemegang saham yang dikuasajualkan.

4.  SARAN BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT Bank Anrico (DL), BPK–RI memberikan saran kepada TL PT

Bank Anrico (DL) sebagai berikut:

a. 

TL PT Bank Anrico (DL) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya yang tidaksesuai dengan ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan penjualan tanah dan

 bangunan tidak dilakukan melalui lelang dan penjualan tanah jaminan kredit bukan

kepada penawar yang mengajukan harga tertinggi.

Page 259: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 259/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 3 dari 24

 b. 

TL PT Bank Anrico (DL) meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait

sehubungan dengan kewajiban pihak terkait BDL dan apabila diperlukan dilakukan

melalui jalur hukum sehubungan dengan tidak kooperatifnya pihak terkait PT Bank

Anrico (DL) dalam proses penjualan jaminan kredit.

c. 

Pemerintah dan BI segera mengambil langkah-langkah konkrit mengenai penyelesaian

tugas TL PT Bank Anrico (DL) termasuk kemungkinan mengambil alih aset yang masih

tersisa dalam rangka menyelesaikan kewajiban bank dalam rangka meminimalkan

kerugian negara sehubungan dengan kondisi jaminan kredit berupa tanah dan bangunan

yang belum terjual yang tidak terawat dan dihuni oleh penghuni liar.

d. 

TL segera mengambil alih bukti-bukti kepemilikan tiga aset pemegang saham yang

dikuasajualkan dan juga mengambil alih aset yang masih tersisa dalam rangka

menyelesaikan kewajiban bank dalam rangka meminimalkan kerugian negara.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo 

 NIP. 240000361

Page 260: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 260/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 4 dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Anrico (DL) adalah

sebagai berikut:

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2. 

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Anrico (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a.  Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional BDL sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban BDL.

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Anrico (DL) adalah:

a. 

Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c. 

Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan, dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

Page 261: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 261/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 5 dari 24

5.  Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Anrico (DL).

Page 262: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 262/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 6 dari 24

BAB II

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status Bank Dalam Likuidasi

PT Bank Anrico dicabut ijin usahanya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

 Nomor 526/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997. Pencabutan ijin usaha tersebut

dilakukan berdasarkan usulan Bank Indonesia, sesuai dengan surat Nomor

30/67/DIR/UPB2/Rahasia tanggal 31 Oktober 1997.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

TL dibentuk dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 24 Desember 1997

dan telah disahkan oleh BI dengan surat Nomor 30/67/DIR/UPB2/Rahasia dengan susunan

sebagai berikut:

Ketua : Sjahrial Hamid

Wakil Ketua : T. Djuharman

Anggota : Refry Anwar Syukur

Indriyanto Seno Adji

Atas persetujuan Bank Indonesia dengan surat Nomor 3/7/DPIP/DIPIP tanggal 24 Januari

2001 Sjahrial Hamid mengundurkan diri dari Tim dan kemudian berubah dengan susunan

sebagai berikut:

Ketua : T. Djuharman

Anggota : Refry Anwar Syukur

Indriyanto Seno Adji

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan (SK)

Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR, masa kerja TL PT Bank Anrico (DL) telah berakhir

tanggal 24 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Juni 2003.

 Namun karena kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat

diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan

demikian, keberadaan TL PT Bank Anrico (DL) tidak sesuai dengan ketentuan.

3. 

Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima PT Bank Anrico (DL) sebesar Rp210.080.728.375,73 terdiri

dari:

Page 263: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 263/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 7 dari 24

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah

Saldo Debet pada Bank Indonesia 9.803.728.375,73

Dana Talangan dari Bank Indonesia 200.277.000.000,00

Jumlah 210.080.728.375,73

Rincian dana talangan yang diterima adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah

Talangan I 95.967.432.045,00

Talangan II 103.851.000.000,00

Talangan untuk Pesangon 458.567.955,00

Jumlah 200.277.000.000,00

 

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Jenis BLBI SPK

Saldo Debet Sebelum Likuidasi Tidak ada

Dana Talangan Rupiah I dan II SPK No.30/924/UK tanggal 4 Maret 1998

Tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh Bank sehubungan dengan BLBI yang diterima.

5.  Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada Bank telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai dengan

kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 6

Februari 1999 dan Akta Cessie  yang dibuat di hadapan Notaris Mudofir Hadi tanggal 22

Februari 1999 antara Direksi BI dan Ketua BPPN. Berdasarkan akta cessie tersebut, BLBI

yang dialihkan tersebut adalah posisi tanggal 29 Januari 1999 sebesar

Rp210.080.728.375,73, yang terdiri atas overdraft sebesar Rp9.803.728.375,73 dan DTR

Rp200.277.000.000,00. Dengan pengalihan tersebut maka BLBI yang diberikan oleh BI

 beralih menjadi hutang Pemerintah kepada BI dan sekaligus menjadi piutang Pemerintah qq.

BPPN kepada Bank sebesar Rp210.080.728.375,73.

6. 

Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh PT Bank Anrico (DL) sampai dengan tanggal

30 April 2005, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Page 264: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 264/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 8 dari 24

Jenis BLBI Jumlah Kewajiban Pembayaran Sisa

Saldo Debet

Dana Talangan Rupiah

Dana Talangan Valas

9.803.728.375,73

200.277.000.000,00

-

-

9.532.962.447,00

-

9.803.728.375,73

190.744.037.553,00

-

Jumlah 210.080.728.375,73 9.532.962.447,00 200.547.765.928,73

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang telah dibayar hanya mencapai

sebesar 4,54% dari total kewajiban BLBI.

7.  Posisi Keuangan PT Bank Anrico (DL) Per Tanggal 1 November 1997

Posisi Keuangan PT Bank Anrico (DL) per tanggal 1 November 1997, yang telah diaudit

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Kartoyo dan Rekan, dengan Laporan Nomor

053/LAP-KP/VII/’98 tanggal 7 Juli 1998 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas

Tagihan pada Bank Lainnya

Pinjaman yang Diberikan

Cadangan Penghapusan

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap dan Inventaris

Harga Perolehan

Akumulasi Penyusutan

Jumlah

Rupa-Rupa Aktiva

TOTAL AKTIVA

2.390.701.410,37

157.114.701,08

145.017.656.020,56

(671.358.000,00)

146.894.114.132,01

23.329.721.169,20

(1.259.426.332,88)

22.070.294.836,32

1.891.458.729,17

170.855.867.697,50

Page 265: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 265/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 9 dari 24

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar

Kewajiban Segera Dibayar

Dana Pihak Ketiga

Rupa-Rupa Pasiva

Jumlah Kewajiban Lancar

Pinjaman pada BI

Dana Talangan

KLBI

Fasilitas Diskonto Lainnya

Jumlah Pinjaman pada BI

3.405.629.011,49

198.658.572.519,55

271.189.575,86

202.335.391.106,90

0,00

69.554.368,55

9.772.705.543,20

9.842.259.911,75

EKUITAS

Modal Disetor

Modal Kuasi

Pinjaman Subordinasi

Cadangan Umum

Saldo Laba (Rugi)

Laba (Rugi) Periode Berjalan

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

5.026.000.000,00

686.000,00

1.316.511.800,00

6.850.791,54

(9.103.570.602,02)

(38.568.261.309,67)

(41.321.783.321,15)

170.855.867.697,50

 

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 24 Juni 2003 (Neraca Akhir Likuidasi/NAL)

Posisi keuangan bank yang dikutip dari NAL yang telah diaudit oleh KAP Drs. Kartoyo dan

Rekan, dengan Laporan Nomor 003/LAP-KP/I/2004 tanggal 20 Januari 2004, sebagai berikut:

dalam rupiah

Page 266: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 266/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 10 dari 24

Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Lain

Pinjaman yang Diberikan

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap dan Inventaris

Rupa-Rupa Aktiva

TOTAL AKTIVA

32.060.749,76

1.406.402.499,18

9.750.000.000,00

24.447.505.646,00

35.635.968.894,94

265.116.000,00

128.936.429,74

36.030.021.324,68

26.310.749,76

1.406.402.499,18

9.750.000.000,00

18.053.516.742,00

29.236.229.990,94

17.190.600,00

121.457.529,74

29.374.878.120,68 

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar

Hutang Pajak

Kewajiban Lainnya

Dana Simpanan Nasabah

Rupa-Rupa Pasiva

Jumlah Kewajiban Lancar

Pinjaman pada BI

Dana Talangan

KLBI

Fasilitas Diskonto Lainnya

Jumlah Pinjaman pada BI

3.531.601.057,35

85.608.047,19

1.143.396.515,48

0,00

4.760.605.620,02

190.744.042.659,93

87.718.006,94

9.803.728.375,73

200.635.489.042,60

3.531.601.057,35

85.608.047,19

1.143.396.515,00

0,00

4.760.605.619,54

190.744.042.659,93

87.718.006,94

9.803.728.375,73

200.635.489.042,60

EKUITAS

Modal Disetor

Modal Kuasi

Pinjaman Subordinasi

Cadangan Umum

Selisih Penilaian Kembali Ak.Tetap

5.026.000.000,00

686.000,00

1.316.511.800,00

6.850.791,54

(17.839.907.836,36)

5.026.000.000,00

686.000,00

1.316.511.800,00

6.850.791,54

(18.088.833.236,36)

Page 267: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 267/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 11 dari 24

dalam rupiah

Nilai Buku Nilai Realisasi

Laba (Defisit) Awal Likuidasi

Laba (Defisit) Periode Likuidasi

Jumlah Ekuitas

TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS

(155.445.255.052,82)

(2.430.959.040,30)

(169.366.073.337,94)

36.030.021.324,68

(161.843.502.085,34)

(2.438.929.811,30)

(176.021.216.541,46)

29.374.878.120,68

Sesuai dengan Risalah Rapat tanggal 18 Mei 2004 melalui surat Nomor 6/165/DPIP/IPSiP

tanggal 18 Mei 2004, NAL tersebut masih belum disetujui oleh BI diantaranya karena perlu

adanya koreksi penyajian nilai buku NAL berdasarkan nilai buku historis Neraca Penutupan

 Audited   PT Bank Anrico (DL) per tanggal 1 November 1997. Selain itu sesuai surat BI

 Nomor 7/158/DPIP/IADmP tanggal 11 Mei 2005 terdapat beberapa perbedaan pos seperti

 perbedaan pos-pos biaya antara laporan bulanan dengan laporan NAL.

9. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

TL PT Bank Anrico (DL) tidak membuat Laporan Posisi Keuangan Bank (Neraca) setelah

tanggal 24 Juni 2003.

Page 268: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 268/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 12 dari 24

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring  menunjukkan masih adanya kelemahan

dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian sebagai berikut:

a. 

Lingkungan Pengendalian

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Anrico (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya TL nantinya bertanggung

 jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari, TL juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang

 pada umumnya terkait dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta

tambahan jaminan terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori

macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Anrico (DL), mengingat pada umumnya nilai kewajibannya kepada Pemerintah

 berupa saldo debet dan dana talangan rupiah lebih besar dari harta yang ada. Di

samping itu, saat ini PT Bank Anrico (DL) juga sedang menghadapi tuntutan dari

kreditur yang merasa memiliki piutang pada PT Bank Anrico (DL), tetapi atas simpanan

tersebut tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan PT Bank Anrico (DL). Dari

sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham utama, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada. Dengan kondisi ini, TL kurang

memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan

negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan

negara. Dalam kenyataannya pemegang saham utama masih besar pengaruhnya

terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak

maksimalnya pengembalian harta PT Bank Anrico (DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank

Anrico (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Selama ini pihak BI hanya

memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari PT Bank Anrico

(DL).

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Page 269: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 269/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 13 dari 24

Untuk kegiatan pencairan aset di PT Bank Anrico (DL), selain kegiatan pencairan aset

 bank dan jaminan yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang

saham, baik yang diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham maupun aset

yang berhasil disita dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL dilakukan

 penyitaan dan dilakukan penjualan proses lelang pengadilan.

Pengurusan aset milik pemegang saham yang diambil alih tersebut dilakukan dengan

menggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas PT Bank Anrico (DL), juga

terdapat ketidakjelasan mengenai masa kerja TL PT Bank Anrico (DL). Sesuai dengan

ketentuan yang ada, masa kerja TL PT Bank Anrico (DL) pada umumnya adalah selama

lima tahun sejak terbentuknya TL ditambah dengan enam bulan. Pada akhir masa tugas

TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BI sebagai dasar RUPS

dalam rangka pebubaran TL. Tetapi sampai dengan lima tahun masa kerja TL dan telah

disusun NAL ternyata belum ada persetujuan dari BI mengenai pelaksanaan RUPS dan

sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada kejelasan mengenai status TL walaupun

masa kerja TL telah berakhir.

Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada PT Bank Anrico (DL)

diketahui bahwa selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP adalah untuk

menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai

kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan PT Bank Anrico

(DL).

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI pada tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a. Realisasi Pencairan Aset

1) 

Penagihan Kredit

Posisi kredit yang disalurkan PT Bank Anrico (DL) per tanggal 1 November 1997

sebesar Rp145.017.656.020,56. Dari nilai tersebut, realisasi penyelesaian kredit

yang dilakukan TL sampai dengan tangggal 30 April 2005 berjumlah

Rp18.299.203.763,51, dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Jumlah yang

Diterima

* Kas Tunai

- Pihak Terkait

- Pihak Tidak Terkait

267.683.953,27

3.154.780.792,04

  Jumlah 3.422.464.745,31

Page 270: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 270/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 14 dari 24

Jumlah yang

Diterima

* Offset  

- Pihak Terkait

- Pihak Tidak Terkait

0,00

534.781.383,74

  Jumlah 534.781.383,74

* Discount  

- Pihak Terkait

- Pihak Tidak Terkait

0,00

1.472.172.692,59

  Jumlah 1.472.172.692,59

* Agunan

- Pihak Terkait

- Pihak Tidak Terkait

7.565.892.499,01

0,00

  Jumlah 7.565.892.499,01

* Pemegang Saham yang Dikuasajualkan

- Pihak Terkait

- Pihak Tidak Terkait

5.303.892.442,86

0,00

  Jumlah 5.303.892.442,86

Total Terkait dan Tidak Terkait 18.299.203.763,51

Tidak terdapat realisasi penyelesaian kredit setelah NAL pada tanggal 24 Juni 2003.

Dari hasil pemeriksaan terhadap penagihan kredit, ditemukan permasalahan sebagai

 berikut:

a)  

Temuan - Seluruh Penjualan Tanah dan Bangunan Tidak Dilakukan

Melalui Lelang, Namun M elalui Penjualan Langsung

Penjualan tanah dan bangunan atas aset bank, jaminan kredit dan aset

 pemegang saham yang dikuasajualkan sebanyak 14 aset dengan nilai penjualan

 bruto keseluruhan sebesar Rp17.531.820.000,00 tidak dilakukan melalui lelang,

namun melalui penjualan langsung. Aset tersebut terdiri Aset PT Bank Anrico

(DL) sebesar Rp3.800.000.000,00, Jaminan Kredit sebesar Rp8.067.500.000,00,

dan Aset Pemegang Saham yang dikuasajualkan sebesar Rp5.664.320.000,00.Hal ini tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR

tanggal 14 Mei 1999 Pasal 22 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Tim Likuidasi

wajib melaksanakan tugasnya secara efisien dan efektif sehingga dapat

menyelesaikan Likuidasi Bank dalam waktu singkat”. Selain itu sesuai dengan

Surat Deputi Gubernur Senior BI kepada TL PT Bank Anrico (DL) Nomor

Page 271: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 271/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 15 dari 24

1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 tentang Honorarium TL

disebutkan bahwa penjualan harta tetap dan inventaris (HTI) dan agunan atau

yang sejenisnya dilakukan secara terbuka/lelang dengan mengacu pada harga

 pasar.

Kondisi di atas mengakibatkan hasil penjualan tidak optimal. Hal tersebut

disebabkan TL beranggapan bahwa lelang dilakukan setelah periode lima tahun.

Tanggapan – Atas permasalahan tersebut, TL PT Bank Anrico (DL)

memberikan tanggapan sebagai berikut:

Atas jaminan kredit yang telah diikat dengan hak tanggungan ataupun hipotik,

TL mengajukan permohonan lelang setelah masa kerja TL melampaui 5 (lima)

tahun, namun tidak ada aset yang dijual. Sedangkan sebelum masa akhir kerja

TL tersebut, penjualan dilakukan secara langsung. Terhadap jaminan kredit

yang sebelumnya tidak diikat dengan hak tanggungan atau hipotik serta aset

 pemegang saham yang diserahkan dalam bentuk akta kuasa jual, TL tidak dapat

mengajukan permohonan lelang. Dalam hal ini TL meminta kepada pemegang

saham PT Bank Anrico (DL) untuk menjual aset melalui lelang tetapi tidakditanggapi.

Saran - BPK-RI memberikan saran agar TL PT Bank Anrico (DL)

mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS

b)   Temuan – Penjualan Tanah Jaminan Kredit Bukan kepada Penawar yang

Mengajukan Harga Tertinggi sehingga Penerimaan TL Berkurang Sebesar

Rp863,38 ju ta

Penjualan tanah yang dilakukan oleh TL PT Bank Anrico (DL) atas jaminan

kredit PT Bunga Setangkai (Pihak Terkait) dengan Jaminan PMK Nomor

04.003/PRK, di Jalan Arengka Riau seluas 34.747m2  (Sertifikat Nomor 5879,

5482, 211 dan 1580) senilai Rp3.480.000.000,00 dilakukan melalui penjualan

langsung pada tanggal 13 April 2000.

Berdasarkan iklan yang dimuat pada surat kabar Riau Pos tanggal 8 Januari

1999, Kompas tanggal 8 Januari 1999 dan 20 April 1999, penawaran yang

diterima oleh TL PT Bank Anrico (DL) sebagai berikut:

dalam rupiah 

Nama PenawarTanggal

PenawaranHarga/m

2  Nilai

1. Zulnaidi 28 Maret 2000 125.000,00 4.343.375.000,00

2. Bunyamin 05 April 2000 105.000,00 3.648.435.000,00

3. Drs. H. Aznur Affandi, MBA  05 April 2000 96.411,20 3.350.000.000,00

Proses penjualan tanah seluas 34.747 m2  tersebut dapat dijelaskan sebagai

 berikut:

Page 272: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 272/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 16 dari 24

(1) 

TL mengirim surat kepada Zulnaidi tanggal 30 Maret 2000, memberikan

 jawaban bahwa harga atas tanah pada lokasi tersebut per m2  sebesar

Rp135.000,00 atau nilai keseluruhan sebesar Rp4.690.845.000,00;

(2) 

Dalam penawaran Bunyamin tanggal 5 April 2000 menyatakan bahwa yang

 bersangkutan adalah pembeli yang serius dengan harga penawaran sebesar

Rp3.648.435.000,00 dan mengharapkan surat balasan dengan segera dari

TL. Pada tanggal 11 April 2000, TL melalui surat kepada Bunyamin

memberikan jawaban bahwa aset tersebut telah terjual pada pembeli lain.

Penawaran dari Bunyamin tersebut merupakan kelanjutan dari penawaran

atas nama Sutarman yang mengirim surat kepada TL pada tanggal 24 Maret

2000 dengan harga penawaran per m2  sebesar Rp100.000,00 atau sebesar

Rp3.474.700.000,00. Namun pada saat itu Sutarman sedang berada di

Malaysia, sehingga ia memberikan kuasa atas penawaran tanah tersebut

kepada Bunyamin. Atas penawaran dari Sutarman, TL memberi jawaban

melalui surat tanggal 27 Maret 2000 bahwa harga per m2  adalah sebesar

Rp125.000,00.

(3) 

Atas penawaran Drs. H. Aznur Affandi, MBA tersebut, TL PT Bank Anrico

(DL) melakukan negosiasi. Sesuai surat TL tanggal 5 April 2000 kepada

Drs. H. Aznur Affandi, MBA memberi jawaban bahwa harga tanah tersebut

sebesar Rp3.500.000.000,00. Atas jawaban TL tersebut, pihak penawar

mengajukan penawaran berikutnya sebesar Rp3.380.000.000,00 melalui

surat tanggal 5 April 2000. Selanjutnya TL melalui surat tanggal 5 April

2000 memberikan konfirmasi persetujuan harga tanah tersebut sebesar

Rp3.480.000.000,00 atau harga per m2  sebesar Rp100.152,53. Keputusan

TL mengenai penjualan tanah di Jalan Arengka Pekan Baru juga dilakukan

tanggal 5 April 2000. Harga pasar berdasarkan appraisal   independen PT

Penilai tanggal 18 Maret 2000 adalah sebesar Rp3.345.000.000,00 dan

harga likuidasi sebesar Rp1.675.000.000,00.

Pemenang atas penjualan tanah tersebut yang diputuskan oleh TL merupakan

 penawar dengan harga terendah (peringkat ke-3). Dalam hal ini TL

memberitahukan harga tanah kepada penawar peringkat ke-1 sampai dengan 2,

 jauh di atas harga yang diberikan kepada penawar peringkat ke-3.

Seharusnya TL dalam menetapkan pemenang mempertimbangkan penawaran

tertinggi sehingga penerimaan Negara menjadi lebih optimal.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya penerimaan TL PT Bank Anrico (DL) atas

 penjualan aset tersebut sebesar Rp863.375.000,00 (Rp4.343.375.000,00 –

Rp3.480.000.000,00).

Tanggapan – Atas permasalahan tersebut, TL PT Bank Anrico (DL)

menanggapi sebagai berikut:

Atas penawaran dari Zulnaidi, TL memberikan jawaban melalui faksimili

tanggal 30 Maret 2000 dengan harga Rp135.000,00 / m2 dan yang bersangkutan

tidak memberikan jawaban.

Page 273: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 273/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 17 dari 24

Penawaran dari Bunyamin qq. Sutarman tanggal 5 April 2000 sebesar

Rp105.000,00 / m2  sesuai dengan bukti faksimili baru diterima TL tanggal 7

April 2000.

Selanjutnya TL pada tanggal 11 April 2000 memberikan jawaban kepada yang

 bersangkutan bahwa tanah tersebut sudah terjual pada tanggal 5 April 2000.

Penawaran dari Drs. Aznur Affandi, MBA diajukan tanggal 31 Maret 2000

dengan harga Rp100.000,00 / m2  dan TL memberikan jawaban dengan harga

Rp135.000,00 / m2. Selanjutnya yang bersangkutan pada tanggal 5 April 2000

mengajukan penawaran sebesar Rp3.350.000.000,00 tetapi belum disetujui oleh

TL. Setelah dilakukan negosiasi, yang bersangkutan menyetujui dengan harga

sebesar Rp3.480.000.000,00 dan TL memberikan nota faksimili tanggal 10

April 2000.

Saran - BPK–RI memberikan saran agar TL PT Bank Anrico (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS

c)  

Temuan – Pihak Terkait PT Bank Anr ico (DL ) Ti dak Kooperatif Dalam

Proses Penjualan Jaminan Kredit Berupa Delapan Ruko Sehingga Hasil

Penj ualan Belum Dapat Di reali sasikan Sebesar Rp897.847.508,97

PT Bunga Setangkai merupakan pemegang saham sebesar 99% PT Bank

Anrico (DL). PT Bunga Setangkai mendapat kredit dari PT Bank Anrico (DL)

dengan baki debet per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar Rp170.261.435.841,25

(90% dari total kredit yang dikucurkan oleh PT Bank Anrico (DL). Jaminan

kredit tersebut sebagian besar adalah berupa tanah dan ruko-ruko di Kompleks

Cut Meutia Plaza, Bekasi Timur.

Dari total 103 ruko yang dijaminkan, 77 ruko berada di Blok A dan 26 ruko di

Blok B. Ruko yang telah dijual pada saat PT Bank Anrico (DL) masih

 beroperasi sebanyak 35 ruko yang keseluruhan berlokasi di Blok A. Dari

 jumlah tersebut, sebanyak 18 ruko dibayar dengan cara tunai pada saat PT Bank

Anrico (DL) masih beroperasi, sedangkan 17 ruko lainnya dengan cara kredit.

Setelah likuidasi, TL melanjutkan penagihan kredit tersebut kepada para debitur

PT Bunga Setangkai.

Dari 17 ruko yang dijual secara kredit, sebanyak sembilan ruko dengan baki

debet sebesar Rp965.305.404,06 telah lunas dibayar oleh debitur senilai

Rp1.196.848.567,50. Namun demikian, atas sembilan ruko yang telah lunas

tersebut terdapat lima debitur yang telah dibuatkan Akta Jual Beli dan sisanya

sebanyak empat debitur belum dibuatkan Akta Jual Beli karena Pemegang

Saham dan Direktur Utama PT Bunga Setangkai sebagai pemilik ruko tidak

 bersedia menandatangani Akta Jual Beli ruko tersebut. Dengan adanya hal

tersebut, debitur yang belum lunas, tidak bersedia membayar pelunasannya

kepada TL PT Bank Anrico (DL), sehingga pembayaran delapan ruko yang

telah terjual tetapi belum lunas, menjadi macet dan tidak berhasil ditagih oleh

TL PT Bank Anrico (DL). Jumlah baki debet atas delapan ruko yang macet

Page 274: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 274/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 18 dari 24

tersebut sebesar Rp1.119.847.508,97, sedangkan penerimaan tunai yang

diterima TL PT Bank Anrico (DL) hanya sebesar Rp222.000.000,00.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya penerimaan senilai kredit yang macet dari

 penjualan ruko yaitu sebesar Rp897.847.508,97 (Rp1.119.847.508,97 –

Rp222.000.000,00).

Kondisi ini disebabkan tidak adanya itikad baik Pemegang Saham PT Bunga

Setangkai yang juga Pemegang Saham mayoritas PT Bank Anrico (DL) untuk

menyelesaikan kewajiban BLBI.

Tanggapan – Atas permasalahan tersebut, TL PT Bank Anrico (DL)

memberikan tanggapan sebagai berikut:

Terhadap empat debitur yang telah melunasi kredit kepemilikan ruko tetapi

 belum dibuatkan Akta Jual Beli, TL berupaya meminta kepada H. Anwar

Syukur untuk membuatkan Akta Jual Beli sebagaimana surat TL masing-

masing Nomor 054/TLBA/V/2000 tanggal 12 Mei 2000 perihal

Penandatanganan Akta Jual Beli Ruko Cut Meutia Plaza-Bekasi; Surat Nomor

130/TLBA/IX/2000 tanggal 29 September 2000 perihal Penandatangan AktaJual Beli Ruko dan surat Nomor 136/TLBA/X/2000 tanggal 26 Oktober 2000

 perihal Penandatanganan Akta Jual Beli Ruko tetapi tidak ditanggapi oleh yang

 bersangkutan.

Saran - BPK–RI memberikan saran kepada TL PT Bank Anrico (DL) agar

meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait sehubungan dengan

kewajiban pihak terkait BDL dan apabila diperlukan dilakukan melalui jalur

hukum.

2)  Penjualan Aktiva Tetap dan Aktiva Lainnya

Realisasi penyelesaian aktiva tetap dan aktiva lainnya milik PT Bank Anrico (DL)

yang dilakukan TL sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesarRp3.900.545.679,00 terdiri dari:

dalam rupiah

  Jumlah Bruto Jumlah Bersih

- Tanah dan Bangunan PT Bank

Anrico (DL) 3.800.000.000,00 3.555.474.679,00

- Inventaris dan Kendaraan 345.071.000,00 345.071.000,00

Jumlah 4.145.071.000,00 3.900.545.679,00

Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan permasalahan.

b.  Pembayaran Kewajiban

Realisasi penyelesaian kewajiban yang dilakukan TL sampai dengan tanggal 30 April

2005 berjumlah Rp9.532.962.447,00 yang seluruhnya merupakan pembayaran untuk

Page 275: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 275/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 19 dari 24

Dana Talangan Rupiah. Dengan demikian jumlah kewajiban kepada Pemerintah yang

 belum dilunasi berjumlah Rp200.547.765.928,73 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Uraian Jumlah Pembayaran Saldo

Saldo Debet

Dana Talangan Rupiah

9.803.728.375,73

200.277.000.000,00

-

9.532.962.447,00

9.803.728.375,73

190.744.037.553,00

Jumlah 210.080.728.375,73 9.532.962.447,00 200.547.765.928,73

Pada posisi tanggal 30 April 2005, jumlah kewajiban yang belum dilakukan

 pembayaran sebesar Rp205.396.094.662,14 terdiri dari:

Dalam rupiah

  Nilai Buku Nilai Realisasi

Bank Indonesia

- Dana Talangan

- Saldo Debet

190.744.042.659,93

9.803.728.375,73

 

190.744.042.659,93

9.803.728.375,73

  Jumlah BLBI 200.547.771.035,66 200.547.771.035,66

  - KLBI 87.718.006,94 87.718.006,94

  Jumlah Kewajiban kepada BI 200.635.489.042,60 200.635.489.042,60

Hutang Pajak 3.531.601.057,35 3.531.601.057,35

Kewajiban kepada Pihak III Lainnya 85.608.047,19 85.608.047,19

Dana Simpanan Nasabah 1.143.396.515,48 1.143.396.515,00

Jumlah 205.396.094.662,62 205.396.094.662,14

Keterangan:

Posisi kewajiban tersebut dikutip dari NAL per tanggal 24 Juni 2003 yang telah diaudit oleh KAP Drs.

Kartoyo dan Rekan, dengan Laporan Nomor 003/LAP-KP/I/2004 tanggal 20 Januari 2004.

Dari hasil pemeriksaan terhadap pembayaran kewajiban, kami tidak menemukan adanya

 permasalahan.

c.  Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sejak tanggal 1 November 1997 sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp12.348.088.021,25, dengan rinciansebagai berikut:

- Biaya Tenaga Kerja Rp 8.246.340.472,92

- Biaya Umum Rp 2.741.288.841,33

Page 276: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 276/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 20 dari 24

- Biaya Penyelesaian Kredit Rp 1.360.458.707,00

Jumlah Rp12.348.088.021,25

Dari hasil pemeriksaan terhadap realisasi biaya operasional tidak ditemukan adanya

 permasalahan.

d. 

Sisa Aset

Besarnya sisa aset yang menjadi bagian Pemerintah, sesuai dengan NAL per tanggal 24

Juni 2003 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Kartoyo dan

Rekan dengan Laporan Nomor 003/LAP-KP/I/2004 tanggal 20 Januari 2004 adalah

sebesar nilai buku Rp36.030.021.324,68 dan nilai realisasi Rp29.374.878,120,68.

Bila dibandingkan dengan jumlah BLBI yang belum dilunasi oleh TL PT Bank Anrico

(DL) sebesar Rp200.547.765.928,73, maka sisa aset tersebut hanya dapat menutup

17,96% berdasarkan nilai buku dan 14,65% berdasarkan nilai realisasinya.

Dari hasil pemeriksaan atas sisa aset ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1) Temuan - Jaminan Kredit yang Belum Terjual Berupa Tanah dan Bangunan

Dalam Kondisi Tidak Terawat dan Dihuni oleh Penghuni Li ar

a) 

Tanah dan Bangunan di Kompleks Cut Meutia Bekasi Timur

Dari total 102 ruko di Kompleks Cut Meutia Bekasi Timur yang dijaminkan

oleh PT Bunga Setangkai (pihak terkait), sebanyak 67 ruko belum terjual, yaitu

41 ruko di Blok A dan 26 Ruko di Blok B.

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan BPK-RI pada tanggal 4 Juli 2005

di Kompleks Cut Meutia Bekasi Timur, diketahui beberapa permasalahan

sebagai berikut:

(1) 

Bangunan ruko yang belum dijual, sebagian besar dalam keadaan rusak,

tidak ada listrik, air ataupun jaringan telepon;

(2) 

Terdapat delapan ruko dari yang belum dijual di Blok A dihuni oleh pihak-

 pihak yang menyewa ruko tersebut secara langsung kepada PT Bunga

Setangkai. Lokasi delapan ruko tersebut yaitu Blok AI Nomor 6 dan 8,

Blok AII Nomor 4A, Blok AIII Nomor 1, 10 dan 13, Blok AV Nomor 10

dan 11. TL PT Bank Anrico (DL) tidak mengetahui permasalahan ini

sehingga penerimaan atas sewa ruko tersebut diterima oleh PT Bunga

Setangkai;

(3) 

Sebanyak 26 Ruko di Blok B beserta tanah kosong yang belum dibangun

dalam proses kasasi di Mahkamah Agung dengan Nomor Perkara

450/PTD.G/2000/PM.Jak-Sel atas tuntutan pembatalan Akta Kuasa Jual

 Nomor 31 atas SHM Nomor 187, dengan penggugat Anwar Syukur danReno Anwar Syukur selaku Pemegang Saham 99% saham PT Bank Anrico

(DL);

(4) 

Di depan ruko-ruko yang menghadap ke terminal (antara Blok A dan blok

B) terdapat pedagang kaki lima yang menempati tanah yang dijaminkan

Page 277: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 277/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 21 dari 24

tersebut. Sesuai dengan kesepakatan antara PT Bunga Setangkai dengan

Pemda setempat, PT Bunga Setangkai harus membebaskan tanah di lokasi

lain sebagai pengganti lokasi yang ditempati oleh pedagang kaki lima

tersebut.

 b) 

Tanah di Cipondoh, Cileduk – Tangerang

Tanah di Cipondoh, Cileduk, Tangerang ini dijaminkan oleh pihak terkait PT

Bank Anrico (DL), yaitu PT Pangkalan Menanti Film dengan total baki debet

sebesar Rp306.812.439,68. Tanah tersebut terdiri dari enam Sertifikat Hak

Milik (SHM) dengan nomor 14, 15, 16, 18, 800 dan 801 dan sertifikat tersebut

telah dikuasai oleh TL PT Bank Anrico (DL), dengan total luas tanah sebesar

6.084m2. 

Lokasi tanah cukup strategis karena letaknya berbatasan dengan perumahan dan

dekat dengan jalan raya. Namun demikian, tanah tersebut tidak laku dijual

karena telah terjadi penggalian tanah secara liar di lokasi tersebut oleh pihak

yang tidak bertanggung jawab sehingga kondisi tanah menjadi rendah dan tidak

 beraturan. Hal ini tidak sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi BI Nomor

32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 Pasal 20 yang menyebutkan bahwa “sejak

terbentuknya Tim likuidasi, tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari

Pengurus Bank kepada Tim Likuidasi”. Selain itu pada Pasal 22 ayat (1)

disebutkan bahwa “Tim Likuidasi wajib melaksanakan tugasnya secara efisien

dan efektif sehingga dapat menyelesaikan Likuidasi Bank dalam waktu singkat”.

Hal ini disebabkan tidak tersedianya biaya operasional yang dimiliki oleh TL

PT Bank Anrico (DL) untuk mengamankan lokasi tersebut.

Kondisi ini mengakibatkan aset tersebut sulit untuk dijual sehingga

mempengaruhi kelancaran pengembalian BLBI.

Tanggapan –Atas permasalahan tersebut, TL PT Bank Anrico (DL) memberikan

tanggapan sebagai berikut:

a) 

Tanah dan Bangunan di Kompleks Cut Meutia Bekasi Timur

TL meminta kepada pihak PT Bunga Setangkai terhadap perawatan dan

 pemeliharaan kawasan Kompleks Ruko Cut Meutia Plaza, Bekasi Timur namun

tidak pernah ditanggapi oleh pihak PT Bunga Setangkai.

 b) 

Tanah di Cipondoh, Cileduk – Tangerang

TL menyampaikan bahwa Sertifikat Hak Milik yang dijadikan jaminan kredit

oleh Debitur PT Bunga Setangkai, tidak dikat secara Notarial sejak PT Bank

Anrico (DL) masih beroperasi (Hipotek/HakTanggungan) sehingga keberadaan jaminan secara fisik maupun hak pengelolaannya masih melekat pada debitur

PT Bunga Setangkai. Demikian juga dengan Sertifikat Hak Milik atas tanah-

tanah yang berada di Cipondoh-Tanggerang yang dijaminkan oleh PT

Pangkalan Menanti Film juga tidak ada pengikatan kredit secara Notarial

Page 278: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 278/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 22 dari 24

(Hipotek/Notarial) sehingga keberadaan secara fisik maupun pengelolaannya

masih melekat pada debitur PT Pangkalan Menanti Film.

Saran - BPK-RI memberikan memberikan saran agar Pemerintah dan BI segera

mengambil langkah-langkah konkrit mengenai penyelesaian tugas TL BDL

termasuk kemungkinan mengambil alih aset yang masih tersisa dalam rangka

menyelesaikan kewajiban bank dalam rangka meminimalkan kerugian negara.

2) Temuan - TL PT Bank Anr ico (DL ) Tidak Menguasai Bukti-Bukti Kepemili kan

Ti ga Aset Pemegang Saham yang Di kuasajualkan

Dari aset pemegang saham yang dikuasajualkan PT Bunga Setangkai (pihak terkait)

kepada TL PT Bank Anrico (DL), terdapat tiga tanah yang tidak didukung oleh

 bukti kepemilikan dan belum dilakukan proses pensertifikatan, sebagai berikut:

a) 

Tanah di Jalan Raden Fatah, Batam, Riau seluas 192m2, dokumen yang ada

 berupa Jual Beli Bangunan Nomor 83 tanggal 19 Desember 1988 dari penjual

Zufri kepada Anwar Syukur (atas nama PT Bunga Setangkai), karena

 pembuatan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) belum dilakukan. Sesuai

dengan penilaian dari PT Penilai tanggal 14 Januari 2003 nilai pasar tanah

tersebut adalah sebesar Rp900.000.000,00 dan nilai likuidasi sebesar

Rp510.000.000,00;

 b) 

Tanah di Simpang Tiga Pekanbaru seluas 46.250m2. Pembuatan sertifikatnya

 belum dilakukan, dokumen yang ada hanya berupa Akta Jual Beli Nomor

46/1971 tanggal 8 September 1971 dari penjual Muchtar Sjamsuddin, SH

kepada pembeli yaitu Anwar Syukur. Sesuai dengan penilaian dari PT Penilai

tanggal 14 Januari 2003, nilai pasar tanah tersebut adalah sebesar

Rp346.875.000,00 dan nilai likuidasi sebesar Rp169.968.750,00;

c) 

Atas ruko di Komplek Ruko Cut Meutia Plaza, Bekasi dengan SHM Nomor3045 seluas 71m2 dan Nomor 3047 seluas 74m2. Kedua sertifikat tersebut

masih berada pada Pemegang Saham dan Direktur Utama PT Bunga Setangkai

(Pihak Terkait). Hasil penilaian dari PT Penilai tanggal 14 Januari 2003

masing-masing mempunyai nilai pasar sebesar Rp150.000.000,00 dan nilai

likuidasi sebesar Rp105.000.000,00.

Hal ini tidak sesuai dengan Pasal 20 SK Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal

14 Mei 1999 yang menyatakan bahwa “sejak terbentuknya Tim likuidasi, tanggung

 jawab pengelolaan bank beralih dari Pengurus Bank kepada Tim Likuidasi”.

Seharusnya TL wajib melakukan upaya untuk menyelesaikan bukti-bukti

kepemilikan tanah tersebut.

Hal ini mengakibatkan TL tidak dapat menjual tanah tersebut sehingga mengurangi

 potensi pelunasan BLBI.

Kondisi ini disebabkan tidak adanya itikad baik dari Pemegang Saham PT Bunga

Setangkai yang juga Pemegang Saham mayoritas PT Bank Anrico (DL).

Page 279: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 279/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 23 dari 24

Tanggapan –Atas permasalahan tersebut TL PT Bank Anrico (DL) menanggapi

sebagai berikut:

a) 

Terhadap aset tanah dan bangunan seluas 192m2 yang terletak di Jalan Raden

Fatah Nomor 55, Batam, Riau yang diserahkan untuk dilakukan penjualannya

melalui Akta Kuasa Jual Nmor 62 telah diupayakan meminta kepada pihak PT

Bunga Setangkai selaku pemilik untuk melengkapi dokumen kepemilikan tanah

dan bangunan namun hingga saat ini tidak mendapat tanggapan dari yang

 bersangkutan;

 b) 

Terhadap aset berupa tanah kosong yang telah diserahkan melalui seluas

46.250m2  yang terletak di Simpang Tiga, Pekanbaru, Riau, merupakan aset

(bukan jaminan) kredit yang tercatat atas nama orang lain yang diserahkan oleh

H. Anwar Syukur melalui Akta Kuasa Jual Nomor 52. TL tidak melihat adanya

ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 juncto SK

Direksi Bank Indonesia Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 yang

secara tegas mengatur kewajiban TL untuk melakukan pengurusan sertifikat

mengingat aset yang diserahkan dimaksud bukan sepenuhnya milik bank

termasuk adanya biaya yang timbul akibat adanya proses permohonan sertifikat.

TL berpendapat proses pengurusan sertifikat sepenuhnya merupakan kewajiban

 pemilik dan sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (1) SK Direksi Bank

Indonesia Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 bahwa “Tim Likuidasi

wajib melaksanakan tugas secara efektif dan efisien”;

c) 

Terhadap dua buah sertifikat masing-masing Sertifikat Hak Milik No.3047

(Ruko Blok AI Nomor 5) dan Sertifikat Hak Milik Nomor 3045 (Blok AI

 Nomor 7), yang terletak di Ruko Cut Meutia Plaza – Bekasi merupakan bagian

dari sertifikat hasil pemecahan dari Sertifikat Hak Milik (Induk) Nomor 710 a.n

H. Anwar Syukur yang pengurusannya dilakukan oleh PT Bunga Setangkai

melalui Kantor Notaris/PPAT Ny. S. Kamariah Suparwo, SH di Bekasi dan

setelah selesai diambil oleh pihak PT Bunga Setangkai dan diserahkan danditerima oleh Sdr. H. Anwar Syukur (sebanyak sembilan Sertifikat Hak Milik).

Pada tanggal 10 Januari 1992, H. Anwar Syukur hanya menyerahkan tujuh

 buah sertifikat kepada PT Bank Anrico (DL) pada saat operasional, sesuai

tanda terima untuk disimpan dalam jaminan kredit PMK Nomor 04.1439/PRK.

Untuk hal tersebut TL PT Bank Anrico (DL) telah meminta kepada Sdr. H.

Anwar Syukur untuk menyerahkan dua buah sertifikat jaminan kredit No.

04.1439/PRK atas nama debitur PT Bunga Setangkai melalui surat Nomor

181/TLBA/VII/99 tanggal 1 Juli 1999 perihal Penyerahan Sertifikat namun

hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan.

Page 280: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 280/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK – RI    PT Bank Anrico (DL) Halaman 24 dari 24

Saran - BPK-RI memberikan saran agar TL segera mengambil alih bukti-bukti

kepemilikan tiga aset pemegang saham yang dikuasajualkan dan juga mengambil

alih aset yang masih tersisa dalam rangka menyelesaikan kewajiban bank dalam

rangka meminimalkan kerugian negara.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 281: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 281/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL : Dalam Likuidasi

DTR : Dana Talangan Rupiah

HGB : Hak Guna Bangunan

KAP : Kantor Akuntan Publik

NAL : Neraca Akhir Likuidasi

PP : Peraturan Pemerintah

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SK : Surat Keputusan

SPI : Sistem Pengendalian Intern

TL : Tim Likuidasi

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 282: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 282/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK JAKARTA

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.G/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 283: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 283/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  5

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 5

2. Tujuan Pemeriksaan 5

3. Sasaran Pemeriksaan 5

4. Metodologi Pemeriksaan 65. Jangka Waktu Pemeriksaan 6

6. Obyek Pemeriksaan 6

BAB II GAMBARAN UMUM 7

1. Penetapan Status Bank Dalam Pemberesan (BDP) 7

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Pemberesan 7

3. Jumlah BLBI yang Diterima 8

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 8

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 8

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 9

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 18 September 2003 10

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 12

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 14

1. Sistem Pengendalian Intern 14

a. Lingkungan Pengendalian 14

 b. Pengendalian Pengamanan 14

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 15

Page 284: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 284/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 15

a. Realisasi Pencairan Aset 15

 b. Pembayaran Kewajiban 29

c. Realisasi Biaya Operasional 31

d. Sisa Aset 34

DAFTAR SINGKATAN

Page 285: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 285/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 1 dari 42

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK   JAKARTA (DALAM LIKUIDASI) 

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK-RI), dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan

 pemeriksaan atas pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada PT

Bank Jakarta (Dalam Likuidasi/DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Jakarta (DL) tidak dapat diandalkan, karena beberapa hal.

Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Di

antaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan

 pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang

secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi Bank Dalam Likuidasi (BDL) dalam

melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan.

Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL

selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas PT Bank Jakarta (DL) di tahun 2000 adalah pemeriksaan

investigasi sehingga tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL

untuk ditindaklanjuti. Akan tetapi kami juga menemukan perkembangan terkait

 pemeriksaan terdahulu tersebut.

Dalam audit terdahulu, BPK-RI mempermasalahkan adanya pembayaran terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK) pihak terkait yang oleh pemegang saham Sdr. H. Probosutedjo

dinyatakan telah disetujui secara lisan oleh Direksi BI. Deputi Gubernur Senior BI melalui

surat Nomor 3/3/DGS/DPIP tanggal 11 Januari 2001 membantahnya dan memerintahkan

Sdr. H. Probosutedjo mengembalikan dana talangan rupiah (DTR) yang telah disalurkankepada pihak terkait tersebut sebesar Rp96.759.000.000,00. Namun berdasarkan Surat

Kejaksaan Agung RI tanggal 9 April 2002 dijelaskan bahwa penyelidikan terhadap kasus

 penyalahgunaan dana talangan dari BI oleh PT Bank Jakarta (DL) telah selesai dan

 perbuatan yang ditemukan adalah perbuatan perdata.

Page 286: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 286/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 2 dari 42

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset, dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL.

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a. 

Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku total aset berdasarkan neraca likuidasi per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp226.898.517.741,00 dan sampai dengan tanggal 30 April 2005 telah direalisasikan

melalui penagihan kredit sebesar Rp94.429.197.487,00 dan melalui penjualan aset

sebesar Rp2.023.052.094,00.

Terkait dengan hal tersebut, kami menemukan masalah terkait penagihan kredit sebagai

 berikut:1)

 

Aset jaminan debitur PT Andriant Trading Engineering dijual oleh TL PT Bank

Jakarta (DL) di bawah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), sehingga terjadi selisih

sebesar Rp68.951.000,00.

Sementara dari realisasi penjualan aset ditemukan hal-hal sebagai berikut:

2) 

Penjualan kendaraan bermotor dilakukan dengan penunjukan langsung.

3) 

Pajak (PPh dan BPHTB) kurang bayar/setor dalam penjualan aset senilai

Rp87.777.150,00, dengan rincian sebagai berikut:

a) 

Kekurangan setor PPh dan BPHTB untuk penjualan rumah di Kompleks

Singosari Estate Blok A No. 7 Bandung sebesar Rp19.200.000,00.

 b)  Kekurangan setor PPh untuk penjualan rumah di Kompleks Singosari Estate

Blok A No. 10 Bandung sebesar Rp7.188.000,00.

c) 

Kekurangan setor PPh final untuk penjualan rumah di Jl. Waizir Medan sebesar

Rp1.141.200,00.

d) 

Kekurangan setor PPh final untuk penjualan empat unit ruko di Kesawan

Medan sebesar Rp52.247.950,00.

e) 

Kekurangan setor PPh untuk penjualan tanah di Sudiroprajan Surakarta sebesar

Rp8.000.000,00.

4) 

Penjualan ruko di Komplek Pasar Induk Caringin Bandung lebih rendah

dibandingkan dengan nilai appraisal  sebesar Rp500.000.000,00.5)

 

Penjualan rumah di Jl. Laksa No. 34 dan 36 Jakarta Barat di bawah NJOP, sehingga

terjadi selisih sebesar Rp229.788.000,00.

Page 287: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 287/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 3 dari 42

b.  Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah sebesar Rp210.994.000.000,00 pada tanggal 30

April 2005, telah diselesaikan sebesar Rp100.959.950.000,00 (48%) sehingga

kewajiban yang tersisa sebesar Rp110.034.050.000,00.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c. 

Biaya Operasional

Biaya operasional PT Bank Jakarta (DL) menurut laporan pembukuan periode 31

Desember 1997 sampai dengan 31 Maret 2005 (unaudited ) adalah sebesar

Rp16.754.354.859,00.

Terkait hal tersebut, kami menemukan permasalahan berupa pembayaran jasa konsultan

 belum dipungut dan disetor PPh dan PPN sebesar Rp213.548.775,00.

d.  Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 30 April 2005 yang telah diaudit Kantor Akuntan

Publik Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan adalah Rp160.639.374.642,34 dengan

nilai realisasi sebesar Rp80.626.420.734,00.

Sementara itu, kewajiban yang masih harus ditanggung pihak PT Bank Jakarta (DL)

adalah sebesar Rp112.062.440.287,00 dengan rincian sebesar Rp110.134.054.438,00

merupakan kewajiban Bank kepada Pemerintah dan sisanya sebesar

Rp1.928.385.849,00 merupakan kewajiban kepada pihak lain. Dengan demikian sisa

aset milik PT Bank Jakarta (DL) hanya mampu menutup 73% kewajiban kepada

Pemerintah.

Terkait hal ini, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) 

Terdapat Harta Tetap dan Inventaris (HTI) Bank berupa satu unit mobil merkMitsubishi tipe L 300 DB tahun 1994 yang masih berada dalam penguasaan pihak

lain.

2) 

Sisa aset eks-jaminan

a) 

Terdapat aset jaminan yang dipinjam pemegang saham.

 b) 

Aset jaminan kredit dikembalikan kepada debitur oleh pemegang saham.

c) 

Jaminan diambil alih oleh pemegang saham PT Bank Jakarta (DL).

d) 

Hutang PT Interkon Kebon Jeruk senilai Rp4.111.000.000,00 tidak didukung

dengan jaminan.

e) 

Sertifikat dan bukti kepemilikan dipegang oleh pihak lain yang bukan karyawanPT Bank Jakarta (DL).

4.  Saran BPK-RI

Sehubungan dengan pemeriksaan pada PT Bank Jakarta (DL), BPK – RI memberikan saran

sebagai berikut:

Page 288: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 288/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 4 dari 42

1)  TL PT Bank Jakarta (DL) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak

sesuai dengan ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan nilai penjualan aset-aset

 jaminan debitur yang berada di bawah NJOP dan/atau nilai appraisal , dan penjualan

kendaraan bermotor dilakukan dengan penunjukan langsung;

2) 

Pajak-pajak yang masih kurang dibayar dan belum disetor yaitu PPh, BPHTB dan PPN

agar dipungut dan disetorkan ke kas negara;

3) 

Aset-aset milik PT Bank Jakarta (DL) yang masih dikuasai oleh pihak lain agar ditarik

kembali sehingga berada dalam penguasaan PT Bank Jakarta (DL).

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo  NIP. 240000361

Page 289: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 289/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 5 dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Jakarta (DL)adalah:

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1993 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK-RI);

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2. 

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Jakarta (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a.  Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Jakarta (DL) sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset PT Bank Jakarta (DL) yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah

 berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT Bank Jakarta (DL).

3. 

Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Jakarta (DL) adalah:

a. 

Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan

aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4.  Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

Page 290: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 290/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 6 dari 42

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset, serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan/atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan pada PT Bank Jakarta (DL) dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan

tanggal 19 Juli 2005.

6. 

Obyek Pemeriksaan

PT Bank Jakarta (DL).

Page 291: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 291/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 7 dari 42

BAB II

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status Bank Dalam Pemberesan (BDP)

PT Bank Jakarta dicabut ijin usahanya berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor

533/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997 tentang Pencabutan Ijin Usaha PT Bank

Jakarta. Pencabutan ijin usaha tersebut dilakukan berdasarkan usulan Direksi BI kepada

Menteri Keuangan sesuai surat Nomor 30/35/DIR/UPB3/Rahasia tanggal 29 Oktober 1997

 perihal Permasalahan PT Bank Jakarta dan surat Nomor 30/93/DIR/UPB3/Rahasia tanggal

31 Oktober 1997 perihal Pencabutan Ijin Usaha PT Bank Jakarta.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Pemberesan

TL PT Bank Jakarta (DL) yang disebut juga sebagai Tim Pemberesan (TP) dibentuk

 berdasarkan Surat Direksi BI Nomor 30/176/DIR/UHA tanggal 12 Maret 1998, dengansusunan sebagai berikut:

Ketua : H. Probosutedjo

Anggota : Dudung Hamidi

Drs. H. Triwidodo

Drs. Waldjimin

Muh. Amin, SE

H. Amidhan

Bambang Suroso

TP/TL telah mengalami dua kali perubahan, susunan terakhir sesuai dengan persetujuan BI

 Nomor 1/20/DPIP/IDPiP tanggal 1 Oktober 1997 adalah sebagai berikut:

Ketua : H. Probosutedjo

Anggota : Dudung Hamidi

Drs. Waldjimin

Selain TP/TL, Bank juga merekrut mantan karyawannya untuk menjadi pelaksana teknis

 bagi kegiatan pemberesan bank. Jumlah personel pelaksana teknis atau biasa disebut Satuan

Tugas Pemberesan (STP) per tanggal 31 Mei 2005 adalah tujuh orang.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan

Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TP/TL seharusnya

sudah berakhir pada tanggal 18 Desember 2003. Namun karena kegiatan likuidasi

(pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat diselesaikan seluruhnya, maka

 belum dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk pembubaran TL.

Dengan demikian, keberadaan TP/TL PT Bank Jakarta (DL) tidak sesuai dengan ketentuan.

Page 292: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 292/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 8 dari 42

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima oleh PT Bank Jakarta (DL), sesuai dengan catatan akuntansi BI

maupun Bank adalah sebagai berikut:

a. Dana Talangan Rupiah I (DTR I) Rp35.494.000.000,00

 b. Dana Talangan Rupiah II (DTR II) Rp175.500.000.000,00

4.  Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Dana BLBI yang diterima oleh PT Bank Jakarta (DL) diikat dengan Akta Pengikatan (SPK)

 Nomor 30/607/UK tanggal 4 November 1997 untuk Dana Talangan Rupiah I (DTR I), dan

SPK Nomor 30/998/UK tanggal 23 Maret 1998 untuk Dana Talangan Rupiah II (DTR II).

Tidak ada jaminan yang diserahkan oleh PT Bank Jakarta (DL) sehubungan dengan

 penerimaan dana talangan sebesar Rp210.994.000.000,00 tersebut.

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

Bantuan likuiditas berbentuk DTR yang diberikan kepada PT Bank Jakarta (DL) telah

dialihkan kepada Pemerintah sesuai dengan Kesepakatan Bersama antara Menteri Keuangan

dan Gubernur BI tanggal 6 Februari 1999 dan Akta Cessie  Nomor 69 yang dibuat di

hadapan Notaris Mudofir Hadi, SH tanggal 29 Februari 1999 antara Direksi BI dengan

Ketua BPPN. Berdasarkan akta cessie tersebut, BLBI yang dialihkan tersebut adalah posisi

tanggal 29 Januari 1999 sebesar Rp210.994.000.000,00. Dengan pengalihan tersebut, maka

BLBI yang diberikan oleh BI beralih menjadi utang pemerintah kepada BI dan sekaligus

menjadi piutang pemerintah c.q. BPPN kepada Bank sebesar Rp210.994.000.000,00.

6. 

Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh PT Bank Jakarta (DL) sampai dengan tanggal

30 April 2005, adalah sebagai berikut:

Jenis BLBI Penerimaan Pembayaran Sisa

Dana Talangan Rupiah Rp210.994.000.000,00 Rp100.959.950.000,00 Rp110.034.050.000,00

Jumlah  Rp210.994.000.000,00 Rp100.959.950.000,00 Rp110.034.050.000,00

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pengembalian BLBI hanya mencapai 48% dari total

kewajiban BLBI.

7.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Laporan Keuangan PT Bank Jakarta (DL) per tanggal 31 Oktober 1997 (Neraca Penutupan)

yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Tjahjo, Machdjud Modopuro&Rekan Nomor 45/LK/1/99 tanggal 5 Januari 1999 adalah sebagai berikut:

Page 293: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 293/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 9 dari 42

dalam rupiah

No Pos Perkiraan 31 Oktober 1997

AKTIVA1 Kas 900.320.877,85

2 Bank Indonesia

a. Giro 12.976.599.339,93

 b. SBI 2.997.669.386,00

3 Dana Talangan

a. BDN 0,00

 b. BNI 0,00

4 Antar Bank Aktiva

a. Giro 439.146.047,69

 b. Deposito 0,00

c. Call Deposit 1.000.000.000,00d. Lainnya 3.887.966.867,00

5 Kredit yang Diberikan Dalam Rupiah-Terkait 207.519.873.265,52

Cadangan Penghapusan Kredit (7.020.217.962,89)

6 Penyertaan 16.000.000,00

7 Aktiva Tetap & Inventaris 6.900.662.507,31

Akumulasi Penyusutan (3.866.960.413,51)

8 Rupa-Rupa Aktiva 1.147.457.826,10

Jumlah Aktiva 226.898.517.741,00

PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

a. Giro- Pihak Terkait 30.522.266.454,04

- Bukan Pihak Terkait 6.662.925.575,96

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 5.242.200.878,17

- Bukan Pihak Terkait 17.070.994.632,64

c. Deposito

- Pihak Terkait 54.037.849.000,00

- Bukan Pihak Terkait 104.742.783.000,00

2 Kewajiban Segera Lainnya 3.327.303.196,00

3 Antar Bank Pasiva

a. Giro 0,00

 b. Tabungan 18.645.833,00

c. Deposito 6.000.000.000,00

d. Lainnya 4.018.645.833,20

4 Setoran Jaminan 301.511.450,00

6 Setoran Kepada Pemerintah 0,00

Page 294: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 294/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 10 dari 42

dalam rupiah

No Pos Perkiraan 31 Oktober 1997

7 Kewajiban Kepada BI 0,008 Rupa-Rupa Pasiva 1.915.936.123,00

9 Modal 14.250.000.000,00

10 Cadangan Umum 37.045.222,65

11 Laba/Rugi Ditahan 9.490.404.167,69

12 Laba/Rugi Tahun Lalu (30.739.993.625,35)

13 Laba/Rugi Tahun Berjalan 0,00

Jumlah Pasiva 226.898.517.741,00

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 18 September 2003

Laporan Keuangan PT Bank Jakarta (DL) per tanggal 18 September 2003 (Neraca AkhirLikuidasi-NAL) telah diaudit oleh KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan Nomor

83/LK/9/04 tanggal 6 September 2004 dan telah disetujui oleh BI dengan surat Nomor

7/132/DPIP/IAdmP tanggal 18 April 2005 dengan posisi sebagai berikut:

dalam rupiah

No Pos Perkiraan 18 September 2003

AKTIVA

1 Kas 73.118.689,71

2 Bank Indonesia

a. Giro 0,00

 b. SBI 0,003 Dana Talangan

a. BDN 6.714.258.158,27

 b. BNI 48.786.952,00

4 Antar Bank Aktiva

a. Giro 388.500.993,00

 b. Deposito 0,00

c. Call Deposit   27.500.000.000,00

d. Lainnya 2.008.082.511,00

5 Kredit yang Diberikan Dalam Rupiah-Terkait 152.850.996.933,81

Cadangan Penghapusan Kredit (6.886.500.507,81)

6 Penyertaan 16.000.000,00

7 Aktiva Tetap & Inventaris 2.800.706.799,00

Akumulasi Penyusutan (1.572.415.135,55)

8 Rupa-Rupa Aktiva 31.700.000,00

Jumlah Aktiva 183.973.235.393,43

Page 295: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 295/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 11 dari 42

dalam rupiah

No Pos Perkiraan 18 September 2003

PASIVA1 Dana Pihak Ketiga

a. Giro

- Pihak Terkait 1.807.000,00

- Bukan Pihak Terkait 104.595.000,00

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 0,00

- Bukan Pihak Terkait 71.726.000,00

c. Deposito

- Pihak Terkait 0,00

- Bukan Pihak Terkait 3.500.000,00

2 Kewajiban Segera Lainnya 20.522.908,15

3 Antar Bank Pasiva

a. Giro 1.026.157.082,24

 b. Tabungan 0,00

c. Deposito 0,00

d. Lainnya 0,00

4 Setoran Jaminan 0,00

5 Setoran Kepada Pemerintah 134.810.545.895,00

6 Kewajiban Kepada BI 0,00

7 Rupa-Rupa Pasiva 7.806.674,95

8 Modal 14.250.000.000,009 Cadangan Umum 0,00

10 Laba/Rugi Ditahan 0,00

11 Laba/Rugi Tahun Lalu 30.739.993.625,35

12 Laba/Rugi Tahun Berjalan 2.936.581.207,74

Jumlah Pasiva 183.973.235.393,43

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Laporan Keuangan PT Bank Jakarta (DL) per tanggal 30 April 2005 telah diaudit

oleh KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro&Rekan Nomor 51/LK/5/05 tanggal 23 Mei 2005

dan telah disampaikan kepada BI namun belum ada persetujuan adalah sebagai berikut:

Page 296: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 296/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 12 dari 42

dalam rupiah

No  Pos Perkiraan 30 April 2005 

AKTIVA1 Kas 64.991.644,98

2 Bank Indonesia

a. Giro 0,00

 b. SBI 0,00

3 Dana Talangan

a. BDN 0,00

 b. BNI 0,00

4 Antar Bank Aktiva

a. Giro 901.429.089,00

 b. Deposito 0,00

c. Call Deposito 0,00d. Lainnya 24.008.082.511,00

5 Kredit yang Diberikan Dalam Rupiah-Terkait 137.866.884.574,86

Cadangan Penghapusan Kredit (3.260.363.177,50)

6 Penyertaan 16.000.000,00

7 Aktiva Tetap & Inventaris 2.588.473.831,00

Akumulasi Penyusutan (1.577.823.831,00)

8 Rupa-Rupa Aktiva 31.700.000,00

Jumlah Aktiva 160.639.374.642,34

PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

a. Giro- Pihak Terkait 0,00

- Bukan Pihak Terkait 0,00

 b. Tabungan

- Pihak Terkait 0,00

- Bukan Pihak Terkait 0,00

c. Deposito

- Pihak Terkait 0,00

- Bukan Pihak Terkait 0,00

2 Kewajiban Segera Lainnya 271.171,00

3 Antar Bank Pasiva

a. Giro 1.026.157.082,24 b. Tabungan 0,00

c. Deposito 0,00

d. Lainnya 0,00

4 Setoran Jaminan 0,00

5 Setoran Kepada Pemerintah 110.134.054.438,33

Page 297: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 297/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 13 dari 42

dalam rupiah

No  Pos Perkiraan 30 April 2005 

6 Kewajiban Kepada BI 0,007 Rupa-Rupa Pasiva 901.957.594,95

8 Modal 14.250.000.000,00

9 Cadangan Umum 0,00

10 Laba/Rugi Ditahan 0,00

11 Laba/Rugi Tahun Lalu 33.676.574.833,09

12 Laba/Rugi Tahun Berjalan 650.359.522,73

Jumlah Pasiva 160.639.374.642,34

Page 298: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 298/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 14 dari 42

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari Pemeriksaan atas sistem pengembalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring   pada PT Bank Jakarta (DL) pada

umumnya menunjukkan masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini

nampak dalam uraian berikut:

a.  Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah berada dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada bank tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur manajemen tidak

dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, TL nantinya bertanggung jawab kepada RUPS.

Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus menyelesaikan tagihan

kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan pemegang saham utama,

antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap hutang-hutang mereka kepada

 bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Jakarta (DL), mengingat di sebagian besar BDL, nilai kewajiban kepada

Pemerintah berupa DTR I dan II lebih besar dari harta yang ada. Dari sisi ketentuan

 perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi dengan besarnya

kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintahlah yang lebih berhak terhadap harta

yang masih ada.

Dengan kondisi ini, sebagian besar TL tidak memahami bahwa harta yang masih ada

seharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan TL

seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya

 pemegang saham utama masih besarnya pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL

sehari-hari sehingga mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta PT Bank

Jakarta (DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL, baik itu

BI maupun Departemen Keuangan. Pihak BI selama ini hanya memantau posisi aset

dan kewajiban serta setoran ke Negara dari masing-masing BDL.

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Page 299: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 299/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 15 dari 42

Pelaksanaan audit yang selama ini dilakukan di TL oleh KAP adalah untuk menentukan

 posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai kinerja TL dan

atau memberikan opini terhadap laporan keuangan TL.

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL BDL adalah saat audit investigasi BLBI di

tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Berdasarkan Laporan Audit Investigatif BPK-RI Nomor 06/42/Auditama II/AI/VII/2000

tanggal 31 Juli 2000 terhadap bank, ditemukan adanya penyimpangan pembayaran Dana

Pihak Ketiga (DPK) kepada pihak terkait. Dalam laporan investigatif tersebut diperoleh

keterangan bahwa berdasarkan penjelasan Sdr. H. Probosutedjo, Direksi BI telah (secara

lisan) memberikan persetujuan.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, BI melalui surat Deputi Gubernur Senior Nomor

3/3/DGS/DPIP tanggal 11 Januari 2001 menyatakan menolak klaim Sdr. H. Probosutedjodan memerintahkan PT Bank Jakarta (DL) mengembalikan dana sejumlah

Rp96.759.000.000,00 kepada Pemerintah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, TP PT Bank Jakarta (DL) tidak melakukan usaha-usaha

untuk menarik kembali Dana Talangan Rupiah tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya

 potensi kerugian negara sebesar Rp96.759.000.000,00.

Sehubungan dengan kasus ini seluruh anggota TP/TL PT Bank Jakarta (DL) telah dipanggil

dan/atau diselidiki oleh Kejaksaan. Selanjutnya Kejaksaan menerbitkan surat tertanggal 9

April 2002 yang antara lain menjelaskan bahwa penyelidikan terhadap kasus

 penyalahgunaan dana talangan dari BI oleh PT Bank Jakarta (DL) telah selesai. Perbuatan

yang terjadi adalah perbuatan perdata yaitu PT Bank Jakarta (DL)mempunyai kewajiban

untuk menyelesaikan dana talangan sebesar Rp210.000.000.000,00 sampai dengan bulan

September 2003.

3. 

Temuan-temuan Pemeriksaan

a.  Realisasi Pencairan Aset

1) 

Penagihan Kredit

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui sampai dengan tanggal 30 April 2005

 pembayaran hutang yang dilakukan oleh debitur (penagihan kredit) adalah sebesar

Rp94.429.197.487.04.

Temuan – Ni lai penjualan aset jaminan debitur PT Andriant Trading

Engineering berada di bawah NJOP oleh TP/TL PT Bank Jakarta (DL),sehingga menimbul kan kerugian sebesar Rp68.951.000,00

PT Andriant Trading Engineering memiliki hutang kepada PT Bank Jakarta (DL)

dengan total per Januari 2003 sebesar Rp4.129.708.000,00. Jaminan yang melekat

atas pinjaman tersebut adalah enam unit ruko di Jl. KS Tubun No. 25 Jakarta Barat

Page 300: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 300/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 16 dari 42

dengan luas tanah 699 m2 dan luas bangunan 1154 m

2. Ruko tersebut atas nama Dr.

Ir. Ariono Abdulkadir.

Berdasarkan Surat Keterangan Nilai Jual Objek (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan

 Nomor S-368/WPJ.06/KB.01/2003 tanggal 28 Januari 2003, dapat diketahui bahwa

 NJOP Ruko tersebut adalah sebesar Rp3.243.951.000,00 (harga tanah dan bangunan

 per m2 masing-masing senilai Rp2.779.000,00 dan Rp1.384.800,00).

Aset tersebut dijual melalui Project Marketing Taman Kebon Jeruk di Jl. Meruya

Ilir No. 14 Jakarta Barat dengan  fee 2%. TP/TL PT Bank Jakarta (DL) belum

 pernah melakukan penilaian atas aset jaminan tersebut, sehingga tidak memiliki

 perkiraan nilai sendiri (owner estimate) yaitu dengan harga berapa aset tersebut

akan dijual. Penjualan juga dilakukan tanpa lelang.

Harga jual ruko tersebut ditetapkan dan disetujui TP/TL pada tanggal 9 Januari

2003 dengan harga Rp3.175.000.000,00. Harga tersebut belum dipotong biaya-

 biaya sebesar Rp232.946.050,00 dengan rincian sebagai berikut:Biaya pajak 5% x Rp3.243.921.000,00 = Rp 162.196.050,00

Biaya Notaris = Rp 6.500.000,00

Pembayaran Roya = Rp 750.000,00

 Fee Marketing 2% x Rp3.175.000,00 = Rp 63.500.000,00

Rp 232.946.050,00

Dengan demikian hasil penjualan aset jaminan tersebut adalah sebesar

Rp2.942.053.950,00.

Pada tanggal 8 Februari 2003, telah diterima setoran dari Dr. Ir. Ariono Abdulkadir

satu bilyet giro untuk setoran pinjaman atas nama PT Andriant Trading Engineeringsebesar Rp3.175.000.000,00. Bila dibandingkan dengan NJOP, harga jual tersebut

lebih rendah sebesar Rp68.951.000,00 (Rp3.243.951.000,00-Rp3.175.000.000,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

a) 

Surat BI kepada Forum Komunikasi Bank Dalam Likuidasi Nomor 2/69/IDPiP

tanggal 20 Juni 2000 yang menjelaskan bahwa barang bergerak atau tidak

 bergerak yang akan digunakan untuk pembayaran kredit harus terlebih dahulu

dinilai oleh penilai independen.

Kesepakatan Forum Komunikasi TL tanggal 8 Agustus 2000 yang menjelaskan

 bahwa barang tidak bergerak yang digunakan sebagai pembayaran kredit

seharusnya terlebih dahulu dinilai oleh penilai independen;

 b) 

Surat BI Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 yang

mengatur tentang penjualan aset, bahwa penjualan aset harus dilakukan secara

terbuka dan lelang harus mengacu pada harga pasar. Selain itu terhadap aset

 perlu dilakukan penilaian sebelum dijual;

Page 301: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 301/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 17 dari 42

c)  Berdasarkan Pedoman Audit BDL diketahui bahwa penjualan aset harus

melebihi atau minimal seharga NJOP.

Hal tersebut mengakibatkan penjualan aset menjadi tidak optimal dan adanya

 potensi kerugian dari selisih harga jual dengan NJOP yaitu Rp68.951.000,00.

Hal tersebut disebabkan TL PT Bank Jakarta (DL) tidak mentaati ketentuan

 penjualan aset.

Tanggapan   - TL memberikan tanggapan sehubungan dengan penjualan aset

 jaminan PT Andriant Trading Enginering. Dalam hubungan ini perlu

diinformasikan bahwa:

a)  Sejak PT Bank Jakarta (DL) dicabut ijin usahanya debitur telah mengalami

kemacetan dalam usahanya sehingga ruko tersebut tidak digunakan lagi;

 b) 

Telah ditawarkan kepada beberapa pengusaha namun harga yang diminta selalu

di bawah nilai hutang debitur;c)

 

Sejak ruko tersebut tidak digunakan lagi oleh debitur (tahun 1998) sampai

dengan tahun 2003 terjadi penjarahan terhadap sarana yang ada pada bangunan

tersebut seperti:

1) 

Kusen-kusen dari logam dan kaca-kacanya banyak yang rusak/tidak ada/

diambil/dijarah oleh maling;

2)  Kabel-kabel listrik serta peralatan listrik lainnya seperti kap lampu telah

 banyak yang hilang dan rusak;

3) 

Fisik bangunan banyak yang retak dan bahkan dak atap yang paling atas

telah retak-retak dan apabila hujan menjadi bocor dan membasahi lantai di

 bawahnya sehingga tidak memungkinkan pembeli dapat langsung untukmenempatinya apabila tidak dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

Melihat kondisi bangunan yang telah rusak tersebut maka tidak mungkin untuk

mencapai harga NJOP karena harga/nilai bangunan pada NJOP adalah harga/nilai

 bangunan dalam keadaan baik. Demikian pula untuk melakukan penilaian oleh

 penilai independen akan memakan waktu dan biaya. Sementara untuk dilakukan

lelang kurang menguntungkan karena hanya ada satu bangunan yang akan dijual.

Oleh karena itu dijual melalui lembaga perantara yang sudah biasa melakukan jual

 beli bangunan ( Project Marketing Taman Kebon Jeruk). Penjualan melalui lembaga

 perantara ini diharapkan mendapatkan harga yang wajar dan dalam waktu yang

relatif singkat. Dalam penjualan ruko ini tim telah membuat catatan mengenai

rencana penjualan sebagai legal opinion, sebagaimana pada ketentuan yang

disepakati forum komunikasi TL tanggal 8 Agustus 2000.

Sisa kewajiban tersebut telah dihapusbukukan (write off ). Untuk hapus buku ini

memang tidak perlu dibuat surat persetujuan hapus buku, kaena persetujuan hapus

 buku telah tertulis atau tercantum dalam nota dari staf pelaksana penagihan debitur.

Page 302: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 302/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 18 dari 42

Penjualan aset di PT Bank Jakarta (DL) memang tidak dilakukan secara lelang

antara lain karena hal-hal sebagai berikut:

a)  Dari hasil pantauan dan pengalaman TL penawaran harga yang terjadi di forum

lelang ternyata jauh lebih rendah dari harga-harga patokan yang diinginkan.

Pada awal likuidasi Tim sering diundang untuk menghadiri lelang oleh Balai

Lelang Swasta. Dari pemantauan tersebut ternyata harga penawaran lebih

rendah dari harga patokan;

 b) 

Forum lelang mengetahui bahwa aset yang dijual berasal dari bank yang

dilikuidasi sehingga berada dalam posisi yang lemah oleh karena itu harga

ditekan serendah mungkin;

c) 

Biaya lelang cukup memberatkan karena walaupun tidak berhasil dilelang, Tim

harus membayar honor/ fee bagi kantor lelang, contohnya lelang untuk jaminan

 pinjaman PT Tora Bangun Utama, di mana Tim harus membayar ongkos lelang

dan menerima jaminan yang dilelang untuk pembayaran hutang debitur;d)

 

Kondisi perekonomian yang belum memungkinkan untuk melakukan penjualan

aset secara besar-besaran dengan harga yang baik;

e) 

Untuk menjual secara lelang, agar efisien perlu penjualan/lelang aset dalam

 jumlah yang banyak, sedangkan harta yang dilelang PT Bank Jakarta (DL)

hanya memiliki beberapa aset (harta tetap yang pada umumnya masih

dimanfaatkan/digunakan oleh Pimpinan di Kantor Cabang PT Bank Jakarta

(DL) sehingga penjualan dilakukan satu persatu);

f) 

Telah berulangkali untuk mengikuti dan mencoba bekerjasama dengan

 beberapa balai lelang antara lain :

1) 

Balai Lelang Batavia;

2) 

Balai Lelang Ray White.

Syarat administrasi yang diminta oleh Balai lelang sulit untuk dipenuhi misalnya di

samping hak atas tanah juga ijin lainnya seperti IMB yang pada umumnya tidak

dapat dipenuhi oleh PT Bank Jakarta (DL).

Demikian pula biaya yang diminta sangat memberatkan Tim.

Dalam hubungan ini maka telah disepakati dengan Ketua TP selaku pemilik untuk

menjual aset PT Bank Jakarta (DL) tidak secara lelang, namun dijual kepada umum

dengan maksud untuk mendapatkan harga yang wajar dengan memperhatikan

kondisi aset tersebut serta faktor lainnya.

Memang diakui ada beberapa aset yang dijual di bawah harga NJOP karena alasan-

alasan sebagai berikut :

a) 

Menurut pengamatan kami tidak ada peraturan yang mewajibkan seseorang

untuk menjual asetnya (tanah dan bangunan) di atas atau sama dengan NJOP.

Menurut hemat kami NJOP adalah hanya merupakan  guidance/ petunjuk

Page 303: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 303/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 19 dari 42

kemungkinan harga sebagai dasar untuk menentukan penerimaan negara atas

Pajak Bumi dan Bangunan, sedangkan harga yang terjadi di pasar (aktual) bisa

lebih rendah atau lebih tinggi dari NJOP. Apabila diwajibkan untuk mengikuti

harga NJOP maka pada daerah-daerah tertentu yang nilai pasarnya rendah makaakan sulit untuk menjual aset tersebut;

 b)  Walaupun harga di bawah NJOP namun harga jual aset yang kami tetapkan

 berpatokan dengan memperhatikan antara lain sebagai berikut:

1) 

Harga pasar;

2) 

Kondisi fisik barang yang akan dijual, terutama mengenai kewajiban

debitur yang harus dipenuhi sehingga ditetapkan harga minimal dapat

menutup seluruh kewajiban debitur atau minimal yang paling mendekati

kewajiban debitur;

c) 

Untuk setiap penjualan TP membuat catatan yang diperlukan sebagai legal

opinion  sebagaimana dimaksud dalam kesepakatan yang disepakati dalamforum komunikasi TL.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Jakarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan

kepada RUPS.

2)  Penjualan Aset

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat diketahui besarnya harta tetap dan inventaris

milik Bank yang dijual senilai (book value) Rp2.023.052.094,00. Dari realisasi

 penjualan aset tersebut ditemukan hal-hal sebagai berikut:

a)  

Temuan - Penjualan Kendaraan Bermotor Di lakukan melalui Penunj ukan

Langsung

Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) tanggal 11 Maret 2003 memberikan

 persetujuan untuk menjual mobil-mobil tersebut kepada anggota TL dan

koordinator TL yang dalam hal ini adalah eks Pimpinan cabang dengan harga

rata-rata Rp25.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No Kantor Bank Jakarta Harga Perolehan Nilai Buku

18/09/03

Harga Jual Pembeli

1 Kantor Pusat

Sedan Mercedez 230 E 145.000.000,00 0 25.000.000,00 Drs. Waldjimin

Isuzu Panther GR 1997 43.000.000,00 2.036.718,75 25.000.000,00 Suhardi2 Capem

Kijang KF 40 STB Putih 27.700.000,00 0 25.000.000,00 Dudung H.

3 Surabaya

Isuzu Panther Minibus Grade 41.900.000,00 0 27.500.000,00 HM Arsyad

Izusu Panther 1997 41.000.000,00 2.162.109,63 25.000.000,00 HM Soetowo

Page 304: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 304/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 20 dari 42

4 Medan

Toyota Corolla 1600 27.000.000,00 0 27.500.000,00 Sulasikin

ToyotaKijang Komando SSG 36.000.000,00 0 25.000.000,00 Werry Soesilo

5 Bandung

Toyota Corolla GTI thn. 1990 45.500.000,00 0 25.000.000,00 Kunto Sadewo S

6 Yogyakarta

Toyota Kijang GTI Th 1990 45.500.000,00 0 25.000.000,00 Kuntari

452.600.000,00 230.000.000,00

Berdasarkan Surat BI Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November

1999, penjualan aset seharusnya dilakukan secara terbuka dan lelang dengan

mengacu pada harga pasar. Selain itu, UU Nomor 25 tahun 1999 tentang

Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank, Pasal 13 Poin 1

menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya anggota

Tim Likuidasi dilarang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

Dengan demikian, TL PT Bank Jakarta (DL) seharusnya tidak membeli aset

 berupa kendaraan PT Bank Jakarta (DL) karena diindikasikan merupakan upaya

memperoleh keuntungan untuk diri sendiri.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya potensi penerimaan PT Bank Jakarta

(DL) dari penjualan aset yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan TL

dalam membayar kewajiban terhadap negara.

Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman TP terhadap peraturan dan

ketentuan yang berlaku.

Tanggapan   - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa

 penjualan kendaraan bermotor dilakukan secara langsung atas persetujuan ketua

Tim selaku pemilik PT Bank Jakarta (DL) dengan beberapa alasan:

1)  Kendaraan bermotor tersebut adalah kendaraan yang telah digunakan sejak

PT Bank Jakarta (DL) masih berjalan/beroperasi oleh pejabat-pejabat PT

Bank Jakarta (DL)/pembeli dengan harga Rp25.000.000,00;

2)  Harga buku kendaraan tersebut pada umumnya bernilai nol (nihil);

3) 

Untuk memberikan suatu kenang-kenangan kepada pejabat PT Bank

Jakarta (DL) yang telah mengabdikan dirinya lebih dari 20 tahun;

4)  Dengan dijualnya kendaraan tersebut maka dapat mengurangi biaya-biaya

 pemeliharaan seperti bensin, oli, ban, dan lain sebagainya.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Jakarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS.

b)  

Temuan - Pajak (PPh dan BPHTB) kurang bayar dalam penjualan aset

sebesar Rp87.177.150,00

Page 305: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 305/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 21 dari 42

1)  Penjualan Rumah di Kompleks Singosari Estate Bl ok A No. 7 Bandung

kurang menyetor PPh dan BPH TB sebesar Rp19.200.000,00  

Pada tanggal 20 Juni 2002 telah terjadi penjualan rumah dinas di Jalan

Singosari Raya No. 7 RT 002/RW 010 Kelurahan Cibeureum Kecamatan

Cimahi Selatan Bandung. Rumah dinas tersebut memiliki luas tanah 530 m2 

dan luas bangunan 160 m2. Penjualan tanah tersebut dilakukan berdasarkan

akta jual beli No. 507/02 tanggal 20 Juni 2002 oleh Notaris Suwito

Chandra, SH, Notaris di Cimahi, Bandung.

Menurut surat Koordinator TP/TL Bandung (Kunto Sadewo) No. 23/TPBJ-

Bandung/V/2002 tanggal 21 Mei 2002 yang melakukan penawaran atas aset

tersebut hanya satu yaitu Linawati yang beralamat Jl. Singosari Raya No. 8

Cimahi Selatan Bandung, dengan rincian penjualan sebagai berikut:

Harga Jual ( gross) Rp370.000.000,00

Biaya-biaya:

PPh Final 5% x Rp178.000.000 = Rp8.900.000,00

BPHTB 5%(Rp178 juta-Rp30 juta) 7.400.000,00

Biaya Akta Jual Beli 3.000.000,00

Biaya Balik Nama Sertifikat 3.750.000,00

Biaya PJB (Akta Pengosongan) 750.000,00

Total Biaya Rp 23.800.000,00

Harga Neto Rp346.200.000,00

Pembayaran telah dilakukan melalui transfer ke rekening TL PT BankJakarta (DL) 094.098.095.002 pada tanggal 7 Juni 2002 sebesar

Rp180.000.000,00 dan tanggal 24 Juni 2002 sebesar Rp166.200.000,00.

Menurut UU Pajak Penghasilan Nomor 17 tahun 2000 Pasal 4 ayat 2 dan

PP Nomor 48 tahun 1994 juncto PP Nomor 27 tahun 1996 juncto PP

 Nomor 79 tahun 1999 dinyatakan bahwa dasar pengenaan pajak PPh final

dan BPHTB seharusnya adalah dari harga penjualan bruto mana yang

tertinggi NJOP atau harga jual. Dengan demikian dasar pengenaan pajak

atas penjualan tersebut adalah Rp370.000.000,00 dan bukan dari harga

 NJOP. Pajak yang seharusnya disetorkan adalah PPh sebesar

Rp18.500.000,00 dan BPHTB sebesar Rp17.000.000,00 sehingga terdapat

kurang setor pajak sebesar Rp19.200.000,00 yang terdiri dari PPhsebesar Rp9.600.000,00 dan BPHTB Rp9.600.000,00.

2)  Penjualan Rumah di Kompleks Singosari Estate Bl ok A No. 10 Bandung

kurang di setor PPh sebesar Rp7.188.000,00  

Page 306: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 306/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 22 dari 42

Pada tanggal 1 September 2003 telah terjadi penjualan rumah di Kompleks

Singosari Estate Blok A No. 10 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi

Selatan, Kabupaten Bandung Jateng, SHM No. 03677 a/n Kunto Sadewo

Satrijono seluas 494 m2 dan bangunan seluas 70 m2.

Berdasarkan surat TP PT Bank Jakarta (DL) kepada STP Cabang Bandung

tanggal 20 Agustus 2003, dapat diketahui bahwa aset tersebut ditawar oleh

tiga pihak dengan harga penawaran sebagai berikut:

a) 

 Ny. Hj. Oom Rohma sebesar Rp300.000.000,00 sudah termasuk pajak

 pembelian, untuk biaya notaris dan BBN ditanggung penjual;

 b) 

 Ny. Herawati sebesar Rp325.000.000,00 sudah termasuk pajak

 pembelian, untuk biaya notaris dan BBN ditanggung penjual;

c) 

Sdr. Tatang Soemantry sebesar Rp325.000.000,00 sudah termasuk

 pajak pembelian, untuk biaya notaris dan BBN ditanggung penjual.

Pembeli yang disetujui adalah Sdr. Tatang Soemantry sebesar

Rp325.000.000,00. Pembayaran telah dilakukan melalui transfer ke

rekening TL PT Bank Jakarta (DL) 094.098.095.002 pada tanggal 1

September 2003 adalah sebesar Rp185.000.000,00 dan tanggal 18

September 2003 sebesar Rp110.737.500,00 dengan total pembayaran

sebesar Rp295.737.500,00.

Dalam transaksi penjualan aset ini telah dibayar PPh sebesar Rp9.062.000

atau sebesar 5% dari nilai NJOP (Rp181.240.000,00).

Seharusnya menurut UU PPh Nomor 17 tahun 2000 Pasal 4 ayat 2 dasar

 pengenaan pajak PPh final dan BPHTB adalah dari harga penjualan yaitu

sebesar Rp325.000.000,00 bukan dari harga NJOP. Pajak yang seharusnyadisetorkan adalah PPh sebesar Rp16.250.000,00 sehingga terdapat

kurang setor pajak PPh sebesar Rp7.188.000,00 (=Rp16.250.000,00-

Rp9.062.000,00).

Tanggapan   -TL Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan terhadap

temuan point a dan b: 

Mengenai perhitungan pajak, TP/TL mengikuti pembayaran sesuai dengan

tagihan notaris. Namun TL tidak berkeberatan jika dianggap PPh penjual

masih kurang untuk disetor kekurangannya.

3) 

Penjualan rumah di Jl . Waizir Medan kur ang disetor pembayaran PPh

f inal sebesar Rp1.141.200,00  

Pada tanggal 1 Oktober 2003 telah disetujui penjualan 1 unit rumah SHGB

 No. 1273/Desa Aur Jl. Waizir (Jl. Kol. Sugiono No. 3) Medan dengan luas

tanah 146 m2  dan luas bangunan 184 m

2dengan harga jual sebesar

Rp450.000.000,00 ( gross). NJOP aset tersebut berdasarkan PBB tahun

Page 307: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 307/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 23 dari 42

2001 adalah sebesar Rp250.250.000,00. Perincian penjualan adalah sebagai

 berikut:

Harga Jual ( gross) Rp 450.000.000,00

Biaya-Biaya:

PPh final 5% x Rp 427.176.000 = Rp 21.358.800,00 

Biaya Akta Jual Beli = Rp 2.500.000,00

 Fee Ex Koordinator Medan 2,5% = Rp 10.687.500,00

Rp 34.546.300,00 

Rp 415.453.700,00

Pembayaran telah dilakukan melalui Bank Buana tanggal 3 Oktober 2003

sebesar Rp414.800.000,00 dan melalui BNI pada tanggal 21 Oktober 2003

sebesar Rp653.700,00.

Seharusnya menurut UU PPh Nomor 17 tahun 2000 Pasal 4 ayat 2 dasar

 pengenaan pajak PPh final dan BPHTB adalah dari harga penjualan yaitu

Rp450.000.000,00 bukan dari harga NJOP. Menurut perhitungan di atas

 pajak yang dibebankan hanya sebesar Rp21.358.800,00. Pajak yang dibayar

seharusnya adalah Rp22.500.000,00 sehingga terdapat kekurangan

pembayaran PPh final sebesar Rp1.141.200,00. 

Tanggapan - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan yaitu

mengenai perhitungan pajak, TL mengikuti pembayaran sesuai dengan

tagihan notaris. Namun TL tidak berkeberatan jika dianggap PPh penjual

masih kurang untuk disetor kekurangannya.

4)   Penjualan empat uni t ruko di Kesawan Medan kurang disetor PPh fi nal

sebesar Rp52.247.950,00

Pada tanggal 16 Februari 2000, telah disetujui oleh TP penjualan Eks

Kantor Bank Jakarta yaitu empat unit ruko di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 5

Kesawan Medan dengan luas tanah menurut SPPT PBB seluas 362 m2 dan

 bangunan seluas 325 m2. Harga penjualan telah ditetapkan sebesar

Rp1.250.000.000,00, termasuk inventaris kantor di dalamnya. Harga jual

untuk tanah dan gedung kantor saja adalah sebesar Rp1.195.050.000,00.

Harga tersebut masih di atas NJOP PBB tahun 1999 yaitu sebesar

Rp150.041.000,00 dan di atas harga pasar menurut appraisal  oleh PT Inti

Utama Cahaya Perkasa yaitu sebesar Rp934.192.000,00 (hasil valuation

 belum diterima).

Page 308: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 308/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 24 dari 42

Perincian hasil penjualan beserta biaya adalah sebagai berikut:

Harga Jual Rp 1.250.000.000,00

Biaya Notaris termasuk . PPh Rp7.502.050,00 Rp 40.000.000,00

Rp 1.210.000.000,00

Jumlah tersebut telah ditransfer sebanyak dua kali pembayaran yaitu pada

tanggal 9 Maret 2000 sebesar Rp500.000.000,00 dan tangal 25 April 2000

sebesar Rp710.000.000,00.

Seharusnya menurut UU PPh Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 4 ayat 2, dasar

 pengenaan pajak PPh final dan BPHTB adalah dari harga penjualan tanah

dan bangunan sebesar Rp1.195.000.000,00 bukan dari harga NJOP.

Menurut perhitungan di atas pajak yang dibebankan hanya sebesar

Rp7.502.050,00. Pajak yang dibayar seharusnya adalah

Rp59.750.000,00 sehingga ada kekurangan pembayaran PPh finalsebesar Rp52.247.950,00.

Tanggapan   - TL PT Bank Jakarta (DL)  memberikan tanggapan yaitu

mengenai perhitungan pajak, TL mengikuti pembayaran sesuai dengan

tagihan notaris. Namun TL tidak berkeberatan jika dianggap PPh penjual

masih kurang untuk disetor kekurangannya.

5) 

Penjualan tanah di Sudiroprajan Surakarta kurang disetor PPh f inal

sebesar Rp7.400.000,00  

Pada tanggal 23 Juni 2000 telah disetujui penjualan tanah seluas 1.382 m2 

yang terletak di Jl. RE Martadinata No. 20, Sudiroprajan, Jebres, Surakarta,

Jawa Tengah.

Tanah dijual dengan harga Rp2.100.000.000,00 dengan rincian sebagai

 berikut:

Harga Jual Rp 2.100.000.000,00

PPh (5% x Rp1.952.000.000,00) Rp 97.600.000,00

PBB Rp 1.943.824,00

Rp 99.543.824,00

Rp 2.000.456.176,00

Seharusnya menurut UU PPh Nomor 17 thn.2000 Pasal 4 ayat 2 dasar

 pengenaan pajak PPh final dan BPHTB adalah dari harga penjualan tanahdan bangunan sebesar Rp2.100.000.000,00 bukan dari harga NJOP sebesar

Rp1.952.000.000,00.

Menurut perhitungan di atas, pajak yang dibebankan hanya sebesar

Rp97.600.000,00, sedangkan pajak yang seharusnya dibayar adalah sebesar

Page 309: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 309/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 25 dari 42

Rp105.000.000,00, sehingga ada kekurangan pembayaran PPh final

sebesar Rp7.400.000,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Undang Undang PPh Nomor 17 Tahun

2000 Pasal 4 ayat 2 tentang Pajak Penghasilan Final atas penjualan tanah

dan bangunan.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya potensi penerimaan negara dari

sektor pajak sebesar Rp7.400.000,00.

Hal tersebut disebabkan karena TP kurang memahami peraturan

 perpajakan.

Tanggapan - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan yaitu

mengenai perhitungan pajak, TL mengikuti pembayaran sesuai dengan

tagihan notaris. Namun TP tidak berkeberatan jika dianggap PPh penjual

masih kurang untuk disetor kekurangannya.

Saran – BPK-RI menyarankan agar pajak-pajak yang masih kurang dibayar dan

 belum disetor segera dipungut dan disetorkan ke kas negara. 

c)  Temuan - Penjualan Ruko di Komplek Pasar I nduk Caringin Bandung Lebih

Rendah Dibandingkan dengan Ni lai M enur ut Apprai sal sebesar

Rp500.000.000,00  

Pada tanggal 7 Desember 2004 telah disetujui penjualan ruko di Komplek Pasar

Induk Caringin Blok A/No.22-25 seluas 300 m2 berikut bangunan di atasnya

seluas 900 m2, Kelurahan Babakan Ciparay, Kabupaten Bandung.

Aset tersebut telah dilakukan penilaian oleh penilai independen yaitu PT Zodiac

Perintis Penilai pada tanggal 11 Juli 2000. Menurut penilai harga pasar dan

 biaya penggantian aset tersebut adalah sama yaitu Rp1.800.000.000,00.

Pada tanggal 7 Desember 2004, TP telah menyetujui penjualan tersebut dari

 penawar tertinggi yaitu Sdr. T. Nugraha sebesar Rp1.300.000.000,00.

Penawar yang masuk dapat diketahui sebagai berikut:

1) 

Sdr. H.D. Hadjono sebesar Rp1.000.000.000,00;

2) 

Sdr. H. Syarifudin Ilyas sebesar Rp1.250.000.000,00;

3)  Sdr. T. Nugraha SE sebesar Rp1.300.000.000,00.

Harga jual dari penawar tertinggi tersebut lebih rendah Rp500.000.000,00

dibandingkan dengan penilaian PT Zodiac.

Seharusnya harga penjualan aset minimal sebesar harga penilaian yaitu

Rp1.800.000.000,00. Hal tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan Forum

Komunikasi TL tanggal 8 Agustus 2000, bahwa harga jual aset agar dapat

mencapai harga setinggi-tingginya dengan patokan minimal senilai harga

likuidasi berdasarkan appraisal report . Apabila penawaran lebih rendah, maka

Page 310: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 310/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 26 dari 42

agar penjualan dapat dipertanggungjawabkan diperlukan legal opinion atau

catatan dari TL. Selain itu, menurut Pedoman Audit BDL yang dikeluarkan

oleh IAI, nilai realisasi tanah dan bangunan dinilai berdasarkan hasil penilaian

 pihak penilai independen atau sebesar NJOP apabila tanah dan bangunantersebut belum dinilai oleh pihak penilai independen.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya potensi penerimaan PT Bank Jakarta

(DL) minimal sebesar Rp500.000.000,00 dari penjualan aset yang pada

akhirnya akan mengurangi kemampuan TL dalam membayar kewajiban

terhadap Negara.

Hal tersebut disebabkan TL kurang memperhatikan dan memahami ketentuan

 penjualan aset.

Tanggapan   - TL PT Bank Jakarta memberikan tanggapan yaitu berkaitan

 penjualan tanpa lelang tanggapan sama seperti dalam tanggapan atas temuan

3.a.1).Dalam penjualan ini TP/TL telah membuat catatan yang diperlukan sebagai

legal opinion sebagai pertanggungjawaban atas terjadinya penjualan aset

dimaksud.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Jakarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS terkait dengan penjualan ruko di bawah nilai

appraisal .

d)  

Temuan - Penjualan Rumah di Jl . Laksa No. 34 dan 36 Jakarta Barat di

Bawah NJOP Sehi ngga Terj adi Seli sih Sebesar Rp229.788.000,00

Pada tanggal 20 Oktober 1999 telah ditandatangani penjualan sebuah rumah(luas tanah 284 m2) di Jl. Laksa I No. 34 Kelurahan Jembatan Lima,

Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dengan harga jual sebesar

Rp160.000.000,00 kepada Sdr. Fredy Laotambowon, berdasarkan Akta Jual

Beli No. 299/Tambora/1999 oleh Notaris H. Azhar Alia, SH.

Selain itu pada tanggal 24 Januari 2000 telah ditandatangani penjualan sebuah

rumah (luas tanah 264 m2) di Jl. Laksa I No. 36 Kelurahan Jembatan Lima,

Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dengan harga jual sebesar

Rp140.000.000,00 kepada Sdr. Sujanto Kurniawan, berdasarkan Akta Jual Beli

 Nomor 13/Tambora/2000 oleh Notaris H. Azhar Alia, SH.

Penjualan tersebut dilakukan dengan harga di bawah NJOP. Berdasarkan NJOP

PBB tahun 1999 dapat diketahui bahwa harga kedua rumah tersebut adalahsebesar Rp529.788.000,00 dengan rincian sebagai berikut: rumah di Jl. Laksa I

 No. 34 adalah sebesar Rp175.980.000,00, dan rumah di Jl. Laksa I No. 36

adalah sebesar Rp353.808.000,00.

Page 311: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 311/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 27 dari 42

Penjualan tersebut telah disetujui oleh TL PT Bank Jakarta (DL) pada tanggal

15 September 1999. Dalam persetujuannya dijelaskan bahwa kedua rumah

tersebut dapat dijual dengan harga sebesar Rp300.000.000,00, pembayaran

 pertama Rp200.000.000,00 dibayar tunai dan sisa pembayaranRp100.000.000,00 diangsur selama sembilan bulan. Segala biaya yang timbul

menjadi beban pembeli. Sebelumnya dalam pertemuan tanggal 8 September

1999 antara penghuni rumah tersebut dengan TL PT Bank Jakarta (DL)

disebutkan bahwa dalam penawaran rumah tersebut agar memperhatikan NJOP

yang tercantum dalam PBB 1999, namun TL tetap menyetujui penjualan di

 bawah NJOP.

Seharusnya penjualan rumah di Jalan Laksa No. 34 dan 36 dilakukan minimal

dengan harga NJOP sebesar Rp529.788.000,00.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya potensi penerimaan bank minimal

sebesar Rp229.788.000,00 dari penjualan aset yang pada akhirnya akan

mengurangi kemampuan PT Bank Jakarta (DL) dalam membayar kewajiban

terhadap negara.

Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpahaman TL PT Bank Jakarta (DL)

mengenai ketentuan penjualan aset.

Tanggapan   - TL  PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa  aset

dijual di bawah harga NJOP karena alasan-alasan sebagai berikut:

1) 

Menurut pengamatan TL tidak ada peraturan yang mewajibkan seseorang

untuk menjual asetnya (tanah dan bangunan) di atas atau sama dengan

 NJOP. Menurut hemat TL, NJOP adalah hanya merupakan  guidance/

 petunjuk kemungkinan harga sebagai dasar untuk menentukan penerimaan

negara atas pajak bumi dan bangunan, sedangkan harga yang terjadi di pasar (aktual) bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari NJOP. Apabila

diwajibkan untuk mengikuti harga NJOP maka pada daerah-daerah tertentu

yang nilai pasarnya rendah maka akan sulit untuk menjual aset tersebut;

2) 

Walaupun harga di bawah NJOP namun harga jual aset ditetapkan dan

 berpatokan dengan memperhatikan antara lain:

a) 

Harga pasar;

 b)  Kondisi fisik barang yang akan dijual, terutama mengenai kewajiban

debitur yang harus dipenuhi. Maka ditetapkan harga minimal dapat

menutup seluruh kewajiban debitur atau minimal yang paling

mendekati kewajiban debitur;3)

 

Untuk setiap penjualan TL membuat catatan yang diperlukan sebagai legal

opinion  sebagaimana dimaksud dalam kesepakatan dalam forum

komunikasi TL;

Page 312: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 312/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 28 dari 42

4)  Rumah tersebut telah dihuni oleh dua atau tiga generasi dari penghuni yang

sekarang dan dihuni mulai tahun 1939, yaitu sejak Batavia Bank (sebelum

Bank Jakarta);

5) 

Penghunian tersebut dengan cara pembayaran sewa bulanan;

6) 

Pada waktu perpindahan pemilikan dari Batavia Bank menjadi Bank Jakarta

tidak dilakukan pembaharuan mengenai perjanjian kepemilikan;

7) 

Penghuni secara teratur membayar uang sewa bulanan;

8)  Penghuni hanya mampu untuk membayar sejumlah sesuai dengan

kesanggupannya.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Jakarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS yang berkaitan dengan penjualan aset di bawah harga

 NJOP.b.

 

Pembayaran Kewajiban

Dari total kewajiban DTR senilai Rp210.994.000.000,00, PT Bank Jakarta (DL) telah

mencicil pembayaran senilai total Rp100.960.000.000,00 dengan rincian berikut:

dalam rupiah

Tgl. Setor keBI Nominal Jumlah Tgl. Setor ke BN

21-Apr-1999 494.000.000,00

26-Apr-1999 4.280.000.000,00

2-Aug-1999 1.585.454.105,00

2-Nov-1999 5.000.000.000,00

20-Jul-2000 4.824.000.000,00

16.183.454.105,00 31-Dec-20015-Mar-2002 1.000.000.000,00

7-Mar-2002 1.000.000.000,00

8-Mar-2002 1.000.000.000,00

13-Mar-2002 5.500.000.000,00

18-Mar-2002 1.000.000.000,00

20-Mar-2002 1.000.000.000,00

21-Mar-2002 2.000.000.000,00

22-Mar-2002 14.800.000.000,00

28-Mar-2002 1.000.000.000,00

2-Apr-2002 2.000.000.000,00

3-Apr-2002 1.000.000.000,00

9-Apr-2002 2.000.000.000,001-May-2002 1.700.000.000,00

28-Jun-2002 2.000.000.000,00

7-Jul-2002 1.000.000.000,00

17-Jul-2002 1.000.000.000,00

23-Jul-2002 1.000.000.000,00

Page 313: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 313/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 29 dari 42

dalam rupiah

Tgl. Setor keBI Nominal Jumlah Tgl. Setor ke BN

29-Jul-2002 2.500.000.000,00

30-Jul-2002 1.500.000.000,001-Aug-2002 1.000.000.000,00

45.000.000.000,00 10-Oct-2002

8-Apr-2003 2.000.000.000,00

15-Apr-2003 10.500.000.000,00

18-Apr-2003 1.000.000.000,00

1-May-2003 1.500.000.000,00

15.000.000.000,00 25-Jun-2003

18-Aug-2004 6.727.704.504,67

18-Aug-2004 48.786.952,00

2-Dec-2004 18.000.000.000,00

24.776.491.456,67 20-Apr-2005

TOTAL 100.959.945.561,67 100.959.945.561,67

Berdasarkan pemeriksaan, kami menemukan adanya selisih sebesar Rp100.000.000,00

antara neraca yang disusun oleh Bagian Pembukuan PT Bank Jakarta (DL) dan neraca

hasil audit KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan. Penjelasan atas selisih tersebut

adalah bahwa saldo DTR BI dalam neraca per tanggal 31 Desember 1998 (audited )

sebesar Rp210.994.000.000,00, sedangkan dalam neraca akhir likuidasi (NAL-audited )

 per 31 April 2005 sebesar Rp110.134.000.000,00 atau terdapat total pembayaran

menurut neraca audited sebesar Rp100.860.000.000,00. Sementara menurut neraca

yang disusun PT Bank Jakarta (DL) dan laporan realisasi pembayaran DTR seperti

tercantum di atas total pembayaran DTR adalah sebesar Rp100.960.000.000,00.

Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Sdr. Wawan (auditor dari KAP Tjahjo, Machdjud

Modopuro & Rekan) diperoleh informasi bahwa nilai selisih sebesar Rp100.000.000,00

tersebut merupakan setoran awal dari Sdr. H. Probosutedjo selaku pemilik saham ketika

membuka rekening untuk penyaluran DTR.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c.  Biaya Operasional

Berdasarkan laporan pembukuan PT Bank Jakarta (DL) (unaudited ) periode tanggal 31

Desember 1997 sampai dengan tanggak 31 Maret 2005, biaya operasional PT Bank

Jakarta (DL) adalah sebesar Rp16.754.354.859,00, sedangkan pendapatan dari bunga

simpanan selama periode tersebut adalah Rp42.895.596.148,00. Dari hasil wawancara

diperoleh informasi bahwa surplus antara pendapatan bunga dan biaya operasional

tersebut antara lain dipergunakan untuk mengangsur kewajiban DTR I dan II PT Bank

Jakarta (DL) kepada Pemerintah.

Page 314: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 314/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 30 dari 42

dalam rupiah

  Keterangan Kumulatif

31 Des 97 - 31 Maret 05

Pendapatan Bunga 42.895.596.148,02

Hasil Bunga Dalam Rupiah

- Giro 1.130.904.343,48

- Simpanan Berjangka 34.805.779.730,38

- Call Deposit   6.957.344.632,00

- Lainnya 1.567.442,16

Biaya Operasional 16.754.354.859,45

1. Biaya Tenaga Kerja

a. Honorarium 4.673.896.338,00

 b. Fee  438.251.462,73

c. Pajak Penghasilan 330.993.340,64

d. Lainnya 5.082.876.931,00

2. Pajak-Pajak 638.453.454,73

3. Pemeliharaan/Perbaikan 262.721.056,00

4. Penyusutan

- HTI 1.412.513.853,45

- Kredit yang Diberikan

5. Sewa 1.768.500.000,00

6. Barang dan Jasa 2.111.488.395,69

7. Biaya Operasional Lainnya 34.660.027,21

Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan permasalahan sebagai berikut.

Temuan - Pembayaran Jasa Konsultan Belum Di pungut dan disetor PPh dan

PPN sebesar Rp213.548.775,00

Untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya, TL diperbolehkan menggunakan jasa

konsultan di berbagai bidang. Selama proses likuidasi TL PT Bank Jakarta (DL)

hanya menggunakan dua jenis jasa konsultan yakni Konsultan Hukum ( Lawyer ) dan

Kantor Akuntan Publik.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat diketahui sebagai berikut.

a)  Sdr. Yusuf dan Sdr. Fickar adalah petugas yang menangani perkara pengajuan

 permohonan pailit PT Intercon Kebun Jeruk. Perjanjian pelayanan jasa hukum

telah ditandatangani pada tanggal 6 Juli 1999. Dalam perjanjian tersebut tidaktidak diatur tentang pemotongan pajak-pajak;

 b) 

Total biaya untuk pengacara tersebut menurut Neraca sampai dengan tanggal 18

September 2003 adalah sebesar Rp402.300.000,00. Pembayaran selanjutnya

Page 315: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 315/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 31 dari 42

dilakukan tanggal 18 November 2003 dengan nilai Rp225.000.000,00, sehingga

total pembayaran hingga tanggal 30 April 2005 adalah Rp627.300.000,00;

c)  Atas pengeluaran tersebut, BPK-RI belum mendapatkan bukti bahwa TL PT

Bank Jakarta (DL) telah memungut PPN sebesar Rp62.730.000,00 juta dan PPh

Pasal 23 sebesar Rp47.047.500,00;

d) 

Sdr. Djoko dan Sdr. Thamrin menangani perkara tagihan kepada Sdr. D.

Sutrisno (Pasar Caringin Bandung). Perjanjian kerjasama hingga saat

 pemeriksaan belum diperlihatkan. Hingga tanggal 18 September 2003, biaya

yang telah dikeluarkan adalah sebesar Rp15.000.000,00. Atas biaya tersebut

 belum dipungut PPN dan PPh Pasal 23 dengan total sebesar Rp2.625.000,00;

e) 

Sdri. RA Harini menangani perkara atas sembilan debitur. Perjanjian kerjasama

hingga saat pemeriksaan juga belum diperlihatkan kepada BPK-RI. Biaya yang

telah dikeluarkan hingga tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp407.200.000,00. Dari jumlah tersebut, berdasarkan data pembukuan PT BankJakarta (DL), yang telah dipotong PPN 10% dan PPh 7,5% baru sebesar

Rp57.521.286,00. Sisanya sebesar Rp349.478.714,00 belum dipungut PPN dan

PPh Pasal 23 sebesar total Rp61.158.774,95;

f)  Sdr. Dahlan menangani kasus perkara dengan PT Barata Jaya Utama.

Perjanjian kerjasama telah dibuat saat PT Bank Jakarta (DL) masih beroperasi

yaitu tanggal 23 September 1996. Kepada Sdr. Dahlan hingga tanggal 30 April

2005 telah dibayarkan sebesar Rp103.500.000,00 (sebelum tanggal 18

September 2003 adalah sebesar Rp27.500.000,00 dan setelah tanggal 18

September 2003 adalah sebesar Rp76.000.000,00). Atas biaya tersebut PT Bank

Jakarta (DL) belum memungut PPN dan PPh Pasal 23 sebesar total

Rp18.112.500,00;

g) 

KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro dan Rekan (TMM) pada tanggal 12 Agustus

2003 telah menandatangani perjanjian audit laporan keuangan per tanggal 18

September 2003 untuk membuat Neraca Akhir Likuidasi Bank. Berdasarkan

kontrak biaya audit adalah sebesar Rp125.000.000,00 belum termasuk PPN.

Kontrak tidak mengatur tentang pemotongan PPh Pasal 23. Berdasarkan hasil

 pemeriksaan diketahui bahwa PT Bank Jakarta (DL) belum memotong PPN dan

PPh Pasal 23 sebesar total Rp21.875.000,00 atas kontrak tersebut.

Berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan Pasal 23 seluruh jasa konsultan

yang dibayarkan kepada konsultan hukum dan KAP harus dipungut PPN dan PPh

sebesar 10% dan 7,5%.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya penerimaan negara sektor pajak minimal

sebesar pajak yang belum disetor yaitu sebesar Rp213.548.775,00.

Hal tersebut disebabkan:

a) 

TL kurang memahami peraturan perpajakan;

Page 316: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 316/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 32 dari 42

 b)  Sebagian biaya operasional konsultan hukum untuk biaya pengadilan (biaya

undertable) tidak dapat dibuktikan. Oleh karena itu konsultan hukum tidak

 bersedia menganggap penerimaan untuk biaya operasional sebagai pendapatan

konsultan hukum.

Tanggapan  - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa pembayaran

 jasa konsultan (lawyer ) untuk masalah yang telah selesai atau dianggap selesai, TL

telah membayarkan  success fee  yang telah dikenakan PPh 7,5% namun belum

dipotong PPN sebesar 10%. Bukti pembayaran PPh telah kami sampaikan kepada

 pemeriksa dari BPK RI.

Sementara itu biaya-biaya yang dikeluarkan di luar  fee  seperti biaya operasional

 pengacara dan biaya operasional pengadilan, TL belum memotong pajak PPh

sebesar 7,5% dan PPN 10%. Dalam hubungan ini, TL tidak berkeberatan untuk

menyetor PPh dan PPN untuk pengeluaran biaya pengacara dimaksud.

Untuk biaya pemeriksaan akuntan, TL belum memotong PPh Pasal 23 dan PPN,namun pajak tersebut telah dibayar oleh Akuntan.

Saran – BPK-RI menyarankan agar pajak-pajak yang masih kurang dibayar dan

 belum disetor segera dipungut dan disetorkan ke kas negara

d. 

Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 30 April 2005 yang telah diaudit Kantor Akuntan

Publik Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan adalah Rp160.639.374.642,34 dengan

nilai realisasi sebesar Rp80.626.420.734,00. Sementara kewajiban yang harus

ditanggung pihak bank adalah sebesar Rp112.062.440.287,00, dengan rincian sebesar

Rp110.134.054.438,00 merupakan kewajiban PT Bank Jakarta (DL) kepada Pemerintah

dan sisanya sebesar Rp1.928.385.848,00 merupakan kewajiban kepada pihak lain. Sisa

aset milik PT Bank Jakarta (DL) ini hanya mampu menutup sebanyak 73% dari

kewajibannya kepada pemerintah. Adapun rincian sisa aset dan kewajiban PT Bank

Jakarta (DL) berdasarkan nilai realisasinya sebagai berikut:

dalam rupiah

No POS PERKIRAAN Realisasi

ASET

1 Kas 64.991.644,98

2 Antar Bank Aktiva

a. Giro 901.429.089,00

 b. Lainnya 22.000.000.000,00

3 Kredit yang Diberikan 55.172.000.000,00

Cadangan Penghapusan Kredit -

4 Penyertaan -

5 Aktiva Tetap dan Inventaris 2.488.000.000,00

Akumulasi Penyusutan -

6 Rupa-Rupa Aktiva -

Page 317: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 317/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 33 dari 42

dalam rupiah

No POS PERKIRAAN Realisasi

Jumlah Aset 80.626.420.733,98

KEWAJIBAN

1 Kewajiban Segera Lainnya 271.171,00

2 Antar Bank Pasiva – Giro 1.026.157.082,24

3 Kewajiban Kepada Pemerintah 110.134.054.438,33

4 Rupa-Rupa Pasiva 901.957.594,95

Jumlah Kewajiban 112.062.440.286,52

Lebih lanjut mengenai sisa aset PT Bank Jakarta (DL) dapat dikemukakan sebagai

 berikut:

1)  Harta Tetap dan Inventaris (HTI) Bank

Laporan keuangan PT Bank Jakarta (DL) per tanggal 30 April 2005 (audited )

menyatakan bahwa sisa HTI yang masih dimiliki Bank adalah sebesar

Rp161.000.000,00 (book value) dengan perkiraan nilai jual (market value) sebesar

Rp1.188.434.000,00 yang dirinci sebagai berikut:

dalam rupiah

No Nama BarangNilai Nominal

Neraca

Perkiraan Nilai

Jual

1 - Perumahan Kebon Jeruk Blok I/III No.18 Jakarta 160.650.000,00 823.063.000,00

2 - Tanah di Jl. Jembatan Batu No.9, Jakarta luas 203 m2 0,00 272.986.000,00

3 1 Jeep merk "Chev Stallion" No. B 1955 TZ Th 1992 0,00 30.000.000,00

4 1 Toyota Kijang LX th 1994, Ch:01164226/9219279 0,00 30.000.000,00

5 1 mobil merk "Mitsubishi" type L300 DB th. 1994 0,00 25.000.000,00

6 1 Chubb Filing Cabinet type:8306 0,00 1.000.000,00

7 1 AC Single Split 1 1/2 PK merk Nasional 0,00 500.000,00

8 1 unit micro cabinet CS.090 merk "chub" 0,00 500.000,00

9 Harta Tetap & Inventaris lainnya 0,00 5.385.000,00

TOTAL KESELURUHAN 160.650.000,00 1.188.434.000,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui permasalahan sebagai berikut:

Temuan - Satu uni t mobil merk " M itsubishi" type L 300 DB th. 1994 Berada

Dalam Penguasaan Pihak L ain  

Terdapat sebuah kendaraan eks operasional PT Bank Jakarta (DL) CabangJogjakarta yang belum terjual namun digunakan oleh Sdr. Suwito yang merupakan

adik dari Sdr. H. Probosutedjo (Ketua TL PT Bank Jakarta (DL)), tidak ada surat

serah terima penggunaan aset dari PT Bank Jakarta (DL) kepada Sdr. Suwito.

Menurut keterangan pegawai PT Bank Jakarta (DL) mobil tersebut akan dibeli

Page 318: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 318/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 34 dari 42

apabila sudah ada BPKB-nya. Namun sampai saat ini BPKB tersebut tidak

diketemukan, sehingga Sdr. Suwito belum mau membeli aset tersebut.

Seharusnya TL PT Bank Jakarta (DL) meminta aset berupa kendaraan tersebut

sehingga dapat kembali berada dalam penguasaan TL PT Bank Jakarta (DL).

Hal ini mengakibatkan ketidakjelasan status kepemilikan atas kendaraan tersebut

dan berpotensi merugikan negara sebesar perkiraan nilai kendaraan tersebut yaitu

Rp30.000.000,00.

Hal tersebut disebabkan adanya conflict of interest dari TL PT Bank Jakarta (DL)

karena Sdr. Suwito merupakan adik dari Ketua TL.

Tanggapan  - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa penguasaan

mobil tersebut oleh pihak lain karena yang bersangkutan berniat untuk membeli

mobil tersebut, namun belum dapat dilaksanakan karena BPKB mobil tersebut tidak

ada/hilang. Oleh karena itu pelaksanaan jual beli belum dapat dilaksanakan.

Sebagai bukti kesungguhannya calon pembeli telah menyetor uang sebesar

Rp20.000.000,00 pada tanggal 21 Juli 2005.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Jakarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan

kepada RUPS.

2) 

Sisa Aset Eks-Jaminan

 Nilai buku sisa aset eks-jaminan menurut laporan keuangan per tanggal 30 April

2005 (audited ) sebesar Rp137.866.884.574,86. Sementara menurut perkiraan nilai

realisasi adalah sebesar Rp55.172.000.000,00.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat diketahui sebagai berikut:a)   Temuan - Terdapat Aset Jaminan yang D ipinjam Pemegang Saham

Mercu Buana Grup (pihak terkait dengan pemegang saham) yaitu PT Mercu

Buana Raya Contractor, PT Yudistira Utama, PT Buana Estate, PT Garmak

Motor, dan PT Sagitarius Sari memiliki total hutang per tanggal 30 Oktober

1997 sebesar Rp30.816.257.437,00. Atas pinjaman tersebut debitur

menyerahkan jaminan berupa SHGU No. 4 dan 5 tanah di Mega Mendung,

Jawa Barat dan SHGU No. 1 di Medan. Sertifikat-sertifikat tersebut dipinjam

oleh pemegang saham dengan alasan untuk mengurus perpanjangan ijin Hak

Guna Usaha (HGU).

Aset berupa SHGU No. 4 dengan luas tanah 866.220 m2  dan SHGU No. 5

dengan luas tanah 360.700 m2 terletak di Mega Mendung, Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat a,n, PT Buana Estate. Berdasarkan tanda terima

 peminjaman oleh Sdr. I Wayan Danada (Mercu Buana Group) pada tanggal 1

Juni 2000, diketahui bahwa kedua sertifikat tersebut dipinjam untuk pengurusan

 perpanjangan masa berlakunya. Berdasarkan Surat Badan Pertanahan Nasional

Page 319: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 319/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 35 dari 42

Kabupaten Bogor pada tanggal 18 Juli 2000, diketahui bahwa SHGU No. 5

telah akan berakhir haknya pada tanggal 31 Desember 2001. Hingga saat

 pemeriksaan tanggal 4 Juli 2005 atau telah berselang lima tahun setelah

 peminjaman tersebut, sertifikat tersebut belum selesai diperpanjang dan belumdikembalikan kepada PT Bank Jakarta (DL) oleh pemegang saham.

Berdasarkan hasil pengamatan fisik secara langsung ke lokasi dan hasil

wawancara dengan Sdr. Husaini (Kepala Seksi Pertanahan BPN Kota Bogor),

didapat keterangan sebagai berikut.

Tanah Mega Mendung sulit untuk diperpanjang ijin HGU-nya karena

 perkebunan tersebut dinilai berada pada Level IV atau tidak terurus oleh Dinas

Perkebunan setempat, dan tidak ada upaya perbaikan yang signifikan dari PT

Mercu Buana.

SHGU yang telah habis masa berlakunya otomatis kehilangan hak tanggungan

sesuai dengan UU Pertanahan Nomor 4 tahun 1996, sehingga SHGU No. 4 dan No. 5 di Mega Mendung sudah tidak bisa dijadikan jaminan atas hutang Bank

kepada Pemerintah.

Selain itu, berdasarkan pengamatan fisik dapat disimpulkan bahwa perkebunan

tersebut sudah tidak produktif lagi antara lain karena, tanaman teh sebagai aset

 produktif yang utama sudah tidak terawat dan tidak ada aktivitas apapun di

 perkebunan tersebut. Jalan masuk utama menuju lokasi cukup terjal sehingga

sulit dilewati kendaraan dan berada dalam kondisi rusak. Aset lain berupa

 bangunan yang berdiri di atas areal perkebunan tersebut seperti vila

 peristirahatan, rumah karyawan dan gudang sudah tidak terawat dan berada

dalam kondisi rusak berat. Selain itu, banyak areal perkebunan yang ditempati

oleh pemukim liar.

Pada tanggal 14 Desember 2004, pemegang saham PT Bank Jakarta (DL) Sdr.

H. Probosutedjo meminjam SHGU No. 1 seluas 1.788,27 Ha atas nama PT

Buana Astate di Cinta Raja Medan, Kecamatan Secanggang, Kabupaten

Langkat, Sumatra Utara untuk perpanjangan usaha perkebunan Buana Estate.

Berdasarkan tanda terima tanggal 27 Januari 2005 dijelaskan bahwa SHGU

tersebut di atas akan diganti dengan sertifikat lain. Berdasarkan Surat Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Langkat No. 600/648/2005 tanggal 16 Juni

2005 dijelaskan bahwa SHGU tersebut masih dalam proses Pendaftaran Hak.

Surat permohonan penegasan perpanjangan jangka waktu SHGU tersebut

disampaikan tanggal 13 Juni 2005 kepada Badan Pertanahan Kabupaten

Langkat.

Jaminan yang dipinjam seharusnya diganti dengan jaminan lain yang senilai

sehingga ada kepastian hukum atas jaminan kredit.

Page 320: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 320/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 36 dari 42

Hal tersebut mengakibatkan tagihan kepada PT Mercu Buana Raya Contractor,

PT Yudistira Utama, PT Buana Estate, PT Garmak Motor, dan PT Sagitarius

Sari tidak didukung dengan jaminan yang memadai.

Hal tersebut terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah Pemegang

Saham PT Bank Jakarta (DL) sehingga independensi TL menjadi lemah.

Tanggapan  - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa SHGU

tersebut merupakan jaminan dari debitur milik grup perusahaan terkait.

Peminjaman tersebut karena SHGU telah berakhir masa waktunya dan akan

diperpanjang. Namun sampai saat ini perpanjangan masa waktu SHGU tersebut

 belum selesai. SHGU akan dikembalikan kepada PT Bank Jakarta (DL) apabila

 perpanjangan telah selesai.

b)   Temuan - Aset Jaminan K redit Dikembalikan kepada Debitu r oleh pemegang

saham

Debitur H. Ali Marzuki dan H. Abdul Azis memiliki hutang kepada PT BankJakarta (DL) sebesar Rp7.884.329.669,00. Atas pinjaman tersebut debitur

menyerahkan jaminan berupa Sertifikat Hak Milik No. 288, 289, 290, 291 dan

235 dengan luas tanah 46.917 m2. Keseluruhan jaminan tersebut dipinjam oleh

 pemegang saham dan disetujui oleh TL pada tanggal 3 Januari 2003. Kemudian

 pada tanggal yang sama Sdr. H. Probosutedjo menyerahkan sertifikat tersebut

kepada Sdr. H. Abdul Aziz.

Atas penyerahan jaminan tersebut, Sdr. H. Probosutejo mendapatkan

 penggantian dari Sdr. H Abdul Aziz berupa hak jual atas aktiva tanah lain yang

dimiliki oleh debitur sesuai dengan Akta Kuasa No. 4 notaris Eny Haryanti SH

yang berisi pemberian kuasa menjual aktiva tetap berupa tanah dari Sdr. H.

Abdul Aziz kepada Sdr. H. Probosutejo atas 38 bidang tanah yang semuanyaterletak di Rawa Terate, Cakung - Jakarta Timur. Berdasarkan hasil

 pemeriksaan dapat diketahui bahwa:

1) 

Di dalam akta notaris tersebut dinyatakan bahwa kuasa menjual ini

diberikan kepada Sdr. H. Probosutejo atas nama pribadi bukan atas nama

Ketua TL PT Bank Jakarta (DL). Selain itu, tidak ada pernyataan bahwa

 pemberian kuasa kepada Sdr. H. Probosutedjo tersebut karena adanya

 pengembalian jaminan kredit Sdr. H. Ali Marzuki dan Sdr. H. Abdul Aziz

di PT Bank Jakarta (DL).

2) 

Kejadian di atas mengakibatkan PT Bank Jakarta (DL) kehilangan hak atas

 jaminan pinjaman Sdr. H. Ali Marzuki dan Sdr. H. Abdul Aziz.

Seharusnya apabila jaminan sertifikat tersebut ditukar dengan sertifikat lain,

surat kuasanya diberikan kepada Bank Jakarta (Bank Dalam Pemberesan)

 bukan kepada pemegang saham.

Hal tersebut mengakibatkan pinjaman H. Ali Marzuki dan H. Abdul Azis tidak

memiliki jaminan sama sekali.

Page 321: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 321/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 37 dari 42

Hal ini terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah pemegang saham

utama PT Bank Jakarta (DL) sehingga tidak ada pemisahan kewenangan yang

 jelas antara kedua jabatan tersebut.

Tanggapan   - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa

sebagaimana dikemukakan dalam laporan temuan tim audit BPK RI bahwa aset

 jaminan kredit diserahkan kepada debitur oleh pemegang saham dan pemegang

saham menerima surat kuasa untuk menjual 38 bidang tanah. Pemberian surat

kuasa menjual kepada pemegang saham menimbulkan ketidakjelasan atas status

 jaminan kredit tersebut.

Apabila hal ini menimbulkan ketidakjelasan maka apabila dianggap perlu TL

tidak berkeberatan untuk meminta perubahan surat kuasa tersebut untuk

dialihkan kepada TL.

Sementara itu perlu diinformasikan bahwa tanah jaminan Sdr. H. Abdul Aziz

dan Sdr. H. Marzuki pada saat ini sedang menghadapi masalah hukum karenaadanya sertifikat HGB atas tanah yang sama, sehingga memerlukan

 penyelesaian secara hukum. Pengembalian sertifikat-sertifikat tersebut

dimaksudkan pula untuk membantu debitur dalam mempertahankan hak-

haknya karena tanpa sertifikat yang asli tidak mungkin untuk dapat

menyelesaika masalahnya.

c)   Temuan - Jaminan diambil al ih oleh pemegang saham PT Bank Jakarta

(DL)

PT Panca Bhakti Nusantara (PT PBN), baki debet per tanggal 30 April 2005

adalah sebesar Rp8.000.000.000,00. Semula kredit ini dijamin dengan agunan

 berupa aktiva tetap tanah dengan rincian: SHM No. 1589 luas 6.171 m2; SHM

 No. 1462 luas 9.342 m2

; PJB 8 luas 20.175 m2

; PJB 8 luas 1.596 m2

; PJB 8 luas1.534 m2; PJB 8 luas 945 m2. Keenam agunan tersebut terletak di Palembang

Sumatera Selatan a.n. Hedrik Lunardi.

Berdasarkan surat tertanggal 5 Mei 1998, Sdr. H. Probosutedjo selaku Ketua TL

kepada Waldjimin SW selaku anggota TL PT Bank Jakarta (DL)

menginstruksikan agar jaminan tersebut dikembalikan kepada pemiliknya dan

mengambil alih semua kewajiban yang terkait dengan jaminan tersebut menjadi

tanggung jawab pribadinya ( personal guarantee).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat BI Nomor 5/257/DPIP/IPSiP tanggal 4

September 2003, perihal laporan hasil pemeriksaan PT Bank Jakarta (DL)

 posisi tanggal 30 September 2002, poin 2 yang menyatakan bahwa tindakan

 pengembalian agunan PT Panca Bhakti tanpa pengikatan baru oleh debitur

 penggantinya tidak dapat diterima, karena berpotensi merugikan PT Bank

Jakarta (DL). Sdr. Probosutedjo sebagai pribadi dapat mengambil alih hutang

PT Panca Bhakti kepada PT Bank Jakarta (DL) sepanjang ada persetujuan

tertulis dari TL dan untuk pengambilalihan tersebut harus dibuatkan pengikatan

Page 322: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 322/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 38 dari 42

 baru. Pengambilalihan yang disertai dengan pelepasan agunan debitur lama

tersebut harus disertai dengan agunan baru yang nilai dan pengikatannya

minimal sama dengan agunan lama.

Hal tersebut mengakibatkan jaminan atas kredit PT PBN menjadi tidak ada

nilainya karena diganti dengan  personal guarantee  yang secara nilai adalah

tidak ada dan berpotensi tidak dapat dicairkan.

Hal ini terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah pemegang saham

utama PT Bank Jakarta (DL)sehingga tidak ada pemisahan kewenangan yang

 jelas antara kedua jabatan tersebut.

Tanggapan  - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa memang

 pada saat itu belum disempatkan membuat persetujuan dari TL maupun

 pengikatan baru sebagaimana mestinya karena pengambilan jaminan dimaksud

untuk dipertanggungjawabkan oleh ketua Tim yang sekaligus pemilik bank.

Di samping itu Sdr. H. Probosutedjo telah menyatakan dalam suratnya bahwakewajiban PT Panca Bhakti Nusantara (PT PBN) telah diakui sebagai tanggung

 jawabnya, sehingga dalam hal ini TL berhak menagih hutang PT PBN kepada

 beliau, dan oleh karenanya tidak akan terjadi kerugian yang dialami oleh PT

Bank Jakarta (DL).

 Namun demikian bila diperlukan saat ini juga tidak ada kesulitan untuk

membuat persetujuan maupun pengikatan baru sebagaimana dimaksud oleh

BPK-RI.

d)   Temuan - H utang PT I ntercon Kebon Jeruk Seni lai Rp4.110.562.500,00

Tidak Di dukung dengan Jaminan

Berdasarkan data pembukuan PT Bank Jakarta (DL) per tanggal 31 Oktober

1997 (unaudited ) dapat diketahui bahwa outstanding hutang lima debitur adalah

sebagai berikut.

dalam rupiah

PenyelesaianNama Debitur

Baki Debet 31

Okt 1997 Cash Offset TOTAL

Baki Debet 18

Sept 2003

Cicilan S/D 30

April 2005

Baki Debet 30

April2005

PT. Panca

 Nusa Sentana45.817.000.000,00 590.000.000,00 - 590.000.000,00 45.227.000.000,00 0 45.227.000.000,00

Pt. Intercon

Interprises19.161.000.000,00 5.795.000.000,00 13.366.000.000,00 19.161.000.000,00 0 0 0

Eddy Yuwono 6.947.000.000,00 105.000.000,00 1.980.000.000,00 2.085.000.000,00 4.862.000.000,00 4.862.000.000,00 0

Eddy Yuwono 2.000.000.000,00 - - - 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 0

Indriyani 5.011.000.000,00 - - - 5.011.000.000,00 0 5.011.000.000,00

Janthi Husodo 5.011.000.000,00 - - - 5.011.000.000,00 1.895.000.000,00 3.116.000.000,00

Total 83.947.000.000,00 6.490.000.000 ,00 15.346.000.000,00 21.836.000.000,00 62.111.000.000,00 8.757.000.000,00 53.354.000.000,00

Page 323: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 323/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 39 dari 42

Kelima debitur di atas pada tanggal 28 Maret 2001 membuat kesepakatan yang

tertuang di dalam Akta No. 51 tentang Perjanjian Pengalihan Hutang dan

Perubahan Pengakuan Hutang di depan Notaris H. Azhar Alia SH, yang berisi

 pengalihan hutang dari debitur PT Panca Nusa Sentana, Eddy Yuwono,

Indriyani, dan Janthi Husodo kepada PT Intercon Interprises (kemudian

 berganti nama menjadi PT Intercon Kebon Jeruk), sebanyak hutang mereka

yang belum lunas per 31 Oktober 1997.

Dalam akta tersebut disetujui total hutang yang dialihkan setelah semua hutang

kelima debitur dihitung, ditambah dengan beban bunga dan denda-denda akibat

kelalaian debitur diwaktu lalu adalah sebesar Rp102.000.000.000,00 ditambah

 beban bunga sebesar Rp2.000.000.000,00 per tahun. Semua hutang (pokok dan

 bunga) tersebut harus lunas dalam jangka waktu tiga tahun setelah perjanjian

ditandatangani.

Meskipun telah ada perjanjian pengalihan hutang melalui Akta No. 51 senilai

Rp102.000.000.000,00 PT Bank Jakarta (DL) tetap mencatat hutang PT

Intercon Kebon Jeruk dalam pembukuan internalnya (unaudited ) sebesar

Rp83.947.000.000,00. Menurut penjelasan dari TL PT Bank Jakarta (DL) hal

tersebut dilakukan untuk memudahkan proses penagihan dan pencatatan dalam

 pembukuan. Sampai dengan tanggal 18 September 2003 PT Intercon Kebon

Jeruk telah membayar cicilan sebesar Rp21.836.000.000,00, sehingga baki

debet PT Intercon Kebon Jeruk per tanggal 18 September 2003 adalah sebesar

Rp62.111.000.000,00.

Kemudian pihak PT Bank Jakarta (DL) dengan persetujuan debitur berinisiatif

untuk menjual seluruh aset jaminan seluas total 69.876 m2  secara borongan

kepada pihak ketiga dalam hal ini adalah PT Taman Kebon Jeruk Indah seharga

Rp79.000.000.000,00. Sehubungan dengan hal itu pada tanggal 16 September

2003 seluruh jaminan sertifikat tanah tersebut telah diserahkan kepada Notaris

Sutjipto, SH. Terkait transaksi ini, PT Bank Jakarta (DL) mendapatkan hak

 pembayaran atas piutangnya terhadap PT Intercon Kebun Jeruk sebesar

Rp49.243.437.500,00

Kemudian PT Intercon Kebon Jeruk menyerahkan Bilyet Deposito Berjangka

dari Bank Lippo No. BD 1088523 sebesar Rp49.243.437.500,00 atas nama PT

Taman Kebon Jeruk Indah kepada Bank Jakarta. Bilyet Deposito tersebut baru

dapat dicairkan apabila seluruh proses pemindahan kepemilikan dari para

debitur ke PT Taman Kebon Jeruk Indah telah sah dan selesai secara hukum.

Surat kuasa pencairan deposito telah diberikan kepada TL PT Bank Jakarta

(DL) pada tanggal 28 Juni 2004.

Berdasarkan surat keterangan yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, SH tanggal 10

Juni diketahui bahwa sebanyak 44 sertifikat telah selesai penguruan

 baliknamanya, sedangkan dua sertifikat masih dalam proses pemecahan. Oleh

Page 324: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 324/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 40 dari 42

karena itu deposito belum dapat dicairkan karena belum seluruh tanah

dialihkan.

Pada tanggal 5 Oktober 2004 telah diterima pembayaran dari PT Intercon

Kebon Jeruk sebesar Rp8.756.562.500,00.

Berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

Baki debet per 30 April 2005 Rp 53.354.000.000,00

Penjualan aset jaminan Rp 49.243.437.500,00 

Selisih/sisa kredit PT Interkon Rp 4.110.562.500,00

Dapat disimpulkan terdapat hutang PT Intercon Kebun Jeruk sebesar

Rp4.110.562.500,00 yang belum dijamin.

Seharusnya besarnya deposito tersebut adalah sejumlah sisa hutang yang masih

outstanding dicatatan pembukuan PT Bank Jakarta (DL).

Tanggapan   - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa

sebagaimana telah dijelaskan dalam laporan temuan BPK-RI bahwa hutang PT

IKJ setelah dilakukan penjualan secara borongan, maka sisa hutang per tanggal

30 April 2005 sebesar Rp53.354.000.000,00.

Hutang ini dijamin dengan deposito berjangka (deposit on call ) sebesar

Rp49.243.437.500,00 sehingga seolah-olah ada kerugian/penghapusan kredit

sebesar Rp4.110.562.500,00.

 Namun demikian sebenarnya tidak demikian, dalam akta No. 51 tentang

 perjanjian hutang dan perubahan pengakuan hutang, jaminan yang diserahkan

oleh PT IKJ selain SHGU-SHGU yang telah laku dijual seperti diuraikan dalam

laporan temuan BPK-RI, juga masih ada 14 lembar SPP seluas 9.568 m2 sebagai jaminan yang akan diganti dengan SHGB oleh Sdr. Eddy Yuwono

sebagaimana tercantum dalam akta perjanjian pengalihan hutang dan perubahan

 pengakuan hutang, akta notaris H. Azhar Alia, SH No. 51. Namun mengingat

sdr. Eddy Yuwono pada saat ini ditahan oleh pihak yang berwajib karena

masalah lain, maka proses penggantian SPP dengan SHGB oleh Sdr. Eddy

Yuwono masih tertangguh.

Dengan demikian maka kerugian/penghapusan tersebut belum terjadi dan

mungkin dapat dihindarkan.

e)  

Temuan - Serti fi kat dan bukti kepemil ikan dipegang oleh pihak lain yang

bukan karyawan PT Bank Jakarta (DL )

Aset jaminan kreditur eks-Kantor Cabang Medan saat ini masih dipegang dan

dikuasai oleh pihak ketiga (karyawan PT Mercu Buana Cabang Medan) atas

kuasa dari TL PT Bank Jakarta (DL). Berikut daftar lengkap aset jaminan

kreditur eks Cabang Medan yang masih dikuasai oleh pihak ketiga.

Page 325: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 325/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 41 dari 42

dalam rupiah

No No. Rek Nama DebiturBaki Debet

30 April 2005Jaminan Nilai Jaminan

1 200.0806 Abdul Rahman 12,692,306.00 Tanah Luas 293,65

m2  Akta Camat

 No. 22/590/SK-

MD/86

34,500,000.00

2 200.1022 A. Kamta Tarigan 9,714,801.60 Tanah Luas 200

m2  SPHGR

 No.593/2311/1989

40,825,000.00

3 200.1200 PT Tambak Sari

Jalmorejo

7,799,999,596.50 Personal Guarantie 8,732,005,596.50

4 200.1630 CV Samura Jaya 90,056,627.00 Tanah & Rumah

Luas 500 m2  SHM

 No.166 dan 2Tanah & Rumah

Luas 199 m2 

97,850,000.00

5 200.2057 CV Dianda 77,816,694.00 - & 966 m2  SHM

 No.84 & SHM

 No.360

223,143,000.00

6 200.2360 Rusman Tiopan S. 6,637,401.26 -Tanah & Rumah

Luas 210 m2  SHM

 No.193

35,000,000.00

7 853 Petani

(Asparagus Jahe)

10,936,208,960.00 18 Bidang Tanah

Luas 180 HA

Akta Camat

10,936,000,000.00

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui hal-hal sebagai berikut:

a) 

TL PT Bank Jakarta (DL) telah secara resmi memberi kuasa kepada

Pemimpin PT Mercu Buana Cabang Medan untuk menyimpan dan

menguasai aset-aset tersebut melalui surat Nomor 76/TPBJ/III/03 tanggal

26 Maret 2003 dan berita acara serah terima tertanggal 31 Maret 2003;

 b) 

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sdr. Edwin dinyatakan bahwa

 pemberian kuasa ini karena masa kerja Satuan Tugas Pemberesan (STP)

Bank Jakarta eks-cabang Medan telah berakhir sehingga untuk

memudahkan proses pengembalian kredit dokumen-dokumen terkait

dengan aset-aset tersebut tetap disimpan di Medan.

Hal tersebut mengakibatkan kredit tidak didukung dengan jaminan yang

memadai.

Hal tersebut terjadi karena Ketua TL PT Bank Jakarta (DL) adalah Komisaris

Utama PT Mercu Buana sehingga independensi TL menjadi lemah.

Page 326: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 326/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Jakarta (DL) Halaman 42 dari 42

Tanggapan   - TL PT Bank Jakarta (DL) memberikan tanggapan bahwa

 penyerahan sertifikat dan bukti kepemilikan kepada pimpinan PT Mercu Buana

adalah sebagai berikut:

a) 

Untuk menghemat biaya penagihan atas hutang tersebut karena jarak yang

harus ditempuh cukup jauh (Medan) dan memerlukan biaya transport/

 perjalanan yang cukup besar;

 b) 

Pemimpin PT Mercu Buana Cabang Medan (Sdr. Subagio) adalah

merupakan adik dari Bp. H. Probosutedjo;

c) 

PT Mercu Buana adalah merupakan grup perusahaan dari pemilik PT Bank

Jakarta (DL)/Ketua TL;

d) 

TL telah menempatkan seorang eks karyawan TL c.q. PT Bank Jakarta

(DL) sebagai petugas untuk menagih hutang-hutang tersebut dan

menyampaikan kepada TL.

Saran  – Terhadap kelima permasalahan terkait sisa aset eks jaminan ini BPK-RI

menyarankan agar aset-aset milik PT Bank Jakarta (DL) yang masih dikuasai oleh

 pihak lain, ditarik kembali sehingga berada dalam penguasaan PT Bank Jakarta

(DL).

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 327: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 327/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BDP : Bank Dalam Pemberesan

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank IndonesiaBPHTB : Biaya Pemilikan Hak Atas Tanah dan Bangunan

BPKB : Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

DL : Dalam Likuidasi

DPK : Dana Pihak Ketiga

HGB : Hak Guna Bangunan

HGU : Hak Guna Usaha

HTI : Harta Tetap Inventaris

IMB : Ijin Mendirikan Bangunan

NJOP : Nilai Jual Objek Pajak

PBB : Pajak Bumi dan BangunanPPh : Pajak Penghasilan

PPN : Pajak Pertambahan Nilai

PT PBN : Panca Bhakti Nusantara

SBI : Sertifikat Bank Indonesia

SHGU : Sertifikat Hak Guna Usaha

SHM : Sertifikat Hak Milik

SK : Surat Keputusan

SPI : Sistem Pengendalian Intern

SPK : Surat Pengikatan Kerja

SPPT : Surat Penetapan Pajak atas Tanah

STP : Satuan Tugas PemberesanTL : Tim LIkuidasi

TMM : Tjahjo, Machdjud Modopuro

TP : Tim Pemberesan

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 328: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 328/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK SEAB

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.H/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 329: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 329/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan 

dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 7

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 4 Juni 2003 (NAL) 10

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 12

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 14

1. Sistem Pengendalian Intern 14

a. Lingkungan Pengendalian 14

 b. Pengendalian Pengamanan 14

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 15

Page 330: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 330/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 15

a. Realisasi Pencairan Aset 15

 b. Pembayaran Kewajiban 17

c. Biaya Operasional 18

d. Sisa Aset 19

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

1 PT Bank SEAB (DL) Rincian Aset Tambahan yang Diserahkan

oleh Pemegang saham 

2 PT Bank SEAB (DL) Rincian Perkara yang Masih dalam Proses

Ligitasi Per Posisi Aset s/d 30 April 2005

Page 331: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 331/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 1 dari 20

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK SEAB (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas

 pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank SEAB (Dalam

Likuidasi).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank SEAB (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal. Pertama,lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai, diantaranya posisi

 pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan pengelola yaitu

Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif

menjadi pengawas dan regulator  bagi Bank Dalam Likuidasi (BDL) dalam melaksanakan

fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang ditujukan ke TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan PemeriksaanPada posisi tanggal 30 April 2005, nilai total aset dan kewajiban PT Bank SEAB (DL)

masing-masing adalah sebagai berikut:

Page 332: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 332/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 2 dari 20

a.  Realisasi Pencairan Aset

Dari nilai aset sebesar Rp279.539.448.731,00 sesuai Neraca penutupan 31 Oktober

1997, Realisasi pencairan aset sampai dengan 30 April 2005 adalah sebesar

Rp100.605.765.779,00 yang berasal dari penagihan kredit sebesar Rp85.508.648.173,00

dan penjualan harta tetap dan inventaris sebesar Rp15.097.117.606,00.

Terkait hal ini, kami menemukan permasalahan berupa penghapusan pinjaman debitur

yang melebihi batas maksimal 25%.

b. Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah sebesar Rp899.399.023.306,00 terdiri dari

Saldo Debet sebesar Rp733.317.023.306,00 dan Dana Talangan Rupiah (DTR) sebesar

Rp166.082.000.000,00, sampai Mei 2005 realisasi pembayaran kewajiban untuk DTR

sebesar Rp99.302.000.000,00 (11%), tetapi untuk saldo debet belum pernah dilakukan

 pembayaran.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April

2005 adalah sebesar Rp21.719.291.141,00.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

d. 

Sisa Aset

Sisa aset sesuai Laporan Intern PT Bank SEAB (DL) yang belum diaudit per tanggal 30

April 2005 sebesar Rp190.101.642.908,00.

Terkait dengan sisa aset, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

4. 

Saran BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT Bank SEAB (DL), BPK–RI memberikan saran agar TL PT Bank

SEAB (DL) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan  penghapusan pinjaman debitur yang

melebihi batas maksimal 25%.

Page 333: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 333/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 3 dari 20

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo

 NIP.240000361

Page 334: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 334/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 4 dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada TL PT Bank SEAB adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank SEAB (DL) sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

c. 

Sisa aset PT Bank SEAB (DL) yang akan diserahkan kepada Pemeritah setelah

 berakhirnya proses likuidasi; dan

d. 

Terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan penjualanserta pembayaran kewajiban PT Bank SEAB (DL).

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI PT Bank SEAB (DL) adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan tersebut

termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayarankewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c. 

Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 335: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 335/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 5 dari 20

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6. 

Obyek Pemeriksaan

PT Bank SEAB (DL).

Page 336: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 336/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 6 dari 20

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

Direksi BI pada tanggal 29 Oktober 1997 dengan surat Nomor 30/88/DIR/UPB3/Rahasia

memberikan laporan tentang permasalahan yang dihadapi PT Bank SEAB (DL) kepada

Menteri Keuangan. Pada tanggal 31 Oktober 1997, dengan surat Nomor

30/96/DIR/UPB3/Rahasia tanggal 31 Oktober 1997, Direksi BI memberikan pertimbangan

kepada Menteri Keuangan untuk mencabut ijin usaha PT Bank SEAB (DL). Akhirnya

Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan Nomor 536/KMK.017/1997 tanggal 1

 November 1997 melikuidasi PT Bank SEAB (DL).

2. 

Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

TL PT Bank SEAB (DL) dibentuk dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham

tanggal 4 Desember 1997 sesuai dengan Akta “Berita Acara Rapat” Nomor 7 tanggal 4

Desember 1997 oleh Notaris Ny. Wasiati Basoeki, SH dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Suhaimi Saleh

Wakil Ketua : Arifin Gunawan Rosali

Anggota : Linda Trisno

Atmajaya Salim, SH

Sesuai dengan surat TL Nomor 693/TL/SEAB-DL/Rhs/98 tanggal 30 Desember 1998

 perihal permohonan pengunduran diri sebagai Ketua TL PT Bank SEAB (DL), Direksi BI

menyetujui penggantian tersebut terhitung mulai tanggal 1 April 1999 dengan susunan

sebagai berikut:

Ketua : Zulkarnaen Z. A.,SH

Anggota : Arifin Gunawan Rosali

Tri Harijanto, SH

Serah terima jabatan Ketua TL yang baru dilakukan dengan Berita Acara Serah Terima

tanggal 27 April 1999.Sampai dengan tanggal 30 April 2005 jumlah Tim Pendukung PT Bank SEAB (DL) adalah

19 (sembilan belas) orang.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahuun 1999 dan Surat Edaran BI

 Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir tanggal 4 Desember

Page 337: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 337/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 7 dari 20

2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 4 Juni 2003. Namun karena kegiatan

likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat dilaksanakan seluruhnya,

maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan demikian, keberadaan TL

PT Bank SEAB (DL) tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima oleh PT Bank SEAB (DL), sesuai Catatan Akuntansi BI

maupun catatan PT Bank SEAB (DL) adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Jenis/ BLBI Jumlah Periode Penyaluran

1 Sado Debet 733.317.023.306,00 16 September 1996 s.d. 3

 November 1997

2 Dana Talangan Rupiah 166.082.000.000,00 10 dan 26 November 1997 dan

4 Maret 1998

Jumlah 899.399.023.306,00

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak ada akta pengikatan yang dilakukan bank dengan BI dan tidak ada jaminan yang

diberikan bank kepada BI baik yang bersumber dari DTR maupun Overdraft .

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

Jumlah BLBI kepada PT Bank SEAB (DL) sebesar Rp899.399.023.306,00 telah dialihkan

menjadi kewajiban Pemerintah sesuai dengan akta cessie antara Ketua BPPN dan Direksi BI

tanggal 22 Februari 1999.

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh PT Bank SEAB (DL) sampai dengan tanggal

30 April 2005, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Penerimaan Pembayaran Saldo

Saldo DebetDana Talangan Rupiah

Dana Talangan Valas

733.317.023.306,00

166.082.000.000,00

-

-

99.302.719.379,00

-

733.317.023.306,00

66.779.80.621,00

-

Jumlah 899.399.023.306,00 99.302.719.379,00 800.096.303.927,00

Page 338: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 338/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 8 dari 20

Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang dibayar baru mencapai 11% dari

total kewajiban BLBI.

7. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi keuangan PT Bank SEAB (DL) pada saat penutupan sesuai dengan Neraca

Penutupan per tanggal 31 Oktober 1999 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Pos-PosSaldo Per Tanggal 31-

Okt-97

AKTIVA

1 Kas 1.201.419.552

2 Bank Indonesia 110.226.219

3 Tagihan pada Bank Lain

4 a.Giro

a.1.Giro Mandiri 229.450.532

  a.2.Giro Akita

 b.Tabungan 353.129.144

  c.Deposito Berjangka

d.1. Call Money  830.070.000

  d.2. Penyisihan Penghapusan Call Money 

Surat Berharga 22.417.063.519

5 Penyisihan Penghapusan Surat Berharga

6 Kredit yang Diberikan 808.314.087.543

7 Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan (604.536.178.932)

8 Aktiva Tetap dan Inventaris (Nilai Buku) 25.010.647.561

9 Rupa-Rupa Aktiva 25.609.533.593

  JUMLAH 279.539.448.731

Page 339: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 339/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 9 dari 20

dalam rupiah

No Pos-PosSaldo Per Tanggal 31-

Okt-97

PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

Giro 46.918.976.172

  Tabungan 19.765.127.137

  Deposito Berjangka 97.894.613.724

  Setoran Jaminan 292.316.386

2 Antar Bank Passiva

Giro 1.063.724

  Tabungan 11.796.977

  Deposito 3.300.000.000

  Pinjaman 806.250.000

3 Kewajiban Pada Bank Indonesia

Overdraft 732.946.253.877  Dana Talangan /Dana Pihak Ketiga, Pesangon

Rekening Antar Kantor

4 Rupa-Rupa Pasiva 29.328.637.584

  Kewajiban Antar Bank

5 Modal 30.000.000.000

6 Cadangan Modal 16.323.763

7 Laba (Rugi) Tahun Lalu s.d. Awal Likuidasi (681.741.910.613)

8 Laba (Rugi) Tahun Berjalan (Sejak Awal Likuidasi) -

JUMLAH 279.539.448.731

 

Page 340: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 340/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 10 dari 20

Posisi Keuangan per tanggal likuidasi 31 Oktober 1997 tersebut telah diaudit oleh Kantor

Akuntan Publik (KAP) Drs. Dody Hapsoro, Yohanes sesuai dengan laporan Nomor

10/GA/DH/SEAB/IV/98 tanggal 27 April 1998.

8.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 4 Juni 2003 (Neraca Akhir Likuidasi / NAL)

Posisi Keuangan PT Bank SEAB (DL) sesuai dengan NAL per tanggal 4 Juni 2003 adalah

sebagai berikut:

dalam rupiah

Neraca Akhir LikuidasiNo Pos-PosNilai Buku/Saldo Nilai Realisasi

AKTIVA

1 Kas 4.592.537 4.592.537

2 Bank Indonesia

3 Tagihan pada Bank Lain

4 a.Giro

a.1.Giro Mandiri 660.215.281 660.215.281

a.2.Giro Akita 1.869.489.428 1.869.489.428

 b.Tabungan 69.286.199 69.286.199

c.Deposito Berjangka 30.100.000.000 30.100.000.000

d.1. Call Money  830.070.000 830.070.000

d.2. Penyisihan Penghapusan Call Money  (830.070.000)

Surat Berharga 22.417.063.519 22.417.063.519

5 Penyisihan Penghapusan Surat Berharga (21.635.863.519)

6 Kredit yang Diberikan 689.015.052.294 689.015.052.294

7 Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan (568.748.698.973) (644.071.443.817)

8 Aktiva Tetap dan Inventaris (Nilai Buku) 10.814.058.720 8.995.391.668

9 Rupa-Rupa Aktiva 5.257.304.070 5.257.304.070

JUMLAH AKTIVA 192.288.433.075 92.681.087.660

Page 341: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 341/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 11 dari 20

dalam rupiah

Neraca Akhir LikuidasiNo Pos-Pos

Nilai Buku/Saldo Nilai Realisasi

PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

Giro 138.540.367 138.540.367

Tabungan 95.337.475 95.337.476

Deposito Berjangka 52.600.000 52.600.000

Lain-Lain

Kiriman Uang/Tt 21.471.547 21.471.547

Setoran Jaminan 22.430.000 22.430.000

2 Antar Bank Pasiva

Giro

Tabungan 11.796.977 11.796.977

Deposito 3.300.000.000 3.300.000.000

Pinjaman 806.250.000 806.250.000

3 Kewajiban pada Bank Indonesia

Overdraft 733.317.023.306 733.317.023.306

Dana Talangan /Dana Pihak Ketiga, Pesangon 68.279.280.619 68.279.280.619

Rekening Antar Kantor (367.969.781)

4 Rupa-Rupa Passiva 399.350.937 1.825.057.367

Kewajiban Antar Bank

5 Modal 30.000.000.000 30.000.000.000

6 Cadangan Modal 16.323.768 16.323.768

7 Laba(Rugi) Tahun Lalu s.d. Awal Likuidasi (668.462.176.578) (668.462.176.578)

8 Laba(Rugi) Thn Berjalan (Sjk Awal Li kuidasi) 24.658.174.439 (76.742.847.190)

JUMLAH PASIVA 192.288.433.076 92.681.087.659

Page 342: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 342/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 12 dari 20

Laporan NAL tersebut telah diaudit oleh KAP Drs. Heliantono & Rekan dengan laporan

 Nomor Ref 04/02/123/02/KAP/04 tanggal 4 Juni 2003 serta persetujuan dari BI untuk

 pertanggungjawaban PT Bank SEAB (DL) sesuai dengan surat Nomor 6/433/DPIP/IPSiP

tanggal 24 November 2004.

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Keuangan PT Bank SEAB (DL) sesuai dengan Neraca Intern Bank yang belum

diaudit oleh KAP per tanggal 30 April 2005 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Pos-Pos

Saldo Per Tanggal

30-Apr-05

AKTIVA

1 Kas 1.699.437

2 Bank Indonesia

3 Tagihan pada Bank Lain

Giro

4 a.1.Giro Mandiri 365.812.488

  a.2.Giro Akita 749.738.151

  b.Tabungan 446.158.707

  c.Deposito Berjangka 30.100.000.000

  d.1. Call Money  830.070.000

  d.2. Penyisihan Penghapusan Call Money 

5 Surat Berharga 22.417.063.519

  Penyisihan Penghapusan Surat Berharga

6 Kredit yang Diberikan 683.827.271.421

7 Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan (564.883.418.041)

8 Aktiva Tetap dan Inventaris (Nilai Buku) 10.796.333.158

9 Rupa-Rupa Aktiva 5.450.914.070

  JUMLAH AKTIVA 190.101.642.908

Page 343: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 343/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 13 dari 20

dalam rupiah

No Pos-PosSaldo Per Tanggal

30-Apr-05

PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

Giro 0

  Tabungan 0

  Deposito Berjangka 0  Lain-Lain

Kiriman Uang/Tt 0

  Setoran Jaminan 0

2 Antar Bank Pasiva

Giro

Tabungan

Deposito

Pinjaman

3 Kewajiban pada Bank Indonesia

Overdraft 733.317.023.306

  Dana Talangan /Dana Pihak Ketiga, Pesangon 66.779.280.619

  Rekening Antar Kantor (427.230.781)

4 Rupa-Rupa Pasiva 399.350.937

  Kewajiban Antar Bank 4.118.046.977

5 Modal

6 Cadangan Modal

7 Laba(Rugi) Tahun Lalu s.d. Awal Likuidasi (614.084.828.150)

8 Laba(Rugi) Tahun Berjalan (Sejak Awal Likuidasi)

JUMLAH PASIVA 190.101.642.908

Page 344: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 344/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 14 dari 20

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring , menunjukkan masih adanya

kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian berikut:

a. Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan pengendalian pada PT Bank SEAB (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya, TL bertanggung jawab

kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari, TL juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada

umumnya terkait dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta

tambahan jaminan terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori

macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank SEAB (DL), mengingat nilai kewajiban PT Bank SEAB (DL) kepada Pemerintah

 berupa Saldo Debet dan Dana Talangan Rupiah lebih besar dari harta yang ada. Dari

sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi dengan

 besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak yang lebih

 berhak terhadap harta yang masih ada.

Dengan kondisi ini, TL PT Bank SEAB (DL) kurang memahami bahwa harta yang

masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan

TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya

 pemegang saham utama masih besar penaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-

hari yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta PT Bank SEAB

(DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian PengamananTidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank

SEAB (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Pihak BI selama ini hanya

memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran ke Negara dari PT Bank SEAB (DL).

Page 345: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 345/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 15 dari 20

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan/atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Audit yang selama ini dilakukan di TL oleh KAP adalah untuk menentukan posisi aset

dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai kinerja TL dan atau

memberikan opini terhadap laporan keuangan TL.

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL PT Bank SEAB (DL) adalah saat audit

investigasi BLBI di tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005,

tidak ada pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang ditujukan kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a. 

Realisasi Pencairan Aset

Dari nilai buku aset sebesar Rp279.539.448.731,00 per tanggal 31 Oktober 1997,

 pencairan aset yang berhasil diperoleh TL PT Bank SEAB (DL) adalah sebesar

Rp106.636.765.865,00 yang berasal dari penagihan kredit sebesar Rp91.539.648.259,00

dan penjualan harta tetap dan inventaris bank sebesar Rp15.097.117.606,00.

1) 

Penagihan Kredit

Dari nilai buku kredit pada saat penutupan per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp808.314.087.543,00, realisasi penagihan kredit yang berhasil diperoleh TL PT

Bank SEAB (DL) adalah sebesar Rp91.539.648.259,00 yang berasal dari debitur

non terkait sebesar Rp85.508.648.259,00 dan dari debitur terkait sebesar

Rp6.031.000.000,00 

Terkait hal ini, kami menemukan permasalahan sebagai berikut:

Temuan – Pemberi an Discount (Penghapusan Kredit) oleh TL PT Bank SEAB

(DL)  Melampaui Batas Maksimal yang Di tetapkan dalam Pedoman Pelaksanaan

Kerja TL

TL Bank SEAB dalam tugasnya telah mengupayakan penagihan kepada debitur.

Dalam rangka penagihan kepada debitur TL selama tahun 2000-2005 telah

memberikan discount   lebih dari 25% kepada beberapa debitur dengan rincian

sebagai berikut:

Page 346: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 346/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 16 dari 20

dalam rupiah

No Nama DebiturPokok

PinjamanPembayaran Penghapusan % Pelunasan

1 Mukmin Saudjana 1.400.000.000 720.000.000 680.000.000 49 Febr-2000

2 PT Dwi Kencana

Ganda

200.000.000 85.000.000 115.000.000 57,5 April -2003

Pemberian discount /penghapusan lebih dari 25% tersebut tidak sesuai dengan

 pedoman kerja TL yang telah ditandatangani oleh semua TL.

Sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei1999 tentang Tata Cara Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank

Umum disebutkan bahwa salah satu wewenang TL adalah melakukan perundingan

dan tindakan lainnya dalam rangka penjualan harta kekayaan dan penagihan

terhadap para debitur.

Dalam hal penagihan kepada para debitur tersebut sesuai dengan kesepakatan

 bersama yang ditandatangani oleh semua TL Bank tanggal 8 Agustus 2000 pada

 butir 3 masalah discount /penghapusan disebutkan bahwa:

“ Discount  atau penghapusan dimungkinkan untuk diberikan berdasarkan keputusan

masing-masing TL BDL dengan pertimbangan sebagai berikut:

3.1 Pertimbangan yang bersifat ekonomis menjadi penting apabila upaya hukummelalui jalur hukum akan memakan biaya yang lebih besar dan jangka waktu

yang panjang ditambah adanya unsur ketidakpastian;

3.2 Kemampuan debitur atau keadaan perusahaan debitur untuk dapat membayar

kewajibannya serta status dan nilai agunan;

3.3 Pada dasarnya pemberian discount /penghapusan untuk bunga pinjaman

dimungkinkan.  Discount /penghapusan terhadap pokok pinjaman harus dilihat

secara kasus demi kasus;

3.4 Pemberian discount  atas pokok pinjaman termaksud pada butir 3.3 maksimum

25%. Bagi debitur yang tidak bersedia dimaksud, agar diselesaikan melalui

 jalur hukum (eksekusi) dan apabila masih ada saldo/sisa pinjamannya, maka

sisanya tetap menjadi kewajiban debitur dimaksud;

3.5 Atas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait yang turut serta menjadi

 penyebab ambruknya bank, tidak dapat diberikan discount .”

Kondisi ini mengakibatkan tidak optimalnya penerimaan yang diperoleh oleh TL

dari penagihan sebesar Rp795.000.000,00.

Page 347: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 347/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 17 dari 20

Hal ini disebabkan TL tidak sepenuhnya mengikuti pedoman kerja yang telah

ditandatangani oleh semua TL dan lebih mengutamakan pertimbangan ekonomis

dalam melakukan tugasnya.

Tanggapan - TL PT Bank SEAB (DL) memberikan tanggapan sebagai berikut:

a) 

Jaminan atas nama Mukmin Saudjana sudah diambil alih oleh Bank dan diatas

namakan PT SEAB Raya Property sebelum terjadi likuidasi PT Bank SEAB

(DL). Penjualan Barang Jaminan yang dikuasai bank tersebut terjual pada

tanggal 15 Februari 2000 dengan harga sebesar Rp720.000.000,00 dengan

kondisi perekonomian pada saat itu yang masih belum pulih, sehingga hampir

tidak ada calon pembelinya. Selain itu bangunan berada di daerah yang selalu

kebanjiran, kondisi bangunan mulai retak, tidak ada listrik, air maupun

 prasarana lainnya dan berpenghuni. Penjualan dilakukan dengan kondisi apa

adanya, karena TL pada waktu itu butuh dana untuk pengembalian Dana

Talangan BI;

 b)  PT Dwi Kencana Ganda pokok pinjaman Rp200.000.000,00 dilunasi sebesar

Rp85.000.000,00 atau sebesar 42,5% dari nilai pokok dengan cara cicilan

selama 1 (satu) tahun lebih. Hal ini dilakukan oleh kakak kandungnya atas

dasar kewajiban moral semata, karena penanggung jawab perusahaan telah

meninggal dunia sedangkan barang jaminan tidak ada.

Saran - BPK–RI memberikan saran agar TL PT Bank SEAB (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai denganketentuan kepada RUPS. 

2) 

Penjualan Aset

 Nilai buku aktiva tetap dan inventaris tanggal 31 Oktober 1997 sesuai dengan

 Neraca Penutupan adalah sebesar Rp25.010.647.561,00. Realisasi penjualan aset

yang dilakukan TL sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp15.097.117.606,00. Penjualan aset berupa aktiva tetap dan inventaris dilakukan

dengan sistem lelang dan lelang terbatas melalui pemasangan iklan di surat kabar.

Terkait dengan penjualan aset tidak terdapat permasalahan yang material.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Realisasi pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh TL PT Bank SEAB (DL)sampai dengan tanggal 30 April 2005 sebesar Rp99.302.000.000,00 seluruhnya

merupakan angsuran DTR. Sedangkan pembayaran Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah

sebesar Rp163.670.000.000,00 dengan dana yang berasal dari DTR.

Page 348: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 348/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 18 dari 20

Sisa DPK yang belum dibayarkan dititipkan pada PT Bank Mandiri per tanggal 18

Agustus 2004 sesuai Surat PT Bank SEAB (DL) Nomor 065/TL/SEAB.DL/VIII/04

tanggal 18 Agustus 2004 sebesar Rp330.379.387,61 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Nomor Jenis Simpanan Saldo DPK yang dititipkan

Rekening Nominal

1 Giro 190 138.540.365,80

2 Tabungan 1.086 95.337.474,81

3 Deposito 15 52.600.000,00

4 Lainnya:

TT/KU

SDB

BG

133

18

114

1

43.901.547,00

21.471.547,00

14.430.000,00

8.000.000,00

  Jumlah 1.424 330.379.387,61

Terkait dengan realisasi pembayaran kewajiban tidak ditemukan permasalahan yang

material.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April

2005 adalah sebesar Rp21.719.291.141,00 terdiri dari:

dalam rupiah

No Keterangan Sampai Dengan

Tanggal 30-Apr-05

1 Upah dan Honor Tim Likuidasi dan Tenaga Penunjang 13.308.020.823,19

2 Pajak 2.418.808.330,00

3 Biaya Umum 3.649.612.152,00

4 Lain-Lain 2.342.849.835,96

  Total Biaya Operasional 21.719.291.141,15

Terkait dengan pengeluaran biaya operasional kami tidak menemukan permasalahan.

Page 349: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 349/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 19 dari 20

1)  Sisa Aset

Sisa aset berdasarkan Laporan Intern PT Bank SEAB (DL) yang belum diaudit per

tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp190.101.642.908,00 dengan rincian sebagai

 berikut:

dalam rupiah

No Pos-PosSaldo Per Tanggal

30-Apr-05

AKTIVA

1 Kas 1.699.437

2 Bank Indonesia

3 Tagihan pada Bank Lain

4 a.Giro

a.1.Giro Mandiri 365.812.488

  a.2.Giro Akita 749.738.151

  b.Tabungan 446.158.707

  c.Deposito Berjangka 30.100.000.000

  d.1. Call Money  830.070.000

  d.2. Penyisihan Penghapusan Call Money 

Surat Berharga 22.417.063.519

5 Penyisihan Penghapusan Surat Berharga

6 Kredit yang Diberikan 683.827.271.421

7 Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan (564.883.418.041)

8 Aktiva Tetap dan Inventaris (Nilai Buku) 10.796.333.158

9 Rupa-Rupa Aktiva 5.450.914.070

  JUMLAH 190.101.642.908

Selain sisa aset yang ada di Laporan Keuangan juga terdapat aset penyerahan dari

Pemegang Saham (Lampiran 1) yang berkaitan dengan proses hukum mereka di

 pengadilan berupa:

Page 350: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 350/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank SEAB (DL) Halaman 20 dari 20

1)  Tanah di Jaka Sampurna, Bekasi senilai Rp15.000.000.000,00 sesuai dengan Berita

Acara Serah Terima tanggal 1 Juli 2002 yang diserahkan oleh Grup Kalimalang;

2) 

Tanah dan tanaman di Subang Rp4.330.000.000,00 sesuai dengan Berita Acara

Serah Terima tanggal 24 Juni 2002;

3) 

Tanah di Cikupa, Tangerang sesuai dengan Berita Acara Serah Terima tanggal 8

Mei 2002.yang belum dilakukan penilaian.

Selain itu juga terdapat sisa aset berupa jaminan yang sedang dalam proses ligitasi

dengan rincian dalam Lampiran 2.

Terkait dengan sisa aset per tanggal 30 April 2005 tidak ditemukan permasalahan yang

material.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA 

Page 351: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 351/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BG : Bilyet GiroBI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL : Dalam Likuidasi

DPK : Dana Pihak Ketiga

DTR : Dana Talangan Rupiah

KAP : Kantor Akuntan Publik

 NAL : Neraca Akhir Likuidasi

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SEAB : South East Asia Bank

SPI : Sistem Pengendalian InternTL : Tim LIkuidasi

Page 352: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 352/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK PINAESAAN

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.I/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 353: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 353/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  6

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 6

2. Tujuan Pemeriksaan 6

3. Sasaran Pemeriksaan 6

4. Metodologi Pemeriksaan 7

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 7

6. Obyek Pemeriksaan 7

BAB II GAMBARAN UMUM 8

1. Penetapan Status BDL 8

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 8

3. Jumlah BLBI yang Diterima 9

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 9

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 9

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 10

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 10

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL)

11

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 15

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 17

1. Sistem Pengendalian Intern 17

a. Lingkungan Pengendalian 17

 b. Pengendalian Pengamanan 17

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 18

Page 354: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 354/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 18

a. Realisasi Pencairan Aset 19

 b. Pembayaran Kewajiban 26

c. Biaya Operasional 27

d. Sisa Aset 35

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

1 Daftar Set Off PT Bank Pinaesaan (DL) Kantor Cabang Surabaya

Per 31 Oktober 1997 s/d 30 April 2005

Page 355: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 355/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 1 dari 43

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK PINAESAAN (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Pinaesaan (Dalam Likuidasi/DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal.

Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Diantaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan

 pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang

secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi Bank Dalam Likuidasi (BDL) dalam

melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan.

Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL

selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas PT Bank Pinaesaan (DL) di tahun 2000 adalah pemeriksaan

investigasi sehingga tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL

untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL.

Page 356: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 356/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 2 dari 43

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a.  Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku aset berdasarkan neraca likuidasi per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp370.928.766.716, telah direalisasikan sebesar Rp37.863.382.197,00 dalam bentuk

 penjualan aktiva tetap dan bagi hasil proyek Citraland di Manado, dalam bentuk

 penagihan kredit sebesar Rp79.686.951.355,99 dan dengan penagihan tunai dan  set off  

 jaminan total sebesar Rp41.783.888.999,73.

Terkait hal ini, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) 

Penyelesaian kredit pada PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp3.303.612.219,00

dengan cara kompensasi ( set-off ) tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung

yang lengkap sehingga cara penyelesaian kredit tersebut dilakukan secara tidak

 benar;

2)  Penjualan Harta Tetap Inventaris Bank Pinaesaan yang dilakukan di bawah Nilai

Jual Obyek Pajak (NJOP) mengakibatkan kurangnya hasil penjualan sebesar

Rp752.575.000,00;

3)  Terdapat Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PPh final

5% atas transaksi jual beli tanah di Sudimara Cileduk SHM 174 yang belum disetor

ke kas negara mengakibatkan belum diterimanya pendapatan negara sektor pajak

sebesar Rp12.817.500,00.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah sebesar Rp681.084.490.920,00 pada tanggal 31

Oktober 1997, realisasi pembayaran kewajiban masing-masing untuk dana talangan

rupiah (DTR) sebesar Rp10.456.680.100,11 (3,87%) dan untuk saldo debet sebesar

Rp0,00 (0%). Selain itu, PT Bank Pinaesaan (DL) juga melakukan pembayaran hutang

 pajak sebesar Rp2.167.178.953,00 dan hutang lancar lainnya sebesar

Rp275.140.572,66. Total pembayaran seluruhnya adalah sebesar Rp12.898.999.625,77.

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c. Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp36.953.110.103,44.

Terkait hal ini, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1)  Pembayaran success fee jasa pengacara yang dilakukan sebelum pencairan aset dan

 pembayaran operational cost  berdasarkan persentase diragukan kewajarannya dan

 berpotensi merugikan PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp5.850.000.000,00.

Page 357: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 357/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 3 dari 43

2)  Pembayaran jasa konsultan hukum (lawyer ) belum dipungut PPN 10% dan PPh

 pasal 23 sebesar 7,5% mengakibatkan belum diterimanya penerimaan negara dari

sektor pajak sebesar Rp1.288.086.218,73.

3)  Pengeluaran biaya pegawai (THR dan biaya kesejahteraan karyawan) yang tidak

sesuai dengan ketentuan mengakibatkan pemborosan keuangan PT Bank Pinaesaan

(DL) c.q. Pemerintah sebesar Rp2.309.346.850,00.

d. Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan Neraca (Unaudited)

Rp114.483.054.129,67. Total nilai realisasi sisa aset per tanggal 30 April 2005 sesuai

dengan neraca internal belum diaudit (unaudited ) PT Bank Pinaesaan (DL) adalahsebesar Rp72.050.575.198,67. Sementara itu sisa kewajiban kepada Pemerintah adalah

sebesar Rp670.627.810.819,89.

Terkait nilai sisa aset, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1)  UDATIMEX Group sebagai Pihak Terkait PT Bank Pinaesaan (DL) tidak beritikad

 baik dengan belum melunasi kreditnya sebesar Rp408.462.880.335,51

2)  Deposito di Bank Bukopin tidak dapat dicairkan meskipun telah ada keputusan

Mahkamah Agung.

3) 

Terdapat permasalahan dalam sisa aset Bank, aset eks jaminan, dan jaminan yang

diterima dari nasabah sebagai berikut:

a) 

Tanah dan Bangunan Jl. Mayjen Sungkono, Darmo Park I/15 Surabaya milik

PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat dijual karena atas nama Pemegang Saham

(Herman Rattu).

 b)  Jaminan BPKB kendaraan pada Kantor Cabang Jakarta diambil debitur dan

hutang belum dibayar.

c)  Sisa tanah Sudimara Barat, Cileduk SHM 2619 dibangun sekolah dan sulit

dijual.

d) 

Tanah di Sudimara RT 01/03 Ciledug Tangerang SHM No. 187 a.n. Landy

Wanget dijual eks karyawan PT Bank Pinaesaan (DL) dalam sengketa di

Pengadilan Negeri.

e) 

Tanah kosong di Balimester Jatinegara dengan nilai buku Rp56.500.000,00 sulit

dijual dan telah dihapusbuku (write off ).

Page 358: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 358/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 4 dari 43

4.  Saran BPK-RI

a.  Terkait temuan atas pencairan aset

1) 

Agar TL PT Bank Pinaesaan (DL) dapat menunjukkan dokumen pendukung

 penyelesaian kredit dengan set off. 

2)  TL PT Bank Pinaesaan (DL) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang

tidak sesuai dengan ketentuan kepada RUPS terkait dengan penjualan harta tetap

inventaris di bawah NJOP;

3)  Agar TL dapat memperoleh bukti penyetoran pajak-pajak yang terkait dengan

transaksi jual beli tanah di Sudimara.

 b. 

Terkait temuan atas biaya operasional

1) 

Agar TL membayar  success fee  sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan Forum

Komunikasi TL dan kesepakatan dalam perjanjian antara TL dan konsultan hukum.

Selain itu pembayaran biaya ini juga hanya dilakukan untuk pengeluaran yang

disertai dengan bukti yang valid. Adapun kelebihan pembayaran di luar ketentuan

dan tidak disertai bukti yang jelas agar ditarik kembali dari konsultan hukum.

Selanjutnya TL juga harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya yang

tidak sesuai dengan ketentuan/kesepakatan bersama kepada RUPS. Temuan ini

 perlu ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum untuk memastikan keberadaan

unsur tindak pidana.

2) 

Agar TL segera menyelesaikan kewajiban-kewajiban perpajakannya kepada Negara.

3) 

Agar pembayaran THR dan biaya kesejahteraan dilakukan sesuai dengan ketentuan

dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan PT Bank Pinaesaan (DL).

c. 

Terkait dengan temuan sisa aset.

1)  Agar TL melakukan upaya-upaya yang tegas kepada Pemegang Saham PT Bank

Pinaesaan (DL) untuk segera melunasi hutang-hutang UDATIMEX Group dan

apabila diperlukan agar dilakukan melalui jalur hukum;

2) 

Agar TL terus mengupayakan pencairan deposito pada Bank Bukopin;

3) 

Terkait dengan sisa aset bank, aset eks jaminan, dan jaminan yang diterima dari

nasabah:

a) 

Agar TL terus mengupayakan agar tanah dan bangunan di Jl. Mayjen Sungkono

Surabaya dapat dijual.

Page 359: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 359/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 5 dari 43

 b)  Agar TL terus mengupayakan agar memperoleh pembayaran dari debitur Suzy

Sunarsih.

c) 

Agar TL terus mengupayakan agar tanah di Sudimara Barat dapat segera dijual.

d) 

Agar TL terus mengupayakan pengembalian tanah yang dalam sengketa

Pengadilan Negeri.

e) 

Agar TL memperpanjang sertifikat hak pakai atas tanah di Balimester sehingga

dapat dijual.

Jakarta, Desember 2005BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo 

 NIP. 240000361

Page 360: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 360/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 6 dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Pinaesaan (DL) adalah:

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2. 

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Pinaesaan (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana hasil pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional BDL sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset BDL yang akan diserahkan kepada pemerintah setelah berakhirnya proses

likuidasi;d.

 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban BDL.

3. 

Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Pinaesaan (DL) adalah:

a. 

Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan

aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi PemeriksanMetodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistim dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-tranasaksi yang signifikan;

Page 361: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 361/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 7 dari 43

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil sampling transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d. 

Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan/atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6. 

Obyek PemeriksaanPT Bank Pinaesaan (DL).

Page 362: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 362/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 8 dari 43

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

Bank dicabut ijin usahanya berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 524/KMK.017/1997,

tanggal 1 November 1997. Pencabutan ijin usaha tersebut dilakukan berdasarkan usulan BI,

sesuai dengan surat Nomor 30/46/DIR/UPB1/Rahasia tanggal 31 Oktober 1997.

2. 

Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

TL PT Bank Pinaesaan (DL) dibentuk dengan Akta Notaris Thelma Andries, SH No. 145

tanggal 18 Desember 1997 tentang Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Persero PT

Bank Pinaesaan (DL), dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Tontowi Djauhari Lintang

Wakil Ketua : Jugia Wahab

Anggota : L. Johannes Henry Eman

Alfan Hariyanto

Rizal Sofyan Gueci

Pieter Solang

Pada tanggal 21 September 1998, Sdr. Jugia Wahab menyatakan mengundurkan diri dan

telah disetujui BI dengan surat Nomor 31/624/UPPB/Adp tanggal 22 September 1998. Sdr.

Pieter Solang juga mengundurkan diri pada tanggal 25 November 1998, selanjutnya

susunan TL PT Bank Pinaesaan (DL) adalah sebagai berikut:

Ketua : Tontowi Djauhari Lintang

Anggota : L. Johannes Henry Eman

Alfan Hariyanto

Rizal Sofyan Gueci

Pada tanggal 1 Oktober 1999, Sdr. Rizal S. Guecy digantikan oleh Sdri. Desty Liza Rabain,

SH sebagai anggota TL PT Bank Pinaesaan (DL) sehingga susunan TL PT Bank Pinaesaan

(DL) menjadi sebagai berikut:

Page 363: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 363/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 9 dari 43

Ketua : Tontowi Djauhari Lintang

Anggota : L. Johannes Henry Eman

Alfan Hariyanto

Desty Liza Rabain, SH

Jumlah karyawan pendukung TL PT Bank Pinaesaan (DL) per 30 April 2005 adalah 13

orang.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan Direksi

BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berkahir tanggal 18

Juni 2003. Namun karena kegiatan likuidasi belum dapat diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk pembubaran TL.

Dengan demikian, keberadaan TL PT Bank Pinaesaan (DL) tidak sesuai dengan ketentuan.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diterima oleh PT Bank Pinaesaan (DL)

terdiri atas saldo debet (Overdraft  – OD) serta Dana Talangan Rupiah (DTR) tahap I dan II,

sebagai berikut:

a. Saldo Debet sebelum likuidasi 411.118.490.920,00

 b. Dana Talangan Rupiah I 88.709.000.000,00

c. Dana Talangan Rupiah II 181.257.000.000,00

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

DTR I dan II PT Bank Pinaesaan (DL) yang masing-masing bernilai Rp88.709.000.000,00

dan Rp181.257.000.000,00 tidak disertai dengan akta pengikatan pengakuan secara notariil,

tetapi melalui SPK Nomor 30/600/UK tanggal 4 November 1997 dan SPK Nomor

30/925/UK tanggal 4 Maret 1998.

Atas saldo debet dan DTR yang telah diterima oleh PT Bank Pinaesaan (DL), tidak ada

 jaminan fisik yang diberikan kepada BI (Pemerintah).

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada bank yang telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai dengan

kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6 Februari 1999dan akta cessie yang dibuat dihadapan Notaris Mudofir Hadi, SH Nomor 72 tanggal 22

Februari 1999 antara Direksi BI dan Ketua BPPN. Jumlah BLBI yang dialihkan tersebut

 pada posisi tanggal 29 Januari 1999 sebesar Rp681.084.490.920,00.

Page 364: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 364/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 10 dari 43

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan tanggal 30 April 2005,

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Penerimaan Pembayaran Sisa

Saldo Debet

Dana Talangan Rupiah

411.118.490.920,00

269.966.000.000,00

  0,00

10.456.680.100,11

411.118.490.920,00

259.509.319.899,89

Jumlah 681.084.490.920,00 10.456.680.100,11 670.627.810.819,89

Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang telah dikembalikan hanya mencapai

1,5% dari total kewajiban rupiah BLBI.

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

 Neraca Bank menurut Laporan Keuangan per tanggal 31 Oktober 1997 yang telah diaudit

oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata & Rekan, dengan laporan Nomor BP/01/FI/97

tanggal 10 Juni 1998 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Keterangan Jumlah

AKTIVA

1 Kas 1.022.912.538,00

2 Giro pada Bank Indonesia 400.862.522,00

3 Giro pada Bank Lain 5.979.620.580,00

  - Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP)

0,00

   Bersih 5.979.620.580,00

4 Penempatan Dana pada Bank Lain 1.322.759.770,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 1.322.759.770,00

5 Surat Berharga 11.252.000.000,00

  - PPAP (106.260.000,00)   Bersih 11.145.740.000,00

6 Kredit yang Diberikan 361.116.998.199,00

  - PPAP (76.267.914.901,00)

   Bersih 284.849.083.298,00

Page 365: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 365/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 11 dari 43

dalam rupiah

No Keterangan Jumlah

7 Penyertaan 266.000.000,00

- PPAP 0,00

 Bersih 266.000.000,00

8 Pendapatan yang Akan Diterima 7.774.513.525,00

9 Biaya Dibayar Dimuka 990.923.353,00

10 Aktiva Tetap 12.590.025.972,00

- Akumulasi Penyusutan (5.940.249.233,00)

 Bersih 6.649.776.739,00

11 Aktiva Lain-lain 50.526.574.391,00  - PPAP 0,00

   Bersih 50.526.574.391,00

  Total Aktiva 370.928.766.716,00

  KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban

12 Dana Pihak Ketiga 277.880.564.865,00

13 Kewajiban pada Bank Indonesia 363.139.191.315,00

14 Beban yang Masih Harus Dibayar 2.206.053.672,00

15 Kewajiban Lain-Lain 4.652.676.018,00

  Ekuitas

16 Modal Saham 19.574.000.000,0017 Uang Muka Saham 870.872.026,00

18 Laba (Rugi) (297.394.591.180,00)

  Total Kewajiban dan Ekuitas 370.928.766.716,00

8.  Posisi Keuangan Bank per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir Likuidasi /NAL)

 NAL per 18 Juni 2003 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Kartoyo

& Rekan, dengan laporan nomor: 033-LFR/KAP-KP/IV/2004 tanggal 29 April 2004 adalah

sebagai berikut:

dalam rupiah

No Keterangan Jumlah

AKTIVA

1 Kas 7.253.753,00

2 Giro pada Bank Indonesia 0,00

3 Giro pada Bank Lain 37.675.686.653,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 37.675.686.653,00

Page 366: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 366/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 12 dari 43

No Keterangan Jumlah

4 Penempatan pada Bank Lain 0,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 0,00

5 Surat Berharga 0,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 0

6 Kredit Yang Diberikan 561.213.957.655,00

  - PPAP (509.098.763.737,00)

   Bersih 52.115.193.918,00

7 Penyertaan 571.000.000,00  - PPAP 0,00

   Bersih 571.000.000,00

8 Pendapatan Yang Akan Diterima 0,00

9 Biaya Dibayar Dimuka 0,00

10 Aktiva Tetap 2.744.582.047,00

  - Akumulasi Penyusutan 0,00

   Bersih 2.744.582.047,00

11 Aktiva Lain-Lain 25.587.344.489,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 25.587.344.489,00

  Total Aktiva 118.701.060.860,00  KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban

12 Dana Pihak Ketiga 1.919.190.990,00

13 Kewajiban pada Bank Indonesia 670.627.810.820,00

14 Beban Yang Masih Harus Dibayar 18.000.000,00

15 Kewajiban Lain-Lain 833.598.716,00

  Ekuitas

16 Modal Saham 19.574.000.000,00

17 Uang Muka Saham 870.872.026,00

18 Laba (Rugi) (575.142.411.692,00)

  Total Kewajiban dan Ekuitas 118.701.060.860,00

Menunjuk surat Nomor 7/150/DPIP/1AdmP tanggal 29 April 2005, NAL per 18 Juni 2003

PT Bank Pinaesaan (DL) hingga saat ini belum disetujui oleh BI, karena:

a. 

Beberapa hal yang perlu mendapat penjelasan KAP antara lain mengenai hal:

Page 367: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 367/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 13 dari 43

1)  Adanya perbedaan periode pemeriksaan. Seharusnya periode pemeriksaan adalah

dari tanggal 31 Oktober 1997 sampai dengan 18 Juni 2003, sementara itu KAP

hanya melakukan pemeriksaan pada periode sejak 18 Desember 2002 sampai

dengan 18 Juni 2003.

2) 

Status harta eks jaminan terkait dengan tanah yang dibeli Group Ciputra melalui

Akta Kesepakatan Bersama No.2 dan No. 3 tanggal 17 Desember 2002 dan Akta

Jual Beli tanggal 18 Desember 2002 dan teknis pembukuan jual beli tersebut.

 b. 

Terdapat lampiran yang belum diisi (kosong) dengan penjelasan saldo nihil, padahal

sesuai NAL yang disampaikan terdapat saldo dan mutasi dari neraca penutupan tanggal

31 Oktober 1997 sampai NAL (vide  Lampiran 15 Realisasi Penyelesaian Kewajiban

Lainnya).

c.  Masih terdapat lampiran yang saldonya belum sesuai dengan neraca, yaitu:

1) 

Terdapat peningkatan saldo rupa-rupa aktiva selama masa likuidasi sebesar Rp801

 juta, yaitu dari Rp25.357 juta pada posisi 31 Oktober 1997 menjadi Rp26.158 juta

 pada posisi NAL, selain itu terdapat perbedaan saldo harta eks jaminan dari

Rp4.043,2 juta pada posisi 31 Oktober 1997 menjadi Rp23.303,99 juta pada posisi

 NAL 18 Juni 2003.

2) 

 Nilai agunan per lokasi antara uraian dalam halaman 9 tidak sama dengan lampiran

3 Rincian Kredit yang diberikan (daftar nominatif).

dalam jutaan rupiah

Lokasi Jumlah dalam halaman 9 Jumlah dalam Lampiran 3

1.  Surabaya

2. 

Manado

3. 

Jakarta

18.907,15

3.133,10

4.507,40

17.834,28

2.837,12

4.199,65

Jumlah 26.547,65 24.871,05

3) 

Saldo kredit posisi 18 Juni 2003, dalam NAL nilai buku kredit sebesar Rp561.214

 juta, sedangkan dalam lampiran 11 tercatat Rp561.205 juta (Rp637.588,11 juta –

Rp76.383,59 juta) atau terdapat selisih sebesar Rp9 juta.

4)  Saldo DPK posisi tanggal 30 Oktober 1997 adalah sebagai berikut:

Page 368: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 368/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 14 dari 43

dalam juta rupiah

 No. Jenis Simpanan Neraca Lampiran 14 Selisih

1 Terkait:

Giro

Tabungan

Deposito

-  Lainnya

145,12

102,72

277,68

0

 

145,12

137,08

277,68

0

0

(34,36)

0

0

2 Tidak Terkait:

Giro

Tabungan- 

Deposito

Lainnya

3.660,13

27.575,78247.979,44

0

 

3.660,13

27.540,62247.979,44

411,58

0

37,160

(411,58)

5)  Dalam Lampiran 14 Realisasi Pembayaran Nasabah Penyimpan Dana, masih

tercatat jenis simpanan lainnya dengan saldo sebesar Rp411,58 juta, sementara

 berdasarkan hasil pertemuan tanggal 6 April 2005 DPK lainnya tersebut merupakan

kewajiban segera.

d. 

Masih terdapat lampiran NAL yang saldonya belum sesuai dengan lampiran 16 Rincian

Arus Kas, yaitu:

1) 

Sisa dana giro per 31 Oktober 1997 tercatat sebesar Rp5.866,89 juta, sementara

dalam Neraca Audited tercatat Rp6.380,5 juta dan dalam Neraca Unaudited  tercatatRp7.813,21 juta.

2) 

Hasil pencairan aset:

a) 

Dalam lampiran 11 mengenai Pencairan Pinjaman, tercatat nilai kas/tunai dari

hasil pencairan pinjaman sebesar Rp26.006,32 juta, sedangkan dalam rincian

arus kas tercatat sebesar Rp25.887,96 juta.

 b) 

Dalam lampiran 12 mengenai Penjualan Harta Tetap dan Inventaris, tercatat

hasil penjualan HTI sebesar Rp16.133,61 juta, sedangkan dalam rincian arus

kas tercatat sebesar Rp21.263,61 juta.

c) 

Dalam lampiran 13 mengenai Pencairan Aktiva Tetap Lainnya, tercatat nilai

kas/tunai dari hasil realisasi pencairan aktiva sebesar Rp5.161 juta, sedangkandalam rincian arus kas tercatat sebesar Rp529,33 juta.

e. 

Dalam NAL nilai realisasi KYD belum dicantumkan nilai bersih/net   setelah

diperhitungkan dengan cadangan penghapusan kredit.

Page 369: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 369/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 15 dari 43

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi keuangan PT Bank Pinaesaan (DL) per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan laporan

keuangan (Unaudited ) dan merupakan angka intern bank setelah koreksi KAP - nilai buku

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

 No Keterangan Jumlah

AKTIVA

1 Kas 746.356,70

2 Giro Pada Bank Indonesia 0,00

3 Giro pada Bank Lain 45.861.678.786,75  - PPAP 0,00

   Bersih 45.861.678.786,75

4 Penempatan Dana pada Bank Lain 0,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 0,00

5 Surat Berharga 0,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 0,00

6 Kredit Yang Diberikan 557.744.356.165,25

  - PPAP (507.924.221.623,45)

   Bersih 49.820.134.541,80

7 Penyertaan 570.998.862,00

  - PPAP 0,00

   Bersih 570.998.862,00

8 Pendapatan Yang Akan Diterima 0,00

9 Biaya Dibayar Dimuka 0,00

10 Aktiva Tetap 2.743.567.047,39

  - Akumulasi Penyusutan 0,00

   Bersih 2.743.567.047,39

11 Aktiva Lain-Lain 15.485.928.535,03

  - PPAP 0,00

   Bersih 15.485.928.535,03

  Total Aktiva 114.483.054.129,67

  KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban

12 Dana Pihak Ketiga 1.919.190.989,85

13 Kewajiban pada Bank Indonesia 670.627.810.819,57

Page 370: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 370/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 16 dari 43

dalam rupiah

 No Keterangan Jumlah

14 Hutang Lancar Lainnya 179.067.387,31

  Ekuitas

15 Modal Saham 19.574.000.000,00

16 Uang Muka Saham 870.872.026,02

17 Laba (Rugi) (578.687.887.093,08)

  Total Kewajiban dan Ekuitas 114.483.054.129,67

Page 371: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 371/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 17 dari 43

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian dan

 pengendalian pengamanan termasuk monitoring pada PT Bank Pinaesaan (DL)

menunjukkan masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak

dalam uraian berikut:

a. 

Lingkungan PengendalianDengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, TL nantinya bertanggung jawab kepada Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL

 juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait

dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan

terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara subtansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Pinaesaan (DL), mengingat pada umumnya nilai kewajiban BDL kepada

 pemerintah berupa saldo debet dan Dana Talangan Rupiah/DTR lebih besar dari harta

yang ada. Disamping itu, saat ini PT Bank Pinaesaan (DL) juga sedang menghadapi

tuntutan dari kreditur yang merasa memiliki piutang pada BDL tetapi atas simpanan

tersebut tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan PT Bank Pinaesaan (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada. Dengan kondisi ini, TL kurang

memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian Keuangan

 Negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan

 Negara. Dalam kenyataanya Pemegang Saham utama masih besar pengaruhnya

terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak

maksimalnya pengembalian harta BDL kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi BDL, baik itu

BI maupun Departemen Keuangan. Selama ini pihak BI hanya memantau posisi aset

dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari BDL.

Page 372: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 372/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 18 dari 43

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan/atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Untuk kegiatan pencairan aset di BDL selain kegiatan pencairan aset bank dan jaminan

yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang saham, baik yang

diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham maupun aset yang berhasil disita

dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL dilakukan penyitaan dan dilakukan

 penjualan proses lelang pengadilan.

Pengusuran aset milik pemegang saham yang diambil alih tersebut dilakukan dengan

menggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas BDL, juga terdapat

ketidakjelasan mengenai masa kerja TL BDL. Sesuai dengan ketentuan yang ada masa

kerja BDL pada umumnya adalah selama 5 tahun sejak terbentuknya TL ditambah

dengan enam bulan. Pada akhir masa tugasnya TL harus menyusun NAL yang akan

dimintakan persetujuan ke BI sebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL.

Tetapi sampai dengan lima tahun masa kerja TL dan telah disusun NAL ternyata belum

ada persetujuan dari BI mengenai pelaksanaan RUPS dan sampai dengan akhir

 pemeriksaan belum ada kejelasan mengenai status TL walaupun masa kerja TL sudah

 berakhir.

Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada BDL diketahui bahwa

selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP adalah untuk menentukan posisi asetdan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai kinerja TL dan/atau

memberikan opini terhadap laporan keuangan BDL.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas BDL di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga

tidak ada rekomedasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Posisi keuangan PT Bank Pinaesaan (DL) per tanggal 30 April 2005 menunjukkan nilai

total aset (aktiva) dan kewajiban sebagai berikut: 

Page 373: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 373/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 19 dari 43

dalam rupiah

 No Keterangan Jumlah

AKTIVA

1 Kas 746.356,70

2 Giro pada Bank Indonesia 0,00

3 Giro pada Bank Lain 45.861.678.786,75

  - PPAP 0,00 45.861.678.786,75

4 Penempatan Dana pada Bank Lain 0,00

  - PPAP 0,00 0,00

5 Surat Berharga 0,00

  - PPAP 0,00 0,00

6 Kredit Yang Diberikan 557.744.356.165,25

  - PPAP (507.924.221.623,45) 49.820.134.541,80

7 Penyertaan 570.998.862,00

  - PPAP 0,00 570.998.862,00

8 Pendapatan Yang Akan Diterima 0,00

9 Biaya Dibayar Dimuka 0,00

10 Aktiva Tetap 2.743.567.047,39

  - Akumulasi Penyusutan 0,00 2.743.567.047,39

11 Aktiva Lain-Lain 15.485.928.535,03

  - PPAP 0,00 15.485.928.535,03

  Total Aktiva 114.483.054.129,67

  KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban

12 Dana Pihak Ketiga 1.919.190.989,85

13 Kewajiban pada Bank Indonesia 670.627.810.819,57

14 Hutang Lancar Lainnya 179.067.387,31

  Ekuitas

15 Modal Saham 19.574.000.000,00

16 Uang Muka Saham 870.872.026,02

17 Laba (Rugi) (578.687.887.093,08)

  Total Kewajiban dan Ekuitas 114.483.054.129,67

a.  Realisasi Pencairan Aset

1) 

Penagihan Kredit

Realisasi penagihan kredit yang dilakukan TL sampai dengan tanggal 30 April 2005

adalah sebesar Rp79.686.951.355,99, dengan rincian sebagai berikut:

Page 374: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 374/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 20 dari 43

dalam rupiah

No. Keterangan Jumlah

1 Tunai

Pokok 28.178.238.197,04

  Bunga 1.069.056.486,98

Jumlah 29.247.294.684,02

2 Set Off

Pokok 12.237.883.353,53

  Bunga 298.710.962,18

  Jumlah 12.536.594.315,71

3 Penghapusan

Pokok 3.996.555.741,55

  Bunga 8.796.506.614,71

  Jumlah 12.793.062.356,26

4 Alih Agunan

Pokok 25.110.000.000,00

  Bunga 0,00

  Jumlah 25.110.000.000,00

  Total 79.686.951.355,99

Dari total nilai Rp79.686.951.355,99, penagihan kredit yang berasal dari penyetoran

tunai dan set off  jaminan adalah sebesar Rp41.783.888.999,73.

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit, kami tidak menemukan beberapa

 permasalahan sebagai berikut:

Temuan - Penyelesaian kredit pada PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar

Rp3.303.612.219,00 dengan cara kompensasi (set-off ) ti dak dil engkapi dengan

dokumen pendukung yang lengkap sehi ngga cara penyelesaian kredit tersebut

dil akukan secara tidak benar

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas penyelesaian kredit dengan cara  set off ,

diketahui bahwa terdapat set off  kredit dengan deposito debitur yang tidak didukung

dengan dokumen yang memadai dengan rincian sebagai berikut :

Page 375: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 375/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 21 dari 43

dalam rupiah

Outstanding per 31 Oktober 1997 No Nama Debitur

Pokok Bunga Jumlah

Dokume

n set off  yang

ada

Sett off  yang

tidak didukungdokumen

1 Cabang Jakarta

PT Pan

Gasindo Buncit

Mas

399.207.869,88 54,826.852,85 454.034.722,73 0,00 454.034.722,73

2 Cabang

Surabaya

26 debitur(lampiran 1)

2.813.179.044,22 36.398.452,09 2.849.577.496,31 0,00 2.849.577.496,31

3.212.386.914,10 91.225.304,94 3.303.612.219,04 0,00 3.303.612.219,04

Seharusnya  set off   kredit dengan deposito didukung dengan dokumen pendukung

yang memadai seperti Permohonan Pembayaran dengan set off  dari debitur, Tanda

Terima Pembayaran, Tanda Bukti Pembayaran Pinjaman ( Back To Back Loan)

 persetujuan TL PT Bank Pinaesaan (DL) dan Bilyet Deposito nasabah.

Ketidaklengkapan dokumen pendukung set off  di atas mengakibatkan BPK-RI tidak

dapat memastikan kewajaran penagihan kredit sebesar Rp3.303.612.219,04.

Hal tersebut terjadi karena TL PT Bank Pinaesaan (DL) kurang memperhatikan

ketentuan persyaratan administrasi keuangan dengan baik.

Tanggapan   - TL PT Bank Pinaesaan (DL) menanggapi bahwa transaksi-transaksi

 penyelesaian debitur secara  set off  dengan simpanan deposito baik di kantor Jakarta

maupun di kantor Surabaya secara akuntansi telah dilakukan sesuai dengan

 prosedur dan dilakukan pembukuan secara benar. Sejak selesainya proses

 pembayaran tersebut TL PT Bank Pinaesaan (DL) telah mengalami beberapa kali

 pemeriksaan dari beberapa instansi sehingga sulit menelusuri keberadaan dokumen-

dokumen tersebut.

Saran  – BPK-RI menyarankan Agar TL PT Bank Pinaesaan (DL) dapat

menunjukkan dokumen pendukung penyelesaian kredit dengan set off.

2) 

Penjualan Aset

Realisasi penjualan aset yang dilakukan TL sampai dengan 30 April 2005 dengan

metode langsung dan bagi hasil proyek Citraland (lihat temuan No. 3) adalah

sebesar Rp37.863.382.197,00, dengan rincian sebagai berikut:

Page 376: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 376/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 22 dari 43

dalam Rupiah

 No. Keterangan Jumlah

1 Hasil penjualan aset

Tanah dan Bangunan 15.053.000.000,00

  Inventaris 0,00

  Kendaraan 740.100.000,00

  Inventaris Kantor 343.186.825,00

  Total hasil penjualan aset bank 16.136.286.825,00

2 Hasil penjualan aset eks jaminan

Tanah 13.407.635.186,00

  Kendaraan 121.000.000,00

  Total hasil penjualan aset eks

 jaminan

13.528.635.186,00

  Total hasil penjualan aset (1+2) 29.664.922.011,00

3 Bagi hasil proyek Citraland sampai

dengan 30 April 2005 8.198.460.186,00

  Total penjualan aset dan bagi hasil 37.863.382.197,00

 

Temuan terkait dengan hasil penjualan aset adalah:

a)   Temuan - Penjualan H arta Tetap I nventar is PT Bank Pinaesaan yang

dilakukan di bawah Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) mengakibatkan

kurangnya hasil penjualan sebesar Rp752.575.000,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas penjualan aktiva bank, diketahui bahwa

telah dilakukan penjualan tanah dan bangunan dengan harga di

 bawah NJOP untuk aset-aset berikut :

dalam rupiah

No Aset Harga Jual NJOP Selisih Kurang

1 Tanah dan bangunan di

Jl. Basuki Rahmat No.

139 – 141

4.100.000.000,00 4.156.050.000,00 56.050.000,00

2 Ruko di Jl. Panglima

Sudirman 70 Surabaya

900.000.000,00 973.390.000,00 73.390.000,00

3 Tanah dan bangunan di

Cipendawa, Cianjur,

Cipanas, Bogor.

123.000.000,00 130.300.000,00 7.300.000,00

Page 377: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 377/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 23 dari 43

No Aset Harga Jual NJOP Selisih Kurang

4 Tanah dan bangunan di

Jl. Panglima Sudirman

 No. 20 Surabaya

5.300.000.000,00 5.915.835.000,00 615.835.000,00

Jumlah 10.423.000.000,00 11.175.575.000,00 752.575.000,00

Pada tanggal 12 Desember 2002, telah dilakukan penjualan tanah dan bangunan

kepada Sdr. Sari Putra Joseph melalui perantara Ibu Temmi Sen yaitu:

1) 

Tanah bangunan di Jl. Basuki Rahmat No. 139 – 141 Surabaya SHGB No.

475 dijual dengan harga Rp4.100.000.000,00, sementara NJOP tahun 2002

tanah tersebut adalah sebesar Rp4.156.050.000,00.

2) 

Ruko dengan luas tanah 142 m2 dan luas bangunan 420 m2 di Jl. Panglima

Sudirman 70 Surabaya SHGB No. 144 dijual dengan harga

Rp900.000.000,00, sementara NJOP tahun 2002 tanah tersebut adalah

sebesar Rp973.390.000,00.

Pada tanggal 31 Maret 2000, Tanah dan Bangunan di Jl. Panglima Sudirman

 No. 20 Surabaya No. 20 - 22 SHGB No. 191 dengan luas tanah 1.107 m2 dan

luas bangunan 1.517 m2 dijual dengan harga Rp5.300.000.000,00 kepada Sdr.

Bambang Tjandra. NJOP tahun 2000 tanah tersebut Rp5.915.835.000,00.

Pada tangggal 17 Desember 2002, telah terjual tanah dan bangunan di

Cipendawa, Cianjur, Cipanas, Bogor, SHGB 232 dengan luas tanah 133 m2 dan

luas bangunan 200 m2

dengan harga Rp123.000.000,00. Jual beli telah

dilaksanakan melalui Akta No. 10 tanggal 23 Januari 2003 Notaris Sri

Mardiatie, SH. Harga jual tersebut lebih rendah dari NJOP tahun 2002 yaitu

sebesar Rp130.300.000, atau lebih rendah 5,6%. Penjualan tersebut juga di

 bawah nilai buku aset yaitu sebesar Rp146.464.795,44

Seharusnya penjualan tanah dan bangunan minimal sebesar Nilai Jual Objek

Pajak (NJOP) PBB tanah dan bangunan yang dimaksud.

Penjualan aset di bawah NJOP terjadi karena TL hanya memperhatikan nilai

likuidasi aset yang bersangkutan dan tidak mempertimbangkan NJOP dalam

 penjualan aset.

Penjualan aset di bawah NJOP mengakibatkan berkurangnya hasil penjualan

aset PT Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp752.575.000,00 dan mengurangi

kemampuan PT Bank Pinaesaan membayar kewajiban kepada Negara.

Page 378: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 378/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 24 dari 43

Tanggapan  - TL PT Bank Pinaesaan (DL) menanggapi bahwa terhadap tanah

dan bangunan di Jl. Basuki Rachmat No. 139 – 141 Surabaya, Ruko di Jl.

Panglima Sudirman No. 20 – 22 Surabaya, Ruko di Jl. Panglima Sudirman No.

70 Surabaya, serta tanah dan bangunan di Cipendawa, Cianjur, Bogor telah

dilakukan appraisal   terlebih dahulu untuk mengetahui nilai pasar dan nilai

likuidasi masing-masing aset. TL melakukan penawaran melalui iklan di mass

media  selanjutnya penawaran yang masuk diseleksi untuk mendapatkan harga

yang tertinggi. TL dalam menjual selalu mengusahakan harga yang tertinggi,

minimal sebesar harga likuidasi. Sebagian besar dalam penjualan aset-aset

tersebut ada PPh final 5% yang seharusnya menjadi kewajiban pihak penjual

diputuskan menjadi beban pembeli.

Saran  – BPK-RI menyarankan  Agar TL PT Bank Pinaesaan (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS.

b)  

Temuan - Terdapat Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) dan PPh fi nal 5% atas transaksi jual beli tanah di Sudimara

Cil eduk SHM 174 yang belum disetor ke kas negara mengakibatkan belum

diter imanya pendapatan negara sektor pajak sebesar Rp12.817.500,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas penjualan aktiva tetap eks jaminan di

Sudimara Cileduk yang merupakan sebagian dari tanah dengan SHM 174 a.n.

Mochamad Alfan Hariyanto, diketahui bahwa: tanah seluas 737 m2  yang

merupakan sebagian luas tanah dengan SHM No. 174 seluas 1.591 m2  telahdijual kepada Ir. Gunawan Tjondroputro (PT Griya Multi Swadaya) dengan

harga sebesar Rp128.175.000,00. Pembayaran atas transaksi ini telah masuk ke

rekening TL PT Bank Pinaesaan (DL) dengan rincian sebagai berikut:

1) Tanggal 13 Agustus 2003 Rp 4.995.000,00

2) Tanggal 11 September 2003 Rp 5.000.000,00

3) Tanggal 28 Oktober 2003 Rp 118.180.000,00

Jumlah Rp 128.175.000,00

Transaksi jual beli tersebut diaktakan dalam Akta Pelepasan Hak No. 21

tanggal 22 Desember 2003 dengan Notaris Ny. Nenny Maskan, S.H., Notaris diTangerang.

Berdasarkan surat penawaran dari Ir. Gunawan Tjondroputro (PT Griya Multi

Swadana) No. 101/GMS/VI-2003/I tanggal 7 Juni 2003 mengenai Penawaran

Harga Tanah, diketahui bahwa Ir. Gunawan Tjondroputro mengajukan

 penawaran harga sebesar Rp170.000/m2 dengan kondisi sebagai berikut:

Page 379: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 379/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 25 dari 43

1)  Transaksi jual beli tanah hanya untuk bagian yang kosong/yang tidak

dikuasai oleh pihak lain.

2) 

Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran oleh Badan Pertanahan Nasional

(BPN) Tangerang.

3) 

Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan PPh 5%

menjadi tanggung jawab PT Griya Multi Swadana.

4) 

PT Griya Multi Swadana dibebaskan oleh penjual dari urusan dengan

 pihak-pihak lain yang berkaitan dengan urusan tanah tersebut.

Penawaran tersebut telah mendapat persetujuan TL melalui surat No.

720/TLBP/VII/2003 dengan kondisi sebagai berikut:

1)  Luas tanah yang dijual 746 m2 kepada Ir. Gunawan Tjondroputro dengan

harga sebesar Rp170.000/m2.

2) 

Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5% dan PPh 5%

menjadi tanggungan Pembeli.

3) 

Pembayaran komisi sebesar 2,5% menjadi tanggungan TL PT Bank

Pinaesaan (DL)

Berdasarkan surat penawaran tersebut di atas, biaya yang menjadi tanggungan

 pembeli yaitu Ir. Gunawan Tjondroputro adalah sebagai berikut:

1) Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Rp 6.408.750,002) PPh Final 5% Rp 6.408.750,00

  Jumlah Rp 12.817.500,00

Bukti setor pembayaran BPHTB dan PPh Final 5% yang menjadi tanggung

 jawab pembeli sampai dengan 14 Juli 2005 tidak diperoleh.

Seharusnya BPHTB dan PPh Final dibayar dan disetor ke Kantor Pajak.

Pembayaran tersebut harus dapat dibuktikan dengan adanya Surat Setoran Pajak

(SSP).

Belum dibayarnya BPHTB dan PPh 5% total sebesar Rp12.817.500,00 terjadi

karena TL tidak melakukan pemantauan pemenuhan kewajiban pembeli danmeminta bukti dalam transaksi jual beli. Hal tersebut di atas mengakibatkan

 belum diterimanya pendapatan negara sektor pajak sebesar Rp12.817.500,00.

Page 380: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 380/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 26 dari 43

Tanggapan  - TL PT Bank Pinaesaan (DL) menanggapi bahwa TL berdasarkan

surat No. 720/TLBP/VII/2003 telah memutuskan menyetujui penjualan atas

tanah HM No. 174 atas nama Sdr. Mochammad Alfan Haryanto dengan syarat:

-  Luas tanah yang dijual 746 m2 dengan harga Rp170.000,00/ m

2.

Biaya perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5% dan PPh 5%

menjadi tanggungan pembeli.

Pembayaran komisi sebesar 2,5% menjadi tanggungan TL PT Bank

Pinaesaan (DL).

Sdr. Mochammad Alfan Hariyanto sebagai pemilik sekaligus mengatasnamakan

PT Bank Pinaesaan (DL) menghadap notaris dengan maksud untuk

menandatangani Akta Jual Beli. Namun demikian, ternyata yang terjadi

hasilnya adalah merupakan Akta Pengalihan Hak.

Saran  – BPK-RI menyarankan  Agar TL dapat memperoleh bukti penyetoran

 pajak-pajak yang terkait dengan transaksi jual beli tanah di Sudimara.

b.  Pembayaran Kewajiban

Realisasi pembayaran kewajiban sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp12.898.999.625,77 dengan rincian sebagai berikut : dalam rupiah 

 No Uraian Jumlah

1 Hutang Pajak 2.167.178.953,00

2 Hutang Lancar 275.140.572,66

3 Pemerintah 10.456.680.100,11

  Jumlah 12.898.999.625,77

Pembayaran hutang pajak sebesar Rp2.167.178.953,00 adalah pembayaran hutang pajak

PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23 untuk bunga deposito, tabungan, dan giro nasabah yang

telah dipotong PT Bank Pinaesaan tetapi belum disetor dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

 No Uraian Jumlah

1 Hutang PPh Pasal 21 85.880.243,00

2 Hutang PPh Pasal 23 2.081.298.710,00

  Jumlah 2.167.178.953,00

Page 381: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 381/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 27 dari 43

Pembayaran hutang lancar sebesar Rp275.140.572,66 dilakukan dengan cara sebagai

 berikut :

dalam rupiah

 No Uraian Jumlah

1 Dana Sendiri 18.066.390,00

2 Dana Talangan 257.074.182,66

  Jumlah 275.140.572,66

Pembayaran kepada Pemerintah hanya dilakukan satu kali yaitu angsuran Dana

Talangan Rupiah dari TL PT Bank Pinaesaan (DL) dengan bilyet giro BI Nomor GA

537458 tanggal 31 Desember 2001 sebesar Rp10.456.680.100,11 yang terdiri:

dalam rupiah

 No Uraian Jumlah

1 Pengembalian kelebihan dana talangan 9.456.680.100,11

2 Pembayaran dari pencairan aset 1.000.000.000,00

  Jumlah 10.456.680.100,11

Hal ini dilakukan atas perintah BI kepada TL PT Bank Pinaesaan (DL) untuk

melakukan pemindahbukuan dana sesuai surat Deputi Gubernur Senior BI Nomor

3/477/DGS/DPIP tanggal 31 Desember 2001.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April

2005 adalah sebesar Rp36.953.110.103,44 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

1. Biaya Tenaga Kerja:

1. Gaji 2.758.625.862,50

  2. Honor 5.371.684.840,00

  3. Biaya kesejahteraan karyawan 3.833.042.286,00

  4. Komisi sesuai surat BI 468.922.081,00

  5. Pesangon 2.418.405.105,00

  5. Honor TL 2.842.387.095,00

  Jumlah 17.693.067.269,50

Page 382: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 382/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 28 dari 43

dalam rupiah

2. Biaya Kantor:

1. Listrik 794.968.788,00

  2. Air 71.777.364,00

  3. Telepon 671.817.851,00

  Jumlah 1.538.564.003,00

3. Biaya Operasional:

1. Biaya inventaris 69.930.334,00

  2. Biaya kegiatan 264.022.176,00

  3. Pajak-pajak 3.517.391.410,99

  (2.167.178.953,00)  1.350.212.457,99

  4. Biaya penagihan 14.781.014.948,49

  5. Biaya penghapusan 138.909.005,29

  6. Biaya operasional lainnya 1.117.389.909,17

  Jumlah 17.721.478.830,94

  Total Biaya Operasional 36.953.110.103,44

Dari total pengeluaran untuk pajak-pajak sebesar Rp3.517.391.410,99 termasuk

 pengeluaran untuk pembayaran hutang pajak per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp2.167.178.953,00 yang terdiri atas hutang PPh Pasal 21 sebesar Rp85.880.243,00

dan hutang PPh Pasal 23 untuk potongan bunga deposito, tabungan, dan jasa giro

sebesar Rp2.081.298.710,00. Dengan demikian, biaya operasional untuk pembayaran pajak-pajak di luar pembayaran hutang pajak menjadi sebesar Rp1.350.212.457,99 dan

total biaya operasional selama masa kerja TL menjadi sebesar Rp36.953.110.103,44.

Pembayaran pesangon sebesar Rp2.418.405.105,00 adalah pembayaran pesangon untuk

seluruh pegawai sejak likuidasi sampai dengan tanggal 30 April 2005 termasuk

 pembayaran pesangon karyawan pembantu TL sebelum masa kerja TL berakhir. Dari

 jumlah pembayaran pesangon tersebut, terdapat pembayaran pesangon pada tanggal 16

Desember 2002 dengan perhitungan pesangon sebesar 16,1 kali honor dengan rincian

sebagai berikut :

 No Uraian Jumlah

1 Uang pesangon : 2 kali ketentuan pasal 22 atau 6 x 2 12 kali honor

2 Uang jasa : 2 kali ketentuan pasal 23 atau 2x1 2 kali honor

3 Uang ganti rugi : 15% dari pesangon dan uang jasa atau 15% (12+2) 2,1 kali honor

Jumlah 16,1 kali honor

Page 383: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 383/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 29 dari 43

Ketentuan tersebut berlaku untuk karyawan dengan masa kerja 5 tahun, sedang untuk

karyawan dengan masa kerja kurang dari 5 tahun perhitungannya disesuaikan dengan

ketentuan yang ada. Total pembayaran pesangon berdasarkan perhitungan tersebut di

atas adalah sebesar Rp1.438.460.106,00.

Temuan yang terkait dengan biaya operasional adalah:

1)   Temuan - Pembayaran success fee jasa pengacara yang dilakukan sebelum

pencairan aset dan pembayaran operational cost berdasarkan persentase

diragukan kewajarannya dan berpotensi merugikan PT Bank Pinaesaan (DL )

sebesar Rp5.850.000.000,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan biaya operasional TL, diketahui bahwa pada tanggal1 November 2002, berdasarkan surat No. 355/SP-MP/XI/02, TL PT Bank Pinaesaan

(DL) menyetujui penunjukkan Sidartha Pratidina & Partners Law Firms menjadi

 pengacara dan konsultan hukum dalam rangka eksekusi putusan kasasi Mahkamah

Agung Nomor 680K/Pdt/2002. Dari persetujuan tersebut, diketahui bahwa biaya

yang ditanggung PT Bank Pinaesaan (DL) adalah  Lawyer Fee  sebesar Rp35 juta

(dibayarkan saat penandatanganan surat kuasa), Biaya Operasional berdasarkan

konfirmasi dan persetujuan klien (berdasarkan tabel biaya untuk pengadilan) dan

Success Fee  20% dari nilai yang dapat ditagih. Surat kuasa itu sendiri telah

diberikan TL PT Bank Pinaesaan (DL) kepada Sidartha Pratidina &  Partners Law

 Firms pada tanggal 24 September 2001.

Mahkamah Agung (MA) dalam putusan Nomor 680K/Pdt/2002 atas perkara PTBank Bukopin dan PT Udatimex memutuskan menghukum PT Bank Bukopin dan

PT Udatimex baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama untuk

membayar kerugian secara tunai dan sekaligus kepada PT Bank Pinaesaan (DL)

sebesar Rp9.000.000.000,00 ditambah bunga sebesar 16,5% per tahun terhitung

sejak tanggal 16 Juli 1997 sampai jumlah kerugian tersebut dibayar lunas. Realisasi

 pencairan dana atas putusan MA tersebut hingga Juni 2005 belum dapat dicairkan

atau direalisasikan. Hal tersebut disebabkan karena Bank Bukopin masih

mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung.

Dengan adanya putusan MA tersebut, berdasarkan surat Nomor 059/SP/SP/SP-

MP/II/03 tanggal 3 Februari 2003, Sidartha Pratidina  Law Firms menagih kepada

PT Bank Pinaesaan (DL). Tagihan berupa  success fee sebesar Rp3.600.000.000,00

yaitu (20% dari Rp18.000.000.000,00 yaitu total nilai permohonan kasasi yang

dikabulkan sebesar Rp9.000.000.000,00 dan bunganya). Selain itu, pengacara juga

menagih Operational Cost   sebesar 12,5% dari Rp18.000.0000.000,00 atau

Rp2.250.000.0000,00. Keseluruhan tagihan tersebut telah dibayarkan kepada

Sidartha Pratidina Law Firms secara tunai sebesar Rp5.850.000.000,00.

Page 384: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 384/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 30 dari 43

Hal ini tidak sesuai dengan:

a)  Risalah Rapat Tim Kerja Forum Komunikasi Bank Likuidasi tanggal 8 Agustus

2000 dan arahan BI Nomor 2169/DPIP/IDPiP tanggal 20 Juni 2000 bahwa tarif

 success fee yang berlaku umum untuk lawyer  setinggi-tingginya 20% dari hasil

yang tertagih. Sementara itu realisasi pembayaran dilakukan 20% dari

 perkiraan tagihan yang akan diperoleh. Sampai dengan tanggal 21 Juli 2005,

 belum ada dana yang tertagih sesuai putusan MA.

 b) 

Pembayaran operational cost  berdasarkan kesepakatan atau perjanjian tanggal 1

 November 2002 adalah sesuai kebutuhan dan persetujuan TL PT Bank

Pinaesaan (DL). Dalam perjanjian tersebut tidak diatur mengenai biaya

operasional sebesar 12,5% dari tagihan tetapi berdasarkan kebutuhan. Namun

 pada kenyataannya, pembayaran dilakukan dari persentase (seperti layaknya

 success fee) bukan dari operasional cost  pengacara yang sebenarnya.

Hingga saat berakhirnya pemeriksaan, BPK-RI belum memperoleh perincian

 penggunaan dana operational cost   tersebut. Bukti-bukti penggunaan dana

operasional cost   sebesar Rp2.250.000.000 tersebut juga tidak dapat diperlihatkan

oleh pengacara Sidartha Pratidina Law Firm. Berdasarkan wawancara dengan

Pengacara Sidartha tanggal 5 Juli 2005, biaya tersebut untuk biaya operational

lawyer   dan operasional pengadilan, namun pengacara menyatakan tidak dapat

menunjukkan bukti-bukti biaya yang telah dikeluarkan berkaitan dengan biaya

operasional tersebut.

Hal tersebut mengakibatkan pembayaran sebesar Rp5.850,00 juta diragukan

kewajarannya dan berpotensi merugikan PT Bank Pinaesaan (DL) apabila nantinya

deposito tersebut tidak dapat dicairkan berdasarkan keputusan Peninjauan Kembali

dari Mahkamah Agung.

Kelebihan pembayaran  fee  tersebut terjadi karena TL tidak memperhatikan

 pedoman yang telah disepakati oleh TL dalam rapat tanggal 8 Agustus 2000 dan

tidak memperhatikan kondisi keuangan PT Bank Pinaesaan (DL)

Tanggapan   - TL menanggapi bahwa dalam melakukan kerjasama dengan pihak

 pengacara, biasanya TL selalu disodorkan 3 komponen fee (biaya) yaitu :

   Legal/lawyer fee yaitu biaya yang diperoleh untuk pengacara/kantor pengacara

yang bersangkutan untuk menangani perkara, biaya ini biasanya dihitung per

 jam.

  Operational Fee  yaitu biaya yang digunakan atau yang dikeluarkan oleh

Pengacara dalam menangani perkara.

Page 385: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 385/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 31 dari 43

  Success Fee  yaitu persentase yang diperoleh pengacara sehubungan dengan

keberhasilan dalam penanganan kasus.

Mengenai besar dan cara pembayaran dari ketiga komponen  fee  tersebut di atas

tergantung kesepakatan, tingkat kesulitan perkara termasuk juga kelengkapan

dokumen yang tersedia serta kemungkinan keberhasilan dari perkara tersebut.

Untuk perkara yang ditangani oleh Law Firm SP&P, besaran operational   fee 

sebesar 12,5% merupakan hasil perhitungan dari lawyer  dalam menangani perkara

PT Bank Pinaesaan (DL) melawan Bank Bukopin. Seperti yang telah dikatakan

sebelumnya oleh pengacara TL, Bp. Sidartha, dalam wawancara dengan BPK-RI,

 besaran 12,5% tersebut diajukan semata-mata untuk memudahkan perhitungan

 pengeluaran yang harus diperhitungkan dan dikeluarkan oleh PT Bank Pinaesaan

(DL).

Saran - Agar TL membayar  success fee  sesuai dengan ketentuan&kesepakatan

Forum Komunikasi TL dan kesepakatan dalam perjanjian antara TL dan konsultan

hukum. Selain itu pembayaran biaya ini juga hanya dilakukan untuk pengeluaran

yang disertai dengan bukti yang valid. Adapun kelebihan pembayaran di luar

ketentuan dan tidak disertai bukti yang jelas agar ditarik kembali dari konsultan

hukum. Selanjutnya TL juga harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya yang tidak sesuai dengan ketentuan/kesepakatan bersama kepada RUPS.

Temuan ini perlu ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum untuk memastikan

keberadaan unsur tindak pidana.

2)  

Temuan - Pembayaran jasa konsultan hukum (lawyer) belum dipungut PPN

10% dan PPh pasal 23 sebesar 7,5% mengakibatkan belum diterimanya

penerimaan Negara dar i sektor pajak sebesar Rp1.288.086.218,73

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas biaya konsultan hukum diketahui bahwa, dalam

menangani kasus-kasus di PT Bank Pinaesaan (DL), TL menggunakan jasa

 pengacara. Sampai dengan April 2005, beberapa pengacara yang menangani kasus

di PT Bank Pinaesaan (DL) dan biaya yang telah dikeluarkan diantaranya adalah

sebagai berikut :

Ghad & partners Rp 214.000.000,00

Sidartha Pratidina & Partners Rp 5.885.000.000,00

Janis & Associates Rp 270.000.000,00

Robert Parengkuan & Partners Rp 135.000.000,00

KG Wijaya & Partners Rp 274.500.000,00

Andre Muniputty & Partners Rp 281.000.000,00

Page 386: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 386/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 32 dari 43

Remmy & Darus Rp 50.000.000,00

Mieke Rp 7.000.000,00

RGS & Partners Rp 50.400.000,00

Gani Djemat Surabaya Rp 410.742.650,00

Gani Djemat Jakarta Rp 81.500.000,00

Hardja Wandhira & Partners Rp 167.778.600,00

Barsen & Kresno Rp 75.000.000,00

Arief Law Firms Rp 35.000.000,00

Rp 7.936.921.250,00

Atas pembayaran kepada pengacara tersebut TL PT Bank Pinaesaan (DL) belum

memungut dan membayar PPN 10% dan PPh pasal 23 konsultan 7,5%. Seharusnya

PPN yang dipungut adalah sebesar Rp693.192.125,00 dan PPh pasal 23 yang harus

dipungut adalah sebesar Rp594.894.093,73 atau total sebesar Rp1.288.086.218,73.

Berdasarkan UU PPN dan UU PPh, Tim Likudasi adalah badan hukum wajib

 pungut yang harus memungut PPN dan PPh dari para konsultan.

Belum dipungutnya PPN dan PPh pasal 23 tersebut terjadi karena TL lalai dalam

melaksanakan ketentuan perpajakan atas pembayaran-pembayaran yang dilakukan.

Belum dipungutnya PPN 10% dan PPh pasal 23 konsultan 7,5% mengakibatkan belum diterimanya penerimaan Negara dari sektor pajak sebesar

Rp1.288.086.218,73.

Tanggapan   - TL menanggapi bahwa semua pajak-pajak yang menjadi kewajiban

PT Bank Pinaesaan (DL), akan segera dibayarkan oleh TL PT Bank Pinaesaan

(DL).

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL segera menyelesaikan kewajiban-kewajiban

 perpajakannya kepada Negara.

3)   Temuan - Pengeluaran bi aya pegawai (THR dan bi aya kesejahteraan karyawan)

yang tidak sesuai dengan ketentuan mengaki batkan pemborosan keuangan PT

Bank Pinaesaan (DL) c.q. Pemerintah sebesar Rp2.309.346.850,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan pengeluaran PT Bank Pinaesaan (DL) untuk biaya

 pegawai dan kesejahteraan pegawai tahun 2000 sampai dengan April 2005

diketahui bahwa PT Bank Pinaesaan (DL) telah melakukan pembayaran THR dan

 biaya kesejahteraan karyawan sebesar Rp2.858.482.850,00 dengan rincian sebagai

 berikut:

Page 387: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 387/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 33 dari 43

dalam rupiah

 No Tahun THR Biaya

Kesejahteraan

Total

1 2001 329.062.850,00 - 329.062.850,00

2 2002 403.380.000,00 - 403.380.000,00

3 2003 - 492.980.000,00 492.980.000,00

4 2004 653.160.000,00 979.900.000,00 1.633.060.000,00

Jumlah 1.385.602.850,00 1.472.880.000,00 2.858.482.850,00

Seharusnya

1 2001 81.165.000,00 81.165.000,00 162.330.000,00

2 2002 77.235.000,00 77.235.000,00 154.470.000,00

3 2003 53.710.000,00 53.710.000,00 107.420.000,00

4 2004 71.206.000,00 53.710.000,00 124.916.000,00

Jumlah 283.316.000,00 265.820.000,00 549.136.000,00

Selisih Biaya – yang seharusnya (Pemborosan)

1 2001 247.897.850,00 (81.165.000,00) 166.732.850,00

2 2002 326.145.000,00 (77.235.000,00) 248.910.000,00

3 2003 (53.710.000,00) 439.270.000,00 385.560.000,00

4 2004 581.954.000,00 926.190.000,00 1.508.144.000,00

Jumlah 1.102.286.850,00 1.207.060.000,00 2.309.346.850,00

Pembayaran THR tahun 2001 sebesar kurang lebih empat kali gaji/honor.

Pembayaran THR tahun 2002 sebesar lima kali gaji/honor. Pembayaran biaya

kesejahteraan karyawan tahun 2003 dilakukan dua kali yaitu pada bulan November

dan Desember 2003 masing-masing sebesar lima kali gaji/honor atau total dalam

setahun 10 kali gaji/honor. Pembayaran THR tahun 2004 dilakukan dua kali yaitu

 pada bulan Oktober dan Desember 2004 masing-masing sebesar lima kali

gaji/honor. Pembayaran biaya kesejahteraan karyawan untuk tahun 2004 dilakukan

dua kali yaitu pada bulan Juli dan Agustus 2004 masing-masing sebesar 10 kali

gaji/honor atau total pembayaran THR dan biaya kesejahteraan tahun 2004 adalah

sebesar 30 kali gaji.

Pengeluaran tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI

 Nomor PER-04/MEN/1994 Pasal 2 dan Pasal 3 tanggal 16 September 1994, yang

dinyatakan sebagai berikut:

1) 

Pasal 2:

a) 

Pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai

masa kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih.

Page 388: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 388/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 34 dari 43

 b)  THR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan sekali dalam setahun.

2)  Pasal 3:

a) 

Besarnya THR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebagai

 berikut:

(1)  Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus

menerus atau lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.

(2) 

Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus

menerus tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional

dengan masa kerja yakni dengan perhitungan (masa kerja : 12) x 1

(satu) bulan upah.

 b)  Upah satu bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah upah pokok

ditambah tunjangan-tunjangan tetap.

3) Dalam hal penetapan besarnya nilai THR menurut Kesepakatan Kerja (KK) atau

Peraturan Perusahaan (PP) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau

kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) maka THR yang dibayarkan kepada pekerja sesuai

dengan Kesepakatan Kerja, Peraturan Perusahaan, Kesepakatan Kerja Bersama

atau Kebiasaan yang telah dilakukan.

Di samping itu, dalam Surat Edaran BI kepada Semua Bank Umum di Indonesia Nomor

32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999 mengenai Tata Cara Pencabutan Izin Usaha,Pembubaran dan Likuidasi Bank Umum Pasal 45 dinyatakan bahwa:

Dalam rangka melaksanakan wewenang untuk mempekerjakan pegawai sebagai tenaga

 pendukung TL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) huruf e, TL wajib

memperhatikan hal-hal antara lain :

1) 

Efisiensi dalam pelaksanaan likuidasi;

2)  Keahlian tenaga pendukung; dan

3) 

Kemampuan keuangan Bank Dalam Likuidasi untuk membayar honor.

Pengeluaran untuk THR dan biaya kesejahteraan karyawan tersebut tidak sesuai dengan

Surat Edaran tersebut di atas terutama butir c yaitu kemampuan keuangan Bank Dalam

Likuidasi untuk membayar honor karena sampai dengan tanggal 12 Juli 2005, PT Bank

Pinaesaan (DL) baru melakukan pembayaran sebesar Rp1.000.000.000,00 kepada

Pemerintah yang berasal dari hasil pencairan aset di luar pengembalian dana talangan.

Pengeluaran THR dan biaya kesejahteraan karyawan yang berlebihan tersebut

disebabkan oleh kebijakan keputusan TL dalam melakukan pengeluaran yang tidak

Page 389: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 389/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 35 dari 43

memperhatikan kondisi keuangan dan kewajiban PT Bank Pinaesaan (DL) kepada

Pemerintah yang belum dibayar atau dilunasi.

Pengeluaran THR dan biaya kesejahteraan pegawai yang berlebihan tersebut di atas

mengakibatkan pemborosan keuangan PT Bank Pinaesaan (DL) c.q. Pemerintah sebesar

Rp2.309.346.850,00.

Tanggapan   - TL menanggapi bahwa dalam keputusannya, TL memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) 

Di dalam honor yang dibayarkan oleh TL PT Bank Pinaesaan (DL) tidak ada

tunjangan tetap seperti:

a) 

Tunjangan kesehatan;

 b)  Tunjangan perumahan;

c) 

Tunjangan transportasi;

d) 

Tunjangan makan siang dan lain-lain;

2) 

Bertugas pada PT Bank Pinaesaan (DL) bersifat temporer dan tidak mempunyai

masa depan/karir;

3) 

Besarnya honor yang dibayarkan TL PT Bank Pinaesaan (DL) nominalnya relatif

kecil;

4) 

Berdasarkan kenyataan kebutuhan biaya hidup sehari-hari dari tenaga yang

diperbantukan pada TL PT Bank Pinaesaan (DL) dari hari ke hari makin meningkat,adanya kenaikan harga, biaya-biaya listrik, telekomunikasi, dan transportasi), serta

 bahan bakar minyak (BBM);

5) 

Dalam rangka efektivitas pelaksanaan tugas TL PT Bank Pinaesaan (DL) sangat

membutuhkan tenaga-tenaga eks karyawan PT Bank Pinaesaan (DL), di samping

yang bersangkutan mengetahui tugas dan pekerjaannya, honor yang dibayarkan

lebih kecil dibandingkan dengan mempekerjakan tenaga baru di luar dari PT Bank

Pinaesaan (DL).

Saran - Agar pembayaran THR dan biaya kesejahteraan dilakukan sesuai dengan

ketentuan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan PT Bank Pinaesaan (DL).

d.  Sisa Aset

Sisa aset PT Bank Pinaesaan (DL) per tanggal 30 April 2005 adalah sebagai berikut:

Page 390: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 390/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 36 dari 43

dalam rupiah

1 Kas 746.356,70

2 Rekening Giro dan Deposito pada

Bank Lain

- BNI 01 1.578.464.990,00

  - BNI 02 8.420.276.853,00

  Jumlah rekening BNI 9.998.741.843,00

  - Deposito BNI 25.000.000.000,00

  - Dana talangan di Bank Mandiri 1.248.378.294,75

  - BNI Pusat 114.558.648,00  - Deposito di BUKOPIN 9.000.000.000,00

  Jumlah 45.361.678.785,75

3 Kredit yang diberikani)  557.744.536.165,25

  PPAP (507.924.221.623,45)

  Jumlah 49.820.134.541,80

5 Penyertaan ii)  555.000.000,00

4 Aktiva Tetap (nilai realisasi)

- Inventaris 71.829.548,13

  - Tanah dan Bangunan 2.670.000.000,00

  Jumlah 2.741.829.548,13

5 Aktiva Lain-Lain

a. Aktiva eks jaminan 1.297.990.392,00  b. Bagi hasil yang masih akan

diterima dari proyek Citraland

Bagi hasil minimal

 berdasarkan Add No. 4

22.000.000.000,00

  Penerimaan bagi hasil sampai

dengan 30 April 2005

(8.198.460.186,00)

  Bagi hasil yang masih akan

diterima

13.801.539.814,00

  c. Tagihan lainnya 333.333.328,00

  Jumlah a+b+c 15.432.863.534,00

  Total 1 sampai dengan 5 113.912.252.766,38

 

Page 391: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 391/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 37 dari 43

Keterangan:

i)  Dari total kredit (sebelum penyisihan) yaitu Rp557.744.417.914,06, jumlah kredit

kepada pihak terkait pemegang saham PT Bank Pinaesaan (DL) adalah sebesar

Rp408.462.520.335,51 atau 73,24% dari total kredit.

ii) 

Dalam penyertaan, penyertaan saham pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna

(HMSP) yang merupakan investasi melalui pasar modal sebanyak 20.000 lembar

saham dengan nilai nominal Rp12.600,00 per lembar atau total Rp252.000.000,00.

Saham tersebut pada awalnya telah diambil tanpa sepengetahuan Bank oleh

karyawan PT Bank Pinaesaan (DL) (Divisi Treasuri). Kemudian saham tersebut

telah dikembalikan oleh karyawan tersebut, tetapi atas nama perseorangan. Saham

tersebut tidak dapat dijual kepada PT HMSP karena PT HMSP meminta bukti

 pembelian saham tersebut dan PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat menunjukkan

 bukti pembeliannya. Saham tersebut sedang dalam permasalahan mengenai

keabsahannya dan saat ini sedang ditangani oleh konsultan hukum/pengacara yaitu

Sidartha Pratidina & Partners (SP&P).

Dari nilai aset tersebut dalam tabel, nilai realisasi aset berdasarkan data dari Bank

Pinaesaan (BDL) adalah sebesar Rp72.050.575.198,67 tersebut di atas hanya sebesar

Rp670.627.810.819,89 atau 11% dari total kewajiban PT Bank Pinaesaan (DL).

Terkait dengan hal ini, kami menemukan permasalahan sebagai berikut :

1)  

Temuan - UDATI MEX Group sebagai Pihak Terkait PT Bank Pinaesaan (DL )

tidak beritikad baik dengan belum melunasi kreditnya   sebesarRp408.462.880.335,51

Berdasarkan daftar rincian kredit pihak terkait per 30 April 2005 dapat diketahui

 bahwa total kredit yang diberikan (outstanding ) per 30 April 2005 adalah

Rp557.744.356.165,25 (nilai sebelum penyisihan penghapusan aktiva produktif).

Dari total kredit tersebut, sebesar 73,24%nya atau Rp408.462.880.335,51 adalah

kredit kepada pihak yang terkait pemegang saham PT Bank Pinaesaan (DL) yaitu

Udatimex Group yang dipimpin oleh Frits Eman dengan rincian sebagai berikut:

Page 392: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 392/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 38 dari 43

dalam rupiah

No. Debitur Kewajiban

1 PT Indauda 203.563.306.955,47

2 PT Udatimex 203.541.869.779,16

3 BPR Pinangsukulan 300.000.000,00

4 Femmy Eman Lesar 75.735.034,17

5 Herman Rattu 100.716.268,83

6 Rj. Soemampouw 224.552.106,88

7 Yayasan Pendidikan Udatin 394.785.191,00

8 Eman Nico 35.000.000,00

9 Rattu Harry 226.915.000,00

  408.462.880.335,51

Atas kredit pihak terkait tersebut, jaminan yang diberikan hanya sebatas Personal

Guarantee (PC) dan Corporate Guarantee (CG) PT Inauda dan PT Udatimex.

Jaminan tersebut tidak ada nilainya dan tidak dapat dipakai untuk melunasi kredit.

Sejak PT Bank Pinaesaan (DL) dilikuidasi pada tanggal 31 Oktober 1997 hingga

saat pemeriksaan tanggal 18 Juli 2005, Udatimex Group dalam hal ini Sdr. Frits

Eman belum pernah melakukan pembayaran untuk melunasi hutang-hutangnya.

Alasan yang disampaikan kepada BPK-RI adalah yang bersangkutan masih mau

menghitung kembali kebenaran jumlah hutangnya kepada PT Bank Pinaesaan (DL).

Kondisi ini menunjukkan tidak adanya itikad yang maksimal dari Udatimex Groupuntuk melunasi hutang-hutangnya kepada PT Bank Pinaesaan (DL) sejak 31

Oktober 1997.

TL PT Bank Pinaesaan (DL) hingga saat pemeriksaan juga belum pernah

melakukan usaha penagihan dan permintaan jaminan kredit kepada Udatimex

Group. Selain itu TL PT Bank Pinaesaan (DL) belum melakukan tuntutan atau

gugatan hukum kepada pemegang saham untuk melunasi hutang-hutangnya

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a) 

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1999 Pasal 23 yang menyatakan bahwa

 pemegang saham, anggota dewan komisaris atau pengawas, anggota direksi dan pejabat lainnya, pegawai serta pihak-pihak lain, yang turut serta mempengaruhi

 pengelolaan bank, yang telah melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan

keadaan bank yang bersangkutan memburuk sehingga dicabut izin usahnya,

yang telah melanggar ketentuan dalam Peraturan Pemerintah, diancam dengan

sanksi pidana.

Page 393: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 393/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 39 dari 43

 b)  Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1999 pasal 24 yang menyatakan bahwa

dalam hal harga kekayaan bank dalam likuidasi tidak cukup untuk memenuhi

seluruh kewajiban bank dalam likuidasi tersebut maka kekurangannya wajib

dipenuhi oleh Anggota direksi dan anggota dewan komisaris serta pemegang

saham yang turut serta menjadi penyebab kesulitan keuangan yang dihadapi

oleh bank atau menjadi penyebab kegagalan bank.

c)  Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1999 pasal 24 menyatakan

 bahwa gugatan atau tuntutan kepada pemegang saham dapat diajukan oleh TL.

Hal tersebut mengakibatkan adanya potensi kerugian negara karena tidak dapat

ditagihnya kredit kepada pihak terkait minimal sebesar Rp408.462.880.335,51.

Hal tersebut disebabkan karena kurang tegasnya TL PT Bank Pinaesaan (DL) untuk

menagih hutang pemegang saham dan tidak adanya itikad baik dari pemegang

saham.

Tanggapan   - TL menjelaskan bahwa TL dibentuk oleh Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) dan akan diakhiri melalui persetujuan RUPS juga. Apabila TL

melakukan gugatan, maka besar kemungkinan pemegang saham tidak akan

menyetujui pertanggungjawaban TL.

Saran - Agar TL melakukan upaya-upaya yang tegas kepada Pemegang Saham PT

Bank Pinaesaan (DL) untuk segera melunasi hutang-hutang UDATIMEX Group

dan apabila diperlukan agar dilakukan melalui jalur hukum.

2)  

Temuan - Deposito di Bank Bukopin seni lai Rp9.000.000.000 (pokok) ti dak dapat

dicair kan meskipun telah ada keputusan Mahkamah Agung

Pada tanggal 30 Oktober 2002, melalui keputusan Mahkamah Agung Nomor

680K/Pdt/2002, telah diputuskan agar Bank Bukopin mengembalikan deposito PT

Bank Pinaesaan (DL) sebesar Rp9.000.000.000,00 dan bunganya sebesar 16,5% per

tahun terhitung sejak 16 Juli 1997. Berdasarkan perhitungan TL PT Bank Pinaesaan

(DL), pokok dan bunga deposito tersebut hingga 16 Januari 2004 telah mencapai

Rp26.112.602.187,75.  Kasus ini ditangani oleh pengacara Sidartha Pratidina Law

Firm. Bank Bukopin mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) dan

 berkeras belum mengembalikan dana tersebut. Berdasarkan surat Mahkamah Agung

 Nomor KMA/601/IX/2003 tanggal 1 September 2003 perihal Permohonan

Perlindungan Hukum atas Pelaksanaan Eksekusi Putusan MA-RI Nomor

680/PK/Pdt/2002 tanggal 18 Juli 2002, dijelaskan bahwa pengajuan PK tidak

menunda proses eksekusi.

Pada tanggal 10 Februari 2004, Bank Bukopin telah mengajukan perlawanan dan

telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang isinya

Page 394: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 394/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 40 dari 43

menangguhkan/menunda pelaksanaan eksekusi Putusan Mahkamah Agung sampai

adanya Putusan Peninjauan Kembali oleh Mahkamah Agung. Hingga saat

 pemeriksaan, belum ada putusan atas peninjauan kembali oleh Mahkamah Agung.

Atas permasalahan tersebut, TL menanggapi bahwa dalam hal penyelesaian tugas

TL PT Bank Pinaesaan (DL), TL sangat mengharapkan agar penyelesaian

 permasalahan ini dapat selesai dalam waktu singkat.

Saran - BPK-RI menyarankan agar TL terus mengupayakan pencairan deposito

 pada Bank Bukopin.

3)   Temuan - Terdapat permasalahan dalam sisa aset Bank, aset eks jaminan, dan

 jaminan yang diterima dar i nasabah, sebagai berikut: 

a)  

Tanah dan Bangunan Jl . Mayjen Sungkono, Darmo Park I /15 Surabaya

milik PT Bank Pinaesaan (DL) tidak dapat dijual karena atas nama

pemegang saham (H erman Rattu )

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas aktiva PT Bank Pinaesaan (DL), diketahui

 bahwa bukti kepemilikan atas tanah dan bangunan di Jl. Mayjen Sungkono

adalah SHGB No. 487 atas nama. Ny. Minerva Chandra dan Akta Jual Beli

atas nama Herman Rattu. Menurut keterangan TL PT Bank Pinaesaan (DL),

nama Herman Rattu hanya digunakan untuk memudahkan proses peralihan hak

karena pada saat pembelian tanah tersebut, Herman Rattu adalah Kepala

Cabang Surabaya. Aset tersebut secara fisik sejak dibeli atau direnovasi

dipergunakan sebagai Kantor Cabang Pembantu Surabaya sewaktu Bank masih beroperasi dan saat ini dipergunakan sebagai Kantor Penghubung TL PT Bank

Pinaesaan (DL) di Surabaya. Sdr. Herman Rattu merupakan salah satu

 pemegang saham PT Bank Pinaesaan (DL).

Aset tersebut tidak dapat dijual oleh TL PT Bank Pinaesaan (DL) walaupun

 pernah ada peminat atau calon pembelinya, sebab tidak ada kuasa jual kepada

PT Bank Pinaesaan (DL).

Sertifikat No. 487 tersebut telah jatuh tempo tahun 2002. Perpanjangan

sertifikat hanya dapat dilakukan oleh Herman Rattu. Perpanjangan sertifikat

 juga tidak dapat dilaksanakan karena Sdr. Herman Rattu tidak kooperatif.

TL PT Bank Pinaesaan (DL) menanggapi bahwa dalam rangka penyelesaianmasalah aset tersebut, TL telah berkali-kali memanggil, menelpon dan

menyurati Sdr. Drs. Herman Rattu namun kendalanya (Drs. Herman Rattu)

tidak kooperatif.

Page 395: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 395/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 41 dari 43

Untuk kasus lain terhadap kewajiban Sdr. Drs. Herman Rattu di PT Bank

Pinaesaan (DL) Kantor Manado telah dilakukan gugatan Perdata yang hasilnya

di Pengadilan Negeri (PN) dimenangkan TL PT Bank Pinaesaan (DL).

Tingkat banding di Pengadilan Tinggi berdasarkan informasi dari Kantor

Pengacara Robert Parengkuan & Rekan dimenangkan oleh TL PT Bank

Pinaesaan (DL) namun salinan Keputusannya secara resmi belum diterima.

b)   Jaminan BPKB kendaraan pada Kantor Cabang Jakarta diambil debitur dan

hutang belum dibayar

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik atas jaminan nasabah, diketahui bahwa

 jaminan debitur Suzy Sunarsih yaitu Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor(BPKB) No. 4340529 G a.n. Suzy Sunarsih tidak ada saat pemeriksaan fisik.

Menurut pernyataan lisan pihak PT Bank Pinaesaan (DL), dokumen BPKB

tersebut dikembalikan kepada debitur saat akan diperpanjang. Namun dokumen

hasil perpanjangan BPKB tidak dikembalikan ke PT Bank Pinaesaan (DL) dan

debitur telah menjual jaminan tersebut. Hasil penjualan aset jaminan tersebut

tidak digunakan untuk pembayaran kredit debitur. Tidak ada tindakan dari PT

Bank Pinaesaan (DL) atas kejadian tersebut sehingga jaminan kredit atas nama

Suzy Sunarsih hanya berupa surat pernyataan penjatahan atas Kios Mangga

Dua Blok A/182 PT Praja Puri Real Estate.

Seharusnya saat meminjamkan dokumen BPKB kepada nasabah, PT Bank

Pinaesaan (DL) meminta jaminan pengganti dari debitur.Akibatnya kredit atas nama debitur Suzy Sunarsih tidak ada jaminannya dan

 berpotensi tidak ada dapat dicairkan.

Hal tersebut di atas terjadi karena adanya kelalaian dari PT Bank Pinaesaan

(DL) dalam pengembalian dokumen jaminan dan tidak menaati prinsip kehati-

hatian dalam perbankan.

Menurut TL PT Bank Pinaesaan (DL) jaminan tersebut diberikan oleh

koordinator Jakarta (tanpa sepengetahuan TL), namun oleh debitur BPKB tidak

dikembalikan.

Setelah ditanyakan pertelepon Kendaraan telah dijual. Jaminan kredit yang ada

adalah 1 (satu) kios Mangga Dua Blok A/182, sejak Bank operasional kiosdalam keadaan kosong. Sudah diupayakan untuk dijual namun sampai saat ini

tidak ada peminatnya. Dalam waktu dekat kami akan memanggil debitur

tersebut untuk penyelesaian hutangnya.

Kios tersebut bukti kepemilikannya hanya berupa surat Pernyataan Penjatahan

atas kios Mangga Dua Blok A/182 dari pengelola PT Praja Puri Real Estate.

Page 396: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 396/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 42 dari 43

c)   Sisa tanah Sudimara Barat, Cil eduk SHM 2619 dibangun sekolah dan suli t

dijual

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas aktiva eks jaminan, diketahui bahwa tanah

dengan SHM No. 2619 seluas 1.591 m2 a.n. Mochamad Alfan Hariyanto adalah

sisa tanah SHM 174 yang telah dijual sebagian. Tanah dengan SHM 2619 ini

sekarang digunakan oleh Perguruan Muhammadiyah untuk sekolahan.

Seharusnya tanah tersebut sebagai jaminan kredit dalam keadaan tidak sedang

dikuasai pihak lain sehingga dapat dijual.

Menurut TL PT Bank Pinaesaan (DL), sisa tanah Sudimara Barat Cileduk SHM

 No. 2619 seluas 1.519 m2

  atas nama Mochamad Alfan Hariyanto merupakanHarta Eks Jaminan kredit yang sejak Bank beroperasi, lokasi tersebut

dipergunakan untuk kegiatan sekolah SD, SMP & SLTA untuk masyarakat

sekitar yang dikelola Perguruan Muhammadiyah.

Untuk mencairkan aset tersebut, kendalanya pihak pengelola tidak mempunyai

kemampuan dana untuk membeli secara tunai walaupun dengan harga likuidasi.

TL PT Bank Pinaesaan (DL) menanggapi bahwa dengan kondisi tersebut, TL

 berada dalam posisi yang sulit dimana TL tetap harus mempertimbangkan

kondisi harta eks jaminan tersebut yang dipergunakan untuk sekolah

masyarakat sekitar.

Sampai saat ini memang TL dan pihak pengelola belum mendapatkan jalan

keluar terbaik bagi permasalahan ini.

d)   Tanah di Sudimara RT 01/03 Ciledug Tangerang SHM No. 187 a.n. Landy

Wanget dij ual eks karyawan PT Bank Pinaesaan (DL ) dalam sengketa di

Pengadilan Negeri

Terdapat tanah di Sudimara RT 01/03 Ciledug Tangerang SHM No. 187 a.n.

Landy Wanget ternyata telah dijual oleh karyawan PT Bank Pinaesaan (DL)

yaitu Chandra Damanik pada saat Bank Pinaesaan masih beroperasi pada tahun

1996. Aset ini dalam sengketa di Pengadilan.

TL dengan bantuan Kantor Pengacara Gani Djemat-Jakarta melaporkan hal

tersebut ke POLDA Metro Jaya sehingga berlanjut ke proses Hukum di

Pengadilan Negeri-Tangerang-Banten.

Keputusan di Pengadilan Negeri Tangerang-Banten Sdr. Chandra Damanik

dihukum enam bulan namun tingkat banding di pengadilan tinggi yang

 bersangkutan diputus bebas.

Page 397: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 397/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Pinaesaan (DL) Halaman 43 dari 43

Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum Mengajukan Kasasi, dan berkas perkara

 permohonan kasasi atas nama Chandra Damanik No.06/Pid.B/2000/PN.TNG

telah dikirim ke Panitera/Sekertaris Jenderal Mahkamah Agung RI tanggal 2

Mei 2001.

e)   Tanah kosong di Bal imester Jatinegara dengan n il ai buku Rp56.500.000,00

suli t dij ual dan telah dihapusbuku (wr ite off)

Terdapat tanah kosong yang bersertifikat hak pakai No. 119 di Balimester

Jatinegara dengan nilai buku Rp56.500.000,00. Aset ini telah dihapusbuku

karena sertifikat hak pakainya telah jatuh tempo pada tanggal 10 Februari 1999.

Aset ini sulit dijual karena telah habis masa berlaku sertifikat hak pakainya dan

 belum diperpanjang oleh TL Bank Pinaesaan.

Seharusnya TL melakukan perpanjangan sertifikat sehingga aset masih dapat

dijual.

Tanggapan   - Menurut TL Bank Pinaesaan bahwa lahan tersebut akan

dipergunakan oleh Pemda DKI Jakarta sebagai Areal Parkir, namun sampai saat

ini belum ada realisasinya.

Saran   - Terkait dengan sisa aset bank, aset eks jaminan, dan jaminan yang

diterima dari nasabah:

a.  Agar TL terus mengupayakan agar tanah dan bangunan di Jl. Mayjen

Sungkono Surabaya dapat dijual.

 b. 

Agar TL terus mengupayakan agar memperoleh pembayaran dari debitur

Suzy Sunarsih.

c. 

Agar TL terus mengupayakan agar tanah di Sudimara Barat dapat segera

dijual.

d. 

Agar TL terus mengupayakan pengembalian tanah yang dalam sengketa

Pengadilan Negeri.

e. 

Agar TL memperpanjang sertifikat hak pakai atas tanah di Balimester

sehingga dapat dijual.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 398: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 398/551

Page 399: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 399/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

3oPT. BANK PINAESAAN - SURABAYA

  3oPeriode : 31 Oktober 1997 s/d 31 Desember 1998

  NAMA Outstanding Awal CARA PEMBAYARAN Outstanding Akhir

NO. DEBITUR Pokok Bunga Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan Pokok Bunga

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

1  75 Tina Martiana 500.000,00 333,33 500.000,00 333,33 0,00 0,002  25 Andik Yuli Kiswanto 1.750.000,00 1.045,13 1.750.000,00 1.045,13 0,00 0,003  74 Trisnawath 2.000.000,00 2.000,00 2.000.000,00 2.000,00 0,00 0,004  94 Metal Trading Co, PT 2.160.596,19 1.320,36 2.160.596,19 1.320,36 0,00 0,005  71 Suparto RP 3.528.985,12 2.303,64 3.528.985,12 2.303,64 0,00 0,006  58 Paul Frans, BBA 10.000.000,00 6.250,00 10.000.000,00 6.250,00 0,00 0,007  50 Mariati 13.000.000,00 13.000,00 13.000.000,00 13.000,00 0,00 0,008  108 Wahana Upaya S,PT 15.000.000,00 9.166,66 15.000.000,00 9.166,66 0,00 0,009  43 Yahya Hasyim 16.000.000,00 53.333,33 16.000.000,00 53.333,33 0,00 0,00

10  72 Sri Indarti 16.000.000,00 341.333,33 16.000.000,00 341.333,33 0,00 0,00

11  52 Melchianus Hawu 26.250.000,00 16.041,66 26.250.000,00 16.041,66 0,00 0,0012  63 Soejoto TH, Ny. 30.000.000,00 19.791,66 30.000.000,00 19.791,66 0,00 0,0013  42 Yanto 35.000.000,00 23.819,44 35.000.000,00 23.819,44 0,00 0,0014  41 Inge Irawati 36.000.000,00 23.000,00 36.000.000,00 23.000,00 0,00 0,0015  49 Lie Daniel S 40.000.000,00 27.777,77 40.000.000,00 27.777,77 0,00 0,0016  37 Harsono 45.000.000,00 31.950,00 45.000.000,00 31.950,00 0,00 0,0017  55 Niek Astuti 64.000.000,00 62.222,22 64.000.000,00 62.222,22 0,00 0,0018  53 Mathilda Pesik 75.000.000,00 1.600.000,00 75.000.000,00 1.600.000,00 0,00 0,0019  40 Indrawati 80.000.000,00 80.000,00 80.000.000,00 80.000,00 0,00 0,0020  54 N.D.D. Pesik 80.015.803,83 3.167.978,21 80.015.803,83 3.167.978,21 0,00 0,0021  26 Awen Harsono 120.000.000,00 3.293.333,33 120.000.000,00 3.293.333,33 0,00 0,0022  32 Dedi Dewanto 185.000.000,00 7.487.361,10 185.000.000,00 7.487.361,10 0,00 0,0023  76 Tjiang Tju Tjian 237.498.079,96 7.599.876,55 237.498.079,96 7.599.876,55 0,00 0,0024  73 Sylvia Pangke 400.000.000,00 4.666.666,66 400.000.000,00 4.666.666,66 0,00 0,0025  78 Zainal Abbas 623.330.426,60 7.402.320,13 623.330.426,60 7.402.320,13 0,00 0,0026  100 Ringin Anom, PT 656.145.152,52 466.227,58 656.145.152,52 466.227,58 0,00 0,00

 

############# 36.398.452,09 0,00 0,00 2.813.179.044,22 36.398.452,09 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C:\SBY\akuntan

Page 400: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 400/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  3oPT. BANK PINAESAAN - SURABAYA

  3oPeriode : 01 Januari 1999 s/d 31 Desember 1999

  NAMA Outstanding Awal CARA PEMBAYARAN Outstanding Akhir

NO. DEBITUR Pokok Bunga Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan Pokok Bunga

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

1  1 Irma Setya Dewi, Dra 482.325,00 0,00 482.325,00 0,00 0,002  2 M.Syahrani, Drs. 5.054.095,00 0,00 5.054.095,00 0,003  3 Syamsul Awal, Dr 3.900.000,00 0,00 3.900.000,00 0,004  4 Boyke Emo 3.161.425,00 0,00 720.000,00 2.441.425,00 0,005  5 Dwijanto H.Nugroho 3.368.737,00 0,00 0,00 3.368.737,00 0,006  6 Mulyo Setiawan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,007  7 Moch. Iqbal S. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,008  8 Widho Oetomo 25.787.500,00 0,00 25.787.500,00 0,009  9 Fransisca Rumintjap 2.588.290,00 0,00 0,00 2.588.290,00 0,00

10  10 Herman Rattu 100.716.268,83 0,00 ############ 0,0011  11 Paulus Eman. 15.981.250,00 0,00 15.981.250,00 0,00

12  12 JJ. David 1.318.900,00 0,00 1.318.900,00 0,0013  Tagihan lancar 5.700.000,00 0,00 5.700.000,00 0,0014  13 Made Pratama 20.915.000,00 5.940.121,00 20.915.000,00 5.940.121,0015  14 Chanan Yusuf 20.330.672,00 3.640.785,00 20.330.672,00 3.640.785,0016  15 Billy F.Patty 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0017  16 Doddy A. Mundun 7.232.751,00 0,00 7.232.751,00 0,0018  17 Nani Martini 1.583.030,00 0,00 150.000,00 1.433.030,00 0,0019  18 Chairul Anwar 5.750.000,00 0,00 5.750.000,00 0,0020  19 Irmaizar 6.645.926,00 3.753.510,00 0,00 6.645.926,00 3.753.510,0021  20 Yoegito 516.375,00 0,00 516.375,00 0,0022  21 John M. Wambrou 23.211.100,00 3.515.000,00 70.000,00 23.141.100,00 3.515.000,0023  22 Sri Setyobudi. 3.832.370,00 0,00 3.832.370,00 0,0024  23 SH. Roesminingsi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0025  24 Andreas Wiliono T. ############# ############# 0,00 ############ #############26  25 Andik Yuli Kiswanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0027  26 Awen Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0028  27 Anam Pitoyo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0029  28 Budi Hartono Gunawan, I 531.644.073,60 773.846.627,56 ############ 773.846.627,5630  29 Bambang Wirasmono 10.003.208,00 0,00 10.003.208,00 0,0031  30 Brilliant Budi H 46.694.799,00 205.560.412,00 46.694.799,00 205.560.412,0032  31 Busri Alw 48.634.206,00 130.004.029,11 48.634.206,00 130.004.029,1133  32 Dedi Dewanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0034  33 Frans Yoesoef 45.211.505,00 70.188.361,88 45.211.505,00 70.188.361,8835  34 Femmy Eman Lesar, Ny. 74.074.755,46 1.300.278,71 74.074.755,46 1.300.278,7136  35 Gunawan Hendarto 44.061.782,34 53.220.415,00 44.061.782,34 53.220.415,00

37  36 Haryono Soetanto 26.376.278,62 320.830.774,00 26.376.278,62 320.830.774,0038  37 Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0039  38 Iin Ratna Indrawati P 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0040  39 IB Ngurah Widiarsa 226.423.810,00 322.711.769,14 ############ 322.711.769,1441  40 Indrawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0042  41 Inge Irawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0043  42 Yanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0044  43 Yahya Hasyim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0045  44 Jonto Sunarso 198.739.550,00 372.817.684,82 ############ 372.817.684,8246 45 Joedi Soepiono 57.230.955,47 101.714.902,40 57.230.955,47 101.714.902,4047 46 Jimmy Samaloun 238.906.061,00 397.485.022,00 ############ 397.485.022,0048 47 Yulita 199.691.720,00 280.754.128,33 ############ 280.754.128,3349  48 Kasyadi Djaelan ############# 0,00 ############ 0,0050  49 Lie Daniel S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0051  50 Mariati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0052 51 Moediarto 901.753.227,00 ############# ############ #############53  52 Melchianus Hawu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0054  53 Mathilda Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0055  54 N.D.D. Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0056  55 Niek Astuti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0057  56 Nikolaus Monteiro 516.315.668,00 889.743.691,61 ############ 889.743.691,6158  57 Petrus Santoso B 29.087.981,00 30.523.333,00 29.087.981,00 ########### ########### 0,00 0,0059  58 Paul Frans, BBA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0060  59 Robbyanto Putra Tanjung 27.767.530,00 94.935.624,75 27.767.530,00 94.935.624,7561  60 Ronny H Tomben 2.641.101,00 0,00 2.641.101,00 0,00

62  61 Rachmat Santoso 45.020.057,00 62.694.523,20 45.020.057,00 62.694.523,2063  62 Rudy Purnama 214.000.000,00 231.522.249,37 ############ 231.522.249,3764  Tagihan lancar 5.292.000,00 0,00 5.292.000,00 0,0065  63 Soejoto TH, Ny. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0066  64 Sukwito Soeprodjo 110.700.416,65 202.667.829,00 ############ 202.667.829,0067   Tagihan lancar 21.596.000,00 0,00 21.596.000,00 0,0068  65 Soegito 326.440,00 0,00 326.440,00 0,00 0,0069 66 Soemananando 160.714.575,00 213.569.136,94 ############ 213.569.136,9470  67 Syamsir Karim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0071  68 Sunyoto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0072  69 Soebroto Sidik ############# 923.348.468,00 ############ 923.348.468,0073  Tagihan lancar 647.340.000,00 0 ############ 0,0074  70 RJ. Soemampou 94.990.915,94 129.561.190,94 94.990.915,94 129.561.190,9475  71 Suparto RP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0076  72 Sri Indarti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0077  73 Sylvia Pangke 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0078  74 Trisnawath 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0079  75 Tina Martiana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0080  76 Tjiang Tju Tjian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0081  77 Wijanarko Ongko S 101.191.173,00 29.449.500,00 ############ 808.827,00 ########### 0,00 0,0082  78 Zainal Abbas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0083  79 Amat & Sons, C 30.000.000,00 25.596.666,58 6.000.000,00 24.000.000,00 25.596.666,5884   O/D giro 3.003,61 3.003,61 0,0085  80 Alfa Omega, C 103.807.397,00 6.192.603,03 ############ ########### 0,00 0,0386  81 Andaya Fesa Utama, PT 747.954.008,00 ############# ############ #############

87  82 Adiyala Shipping, PT 500.000.000,00 980.446.680,41 ############ 980.446.680,4188  83 Bina Sarana Layan, PT 109.000.000,00 157.984.852,00 0,00 ############ 157.984.852,0089  O/D giro 1.222.535,49 1.222.535,49 0,0090  84 Bina Mustika Waruno, PT ############# ############# ############ #############91  85 Citra Adyapahala S, PT 362.618.954,00 607.535.114,89 ############ 607.535.114,8992  86 Djuwet Kenongo, PT 0,00 675.237.964,70 0,00 675.237.964,7093  87 Dharma Putra Perdana, P ############# 0,00 ############ ############ 0,0094  O/D giro 60.502.328,40 60.502.328,40 0,0095  88 Furnico Abadi, PT ############# 9.164.930,48 ############ 9.164.930,4896  89 Indisari Bawono, PT 500.000.000,00 667.995.581,00 ############ 667.995.581,0097  O/D giro 183.844.993,62 ############ 0,0098  90 Jaya Pataka SM, PT ############# ############# ############ #############99  91 Koperasi Taxi Surya 113.809.485,00 1.150.000,00 ############ 1.150.000,00

100  92 Kurnia Wapico, PT ############# ############# ############ #############101  O/D giro 84.253.220,58 84.253.220,58 0,00102  93 Limajaya Mandala P, PT ############# ############# ############ #############103  94 Metal Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00104  95 Marina Konstruksi, PT 46.000.000,00 26.433.333,27 12.250.000,00 33.750.000,00 26.433.333,27105  O/D giro 23.520.247,63 23.520.247,63 0,00106  96 Patma Karya, CV 26.851.463,00 103.929.540,00 26.851.463,00 ########### ########### 0,00 0,00107  97 Pusaka, CV 72.447.202,26 889.071.750,00 72.447.202,26 889.071.750,00108  98 Probolinggo Sempana A, ############# 0,00 ############ 0,00109  99 Profita Bangun, PT ############# 0,00 ############ 0,00

C:\SBY\akuntan

Page 401: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 401/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

110  100 Ringin Anom, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00111  101 Surya Sahabat, PT 619.164.797,42 876.569.389,83 ############ 876.569.389,83112  102 Sinar Kayu Abadi, PT ############# ############# ############ ############ #############113  103 Santi Trading Co, PT 95.262.274,50 187.744.991,00 70.000.000,00 ########### ########### 0,00 0,00114  104 Tiga Berlian Motor, C ############# 0,00 ############ 0,00115  105 Usaha Bhakti, CV 43.944.839,04 2.767.269,02 23.500.000,00 20.444.839,04 2.767.269,02116  106 Vitrica Permata M, PT 752.357.693,45 ############# ############ #############117  107 Wismatama Megah Citra, ############# ############# ########### ############ #############118  108 Wahana Upaya S,PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00119  109 Yayasan Pend. Udati 143.483.332,00 302.801.859,00 6.000.000,00 ############ 302.801.859,00120  110 Nauval Aziz, Ir/VAM 1.603.625,00 0,00 1.603.625,00 0,00 0,00121  111 H. Ibrahim Abdullah/VA 1.860.600,00 0,00 1.860.600,00 0,00 0,00122  112 Kerta Gaya Pusaka, PT/V 2.535.000,00 0,00 2.535.000,00 0,00 0,00123  113 Soekwito Soeprodjo/AT 84.600.000,00 0,00 84.600.000,00 0,00124  114 Handoyo Jaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00125  115 Purnawan Hartaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00126  116 Achyadi/IGM 11.856.380,00 0,00 11.856.380,00 0,00127  117 Yusri HR/IGM 31.366.200,00 0,00 31.366.200,00 0,00128  118 Hadi Puspanto/MGM 13.424.175,00 0,00 13.424.175,00 0,00129  119 Singgih Budiono/MG 16.999.620,00 0,00 16.999.620,00 0,00130  120 Lusiana Widjaja/MGM 19.832.890,00 0,00 19.832.890,00 0,00131  121 Nakano Fangi/MGM 23.799.580,00 0,00 23.799.580,00 0,00132  122 Budhi Tengadi/MGM 9.968.000,00 0,00 9.968.000,00 0,00133  123 Tjipto Waskito 377.648,28 0,00 377.648,28 0,00134  124 P.J. Juniartono 1.000.000,00 1.000.000,00 0,00135  125 Sumampouw/UMK 85.000.000,00 85.000.000,00 0,00136  126 Bukopi 3.800.000,00 3.800.000,00 0,00137  127 Karel Widjaja 1.784.500,00 1.784.500,00 0,00138  128 Sudjatmiko 2.450.000,00 2.450.000,00 0,00

 

############# ############# ############ ########### 0,00 0,00 ########### ########### ########### 0,00 ############ #############

C:\SBY\akuntan

Page 402: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 402/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  3oPT. BANK PINAESAAN - SURABAYA

  3oPeriode : 01 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000

  NAMA Outstanding Awal CARA PEMBAYARAN Outstanding Akhir

NO. DEBITUR Pokok Bunga Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan Pokok Bunga

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

1  1 Irma Setya Dewi, Dra 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2  2 M.Syahrani, Drs. 5.054.095,00 0,00 5.054.095,00 0,00

3  3 Syamsul Awal, Dr 3.900.000,00 0,00 3.900.000,00 0,00

4  4 Boyke Emor 2.441.425,00 0,00 400.000,00 2.041.425,00 0,00

5  5 Dwijanto H.Nugroho 3.368.737,00 0,00 0,00 3.368.737,00 0,00

6  6 Mulyo Setiawan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

7  7 Moch. Iqbal S. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8  8 Widho Oetomo 25.787.500,00 0,00 25.787.500,00 0,00

9  9 Fransisca Rumintjap 2.588.290,00 0,00 0,00 2.588.290,00 0,00

10  10 Herman Rattu 100.716.268,83 0,00 ############ 0,00

11  11 Paulus Eman. 15.981.250,00 0,00 15.981.250,00 0,00

12  12 JJ. David 1.318.900,00 0,00 1.318.900,00 0,00

13  Tagihan lancar 5.700.000,00 5.700.000,00 0,00

14  13 Made Pratama 20.915.000,00 5.940.121,00 200.000,00 20.715.000,00 5.940.121,00

15  14 Chanan Yusuf 20.330.672,00 3.640.785,00 20.330.672,00 3.640.785,00

16  15 Billy F.Patty 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

17  16 Doddy A. Mundung 7.232.751,00 0,00 7.232.751,00 0,00

18  17 Nani Martini 1.433.030,00 0,00 105.000,00 1.328.030,00 0,00

19  18 Chairul Anwar 5.750.000,00 0,00 5.750.000,00 0,00

20  19 Irmaizar 6.645.926,00 3.753.510,00 0,00 6.645.926,00 3.753.510,00

21  20 Yoegito 516.375,00 0,00 516.375,00 0,00

22  21 John M. Wambrouw 23.141.100,00 3.515.000,00 0,00 23.141.100,00 3.515.000,00

23  22 Sri Setyobudi. 3.832.370,00 0,00 3.832.370,00 0,00

24  23 SH. Roesminingsih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

25  24 Andreas Wiliono T. ############# ############# 0,00 ############ #############

26  25 Andik Yuli Kiswanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

27  26 Awen Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

28  27 Anam Pitoyo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

29  28 Budi Hartono Gunawan, I 531.644.073,60 773.846.627,56 ############ 773.846.627,56

30  29 Bambang Wirasmono 10.003.208,00 0,00 10.003.208,00 0,00

31  30 Brilliant Budi H 46.694.799,00 205.560.412,00 46.694.799,00 205.560.412,00

32  31 Busri Alwi 48.634.206,00 130.004.029,11 48.634.206,00 130.004.029,11

33  32 Dedi Dewanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

34  33 Frans Yoesoef 45.211.505,00 70.188.361,88 45.211.505,00 70.188.361,88

35  34 Femmy Eman Lesar, Ny. 74.074.755,46 1.300.278,71 74.074.755,46 1.300.278,71

36  35 Gunawan Hendarto 44.061.782,34 53.220.415,00 44.061.782,34 53.220.415,00

37  36 Haryono Soetanto 26.376.278,62 320.830.774,00 26.376.278,62 320.830.774,00

38  37 Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

39  38 Iin Ratna Indrawati P 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

40  39 IB Ngurah Widiarsa 226.423.810,00 322.711.769,14 ############ 0,00 ########### ########### 0,00 0,00

41  40 Indrawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

42  41 Inge Irawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

43  42 Yanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

44  43 Yahya Hasyim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

45  44 Jonto Sunarso 198.739.550,00 372.817.684,82 ############ 372.817.684,82

46 45 Joedi Soepiono 57.230.955,47 101.714.902,40 57.230.955,47 101.714.902,40

47  46 Jimmy Samaloung 238.906.061,00 397.485.022,00 ############ 397.485.022,00

48 47 Yulita 199.691.720,00 280.754.128,33 ############ 280.754.128,33

49  48 Kasyadi Djaelani ############# 0,00 ############ 0,00

50  49 Lie Daniel S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

51  50 Mariati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

52 51 Moediarto 901.753.227,00 ############# ############ #############

53  52 Melchianus Hawu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

54  53 Mathilda Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

55  54 N.D.D. Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

56  55 Niek Astuti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

57  56 Nikolaus Monteiro 516.315.668,00 889.743.691,61 ############ 889.743.691,61

58  57 Petrus Santoso B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

59  58 Paul Frans, BBA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

60  59 Robbyanto Putra Tanjung 27.767.530,00 94.935.624,75 27.767.530,00 94.935.624,75

61  60 Ronny H Tombeng 2.641.101,00 0,00 2.641.101,00 0,00

62  61 Rachmat Santoso 45.020.057,00 62.694.523,20 45.020.057,00 62.694.523,20

63  62 Rudy Purnama 214.000.000,00 231.522.249,37 ############ 231.522.249,37

64  Tagihan lancar 5.292.000,00 0,00 5.292.000,00 0,00

65  63 Soejoto TH, Ny. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

66  64 Sukwito Soeprodjo 110.700.416,65 202.667.829,00 ############ 202.667.829,00

67   Tagihan lancar 21.596.000,00 0,00 21.596.000,00 0,00

68  65 Soegito 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

69  66 Soemananando 160.714.575,00 213.569.136,94 4.000.000,00 ############ 213.569.136,94

70  67 Syamsir Karim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

71  68 Sunyoto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

72  69 Soebroto Sidik ############# 923.348.468,00 ############ 923.348.468,00

73  Tagihan lancar 647.340.000,00 0,00 ############ 0,00

74  70 RJ. Soemampouw 94.990.915,94 129.561.190,94 94.990.915,94 129.561.190,94

75  71 Suparto RP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

76  72 Sri Indarti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

77  73 Sylvia Pangkey 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

78  74 Trisnawathy 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

79  75 Tina Martiana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

80  76 Tjiang Tju Tjiang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

81  77 Wijanarko Ongko S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

82  78 Zainal Abbas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

83  79 Amat & Sons, CV 24.000.000,00 25.596.666,58 1.000.000,00 23.000.000,00 25.596.666,58

84   O/D giro 3.003,61 0,00 3.003,61 0,00

85  80 Alfa Omega, CV 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00 0,03

86  81 Andaya Fesa Utama, PT 747.954.008,00 ############# ############ #############

87  82 Adiyala Shipping, PT 500.000.000,00 980.446.680,41 ############ 980.446.680,41

88  83 Bina Sarana Layan, PT 109.000.000,00 157.984.852,00 0,00 ############ 157.984.852,00

89  O/D giro 1.222.535,49 0,00 1.222.535,49 0,00

90  84 Bina Mustika Waruno, PT ############# ############# ############ 0,00 ########### ########### 0,00 0,00

91  85 Citra Adyapahala S, PT 362.618.954,00 607.535.114,89 ############ 607.535.114,89

92  86 Djuwet Kenongo, PT 0,00 675.237.964,70 0,00 675.237.964,70

93  87 Dharma Putra Perdana, P ############# 0,00 50.000.000,00 0,00 ########### 0,00 0,00 0,00

94  O/D giro 60.502.328,40 0,00 ########### 0,00 0,00

95  88 Furnico Abadi, PT ############# 9.164.930,48 ############ 9.164.930,48

96  89 Indisari Bawono, PT 500.000.000,00 667.995.581,00 ############ 667.995.581,00C:\SBY\akuntan

Page 403: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 403/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

97  O/D giro 183.844.993,62 0,00 ############ 0,00

98  90 Jaya Pataka SM, PT ############# ############# ############ #############

99  91 Koperasi Taxi Surya 113.809.485,00 1.150.000,00 ############ ########### 0,00 0,00

100  92 Kurnia Wapico, PT ############# ############# ############ #############

101  O/D giro 84.253.220,58 84.253.220,58 0,00

102  93 Limajaya Mandala P, PT ############# ############# ############ ############ #############

103  94 Metal Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

104  95 Marina Konstruksi, PT 33.750.000,00 26.433.333,27 5.300.000,00 28.450.000,00 26.433.333,27

105  O/D giro 23.520.247,63 0,00 23.520.247,63 0,00

106  96 Patma Karya, CV 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

107  97 Pusaka, CV 72.447.202,26 889.071.750,00 72.447.202,26 889.071.750,00

108  98 Probolinggo Sempana A, ############# 0,00 ############ 0,00

109  99 Profita Bangun, PT ############# 0,00 ############ 0,00

110  100 Ringin Anom, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

111  101 Surya Sahabat, PT 619.164.797,42 876.569.389,83 ############ 876.569.389,83

112  102 Sinar Kayu Abadi, PT ############# ############# 0,00 ############ #############

113  103 Santi Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00114  104 Tiga Berlian Motor, CV ############# 0,00 ############ 0,00

115  105 Usaha Bhakti, CV 20.444.839,04 2.767.269,02 20.444.839,04 ########### 0,00 0,00

116  106 Vitrica Permata M, PT 752.357.693,45 ############# ############ #############

117  107 Wismatama Megah Citra, ############# ############# 0,00 ############ #############

118  108 Wahana Upaya S,PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

119  109 Yayasan Pend. Udatin 137.483.332,00 302.801.859,00 8.500.000,00 ############ 302.801.859,00

120  110 Nauval Aziz, Ir/VAM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

121  111 H. Ibrahim Abdullah/VA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

122  112 Kerta Gaya Pusaka, PT/V 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

123  113 Soekwito Soeprodjo/AT 84.600.000,00 0,00 84.600.000,00 0,00

124  114 Handoyo Jaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

125  115 Purnawan Hartaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

126  116 Achyadi/IGM 11.856.380,00 0,00 11.856.380,00 0,00

127  117 Yusri HR/IGM 31.366.200,00 0,00 31.366.200,00 0,00

128  118 Hadi Puspanto/MGM 13.424.175,00 0,00 13.424.175,00 0,00

129  119 Singgih Budiono/MGM 16.999.620,00 0,00 16.999.620,00 0,00

130  120 Lusiana Widjaja/MGM 19.832.890,00 0,00 19.832.890,00 0,00

131  121 Nakano Fangi/MGM 23.799.580,00 0,00 23.799.580,00 0,00

132  122 Budhi Tengadi/MGM 9.968.000,00 0,00 9.968.000,00 0,00

133  123 Tjipto Waskito 377.648,28 0,00 377.648,28 0,00

134  124 P.J. Juniartono 1.000.000,00 1.000.000,00 0,00

135  125 Sumampouw/UMK 85.000.000,00 85.000.000,00 0,00136  126 Bukopin 3.800.000,00 3.800.000,00 0,00

137  127 Karel Widjaja 1.784.500,00 1.784.500,00 0,00

138  128 Sudjatmiko 2.450.000,00 2.450.000,00 0,00

 

############# ############# ############ ########### 0,00 0,00 ########### ########### 0,00 0,00 ############ #############

C:\SBY\akuntan

Page 404: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 404/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  3oPT. BANK PINAESAAN - SURABAYA

  3oPeriode : 01 Januari 2001 s/d 31 Desember 2001

  NAMA Outstanding Awal CARA PEMBAYARAN Outstanding Akhir

NO. DEBITUR Pokok Bunga Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan Pokok Bunga

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

1  1 Irma Setya Dewi, Dra 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2  2 M.Syahrani, Drs. 5.054.095,00 0,00 5.054.095,00 0,00

3  3 Syamsul Awal, Dr 3.900.000,00 0,00 3.900.000,00 0,00

4  4 Boyke Emor 2.041.425,00 0,00 1.200.000,00 841.425,00 0,00

5  5 Dwijanto H.Nugroho 3.368.737,00 0,00 0,00 3.368.737,00 0,00

6  6 Mulyo Setiawan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

7  7 Moch. Iqbal S. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8  8 Widho Oetomo 25.787.500,00 0,00 25.787.500,00 0,00

9  9 Fransisca Rumintjap 2.588.290,00 0,00 0,00 2.588.290,00 0,00

10  10 Herman Rattu 100.716.268,83 0,00 ############ 0,00

11  11 Paulus Eman. 15.981.250,00 0,00 15.981.250,00 0,00

12  12 JJ. David 1.318.900,00 0,00 1.318.900,00 0,00

13  Tagihan lancar 5.700.000,00 5.700.000,00 0,00

14  13 Made Pratama 20.715.000,00 5.940.121,00 550.000,00 20.165.000,00 5.940.121,00

15  14 Chanan Yusuf 20.330.672,00 3.640.785,00 20.330.672,00 3.640.785,00

16  15 Billy F.Patty 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

17  16 Doddy A. Mundung 7.232.751,00 0,00 7.232.751,00 0,00

18  17 Nani Martini 1.328.030,00 0,00 0,00 1.328.030,00 0,00

19  18 Chairul Anwar 5.750.000,00 0,00 5.750.000,00 0,00

20  19 Irmaizar 6.645.926,00 3.753.510,00 0,00 6.645.926,00 3.753.510,00

21  20 Yoegito 516.375,00 0,00 516.375,00 0,00

22  21 John M. Wambrouw 23.141.100,00 3.515.000,00 0,00 23.141.100,00 3.515.000,00

23  22 Sri Setyobudi. 3.832.370,00 0,00 3.832.370,00 0,00

24  23 SH. Roesminingsih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

25  24 Andreas Wiliono T. ############# ############# 0,00 ############ #############

26  25 Andik Yuli Kiswanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

27  26 Awen Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

28  27 Anam Pitoyo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

29  28 Budi Hartono Gunawan, I 531.644.073,60 773.846.627,56 ############ 773.846.627,56

30  29 Bambang Wirasmono 10.003.208,00 0,00 10.003.208,00 0,00

31  30 Brilliant Budi H 46.694.799,00 205.560.412,00 46.694.799,00 205.560.412,00

32  31 Busri Alwi 48.634.206,00 130.004.029,11 48.634.206,00 130.004.029,11

33  32 Dedi Dewanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

34  33 Frans Yoesoef 45.211.505,00 70.188.361,88 45.211.505,00 70.188.361,88

35  34 Femmy Eman Lesar, Ny. 74.074.755,46 1.300.278,71 74.074.755,46 1.300.278,71

36  35 Gunawan Hendarto 44.061.782,34 53.220.415,00 44.061.782,34 53.220.415,00

37  36 Haryono Soetanto 26.376.278,62 320.830.774,00 26.376.278,62 320.830.774,00

38  37 Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

39  38 Iin Ratna Indrawati P 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

40  39 IB Ngurah Widiarsa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

41  40 Indrawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

42  41 Inge Irawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

43  42 Yanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

44  43 Yahya Hasyim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

45  44 Jonto Sunarso 198.739.550,00 372.817.684,82 ############ 372.817.684,82

46 45 Joedi Soepiono 57.230.955,47 101.714.902,40 57.230.955,47 101.714.902,40

47  46 Jimmy Samaloung 238.906.061,00 397.485.022,00 ############ 397.485.022,00

48 47 Yulita 199.691.720,00 280.754.128,33 ############ 280.754.128,33

49  48 Kasyadi Djaelani ############# 0,00 ############ 0,00

50  49 Lie Daniel S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

51  50 Mariati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

52 51 Moediarto 901.753.227,00 ############# ############ #############

53  52 Melchianus Hawu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

54  53 Mathilda Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

55  54 N.D.D. Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

56  55 Niek Astuti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

57  56 Nikolaus Monteiro 516.315.668,00 889.743.691,61 ############ 889.743.691,61

58  57 Petrus Santoso B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

59  58 Paul Frans, BBA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

60  59 Robbyanto Putra Tanjung 27.767.530,00 94.935.624,75 27.767.530,00 94.935.624,75

61  60 Ronny H Tombeng 2.641.101,00 0,00 2.641.101,00 0,00

62  61 Rachmat Santoso 45.020.057,00 62.694.523,20 45.020.057,00 62.694.523,20

63  62 Rudy Purnama 214.000.000,00 231.522.249,37 ############ 231.522.249,37

64  Tagihan lancar 5.292.000,00 0,00 5.292.000,00 0,00

65  63 Soejoto TH, Ny. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

66  64 Sukwito Soeprodjo 110.700.416,65 202.667.829,00 ############ 202.667.829,00

67   Tagihan lancar 21.596.000,00 0,00 21.596.000,00 0,00

68  65 Soegito 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

69  66 Soemananando 156.714.575,00 213.569.136,94 6.000.000,00 ############ 213.569.136,94

70  67 Syamsir Karim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

71  68 Sunyoto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

72  69 Soebroto Sidik ############# 923.348.468,00 ############ 923.348.468,00

73  Tagihan lancar 647.340.000,00 0,00 ############ 0,00

74  70 RJ. Soemampouw 94.990.915,94 129.561.190,94 94.990.915,94 129.561.190,94

75  71 Suparto RP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

76  72 Sri Indarti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

77  73 Sylvia Pangkey 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

78  74 Trisnawathy 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

79  75 Tina Martiana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

80  76 Tjiang Tju Tjiang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

81  77 Wijanarko Ongko S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

82  78 Zainal Abbas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

83  79 Amat & Sons, CV 23.000.000,00 25.596.666,58 1.000.000,00 22.000.000,00 25.596.666,58

84   O/D giro 3.003,61 0,00 3.003,61 0,00

85  80 Alfa Omega, CV 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00 0,03

86  81 Andaya Fesa Utama, PT 747.954.008,00 ############# ############ #############

87  82 Adiyala Shipping, PT 500.000.000,00 980.446.680,41 ############ 980.446.680,41

88  83 Bina Sarana Layan, PT 109.000.000,00 157.984.852,00 0,00 ############ 157.984.852,00

89  O/D giro 1.222.535,49 0,00 1.222.535,49 0,00

90  84 Bina Mustika Waruno, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

91  85 Citra Adyapahala S, PT 362.618.954,00 607.535.114,89 ############ 607.535.114,89

92  86 Djuwet Kenongo, PT 0,00 675.237.964,70 0,00 675.237.964,70

93  87 Dharma Putra Perdana, P 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

94  O/D giro 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

95  88 Furnico Abadi, PT ############# 9.164.930,48 ############ 9.164.930,48

96  89 Indisari Bawono, PT 500.000.000,00 667.995.581,00 ############ 667.995.581,00C:\SBY\akuntan

Page 405: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 405/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

97  O/D giro 183.844.993,62 0,00 ############ 0,00

98  90 Jaya Pataka SM, PT ############# ############# ############ #############

99  91 Koperasi Taxi Surya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

100  92 Kurnia Wapico, PT ############# ############# ############ #############

101  O/D giro 84.253.220,58 84.253.220,58 0,00

102  93 Limajaya Mandala P, PT ############# ############# 0,00 ############ #############

103  94 Metal Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

104  95 Marina Konstruksi, PT 28.450.000,00 26.433.333,27 5.350.000,00 23.100.000,00 26.433.333,27

105  O/D giro 23.520.247,63 0,00 23.520.247,63 0,00

106  96 Patma Karya, CV 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

107  97 Pusaka, CV 72.447.202,26 889.071.750,00 72.447.202,26 889.071.750,00

108  98 Probolinggo Sempana A, ############# 0,00 ############ 0,00

109  99 Profita Bangun, PT ############# 0,00 ############ 0,00

110  100 Ringin Anom, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

111  101 Surya Sahabat, PT 619.164.797,42 876.569.389,83 ############ 876.569.389,83

112  102 Sinar Kayu Abadi, PT ############# ############# 0,00 ############ #############

113  103 Santi Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00114  104 Tiga Berlian Motor, CV ############# 0,00 ############ 0,00

115  105 Usaha Bhakti, CV 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

116  106 Vitrica Permata M, PT 752.357.693,45 ############# ############ #############

117  107 Wismatama Megah Citra, ############# ############# 0,00 ############ #############

118  108 Wahana Upaya S,PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

119  109 Yayasan Pend. Udatin 128.983.332,00 302.801.859,00 11.000.000,00 ############ 302.801.859,00

120  110 Nauval Aziz, Ir/VAM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

121  111 H. Ibrahim Abdullah/VA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

122  112 Kerta Gaya Pusaka, PT/V 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

123  113 Soekwito Soeprodjo/AT 84.600.000,00 0,00 84.600.000,00 0,00

124  114 Handoyo Jaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

125  115 Purnawan Hartaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

126  116 Achyadi/IGM 11.856.380,00 0,00 11.856.380,00 0,00

127  117 Yusri HR/IGM 31.366.200,00 0,00 31.366.200,00 0,00

128  118 Hadi Puspanto/MGM 13.424.175,00 0,00 13.424.175,00 0,00

129  119 Singgih Budiono/MGM 16.999.620,00 0,00 16.999.620,00 0,00

130  120 Lusiana Widjaja/MGM 19.832.890,00 0,00 19.832.890,00 0,00

131  121 Nakano Fangi/MGM 23.799.580,00 0,00 23.799.580,00 0,00

132  122 Budhi Tengadi/MGM 9.968.000,00 0,00 9.968.000,00 0,00

133  123 Tjipto Waskito 377.648,28 0,00 377.648,28 0,00

134  124 P.J. Juniartono 1.000.000,00 1.000.000,00 0,00

135  125 Sumampouw/UMK 85.000.000,00 85.000.000,00 0,00136  126 Bukopin 3.800.000,00 3.800.000,00 0,00

137  127 Karel Widjaja 1.784.500,00 1.784.500,00 0,00

138  128 Sudjatmiko 2.450.000,00 2.450.000,00 0,00

 

############# ############# 25.100.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ############ #############

C:\SBY\akuntan

Page 406: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 406/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  3oPT. BANK PINAESAAN - SURABAYA

3oPeriode : 01 Januari 2002 s/d 31 Desember 2002

  NAMA Outstanding Awal CARA PEMBAYARAN Outstanding Akhir

NO. DEBITUR Pokok Bunga Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan Pokok Bunga

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

1  1 Irma Setya Dewi, Dra 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2  2 M.Syahrani, Drs. 5.054.095,00 0,00 5.054.095,00 0,00

3  3 Syamsul Awal, Dr 3.900.000,00 0,00 3.900.000,00 0,00

4  4 Boyke Emor 841.425,00 0,00 841.425,00 0,00 0,00

5  5 Dwijanto H.Nugroho 3.368.737,00 0,00 0,00 3.368.737,00 0,00

6  6 Mulyo Setiawan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

7  7 Moch. Iqbal S. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

8  8 Widho Oetomo 25.787.500,00 0,00 25.787.500,00 0,00

9  9 Fransisca Rumintjap 2.588.290,00 0,00 0,00 2.588.290,00 0,00

10  10 Herman Rattu 100.716.268,83 0,00 ############ 0,00

11  11 Paulus Eman. 15.981.250,00 0,00 15.981.250,00 0,00

12  12 JJ. David 1.318.900,00 0,00 1.318.900,00 0,00

13  Tagihan lancar 5.700.000,00 5.700.000,00 0,00

14  13 Made Pratama 20.165.000,00 5.940.121,00 600.000,00 19.565.000,00 5.940.121,00

15  14 Chanan Yusuf 20.330.672,00 3.640.785,00 20.330.672,00 3.640.785,00

16  15 Billy F.Patty 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

17  16 Doddy A. Mundung 7.232.751,00 0,00 7.232.751,00 0,00

18  17 Nani Martini 1.328.030,00 0,00 0,00 1.328.030,00 0,00

19  18 Chairul Anwar 5.750.000,00 0,00 5.750.000,00 0,00

20  19 Irmaizar 6.645.926,00 3.753.510,00 0,00 6.645.926,00 3.753.510,00

21  20 Yoegito 516.375,00 0,00 516.375,00 0,00

22  21 John M. Wambrouw 23.141.100,00 3.515.000,00 0,00 23.141.100,00 3.515.000,00

23  22 Sri Setyobudi. 3.832.370,00 0,00 3.832.370,00 0,00

24  23 SH. Roesminingsih 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

25  24 Andreas Wiliono T. ############# ############# 0,00 ############ #############

26  25 Andik Yuli Kiswanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

27  26 Awen Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

28  27 Anam Pitoyo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

29  28 Budi Hartono Gunawan, I 531.644.073,60 773.846.627,56 ############ 773.846.627,56

30  29 Bambang Wirasmono 10.003.208,00 0,00 10.003.208,00 0,00

31  30 Brilliant Budi H 46.694.799,00 205.560.412,00 46.694.799,00 205.560.412,00

32  31 Busri Alwi 48.634.206,00 130.004.029,11 48.634.206,00 130.004.029,11

33  32 Dedi Dewanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

34  33 Frans Yoesoef 45.211.505,00 70.188.361,88 45.211.505,00 70.188.361,88

35  34 Femmy Eman Lesar, Ny. 74.074.755,46 1.300.278,71 74.074.755,46 1.300.278,71

36  35 Gunawan Hendarto 44.061.782,34 53.220.415,00 44.061.782,34 53.220.415,00

37  36 Haryono Soetanto 26.376.278,62 320.830.774,00 26.376.278,62 320.830.774,00

38  37 Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

39  38 Iin Ratna Indrawati P 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

40  39 IB Ngurah Widiarsa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

41  40 Indrawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

42  41 Inge Irawati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

43  42 Yanto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

44  43 Yahya Hasyim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

45  44 Jonto Sunarso 198.739.550,00 372.817.684,82 ############ 372.817.684,82

46 45 Joedi Soepiono 57.230.955,47 101.714.902,40 57.230.955,47 101.714.902,40

47  46 Jimmy Samaloung 238.906.061,00 397.485.022,00 ############ 397.485.022,00

48 47 Yulita 199.691.720,00 280.754.128,33 ############ 280.754.128,33

49  48 Kasyadi Djaelani ############# 0,00 ############ 0,00

50  49 Lie Daniel S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

51  50 Mariati 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

52 51 Moediarto 901.753.227,00 ############# ############ #############

53  52 Melchianus Hawu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

54  53 Mathilda Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

55  54 N.D.D. Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

56  55 Niek Astuti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

57  56 Nikolaus Monteiro 516.315.668,00 889.743.691,61 ############ 889.743.691,61

58  57 Petrus Santoso B 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

59  58 Paul Frans, BBA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

60  59 Robbyanto Putra Tanjung 27.767.530,00 94.935.624,75 27.767.530,00 94.935.624,75

61  60 Ronny H Tombeng 2.641.101,00 0,00 2.641.101,00 0,00

62  61 Rachmat Santoso 45.020.057,00 62.694.523,20 45.020.057,00 62.694.523,20

63  62 Rudy Purnama 214.000.000,00 231.522.249,37 ############ 231.522.249,37

64  Tagihan lancar 5.292.000,00 0,00 5.292.000,00 0,00

65  63 Soejoto TH, Ny. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

66  64 Sukwito Soeprodjo 110.700.416,65 202.667.829,00 ############ 202.667.829,00

67   Tagihan lancar 21.596.000,00 0,00 21.596.000,00 0,00

68  65 Soegito 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

69  66 Soemananando 150.714.575,00 213.569.136,94 7.000.000,00 ############ 213.569.136,94

70  67 Syamsir Karim 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

71  68 Sunyoto 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

72  69 Soebroto Sidik ############# 923.348.468,00 ############ 923.348.468,00

73  Tagihan lancar 647.340.000,00 0,00 ############ 0,00

74  70 RJ. Soemampouw 94.990.915,94 129.561.190,94 94.990.915,94 129.561.190,94

75  71 Suparto RP 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

76  72 Sri Indarti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

77  73 Sylvia Pangkey 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

78  74 Trisnawathy 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

79  75 Tina Martiana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

80  76 Tjiang Tju Tjiang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

81  77 Wijanarko Ongko S 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

82  78 Zainal Abbas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

83  79 Amat & Sons, CV 22.000.000,00 25.596.666,58 2.500.000,00 19.500.000,00 25.596.666,58

84   O/D giro 3.003,61 0,00 3.003,61 0,00

85  80 Alfa Omega, CV 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00 0,03

86  81 Andaya Fesa Utama, PT 747.954.008,00 ############# ############ #############

87  82 Adiyala Shipping, PT 500.000.000,00 980.446.680,41 ############ 980.446.680,41

88  83 Bina Sarana Layan, PT 109.000.000,00 157.984.852,00 0,00 ############ 157.984.852,00

89  O/D giro 1.222.535,49 0,00 1.222.535,49 0,00

90  84 Bina Mustika Waruno, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

91  85 Citra Adyapahala S, PT 362.618.954,00 607.535.114,89 ############ 607.535.114,89

92  86 Djuwet Kenongo, PT 0,00 675.237.964,70 ########### 0,00 0,00

93  87 Dharma Putra Perdana, P 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

94  O/D giro 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

95  88 Furnico Abadi, PT ############# 9.164.930,48 ############ 9.164.930,48

96  89 Indisari Bawono, PT 500.000.000,00 667.995.581,00 ############ 667.995.581,00C:\SBY\akuntan

Page 407: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 407/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

97  O/D giro 183.844.993,62 0,00 ############ 0,00

98  90 Jaya Pataka SM, PT ############# ############# ############ #############

99  91 Koperasi Taxi Surya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

100  92 Kurnia Wapico, PT ############# ############# ############ #############

101  O/D giro 84.253.220,58 84.253.220,58 0,00

102  93 Limajaya Mandala P, PT ############# ############# 0,00 ############ #############

103  94 Metal Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

104  95 Marina Konstruksi, PT 23.100.000,00 26.433.333,27 10.250.000,00 12.850.000,00 26.433.333,27

105  O/D giro 23.520.247,63 0,00 23.520.247,63 0,00

106  96 Patma Karya, CV 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

107  97 Pusaka, CV 72.447.202,26 889.071.750,00 72.447.202,26 889.071.750,00

108  98 Probolinggo Sempana A, ############# 0,00 ############ 0,00

109  99 Profita Bangun, PT ############# 0,00 ############ 0,00

110  100 Ringin Anom, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

111  101 Surya Sahabat, PT 619.164.797,42 876.569.389,83 ############ 876.569.389,83

112  102 Sinar Kayu Abadi, PT ############# ############# 0,00 ############ #############

113  103 Santi Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00114  104 Tiga Berlian Motor, CV ############# 0,00 ############ 0,00

115  105 Usaha Bhakti, CV 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

116  106 Vitrica Permata M, PT 752.357.693,45 ############# ############ #############

117  107 Wismatama Megah Citra, ############# ############# 0,00 ############ #############

118  108 Wahana Upaya S,PT 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

119  109 Yayasan Pend. Udatin 117.983.332,00 302.801.859,00 11.000.000,00 ############ 302.801.859,00

120  110 Nauval Aziz, Ir/VAM 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

121  111 H. Ibrahim Abdullah/VA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

122  112 Kerta Gaya Pusaka, PT/V 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

123  113 Soekwito Soeprodjo/AT 84.600.000,00 0,00 84.600.000,00 0,00

124  114 Handoyo Jaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

125  115 Purnawan Hartaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

126  116 Achyadi/IGM 11.856.380,00 0,00 11.856.380,00 0,00

127  117 Yusri HR/IGM 31.366.200,00 0,00 31.366.200,00 0,00

128  118 Hadi Puspanto/MGM 13.424.175,00 0,00 13.424.175,00 0,00

129  119 Singgih Budiono/MGM 16.999.620,00 0,00 16.999.620,00 0,00

130  120 Lusiana Widjaja/MGM 19.832.890,00 0,00 19.832.890,00 0,00

131  121 Nakano Fangi/MGM 23.799.580,00 0,00 23.799.580,00 0,00

132  122 Budhi Tengadi/MGM 9.968.000,00 0,00 9.968.000,00 0,00

133  123 Tjipto Waskito 377.648,28 0,00 377.648,28 0,00

134  124 P.J. Juniartono 1.000.000,00 1.000.000,00 0,00

135  125 Sumampouw/UMK 85.000.000,00 85.000.000,00 0,00136  126 Bukopin 3.800.000,00 3.800.000,00 0,00

137  127 Karel Widjaja 1.784.500,00 1.784.500,00 0,00

138  128 Sudjatmiko 2.450.000,00 2.450.000,00 0,00

 

############# ############# 32.191.425,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ########### 0,00 0,00 ############ #############

C:\SBY\akuntan

Page 408: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 408/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  3oPT. BANK PINAESAAN - SURABAYA

3oPeriode : 01 Januari 2003 s/d 18 Juni 2003

  NAMA Outstanding Awal CARA PEMBAYARAN Outstanding Akhir

NO. DEBITUR Pokok Bunga Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan Pokok Bunga

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

1  1 Irma Setya Dewi, Dra 0,00 0,00 0,00 0,00

2  2 M.Syahrani, Drs. 5.054.095,00 0,00 5.054.095,00 0,00

3  3 Syamsul Awal, Dr 3.900.000,00 0,00 3.900.000,00 0,00

4  4 Boyke Emor 0,00 0,00 0,00 0,00

5  5 Dwijanto H.Nugroho 3.368.737,00 0,00 3.368.737,00 0,00

6  6 Mulyo Setiawan 0,00 0,00 0,00 0,00

7  7 Moch. Iqbal S. 0,00 0,00 0,00 0,00

8  8 Widho Oetomo 25.787.500,00 0,00 25.787.500,00 0,00

9  9 Fransisca Rumintjap 2.588.290,00 0,00 2.588.290,00 0,00

10  10 Herman Rattu 100.716.268,83 0,00 ############ 0,00

11  11 Paulus Eman. 15.981.250,00 0,00 15.981.250,00 0,00

12  12 JJ. David 1.318.900,00 0,00 1.318.900,00 0,00

13  Tagihan lancar 5.700.000,00 0,00 5.700.000,00 0,00

14  13 Made Pratama 19.565.000,00 5.940.121,00 19.565.000,00 5.940.121,00

15  14 Chanan Yusuf 20.330.672,00 3.640.785,00 20.330.672,00 3.640.785,00

16  15 Billy F.Patty 0,00 0,00 0,00 0,00

17  16 Doddy A. Mundung 7.232.751,00 0,00 7.232.751,00 0,00

18  17 Nani Martini 1.328.030,00 0,00 1.328.030,00 0,00

19  18 Chairul Anwar 5.750.000,00 0,00 5.750.000,00 0,00

20  19 Irmaizar 6.645.926,00 3.753.510,00 6.645.926,00 3.753.510,00

21  20 Yoegito 516.375,00 0,00 516.375,00 0,00

22  21 John M. Wambrouw 23.141.100,00 3.515.000,00 23.141.100,00 3.515.000,00

23  22 Sri Setyobudi. 3.832.370,00 0,00 3.832.370,00 0,00

24  23 SH. Roesminingsih 0,00 0,00 0,00 0,00

25  24 Andreas Wiliono T. ############# ############# ############ #############

26  25 Andik Yuli Kiswanto 0,00 0,00 0,00 0,00

27  26 Awen Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00

28  27 Anam Pitoyo 0,00 0,00 0,00 0,00

29  28 Budi Hartono Gunawan, I 531.644.073,60 773.846.627,56 ############ 773.846.627,56

30  29 Bambang Wirasmono 10.003.208,00 0,00 10.003.208,00 0,00

31  30 Brilliant Budi H 46.694.799,00 205.560.412,00 46.694.799,00 205.560.412,00

32  31 Busri Alwi 48.634.206,00 130.004.029,11 48.634.206,00 130.004.029,11

33  32 Dedi Dewanto 0,00 0,00 0,00 0,00

34  33 Frans Yoesoef 45.211.505,00 70.188.361,88 45.211.505,00 ########### 0,00 0,00

35  34 Femmy Eman Lesar, Ny. 74.074.755,46 1.300.278,71 74.074.755,46 1.300.278,71

36  35 Gunawan Hendarto 44.061.782,34 53.220.415,00 44.061.782,34 53.220.415,00

37  36 Haryono Soetanto 26.376.278,62 320.830.774,00 26.376.278,62 320.830.774,00

38  37 Harsono 0,00 0,00 0,00 0,00

39  38 Iin Ratna Indrawati P 0,00 0,00 0,00 0,00

40  39 IB Ngurah Widiarsa 0,00 0,00 0,00 0,00

41  40 Indrawati 0,00 0,00 0,00 0,00

42  41 Inge Irawati 0,00 0,00 0,00 0,00

43  42 Yanto 0,00 0,00 0,00 0,00

44  43 Yahya Hasyim 0,00 0,00 0,00 0,00

45  44 Jonto Sunarso 198.739.550,00 372.817.684,82 ############ 372.817.684,82

46 45 Joedi Soepiono 57.230.955,47 101.714.902,40 57.230.955,47 101.714.902,40

47  46 Jimmy Samaloung 238.906.061,00 397.485.022,00 ############ 397.485.022,00

48 47 Yulita 199.691.720,00 280.754.128,33 ############ 280.754.128,33

49  48 Kasyadi Djaelani ############# 0,00 ############ 0,00

50  49 Lie Daniel S 0,00 0,00 0,00 0,00

51  50 Mariati 0,00 0,00 0,00 0,00

52 51 Moediarto 901.753.227,00 ############# ############ #############

53  52 Melchianus Hawu 0,00 0,00 0,00 0,00

54  53 Mathilda Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00

55  54 N.D.D. Pesik 0,00 0,00 0,00 0,00

56  55 Niek Astuti 0,00 0,00 0,00 0,00

57  56 Nikolaus Monteiro 516.315.668,00 889.743.691,61 ############ 889.743.691,61

58  57 Petrus Santoso B 0,00 0,00 0,00 0,00

59  58 Paul Frans, BBA 0,00 0,00 0,00 0,00

60  59 Robbyanto Putra Tanjung 27.767.530,00 94.935.624,75 27.767.530,00 94.935.624,75

61  60 Ronny H Tombeng 2.641.101,00 0,00 2.641.101,00 0,00

62  61 Rachmat Santoso 45.020.057,00 62.694.523,20 45.020.057,00 62.694.523,20

63  62 Rudy Purnama 214.000.000,00 231.522.249,37 ############ 231.522.249,37

64  Tagihan lancar 5.292.000,00 0,00 5.292.000,00 0,00

65  63 Soejoto TH, Ny. 0,00 0,00 0,00 0,00

66  64 Sukwito Soeprodjo 110.700.416,65 202.667.829,00 ############ 202.667.829,00

67   Tagihan lancar 21.596.000,00 0,00 21.596.000,00 0,00

68  65 Soegito 0,00 0,00 0,00 0,00

69 66 Soemananando 143.714.575,00 213.569.136,94 ############ 213.569.136,94

70  67 Syamsir Karim 0,00 0,00 0,00 0,00

71  68 Sunyoto 0,00 0,00 0,00 0,00

72  69 Soebroto Sidik ############# 923.348.468,00 ############ 923.348.468,00

73  Tagihan lancar 647.340.000,00 0,00 ############ 0,00

74  70 RJ. Soemampouw 94.990.915,94 129.561.190,94 94.990.915,94 129.561.190,94

75  71 Suparto RP 0,00 0,00 0,00 0,00

76  72 Sri Indarti 0,00 0,00 0,00 0,00

77  73 Sylvia Pangkey 0,00 0,00 0,00 0,00

78  74 Trisnawathy 0,00 0,00 0,00 0,00

79  75 Tina Martiana 0,00 0,00 0,00 0,00

80  76 Tjiang Tju Tjiang 0,00 0,00 0,00 0,00

81  77 Wijanarko Ongko S 0,00 0,00 0,00 0,00

82  78 Zainal Abbas 0,00 0,00 0,00 0,00

83  79 Amat & Sons, CV 19.500.000,00 25.596.666,58 19.500.000,00 25.596.666,58

84   O/D giro 3.003,61 0,00 3.003,61 0,00

85  80 Alfa Omega, CV 0,00 0,03 0,00 0,03

86  81 Andaya Fesa Utama, PT 747.954.008,00 ############# ############ #############

87  82 Adiyala Shipping, PT 500.000.000,00 980.446.680,41 ############ 980.446.680,41

88  83 Bina Sarana Layan, PT 109.000.000,00 157.984.852,00 ############ ########### ########### 0,00 0,00

89  O/D giro 1.222.535,49 0,00 1.222.535,49 0,00 0,00

90  84 Bina Mustika Waruno, PT 0,00 0,00 0,00 0,00

91  85 Citra Adyapahala S, PT 362.618.954,00 607.535.114,89 ############ 607.535.114,89

92  86 Djuwet Kenongo, PT 0,00 0,00 0,00 0,00

93  87 Dharma Putra Perdana, P 0,00 0,00 0,00 0,00

94  O/D giro 0,00 0,00 0,00 0,00

95  88 Furnico Abadi, PT ############# 9.164.930,48 ############ 9.164.930,48

96  89 Indisari Bawono, PT 500.000.000,00 667.995.581,00 ############ 667.995.581,00C:\SBY\akuntan

Page 409: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 409/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

97  O/D giro 183.844.993,62 0,00 ############ 0,00

98  90 Jaya Pataka SM, PT ############# ############# ############ #############

99  91 Koperasi Taxi Surya 0,00 0,00 0,00 0,00

100  92 Kurnia Wapico, PT ############# ############# ############ #############

101  O/D giro 84.253.220,58 84.253.220,58 0,00

102  93 Limajaya Mandala P, PT ############# ############# ############ #############

103  94 Metal Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00

104  95 Marina Konstruksi, PT 12.850.000,00 26.433.333,27 12.850.000,00 26.433.333,27

105  O/D giro 23.520.247,63 0,00 23.520.247,63 0,00

106  96 Patma Karya, CV 0,00 0,00 0,00 0,00

107  97 Pusaka, CV 72.447.202,26 889.071.750,00 72.447.202,26 889.071.750,00

108  98 Probolinggo Sempana A, ############# 0,00 ############ 0,00

109  99 Profita Bangun, PT ############# 0,00 ############ 0,00

110  100 Ringin Anom, PT 0,00 0,00 0,00 0,00

111  101 Surya Sahabat, PT 619.164.797,42 876.569.389,83 ############ ########### ########### 0,00 0,00

112  102 Sinar Kayu Abadi, PT ############# ############# ############ #############

113  103 Santi Trading Co, PT 0,00 0,00 0,00 0,00114  104 Tiga Berlian Motor, CV ############# 0,00 ############ 0,00

115  105 Usaha Bhakti, CV 0,00 0,00 0,00 0,00

116  106 Vitrica Permata M, PT 752.357.693,45 ############# ############ #############

117  107 Wismatama Megah Citra, ############# ############# ############ #############

118  108 Wahana Upaya S,PT 0,00 0,00 0,00 0,00

119  109 Yayasan Pend. Udatin 106.983.332,00 302.801.859,00 6.000.000,00 ############ 302.801.859,00

120  110 Nauval Aziz, Ir/VAM 0,00 0,00 0,00 0,00

121  111 H. Ibrahim Abdullah/VA 0,00 0,00 0,00 0,00

122  112 Kerta Gaya Pusaka, PT/V 0,00 0,00 0,00 0,00

123  113 Soekwito Soeprodjo/AT 84.600.000,00 0,00 84.600.000,00 0,00

124  114 Handoyo Jaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

125  115 Purnawan Hartaya/ATM 51.000.000,00 0,00 51.000.000,00 0,00

126  116 Achyadi/IGM 11.856.380,00 0,00 11.856.380,00 0,00

127  117 Yusri HR/IGM 31.366.200,00 0,00 31.366.200,00 0,00

128  118 Hadi Puspanto/MGM 13.424.175,00 0,00 13.424.175,00 0,00

129  119 Singgih Budiono/MGM 16.999.620,00 0,00 16.999.620,00 0,00

130  120 Lusiana Widjaja/MGM 19.832.890,00 0,00 19.832.890,00 0,00

131  121 Nakano Fangi/MGM 23.799.580,00 0,00 23.799.580,00 0,00

132  122 Budhi Tengadi/MGM 9.968.000,00 0,00 9.968.000,00 0,00

133  123 Tjipto Waskito 377.648,28 0,00 377.648,28 0,00

134  124 P.J. Juniartono 1.000.000,00 0,00 1.000.000,00 0,00

135 125 Sumampouw/UMK 85.000.000,00 0,00 85.000.000,00 0,00136  126 Bukopin 3.800.000,00 0,00 3.800.000,00 0,00

137  127 Karel Widjaja 1.784.500,00 0,00 1.784.500,00 0,00

138  128 Sudjatmiko 2.450.000,00 0,00 2.450.000,00 0,00

 

############# ############# ############ ########### 0,00 0,00 0,00 ########### 0,00 0,00 ############ #############

CARA PEMBAYARAN

Tahun Tunai Set Off Penghapusan Alih Agunan

Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga Pokok Bunga

Tahun 1997 - 19 0,00 0,00 2.813.179.044,22 36.398.452,09 0,00 0,00 0,00 0,00

Tahun 1999 ############ ########### 0,00 0,00 ########### ########### ########### 0,00

 Tahun 2000 ############ ########### 0,00 0,00 ########### ########### 0,00 0,00

 Tahun 2001 25.100.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

 Tahun 2002 32.191.425,00 0,00 0,00 0,00 0,00 ########### 0,00 0,00

 Tahun 2003 ############ ########### 0,00 0,00 0,00 ########### 0,00 0,00

############ ########### 2.813.179.044,22 36.398.452,09 ########### ########### ########### 0,00

C:\SBY\akuntan

Page 410: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 410/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BBM : Bahan Bakar Minyak

BDL : Bank Dalam LikuidasiBI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BNI : Bank Negara Indonesia

BPHTB : Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

BPKB : Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

CG : Corporate Guarantee

DL : Dalam Likuidasi

DPK : Dana Pihak Ketiga

DTR : Dana Talangan Rupiah

HMSP : Hanjaya Mandala SampoernaKAP : Kantor Akuntan Publik

KK : Kesepakatan Kerja

KKB : Kesepakatan Kerja Bersama

KYD : Kewajiban Yang Diberikan

MA-RI : Mahkamah Agung Republik Indonesia

NJOP : Nilai Jual Objek Pajak

OD : Over Draft

PG : Personal Guarantee

PK : Peninjauan Kembali

PP : Peraturan Pemerintah

PPAP : Penyisihan Penghapusan Aktiva ProduktifPPh : Pajak Penghasilan

PPN : Pajak Pertambahan Nilai

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SHGB : Sertifikat Hak Guna Bangunan

SHM : Sertifikat Hak Milik

SP&P : Sidartha Pratidina & Partners

SPI : Sistem Pengendalian Intern

THR : Tunjangan Hari Raya

TPK : Tindak Pidana Korupsi

UU : Undang-Undang

Page 411: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 411/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK DWIPA SEMESTA

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.J/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 412: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 412/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 45. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Objek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 7

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 7

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL) 8

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 10

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 13

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 14

Page 413: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 413/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 14

a. Realisasi Pencairan Aset 14

 b. Pembayaran Kewajiban 17

c. Biaya Operasional 24

d. Sisa Aset 24

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

Page 414: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 414/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 1 dari 24

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK DWIPA SEMESTA (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas

 pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Dwipa Semesta

(Dalam Likuidasi/DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Dwipa Semesta (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal.

Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Di

antaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan

 pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang

secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi PT Bank Dwipa Semesta (DL) dalammelaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan.

Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL

selama periode kerjanya.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang berkaitan dengan PT Bank Dwipa Semesta (DL).

Page 415: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 415/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 2 dari 24

a.  Realisasi Pencairan Aset

Dari nilai aset sebesar Rp126.721.959.415,10 sesuai dengan neraca penutupan pada

tanggal 31 Oktober 1997, realisasi penjualan aktiva tetap adalah sebesar

Rp44.827.049.849,00 termasuk penjualan aset milik pemegang saham, sedangkan

realisasi penagihan kredit adalah sebesar Rp28.423.390.623,77. Terkait hal ini kami

menemukan permasalahan berupa penghapusan piutang yang melebihi batas 25%.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari kewajiban BLBI sebesar Rp110.105.997.131,00 pada tanggal 29 Januari 1999,

telah direalisasikan sebesar Rp6.970.134.589,81 sehingga masih mempunyai kewajiban

BLBI sebesar Rp103.135.862.541,19.

Terkait pembayaran kewajiban, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai

 berikut:

1) 

TL kurang memotong dan menyetorkan PPh Pasal 23 dari tahun 1998 sampaidengan 2004;

2) 

PT Bank Dwipa Semesta (DL) masih memiliki kewajiban tidak tercatat sebesar

Rp110.894.707.850,00.

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp44.088.663.852,11. Terkait dengan hal ini kami tidak menemukan permasalahan

yang material.

d. 

Sisa Aset

 Nilai buku sisa aset per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan Laporan Bulanan yang

disusun PT Bank Dwipa Semesta (DL) adalah sebesar Rp131.550.920.320,26.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

4. 

Saran BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT Bank Dwipa Semesta (DL), BPK-RI menyarankan kepada TL

PT Bank Dwipa Semesta (DL) agar:

a. 

TL mempertanggungjawabkan kepada RUPS atas penghapusan piutang yang melebihi

 batas 25% karena tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

 b. 

Memungut PPh Pasal 23 tahun 1998 sampai dengan 2004 dan menyetorkan ke kas

 Negara sebesar Rp661.652.541,73;

Page 416: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 416/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 3 dari 24

c.  TL mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan adanya kewajiban PT Bank Dwipa

Semesta (DL) yang tidak tercatat.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo 

 NIP. 240000361

Page 417: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 417/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 4 dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Dwipa Semesta (DL) adalah

untuk memastikan dan mengetahui:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Dwipa Semesta (DL)

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset yang akan diserahkan kepada pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT Bank Dwipa Semesta (DL).

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI PT Bank Dwipa Semesta (DL) adalah:

a. 

Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

Page 418: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 418/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 5 dari 24

5.  Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6. 

Obyek Pemeriksaan

PT Bank Dwipa Semesta (DL).

Page 419: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 419/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 6 dari 24

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

PT Bank Dwipa Semesta dilikuidasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

 Nomor 538/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997 tentang Pencabutan Ijin Usaha

PTBank Dwipa Semesta.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) dibentuk berdasarkan Surat Keputusan BI Nomor

30/308/UPB3/Ad33/Rahasia tanggal 2 Desember 1997 dan Akta Kandidat Notaris Marina

Soewana, SH Nomor 7 tanggal 3 Desember 1997. Susunan TL adalah sebagai berikut:

Ketua : Yoga Sugomo

Wakil Ketua : Ignatius Soetardjo

Anggota : Yosef Anton JuwaAnggota : Humprey R. Djemat

Karena Yoga Soegomo meninggal dunia pada tanggal 23 April 2003 dan sejak saat itu

sampai dengan per tanggal 30 April 2005 susunan TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) adalah

sebagai berikut:

Wakil Ketua : Ignatius Soetardjo

Anggota : Yosef Anton Juwa

Anggota : Humprey R. Djemat

Pada tanggal 31 Mei 2005 BI dengan surat Nomor 7/215/DPIP/IAdmP perihal Keanggotaan

TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) menetapkan susunan keanggotaan TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL) menjadi sebagai berikut:

Ketua : Ignatius Soetardjo

Wakil Ketua : Yosef Anton Juwa

Anggota : Humprey R. Djemat

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Edaran BI Nomor

32/9/UPPB tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir pada tanggal 3 Desember

2002, dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 3 Mei 2003. Namun karena kegiatan

likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat diselesaikan seluruhnya,

maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan demikian keberadaan TL

PT Bank Dwipa Semesta (DL) tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku meskipun ada

surat dari BI Nomor 7/215/DPIP/IAdmP perihal Keanggotaan TL PT Bank Dwipa Semesta

(DL).

3. 

Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima oleh PT Bank Dwipa Semesta (DL) pada saat cessie  dari BI

kepada Pemerintah adalah sebesar Rp110.105.997.131,00 dengan rincian sebagai berikut:

Page 420: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 420/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 7 dari 24

dalam rupiah

Saldo Debet : 103.135.862.541,00

Dana Talangan Rupiah : 6.970.134.590,00

Dana Talangan Valas : -

Jumlah : 110.105.997.131,00

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak ada akta pengikatan secara notariil dan tidak ada akta jaminan yang diberikan

sehubungan dengan pemberian BLBI kepada PT Bank Dwipa Semesta (DL).

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

Pengalihan BLBI PT Bank Dwipa Semesta (DL) dari Kewajiban kepada BI menjadi

kewajiban kepada Pemerintah dilakukan dengan Akta Nomor 73 tanggal 22 Februari 1999.

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan tanggal 30 April 2005,

adalah sebagai berikut:

Dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah Kewajiban Pembayaran Sisa

Saldo Debet

Dana Talangan Rupiah

Dana Talangan Valas

103.135.862.541,00

6.970.134.590,00

-

-

6.970.134.590,00

-

103.135.862.541,00

-

-

Jumlah 110.105.997.131,00 6.970.134.590,00 103.135.862.541,00

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang telah dibayar baru mencapai

6,33% dari total kewajiban BLBI.

7. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Posisi Keuangan PT Bank Dwipa Semesta (DL) per tanggal 31 Oktober 1997 sesuai dengan

Laporan Keuangan Bank yang telah diaudit oleh KAP S Mannan, Sumantri dan Rekan

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Keterangan Saldo

AKTIVA

Kas 586.055.075,00

Giro pada Bank Indonesia -

Giro pada Bank Lain 1.992.435.698,85

-/- Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) -Bersih 1.992.435.698,85

Penempatan pada Bank Lain 2.000.000.000,00

-/- PPAP (2.000.000.000,00)

Kredit yang Diberikan 104.084.230.758,46

-/- PPAP (78.349.347.298,82)

Page 421: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 421/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 8 dari 24

dalam rupiah

Keterangan Saldo

Bersih 25.734.883.459,64

Aktiva Tetap Bersih 1.962.698.360,00Aktiva Lain-Lain 375.566.668,44

-/- PPAP -

Bersih 375.566.668,44

Jumlah Aktiva 30.651.639.261,93

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban

Dana Pihak Ketiga 12.067.498.825,83

Kewajiban Segera Lainnya 439.878.696,76

Pinjaman yang Diterima 102.943.921.036,19

Kewajiban Lain-Lain 936.136.295,53

Jumlah Kewajiban 116.387.434.854,31Ekuitas

Modal Saham 10.000.000.000,00

Saldo Laba (Rugi) (95.799.048.362,54)

Surplus (Defisit) 63.252.770,16

Jumlah Ekuitas (85.735.795.592,38)

Kewajiban dan Ekuitas 30.651.639.261,93

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir Likuidasi / NAL)

Posisi Keuangan PT Bank Dwipa Semesta (DL) per tanggal 3 Juni 2003 sesuai dengan

Laporan Auditor Independen S. Mannan, Sumantri & Rekan Atas Penerapan Prosedur yang

disepakati terhadap NAL PT Bank Dwipa Semesta (DL) NomorLAP.041/SM.05A/VIII/2003 tanggal 5 Agustus 2003 adalah sebagai berikut:

dalam juta rupiah

Neraca Akhir Likudasi

Nilai Buku/Saldo Nilai Realisasi

Keterangan

AKTIVA

1. Kas - -

2. Antar Bank Aktiva

a. Giro - -

 b. Tabungan - -

c. Deposito 25.250,00 25.250,003. Kredit yang Diberikan 77.849,43 2.122,27

Cadangan Penghapusan Kredit - -

4. Bunga yang Masih Harus Diterima 1.742,90 107,22

5. Aktiva Tetap dan Inventaris 961,62 -

Akumulasi Penyusutan (792,71) -

Page 422: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 422/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 9 dari 24

dalam juta rupiah

Neraca Akhir Likudasi

Nilai Buku/Saldo Nilai Realisasi

Keterangan

6. Rupa-rupa Aktiva 11.747,94 181,93

7. Selisih Intern - -

8. Selisih Inventaris Pembukuan - -

Jumlah Aktiva 116.759,18 27.661,42

PASIVA

1. Dana Pihak Ketiga

a. Giro

-Pihak Terkait 722,06 722,06 Jenis terkait diketahui

 belakangan

-Bukan Pihak Terkait 24,89 24,89

 b. Tabungan

-Pihak Terkait 5,56 5,56 Jenis terkait diketahui belakangan

-Bukan Pihak Terkait 62,56 62,56

c. Deposito

-Pihak Terkait - -

-Bukan Pihak Terkait - -

2. Kewajiban Segera Lainnya - -

3. Antar Bank Pasiva

a. Giro 0,77 0,77

 b. Tabungan - -

c. Deposito 2.000 2.000

4. Kewajiban Kepada Pemerintah 103.135,86 103.135,86 Pengalihan dari BI

5. Kewajiban Kepada BI - - Dialihkan kepada

Pemerintah

6. Bunga YMH Dibayar 11,11 11,11

7. Rupa-Rupa Pasiva - -

8. Kewajiban Lain-Lain - -

9. Modal 10.000 10.000

10. Laba/(Rugi) Ditahan - -

11. Laba/(Rugi) Tahun Lalu (s.d

Awal Likuidasi)

2.747,41 2.747,41

12. Laba/(Rugi) Tahun Berjalan

(Selama Likuidasi)

(1.951,04) (91.048,80)

13. Selisih Inventarisasi Pembukuan - -

Jumlah Pasiva 116.759,18 27.661,42

Berdasarkan Surat BI Nomor 7/49/DPIP/IadmP tanggal 28 April 2005 perihal Neraca Akhir

Likuidasi, NAL tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan pertanggungjawaban TL PT

Bank Dwipa Semesta (DL) pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Page 423: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 423/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 10 dari 24

9. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Keuangan TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) per tanggal 30 April 2005 yang

merupakan data intern bank yang belum diaudit oleh Kantor Akuntan Publik adalah sebagai

 berikut:

dalam rupiah

Keterangan Saldo

AKTIVA

Kas 0,00

Kas Kecil 43.860.650,00

BNI - BI qq. Nasabah Ex BDL 87.451.829,00

Giro pada Bank Lain 0,00

Giro BNI 46 560.339.960,00

Deposito Berjangka pada BDL Lain 2.000.000.000,00

Deposito Berjangka - BNI 46 31.000.000.000,00Pinjaman Diberikan 76.993.107.118,07

Aktiva Tetap dan Inventaris (NET) 3.838.202.565,50

Rupa-rupa Aktiva 7.741.766.114,22

Penjualan Aset Bambang Samiyono (41.233.583.955,00)

Setoran Jaminan 8.000.000,00

Unrecorded 192.000.000,00

Pengeluaran Tunai 45.625.819.278,34

Penghapusan Pinjaman 4.554.708.065,13

Biaya Rupa-Rupa 139.248.695,00

Total Aktiva 131.550.920.320,26

PASIVAGiro 746.953.434,94

Tabungan 68.125.184,11

Deposito 0,00

Cek Outstanding   1.000.761,46

Rupa-Rupa Kewajiban Segera 287.305.958,35

Pajak kepada Pemerintah Pusat 0,00

Biaya yang Masih Harus Dibayar 3.305.000,00

ABP – Giro 771.252,99

ABP - Deposito Berjangka 2.000.000.000,00

Bank Indonesia 103.135.862.541,06

Dana Talangan Bank Indonesia (10,19)

Bunga yang Masih Harus Dibayar 86.183.933,58

Rupa-Rupa Pasiva 653.982.078,00

Kewajiban Lain-Lainnya 936.081.847,53

Modal 10.000.000.000,00

Page 424: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 424/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 11 dari 24

dalam rupiah

Keterangan Saldo

Cadangan 0,00

Laba/Rugi Tahun Lalu 2.534.809.908,83

Laba/Rugi Tahun Berjalan (3.043.091.285,66)

Penerimaan 14.139.629.715,26

Total Pasiva 131.550.920.320,26

Page 425: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 425/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 12 dari 24

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring   pada PT Bank Dwipa Semesta (DL)

menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam

uraian berikut:

a. Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Dwipa Semesta (DL) tidak dapat diandalkan, karena setiap

unsur manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, TL pada akhir masa tugas bertanggung jawab

kepada RUPS. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harusmenyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan

 pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap

hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Dwipa Semesta (DL), mengingat nilai kewajiban PT Bank Dwipa Semesta (DL)

kepada Pemerintah berupa Saldo Debet dan Dana Talangan Rupiah lebih besar dari

harta yang ada. Di samping itu, saat ini PT Bank Dwipa Semesta (DL) juga sedang

menghadapi tuntutan dari kreditur yang merasa memiliki piutang ke PT Bank Dwipa

Semesta (DL) tetapi atas simpanan tersebut tidak tercatat dalam Laporan Keuangan

Penutupan PT Bank Dwipa Semesta (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada. Dengan kondisi ini, TL kurang

memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan

negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan

negara. Akan tetapi dengan tidak jelasnya ketentuan yang ada, masih besar pengaruh

 pemegang saham utama terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat

mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta BDL kepada Negara.

Page 426: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 426/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 13 dari 24

b. Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank

Dwipa Semesta (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Pihak BI selama ini

hanya memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran ke negara dari PT Bank Dwipa

Semesta (DL).

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Untuk kegiatan pencairan aset di PT Bank Dwipa Semesta (DL) selain kegiatan

 pencairan aset bank dan jaminan yang diambil alih juga terdapat pencairan aset milik

 pemegang saham baik yang diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham

maupun aset yang berhasil disita dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL

dilakukan penyitaan dan dilakukan penjualan melalui proses lelang pengadilan.

Pengurusan aset milik pemegang saham yang diambil alih tersebut dilakukan denganmenggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL), juga terdapat ketidakjelasan mengenai masa kerja TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL). Sesuai dengan ketentuan yang ada masa kerja TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL) adalah 5 (lima) tahun sejak terbentuknya TL ditambah dengan 6 (enam)

 bulan. Pada akhir masa tugasnya TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan

 persetujuan ke BI sebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL. Tetapi sampai

dengan 5 (lima) tahun masa kerja TL dan telah disusun NAL belum ada persetujuan dari

BI mengenai pelaksanaan RUPS dan sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada

kejelasan mengenai status TL, walaupun masa kerja TL sudah berakhir.

Audit yang selama ini dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap TLadalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan

untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan TL.

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL-BDL adalah saat audit investigasi BLBI di

tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL.

Page 427: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 427/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 14 dari 24

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK–RI yang terakhir di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehinggatidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a. Realisasi Pencairan Aset

Sesuai dengan tugas pokok TL yang diatur dalam Peraturan Pemerintah yaitu untuk

membayar kewajiban dan melakukan pencairan aset baik melalui penagihan kredit

maupun penjualan harta tetap dan inventaris bank. Pencairan Aset yang telah dilakukan

oleh TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) dari tahun 1998 sampai dengan 30 April 2005

adalah sebesar Rp73.250.440.472,77 dengan rincian sebagai berikut:

1)  Penagihan Kredit

Penerimaan dari penagihan kredit termasuk penerimaan pinjaman sindikasi,

 penjualan agunan yang diambil alih dan penerimaan bunga pinjaman sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp28.423.390.623,77, dengan rincian

sebagai berikut:

dalam rupiah

Keterangan Nilai

1. Penerimaan dari Pihak Terkait : 3.662.148.185,28

2. Penerimaan dari Pihak Tidak Terkait : 15.330.075.437,49

3. Penjualan Agunan yang Diambil Alih : 1.829.932.734,87

4. Penerimaan Bunga Pinjaman : 1.431.620.898,13

5. Penerimaan Pinjaman Sindikasi : 6.169.613.422,00

Jumlah : 28.423.390.677,77

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit yang dilakukan oleh TL PT Bank

Dwipa Semesta (DL) terdapat temuan sebagai berikut:

Temuan - Terdapat Penghapusan Piutang Lebih Dari 25%

Sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB tanggal 14 Mei

1999 perihal Tata Cara Pencabutan Ijin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank

Umum disebutkan bahwa salah satu wewenang TL adalah melakukan perundingan

dan tindakan lainnya dalam rangka penjualan harta kekayaan dan penagihan

terhadap para debitur.

TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) dalam tugasnya telah mengupayakan penagihankepada debitur dan selama tahun 2000- 2003 telah memberikan discount  lebih dari

25% kepada beberapa debitur dengan rincian sebagai berikut:

Page 428: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 428/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 15 dari 24

dalam rupiah

Outstanding PinjamanNo Nama Debitur

Baki Debet Tunggakan Bunga

Pembayaran Penghapusan

(Discount)

% Tanggal

Pelunasan

1 2 3 4 5 6=3-5 7=6:3 8

1PT Bali Perkasa

Sukses1.998.394.615,38 1.761.976.664,30 713.547.998,00 1.284.846.617,38 64% 27/05/2003

2PT Citra Raja

Harun300.000.000,00 27.911.815,28 211.000.000,00 89.000.000.00,00 30% 19/09/2002

  Jumlah 2.298.394.615,38 1.789.888.479,58 924.547.998,00 1.373.846.617,38

Pemberian discount /penghapusan lebih dari 25% tersebut tidak sesuai dengan

 pedoman kerja TL tanggal 8 Agustus 2000.

Hal ini disebabkan TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) tidak memperhatikan

 pedoman di atas dan lebih mengutamakan pertimbangan ekonomis dalam

melakukan penagihan kredit.

Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya potensi pengembalian BLBI sebesar

Rp1.373.846.617,38.

Tanggapan - TL memberikan tanggapan sebagai berikut:

a)  PT Bali Perkasa Sukses

(1) 

Saat penutupan bank, saldo debitur ini tercatat sebesar Rp1.998.394.615,38

dengan status macet, dan secara tidak langsung sumber dana pemberian

kreditnya berasal dari deposito Bank Andromeda yang ditempatkan di PT

Bank Dwipa Semesta (DL) sebesar Rp2.000.000.000,00, yang juga masih

tercantum dalam neraca PT Bank Dwipa Semesta (DL). Kredit ini

merupakan kredit sindikasi yang dipimpin oleh Bank Bumi Daya pada

waktu dikucurkan;

(2) 

TL PT Bank Dwipa Semesta (DL), PT Bank Andromeda dan PT Bank

Astria Raya kemudian sepakat untuk menjual bagiannya melalui lelang,

yang dikoordinasikan oleh TL PT Bank Andromeda dengan hasil lelang

sebesar Rp236.417.951,00 dan disetorkan ke rekening TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL) sebagai penyelesaian atas seluruh tagihan TL kepada PT Bali

Perkasa Sukses. Hingga saat ini tidak dilakukan pembayaran atas Deposito

PT Bank Andromeda sebesar Rp2.000.000.000,00 yang sesungguhnya

merupakan sumber dana pengucuran kredit kepda PT Bali Perkasa Sukses.

 b) 

Citra Raja Harun

(1) 

Jaminan yang diserahkan kepada bank tidak dapat diikat sempurna secara

hukum dengan pemasangan hak tanggungan, yang mengakibatkan bila TL

melakukan langkah hukum akan memerlukan biaya yang besar dan waktu

yang cukup lama;

Page 429: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 429/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 16 dari 24

(2)  Jaminan tidak memiliki nilai ekonomis yang cukup besar untuk menutup

seluruh kewajibannya kepada BDL, dengan NJOP sekitar Rp40.000.000,00

dan nilai pasar menurut keterangan Kepala Desa sekitar Rp100.000.000,00;

(3) 

Debitur memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya tanpa

 protes hukum dengan membayar sebesar Rp211.000.000,00 atau 70,33%

dari hutang pokok. TL memandang penyelesaian ini adalah penyelesaian

yang paling ekonomis dan menguntungkan bagi BDL.

Saran  – BPK-RI menyarankan agar TL mempertanggungjawabkan kepada RUPS

atas penghapusan piutang yang melebihi batas 25% karena tidak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

2)  Penjualan Aset

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 penerimaan yang diperoleh dari penjualan

aset adalah sebesar Rp44.827.049.849,00 yang terdiri dari penjualan harta tetap daninventaris sebesar Rp3.593.465.894,00 dan penjualan aset pemegang saham sebesar

Rp41.233.583.955,00. Penerimaan dari pertanggungjawaban pribadi pengurus/

 pemegang saham ini diperoleh dari hasil lelang aset yang diserahkan oleh saudara

dari pemegang saham atau dari penyitaan aset-aset pemegang saham baik yang atas

nama pemegang saham maupun nama orang lain yang dipinjam oleh pemegang

saham. Atas aset-aset yang berhasil disita dari pemegang saham dikelompokkan

dalam empat kategori, yaitu: aset yang telah dijual, aset yang sedang dalam proses

lelang, aset yang telah diletakkan sitanya dan sedang menghadapi gugatan, dan aset

yang sedang dalam proses penyitaan.

Dari hasil pemeriksaan atas penjualan aktiva tetap dan inventaris yang dilakukan

TL PT Bank Dwipa Semesta (DL), kami tidak menemukan permasalahan yang

cukup material.

3)  Penerimaan Lainnya

Selain penerimaan dari penagihan kredit dan penjualan aset TL juga memperoleh

 penerimaan lain yang berasal dari penerimaan bunga dan lainnya. Sampai dengan

tanggal 30 April 2005 penerimaan bunga dan penerimaan lainnya dari commitment

 fee  dan lainnya sebesar Rp13.179.426.102,88 dengan rincian penerimaan bunga

sebesar Rp13.125.787.793,05, commitment fee  sebesar Rp10.982.115 dan lainnya

sebesar Rp42.656.194,83.

b. Pembayaran Kewajiban

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh

TL adalah pembayaran Dana Talangan Tahap I dan II kepada Pemerintah, yaitu sebesar

Rp6.970.134.600,00. Sedangkan untuk pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga atas

Dana Pihak Ketiga dibayar dengan dana yang berasal dari Dana Talangan Pemerintah. 

Page 430: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 430/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 17 dari 24

Di samping pembayaran kewajiban tersebut terdapat pembayaran kepada deposan

unrecorded   sebesar Rp40.000.000,00 dengan Dana Talangan Tahap I dan sebesar

Rp152.000.000,00 dengan Dana Talangan Tahap II.

Dari hasil pemeriksaan atas penggunaan dana yang diperoleh TL baik yang berasal dari

Dana Talangan Pemerintah maupun dana yang diperoleh dari pencairan aset diperoleh

temuan sebagai berikut:

1)  

Temuan - TL Kur ang Memotong dan Menyetorkan PPH Pasal 23 dari

Tahun 1998 Sampai Dengan 2004

Sesuai dengan surat dari Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Peraturan

Perpajakan Nomor S-265/Pj.313/2005 Tahun 2005 kepada TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL) disebutkan bahwa meskipun ijin usaha PT Bank Dwipa Semesta

(DL) telah dicabut dan diharuskan untuk dilikuidasi, selama proses likuidasi

tersebut belum selesai, PT Bank Dwipa Semesta (DL) tetap berstatus sebagai

 badan hukum bank sampai dengan tanggal diumumkan berakhirnya likuidasi.Selain itu status PT Bank Dwipa Semesta (DL) dalam administrasi Direktorat

Jenderal Pajak tetap merupakan wajib pajak bank, sehingga tetap tunduk pada

Peraturan Perpajakan yang berlaku bagi wajib pajak bank dan tetap harus

melaksanakan kewajibannya sampai dengan proses likuidasi tersebut selesai

dan NPWP PT Bank Dwipa Semesta (DL) dicabut.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaiman telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun

2000, antara lain diatur bahwa:

(1) 

Pasal 2 ayat (3) huruf b, yang dimaksud dengan subyek pajak dalam negeri

antara lain adalah badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia;

(2) 

Pasal 2 ayat (2), kewajiban pajak subyektif badan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 ayat (3) huruf b dimulai pada saat badan tersebut didirikan

atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan

atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia;

(3)  Pasal 4 ayat (2), atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-

tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di

 bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau

 bangunan serta penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur

dengan Peraturan Pemerintah;

(4) 

Pasal 23 ayat (1) atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan

dalam bentuk apapun yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah,subyek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha

tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak

dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib

membayarkan:

Page 431: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 431/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 18 dari 24

(a)  Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:

-  Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g;

-  Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f;

-  Royalti;

-  Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) huruf e.

(b)  Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto dan bersifat final

atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi;

(c)  Sebesar 15% (lima belas persen) dari perkiraan penghasilan neto atas:

-  Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

-  Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa

konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah

dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Sesuai dengan ketentuan di atas maka PT Bank Dwipa Semesta (DL)seharusnya masih memotong Pajak Penghasilan atas imbalan jasa konsultan

atas  fee  pengacara yang telah dibayarkan sesuai dengan Pasal 23 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000.

Selain itu dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 tentang

likuidasi dalam Pasal 17 juga mengatur bahwa pembayaran kewajiban kepada

 para kreditur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan setelah

dikurangi dengan gaji pegawai yang terutang, biaya perkara di pengadilan,

 biaya lelang yang terutang, pajak yang terutang berupa pajak bank dan pajak

yang dipungut oleh bank selaku pemotong atau pemungut pajak, dan biaya

kantor. Sehingga sesuai dengan bunyi pasal tersebut kewajiban pajak kepada

Pemerintah diutamakan dalam pembayaran.

Selama tahun 1998 sampai dengan tahun 2004, PT Bank Dwipa Semesta (DL)

telah membayar  fee/jasa pengacara sebesar Rp11.949.242.543,00 

dengan

rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No. Keterangan Jumlah

1. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 1998 259.190.000,00

2. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 1999 70.758.494,00

3. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 2000 2.250.648.140,00

4. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 2001 4.824.396.600,00

5. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 2002 1.432.214.500,00

6. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 2003 1.595.795.940,00

7. Pembayaran Jasa Konsultan Hukum Tahun 2004 1.516.238.869,00

Jumlah 11.949.242.543,00

Page 432: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 432/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 19 dari 24

Sesuai dengan surat dari Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Peraturan

Perpajakan Nomor S-265/Pj.313/2005 tahun 2005 kepada TL PT Bank Dwipa

Semesta (DL) disebutkan bahwa meskipun ijin usaha PT Bank Dwipa Semesta

(DL) telah dicabut dan diharuskan untuk dilikuidasi, selama proses likuidasitersebut belum selesai, PT Bank Dwipa Semesta (DL) tetap berstatus sebagai

 badan hukum bank sampai dengan tanggal diumumkan berakhirnya likuidasi.

Selain itu status PT Bank Dwipa Semesta (DL) dalam administrasi Direktorat

Jenderal Pajak tetap merupakan wajib pajak bank, sehingga tetap tunduk pada

 peraturan perpajakan yang berlaku bagi wajib pajak bank dan tetap harus

melaksanakan kewajibannya sampai dengan proses likuidasi tersebut selesai

dan NPWP PT Bank Dwipa Semesta (DL) dicabut.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas jasa konsultan hukum tersebut harus

dipotong dan disetor ke kas negara PPh Pasal 23 sebesar 7,5%. Rincian pajak

yang harus dipungut dan disetor selama periode 1998 sampai dengan 2004

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Keterangan Jumlah JasaPajak

Terutang

1 Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 1998 259.190.000,00 19.439.250,00

2 Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 1999 70.758.494,00 5.306.887,05

3 Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 2000 2.250.648.140,00 168.798.610,50

4 Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 2001 4.824.396.600,00 361.829.745,00

5 Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 2002 1.432.214.500,00 107.416.087,50

6 Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 2003 1.595.795.940,00 119.684.695,50

7Pembayaran Jasa Konsultan Hukum 2004 1.516.238.869,00 113.717.915,18Jumlah 11.949.242.543,00 896.193.190,73

Jumlah yang seharusnya dipotong dan disetor adalah sebesar Rp661.652.541,73

yaitu jumlah pajak yang harus diperhitungkan selama periode 1998-2004

sebesar Rp896.193.190,73 dikurangi pajak yang telah disetor selama periode

tersebut sebesar Rp234.540.649,00. 

Hal ini disebabkan ada keraguan Tim Likidasi PT Bank Dwipa Semesta

terhadap status Bank Dalam Likuidasi (BDL) yang tetap tunduk pada peraturan

 perpajakan yang berlaku.

Kondisi ini mengakibatkan tertundanya penerimaan negara dari pajak sebesar

Rp661.652.541,73.

Kami menyarankan kepada TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) agar

menyetorkan kekurangan PPh Pasal 23 tersebut.

Page 433: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 433/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 20 dari 24

Tanggapan - TL memberikan tanggapan sebagai berikut :

(1) 

Selama tahun 1998 sampai dengan 2004 TL memang tidak melakukan

 pemotongan dan penyetoran atas kewajiban pajak PPh Pasal 23 atas  fee 

yang dibayarkan kepada pengacara karena keraguan TL atas status BDL

setelah likuidasi dilakukan. Namun setelah menerima surat dari Direktorat

Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa status BDL tetap sebagai bank

sampai proses likuidasi selesai, TL telah melakukan pemotongan dan

 penyetoran atas PPh Pasal 23 yang dibayarkan kepada pihak ketiga yaitu

terhitung sejak tahun 2005;

(2) 

TL akan membayar kewajiban pajak selama tahun 1998 sampai dengan

2004 sebagaimana dimaksud sesuai dengan perhitungan pemeriksa di atas.

Saran  – BPK-RI menyarankan agar TL memungut PPh Pasal 23 tahun 1998

sampai dengan 2004 dan menyetorkan ke kas negara sebesar Rp661.652.541,73;

2)  

Temuan - PT Bank Dwipa Semesta (DL ) Masih Memil iki Kewajiban Tidak

Tercatat Sebesar Rp110.894.707.850,00

Dari hasil pemeriksaan kami atas kewajiban yang dimiliki PT Bank Dwipa

Semesta (DL) diketahui bahwa sampai dengan tanggal 30 April 2005 PT Bank

Dwipa Semesta (DL) masih memiliki kewajiban yang tidak tercatat dalam

Laporan Keuangan Penutupan maupun Verifikasi sebesar

Rp110.894.707.850,00 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No Jenis Kewajiban Jumlah

Nasabah

Nilai

Nominal

1 Deposito Berjangka NCD 12 98.527.000.000,00

2 Bank Garansi 1 2.223.707.850,00

(USD787.000,00)

3 Commercial Paper  yang Diaval 6 10.144.000.000,00

  Jumlah 110.894.707.850,00

Rincian pemilik deposito berjangka tersebut adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Nama Pemilik Nilai Nominal

1 Emil Sanif Tarigan 100.000.000,00

2 Ny. Retno Damayanti Pramono 1.000.000.000,00

3 Tatang Sidharta 16.850.000.000,00

4 Tee Suprapto 20.177.000.000,00

5 Drs. Satya Widjaja (Lili) 1.000.000.000,00

6 Bank BEPEDE Indonesia 1.000.000.000,00

7 Rufinus Hutauruk (Via R., Hotmaulana, Andrey &

Partners)

5.000.000.000,00

Page 434: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 434/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 21 dari 24

dalam rupiah

No Nama Pemilik Nilai Nominal

8 Andreas Budi Tjandra 400.000.000,00

9 PT ASABRI (Persero) 2.000.000.000,00

10 DAPEN PERUM ASABRI 51.000.000.000,00

  Jumlah 98.527.000.000,00

Atas adanya deposito unrecorded   tersebut dapat dikemukakan hal-hal sebagai

 berikut:

(1)  Sampai dengan tanggal 1 Juli 2005 atas deposito unrecorded tersebut

 belum dibayar oleh TL PT Bank Dwipa Semesta (DL). Karena sengketa

deposito unrecorded   tidak dapat terselesaikan sesuai keinginan para

 pemegang deposito unrecorded , maka mereka telah mengajukan gugatan ke

Menteri Keuangan, BI dan PT Bank Dwipa Semesta (DL) selaku para

tergugat, melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang terdaftar dengan Nomor Perkara 76/Pdt.G/1999/PN.Jkt.Pst;

(2) 

Bahwa terhadap gugatan para penggugat (pemegang deposito unrecorded)

tersebut berturut-turut terbitlah putusan sebagai berikut:

(a)  Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 7 Oktober 1999

 Nomor 76/Pdt.G/1999/PN Jakarta Pusat, amar putusannya antara lain:

-  Menyatakan deposito para Penggugat adalah tercatat dengan segala

akibat hukumnya;

-  Menghukum para Tergugat untuk melakukan

 pembayaran/pencairan deposito dan bunganya.

(b) 

Putusan Pengadilan Tinggi DKI tanggal 25 Juli 2000 Nomor

354/Pdt/2000/PT DKI, amar putusannya antara lain:

-  Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang

dimohonkan banding;

-  Menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya.

(c)  Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 28 Juni 2001 Nomor

1629K/Pdt/2001, amar putusannya antara lain:

-  Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi DKI tanggal 25 Juli 2000

 Nomor 354/Pdt/2000/PT DKI;

-  Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

-  Menyatakan sah dan surat berharga deposito milik Penggugat untuk

dibayar;

- Menghukum para Tergugat untuk mencairkan deposito pokok dan

 bunganya.

(d) 

Putusan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan para Tergugat,

tanggal 9 Desember 2003 Nomor 01PK/Pdt/2003, amar putusannya:

Page 435: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 435/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 22 dari 24

-  Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari para Pemohon

Peninjauan Kembali: 1. TL PT Bank Dwipa Semesta (DL), 2.

Pemerintah Republik Indonesia cq. Menteri Keuangan, 3. Gubernur

BI;-  Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 28 Juni 2001

 Nomor 1629 K/Pdt/2001.

Atas deposito tersebut beberapa deposan telah meminta pembayaran dengan

menggunakan konsultan hukum Lucas, S.H dan Partner melalui surat Nomor

199/LP/LT/XII/2004 dan Nomor 008/LP/LT/1/2005 masing-masing tanggal 9

Desember 2004 dan tanggal 14 Januari 2005.

Atas hal tersebut PT Bank Dwipa Semesta (DL) telah mengirim surat ke BI

tanggal 1 Juli 2005 untuk meminta arahan dan penegasan untuk penyelesaian

masalah unrecorded   deposito tersebut dan memberikan beberapa alternatif

 penyelesaian. Tetapi sampai dengan saat pemeriksaan berakhir PT Bank Dwipa

Semesta (DL) belum memperoleh jawaban atas surat tersebut.

Sehubungan dengan adanya tuntutan dari pemegang sertifikat deposito yang

tidak tercatat dalam daftar kewajiban bank terhadap harta hasil pencairan aset

milik bank dan pemegang saham dapat mempengaruhi jumlah aset yang akan

diterima oleh Pemerintah sebagai pembayaran kewajiban BLBI PT Bank Dwipa

Semesta (DL) kepada Pemerintah.

Tanggapan - TL memberikan tanggapan sebagai berikut:

(1) 

Pada saat ijin usaha bank dicabut dan neraca penutupan dibuat per tanggal

31 Oktober 1997, seluruh tagihan sebagai mana tersebut dalam

 pemeriksaan tidak tercatat dalam pembukuan bank (unrecorded ). Sebagai

konsekuensinya, kepada yang bersangkutan tidak diberikan dana talangan;

(2) 

Pihak-pihak yang kemudian mencatatkan diri sebagai kreditur sebagaimana

dimaksud, mengajukan gugatan untuk memperoleh pembayaran ke

Pengadilan Negeri dengan tergugat Departemen Keuangan, BI, dan TL PT.

Bank Dwipa Semesta (DL);

(3) 

Tidak tercatatnya tagihan mereka merupakan akibat dari perbuatan

melawan hukum yang dilakukan oleh pemegang saham mayoritas bank dan

 beberapa pengurus bank yang telah diproses dan diputus hukumannya oleh

 pengadilan;

(4) 

Atas perkara dimaksud telah keluar putusan Peninjauan Kembali yang telah

memiliki kekuatan hukum tetap dengan amar putusan mengabulkan

 permohonan peninjauan kembali para tergugat dan membatalkan putusan

Mahkamah Agung RI;

(5) 

Sebagian dari deposan mengajukan gugatan baru terhadap TL;

Page 436: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 436/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Dwipa Semesta (DL) Halaman 23 dari 24

(6)  Adanya gugatan sebagaimana dimaksud, merupakan salah satu

 pertimbangan mengapa TL hingga saat ini belum melakukan pembayaran

terhadap saldo debet kepada BI;

(7) 

TL telah mengirimkan surat ke BI tanggal 1 Juli 2005 untuk meminta

arahan dan penegasan mengenai penyelesaian deposan unrecorded  

sebagaimana tersebut diatas, yang hingga tanggal hari ini belum

memperoleh jawaban.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan

adanya kewajiban PT Bank Dwipa Semesta (DL) yang tidak tercatat.

c. 

Biaya Operasional

Pengeluaran biaya operasional yang dilakukan PT Bank Dwipa Semesta (DL) sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sejumlah Rp44.088.663.852,11 yang terdiri dari

 biaya tenaga kerja sebesar Rp8.737.250.341,11, biaya honor dan atau  success fee TLsebesar Rp474.532.000,00, biaya penagihan kredit sebesar Rp50.000.000,00, biaya

akuntan sebesar Rp609.632.100,00, biaya pengacara sebesar Rp24.096.711.450,00,

 biaya sewa sebesar Rp945.860.000,00 dan biaya lainnya sebesar Rp9.174.677.961,00

Dari hasil audit atas biaya operasional bank,tidak ditemukan permasalahan material.

d. 

Sisa Aset

Sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh TL PT Bank Dwipa Semesta (DL) posisi

aset PT Bank Dwipa Semesta (DL) per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan nilai buku

aset yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

dalam rupiahKeterangan Saldo

AKTIVA

Kas 0,00

Kas Kecil 43.860.650,00

BNI - BI QQ Nasabah Ex BDL 87.451.829,00

Giro Pada Bank Lain 0,00

Giro BNI 46 560.339.960,00

Deposito Berjangka pada BDL Lain 2.000.000.000,00

Page 437: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 437/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank IndonesiaBLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BNI : Bank Negara Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

DL : Dalam Likuidasi

KAP : Kantor Akuntan Publik

NAL : Neraca Akhir Likuidasi

NJOP : Nilai Jual Objek Pajak

PPAP : Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

PPh : Pajak Penghasilan

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SPI : Sistem Pengendalian InternTL : Tim Likuidasi

TPK : Tindak Pidana Korupsi

NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak

Page 438: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 438/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK ASTRIA RAYA

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.K/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 439: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 439/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status Bank Dalam Likuidasi 6

2. Pembentukan Caretaker dan Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 8

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 8

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan PT Bank Astria Raya (DL) Per Tanggal 31

Oktober 1997 8

8. Posisi Keuangan PT Bank Astria Raya (DL) Per Tanggal 18 Juni

2003 10

9. Posisi Keuangan PT Bank Astria Raya (DL) Per Tanggal 30 April

2005 12

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 15

1. Sistem Pengendalian Intern 15

a. Lingkungan Pengendalian 15

Page 440: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 440/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

 b. Pengendalian Pengamanan 15

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 16

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 16

a. Realisasi Pencairan Aset 16

 b. Pembayaran Kewajiban 18

c. Biaya Operasional 19

d. Sisa Aset 20

DAFTAR SINGKATAN

LAMPIRAN

I. Penjualan Inventaris dan Kendaraan Kantor Di Bawah Nilai Buku

Page 441: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 441/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 1 dari 16

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK ASTRIA RAYA (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Astria Raya (Dalam Likuidasi/DL)

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Astria Raya (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal.

Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Diantaranya

 posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan pengelola yaitu

Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif menjadi

 pengawas dan regulator   bagi BDL dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia

(BI) maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap

akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya operasional),

sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal yang berkaitan dengan PT

Bank Astria Raya (DL).

a. 

Realisasi Pencairan Aset

Dari jumlah aset PT Astria Raya (DL) per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp749.363.777.280,00, telah direalisasikan pencairan aset oleh TL sampai dengan tanggal

30 April 2005 sebesar Rp228.020.293.569,00, yang terdiri atas realisasi penagihan kredit

Page 442: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 442/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 2 dari 16

sebesar Rp202.631.474.759,00 dan penjualan aktiva tetap sebesar Rp25.388.818.810,00.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah sebesar Rp578.918.260.699,00, realisasi

 pembayaran kewajiban masing-masing adalah untuk Dana Talangan Rupiah sebesarRp121.949.000.000,00 (100%), dan untuk Saldo Debet yaitu Rp456.969.260.699,00

 belum dilakukan pembayaran (0%). Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan

terkait dengan pembayaran kewajiban.

c.  Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sejak tanggal 1 November 1997 sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp44.515.717.654,00. Terkait hal ini, kami

tidak menemukan permasalahan.

d.  Sisa Aset

 Nilai buku per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik

(KAP) Hadori & Rekan adalah sebesar Rp68.136.922.279,00 dengan nilai realisasi sebesarRp91.854.447.936,00. Bila dibandingkan dengan saldo debet yang belum dilunasi sebesar

Rp456.969.260.699,00, maka potensi pengembaliannya adalah sebesar 14,91% dari nilai

 bukunya dan 20,10% dari nilai realisasinya. Terkait dengan hal ini kami tidak menemukan

 permasalahan.

4.  Saran BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT Bank Astria Raya (DL), BPK–RI tidak memberikan saran.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo

 NIP. 240000361

Page 443: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 443/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 3 dari 16

BAB I

PENDAHULUAN 

1.  Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Astria Raya (DL) adalah

sebagai berikut:

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara.

2. 

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Astria Raya (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a.  Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Astria Raya (DL) sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban BDL.

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Astria Raya (DL) adalah:

a. 

Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset tersebut

termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c. 

Melakukan pengujian dengan mengambil sampling transaksi penagihan dan penjualan aset

serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan aset

dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

Page 444: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 444/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 4 dari 16

5.  Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni 2005 sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Astria Raya (DL).

Page 445: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 445/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 5 dari 16

BAB II

GAMBARAN UMUM

1.  Penetapan Status Bank Dalam Likuidasi

PT Bank Astria Raya dicabut ijin usahanya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan

 Nomor 527/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997 dan terhitung ditetapkannya keputusan

tersebut PT Bank Astria Raya wajib menutup seluruh kantor-kantornya untuk umum dan

menghentikan segala kegiatan usahanya. Pencabutan ijin usaha dilakukan berdasarkan usulan

Bank Indonesia Nomor 30/68/DIR/UPB2/Rhs tanggal 31 Oktober 1997.

Pelaksanaan Pembubaran (Likuidasi) Bank didasarkan pada keputusan rapat umum pemegang

saham (RUPS) yang dituangkan di dalam Akta Notaris Ny. Maria Andriani Kidarsa, S.H.

 Nomor 106 Tanggal 18 Desember 1997.

2. 

Pembentukan Caretaker   dan Tim Likuidasi

Caretaker   PT Bank Astria Raya (DL) dibentuk dengan Keputusan Direksi BI

 Nomor 30/119/KEP/DIR tanggal 1 November 1997 dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Drs. Ady Soenaryo

Wakil Ketua : Drs. Agus Widjaya Adi Sasmita

Anggota : Adventus Hermawan Wibowo

Tugas pokok Caretaker   antara lain adalah melakukan dan atau memberikan kuasa kepada

 pihak ketiga untuk melaksanakan verifikasi atas simpanan nasabah penyimpan dana, yang

selanjutnya diikuti dengan pembayaran berdasarkan hasil verifikasi dan ketentuan pembayaran

yang ditetapkan Bank Indonesia serta melakukan verifikasi atas aset dan kewajiban bank

sesuai dengan pembukuan atau administrasi bank, termasuk barang jaminan yang dikuasai

 bank, dan mengambil tindakan lain yang dianggap perlu dalam rangka mengamankan aset

 bank.

TL dibentuk berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Luar Biasa Para Pemegang Saham PT Bank

Astria Raya (DL) Nomor 106 tanggal 18 Desember 1997 yang dibuat oleh Notaris Maria

Andriani Kidarsa, S.H. dengan susunan sebagai berikut:

Ketua Tim : Drs. Ady Soenaryo

Anggota Tim : Adventus Hermawan Wibowo

Prof. Dr. Erman Radjagukguk

Youdy Lao Tambuwun

Susunan TL mengalami beberapa kali perubahan, mulai dengan Akta Hasanal Yani Ali Amin,

S.H. Nomor 17 tanggal 13 Agustus 1998, dan terakhir melalui surat BI Nomor

31/1655/UPPB/Ad.P tanggal 19 Maret 1999 dengan susunan tim sebagai berikut:

Ketua Tim : Drs. Ady Soenaryo

Anggota Tim : Soetaris Natakusumah

Saleh Udin

Page 446: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 446/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 6 dari 16

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan (SK) Direksi

BI Nomor 32 /53/KEP/DIR, masa kerja TL PT Bank Astria Raya (DL) telah berakhir tanggal

18 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 18 Juni 2003. Namun

karena kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat

diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan

demikian, keberadaan TL PT Bank Astria (DL) tidak sesuai dengan ketentuan.

3. 

Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima PT Bank Astria Raya (DL) adalah sebesar

Rp578.918.260.699,00 yang terdiri atas:

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah

Saldo Debet pada Bank Indonesia 456.969.260.699,00

Dana Talangan dari Bank Indonesia 121.949.000.000,00

Jumlah 578.918.260.699,00

Rincian Dana Talangan yang diterima adalah sebagai berikut :

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah

Talangan I 11.248.260.000,00

Talangan II 139.322.000.000,00

Pengembalian Dana Talangan (28.621.260.000,00)

TOTAL 121.949.000.000,00

 

Pengembalian Dana Talangan sebesar Rp 28.621.260.000,00 dilakukan pada periode Agustus

1998.

4.  Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak ada akta pengikatan yang dilakukan PT Bank Astria Raya (DL) dengan Bank Indonesia

dan tidak ada jaminan BLBI yang diberikan PT Bank Astria Raya (DL) kepada Bank

Indonesia.

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada PT Bank Astria Raya (DL) telah dialihkan kepada Pemerintah

sesuai dengan kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6

Februari 1999 dan akte cessie  antara Direksi BI dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Nomor 60 tanggal 22 Februari 1999.

Berdasarkan akte cessie oleh Notaris Mudofir Hadi, jumlah BLBI yang dialihkan tersebut pada

 posisi tanggal 29 Januari 1999 adalah sebesar Rp578.918.260.699,00. Dengan pengalihan

tersebut, maka BLBI yang diberikan BI beralih menjadi hutang pemerintah kepada BI, dan

Page 447: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 447/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 7 dari 16

sekaligus menjadi piutang pemerintah cq. BPPN kepada PT Bank Astria Raya (DL) sebesar

Rp 578.918.260.699,00.

6. 

Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh PT Bank Astria Raya (DL) sampai dengan

tanggal 30 April 2005, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah Kewajiban Pembayaran Sisa

Saldo Debet 456.969.260.699,00 - 456.969.260.699,00

Dana Talangan

Rupiah

121.949.000.000,00 121.949.000.000,00 -

Jumlah 578.918.260.699,00 121.949.000.000,00 456.969.260.699,00

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang dibayar hanya mencapai sebesar

21% dari total kewajiban BLBI.

7.  Posisi Keuangan PT Bank Astria Raya (DL) Per Tanggal 31 Oktober 1997

Posisi keuangan PT Bank Astria Raya (DL) per tanggal 31 Oktober 1997, yang telah diaudit

oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Prasetio, Utomo & Co, dengan Laporan Nomor 30712,

tanggal 4 Agustus 1998 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Uraian Nlai Buku Penyesuaian

Nilai Buku

Setelah

Penyesuaian

I AKTIVA

1 Kas 1.482.527.010 - 1.482.527.010

2 Giro pada Bank Lain 198.274.420 - 198.274.420

3Penempatan pada Bank

Lain14.899.228.119 1.283.000.000 16.182.228.119

4 Surat-Surat Berharga 86.899.962.568 (69.450.000.000) 17.449.962.568

5 Kredit yang Diberikan 593.721.410.365 (521.359.621.572) 72.361.788.793

6 Aktiva Tetap

Biaya Perolehan 30.746.347.318 - 30.746.347.318

Akumulasi Penyusutan (4.080.663.694,00) - (4.080.663.694)

 Nilai Buku 26.665.683.624,00 - 26.665.683.624

7 Aktiva Lain-Lain 25.496.691.174,00 (15.247.108.792) 10.249.582.382

JUMLAH AKTIVA 749.363.777.280 (604.773.730.364) 144.590.046.916

Page 448: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 448/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 8 dari 16

dalam rupiah

No Uraian Nlai Buku Penyesuaian

Nilai Buku

Setelah

Penyesuaian

II

KEWAJIBAN &

EKUITAS

(DEFISIENSI MODAL)

1 Simpanan

a. Giro 16.618.875.055 - 16.618.875.055

 b. Tabungan 8.086.825.101 - 8.086.825.101

c. Deposito Berjangka 174.959.783.774 - 174.959.783.774

d. Sertifikat Deposito 20.475.224.104 - 20.475.224.104

Jumlah Simpanan 220.140.708.034 - 220.140.708.034

2 Giro pada Bank Indonesia 456.968.657.099 - 456.968.657.099

3Kewajiban Segera

Lainnya4.669.144.233 - 4.669.144.233

4 Pinjaman yang Diterima 14.500.000.000 - 14.500.000.000

5Kewajiban Sewa Guna

Usaha6.913.650.540 - 6.913.650.540

6 Kewajiban Lain-Lain 7.542.552.728 - 7.542.552.728

Jumlah Kewajiban 710.734.712.634 - 710.734.712.634

7 Ekuitas (DefisiensiModal)

Modal Saham – Nilai

 Nominal 1.000.000

Modal Dasar – 50.000

Saham

Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh - 20.000

Saham

20.000.000.000 - 20.000.000.000

Saldo Laba (Defisit) 18.629.064.646 (604.773.730.364) (586.144.665.718)

Jumlah Ekuitas(DefisiensiModal) – Bersih

38.629.064.646 (604.773.730.364) (566.144.665.718)

JUMLAH KEWAJIBAN

& EKUITAS

(DEFISIENSI MODAL)

749.363.777.280 (604.773.730.364) 144.590.046.916

Page 449: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 449/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 9 dari 16

8. Posisi Keuangan PT Bank Astria Raya (DL) Per Tanggal 18 Juni 2003

Posisi keuangan PT Bank Astria Raya (DL) per tanggal 18 Juni 2003 yang telah diaudit oleh

Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori dan Rekan, dengan Laporan Nomor 079/LA-

BAR/XII/2003 tanggal 30 Desember 2003 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

I AKTIVA

1 Kas 38.652.700 38.652.700

2 Antar Bank Aktiva

Giro 1.113.575.196 1.113.575.196

Deposito 43.600.000.000 3.600.000.000

3 Kredit yang Diberikan 513.497.363.424 47.715.372.480

Cadangan Penghapusan Kredit (500.233.541.601) -

13.263.821.823 47.715.372.480

4 Aktiva Tetap - -

Akumulasi Penyusutan - -

5 Rupa-Rupa Aktiva 1.740.000.000 -

JUMLAH 59.756.049.719 92.467.600.376

II PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

Giro

- Pihak Terkait 3.272.293.007 3.272.293.007

- Bukan Pihak Terkait 96.284.557 96.284.557

Tabungan

- Pihak Terkait 3.902.188.496 3.902.188.496

- Bukan Pihak Terkait 68.902.523 68.902.523

Deposito Berjangka

- Pihak Terkait 60.991.446.271 60.991.446.271- Bukan Pihak Terkait - -

 2 Kewajiban Segera Lainnya 278.726 278.726

3 Antar Bank Pasiva

Page 450: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 450/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 10 dari 16

dalam rupiah

No Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

Giro 6.390.692 6.390.692

Call Money 2.025.555.555 2.025.555.555

4Kewajiban Kepada Pemerintah Cq.

BPPN456.968.657.099 456.968.657.099

5 Rupa-Rupa Pasiva 740.611.327 740.611.327

6 Modal 20.000.000.000 -

7 Laba (Rugi) Ditahan Awal Likuidasi 21.563.256.069 -

8Laba (Rugi) Tahun Lalu (s.d Awal

Likuidasi)(607.707.921.787) -

9Laba (Rugi) Tahun Berjalan (Sejak

Awal Likuidasi)97.828.107.184 -

10 Kewajiban Bersih - (435.605.007.877)

  JUMLAH 59.756.049.719 92.467.600.376

9. Posisi Keuangan PT Bank Astria Raya (DL) Per Tanggal 30 April 2005

Posisi keuangan PT Bank Astria Raya (DL) per tanggal 30 April 2005 yang telah diaudit oleh

Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori dan Rekan, dengan Laporan Nomor 047/LA-

BAR/VI/2005 tanggal 20 Juni 2005 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

I AKTIVA

1 Kas 31.045.300 31.045.300

2 Antar Bank Aktiva

Giro 1.867.555.156 1.867.555.156

Deposito 51.610.000.000 51.610.000.000

3 Kredit yang Diberikan 504.250.684.497 38.345.847.480

Cadangan Penghapusan Kredit (491.365.362.673) -

12.885.321.823 38.345.847.480

4 Rupa-Rupa Aktiva 1.743.000.000 -

JUMLAH 68.136.922.279 91.854.447.936

Page 451: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 451/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 11 dari 16

dalam rupiah

No Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

II PASIVA

1 Dana Pihak Ketiga

Giro

- Pihak Terkait 3.272.293.007 3.272.293.007

- Bukan Pihak Terkait - -

Tabungan

- Pihak Terkait 3.902.188.496 3.902.188.496

- Bukan Pihak Terkait - -

Deposito Berjangka

- Pihak Terkait 60.991.446.271 60.991.446.271

- Bukan Pihak Terkait - -

2 Kewajiban Segera Lainnya - -

3 Antar Bank Pasiva

Giro 6.390.692 6.390.692

Call Money 2.025.555.555 2.025.555.555

4 Kewajiban Kepada Pemerintah Cq.

BPPN 456.968.657.099 456.968.657.099

5 Rupa-Rupa Pasiva 736.462.458 736.462.458

6 Modal 20.000.000.000 -

7 Laba (Rugi) Ditahan Awal Likuidasi 21.563.256.069 -

8 Laba (Rugi) Tahun Lalu (s.d. Awal

Likuidasi) (607.703.688.925) -

9 Laba (Rugi) Tahun Berjalan (Sejak

Awal Likuidasi) 106.374.361.556 -

10 Kewajiban Bersih - (436.048.545.643)

  JUMLAH 68.136.922.279 91.854.447.936

Page 452: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 452/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 12 dari 16

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian dan

 pengendalian pengamanan termasuk monitoring menunjukkan masih adanya kelemahan dalam

sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian sebagai berikut:

a. 

Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Astria Raya (DL) tidak dapat diandalkan karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya TL nantinya bertanggung

 jawab kepada RUPS. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus

menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan

 pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap hutang-

hutang mereka kepada bank yang berkategori macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Astria Raya (DL), mengingat pada umumnya nilai kewajibannya kepada Pemerintah

 berupa saldo debet dan dana talangan rupiah lebih besar dari harta yang ada. Di samping

itu, saat ini PT Bank Astria Raya (DL) juga sedang menghadapi tuntutan dari kreditur

yang merasa memiliki piutang pada PT Bank Astria Raya (DL), tetapi atas simpanan

tersebut tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan PT Bank Astria Raya (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham utama, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak yang

lebih berhak terhadap harta yang masih ada. Dengan kondisi ini, TL kurang memahami

 bahwa harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga

seluruh kegiatan TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam

kenyataannya pemegang saham utama masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan

tugas TL sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta PT

Bank Astria Raya (DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi PT Bank Astria

Raya (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Selama ini pihak BI hanya

memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari PT Bank Astria

Raya (DL).

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yangmemadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Untuk kegiatan pencairan aset di PT Bank Astria Raya (DL), selain kegiatan pencairan

aset bank dan jaminan yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang

Page 453: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 453/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 13 dari 16

saham, baik yang diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham maupun aset

yang berhasil disita dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL dilakukan penyitaan

dan dilakukan penjualan proses lelang pengadilan.

Pengurusan aset milik pemegang saham yang diambil alih tersebut dilakukan dengan

menggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas PT Bank Astria Raya (DL),

 juga terdapat ketidakjelasan mengenai masa kerja TL PT Bank Astria Raya (DL). Sesuai

dengan ketentuan yang ada, masa kerja TL PT Bank Astria Raya (DL) pada umumnya

adalah selama lima tahun sejak terbentuknya TL ditambah dengan enam bulan. Pada akhir

masa tugas TL harus menyusun neraca akhir likuidasi (NAL) yang akan dimintakan

 persetujuan ke BI sebagai dasar RUPS dalam rangka pembubaran TL. Tetapi sampai

dengan lima tahun masa kerja TL dan telah disusun NAL ternyata belum ada persetujuan

dari BI mengenai pelaksanaan RUPS dan sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada

kejelasan mengenai status TL walaupun masa kerja TL telah berakhir.

Berdasarkan monitoring  atas pelaksanaan pemeriksaan pada BDL diketahui bahwa selama

ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP adalah untuk menentukan posisi aset dankewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan

opini terhadap laporan keuangan PT Bank Astria Raya (DL).

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI pada tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

a. Realisasi Pencairan Aset

1) Penagihan Kredit

Posisi kredit yang disalurkan PT Bank Astria Raya (DL) per tanggal 31 Oktober 1997sebesar Rp593.721.410.365,00. Dari nilai tersebut, realisasi penagihan kredit yang

dilakukan TL sampai dengan tanggal 30 April 2005 berjumlah Rp202.631.474.759,00,

dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis Penyelesaian Hasil Realisasi

Kas/Tunai

Debitur Terkait 58.119.003.382

Debitur Tidak Terkait 108.490.505.291

Pinjaman Karyawan 511.486.843

Sub Total 167.120.995.516

Penghapusbukuan

Debitur Tidak Terkait 2.549.740.226

Page 454: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 454/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 14 dari 16

Jenis Penyelesaian Hasil Realisasi

Sub Total 2.549.740.226

Agunan

Debitur Terkait 12.444.116.395

Debitur Tidak Terkait 2.488.459.550

Sub Total 14.932.575.945

Offset

Debitur Terkait 2.772.151.162

Debitur Tidak Terkait 15.133.622.296

Pinjaman Karyawan 144.777

Sub Total 17.905.918.235

LainnyaDebitur Terkait 122.244.837

Sub Total 122.244.837

Total 202.631.474.759

Pada tanggal 31 Mei 2005, PT Bank Astria Raya (DL) menerima pelunasan

kredit/pinjaman karyawan atas nama debitur Andy Susanto sebesar Rp69.701.798,00

dengan cek Bank Niaga Jakarta Nomor GMA 071911 tertanggal 26 Mei 2005.

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit tidak ditemukan adanya permasalahan.

2) Penjualan Aset

Selama periode tanggal 31 Oktober 1997 sampai dengan tanggal 30 April 2005,

realisasi penyelesaian aktiva tetap dan aktiva lainnya berjumlah Rp25.388.818.810,00

terdiri atas:

dalam rupiah

No Jenis Aset Nilai Buku Hasil Realisasi

1 Tanah dan Bangunan  20.755.945.124 17.777.000.000

2 Instalasi 278.542.221 -

3 Kendaraan 2.351.109.456 2.407.376.200

4 Inventaris 3.280.086.831 1.233.948.065

5 Aktiva Lainnya 10.249.582.382 3.970.494.545

  Total 36.915.266.014 25.388.818.810

Page 455: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 455/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 15 dari 16

Pada tanggal 6 Juni 2005, PT Bank Astria Raya (DL) telah menerima pelunasan

(pengembalian) uang muka pembelian tanah dan bangunan vila di Cipanas dari PT

Khasanah Aryadharma sebesar Rp1.740.000.000,00. Pelunasan uang muka tersebut

telah disetorkan ke rekening PT Bank Astria Raya (DL) yang berada di Bank Mandiri

Cabang Melawai tanggal 2 Juni 2005.

Dari hasil pemeriksaan terhadap penjualan aset, tidak ditemukan permasalahan.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari jumlah kewajiban sebesar Rp826.782.947.112,00 sampai dengan tanggal 30 April

2005 TL PT Bank Astria Raya (DL) telah melunasi sebesar Rp302.880.849.622,00.

Termasuk dalam jumlah tersebut Dana Talangan Rupiah yang diterima TL PT Bank Astria

Raya (DL) sebesar Rp121.949.000.000,00 seluruhnya telah dilunasi. Rincian realisasi

 pencairan kewajiban adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Jenis Kewajiban Jumlah Realisasi

1 Dana Pihak Ketiga

Giro 16.649.226.503 13.376.933.494

  Tabungan 4.232.481.660 4.232.481.660

Deposito Berjangka 198.026.774.982 137.035.328.711

2 Antar Bank Pasiva

Call Money 14.500.000.000 12.544.138.889

3 Kewajiban kepada Pemerintah

Saldo Debet 456.969.260.699 -

  Dana Talangan 121.949.000.000 121.949.000.000

4 Rupa-Rupa Pasiva 14.456.203.268 13.742.966.868

  JUMLAH 826.782.947.112 302.880.849.622

Dari hasil pemeriksaan terhadap pembayaran kewajiban, kami tidak menemukan adanya

 permasalahan.

c.  Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sejak tanggal 1 November 1997 sampai

dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp44.515.717.654,00 dengan rincian sebagai

 berikut:

Page 456: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 456/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

 BPK-RI PT Bank Astria Raya (DL) Halaman 16 dari 16

dalam rupiah

No Uraian Jumlah

1 Beban Bunga 552.808.960,00

2 Biaya Honor dan Gaji 23.610.982.635,00

3 Biaya Umum 11.842.486.922,00

4 Biaya Penyelesaian Kredit 5.576.251.213,00

5 Biaya Konsultasi dan Akuntan 1.232.931.002,00

6 Biaya Lainnya 1.700.256.922,00

Total 44.515.717.654,00

Dari hasil pemeriksaan terhadap realisasi biaya operasional tidak ditemukan adanya

 permasalahan.

d. 

Sisa Aset

Berdasarkan posisi keuangan PT Bank Astria Raya (DL) per tanggal 30 April 2005 yang

telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori dan Rekan, nilai buku dan nilai

realisasi sisa aset masing-masing sebesar Rp68.136.922.279,00 dan Rp91.854.447.936,00.

Bila dibandingkan dengan saldo debet yang belum dilunasi sebesar Rp456.969.260.699,

maka potensi pengembaliannya adalah sebesar 14,91% dari nilai bukunya dan 20,10% dari

nilai realisasinya.

Dari hasil pemeriksaan terhadap sisa aset, kami tidak menemukan adanya permasalahan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 457: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 457/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL : Dalam Likuidasi

DTR : Dana Talangan Rupiah

KAP : Kantor Akuntan Publik

NAL : Neraca Akhir Likuidasi

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SK : Surat Keputusan

SPI : Sistem Pengendalian Intern

TL : Tim Likuidasi

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 458: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 458/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK KOSGRHA SEMESTA

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.L/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 459: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 459/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 45. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 8

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 8

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 8

7. Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) Per Tanggal Penutupan 9

8. Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) Per Likuidasi 13

9. Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) Per Tanggal 30 April 2005 14

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 16

1. Sistem Pengendalian Intern 16

a. Lingkungan Pengendalian 16

 b. Pengendalian Pengamanan 16

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 17

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 17

a. Realisasi Pencairan Aset 18

Page 460: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 460/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

 b. Pembayaran Kewajiban 32

c. Biaya Operasional 33

d. Sisa Aset 39

DAFTAR SINGKATAN

Page 461: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 461/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 1 dari 40

HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK KOSAGRHA SEMESTA (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK-RI) dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan

atas pengembalian dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Kosagrha

Semesta (Dalam Likuidasi) yang selanjutnya disebut PT Bank Kosa (DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Kosa (DL) tidak dapat diandalkan karena beberapa hal. Pertama,

lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai. Diantaranya posisi

 pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan pengelola yaitu Tim

Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif menjadi

 pengawas dan regulator  bagi bank dalam likuidasi (BDL) dalam melaksanakan fungsinya,

 baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen Keuangan. Terakhir, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan kinerja TL selama periode kerjanya.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan - Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL.

Page 462: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 462/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 2 dari 40

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a.  Realisasi Pencairan Aset

 Nilai buku aset berdasarkan neraca likuidasi per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp214.417.958.821,00 telah direalisasikan melalui penjualan aktiva tetap sampai dengan

tanggal 30 April 2005 sebesar Rp2.614.124.000,00 dan penagihan kredit sebesar

Rp80.873.568.967,00.

Terkait hal ini, kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1)  Penerimaan hasil penjualan jaminan grup PT Amcol Bumi Wisata (PT ABW)

dengan bilyet giro (cheque) mundur kurang menguntungkan negara dan hingga

 posisi tanggal 30 April 2005 masih belum diperoleh hasilnya sebesar

Rp988.758.000,00.

2) 

Penjualan jaminan debitur PT Penta Sekawan Sentosa (PT PSS) di bawah NJOP

dengan harga perkiraan sebesar Rp2.069.984.000,00.

3) 

Penjualan aset jaminan PT Persada Kalpataru Tama (PT PKT) dibawah nilai

appraisal  dengan nilai perkiraan sebesar Rp400.000.000,00.

b.  Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah sebesar Rp201.812.614,00 pada tanggal 31

Oktober 1997, realisasi pembayaran kewajiban masing-masing adalah untuk Dana

Talangan Rupiah sebesar Rp46.872.202.071,00 (23,23%) dan untuk Saldo Debet sebesar

Rp0,00 (0,00%). Terkait hal ini, BPK-RI tidak menemukan permasalahan material yang

 perlu dilaporkan untuk pembayaran kewajiban.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang telah dibayarkan oleh PT Bank Kosa (DL) sampai

dengan 30 April 2005 adalah sebesar Rp24.139.079.239,00. Terkait hal ini, BPK-RI

menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) 

Terdapat ketidakhematan dalam perjanjian kerja antara TL PT Bank Kosa (DL)

dengan M. Husnaini Iskandar (Konsultan Pajak) sebesar Rp1.412.022.141,00.

2) 

Tambahan operational cost   (biaya operasional) dengan nilai sebesar

Rp1.716.169.000,00 dalam penanganan perkara di PT Bank Kosa (DL) belum dapat

diyakini kewajarannya.

d. 

Sisa Aset

Total nilai realisasi sisa aset sampai dengan tanggal 30 April 2005 sesuai dengan laporan

keuangan intern PT Bank Kosa (DL) adalah sebesar Rp Rp35.931.092.719,00. Nilai

Page 463: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 463/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 3 dari 40

realisasi ini masih bisa berubah-ubah sesuai dengan keberhasilan TL PT Bank Kosa

(DL) terutama di dalam pencairan/penagihan aset. BPK-RI tidak menemukan

 permasalahan material yang perlu dilaporkan untuk sisa aset.

4.  Saran BPK-RI

a. 

Terkait dengan temuan realisasi pencairan aset, agar TL PT Bank Kosa (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya sehubungan dengan penerimaan hasil

 penjualan jaminan grup PT ABW dengan bilyet giro mundur, penjualan jaminan di

 bawah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan penjualan jaminan di bawah nilai appraisal .

 b. 

Terkait dengan temuan pembayaran kepada konsultan pajak agar pembayaran kepada

konsultan pajak yang telah dibayar oleh TL PT Bank Kosa (DL) ditarik kembalimengingat adanya ketidakpastian yang cukup tinggi atas penyelesaian yang akan

dilakukan oleh konsultan pajak.

c. 

Terkait dengan tambahan biaya operasional, agar TL mempertanggungjawabkan

 penambahan biaya operasional tersebut kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo

 NIP. 240000361

Page 464: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 464/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 4 dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Kosa (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana hasil pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Kosa (DL) sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset PT Bank Kosa (DL) yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah

 berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan penjualan serta pembayaran kewajiban BDL.

3.  Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Kosa (DL) adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayarankewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c. 

Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 465: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 465/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 5 dari 40

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan/atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan atas PT Bank Kosa (DL) dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal

19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Kosa (DL).

Page 466: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 466/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 6 dari 40

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

PT Bank Kosa (DL) dicabut ijin usahanya berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor

534/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997. Pencabutan ijin usaha tersebut dilakukan

 berdasarkan usulan BI.

Kondisi keuangan PT Bank Kosa (DL) pada saat dicabut ijin usahanya, sesuai denganLaporan Keuangan per tanggal 31 Oktober 1997 yang diperiksa oleh Prasetyo, Utomo & Co,

ditutup dengan total aktiva sebesar Rp214.417.958.821,00 total kewajiban sebesar

Rp209.047.092.019,00 dan total ekuitas sebesar Rp5.370.866.802,00.

Pada saat PT Bank Kosa dilikuidasi, terlihat dari neraca per tanggal 31 Oktober 1997, saldo

debet pada BI sebesar Rp154.523.041.327,00, sedangkan menurut BI saldo debet PT Bank

Kosa (DL) sebesar Rp154.940.412.220,00 sehingga terdapat selisih sebesar

Rp417.370.893,00. Selisih tersebut antara lain dikarenakan adanya provisi administrasi,

denda kekurangan kewajiban Dana Pihak Ketiga (DPK), dan daftar bunga overdraft   (saldo

debet). Selisih tersebut telah diakui oleh PT Bank Kosa (DL) dalam neraca akhir likuidasi

(NAL) per tanggal 10 Juni 2003.

2. 

Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

Sebelum TL dibentuk, BI membentuk Care Taker   dengan Surat Keputusan Direksi BI

 Nomor 30/126/KEP/DIR tanggal 1 November 1997, dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Rusman Effendi Usman

Wakil Ketua : Ong Gwat Tjiang

Anggota : H. Maftowi Saleh

Tugas pokok Care Taker  antara lain melakukan dan/atau memberikan kuasa kepada pihak

ketiga untuk melaksanakan verifikasi atas simpanan nasabah penyimpan dana, yang

selanjutnya diikuti dengan pembayaran berdasarkan hasil verifikasi dan ketentuan

 pembayaran yang ditetapkan BI serta melakukan verifikasi atas aset dan kewajiban banksesuai dengan pembukuan atau administrasi bank, termasuk barang jaminan yang dikuasai

 bank, dan mengambil tindakan lain yang dianggap perlu dalam rangka mengamankan aset

 bank.

Page 467: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 467/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 7 dari 40

TL PT Bank Kosa (DL) dibentuk dengan surat BI Nomor 30/317/UPB3/AdB3/Rahasia

tanggal 5 Desember 1997, dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Santo Silaban

Wakil Ketua : Ong Gwat Tjiang

Anggota : Asrianty Purwantini

M Husni Thamrin

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 TL PT Bank Kosa (DL) yang sudah tidak aktif lagi

menjalankan tugasnya adalah Sdr. Ong Gwat Tjiang (meninggal dunia pada tanggal 26 Mei

2004) dan Sdr. Muh. Husni Thamrin sejak tahun 2001 tidak aktif di TL PT Bank Kosa (DL)dan telah mengundurkan diri pada tahun 2002 akan tetapi pengundurannya belum mendapat

 persetujuan dari BI. Hal ini masih terlihat di dalam Surat Deputi Direktur Direktorat

Perizinan dan Informasi Perbankan Nomor 6/215/DPIP/IPSIP tanggal 1 Juli 2004 di mana

anggota TL PT Bank Kosa (DL) adalah sebagai berikut:

Ketua : Santo Silaban

Anggota : Asrianty Purwantini

M Husni Thamrin

Tugas pokok TL antara lain memberitahukan tentang pembubaran perseroaan tersebut

kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia serta dalam jangka waktu selambat-

lambatnya 5 (lima) tahun terhitung sejak rapat ditutup oleh Ketua Rapat Likuidatur harussudah dapat memberikan perhitungan terakhir kepada para pemegang saham dan selanjutnya

 para pemegang saham akan memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada

likuidatur ( Acquit et decharge) atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh likuidatur.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan Direksi BI

 Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir tanggal 10 Juni

2003. Namun karena kegiatan likuidasi belum dapat diselesaikan seluruhnya, maka belum

dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL. Dengan demikian, keberadaan TL Bank Kosa

(DL) tidak sesuai dengan ketentuan.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima oleh PT Bank Kosa (DL), berdasarkan catatan akuntansi BI dan

catatan akuntansi bank, untuk setiap skim pada posisi tanggal 29 Januari 1999 adalah sebesar

Rp201.812.614.291,00 dengan rincian sebagai berikut:

Page 468: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 468/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 8 dari 40

dalam rupiah

No Skim Jumlah

1 Saldo Debet Sebelum Likuidasi 154.940.412.220

2 Dana Talangan Rupiah 46.872.202.071

Jumlah 201.812.614.291

4.  Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak ada akta pengikatan dan jaminan atas pemberian BLBI yang diterima PT Bank Kosa

(DL).

5. 

Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada PT Bank Kosa (DL) telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai

dengan kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan RI dan Gubernur BI tanggal 26

Februari 1999 dan akta cessie antara Direksi BI dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan

 Nasional (BPPN) Nomor 67 tangal 22 Februari 1999. Sesuai dengan akta cessie yang dibuat

di hadapan Notaris Mudofir Hadi, SG jumlah BLBI yang dialihkan tersebut adalah posisi

tanggal 29 Januari 1999 sebesar Rp201.812.614.291,00.

Dengan pengalihan tersebut, maka BLBI yang diberikan oleh BI beralih menjadi hutang

Pemerintah kepada BI dan sekaligus menjadi piutang Pemerintah cq. BPPN kepada PT Bank

Kosa (DL) adalah sebesar Rp201.812.614.291,00.

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh bank sampai dengan tanggal 30 April 2005,adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No Jenis BLBI Penerimaan Pembayaran Saldo

1 Saldo Debet 154.940.412.220 - 154.940.412.220

2 Dana Talangan Rupiah 46.872.202.071 46.872.202.071

Jumlah 201.812.614.291 46.872.202.071 154.940.412.220

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang dibayar hanya mencapai 23%

dari total kewajiban. TL PT Bank Kosa (DL) belum pernah sama sekali mengembalikan

saldo debet sebesar Rp154.940.412.220,00.

Adapun pengembalian dana talangan sampai dengan tanggal 30 April 2005 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 469: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 469/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 9 dari 40

dalam rupiah

No Tanggal Keterangan Pengembalian TL

1 30-Sep-08 Saldo di BRI 3.357.083.524

2 01-Feb-99 Saldo di BRI 250.640.355

3 07-Apr-99 Pengembalian TL 2.000.000.000

4 15-Jul-99 Pengembalian TL 2.000.000.000

5 10 Nop 99 Pengembalian TL 3.000.000.000

6 04-Jan-00 Pengembalian TL 3.000.000.000

7 05-Apr-00 Pengembalian TL 3.000.000.000

8 04-Jul-00 Pengembalian TL 2.500.000.000

9 07-Jul-00 Pengembalian TL 3.500.000.00010 19 Okt 00 Pengembalian TL 8.000.000.000

11 08-Feb-01 Pengembalian TL 3.500.000.000

12 11-Apr-01 Pengembalian TL 2.000.000.000

13 20-Jul-01 Pengembalian TL 1.500.000.000

14 16 Okt 01 Pengembalian TL 1.000.000.000

15 15-Jan-02 Pengembalian TL 1.000.000.000

16 14-Mar-02 Pengembalian TL 2.000.000.000

17 2 Mei 02 Pengembalian TL 2.000.000.000

18 27-Jun-02 Pengembalian TL 1.000.000.000

19 8 Agust 02 Pengembalian TL 1.100.000.000

20 27-Sep-02 Pengembalian TL 1.000.000.00021 28 Okt 02 Pengembalian TL 3.521.561.716

Jumlah 50.229.285.595

7.  Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) Per Tanggal Penutupan

Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) per tanggal penutupan berdasarkan Laporan Keuangan

 per tanggal 31 Oktober 1997 yang diaudit oleh Prasetyo, Utomo & Co Berdasarkan Surat

 No.UO-10521 tanggal 16 Februari 1998 adalah sebagai berikut:

Page 470: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 470/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 10 dari 40

dalam rupiah

Keterangan Audited 31-Okt -97 

AKTIVA

1. Kas 216.515.800

2. Antar Bank Aktiva 4.139.764.834

Giro 2.647.264.834

Deposito 2.850.000.000

-/- Cadangan Penghapusan (1.357.500.000)

3. Kredit Yang Diberikan 193.219.453.121

Baki Debet 194.245.972.048

-/- Cadangan Penghapusan (1.026.518.927)4. Aktiva Tetap 2.531.262.731

 Nilai Perolehan 3.923.645.950

-/- Akumulasi Penyusutan (1.392.383.219)

5. Rupa-Rupa Aktiva 14.310.962.335

J U M L A H 214.417.958.821

PASSIVA

1. Dana Pihak Ketiga 49.336.338.994

Giro 1.617.108.026

Tabungan 609.561.887

Deposito 47.109.669.081

KU Reject

2. Kewajiban Segera Lainnya 1.187.711.698

3. Antar Bank Pasiva 4.000.000.000

Call Money 4.000.000.000

Lainnya

4. Kewajiban Kepada Pemerintah 154.523.041.327

5. Kewajiban Kepada Bank Indonesia -

6. Rupa-Rupa Pasiva -

Total Kewajiban 209.047.092.019

7. Modal Saham 14.000.000.000

8. Laba Rugi Ditahan (s.d 31/12/96) 1.245.651.659

9. Laba Rugi Thn Lalu (01/01-31/10/97) (9.874.784.857)

10. Laba / Rugi Thn Berjalan (Selama Likuidasi) -J U M L A H 214.417.958.821

Page 471: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 471/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 11 dari 40

Catatan:

Terdapat peristiwa/kejadian setelah tanggal neraca yaitu posisi tanggal 31 Oktober 1997

sampai dengan tanggal 10 Juni 2003 yang mempengaruhi laporan keuangan PT Bank Kosa

(DL). Peristiwa/kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

a. 

TL melakukan reklasifikasi atas rekening penempatan pada bank lain menjadi kredit

yang diberikan sebesar Rp350.000.000,00  atas nama BPR Dana Sari Persada.

Kewajiban BPR Danasari Persada kepada PT Bank Kosa (DL) telah dilunasi semuanya,

terakhir pada tanggal 13 Desember 1999 sebesar Rp125.000.000,00;

 b. 

Transaksi off balance sheet   berdasarkan neraca awal penutupan bank per tanggal 31

Oktober 1997 dimasukkan ke dalam transaksi on balance sheet  pada neraca audited  per

tanggal 31 Desember 1998 sebesar Rp1.824.651.278,00 untuk kewajiban kontijen yaitu

endosemen surat berharga. Hal tersebut dilakukan karena hal-hal sebagai berikut:

1).  Berdasarkan neraca penutupan per tanggal 31 Oktober 1997 diketahui Debitur PT

Cipta Artha Mahesa (CAM) dengan fasilitas kredit USD 2,500,000 dan outstanding  

Rp1.814.651.278,00  dengan Nomor LC.093/001/0033/B merupakan perjanjian

fasilitas bank Nomor 01/PFB/DBC/97 tanggal 5 Juni 1997, antara Bambang

Harijanto Rachmadi, Presdir PT Bank IFI dengan Yayah Diasmono, Direktur PT

Bank Kosagrha;

2). 

Berdasarkan surat Nomor 083/BK-KP/DIR/VI/97 tanggal 5 Juni 1997, bank

mengajukan permononan pembukaan Usuance  L/C selama 270 hari untuk debitur

PT CAM. Pada tanggal 30 Juni 1997, dokumen L/C tiba dari Citibank Brisbanedengan nilai draft  sebesar USD710,293.35 dan tanggal jatuh tempo 23 Maret 1998.

Tanggal 11 Juni 1997, PT Bank IFI menerima akseptasi L/C dengan penerbitan

 Promissory Notes  Nomor 165/Promes/VII/97 dari PT CAM yang di-endorse  oleh

PT Bank Kosagrha Semesta dengan jumlah Rp1.824.651.278,00 dan tanggal jatuh

tempo 23 Maret 1998. Endosemen tersebut ditandatangani oleh Yayah Diasmono;

3). 

Dengan surat tagihan Nomor 027/DIR/DLN/98 tanggal 26 Januari 1998, bank dapat

membayar kepada PT Bank IFI sebesar Rp1.719.737.972 atas hutangnya sebesar

Rp1.814.651.278,00. Dokumen original L/C masih berada di tangan PT Bank IFI,

karena debitur telah mengeluarkan barang tanpa dokumen dan melakukan

 penyelesaian pajak impor tidak melalui PT Bank IFI sebagai bank devisa persepsi.

Atas kejadian tersebut TL melakukan pendebetan atas rekening kredit yang diberikanuntuk PT CAM dan pengkreditan  atas pinjaman yang diterima sebesar

Rp1.814.651.278,00.  Sehingga seolah-olah terdapat penambahan kredit akan tetapi

sebenarnya merupakan pembebanan kredit kepada PT CAM karena membuka L/C

melalui PT Bank Kosa (DL) yang diteruskan kepada Bank IFI selaku bank devisa.

Page 472: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 472/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 12 dari 40

c.  TL PT Bank Kosa (DL) melakukan reklasifikasi KU Reject  yaitu dengan mendebet kredit

yang diberikan dan mengkredit kewajiban segera lainnya sebesar Rp109.379.133,00.

Dengan kondisi di atas maka neraca per tanggal 31 Oktober 1997 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Keterangan Audited 31-Okt-97 

AKTIVA

1. Kas 216.515.800

2. Antar Bank Aktiva 3.789.764.834

Giro 2.647.264.834

Deposito 2.500.000.000

-/- Cadangan Penghapusan (1.357.500.000)

3. Kredit Yang Diberikan 195.394.104.399

Baki Debet 196.420.623.326

-/- Cadangan Penghapusan (1.026.518.927)

4. Aktiva Tetap 2.531.262.731

 Nilai Perolehan 3.923.645.950

-/- Akumulasi Penyusutan (1.392.383.219)

5. Rupa-Rupa Aktiva 14.310.962.335

J U M L A H 216.242.610.099

PASSIVA

1. Dana Pihak Ketiga 49.445.718.127

Giro 1.617.108.026Tabungan 609.561.887

Deposito 47.109.669.081

KU Reject 109.379.133

2. Kewajiban Segera Lainnya 1.078.332.565

3. Antar Bank Pasiva 5.824.651.278

Call Money 4.000.000.000

Lainnya 1.824.651.278

4. Kewajiban Kepada Pemerintah 154.523.041.327

5. Kewajiban Kepada Bank Indonesia -

6. Rupa-Rupa Pasiva -

Total Kewajiban 210.871.743.297

7. Modal Saham 14.000.000.000

8. Laba Rugi Ditahan (s.d 31/12/96) 1.245.651.659

9. Laba Rugi Tahun Lalu (01/01-31/10/97)  (9.874.784.857)

10. Laba / Rugi Thn Berjalan (Selama Likuidasi) -

J U M L A H 216.242.610.099

Page 473: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 473/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 13 dari 40

8.  Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) Per Tanggal Likuidasi

Posisi Keuangan Bank Kosa Per tanggal likuidasi berdasarkan Laporan Keuangan per

tanggal 10 Juni 2003 yang diaudit oleh Drs. Bismar Sitanggang berdasarkan Surat Nomor

013/A/KAP-BS/2004 tanggal 12 Februari 2004 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Keterangan Audited 10-Jun-03 (NAL) 

AKTIVA

1. Kas 13.324.105

2. Antar Bank Aktiva 19.120.236.188

Giro 3.970.236.188

Deposito 16.150.000.000-/- Cadangan Penghapusan (1.000.000.000)

3. Kredit Yang Diberikan 130.986.989.148

Baki Debet 132.013.508.075

-/- Cadangan Penghapusan (1.026.518.927)

4. Aktiva Tetap 1.316.121

 Nilai Perolehan 582.167.655

-/- Akumulasi Penyusutan (580.851.534)

5. Rupa-Rupa Aktiva 12.435.708.160

J U M L A H 162.557.573.722

PASSIVA

1. Dana Pihak Ketiga 61.975.878

Giro 18.603.250

Tabungan 42.941.228

Deposito 431.400

KU Reject

2. Kewajiban Segera Lainnya 531.474.795

3. Antar Bank Pasiva 5.705.686.278

Call Money 3.922.900.000

Lainnya 1.782.786.278

4. Kewajiban Kepada Pemerintah 154.940.412.220

5. Kewajiban Kepada Bank Indonesia -

6. Rupa-Rupa Pasiva -

Total Kewajiban 161.239.549.1717. Modal Saham 14.000.000.000

8. Laba Rugi Ditahan (s.d 31/12/96) 1.245.651.659

9. Laba Rugi Tahun Lalu (01/01-31/10/97)  (10.292.145.750)

10. Laba / Rugi Tahun Berjalan (Selama Likuidasi)  (3.635.481.358)

  J U M L A H 162.557.573.722

Page 474: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 474/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 14 dari 40

Keterangan:

Pada saat PT Bank Kosa (DL) dilikuidasi, terlihat dari neraca kewajiban kepada pemerintah

(saldo debet pada BI) adalah sebesar Rp154.523.041.327,00. Sedangkan menurut BI saldo

debet PT Bank Kosa (DL) adalah sebesar Rp154.940.412.220,00 sehingga terdapat selisih

sebesar Rp417.370.893,00. Selisih tersebut antara lain dikarenakan adanya provisi

administrasi, denda kekurangan kewajiban Dana Pihak Ketiga (DPK), dan daftar bunga

overdraft . Selisih tersebut telah diakui oleh PT Bank Kosa (DL) dalam NAL per tanggal 10

Juni 2003.

9. 

Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Keuangan PT Bank Kosa (DL) per tanggal 30 April 2005 yang merupakan neracaintern bank yang belum diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Keterangan Unaudited (NAL) 30-Apr-05

AKTIVA

1. Kas 58.591.815

2. Antar Bank Aktiva 26.174.892.507

Giro 1.524.892.507

Deposito 25.650.000.000

-/- Cadangan Penghapusan (1.000.000.000)

3. Kredit Yang Diberikan 119.655.448.900

Baki Debet 120.681.967.827-/- Cadangan Penghapusan (1.026.518.927)

4. Aktiva Tetap 672.063

 Nilai Perolehan 413.818.005

-/- Akumulasi Penyusutan (413.145.942)

5. Rupa-Rupa Aktiva 12.021.487.539

J U M L A H 157.911.092.824

PASIVA -

1. Dana Pihak Ketiga -

Giro -

Tabungan -

Deposito

KU Reject

2. Kewajiban Segera Lainnya 131.354.669

3. Antar Bank Pasiva 5.705.686.278

Call Money 3.922.900.000

Lainnya 1.782.786.278

Page 475: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 475/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 15 dari 40

dalam rupiah

Keterangan Unaudited (NAL) 30-Apr-05

4. Kewajiban Kepada Pemerintah 154.940.412.220

5. Kewajiban Kepada Bank Indonesia -

6. Rupa-Rupa Pasiva -

Total Kewajiban 160.777.453.167

7. Modal Saham 14.000.000.000

8. Laba Rugi Ditahan (s.d 31/12/96) 1.245.651.659

9. Laba Rugi Thn Lalu (01/01-31/10/97) (10.292.145.750)

10. Laba / Rugi Thn Berjalan (Selama Likuidasi) (7.819.866.252)

  J U M L A H 157.911.092.824

Page 476: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 476/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 16 dari 40

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian dan

 pengendalian pengamanan termasuk monitoring   pada PT Bank Kosa (DL) menunjukkan

masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian

 berikut:

a. 

Lingkungan PengendalianDengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Kosa (DL) tidak dapat diandalkan karena setiap unsur

manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya, TL bertanggung jawab

kepada RUPS. Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL juga harus

menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait dengan

 pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan terhadap

hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara subtansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Kosa (DL), mengingat pada umumnya nilai kewajiban Bank kepada Pemerintah

 berupa saldo debet dan dana talangan rupiah/DTR lebih besar dari harta yang ada.

Disamping itu, saat ini PT Bank Kosa (DL) juga sedang menghadapi tuntutan dari

kreditur yang merasa memiliki piutang pada bank tetapi atas simpanan tersebut tidak

tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan PT Bank Kosa (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada.

Dengan kondisi ini, TL kurang memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya

sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih

diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya, pemegang saham utama

masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapatmengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta BDL kepada Negara.

b.  Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank

Kosa (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Selama ini pihak BI hanya

Page 477: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 477/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 17 dari 40

memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari BDL.

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan/atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Untuk kegiatan pencairan aset di PT Bank Kosa (DL), selain kegiatan pencairan aset

 bank dan jaminan yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang

saham, baik yang diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham maupun aset

yang berhasil disita dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL dilakukan

 penyitaan dan dilakukan penjualan proses lelang pengadilan.

Pengusuran aset milik pemegang saham yang diambil alih tersebut dilakukan denganmenggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjadi pengawas BDL, juga terdapat

ketidakjelasan mengenai masa kerja TL PT Bank Kosa (DL). Sesuai dengan ketentuan

yang ada, masa kerja TL PT Bank Kosa (DL) pada umumnya adalah selama lima tahun

sejak terbentuknya TL ditambah dengan enam bulan. Pada akhir masa tugasnya TL

harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BI sebagai dasar RUPS

dalam rangka pembubaran TL. Tetapi sampai dengan lima tahun masa kerja TL dan

telah disusun NAL ternyata belum ada persetujuan dari BI mengenai pelaksanaan RUPS

dan sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada kejelasan mengenai status TL

walaupun masa kerja TL sudah berkahir.

Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada PT Bank Kosa (DL)diketahui bahwa selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP adalah untuk

menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan untuk menilai

kinerja TL dan/atau memberikan opini terhadap laporan keuangan PT Bank Kosa (DL).

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas PT Bank Kosa (DL) di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi

sehingga tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk

ditindaklanjuti.

3.  Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pada posisi tanggal 30 April 2005, nilai total aset dan kewajiban PT Bank Kosa (DL)

menurut laporan sementara yang dibuat oleh TL PT Bank Kosa (DL) adalah sebagai berikut:

Page 478: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 478/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 18 dari 40

dalam rupiah

Keterangan Unaudited 30-Apr-05 

AKTIVA

1. Kas 58.591.815

2. Antar Bank Aktiva 26.174.892.507

Giro 1.524.892.507

Deposito 25.650.000.000

-/- Cadangan Penghapusan (1.000.000.000)

3. Kredit Yang Diberikan 119.655.448.900

Baki Debet 120.681.967.827

-/- Cadangan Penghapusan (1.026.518.927)4. Aktiva Tetap 672.063

 Nilai Perolehan 413.818.005

-/- Akumulasi Penyusutan (413.145.942)

5. Rupa-Rupa Aktiva 12.021.487.539

J U M L A H 157.911.092.824

PASIVA -

1. Dana Pihak Ketiga -

Giro -

Tabungan -

Deposito

KU Reject

2. Kewajiban Segera Lainnya 131.354.669

3. Antar Bank Pasiva 5.705.686.278

Call Money 3.922.900.000

Lainnya 1.782.786.278

4. Kewajiban Kepada Pemerintah 154.940.412.220

5. Kewajiban Kepada Bank Indonesia -

6. Rupa-Rupa Pasiva -

Total Kewajiban 160.777.453.167

7. Modal Saham 14.000.000.000

8. Laba Rugi Ditahan (sampai dengan

31/12/96) 1.245.651.659

9. Laba Rugi Tahun Lalu (01/01-31/10/97) (10.292.145.750)

10. Laba / Rugi Tahun Berjalan (Selama

Likuidasi) (7.819.866.252)

  J U M L A H 157.911.092.824

Page 479: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 479/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 19 dari 40

a.  Realisasi Pencairan Aset

1)  Penagihan Kredit

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 kredit yang berhasil ditagih oleh TL PT Bank

Kosa (DL) adalah sebesar Rp80.873.568.967,00 dengan rincian sebagai berikut: 

dalam rupiah

KeteranganBaki Debet

31-Okt-97 

Pembayaran/

Pencairan 

Baki Debet

30-Apr -05 

Perkiraan Nilai

Realisasi 

Kredit Yang Belum

Selesai/Lunas

KYD kpd Pihak Terkait –Langsung 19.899.545.551 8.843.303.764 11.056.241.787 0

KYD kpd Pihak Terkait -

Tak Langsung 43.930.485.741 119.319.950 43.842.057.152 0

KYD kpd Pihak Tidak

Terkait - Non KPR 68.888.696.737 10.594.660.495 60.792.693.137 9.358.438.397

KYD kpd Pihak Tidak

Terkait - KPR 356.634.364 2.386.850 356.634.364 280.000.000

SUB TOTAL 133.075.362.393 19.559.671.059 116.047.626.440 9.638.438.397

Kredit Yang

Selesai/Lunas

KYD kpd Pihak Terkait -Ex-Karyawan 1.999.262.538 1.836.782.116 182.587.002 0

KYD kpd Pihak Tidak

Terkait - Non KPR 53.300.912.524 52.439.488.185 4.343.025.834 0

KYD kpd Pihak Tidak

Terkait - KPR 6.220.434.593 7.037.627.607 108.728.551 0

SUB TOTAL 61.520.609.655 61.313.897.908 4.634.341.387 0

TOTAL 194.595.972.048 80.873.568.967 120.681.967.827 9.638.438.397

Jumlah yang telah dilunasi/dibayar oleh debitur sebesar Rp80.873.568.967,00

tersebut terdiri dari beberapa jenis pembayaran berikut ini:

dalam rupiah

No Jenis Pembayaran Jumlah

1 Off Set  Rekening Debitur 1.459.003.816

2 Off Set  Bunga Yang Akan Dibayar 53.136.771

3 Tunai 79.361.428.380

Total 80.873.568.967

Page 480: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 480/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 20 dari 40

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 untuk debitur pihak terkait tak langsung yang

merupakan perusahaan multifinance  baru melunasi sebesar Rp119.319.950,00 atau

0,27% dari outstanding  posisi tanggal 31 Oktober 1997 sebesar Rp43.930.485.741,

dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No Perusahaan Multifinance 31-Okt-97 Pembayaran 30-Apr-05

1 Aditya Putra Pratama 2.400.000.000 0 2.400.000.000

2 Air Finance 2.400.000.000 4.050.400 2.400.000.000

3 Asia Kapitalindo 2.400.000.000 0 2.400.000.000

4 Bintang Mandiri 2.400.000.000 0 2.400.000.000

5 Cahya Gold Finance 2.400.000.000 0 2.400.000.000

6 Citra Dwipa Finance 2.188.428.589 110.732.200 2.100.000.000

7 Dana Supra Erapacific 2.400.000.000 3.266.650 2.400.000.000

8 Fulso Delta M.F 2.000.000.000 0 2.000.000.000

9 Indo Citrra M.F 2.250.000.000 1.117.750 2.250.000.000

10 Intan Citra M.F 2.250.000.000 0 2.250.000.000

11 Kusumo Madya M.F 2.400.000.000 152.950 2.400.000.000

12 Langgeng Jaya Perkasa 2.392.057.152 0 2.392.057.152

13 Marannu Internasional 2.250.000.000 0 2.250.000.000

14 Masindo Artha Finance 2.250.000.000 0 2.250.000.000

15 Pasific Artha Persada 2.400.000.000 0 2.400.000.000

16 Pracico Finance 2.250.000.000 0 2.250.000.000

17 STAR 2.250.000.000 0 2.250.000.000

18 Suprawira Finance 2.400.000.000 0 2.400.000.000

19 Trimitra 2.250.000.000 0 2.250.000.000

SUB TOTAL 43.930.485.741 119.319.950 43.842.057.152

Catatan:

Untuk PT Cahya Gold Finance pada tanggal 17 Juni 2005 telah mencicil/melunasi

sebagaian hutang yaitu sebesar Rp300.000.000,00 untuk pembayaran hutang pokok.

Temuan audit yang terkait dengan penagihan kredit yang dilakukan oleh TL

PT Bank Kosa (DL) adalah sebagai berikut:

Page 481: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 481/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 21 dari 40

a)   Temuan - Penerimaan hasil penjualan jaminan grup PT Amcol Bumi Wisata

dengan bil yet gir o (cheque) mundur, kurang menguntungkan negara dan

hingga posisi tanggal 30 Apr il 2005 masih belum diperoleh hasil nya sebesar

Rp988.758.000,00

Amcol Grup adalah gabungan dari 3 debitur PT Bank Kosa yaitu PT ABW, Sdr.

Buyung Suryadja (BS) dan Sdri. Thien Kie Fong (TFK) dengan nilai pokok

hutang per posisi tanggal 31 Oktober 1997 adalah sebesar Rp6.558.433.863,00

yang terdiri dari pokok hutang sebesar Rp5.825.719.193,00 dan bunga sebesar

Rp732.714.670,00. PT ABW pada saat pemeriksaan BPK-RI telah berganti

nama menjadi PT Ekasurya Bumiwisata. Adapun posisi sampai dengan tanggal

30 April 2005 outstanding  pinjaman Amcol Grup berdasarkan pembukuan PTBank Kosa (DL) adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

DebiturBaki Debet

31-Okt-97Pelunasan

Baki Debet

30-Apr-05

PT ABW 3.464.221.975 3.764.634.000 0

BS 1.313.868.115 280.103.500 1.033.764.615

TFK 1.047.629.103 738.756.096 396.873.007

Jumlah 5.825.719.193 4.783.493.596 1.430.637.622

 

Berdasarkan Akta Penyerahan Jaminan sebagai penyelesaian hutang No. 35 dari

 Notaris Ny. Rodiah Yahya SH. tanggal 13 Mei 2002 sisa pokok pinjaman pihak

 pertama kepada pihak kedua menjadi sebesar Rp1.688.972.122,00. Dengan Akta

 No. 35 tersebut maka PT ABW menyerahkan 5 buah vila di Desa Cipendawa,

Pacet, Cianjur, Bogor, Jawa Barat atas nama PT ABW kepada PT Bank Kosa

(DL). Sampai dengan pemeriksaan BPK-RI tidak diperoleh nilai dari kelima

 buah vila tersebut. Namun dengan adanya akta penyerahan jaminan No. 35,

hutang Amcol group sebesar Rp1.688.972.122,00 dinyatakan selesai dengan

 penyerahan aset. PT ABW juga telah menandatangani Akta Kuasa Untuk

Menjual pada tanggal 13 Mei 2002 kepada PT Bank Kosa (DL).

Terhadap ke lima vila tersebut, TL PT Bank Kosa (DL) telah mencoba menjual

melalui Kantor Piutang dan Lelang Negara Bogor namun berdasarkan risalah

lelang No. 96/2003 tanggal 24 April 2003, tidak ada pembeli yang mengajukan

 penawaran. Oleh karena itu, TL PT Bank Kosa (DL) menyerahkan kembali

kepada PT ABW untuk dijual sendiri. PT ABW melaporkan bahwa pada tanggal

30 Mei 2005, empat buah vila telah laku terjual kepada Djumir Rimin (selaku

Page 482: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 482/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 22 dari 40

kuasa dari pemilik PT ABW yaitu BS dan TKF atau dengan kata lain pemilik

sendiri yang beli) adalah sebagai berikut:

(1) 

Vila Bukit Pendawa Blok MD 20 (LT 241 m2/LB 148 m

2) dengan harga

Rp275.000.000,00;

(2) 

Vila Bukit Pendawa Blok MD 21 (LT 240 m2/LB 148 m2) dengan harga

Rp275.000.000,00;

(3) 

Vila Bukit Pendawa Blok MD 22 (LT 240 m2/LB 148 m2) dengan harga

Rp275.000.000,00;

(4) 

Villa Bukit Pendawa Blok MD 23 (LT 320 m2/LB 148 m

2) dengan harga

Rp275.000.000,00.

Atas penjualan tersebut, TL PT Bank Kosa (DL) menyetujui untuk menerima

 pembayaran dalam bentuk Bilyet Giro (Cek) mundur yang cair sebulan sekali

hingga Juli 2006 dengan total apabila telah dicairkan seluruhnya adalah sebesar

Rp1.197.010.000,00. Hingga tanggal 30 April 2005 Bilyet Giro yang telah cair

adalah sebesar Rp358.252.000,00 sehingga masih terdapat Bilyet Giro yang

 belum cair sebesar Rp838.758.000,00 dan satu buah vila di Blok A9 No. 25

yang belum terjual yang diperkirakan sebesar Rp150.000.000,00. Sementara itu

Total Baki Debet per tanggal 30 April 2005 setelah dikurangi pembayaran giro

tersebut adalah Rp1.430.637.622,00. Apabila seluruh giro tersebut telah cair

ditambah dengan satu vila Blok A9 No. 25 telah terjual maka PT Bank Kosa

(DL) masih akan menerima tunai sebesar Rp988.758.000,00 

(Rp838.758.000,00+ Rp150.000.000,00) sehingga masih terdapat sisa outstanding   hutang sebesar

Rp441.879.622,00. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa pihak PT ABW sering kali

menunda pencairan Bilyet Giro tersebut (cek ditolak). Jangka waktu pencairan

 juga terlalu lama hingga melewati masa kerja TL yang berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 25 tahun 1999 berakhir pada tahun 2003.

Dengan diketahuinya penjualan ke empat vila tersebut, seharusnya TL PT Bank

Kosa (DL) meminta seluruh hasil penjualan ke empat vila tersebut dan

menginvestasikan hasilnya untuk menambah jumlah deposito PT Bank Kosa

(DL) karena keseluruhan vila tersebut sebenarnya telah diserahkan oleh debitur

sebagai pembayaran utangnya. Selain itu, ternyata vila dibeli sendiri oleh

 pemegang saham ABW grup yaitu Sdr. BS dan Sdri. TKF melalui kuasanya.

Apabila memang dibeli sendiri, ini membuktikan bahwa Sdr. BS dan Sdri. TKF

sebenarnya memiliki kemampuan untuk membayar hutang namun dengan

sengaja mengulur-ulur waktu pembayaran.

Page 483: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 483/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 23 dari 40

Kondisi di atas akan mengakibatkan terjadinya inefisiensi secara langsung

kepada TL Bank Kosa (DL) dan secara tidak langsung kepada negara terutama

di dalam pengembalian BLBI kepada pemerintah. Hal tersebut disebabkan TL

PT Bank Kosa (DL) kurang tegas di dalam menangani debitur Amcol Grup.

Hal tersebut terjadi karena TL PT Bank Kosa (DL) kurang tegas dalam

mengambil kebijakan terhadap debitur dan memberikan kelonggaran bayar

kepada debitur.

Tanggapan TL – TL PT Bank Kosa (DL) memberikan tanggapan bahwa

 penyerahan lima buah vila oleh PT ABW Grup adalah merupakan upaya

terakhir dari debitur karena sulitnya menjual vila hari-hari belakangan ini.Untuk

menjual vila tersebut TL telah mengupayakan berbagai cara, baik melalui lelang

terbuka maupun dengan memasang spanduk, bahkan menunggu pembeli setiap

akhir minggu.

Terdapat kesan dari calon pembeli bahwa barang-barang sitaan seperti itu akan

membawa masalah di kemudian hari. Oleh karena itulah TL kembali meminta

 bantuan PT ABW untuk menjualnya.

Mengenai harga yang oleh BPK-RI dinilai terlalu murah, menurut hemat kami

tidak sepenuhnya benar. Harga appraisal   yang dilakukan di bulan April 2002

lebih tinggi karena waktu itu vila baru saja selesai dibangun, jadi kondisinya

masih sangat bagus. Pada saat vila-vila tersebut dijual tahun 2005, kondisinya

sudah jauh lebih jelek, seperti keramik di lantai atas dan bawah terlepas, cattembok telah pudar dan atap bocor.

Dalam harga penjualan oleh PT ABW, TL telah mendapat harga netto, jadi tidak

membayar PBB dan biaya surat-surat lainnya. Untuk meng-cover   biaya

 perbaikan, pajak dan surat-surat lainnya, TL sepakat untuk membayar

Rp50.000.000,00 per unit vila yang dibayar di muka oleh PT ABW dan nantinya

diperhitungkan dari hasil penjualan vila tersebut.

Hal ini berarti bahwa harga penjualan vila tersebut bukanlah Rp275.000.000,00

untuk tipe 240/148 dan Rp325.000.000,00 untuk tipe 340/148 melainkan

masing-masing sebesar Rp.325.000.000,00 dan Rp375.000.000,00 sehingga

harga bruto ke empat vila tersebut adalah sebesar Rp1.350.000.000,00.

Hasil penjualan empat buah vila tersebut jika ditambahkan dengan harga satu

 buah vila yang belum laku yang diperkirakan dapat dijual dengan harga

Rp150.000.000,00 menjadi Rp1.500.000.000,00 yang jika dibandingkan dengan

 baki debet pada waktu itu sebesar Rp1.688.972.122,00 berarti mencapai

88,81%, belum lagi bila diperhitungkan adanya pembayaran-pembayaran PT

Page 484: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 484/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 24 dari 40

ABW sebesar Rp388.412.025,00 yang dicatat oleh TL sebagai pembayaran

 bunga dan administrasi, berarti pada akhirnya nanti penyelesaian baki debet dan

sebagian bunga akan terpenuhi.

Bahwa pendapat pemeriksa yang mengatakan bahwa ke empat vila tersebut

dibeli oleh PT ABW tidaklah sepenuhnya benar, karena transaksi tersebut

merupakan Trade-Off   antara PT ABW dengan para pemilik vila lama yang

ingin menukarkan vila yang telah dibelinya dengan vila yang lebih besar, namun

 pembayarannya ada yang secara tunai, dan sebagian besar dicicil ke PT ABW.

Ke lima sertifikat vila tersebut masih disimpan sebagai jaminan, yang baru akan

diserahkan apabila pembayaran atas masing-masing vila telah selesai. Dan

kerjasama penyelesaian ini ditempuh pada dasarnya karena selama ini debitur

menunjukkan itikad baik, namun cash flow usahanya agak tersendat.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Kosa (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS sehubungan

dengan penerimaan hasil penjualan jaminan grup PT ABW dengan bilyet giro

mundur.

b)   Temuan - Penjualan jaminan debitur PT Penta Sekawan Sentosa (PT PSS) di

bawah ni lai NJOP dengan har ga perki raan sebesar Rp2.069.984.000,00

Saldo outstanding   PT PSS yang dimiliki oleh Sdr. SC berdasarkan neraca

audited   posisi tanggal 31 Oktober 1999 adalah sebesar Rp5.840.904.713,00.

Sampai dengan tanggal 30 Mei 2005 outstanding   PT PSS adalah sebesarRp980.686.613,00 yang berarti telah melunasi hutangnya kepada PT Bank Kosa

(DL) sebesar Rp4.860.218.100,00.

Dalam rangka pelunasan hutang, PT PSS memberikan jaminan berupa tanah

yang terdiri dari:

(1) 

HGB No.11 seluas 33.170 m2

di Kelurahan/Kecamatan Jambangan,

Kotamadya Surabaya-Jatim tertulis a/n PT PSS yang dikeluarkan oleh BPN

tanggal 15 Juli 1994;

(2) 

HGB No.12 seluas 26.430 m2  di Kelurahan/Kecamatan Jambangan,

Kotamadya Surabaya-Jatim tertulis a.n. PT PSS yang dikeluarkan BPN

tanggal 15 Juli 1994;(3)

 

HGB No.13 seluas 25.000 m2  di Kelurahan/Kecamatan Jambangan,

Kotamadya Surabaya-Jatim tertulis a/n PT PSS yang dikeluarkan BPN

tanggal 15 Juli 1994.

Page 485: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 485/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 25 dari 40

Berdasarkan hasil penilaian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT Bhinneka

Consulting Group (PT BCG) dengan surat Nomor 134/P/SU/VPC/X/99 pada

tanggal 2 November 1999 dinyatakan bahwa nilai wajar dari ketiga aset tanah di

Jambangan adalah sebesar Rp7.614.000.000,00.

Hasil pengukuran ulang yang dilakukan oleh PT BCG dengan surat Nomor

043/SU/VPC/VII/00 tanggal 4 Juli 2000 menyatakan bahwa lokasi tanah di

Jambangan dengan luas 84.600 m2  yang terdiri dari 3 (tiga) sertifikat secara

keseluruhan tidak ada masalah yang berarti dan sudah dilakukan pengukuran

oleh pihak BPN dan mendapat persetujuan dari kelurahan.

Penanganan kredit macet PSS ditangani oleh Sdr. Jhonny Purba, SH dan Sdr.

Predy Hutapea, SH advokat dan pengacara yang beralamat di Wisma Benhil 9 th 

Floor, Room A 2-3 Jl. Jend Sudirman Kav 36 Jakarta, dengan Perjanjian

kerjasama tersebut ditandatanani pada tanggal 5 Juni 2000.

Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 30 Januari 2001,

 Nomor 254/PDT.G/2000.PN.JKT.PST disebutkan bahwa SC selaku pemilik PT

PSS harus membayar hutang kepada PT Bank Kosa (DL) sebesar

Rp5.840.904.713,00 termasuk pembayaran bunga 19% sejak Agustus 1997

sampai dengan putusan perkara dan denda 5% dari bunga yang belum dibayar.

Berdasarkan hasil penilaian aktiva tetap yang dilakukan oleh BCG dengan surat

 Nomor134/P/SU/VPC/X/99 tanggal 2 November 1999 dinyatakan bahwa nilai

wajar dari ketiga aset tanah di Jambangan adalah sebesar Rp7.614.000.000,00.Pada awalnya tanah di Jambangan seluas 84.600 m2  disepakati untuk dijual

dengan harga sebesar Rp110.000,00/m2  atau sebesar Rp9.306.000.000,00

kepada Sdr. Hadi Soejono (HS) Kuasa dari Dirut PT Prima Karya Perdana, yang

dituangkan didalam akta notaris (APW) “Perjanjian Ikatan Jual Beli” No. 55

tanggal 27 Februari 2002 antara Sdr. Santo Silaban dan Sdr. Ong Gwat Tjiang

kuasa dari PT Bank Kosa (DL).

 Namun menurut keterangan lisan Ketua TL PT Bank Kosa (DL), tanah di

Jambangan tidak jadi dibeli oleh Sdr. HS. Sampai dengan saat pemeriksaan

tanggal 29 Juni 2005, TL PT Bank Kosa (DL) tidak dapat menunjukkan surat

 pembatalan perjanjian tersebut maupun permohonan pembatalan dari Sdr. HS.

Perlu diketahui juga bahwa Sdr. HS selalu ikut sebagai saksi di dalam pembuatan akte jual beli tanah di Jambangan.

Pada tanggal 21 Mei 2003 di hadapan notaris Sdri. APW, SH dibuat dua akta

notaris yaitu:

Page 486: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 486/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 26 dari 40

(1)  Perjanjian Ikatan Jual Beli No. 30 antara Sdri. Ziadatul Choiroh (Kuasa

Direksi PT PPS) dengan Sdr. Wijiono Nurhadi selaku kuasa dari Dirut PT

Solid Gold Prima (selaku pembeli). Tanah yang diperjualbelikan adalah

tanah SHGB No. 13 Kelurahan Jambangan, seluas 25.000 m2  sudah

termasuk tanah milik Saudara Ari seluas 3.086 m2  dengan gambar situasi

tanggal 22 Maret 1991, Nomor 979/S/1991, sertifikat/buku tanah dari kantor

Pertanahan kota Surabaya tertanggal 15 Juni 1994. Harga jual tanah

disepakati sebesar Rp2.500.000.000,00 atau Rp100.000,00/m2. Sebagai

saksi adalah Sdr. Santo Silaban, Sdri. Hartatie Nyoto Prawiroharjo, Sdr. HS,

dan Sdr. Jhonny Purba

(2) 

Akta pemberian Kuasa No. 31 kepada Sdri. Ziadatul Choiroh.

Risalah penjualan tanah di Jambangan SHGB No.13 yang dibuat oleh Sdri.

Ziadatul Choiroh selaku kuasa ahli waris dari Sdr. SC dibuat pada tanggal 12

Mei 2003 dengan rincian sebagai berikut:

SHGB No. 13 25.000 m2 

Tanah masyarakat yang belum dibebaskan

a/n Suparti Ari STHM No. KA/Agr.187/Hm/60

3.086 m2 

- Sisa tanah milik PT PSS 21.914 m2 

Hasil penjualan (Rp100.000/m2) 21.914x Rp100.000,00 Rp2.191.400.000,00

Biaya-biaya

- Komisi 2,5% Rp54.785.000,00

- PPh (dihitung dari NJOP = Rp128.000/ m 2) Rp140.249.600,00

- PBB (tahun 97 sampai dengan 2003) Rp21.375.000,00

- Biaya Notaris Rp8.750.000,00

Total biaya Rp225.159.600,00

Hasil Neto Rp1.966.240.400,00

Hasil bersih penjualan tersebut diserahkan ke TL PT Bank Kosa (DL) berupa

satu lembar cek BCA Nomor CA498326 tanggal 14 Mei 2003.

Pada tanggal 3 Juni 2003 dihadapan notaris Sdri. Margaretha Dyanawaty, SH

dibuat dua akta notaris, yaitu:

(1)  Akta perjanjian No.40 antara Sdri. Ziadatul Choiroh (kuasa dari Sdri.

Hartatie Nyoto Prawiroharjo dan Sdr. Santo Silaban) dengan Sdr. Widjijono Nurhadi sebagai pembeli. Tanah yang diperjualbelikan adalah:

(a) Tanah HGB No. 11, seluas 33.170 m2, gambar situasi No.977/S/1991

tanggal 22 Maret 1991, dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor

Pertanahan Kotamadya Surabaya tanggal 15 Juni 1994, yang

Page 487: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 487/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 27 dari 40

didalamnya tersebut seluas 3.086 m2  berdasarkan Surat Tanda Milik

Atas Tanah yang dikeluarkan oleh Kantor Agraria Daerah Kabupaten

Surabaya tanggal 1 Januari 1960 Nomor Ka/Agr.162/Hm./60 tertulis a.n

 Niti B. Akemat dimiliki oleh Soebadri berdasarkan perjanjian jual beli

tanggal 12 Agustus 1978.

(b) 

Tanah HGB No. 12, seluas 26.430 m2, gambar situasi No.978/S/1991 tgl

22 Maret 1991, dalam sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor

Pertanahan Kotamadya Surabaya tanggal 15 Juni 1994, yang di

dalamnya tersebut seluas 4.500 m2  merupakan tanah kas Kelurahan

Jambangan.

Sehingga keseluruhan tanah yang diperjanjikan adalah 52.014 m2  [(33.170

m2

+ 26.430 m2) – (3.086 m

2+ 4.500 m

2)] dengan harga sebesar

Rp100.000,00/m2  atau sebesar Rp5.201.400.000,00. Sebagai saksi adalah

Sdr. Jhonny Purba, Sdr. HS, Sdr. Santo Silaban, Sdri. Hartatie Nyoto

Prawiroharjo, dan Sdri. Lisa Megawati (LM).

(2) 

Akta pemberian Kuasa No. 44 kepada Sdri. Ziadatul Choiroh

Risalah penjualan tanah di Jambangan SHGB No.11 dan 12 yang dibuat oleh

Sdri. Ziadatul Choiroh selaku kuasa ahli waris dari SC dibuat pada tanggal 17

Juni 2003 dengan rincian sebagai berikut:

SHGB No. 11 33.170 m2 

Tanah masyarakat yang belum dibebaskan

a/n Soebadri STHM No. KA/Agr.162/Hm/60

3.086 m2 

- Sisa milik PSS 30.084 m2 

SHGB No. 12 26.430 m2 

Tanah kas desa yg belum dibebaskan 4.500 m2 

- Sisa milik PSS 21.930 m2 

Total sisa tanah PSS 52.014 m2 

Hasil penjualan Rp100.000,00/m2  52.014 m2 x

Rp100.000,00

Rp5.201.400.000,00

Biaya-biaya

- PPh 5% (52.014 m2 x nilai NJOP Rp128.000,00) Rp332.889.600,00

- PBB (tahun 1997 sampai dengan 2003) Rp64.512.000,00

- Biaya Notaris Rp5.000.000,00

- Komisi Rp130.035.000,00

- Biaya pengosongan lahan & bongkar rumah gubuk Rp25.000.000,00

Total biaya Rp557.436.600,00

Hasil Neto Rp4.643.963.400,00

Page 488: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 488/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 28 dari 40

Berdasarkan risalah penjualan tanah di Jambangan, total hasil penjualan bersih

tanah adalah sebesar Rp6.610.203.800,00 (penjualan SHGB No. 13 sebesar

Rp1.966.240.400,00 dan SHGB No. 11 dan 12 sebesar Rp4.643.963.400,00).

Dari total penjualan tersebut masih harus dikurangi sebesar Rp1.700.000.000,00

karena Sdr. SC harus membayar hutang kepada Sdri. LM berdasarkan Putusan

Pengadilan Negeri Malang Nomor 55/Pdt.G/.2000/PN.Mlg tanggal 3 September

2002. Atas dasar putusan pengadilan negeri Malang dan surat perjanjian damai

tanggal 18 dan 25 Juli 2002 maka pada tanggal 3 Juni 2003 dibuat berita acara

kesepakatan dimana disepakati untuk membayar klaim Sdri. LM sebesar

Rp1.750.000.000,00 berupa BG Bank BCA KCU Diponegoro Nomor BA

8906644, tertanggal 16 Juni 2003.

Dengan demikian jumlah uang yang disetorkan kepada PT Bank Kosa (DL)

sebagai pelunasan hutang PT PSS adalah sebesar Rp4.860.203.800,00

(Rp6.610.203.800,00 – Rp1.750.000.000,00). Terdapat selisih antara catatan TL

Bank Kosa dengan jumlah hasil penjualan bersih sebesar Rp14.300,00

(Rp4.860.218.100,00 - Rp4.860.203.800,00). Selisih tersebut menurut BPK-RI

tidak dianggap material.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

(1) 

Hasil risalah rapat tim kerja Bank Dalam Likuidasi tanggal 8 Agustus 2000,

yang menyebutkan bahwa untuk harga jual aset harus diusahakan agar dapat

mencapai setinggi-tingginya, dengan patokan minimal senilai harga

likuidasi ( forced sale value) yang dinilai oleh perusahaan penilai(berdasarkan appraisal report );

(2) 

Pedoman Audit Bank Dalam Likuidasai yang diterbitkan oleh IAI pada

 bulan Oktober 2003 yang menyebutkan bahwa nilai realisasi tanah dan

 bangunan dinilai berdasarkan hasil penilaian pihak penilai independen atau

sebesar NJOP apabila tanah dan bangunan tersebut belum dinilai oleh

 penilai independen.

Seharusnya tanah tersebut dijual minimal seharga Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP) pada saat itu. Tanah tersebut dijual dengan harga Rp100.000,00/m2.

Sementara itu NJOP tanah SHGB No. 11, 12 dan 13 adalah Rp128.000,00 per

m2, sehingga terdapat selisih Rp28.000,00/m

2. Selain itu harga penjualan kotor

SHGB No. 11,12 dan 13 adalah sebesar Rp7.392.800.000,00 juga masih di

 bawah hasil penilaian BCG pada tanggal 2 November 1999 adalah sebesar

Rp7.614.000.000,00.

Kondisi di atas mengakibatkan terjadinya in-efisiensi secara langsung kepada

TL PT Bank Kosa (DL) dengan nilai perkiraan sebesar Rp2.069.984.000,00 dan

Page 489: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 489/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 29 dari 40

secara tidak langsung kepada Negara karena akan mengurangi potensi

 pengembalian BLBI kepada Pemerintah. Jumlah tersebut belum termasuk biaya-

 biaya yang harus dikeluarkan seperti pajak dan komisi

Hal tersebut terjadi karena TL kurang bersikap tegas kepada Sdr. HS yang telah

membatalkan perjanjian ikatan dalam pembelian tanah.

Adapun perhitungan potensi kerugian, dengan menggunakan harga berdasarkan

 NJOP adalah sebagai berikut:

Penjualan kotor SHGB 13 21.914 m2  Rp128.000,00 Rp2.804.992.000,00

Penjualan kotor SHGB 11 & 12 52.014 m2  Rp128.000,00 Rp6.657.792.000,00

Total penjualan kotor SHGB 13, 11, dan 112 Rp9.462.784.000,00Pembayaran kepada Lisa Megawati Rp1.750.000.000,00

Total penjualan kotor menggunakan harga NJOP Rp7.712.784.000,00

Realisasi penjualan kotor

21.914 m2 x 100.000,00 = Rp2.191.400.000,00

52.014 m2 x 100.000,00 = Rp5.201.400.000,00

LM = (Rp1.750.000.000,00)  Rp5.642.800.000,00

Selisih Rp2.069.984.000,00

Tanggapan – Atas temuan tersebut TL PT Bank Kosa (DL) memberikan

tanggapan bahwa penjualan aset PT PSS berupa tiga buah sertifikat di desa

Jambangan Surabaya dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) 

Tanah tersebut berupa sawah, letaknya +1 m2 di bawah jalan. Calon pembelisemuanya pengusaha real estate, memperhitungkan biaya yang tidak kecil

untuk menguruk, untuk dapat dibuat menjadi perumahan;

(2)  Tanah tersebut belum clean & clear   karena pada setiap sertifikat terdapat

milik orang lain mengaku belum dibebaskan, termasuk tanah milik desa.

Pemilik tanah ini tidak bersedia menjual tanahnya secara bersama-sama.

Sedang milik desa penjualannya memerlukan izin dari walikota;

(3) 

Selain masalah yang disebut di atas, calon investor harus membayar ganti

rugi kepada para penggarap yang sejak krisis ekonomi menggarap tanah-

tanah tersebut. Kemudian, harga jual tanah tersebut dibawah harga

appraisal , ini terjadi karena perusahaan penilai tidak mempertimbangkan

lebih teliti masalah-masalah yang melekat di atas tanah-tanah tersebut.

Penilaian mereka lebih didasarkan pada NJOP dan informasi harga pasar

setempat secara umum yang yang tidak membedakan tanah matang/darat,

sawah atau rawa.

Page 490: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 490/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 30 dari 40

Mengenai ikut sertanya Sdr. HS sebagai saksi dalam penjualan aset-aset PT

PSS, bermula dari akta pengikatan akta jual-beli antara PT PSS, di mana Sdr.

HS mengungguli penawaran calon pembeli lain yang hanya menawar antara

Rp95.000,00 – Rp100.000,00 per meter, sementara Sdr. HS menawar

Rp110.000,00.

Ternyata langkah Sdr. HS tersebut merupakan jebakan kepada PT PSS agar

tanah tersebut jangan terjual, sampai gugatan Sdri. LM yang sedang dalam

 proses di PN Malang terhadap Sdr. SC mendapat keputusan karena Sdr. HS

adalah rekan bisnis Sdri. LM.

Ironisnya setelah gugatan Sdri. LM diputus (menang) dan tercapai perdamaian

antara PT PSS dan Sdri. LM, tentang ganti rugi yang disepakati; ternyata akta

 pengikatan jual beli antara PT PSS dan Sdr. HS tidak bisa dibatalkan oleh PT

PSS secara sepihak, karena dipihak yang salah, yakni tidak dapat membebaskan

tanah seluruhnya.

Sebagai jalan keluar disepakati, Sdr. HS bersedia ikut tanda tangan sebagai saksi

dalam akte penjualan tanah-tanah tersebut tanpa imbalan apapun, kecuali

menerima kembali uang panjar yang telah dibayar kepada PT PSS sebesar

Rp50.000.000,00. Ikut sertanya Sdr. HS sebagai saksi dalam jual beli asset PT

PSS, pun merupakan permintaan pembeli sebagai bukti bahwa Sdr. HS telah

melepaskan hak untuk membeli atas tanah-tanah tersebut.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Kosa (DL)mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS sehubungan

dengan penjualan jaminan di bawah NJOP.

c)   Temuan - Penjualan asset jaminan PT Persada Kalpataru Tama (PT PKT ) di

bawah ni lai apprai sals dengan ni lai perk ir aan sebesar Rp400.000.000,00

Pada tanggal 20 Mei 2002 telah dilakukan penjualan salah satu aset jaminan PT

PKT di desa Karah Surabaya yaitu SHGB No. 320. Penjualan dilakukan oleh

agen yaitu Sdri. Ziadatul Choiroh yang juga merupakan Direktur PT PKT. Hasil

 penjualan aset/jaminan PT PKT adalah sebagai berikut:

SHGB 320, Luas Tanah 4.000 m2 dengan harga jual @Rp50.000,00 per m

Jumlah Hasil Penjualan Rp200.000.000,00Dikurangi Biaya-biaya:

(1) 

Komisi 2,5% Rp 5.000.000,00

(2) 

Pajak PPh Rp20.600.000,00

Page 491: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 491/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 31 dari 40

(3)  Biaya Notaris Rp 1.000.000,00

(4)  Transport Dir. PT PKT Rp 5.250.000,00 

Total biaya Rp 31.850.000,00

Penjualan bersih Rp168.150.000,00

Hasil penjualan tersebut telah disetor via Bank Mandiri pada tanggal 22 Mei

2002.

BPK-RI berkesimpulan bahwa hasil penjualan tersebut lebih rendah bila

dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan oleh BCG pada tanggal 2

 November 1999 yaitu Rp150.000,00/m

2

. atau akan menerima hasil perkiraan penjualan kotor sebesar Rp600.000.000,00 (4.000 m2 x Rp150.000,00).

Forum komunikasi Bank Dalam Likuidasi tanggal 8 Agustus 2000 menyebutkan

 bahwa untuk harga jual aset harus diusahakan agar dapat mencapai setinggi-

tingginya, dengan patokan minimal senilai harga likuidasi ( forced sale value)

yang dinilai oleh perusahaan penilai (berdasarkan appraisal report ).

Kondisi di atas mengakibatkan terjadinya inefisiensi secara langsung kepada TL

PT Bank Kosa (DL) sebesar Rp400.000.000,00 (Rp600.000.000,00 –

Rp200.000.000,00) dan secara tidak langsung kepada negara terutama di dalam

 pengembalian BLBI kepada Pemerintah. Jumlah tersebut belum termasuk biaya-

 biaya yang dikeluarkan dalam rangka penjualan tanah tersebut, seperti

 pembayaran pajak dan komisi. 

Tanggapan   - Atas masalah tersebut TL PT Bank Kosa (DL) memberikan

tanggapan bahwa ketika TL meninjau lokasi untuk memasarkan tanah tesebut,

ternyata di atas tanah itu telah berdiri beberapa bangunan yang telah selesai dan

sisanya sedang dalam pengerjaan. Kedatangan TL di lokasi mendapat rintangan

oleh beberapa orang yang sengaja didatangkan penyerobot tanah tersebut untuk

menakut-nakuti TL PT Bank Kosa (DL).

Rupanya Sdr. HS sedikit banyak mengetahui riwayat tanah tersebut, sehingga

dia menyatakan minatnya untuk membeli tanah tersebut di bawah harga pasar

dengan syarat TL bersedia memberi kuasa kepadanya untuk mengajukan

gugatan di pengadilan atas penyerobotan itu.

Dengan latar belakang seperti itu, TL setuju atas penawaran Sdr. HS sebesar

Rp200.000.000,00 serta surat kuasa menggugat di pengadilan. Ternyata gugatan

Sdr. HS ditolak baik di PTUN maupun di PTUN Tinggi Surabaya dan saat ini

sedang dalam proses kasasi di Mahkamah Agung RI. Informasi terakhir yang

Page 492: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 492/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 32 dari 40

diperoleh bahwa Mahkamah Agung RI akhirnya memenangkan permohonan

Kasasi Sdr. HS.

Kendati pada akhirnya Kasasi Sdr. HS dikabulkan oleh Mahkamah Agung RI,

namun secara financial  dia telah mengeluarkan lebih besar ketimbang membeli

tanah itu tanpa masalah yang pada saat itu harga tanah sekitar ±

Rp.100.000,00/m2 Biaya itu akan membengkak lagi untuk biaya pembebasannya

karena seluruh lahan tersebut sudah penuh dibangun dengan rumah termasuk

sebuah mesjid didalamnya.

Saran - BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Kosa (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS sehubungan

dengan penjualan jaminan di bawah nilai appraisal  

2)  Penjualan Aset

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 penjualan aset (harta tetap dan barang

inventaris) yang dilakukan oleh TL adalah sebesar Rp2.614.124.000, dengan rincian

 berikut:

dalam rupiah

PENJUALANJENIS

Nilai Buku

31-Okt-97 Langsung Lelang

Hasil

Penjualan

Tanah Bangunan 850.500.000 1.120.000.000 -

1.120.000.00

0

Mobil 922.549.682 1.002.500.000 212.000.000

1.214.500.00

0

Motor 17.339.686 15.350.000 - 15.350.000

Perlengkapan & Peralatan 260.849.860 115.024.000 - 115.024.000

Mesin-mesin &

Instalasi 280.023.503 141.890.000 7.360.000 149.250.000

Software 200.000.000 - - -

Total Hasil Penjualan 2.531.262.731 2.394.764.000 219.360.000

2.614.124.00

0

BPK-RI tidak menemukan permasalahan material yang perlu dilaporkan untuk

 penjualan aset.b.

 

Pembayaran Kewajiban

Pembayaran yang telah dilakukan TL PT Bank Kosa (DL) baik kepada Pemerintah

maupun kepada pihak ketiga lainnya sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah

sebesar Rp99.410.146.101,00, dengan rincian sebagai berikut:

Page 493: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 493/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 33 dari 40

dalam rupiah

No Kewajiban Pembayaran Saldo 30 Mei 2005

1 Nasabah Dana Pihak Ketiga 48.522.844.294 61.975.878

  a. 

Giro 1.617.108.026 18.603.250

  b. 

Tabungan 609.561.887 42.941.228

  c. 

Deposito 47.109.669.081 431.400

2 Bunga Nasabah DPK 545.851.292

3 Pemerintah 50.229.285.595 0

4 BI 0 154.523.041.327

5 Antar Bank Antar Aktiva 112.165.000 5.705.686.278

  a. 

BEPEDE 77.100.000 3.922.900.000  b.

 

IFI 35.065.000 1.782.786.278

  Jumlah 99.410.146.181 160.290.703.483

Keterangan:

1)  Pembayaran kepada DPK masih bersaldo sebesar Rp61.975.878,00 dan telah

dititipkan kepada Bank Mandiri kantor cabang Jakarta Plaza Mandiri Jl. Jend Gatot

Subroto Kav 36-38; dengan nama rekening “Bank Indonesia qq Nasabah Ex Bank

Dalam Likuidasi”, nomor rekening 0700004080201. Penitipan dana nasabah yang

 belum diambil tersebut berdasarkan kepada Surat BI No.5/335/DPIP/IPSiP tanggal 6

Oktober 2003;

2)  Pembayaran bunga sebesar Rp545.821.292,00 merupakan bunga deposito nasabah

PT Bank Kosa (DL);

3)  Kewajiban kepada Pemerintah (saldo debet) sebesar Rp154.940.412.220,00 belum

 pernah sama sekali dibayarkan oleh TL PT Bank Kosa (DL);

4) 

Pembayaran kepada BEPEDE dan IFI dengan menggunaan dana sendiri PT Bank

Kosa (DL).

Terkait dengan hal ini, BPK-RI tidak menemukan permasalahan material yang perlu

dilaporkan untuk pembayaran kewajiban.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional oleh TL Bank Kosa sampai dengan tanggal 30 April 2005

adalah sebesar Rp24.139.079.239,00 dengan rincian sebagai berikut:

Page 494: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 494/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 34 dari 40

dalam rupiah

No Keterangan Jumlah

1 Biaya Honorarium/Gaji 7.268.787.367,00

2 Biaya Umum 3.284.649.315,00

3 Biaya Penyelesaian Kredit 13.585.642.557,00

Jumlah 24.139.079.239,00

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 TL PT Bank Kosa (DL) telah membayarkan

 pesangon sebesar Rp545.474.600,00 dari total pesagon sebesar Rp778.610.000,00

sehingga masih terdapat sisa pesangon yang belum dibayarkan sebesar Rp233.136.156

(Rp778.610.000,00 - Rp545.474.600,00), dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No NamaMasa Kerja

Total

Pesangon

Uang Muka

Pesangon

Sisa

Pesangon

1 Santo. S. 7 thn, 4 bln 345.001.110 288.477.000 56.524.110

2 Asrianty. P. 7 thn, 4 bln 263.564.446 205.220.000 58.344.446

3 Rosdiana 7 thn, 4 bln 111.600.000 34.872.600 76.727.400

4 Supardiyanto 7 thn, 4 bln 30.740.200 10.465.000 20.275.200

5 M. Zein Ihrom 7 thn, 1 bln 27.705.000 6.440.000 21.265.000

Jumlah  778.610.756 545.474.600  233.136.156

 

Temuan audit yang terkait penggunaan biaya operasional adalah sebagai berikut:1)  

Temuan - Terdapat ketidakhematan dalam perj anji an kerja antara TL PT Bank

Kosa (DL ) dengan Sdr. M . Husnain i I skandar (Konsul tan Pajak) sebesar

Rp1.412.022.141,00

Perjanjian kerjasama ditandatangani pada tanggal 7 April 2005 antara Sdr. Santo

Silaban dan Sdri. Asrianty Purwantini selaku TL PT Bank Kosa (DL) dengan Sdr.

M. Husnaini Iskandar (MHI) selaku konsultan pajak. Perjanjian kerja ini meliputi

 jasa pengurusan perpajakan terhadap kewajiban perpajakan PT Bank Kosa (DL)

untuk tahun pajak 1994 sampai dengan 2004 untuk segala jenis pajak yang terkait.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah terhitung mulai tanggal 1 April 2005

sampai dengan 5 Juni 2005.

Sebagai hasil dari pelaksanaan pekerjaan, TL PT Bank Kosa (DL) akan menerima

(Surat Ketetapan Pajak) SKP dan / surat bebas dari tagihan pajak apapun (tax

clearance) dari instansi pajak untuk masing-masing tahun pajak mulai 1994 sampai

dengan 2004.

Page 495: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 495/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 35 dari 40

Biaya pelaksanaan pekerjaan dan imbal jasa yang disepakatai terbagi dalam dua

kelompok yaitu:

a) 

Untuk tahun pajak 1994 sampai dengan tahun pajak 1998 adalah sebesar

Rp725.956.822,00 all-inclusive, yang meliputi di dalamnya fee jasa pengurusan,

 pembayaran pajak terhutang mulai tahun 1994 sampai dengan 1998, biaya

transportasi, dan biaya operasional lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan

tersebut;

 b) 

Untuk tahun pajak 1999 sampai dengan tahun pajak 2004 adalah sebesar

Rp686.065.319,00 all-inclusive, yang meliputi di dalamnya fee jasa pengurusan,

 pembayaran pajak terhutang mulai tahun 1999 sampai dengan 2004, biaya

transportasi, dan biaya operasional lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan

tersebut;

c)  Jumlah tersebut di atas belum termasuk pajak penghasilan yang masih harus

dibayarkan atas jasa yang diberikan sebesar 7,5%.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak beserta bukti-bukti

 pendukungnya diketahui hal-hal sebagai berikut:

a) 

Sampai dengan pemeriksaan, SKP dan/surat bebas dari tagihan pajak apapun

(tax clearance) yang dijanjikan oleh konsultan pajak di dalam kontrak belum

diterima oleh TL PT Bank Kosa (DL);

 b) 

Sampai dengan pemeriksaan BPK-RI belum memperoleh bukti setoran pajak

atas pembayaran pajak yang terhutang yang dibayarkan oleh konsultan pajak;

c)  Biaya yang telah dibayarkan oleh TL PT Bank Kosa (DL) kepada konsultan

 pajak adalah sebesar Rp1.412.022.141,00 yang terdiri dari;

(1) 

Bukti kuitansi dan cek Bank Mandiri tanggal 1 April 2005 sebesar

Rp403.040.655,00;

(2) 

Bukti kuintansi dan cek Bank Mandiri tanggal 1 April 2005 sebesar

Rp78.750.000,00;

(3)  Bukti kuitansi dan cek Bank Mandiri tanggal 4 Mei 2005 sebesar

Rp930.231.486,00;

d) 

Dalam perjanjian kerja tersebut tidak di cover   dengan jaminan yang memadaiyang diberikan oleh konsultan pajak untuk mengantisipasi apabila konsultan

 pajak tidak dapat memberikan hasil seperti yang disebutkan di dalam perjanjian

kerja.

Page 496: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 496/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 36 dari 40

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakhematan di dalam perjanjian kerja,

dengan nilai sebesar Rp1.412.022.141,00 yang dilakukan oleh TL PT Bank Kosa

(DL) karena tidak memperoleh hasil sebagaimana yang dituangkan di dalam kontrak

kerja. Hal ini tidak sesuai dengan SK DIR BI Nomor 32/53/KEP/DIR tentang Tata

Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Umum Pasal 45 yang

menyatakan bahwa dalam rangka melaksanakan wewenang untuk meminta bantuan

konsultan dalam pelaksanaan Likuidasi Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

ayat (2) huruf f, TL wajib memperhatikan hal-hal, antara lain:

a) 

Efisiensi dalam pelaksanaan likuidasi;

 b)  Keahlian tenaga konsultan;

c) 

Kemampuan keuangan Bank Dalam Likuidasi untuk membayar jasa konsultan.

Kondisi di atas terjadi karena TL PT Bank Kosa (DL) tidak berhati-hati di dalam

melakukan kontrak kerja dengan konsultan pajak.

Tanggapan  - Atas masalah tersebut TL PT Bank Kosa (DL) memberikan tanggapan

 bahwa sewaktu PT Bank Kosa (DL) dilikuidasi, ternyata manajemen belum

menyelesaikan kewajiban pajak sejak tahun 1995. Hal ini diketahui dari belum

diterbitkannya surat keterangan lunas pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

yang bersangkutan. Padahal dokumen tersebut sangat penting dalam pelaksanaan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Kosa (DL) dalam waktu dekat.

TL PT Bank Kosa (DL) sudah beberapa kali mencoba untuk menyelesaikan masalah

 perpajakan ini, bahkan pada tahun 2002 TL pernah diperiksa langsung oleh Kantor

Pajak terkait (berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Nomor PRIN

35/WPJ.04/KP.0706/2002 tanggal 10 september 2002), tetapi tetap saja surat

keterangan lunas pajak tidak diperoleh, akhirnya TL menjajaki kerjasama dengan

dengan Konsultan Pajak MHI.

Disebabkan oleh adanya kendala tekhnis di KPP yang bersangkutan dan, mengingat

 berkaitan dengan perhitungan 10 tahun fiscal, maka sampai saat ini SKP belum

selesai diproses, sehingga nilai pasti biaya pajak belum dapat diperoleh.

Untuk itu TL telah membuat addendum perjanjian kerjasama yang memuat:

a)  Perpanjangan waktu kerjasama sampai dengan tanggal 10 September 2005;

 b) 

Apabila Nilai SKP ternyata lebih kecil atau lebih besar maka para pihak (TL PT

Bank Kosa (DL) dan Sdr. MHI) bersedia mengembalikan atau menambah

 pembayaran yang telah atau belum diterima;

c) 

 Profesional fee yang besarnya Rp7.500.000,00 per tahun fiskal;

Page 497: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 497/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 37 dari 40

d)  Success fee & operational cost   sebesar 30 % dari SKP.SKPKB/SKPLB yang

akan diperoleh PT Bank Kosa (DL).

Diharapkan paling lambat akhir Agustus ini masalah perpajakan sudah dapat

terselesaikan.

Saran  – BPK-RI menyarankan agar pembayaran kepada konsultan pajak yang telah

dibayar oleh TL PT Bank Kosa (DL) ditarik kembali mengingat adanya

ketidakpastian yang cukup tinggi atas penyelesaian yang akan dilakukan oleh

konsultan pajak.

2)   Temuan - Tambahan operational cost (biaya operasional) dengan ni lai sebesar

Rp2.392.326.824,00 dalam penanganan perkara di PT Bank Kosa (DL ) belumdapat diyakin i kewajarannya

Dalam rangka melaksanakan penyelesaian penagihan kredit kepada para debitur, TL

PT Bank Kosa (DL) sebagian besar menggunakan jasa konsultan hukum. Adapun

 biaya yang harus dikeluarkan oleh TL PT Bank Kosa (DL)  di dalam kontrak

kerjasama yang dibuat dengan para konsultan hukum terdiri dari:

a) 

 Profesional fee, yang dilakukan dalam dua kali pembayaran di mana

 pembayaran pertama dilakukan pada saat perjanjian kerjasama ditandatangani

dan pembayaran kedua dilakukan setelah gugatan tersebut disidangkan untuk

 pertamakalinya di pengadilan negeri yang berwenang;

 b) 

Operational fee, yang pembayarannya dilakukan pada saat biaya tersebut

dibutuhkan untuk membiayai kasus tersebut di mana pembayaran pertama

dilakukan sebesar 10% pada saat perjanjian ditandatangani.

Perlu diketahui juga bahwa di dalam perjanjian kerjasama dengan konsultan

hukum terdapat dua jenis pembebanan operasional fee, yaitu;

(1)  yang mencantumkan nilai perkiraan operational fee; 

(2) 

yang tidak mencantumkan nilai perkiraan operational fee, di mana akan

diajukan sesuai dengan kebutuhan dan akan dimintakan persetujuan terlebih

dahulu dengan TL PT Bank Kosa (DL).

c) 

Success fee  sebesar 5% sampai dengan10% dari hasil yang diperoleh setelah

 penanganan kasus tersebut berhasil ditangani oleh konsultan hukum. Selain ituada juga yang mempergunakan sistem lump sum tanpa success fee.

Sebagai bukti telah dilakukan pembayaran atas penambahan operational cost , TL

PT Bank Kosa (DL) mengeluarkan kuitansi yang ditandatangani oleh konsultan

hukum. Dalam kwitansi pembayaran tersebut dijelaskan bahwa biaya tersebut

Page 498: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 498/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 38 dari 40

digunakan untuk penambahan operational cost   dalam menangani suatu

kasus/perkara.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa tambahan biaya operational cost  

tidak didukung dengan bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh konsultan

hukum. Hal ini dapat dilihat dari “Laporan Periodik Penanganan Debitur-debitur”

yang diberikan kepada TL PT Bank Kosa (DL). Sehingga sulit untuk memastikan

 bahwa biaya tersebut memang dipergunakan sebagai operasional konsultan hukum

di dalam menangani suatu kasus/perkara. Selain itu tambahan operational cost  yang

diberikan bisa melebihi jumlah biaya yang tercantum di dalam perjanjian kerjasama

antara TL PT Bank Kosa (DL) dengan konsultan hukum.

Realisasi operasional cost  yang telah dibayarkan oleh TL PT Bank Kosa (DL) yang

ditangani oleh dua pengacara berdasarkan catatan dan bukti pendukung adalah

sebesar Rp4.767.326.824,00, yang terdiri atas operasional cost  berdasarkan kontrak

 perjanjian sebesar Rp2.375.000.000,00 dan sisanya sebesar Rp2.392.326.824,00

merupakan tambahan operasional cost   yang tidak tercantum didalam kontrak atau

terdapat penambahan sebanyak 101% dari biaya operasional yang tercantum di

dalam kontrak.

Seharusnya TL PT Bank Kosa (DL) lebih bersikap conservative didalam membuat

kontrak kerjasama dengan konsultan hukum yaitu dengan menambahkan

klausul/membuat addendum yang menyebutkan atau menjelaskan bahwa apabila

konsultan hukum mengajukan tambahan operational cost  kepada TL PT Bank Kosa

(DL), supaya membuat rincian biaya serta menyampaikan bukti pembayaran yangtelah dilakukan oleh konsultan hukum agar akuntabilitas dari pembayaran tambahan

 biaya tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Hal tersebut mengakibatkan tambahan biaya operasional cost   sebesar

Rp2.392.326.824,00 tidak dapat diyakini kewajarannya karena tidak didukung

dengan bukti-bukti yang memadai.

Hal tersebut terjadi karena TL PT Bank Kosa (DL) kurang tegas dalam menerapkan

 perjanjian dengan konsultan hukum yang telah disepakati.

Tanggapan - Atas masalah tersebut TL PT Bank Kosa (DL) memberikan tanggapan

 bahwa TL PT Bank Kosa (DL) sepenuhnya setuju pada pendapat pemeriksa bahwa

akuntabilitas atas operational cost   yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian perkara agak sulit untuk diyakini kebenarannya. Namun hal tersebut terjadi atau

terpaksa dilakukan mengingat rumit dan kompleksnya sistem peradilan di negara

kita saat ini.

Page 499: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 499/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 39 dari 40

 Namun yang pasti dari sisi TL, bahwa biaya-biaya tersebut dibayar kepada

konsultan hukum yang di sewa untuk menangani perkata itu.

Saran - Terkait dengan tambahan biaya operasional, BPK-RI menyarankan agar TL

mempertanggungjawabkan penambahan biaya operasional tersebut kepada RUPS

d. 

Sisa Aset

 Nilai realisasi sisa aset yang seharusnya menjadi bagian pemerintah untuk menutup sisa

kewajiban BDL per tanggal 30 April 2005 adalah sebesar Rp35.931.092.719,00 dengan

rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

Keterangan Nilai Buku Nilai Realisasi

1. Kas 58.591.815,00 58.591.815,00

2. Antar Bank Aktiva 26.174.892.507,00 26.174.892.507,00

3. Kredit Yang Diberikan 119.655.448.900,00 9.638.438.397,00

4. Aktiva Tetap 672.063,00 59.170.000,00

5. Rupa-Rupa Aktiva 12.021.487.539,00 0,00

Jumlah 157.911.092.824,00 35.931.092.719,00

Keterangan: 

1) Nilai buku merupakan nilai yang tercatat di dalam laporan keuangan unaudited  per

tanggal 30 April 2005 setelah dikurangi dengan penyusutan;

2) Nilai realisasi ditentukan oleh TL PT Bank Kosa (DL) untuk posisi tanggal 30 April

2005;

3) Antar bank aktiva yang menjadi bagian Pemerintah untuk menutup sisa kewajiban

PT Bank Kosa (DL) per tanggal 30 April 2005 dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No. Jenis Nama No.

Urut Penempatan Bank Deposito30-Apr-05

1 Deposito Mandiri 1170200012623 750.000.000

2 Deposito Mandiri 1170200054518 900.000.000

3 Deposito Mandiri 1170200090231 850.000.0004 Deposito Mandiri 1170202071015 1.000.000.000

5 Deposito Mandiri 1170202092433 1.000.000.000

6 Deposito Mandiri 1170202139358 1.000.000.000

7 Deposito Mandiri 1170202128989 1.000.000.000

8 Deposito Mandiri 1170202133765 2.000.000.000

Page 500: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 500/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Kosagrha Semesta (DL) Halaman 40 dari 40

dalam rupiah

No. Jenis Nama No.

Urut Penempatan Bank Deposito30-Apr-05

9 Deposito Mandiri 1170202133757 3.000.000.000

10 Deposito Mandiri 1170203005996 1.250.000.000

11 Deposito Mandiri 1170203019070 1.000.000.000

12 Deposito Mandiri 1170298033614 1.400.000.000

13 Deposito Mandiri 1170204013023 3.000.000.000

14 Deposito Mandiri 1170204020499 1.500.000.000

15 Deposito Mandiri 1170204054266 1.000.000.000

16 Deposito Mandiri 1170204089403 1.000.000.00017 Deposito Mandiri 1170204099717 3.000.000.000

18 Rekening Giro Mandiri 117098007693 1.525.000.000

19 Rekening Giro I.F.I. - 0

20 Deposito SEAB (BDL) - 1.000.000.000

  J U M L A H 27.175.000.000

4) Kredit yang diberikan yang merupakan sisa aset kredit yang menjadi bagian

 pemerintah untuk menutup sisa kewajiban PT Bank Kosa (DL) per tanggal 30 April

2005 dengan nilai realisasi menurut TL PT Bank Kosa (DL) adalah sebesar

Rp9.638.438.397,00. Sisa aset kredit tersebut merupakan kredit yang belum dilunasi

oleh debitur.

5) Aktiva yang tersisa yang masih memiliki nilai adalah satu unit mobil Kijang dansisanya merupakan barang investaris kantor seperti, meja, kursi, lemari, lukisan,

mesin faksimili, komputer serta ATK.

Bila dibandingkan dengan kewajiban TL kepada BI sebesar Rp154.940.412.220, maka

kemampuan TL PT Bank Kosa (DL) untuk dapat menutupi kewajibannya adalah sebesar

23,19% (Rp35.931.092.719,00 : Rp154.940.412.220,00 x 100%) dari kewajiban kepada

BI (saldo debet). Nilai realisasi ini masih bisa berubah-ubah sesuai dengan keberhasilan

TL terutama di dalam pencairan/penagihan kredit.

Terkait dengan sisa aset, BPK-RI tidak menemukan permasalahan material yang perlu

dilaporkan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 501: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 501/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BG : Bilyet Giro

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank IndonesiaBPN : Badan Pertahanan Nasional

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

BPR : Bank Perkreditan Rakyat

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

BRI : Bank Rakyat Indonesia

BS : Buying Suryadja

CAM : Citra Artha Mahesa

DPK : Dana Pihak Ketiga

HGB : Hak Guna Bangunan

KAP : Kantor Akuntan Publik

KCU : Kantor Cabang UtamaKPP : Kantor Pelayanan Pajak

L/C : Letter of Credit

LM : Lisa Megawati

MHI : M. Husnaini Iskandar

NAL : Neraca Akhir Likuidasi

NJOP : Nilai Jual Objek Pajak

PPh : Pajak Penghasilan

PT ABW : Amcol Bumi Wisata

PT BCG : Bhinneka Consulting Group

PT PKT : Persada Kalpataru Tama

PT PSS : Penta Sekawan SentosaPTUN : Pengadilan Tata Usaha Negara

RI : Republik Indonesia

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SKP : Surat Ketetapan Pajak

SPI : Sistem Pengendalian Intern

TFK : Thien Kie Fong

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 502: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 502/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK MATARAM DHANARTA

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.M/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 503: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 503/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 7

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir

Likuidasi/NAL)

9

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 10

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 12

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu 13

Page 504: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 504/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 13

a. Realisasi Pencairan Aset 13

 b. Pembayaran Kewajiban 20

c. Biaya Operasional 20

d. Sisa Aset 21

DAFTAR SINGKATAN

Page 505: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 505/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 1 dari 24

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK MATARAM DHANARTA (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Mataram Dhanarta (Dalam

Likuidasi/DL).

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL) tidak dapat diandalkan, karena beberapa

hal. Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara memadai.

Diantaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama menyulitkan

 pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yangsecara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen

Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan

kinerja TL selama periode kerjanya.

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI atas PT Bank Mataram Dhanarta (DL) di tahun 2000 adalah

 pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada rekomendasi yang diberikan secara langsung

kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset, baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal yang berkaitan

dengan Bank Dalam Likuidasi (BDL).

Page 506: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 506/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 2 dari 24

a.  Realisasi Pencairan Aset

Dari jumlah aset PT Bank Mataram Dhanarta (DL) per tanggal 31 Oktober 1997 sebesar

Rp121.798.526.246,00 telah direalisasi pencairan aset sampai dengan tanggal 30 April

2005 sebesar Rp25.636.217.792,50 terdiri dari penagihan kredit sebesar

Rp23.955.107.892,50 dan penjualan aset sebesar Rp1.681.109.900,00. Terkait hal ini,

kami menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1)  Tanah dan bangunan atas jaminan kredit PT Nurina Nusantara Holiday T & T dijual

dibawah harga pasar dan tidak transparan;

2) 

 Discount  atas pokok pinjaman kepada debitur tidak sesuai dengan ketentuan .

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban BLBI sebesar Rp336.763.209.866,98 telah diselesaikan sebesar

Rp31.186.000.000,00 sehingga mempunyai sisa kewajiban BLBI sebesar

Rp305.577.209.866,98 Terkait hal ini, kami tidak menemukan adanya permasalahan.

c. 

Biaya Operasional

Biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp12.476.104.638,51. Terkait dengan hal ini kami tidak menemukan permasalahan

yang cukup material.

d. 

Sisa Aset

 Nilai sisa aset per tanggal 30 April 2005 sesuai dengan Posisi Keuangan PT BankMataram Dhanarta (DL) (unaudited) sebesar Rp 8.526.990.713,57. Terkait hal ini, kami

menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) 

Kredit kepada pihak terkait PT Sadean Intramitra Corporation sebesar

Rp183.061.992.051,78 tidak ada angsuran;

2) 

TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) tidak menguasai bukti-bukti kepemilikan

terhadap tiga tanah jaminan kredit.

4.  Saran BPK-RI

Atas pemeriksaan pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL), BPK–RI memberikan saran

kepada TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) sebagai berikut:

a. 

TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan penjualan tanah

dan bangunan atas jaminan kredit PT Nurina Nusantara Holiday T & T yang dibawah

harga pasar dan tidak transparan serta pemberian discount  atas pokok pinjaman kepada

debitur tidak sesuai dengan ketentuan;

Page 507: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 507/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 3 dari 24

 b.  TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) meminta pertanggungjawaban pihak-pihak terkait

sehubungan dengan kewajiban pihak terkait BDL dan apabila diperlukan dilakukan

melalui jalur hukum sehubungan dengan kredit kepada pihak terkait PT Sadean

Intramitra Corporation sebesar Rp183.061.992.051,78 tidak ada angsuran;

c. 

Pemerintah dan BI segera mengambil langkah-langkah konkrit mengenai penyelesaian

tugas TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) termasuk kemungkinan mengambil alih aset

yang masih tersisa dalam rangka menyelesaikan kewajiban bank serta meminimalkan

kerugian negara sehubungan dengan tidak dikuasainya bukti-bukti kepemilikan

terhadap tiga tanah jaminan kredit oleh TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL).

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit

Haryanto Suwondo

 NIP. 240000361

Page 508: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 508/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 4 dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

Dasar hukum pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

adalah sebagai berikut:

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b.  Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2. 

Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

adalah untuk memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b. 

Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset yang akan diserahkan kepada Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;d.

 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT Bank Mataram Dhanarta (DL).

3. 

Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang Negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi PemeriksaanMetodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

Page 509: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 509/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 5 dari 24

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil  sampling   transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

d. 

Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e. 

Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni 2005 sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6. 

Obyek PemeriksaanPT Bank Mataram Dhanarta (DL)

Page 510: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 510/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 6 dari 24

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

PT Bank Mataram Dhanarta dicabut ijin usahanya berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 535/KMK.017/1997 tanggal 1 November 1997 dan terhitung

ditetapkannya keputusan tersebut PT Bank Mataram Dhanarta (DL) wajib menutup seluruh

kantor-kantornya untuk umum dan menghentikan segala kegiatan usahanya. Pencabutan ijin

usaha dilakukan berdasarkan usulan BI Nomor 30/95/DIR/UPB3/Rhs tanggal 31 Oktober

1997.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

TL dibentuk berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Luar Biasa Para Pemegang Saham PT

Bank Mataram Dhanarta (DL) Nomor 40 tanggal 23 Desember 1997 yang dibuat oleh

 Notaris Warda Sungkar Alurmei, S.H. dan SK BI Nomor 30/286/UPB3/ADB3/Rahasia

tanggal 18 November 1997 dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : H. Mohamad Moenadi Qosjim, SE,MM

Wakil Ketua : H Muhamad Ibrahim Ismail

Anggota : Poli Paulus Petrus, SH

Wowok Sutarso Widjenar, SE

Soeprapto, SHKomara Achmad Hidayat

Susunan TL mengalami beberapa kali perubahan, mulai dengan Akta Notaris Warda

Sungkar Alurmei, S.H. Nomor 9 tanggal 7 Agustus 1998 yang memberhentikan dengan

hormat H.M Ibrahim Ismail dan Komara Achmad Hidayat, dan terakhir melalui surat BI

 Nomor 31/643/UPPB/Ad.P tanggal 25 September 1999 tentang penarikan Sdr. Wowok

Sutarso Widjenar, SE untuk dikembalikan ke PT Bank Duta. Sesuai RUPS tanggal 26

Oktober 1998 susunan TL sebagai berikut:

Ketua : H. Mohamad Moenadi Qosjim, SE,MM

Anggota : Poli Paulus Petrus, SH

Soeprapto, SH

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Keputusan (SK)

Direksi BI Nomor 32 /53/KEP/DIR, masa kerja TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) telah

 berakhir tanggal 23 Desember 2002 dan dapat diperpanjang sampai dengan tanggal 23 Juni

2003. Namun karena kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum

dapat diselesaikan seluruhnya, maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL.

Page 511: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 511/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 7 dari 24

Dengan demikian, keberadaan TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) tidak sesuai dengan

ketentuan.

3. 

Jumlah BLBI yang Diterima

Fasilitas BLBI yang diberikan kepada PT Bank Mataram Dhanarta (DL) adalah sebagai

 berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Nilai

Saldo Debet 283.265.209.866,98

Dana Talangan Rupiah I 1.495.000.000,00

Dana Talangan Rupiah II 52.003.000.000,00

Jumlah 336.763.209.866,98

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak ada akta pengikatan secara notariil dan tidak ada jaminan yang diberikan sehubungan

dengan pemberian BLBI kepada PT Bank Mataram Dhanarta (DL).

5.  Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada PT. Bank Mataram Dhanarta (DL) telah dialihkan kepada

Pemerintah sesuai dengan kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI

dan akta cessie antara Direksi BI dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Dengan pengalihan tersebut, maka BLBI yang diberikan BI beralih menjadi hutang

Pemerintah kepada BI, dan sekaligus menjadi piutang Pemerintah cq. BPPN kepada PT

Bank Mataram Dhanarta (DL).

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh PT Bank Mataram Dhanarta (DL) sampai

dengan tanggal 30 April 2005, adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis BLBI Jumlah

Kewajiban

Pembayaran Sisa

Saldo Debet

Dana Talangan Rupiah

283.265.209.866,98

53.498.000.000,00

0,00

31.186.000.000,00

283.265.209.866,98

22.312.000.000,00

Jumlah 336.763.209.866,98 31.186.000.000,00 305.577.209.866,98

Page 512: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 512/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 8 dari 24

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah BLBI yang dibayar hanya mencapai sebesar

9,26 % dari total kewajiban BLBI.

7. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Laporan keuangan Bank Mataram Dhanarta (DL) per tanggal penutupan (31 Oktober 1997)

telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf & Rekan dengan

laporan Nomor R/075/06/98 pada tanggal 7 Maret 1998, sebagai berikut :

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

Nilai Realisasi

Tersedia untuk

Hutang yangdijamin

Nilai Realisasi

Tersedia untuk

Hutang yang TidakDijamin

AKTIVA

Aktiva Tersedia untuk Hutang yang Dijamin Penuh:

Pinjaman yang Diberikan 79.762.371.240 79.762.371.240

Dikurangi : Giro, Tabungan danDeposito (1.429.726.453)   78.332.644.787

Aktiva Tersedia untuk Hutang

yang Dijamin :

Kas dan Bank 19.729.707.107 19.729.707.107

Pendapatan yang Masih AkanDiterima 19.687.202.578 245.699.306

Biaya Dibayar Dimuka 221.078.632 -

Uang Muka Pajak 90.000.000 -

Aktiva Tetap 1.522.281.758 75.521.600

Aktiva Lain-lain 785.884.931 611.060.245

Jumlah Aktiva 121.798.526.246 98.994.633.045

PASIVA

Hutang yang Tidak Dijamin

Cerukan 279.536.639.710 279.536.639.710

Giro 1.019.056.577 1.019.056.577

Kewajiban Segera Lainnya 855.487.296 855.487.296

Tabungan 331.540.350 314.823.363

Deposito Berjangka 71.942.525.240 71.942.525.240

Sertifikat Deposito 22.767.269.774 22.767.269.774

Pinjaman yang Diterima 3.000.000.000 3.000.000.000

Biaya yang Masih Harus

Dibayar 8.348.562 1.919.000

Hutang Pajak 139.438.092 139.438.092

Page 513: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 513/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 9 dari 24

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

Nilai Realisasi

Tersedia untuk

Hutang yang

dijamin

Nilai Realisasi

Tersedia untuk

Hutang yang Tidak

Dijamin

Pendapatan Diterima Dimuka 30.236.005 -

Kewajiban Lainnya 148.932.114 148.932.114

Jumlah 379.779.473.720 379.726.091.166

Hutang yang Dijamin Penuh

Giro 184.044.349 184.044.349

Tabungan 93.965.117 110.682.104Deposito Berjangka 1.135.000.000 1.135.000.000

Jumlah 1.413.009.466 1.429.726.453

Jumlah Pasiva 381.192.483.186

 

MODAL

Modal Dasar 10.000.000.000 10.000.000.000

Akumulasi Rugi (269.393.956.940) (290.731.458.121)

Modal Bersih (259.393.956.940)   (280.731.458.121)

Jumlah Pasiva 121.798.526.246 98.994.633.045

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Likuidasi (Neraca Akhir Likuidasi / NAL)

 NAL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) per tanggal 23 Juni 2003 yang telah diaudit olehKantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto Amir Jusuf dan Mawar dengan laporan Nomor

R/005/01/05 tanggal 21 November 2003 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

Estimasi Nilai Realisasi

(Tidak Diaudit)

AKTIVA

Kas dan Bank

Kas 1.313.528,00 1.313.528,00

Giro 587.439.950,00 587.439.950,00

Deposito 8.440.000.000,00 8.440.000.000,00

Tabungan - -Jumlah 9.028.753.478,00 9.028.753.478,00

Pinjaman yang Diberikan 587.266.628,00 55.714.413,00

Pendapatan yang Masih Akan

Diterima - -

Biaya Dibayar Dimuka 39.600.000,00 47.612.604,00

Page 514: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 514/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 10 dari 24

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

Estimasi Nilai Realisasi

(Tidak Diaudit)

Aktiva Tetap 5,00 5,00

Aktiva Lain-Lain 65.159.550,00 12.000.000,00

JUMLAH AKTIVA 9.720.779.661,00 9.144.080.500,00

KEWAJIBAN

Pinjaman dari Bank Indonesia

Cerukan 283.265.209.867,00 283.265.209.867,00

Dana Talangan 22.312.000.000,00 22.312.000.000,00Pinjaman yang Diterima - -

Jumlah 305.577.209.867,00 305.577.209.867,00

Giro

Pihak Punya Hubungan Istimewa 55.714.413,00 55.714.413,00

Pihak Ketiga 2.630.316,00 2.630.316,00

Jumlah 58.344.729,00 58.344.729,00

Kewajiban Segera Lainnya 680.306.311,00 518.075.187,00

Tabungan 19.294.150,00 19.684.158,00

Deposito

Deposito Berjangka 35.675.000.000,00 35.675.000.000,00

Sertifikat Deposito 4.525.000.000,00 4.525.000.000,00

Jumlah 40.200.000.000,00 40.200.000.000,00

Kewajiban Lain-Lain - -

JUMLAH KEWAJIBAN 346.535.155.057,00 346.373.313.941,00

AKTIVA BERSIH (DEFISIT)

DALAM LIKUIDASI (336.814.375.396,00) (337.229.233.441,00)

Sampai dengan tanggal 30 April 2005 NAL per tanggal 23 Juni 2003 tersebut belum

disetujui oleh BI. Hal ini disebabkan TL belum melakukan koreksi nilai realisasi atas nama

debitur PT Kapitaguna International Money Changer dan PT Nurina Nusantara Holyday

Tour & Travel dengan mendasarkan hasil penilaian ulang terhadap agunan tersebut.

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Posisi Keuangan Bank per tanggal 30 April 2005 (unaudited ) adalah sebagai berikut:

Page 515: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 515/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 11 dari 24

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

AKTIVA

Kas 2.126.676,00

Aktiva Antar Bank

Giro 339.472.631,07

Tabungan -

Deposito 7.440.000.000,00

Akumulasi Penyusutan -

Kredit yang Diberikan 272.725.743.823,00

Cadangan Penghapusan Kredit (272.138.477.194,50)Aktiva Tetap 720.143.342,00

Akumulasi Penyusutan (720.143.337,00)

Rupa-Rupa Aktiva 158.124.773,00

Jumlah 8.526.990.713,57

PASIVA

Dana Pihak Ketiga

Giro

Pihak Terkait 55.714.413,00

Bukan Pihak Terkait -

Tabungan

Pihak Terkait 9.343.107,11

Bukan Pihak Terkait 390.007,00

Deposito

Pihak Terkait -

Bukan Pihak Terkait 4.525.000.000,00

Kewajiban Segera Lainnya 15.052.000,00

Antar Bank Pasiva

Giro -

Tabungan -

Deposito 35.675.000.000,00

Kewajiban kepada Pemerintah 305.577.209.866,98

Kewajiban kepada Bank Indonesia -

Rupa-Rupa Pasiva 415.692.909,03Modal 10.000.000.000,00

Laba/Rugi Ditahan 3.257.632.201,24

Laba/Rugi Tahun Lalu (350.749.965.394,68)

Laba/Rugi Tahun Berjalan (254.078.396,11)

Jumlah 8.526.990.713,57

Page 516: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 516/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 12 dari 24

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1. 

Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas sistem pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian

dan pengendalian pengamanan termasuk monitoring  menunjukkan masih adanya kelemahan

dalam sistem pengendalian intern. Hal ini nampak dalam uraian sebagai berikut:

a. 

Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Mataram Dhanarta (DL) tidak dapat diandalkan, karena

setiap unsur manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, pada akhir masa tugasnya TL nantinya bertanggung

 jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari, TL juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang

 pada umumnya terkait dengan pemegang saham umum, antara lain dengan meminta

tambahan jaminan terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori

macet.

Selain itu, secara substansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PTBank Mataram Dhanarta (DL) , mengingat pada umumnya nilai kewajibannya kepada

Pemerintah berupa saldo debet dan dana talangan rupiah lebih besar dari harta yang ada.

Di samping itu, saat ini PT Bank Mataram Dhanarta (DL) juga sedang menghadapi

tuntutan dari kreditur yang merasa memiliki piutang pada PT Bank Mataram Dhanarta

(DL), tetapi atas simpanan tersebut tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan

PT Bank Mataram Dhanarta (DL). Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah

milik pemegang saham utama, tetapi dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah,

maka Pemerintah merupakan pihak yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada.

Dengan kondisi ini, TL kurang memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya

sudah menjadi bagian keuangan negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih

diarahkan terhadap kepentingan negara. Dalam kenyataannya pemegang saham utama

masih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapatmengakibatkan tidak maksimalnya pengembalian harta BDL kepada Negara.

b.  Pengendalian Pengamanan

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator  bagi PT Bank

Mataram Dhanarta (DL), baik itu BI maupun Departemen Keuangan. Selama ini pihak

Page 517: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 517/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 13 dari 24

BI hanya memantau posisi aset dan kewajiban serta setoran kepada Negara dari PT

Bank Mataram Dhanarta (DL).

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada Pemerintah.

Untuk kegiatan pencairan aset di BDL, selain kegiatan pencairan aset bank dan jaminan

yang diambil alih, juga terdapat pencairan aset milik pemegang saham, baik yang

diserahkan oleh pihak terkait dengan pemegang saham maupun aset yang berhasil disita

dari pemegang saham. Atas aset tersebut oleh TL dilakukan penyitaan dan dilakukan

 penjualan proses lelang pengadilan.

Pengurusan aset milik pemegang saham yang diambil alih tersebut dilakukan dengan

menggunakan jasa konsultan hukum.

Selain ketidakjelasan tentang pihak yang menjdi pengawas PT Bank Mataram Dhanarta

(DL), juga terdapat ketidakjelasan mengenai masa kerja TL PT Bank Mataram Dhanarta

(DL). Sesuai dengan ketentuan yang ada, masa kerja TL BDL pada umumnya adalah

selam lima tahun sejak terbentuknya TL ditambah dengan enam bulan. Pada akhir masa

tugas TL harus menyusun NAL yang akan dimintakan persetujuan ke BI sebagai dasar

RUPS dalam rangka pebubaran TL. Tetapi sampai dengan lima tahun masa kerja TL

dan telah disusun NAL ternyata belum ada persetujuan dari BI mengenai pelaksanaan

RUPS dan sampai dengan akhir pemeriksaan belum ada kejelasan mengenai status TL

walaupun masa kerja TL telah berakhir.Berdasarkan monitoring   atas pelaksanaan pemeriksaan pada PT Bank Mataram

Dhanarta (DL) diketahui bahwa selama ini pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP

adalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan

untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan PT

Bank Mataram Dhanarta (DL).

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI pada tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

a. Realisasi Pencairan Aset

1) 

Penagihan Kredit

Realisasi penagihan kredit yang berhasil dilakukan oleh TL selama periode tanggal

31 Oktober 1997 sampai dengan tanggal 30 April 2005 berjumlah

Rp23.955.107.892,50 dengan rincian sebagai berikut:

Page 518: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 518/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 14 dari 24

dalam rupiah

URAIAN Jumlah yang Diterima

Kas Tunai

Pihak Terkait 3.912.080.946,00

Pihak Tidak Terkait 16.123.680.496,75

Jumlah 20.035.761.442,75

Offset

Pihak Terkait 0,00

Pihak Tidak Terkait 1.419.719.004,75

Jumlah 1.419.719.004,75

Discount

Pihak Terkait 0,00

Pihak Tidak Terkait 2.499.627.445,00

Jumlah 2.499.627.445,00

Total Terkait dan Tidak Terkait 23.955.107.892,50

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit ditemukan hal-hal sebagai berikut:

a)   Temuan - Tanah dan Bangunan atas Jaminan Kredit PT Nuri na Nusantara

Holiday T & T Di jual D i bawah Harga Pasar dan Ti dak Tr ansparan

PT Nurina Nusantara Holyday Tour & Travel merupakan debitur Bank

Mataram Dhanarta (DL) dengan kewajiban per tanggal 31 Oktober 1997

sebesar Rp1.304.099.475,00. Jaminan atas kredit tersebut berupa tanah dan

 bangunan yang terletak di Komplek BPPB Selakopi Blok M/1 Rt.003/05, Desa

Pasir Mulya Kecamatan Ciomas Bogor, seluas 1435m2  dengan bukti

kepemilikan berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 2855 dan pengikatan

 jaminan berdasarkan Akta Pengikatan Hak Tanggungan (APHT) Nomor 19 dari

notaris Stella M. Nilai jaminan atas tanah dan bangunan tersebut sebesar

Rp1.400.000.000,00.

Permasalahan atas Penjualan tanah dan Bangunan tersebut adalah sebagai

 berikut:

(1) Harga penjualan tanah dan bangunan tersebut di bawah nilai pasar

dan hanya senilai tanahnya saja

Tanah dan bangunan tersebut merupakan jaminan debitur PT Nurina

 Nusantara Holyday T&T dengan baki debet sebesar Rp1.304.099.475,00

dan telah terjual dengan harga sebesar Rp250.000.000,00 (sebesar nilai

tanah saja) pada tanggal 25 Februari 2004.

Page 519: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 519/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 15 dari 24

Harga penjualan tersebut di bawah harga pasar menurut appraisal  

independen. Harga menurut appraisal  independen terakhir PT Amandamai

Arthamitra Jasa Penilai (AAJ Penilai) tanggal 3 Juli 2002 nilai pasar untuk

tanah dan bangunan tersebut adalah sebesar Rp1.078.200.000,00, dengan

rincian nilai tanah sebesar Rp.363.200.000,00, nilai bangunan sebesar

Rp.644.800.000,00, dan sarana pelengkap sebesar Rp70.200.000,00.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Tim BPK-RI pada

tanggal 4 Juli 2005 ke lokasi tanah dan bangunan tersebut, dapat dilihat

 bahwa tanah dan bangunan masih dalam kondisi yang baik sesuai dengan

gambar yang ada dalam appraisal  independen terakhir yang dilakukan pada

tanggal 21 Juni 2002.

Pembeli dari aset tersebut belum diketahui karena pihak TL hanya

 berhubungan dengan Pengacara, dalam hal ini akta jual beli berada di

Pengacara. Permintaan dokumen atas iklan dan akta jual beli tanah tersebut

telah dilakukan oleh Tim BPK RI, namun sampai dengan pemeriksaan

 berakhir dokumen tersebut belum diperoleh.

Saldo kewajiban pokok setelah penjualan tersebut berjumlah

Rp1.105.104.025,00 dan tidak didukung oleh jaminan. Perhitungan saldo

kewajiban pokok adalah sebagai berikut:

Saldo Kewajiban Debitur Rp1.304.099.475,00

Penjualan Aset 03 Maret 04 Rp 250.000.000,00

 Fee Pengacara dan Biaya Rp 51.004.550,00

Jumlah Rp 198.995.450,00

Saldo Kewajiban Pokok Rp1.105.104.025,00

(2) 

Penjualan Tanah dan Bangunan atas jaminan debitur PT Nurina

Nusantara Holyday T & T tidak dilakukan secara transparan

Atas tanah dan bangunan tersebut telah empat kali dilakukan lelang namun

tidak terjual yaitu pada tanggal 16 September 1999 oleh Balai Lelang PT

Jasa Tata Artha Gemilang, tanggal 26 April dan 28 November 2000 oleh

Balai Lelang PT Pasific Property Citra dan lelang terakhir pada tanggal 5Maret 2003 oleh Balai Lelang PT Batavia. Pada lelang terakhir tersebut,

 berdasarkan risalah lelang Nomor 110/2003 tanggal 5 Juni 2003, aset tidak

terjual karena tidak ada yang berminat.

TL meminta Pengacara Sonie Sudarsono, SH untuk menawarkan dan

mencarikan calon pembeli. Dalam surat Pengacara Sonie Sudarsono, SH

Page 520: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 520/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 16 dari 24

dengan Nomor 015/SRT/LAP/II/2004 tanggal 10 Februari 2004 kepada TL

PT Bank Mataram Dhanarta (DL), pihak pengacara melaporkan telah

mendapat calon pembeli yang menawar tanah dan bangunan tersebut

sebesar Rp250.000.000,00.

Atas Memo Intern tanggal 11 Februari 2004 dari staf pendukung TL kepada

TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) mengenai rencana penjualan aset

 jaminan debitur PT Nurina T&T di Ciomas Bogor, TL PT Bank Mataram

Dhanarta (DL) memberikan persetujuan pada tanggal 16 Februari 2004

untuk melakukan penjualan secara langsung tanpa melalui lelang, dan

 penjualan langsung dilakukan oleh pemilik dan hasilnya disetor kepada TL.

Penjualan tanah dan bangunan tersebut selanjutnya dilakukan oleh Kantor

Pengacara Sonie Sudarsono, SH & Partners berdasarkan surat kuasa dari

TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) Nomor 012/TL/BMD/NDB/II/04

tanggal 16 Februari 2004. Dalam surat kuasa tersebut disebutkan bahwa TL

PT Bank Mataram Dhanarta (DL) memberi kuasa kepada Pengacara Sonie

Sudarsono, SH untuk melakukan penjualan/memasarkan tanah dan

 bangunan diatasnya atas nama PT Nurina Nusantara T & T. Zoelkarnaen.

Selain itu TL juga memberi kuasa terhadap pengacara tersebut untuk

melakukan perikatan-perikatan, memberikan keterangan baik lisan maupun

tulisan.

Persetujuan terhadap harga penjualan tanah dan bangunan tersebut

dilakukan TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) melalui surat Nomor013/TL/BMD/NDB/II/04 tanggal 16 Februari 2004. Dalam surat tersebut

antara lain disebutkan bahwa harga penjualan aset adalah sebesar

Rp250.000.000,00 (net).

(3) Penilaian dari appraisal   independen yang digunakan sebagai dasar

penjualan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Penilaian terhadap tanah dan bangunan tersebut dilakukan oleh appraisal  

independen sebanyak dua kali, yaitu:

dalam rupiah

PT Delta Penilindo

(18 Juni 1999)

PT AAJ Penilai

(3 Juli 2002)Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai Pasar Nilai Likuidasi

Tanah 287.000.000 229.600.000 363.200.000 -

Bangunan 952.000.000 761.600.000 644.800.000 -

Sarana

Pelengkap

- - 70.200.000 -

Page 521: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 521/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 17 dari 24

PT Delta Penilindo

(18 Juni 1999)

PT AAJ Penilai

(3 Juli 2002)

Nilai Pasar Nilai Likuidasi Nilai Pasar Nilai Likuidasi

Jumlah 1.239.000.000 991.200.000 1.078.200.000 680.000.000

Penjualan dilakukan pada tanggal 25 Februari 2004 dengan mendasarkan

 penilaian terakhir dari appraisal   independen tanggal 21 Juni 2002 dari PT

AAJ Penilai.

 Nilai appraisal   yang telah lebih dari enam bulan tidak menggambarkan

nilai pasar yang terkini sehingga harga pasar yang dipakai sebagai dasar

 penjualan tidak relevan lagi untuk digunakanHal tersebut tidak sesuai dengan :

(a) Surat Keputusan (SK) Direksi BI Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14

Mei 1999 Pasal 20 yang menyebutkan bahwa ”sejak terbentuknya Tim

Likuidasi, tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari Pengurus

Bank kepada Tim Likuidasi”. Selain itu pada Pasal 22 ayat (1)

disebutkan bahwa ”Tim Likuidasi wajib melaksanakan tugasnya secara

efisien dan efektif sehingga dapat menyelesaikan Likuidasi Bank dalam

waktu singkat”.

(b) Pedoman Pelaksanaan Kerja TL yang antara lain menyatakan bahwa:

 

Untuk menentukan harga jual aset perlu dilakukan penilaian(appraisal) oleh perusahaan appraisal  independen.

•  Harga jual aset harus diusahakan agar dapat mencapai harga

setinggi-tingginya dengan patokan minimal seharga likuidasi

(forced sale value) yang dinilai oleh appraisal .

•  Apabila harga penawaran lebih rendah dari harga likuidasi. agar

 penjualan dapat lebih dipertanggungjawabkan maka diperlukan

legal opinion atau catatan dari TL.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut mengakibatkan

 penerimaan dari penjualan tanah dan bangunan tersebut tidak optimal,

selain itu sisa kewajiban PT  Nurina Nusantara Holyday T&T sebesar

Rp1.105.104.025,00 tidak didukung dengan jaminan.

Tanggapan –Atas permasalahan tersebut TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

memberi tanggapan sebagai berikut:

(1)  Nasabah telah diberi kesempatan untuk menjual sendiri, namun yang

Page 522: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 522/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 18 dari 24

 bersangkutan juga tidak mendapat pembeli, walaupun telah diiklankan di

surat kabar. Di samping itu pemilik sudah tidak sanggup memelihara rumah

yang kondisinya sudah semakin rusak, di mana AC dan kusen pintu/jendela

sudah tidak ada sebagian, halaman dan kolam renang sudah rusak;

(2) Upaya yang telah dilakukan TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) dengan

empat kali penawaran lelang melalui kantor lelang di tahun 1999 hingga

tahun 2003;

(3) 

Sebelum pelaksanaan lelang yang keempat, Balai Lelang Batavia

melakukan on the spot   ke lokasi untuk memperkirakan harga jual obyek

lelang yang dimaksud, yaitu sebesar Rp350.000.000,00 dan nilai likuidasi

sebesar Rp250.000.000,00.

Saran   – BPK–RI menyarankan agar TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan

ketentuan kepada RUPS sehubungan dengan penjualan tanah dan bangunan atas

 jaminan kredit PT Nurina Nusantara Holiday T & T yang dibawah harga pasar.

b)  

Temuan - Discount atas Pokok Pinjaman Kepada Debitur Tidak Sesuai

dengan Ketentuan

Dari data discount /potongan terhadap pokok pinjaman debitur tidak terkait yang

diberikan oleh TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL), terdapat discount   yang

melebihi 25% dari pokok pinjaman sebesar Rp4.221.995.696,00 dengan rincian

sebagai berikut:

dalam rupiah

 No Debitur Baki debetPenerimaan

Kas Diskon Riil Diskon Max  Selisih

1 2 3 4 5 6 7 (5-6)

1 Desi A Tinangon 78.257.185,00 50.400.000,00 27.857.185,00 19,564,296.25 8,292,888.75

2 CV Surya Prima Arta 347.282.409,00 215.000.000,00 132.282.409,00 86,820,602.25 45,461,806.75

3 Syarifah Hanum 25.000.000,00 7.300.000,00 17.700.000,00 6,250,000.00 11,450,000.00

4 PT Palem Jaya Ariatne 1.005.902.326,00 704.131.650,00 301.770.676,00 251,475,581.50 50,295,094.50

5 PT Binabtg Priangan 5.712.523.253,00 4.168.475.216,00 1.544.048.037,00 1,428,130,813.25 115,917,223.75

6 CV Bali Diving S 2.895.669.383,00 1.835.694.470,00 1.059.974.913,00 723,917,345.75 336,057,567.25

7 PT Bedugul Bali WL 1.500.000.000,00 1.035.000.000,00 465.000.000,00 375,000,000.00 90,000,000.00

8 Sandra P Lolong 1.908.604.499,00 1.250.000.000,00 658.604.499,00 477,151,124.75 181,453,374.25

9 PT Hani Dasa Usaha 34.757.977,00 20.000.000,00 14.757.977,00 8,689,494.25 6,068,482.75

Jumlah 13.507.997.032,00 9.286.001.336,00 4.221.995.696,00 3,376,999,258.00 844,996,438.00

Page 523: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 523/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 19 dari 24

Hal ini tidak sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Kerja TL tanggal 22

September 2000 yang menetapkan bahwa maksimum discount   yang diberikan

kepada debitur adalah sebesar 25% dari pokok pinjaman.

Hal tersebut mengakibatkan penerimaan TL PT Bank Mataram (DL) menjadi

kurang optimal sebesar Rp844,996,438,00.

Kondisi tersebut disebabkan TL beranggapan bahwa peluang atas setiap

 pembayaran yang dilakukan oleh debitur harus dimanfaatkan mengingat tidak

semua debitur bersifat kooperatif.

Tanggapan – Atas permasalahan tersebut, TL PT Bank Mataram Dhanarta

(DL) memberikan tanggapan sebagai berikut:

Kebijakan TL untuk pemberian discount  pada debitur ditempuh dengan

 pertimbangan memanfaatkan peluang yang ada dan mengelola hasil setoran dari

debitur dengan optimal.

Tidak semua debitur bersifat kooperatif sehingga jika komitmen debitur untuk

membayar tidak diakomodir maka peluang tersebut akan hilang. Dana hasil

 pembayaran dari debitur tersebut dikelola oleh TL dengan cara ditempatkan

 pada deposito. Bunga deposito diperhitungkan sebagai penambah pembayaran

dari debitur.

Saran   – BPK–RI menyarankan agar TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuankepada RUPS sehubungan dengan pemberian discount  atas pokok pinjaman kepada

debitur yang tidak sesuai dengan ketentuan.

2) 

Penjualan Aset

Realisasi penjualan aset berupa Harta Tetap dan Inventaris sampai dengan tanggal

30 April 2005 adalah sebesar Rp1.681.109.900,000,00, yang terdiri dari:

dalam rupiah

No Uraian Nilai Buku Hasil Pencairan

1 Bangunan dan Renovasi Gedung 1.262.925.899,00 1.440.900.000,00

2 Mesin dan Inventaris Kantor 25.743.748,00 16.205.000,00

3 Komputer dan System 102.009.289,00 73.462.553,00

4  Painting 6.100.000,00 -

5 Kendaraan Bermotor 24.909.359,00 36.200.000,00

6 Inventaris dan Peralatan Kantor 12.943.787,00 9.266.056,00

Page 524: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 524/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 20 dari 24

No Uraian Nilai Buku Hasil Pencairan

7 Inventaris Lainnya 15.980.755,00 10.094.066,00

8  Furniture 71.668.918,00 94.982.225,00

Jumlah 1.522.281.755,00 1.681.109.900,00

Dari hasil pemeriksaan terhadap penjualan aset tidak ditemukan permasalahan.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari jumlah kewajiban sebesar Rp434.481.798.388,12 sampai dengan tanggal 30 April

2005 TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) telah melunasi sebesar

Rp88.626.559.535,14. Termasuk dalam jumlah tersebut Dana Talangan Rupiah yangditerima TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) sebesar Rp53.498.000.000,00 yang baru

dilunasi sebesar Rp31.186.000.000,00. Rincian realisasi penyelesaian kewajiban

tersebut adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

No JENIS KEWAJIBANNilai

Kewajiban

Realisasi

Penyelesaian

1 Dana Pihak Ketiga

Giro 1.203.100.926,00 1.144.756.098,00

Deposito 95.844.795.014,00 55.644.795.014,00

Tabungan 425.505.467,00 405.821.309,00

2 Kewajiban Kepada Pemerintah

BLBI/Saldo Debet 283.265.209.866,98 0,00

Dana Talangan 53.498.000.000,00 31.186.000.000,00

3 Kewajiban Lainnya 245.187.114,14 245.187.114,14

JUMLAH 434.481.798.388,12 88.626.559.535,14

Terkait dengan pembayaran kewajiban ini, kami tidak menemukan permasalahan yang

cukup material. 

c. 

Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional yang dikeluarkan oleh TL sampai dengan tanggal 30 April

2005 berjumlah Rp12.476.104.638,51 dengan rincian sebagai berikut:

Page 525: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 525/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 21 dari 24

dalam rupiah

No Jenis Biaya Nilai

1 Biaya Honor dan Gaji 9.637.233.891,00

2 Biaya Umum 534.095.055,00

3 Biaya Penyelesaian Kredit 802.511.709,52

4 Biaya Operasional Lainnya 1.502.263.982,99

  Jumlah 12.476.104.638,51

Terkait dengan realisasi biaya operasional ini, kami tidak menemukan permasalahan

yang cukup material. 

d. Sisa Aset

Berdasarkan posisi keuangan per tanggal 30 April 2005 (unaudited), nilai buku sisa aset

PT Bank Mataram Dhanarta (DL) sebesar Rp8.526.990.713,57 dengan rincian sebagai

 berikut:

dalam rupiah

Uraian Nilai Buku

Kas TL 2.126.676,00

Giro Bank 339.472.631,07

Deposito 7.440.000.000,00

Jumlah 7.781.599.307,07

Kredit yang diberikan 272.725.743.823,00

Cadangan Penghapusan Kredit (272.138.477.194,50)

Jumlah 587.266.628.50

Aktiva Tetap 720.143.342,00

Akumulasi Penyusutan (720.143.337,00)

Jumlah 5,00

Rupa-Rupa Aktiva 158.124.773,00

Jumlah 8.526.990.713,57

Page 526: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 526/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 22 dari 24

Bila dibandingkan dengan dana talangan dan saldo debet yang belum dilunasi sebesar

Rp305.577.209.866,98 maka potensi pengembaliannya sebesar 2,79% dari nilai buku

sisa asetnya.

Dari hasil pemeriksaan ditemukan permasalahan sebagai berikut: 

1)  

Temuan - Kredit kepada Pihak Terkai t PT Sadean Intramitr a Corporation Group

Sebesar Rp183.061.992.051,78 Tidak Ada Angsuran

Pokok pinjaman yang diberikan kepada pihak terkait PT Sadean Intra Mitra

Corporation (PT SIMC) per tanggal 31 Oktober 1997 adalah sebesar

Rp183.061.992.051,78, yang terdiri dari kredit kepada PT SIMC sebesar

Rp176.780.109.235,78 dan kredit kepada pihak terkait PT SIMC yaitu PT BhumiMerapi Eratama sebesar Rp6.281.882.817,00. Kredit tersebut sampai dengan

tanggal 30 April 2005 belum ada pembayaran.

Jaminan kredit PT SIMC kepada Bank Mataram Dhanarta (DL) adalah sebagai

 berikut:

a) 

Hak pengelolaan Mataram Plaza Malang (perjanjian pelimpahan hak

 pengelolaan Nomor 119 tanggal 21 Desember 1994) selama 20 tahun terhitung

mulai saat dapat dioperasikan untuk umum berdasar Surat Perjanjian Pemda

 Nomor 644.4/02/420.112/1992 PT Nomor 101/K/MJC/1992;

 b)  Hak pengelolaan Sarinah Plaza Malang dan 23 ruko (perjanjian pelimpahan hak

 pengelolaan Nomor 120 tanggal 21 Desember 1994) selama 15 tahun terhitung

sejak selesainya pembangunan berdasar Perjanjian Nomor 176

a/DIRUT/E/XI/90;

c) 

Hak pengelolaan Lantai 2 Gedung Sarinah Jakarta (perjanjian pelimpahan hak

 pengelolaan Nomor 121 tanggal 19 Desember 1994).

Atas jaminan tersebut belum ada yang dapat dijual karena bukti-bukti kepemilikan

masih dikuasai oleh PT SIMC. Sedangkan untuk PT Bhumi Merapi Eratama tidak

di dukung dengan jaminan kredit

TL Bank Mataram Dhanarta (DL) telah melakukan usaha penagihan dengan cara

melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak PT SIMC pada tanggal 13 Juli

1998, 21 September 1998, dan 5 Oktober 1998, serta selama tahun 2000 TL telah

mengirim 9 surat panggilan kepada PT SIMC namun tidak berhasil.

Berdasarkan data yang ada, PT SIMC masih beroperasi sehingga seharusnya PT

SIMC mengangsur atau melunasi kredit yang diterima dari PT Bank Mataram

Dhanarta (DL). Hal ini disebabkan tidak adanya itikad baik dari PT SIMC untuk

mengangsur kredit yang diterimanya.

Page 527: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 527/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 23 dari 24

Dengan tidak adanya pelunasan dari kredit yang diberikan kepada pihak terkait

yang nilainya cukup material dan tidak adanya jaminan yang memadai sebagai

 pelunasan kredit, mengakibatkan hilangnya potensi penerimaan negara sebesar

Rp183.061.992.051,78.

Tanggapan - TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) menanggapi bahwa terhadap

debitur tersebut telah dilakukan berulang kali penagihan tapi tidak berhasil. TL

 berupaya mempailitkan PT SIMC melalui Kantor Pengacara pada bulan November

2003 dan telah melaporkan ke BI. Upaya TL untuk mempailitkan tersebut tidak

dilanjutkan mengingat biaya yang besar.

Terkait dengan permasalahan tersebut, Tim BPK-RI telah mengundang PT SIMC

melalui surat Nomor 22/KT4/BDL/07/2005 tanggal 13 Juli 2005 dan Nomor

19/S/XII.2/07/2005 tanggal 28 Juli 2005 untuk mengadakan pembicaraan tanggal

18 Juli 2005 dan 1 Agustus 2005 tetapi PT SIMC tidak bersedia hadir.

Saran – BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) meminta

 pertanggungjawaban pihak-pihak terkait sehubungan dengan kewajiban pihak

terkait BDL dan apabila diperlukan dilakukan melalui jalur hukum.

2)   Temuan - TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL) Ti dak Menguasai Bukti -Bukti

Kepemil ikan terhadap Tiga Tanah Jaminan Kr edit

Dari jaminan kredit PT Kapitaguna yang dikelola oleh TL PT Bank Mataram

Dhanarta (DL), terdapat tiga jaminan yang tidak didukung oleh bukti kepemilikan

dan belum dilakukan proses pensertifikatan, yaitu sebagai berikut:

a) 

Tanah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 109 dan 110 seluas

20.705m2 di Bekasi. SHM atas tanah tersebut tidak dikuasai TL;

 b)  Tanah dengan 5 (lima) Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor 5, 223,

212, 362 dan 208 di Citeureup seluas 3.928m2. SHGB tanah tersebut tidak

dikuasai TL karena pada saat bank dilikuidasi SHGB tersebut masih dalam

 proses balik nama. Dokumen yang ada hanya surat jaminan untuk perjanjian

kredit;

c) 

Tanah seluas 23.073m2  di Cikarang tidak didukung oleh bukti kepemilikan

karena sertifikat masih dikuasai debitur yaitu PT Kapitaguna. Dari hasil

 pemeriksaan fisik yang dilakukan Tim BPK-RI tanggal 7 Juli 2005, diketahui bahwa atas tanah tersebut telah penuh dihuni oleh penghuni liar sekitar 40

keluarga dengan rumah tinggal permanen. Berdasarkan informasi dari warga

yang menghuni tanah tersebut, saat ini tanah sedang dalam proses penyelesaian

sengketa antara warga dengan Edi Chandra (Direktur PT Kapitaguna).

Page 528: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 528/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Mataran Dhanarta (DL) Halaman 24 dari 24

Hal ini tidak sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi BI Nomor

32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 Pasal 20 yang menyebutkan bahwa sejak

terbentuknya TL, tanggung jawab pengelolaan bank beralih dari Pengurus Bank

kepada TL.

Seharusnya TL melakukan upaya untuk menguasai bukti-bukti kepemilikan tanah

tersebut.

Hal ini mengakibatkan tanah tersebut tidak dapat dijual sehingga mengurangi

 potensi penerimaan untuk pengembalian BLBI.

Tanggapan –Atas permasalahan tersebut, TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

memberikan tanggapan mengenai jaminan PT. Kapitaguna sebagai berikut: 

a) 

Tanah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 109 dan 110 seluas

20.705m2  di Bekasi, sesuai Akta Jual Beli Nomor 732-733 terletak di daerah

Cakung dan dokumen tidak ada. Usaha yang telah dilakukan oleh TL adalah

meminta sertifikat kepada debitur melalui kantor pengacaranya namun hal

tersebut tidak ada realisasinya. Saat ini pengacara debitur telah mengundurkan

diri dan debitur tidak diketahui keberadaannya;

 b) 

Tanah dengan sertifikat No. 5, 223, 212, 362 dan 208 seluas 3.938m2 di lokasi

Citeureup Bogor Tanah Kapling Bell Air II. Dokumen sertifikat tidak ada.

Upaya yang telah dilakukan TL adalah dengan melakukan pemanggilan kepada

PT Kapitaguna sebagai pemilik tanah namun tidak ada tanggapan;

c) 

Atas pengurusan sertifkat untuk tanah seluas 23.073m2  telah selesai di Badan

Pertanahan Nasional (BPN) dan telah diambil oleh pihak ketiga yang mengurus

sertifikat, namun sertifikat tersebut belum dikuasai oleh TL.

Saran –BPK-RI menyarankan agar Pemerintah dan BI segera mengambil langkah-

langkah konkrit mengenai penyelesaian tugas TL PT Bank Mataram Dhanarta (DL)

termasuk kemungkinan mengambil alih aset yang masih tersisa dalam rangka

menyelesaikan kewajiban bank dalam rangka meminimalkan kerugian negara.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Page 529: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 529/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR SINGKATAN

 APHT : Akta Pengikatan Hak Tanggungan

BDL : Bank Dalam Likuidasi

BI : Bank Indonesia

BLBI : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

BPK-RI : Badan Pemeriksa Republik Indonesia

BPPN : Badan Penyehatan Perbankan Nasional

DL : Dalam Likuidasi

KAP : Kantor Akuntan Publik

NAL : Neraca Akhir Likuidasi

PP : Peraturan Pemerintah

PT SIMC : PT Sadean Intra Mitra Corporation

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

SHGB : Sertifikat Hak Guna Bangunan

SHM : Sertifikat Hak Milik

SK : Surat Keputusan

SPI : Sistem Pengendalian Intern

TL : Tim Likuidasi

TPK : Tindak Pidana Korupsi

Page 530: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 530/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

PENGEMBALIAN DANA BANTUAN LIKUIDITAS

BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK CITRAHASTA DHANAMANUNGGAL

(DALAM LIKUIDASI)

Nomor : 01.N/XII/02/2006

Tanggal : 06 Februari 2006

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Jl. Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210

Telp/Fax (021) 5700501 

Page 531: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 531/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

DAFTAR ISI

Halaman

RESUME HASIL PEMERIKSAAN  1

BAB I PENDAHULUAN  4

1. Dasar Hukum Pemeriksaan 4

2. Tujuan Pemeriksaan 4

3. Sasaran Pemeriksaan 4

4. Metodologi Pemeriksaan 4

5. Jangka Waktu Pemeriksaan 5

6. Obyek Pemeriksaan 5

BAB II GAMBARAN UMUM 6

1. Penetapan Status BDL 6

2. Pembentukan 

dan Komposisi Tim Likuidasi 6

3. Jumlah BLBI yang Diterima 7

4. Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI 7

5. Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah 7

6. Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005 7

7. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997) 8

8. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Neraca Akhir Likuidasi (30

Juni 2003)

9

9. Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005 10

BAB III HASIL PEMERIKSAAN 12

1. Sistem Pengendalian Intern 12

a. Lingkungan Pengendalian 12

 b. Pengendalian Pengamanan 12

2. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan

BLBI 13

3. Temuan-Temuan Pemeriksaan 13

a. Realisasi Pencairan Aset 13

Page 532: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 532/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

  Halaman

 b. Pembayaran Kewajiban 17

c. Realisasi Biaya Operasional 19

d. Sisa Aset 20

DAFTAR SINGKATAN

Page 533: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 533/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 1 dari 19

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

PENGEMBALIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

PADA

PT BANK CITRAHASTA DHANAMANUNGGAL (DALAM LIKUIDASI)

Resume Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melaksanakan pemeriksaan atas pengembalian dana

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (Dalam

Likuidasi/DL)

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kami berkesimpulan sebagai berikut:

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dengan status Bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum sistem pengendalian

intern (SPI) pada PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) tidak dapat diandalkan, karena

 beberapa hal. Pertama, lingkungan pengendalian yang ada tidak dapat berjalan secara

memadai. Di antaranya posisi pemegang saham utama yang sekaligus juga debitur utama

menyulitkan pengelola yaitu Tim Likuidasi (TL) melakukan tugasnya. Kedua, tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator   bagi Bank Dalam Likuidasi

(BDL) dalam melaksanakan fungsinya, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Departemen

Keuangan. Terakhir, tidak ada pengawasan yang memadai terhadap akuntabilitas dan

kinerja TL selama periode kerjanya.

2. 

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Terdahulu

Pemeriksaan BPK-RI di tahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari TL, kejaksaan telah melakukan pemeriksaan namun tidak

diketahui tingkat penyelesaiannya.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

Pemeriksaan BPK-RI meliputi pemeriksaan atas realisasi pencairan aset baik berupa

 penagihan kredit maupun penjualan aset, pembayaran kewajiban (termasuk biaya

operasional), sisa aset, dan indikasi tindak pidana korupsi (TPK) serta hal-hal lain yang

 berkaitan dengan BDL.

Page 534: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 534/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 2 dari 19

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

a. 

Realisasi Pencairan Aset

Dari nilai buku aset per tanggal 30 Oktober 1997 sebesar Rp200.283,58 juta telahdirealisasikan melalui penjualan aktiva tetap sebesar Rp11.091,00 juta dan penagihan

kredit sebesar Rp20.351,00 juta.

Terkait hal ini, kami menemukan permasalahan mengenai penjualan aset jaminan

namun tidak dilakukan appraisal  oleh pihak yang independen sehingga tidak diketahui

tingkat optimalisasi penerimaan hasil penjualannya.

b. 

Pembayaran Kewajiban

Dari nilai kewajiban kepada Pemerintah sebesar Rp201.802,17 juta pada tanggal 30

Oktober 1997, realisasi pembayarannya sebesar Rp23.485,00 juta (12%), yaitu untuk

 pembayaran dana talangan rupiah (DTR).

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

c.  Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional sampai dengan tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp10.532,22 juta.

Terkait dengan hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

d. 

Sisa Aset

Total nilai buku sisa aset berdasarkan NAL per tanggal 30 April 2005 adalah sebesar

Rp174.306,15 juta dengan nilai realisasi sebesar Rp157.113,03 juta. Sementara itu, sisa

kewajiban kepada pemerintah adalah sebesar Rp180.541,39 juta, sehingga sisa aset

tersebut tidak mencukupi untuk membayar kewajiban.

Terkait hal ini, kami tidak menemukan permasalahan yang material.

Page 535: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 535/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 3 dari 19

4.  Saran BPK-RI 

BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan kepada

RUPS sehubungan dengan penjualan aset jaminan namun tidak dilakukan appraisal   oleh

 pihak yang independen.

Jakarta, Desember 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit,

Haryanto Suwondo 

 NIP. 240000361

Page 536: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 536/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 4 dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1. 

Dasar Hukum Pemeriksaan

a. 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

 b. 

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2.  Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Jakarta (DL) adalah untuk

memastikan dan mengetahui bahwa:

a. 

Pencairan aset melalui penagihan dan penjualan aset telah sesuai dengan ketentuan dan

 peraturan yang berlaku;

 b.  Dana dari pencairan aset telah digunakan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban

termasuk pembayaran BLBI serta biaya operasional PT Bank Citrahasta

Dhanamanunggal (DL) sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;

c. 

Sisa aset PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) yang akan diserahkan kepada

Pemerintah setelah berakhirnya proses likuidasi;

d. 

Apakah terdapat indikasi penyimpangan dalam pencairan aset melalui penagihan dan

 penjualan serta pembayaran kewajiban PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL).

3. 

Sasaran Pemeriksaan

Sasaran pemeriksaan atas pengembalian BLBI pada PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal

(DL) adalah:

a.  Proses pencairan aset melalui penagihan piutang kepada para debitur dan penjualan aset;

 b. 

Proses pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil pencairan aset

tersebut termasuk pengembalian uang negara (BLBI) kepada Pemerintah.

4. 

Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan yang diterapkan adalah sebagai berikut:

a. 

Melakukan reviu terbatas atas sistem dan prosedur pencairan aset dan pembayaran

kewajiban serta membandingkan dengan kriteria yang berlaku;

 b. 

Melakukan analisis terhadap transaksi-transaksi yang signifikan;

c.  Melakukan pengujian dengan mengambil sampling transaksi penagihan dan penjualan

aset serta pembayaran kewajiban-kewajiban;

Page 537: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 537/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 5 dari 19

d.  Melakukan analisis terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam pengelolaan

aset dan pembayaran kewajiban;

e.  Melakukan konfirmasi, observasi fisik, diskusi dan wawancara dengan instansi dan atau

 pejabat yang berkompeten.

5. 

Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan sejak tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juli 2005.

6.  Obyek Pemeriksaan

PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL).

Page 538: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 538/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 6 dari 19

BAB II

GAMBARAN UMUM

1. 

Penetapan Status BDL

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 539/KMK.017/1997 tanggal 1

 November 1997, ijin usaha bank telah dicabut mulai tanggal 1 November 1997.

2.  Pembentukan dan Komposisi Tim Likuidasi

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham yang diaktakan dengan Akta

 Notaris Ny Ratna Komala Komar, SH No.62 tanggal 8 Desember 1997 dan Addendum

 Nomor 60 tanggal 20 Februari 1998, pemegang saham menyetujui untuk :

a. 

Menonaktifkan seluruh anggota direksi dan komisaris;

 b. 

Membubarkan badan hukum perseroan, serta mengubah menjadi perseroan DL; serta

c.  Membentuk TL dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : Alus Karo Sekali

Wakil Ketua : Nasrul Husin

Anggota : Ferdinand Nurfian Pandji

Herman Hofferia

Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2001, Sdr Nasrul Husin mengundurkan diri sebagai

Wakil Ketua TL. Pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2002, Sdr Alus Karo Sekali yang menjabat

Ketua TL meninggal dunia.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan Surat Direksi BI

 Nomor 32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999, masa kerja TL telah berakhir tanggal 8

Desember 2002 dan diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2003. Namun karena

kegiatan likuidasi (pencairan aset dan pembayaran kewajiban) belum dapat diselesaikan

seluruhnya maka belum dilaksanakan RUPS untuk pembubaran TL.

Sehubungan dengan hal tersebut TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) telah

melakukan addendum atas Akta Notaris Nomor 62 tanggal 8 Desember 1997 berdasarkan

addendum No.35 tanggal 14 Januari 2003 dengan Notaris Ny Pudji Redjeki Irawati SH

yang menyebutkan bahwa masa tugas TL diperpanjang sampai dengan tanggal 8 Juni 2003.

Tim tersebut terdiri atas:

Anggota : Ferdinand Nurfian Pandji

Herman Hofferia

Page 539: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 539/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 7 dari 19

Berdasarkan Addendum Nomor 114 tanggal 16 Februari 2004 dengan Notaris Ny Pudji

Redjeki Irawati SH disebutkan bahwa masa tugas TL akan diperpanjang dari tanggal 8 Juni

2003 sampai dengan selesai.

Dengan demikian keberadaan TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) sejak tanggal

30 Juni 2003 tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 1999 dan

Surat Edaran BI Nomor 32/9/UPPB tahun 1999 sehingga segala tindakan TL sejak tanggal

tersebut tidak mempunyai dasar yang jelas.

3.  Jumlah BLBI yang Diterima

Jumlah BLBI yang diterima PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) adalah sebesar

Rp201.802.166.935,00 dengan rincian berikut :

a) 

Saldo Debet Rp158.404.166.935,00

 b) 

Dana Talangan Rupiah Rp 44.592.010.000,00

c) 

Retur terhadap DTR Rp (1.194.010.000,00)

Jumlah Rp201.802.166.935,00

4. 

Akta Pengikatan dan Jaminan BLBI

Tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh bank sehubungan dengan penerimaan BLBI. 

5.  Pengalihan BLBI Menjadi Kewajiban Pemerintah

BLBI yang diberikan kepada Bank telah dialihkan kepada Pemerintah sesuai dengan

kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI tanggal 6 Februari 1999

dan akta cessie  antara Direksi BI dan Ketua BPPN Nomor 49 tanggal 22 Februari 1999.

Berdasarkan akta cessie  Mudofir Hadi SH, No.49, BLBI yang dialihkan tersebut adalah

 posisi tanggal 29 Januari 1999 sebesar Rp201.802,17 juta yang terdiri atas saldo debet/over

draft  (OD) sebesar Rp158.404,17 juta dan DTR sebesar Rp43.398,00 juta.

Dengan pengalihan tersebut, maka BLBI yang diberikan oleh BI beralih menjadi hutang

 pemerintah kepada BI dan sekaligus menjadi piutang Pemerintah cq BPPN kepada Bank

sebesar Rp201.802,17 juta.

6.  Pengembalian BLBI Per Tanggal 30 April 2005

Jumlah BLBI yang telah dibayar kembali oleh Bank sampai dengan tanggal 30 April 2005

adalah sebesar Rp23.098,00 juta yang rinciannya terdapat dalam tabel berikut ini:

Page 540: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 540/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 8 dari 19

dalam juta rupiah

Jenis BLBI Penerimaan Pembayaran Sisa

Saldo Debet 158.404.166.935,00 0,00 158.404.166.935,00

Dana Talangan Rupiah 43.398.000.000,00 23.098.000.000,00 20.300.000.000,00

Jumlah 201.802.166.935,00 23.098.000.000,00 178.704.166.935,00

7.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Penutupan (31 Oktober 1997)

Berdasarkan Laporan Akuntan Publik Prasetio, Utomo & Co sesuai surat Nomor UO-9497

tanggal 27 Februari 1998, didapatkan nilai sisa aset dan kewajiban per tanggal 31 Oktober

1997 adalah sebagai berikut :

dalam rupiah

Uraian Nilai buku

AKTIVA

Kas 4.366.211.475,00

Antar Bank Aktiva 4.481.904.366,00

Kredit yang Diberikan 183.254.415.994,00

Cadangan Penghapusan Kredit yang Diberikan (2.678.327.107,00)

Aktiva Tetap 12.243.808.219,00

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (1.953.147.543,00)

Aktiva Lain-Lain 568.719.387,00

Jumlah Aktiva 200.283.584.791,00

KEWAJIBAN

Dana Pihak Ketiga

a. Giro

Pihak Terkait 47.084.392,00

Bukan Pihak Terkait 373.406.985,00

 b. Tabungan

Pihak Terkait 76.247.327,00

Bukan Pihak Terkait 612.990.838,00

c. Deposito

Pihak Terkait 200.000.000,00

Bukan Pihak Terkait 44.574.796.939,00

Kewajiban Segera 4.306.131.354,00

Page 541: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 541/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 9 dari 19

dalam rupiah

Uraian Nilai buku

Kewajiban kepada Pemerintah 157.979.059.413,00Kewajiban kepada Bank Indonesia 0,00

Jumlah Kewajiban 208.169.717.248,00

MODAL

Modal 10.000.000.000,00

Laba Rugi Ditahan (Sejak Awal Likuidasi) 0,00

Laba Rugi Tahun Lalu (s.d Awal Likuidasi) (17.886.132.457,00)

Laba Rugi Tahun Berjalan 0,00

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (7.886.132.457,00)

Jumlah Kewajiban dan Modal 200.283.584.791,00

8. 

Posisi Keuangan Bank Per Tanggal Neraca Akhir Likuidasi (30 Juni 2003)

Berdasarkan Laporan Akuntan DR H Mohammad Zain & Rekan No. KEP-690/KM.17/1998

yang dikeluarkan bulan November 2004 tentang Neraca Akhir Likuidasi PT Bank

Citrahasta Dhanamanunggal (DL) per tanggal 30 Juni 2003 didapatkan posisi keuangan

adalah sebagai berikut:

Dalam rupiah

Uraian 30-Jun-2003

AKTIVA Nilai Buku Nilai Realisasi

Kas 9.304.100,00 9.304.100,00

Antar Bank Aktiva

a. Giro 8.918.947.207,00 8.918.947.207,00

 b. Deposito 5.131.000.000,00 5.131.000.000,00

Kredit yang Diberikan 163.199.813.134,00 145.495.000.000,00

Aktiva Tetap 70.833.335,00 70.000.000,00

Aktiva Lain-Lain 6.525.526.534,00 5.850.300.000,00

183.855.424.310,00 165.474.551.307,00

KEWAJIBAN

Dana Pihak Ketiga

a. Giro

Page 542: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 542/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 10 dari 19

Dalam rupiah

Uraian 30-Jun-2003

Pihak Terkait 0,00 0,00

Bukan Pihak Terkait 14.568.326,00 14.568.326,00

 b. Tabungan

Pihak Terkait 188.837,00 188.837,00

Bukan Pihak Terkait 18.001.886,00 18.001.886,00

Kewajiban Segera 1.889.980.478,00 1.889.980.478,00

Kewajiban kepada Pemerintah 187.404.166.935,00 187.404.166.935,00

Jumlah Kewajiban 189.326.906.462,00 189.326.906.462,00

MODAL

Modal 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00

Laba Rugi Ditahan (Sejak Awal Likuidasi) 3.319.828.785,00 3.319.828.785,00

Laba Rugi Tahun Lalu (s.d. Awal Likuidasi) (18.427.860.818,00) (18.427.860.818,00)

Laba Rugi Tahun Berjalan (363.450.119,00) (18.744.323.122,00)

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (5.471.482.152,00) (23.852.355.155,00)

Jumlah Kewajiban dan Modal 183.855.424.310,00 165.474.551.307,00

9.  Posisi Keuangan Bank Per Tanggal 30 April 2005

Setelah TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) membuat Neraca AkhirLikuidasi (NAL) per tanggal 30 Juni 2003 seharusnya diikuti dengan RUPS

 pembubaran perusahaan. Namun hingga tanggal 30 April 2005 RUPS tersebut belum

terlaksana. Dalam periode tersebut terdapat perubahan posisi keuangan dan untuk

memutakhirkan data posisi keuangan dalam NAL maka disusun NAL dengan posisi

tanggal 30 April 2005. Berdasarkan laporan Akuntan DR H Mohammad Zain &

Rekan Nomor 03/AU/MZ/VI/05 yang dikeluarkan pada bulan Juni 2005 posisi aset

dan kewajiban per tanggal 30 April 2005 adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

30-April-05

Uraian Nilai Buku Nilai Realisasi

AKTIVA 

Kas 21.879.600,00 21.879.600,00

Antar Bank Aktiva

Page 543: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 543/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 11 dari 19

dalam rupiah

30-April-05

a. Giro 316.151.724,00 316.151.724,00 b. Tabungan 0,00 0,00

c. Deposito 7.510.000.000,00 7.510.000.000,00

Kredit yang Diberikan 162.902.838.756,00 143.345.000.000,00

Cadangan Penghapusan Kredit yang Diberikan (2.608.435.091,00)

Aktiva Tetap 200.000.000,00 70.000.000,00

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (129.166.665,00)

Aktiva Lain-Lain 6.092.879.452,00 5.850.000.000,00

Jumlah Aktiva 174.306.147.776,00 157.113.031.324,00

PASSIVA

KEWAJIBAN

Kewajiban Segera 1.837.220.881,00 1.837.220.881,00

Kewajiban kepada Pemerintah 178.704.166.935,00 178.704.166.935,00

Jumlah Kewajiban 180.541.387.816,00 180.541.387.816,00

MODAL

Modal 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00

Laba Rugi Ditahan (Sejak Awal Likuidasi) 2.104.615.257,00 2.104.615.257,00

Laba Rugi Tahun Lalu (s.d. Awal Likuidasi) (18.427.860.818,00) (18.427.860.818,00)

Laba Rugi Tahun Berjalan 88.005.521,00 (17.105.110.931,00)

Jumlah Modal (Aktiva Bersih) (6.235.240.040,00) (23.428.356.492,00)

Jumlah Kewajiban dan Modal 174.306.147.776,00 157.113.031.324,00

Page 544: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 544/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 12 dari 19

BAB III

HASIL PEMERIKSAAN

1.  Sistem Pengendalian Intern

Dari pemeriksaan atas pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian dan

 pengendalian pengamanan termasuk monitoring  pada PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal

(DL) menunjukkan masih adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern. Hal ini

nampak dalam uraian berikut:

a.  Lingkungan Pengendalian

Dengan status bank yang telah dalam proses likuidasi, secara umum lingkungan

 pengendalian pada PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) tidak dapat diandalkan,

karena setiap unsur manajemen tidak dapat melakukan fungsinya secara memadai.

Sesuai dengan ketentuan yang ada, TL nantinya bertanggung jawab kepada Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, TL

 juga harus menyelesaikan tagihan kepada debitur utamanya, yang pada umumnya terkait

dengan pemegang saham utama, antara lain dengan meminta tambahan jaminan

terhadap hutang-hutang mereka kepada bank yang telah berkategori macet.

Selain itu, secara subtansi tidak jelas siapa pemilik utama harta yang masih ada di PT

Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL), mengingat pada umumnya nilai kewajiban

Bank kepada pemerintah berupa saldo debet dan DTR lebih besar dari harta yang ada.

Disamping itu, saat ini PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) juga sedang

menghadapi tuntutan dari kreditur yang merasa memiliki piutang pada Bank tetapi atas

simpanan tersebut tidak tercatat dalam Laporan Keuangan Penutupan PT Bank

Citrahasta Dhanamanunggal (DL).

Dari sisi ketentuan perusahaan, harta tersebut adalah milik pemegang saham, tetapi

dengan besarnya kewajiban kepada Pemerintah, maka Pemerintah merupakan pihak

yang lebih berhak terhadap harta yang masih ada. Dengan kondisi ini, TL kurang

memahami bahwa harta yang masih ada seharusnya sudah menjadi bagian keuangan

negara sehingga seluruh kegiatan TL seharusnya lebih diarahkan terhadap kepentingan

negara. Dalam kenyataanya pemegang saham utama masih besar pengaruhnya terhadap

 pelaksanaan tugas TL sehari-hari yang dapat mengakibatkan tidak maksimalnya

 pengembalian harta PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) kepada Negara.

b. 

Pengendalian Pengamanan 

Tidak ada pihak yang secara efektif menjadi pengawas dan regulator bagi BDL, baik ituBI maupun Departemen Keuangan. Pihak BI selama ini hanya memantau posisi aset

dan kewajiban serta setoran ke Negara dari masing-masing BDL. Untuk hal-hal

tertentu, TL sering bertanya kepada BI, tetapi jawaban yang diberikan umumnya

menyatakan bahwa wewenang dan kewajiban memutuskan ada pada TL, sehingga TL-

lah yang harus memutuskan sendiri terhadap setiap masalah yang ditemui.

Page 545: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 545/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 13 dari 19

Ketidakjelasan ini mengakibatkan tidak adanya ketentuan dan atau prosedur yang

memadai dan secara tegas mengatur pelaksanaan tugas TL terutama dalam melakukan

 pencairan aset dan pembayaran kewajiban kepada pemerintah.

Pelaksanaan audit selama ini di TL yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

adalah untuk menentukan posisi aset dan kewajiban. Tidak ada audit yang ditujukan

untuk menilai kinerja TL dan atau memberikan opini terhadap laporan keuangan TL.

Audit yang dilakukan BPK-RI terhadap TL BDL adalah saat audit investigasi BLBI di

tahun 2000. Dengan demikian sejak tahun 2000 hingga tahun 2005, tidak ada

 pengawasan yang memadai terhadap kinerja TL

2.  Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Penyaluran dan Penggunaan BLBI

Pemeriksaan BPK-RI ditahun 2000 adalah pemeriksaan investigasi sehingga tidak ada

rekomendasi yang diberikan secara langsung kepada TL untuk ditindaklanjuti.

3. 

Temuan-Temuan Pemeriksaan

a.  Realisasi Pencairan Aset

1) 

Penagihan Kredit

Realisasi penagihan kredit sampai dengan April 2005 adalah seperti terdapat dalam

tabel berikut ini:

dalam rupiah

No Uraian Pihak Terkait Pihak Tidak Terkait

1 Baki Debet per 31 Oktober 1997 150.901.833.855,00 32.352.582.239,00

2 Proses Penyelesaian

A Pembayaran Kas/Tunai 1.218.340.750,00 15.993.031.929,00

B Penghapusbukuan/Diskont 0,00 1.762.968.613,00

C Agunan 0,00 2.740.835.936,00

D Offset 507.628.183,00 376.200.287,00

  Jumlah 2 1.725.968.933,00 20.873.036.765,00

3 Biaya hukum, appraisal dll 21.974.750,00 2.225.453.609,00

4 Jumlah neto ( 2-3) 1.703.994.183,00 18.647.583.156,00

 Saldo Baki Debet Per 30 April 2005

(1-4) 149.197.839.672,00 13.704.999.083,00

 

Page 546: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 546/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 14 dari 19

Dari data di atas didapatkan bahwa tingkat pengembalian untuk pihak terkait adalah

sebesar Rp1.703 juta atau 1,13 % dari total kredit pihak terkait, sedangkan untuk

 pihak tidak terkait adalah sebesar Rp18.647 juta atau 57,63 % dari total kredit pihak

tidak terkait.

Rendahnya tingkat pengembalian kredit pihak terkait karena jaminan yang

diserahkan pihak terkait berupa tanah seluas 24,6 Ha dengan nilai likuidasi menurut

appraisal  tanggal 10 Juli 2003 sebesar Rp148.000 juta, belum dapat dijual oleh TL

PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL).

Dari hasil pemeriksaan atas penagihan kredit tersebut dapat ditemukan adanya

 penjualan agunan dari kreditur tidak sesuai dengan ketentuan yaitu:

Temuan - Penjualan aset jaminan senilai Rp700.000.000,00 dilakukan tanpa

melalui lelang dan tanpa melalui apprai sal

Dalam rangka untuk menyelesaikan outstanding   kredit, TL melakukan penjualan

agunan yang dikuasai oleh Bank. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapahal yang menyebabkan Tim BPK-RI tidak dapat menyakini tingkat optimalisasi

 penjualan agunan tersebut, karena penjualan tersebut dilakukan tanpa melalui lelang

dan tanpa adanya nilai appraisal . Hal tersebut terjadi pada penjualan jaminan

 berikut:

dalam rupiah

No Nama Debitur Baki debet Jenis Agunan Harga Jual Penjual

1 PT Gema Tondoi

Barito

150.000.000,00 Tanah dan Bangunan SHGB No.

1182 GS No. 58/1986 tgl :15/3/1996 Jl. Wibisana Blok J.6 a/n

Emmi V Kelapa Gading Timur

Koja Jakarta Timur

125.000.000,00

Bank Citra BDL

2 PT Pakumas 1.959.830.439,00 Tanah SHGB No. 919 a/n Djaja

Santoso Kel. Suterejo Sukolali

Surabaya

150.000.000,00

Debitur

3 Judadireja Diah 2.304.501.299,00 Tanah, SHGB No. 1007 a/n RosaliR Jl. Pesanggrahan Luas 555 M2

Sisa tanah tanpa sertifikat seluas

157 m2

425.000.000,00Agen Properti

Hasil penjualan jaminan tersebut digunakan untuk mengurangi baki debet dari

masing-masing debitur.

Proses penjualan jaminan ini tidak sesuai dengan Surat Deputi Gubernur Senior BI

(Anwar Nasution) Nomor 1/4/DGS/DPIP/Rahasia tanggal 2 November 1999 yang

menyatakan bahwa nilai HTI dan agunan atau sejenisnya yang akan dijual harus

dilakukan appraisal   oleh perusahaan penilai independen. Penjualan juga harus

dilakukan secara terbuka/lelang dengan mengacu kepada harga pasar.

Keputusan TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) tersebut mengakibatkan

tidak bisa dilakukan penilaian oleh Tim BPK mengenai optimalisasi penerimaan.

Page 547: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 547/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 15 dari 19

Tanggapan – TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) memberikan

tanggapan sebagai berikut:

a)  Pertimbangan Penjualan agunan dari debitur PT.Gema Tondoi Berito adalah

 berdasarkan atas:

(1) 

Laporan appraisal  intern tahun 1997 dengan nilai pasar atas objek tersebut

adalah sebesar Rp123.525.000,00;

(2) 

 NJOP atas objek pajak tersebut adalah sebesar Rp124.080.000,00;

(3)  Sisa kewajiban debitur Gema Tondoi Barito dihapusbukukan karena debitur

 bersangkutan sudah tidak lagi mempunyai kemampuan untuk membayar

dan Sdr. Beni Abubakar (Dirut) yang seharusnya bertanggung jawab sudah

tidak diketahui keberadaannya.

 b) 

Pertimbangan penjualan agunan dari debitur PT Pakumas Utama adalah

 berdasarkan atas:(1)

 

Laporan appraisal  intern tahun 1995 dengan nilai pasar atas objek tersebut

adalah sebesar Rp143.000.000,00

(2) 

Kondisi agunan pada saat dijual sudah tidak ditempati selama kurang lebih

2 tahun sehingga sudah tidak terawat berdasarkan peninjauan langsung

yang dilakukan pada tanggal 15 April 1998 oleh Bpk. Ferdinand N.P (TL),

Gusril Bahar (Staff TL) dan Abraham Wattimena (Staff TL) sehingga

dikhawatirkan nilai bangunan akan terus menyusut

(3) 

Agunan tersebut sudah dibebani Hak Tanggungan sehingga apabila agunan

tersebut harus dijual maka harus melalui mekanisme lelang dimana akan

memakan biaya +/- Rp25.000.000,- dan belum tentu mendapat pembeli

dengan harga yang maksimal.

(4) 

Proses penyerahan agunan tersebut melalui pengacara PT Bank Citrahasta

(DL) Bpk. Sofyan, SH.

c) 

Pertimbangan penjualan agunan dari debitur Judadireja adalah berdasarkan atas:

(1) 

 NJOP atas objek pajak tersebut adalah sebesar Rp213.816.000,00;

(2) 

Agunan tersebut pada awalnya dalam bentuk tanah dan bangunan namun

atas persetujuan Direksi Bank Citra agunan tersebut dibangun ruko yang

menurut perhitungan debitur secara ekonomis lebih menguntungkan dan

dapat menyelesaikan kewajibannya kepada Bank Citra pada waktu itu;

(3) 

Kondisi tanah agunan sejak ditangani oleh TL menurut penilaian kamisudah tidak marketable karena terletak dibelakang ruko yang sudah laku

terjual dan hanya mempunyai alternatif jalan yang sangat sempit (lebar

 jalan + 2 m) sehingga harus ada pembebasan lahan penduduk sekitar untuk

mendapat alternatif jalan yang lebih baik, sehingga sangat sulit bagi TL

untuk mencari calon pembeli yang berminat atas agunan tersebut;

Page 548: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 548/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 16 dari 19

(4)  Penawaran yang pernah dilakukan oleh Agen Properti Era Gemilang hanya

sebesar Rp400.000.000,00.

Saran - BPK-RI menyarankan agar TL PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL)

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan

kepada RUPS.

2) 

Penjualan Aset

TL dalam melakukan penjualan aset baik aset bank, aset milik grup maupun barang

 jaminan dilakukan dengan cara lelang umum, penjualan/penebusan oleh debitur

sendiri maupun melalui pihak ketiga seperti agen properti.

Dari harta tetap dan inventaris PT Bank Citrahasta Dhanamanunggal (DL) per

tanggal 30 Oktober 1997 sebesar Rp12.244 juta, sampai dengan April 2005 telah

terjual sebesar Rp11.092 juta dengan rincian nampak dalam tabel berikut:dalam rupiah

No Jenis Harta Tetap dan InventarisNilai Buku

31-Okt-97Harga Jual

I Tanah dan Gedung 8.898.744.169,00 9.600.000.000,00

II Kendaraan 1.073.949.304,00 1.322.500.000,00

III Mesin Kantor 32.706.104,00 43.205.500,00

IV Perlengkapan Kantor (PK I) 13.723.603,00 13.997.500,00

V Perlengkapan Kantor (PK II) 200.704.150,00 103.320.211,00

VIPenjualan Aktiva dan Inventaris Tak

Terdaftar 8.550.000,00

  Jumlah 10.219.827.330,00 11.091.573.211,00

Dari hasil pemeriksaan atas penjualan aset berdasarkan dokumen yang kami terima

kami tidak menemukan hal-hal material yang dilaksanakan tidak sesuai

dengan ketentuan. 

b. 

Pembayaran Kewajiban

1) 

Realisasi Pembayaran Kepada Pemerintah

Realisasi pembayaran kepada pemerintah sampai dengan tanggal 31 April 2005

adalah sebagai berikut:

Page 549: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 549/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 17 dari 19

Dalam rupiah

Tanggal Keterangan Pembayaran Saldo

DTR I  2.197.010.000,00

  Pengembalian sisa DTR I 17.040.000,00 2.179.970.000,00

26-Okt-98 Pembayaran DTR I dari deposito BBD 1.000.000.000,00 1.179.970.000,00

29-Mar-99 Pembayaran DTR I 1.179.970.000,00 0,00

 

DTR II  42.395.000.000,00

09-Jun-98 Pengembalian sisa DTR II 176.970.000,00 42.217.902.749,00

29-Jun-99 Pembayaran DTR II 500.000.000,00 41.717.902.749,00

28-Jan-00 Pembayaran DTR II 2.717.902.749,00 39.000.000.000,00

16-Mar-01 Pembayaran DTR II 400.000.000,00 38.600.000.000,00

28-Mar-01 Pembayaran DTR II 1.500.000.000,00 37.100.000.000,00

30-Mar-01 Pembayaran DTR II 600.000.000,00 36.500.000.000,00

22-Okt-01 Pembayaran DTR II 515.000.000,00 35.985.000.000,00

29-Okt-01 Pembayaran DTR II 985.000.000,00 35.000.000.000,00

24-Apr-02 Pembayaran DTR II 500.000.000,00 34.500.000.000,00

29-Jul-02 Pembayaran DTR II-BBD-286 708.000.000,00 33.792.000.000,00

29-Jul-02 Pembayaran DTR II-BNI-001 400.000.000,00 33.392.000.000,00

01-Agust-02 Pembayaran DTR II 250.000.000,00 33.142.000.000,00

06-Agust-02 Pembayaran DTR II 342.000.000,00 32.800.000.000,00

07-Agust-02 Pembayaran DTR II 500.000.000,00 32.300.000.000,00

16-Agust-02 Pembayaran DTR II 100.000.000,00 32.200.000.000,00

22-Agust-02 Pembayaran DTR II 200.000.000,00 32.000.000.000,00

19-Des-02 Pembayaran DTR II-BBD-286 500.000.000,00 31.500.000.000,00

11-Jun-03 Pembayaran DTR II 800.000.000,00 30.700.000.000,00

17-Jun-03 Pembayaran DTR II 1.400.000.000,00 29.300.000.000,00

30-Jun-03 Pembayaran DTR II 300.000.000,00 29.000.000.000,00

30-Jul-03 Pembayaran DTR II 8.700.000.000,00 20.300.000.000,00

  Saldo Akhir 20.300.000.000,00

2) 

Realisasi Pembayaran Kepada Pihak Ketiga

Realisasi pembayaran kepada pihak ketiga lainnya sampai dengan tanggal 31 April

2005 adalah sebagai berikut:

Page 550: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 550/551

w   w   w   . a  n  t   i   k   o  r   u   p  s  

i   . o  r    g  

 BPK-RI PT Bank Citrahasta Dhanamanunggai (DL) Halaman 18 dari 19

Dalam rupiah

Cara PembayaranJenis

Simpanan01-Nov-97

Dana Talangan Dana Sendiri(Pencairan Aset) Offset

Kewajiban DPK

Per 30 April 2005

a. Giro

Terkait 47.084.392,00 40.000.000,00 7.084.392,00 0,00 0,00

Tidak Terkait 373.406.985,00 331.148.664,00 42.258.321,00 0,00 0,00

 b. Deposito 

Terkait 200.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 160.000.000,00 0,00

Tidak Terkait 44.574.796.939,00 43.129.842.939,00 1.084.000.000,00 360.954.000,00 0,00

c. Tabungan 

Terkait 76.247.327,00 42.440.523,00 20.000.000,00 13.806.804,00 0,00

Tidak Terkait 612.990.838,00 547.606.791,00 65.384.047,00 0,00 0,00

Jumlah 45.884.526.481,00 44.111.038.917,00 1.238.726.760,00 534.760.804,00 0,00

Dari hasil pemeriksaan atas pembayaran kewajiban berdasarkan dokumen yang diterima

kami tidak menemukan hal-hal material yang dilaksanakan tidak sesuai dengan

ketentuan

c. 

Realisasi Biaya Operasional

Realisasi biaya operasional dari tanggal Likuidasi sampai dengan tanggal 31 April 2005

adalah sebagai berikut:

dalam rupiah

Jenis Biaya Jumlah

Gaji dan Upah 5.432.714.025,00

Perpajakan 787.754.063,00

Biaya Jasa professional 957.140.372,00

Biaya pemeliharaan 374.533.168,00

Listrik,air, telepon dan gas 644.661.815,00

Beban operasional lainnya 2.335.414.319,00

Total 10.532.217.762,00

Dari hasil pemeriksaan atas biaya operasional, berdasarkan dokumen yang diterima

kami tidak menemukan hal-hal material yang dilaksanakan tidak sesuai denganketentuan.

d.  Sisa Aset

Sisa aset per tanggal 30 April 2005 adalah sebagai berikut:

Page 551: Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

7/23/2019 Audit BPK Pengembalian Dana BLBI

http://slidepdf.com/reader/full/audit-bpk-pengembalian-dana-blbi 551/551

dalam rupiah

Uraian 30-Apr-05

AKTIVA Nilai Buku Nilai Realisasi

Kas 21.879.600,00 21.879.600,00

Antar Bank Aktiva

a. Giro 316.151.724,00 316.151.724,00

 b. Tabungan 0,00 0,00