audit atas saldo kas

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kas merupakan sumber pembiayaan yang paling likuid dimana saldo kas dapat digunakan sewaktu – waktu dalam proses pembiayaan dalam kegiatan operasional suatu entitas. Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas tersebut dapat memenuhi kebutuhan entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan memudahkan perusahaan dalam mengembangkan anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran kas yang baik, perusahaan dapat memproyeksikan peramalan yang baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat merencakan untuk menginvestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat kebutuhan akan kas, mendapatkan pinjaman dengan tingkat bungan yang menguntungkan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1.2.1. Bagaimana hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi? 1.2.2. Apa saja jenis akun kas? 1

Upload: ari-sudrajat

Post on 10-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Audit Atas Saldo Kas

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Atas Saldo Kas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kas merupakan sumber pembiayaan yang paling likuid dimana saldo kas dapat

digunakan sewaktu – waktu dalam proses pembiayaan dalam kegiatan operasional

suatu entitas. Tujuan utama audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah

diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas tersebut

dapat memenuhi kebutuhan entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan

memudahkan perusahaan dalam mengembangkan anggaran kas. Dengan pengelolaan

anggaran kas yang baik, perusahaan dapat memproyeksikan peramalan yang baik atas

penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat

merencakan untuk menginvestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat kebutuhan akan

kas, mendapatkan pinjaman dengan tingkat bungan yang menguntungkan.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun

permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi?

1.2.2. Apa saja jenis akun kas?

1.2.3. Bagaimana implementasi audit atas kas umum?

1.2.4. Apa saja prosedur yang berorientasi kecurangan?

1.2.5. Bagaimana audit atas akun bank penggajian imprest?

1.2.6. Bagaimana audit atas kas kecil imprest?

1.3 TujuanBerikut beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menyusun makalah

yang berjudul “Audit Siklus Penggajian dan Personalia” sebagai berikut:

1.3.1. Dapat mengidentifikasi hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi.

1.3.2. Dapat menjabarkan jenis – jenis akun kas.

1.3.3. Memahami implementasi audit atas kas umum.

1.3.4. Mengetahui prosedur apa saja yang berorientasi pada kecurangan.

1

Page 2: Audit Atas Saldo Kas

1.3.5. Dapat mendeskripsikan mengenai audit atas akun bank penggajian imprest.

1.3.6. Dapat mendeskripsikan mengenai audit atas kas kecil imprest.

2

Page 3: Audit Atas Saldo Kas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kas di Bank dan Siklus Transaksi

Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi

lainnya memiliki peran ganda:

1. Hal tersebut menunjukan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus

transaksi dalam audit kas.

2. Hal tersebut membantu kita mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang

memadukan berbagai siklus transaksi.

Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo

pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi apakah

kas yang  tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua transaksi 

kas yang terjadi selama tahun tersebut. Jadi, jauh lebih mudah memverifikasi

rekonsiliasi saldo direkening bank klien dengan buku besar umum, tetapi bagian yang

signifikan dari total audit perusahaan melibatkan verifikasi apakah transaksi kas

dicatat dengan benar. Sebagai contoh, masing-masing dari salah saji berikut akhirnya

menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau kegagalan untuk menerima kas,

tetapi biasanya tidak ada yang akan ditemukan sebagai bagian dari audit rekonsiliasi

bank:

1.      Kegagalan menagih pelanggan

2.      Penggelapan kas dengan memotong penerimaan kas dari pelanggan sebelum

penerimaan itu dicatat, dengan menghapus akun sebagai piutang tak tertagih

3.      Salinan pembayaran faktur pemasok

4.      Pembayaran bahan baku yang tidak diterima

5.      Pembayaran kepada karyawan untuk jam kerja yang lebih besar dari yang dia

kerjakan

6.      Pembayaran bunga ke pihak terkait dalam jumlah yang melampaui tingkat yang

berlaku

Seluruh jenis salah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebagai bagian dari

pengujian rekonsiliasi bank. Hal tersebut termasuk:

1. Kegagalan memasukan cek yang belum di kliring oleh bank pada daftar cek yang

3

Page 4: Audit Atas Saldo Kas

beredar, walaupun ia telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

2. Kas yang diterima oleh klien  setelah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai

penerimaan kas pada tahun berjalan.

3. Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan

ke bank pada bulan yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai

setoran dalam perjalanan.

4. Pembayaran wesel bayar yang di debet langsung ke saldo bank oleh bank tetapi

belum dimasukan dalam catatan klien.

2.2. Jenis Akun Kas

Auditor akan mengetahui lebih banyak berbagai jenis saldo kas setelah memahami

bisnis klien. Berikut adalah jenis akun kas yang utama:

1. Akun kas umum (general cash account) merupakan kas yang penting bagi

sebagian organisasi karena hamper semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir

melalui akun ini. Contohnya: pengeluaran untuk siklus akuisisi dan pembayaran

biasanya dibayar dari akun ini, sementara penerimaan kas dalam siklus penjualan dan

penaagihan disetorkan dalam akun ini.

2.    Akun Impres, Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun

impres. Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan

pengendalian internal pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat

dalam akun bank penggajian. Segera sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek

atas transfer elektronik ditarik pada akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah

penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun

penggajian impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-

satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan

dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.

3.    Akun Bank Cabang (branch bank accounts) berguna untuk membangun relasi

dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada

tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk

setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik

dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti

akun umum, tetapi pada tingkat cabang.

4

Page 5: Audit Atas Saldo Kas

4.    Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan rekening

bank tetapi hampir serupa dengan kas di bank pencantumannya. Dana tersebut

digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah

dan lebih cepat dengan kas ketmbang dengan  cek atau untuk memudahkan karyawan

dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas

dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi biasanya digunakan untuk

pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil. Beban yang umum meliputi

perlengkapan minor kantor, perangko, sumbangan amal. Akun kas kecil biasanya

tidak melampaui beberapa ratus dollar dan sering kali diisi kembali satu cara dua kali

setiap bulan.

5.    Setara Kas (cash equivalent), meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito,

dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan

keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek

yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat

dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang

dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih

panjang bukan merupakan setara kas.

2.3. Audit Akun Kas Umum

Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus

mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas,

sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar

sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian

saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak

atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat

diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun

neraca lainya.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)

Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam

memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen

kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.

Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya.

Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar

5

Page 6: Audit Atas Saldo Kas

akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah

menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan

dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat

memperburuk risiko tersebut.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan

(Tahap I)

Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang

memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering

muncul potensi salah saji material dalam kas.

Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan

cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya

akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)

Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi

dalam dua kategori:

1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan

penerimaan dan pengeluaran kas.

2.      Rekonsiliasi bank independen.

Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi

penandatanganan cek hanya oleh orang yang berwenang, penggunaan cek yang telah

dipranomori diatas kertas khusus, mereview dengan cermat dokumen pendukung

oleh penanda tangan cek sebelum cek ditandatangani, dan verifikasi internal yang

memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan

dengan kas telah beroperasi secara efektif, risiko pengendalian akan menurun

sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.

Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-

tindakan berikut:

1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas

menyangkut tanggal, payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.

2. Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan

pembatalan.

3. Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat

6

Page 7: Audit Atas Saldo Kas

menyangkut tanggal, pelanggan dan jumlah.

4.      Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang.

5.      Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan

saldo bank serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.

5. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran

kas.

7.      Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan.

8.      Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan

pencatatan yang tepat.

9.      Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.

Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian

Subtantif atas Transaksi (Tahap II)

Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan

pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh,

pengendalian terhadap penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang

pengujian siklus transaksi tersebut.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan

prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting

dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya.

Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam

perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun

sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas

dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan

mengungkap salah saji dalam kas.

Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)

Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh

rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.

Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang

diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan

7

Page 8: Audit Atas Saldo Kas

saldo dan pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan,

dan keakuratan.

 Berikut adalah tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti penting dan

kompleksitasnya, yaitu:

1.    Penerimaan konfirmasi bank

Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta

penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya

dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif.

Jika bank tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan

permintaan kedua atau meminta klien untuk berkomunikasi dengan bank untuk

memintanya melengkapi dan mengembalikan konfirmasi ke auditor. Untuk

memudahkan auditor dan juga banker yang diminta untuk mengisi konfirmasi bank,

AICPA menyetujui penggunaan formulir  konfirmasi bank standar.

2.    Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank

            Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank

periode parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan

dokumen lain yang tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke

kantor akuntan publik. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk

memverivikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi bank akhir tahun.

Pengujian untuk salah saji yang disengaja, auditor melaksanakan verifikasi berikut

dalam bulan setelah tanggal neraca :

1. Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo

kredit

2. Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing

digunakan

3. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu

telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukan

penghapusan atau perubahan.

3.      Pengujian Rekonsiliasi Bank

            Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan

pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auiditor menguji rekonsiliasi bank

untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank

dengancermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien

8

Page 9: Audit Atas Saldo Kas

sama jumlah ya dengan kas aktual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek

yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.

Prodedur verifikasi atas rekonsiliasi :

1.      Memverifikasi bahwa rekonsilasi bank klien sudah akurat secara matematis

2.      Menulusuri saldo pada konfirmasi bank dan/ atau saldo awal pada laporan pisah

batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan saldo tersebut

sama.

4. Menulusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukan

dengan laporan pisah batas bank ke daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi

bank dan ke jurnal pengeluaran kas pada periode itu atau periode-periode

sebelum tanggal neraca.

5. Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek yang

beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.

5.      Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank

6.      Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan

rekonsiliasi bank.

2.4. Prosedur Yang Berorientasi Kecurangan

Perimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan

terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir

tahun untuk mentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila

pengendalian internaltidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat

antara penanganan kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta

tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen.

Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas:

1.      Konfirmasi piutang usaha

2.      Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping

3.      Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa

4.      Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas

selanjutnya

5.      Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur

penjualan serta pengurangan.

Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank

9

Page 10: Audit Atas Saldo Kas

Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan

perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.

Asumsi:

      Ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien adalah 31

desember, dengan menggunakan pendekatan umum auditor :

1. Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November  dan membandingkan semua item

yang direkondiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam laporan

bank bulan Desember

2. Membandingkan semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran dalam

laporan bank bulan desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas

3. Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan

November dan jurnal pengeluarandan penerimaan kas bulan Desember ke rekonsiliasi

bank tanggal 31 Desember untuk memastikan bahwa item-item tersebut telah

dimasukan

4. Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal 31

desember menyajikan item dari rekonsiliasi bank bukan November dan jurnal bulan

Desember yang belum dikliring oleh bank.

Bukti Kas

Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:

•         Semua kas yang tercatat telah disetor

•          Semua setoran telah dicatat

•          Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank

•          Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat

Pembuktian kas  (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini :

1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode

pembuktian kas.

2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang

tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.

3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat dalam jurnal

pengeluaran kas untuk periode tertentu.

4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode

5. pembuktian kas.

10

Page 11: Audit Atas Saldo Kas

Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkan pengujian susbtantif atas

transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang

sangat baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas

dengan akun bank dan rekonsiliasi bank. Penerimaan buktu kas adalah pengujian atas

transaksi yang tercatat, sementara rekonsiliasi bank adalah pengujian atasa saldo kas

pada suatu waktu tertentu.

Pengujian Transfer Antarbank

Para penggelap biasanya menurupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai

Kitting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi

tersebut dengan tidak benar.

Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer

antarbank, auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa

hari sebelum dan setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan

akuntansi agar pencatatannya benar.

Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai

berikut :

  Ketepatan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor

harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke

pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.

  Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.

Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya

pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.

  Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus

dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal

berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja

dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.

  Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan

dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas

umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang

saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

  Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari

rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

11

Page 12: Audit Atas Saldo Kas

2.5. Audit Atas Akun Bank Penggajian Imprest

Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu

jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun

bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi

adalah cek beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan.

Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan

rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur

rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang

biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan

prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi

dengan saldo kas impres pada buku besar.

2.6. Audit Atas Kas Kecil Imprest

Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak

auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien

mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.

Pengendalian Internal atas Kas Kecil

Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan

dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak

dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari

aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil,

sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari

transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.

Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai

mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil

yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir

kas kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan

rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain 

yang berwenang.

Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk

mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama

dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual

12

Page 13: Audit Atas Saldo Kas

sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan dibatalkan

agar tidak digunakan kembali.

Pengujian Audit atas Kas Kecil

Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas

kecil dibandingkan saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil,

terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.

Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien

dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian

internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa

transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit

pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan

pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua

prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan

pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus

memasukkan :

  Footing voucher kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran

  Memperhatikan urutan voucher kas kecil

  Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil

  Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register

kas, faktur, dan bukti penerimaan.

Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar

memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil

diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan

pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari

penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.

13

Page 14: Audit Atas Saldo Kas

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Selanjutnya prosedur analitis, pengujian rincian transaksi, prosedur rincian

saldo, dan terakhir yaitu memverifikasi penyajian dan pengungkapan kas. Langkah-

langkah untuk mengaudit kas yang pertama kali dilakukan auditor yakni melakukan

prosedur awal, di mana auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri

klien dan mencocokkan antara saldo investasi awal dan kas dengan jumlah yang

diaudit. Dalam proses mengaudit kas auditor memiliki tujuan untuk memperoleh

keyakinan bahwa saldo kas yang ada di neraca benar-benar sesuai dengan saldo yang

sebenarnya sebagaimana telah disesuaikan dengan bukti-bukti yang tersedia.

14

Page 15: Audit Atas Saldo Kas

DAFTAR PUSTAKA

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

Andinurhasanah.wordpress.com

15