audit 8

12
KERTAS KERJA AUDIT Kertas kerja audit adalah catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat berkenaan dengan pelaksanaan audit. Bisa dikatakan kertas kerja audit merupakan media penghubung antara catatan klien dengan laporan audit. 1. Isi Kertas Kerja Kertas Kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan: 1. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik. 2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan. 3. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 2. Jenis-Jenis Kertas Kerja Kertas kerja audit ada tujuh yang biasanya dikenal, yaitu: 1. Program audit,yaitu daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu. 1

Upload: dika-ajikaners

Post on 19-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengauditan I

TRANSCRIPT

Page 1: Audit 8

KERTAS KERJA AUDIT

Kertas kerja audit adalah catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur audit

yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan

yang dibuat berkenaan dengan pelaksanaan audit. Bisa dikatakan kertas kerja audit

merupakan media penghubung antara catatan klien dengan laporan audit.

1. Isi Kertas Kerja

Kertas Kerja biasanya berisi dokumentasi yang memperlihatkan:

1. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah

direncanakan dan disupervisi dengan baik.

2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai

atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan

sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

3. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah

diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang

memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keuangan auditan.

2. Jenis-Jenis Kertas Kerja

Kertas kerja audit ada tujuh yang biasanya dikenal, yaitu:

1. Program audit,yaitu daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu.

2. Working trial balance, adalah suatu daftar yang berisikan saldo berbagai akun buku

besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya. Kolom-kolom

untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-

saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan

(audited financial statements). Working trial balance ini merupaka daftar permulaan

yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun yang tercantum

dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit, working trial balance ini

digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan

oleh auditor kepada klien serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar setelah

adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam working trial balance

tersebut, auditor menyajikan draft final laporan keuangan klien setelah diaudit oleh

1

Page 2: Audit 8

auditor. Draf final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk

dilampirkan pada laporan audit.

3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali, yaitu jurnal untuk

mengoreksi kembali atas kesalahan yang dilakukan auditor.

4. Daftar pendukung, yaitu daftar untuk melakukan verikasi elemen-elemen yang

terdapat dalam laporan keuangan

5. Daftar utama, yaitu ringkasan akun-akun yang saling berkaitan. Daftar utama

digunakan untuk menghubungkan akun buku besar yang sejenis, yang akan disajikan

dalam laporan keuangan dalam satu pos. Kolom-kolom yang ada dalam daftar utama

adalah sama dengan kolom-kolom yang ada dalam working trial balance. Jumlah tiap

kolom dalam daftar utama dimasukkan dalam kolom yang sama dalam working trial

balance. Contoh peringkasan dalam daftar utama adalah daftar utama kas merupakan

penggabungan kas di tangan, kas kecil, dan kas di bank.

6. Memorandum audit dan dokumentasi audit, merupakan data tertulis yang disiapkan

auditor dalam bentuk naratif, misalnya komentar atas kinerja prosedur auditing dan

kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan audit. Dokumentasi informasi penguat

meliputi pendokumentasian pengajuan pertanyaan mengenai hasil rapat dewan

komisaris, respon konfirmasi dan representasi tertulis serta salinan berbagai kontrask

penting.

7. Skedul dan analisis, yaitu akun yang ditunjukan dalam masing-masing buku besar dan

mengidentifikasinya.

3. Manfaat Kertas Kerja

1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.

2. Merupakan alat bagi supervisor atau partner untuk mereview dan mengawasi

perkerjaan anggota tim audit.

3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit.

4. Menyajikan data untuk keperluan referensi.

5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit periode berikutnya.

6. Memberi dukungan yang principal atas laporan audit dimana auditor berpendapat

berdasar hasil temuan audit yang kemudian didokumentasikan dalam kertas kerja.

7. Sebagai alat untuk melakukan koordinasi, mengorganisasi, dan mengawasi

pelaksanaan seluruh tahapan audit.

8. Sebagai bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai standar auditing.

2

Page 3: Audit 8

9. Sebagai pedoman dalam melaksanakan audit berikutnya dalam bentuk arsip

permanen.

4. Tanggung Jawab Auditor Terhadap Kertas Kerja

Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan

IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan

penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas

pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai

prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh auditor untuk

membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi.

Dalam melakukan auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien dalam

mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan

terhadap kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan prosedur

audit yang dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap kompetensi dan

kecukupan bukti yang diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk merumuskan

pendapatnya atas laporan keuangan klien. Sebagai akibatnya, kompetensi dan kecukupan

bukti audit yang diperoleh auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan

keuangan auditan.

Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi

auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk

pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan

Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh

auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang diperoleh

audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang

bersifat rahasia.

SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai

untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10

tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang

berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada

kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah terungkapnya

informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan.

    Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan

kerahasiaan kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut: Anggota

3

Page 4: Audit 8

Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien

yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.

Seorang auditor tidak dapat memberikan informasi kepada pihak bukan klien kecuali

jika klien mengizinkannya. Meskipun kertas kerja dibuat dan dikumpulkan auditor dalam

daerah wewenang klien, dari catatan-catatan klien, serta atas biaya klien, hak pemilikan

atas kertas kerja tersebut sepenuhnya berada di tangan akuntan publik, bukan milik klien

atau milik pribadi auditor. Karena kertas kerja tidak hanya berisi informasi yang

diperoleh auditor dari catatan klien saja, tetapi berisi pula program audit yang akan

dilakukan oleh auditor, maka tidak semua informasi yang tercantum dalam kertas kerja

dapat diketahui oleh klien.

Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arip kertas kerja untuk setiap

kliennya, yaitu:

1. Arsip kini (current file), yaitu arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah

selesai dilakukan.

2. Arsip permanen (permanent file), yaitu untuk data yang secara relatif tidak

mengalami perubahan.

5. Cara Membuat Kertas Kerja yang Baik

1. Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja

Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang

akan dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak

dicapainya dan kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk

mencapainya. Data yang tidak relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk

mengefisienkan pengarsipan dan waktu penelaahan kertas kerja audit.

2. Hindari pekerjaan menyalin

Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit

terbuangnya waktu dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin

melaksanakan pekerjaan mereka secara efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis

rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu menyalinnya, tetapi cukup

dengan menggunakan rincian yang ada pada pembukuan klien.

3. Hindari penulisan ulang

Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu, tambahan

biaya, risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan penyusunan kertas

kerja audit adalah sedapat mungkin menghindari penulisan ulang, tetapi haruslah

4

Page 5: Audit 8

dapat meringkas isi atau pokok yang menjadi fokus auditor dari hasil analisis bukti

audit.

4. Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun

Suatu kertas kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua

akun penting yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi, baik

secara naratif sebagai acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa catatan

kaki kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi atau skedul utama (Top Schedule)

tanpa perlu membuat kertas kerja terpisah.

5. Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan

Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang

prosedur audit (langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa

suatu akun dan transaksi tertentu.

6. Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks

7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari perkiraan yang

diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan mengenai

kewajaran perkiraan yang diperiksa.

8. Tuangkan dalam bentuk tulisan 

Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam audit.

Hal ini fdapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang

mempengaruhi prinsip dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama

audit di lapangan dan pemecahannya harus diungkapkan secara lengkap dalam kertas

kerja.

9. Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh

Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran (vouching) beban,

auditor tidak cukup hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien.

Auditor harus selalu memeriksa dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain

mencatat penjelasan lisan dalam kertas kerja audit, auditor juga harus melampirkan

keterangan bahwa pemeriksaan saldo akun atau transaksi telah dilakukan untuk

mendukung penjelasan lisan tersebut.

10. Jawablah pertanyaan yang muncul

Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti

keyakinan kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran bank

tidak tercermin dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan-

pertanyaan yang terjadi merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf

5

Page 6: Audit 8

audit harus memperhatikan agar pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab

pada saat selesainya audit.

11. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers

sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.

12. Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan indeks

kertas kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam

penugasan audit tersebut.

6. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja

1. Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti:

- Berisi semua informasi yang pokok.

- Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.

- Kertas kerja harus dapat “berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang

lengkap, tidak berisi informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang

belum terjawab.

2. Teliti. Memperhatikan ketelitian penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya

bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.

3. Ringkas. Kertas kerta dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan

dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Harus menghindari

rincian yang tidak perlu, serta merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan

hanya merupakan penyalinan catatan klien ke dalam kertas kerja.

4. Jelas. Penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian

informasi secara sistematik perlu dilakukan.

5. Rapi. Kerapian dalam membuat kertas kerja berguna membantu auditor senior dalam

me-review hasil pekerjaan stafnya, serta memudahkan auditor dalam meperoleh

informasi dari kertas kerja tersebut

7. Pembuatan Kertas KerjaAda empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat tehnik

tersebut adalah :

1. Pembuatan heading

Setiap kertas kerja haus berisi nama klien, judul deskripsi identifikasi isi dari kertas

kerja, dan tanggal neraca atau periode yang dicakup oleh audit.

2. Nomor indeks

6

Page 7: Audit 8

Setiap kertas kerja diberikan indeks atau nomor referensi, seperti A-1, B-2, dan

sebagainya, untuk diidentifikasi dan mengisi tujuan.

3. Cross-referencing

Data pada kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau

yang dipindahkan kekertas kerja harus diacu-silang dengan nomor indeks dari

mereka kerja.

4. Tick marks

Simbol, seperti tanda cek, yang digunakan pada kertas kerja untuk

menunjukkan bahwa auditor telah melakukan beberapa prosedur pada

item yang terdapat tick marks, atau bahwa informasi tambahan tentang item

tersebut tersedia di tempat lain pada kertas kerja.

5. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta

penelaahan.

7

Page 8: Audit 8

DAFTAR PUSTAKA

http://demonkamikazetuit.blogspot.com/2012/04/kertas-kerja-audit.html

http://maielvasundari.blogspot.com/2013/10/kertas-kerja-audit.html

Jusup, Haryono. 2010. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

8