audit operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku pt...
TRANSCRIPT
AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PT MAREL SUKSES PRATAMA
S K R I P S I
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Lili Nitari
NIM: 142114062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PT MAREL SUKSES PRATAMA
S K R I P S I
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Lili Nitari
NIM: 142114062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala
rencanamu”
-Amsal 16:3-
Kupersembahkan skripsi ini untuk
Tuhan Yesus penyelamatku,
Bapak Ibuku terkasih,
Kakak kakakku,
Kedua keponakanku,
Sahabat dan teman-temanku,
Terima kasih tak terhingga
atas segala kasih sayang yang kuterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi
dengan judul :
AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PT MAREL SUKSES PRATAMA
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 9 bulan Mei 2018 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 19 April 2018
Yang membuat pernyataan
Lili Nitari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lili Nitari
Nomor Mahasiswa : 142114062
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:
AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PT MAREL SUKSES PRATAMA
dengan perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
kepada saya sebagai penulis selama masih mencantumkan nama saya sebagai
penulis penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 19 April 2018
Yang menyatakan,
Lili Nitari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Shallom, puji syukur penulis panjatkan kepada TuhanYesus Kristus,
karena dengan segala perlindungan, rahmat dan karunianya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, dukungan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti
segala proses dan kegiatan di kampus untuk berkembang secara akademik
dan non akademik.
2. Lisia Apriani, SE, M.Si, Ak, QIA, C.A selaku Dosen Pembimbing yang
selalu setia memberi waktu, membantu membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Segenap Pimpinan PT Marel Sukses Pratama yang memberikan izin
penulis unruk melakukan penelitian.
4. Bapak Abed Nego dan Ibu Magdalena Ries yang peduli pada pendidikan
anaknya dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
5. Teman-teman Campus Ministry Zeal Jogja yang selalu memberi semangat
dan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Teman-teman Akuntansi kelas B angkatan 2014 yang sudah memberikan
dukungan dan dorongan sehingga skripsi ini dapat selesai.
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca, karena penulis
menyadari banyak kekurangan-kekurangan baik dalam segi isi maupun
penulisannya. Tuhan Yesus Memberkati.
Yogyakarta, 13 April 2018
Lili Nitari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS............................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR.......................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR........................................................... xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN....................................................... xiii
ABSTRAK.................................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian............................................................ 3
D. Manfaat Penelitian.......................................................... 3
E. Sistematika Penulisan..................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI........................................................ 6
A. Pengauditan.................................................................... 6
B. Audit Operasional.......................................................... 8
C. Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas......................... 17
D. Persediaan.. .................................................................... 20
E. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku............................. 23
F. Sistem Pengendalian Internal......................................... 28
G. Penelitian Terdahulu....................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB III METODE PENELITIAN................................................. 35
A. Jenis Penelitian............................................................... 35
B. Subjek dan Objek Penelitian.......................................... 35
C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data............................................. 36
E. Teknik Analisis Data...................................................... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN......................... 47
A. Profil Perusahaan............................................................. 47
B. Sejarah Perusahaan.......................................................... 47
C. Struktur Organisasi Perusahaan...................................... 49
D. Produk Perusahaan.......................................................... 51
E. Customers (Pelanggan) .................................................. 52
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................... 53
A. Melakukan Survei Pendahuluan..................................... 53
B. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem
Pengendalian Manajemen............................................... 60
C. Pengujian Terinci............................................................ 62
D. Melaporkan Bentuk Temuan Dalam Bentuk Laporan
Audit.............................................................................. 75
BAB VI PENUTUP........................................................................... 81
A. Kesimpulan. .................................................................. 81
B. Keterbatasan Penelitian................................................. 81
C. Saran.............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 83
LAMPIRAN- LAMPIRAN..................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Perbandingan SOP dan Kegiatan Pengelolaan
Persediaan Bahan Baku. .................................................. 39
Tabel 2 Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan...... 40
Tabel 3 SOP Penerimaan Barang Masuk...................................... 55
Tabel 4 SOP Pembelian Bahan Baku............................................ 56
Tabel 5 Perbandingan kegiatan Penerimaan Bahan Baku Riil
dengan SOP yang Ditetapkan........................................... 63
Tabel 6 Perbandingan kegiatan Pembelian Bahan Baku Riil
dengan SOP yang Ditetapkan........................................... 64
Tabel 7 Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan
(Pembahasan)..................................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hubungan Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas.......... 19
Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan........................................ 49
Gambar 3. Flowchart penyimpanan bahan baku, penerimaan
barang masuk, suplai barang, dan pengiriman barang........ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Checklist Pengelolaan Pembelian Bahan Baku.......... 84
Lampiran 2 Daftar Checklist Pengelolaan Penyimpanan Bahan
Baku....................................................................................... 85
Lampiran 3 Daftar Checklist Pengelolaan Pengeluaran Bahan Bak....86
Lampiran 4 Daftar Checklist Penerimaan Bahan Baku............................ 87
Lampiran 5 Gudang Penyimpanan Barang Jadi....................................... 88
Lampiran 6 Berkas-Berkas Gudang......................................................... 89
Lampiran 7 Kartu keluar masuk bahan baku (Benang)........................... 90
Lampiran 8 Barang Slow Moving............................................................. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PT MAREL SUKSES PRATAMA
Lili Nitari
NIM: 142114062
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis temuan-temuan dan memberikan
rekomendasi atas hasil audit operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku
PT Marel Sukses Pratama. Perusahaan pasti memiliki standar dan ketentuan yang
berlaku dalam proses pengelolaan persediaan yang baik. Oleh sebab itu perlu
adanya pengukuran mengenai keberhasilan pelaksanaan standar atau kriteria
untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu
dengan pendekatan audit operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan
observasi, pengisian checklist, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data
dengan analisis deskriptif berdasarkan temuan hasil audit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan persediaan
bahan baku telah berjalan dengan cukup efektif namun ada beberapa kekurangan
dengan rincian sebagai berikut: (1) Perusahaan belum memiliki kebijakan dan
standar operasional prosedur (SOP) penyimpanan bahan baku dan pengeluaran
bahan baku secara tertulis. (2) Gudang penyimpanan barang slow moving, barang
usang dan barang rusak tidak dipisahkan dengan bahan baku yang bagus. (3)
Perusahaan tidak mencocokkan hasil perhitungan persediaan fisik dengan catatan
akuntansi. Proses audit telah dilaksanakan dengan baik dan benar. Proses audit
telah dilaksanakan dan hasil temuan audit telah dilaporkan dalam bentuk laporan
audit. Keterbatasan penelitian ini yaitu Penulis tidak dapat melakukan
pengukuran efisiensi dan pengukuran ekonomisasi.
Kata kunci: Audit Operasional, pengelolaan persediaan bahan baku, Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
OPERATIONAL AUDIT OF RAW MATERIAL INVENTORY
MANAGEMENT OF PT MAREL SUKSES PRATAMA
Lili Nitari
NIM: 142114062
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018
The main objective of this research is to analyze the audit findings and to
propose recommendations based on the results of operational audits of raw
material inventory management of PT Marel Sukses Pratama. The Company
definitely has the standards and conditions applicable to a good inventory
management process. Therefore, it is necessary to measure the successful
implementation of the standards or criteria to achieve corporate goals. One way to
conduct is using operational audits of raw material inventory management of PT
Marel Sukses Pratama.
This type of this research is a case study. The data was obtained by
observation, interviews, and documentations. The data analysis technique was
descriptive analysis based on audit findings.
The results indicate that the process on inventory management of raw
material is effective with some weakness, those are: (1) The company does not
have standard operating procedures of raw material storage and raw material
expenditure in writing. (2) Warehouse storage of slow moving goods, obsolete
goods and broken goods are not separated with good raw materials. (3) The
company does not match the results of the calculation of physical inventory with
accounting records. The audit process has been carried out properly and correctly.
The audit process has been carried out and the audit findings have been reported
in the form of an audit report. The limitation of this research is that writer could
not conduct efficiency measurement and economy measurement.
Keywords: Operational Audit, inventory management of raw material, Effective
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk menghasilkan laba
yang optimal karena akan memberikan dampak yang signifikan bagi
kelangsungan usaha. Salah satu unsur yang paling besar dalam pencapaian
laba perusahaan adalah persediaan. Persediaan merupakan aset perusahaan
yang sangat rentan terhadap kerusakan, penyalahgunaan, dan pencurian
yang dapat menghambat jalannya kegiatan operasional dan sangat
merugikan perusahaan. Audit operasional diperlukan untuk mengetahui
apakah perusahaan telah menjalankan kegiatan operasionalnya secara
efektif dan efisien. Setelah audit operasional dilakukan maka hasil yang
dilaporkan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas
kelemahan yang ada di dalam perusahaan.
Audit operasional dilakukan untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Menurut Agoes (2017:
14), “Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan
operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan
operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui
apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien,
dan ekonomis”. Sedangkan menurut Jusup (2010: 16), “Audit operasional
adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya
berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi”.
Kegiatan operasional perusahaan dapat efektif dan efisien apabila
semua karyawan di semua fungsi operasional perusahaan dapat bekerja
sama, terlebih pada fungsi pengelolaan persediaan bahan baku. Fungsi
pengelolaan persediaan bahan baku memiliki peranan yang penting dalam
sebuah perusahaan manufaktur. Persediaan bahan baku mempunyai arti
penting dalam suatu perusahaan yang akan mempengaruhi tingkat
produksi maupun penjualan. Persediaan bahan baku merupakan bagian
utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang pada setiap saat
mengalami perubahan. Pengelolaan yang baik atas persediaan bahan baku
perusahaan akan berdampak pada peningkatan kualitas produk dan harga
pokok produksi yang rendah.
Sebagai salah satu perusahaan manufaktur di Yogyakarta, PT
Marel Sukses Pratama yang bergerak di bidang industri kaos kaki selalu
dituntut untuk memberikan hasil yang memuaskan bagi konsumen. Dalam
usahanya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi konsumennya, PT
Marel Sukses Pratama harus didukung oleh departemen produksi
khususnya dalam pengelolaan bahan baku yang bekerja secara efektif dan
efisien yang tentunya akan memberikan kontribusi positif dalam
pengambilan keputusan. Masalah yang sering terjadi pada bagian
pengelolaan persediaan bahan baku adalah adanya hambatan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku secara efektif dan efisien
misalnya kesalahan dalam pemesanan, pengeluaran, penyimpanan,
ataupun pemakaian bahan baku. Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan
audit operasional untuk menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas
dalam pengelolaan persediaan bahan baku PT Marel Sukses Pratama.
Penulis mengambil judul: “Audit Operasional Atas Pengelolaan
Persediaan Bahan Baku PT Marel Sukses Pratama”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil audit
operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku PT Marel Sukses
Pratama?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fungsi audit operasional, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memberikan analisis dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan
sesuai hasil audit operasional atas kegiatan pengelolaan persediaan bahan
baku PT Marel Sukses Pratama.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan bisa memberikan
rekomendasi perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan persediaan
bahan baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagi universitas, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan informasi tentang pelaksanaan audit operasional atas persediaan
bahan baku pada PT Marel Sukses Pratama.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan audit operasional atas sebuah
perusahaan.
4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan penulis di bidang akuntansi khususnya mengenai audit
operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan mengenai berbagai teori yang
mendukung penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian,
metode yang akan digunakan dalam penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan mengenai gambaran secara umum
perusahaan atau profil perusahaan seperti, sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi perusahaan dan struktur organisasi.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
cakupan atau ruang lingkup fokus penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, saran, dan keterbatasan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengauditan
1. Definisi Pengauditan
Menurut Jusup (2010: 11), “Pengauditan adalah suatu proses
sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan”.
2. Jenis-jenis audit
Menurut Jusup (2010: 15) audit pada umumnya dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah
laporan keuangan sebagai keseluruhan - yaitu informasi kuantitatif
yang akan diperiksa – dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu
yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang digunakan
adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga
dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar
tunai (cash basis) atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk
organisasi yang diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan
laporan arus kas, termasuk catatan kaki (foot-notes).
b. Audit Kesesuaian
Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah
pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu
yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit kesesuian untuk
suatu perusahaan swasta dapat berupa penentuan apakah karyawan-
karyawan di bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur
yang ditetapkan oleh kontroler perusahaan, mengkaji ulang tarip
upah untuk disesuaikan dengan tarip upah minimum yang
ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian yang
dibuat dengan bankir atau pemberi pinjaman lainnya untuk
memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan
yang ditetapkan dalam perjanjian. Audit kesesuaian atas instansi
pemerintah lebih beraneka ragam karena banyaknya peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-
instansi pemerintah.
c. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap
bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi
dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil
akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi
kepada manajemen untuk perbaikan operasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Audit Operasional
1. Pengertian Audit Operasional
Menurut Jusup (2010: 16), “Audit operasional adalah pengkajian
(review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan
suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa
rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi”.
Menurut Boynton dkk., (2002: 7), “Audit operasional berkaitan
dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang
efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya
dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadang audit jenis ini
disebut juga dengan audit kinerja atau audit manajemen. Dalam suatu
perusahaan bisnis, lingkup audit ini dapat meliputi seluruh kegiatan
dari (1) suatu departemen, cabang, atau divisi, atau (2) suatu fungsi
yang mungkin merupakan fungsi lintas unit usaha, seperti pemasaran
atau pengolahan data”.
Menurut Kumaat (2010: 45), “Audit operasional pada hakikatnya
bertujuan memberi gambaran yang lebih gamblang mengenai berbagai
pelaksanaan, peristiwa atau masalah aktual di balik fakta yang
ditunjukkan oleh angka-angka keuangan seperti penjualan ke
pelanggan (yang membentuk sales receivable & revenues), pembelian
dari pemasok (yang tercatat pada trade payables maupun purchase
expenses) perusahaan. Audit operasional juga memberikan gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tentang lingkup yang tidak berhubungan langsung dengan keuangan
meliputi pengelolaan fisik aset non keuangan (lebih tepatnya no liquid
assets) seperti stok inventory beserta penyimpanannya, pengendalian
dan perawatan fisik fixed assets, dan sebagainya; pengelolaan rutin
aset lainnya yaitu aset yang dikategorikan sulit diukur secara keuangan
(intangible assets) yang hanya dapat dinilai secara kualitatif. Sebagai
contoh, kualitas pelayanan, kecepatan distribusi informasi, tingkat
kepuasan pelanggan, kompetensi SDM, tingkat keandalan, dan utilisasi
fasilitas kerja”.
Menurut Agoes (2017: 14), “Audit operasional adalah suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan
oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut
sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Pendekatan
audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan
keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam
perusahaan. Misalnya fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi
produksi, fungsi penggudangan dan distribusi, fungsi personalia
(sumber daya manusia), fungsi akuntansi, dan fungsi keuangan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Elemen Audit Operasional
Menurut Agoes (2017: 189), Tujuan pemeriksaan (audit objective)
dalam audit operasional mencakup tiga elemen. Ketiga elemen
tersebut masing-masing:
a. Criteria
Criteria merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap
bagian dalam perusahaan. Standar bisa berupa kebijakan yang telah
ditetapkan manajemen, kebijakan perusahaan sejenis, atau
kebijakan industri, dan peraturan pemerintah.
b. Causes
Causes adalah tindakan-tindakan yang dilakukan manajemen
atau pegawai perusahaan, termasuk tindakan-tindakan yang
seharusnya dilakukan untuk memenuhi criteria tetapi tidak
dilakukan oleh manajemen atau pegawai perusahaan. Dengan kata
lain, causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar yang berlaku.
c. Effects
Effects adalah akibat dari tindakan-tindakan yang menyimpang
dari standar berlaku.
3. Tujuan Audit Operasional
Menurut Bayangkara (2008: 3), “Tujuan audit operasional adalah
untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih
memerlukan perbaikan sehingga dengan rekomendasi yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program
dan aktivitas pada perusahaan tersebut”. Oleh sebab itu, audit ini
dititikberatkan pada berbagai objek audit yang diperkirakan dapat
diperbaiki di masa yang akan datang, di samping juga mencegah
kemungkinan terjadinya berbagai kerugian.
Menurut Rahayu dkk., (2010: 9), “Audit operasional mempunyai
tujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai
efektivitas suatu unit atau fungsi yang menekankan pada ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas yang mencakup beranekaragam aktivitas yang
luas, yang berhubungan dengan performa masa yang akan datang.
Sebagai contoh efektivitas dari program pemasaran atau efisiensi
karyawan pabrik”.
Menurut Kumaat (2010: 45), tujuan audit operasional secara umum
adalah:
a. Menggali berbagai akar masalah di balik kinerja bisnis yang
tergambar dalam laporan keuangan yang terkait dengan efektivitas
dan efisiensi kinerja pengelolaan berbagai objek.
b. Memastikan bahwa seluruh aset non-keuangan menjadi aset yang
produktif bagi bisnis perusahaan yaitu memberi manfaat yang
sepadan dibanding biaya atau risiko yang timbul.
c. Memastikan bahwa seluruh sistem (business process) berjalan
dalam koridor standar (kualitas) yang ditetapkan dengan tingkat
pengendalian internal yang memadai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4. Karakteristik Audit Operasional
Menurut Rahayu dkk., (2010: 9), karakteristik audit operasional
adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran efektivitas didasarkan pada bukti-bukti dan
standar-standar:
1) Undang-undang dan peraturan pemerintah
2) Standar perusahaan
a) Strategi-strategi, rencana dan program yang
disetujui
b) Kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan
c) Struktur organisasi yang telah disetujui
d) Anggaran perusahaan
e) Tujuan perusahaan yang ditetapkan
3) Standar dan praktik industri
4) Prinsip organisasi dan manajemen
5) Praktik manajemen yang sehat, proses dan teknik yang
digunakan oleh perusahaan maju.
b. Sifatnya investigatif
c. Obyek pemeriksaan meliputi semua aspek operasi perusahaan,
yaitu:
1) Pemasaran
2) Rancangan dan rekayasa pabrik
3) Pengendalian produksi dan persediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4) Pembelian
5) Sumber Daya Manusia
6) Keuangan Anggaran
7) Administrasi dan Hukum
8) Operasi Internasional
9) Pelaporan Keuangan
10) Pengelolaan data elektronik
5. Ruang Lingkup Audit Operasional
Menurut Bayangkara (2008: 15), “Audit operasional dilaksanakan
untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi pengelolaan sumber daya,
dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit
operasional diarahkan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan
operasional objek audit, baik fungsi manajerial (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) maupun fungsi-
fungsi bisnis perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk
mencapai tujuan perusahaan”.
6. Tahap-tahap Audit Operasional
Menurut Bayangkara (2008: 9), ada 5 tahap dalam audit
operasional. Tahap-tahap audit operasional adalah sebagai berikut:
a. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi
latar belakang terhadap objek yang diaudit. Disamping itu, pada
audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit,
serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk
mengidentifikasi hal-hal potensial yang mengandung kelemahan
pada perusahaan yang diaudit. Dari latar belakang tersebut, auditor
dapat menentukan tujuan audit sementara.
b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian
terhadap pengendalian manajemen objek audit dengan tujuan untuk
menilai efektifitas pengendalian manajemen dalam mendukung
pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor
dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi
terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Hasil
pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan
audit sementara menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau ada
bebera pa tujuan audit sementara yang gugur karena tidak cukup
bukti-bukti untuk mendukung tujuan audit tersebut.
c. Audit Terperinci
Tahap ini, auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan.
Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk
mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain
dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten pada tahap ini
disajikan dalam suatu kertas kerja audit untuk mendukung suatu
kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
d. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil
audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak
berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak
manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-
pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap
berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan secara
komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit
untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi).
e. Melakukan Tindak Lanjut
Tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut atau perbaikan sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki
wewenang untuk mengharuskan manajemen untuk melaksanakan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh
karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit
seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak
yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan. Suatu
rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat
berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Agoes (2017: 14), ada empat tahapan dalam suatu audit
operasional, yaitu:
a. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
Survei pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan melalui
tanya jawab dengan manajemen dan staf perusahaan serta
penggunaan questionnaires.
b. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian manajemen
(Review and Testing of Management Control System)
Untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas dari
pengendalian manajemen yang terdapat di perusahaan. Biasanya
digunakan management control questionnaires (ICQ), flowchart,
dan penjelasan narrative serta dilakukan pengetesan atas beberapa
transaksi (walk through the documents).
c. Pengujian Terinci (Detailed Examination)
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan
untuk mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan manajemen. Dalam hal ini auditor harus
melakukan observasi terhadap kegiatan dari fungsi-fungsi yang
terdapat di perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Pengembangan Laporan (Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan, laporan
yang dibuat mirip dengan management letter, karena berisi temuan
pemeriksaan (audit findings), mengenai penyimpangan yang terjadi
terhadap kriteria (standard), yang berlaku yang menimbulkan
inefisiensi, inefektivitas, dan ketidakhematan (pemborosan) dan
kelemahan dalam sistem pengendalian manajemen (management
control system) yang terdapat diperusahaan. Selain itu auditor juga
memberikan saran-saran perbaikan.
C. Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas
1. Pengertian Ekonomisasi
Menurut Agoes (2017: 15), “Ekonomisasi merupakan ukuran input
yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola. Artinya jika
perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang akan digunakan
dalam operasi dengan pengorbanan yang paling kecil, ini berarti
perusahaan telah mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan
cara yang ekonomis.
Dengan demikian harga pokok per unit input yang digunakan
dalam operasi juga menjadi rendah yang memungkinkan perusahaan
untuk menghasilkan produk dengan harga pokok yang relatif lebih
rendah dibandingkan para pesaingnya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Pengertian Efisiensi
Menurut Agoes (2017: 16), “Efisiensi berhubungan dengan
bagaimana perusahaan melakukan operasi, sehingga tercapai
optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya
dengan input-proses-output, efisiensi adalah rasio antara output dan
input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan
sejumlah input yang dimiliki perusahaan.
Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi
berjalan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Jadi, efisiensi merupakan ukuran proses yang
menghubungkan antara input dan output dalam operasional
perusahaan”. Menurut Bayangkara (2008: 13), “Efisiensi merupakan
ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam
operasional perusahaan“.
3. Pengertian Efektivitas
Menurut Agoes (2017:17), “Secara singkat pengertian efektivitas
dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Efektivitas merupakan ukuran dari output”.
Menurut Bayangkara (2008:14), “Efektivitas dapat dipahami sebagai
tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Menurut Agoes (2017: 17), Hubungan Ekonomisasi, Efisiensi, dan
Efektivitas adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Hubungan Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas
D. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala
sesuatu atau sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Sumber daya ini
meliputi bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan
pembantu, dan komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk
perusahaan. Persediaan tidak hanya sebatas hal-hal diatas karena
banyak organisasi juga menyimpan persediaan lain seperti uang,
peralatan, tenaga kerja untuk memenuhi permintaan akan produk dan
jasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No. 14, hal 14.2 s/d
14.2-IAI, 2015), persediaan adalah aset:
a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; dan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses atau pemberian jasa.
Menurut Agoes (2017: 189), “Persediaan adalah: (a) yang tersedia
untuk dijual dalam kegiatan normal, (b) dalam proses produksi dan atau
dalam perjalanan, atau (c) dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa”.
2. Sifat Persediaan
Menurut Agoes (2017: 298), persediaan mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Biasanya merupakan aset lancar (current assets) karena masa
perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
b. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang
dan industri.
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan posisi keuangan
(neraca) dan perhitungan laba-rugi, karena kesalahan dalam
menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan
kesalahan dalam jumlah aset lancar dan total aset, beban pokok
penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. pembagian dividen dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan
terbawa ke laporan keuangan periode selanjutnya.
3. Penggolongan Persediaan
Menurut Agoes (2017: 298), contoh dari perkiraan-perkiraan yang
biasa digolongkan sebagai persediaan adalah:
a. Bahan baku (raw materials)
b. Barang dalam proses (work in process)
c. Barang jadi (finished goods)
d. Suku cadang (spare parts)
e. Bahan pembantu : oli, bensin, solar
f. Barang dalam perjalanan (good in transit), yaitu barang yang sudah
dikirim oleh supplier tetapi belum sampai di gudang perusahaan.
g. Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan lain yang
dititip jual di perusahaan) tidak boleh dilaporkan/dicatat sebagai
persediaan perusahaan.
Menurut Jusup, (2014: 418) persediaan dikelompokkan menjadi 3
golongan, yaitu:
a. Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi adalah hasil produksi yang telah selesai dan
siap untuk dijual.
b. Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang dalam proses adalah bagian dari barang yang
diproduksi yang telah mulai diproses tetapi belum selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Persediaan Bahan Mentah
Persediaan bahan mentah adalah bahan dasar yang akan digunakan
dalam produksi, tetapi belum diproses.
4. Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan
Dalam menentukan jumlah persediaan pada akhir periode, dapat
diklasifikasikan pencatatan persediaannya, yaitu:
a. Sistem Perpetual (Perpetual System)
Dalam metode ini, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu
persediaan. Kegiatan pencatatan ini dilakukan pada setiap
perpindahan persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun
penjualan yang sering terjadi, baik kualitas maupun harga
pokoknya.
b. Sistem Periodik (Periodic System)
Dalam metode ini, hanya tambahan persediaan dari pembelian
saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan
karena pemakaian tidak dicatat dalam pembukuan, maka harga
pokok pembelian tidak dapat diketahui sewaktu-waktu dan baru
dapat diketahui jika persediaan akhir telah dihitung.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menentukan nilai
persediaan yang ada, yaitu:
a. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama/First in, First Out (FIFO)
b. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama/Last in, First Out (LIFO)
c. Metode Harga Pokok Rata-Rata/Average Cost Method
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
1. Tujuan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
Menurut Carter et al (2004: 298), “Pengelolaan bahan baku dicapai
melalui pengaturan fungsional, pembebanan tanggung jawab, dan
bukti-bukti dokumenter. Hal tersebut dimulai dari persetujuan
anggaran penjualan dan produksi dengan penyelesaian produk yang
siap untuk dijual dan dikirimkan ke gudang atau pelanggan.
Pengelolaan persediaan akan beroperasi dengan berhasil apabila
peningkatan atau penurunan dalam persediaan mengikuti pola yang
telah ditentukan atau diperkirakan”.
Disimpulkan bahwa pengelolaan persediaan bahan baku harus
memenuhi dua kebutuhan, yaitu:
a. Menjaga Persediaan dalam jumlah dan variasi yang mencukupi
untuk operasi secara efisien.
b. Menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan.
2. Pentingnya Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku merupakan unsur dari modal kerja yang
cukup besar bagi perusahaan industri. Masalah penentuan investasi
yang optimal dalam persediaan bahan baku merupakan suatu hal yang
sangat penting, karena memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
penggunaan modal yang tertanam dalam persediaan itu sendiri dan
tingkat efesiensi yang akan dicapai oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Carter et al (2004: 299), pengelolaan persediaan bahan
baku yang efektif dan efisien akan memberikan keuntungan sebagai
berikut:
a. Pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien
tidak terganggu.
b. Tersedianya cukup persediaan dalam periode dimana pasokan
kecil (musiman, siklus, dan pemogokan kerja) dan mengantisipasi
perubahan harga.
c. Penyimpanan bahan baku dengan mutu penanganan dan biaya
minimum dapat melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan
akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena
penanganan.
d. Meminimalkan item-item yang tidak aktif, kelebihan, atau usang
dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi bahan
baku.
e. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke
pelanggan.
f. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan
berda di tingkat konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana
manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku yang Baik
Menurut Carter et al (2004: 300), pengelolaan persediaan bahan baku
yang baik meliputi hal-hal sebagai berikut:
c. Penetapan titik persediaan minimum dan maksimum
Metode minimum-maksimum (min-max method) didasarkan
pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item perediaan
berada pada kisaran batas tertentu. Maksimum jumlah untuk setiap
item ditetapkan, sedangkan tingkat sudah termasuk margin
pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan
persediaan selama siklus pemesanan kembali.
d. Pemeriksaan siklus pesanan
Metode siklus pesanan (order cycling method) atau metode
peninjauan siklus (cycle review method) memeriksa secara periodik
status jumlah bahan baku yang tersedia untuk waktu yang berbeda
(misalnya 30, 60, atau 90 hari) antara peninjauan dan dapat
menggunakan siklus yang berbeda untuk jenis bahan baku yang
berbeda. Pada setiap periode peninjauan dalam sistem siklus
pesanan, pesanan dilakukan agar jumlah persediaan mencapai
tingkat yang diinginkan, yang dinyatakan sebagai besarnya pasokan
untuk sekian hari atau minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
e. Ketepat-waktuan
Metode JIT (Just in Time) diterapkan dalam memperbaiki
pemeliharaan rutin. Semua bahan baku dan komponen sebaiknya
tiba dilokasi kerja pada saat yang dibutuhkan. Produk sebaiknya
diselesaikan dan tersedia bagi pelanggan, disaat pelanggan
menginginkannya. Kebutuhan akan kualitas dan produksi yang
seimbang, metode JIT seringkali diidentifikasikan dengan usaha
untuk mengeleminasikan pemborosan dalam segala bentuknya, dan
merupakan bagian yang penting dalam banyak usaha manajemen
unit total (total quality management-TQM).
Menurut Campbell dan Wilson (2003: 428), bahwa
pengelolaan persediaan yang paling efektif tidak datang dengan
sendirinya, sebaliknya harus direncanakan dan diarahkan. Selain
itu, pengalaman telah menunjukkan bahwa ada faktor atau kondisi
tertentu yang merupakan prasyarat untuk tercapainya pengelolaan
persediaan yang paling berhasil. Manfaat yang diperoleh dari
pengelolaan persediaan yang efektif adalah sebagai berikut:
a. Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang
minimum.
b. Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang
timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan,
kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan jarak serta asuransi
persediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Mengurangi resiko kecurangan dan kecurian persediaan.
d. Menghindari resiko penundaan produksi dengan cara selalu
menyediakan bahan yang diperlukan .
e. Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada
pelanggan dengan cara selalu menyediakan bahan atau barang
yang diperlukan. Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas
dan peralatan pergudangan.
f. Memungkinkan pemerataan produksi melalui penyelenggaraan
persediaan yang tidak merata sehingga dapat membantu
stabilitas pekerjaan.
g. Menghindarkan atau mengurangi kerugian yang timbul karena
penurunan harga.
h. Mengurangi biaya opname fisik persediaan tahunan.
i. Melalui pengendalian yang wajar dan informasi yang tersedia
untuk persediaan, dimungkinkan adanya pelaksanaan
pembelian yang lebih baik untuk memperoleh keuntungan dari
harga khusus dan dari perubahan harga.
j. Mengurangi penjualan dan biaya administrasi melalui
pemberian jasa/pelayanan yang lebih baik kepada para
pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Sistem Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Boynton dkk., (2002:373), pengendalian intern (internal
control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang
untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan
pencapaian tujuan dalam kategori berikut:
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. Pengendalian intern merupakan suatu proses
Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan yang saling berkaitan, yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan,
dan operasi.
b. Pengendalian intern dijalankan oleh manusia
Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan
dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang
organisasinya, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan
personel lain.
c. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan
keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan
dewan komisaris entitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut Boynton (2002: 379-400), unsur-unsur pengendalian
intern adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan pengendalian (control environment)
Lingkungan pengendali merupakan dari suatu organisasi yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua
komponen pengendalian intern lainnya yang menyediakan disiplin
dan struktur. Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendali
dalam suatu entitas diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Integritas dan nilai etika
2) Komitmen terhadap kompentensi
3) Dewan direksi dan komite audit
4) Filosofi dan gaya operasi manajemen
5) Struktur organisasi
b. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian resiko manajemen untuk tujuan pelaporan
keuangan adalah penilaian resiko yang terkandung dalam asersi
tertentu dalam laporan keuangan dan desain serta implementasi
aktivitas pengendali yang ditujukan untuk mengurangi resiko
tersebut pada tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya
dan manfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Penilaian resiko manajemen harus mencakup pertimbangan
khusus terhadap resiko yang dapat timbul dari perubahan kondisi,
seperti:
1) Perubahan dalam lingkungan operasi
2) Personel baru
3) Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
4) Pertumbuhan yang cepat
5) Teknologi baru
6) Lini, produk, atau aktivitas baru
7) Restrukturisasi perusahaan
8) Operasi di luar negeri
9) Pernyataan akuntansi
c. Informasi dan Komunikasi ( Information and Communication)
Informasi yang digunakan sebagai fokus utama kebijakan
dan prosedur pengendalian intern berkaitan dengan sistem
akuntansi, yaitu bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara yang
mencegah salah saji dalam asersi manajemen dalam laporan
keuangan.
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada
semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang
bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain,
baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang
lebih tinggi dalam entitas.
d. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur
yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang
dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
yang relevan dapat digolongkan ke dalam berbagai kelompok
sebagai berikut:
1) Pemisahan Tugas
2) Pengendalian Pemrosesan Informasi
3) Pengendalian Fisik
4) Review Kinerja
e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas
kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan
melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian
dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Hubungan Antara Pengendalian Intern dengan Audit Operasional
Berdasarkan definisi pengendalian intern menurut Boynton dkk.,
(2002:373), pengendalian internal dirancang untuk menyediakan
keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam
kategori berikut:
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
Ketiga hal diatas dapat menjadi bagian audit operasional jika
tujuannya adalah kegiatan operasional perusahaan yang efektif dan
efisien. Tujuan utama evaluasi atas pengendalian intern pada audit
operasional adalah untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
struktur pengendalian intern dan membuat rekomendasi kepada
manajemen.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Rika Yustinus (2014)
dengan judul “ Audit Operasional Terhadap Fungsi Manajemen Sumber
Daya Manusia dan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku pada PT. Panca
Usaha Palopo Plywood”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh PT.
Panca Usaha Palopo Plywood belum berjalan secara efektif dan efisien.
Hal ini disebabkan oleh sistem perencanaan, pelaksanaan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pengendalian manajemen dibidang pengelolaan persediaan bahan baku
yang belum berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memberikan
rekomendasi yaitu sebaiknya perusahaan mempunyai kebijakan dan
prosedur pengelolaan persediaan bahan baku secara tertulis, sehinga
pelaksana pengelolaan persediaan bahan baku dapat melaksanakan
aktivitas mereka dengan jelas. Dalam melakukan pemesanan pembelian
bahan baku disarankan agar perusahaan menggunakan suatu perhitungan
ekonomis dalam upaya meminimalkan biaya pengendalian persediaan dan
menghindari terjadinya keterlambatan pengiriman bahan baku. Sebaiknya
perusahaan menggunakan formulir yang bernomor urut cetak. Hal ini akan
memudahkan perusahaan dalam melakukan pengendalian intern yang
efektif sehingga dapat menjamin ketelitian dan keandalan catatan
akuntansi perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Lia sutanti Purwa (2003) dengan
judul “Audit Operasional Atas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku pada
PT Nusahadi Citraharmonis” dengan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki perusahaan, antara lain
adanya pemisahan tugas-tugas atau fungsi, perusahaan selalu
memperhatikan kemajuan pegawainya, penggunaan konsep persediaaan
pengaman untuk mencegah kehabisan bahan baku, sistem otorisasi yang
telah dilakukan dengan baik, bagian penerimaan bahan baku yang bekerja
dengan baik dan teliti saat menerima bahan baku, keamanan 24 jam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
penyediaan fasilitas yang memadai, dilakukannya perhitungan fisik setiap
satu bulan sekali, plat yang ada dalam gudang disusun dengan rapi, dan
operator yang mengambil bahan baku sesuai dengan perintah dari bagian
Production Control Division. Tetapi juga ditemukan beberapa kelemahan,
antara lain adanya perangkapan fungsi keuangan dengan fungsi pembelian,
tidak adanya tembusan surat order pembelian untuk bagian penerimaan,
tidak dibuatnya laporan penerimaan barang, surat order pembelian tidak
diberi nomor urut tercetak, gudang yang kurang memadai untuk
perlindungan persediaan terhadap pencurian dan karat, setiap bahan baku
tidak mempunai identitas yang jelas, tidak tersedianya catatan atau laporan
keluar masuknya bahan baku dari/ke gudang, kebijakan atas waktu
pembelian yang belum efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memberikan
rekomendasi khusus di bagian pembelian dan keuangan, untuk menjamin
praktik yang sehat harus terpisah antara fungsi pembelian dan keuangan.
Juga sebaiknya perusahaan membuat catatan atau laporan yang jelas untuk
setiap keluar masuknya bahan baku dari/ke gudang. Dan sebaiknya surat
order pembelian diberi nomor urut tercetak serta membuat laporan
penerimaan barang setiap bahan baku datang dan membuat tembusan surat
order pembelian untuk bagian penerimaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut
Sekaran (2006:46), “Penelitian studi kasus meliputi analisis mendalam dan
kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi yang lain dimana
sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami
dalam situasi saat ini”.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek dari penelitian ini adalah manajer atau karyawan bagian
gudang pada PT Marel Sukses Pratama
2. Objek dari penelitian ini adalah pengelolaan persediaaan bahan baku
yang dimiliki perusahaan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Marel Sukses Pratama yang
berlokasi di Jalan Baru Mulungan Gondang Penen, RT.05 / RW.28
Sendangdadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Waktu Penelitian dimulai dari awal bulan Februari 2018 sampai dengan
akhir bulan Maret 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan strategi pengamatan langsung (direct
observation) untuk mendapatkan data kasus, dengan teknik pengumpulan
data meliputi:
a. Observasi
Metode observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan melihat
secara langsung kejadian di lapangan dan kemudian menarik
kesimpulan lewat realita yang terjadi dilapangan.
b. Wawancara
Teknik ini merupakan cara untuk memperoleh data dengan
melakukan wawancara langsung pada pimpinan atau karyawan
perusahaan sehingga dapat diperoleh data yang valid dan dapat
dipercaya.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan atas dokumen-
dokumen yang diperlukan. Dokumen yang akan dikumpulkan adalah
laporan dan catatan yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan
bahan baku dan digunakan sebagai dasar dalam menganalisa
pengendalian internal atas pengelolaan persediaan bahan baku
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
d. Checklist
Checklist adalah pengumpulan data dengan cara membuat sebuah
daftar, dimana responden hanya membubuhkan tanda check (√) pada
kolom yang sesuai (Arikunto, 2006). Checklist dalam pelaksanaan
kegiatan audit berdasar pada standar profesi audit operasional dan juga
berdasar pada SOP yang dimiliki perusahaan. Checklist akan membantu
auditor untuk mengetahui sebaik apa pengendalian internal yang
dimiliki perusahaan pada pengelolaan persediaan bahan baku.
E. Teknik Analisis Data
Untuk dapat mengetahui jawaban dari rumusan masalah mengenai
bagaimana hasil audit operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku
pada PT Marel Sukses Pratama, peneliti harus melakukan beberapa tahap
pelaksanaan audit operasional. Menurut Agoes (2017:14-15), ada empat
tahapan dalam melakukan suatu audit operasional, yaitu:
1. Melaksanakan Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)
Pelaksanaan audit operasional dimulai dengan melaksanakan
survei pendahuluan mengenai karakteristik, struktur, dan pengelolaan
persediaan bahan baku PT Marel melalui tanya jawab dengan
manajemen dan staff perusahaan untuk memberikan pemahaman awal
kepada penulis. Selain itu, penulis akan melihat potensi-potensi
kelemahan yang dimiliki perusahaan pada bagian pengelolaan
persediaan bahan baku. Potensi-potensi kelemahan tersebut dapat
digunakan dalam penyusunan perencanaan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian manajemen
(Review and Testing of Management Control System)
Pada tahap ini penulis akan melakukan review dan pengujian
terhadap pengendalian manajemen perusahaan untuk menilai efektivitas
pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. Dari hasil pengujian ini, penulis dapat lebih memahami
pengendalian yang berlaku dalam objek audit sehingga lebih mudah
diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan dalam fungsi
pengelolaaan persediaan bahan baku perusahaan. Biasanya dilakukan
wawancara dan pengetesan atas beberapa transaksi (walk through the
documents).
3. Pengujian Terinci (Detailed Examination)
Pada tahap ini penulis akan melakukan pemeriksaan terhadap
transaksi perusahaan untuk mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Dalam hal ini penulis
harus melakukan observasi terhadap kegiatan dari fungsi pengelolaan
persediaan bahan baku di perusahaan. Analisis data pada bagian ini
dilakukan dengan tahap:
a. Membandingkan kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku
dengan SOP yang sudah ditetapkan
Penulis pada tahap ini membuat checklist untuk mencocokkan
kesesuaian antara SOP perusahaan dengan kejadian riil setiap
kegiatan pada bagian pengelolaan persediaan bahan baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Analisis data didasarkan pada pelaksanaan SOP untuk
menentukan seberapa baik hasil temuan yang didapat oleh penulis.
Jawaban “YA” untuk pernyataan SOP yang dilaksanakan dan
“TIDAK” untuk pernyataan SOP yang tidak dilaksanakan. data akan
disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan membandingkan
antara SOP dengan kejadian riil sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Perbandingan SOP dan Kegiatan Pengelolaan
Persediaan Bahan Baku
Nama Perusahaan: Periode Audit:
Program yang diaudit:
No Pertanyaan YA TIDAK Keterangan
1
2
3
4
dst
Diaudit Oleh:
Tanggal:
Catatan:
Sumber: Data diolah
b. Melakukan audit operasional pada bagian pengelolaan persediaan
bahan baku
Peneliti melakukan audit operasional pada bagian pengelolaan
persediaan bahan baku berdasarkan ICQ (Internal Control
Quesionnaries) yang diambil dari Agoes (2017:318). Penyesuaian
tersebut terkait dengan pengendalian internal sesuai dengan proses
pelaksanaan pengelolaan persediaan yang ada di perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Analisis data berupa analisis kualitatif yang diperoleh dari temuan
saat melaksanakan proses audit.
Tabel 2. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan
Klien Y = Ya
T=
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
PENYIMPANAN DAN
PENGAWASAN FISIK
1. Apakah Persediaan:
a. Dipisahkan atas kelompok
1). Bahan Baku?
2). Barang Dalam Proses?
3). Barang Jadi/ Dagang?
4). Bahan Pembantu (supplies) dan
sparepart?
b. Diatur secara rapih dan tertib?
c. Tercegah Dari:
1). Pencurian?
2). Kerusakan?
3). Kebakaran, banjir, dan risiko lain?
d. Secara berkala dicocokkan dengan
kartu gudang?
Sumber: Agoes (2017: 318)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 2. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Klien
Y = Ya T =
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
2. Apakah persediaan di bawah pengawasan
seorang penjaga gudang atau orang
tertentu lainnya?
3. Apakah kecuali petugas gudang
dilarang masuk ke gudang?
4. Apakah setiap pengeluaran bahan
baku/pembantu spareparts berdasarkan
bukti penjualan tertulis?
5. Apakah setiap pengeluaran barang
jadi/barang dagang harus berdasarkan
D.O, atau sejenisnya yang diotorisasi
pejabat perusahaan yang berwenang?
6. Apakah terdapat pos-pos penjagaan
yang mengawasi arus keluar masuk
barang dengan efektif?
PEMBUKUAN PERSEDIAAN
7. Apabila klien menggunakan perpetual
invetory system:
a. Apakah dibuat kartu persediaan
untuk:
1). Bahan baku?
2). Barang dalam Proses?
3). Barang jadi/ dagang?
4). Bahan pembantu (supplies) dan
sparepart?
b. Apakah kartu persediaan tersebut
dikerjakan oleh petugas yang tidak
menguasai persediaan secara fisik?
c. Apakah total jumlah menurut kartu
persediaan tersebut secara berkala
dicocokkan dengan perkiraan kontrol
(buku besar) persediaan?
d. Apakah saldo kartu persediaan
dicocokkan dengan hasil stock
opname paling sedikit setahun sekali?
Sumber: Agoes (2017: 318)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 2. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Klien Y = Ya
T =
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
e. Bila terdapat selisih, apakah
diinvestigasi oleh orang yang tidak
menguasai persediaan secara fisik
atau pemegang kartu persediaan?
f. Apakah adjustment atas selisih
diotorisasi oleh petugas berwenang?
8. apabila digunakan periodic system,
sebutkan prosedur dan pengawasan yang
dilakukan
.................................................................
.................................................................
.................................................................
9. Apakah yang mengawasi/melakukan
perhitungan atau menyusun ikhtisar
hasil perhitungan terlepas dari :
a. penguasaan secara fisik atas barang
(penjaga gudang dan sebagainya)?
f. b. Pencatatan kartu persediaan?
10. apakah dibuat instruksi tertulis untuk
pelaksanan stock opname dan
dijelaskan kepada Pelaksana stock
opname?
11. Apakah dilakukan cutt-off atas
penerimaan dan pengeluaran barang
selama stock opname?
12. Apakah barang yang slow moving,
usang, rusak, dipisahkan?
13. Apakah hasil stock opname dicocokkan
dengan Perkiraan buku besar?
14.Apakah persediaan akhir dinilai secara
konsisten dengan tahun sebelumnya?
Sumber: Agoes (2017: 318)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 2. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Klien Y = Ya
T =
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
COSTING SYSTEM
15. Apabila terdapat costing system,
apakah:
a. Sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum di
indonesia/SAK?
b. Cocok dengan produk?
c. Terancang untuk mencegah
pemborosan?
d. Dicocokkan dengan Laporan
Keuangan?
e. Menggunakan biaya
standard/kalkulasi dimuka untuk
disesuaikan dengan biaya
sebenarnya?
f. Variance yang timbul dibuat
analisisnya?
16. Apakah hal-hal sebagai berikut
dilaporkan segera kepada manajemen
(untuk perbaikan/diambil keputusan):
a. Rencana kebutuhan?
b. Slow moving items?
c. Barang yang usang (absolete)?
d. Barang yang rusak?
e. Kelebihan persediaan?
f. Persediaan sisa (scrap)?
17. Apakah untuk persediaan berikut
dikendalikan dengan baik dan dibukukan
sebagaimana seharusnya?
a. Barang konsinyasi keluar (milik
klien)?
b. Barang konsinyasi yang diterima
(milik
perusahaan lain untuk dijualkan)?
Sumber: Agoes (2017: 318)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 2. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Klien
Y =
Ya T =
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
c. Barang dalam customersi bounded
warehouse atau broker’s warehouse?
d. Barang pada kontraktor/sub kontraktor?
e. Bahan baku yang disediakan oleh
langganan/pemesan (customer-supplied
materials)?
f. Barang kemasan perusahaan yang dapat
dikembalikan (returnablecontainers)?
g. Barang kemasan?
h. By –products?
18. Apakah barang-barang tersebut pada butir
16 Secara fisik dipisahkan (bila mungkin
dilakukan)?
19. Apakah jumlah rata-rata persediaan cukup
dapat diterima untuk jenis usaha dan
besarnya perusahaan?
20. Apakah produksi dilakukan berdasarkan:
a. Pesanan (Job Order Costing)?
b. Produksi massa (Process Costing)?
21. Jika berdasarkan pesanan, apakah dibuat
Job Order Cost Sheet untuk setiap
pesanan?
22. Apakah metode penilaian persediaan
berdasarkan:
a. Cost: -FIFO
-LIFO
-Moving Average
-Weighted Average
b. Lower of Cost or market
c. Harga jual
Sumber: Agoes (2017: 318)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 2. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Klien
Y =
Ya T =
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak
tercantum pada pernyataan diatas:
........................................................................
........................................................................
........................................................................
B. Catatan lain:
.......................................................................
........................................................................
........................................................................
C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang,
Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampiran
alasannya)
Diisi oleh :
Tanggal :
Direview oleh :
Tanggal:
Sumber: Agoes (2017: 318)
4. Melaporkan Bentuk Temuan Dalam Bentuk Laporan Audit
(Pengembangan Laporan/ Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, penulis tidak memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan, laporan yang
dibuat mirip dengan management letter, karena berisi temuan
pemeriksaan (audit findings), mengenai penyimpangan yang terjadi
terhadap kriteria (standard) yang berlaku yang menimbulkan
inefisiensi, inefektivitas, dan ketidakhematan (pemborosan) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kelemahan dalam sistem pengendalian manajemen (management
control system) yang terdapat diperusahaan. Selain itu penulis juga
memberikan saran-saran perbaikan.
Analisis data yang didapat selama pelaksanaan audit operasional
akan dilakukan pada tahap ini yaitu membuat laporan audit operasional.
Penulis akan memberikan laporan hasil audit berdasarkan apa yang
ditemukan dan dilakukan selama melaksanakan tahapan-tahapan audit
operasional pada bagian pengelolaan persediaan bahan baku dan
memberikan rekomendasi perbaikan atas hasil temuan selama
pelaksanaan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Marel Sukses Pratama
Alamat Website : www.marelsp.com
Alamat Kantor : Jl. Baru Mulungan Gondang Penen,
RT.05 / RW.28 Sendangdadi, Mlati,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta 55285
Produk : Kaos Kaki dan Bordir
B. Sejarah Perusahaan
PT Marel Sukses Pratama didirikan pada tahun 2002 oleh Martin
Lukas Hs di Sleman, Yogyakarta. Perusahaan ini memiliki Visi yaitu
menjadi mitra industri kaus kaki terkemuka dengan reputasi internasional
dan menjadi berkah bagi orang lain. Perusahaan juga memiliki Misi yaitu,
tujuan kami adalah untuk melayani pelanggan kami dengan layanan kelas
satu dan memberi mereka teknologi terkini, informasi, kualitas terbaik dan
pengiriman tepat waktu. Kami juga memberikan karyawan kami
pendidikan lanjutan untuk mencapai tujuan melalui budaya kerja, kerja tim
dan semangat yang sama. Komitmen kami adalah terus berkembang dan
berkembang dengan mendengarkan masukan dari pelanggan.
Pada tahun 2005 perusahaan menghasilkan kaus kaki Converse
untuk pasar Indonesia. Pada tahun 2006 perusahaan menghasilkan kaus
kaki Spalding dan Lotto untuk pasar Indonesia. Pada tahun 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
perusahaan juga menghasilkan kaus kaki Ellesse, Union Bay dan Diadora
untuk pasar Indonesia. Pada tahun 2008 perusahaan menghasilkan kaus
kaki Adidas dan Reebok untuk pasar Indonesia. Pada tahun 2009
perusahaan mulai berkembang dan memasarkan produknya diluar
Indonesia dibuktikan dengan datangnya pesanan kaus kaki Adidas untuk
pasar Asia Tenggara.
Pada tahun 2010 perusahaan menghasilkan kaus kaki Hansa untuk
pasar Slovakia dan kaus kaki Volcom untuk pasar Indonesia. Pada tahun
2011 perusahaan menghasilkan 9 force kaus kaki untuk pasar Selandia
Baru. Pada tahun 2012 perusahaan menghasilkan kaus kaki Caterham
untuk pasar Inggris. Pada tahun 2013 perusahaan menghasilkan kaus kaki
Bata untuk pasar Indonesia dan pada tahun 2014 perusahaan menghasilkan
kaus kaki New Balance dan Adidas untuk pasar Asia Pasifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: PT Marel Sukses Pratama
Berikut ini adalah penjelasan pembagian tugas dari PT Marel Sukses
Pratama:
1. Direktur
Direktur yaitu orang yang dipilih untuk memimpin sebuah
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Seorang direktur
bertanggung jawab untuk mengelola dan menjalankan perusahaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tugas umum seorang direktur adalah membuat prosedur ketetapan
untuk tiap manajer dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Selain itu seorang direktur juga bertugas untuk mengkoordinir setiap
kegiatan dari para manajer serta menerima pertanggung jawabannya
secara periodik.
Seorang direktur memiliki wewenang untuk mengangkat,
mengganti, atau memberhentikan karyawan dan pegawainya. Seorang
direktur juga bertugas membuat ketetapan operasional perusahaan
dalam jangka pendek.
2. General Manager
General Manajer bertanggung jawab atas seluruh bagian atau
fungsional pada perusahaan. Manager umum memimpin beberapa unit
bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh
manager fungsional.
3. Assistant General Manajer
Assistant General Manajer bertanggung jawab memberikan
pengarahan dan pengetahuan produk kepada marketing, bertanggung
jawab atas kinerja marketing, membantu tugas manajer dalam
mengawasi kegiatan marketing dan membuat laporan kegiatan.
4. Compliance
Seorang compliance bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
keberjalanan perusahaan telah mematuhi standar hukum, serta
memberi pengarahan dan bimbingan dalam hal kepatuhan hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5. Marketing Manager
Manajer pemasaran yaitu orang yang bertugas memasarkan haslil
produksi perusahaan. Secara umum tugasnya adalah membuat rencana
dan rancangan strategi pemasaran produksi sesuai dengan trend pasar.
Selain itu juga melakukan riset marketing sesuai perkembangan
pasar, membuat operasioanl informasi perusahaan yang efisien dan
melaporkan hasil kerjanya pada direktur secara berkala.
6. Production Manager
Production manager bertanggung jawab atas segala mekanisme
manajemen produksi secara teknis yang meliputi pengawasan dan
pengendalian proses produksi.
7. Office Manager
Office manager bertanggung jawab terhadap direktur administrasi.
Manajer kantor bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi yang
efektif dan ekonomis dari pelayanan administrasi perusahaan.
D. Produk Perusahaan
PT Marel Sukses Pratama adalah pabrik kaos kaki yang melayani
customers dengan cara menghasilkan kaus kaki dengan brand sendiri yaitu
Marel Socks yang di desain secara eksklusif dengan kualitas premium dan
juga menghasilkan kaus kaki yang sesuai dengan pesanan yang diinginkan
oleh customers luar negeri untuk dijadikan brand mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
E. Customers (Pelanggan)
PT Marel memiliki banyak Pelanggan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri, diantaranya adalah new balance, adidas, Messi,
Reebok, DIADORA, lotto, CONVERSE, AIRWALK, CATERHAM,
VOLCOM, DISNEY, flypower, Eagle, Joma, FILA, KELME, temple
project, League, POWER, SPECS, CONAE, STARS, mitre, GOLD’S
GYM, Kwista, HYATT, Birdie, NIMCO, CROWD HOUSE, pyopp, TUT
WURI HANDAYANI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Melakukan Survei Pendahuluan
Tahap pertama dalam melaksanakan audit operasional adalah
dengan melakukan survei pendahuluan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi umum dari perusahaan, seperti latar belakang perusahaan,
kegiatan, program, dan sistem yang akan diperiksa oleh penulis supaya
penulis dapat memahami semua aspek penting dari perusahaan yang
berkaitan dengan audit operasional atas pengelolaan persediaan bahan
baku.
Ruang lingkup audit operasional atas pengelolaan persediaan
bahan baku persediaan bahan baku pada PT Marel Sukses Pratama
meliputi pemebelian bahan baku, penerimaan bahan baku, penyimpanan
bahan baku, dan pengeluaran bahan baku. Pelaksanaan survei pendahuluan
yang telah dilakukan oleh penulis pada PT Marel Sukses Pratama
berkaitan dengan pengelolaan persediaan bahan baku, yaitu:
a. Melakukan pembicaraan awal dengan bagian gudang yang diwakili
oleh kepala gudang, diharapkan dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan penulis.
b. Mengumpulkan data informasi meliputi:
1. Profil perusahaan
2. Sejarah perusahaan
3. Visi dan misi perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4. Struktur organisasi
5. Standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan persediaan
bahan baku
6. Data lain yang berkaitan langsung dengan penelitian.
c. Melakukan observasi untuk mencari informasi mengenai
pengelolaan persediaan bahan baku dan mengetahui kondisi pabrik
dan gudang perusahaan.
d. Melakukan wawancara dengan kepala gudang mengenai pelaksanaan
standar operasional prosedur (SOP).
e. Melakukan wawancara dengan kepala gudang mengenai kegiatan
pembelian, penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, dan
pengeluaran bahan baku.
f. Memberikan internal control quesionnaries (ICQ) yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung dengan pengelolaan
persediaan bahan baku.
g. Melakukan evaluasi atas hasil internal control quesionnaries (ICQ),
wawancara, dan observasi yang telah dilakukan.
Berikut ini merupakan penjelasan proses pengelolaan persediaan bahan
baku di PT Marel Sukses Pratama yang diperoleh dari wawancara dan
observasi sebagai survei pendahuluan dari tahap audit operasional.
PT Marel Sukses Pratama adalah perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur kaos kaki yang melayani customers dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menghasilkan kaus kasi dengan brand sendiri yaitu Marel Sport yang di
desain secara eksklusif dengan kualitas premium dan juga menghasilkan
kaus kaki yang sesuai dengan pesanan yang diinginkan oleh customers
luar negeri sesuai style dan brand mereka.
PT Marel Sukses Pratama sebagai perusahaan manufaktur
memiliki pengendalian internal yang cukup baik terkait pengelolaan
persediaan bahan baku. Pengendalian yang baik itu berupa adanya SOP
sebagai acuan pelaksanaan aktivitas pengelolaan persediaan bahan baku
perusahaan.
Untuk melaksanakan proses pengelolaan persediaan bahan baku,
PT Marel memiliki SOP yang harus dijalankan. SOP yang digunakan PT
Marel dalam proses pengelolaan persediaan bahan baku adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. SOP Penerimaan Barang Masuk
SOP Penerimaan Barang Masuk
No Keterangan
1 Terima barang dan dokumen dari supplier ikuti instruksi
kerja [IKA/GDG/-/-]
2
Cek kesesuaian barang yang diterima dengan dokumen dan
cek kualitasnya dengan menggunakan :
a. Form Laporan Pengecekan Barang Masuk Benang
[F/GDG/001/003]
b. Form Pengecekan Barang Masuk Accesories
[F/GDG/001/003]
c. untuk benang cek qualitas test lab ikuti instruksi kerja
[IKA/GDG/-/-]
3
Laporkan jika barang yang diterima tidak sesuai ke
manajemen untuk mendapatkan persetujuan dan jika barang
sesuai tulis data penerimaan barang masuk menggunakan
form bukti penerimaan barang [F/GDG/001/002]
Sumber: PT Marel Sukses Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3. SOP Penerimaan Barang Masuk (lanjutan)
SOP Penerimaan Barang Masuk
Keterangan
4
Jika barang tidak sesuai, minta persetujuan ke manajemen
untuk acc dipakai. Jika barang tidak di acc maka dilakukan
proses retur menggunakan form surat pengantar barang
[F/GDG/002/001]
5
Beri label barang untuk setiap barang yang masuk sesuai
dengan instruksi kerja (F/GDG/001/005)
Setelah di beri label selanjutnya buatkan Bukti Penerimaan
Barang (F/GDG/001/002)
6
Selanjutnya setelah diuatkan BPB, kemudian masukkan
kedalam stock barang, tulislah di form stock barang.
Dan proses selesai
Sumber: PT Marel Sukses Pratama
Tabel 4. SOP Pembelian Bahan Baku
SOP Pembelian Bahan Baku
No Keterangan
1
Terima bon kebutuhan pabrik dari bagian yang membutuhkan
(sparepart, aksesoris, benang, belanja rutin)
a. Sortir bon berdasarkan kebutuhan dan minta soft copy
dari admin aksesoris agar tidak salah dalam membuat
PO
b. Terima penawaran harga dari admin aksesoris
minimal 2 supplier
c. Meminta informasi budget pimpinan dari bagian
administrasi aksesoris
2
Update harga terdahulu
a. Melihat harga terdahulu di nota pesanan percetakan
dan aksesoris punya admin Exim
b. Tulis di bon pengajuan aksesoris untuk mengetahui
harga lama diandingkan harga baru
3
Mengajukan bon ke pimpinan
a. Bon yang sudah ada informasi lengkap tanggal del
KK, quantity kebutuhan, harga lama, harga baru
diajukan ke pimpinan
b. Pimpinan akan memilih supplier dan meminta nawar
harga sesuai harga yang dikehendaki.
Sumber: PT Marel Sukses Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4. SOP Pembelian Bahan Baku (lanjutan)
SOP Pembelian Bahan Baku
No Keterangan
4
Nawar harga ke supplier
a. Menghubungi supplier via phone atau email untuk
nawar harga, lihat nomor telepon di data PO
b. Harga yang ditawar usahakan lebih rendah dari harga
yang diminta pimpinan
c. Menerima jawaban supplier lewat telp atau email
5
Acc deal harga ke pimpinan
a. Mengajukan ke pimpinan harga yang disetujui
supplier
b. Pimpinan akan mengacc harga atau meminta nawar
kembali
c. Jika masih di minta nawar, tawar lagi. Sampai harga
disetujui pimpinan
6
Membuat PO
a. Buka data D→inputan wati →PO 2015→PO kaos
kaki 2015 pajak/non pajak
b. Jika pimpinan ke luar kota jika harga sudah di acc
bisa buat draft PO, buka data D→Inputan wati→PO
2015→Draft PO kaos kaki pajak/non pajak
c. Print PO→Ctrl P→Pilih printer Lx-300+
7
Tanda tangan pimpinan dan bagiam yang meminta untuk
crosscek
a. Po yang sudah di print di tanda tangani
b. Serahkan admin aksesoris untuk di cek agar tidak ada
kesalahan pesanan
c. Jika sudah benar minta tandatangan admin aksesoris
d. Minta tanda tangan pimpinan, jangan lupa PO di
stempel.
8 PO yang sudah di tandatangani di fax di email ke supplier
a. Email PO/ fax PO sesuai di alamat dalam PO
b. Follow up PO sampai PO benar-benar diterima oleh
supplier dan pastikan nama yang menerimanya
c. Jika melalui email, harus ada balasan email dari
supplier tersebut
Sumber: PT Marel Sukses Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4. SOP Pembelian Bahan Baku (lanjutan)
SOP Pembelian Bahan Baku
No Keterangan
9
Mendistribusikan PO ke bagian yang membutuhkan
a. PO lembar pertama diserahkan admin exim untuk di
input di nota pesanan
b. PO lembar 2 diserahkan gudang untuk di input, info
harga dihilangkan
c. PO lembar ketiga diserahkan admin aksesoris untuk di
follow up kedatangannya, info harga dihilangkan
Sumber: PT Marel Sukses Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERIMAAN BARANG PENYIMPANAN BARANG SUPLAI BARANG PENGIRIMAN BARANG
Barang Masuk
Mulai
Cek Ambil
Dokumentasi
Komplain Ekspedisi
Cek Ambil
Dokumentasi
Info Bag Purchasing
Buat Laporan Pengecekan
Buat Dokument
Ambil Sample barang
Random (AQL)
Test Lab
Buat Laporan Pengecekan
Cek
Masuk Gudang
Masuk Temporary Area
Kirim/return Selesai
Info Bag Purchasing
Buat Dokument
Y
Y
Y
T
T
T
Beri Label Identitas
Masuk Rak Benang
Tulis No Rak Dibuku Penerimaan Barang
Input Data Di komputer
Terima Rekap Keb dari PPIC
CekStock
?
Mengajukan Keb ke
Purchasing
Alokasi Barang dan Beri Identitas
MAsuk Rak Alokasi
Terima Bon Permintaan dari prod/sample
ACC
Ambil di Rak Benang
Proses Timbang
Rekap di Bon Permintaan
Rekap di Buku Keluar
Masuk Ke Rak Transit
Masuk Ke Rak Transit
Masuk Ke Rak Produksi
Proses Produksi
Y
T
Y
T
T
Y
Terima Copy Konfirmasi Pesanan /
Terima Draft Order dari Marketing
Buat Packinglist Pengiriman
Terima Barang dari Produksi
Cek
Alokasi?
Cek Jumlah
?
Proses Packing/ Segel
Masuk Area MAPPING
Buat Dokumen Pengiriman (SJ)
Booking Ekspedisi pengiriman
Proses Loading
Follow Up Ekspedisi
Follow Up Gudang Penerima
Follow Up Documet Kembali
Gambar 2. Flowchart penyimpanan bahan baku, penerimaan barang masuk, suplai barang, dan pengiriman barang
Sumber : PT Marel Sukses Pratama
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Flowchart dalam Gambar 2 menggambarkan alur kerja pengelolaan bahan
baku perusahaan mulai dari penerimaan barang, penyimpanan barang,
suplai barang, dan pengiriman barang.
B. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian manajemen
(Review and Testing of Management Control System)
Setelah melakukan survei pendahuluan yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dan bukti-bukti, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan penelaahan dan pengujian terhadap sistem pengendalian
manajemen. Penelaahan dan pengujian terhadap sistem pengendalian
manajemen dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi pengendalian
manajemen dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan melalui
kebijakan dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan serta
pelaksanaan kebijakan dan prosedur tersebut dalam kegiatan pengelolaan
persediaan bahan baku. Melalui tahap ini, peneliti dapat lebih memahami
pengendalian apa saja yang sudah dilakukan ataupun belum dilakukan,
sehingga potensi-potensi kelemahan dalam kegiatan pengelolaan
persediaan bahan baku PT Marel Sukses Pratama dapat diketahui.
Dalam melakukan penilaian terhadap pengendalian pengelolaan
persediaan bahan baku dari perusahaan ini, maka penulis memberikan
checklist yang berisi pertanyaan-pertanyaan wawancara berdasarkan
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan dan proses
pengendalian pengelolaan persediaan bahan baku perusahaan. Checklist
yang digunakan memiliki sistem penilaian jika jawaban “Ya”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menunjukkan kebaikan sistem pengendalian perusahaan, sedangkan jika
jawaban “Tidak” menunjukkan kelemahan sistem pengendalian internal
perusahaan.
Berdasarkan hasil dari wawancara menggunakan checklist yang
telah dilakukan melalui beberapa pihak perusahaan yaitu bagian gudang
dan bagian administrasi yang terdapat di lampiran dapat diperoleh
informasi dan hasil evaluasi atas pengelolaan persediaan baku perusahaan
antara lain sebagai berikut.
1. Pembelian Bahan Baku
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pembelian bahan baku
perusahaan menunjukkan bahwa fungsi pembelian tidak dipisahkan
dari fungsi penerimaan dan fungsi gudang. Hal ini bisa menyebabkan
terjadinya kecurangan.
2. Penerimaan Bahan Baku
Berdasarkan hasil wawancara penerimaan bahan baku menunjukkan
bahwa bagian gudang melakukan fungsi penerimaan. Bagian gudang
melakukan fungsinya dengan benar, dapat dilihat dari peneriman
bahan baku yang yang selalu disesuaikan dengan surat jalan.
3. Penyimpanan Bahan Baku
Berdasarkan hasil wawancara penyimpanan bahan baku
menunjukkan bahwa bagian gudang tidak dalam pengawasan
seseorang dalam 24 jam, penerangan dalam gudang juga belum
mencukupi keberadaannya, selain itu alat angkut barang juga belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
memadai, hasil perhitungan fisik dengan catatan akuntansi tidak selalu
dicocokan. Kelemahan tersebut menimbulkan risiko kecurian,
kerusakan dan kebakaran yang sangat rentan.
4. Pengeluaran Bahan Baku
Berdasarkan hasil wawancara pengiriman bahan baku menunjukkan
bahwa bagian gudang telah melakukan fungsinya dengan benar dalam
hal pengeluaran bahan baku ke setiap bagian yang membutuhkan
sesuai dengan ketentuan.
C. Pengujian Terinci
1. Membandingkan kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku riil
dengan SOP yang sudah ditetapkan.
PT Marel Sukses Pratama sudah menerapkan penggunaan SOP
terkait dengan proses pengelolaan persediaan bahan baku perusahaan.
Berikut ini adalah hasil perbandingan antara kejadian riil pada
pengelolaan persediaan bahan baku perusahaan dengan SOP yang
sudah ditetapkan. Checklist di bawah ini diisi sendiri oleh penulis
berdasarkan kejadian sesungguhnya ketika penulis melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 5. Perbandingan kegiatan Penerimaan Bahan Baku Riil dengan SOP
yang Ditetapkan
Nama Perusahaan: PT Marel Sukses Pratama Periode Audit:
Februari-Maret 2018
Program yang Diaudit: Penerimaan Barang Masuk
No Pernyataan YA TIDAK Keterangan
1 Terima barang dan dokumen dari supplier
ikuti instruksi kerja [IKA/GDG/-/-] √
2
Cek kesesuaian barang yang diterima
dengan dokumen dan cek kualitasnya
dengan menggunakan :
√
a. Form Laporan Pengecekan Barang
Masuk Benang [F/GDG/001/003]
b. Form Pengecekan Barang
Masuk Accesories [F/GDG/001/003] √
c. Untuk benang cek qualitas test lab
ikuti instruksi kerja [IKA/GDG/-/-] √
3
Laporkan jika barang yang diterima tidak
sesuai ke manajemen untuk mendapatkan
persetujuan dan jika barang sesuai tulis
data penerimaan barang masuk
menggunakan form bukti penerimaan
barang [F/GDG/001/002] √
4
Jika barang tidak sesuai, minta
persetujuan ke manajemen untuk acc
dipakai. Jika barang tidak di acc maka
dilakukan proses retur menggunakan
form surat pengantar barang
[F/GDG/002/001] √
5
Setelah di beri label selanjutnya buatkan
Bukti Penerimaan Barang
(F/GDG/001/002) √
6
Selanjutnya setelah diuatkan BPB,
kemudian masukkan kedalam stock
barang, tulislah di form stock barang.
Dan proses selesai √
Diaudit oleh:
Lili Nitari
Tanggal: 13 April 2018
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan checklist prosedur penerimaan barang masuk,
pelaksanaan SOP penerimaan barang masuk telah dilakukan
seluruhnya sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan, hal
ini dibuktikan dengan tidak adanya jawaban TIDAK dari 6
pertanyaan yang ada.
Pengecekan barang masuk dilakukan sesuai form laporan
pengecekan barang masuk, baik itu benang maupun aksesoris.
Apabila barang yang datang tidak sesuai pesanan maka petugas
penerimaan akan meminta persetujuan kepada pihak manajemen
apakah barang akan tetap digunakan atau tidak, apabila manajemen
tidak menyetujui maka akan dilakukan proses retur menggunakan
form surat pengantar barang.
Tabel 6. Perbandingan kegiatan Pembelian Bahan Baku Riil dengan SOP yang
Ditetapkan
Nama Perusahaan: PT Marel Sukses Pratama Periode Audit:
Februari-Maret 2018
Program yang Diaudit: Pembelian Bahan Baku
No Pernyataan YA TIDAK Keterangan
1
Terima bon kebutuhan pabrik dari bagian
yang membutuhkan (sparepart, aksesoris,
benang, belanja rutin) √
a. Sortir bon berdasarkan kebutuhan dan
minta soft copy dari admin aksesoris agar
tidak salah dalam membuat PO √
b. Terima penawaran harga dari admin
aksesoris minimal 2 supplier √
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 6. Perbandingan kegiatan Pembelian Bahan Baku Riil dengan SOP yang
Ditetapkan (lanjutan)
Nama Perusahaan: PT Marel Sukses Pratama Periode Audit:
Februari-Maret 2018
Program yang Diaudit: Pembelian Bahan Baku
No Pernyataan YA TIDAK Keterangan
c. Meminta informasi budget pimpinan
dari bagian Marketing aksesoris √
2
Update harga terdahulu
√
a. Melihat harga terdahulu di nota
pesanan percetakan dan aksesoris punya
admin Exim
b. Tulis di bon pengajuan aksesoris untuk
mengetahui harga lama diandingkan harga
baru √
3
Mengajukan bon ke pimpinan
√
a. Bon yang sudah ada informasi lengkap
tanggal del KK, quantity kebutuhan, harga
lama, harga baru diajukan ke pimpinan
b. Pimpinan akan memilih supplier dan
meminta nawar harga sesuai harga yang
dikehendaki √
4 Nawar harga ke supplier
√
a. Menghubungi supplier via phone atau
email untuk nawar harga, lihat nomor
telepon di data PO
b. Harga yang ditawar usahakan lebih
rendah dari harga yang diminta pimpinan √
c. Menerima jawaban supplier lewat
telp atau email √
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 6. Perbandingan kegiatan Pembelian Bahan Baku Riil dengan SOP yang
Ditetapkan (lanjutan)
Nama Perusahaan: PT Marel Sukses Pratama Periode Audit:
Februari-Maret 2018
Program yang Diaudit: Pembelian Bahan Baku
No Pernyataan YA TIDAK Keterangan
5
Acc deal harga ke pimpinan
√
a. Mengajukan ke pimpinan harga yang
disetujui supplier
b. Pimpinan akan mengacc harga atau
meminta nawar kembali √
c. Jika masih di minta nawar, tawar lagi.
Sampai harga disetujui pimpinan √
6
Membuat PO
√
a. Buka data D→inputan wati →PO
2015→PO kaos kaki 2015 pajak/non pajak
b. Jika pimpinan ke luar kota jika harga
sudah di acc bisa buat draft PO, buka data
D→Inputan wati→PO 2015→Draft PO
kaos kaki pajak/non pajak √
c. Print PO→Ctrl P→Pilih printer Lx-
300+ √
7
Tanda tangan pimpinan dan bagiam yang
meminta untuk crosscek
√ a. Po yang sudah di print di tanda tangani
b. Serahkan admin aksesoris untuk di cek
agar tidak ada kesalahan pesanan √
c. Jika sudah benar minta tandatangan
admin aksesoris √
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 6. Perbandingan kegiatan Pembelian Bahan Baku Riil dengan SOP yang
Ditetapkan (lanjutan)
Nama Perusahaan: PT Marel Sukses Pratama Periode Audit:
Februari-Maret 2018
Program yang Diaudit: Pembelian Bahan Baku
No Pernyataan YA TIDAK Keterangan
d. Minta tanda tangan pimpinan, jangan
lupa PO di stempel. √
8
PO yang sudah di tandatangani di fax di
email ke supplier
a. Email PO/ fax PO sesuai di alamat
dalam PO √
b. Follow up PO sampai PO benar-
benar diterima oleh supplier dan
pastikan nama yang menerimanya √
c. Jika melalui email, harus ada balasan
email dari supplier tersebut
√
9
Mendistribusikan PO ke bagian yang
membutuhkan
√
a. PO lembar pertama diserahkan admin
exim untuk di input di nota pesanan
b. PO lembar 2 diserahkan gudang untuk
di input, info harga dihilangkan √
c. PO lembar ketiga diserahkan admin
aksesoris untuk di follow up
kedatangannya, info harga dihilangkan.
√
Diaudit oleh:
Lili Nitari
Tanggal: 13 April 2018
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan hasil checklist prosedur pembelian bahan baku,
pelaksanaan SOP pembelian bahan baku telah dilakukan
seluruhnya sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan, hal
ini dibuktikan dengan tidak adanya jawaban TIDAK dari 9
pertanyaan yang ada.
Proses pembelian bahan baku dimulai ketika bagian
administrasi menerima bon kebutuhan pabrik dari bagian yang
membutuhkan (sparepart, aksesoris, benang, belanja rutin),
kemudian mengajukan bon ke pimpinan dan melakukan pembelian
jika disetujui
Berdasarkan tabel perbandingan pelaksanaan kegiatan riil
dengan standar operasional prosedur (SOP) penerimaan barang
masuk dan pembelian bahan baku yang telah dilakukan dapat
dibuktikan bahwa seluruh prosedur yang ditetapkan perusahaan
telah dilaksanakan dan tidak melanggar prosedur, hanya saja
perusahaan tidak memiliki SOP khusus untuk penyimpanan bahan
baku. Penyimpanan bahan baku sangat penting untuk diperhatikan
setelah penerimaan barang masuk, sehingga dibutuhkan standar
operasional prosedur (SOP) terutama untuk standar penumpukan
karton yang harus memiliki aturan tinggi maksimal berapa dan
dalam 1 rak harus berapa kg bahan baku yang boleh diletakkan.
Walaupun petugas bagian gudang sudah mengetahui standar
penumpukan karton yang baik harus seperti itu seharusnya tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dibuatkan SOP yang jelas supaya seluruh petugas bagian
penyimpanan tidak secara sembarangan menumpuk karton bahan
baku yang bisa merusak persediaan ataupun bisa menyebabkan
kecelakaan kerja.
Selain itu perusahaan juga tidak memiliki SOP khusus untuk
pengeluaran bahan baku didalam pabrik ke setiap bagian yang
membutukan seperti pengeluaran benang dan aksesoris seharusnya
seperti apa, misalnya bagian gudang membuat bukti pemakaian
bahan baku yang ditandatangani oleh manajer pabrik dan bagian
gudang.
Berdasarkan hasil checklist dari SOP proses penerimaan
barang masuk dan pembelian bahan baku seluruh prosedur yang
ditetapkan perusahaan dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh PT Marel Sukses
Pratama sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur.
2. Audit Operasional pada Bagian pengelolaan persediaan bahan baku
Tabel dibawah ini merupakan hasil checklist berdasarkan ICQ
(Internal Control Quesionnaries) yang diambil dari Agoes (2017:318).
Checklist berikut ini diisi penulis berdasarkan hasil audit yang
dilaksanakan oleh penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 7. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan
Nama Perusahaan : PT Marel Sukses Pratama Periode Audit :
Februari-Maret 2018
Program yang di audit : Pengelolaan Persediaan bahan baku
Klien
Y =
Ya
T=
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN
FISIK
1. Apakah Persediaan:
a. Dipisahkan atas kelompok
1). Bahan Baku? √
2). Barang Dalam Proses? √
3). Barang Jadi/ Dagang? √
4). Bahan Pembantu (supplies) dan
sparepart? √
b. Diatur secara rapih dan tertib? √
c. Tercegah Dari:
1). Pencurian? √
2). Kerusakan? √
3). Kebakaran, banjir, dan risiko lain? √
d. Secara berkala dicocokkan dengan kartu √
gudang?
2. Apakah persediaan di bawah pengawasan
seorang penjaga gudang atau orang tertentu
lainnya?
√
3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk
ke gudang? √
4. Apakah setiap pengeluaran bahan
baku/pembantu spareparts berdasarkan bukti
penjualan tertulis?
√
5. Apakah setiap pengeluaran barang jadi/barang
dagang harus berdasarkan D.O, atau sejenisnya
yang diotorisasi pejabat perusahaan yang
berwenang?
√
6. Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang
mengawasi arus keluar masuk barang dengan
efektif?
√
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 7. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Nama Perusahaan : PT Marel Sukses Pratama Periode Audit :
Februari-Maret 2018
Program yang di audit : Pengelolaan Persediaan bahan baku
Klien
Y =
Ya
T=
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
a. Apakah dibuat kartu persediaan untuk:
1). Bahan baku? √
2). Barang dalam Proses? √
3). Barang jadi/ dagang? √
4). Bahan pembantu (supplies) dan
sparepart? √
b. Apakah kartu persediaan tersebut
dikerjakan oleh petugas yang tidak
menguasai persediaan secara fisik?
√
c. Apakah total jumlah menurut kartu
persediaan tersebut secara berkala
dicocokkan dengan perkiraan kontrol
(buku besar) persediaan?
√
d. Apakah saldo kartu persediaan dicocokkan
dengan hasil stock opname paling sedikit
setahun sekali?
√
e. Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi
oleh orang yang tidak menguasai
persediaan secara fisik atau pemegang
kartu persediaan?
√
f. Apakah adjustment atas selisih diotorisasi
oleh petugas berwenang? √
8. Apabila digunakan periodic system, sebutkan
prosedur dan pengawasan yang dilakukan
Tidak menggunakan
periodic system
9. Apakah yang mengawasi/melakukan
perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil
perhitungan terlepas dari :
a. Penguasaan secara fisik atas barang
(penjaga gudang dan sebagainya)? √
b. Pencatatan kartu persediaan? √
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 7. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Nama Perusahaan : PT Marel Sukses Pratama Periode Audit :
Februari-Maret 2018
Program yang di audit : Pengelolaan Persediaan bahan baku
Klien
Y =
Ya
T=
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
11. Apakah dilakukan cutt-off atas penerimaan
dan pengeluaran barang selama stock
opname?
√
12. Apakah barang yang slow moving, usang,
rusak, dipisahkan? √
13. Apakah hasil stock opname dicocokkan
dengan perkiraan buku besar? √
14.Apakah persediaan akhir dinilai secara
konsisten dengan tahun sebelumnya? √
COSTING SYSTEM
15. Apabila terdapat costing system, apakah:
a. Sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum di indonesia/SAK? √
b. Cocok dengan produk? √
c. Terancang untuk mencegah
pemborosan? √
d. Dicocokkan dengan Laporan
Keuangan? √
e. Menggunakan biaya
standard/kalkulasi dimuka untuk
disesuaikan dengan biaya sebenarnya?
√
f. Variance yang timbul dibuat
analisisnya? √
16. Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan
segera kepada manajemen (untuk
perbaikan/diambil keputusan):
a. Rencana kebutuhan? √
b. Slow moving items? √
c. Barang yang usang (absolete)? √
d. Barang yang rusak? √
e. Kelebihan persediaan? √
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 7. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Nama Perusahaan : PT Marel Sukses Pratama Periode Audit :
Februari-Maret 2018
Program yang di audit : Pengelolaan Persediaan bahan baku
Klien Y = Ya
T=
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
f. Persediaan sisa (scrap)? √
17. apakah untuk persediaan berikut
dikendalikan dengan baik dan dibukukan
sebagaimana seharusnya?
a. Barang konsinyasi yang diterima (milik
perusahaan lain untuk dijualkan)?
√
b. Barang dalam customersi bounded
warehouse atau broker’s warehouse? √
d. Barang pada kontraktor/sub kontraktor? √
e. Bahan baku yang disediakan oleh
langganan/pemesan (customer-supplied
materials)?
√
f. Barang kemasan perusahaan yang dapat
dikembalikan (returnablecontainers)? √
g. Barang kemasan? √
h. By –products? √
18. Apakah barang-barang tersebut pada butir
16 Secara fisik dipisahkan (bila mungkin
dilakukan)?
√
19. Apakah jumlah rata-rata persediaan cukup
dapat diterima untuk jenis usaha dan
besarnya perusahaan?
√
20. Apakah produksi dilakukan berdasarkan: √
a. Pesanan (Job Order Costing)?
b. Produksi massa (Process Costing)? √
21. Jika berdasarkan pesanan, apakah dibuat
Job Order Cost Sheet untuk setiap
pesanan?
√
22. Apakah metode penilaian persediaan
berdasarkan:
a. Cost: -FIFO
√
-LIFO √
-Moving Average √
Sumber: Data diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 7. Internal Control Questionnaires (ICQ) – Persediaan (lanjutan)
Nama Perusahaan : PT Marel Sukses Pratama Periode Audit :
Februari-Maret 2018
Program yang di audit : Pengelolaan Persediaan bahan baku
Klien Y = Ya
T=
Tidak
TR =
Tidak
Relevan
Y T TR
-Weighted Average √
b. Lower of Cost or market √
c. Harga jual √
A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak
tercantum pada pertanyaan diatas:
√
1) Perhitungan fisik setiap bulannya tidak
disesuaikan dengan catatan akuntansi
B. Catatan lain:
...................................................................
...................................................................
...................................................................
C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang,
Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampiran
alasannya)
Diaudit oleh:
Lili Nitari
Tanggal: 13 April 2018
Sumber: Data diolah
Perusahaan telah memiliki pengendalian internal yang cukup baik
terkait dengan pengelolaan persediaan bahan baku. Pengendalian internal
tersebut membantu perusahaan dalam mengurangi kecurian, kebakaran,
dan kerusakan yang terjadi pada umumnya. Upaya untuk mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kecurangan dalam perusahaan dibuktikan dengan adanya pemisahan
kelompok persediaan dan sistem keamanan yang memadai, yakni adanya
cctv dan sprinkle kebakaran. Selain itu, persediaan juga diawasi oleh
penjaga gudang dan hanya petugas gudang saja yang diperbolehkan
memasuki gudang.
Namun perusahaan tidak mengatur bahan baku secara rapi dan
tertib dikarenakan kapasitas gudang masih terlalu kecil. Barang slow
moving juga hanya dipisahkan oleh karton tidak dipisahkan tempat
penyimpanannya dari bahan baku yang masih bagus untuk digunakan.
D. Melaporkan Bentuk Temuan Dalam Bentuk Laporan Audit
(Pengembangan Laporan/ Report Development)
Audit operasional bertujuan untuk membantu perusahaan
menemukan kelemahan dan kekurangan yang ada pada bagian pengelolaan
berbagai aktivitas yang terdapat dalam perusahaan. Laporan ini akan
menyajikan hasil temuan yang didapat oleh penulis selama melakukan
penelitian. Berikut akan disajikan laporan hasil audit operasional pada
bagian pengelolaan persediaan bahan baku yang terdiri atas kondisi,
kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi penulis atas kondisi yang
ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Yogyakarta, 06 April 2018
Perihal: Laporan Hasil Audi Operasional
Kepada
Yth. Pimpinan PT Marel Sukses Pratama
Di Yogyakarta
Saya telah melakukan audit atas kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku
pata PT Marel Sukses Pratama Yogyakarta untuk periode februari-maret 2018. Audit
operasional tidak dimaksudkan untuk memberi pendapat atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan dan oleh karena itu saya tidak akan memberikan pendapat atas
laporan keuangan tersebut. Audit operasional yang saya lakukan hanya mencakup
kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku yang ada pada PT Marel. Audit ini
dimaksudkan untuk menilai efektivitas pada kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku
yang dilakukan dan akan memberikan saran perbaikanatas kelemahan prosedur yang
ditemukan selama masa audit. Melalui audit ini juga diharapkan perusahaan dapat
mewujudkan perbaikan atas kekurangan yang telah ditemukan untuk dapat meningkatkan
efektivitas pada kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan
Sesuai hasil audit, aktivitas pengelolaan persediaan bahan baku sudah dilakukan
dengan efektif, namun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan yang terjadi dan
berpotensi menimbulkan kerugian.
Hasil audit terperinci akan saya sajikan dalam bentuk laporan audit yang
meliputi:
Bab I : Informasi dan Latar Belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab VI : Rekomendasi
Dalam melaksanakan audit saya telah memperoleh banyak bantuan, dukungan,
dan kerjasama dari berbagai pihak baik pimpinan maupun staf yang berhubungan dengan
pelaksanaan audit ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang
telah terjalin dengan baik.
Menyutujui, Hormat Saya,
Auditee Lili Nitari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT Marel Sukses Pratama adalah perusahaan manufaktur kaos kaki yang
didirikan pada tahun 2002 oleh Martin Lukas Hs di Sleman, Yogyakarta. kantor pusat PT
Marel berlokasi di Jl. Baru Mulungan Gondang Penen, RT.05 / RW.28 Sendangdadi,
Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 55285.
Perusahaan ini memiliki Visi yaitu menjadi mitra industri kaus kaki terkemuka
dengan reputasi internasional dan menjadi berkah bagi orang lain. Perusahaan juga
memiliki tujuan untuk melayani pelanggan dengan layanan kelas satu dan memberi
mereka teknologi terkini, informasi, kualitas terbaik dan pengiriman tepat waktu.
Perusahaan juga memberikan karyawan pendidikan lanjutan untuk mencapai tujuan
melalui budaya kerja, kerja tim dan semangat yang sama. Komitmen Perusahaan adalah
terus berkembang dan berkembang dengan mendengarkan masukan dari pelanggan.
Tujuan audit operasional pengelolaan persediaan bahan baku adalah untuk:
1. Menilai kesesuaian pelaksanaan atas ketentuan yang telah menjadi standar dalam
pelaksanaan kegiatan pengelolaan (efektivitas)
2. Menilai dan memberikan saran atas kelemahan atau kekurangan yang terjadi
dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Bab II
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian yang saya laksanakan, audit
yang dilaksanakan hanya meliputi pada periode Februari hingga Maret 2018. Audit
operasional mencakup kesesuaian pelaksanaan SOP sebagai standar yang sudah
ditetapkan perusahaan dan pengendalian internal atas pelaksanaan aktivitas pengelolaan
persediaan bahan baku pada perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Bab III
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang saya peroleh selama pelaksanaan audit, saya dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Perusahaan belum memiliki kebijakan dan prosedur penyimpanan bahan baku
dan pengeluaran bahan baku secara tertulis.
2. Gudang penyimpanan barang slow moving, barang usang dan barang rusak tidak
dipisahkan dengan bahan baku yang digunakan.
3. Perusahaan tidak mencocokkan hasil perhitungan persediaan fisik dengan catatan
akuntansi.
Kriteria
1. Terdapat prosedur penyimpanan bahan baku dan pengeluaran bahan baku supaya
para pelaksana kegiatan tersebut memiliki pedoman yang jelas dalam
melaksanakan aktivitas mereka dan dapat mempertanggungjawabkan hasil kerja
mereka masing-masing.
2. Gudang penyimpanan barang slow moving, barang usang dan barang rusak
dipisahkan dari gudang bahan baku yang digunakan.
3. Hasil perhitungan fisik persediaan harus dicocokkan dengan catatan akuntansi
Penyebab:
1. Perusahaan ini masih dalam perbaikan sistem dan masih perlu membenah diri
mengenai kebijakan dan prosedur kegiatan perusahaan ada yang belum
dituangkan secara tertulis.
2. Gudang penyimpanan belum memadai untuk jumlah persediaan perusahaan yang
besar.
3. Karena menggunakan sistem perpetual bagian gudang tidak melakukan
perhitungan fisik secara tahunan sehingga fisik persediaan tidak dicocokan
dengan catatan akuntansi.
Akibat:
1. Petugas pelaksana aktivitas tersebut tidak memiliki pedoman yang jelas dalam
melaksanakan aktivitasnya sehingga perusahaan tidak berjalan secara efektif.
Petugas tidak dapat membandingkan kegiatan riil dengan kebijakan dan prosedur
pengelolaan persediaan bahan baku dalam bentuk tertulis. Jika terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaaan tugas mereka, maka akan sulit dianalisa
penyebabnya, karena tidak ada pedoman yang jelas.
2. Gudang penyimpanan menjadi tidak tertib dan rapi.
3. Terjadi selisih jumlah persediaan fisik dengan jumlah dalam catatan akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Bab IV
Rekomendasi
Atas keseluruhan kelemahan dan kekurangan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi
sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki
kelemahan dan kekurangan tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan sebaiknya mempunyai kebijakan dan prosedur penyimpanan dan
pengeluaran persediaan bahan baku secara tertulis. Sehingga terdapat pedoman
yang jelas mengenai aktivitas tersebut dan mengurangi terjadinya penyimpangan
atau kesalahan.
2. Perusahaan sebaiknya memisahkan gudang penyimpanan barang slow moving,
barang usang, dan barang rusak dengan gudang bahan baku yang masih bagus
untuk digunakan, jika kurang memungkinkan untuk menambah besar gudang maka
sebaiknya barang slow moving, barang usang, dan barang rusak cukup dipisahkan
rak penyimpanannya dari rak bahan baku dengan jarak yang tidak terlalu
berdekatan supaya gudang menjadi tertib dan rapi.
3. Perusahaan seharusnya mencocokkan jumlah fisik persediaan dengan catatan
akuntansinya setiap dilakukan perhitungan supaya tidak terjadi selisih antara
persediaan riil dengan catatan akuntansi, dengan demikian catatan akuntansi dapat
dipercaya.
Keputusan untuk melakukan perbaikan seperti yang diuraikan diatas sepenuhnya
menjadi wewenang perusahaan, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki saya
mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada pengelolaan persediaan bahan
baku perusahaan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan audit operasional yang dilakukan atas pengelolaan
persediaan bahan baku pada PT Marel Sukses Pratama Yogyakarta,
penulis menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pengelolaan persediaan
bahan baku sudah berjalan dengan cukup efektif karena hampir semua
aktivitas pada pengelolaan persediaan bahan baku dilaksanakan sesuai
ketentuan. Namun masih ada beberapa kelemahan yang dimiliki
perusahaan, kelemahan itu berupa tidak adanya standar operasional
prosedur (SOP) bagian penyimpanan dan pengeluaran bahan baku secara
tertulis, gudang barang slow moving, barang rusak dan barang usang tidak
dipisahkan dari gudang bahan baku yang bagus dan hasil perhitungan fisik
persediaan bahan baku tidak dicocokkan dengan catatan akuntansi.
Kelemahan-kelemahan tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan
kerugian pada perusahaan dan dapat mengganggu berjalannya kegiatan
operasional perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini masih memiliki keterbatasan
yaitu penelitian ini masih terbatas pada pengukuran efektivitas pengelolaan
persediaan bahan baku dan belum mencakup pengukuran efisiensi dan
ekonomisasi. Penulis tidak dapat melakukan pengukuran efisiensi
dikarenakan penulis tidak meneliti jumlah input dan ouput dari produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang dilakukan oleh perusahaan. Pengukuran ekonomisasi juga tidak dapat
dilakukan karena perusahaan tidak terbuka untuk hal-hal yang berkaitan
dengan harga atas perolehan bahan baku.
C. Saran
Berikut ini merupakan saran yang dapat penulis berikan untuk perusahaan
maupun peneliti selanjutnya:
1. PT Marel Sukses Pratama diharapkan:
a. Memiliki departemen atau divisi khusus yang berkaitan dengan
fungsi audit agar tetap dapat melakukan evaluasi dan perbaikan
untuk masa yang akan datang.
b. Melaksanakan segala bentuk kegiatan pengelolaa persediaan bahan
baku berdasarkan standar yang telah ditetapkan perusahaan,
membuat SOP penyimpanan dan pengeluaran bahan baku yang jelas
secara tertulis, dan memastikan gudang penyimpanan menjadi tertib
dan rapi.
c. Bagian gudang persediaan menata ulang data gudang di dalam
komputer dengan rapi supaya tidak kesulitan mencari data ketika
dibutuhkan.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya mengukur efektivitas
pengelolaan persediaan bahan baku saja, tetapi juga mengukur efisiensi
dan ekonomisasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik. Edisi Kelima.Salemba Empat, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
Rineka Cipta, Jakarta
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Salemba
Empat, Jakarta.
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2001. Modern
Auditing Edisi Ketujuh. Terjemahan oleh Ichsan Stiyo Budi dan Herman
Wibowo. 2002. Erlangga,Jakarta.
Carter, W. K., dan Usry, M.F. 2004. Akuntansi Biaya. Jilid I Edisi 13.
Diterjemahakan oleh Krista. Salemba Empat, Jakarta.
Jusup, AI. Haryono. 2010. Auditing (Pengauditan). Buku 2. Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Kumaat, Valery G. 2010. Internal Audit. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mulyadi. 2010. Auditing Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta.
Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. 2017. Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
Rahayu, Siti K dan Ely Suhayati. 2010. Auditing (Konsep Dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntansi Publik). Buku 1. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rapina dan Leo Christyanto. 2011. “Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam
Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Kegiatan Operasional Pada siklus
persediaan dan pergudangan”.
http://majour.maranatha.edu/index.php/maksi/article/viewFile/648/610
Diakses tanggal 01 September 2017
Wilson, James D., dan John B. Champbell. 2003. Controllership: Tugas
Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta
Yustinus, Rika. 2014. Audit Operasional Terhadap Fungsi Manajemen Sumber
Daya Manusia dan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku pada PT. Panca
Usaha Palopo Plywood [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin
Makassar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 1
Daftar Checklist Pengelolaan Pembelian Bahan Baku
No
Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak Komentar Nama Program yang diaudit :
Pembelian Bahan Baku
1
Apakah fungsi pembelian terpisah dari
fungsi:
a. Penerimaan?
b.Gudang? √
2
Apakah tanggung jawab pembelian
bahan baku sepenuhnya dipegang oleh
bagian pembelian? √
3
Apakah dalam melakukan pembelian
bahan baku perusahaan menggunakan
Surat Order Pembelian (SOP) √
4 Apakah SOP bernomor cetak? √
5
Apakah perusahaan menerapkan konsep
safety stock untuk menjaga terhadap
kehabisan persediaan bahan baku? √
6
Apakah dalam pemesanan bahan baku
perusahaan melakukannya dengan
mempertimbangkan kuantitas pemesanan
yang ekonomis? √
7
Apakah dalam melakukan pembelian
bahan baku terdapat metode yang
mengukur titik persediaan maksimum
dan minimum? √
8
Apakah konsep safety stock dapat
diterapkan dengan ukuran titik
persediaan minimum selama menunggu
pesanan? √
Barang khusus
seperti aksesoris
dengan kualitas
yang sesuai.
9 Apakah pembelian dilakukan apabila
persediaan bahan baku mulai menipis? √
Jauh hari (2
bulan sebelum
stok habis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2
Daftar Checklist Pengelolaan Penyimpanan Bahan Baku
No
Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak Komentar Nama Program yang diaudit :
Penyimpanan Bahan Baku
1 Apakah perusahaan memiliki gudang
bahan baku? √
2 Apakah kecuali petugas gudang dilarang
masuk ke gudang? √
3
Apakah Bagian Gudang sepenuhnya
bertanggungjawab atas jumlah
persediaan yang disimpan dalam
gudang? √
4
Apakah Gudang selalu berada di bawah
pengawaan seseorang setiap waktu (24
jam) √
Hanya selama
jam kerja
5 Apakah penerangan dalam gudang telah
mencukupi keberadaannya? √
6 Apakah terdapat alat angkut barang yang
cukup memadai? √
7 Apakah ada jadwal teratur untuk
pembersihan gudang? √
8
Apakah dilakukan penghitungan fisik
secara periode atas jumlah bahan baku di
gudang? √
9
Apakah dilakukan pencocokan antara
hasil penghitungan dengan catatan
akuntansinya √
10 Apakah perusahaan menyelenggarakan
pencatatan pada kartu gudang? √
11 Apakah perusahaan menyelenggarakan
pencatatan pada kartu persediaan? √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3
Daftar Checklist Pengelolaan Pengeluaran Bahan Baku
No
Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak Komentar Nama Program yang diaudit :
Pengeluaran Bahan Baku
1 Apakah ada laporan atas permintaan
dan pengeluaran bahan baku? √
2 Apakah setiap pengeluaran bahan baku
dilakukan secara tertulis? √
3
Apakah setiap pengeluaran bahan baku
dari gudang harus selalu mendapat
persetujuan dari pihak yang memiliki
wewenang? √
4
Apakah setiap pengeluaran bahan baku
selalu mendapat pengawasan dengan
efektif? √
5
Apakah setiap kelebihan penggunaan
bahan baku dikembalikan ke gudang
sesuai batas minimum bahan baku yang
harus dikembalikan? √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 4
Daftar Checklist Penerimaan Bahan Baku
No
Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak Komentar Nama Program yang diaudit :
Penerimaan Bahan Baku
1 Apakah penerimaan terpisah dari fungsi
Gudang? √
Tidak
dipisahkan
2 Apakah bagian penerimaan mendapat
tembusan SOP? √
3
Apakah bahan baku yang diterima
dilakukan pengecekan terlebih dahulu,
apakah sudah sesuai dengan yang dipesan? √
4 Apakah bagian Penerimaan membuat
Laporan Penerimaan Barang? √
5
Apakah setiap kelebihan dan kekurangan
penerimaan bahan baku dilakukan catatan
ada surat pengantar? √
6 Apakah bahan baku yang diterima dikirim
langsung ke bagian Gudang? √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5
Gudang Penyimpanan Barang Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 6
Berkas-Berkas Gudang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 7
Kartu keluar masuk bahan baku (Benang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 8
Barang Slow Moving
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI