at a glance

Upload: ryan-gustomo

Post on 14-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

at a glance

TRANSCRIPT

Diabetes melitus ditandai oleh kenaikan kadar gula darah dan disebabkan oleh berkurangnya sekresi atau efektivitas kerja insulin. Keadaan ini sering ditemukan dan prevalensi diabetes melitus tergantung insulin (insulin dependent diabetes melitus, IDDM) adalah sebesar 0,5%, sedangkan prevalensi diabetes yang tidak tergantung insulin (non-insulin dependent diabetes melitus, NIDDM) mendekati 2%.AnamnesisDiabetes melitus bisa timbul akut berupa ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemik, disertai efek osmotik diuretik dari hiperglikemia (poliuria, polidipsia, nokturia), efek samping diabetes pada organ akhir (IHD, retinopati, penyakit vaskular perifer, neuropati perifer), atau komplikasi akibat meningkatnya kerentanan terhadap infeksi (misalnya ISK, ruam kandida). Keadaan ini juga bisa ditemukan secara tidak sengaja saat melakukan pemeriksaan darah atau urin.Ketoasidosis diabetikKeadaan ini bisa terjadi sebagai manifestasi pertama diabetes melitus atau bisa juga terjadi pada pasien yang sudah diketahui mengidap diabetes melitus. Onset gejala bisa bertahap mulai dari haus dan poliuria. Gejala lain di antaranya adalah sesak napas, nyeri abdomen, mengantuk, bingung, atau bahkan koma. Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan tanda-tanda asidosis (pemapasan cepat, Kussmaul [dalam dan panjang]), atau dehidrasi (disertai hipotensi, takikardia, dan penurunan TD postural), atau kerusakan diabetik yang sudah lama ada (misalnya retinopati, neuropati). Mungkin terdapat gejala atau tanda penyakit yang memicu, seperti infeksi bakteri disertai demam, menggigil, dan sebagainya. Manifestasi serupa bisa timbul pada hiperglikemia non-ketotik tetapi tanpa tanda-tanda asidosis. Asidosis bisa terjadi pada pasien diabetes akibat asidosis laktat; tetapi jarang berhubungan dengan penggunaan metformin.HipoglikemiaHipoglikemia umumnya terjadi pada pengidap diabetes akibat pemberian insulin atau obat-obat yang bersifat hipo- glikemik, atau dalam keadaan kekurangan asupan kalori. Bisa juga terjadi pada alkoholik, adanya tumor yang men- sekresi glukagon, malnutrisi, dan yang jarang teijadi, pada sepsis.Gejala hipoglikemia adalah rasa lapar, gelisah, ingin pingsan, takikardia, berkeringat, dan berbagai gejala neurologis mulai dari nyeri kepala, defisit neurologis, sampai koma. Pengenalan hipoglikemia dengan segera sangat penting agar pengobatan (glukosa intravena) bisa diberikan dan menghindarkan kerusakan neurologis yang ireversibel. Pada setiap pasien diabetes yang sakit berat dan pada setiap pasien koma atau mengantuk harus dilakukan pemeriksaan gula darah langsung di tempat tidur. Jika tak ada fasilitas pemeriksaan gula darah, glukosa harus diberikan untuk menghindari kerusakan neurologis dari hipoglikemia potensial. Sebagian pengidap diabetes sudah akrab dengan gejala hipoglikemia dan bisa mengoreksinya dengan makan. Akan tetapi, hipoglikemia bisa teijadi tanpa gejala awal pada sebagian pasien: khususnya di malam hari atau saat menggunakan obat bloker beta.Riwayat penyakit dahuluApakah pasien diketahui mengidap diabetes? Jika ya, bagaimana manifestasinya dan apa obat yang didapat? Bagaimana pemantauan untuk kontrol: frekuensi pemeriksaan urin, tes darah, HbA1C, buku catatan, kesadaran akan hipoglikemia? Tanyakan mengenai komplikasi sebelumnya. Riwayat masuk rumah sakit karena hipoglikemia/hiper- glikemia. Penyakit vaskular: iskemia jantung (MI, angina, CCF), penyakit vaskular perifer (klaudikasio, nyeri saat beristirahat, ulkus, perawatan kaki, impotensi), neuropati perifer, neuro- pati otonom (gejala gastroparesismuntah, kembung, diare). Retinopati, ketajaman penglihatan, terapi laser. Hiperkolesterolemia, hipertrigliserida. Disfungsi ginjal (proteinuria, mikroalbuminuria). Hipertensiterapi. Diet/berat badan/olahraga.Obat-obatanApakah pasien sedang menjalani terapi diabetes: diet saja, obat-obatan hipoglikemia oral, atau insulin?Tanyakan mengenai obat yang bersifat diabetogenik (misalnya kortikosteroid, siklosporin)?Tanyakan riwayat merokok atau penggunaan alkohol.Apakah pasien memiliki alergi?Riwayat keluarga dan sosialAdakah riwayat diabetes melitus dalam keluarga?Apakah diabetes mempengaruhi kehidupan?Siapa yang memberikan suntikan insulin/tes gula darah, dan sebagainya (pasangan/pasien/perawat)?Pemeriksaan fisikApakah pasien sakit berat akut?Bagaimana kadar gula darahnya? PERIKSALAH!Apakah tercium bau keton? Adakah tanda-tanda takipnea atau pemapasan Kussmaul (cepat dan dalam)?Adakah tanda-tanda dehidrasi akibat hiperglikemia (takikardia, hipotensi, hipotensi postural, membran mukosa kering, turgor kulit menurun, dan sebagainya)?Apakah pasien mengantuk, bingung, atau koma?Bagaimana suhu tubuh pasien?Periksa sistem kardiovaskular: TD? Adakah tanda-tanda gagal jantung?Periksa vaskularisasi perifer untuk: nadi teraba, bruit?Periksa kaki untuk: ulkus, selulitis, neuropati (sensasi raba halus), tusuk jarum, monofilamen, rasa getar, rasa posisi sendi, refleks, dan neuropati otonom (TD postural, respons Valsalva).Periksa mata untuk ketajaman penglihatan dan respons pupil.Lakukan funduskopi untuk: perdarahan bintik + bercak, retinopati proliferatif, makulopati.Periksa setiap perubahan hipertensif.Periksa urin untuk: proteinuria, glukosa, keton.Cari dan obati komplikasi akut berbahaya dari diabetes melitus (misalnya hipoglikemia, ketoasidosis diabetik).Pertimbangkan infeksi atau pemicu kemunduran lain.Periksa kerusakan organ-akhir akibat diabetes.