aswaja an-nahdliyah

49
ASWAJA AN-NAHDLIYAH ASWAJA AN-NAHDLIYAH Nahdlatul Ulama (NU) adalah jam’iyah yang Nahdlatul Ulama (NU) adalah jam’iyah yang didirikan oleh para Kyai Pengasuh didirikan oleh para Kyai Pengasuh Pesantren. Tujuan didirikannya NU ini Pesantren. Tujuan didirikannya NU ini diantaranya adalah diantaranya adalah a) memelihara, melestarikan, mengembangkan a) memelihara, melestarikan, mengembangkan dan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlu al- mengamalkan ajaran Islam Ahlu al- Sunnah wa al- Sunnah wa al- Jama’ah yang manganut pola madzhab Jama’ah yang manganut pola madzhab empat : Imam empat : Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali, Imam Hanbali, b) mempersatukan langkah para ulama dan b) mempersatukan langkah para ulama dan pengikut- pengikut- pengikutnya, dan pengikutnya, dan c) melakukan kegiatan-kegiatan yang c) melakukan kegiatan-kegiatan yang

Upload: ahmad-rouf

Post on 14-Jun-2015

4.172 views

Category:

Documents


379 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aswaja an-nahdliyah

ASWAJA AN-NAHDLIYAHASWAJA AN-NAHDLIYAH

Nahdlatul Ulama (NU) adalah jam’iyah yang Nahdlatul Ulama (NU) adalah jam’iyah yang didirikan oleh para Kyai Pengasuh Pesantren. didirikan oleh para Kyai Pengasuh Pesantren. Tujuan didirikannya NU ini diantaranya adalah Tujuan didirikannya NU ini diantaranya adalah a) memelihara, melestarikan, mengembangkan a) memelihara, melestarikan, mengembangkan dan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlu al-Sunnah wa mengamalkan ajaran Islam Ahlu al-Sunnah wa al-al- Jama’ah yang manganut pola madzhab empat : Jama’ah yang manganut pola madzhab empat : Imam Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali, Hanbali, b) mempersatukan langkah para ulama dan b) mempersatukan langkah para ulama dan pengikut- pengikut- pengikutnya, dan pengikutnya, dan c) melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan c) melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan kemajuan bangsa dan ketinggian harkat serta martabat bangsa dan ketinggian harkat serta martabat manusia.manusia.

Page 2: Aswaja an-nahdliyah
Page 3: Aswaja an-nahdliyah

Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah adalah Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah adalah ajaran sebagaimana diungkapkan oleh ajaran sebagaimana diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsRasulullah SAW dalam sebuah hadits ::

Artinya : “ Kaum Yahudi bergolong-golong Artinya : “ Kaum Yahudi bergolong-golong menjadi 71, Kaum nasrani menjadi 72, dan menjadi 71, Kaum nasrani menjadi 72, dan umatku (umat islam) menjadi 73 umatku (umat islam) menjadi 73 golongan. Semua Golongan masuk neraka golongan. Semua Golongan masuk neraka kecuali satu. “ Para sahabat bertanya : kecuali satu. “ Para sahabat bertanya : Siapa satu yang selamat itu ? Rasulullah Siapa satu yang selamat itu ? Rasulullah menjawab : “ Mereka adalah Ahlu al-menjawab : “ Mereka adalah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah (penganut Sunnah Sunnah wa al-Jama’ah (penganut Sunnah dan Jama’ah).” Apakah Ahlu al-Sunnah wa dan Jama’ah).” Apakah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah itu ? Ahlu al-Sunnah wa al-al-Jama’ah itu ? Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah ialah ma ana ‘alaihi wa ash habi Jama’ah ialah ma ana ‘alaihi wa ash habi (apa yang aku berada di atasnya bersama (apa yang aku berada di atasnya bersama sahabatku).” sahabatku).”

Page 4: Aswaja an-nahdliyah

Jadi, Islam Ahlu al-Sunnah wa Jadi, Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah adalah ajaran al-Jama’ah adalah ajaran (wahyu Allah SWT) yang (wahyu Allah SWT) yang disampaikan Nabi disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada Muhammad SAW kepada sahabat-sahabat-Nya dan sahabat-sahabat-Nya dan beliau amalkan serta beliau amalkan serta diamalkan para sahabatdiamalkan para sahabat

Page 5: Aswaja an-nahdliyah

Paham Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah dalam Paham Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah dalam Nahdlatul Ulama mencakup aspek aqidah, Nahdlatul Ulama mencakup aspek aqidah, syari’ah dan akhlak. Ketiganya merupakan syari’ah dan akhlak. Ketiganya merupakan satu kesatuan ajaran yang mencakup seluruh satu kesatuan ajaran yang mencakup seluruh aspek prinsip keagamaan Islam.aspek prinsip keagamaan Islam.

Didasarkan pada Didasarkan pada manhajmanhaj (pola pemikiran) (pola pemikiran) Asy’ariyah dan Maturidiyah dalam bidang Asy’ariyah dan Maturidiyah dalam bidang aqidah,aqidah,

empat imam madzhab besar dalam bidang empat imam madzhab besar dalam bidang fiqh (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), fiqh (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali),

dan dalam bidang tasawuf menganut dan dalam bidang tasawuf menganut manhajmanhaj Imam al-Ghazali dan Imam Abu al-Qasim al-Imam al-Ghazali dan Imam Abu al-Qasim al-Junaidi al-Baghdadi, serta para imam lain Junaidi al-Baghdadi, serta para imam lain yang sejalan dengan syari’ah Islam. yang sejalan dengan syari’ah Islam.

Page 6: Aswaja an-nahdliyah

Ciri utama Aswaja NU adalah sikap Ciri utama Aswaja NU adalah sikap tawassuth tawassuth dan dan i’tidali’tidal (tengah-tengah dan (tengah-tengah dan atau keseimbangan). Yakni selalu seimbang atau keseimbangan). Yakni selalu seimbang dalam menggunakan dalil, antara dalil dalam menggunakan dalil, antara dalil naqlinaqli dan dalil dan dalil aqli, aqli, antara pendapat Jabariyah antara pendapat Jabariyah dan Qadariyah dan sikap moderat dalam dan Qadariyah dan sikap moderat dalam menghadapi perubahanmenghadapi perubahan dunyawiyah. dunyawiyah. Dalam Dalam masalah fiqih sikap pertengahan antara “ masalah fiqih sikap pertengahan antara “ ijtihad “ dan taqlid buta, yaitu dengan cara ijtihad “ dan taqlid buta, yaitu dengan cara bermadzhab. Ciri sikap ini adalah tegas bermadzhab. Ciri sikap ini adalah tegas dalam hal-hal yang dalam hal-hal yang qath’iyyatqath’iyyat dan toleransi dan toleransi dalam hal-hal dalam hal-hal zhanniyyatzhanniyyat..

TawassuthTawassuth dalam menyikapi budaya ialah dalam menyikapi budaya ialah mempertahankan budaya lama yang masih mempertahankan budaya lama yang masih baik dan menerima budaya baru yang lebik baik dan menerima budaya baru yang lebik baik. Dengan sikap ini Aswaja NU tidak baik. Dengan sikap ini Aswaja NU tidak apriori menolak atau menerima salah satu apriori menolak atau menerima salah satu dari keduanya. dari keduanya.

Page 7: Aswaja an-nahdliyah

Dalam masalah Akhlak, Dalam masalah Akhlak, menggunakan perpaduan antara menggunakan perpaduan antara syaja’ah (berani) dan “ngawur“. syaja’ah (berani) dan “ngawur“. Penggunaan sikap tawadlu’ yang Penggunaan sikap tawadlu’ yang merupakan perpaduan antara merupakan perpaduan antara takabbur (sombong) dan tadzallul takabbur (sombong) dan tadzallul (rasa rendah diri). Rendah hati (rasa rendah diri). Rendah hati merupakan sikap terpuji sedangkan merupakan sikap terpuji sedangkan rendah diri harus dihindari karena rendah diri harus dihindari karena tercelatercela

Page 8: Aswaja an-nahdliyah

Latar belakang diterbitkanya Buku Latar belakang diterbitkanya Buku Aswaja NU antara lain karena Aswaja NU antara lain karena munculnya berbagai kelompok di munculnya berbagai kelompok di tengah masyarakat Islam yang tengah masyarakat Islam yang mengaku sebagai golongan Ahlu al-mengaku sebagai golongan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Contohnya Sunnah wa al-Jama’ah. Contohnya seperti MMI (Majelis Mujahidin seperti MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), FPI (Front Pembela Indonesia), FPI (Front Pembela Islam), Lasykar Jihad Ahlussunnah Islam), Lasykar Jihad Ahlussunnah wa al-Jama’ah, Salafi, Jama’ah wa al-Jama’ah, Salafi, Jama’ah Tabligh atau Jawlah.Tabligh atau Jawlah.

Page 9: Aswaja an-nahdliyah

Golongan di atas suka menuduh golongan Golongan di atas suka menuduh golongan lain sebagai ahli bid’ah, syirik, khurafat, lain sebagai ahli bid’ah, syirik, khurafat, dhalalah dan sebagainya. Walaupun dhalalah dan sebagainya. Walaupun mengaku berpaham dan berlabel Aswaja mengaku berpaham dan berlabel Aswaja tapi perilakunya terkesan radikal, penuh tapi perilakunya terkesan radikal, penuh tindak kekerasan, dan merasa hanya tindak kekerasan, dan merasa hanya kelompoknya yang paling benar dan paling kelompoknya yang paling benar dan paling Islam. Kelompok lain yang tidak sama Islam. Kelompok lain yang tidak sama dengan paham mereka dianggap salah dan dengan paham mereka dianggap salah dan bahkan keluar dari ajaran Islam. Padahal bahkan keluar dari ajaran Islam. Padahal justru dari perilaku mereka itu akan justru dari perilaku mereka itu akan menimbulkan cap negatif terhadap Islam menimbulkan cap negatif terhadap Islam secara keseluruhan yang sejatinya secara keseluruhan yang sejatinya mempunyai misi rahmatan li al-‘alamiin. mempunyai misi rahmatan li al-‘alamiin. Perilaku semacam itu juga dapat Perilaku semacam itu juga dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.Islam.

Page 10: Aswaja an-nahdliyah

Sumber Ajaran Aswaja An-NahdliyahSumber Ajaran Aswaja An-Nahdliyah Prosedur perumusan hukum dan ajaran Ahlu al-Prosedur perumusan hukum dan ajaran Ahlu al-

Sunnah wa al-Jama’ah dalam tradisi jam’iyah Sunnah wa al-Jama’ah dalam tradisi jam’iyah Nahdlatul Ulama amat bergantung pada pola Nahdlatul Ulama amat bergantung pada pola pemecahan masalahnya antara : pemecahan masalahnya antara :

pola maudhu’iyah (tematik) atau qanuniyah pola maudhu’iyah (tematik) atau qanuniyah (terapan) dan waqi’iyah (kasuistik). (terapan) dan waqi’iyah (kasuistik).

Pola maudhu’iyah pendiskripsian masalahnya Pola maudhu’iyah pendiskripsian masalahnya berbentuk tashawwur lintas disiplin keilmuan berbentuk tashawwur lintas disiplin keilmuan empirik. Ketika rumusan hukum atau ajaran Islam empirik. Ketika rumusan hukum atau ajaran Islam dikaitkan dengan kepentingan terapan hukum dikaitkan dengan kepentingan terapan hukum positif (RUU/Raperda), maka pendekatan positif (RUU/Raperda), maka pendekatan masalahnya berintikan “ tathbiq al-syari’ah “ masalahnya berintikan “ tathbiq al-syari’ah “ disesuaikan dengan kesadaran hukum disesuaikan dengan kesadaran hukum kemajemukan bangsa. Apabila langkah kerjanya kemajemukan bangsa. Apabila langkah kerjanya sebatas merespon kejadian faktual (waqi’iyah) sebatas merespon kejadian faktual (waqi’iyah) yang bersifat regional (kedaerahan) atau yang bersifat regional (kedaerahan) atau insidental, cukup menempuh penyelesaian insidental, cukup menempuh penyelesaian metode takhayyur (eklektif) yaitu memilih metode takhayyur (eklektif) yaitu memilih kutipan doktrin yang siap pakai (instant).kutipan doktrin yang siap pakai (instant).

Page 11: Aswaja an-nahdliyah

Berikut diuraikan cara merujuk Berikut diuraikan cara merujuk (menggali sumber referensi) dan (menggali sumber referensi) dan langkah istinbath (deduktif) atau langkah istinbath (deduktif) atau istidlal (induktif) yang menjadi tradisi istidlal (induktif) yang menjadi tradisi keagamaan Nahdlatul Ulama dalam keagamaan Nahdlatul Ulama dalam mengembangkan paham Ahlu al- mengembangkan paham Ahlu al- Sunnah wa al-Jama’ah .Sunnah wa al-Jama’ah .

Page 12: Aswaja an-nahdliyah

Madzhab QauliMadzhab Qauli Pendapat atau pandangan keagamaan Pendapat atau pandangan keagamaan

ulama yang teridentitas sebagai “ Ulama ulama yang teridentitas sebagai “ Ulama Sunni “ dikutip secara utuh qaulnya dari Sunni “ dikutip secara utuh qaulnya dari kitab kitab mu’tabarmu’tabar dalam madzhab. Seperti dalam madzhab. Seperti mengutip dari kitab “mengutip dari kitab “Al-Iqtishad fi al-I’tiqadAl-Iqtishad fi al-I’tiqad“ “ karangan Abu Hamid al-Ghazaliy yang karangan Abu Hamid al-Ghazaliy yang menjabarkan paham aqidah Asy’ariyah atau menjabarkan paham aqidah Asy’ariyah atau kitab “kitab “al-Ummal-Umm“ yang menghimpun “ yang menghimpun qaulqaul Imam al-Syafi’i. Sekira umat diperlukan Imam al-Syafi’i. Sekira umat diperlukan perluasan doktrin (elaborasi) seyogyanya perluasan doktrin (elaborasi) seyogyanya merujuk ke kitab merujuk ke kitab syarahsyarah yang disusun oleh yang disusun oleh ulama sunni dalam madzhab yang sama. ulama sunni dalam madzhab yang sama. Seperti kitab “Seperti kitab “al-Majmual-Majmu“ karya Imam al-“ karya Imam al-Nawawi yang mengulang pandanganNawawi yang mengulang pandangan Fiqh Fiqh imam al-Syairazi dalam imam al-Syairazi dalam al-Muhadzabal-Muhadzab..

Page 13: Aswaja an-nahdliyah

Madzhab ManhajiMadzhab Manhaji Ketika upaya merespon masalah kasuistik dipandang perlu Ketika upaya merespon masalah kasuistik dipandang perlu

menyertakan dalil nash syar’i berupa kutipan ayat al-menyertakan dalil nash syar’i berupa kutipan ayat al-Qur’an, nuqilan matan sunnah atau hadits, untuk Qur’an, nuqilan matan sunnah atau hadits, untuk mewujudkan citra muhafazhah maka langkah kerjanya mewujudkan citra muhafazhah maka langkah kerjanya sebagai berikut :sebagai berikut :

PertamaPertama, , Kutipan ayat dari mushhaf dengan Kutipan ayat dari mushhaf dengan rasam utsmaniy rasam utsmaniy lengkap lengkap

petunjuk nama surat dan nomor urut ayat serta petunjuk nama surat dan nomor urut ayat serta menyertakan terjemah standard eks Departemen Agama menyertakan terjemah standard eks Departemen Agama RI, kutip pula tafsir atas ayat tersebut oleh Mufassir Sunni RI, kutip pula tafsir atas ayat tersebut oleh Mufassir Sunni dari Kitab tafsir yang tergolong dari Kitab tafsir yang tergolong mu’tabarmu’tabar. Keunggulan tafsir . Keunggulan tafsir bisa ditelusuri dari sumber dan media yang diperbantukan bisa ditelusuri dari sumber dan media yang diperbantukan serta penerapan kaidah istinbath atas nash ungkapan al-serta penerapan kaidah istinbath atas nash ungkapan al-Qur’an. Integritas mufassir sebagai ulama sunni diperlukan Qur’an. Integritas mufassir sebagai ulama sunni diperlukan sebagai jaminan atas mutu penafsiran dan pentakwilan. sebagai jaminan atas mutu penafsiran dan pentakwilan. Sebagaimana diketahui pada jajaran ulama Syi’ah Sebagaimana diketahui pada jajaran ulama Syi’ah Imamiyah (Ja’fariyah dan Itsna ‘Asyariyah) telah Imamiyah (Ja’fariyah dan Itsna ‘Asyariyah) telah memperluas sifat memperluas sifat kema’shumankema’shuman melampaui wilayah melampaui wilayah nubuwwah, dan terjadi pentakwilan oleh ulama bathiniyah nubuwwah, dan terjadi pentakwilan oleh ulama bathiniyah yang keluar dari bingkai aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-yang keluar dari bingkai aqidah Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Jama’ah.

Page 14: Aswaja an-nahdliyah

Kedua,Kedua, Penuqilan matan sunnah/hadits harus Penuqilan matan sunnah/hadits harus

berasal dari kitab berasal dari kitab ushul al-hadits ushul al-hadits (kitab (kitab hadits standar) berikut mencantumkan hadits standar) berikut mencantumkan narasumber Nabi atau Rasulullah SAW. narasumber Nabi atau Rasulullah SAW. serta nama periwayat / nama serta nama periwayat / nama mukharrijmukharrij (kolektor). Pemberdayaan nash sunnah (kolektor). Pemberdayaan nash sunnah atau nash hadits sebagai atau nash hadits sebagai hujjah hujjah syar’iyahsyar’iyah harus mempertimbangkan harus mempertimbangkan data hasil uji kehujjahannya sebagai data hasil uji kehujjahannya sebagai shahihshahih, , hasan hasan atau atau dha’if.dha’if. Penarikan Penarikan kesimpulan atas konsep substansi nash kesimpulan atas konsep substansi nash bermuara pada pensyarahan oleh bermuara pada pensyarahan oleh MuhadditsinMuhadditsin yang paham yang paham keagamaannya diakui sebagai sunni.keagamaannya diakui sebagai sunni.

Page 15: Aswaja an-nahdliyah

KetigaKetiga,, Pengutipan Pengutipan Ijma’ Ijma’ perlu memisahkan perlu memisahkan

kategori kategori ijma’ shahabiijma’ shahabi yang diakui yang diakui tertinggi mutu kehujjahannya dari tertinggi mutu kehujjahannya dari ijma’ ijma’ mujtahidinmujtahidin. Sumber pengutipan ijma’ . Sumber pengutipan ijma’ sebaiknya mengacu pada kitab karya sebaiknya mengacu pada kitab karya mujtahid muharrir madzhab mujtahid muharrir madzhab seperti seperti imam Nawawi dan lain-lain. imam Nawawi dan lain-lain. Pengintegrasian tafsir untuk ayat yang Pengintegrasian tafsir untuk ayat yang dirujuk berikut data kritik serta syarat dirujuk berikut data kritik serta syarat hadits guna mengimbangi kondisi para hadits guna mengimbangi kondisi para pelaku penggalian ajaran dengan cara pelaku penggalian ajaran dengan cara manhajimanhaji level manapun. level manapun.

Page 16: Aswaja an-nahdliyah

Pengembangan Asas Ijtihad MadzhabiPengembangan Asas Ijtihad Madzhabi Pada tataran aplikasi hukum (tathabiq Pada tataran aplikasi hukum (tathabiq

al-Syar’iyah) terkait proses al-Syar’iyah) terkait proses penyusunan RUU/Raperda mungkin penyusunan RUU/Raperda mungkin pilihan jatuh pada kreasi pilihan jatuh pada kreasi mengembangkan asas-asas mengembangkan asas-asas ijtihad ijtihad yang dikenal luas pada jajaran ulama yang dikenal luas pada jajaran ulama Sunni. Misalnya : ‘Sunni. Misalnya : ‘Ummu al-Balwa, Ummu al-Balwa, Qaul Shahabi, Qaul Tabi’in, Mura’atu Qaul Shahabi, Qaul Tabi’in, Mura’atu al-Khilaf,al-Khilaf, Kondisi dharurat, asas ‘ Kondisi dharurat, asas ‘Uruf / Uruf / Ta’amul, ‘Amalu Ahli al-Madinah, Ta’amul, ‘Amalu Ahli al-Madinah, Istihsan, Syar’u al-Dzara’i, Istishhab, Istihsan, Syar’u al-Dzara’i, Istishhab, Mashalih Mursalah, maqashid al-Mashalih Mursalah, maqashid al-syari’ahsyari’ah, Siyasah Syar’iyah dan lain , Siyasah Syar’iyah dan lain sebagainya.sebagainya.

Page 17: Aswaja an-nahdliyah

Aqidah Aswaja An-NahdliyahAqidah Aswaja An-Nahdliyah Pada zaman Rasulullah SAW masih ada, Pada zaman Rasulullah SAW masih ada,

perbedaan pendapat di antara kaum perbedaan pendapat di antara kaum muslimin (shahabat) langsung dapat muslimin (shahabat) langsung dapat diselesaikan dengan kata akhir dari diselesaikan dengan kata akhir dari kanjeng Nabi Muhammad. Tapi sesudah kanjeng Nabi Muhammad. Tapi sesudah beliau wafat, penyelesaian semacam itu beliau wafat, penyelesaian semacam itu tidak ditemukan. Perbedaan sering tidak ditemukan. Perbedaan sering mengendap di antara mereka. mengendap di antara mereka. Sesungguhnya pada mulanya, Sesungguhnya pada mulanya, persengketaan akibat pertentangan persengketaan akibat pertentangan imamahimamah, bukan persoalan aqidah. Dari , bukan persoalan aqidah. Dari situ, kemudian merambah ke dalam situ, kemudian merambah ke dalam wilayah agama. Terutama seputar hukum wilayah agama. Terutama seputar hukum seorang muslim yang berbuat dosa besar seorang muslim yang berbuat dosa besar dan bagaimana statusnya ketika ia mati, dan bagaimana statusnya ketika ia mati, apakah tetap mukmin atau sudah kafir.apakah tetap mukmin atau sudah kafir.

Page 18: Aswaja an-nahdliyah

Di tengah-tengah pertentangan itu, Di tengah-tengah pertentangan itu, lahirlah dua kelompok moderat yang lahirlah dua kelompok moderat yang berusaha mengkompromikan keduanya. berusaha mengkompromikan keduanya. Kelompok ini kemudian dinamakan Ahlu Kelompok ini kemudian dinamakan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah (Aswaja). Dan al-Sunnah wa al-Jama’ah (Aswaja). Dan dua kelompok itu adalah Asy’ariyah dua kelompok itu adalah Asy’ariyah yang didirikan oleh Imam Abu Hasan al-yang didirikan oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari (lahir di Basrah, 260 H / 873 M, Asy’ari (lahir di Basrah, 260 H / 873 M, wafat di Baghdad 324 H / 935 M) dan wafat di Baghdad 324 H / 935 M) dan Maturidiyah yang didirikan oleh imam Maturidiyah yang didirikan oleh imam Abu Manshur al-Maturidi (lahir di Abu Manshur al-Maturidi (lahir di Maturidi Samarkand, wafat 333 H.).Maturidi Samarkand, wafat 333 H.).

Page 19: Aswaja an-nahdliyah

Konsep Aqidah Asy’ariyahKonsep Aqidah Asy’ariyah Aqidah Asy’ariyah merupakan jalan tengah Aqidah Asy’ariyah merupakan jalan tengah

((tawassuthtawassuth) di antara kelompok-kelompok ) di antara kelompok-kelompok keagamaan yang berkembang pada masa keagamaan yang berkembang pada masa itu. Yaitu kelompok Jabariyahdan itu. Yaitu kelompok Jabariyahdan Qadariyah yang dikembangkan oleh Qadariyah yang dikembangkan oleh Mu’tazilah. Dalam membicarakan Mu’tazilah. Dalam membicarakan perbuatan manusia, keduanya saling perbuatan manusia, keduanya saling berseberangan. Kelompok Jabariyah berseberangan. Kelompok Jabariyah berpendapat bahwa seluruh perbuatan berpendapat bahwa seluruh perbuatan manusia diciptakan oleh Allah dan manusia manusia diciptakan oleh Allah dan manusia tidak memiliki peranan apa pun. Sedang tidak memiliki peranan apa pun. Sedang kelompok Qadariyah mamandang bahwa kelompok Qadariyah mamandang bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh perbuatan manusia diciptakan oleh manusia itu sendiri terlepas dari Allah. manusia itu sendiri terlepas dari Allah. Dengan begitu, bagi Jabariyah kekuasaan Dengan begitu, bagi Jabariyah kekuasaan Allah adalah mutlak dan bagi Qadariyah Allah adalah mutlak dan bagi Qadariyah kekuasaan Allah terbatas.kekuasaan Allah terbatas.

Page 20: Aswaja an-nahdliyah

Sikap tawassuth ditunjukkan oleh Sikap tawassuth ditunjukkan oleh Asy’ariyah dengan konsep Asy’ariyah dengan konsep al-kasbal-kasb (upaya). Menurut Asy’ari, perbuatan (upaya). Menurut Asy’ari, perbuatan manusia diciptakan oleh Allah, namun manusia diciptakan oleh Allah, namun manusia memiliki peranan dalam manusia memiliki peranan dalam perbuatannya. perbuatannya. KasbKasb memiliki makna memiliki makna bebersamaan kekuasaan manusia bebersamaan kekuasaan manusia dengan perbuatan Tuhan .dengan perbuatan Tuhan . Kasb Kasb juga juga memiliki makna keaktifan dan bahwa memiliki makna keaktifan dan bahwa manusia bertanggung jawab atas manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.perbuatannya.

Page 21: Aswaja an-nahdliyah

Dengan konsep Dengan konsep kasb kasb tersebut,tersebut, Aqidah Aqidah Asy’ariyah menjadikan manusia selalu Asy’ariyah menjadikan manusia selalu berusaha secara kreatif dalam berusaha secara kreatif dalam kehidupannya, akan tetapi tidak kehidupannya, akan tetapi tidak melupakan bahwa Tuhanlah yang melupakan bahwa Tuhanlah yang menentukan semuanya. Dalam konteks menentukan semuanya. Dalam konteks kehidupan sekarang, Aqidah Asy’ariyah kehidupan sekarang, Aqidah Asy’ariyah paling memungkinkan dijadikan paling memungkinkan dijadikan landasan memajukan bangsa. Dari landasan memajukan bangsa. Dari persoalan ekonomi, budaya, persoalan ekonomi, budaya, kebangsaan sampai memecahkan kebangsaan sampai memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan persoalan-persoalan kemanusiaan kekinian, seperti HAM, kesehatan , kekinian, seperti HAM, kesehatan , Gender, otonomi daerah dan Gender, otonomi daerah dan sebagainya. sebagainya.

Page 22: Aswaja an-nahdliyah

Sikap Sikap tasamuh tasamuh (toleransi) ditunjukkan oleh (toleransi) ditunjukkan oleh Asy’ariyah dengan antara lain ditunjukkan Asy’ariyah dengan antara lain ditunjukkan dalam konsep kekuasaan mutlak Tuhan. Bagi dalam konsep kekuasaan mutlak Tuhan. Bagi Mu’tazilah, Tuhan wajib berlaku adil dalam Mu’tazilah, Tuhan wajib berlaku adil dalam memperlakukan mahluk-Nya. Tuhan wajib memperlakukan mahluk-Nya. Tuhan wajib memasukkan orang baik kedalam surga dan memasukkan orang baik kedalam surga dan memasukan orang jahat kedalam neraka. Hal memasukan orang jahat kedalam neraka. Hal ini ditolak oleh Asy’ariyah. Alasanya, kawajiban ini ditolak oleh Asy’ariyah. Alasanya, kawajiban berarti telah terjadi pembatasan terhadap berarti telah terjadi pembatasan terhadap kekuasaan Tuhan, padahal Tuhan memiliki kekuasaan Tuhan, padahal Tuhan memiliki kekuasaan mutlak, tidak ada yang bisa kekuasaan mutlak, tidak ada yang bisa membatasi kekuasaan dan kehendak Tuhan. membatasi kekuasaan dan kehendak Tuhan. Meskipun dalam Al-Qur’an Allah berjanji akan Meskipun dalam Al-Qur’an Allah berjanji akan memasukkan orang baik dalam surga dan memasukkan orang baik dalam surga dan orang yang jahat kedalam neraka, namun tidak orang yang jahat kedalam neraka, namun tidak berarti kekuasaan Allah terbatasi. Segala berarti kekuasaan Allah terbatasi. Segala keputusan tetap ada pada kekuasaan Allah.keputusan tetap ada pada kekuasaan Allah.

Page 23: Aswaja an-nahdliyah

Dengan demikian, bagi Asy’ariyah Dengan demikian, bagi Asy’ariyah rasionalitas tidak ditolak. Kerja-kerja rasionalitas tidak ditolak. Kerja-kerja rasional dihormati sebagai penerjemahan rasional dihormati sebagai penerjemahan dan penafsiran wahyu dalam kerangka dan penafsiran wahyu dalam kerangka untuk menentukan langkah-langkah untuk menentukan langkah-langkah dalam pelaksanaan sisi kehidupan dalam pelaksanaan sisi kehidupan manusia. Yakni bagaimana pesan-pesan manusia. Yakni bagaimana pesan-pesan wahyu dapat diterapkan oleh semua wahyu dapat diterapkan oleh semua umat manusia. Inilah pengejawantahan umat manusia. Inilah pengejawantahan dari pesan Al-Qur’an bahwa risalah Islam dari pesan Al-Qur’an bahwa risalah Islam adalah adalah rahmatanrahmatan li al-‘alamin. li al-‘alamin. Namun Namun agar aspek-aspek rasionalitas itu tidak agar aspek-aspek rasionalitas itu tidak menyimpang dari wahyu., manusia harus menyimpang dari wahyu., manusia harus mengembalikan seluruh kerja rasio di mengembalikan seluruh kerja rasio di bawah kontrol wahyu.bawah kontrol wahyu.

Page 24: Aswaja an-nahdliyah

Masalah adanya sifat Allah, Mu’tazilah Masalah adanya sifat Allah, Mu’tazilah hanya mengakui sifat wujud Allah. hanya mengakui sifat wujud Allah. Sementara, Asy’ariyah berpendapat Sementara, Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah memiliki sifat. Walaupun bahwa Allah memiliki sifat. Walaupun sifat tidak sama dengan dzat-Nya, tetapi sifat tidak sama dengan dzat-Nya, tetapi sifat adalah sifat adalah qadimqadim dan dan azali. azali. Allah Allah mengetahui misalnya, bukan dengan mengetahui misalnya, bukan dengan pengetahuan-Nya, akat tetapi dengan pengetahuan-Nya, akat tetapi dengan sifat ilmu-Nya. Dalam memahami sifat sifat ilmu-Nya. Dalam memahami sifat Allah yang qadim ini, Asy’ariyah Allah yang qadim ini, Asy’ariyah berpendapat bahwa berpendapat bahwa kalamkalam, satu misal, , satu misal, adalah sifat Allah yang qadim dan adalah sifat Allah yang qadim dan azali azali karena itu al-Qur’an sebagai kalam Allah karena itu al-Qur’an sebagai kalam Allah adalah adalah qadim, qadim, Al- Qur’an bukan Al- Qur’an bukan makhlukmakhluk. . Jadi ia tidak diciptakan.Jadi ia tidak diciptakan.

Page 25: Aswaja an-nahdliyah

Konsep Aqidah Maturidiyah Konsep Aqidah Maturidiyah Pada prinsipnya, aqidah Maturidiyah Pada prinsipnya, aqidah Maturidiyah

memiliki keselarasan dengan memiliki keselarasan dengan Asy’ariyah. Itu ditunjukkan oleh cara Asy’ariyah. Itu ditunjukkan oleh cara memahami agama yang tidak secara memahami agama yang tidak secara ekstrem sebagaimana dalam kelompok ekstrem sebagaimana dalam kelompok Mu’tazilah. Yang sedikit membedakan Mu’tazilah. Yang sedikit membedakan keduanya, bahwa Asy’ariyah fiqhnya keduanya, bahwa Asy’ariyah fiqhnya menggunakan madzhab Imam Syafi’I menggunakan madzhab Imam Syafi’I dan Imam Maliki, sedang Maturidiyah dan Imam Maliki, sedang Maturidiyah menggunakan madzhab Imam Hanafi menggunakan madzhab Imam Hanafi

Page 26: Aswaja an-nahdliyah

Asy’ariyah berhadapan langsung Asy’ariyah berhadapan langsung dengan kelompok Mu’tazilah, tapi dengan kelompok Mu’tazilah, tapi Maturidiyah menghadapi berbagai Maturidiyah menghadapi berbagai kelompok yang cukup banyak. Di kelompok yang cukup banyak. Di antara kelompok yang muncul pada antara kelompok yang muncul pada waktu itu adalah Mu’tazilah, waktu itu adalah Mu’tazilah, Mujassimah, Qaramithah dan Mujassimah, Qaramithah dan Jahmiyah. Juga kelompok agama lain, Jahmiyah. Juga kelompok agama lain, seperti Yahudi, Majusi dan Nasrani.seperti Yahudi, Majusi dan Nasrani.

Page 27: Aswaja an-nahdliyah

Sikap Sikap tawasuthtawasuth yang ditunjukkan oleh yang ditunjukkan oleh Maturidiyah adalah upaya pendamaian antara Maturidiyah adalah upaya pendamaian antara al-naqli al-naqli dan dan al-aqlial-aqli (nash dan akal). Maturidiyah (nash dan akal). Maturidiyah berpendapat bahwa suatu kesalahan apabila berpendapat bahwa suatu kesalahan apabila kita berhenti berbuat pada saat tidak terdapat kita berhenti berbuat pada saat tidak terdapat nash nash (naql) (naql) sama juga salah apabila kita larut sama juga salah apabila kita larut tidak terkendali dalam menggunakan rasio tidak terkendali dalam menggunakan rasio (aql) (aql) . Menggunakan . Menggunakan aqlaql sama pentingnya dengan sama pentingnya dengan menggunakan menggunakan naqlnaql. Sebab akal yang dimiliki . Sebab akal yang dimiliki manusia juga berasal dari Allah, karena itu manusia juga berasal dari Allah, karena itu dalam al –Qur’an Allah memerintahkan umat dalam al –Qur’an Allah memerintahkan umat Islam untuk menggunakan akal dan memahami Islam untuk menggunakan akal dan memahami tanda-tanda (al-ayat) kekuasaan Allah yang tanda-tanda (al-ayat) kekuasaan Allah yang terdapat di alam raya. Dalam al-Qur’an terdapat di alam raya. Dalam al-Qur’an misalnya ada ayat misalnya ada ayat liqaumin yatafa-karun, liqaumin yatafa-karun, liqaumin ya’qilun, liqaumin yatadzakkarun, liqaumin ya’qilun, liqaumin yatadzakkarun, la’allakum tasykurun, la’allakum tahtadunla’allakum tasykurun, la’allakum tahtadun dan dan sebagainya. Artinya bahwa penggunaan akal sebagainya. Artinya bahwa penggunaan akal itu, semuanya diperuntukkan agar manusia itu, semuanya diperuntukkan agar manusia memperteguh iman dan taqwanya kepada Allah memperteguh iman dan taqwanya kepada Allah SWT.SWT.

Page 28: Aswaja an-nahdliyah

Yang sedikit membedakan dengan Yang sedikit membedakan dengan Asy’ariyah adalah pendapat Asy’ariyah adalah pendapat Maturidiyah tentang posisi akal Maturidiyah tentang posisi akal terhadap wahyu. Menurut Maturidiyah, terhadap wahyu. Menurut Maturidiyah, wahyu harus diterima penuh. Tapi jika wahyu harus diterima penuh. Tapi jika terjadi perbedaan antara wahyu dan terjadi perbedaan antara wahyu dan akal, maka akal harus berperan akal, maka akal harus berperan mentakwilkannya. Terhadap ayat-ayat mentakwilkannya. Terhadap ayat-ayat tajsimtajsim (Allah bertubuh) atau (Allah bertubuh) atau tasybih tasybih (Allah serupa makhluk) harus (Allah serupa makhluk) harus ditafsirkan dengan arti ditafsirkan dengan arti majazimajazi (kiasan). (kiasan). Contoh seperti lafal Contoh seperti lafal yadullahyadullah yang arti yang arti aslinya “ tangan Allah “ ditakwil aslinya “ tangan Allah “ ditakwil menjadi “ Kekuasaan Allah “.menjadi “ Kekuasaan Allah “.

Page 29: Aswaja an-nahdliyah

Tentang sifat Allah, Maturidiyah dan Tentang sifat Allah, Maturidiyah dan Asy’ariyah sama-sama menerimanya. Asy’ariyah sama-sama menerimanya. Namun, sifat-sifat itu bukan sesuatu Namun, sifat-sifat itu bukan sesuatu yang berada diluar zat-Nya. Sifat tidak yang berada diluar zat-Nya. Sifat tidak sama denganzat, tetapi tidak dari sama denganzat, tetapi tidak dari selain Allah. Misalnya Tuhan Maha selain Allah. Misalnya Tuhan Maha Mengetahui bukanlah dengan zat-Nya, Mengetahui bukanlah dengan zat-Nya, tetapi dengan pengetahuan (tetapi dengan pengetahuan (ilmuilmu)-Nya )-Nya ( ( ya’lamu bi’ilmihiya’lamu bi’ilmihi).).

Page 30: Aswaja an-nahdliyah

Dalam persoalan “ kekuasaan ‘ dan “ Dalam persoalan “ kekuasaan ‘ dan “ kehendak “ (kehendak “ (QudrahQudrah dan dan IrodahIrodah) ) Tuhan, Maturidiyah berpendapat Tuhan, Maturidiyah berpendapat bahwa kekuasaan dan kehendak bahwa kekuasaan dan kehendak mutlak Tuahan dibatasi oleh Tuhan mutlak Tuahan dibatasi oleh Tuhan sendiri, Jadi tidak mutlak. Meskipun sendiri, Jadi tidak mutlak. Meskipun demikian, Tuhan tidak dapat dipaksa demikian, Tuhan tidak dapat dipaksa atau terpaksa berbuat apa yang atau terpaksa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Misalnya Allah dikehendaki-Nya. Misalnya Allah menjanjikan orang baik masuk surga, menjanjikan orang baik masuk surga, orang jahat masuk neraka, maka Allah orang jahat masuk neraka, maka Allah akan menepati janji-janji tersebut. Tapi akan menepati janji-janji tersebut. Tapi dalam hal ini, manusia diberikan dalam hal ini, manusia diberikan kebebasan oleh Allah menggunakan kebebasan oleh Allah menggunakan daya uuntuk memilih antara yang baik daya uuntuk memilih antara yang baik dan yang buruk. Itulah keadilah Tuhan.dan yang buruk. Itulah keadilah Tuhan.

Page 31: Aswaja an-nahdliyah

Karena manusia diberikan kebebasan Karena manusia diberikan kebebasan untuk memilih dalam berbuat,maka untuk memilih dalam berbuat,maka menurut Maturidiyah perbuatan itu menurut Maturidiyah perbuatan itu tetap diciptakan oleh Tuhan. Sehingga tetap diciptakan oleh Tuhan. Sehingga perbuatan manusia sebagai perbuatan perbuatan manusia sebagai perbuatan bersama antara manusia dan Tuhan. bersama antara manusia dan Tuhan. Allah yang menciptakan dan manusia Allah yang menciptakan dan manusia m]eng-m]eng-kasab-kasab-nyanya..dengan begitu dengan begitu manusia yang dikehendaki adalah manusia yang dikehendaki adalah manusia yang selalu kreatif, tetapl manusia yang selalu kreatif, tetapl kreatifitas itu tidak menjadikan kreatifitas itu tidak menjadikan makhluq sombong karena merasa makhluq sombong karena merasa mampu menciptakan dan mampu menciptakan dan mewujudkan. Tatapi manusia yang mewujudkan. Tatapi manusia yang kreatif dan pandai bersyukur. Karena kreatif dan pandai bersyukur. Karena kemampuanya melakukan sesuatu kemampuanya melakukan sesuatu tetap dalam ciptaan Allah.tetap dalam ciptaan Allah.

Page 32: Aswaja an-nahdliyah

Syariah Aswaja An –NahdliyahSyariah Aswaja An –Nahdliyah Al-Qur’an dan al hadits diturunkan Al-Qur’an dan al hadits diturunkan

secara berangsur-angsur. Tidak secara berangsur-angsur. Tidak sekaligus. Disampaikan kepada manusia sekaligus. Disampaikan kepada manusia menurut kebutuhan, kepentingan, dan menurut kebutuhan, kepentingan, dan situasi serta kondisi yang berbeda-beda. situasi serta kondisi yang berbeda-beda. Ajaran Islam yang terkandung dalam Ajaran Islam yang terkandung dalam ajaran al-Qur’an dan alHadits ajaran al-Qur’an dan alHadits disampaikan di Makkah, Madinah dan disampaikan di Makkah, Madinah dan sekitarnya lebih lima belas abad lalu sekitarnya lebih lima belas abad lalu dengan cara disebarluaskan dan dengan cara disebarluaskan dan diwariskan kepada umat manusia diwariskan kepada umat manusia dengan segala persamaan dan dengan segala persamaan dan perbedaanya untuk sepanjang zaman perbedaanya untuk sepanjang zaman dengan berbagai perubahan dan dengan berbagai perubahan dan perkembangannya.perkembangannya.

Page 33: Aswaja an-nahdliyah

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, Ketika Rasulullah SAW masih hidup, umat manusia menerima ajaran umat manusia menerima ajaran langsung dari beliau atau darisahabat langsung dari beliau atau darisahabat yang hadir ketika beliau menyampaikan. yang hadir ketika beliau menyampaikan. Setelah Rasulullah Wafat, para sahabat Setelah Rasulullah Wafat, para sahabat termasuk empat termasuk empat KhulafaurrasyidinKhulafaurrasyidin : Abu : Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali Bakar, Umar, Ustman dan Ali menyebarluaskan ajaran Islam kepada menyebarluaskan ajaran Islam kepada generasi berikutnya. Dengan generasi berikutnya. Dengan perkembangan zaman, dengan kondisi perkembangan zaman, dengan kondisi masyarakat yang kian dinamis, banyak masyarakat yang kian dinamis, banyak persoalan baru yang dihadapi umat. persoalan baru yang dihadapi umat. Seringkali hal yang muncul itu tidak Seringkali hal yang muncul itu tidak terdapat jawabannya secara tegas dalam terdapat jawabannya secara tegas dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Maka untuk al-Qur’an dan al-Hadits. Maka untuk mengetahui hukum atau ketentuan mengetahui hukum atau ketentuan persoalan baru itu maka upaya berijtihad persoalan baru itu maka upaya berijtihad harus dilakukan. harus dilakukan.

Page 34: Aswaja an-nahdliyah

Di antara tokoh yang mampu berjihad sejak Di antara tokoh yang mampu berjihad sejak generasi sahabat tabi’in dan tabi’ut tabi’in, generasi sahabat tabi’in dan tabi’ut tabi’in, terdapat banyak tokoh yang ijtihadnya kuat terdapat banyak tokoh yang ijtihadnya kuat ( disebut ( disebut mujtahid mustaqilmujtahid mustaqil ). Bukan hanya ). Bukan hanya mampu berijtihad sendiri tetapi juga mampu berijtihad sendiri tetapi juga menciptakan “ pola pemahaman “ ( menciptakan “ pola pemahaman “ ( manhajmanhaj ) ) “ tersendiri terhadap sumber pokok hukum “ tersendiri terhadap sumber pokok hukum Islam, al-Qur’an dan Hadist. Ini dicerminkan Islam, al-Qur’an dan Hadist. Ini dicerminkan dengan metode ijtihad yang dirumuskan dengan metode ijtihad yang dirumuskan sendiri, menggunakan kaidah-kaidah sendiri, menggunakan kaidah-kaidah ushul ushul figh, qawa’idul ahkam, qawa’idul fighiyyahfigh, qawa’idul ahkam, qawa’idul fighiyyah dan sebagainya. Proses dan prosedur ijtihad dan sebagainya. Proses dan prosedur ijtihad yang mereka hasilkan dilakukan sendiri. Itu yang mereka hasilkan dilakukan sendiri. Itu menandakan bahwa secara keilmuan dan menandakan bahwa secara keilmuan dan pemahaman keagamaan sertra ilmu-ilmu pemahaman keagamaan sertra ilmu-ilmu penunjang lainnya telah mereka miliki dan penunjang lainnya telah mereka miliki dan kuasai.kuasai.

Page 35: Aswaja an-nahdliyah

Kenapa Harus Empat MazhabKenapa Harus Empat Mazhab Diantara mazhab bidang fiqh yang paling Diantara mazhab bidang fiqh yang paling

berpengaruh yang pernah ada sebanyak berpengaruh yang pernah ada sebanyak empat. Mereka menjadi panutan warga empat. Mereka menjadi panutan warga Nahdliyah, masing-masing adalah :Nahdliyah, masing-masing adalah :

PertamaPertama : Imam Abu Hanifah Nu’man bin : Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit. Biasa disebut Imam Hanafi. Lahir 80 H, Tsabit. Biasa disebut Imam Hanafi. Lahir 80 H, dan wafat tahun 150 H, di Bagdad. Abu dan wafat tahun 150 H, di Bagdad. Abu Hanifah berdarah Persia, digelari Al-Imam al-Hanifah berdarah Persia, digelari Al-Imam al-A’zham ( Imam Agung, menjadi tokoh panutan A’zham ( Imam Agung, menjadi tokoh panutan di Iraq, penganut aliran di Iraq, penganut aliran ahlur ra’yiahlur ra’yi dan dan menjadi tokoh sentralnya. Di antara menjadi tokoh sentralnya. Di antara manhaj manhaj istinbathnya istinbathnya yang terkenal adalah yang terkenal adalah Al-IhtihsanAl-Ihtihsan. . Fiqh Abu Hanifah yang menjadi rujukan utama Fiqh Abu Hanifah yang menjadi rujukan utama mazhad Hanafi ditulis oleh dua orang murid mazhad Hanafi ditulis oleh dua orang murid utamanya : Imam Abu Yusuf Ibrahim dan utamanya : Imam Abu Yusuf Ibrahim dan Imam Muhammad bin Hasan As-Syaibani.Imam Muhammad bin Hasan As-Syaibani.

Page 36: Aswaja an-nahdliyah

KeduaKedua : Imam malik bin Anas. Biasa : Imam malik bin Anas. Biasa disebut ImamMalik, dikenal sebagai “ disebut ImamMalik, dikenal sebagai “ Imam Dar al-Hijrah “, Imam Malik Imam Dar al-Hijrah “, Imam Malik adalah seorang ahli hadist sangat adalah seorang ahli hadist sangat terkenal sehingga kitab monumentalnya terkenal sehingga kitab monumentalnya berjudul “ Al-Muwatha “ dinilai sebagai berjudul “ Al-Muwatha “ dinilai sebagai kitab hadist hukum yang paling shahih kitab hadist hukum yang paling shahih sebelum adanya Shahih Bukhari dab sebelum adanya Shahih Bukhari dab Shahih Muslim (dua Kumpulan hadist Shahih Muslim (dua Kumpulan hadist shahih yang menjadi rujukan ulama shahih yang menjadi rujukan ulama ahlussunnah). Imam Malik juga ahlussunnah). Imam Malik juga mempunyai konsep mempunyai konsep manhaj istinbathmanhaj istinbath yang berpengaruh sampai sekarang. yang berpengaruh sampai sekarang. Kitabnya berjudul Kitabnya berjudul al-Maslahah al-al-Maslahah al-MursalahMursalah dan dan Amal al-Ahl al-Madinah.Amal al-Ahl al-Madinah.

Page 37: Aswaja an-nahdliyah

KetigaKetiga : Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i. : Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i. biasa disebut Imam Syafi’i. lahir 150 H di biasa disebut Imam Syafi’i. lahir 150 H di Ghozza, dan wafat pada tahun 204 H di Mesir. Ghozza, dan wafat pada tahun 204 H di Mesir. Imam Syafi’i mempunyai latar belakang Imam Syafi’i mempunyai latar belakang keilmuwan yang memadukan antara Ahl al-keilmuwan yang memadukan antara Ahl al-Hadist dan Ahl al-Ra’yi, karena cukup lama Hadist dan Ahl al-Ra’yi, karena cukup lama menjadi murid Imam Malik di madinah dan menjadi murid Imam Malik di madinah dan cukup waktu belajar kepada Imam Muhammad cukup waktu belajar kepada Imam Muhammad bin Hasan, di Baghdad. Dia adalah murid senior bin Hasan, di Baghdad. Dia adalah murid senior Imam Abu Hanifah. Metodologi istinbathnya Imam Abu Hanifah. Metodologi istinbathnya ditulis menjadi buku pertama dalam usul figh ditulis menjadi buku pertama dalam usul figh berjudul berjudul al-Risalahal-Risalah. Pendapat-pendapat dan . Pendapat-pendapat dan fatwa-fatwa figh Imam Syafi’i ada dua macam. fatwa-fatwa figh Imam Syafi’i ada dua macam. Yang disampaikan selama di Baghdad disebut Yang disampaikan selama di Baghdad disebut al-Qaul al-Qadimal-Qaul al-Qadim (pendapat lama), dan yang (pendapat lama), dan yang disampaikan setelah berada di Mesir disebut disampaikan setelah berada di Mesir disebut “ “ al-Qaul al-Jadidal-Qaul al-Jadid ( pendapat baru ), tentang ini ( pendapat baru ), tentang ini semua telah dihimpun Imam Syafi’i dalam kitab semua telah dihimpun Imam Syafi’i dalam kitab “ “ Al-UmAl-Um “. “.

Page 38: Aswaja an-nahdliyah

KeempatKeempat : Imam Ahmad bin Hambal, : Imam Ahmad bin Hambal, biasa disebut Imam Hambali. Lahir 164 biasa disebut Imam Hambali. Lahir 164 H, di Baghdad. Imam Ahmad bin H, di Baghdad. Imam Ahmad bin hambal terkenal sebagain tokoh Ahl al-hambal terkenal sebagain tokoh Ahl al-Hadist. Imam Ahmad bin Hambal Hadist. Imam Ahmad bin Hambal adalah salah seorang murid Imam adalah salah seorang murid Imam Syafi’i selama di Baghdad, dan sangat Syafi’i selama di Baghdad, dan sangat menghormati Imam Syafi’i. sampai menghormati Imam Syafi’i. sampai Imam Syafi’I wafat masih selalu Imam Syafi’I wafat masih selalu mendoakannya. Imam Ahmad bin mendoakannya. Imam Ahmad bin Hambal mewariskan sebuat kitab Hambal mewariskan sebuat kitab hadist yang terkait dengan hukum hadist yang terkait dengan hukum Islam berjudul “ Islam berjudul “ Musnad AhmadMusnad Ahmad “. “.

Page 39: Aswaja an-nahdliyah

Alasan memilih kenapa empat Mazhab Alasan memilih kenapa empat Mazhab saja : saja :

pertama : kualitas pribadi dan keilmuan pertama : kualitas pribadi dan keilmuan mereka sudah masyhur. Jika disebut nama mereka sudah masyhur. Jika disebut nama mereka hamper dapat dipastikan mereka hamper dapat dipastikan mayoritas umat Islam di dunia mengenal mayoritas umat Islam di dunia mengenal dan tidak perlu lagi menjelaskan secara dan tidak perlu lagi menjelaskan secara detail.detail.

KeduaKedua : Keempat Imam Mazhab tersebut : Keempat Imam Mazhab tersebut merupakan Imam Mujtahid mutlak merupakan Imam Mujtahid mutlak MustaqilMustaqil, yaitu Imam mujtahid yang , yaitu Imam mujtahid yang mampu secara mandiri menciptakan mampu secara mandiri menciptakan manhaj al-Fikr, pola metode, proses dan manhaj al-Fikr, pola metode, proses dan prosedur istinbath dengan seluruh prosedur istinbath dengan seluruh perangkat yang dibutuhkan. Imam Ghazali perangkat yang dibutuhkan. Imam Ghazali belum necapai derajat seperti empat belum necapai derajat seperti empat Imam Mazhab itu. Beliau masih mengikuti Imam Mazhab itu. Beliau masih mengikuti mahab Imam Syafi’i.mahab Imam Syafi’i.

Page 40: Aswaja an-nahdliyah

KetigaKetiga ; Para Imam Mazhab itu mempunyai murid yang ; Para Imam Mazhab itu mempunyai murid yang secara konsisten mengajar dan mengembangkan secara konsisten mengajar dan mengembangkan mazhabnya yang didukung oleh buku induk yang mazhabnya yang didukung oleh buku induk yang masih terjamin keasliaanya hingga saat ini.masih terjamin keasliaanya hingga saat ini.

Keempat : Ternyata para Imam Mazhab itu Keempat : Ternyata para Imam Mazhab itu mempunyai mata rantai dan jaringan intelektual di mempunyai mata rantai dan jaringan intelektual di antara mereka.antara mereka.

Imam Ahu Hanifah pada waktu menuanaikan ibadah Imam Ahu Hanifah pada waktu menuanaikan ibadah haji sempat bertemu dengan Imam Malik di Madinah. haji sempat bertemu dengan Imam Malik di Madinah. Hal itu merupakan pertemuan dua tokoh besar dari Hal itu merupakan pertemuan dua tokoh besar dari dua aliran yang berbeda. Imam Abu Hanifah sebagai dua aliran yang berbeda. Imam Abu Hanifah sebagai tokoh aliran tokoh aliran ahlu al-Rayiahlu al-Rayi, sedang Imam Malik , sedang Imam Malik merupakan tokoh aliran merupakan tokoh aliran ahlu al-Hadistahlu al-Hadist. Kedua tokoh ini . Kedua tokoh ini sempat melakukan dialog ilmiah interaktif di Madinah, sempat melakukan dialog ilmiah interaktif di Madinah, yang berakhir dengan sikap saling memuji dan yang berakhir dengan sikap saling memuji dan mengkuti kepakaran masing-masing di hadapan mengkuti kepakaran masing-masing di hadapan pengikutnya.pengikutnya.

Peristiwa itu kemudian mendorong salah seorang Peristiwa itu kemudian mendorong salah seorang murid senior Imam Abu Hanifah, yakni Imam murid senior Imam Abu Hanifah, yakni Imam Muhammad bin Hasan, belajar kepada Imam Malik di Muhammad bin Hasan, belajar kepada Imam Malik di Madinah selama dua tahun.Madinah selama dua tahun.

Page 41: Aswaja an-nahdliyah

Tasawuf Aswaja An-NahdliyahTasawuf Aswaja An-Nahdliyah Aswaja memiliki prinsip, bahwa hakikat Aswaja memiliki prinsip, bahwa hakikat

tujuan hidup adalah tercapainya dunia tujuan hidup adalah tercapainya dunia akhirat san selalu mendekatkan diri akhirat san selalu mendekatkan diri kepada Allah SWA. Untuk dapat kepada Allah SWA. Untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah, dicapai mendekatkan diri kepada Allah, dicapai melalui perjalanan spiritual, yang melalui perjalanan spiritual, yang bertujuan untuk memperoleh hakikat bertujuan untuk memperoleh hakikat dan kesempurnaan hidup manusia (dan kesempurnaan hidup manusia (insan insan kamilkamil). Namun hakikat yang diperoleh ). Namun hakikat yang diperoleh tersebut tidal boleh meninggalkan garis-tersebut tidal boleh meninggalkan garis-garis syariat tang telah ditetapkan oleh garis syariat tang telah ditetapkan oleh Allah dalam al-Qur’an dan Allah dalam al-Qur’an dan SunnahSunnah Rasulullah SAW. Syariat harus Rasulullah SAW. Syariat harus merupakan dasar untuk pencapaian merupakan dasar untuk pencapaian hakikat. Inilah prinsip yang dipegangi hakikat. Inilah prinsip yang dipegangi tashawwuftashawwuf (tasawuf) Aswaja. (tasawuf) Aswaja.

Page 42: Aswaja an-nahdliyah

Secara jama’ah, kaum Nahdliyin dapat Secara jama’ah, kaum Nahdliyin dapat memasuki kehidupan sufi melalui cara-memasuki kehidupan sufi melalui cara-cara yang telah digunakan oleh cara yang telah digunakan oleh seorang sufi tertentu dalam bentuk seorang sufi tertentu dalam bentuk thariqoh thariqoh ( terikat). Tidak semua terikat ( terikat). Tidak semua terikat yang ada dapat diterima. Kaum Aswaja yang ada dapat diterima. Kaum Aswaja an-Nahdliyah menerima tarikat yang an-Nahdliyah menerima tarikat yang memiliki sanad sampai dengan Nabi memiliki sanad sampai dengan Nabi Muhammad, sebab beliau pemimpin Muhammad, sebab beliau pemimpin seluruh perlaku kehidupan umat Islam. seluruh perlaku kehidupan umat Islam. Dari Nabi seorang sufi harus merujuk Dari Nabi seorang sufi harus merujuk dan meneladani. Apabila ada tarikat dan meneladani. Apabila ada tarikat yang sanadnya tidak sampai kepada yang sanadnya tidak sampai kepada Nabi Muhammad, maka kaum Aswaja Nabi Muhammad, maka kaum Aswaja an-Nahdliyah tidak dapat menerima an-Nahdliyah tidak dapat menerima sebagai sebagai thariqah mu’tabarahthariqah mu’tabarah..

Page 43: Aswaja an-nahdliyah

Tradisi Dan BudayaTradisi Dan Budaya Menghadapi budaya atau tradisi, ajaran Menghadapi budaya atau tradisi, ajaran

aswaja menagcu kepada salah satu aswaja menagcu kepada salah satu kaidah figh “ kaidah figh “ al-muhafazhah ‘ala al-al-muhafazhah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al ashlahal ashlah “ (mempertahankan kebaikan “ (mempertahankan kebaikan warisan masa lalu dan mengkreasi hal warisan masa lalu dan mengkreasi hal baru yang lebih baik). Kaidah ini baru yang lebih baik). Kaidah ini menuntut untuk memperlakukan menuntut untuk memperlakukan fenomena kehidupan secara seimbang fenomena kehidupan secara seimbang dan proporsional. Seseorang harus bisa dan proporsional. Seseorang harus bisa mengapresiasi hasil-hasil kebaikan yang mengapresiasi hasil-hasil kebaikan yang dibuat orang-orang pendahulu (tradisi dibuat orang-orang pendahulu (tradisi yang ada), dan bersikap kraetif mencari yang ada), dan bersikap kraetif mencari bebagai terobosan baru untuk tradisi bebagai terobosan baru untuk tradisi baru untuk menyempurnakan tradisi baru untuk menyempurnakan tradisi tersebut atau menciptakan tradisi baru tersebut atau menciptakan tradisi baru tetap bergerak ke depan dan tidak tetap bergerak ke depan dan tidak tercerabut dari akar tradisinya.tercerabut dari akar tradisinya.

Page 44: Aswaja an-nahdliyah

KemasyarakatanKemasyarakatan A. Mabadi’ Khaira UmmahA. Mabadi’ Khaira Ummah Muktamar (dulu disebut kongres) Nahdlatul Muktamar (dulu disebut kongres) Nahdlatul

Ulama ke 13, tahun 1935’ antara lain Ulama ke 13, tahun 1935’ antara lain memutuskan sebuah kesimpulan, bahwa kendala memutuskan sebuah kesimpulan, bahwa kendala utama yang menghambat kemampuan umat utama yang menghambat kemampuan umat melaksanakan melaksanakan amar ma’ruf nahi al-munkaramar ma’ruf nahi al-munkar dan dan menegakkan agama adalah karena kemiskinan menegakkan agama adalah karena kemiskinan dan kelemahan di bidang ekonomi. Maka dan kelemahan di bidang ekonomi. Maka muktamar mengamanatkan PBNU (dulu namanya muktamar mengamanatkan PBNU (dulu namanya HBNO) untuk mengadakann gerakan penguatan HBNO) untuk mengadakann gerakan penguatan ekonomi warga. Para pemimpin NU waktu itu ekonomi warga. Para pemimpin NU waktu itu menyimpulkan bahwa kelemahan ekonomi ini menyimpulkan bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya sumber daya manusianya bermula dari lemahnya sumber daya manusianya (SDM). Mereka lupa meneladani sikap Rasulullah (SDM). Mereka lupa meneladani sikap Rasulullah sehingga kehilangan ketangguhan mental. sehingga kehilangan ketangguhan mental. Setelah diadakan pengkajian, disimpulkan ada Setelah diadakan pengkajian, disimpulkan ada beberapa prinsip ajaran Islam yang perlu beberapa prinsip ajaran Islam yang perlu ditanamkan kepada warga NU agar bermental ditanamkan kepada warga NU agar bermental kuat sebagai modal perbaikan sosial ekonomi kuat sebagai modal perbaikan sosial ekonomi yang disebut yang disebut Mabadi’ khaira UmmahMabadi’ khaira Ummah, atau langka , atau langka awal membangu umat yang baik. Diantara lima awal membangu umat yang baik. Diantara lima prinsip prinsip Mabadi’ khaira Ummah Mabadi’ khaira Ummah adalah :adalah :

Page 45: Aswaja an-nahdliyah

Al-ShidquAl-Shidqu Sebagai salah satu sifat Rasulullah, al-Sebagai salah satu sifat Rasulullah, al-

Shidqu, berarti jujur, benar, Shidqu, berarti jujur, benar, keterbukaan, tidak bohong, satunya keterbukaan, tidak bohong, satunya hati-kata-perbuatan. Setiap warga hati-kata-perbuatan. Setiap warga nahdliyin, mula-mula dituntut jujur nahdliyin, mula-mula dituntut jujur kepada diri sendiri, kemudian kepada kepada diri sendiri, kemudian kepada orang lain. Dalam mu’amalah dan orang lain. Dalam mu’amalah dan bertransaksi harus memegangi sifat al-bertransaksi harus memegangi sifat al-Shidqu ini sehingga lawan dan kawan Shidqu ini sehingga lawan dan kawan kerjanya tidak kawatir tertipu. Itulah kerjanya tidak kawatir tertipu. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saat yang dilakukan oleh Rasulullah saat menjalankan bisnis Sayyidatina menjalankan bisnis Sayyidatina Khadijah. Dari sikap itu beliau Khadijah. Dari sikap itu beliau memperoleh sukses besar. Padahal itu memperoleh sukses besar. Padahal itu memang menjadi perilaku Rasulullah memang menjadi perilaku Rasulullah sepanjang hayatnya.sepanjang hayatnya.

Page 46: Aswaja an-nahdliyah

Al-Amanah wa al-Wafa’bi al-AhdiAl-Amanah wa al-Wafa’bi al-Ahdi Dapat dipercaya memegang Dapat dipercaya memegang

tanggungjawab dan memenuhi tanggungjawab dan memenuhi janji. Amanah juga satu dari sifat janji. Amanah juga satu dari sifat Rasul. Merupakan hal penting bagi Rasul. Merupakan hal penting bagi kehidupan seseorang dalam kehidupan seseorang dalam pergaulan memenuhi kebutuhan pergaulan memenuhi kebutuhan hidup. Sebelum diangkat sebagai hidup. Sebelum diangkat sebagai Rasul. Nabi Muhammad mendapat Rasul. Nabi Muhammad mendapat gelar al-Amin dari masyarakat gelar al-Amin dari masyarakat karena diakui sebagai orang yang karena diakui sebagai orang yang dapat diserahi tanggungjawab. dapat diserahi tanggungjawab. Satu diantara syarat warga NU Satu diantara syarat warga NU agar sukses dalam kehidupan agar sukses dalam kehidupan harus percaya dan menepati janji harus percaya dan menepati janji serta disiplin memenuhi agenda.serta disiplin memenuhi agenda.

Page 47: Aswaja an-nahdliyah

Al-‘AdalahAl-‘Adalah Berarti bersikap adil, propesional, obyektif dan Berarti bersikap adil, propesional, obyektif dan

mengutamakan kebenaran. Setiap warga mengutamakan kebenaran. Setiap warga nahdliyah harus memegangi kebenaran obyektif nahdliyah harus memegangi kebenaran obyektif dalan pergaulan untuk mengembangkan dalan pergaulan untuk mengembangkan kehidupan. Orang yang bersikap adil meski kehidupan. Orang yang bersikap adil meski kepada diri sendiri akan dipandang orang lain kepada diri sendiri akan dipandang orang lain sebagai tempat berlindung dan tidak menjadi sebagai tempat berlindung dan tidak menjadi ancaman. Warga Nahdliyin yang bias menjadi ancaman. Warga Nahdliyin yang bias menjadi pengayom bagi masyarakatnya sekaligus pengayom bagi masyarakatnya sekaligus memudahkan dan membuka jalan memudahkan dan membuka jalan kehidupannya. Sikap adil juga merupakan ciri kehidupannya. Sikap adil juga merupakan ciri utama penganut sunni-Nahdliyin dalam utama penganut sunni-Nahdliyin dalam kehidupan bermasyarakat. Dan bila ini benar-kehidupan bermasyarakat. Dan bila ini benar-benar mampu menjadi karakter Nahdliyin, benar mampu menjadi karakter Nahdliyin, berarti juga wujud dari prinsip risalah kenabian berarti juga wujud dari prinsip risalah kenabian rahmah lil’Alamin, yang berarti bukan hanya rahmah lil’Alamin, yang berarti bukan hanya manfaat bagi diri sendiri atau golongan, tapi manfaat bagi diri sendiri atau golongan, tapi penebar kasih buat semua orang. Ini penting penebar kasih buat semua orang. Ini penting bagi suksen seseorang dalam mengarungi bagi suksen seseorang dalam mengarungi kehidupan.kehidupan.

Page 48: Aswaja an-nahdliyah

Al-Ta’awunAl-Ta’awun Artinya tolong menolong, atau saling Artinya tolong menolong, atau saling

menolong diantara sesame kehidupan. menolong diantara sesame kehidupan. Ini sesuai dengan jati diri manusia Ini sesuai dengan jati diri manusia sebagai mahkluk social, yang dia tidak sebagai mahkluk social, yang dia tidak bias hidup tanpa kerja sama dengan bias hidup tanpa kerja sama dengan mahkluk lain, sesama manusia, dengan mahkluk lain, sesama manusia, dengan binatang, maupun alam sekitar. Setiap binatang, maupun alam sekitar. Setiap warga nahdliyin harus menyadari warga nahdliyin harus menyadari posisinya ditengan sesame mahkluk, posisinya ditengan sesame mahkluk, harus bias menempatkan diri, bersedia harus bias menempatkan diri, bersedia menolong dan butuh pertolongan. Dalam menolong dan butuh pertolongan. Dalam agama Islam, tolong menolong agama Islam, tolong menolong merupakan prinsip bermuamalah. Karena merupakan prinsip bermuamalah. Karena itu dalam jual beli misalnya, kedua belah itu dalam jual beli misalnya, kedua belah pihak harus mendapat keuntungan, tidak pihak harus mendapat keuntungan, tidak boleh ada satu pihak yang dirugikan. boleh ada satu pihak yang dirugikan. Sebab prinsipnya ta’awun, pembeli Sebab prinsipnya ta’awun, pembeli menginginkan barang, sedang penjual menginginkan barang, sedang penjual menginginkan uang.menginginkan uang.

Page 49: Aswaja an-nahdliyah

Al-IstiqamahAl-Istiqamah Istiqamah adalah sikap mantap, tegak, Istiqamah adalah sikap mantap, tegak,

konsisiten, tidak goyah oleh godaan yang konsisiten, tidak goyah oleh godaan yang menyebabkan menyimpang dari aturan hokum menyebabkan menyimpang dari aturan hokum dan perundangan. Di dalam al-Qur’an dijanjikan dan perundangan. Di dalam al-Qur’an dijanjikan kepada orang yang beriman dan istiqamah, akan kepada orang yang beriman dan istiqamah, akan memperoleh kecerahan hidup, terhindar dari memperoleh kecerahan hidup, terhindar dari ketakutan dan kesusahan, dan ujungnya ketakutan dan kesusahan, dan ujungnya mendapatkan kebahagiaan. Untuk mendapat mendapatkan kebahagiaan. Untuk mendapat sukses hidup warga Nahdliyin harus memegangi sukses hidup warga Nahdliyin harus memegangi sifat konsisten ini, tahan godaan dan tidak sifat konsisten ini, tahan godaan dan tidak tergiur untuk melakukan penyimpangan yang tergiur untuk melakukan penyimpangan yang hanya menjanjikan kebahagiaan sesaat dan hanya menjanjikan kebahagiaan sesaat dan kesengsaraan jangka panjang. Sikap konsisten kesengsaraan jangka panjang. Sikap konsisten akan membuat kehidupan tenang yang bias akan membuat kehidupan tenang yang bias menumbuhkan inspirasi, inisiatif, dan kreasi menumbuhkan inspirasi, inisiatif, dan kreasi mengatasi segala halangan dan kesulitan. mengatasi segala halangan dan kesulitan. Istiqamah menghindarkan dari kesulitan hidup Istiqamah menghindarkan dari kesulitan hidup dan atau mengalami jalan buntu. Istiqamah dan atau mengalami jalan buntu. Istiqamah berarti berpegang teguh pada prinsip-prinsip berarti berpegang teguh pada prinsip-prinsip keyakinan dan merutinkan amaliyah sesuai keyakinan dan merutinkan amaliyah sesuai keyakinan tersebut.keyakinan tersebut.