asuhan keperawatan pada pasien dengasuhan keperawatan pada pasien dengan ketuban pecah dinian...
DESCRIPTION
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINITRANSCRIPT
KETUBAN PECAH DINIDEFINISI
1. Pecahnya selaput ketuban beberapa jam sebelum inpartu.
2. Pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.
Prinsipnya ketuban yang pecah sebelum waktunya
Normal selp.ketuban pecah pada akhir kala I dan
awal kala II, kadang perlu amniotomi
Manifestasi klinik1. Keluar cairan ketuban (jernih, warna putih
keruh, kuning, hijau atau kecoklatan) sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Disertai demam jika sdh ada infeksi
3. Janin mudah diraba.
4. Px.dalam : selp.ketuban tdk ada, air ketuban sdh kering.
5. Inspekulo : tampak air ketuban
mengalir, selp.ketuban tdk ada,
air ketuban sdh kering.
Faktor Predisposisi/resiko1. Kehamilan multiple
2. Riwayat preterm sebelumnya
3. Senggama dgn higiene buruk infeksi
4. Perdarahan pervaginam
5. Bakteriuria (resiko 2 x)
6. pH vagina diatas 4 – 5
7. Cervik tipis (kurang 39 mm)
8. Flora vagina abnormal
9. Fibronektin > 50 mg/ml
10. Kadar CRH maternal tinggi misal pd stress
Patofisiologi 65 % kasus berhubungan dgn infeksi.Kolagen tdpt pd lapisan kompakta
amnion, fibroblas, jar.retikuler korion dan trofoblas.
Sintesa maupun degradasi kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi IL-1 dan PG.
Jika tjd infeksi dan inflamasi tjd pe ↗aktifitas IL-1 dan PG menghasilkan kolagenase jaringan tjd depolarisasi kolagen pd selp.amnion mjd tipis, lemah, mudah pecah spontan.
Patofisiologi infeksi
1. Asending infeksi hubungan dg dunia luar krn KPD.
2. Infeksi intraamnion penjalaran infeksi mel. ddg uterus, selp.janin.
3. Infeksi sistemik mel.plasenta (sirkulasi fetomaternal)
4. Tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk.
Faktor KPD pd partus preterm (20 – 37 mgg)
1. Iatrogenik
2. Maternal
3. Fetal
4. Cairan amnion
5. Plasenta
6. Uterus
Mekanismenya :
Terjadi pembukaan prematur cervik.
Membran yg terkait dg pembukaan tjd :
Devaskularisasi
Nekrosis pecah spontan
Jar ikat ber < (penyangga membran)
Daya tahan membran lemah, ditambah infeksi yg mengeluarkan enzim proteolitik dan kolagenase.
Diagnosa infeksi intrapartum
1. Febris diatas 38C2. Ibu takikardia ( > 100 )
3. Fetal takikardia ( > 160 )
4. Nyeri abdomen, nyeri tekan uterus
5. Cairan amnion keruh/hijau dan berbau
6. Leukositosis
7. Kultur darah
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan leukosit darah
2. Pemeriksaan C reaktif protein (CRP) .
3. Tes lakmus ( test nitrazin ) .
4. Test Pakis.
5. Amniosentesis ( kultur dan kematangan paru janin)
6. USG
Penatalaksanaan
1. KPD (+) aterm/preterm rujuk ke RS2. Jk janin hidup dan tali pusat prolaps,
rujukdgn posisi panggul lebih tinggi dari badan (jk perlu sujud)
3. Kalau perlu kepala janin didorong ke atas dgn 2 jari agar tali pusat tdk tertekan.
4. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat yg dilapisi plastik.
1. Observasi keadaan ibu dan janin.
Lanjutan …
6. Kehamilan < 32 mgg konservatif :Tirah baringSedatifAntibiotikGlukokortikoidTokolisis
Jk tjd infeksi akhiri kehamilan.
7. Kehamilan 33 – 35 mgg konservatif selama 24 j lalu induksi persalinan Jk tjd infeksi akhiri kehamilan.
Lanjutan …
8. Kehamilan > 36 mgg :
Bila ada HIS pimpin meneran dan lakukan akselerasi kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5, atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5.
Sectio cesaria bila ketuban pecah kurang dari 5 jam dan skor pelvik kurang dari 5.
Indikasi induksi
1. Pertimbangkan waktu apakah
6, 12 atau 24 jam.
2, Berat janin sebaiknya diatas 2000 gr
3. Terdapat tanda infeksi intra uteri.
Protokol : paling lama 2 x 24 jam setelah ketuban pecah harus sudah lahir.
Dx. Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d ruptur membran amnion, flora saluran vagina, bakteri cairan amnion
2. Resiko tinggi terjadinya injuri janin b.d tidak adekuatnya cairan amnion, kompresi umbilikal dan perubahan aliran darah padaa umbilikus
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b. d gangguan aliran udara ke alveoli atau bagian utama paru dampak emboli cairan ketuban.
Lanjutan….
4. Cemas b.d kemungkinan persalinan premature, persalinan dengan operasi sectio cesaria
5. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang ruptur membran amnion
6. Ketegangan peran perawatan keluarga dirumah b.d bed rest, adanya anak kecil di rumah , pembatasan kerja
Dx. Resiko tjd infeksi
Kaji tanda - tanda vital tiap 4 jam (lihat indikasi), laporkan bila suhu tubuh janin lebih dari 38 ˚C.Monitor pemeriksaan darah lengkap, laporkan jika ada peningkatanKolaborasi pemberian antibiotik sesuai kultur. Kaji kelainan yang terjadi pada vagina, palpasi fundus uteri tiap 4 jamDiskusikan tanda dan gejala amnionitis, vaginitisHindari pemeriksaan dalam terlalu sering.Kaji aktifitas dan denyut jantung janin sesuai indikasi
Dx.Resti tjd injuri janin
Kaji denyut jantung janin , monitor terus pergerakan janin selama 24 - 48 jam ,lalu dilanjutkan tiap 4 - 8 jam
Kaji posisi janin dengan pemeriksaan leopold
Antisipasi kemungkinan prolap tali pusat dan respon kegawatan janin
Observasi perkembangan USG janin
Dx.Resti kerusakan pertukaran gas
Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan, pengunaan otot bantu dan napas bibir.Tinggikan kepala tempat tidur sesuai kebutuhan/toleransi pasien.Awasi tanda-tanda vital, adanya penurunan dan tambahan bunyi napas.Observasi tanda-tanda cianosis, tingkat kesadaran/perubahan mental.Kolaborasi pemeriksaan seri GDA / nadi oksimetriKolaborasi pemberian oksigen dengan metode yang tepat.